Anda di halaman 1dari 20

PENCEMARAN TANAH DAN PERSPEKTIF ISLAM

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah :
“Fiqih Lingkungan”

Oleh :
Sheril Andrina Putri (H05219016)

Dosen Pengampu :
Abdul Hakim, M.T

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2021

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan segala puji dan syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa yang menguasai seluruh alam semesta dan memberikan perlindungan kepada
seluruh umat-Nya, maka akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sebagai
judul dalam makalah ini penulis memilih “PENCEMARAN TANAH DAN
PERSPEKTIF ISLAM”, namun penulis sadari walaupun telah banyak masukan,
arahan, bimbingan yang diberikan terutama oleh teman dan dosen pengampu dalam
upaya menyempurnakan makalah ini, namun ini jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangan. Hal ini merupakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
penulis, dan bukan merupakan suatu kesengajaan.
Berangkat dari pendapat, bahwa banyak pendapat orang akan lebih
menyempurnakan pendapat kita dalam mencapai tujuan, maka dengan segala
kerendahan hati penulis mengharapkan masukan, kritik serta saran yang bersifat
membangun sekaligus memperbaiki guna sempurnanya makalah ini.
Pada kesempatan yang baik ini dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat
yang sangat dalam maka penulis menghaturkan terima kasih, kepada :
1. Kepada Abdul Hakim, M.T., Selaku dosen pengampu dalam mata kuliah “Fiqih
Lingkungan”.
2. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama penulisan membuat
makalah ini.
Karena atas bimbingan dan arahan serta pengajaran beliau-beliau tersebut maka
penulis memperoleh pengetahuan yang sangat berharga. Semoga SWT memberkahi dan
melindungi Bapak, Ibu, dan teman-teman sekalian.

Surabaya, 11 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i


KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................4
1.1. Latar belakang ................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
1.3. Tujuan ............................................................................................................ 5
1.4. Manfaat .......................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 6
2.1. Pengertian Pencemaran Udara ....................................................................... 6
2.2. Penyebab Terjadinya Pencemaran Udara....................................................... 6
2.3. Bahaya Terjadinya Pencemaran Udara .......................................................... 15
2.4. Cara Penanggulangan Terjadinya Pencemaran Udara ................................... 16
2.5 Perspektif Islam Terhadap Pencemaran Udara ............................................... 17
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 19
3.1. Kesimpulan .................................................................................................... 19
3.2. Saran............................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pergeseran pola penggunaan lahan di Indonesia terjadi akibat adanya
pertambahan jumlah penduduk serta peningkatan jumlah kegiatan pembangunan.
Sering dijumpai pola penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kaidah penataan
ruang dan kemampuan serta kesesuaian lahan, sehingga timbul masalah seperti
lahan kritis, hilangnya lahan pertanian yang subur, dan terjadinya pencemaran
tanah. Pertumbuhan ekonomi dan industri yang menyebabkan terjadinya
kecenderungan kepada perubahan siklus alami, terutama mengenai perubahan-
perubahan sungai dan kegiatan lain yang dapat mengurangi produktivitas biologis.
Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk
hidup di muka bumi. Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan.
Manusia, hewan hidup dari tumbuhan. Memang ada tumbuhan dan hewan yang
hidup di laut, tetapi sebagian besar dari makanan kita berasal dari permukaan
tanah. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban kita menjaga kelestarian tanah
sehingga tetap dapat mendukung kehidupan di muka bumi ini. Akan tetapi,
sebagaimana halnya pencemaran air dan udara, pencemaran tanah pun akibat
kegiatan manusia juga.
Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah
Indonesia banyak yang digunakan sesuai aturan yang berlaku tanpa memperhatikan
dampak jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut. Salah satu
diantaranya, penyelenggaraan pembangunan Pembangunan kawasan industri di
daerah-daerah pertanian dan sekitarnya menyebabkan berkurangnya luas areal
pertanian, pencemaran tanah dan badan air yang dapat menurunkan kualitas dan
kuantitas hasil/produk pertanian, terganggunya kenyamanan dan kesehatan
manusia atau makhluk hidup lain.
Dampak negatif yang menimpa lahan pertanian dan lingkungannya perlu
mendapatkan perhatian yang serius, karena limbah industri yang mencemari lahan
pertanian tersebut mengandung sejumlah unsur-unsur kimia berbahaya yang bisa
mencemari badan air dan merusak tanah dan tanaman serta berakibat lebih jauh
terhadap kesehatan makhluk hidup [ CITATION Mus15 \l 1057 ].

4
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah tercantum dalam pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Apakah pengertian dari pencemaran tanah?
2. Apa sajakah sumber penyebab terjadinya pencemaran tanah?
3. Bagaimanakah bahaya terjadinya pencemaran tanah?
4. Bagaimanakah cara penanggulangan terjadinya pencemaran tanah?
5. Bagaimanakah perspektif Islam tentang pencemaran tanah?

1.3. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui pengertian dari pencemaran tanah.
2. Mengetahui sumber penyebab terjadinya pencemaran tanah.
3. Mengetahui bahaya terjadinya pencemaran tanah.
4. Mengetahui cara penanggulangan terjadinya pencemaran tanah.
5. Mengetahui perspektif Islam tentang pencemaran tanah.

1.4. Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan memiliki 2 manfaat, yaitu :
1. Manfaat teoritis
Dapat digunakan menjadi sumber literatur bagi pihak akademik
(mahasiswa, dosen, dan peneliti), maupun masyarakat umum tentang
penyebab, bahaya, dan cara penanggulangan pencemaran tanah.
2. Manfaat praktis
Dapat menjadi acuan bagi masyarakat dan siapapun yang membaca dalam
menerapkan cara penanggulangan pencemaran tanah berdasarkan penyebab
dan bahayanya.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pencemaran Tanah


Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia
masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi
karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial;
penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan
sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah;
air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung
dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang
Pengendalian kerusakan tanah untuk produksi bio massa: “Tanah adalah salah atu
komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral
dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai
kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Tetapi
apa yang terjadi, akibat kegiatan manusia, banyak terjadi kerusakan tanah. Di
dalam PP No. 150 th. 2000 di sebutkan bahwa “Kerusakan tanah untuk produksi
biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku
kerusakan tanah”. Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan
tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah.
Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia
beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada
manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya
[ CITATION Mus15 \l 1057 ].

2.2. Sumber Penyebab Terjadinya Pencemaran Udara


Menurut Situmorang (2017), secara umum pencemaran tanah disebabkan
oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal Penyebab yang disebab
kan oleh faktor internal adalah pencemaran tanah yang diakibatkan oleh aktivitas
alam (secara alamiah) yang sulit diduga maupun dikendalikian dan bahkan tidak
dapat atau sukar diukur. Sedangkan pencemar eksternal adalah pencemaran tanah

6
yang disebabkan oleh aktivitas manusia baik yang disengaja maupun yang tidak
disengaja. Berikut ini sumber pencemar tanah tersebut.
A. Sumber Pencemar Alamiah
Pencemar alamiah adalah pencemaran yang terjadi karena proses alam.
Sumber pencemar alami merupakan istilah untuk menunjuk pencemaran yang
dilakukan oleh alam dan di luar campur tangan manusia seperti akibat letusan
gunung berapi, kebakaran hutan, dekomposisi biotik, debu, dan spora
tumbuhan.
Pencemaran yang terjadi secara alamiah tidak dapat kita prediksi kapan
aakan terjadi dan seperti apa pencemaran tersebut akan berlangsung. Karna
sumber pencemar ini tidak dapat diukur, maka ketika adanya pencemaran
tanah yang terjadi secara alamiah, maka sulit untuk di batasi bahkan tidak bisa
dicegah apabila suatu tanah tercemar karena kondisi alam. Jenis cemaran
alamiah yang terjadi pada tanah tergantung dari aktivitas alam yang terjadi,
sehingga bisa berbagai macam jenis pencemar yang ada, misalnya jenis
organik, an organik maupun radioaktif
1) Letusan gunung berapi
Salah satu gas pencemar yang di hasilkan oleh gunung berapi
adalah SOx. Sebagian besar pencemaran udara oleh gas belerang oksida
(SOx) berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, terutama batu bara.
Adanya uap air dalam udara akan mengakibatkan terjadinya reaksi
pembentukan asam sulfat maupun asam sulfit. Reaksinya adalah sebagai
berikut:
SO2 + H2O  H2SO3
SO3 + H2O  H2SO4
Apabila asam sulfat maupun asam sulfit tersebut ikut berkondensasi
di udara dan kemudian jatuh bersama-sama air hujan sehingga
pencemaran berupa hujan asam tidak dapat dihindari lagi. Hujan asam
ini dapat merusak tanaman, terkecuali tanaman hutan. Kerusakan hutan
ini akan mengakibatkan terjadinya pengikisan lapisan tanah yang subur.
Walaupun konsentrasi gas SOx yang terdispersi ke lingkungan itu
berkadar rendah, namun bila waktu kontak terhadap tanaman cukup lama
maka kerusakan tanaman dapat saja terjadi. Konsentrasi sekitar 0,5 ppm

7
sudah dapat merusakan tanaman, terlebih lagi bila konsentrasi SOx di
Udara lingkungan dapat dilihat dari timbulnya bintik-bintik pada
permukaan daun. Kalau waktu paparan lama, maka daun itu akan gugur.
Hal ini akan mengakibatkan produktivitas tanaman menurun [ CITATION
Pus18 \l 1057 ].

Gambar 1. Lestusan Gunung Berapi


2) Kebakaran hutan
Menurut Peraturan Menteri Kehutanan: kebakaran hutan adalah
suatu keadaan dimana hutan dilanda api sehingga mengakibatkan
kerusakan hutan dan atau hasil hutan yang menimbulkan kerugian
ekonomis dan atau nilai lingkungan. Menurut pakar kehutanan, Prof.
Bambang Hero Saharjo Pembakaran yang penjalaran apinya bebas serta
mengkonsumsi bahan bakar alam dari hutan seperti serasah, rumput,
ranting/cabang pohon mati yang tetap berdiri, log, tunggak pohon,
gulma, semak belukar, dedaunan dan pohon-pohon.
Kebakaran hutan bisa terjadi secara alami atau disebabkan
perbuatan manusia. Kebakaran yang ditimbulkan akibat aktivitas
manusia pun bisa terjadi secara sengaja tau tak sengaja. Kebakaran hutan
secara alami banyak dipicu oleh petir, lelehan lahar gunung api, dan
gesekan antara pepohonan. Sambaran petir dan gesekan pohon bisa
berubah menjadi kebakaran bila kondisi hutannya memungkinkan,
seperti kekeringan yang panjang. Di hutan-hutan subtropis seperti
Amerika Serikat dan Kanada, sambaran petir dan gesekan ranting
pepohonan sering memicu kebakaran. Namun di hutan hujan tropis
seperti Indonesia, hal ini sedikit mustahil. Karena terjadinya petir
biasanya akan diiringi oleh turunnya hujan atau petir terjadi di sepanjang
8
hujan. Sehingga sangat tidak mungkin menimbulkan kebakaran
[ CITATION Pus18 \l 1057 ].

Gambar 2. Kebakaran Hutan


3) Gempa bumi
Gempa bumi merupakan salah satu fenomena alam, dalam Bahasa
Inggris gempa bumidisebut dengan Earthquake merupakan sebuah
fenomena alam yang berupa getaran yang terasa hingga ke permukaan
Bumi. Terjadinya gempa bumi akibat adanya aktivitas dari lempeng-
lempeng bumi (faktor dari dalam bumi) maupun faktor- faktor yang
berasal dari luar Bumi itu sendiri. Ada banyak faktor yang menyebabkan
terjadiya gempa bumi [ CITATION Pus18 \l 1057 ].
Gempa bumi merupakan peristiwa yang bisa terjadi karena
disebabkan oleh berbagai faktor. Maka dari itulah gempa bumi
dibedakan menjadi beragai jenis. Berbagai jenis gempa Bumi antara lain
berdasarkan penyebabnya yaitu sebagai berikut:
a. Gempa bumi tektonik, yaitu gempa bumi yang terjadi disebabkan
karena aktivitas lempeng- lempeng bumi.
b. Gempa bumi vulkanik, yaitu gempa yang terjadi akibat adanya
aktivitas vulkanik gunung berapi.
c. Gempa bumi runtuhan, yaitu gempa bumi yang disebabkan
karena runtuhnya suatu objek.
d. Gempa bumi tumbrukan, yaitu gempa bumi yang disebabkan
karena tabrakan bumi dengan sesuatu, misalnya meteor.
e. Gempa bumi buatan yaitu gempa bumi yang timbul karena
aktivitas manusia.

9
Gambar 3. Gempa Bumi
4) Banjir dan tanah longsor
Banjir dan tanah longsor sudah tidak asing lagi di tengah
pembicaraan masyarakat. Kedua bencana alam tersebut sudah seringkali
melanda daerah-daerah yang ada di indonesia. Bencana-bencana tersebut
datang ketika musim hujan mulai datang. Kedatangan bencana tersebut
sangat sering terjadi di lingkungan kita maupun daerah daerah nan jauh
di sana. Kekhwatiran pun terjadi dimana-mana akibat kedua bencana
tersebut. baik dalam sektor ekonomi maupun kesehatan pada
masyarakat. Dampak yang terjadi akibat banjir dan longsor tersebut
sangatlah merugikan bagi sektor ekonomi maupun kesehatan.
Banyak faktor-faktor yang mengakibatkan terjadinya bencana banjir
dan tanah longsor. Dalam bentuk penyebabnya, ada dua faktor yang
menjadikan banjir dan tanah longsor datang, yakni faktor yang terjadi
karna alam dan faktor dari aktivitas manusia itu sendiri. Faktor alamiah
penyebab banjir seperti hujan, gelombang laut yang besar, pedangkalan
atau sedimentasi sungai yang berlebihan, salju mencair, dan angin ribut
[ CITATION Pus18 \l 1057 ].

10
B. Sumber Pencemar Buatan
Sumber pencemaran tanah buatan atau non alamiah, dimana pencemaran
terjadi atau disebabkan oleh aktivitas yang dilakukan oleh manusia yang dapat
menimbulkan dampak pencemaran terhadap tanah. Kemajuan Ilmu
pengetahuan dan teknologi menyebabkan manusia berlomba melakukan
aktivitas sesuai dengan era atau zamanya. Manusia dalam melakukan
aktivitasnya pasti membutuhkan sarana atau produkt yang dibutuhkan, untuk
melakukan hal tersebut maka dibutuhkan lahan ataupun sarana. Pada
kenyataanya ada beberapa aktivitas manusia yang menimbulkan efek samping
atau berdampak pada lingkungan salah satunya pada tanah.
Menurut Notodarmojo (2013), sumber pencemar tanah dapat digolongkan
menjadi lima sumber yaitu:
1) Sumber yang berasal dari tempat atau kegiatan yang dirancang untuk
membuang dan mengalirkan (discharge) zat atau substansi
Contoh sumber pencemar ini antara lain adalah tangki septik, sumur
injeksi dan land application. Sumur injeksi merupakan sumber
kontaminan, bila yang diinjeksi adalah air yang terkontaminasi atau
limbah. Injeksi limbah ke dalam lapisan dalam bumi biasanya dilakukan
oleh industri minyak, serta panas bumi. Seringkali air limbah terolah
atau yang belum terolah seringkali disemprotkan pada tanah atau
tanaman (land aplication), dengan maksud memanfaatkan
mikroorganisme tanah dan tanaman untuk mendegradasi kontaminan
organik yang ada dalam limbah industri atau limbah domestik, jelas
kegiatan ini juga merupakan salah satu sumber pencemar yang potensial
mengancam kualitas tanah.

Gambar 4. Sumur Injeksi


11
Penggunaan sumur-sumur injeksi yang tidak sesuai dengan
peruntukan serta lemahnya kontrol yang ada menyebabkan terjadinya
kebocoran, hal ini akan mengakibatkan zat-zat pencemar yang terdapat
pada sumur tersebut masuk ke dalam tanah, dan akan mencemari air
tanah.
2) Sumber yang berasal dari tempat atau kegiatan yang dirancang untuk
mengolah atau membuang (dispose) zat atau substansi
Contoh sumber pencemar ini antara lain, landfill, tempat
pembuangan limbah pertambangan, kolam penampungan dan tempat
penyimpanan atau pembuangan limbah berbahaya dan material
radioaktif. Landfill atau tempat pembuangan akhir sampah yang
kemudian di timbun, mempunyai potensi sebagai pencemar yang berasal
dari air lindi (leachate). Karena sampah yang dibuang beraneka ragam,
maka kualitas lindi yang mencemari tanah juga bervariasi. Umumnya
lindi mempunyai COD dan BOD yang tinggi, TDS, TOC, senyawa
nitrogen dan berbagai jenis logam berat. Di Indonesia, dimana rata-rata
curah hujannya tinggi, maka potensi atau resiko pencemaran tanah dan
air tanah akibat landfill akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan
daerah curah hujan sedang atau rendah.

Gambar 5. Landfill
3) Sumber yang berasal dari tempat atau kegiatan transportasi zat atau
substansi
Contoh dari sumber ini adalah saluran riol (sewer) atau saluran
limbah. Selain itu jaringan pipa gas atau pipa minyak juga termasuk
katagori ini. Walaupun direncanakan dengan baik untuk tidak bocor,
tetapi resiko kebocoran tetap saja terjadi, baik karena kualitas pekerjaan

12
ataupun juga faktor diluar dugaan seperti bencana alam. Selain itu korosi
pada pipa-pipa logam juga dapat menyebabkan fluida yang berada dalam
pipa tersebut.
Dari sistem pipa limbah domestik (sewer) potensi pencemaran tanah
dan air tanah oleh mikroorganisme dan virus patogen akibat bocornya
saluran tersebut sangat tinggi. Kurangnya pemeliharaan terhadap saluran
air limbah domestik seringkali dapat menimbulkan cemaran pada
wilayah yang dilalui. Bocornya pipa-pipa pada sewer menyebabkan
tanah disekitarnya dapat tercemar dari limbah-limbah domestik.
Kandungan limbah domestik menganduk mikroorganisme patogen.

Gambar 6. Saluran Rioll


4) Sumber yang berasal dari konsekuensi suatu kegiatan yang terencana
Contohnya yaitu air irigasi yang berlebihan mengandung pupuk,
akan merembes ke dalam tanah dan mencemari tanah. Hal ini merupakan
salah satu contoh sumber pencemar ini. Penggunaan air irigasi sangat
bermanfaat bagi petani, tetapi seringkali penggunaan air irigasi untuk
keperluan pertanian mengandung pupuk yang digunakan oleh tanaman,
sehingga pupuk tersebut masuk kedalam air irigasi.

13
Gambar 7. Air Irigasi
Demikian pula dengan penggunaan langsung pestisida dan pupuk
dalam kegiatan pertanian. Sumber pencemar lain dalam katagori ini
adalah pencemaran akibat peternakan, dimana pencemar berupa kotoran
binatang yang mengandung zat organik, bakteri dan virus. Seringkali
karna ketidak tahuan para petani menggunakan pestisida tidak sesuai
aturan, penyemprotan pestisida pada area pertanian yang berlebihan
menyebabkan pestisida dapat menempel di tanaman bahkan terjatuh
keatas permukaan tanah dan dapat pula terbawa ke dalam air tanah.
5) Sumber yang berasal dari kegiatan yang menyebabkan adanya jalan
masuk bagi air terkontaminasi masuk ke dalam akifer
Termasuk sumber pencemar ini adalah sumur bor untuk produk atau
eksplorasi minyak, gas dan panas bumi. Pencemar berupa senyawa kimia
yang digunakan dalam pemboran ataupun air yang digunakan dalam
pemboran dapat masukkedalam tanah. Hal ini terutama terjadi bila
kontruksi sumur bor atau sumur gali yang sudah tidak digunakan , dapat
menjadi jalan masuk bagi air yang terkontaminasi seperti air drainase.
Pengerukan tanah dalam jumlah besar juga dapat menyebabkan terbuka
atau terpaparnya batuan dasar (bedrock).

Gambar 8. Sumur Minyak

14
2.3. Dampak Bahaya Terjadinya Pencemaran Tanah
Pada berbagai bidang dampak yang ditimbulkan akibat pencemaran tanah,
diantaranya adalah:
A. Pada Kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe
polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena.
Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan
karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-
anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada
seluruh populasi.
Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi
tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air
raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa
bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati.
Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot.
Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati
dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam
dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata
dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas,
pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian
[ CITATION Mus15 \l 1057 ].

B. Pada Ekosistem
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem.
Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia
beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini
dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik
dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan
dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat
memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai
makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah
tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia
asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk
penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini,

15
seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang
telur, meningkatnya tingkat Kematian anakan dan kemungkinan hilangnya
spesies tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang
pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat
menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman
tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini
memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia
derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama [ CITATION
Mus15 \l 1057 ].

2.4. Cara Penanggulangan Terjadinya Pencemaran Tanah


Pencegahan dan penanggulangan merupakan dua tindakan yang tidak
dapat dipisah-pisahkan dalam arti biasanya kedua tindakan ini dilakukan untuk
saling menunjang, apabila tindakan pencegahan sudah tidak dapat dilakukan,
maka dilakukan langkah tindakan. Namun demikian pada dasarnya kita semua
sependapat bahwa tindakan pencegahan lebih baik dan lebih diutamakan
dilakukan sebelum pencemaran terjadi, apabila pencemaran sudah terjadi baik
secara alami maupun akibat aktivisas manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, baru kita lakukan tindakan penanggulangan [ CITATION Mus15 \l 1057 ].
Tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan terhadap terjadinya
pencemaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan macam bahan
pencemar yang perlu ditanggulangi. Ada beberapa langkah penanggulangan untuk
mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah, diantaranya:
A. Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang
tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-
situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi.
Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan,
venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan
kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah
tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut

16
disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke
bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak
yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan
off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
B. Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan
untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang
kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
C. Fitoremediasi
Fitoremediasi adalah teknologi pembersihan, penghilangan atau
pengurangan polutan berbahaya, seperti logam berat, pestisida, dan senyawa
organik beracun dalam tanah atau air dengan menggunakan bantuan
tanaman (hiperakumulator plant). Terdapat beberapa keunggulan dari
karakteristik tanaman hiperkumulator yaitu, mampu menyerap lebih dari
10.000 ppm Mn, Zn, Ni; menyerap lebih dari 1.000 ppm untuk Cu dan Se;
dan menyarap lebih dari 100 ppm untuk Cd, Cr, Pb, dan Co.

2.5 Perspektif Islam Tentang Pencemaran Tanah


Manusia diperintahkan oleh Allah SWT untuk mencari apa yang telah
dianugerahkan kepadanya di muka bumi ini, tetapi Allah SWT juga
memerintahkan agar manusia tidak melupakan tentang persiapan untuk
kepentingan akhirat. Allah SWT selalu memerintahkan manusia agar berbuat baik
sesama makhluk hidup dalam kehidupan di dunia ini, Allah SWT juga mengecam
terhadap orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi ini dan Allah SWT
juga mengatakan bahwa terhadap orang-orang yang berbuat kerusakan di bumi ini
adalah paling tidak disukainya dan terhadap orang- orang itu akan dimasukkan ke
dalam api neraka di hari akhirat nanti (Al-Qashash ayat 77).
Manusia sebagai khalifah Allah di bumi ini haruslah mempergunakan alam
ini secara bertanggung jawab sesuai dengan amanah yang diberikan Allah
kepadanya. Di antara ketentuan Allah SWT dalam memanfaatkan alam ini adalah:
a. Jangan berbuat kerusakan atau bencana terhadap bumi, tanam-tanaman, dan
keturunan (Al-Baqarah ayat 125),

17
b. Jangan mudaratkan diri sendiri maupun orang lain (HR. Bukhari dan
Muslim),
c. Jangan memperoleh harta atau kekayaan dengan jalan yang tidak halal (Al-
Baqarah ayat 168).
Allah juga memperingatkan manusia agar menghindari perbuatan-
perbuatan yang buruk dan tidak mencelakakan sesama manusia. Dalam Islam
telah ada ajaran untuk menggerakkan hati manusia agar tidak merusak
lingkungan dan sumber alam ini.
Di dalam Al-Qur’an, Allah SWT melukiskan betapa hebatnya kerusakan-
kerusakan dan kehancuran baik di darat maupun di laut sebagai akibat dari
perbuatan dan ulah tangan manusia (Ar-Ruum ayat 41). Dalam kaitan dengan Al-
Qur’an ini, maka manusia diwajibkan untuk mengendalikan diri dan mencegah
agar tidak terjadi kerusakan dan kebinasaan di muka bumi dan permukaan laut.
Manusia wajib memelihara kelestarian lingkungan hidupnya, karena dengan
demikian manusia telah memelihara kelangsungan hidup generasi penerusnya
yang akan datang. Kewajiban untuk memelihara lingkungan hidup ini, tidak lain
adalah kewajiban untuk melindungi kepentingan manusia sendiri, karena dalam
perut bumi ini tersedia beraneka ragam sumber kehidupan yang bermanfaat untuk
manusia.
Dalam rangka memelihara keseimbangan dan keserasian hubungan mansia
dengan alam, memelihara terwujudnya ketertiban dan kesejahteraan sosial
sesama manusia, Hukum Islam menegakkan prinsip-prinsip yang wajib menjadi
landasan dan titik tolak aktivitas kekuatan-kekuatan sosial, sehingga terjamin
kehidupan yang teratur, seimbang, dan harmonis. Dengan demikian akan terjadi
kehidupan di dunia dengan penuh kedamaian dalam suasana alam dan lingkungan
yang baik, terjaminnya perkembangan dan gerak sosial secara stabil dan teratur.
Tidak terjadi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup yang menyebabkan
hilangnya keseimbangan dan keserasian kehidupan di dunia ini [ CITATION
Man15 \l 1057 ].

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, didapatkan 5 kesimpulan yang menjawab
tujuan sebagai berikut :
a. Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia
masuk dan merubah lingkungan tanah alami.
b. Sumber penyebab pencemaran tanah terdiri dari sumber pencemar alamiah
dan sumber pencemar buatan. Sumber pencemar alami merupakan istilah
untuk menunjuk pencemaran yang dilakukan oleh alam dan di luar campur
tangan manusia seperti akibat letusan gunung berapi, kebakaran hutan,
dekomposisi biotik, debu, dan spora tumbuhan. Sedangankan sumber
pencemaran tanah buatan atau non alamiah ialah dimana pencemaran terjadi
atau disebabkan oleh aktivitas yang dilakukan oleh manusia yang dapat
menimbulkan dampak pencemaran terhadap tanah.
c. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran tanah bermacam-macam dan
terbagi menjadi dampak terhadap kesehatan dan ekosistem.
d. Tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan terhadap terjadinya
pencemaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan macam
bahan pencemar yang perlu ditanggulangi. Ada beberapa langkah
penanggulangan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh
pencemaran tanah, diantaranya remediasi, bioremediasi, dan fitoremediasi.
e. Allah memperingatkan manusia agar menghindari perbuatan-perbuatan yang
buruk dan tidak mencelakakan sesama manusia. Dalam Islam telah ada
ajaran untuk menggerakkan hati manusia agar tidak merusak lingkungan
dan sumber alam ini.

3.2 Saran
Diperlukan pengkajian lebih lanjut terkait pembahasan penulisan
pencemaran tanah ini, dan disarankan kepada pembaca agar tidak terpacu dengan
tulisan ini dan boleh mengambil informasi dari sumber bacaaan atau literatur
lainnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Manan, A. (2015). Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Dalam Perspektif Hukum


Islam. Jurnal Hukum dan Peradilan, 4(2).
Muslimah. (2015). Dampak Pencemaran Tanah dan Langkah Pencegahan.
AGRISAMUDRA, Jurnal Penelitian, 2(1).
Puspawati, C., & Haryono, P. (2018). Penyehatan Tanah. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.

20

Anda mungkin juga menyukai