Anda di halaman 1dari 38

PEMBUATAN FILTER AIR SEDERHANA PADA

PENGOLAHAN AIR BERSIH

AZMI SYAHIDAH
NISN 1415004

VI JAWARA
SEKOLAH ALAM CENDEKIA
2019

ii
LEMBAR PENGESAHAN

PEMBUATAN FILTER SEDERHANA PADA


PENGOLAHAN AIR BERSIH

Tanggal Lulus Sekolah:

Kabul Budiono, SE Sumaiyah, S.Si

Guru Pembimbing Guru Kelas

Listian Nova, S.Pt

Kepala Sekolah

ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1

1.2 Tujuan Penelitian........................................................................................ 2

1.3 Manfaat Peneiltian …………………………………….............................. 2

1.4 Pembatasan Masalah .................................................................................. 2

1.5 Hipotesa...................................................................................................... 2

BAB II TIJAUAN PUSTAKA......................................................................... 3

2.1 Air.............................................................................................................. 3

2.2 Instalasi Pengolahan Air............................................................................. 4

2.3 Filtrasi......................................................................................................... 4

BAB III BAHAN DAN METODE .................................................................. 5

3.1 Bahan-Bahan............................................................................................... 5

3.2 Alat-Alat..................................................................................................... 5

3.3 Metode........................................................................................................ 5

3.4 Waktu Pelaksanaan Penelitian.................................................................... 6

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 7

4.1 Pembuatan Filter......................................................................................... 7

4.2 Pengamatan Hasil Air Sebelum dan Sesudah Filter.................................. 10

4.3 Nilai Suhu Air Sebelum dan Sesudah Filter............................................... 12

4.4 Nilai pH Air Sebelum dan Sesudah Filter.................................................. 14

4.5 Nilai Kekeruhan Air Sebelum dan Sesudah Filter...................................... 16

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................18

5.1 Kesimpulan................................................................................................. 18

iii
5.2 Saran........................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 19

LAMPIRAN..................................................................................................... 20

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Filter A............................................................................................ 7

Gambar 2. Filter B............................................................................................ 8

Gambar 3. Filter C............................................................................................ 8

Gambar 4. Filter D............................................................................................ 8

Gambar 5. Filter E............................................................................................ 9

Gambar 6. Filter F............................................................................................. 9

Gambar 7. Filter G............................................................................................ 10

Gambar 8. Filter H............................................................................................ 10

Gmabar 9. Hasil Air Filtrasi ............................................................................ 12

Gambar 10. Termometer................................................................................... 13

Gambar 11. Nilai Suhu Air Sebelum dan Sesudah Filter................................. 13

Gambar 12. pH Meter ...................................................................................... 14

Gambar 13. Nilai pH Air Sebelum dan Sesudah Filter.................................... 15

Gambar 14. Turbidimeter................................................................................. 16

Gambar 15. Nilai Kekeruhan Air Sebelum dan Sesudah Filter........................ 17

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Pengukuran Nilai Suhu (°C)............................................... 20

Lampiran 2. Data Pengukuran Nilai pH........................................................... 21

Lampiran 3. Data Pengukuran Nilai Kekeruhan NTU..................................... 22

Lampiran 4. Foto-Foto Pelaksanaan Penelitian................................................ 23

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan air bagi manusia sangatlah penting, kebutuhan air semakin
menipis dan sungai-sungai jernih tercemari oleh air-air limbah akibat kegiatan
manusia. Ketergantungan manusia terhadap air semakin besar sejalan dengan
perkembangan dan aktivitas penduduk yang semakin meningkat. Banyaknya
aktivitas yang dilakukan oleh manusia dapat mengakibatkan limbah yang
merugikan manusia. Oleh karena itu, pentinglah mengolah limbah-limbah itu
terlebih dahulu sebelum dibuang ke perairan (Septisya 2019).
Pabrik-pabrik pengolah pakaian, makanan, kontruksi dan sebagainya
disarankan untuk mengolah limbahnya terlebih dahulu, karena limbah tidak baik
bagi lingkungan sekitarnya. Warga sekitar yang memanfaatkan perairan untuk
kebutuhan sehari-hari menjadi seperti mandi dengan air limbah, air keruh dan air
kotor. Tidak hanya itu hewan-hewan disekitarnya juga tercemar seperti ikan di
sungai, jika ikan itu tercemar air limbah bisa mengakibatkan ikan mati atau ikan
itu hidup tetapi dalam tubuhnya sudah kotor, kena racun, dan bisa saja ada
organnya yang rusak. Ketika manusia menangkap ikan itu dan dijual, dimasak
lalu dimakan, maka manusia yang memakan itu telah terdampak limbah.
Salah satu metode sederhana pengolahan air limbah/kotor menjadi air
bersih adalah dengan sistem penyaringan menggunakan filter. Filter ini bisa
menyaring air keruh menjadi air bersih yang nyaman untuk dipakai kegiatan
sehari-hari. Maka pentinglah setiap pabrik untuk menyiapkan filter air ini karena
dampaknya akan sangat berbahaya untuk lingkungan dan manusia. Pembuatan
filter sederhana tidaklah mahal dan bisa membuatnya sendiri dengan
menggunakan bahan dasar arang aktif, kerikil, pasir, ijuk dan sebagainya.
Sehingga setiap pabrik atau rumah perlu memiliki filter pengolahan limbah (baik
berbahaya atau tidak)/air kotor menjadi air bersih.

1
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengubah air keruh atau kotor menjadi air
bersih yang berguna bagi masyarakat, dan ingin membuat alat penyaring
sendiri yang berguna bagi semua orang, minimal berguna bagi Sekolah
Alam Cendekia .

1.3 Manfaat Penelitian


1. Manfaatnya adalah bisa digunakan memperbanyak air bersih.
2. Dan bisa mengurangi air-air yang tak berguna seperti air keruh, air
limbah, air kotor, dan air bau.
3. Filter ini juga bisa bermanfaat pada pabrik-pabrik kontruksi seperti
besi, cat, beton, seng dan lain-lain yang menghasilkan air limbah
berbahaya.
4. Dan bermanfaat pada warga-warga yang kekurangan air bersih.

1.4 Pembatasan Masalah


1. Penelitian hanya mencakup pembuatan filter sederhana dalam
pengolahan air kotor menjadi air bersih.
2. Parameter air bersih hanya dilihat secara sifat fisik yaitu kekeruhan,
bau, warna, suhu dan pH.

1.5 Hipotesa
Hipotesa dari penelitian adalah filternya bisa digunakan menjadi alat
penyaring air-air kotor dan keruh .

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air
Air merupakan senyawa kimia yang berbentuk cair, sehingga sangat
fleksibel digunakan oleh makhluk hidup sebagai media transportasi makanan di
dalam tubuhnya. Nama senyawa kimia air sering disebut H 2O. Fungsi air bagi
kehidupan tidak pernah dapat digantikan oleh senyawa lain. Air digunakan
manusia selain untuk minum juga untuk kebutuhan sehari-hari lainnya seperti
mandi, mencuci, pertanian, perikanan, perindustrian dan lain-lain.
Penyediaan air bersih untuk kebutuhan manusia harus memenuhi empat
dasar konsep yaitu segi kuantitas, kualitas, kontuinitas dan ekonomi. Dalam
penyediaan air bersih, tidak terlepas darimana sumber mata air berasal. Secara
garis besar, air di alam ini terbagi menjadi air hujan, air permukaan, air tanah dan
air laut. Keempat jenis air tersebut saling berhubungan membentuk siklus,
sehingga sebenarnya jumlah air di alam itu tetap, hanya berputar-putar mengikuti
siklus (Saputri 2011).
Semua air biasanya tidak sempurna, selalu mengandung senyawa
pencemar. Bahkan air hujan juga tercemar debu dan karbon dioksida ketika jatuh
dari langit. Air yang diminum manusia harus sesuai dengan kualitas air minum,
salah satunya tidak mengganggu kesehatan. Kebanyakan senyawa pencemar
berasal dari limbah rumah tangga dan industri. Sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, maka mutu air bersih yang akan
digunakan harus sesuai dengan persyaratan kualitas mutu air dengan parameter
fisik, kimia dan biologi.
Parameter fisik yang harus diperhatikan adalah kekeruhan, warna, suhu,
bau dan pH. Parameter kimia meliputi senyawa organik, logam, sulfide dan lain-
lain. Parameter biologi, unsur-unsur yang diperhatikan adalah keberadaan bakteri.

3
2.2 Instalasi Pengolahan Air
Pada umumnya Instalasi Pengolahan Air merupakan suatu system yang
mengkombinasikan proses koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan disinfeksi
serta dilengkapi dengan dengan pengontrolan proses (PDAM 2008). Instalasi
didesain untuk menghasilkan air bersih yang layak untuk dipakai. Selain itu,
instalasi didesain harus sederhana, efektif, dapat diandalkan, tahan lama dan
murah buatnya. Tujuan sistem pengolahan air untuk mengolah air kotor menjadi
air bersih.

2.3 Filtrasi
Filtrasi adalah proses pemisahan padatan dan larutan, dimana larutan
tersebut dilewatkan melalui suatu media berpori atau materi berpori lainnya untuk
menyisikan partikel tersuspensi yang sangat halus sebanyak mungkin. Proses ini
digunakan pada instalasi pengolahan air minum untuk menyaring airyang telah
dikoagulasi dan diendapkan untuk menghasilkan air minum dengan kualitas yang
baik.
Filtrasi dapat dilakukan dangan menggunakan beberapa jenis filter, antara
lain: saringan pasir lambat, saringan pasir cepat, bahkan dengan menggunakan
teknologi membran. Pada pengolahn air minum umumnya dipergunakan saringan
pasir cepat, karena filter jenis ini memiliki debit pengolahan yang cukup besar
dan penggunaan lahan tidak terlalu besar, biaya murah dan mudah dalam
pengoperasian (Saputri 2011).
Pada perencanaan instalasi pengolahan air minum umunya, saringan pasir
cepat yang digunakan adalah saringan pasir cepat dengan media ganda. Hal ini
dilakukan karena filter dengan media ganda memiliki kelebihan dibandingkan
dengan media tunggal.

4
BAB III
BAHAN DAN METODE

3.1 Bahan - Bahan


a. Bahan Dasar.
Bahan dasar pada penelitian filter ini ada ijuk ,pasir halus,kerikil, batu, tissue
dan arang aktif, sebernanya bisa memakai arang biasa tetapi arang aktif
lebih banyak menyerap koyoran-kotoran yang ada di dalam air.
b. Bahan Pendukung.
Bahan pendukung pada filter ini menggunakan pipa PVC 3inci, keran air
plastik, ember berukuran besar, lem pipa, penutup pipa 3inci 1pcs, sedotan
jelly dan botol aqua besar.

3.2 Alat - Alat


Alat-alat yang digunakan pada filter air tersebut, di antaranya gergaji (bisa
menggunakan gergaji mesin), mesin bor, tang (seperti gunting), amplas, gunting,
lem tembak.

3.3 Metode
a. Filter air sederhana berukuran kecil .
Pertama-pertama siapkan 8 botol air kosong yang dipotong bagian atas,
sepanjang 24 cm. Kemudian dibagian bawah dibuat lubang dan diisi
dengan media filter setinggi 15 cm. Delapan botol air kosong diisi dengan
media yang berbeda-beda.
Filter A : Arang
Filter B: Kerikil
Filter C: Pasir
Filter D: Ijuk
Filter E: Pasir (bagian bawah) dan Kerikil (bagian atas)
Filter F: Kerikil (bagian bawah) dan Pasir (bagian atas)
Filter G: Kerikil, Pasir , dan Arang (dari bawah-atas)
Filter H: Kerikil, Arang, Pasir, Ijuk, Pasir, dan Ijuk (dari bawah-atas)

5
b. Filter sederhana berukuran sedang.
Cara membuat filter berukuran sedang, adalah pertama-pertama siapkan
toples bening berukuran sedang yang sudah dilubangi seukuran pipa yang
telah disiapkan lalu masukkan kran kedalam toples pada lubangnya.
Setelah dimasukkan, masukanlah bahan-bahan dasarnya pada toples
tersebut (dipilih dengan komposisi media filter H).
Pengujian air
Air kotor/air keruh dimasukan ke dalam filter air/alat penyaring air kotor
dan keruh kemudian dilihat/diuji bau, warna, kekeruhan, suhu, dan pH.

3.4 Waktu Pelaksanaan Penelitian


Penelitian dilaksanakannya pada bulan Oktober-November 2019.

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembuatan Filter


Hasil penelitian filter air ini merupakan pencarian filter terbersih diantara 8
filter yang dibuat. Filter ini bernama filter A, B, C, D, E, F, G, dan H. Media
bahan yang ada di filter A sampai H adalah :
Filter A : Arang
Filter B: Kerikil
Filter C: Pasir
Filter D: Ijuk
Filter E: Pasir (bagian bawah) dan Kerikil (bagian atas)
Filter F: Kerikil (bagian bawah) dan Pasir (bagian atas)
Filter G: Kerikil, Pasir , dan Arang (dari bawah-atas)
Filter H: Kerikil, Arang, Pasir, Ijuk, Pasir, dan Ijuk (dari bawah-atas)
Urutannya seperti ini diambil karena beberapa dari penelitian-penelitian
yang pernah dicoba. Dari semua filter tersebut, diamati mana yang paling bersih
dan cocok untuk keperluan sehari-hari. Filter A sampai D itu filter yang
memastikan mana bahan sebenarnya yang cocok untuk filtrasi.
Filter A. Bahan arang ini sangat efektif untuk menghilangkan bau dan rasa
yang ada pada air baku.

Gambar 1. Filter A

Filter B. Bahan kerikil ini membantu proses penyaringan dengan


cepat,dengan syarat air sudah tidak terdapat partikel atau endapan yang berukuran
besar.

7
Gambar 2. Filter B
Filter C. Bahan pasir ini berguna untuk menjernihkan air-air yang kotor dan
keruh. Bahan pasir inilah yang cocok untuk penjernihan air.

Gambar 3. Filter C

Filter D. Bahan ijuk ini terdapat proses yang bernama aerasi. Aerasi
merupakan proses penjernihan dengan memasukan oksigen dalam air. Jika
oksigen dimasukan dalam air maka zat-zat seperti karbon dioksida, hidrogen
sulfana dan metana, itu mempengaruhi rasa dan bau manjadi berkurang.

Gambar 4. Filter D

8
Filter E ini merupakan proses pasir lambat. Pasir lambat adalah saringan air
yang dibuat dari bahan pasir dan kerikil. Posisi pasir ada di paling atas. Sebutan
nya pasir lambat karena saat air kotor dituangkan pada filter E. Air itu akan keluar
dengan sangat lambat.

Gambar 5. Filter E
Filter F adalah kebalikannya filter E. Justru filter F ini memakai proses pasir
cepat. Pasir cepat menggunakan bahan yang sama tetapi posisinya dibalik. Maka
air yang dituangkan pada filter F akan bergerak cepat kebawah. Karena air
kotornya melewati kerikil terlebih dahulu. Maka proses penurunan nya akan lebih
cepat.

Gambar 6. Filter F

Filter G merupakan hasil penelitan orang lain. Lalu dicarilah kenapa orang
itu memakai urutan seperti ini. Filter G urutannya adalah kerikil, pasir dan arang
( berurut dari bawah). Bahan arang pertama untuk menghilangkan bau terlebih
dahulu. Kemudian pasir untuk menjernihkan air kotornya. Terakhir kerikil untuk
menyempurnakan kejernihan air bersihnya.

9
Gambar 7. Filter G

Filter yang memakai banyak bahan itu lebih bersih daripada yang memakai
satu bahan saja. Terbukti difilter H. Filter H yang paling bersih diantara semua
filter. Karena filter H memakai 4 bahan dengan urutan kerikil, arang, pasir, ijuk,
pasir dan ijuk. Maka kualitas air nya lebih bagus karena yang menyerap air
kotornya lebih banyak.

Gambar 8. Filter H

Air sebelum dan sesudah difilter itu dicek dengan suhu, pH, kekeruhan,
warna, dan baunya . Suhunya dicek untuk melihat air mana yang dingin dan segar
untuk dipakai keseharian manusia. Setelah kedelapan filter dicek hasilnya, nanti
hasil terbaik dibuat menjadi filter ukuran sedang.

4.2 Hasil Pengamatan Air Sebelum dan Sesudah Filter


Asal air kotor yang di teliti ini merupakan air kotor dari sungai kecil atau
bisa dibilang kali. Letak sungai tersebut ada di dekat mushola al-barokah atau di
dalam perumahan kartika tetangga Perumahan Pakuan Regency.

10
Setelah airnya diambil masukkan dalam filter yang telah disiapkan yaitu
filter A sampai H. Lalu setelah air nya keluar, diceklah airnya. Selanjutnya
dibawah ini adalah data-data pengamatan sebelum dan sesudah difilter.

Tabel 1. Hasil Pengamatan Air Sebelum Dan Sesudah filter.


Air Warna Bau Suhu pH Kekeruhan
(°C) ( NTU )
Sebelum Filter Coklat Bau 24.7 7.8 86.0
(X)
Filter A Hitam Tidak Bau 26.0 7.7 31.62
Filter B Agak Coklat Bau 26.0 8.0 140.0
Filter C Jernih Bau 25.3 6.8 5.07
Filter D Coklat Tidak Bau 25.0 7.4 104.72
Filter E Agak keruh Tidak Bau 26.0 6.7 17.05
Filter F Agak Keruh Tidak Bau 26.0 7.0 14.11
Filter G Jernih Tidak Bau 27.0 7.3 5.84
Filter H Jernih Tidak Bau 27.0 7.5 5.32
Permenkes 50 TCU Tidak Suhu 6.5-8.5 25
No 32 Tahun Berbau udara ±
2017 3

Warna air sebelum masuk filter berwarna coklat. Kemudian air setelah
masuk filter A menjadi warna hitam, ini adalah warna bahan arang aktif.
Lalu hasil warna filter B berwarna agak kecoklatan yaitu warna hasil
bahan kerikil, karena kerikil tidak bisa menyaring semua partikel. Termasuk
partikel besar karena air nya langsung mengalir kebawah dengan cepat. Jadi air
tidak tersaring lama karena banyak rongganya .
Berikut hasil warna filter C adalah jernih karena menggunakan bahan
pasir. Karena bahan pasir lebih padat dari bahan apapun. Maka tersaring dengan
kecepatan lambat. Maka partikel-partikel akan tersaring semua.
Hasil warna filter D adalah coklat. Karena filter D berbahan ijuk yang
sangat berongga. Ijuk hanya berfungsi menambahkan udara (oksigen). Jadi ijuk
tidak cocok untuk penyaringan air. Hanya cocok untuk menambahkan udara.
Warna air Filter E dan filter F adalah agak kekeruhan karena berbahan
sama yaitu kerikil dan pasir, hanya dibalik urutannya. Jadi hasil warna filter F
sama dengan Filter E.

11
Berikut hasil warna air filter G dan filter H adalah jernih. Karena
menggunakan 3 bahan lebih. Maka yang tersaring dan terserap lebih banyak
dibandingkan filter yang lain. Karena itu filter G dan filter H hasilnya hamper
sama.
Bau air sebelum dan sesudah berbeda-beda. Ini untuk menyaman kan
manusia untuk memakai air nya. Nilai-nilai kebauan ada tidak bau, bau, dan
sangat bau. Filter- filter yang tidak bau ada filter A, filter E, filter F, filter G, dan
filter H. Lalu yang hasil nya bau adalah air sebelum difilter, filter B, filter C, dan
filter D. lalu filter yang menghasilkan sangat bau itu tidak ada.

Gambar 9. Hasil air filtrasi

4.3 Nilai Suhu Air Sebelum dan Sesudah Filter


Suhu air diukur menggunakan thermometer. Cara memakai termometer itu,
hanya dicelupkan ke air, tetapi jangan terlalu dalam mencelupkan nya, dicelupkan
nya hanya bagian merah yang besar. Kalau terlalu dalam akibat nya akan menjadi
pecah alatnya. Lalu setelah dicek harus dibersihkan oleh air tetapi yang
mineralnya sudah dihilangkan oleh sebuah proses. Baru dicelupkan lagi ke air
selanjutnya. Berikut gambar termometer.

12
Gambar 10. Termometer

Suhu merupakan derajat atau tingkat panas air limbah. Yang dijelaskan
menjadi skala-skala. Ukuran suhu yang diambil biasanya adalah Celcius (°C).
Suhu adalah parameter yang penting bagi pengolahan air limbah ini, karena suhu
akan berpengaruh terhadap proses biologis dan fisika (Mastuti 2019).
Suhu air mempengaruhi kecepatan reaksi kimia dan proses air dalam
kehidupan. Suhu air bisa berubah karena perbedaan cuaca atau iklim. Perubahan
suhu juga memperlihatkan aktivitas biologis pada benda yang padat dan gas
dalam air (Lakshita 2019). Berikut hasil pengukuran suhu air sebelum dan setelah
difilter.

27.5
27.0 27.0
27.0
26.5
26.0 26.0 26.0 26.0
26.0
Nilai Suhu ℃

25.5 25.3
25.0
25.0 24.7
24.5
24.0
23.5
X A B C D E F G H
Air

Gambar 11. Nilai Suhu Air Sebelum dan Sesudah Filter

Berdasarkan Gambar 11 bahwa suhu air sebelum dan sesudah difilter


adalah 24.70 – 27.00 °C. Berturut-turut air sebelum difilter suhunya 24.70 °C.
Fiter A suhunya 26.00°C. Lalu selanjutnya Filter B adalah 26.00°C. Filter C
suhunya adalah 25.30°C. Berikutnya Filter D adalah 25.00°C dan Filter E nilai
suhunya adalah 26.00°C. Kemudian nilai Filter F adalah 26.00°C, Filter G nilai
suhunya adalah 27.00°C dan Filter H nilai suhunya adalah 27.00°C.

13
4.4 Nilai pH Air Sebelum dan Sesudah Filter
Selanjutnya mengukur nilai pH dengan menggunakan pH meter. Cara
memakai alat pH meter adalah pertama tekan tombol sampai ada angka di
layarnya. Lalu celupkan pada air yang ingin dicek. Setelah itu angka yang ada di
layarnya akan berubah. Angka yang berubah itulah hasil pH nya. Berkut adalah
gambar alat pH meter.

Gambar 12. pH meter

Nilai pH adalah pengukuran penguraian derajat tingkat keasaman atau


alkali (sebuah cairan). Penilaian pH bisa dilakukan secar konvensional dan
instrument sensor. Pengukuran pH pada percobaan secara instrumen. Instrumen
yang digunakan yaitu adalah pH meter. Nilai pH pada sutatu cairan akan diketahui
melalui pengukuran aktivitas ion-ion H+ (Septisya 2019).
Kelebihan pengukuran menggunakan instrumen pH meter ialah memiliki
daya tahan ukur yang akurat, tepat, dan sensitivitas alat hingga satuan nilai 0.01.
Nilai pH dijadikan sebagai parameter kualitas air karena dapat mempengaruhi tipe
dan laju reaksi di dalam perairan. Setiap organisme perairan memiliki toleran si
yang berbeda terhadap pH (Tanjung 2019).
Nilai pH yang rendah (asam) menunjukkan kandungan ion hidrogen yang
tinggi sehingga kelarutan logam sangat baik, namun sebagian besar makhluk
hidup mati pada kondisi ini. Sebaliknya nilai pH yang tinggi (basa) menyebabkan
peningkatan berbagai mikroorganisme (Tanjung 2019). Berikut ini adalah hasil
pengukuran nilai pH.

14
8.5

8.0
8.0
7.8
7.7
7.4 7.5
7.5 7.3
Nilai pH

7.0
7.0 6.8
6.7

6.5

6.0
X A B C D E F G H
Air

Gambar 13. Nilai pH Air Sebelum dan Sesudah Filter

Berdasarkan Gambar 13 diatas bahwa nilai pH yang diukur berturut-turut


itu berbeda-beda dimulai sebelum filter yaitu nilainya adalah 7.8, Filter A
hasilnya adalah 7.7. Sedangkan Filter B adalah 8.0, Filter C nilai pH adalah 6.8.
Selanjutnya adalah Filter D nilainya yaitu 7.4az,mkbhgghu dan Filter E
mempunyai nilai pH 6.7. Kemudian Filter F hasil nilainya adalah 7.0, Filter G
mempunyai nilai pH 7.3. Dan terakhir Filter H mempunyai nilai pH dengan
derajat angka 7.5.
Nilai pH adalah derajat keasaman pada air. Nilai pH yang bagus adalah 6.5
sampai 8.5 (Permenkes No 32 Tahun 2017). Nilai 7 adalah nilai pH yang paling
bagus. pH diukur untuk mengetahui keasaman air supaya baik untuk digunakan.
Hasil nilai pH air setelah proses filtrasi memenuhi standar dari Permenkes No 32
Tahun 2017.

4.5. Nilai Kekeruhan Air Sebelum dan Sesudah Filter


Nilai kekeruhan dengan alat turbidimeter. Cara menggunakan turbidimeter
adalah pertama masukkan sampel air pada botol kaca kecil dan ditutup. Lalu
sampel air yang ada dibotol masukkan ke dalam alatnya. Lalu tutup penutup
alatnya. Dan tekan tombol “OK” maka di layarnya akan muncul angka hasil
pengecekan.

15
Secara fisik air bersih diindikasikan dengan keadaan yang bening, tidak
berwarna dan tidak berbau. Kondisi seperti ini terjadi jika air tidak dikotori oleh
bahan organic dan anorganik. Sehingga tujuan mengecek kekeruhan gunanya
untuk mengetahui seberapa keruhnya air. Nilai kekeruhan yang semakin kecil
maka semakin bagus kualitas air semakin bagus. Berkut adalah gambar alat
turbidimeter.

Gambar 14. Turbidimeter

Kekeruhan menunjukkan sifat optis air yang menyebabkan pembiasan


cahaya ke dalam air.kekeruhan akan membatasi pencahayaan ke dalam air sifat ini
terjadi karena adanya bahan yang terapung maupun yang terurai seperti bahan
organic, jasad renik, lumpur, tanah liat, dan benda lain yang melayang maupun
terapung (Faisal dkk 2016).
Kekeruhan merupakan tingkat derajat NTU ( Nepholometrik turbidimeter
unit). Air dikatakan keruh, apabila air tersebut mengandung begitu banyak
partikel bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna/keruh. Dari sifat
pengendapannya, bahan- bahan yang mengakibatkan kekeruhan air dapat
dibedakan dalam satu jenis yaitu : bahan-bahan yang mudah diendapkan dan
bahan-bahan yang sukar mengendap. Tingginya nilai kekeruhan juga dapat
mempersulit usaha penyaringan dan mengurangi efektivitas desinfeksi pada
proses penjernihan air (Faisal dkk 2016).

16
160.0
139.99
140.0
120.0
104.72

Nilai kekeruhan
100.0
85.99
80.0
60.0
40.0 31.62
20.0 17.05 14.11
5.87 5.84 5.32
0.0
X A B C D E F G H
Air

Gambar 15. Nilai Kekeruhan Air Sebelum dan Sesudah Filter

Sesuai hasil diatas gambar 15, adalah hasil nilai derajat kekeruhan yaitu
NTU, sebelum dan sesudah filter. Yaitu nilai sebelum filter adalah 86.0.Lalu
filterA nilainya adalah 31.62. filter B mempunyai nilai kekeruhan yaitu 140.0.
Setelah itu filter C nilainya adalah 5.87. Selanjutnya filter D mempunyai nilai
kekeruhannya adalah 104.72. Lalu filter E mempunyai nilai kekeruhan 17.05.
sedangkan filter F nilainya adalah 14.11.selanjutnya filter G mempunyai nilai
kekeruhannya adalah 5.84. lalu terakhir adalah filter H mempunyai nilai
kekeruhan 5.32. itulah hasil nilai-nilai kekeruhan filter air.
Nilai kekruhan yang baik adalah kurang dari 25 NTU sesuai Permenkes
No 32 Tahun 2017 tentang air bersih. Filter yang memnuhi standar ini adalah
filter C, filter E, filter F, filter G,dan filter H.

17
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, maka kesimpulan dari
penelitian ini adalah:
1. Filter dapat digunakan untuk mengubah air kotor atau limbah menjadi air
bersih.
2. Terbentuknya filter air yang bagus dan baik dengan 4 media filter yaitu
kerikil ,pasir ,arang aktif ,dan ijuk. Hal ini karena nilai suhu,kekeruhan dan
pH memenuhi standar air bersih sesuai dengan Permenkes No 32 Tahun
2017.

5.2 Saran
Saran untuk semua masyarakat (pabrik-pabrik, pertokoan, pengelola
limbah, dan masyarakat lainnya) yang membuat filter air mengharuskan air yang
ingin di filter harap diendapkan (diendapkan adalah didiamkan sebentar
membiarkan debu dan partikel akan mengendap di bawah maka yang dimasukan
ke filter airnya saja). Karena jika air dimasukkan filter lebih dulu debu-debu atau
partikel-partikelnya masih banyak yang tidak tersaring.

18
DAFTAR PUSTAKA

[PP] Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001. Tentang Pengelolaan Kualitas Air


dan Pengendalian Pencemar Air.

[PERMENKES] Peraturan Menteri Kesehatan No 32 Tahun 2017. Tentang


Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air
untu Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus per Aqua dan
Pemandian Umum.

Faisal M, Harmadi, Puryanti D. 2016. Perancangan Sistem Monitoring Tingkat


Kekeruhan Air Secara Realtime Menggunakan Sensor TSD-10. Jurnal
Ilmu Fisika. Vol 8 No 1: 9-16.

Lakshita SH. 2019. Efisiensi Instalasi Pengolahan Air Limbah PPSDM Migas
Cepu Berdasarkan Penurunan Kadar Amonia. Tugas Akhir. Bogor. Institut
Pertanian Bogor.

Mastuti IFN. 2019. Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Biologi dan Kebutuhan
Oksigen Kimia pada Sampel Air PPSDM Migas Cepu Secara Titrimetri.
Tugas Akhir. Bogor. Institut Pertanian Bogor.

PDAM Tirta Kerta Raharja. 2008. Laporan Tahunan Instalasi Pengolahan Air
(IPA) Babakan. Tangerang (ID).

Saputri AW. 2011. Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) Babakan
PDAM Tirta Kerta Raharja Kota Tangerang. Skripsi. Jakarta (ID):
Universitas Indonesia.

Septisya AC. 2019. Analisis Kualiatas Air Limbah Domestik Perkantoran Hasil
Instalasi Pengolahan Air Limbah Secara Biologis. Tugas Akhir. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.

Tanjung AP. 2019. Instalasi Pengolahan Air Limbah Kilang Minyak Berdasarkan
Parameter TSS dan COD. Tugas Akhir. Bogor. Institut Pertanian Bogor

19
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data pengukuran nilai Suhu (°C)

Nilai Suhu Pada Filter


Ulangan Ke-
Filter Rata-rata
1 2 3
X 24 25 25 24.7
A 26 26 26 26.0
B 26 26 26 26.0
C 25 26 25 25.3
D 25 25 25 25.0
E 26 26 26 26.0
F 26 26 26 26.0
G 27 27 27 27.0
H 27 27 27 27.0

Penjelasan Jenis-Jenis Air Dalam Filter Air


Air X Air sebelum masuk filter
Air A Isinya : Arang Semua
Air B Isinya : Kerikil Semua
Air C Isinya : Pasir Semua
Air D Isinya : Ijuk Semua
Air E Isinya : Pasir dan Kerikil
Air F Isinya : Kerikil dan Pasir
Air G Isinya : Kerikil, Pasir, dan Arang
Air H Isinya : Kerikil, pasir, Arang, dan Ijuk

20
Lampiran 2. Data pengukuran nilai pH

Nilai pH Pada Filter


Ulangan Ke-
Filter Rata-rata
1 2 3

X 7.9 7.8 7.6 7.8

A 7.5 8 ,0 7.8 7.7


B 8.0 8 ,0 8 ,0 8.0
C 6.9 6.8 6.7 6.8
D 7.5 7.4 7.4 7.4
E 6.7 6.7 6.7 6.7
F 7.1 7 ,0 6.9 7 ,0
G 7.4 7.2 7.3 7.3
H 7.6 7.3 7.5 7.5

Penjelasan Jenis-Jenis Air Dalam Filter Air


Air X Air sebelum masuk filter
Air A Isinya : Arang Semua
Air B Isinya : Kerikil Semua
Air C Isinya : Pasir Semua
Air D Isinya : Ijuk Semua
Air E Isinya : Pasir dan Kerikil
Air F Isinya : Kerikil dan Pasir
Air G Isinya : Kerikil, Pasir, dan Arang
Air H Isinya : Kerikil, pasir, Arang, dan Ijuk

21
Lampiran 3. Data pengukuran nilai kekeruhan (NTU)

Nilai Kekeruhan Pada Filter


Ulangan Ke- Rata- Rata
Filter
1 2 3
X 88.02 84.82 85.12 86.0

A 31.72 31.42 31.72 31.62


B 140.32 139.32 140.32 140.0
C 5.88 5.72 6.01 5.87
D 104.32 105.42 104.42 104.72
E 15.4 17.52 18.22 17.05
F 15.67 14.88 11.77 14.11
G 5.78 5.76 5.99 5.84
H 5.32 5.32 5.32 5.32

Penjelasan Jenis-Jenis Air Dalam Filter Air


Air X Air sebelum masuk filter
Air A Isinya : Arang Semua
Air B Isinya : Kerikil Semua
Air C Isinya : Pasir Semua
Air D Isinya : Ijuk Semua
Air E Isinya : Pasir dan Kerikil
Air F Isinya : Kerikil dan Pasir
Air G Isinya : Kerikil, Pasir, dan Arang
Air H Isinya : Kerikil, pasir, Arang, dan Ijuk

22
Lampiran 4. Foto-foto pelaksanaan penelitian

Penyiapan bahan-bahan

23
24
25
Sampling Air

26
Pelaksanaan Penelitian

27
28
29
30
31
32
Pengolahan Data dan Pembuatan Laporan

33
34

Anda mungkin juga menyukai