Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH

PENGELOLAAN AIR BERSIH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah


Pengelolaan Air Bersih
Dosen Pengampu : Bibit Nasrokhatun Diniah, SKM., M.Kes

Oleh :
HANDITIA KASTIANA
CMR0170047

DEPARTEMEN KESEHATAN LINGKUNGAN SEMESTER 7


PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt, karena atas rahmat dan hidayah-nya saya dapat
menyelesaikan makalah pengelolaan air bersih. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada
dosen pengampu mata kuliah Pengelolaan Air Bersih Ibu Bibit Nasrokhatun Diniah, SKM.,
M.Kes
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
ujian tengah semester mata kuliah pengelolaan air bersih. Di dalam penulisan ini, saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyusun makalah ataupun
tugas lain dimasa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat, tidak hanya bagi saya, tetapi juga rekan-rekan
mahasiswa. Akhir kata saya ucapkan terimakasih.

Kuningan, 12 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar belakang......................................................................................................1
B. Rumusan masalah................................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3

A. Pengertian air........................................................................................................3
B. Klasifikasi mutu air..............................................................................................3
C. Sumber air............................................................................................................4
D. Bahan pencemaran perairan.................................................................................6
E. Baku mutu air.......................................................................................................8
F. Parameter kualitas air...........................................................................................10
G. Proses pengolahan air bersih................................................................................15

BAB III PEMBAHASAN....................................................................................................22


A. Sejarah PDAM Tirta Kepri..................................................................................22
B. Sumber air baku yang digunakan.........................................................................22
C. Klasifikasi air.......................................................................................................23
D. Jenis air.................................................................................................................23
E. Aktivitas pencemar air.........................................................................................23
F. Baku mutu kualitas air baku.................................................................................24
G. Baku mutu kualitas air olahan..............................................................................26
H. Parameter yang menjadi kendala.........................................................................28
I. Metode pengolahan air bersih..............................................................................29
J. Diagram alur proses pengolahan air bersih..........................................................29

BAB IV PENUTUP..............................................................................................................30
A. Kesimpulan............................................................................................................30
B. Saran......................................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................31

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air adalah salah satu kebutuhan vital bagi manusia. Demikian pentingnya
fungsi dan kedudukannya, hingga di jaman modern ini, air menjadi salah satu produk
yang diperjual belikan. Air yang berada di bumi ini oleh manusia dimanfaatkan,
dikembangkan dan didayagunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia serta
mendukung aktivitas dan kegiatannya.
Air selain dapat memberikan manfaat bagi berbagai kepentingan manusia,
namun keberadaannya pun dapat pula memberikan masalah bahkan menimbulkan
bencana yang dapat mengganggu kehidupan manusia serta kerugian baik jiwa
maupun harta benda.
Dari volume air tawar yang ada, sekarang ternyata tidak semua air tawar baik
dikonsumsi oleh manusia dan makhluk hidup. Hal ini karena terjadinya pencemaran.
Dahulu, sebelum terjadinya pencemaran, air permukaan seperti yang ada di sungai,
danau, layak dikonsumsi. Pencemaran air dapat berpengaruh negative terhadap
kesehatan. Sebelum menggunakan air untuk keperluan hidup perlu adanya
pengolahan terlebih dahulu untuk mengeliminai bahan pencemar atau bahan
kontaminan dalam air sehingga air memenuhi syarat bagi peruntukannya. Maka dari
itu pada makalah ini akan mencoba membahas mengenai proses pengolahan air
bersih.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan air?
2. Bagaimana klasifikasi mutu air?
3. Bagaimana sumber airnya?
4. Bagaimana baku mutu airnya?
5. Apa saja parameter kualitas airnya?
6. Bagaimana proses pengelolaan air bersih?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi air
2. Mengetahui klasifikasi mutu air
3. Mengetahui sumber air
4. Mengetahui baku mutu air
5. Mengetahui parameter kualitas air
6. Mengetahui proses pengoahan air bersih

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Air
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat
penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk memajukan
kesejahteraan umum, sehingga merupakan modal dasar dan faktor utama
pembangunan. Air merupakan komponen lingkungan hidup yang penting bagi
kelangsungan hidup dan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain dalam
sistem tata surya ya dan menutupi hampir 71% permukaan bumi (http://id. Wikipedia.
Org/wiki/air, 2009; matthews,2005). Wujudnya bisa berupa cairan, es (padat) dan
uap/gas. Dengan kata lain karena air, maka bumi menjadi satu-satunya planet dalam
tata surya yang memiliki kehidupan (parker, 2007). Manusia dan semua makhluk
hidup lainnya butuh air. Air merupakan material yang membuat kehidupan terjadi di
bumi. Menurut dokter dan ahli kesehatan manusia wajib minum air putih 8 gelas
perhari tumbuhan dan binatang juga mutlak membutuhkan air. Tanpa air keduanya
akan mati. Sehingga dapat dikatakan air merupakan salah satu sumber kehidupan.
Dengan kata lain air merupakan zat yang paling esensial dibutuhkan oleh makhluk
hidup. Juga dapat dikatakan bahwa air adalah karunia tuhan yang maha esa.

B. Klasifikasi Mutu Air


Pasal 8 (1) klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas:
1. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum,
dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.
2. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana
rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut.
3. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan
ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.

3
4. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi
pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut.

C. Sumber Air
Sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan
tanah, termasuk dalam pengertian ini akuifer, mata air, sungai, rawa, danau, situ,
waduk, dan muara.
Berikut 5 sumber air yang dapat digunakan manusia untuk memenuhi
konsumsi air.
1. Air laut
Merupakan air yang memiliki sifat asin karena mengandung garam
naci. Kadar garam naci yang terlarut dalam air laut mencapai 3%, dengan
demikian air laut tidak dapat dikatakan sebagai air bersih yang dapat langsung
diminum. Akan tetapi air laut melalui proses desalinasi atau menggunakan
mesin ro agar dapat langsung diminum.
Sama halnya dengan sumber air lainnya, air laut memiliki manfaat
penting bagi manusia, diantaranya:
a. Sebagai bahan baku pembuatan garam dapur, dalam garam terdapat zat
yang sangat dibutuhkan tubuh manusia.
b. Sebagai sumber protein hewani, (ikan laut) dan sebagai wadah atau tempat
budidaya rumput laut sebagai bahan dasar untuk pembuatan agar-agar &
kosmetik.
2. Air atmosfer (air hujan)
Untuk dapat diminum, sebaiknya air hujan yang turun hendaknya tidak
menampungnya pada awal hujan turun karena air tersebut masih mengandung
banyak kotoran. Sebaiknya air ditampung setelah beberapa saat setelah hujan
turun. Selain itu hal lain yang harus diperhatikan adalah air hujan memiliki
sifat agresif terutama pada pipa-pipa penyalur & bak-bak reservior, dengan
demikian akan mempercepat terjadinya korosi/karat.
3. Air permukaan
Air permukaan merupakan air yang mengalir di permukaan bumi.
Umumnya air permukaan tercemar selama masa pengalirannya, seperti oleh

4
air lumpur batang-batang kayu, daun-daunan, limbah industri dan lain
sebagainya. Air permukaan terdiri dari air sungai dan air danau.
a. Air sungai
Air sungai merupakan air yang mengalir melalui terusan alami yang
kedua pinggirnya dibatasi oleh tanggul-tanggul & lainnya ke laut, ke
danau, atau ke sungai yang merupakan sungai induk. Diantara manfaat air
sungai bagi manusia, untuk mengairi pertanian di persawahan, perikanan
lintas perairan, pembangkit tenaga listrik, atau sebagai destinasi wisata.
Air sungai juga dibedakan menjadi dua jenis:
1) Sungai hujan, merupakan sungai yang airnya berasal dari hujan
dan mata air. Biasanya sungai seperti ini airnya tidak tetap. Bila
terjadi musim hujan airnya akan banyak, bahkan adakalanya
banjir.
2) Sungai gletser, yaitu air yang sumbernya berasal dari gletser
(es) atau salju yang mencair. Sungai seperti ini biasanya airnya
tetap, meskipun pada musim kemarau.
b. Air danau
Merupakan air yang berasal dari air hujan, air tanah, atau mata air. Air
danau bisa saja berkurang melalui penguapan, perembesan ke dalam tanah,
maupun pengaliran oleh sungai. Proses penguapan & pengembunan
biasanya terjadi secara seimbang, kecuali pada daerah yang sangat lembab
dan kering.
4. Air tanah
Air tanah merupakan air yang terdapat pada permukaan tanah didalam
zone jenuh dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan
atmosfer. Air tanah dapat dibedakan menjadi air tanah dangkal dan air tanah
dalam.
Proses terjadinya air tanah dangkal karena adanya peresapan air dari
permukaan tanah. Lumpur biasanya akan bertahan, demikian halnya dengan
sebagian bakteri, sehingga air tanah akan menjadi jenuh tapi lebih banyak
yang memiliki unsur-unsur kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah.
Setelah menemui lapisan rapat air, selanjutnya air akan terkumpul yang
merupakan air tanah dangkal dimana air tanah dapat dimanfaatkan sebagai

5
sumber air melalui sumur-sumur dangkal. Air tanah dangkal terdapat pada
kedalaman 15,00 m.
Sedangkan air tanah dalam merupakan air yang terdapat setelah lapis
rapat air yang pertama. Pemanfaatan air tanah dalam ini tidak semudah pada
air tanah dangkal. Untuk dapat dijangkau harus melalui proses pengeboran
dan memasukkan pipa kedalam-nya sehingga kedalaman (umumnya antara
100 -300 m) akan didapatkan suatu lapisan air. Bila tekanan air tanah ini
besar, maka air akan menyembur keluar, pada keadaan seperti ini disebut
sebagai sumur artesis. Bila air tidak dapat keluar dengan sendirinya, maka
digunakan pompa untuk membantu menaikkan air kepermukaan. Dari segi
kualitas, air tanah dalam biasanya lebih baik daripada air tanah dangkal
dikarenakan penyaringannya lebih sempurna & bebas bakteri. Diantara
kelebihan air tanah adalah:
a. Lebih steril, hal ini dikarenakan air tanah tidak terkontaminasi organisme
sebagai penyebab terjadinya penyakit.
b. Tersimpan pada lapisan batuan dengan kedalaman tertentu atau dibawah
permukaan tanah
c. Biasanya memiliki temperatur yang relatif konstan
d. Tersedia di banyak tempat walaupun dimusim kemarau panjang.
5. Mata air
Mata air adalah air tanah yang keluar secara sendirinya kepermukaan
tanah. Biasanya, mata air ini berasal dari air tanah dalam, hampir tidak
terpengaruh oleh musim dan kualitasnya hampir sama dengan air tanah dalam.
Berdasarkan munculnya air kepermukaan tanah, mata air dibedakan menjadi:
a. Rembesan, dimana air keluar dari lereng-lereng
b. Umbul, dimana air keluar ke permukaan pada suatu dataran
D. Bahan Pencemaran Perairan
Pencemaran adalah masuknya bahan yang tidak diinginkan ke dalam air (oleh
kegiatan manusia dan atau secara alami) yang mengakibatkan turunnya kualitas air
tersebut sehingga tidak dapat digunakan sesuai dengan peruntukannya.
Menurut sumbernya, limbah sebagai bahan pencemar air dibedakan sebagai:
1. Limbah domestik (limbah rumah tangga, pekantoran, pertokoan, pasar, dan
pusat perdagangan)
2. Limbah industri, pertambangan, dan transportasi

6
3. Limbah laboratorium dan rumah sakit
4. Limbah pertanian dan peternakan
5. Limbah pariwisata

7
E. Baku Mutu

8
9
F. Parameter Kualitas Air
1. Parameter fisik
a. Cahaya
Cahaya di perairan  energi panas. Energi (cahaya) yang dibutuhkan
untuk meningkatkan suhu sebesar 1oc lebih besar dari energi yang
dibutuhkan untuk materi lain. Perairan membutuhkan waktu yang lebih
lama untuk menaikkan atau menurunkan suhu, jika dibandingkan dengan
daratan.
10
b. Suhu

Proses penyerapan cahaya lebih intensif pada lapisan atas perairan


(suhu lebih tinggi) dan densitas lebih kecil dari pada lapisan bawah 
stratifikasi panas pada perairan. Standar +- 3oc dari suhu udara.
c. Kecerahan dan kekeruhan
Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan. Kecerahan
merupakan ukuran transparasi perairan, ditentukan secara visual
menggunakan secchi disk. Satuan: meter.
Kekeruhan menggambarkan sifat optik air, ditentukan berdasarkan
banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang
terdapat di dalam air. Penyebabnya adalah bahan organik dan an-organik
yang tersuspensi dan terlarut (lumpur dan pasir halus), plankon dan
mikroorganisme.

Metode Satuan

Turbidimeter Tubiditas, setara 1 mg/liter sio2

Nephelometric Ntu (nephelometric turbidity unit)

d. Warna
True color adalah warna yang disebabkan oleh bahan-bahan kimia
terlarut. Apparent color adalah warna yang disebabkan oleh bahan terlarut
dan atau bahan tersuspensi. Warna diamati langsung secara visual, atau
diukur berdasarkan skala platinum kobalt (satuan ptco), dengan
membandingkan warna air sampel dengan warna air standar.

11
Penyebab warna diperairan dipengaruhi oleh bahan organik (tanin,
lignin, humus dari dekomposisi tumbuhan)  kecoklatan. Ion-ion logam:
fe 0,3 mg/liter  warna kekuningan; mn 0,05 mg/liter  warna abu-abu.
Kalsium karbonat dari daerah berkapur  warna kehijauan. Plankton:
dinoflagelata  warna merah, cyanophyta (perairan tawar).
e. Konduktivitas
Daya hantar listrik (dhl) : gambaran numerik darikemampuan air untuk
meneruskan aliran listrik, semakin banyak garam-garam terlarut yang
dapat terionisasi, semakin tinggi nilai dhl. Asam, basa, garam adalah
konduktor yang baik. Bahan organik (sukrosa, benzene) penghantar listrik
yang jelek. Satuan : mhos/cm atau siemens/cm. Nilai dhl berhubungan
dengan nilai padatan terlarut (tds), menurut tebbut, 1992:
K = dhl (s/m)
Tds (mg/liter)
K = konstanta untuk jenis air tertentu
Nilai tds = dhl x (0,55 sampai 0,75)
f. Padatan total, terlarut, tersuspensi
Padatan total (residu) : bahan yang tersisa setelah air sampel
mengalami evaporasi dan pengeringan pada suhu tertentu.

Klasifikasi padatan Ukuran diameter Ukuran diameter


(m) (mm)
Padatan terlarut  10-3  10-6

Koloid 10-3 - 1 10-6 - 10-3

Padatan tersuspensi >1 > 10-3

Padatan tersuspensi total total suspended solid (tss), bahan-bahan


tersuspensi (diameter > 1 m) yang tertahan pada saringan millipore
dengan diameter pori 0,45 m, bahan-bahan tersuspensi (diameter > 1 m)
yang tertahan pada saringan millipore dengan diameter pori 0,45 m.
Settleable solid (ss), padatan tersuspensi yang dapat diendapkan
selama periode waktu tertentu dalam wadah yang berbentuk kerucut
terbalik (imhoff cone).

12
Padatan terlarut total total dissolved solid (tds), bahan-bahan yang
terlarut (diameter  10-6 mm) dan koloid (diameter 10-6 - 10-3 mm) yang
berupa senyawa-senyawa kimia dan bahan-bahan lain, yang tidak tersaring
pada kertas saring berdiameter 0,45 m, disebabkan oleh bahan orgnik
berupa ion-ion yang ditemukan di perairan.
g. Salinitas
Konsentrasi total ion dalam perairan (air laut, limbah industri).
Menggambarkan padatan total di dalam air, setelah semua karbonat 
oksida, semua bromida, iodida  clorida, semua bahan organik 
dioksidasi. Satuan g/kg atau promil (o/oo). Nilai salinitas dipengaruhi oleh
masukan air tawar dari sungai.
Nilai salinitas
Perairan Promil (o/oo)

Perairan tawar Kurang dari 0,5

Perairan payau 0,5 – 30

Perairan laut 30 – 40

Perairan hipersaline 40 – 80

2. Parameter kimia
Sifat kimia ini disebabkan oleh adanya zat-zat organik dan anorganik
di dalam air limbah, yang berasal dari limbah manusia maupun kegiatan lain
manusia. Zat organik dapat mengandung nitrogen seperti lemak, sedangkan
zat anorganik dapat mengandung logam, fosfat, klor dan gas-gas.
a. Ph dan asiditas
Ph : derajat keasaman. Asiditas : jumlah asam (asam kuat maupun
lemah) dan konsentrasi ion h. Ph < 5, alkalinitas mencapai nol. Semakin
tinggi nilai ph, semakin tinggi nilai alkalinitas dan semakin rendah kadar
co2 bebas. Semakin rah ph maka semakin asam. Larutan bersifat asam 
korosif.
b. Bod (biochemical oxygen demand)

13
Banyaknya oksigen (mg) yang diperlukan oleh bakteri untuk
menguraikan atau mengoksidasi bahan organik dalam satu liter limbah
selama pengeraman (5 x 24 jam pada suhu 20º c).
Bod menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh
mikroba untuk memecah atau mengoksidasi bahan-bahan pencemar yang
terdapat di dalam suatu perairan.
c. Cod (chemical oxygen demand)
Banyaknya oksigen (mg) yang dibutuhkan oksidator untuk
mengoksidasi bahan/zat organik dan anorganik dalam satu liter air limbah.
Nilai cod biasanya lebih tinggi dari nilai bod karena bahan yang stabil
(tidak terurai) dalam uji bod dapat teroksidasi dalam uji cod. Makin besar
nilai bod dan atau cod, makin tinggi tingkat pencemaran suatu perairan.

d. Oksigen terlarut (do, dissolved oxygen)


Banyaknya oksigen terlarut (mg) dalam satu liter air. Kehidupan
makhluk hidup di dalam air (tumbuhan dan biota air) tergantung dari
kemampuan air untuk mempertahankan konsentrasi do minimal yang
diperlukannya. Oksigen terlarut dapat berasal dari proses fotosintesis
tumbuhan air dan dari udara yang masuk ke dalam air. Makin rendah nilai
do, makin tinggi tingkat pencemaran. Biota perairan menghendaki do > 4
ppm.
e. Nitrogen
Nitrogen merupakan unsur sangat penting di dalam air karena
peranannya dalam reaksi-reaksi biologi perairan. Bentuk nitrogen
anorganik dalam air: ion ammonia (nh4+), nitrat (no3-), dan nitrit (no2-).
Nitrogen dalam air bersumber dari limbah pertanian, peternakan, pupuk,
industri, dan limbah domestik.
Penyebab utama pertumbuhan ganggang (algae) yang pesat di suatu
perairan (eutrofikasi) adalah nitrogen. Nitrat dihasilkan dari proses
nitrifikasi, yaitu proses oksidasi ammonia (nh4+) menjadi nitrat (no3-).
f. Fospor/phosphat (p)
Unsur fosfor merupakan salah satu parameter kualitas air karena
keberadaannya yang berlebihan akan menurunkan kualitas suatu perairan.
Selain unsur nitrogen, fosfor juga merupakan penyebab utama
pertumbuhan ganggang dalam air. Pertumbuhan ganggang yang pesat
14
membutuhkan oksigen yang lebih banyak sehingga keperluan oksigen
untuk biota perairan menjadi berkurang. Biomas ganggang yang telah mati
akan menyebabkan penurunan kualitas air. Fosfor dalam suatu perairan
bersumber dari limbah industri, limbah domestik, limbah pertanian,
hancuran bahan organik, dan mineral-mineral fosfat.
3. Parameter biologi
Kualitas air secara biologis ditentukan oleh banyak parameter, yaitu
parameter mikroba pencemar, patogen dan penghasil toksin. Banyak mikroba
yang sering bercampur dengan air khususnya pada air tanah dangkal. Mikroba
yang paling berbahaya adalah mikroba yang berasal dari tinja yaitu bakteri
coli
Sifat bakteriologi air limbah disebabkan oleh adanya kehidupan
biologis atau mikrobiologis di dalamnya. Dalam proses metabolisme, mikroba
menguraikan zat-zat terlarut maupun suspensi yang digunakan untuk
pertumbuhan, pembentukan dinding sel dan sumber tenaga

G. Proses Pengolahan Air Bersih


Tujuan pengolahan air pada dasarnya adalah memproses air baku menjadi air
bersih hingga memenuhi persyaratan tertentu, yaitu dengan cara mengeliminasi bahan
pencemar atau bahan kontaminan dalam air sehingga air memenuhi syarat bagi
peruntukannya. Oleh karena itu, bahan-bahan kontaminan air perlu disisihkan
sebelum air tersebut digunakan, sehingga tidak menimbulkan gangguan pada saat air
tersebut digunakan. Untuk penyisihan bahan-bahan pengganggu tersedia berbagai
satuan operasi atau satuan proses.

Tujuan pengolahan Satuan operasi


Penyisihan bahan partikel Penyaringan
Sedimentasi
Koagulasi/flokulasi
Filtrasi
Filtrasi membran (mf, uf)
Disinfeksi (inaktivasi Klorinasi
mikroorganisme) Fluorinasi
Ozonisasi

15
Radiasi dengan sinar uv
Filtrasi membran (mf, uf)
Penyisihan bahan terlarut Aerasi (pengilangan fe, mn)
Oksidasi (dengan o3, uv, dll.)
Pelunakan
Filtrasi membran (reverse
osmosis)

Proses pengolahan air juga dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu
pengolahan secara fisik, kimia dan biologis. Proses-proses yang termasuk dalam
pengolahan fisik adalah penyaringan, sedimentasi, pertukaran gas, flotasi, adsorpsi,
dan filtrasi. Pengolahan secara kimia meliputi koagulasi, flokulasi, pertukaran ion,
dan disinfeksi. Pengolahan secara biologis antara lain biofiltrasi, nitrifikasi, dan
denitrifikasi atau penyisihan fe dan mn dengan memanfaatkan aktivitas
mikroorganisme.
1. Penyaringan

Berdasarkan pada jarak antar jerujinya, saringan dapat dibedakan menjadi 3


kategori, yaitu saringan kasar (5-10 cm) saringan sedang (1-5 cm) dan saringan halus
(0,3-1 cm). Partikel-partikel berukuran lebih kecil yang tidak dapat dipisahkan
menggunakan saringan dengan ukuran tersebut dapat digunakan kan saringan dengan
ukuran lebih halus lagi, yaitu berukuran 0,1 mm. Saat ini telah tersedia di pasaran
saringan halus dengan ukuran hingga 20-40um memungkinkan untuk memisahkan
partikel-partikel yang berukuran relatif sangat kecil.
Bahan pengotor atau bahan partikel yang dipisahkan dengan cara ini
tersangkut pada saringan dan saringan harus dibersihkan secara reguler. Pembersihan
saringan ini dapat dilakukan secara manual maupun otomatis. Saat ini telah tersedia
sistem saringan dengan pembersihan saringan secara otomatis dan kontinu, misalnya
dengan menyemprotkan air pada saringan atau membersihkan saringan secara
mekanis.
2. Sedimentasi

Partikel-partikel tersuspensi dapat dipisahkan dengan memanfaatkan gaya


gravitasi. Partikel akan mengendap jika partikel tersebut selama melewati tangki
sedimentasi mencapai dasar tangki dan tidak terbawa keluar oleh aliran air.

16
17
3. Koagulasi/flokulasi

Salah satu langkah penting dalam pengolahan air adalah penyisihan kekeruhan
dan warna. Kekeruhan dan warna disebabkan oleh adanya partikel partikel padatan
dalam air yang berukuran 10 nm sampai dengan 10 um.
Partikel-partikel tersuspensi dalam air berukuran sangat kecil, sulit
dipisahkan, serta partikel-partikel tersebut bermuatan negatif dan sulit bergabung
membentuk agregat yang lebih besar yang dapat terendapkan. Untuk memisahkan
partikel-partikel tersebut dengan pengendapan, perlu penetralan muatan terlebih
dahulu proses netralisasi muatan muatan partikel tersebut disebut koagulasi dan
pembentukan flok-flok dari partikel-partikel kecil disebut flokulasi. Koagulasi dan
flokulasi merupakan proses yang umum digunakan dalam pengolahan air.
Jar test merupakan model sederhana proses koagulasi dan flokulasi dapat
digunakan untuk mencari dosis koagulan dan flokulan serta nilai parameter-parameter
proses yang optimal melalui percobaan laboratorium.
Padatan yang terdapat dalam air mencakup padatan terendapkan, padatan
tersuspensi, padatan terlarut, padatan volatil, dan koloid padatan terendapkan adalah
padatan yang dapat langsung mengendap jika air didiamkan tidak terganggu dalam
beberapa waktu. Ukuran partikel padatan terendap relatif besar biasanya berasal dari
erosi.
Padatan tersuspensi dan koloid adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan
air tidak terlarut dan tidak dapat mengendap secara langsung. Ukuran padatan
tersuspensi dan koloid lebih kecil dibandingkan dengan padatan terendap. Contoh
padatan tersuspensi adalah tanah liat, bahan-bahan organik, dan sel-sel
mikroorganisme, sedangkan koloid contohnya adalah protein. Bahan terlarut adalah
bahan yang berukuran lebih kecil daripada padatan tersuspensi, berupa senyawa
anorganik, organik, mineral, dan garam-garamnya.
4. Filtrasi

Meskipun dengan bantuan koagulasi/flokulasi, sedimentasi masih belum


mampu menyisihkan semua bahan pengotor tersuspensi. Sebagian kecil dari padatan
tersuspensi tidak dapat diendapkan di dalam tangki sedimentasi dan terbawa keluar
tangki sedimentasi. Padatan tersisa tersebut dapat menyebabkan kekeruhan air dan
dapat melindungi mikroorganisme dalam operasi disinfeksi. Untuk memproduksi air

18
jernih (kekeruhan < 0,5 ntu), setelah koagulasi/flokulasi dan sedimentasi berupa filter
diperlukan tahapan pengolahan berupa filtrasi.
Operasi yang paling sering diterapkan dalam pengolahan air. Selain efek
utama berupa penyaringan padatan secara mekanis (efek fisik ), di dalam filtrasi juga
dapat berlangsung proses biologis dan reaksi kimia. Filtrasi dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis menurut berbagai parameter.

Mekanisme Parameter proses


Transport massa Proses filtrasi
- pembagian jalur aliran - cepat- lambat
- penangkapan - tertutup- terbuka
- translasi - ke atas- ke bawah
- sedimentasi - terendam- kering
- pelambanan
- difusi Susunan bed filter
- struktur
Penempelan bahan - ukuran pasir atau pori
- kekuatan gaya van der waal - distribusi ukuran pasir
- kekuatan electrokinetis - bentuk pasir, porositas
-adsorpsi - permukaan, densitas
- reaksi kimia
Ketinggian filter
Pertukaran bahan: Laju pembebanan
- kejadian biologi

5. Filtrasi membran

Mikrofiltrasi adalah jenis proses fisik filtrasi dimana cairan yang


terkontaminasi dilewatkan melalui membran berukuran pori khusus untuk
memisahkan mikroorganisme dan partikel tersuspensi dari cairan proses. Ini biasanya
digunakan bersama dengan berbagai proses pemisahan lainnya seperti ultrafiltrasi dan
reverse osmosis untuk menghasilkan aliran produk yang bebas dari kontaminan yang
tidak diinginkan.
6. Klorinasi

19
Klorinasi air adalah proses penambahan klorin (cl2) atau hipoklorit pada air.
Metode ini digunakan untuk membunuh bakteri dan mikrob tertentu di air keran
karena klorin sangat beracun. Secara khusus, klorinasi digunakan untuk mencegah
penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air seperti kolera, disentri, dan tipus
7. Ozonisasi

Air hasil penyaringan yang telah cukup jernih diozonisasi untuk


menghilangkan bakteri-bakteri patogen dan senyawa-senyawa organik sehingga air
hasil pengolahan dapat langsung dikonsumsi. Air yang jernih yang telah malalui tahap
ozonisasi, maksudnya untuk membasmi mikroorganisme dan bakteri-bakteri yang ada
pada air agar air itu steril. Air dibiarkan pada bak penampung kira-kira 24 jam agar
sterilisasi terjadi dengan sempurna
Keuntungan dan kelemaha pengolahan air ozonisasi
kegunaan dalam teknologi ozonisasi adalah dapat menghilangkan polutan
mikroorganisme dan polutan zat organik sekaligus karena hal ini tidak terlepas dari
sifat ozon yang dikenal memiliki sifat radikal (mudah bereaksi dengan senyawa
disekitarnya) serta memiliki potential oksidasi 2.07 v. Ozon dengan kemampuan
oksidasinya dapat membunuh berbagai macam microorganisma seperti bakteri
escherichia coli, salmonella enteriditis, serta berbagai bakteri pathogen lainnya. Selain
itu, ozon juga dapat menguraikan berbagai macam senyawa organik beracun yang
terkandung dalam air, seperti benzen, atrazin, dioxin dan berbagai zat pewarna
organik. Keunggulan lainnya penggunaan ozon adalah pipa, peralatan, dan kemasan
akan ikut disanitasi sehingga produk yang dihasilkan akan lebih terjamin selama tidak
ada kebocoran di kemasan. Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif
disamping sangat aman.
Namun metode pengolahan air ozonisasi memiliki kelemahan diantaranya
ozon dapat meracuni manusia bahkan bisa sampai membawa pada kematian apabila
terhirup dengan konsentrasi 50 ppm selama kurang lebih 1 jam. Batas kadar
konsentrasi penggunaan gas ozon dalam berbagai kegiatan industri adalah 0.1 ppm,
sedangkan kadar ozon dalam air hingga 0.05 ppm tidak membahayakan tubuh
manusia. Ozon, species aktif yang mempunyai sifat radikal ini, memerlukan perhatian
khusus dalam penyimpanannya. Kadar 100 persen ozon pada suhu kamar mudah
sekali meledak. Ozon akan aman disimpan pada suhu di bawah -1830c dengan kadar
ozon dalam campuran ozon dan oksigen dibawah 30 persen. Sekarang ozon
kebanyakan disimpan dalam bentuk ozonized-water atau ozonized ice.
20
8. Radiasi dengan sinar uv

Ultraviolet sterilizer merupakan sebuah alat filter sterilisasi yang mampu


mengeluarkan cahaya ultraviolet untuk mensterilkan air minum. Pengolahan air
menggunakan uv sterilizer ini dapat membunuh kuman dengan efektif hingga 99
persen. Air kotor yang sudah melalui tahap penyaringan menggunakan filter air dan
sudah berubah menjadi air bersih sangat dianjurkan untuk melewati tahap sinar
ultraviolet (uv) supaya menjadi air minum yang sehat
Akibat adanya sinar ultraviolet inilah maka kuman, bakteri dimatikan
sehingga keluaran dari tabung air sudah steril. Ultraviolet ini biasanya mampu
bertahan sampai 2-3 tahun (9000 jam), tergantung dari banyaknya pemakaian sehari-
hari. Insensitas atau kapasitas sterilisasinya ditentukan oleh kapasitas gpm (galon per
minute). Makin tinggi intensitas gpm maka makin tinggi daya lampu uv yang
dibutuhkan. Sebagai contoh untuk ukuran 12 gpm diperlukan lampu uv ukuran 40
watt.
Proses desinfeksi pada pengolahan air minum dapat menggunakan sinar ultra
violet (uv) pada sistem ultraviolet sterilisasi air. Gelombang elektromagnetik dengan
panjang gelombang 200 nm – 300 nm (disebut uv-c) dapat membunuh bakteri, spora,
dan virus. Panjang gelombang uv yang paling efektif dalam membunuh bakteri adalah
265 nm.
9. Aerasi

Yang dimaksud dengan aerasi yaitu mengontakkan udara dengan air baku agar
kandungan zat besi dan mangan yang ada dalam air baku bereaksi dengan oksigen
yang ada dalam udara membentuk senyawa besi dan senyawa mangan yang dapat
diendapkan. Disamping itu proses aerasi juga berfungsi untuk menghilangkan gas-gas
beracun yang tak diinginkan misalnya gas h2s, ch4, co2 dan gas-gas racun lainnya.
10. Oksidasi

Proses oksidasi lanjutan dmi-65 adalah sebuah pasir silika yang sangat kuat
berbasis media filtrasi air katalitik yang dirancang untuk menghilangkan besi dan
mangan tanpa menggunakan kalium permanganat. Struktur mikropori yang unik dari
dmi-65 efisien menghilangkan besi terlarut ke tingkat yang hampir tidak terdeteksi
serendah 0,001 ppm dan mangan untuk 0,001 ppm. Dmi-65 bertindak sebagai katalis
oksidasi dengan segera oksidasi dan filtrasi dari diendapnya tidak larut berasal dari

21
reaksi oksidasi ini. Dmi-65 juga dapat menghilangkan arsenik, aluminium dan logam
berat lainnya dan hidrogen sulfida dalam kondisi tertentu.
11. Pelunakan

Tujuan melakukan pelunakan air : adalah untuk menurunkan angka kesadahan


dalam air. Kesadahan /hardness adalah istilah yang digunakan pada air yang
mengandung kation penyebab kesadahan. Pada umumnya kesadahan disebabkan oleh
adanya logam-logam atau kation-kation yang bervalensi 2, seperti fe, sr, mn, ca dan
mg, tetapi penyebab utama dari kesadahan adalah kalsium (ca) dan magnesium (mg).

22
BAB III
PEMBAHASAN

A. Sejarah PERUMDAM (Perusahann Umum Daerah Air Minun) Tirta Anoa Kota
Kendari
Perusahaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kendari adalah satu-
satunya perusahaan umum daerah yang awal pembentukannya beraa di bawah lingkup
pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Kendari yang didirikan berdasarkan
Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 1976 tentang pendirian Perusahaan Air Minum
(PAM) Daerah Tingkat II Kendari.
Untuk mengetahui dan mendapatkan informasi keberadaan PERUMDAM Kota
Kendari, dapat di uraikan sebagai berikut:
I. Tahun 1978
Untuk mengetahui dan mendapatkan informasi keberadaan PERUMDAM Kota
Kendari, dapat diuraikan sebagai berikut:
2. Tahun 1980
Pelayanan air bersih di Kota Kendari dimulai tahun 1978 dengan memanfaatkan
mata air Gunung Jati yang berkapasitaa 5 liter/detik dengan daerah pclayanan terbatas
pada tiga wilayah/daerah, yaitu: Gunung Jati, Sodoha, dan Kendari. Pada tahun 1980,
PDAM Kota Kendari menggunakan air baku Sungai Pohara dengan kapasitas 200
liter/detik yang dialirkan dengan siste perpompaan melalui pipa DCIP diamcter 600
mm (24 inci) sepanjang 16 km ke instalasi penjernihan air di Punggolaka yang wilayah
pelayanannya meliputi empat kelurahan di Kecamatan Mandonga dan enam kelurahan
di Kecamatan Kendari,
Sistem terscbut hanya dapat dioperasikan dengan kapasitas 120 liter/detik
apabila permukaan air laut di muara Sungai Pohara Pasang. Apabila permukaan air
Jaut di muara Sungai Pohara surut, maka pompa tidak dapat dioperasikan atau
difungsikan. Sistem ini hanya mampu melayani konsumen atau pelanggan sebanyak
5.048 sambungan rumah atau 22% dari penduduk Kota Kendari. Tahun 1991 sampai
dengan 1997 (Pengembangan Tahap I).
3. Tahun 1991-1997
Program Pengembangan Tahap I dilaksanakan antara tahun 1991 sampai dengan
1997 yang dibiayai melalui pinjaman dalam negeri Pemerintah Pusat ke PDAM Kota
Kendari dan pinjaman Pemerintah Prancis ke Pemerintah Pusat. Program tersebut

23
diajukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan air bersih di Kota Kendari.
Adapun lingkup kegiatan program terscbut adalah:
a. Pembangunan penyadap air baku berkapasitas 400 liter/detik
b. Rehabilitas pipa Punggolaka kapasitas 200 liter/detik
C. Pembangunan pipa 200 liter/detik di Punggolaka
d. Pengembangan jaringan distribusi
e. Pembangunan stasiun pompa booster transmisi air baku berkapasitas
400 liter/detik
f. Pengadaan dan pemasangan sambungan rumah.
Sedangkan target dan manfaat proyek ini adalah:
a. Peningkatan kapasitas produksi air bersih dari 120 liter/detik menjadi
400 liter/detik
b. Perluasan jangkauan pelayanan air bersih dari 22% menjadi 68% dari
jumlah penduduk Kota Kendari.
Sasaran Program Pengembangan Tahap I belum sepenuhnya dapat tercapai,
mengingat kapasitas produksi baru mencapai 200 liter/detik. Hal ini disebabkan oleh
hal-hal berikut:
a. Jalur pipa transmisinya hanya dapat dioperasikan pada kapasitas 200
liter/detik karena keterbatasan daya tahan trust block dan jembatan pipa yang ada
b. Belum beroperasinya stasiun pompa booster transmisi air baku
C. Jaringan pipa distribusi belum mencukupi
d. Tingkat kehilangan air masih tinggi, yaitu 41%
e. Jumlah sambungan rumah yang belum optimal
f. Daya listrik PLN yang terpasang 550 KVA tidak memadai dan harus
ditingkatkan menjadi 850 KVA. Tahun 1997 sampai dengan 1998 (Tahap II).
Sesuai dengan PJM (Program Jangka Menengah) awal, Program Pembangunan
Prasarana Air Bersih yang dilaksanakan melalui S II-UDP dengan dana pinjaman
Bank Dunia Nomor 4105-IND direncanakan untuk pelayanan baru di Kecamatan
Poasia dipasok dari pipa berkapasitas 20 liter/detik yang dibangun di Kelurahan
Kambu dengan memanfaatkan air baku dari Sungai Wanggu.
Berdasarkan analisis hidrolis yang dilakukan oleh PT. Kwarsa Heksagon
terhadap jaringan pipa distribusi di daerah Poasia diketahui bahwa apabila pipa
jaringan Punggolaka di operasikan 400 liter/detik, maka masih terdapat sisa kapasitas
air bersih 22,75 liter/detik sehingga pembangunan Pipa Punggolaka 20 liter/detik yang

24
memanfaatkan Sungai Wanggu tidak diperlukan.
Berdasarkan penilaian teknis yang dilakukan oleh IR. Risyana Sukarni Dipl. SE.
(Staf RSI Jakarta), diperoleh bahwa Bank Dunia dapat menyetujui usulan revisi
lingkup pekerja dalam PMI dari sistem dengan pipa 200 liter/detik menjadi sistem
taping dari sistem eksisting, dengan catatan:
a. Revisi yang diusulkan harus selaras dengan rencana penyediaan air
bersih secara keseluruhan hingga tahun 2001 termasuk sistem yang dibangun melalui
pinjaman Protokul Prancis.
b. Memperlihatkan besaran investasi total yang diperlukan melalui suatu kajian
financial projection (FINPRO).
Adapun lingkup kegiatan dari Program Pengembangan Prasarana Penyediaan
Air Bersih melalui S II-UDP adalah sebagai berikut:
a. Rehabilitas sistem pompa booster pada jaringan distribusi
b. Penanggulangan kebocoran
C. Perluasan pelayanan, khususnya pada daerah peayanan baru di
Kecamatan Poasia
d. Pengadaan sarana penunjang sistem eksisting.

B. Jenis Air

Jenis air yang digunakan adalah air permukaan. Air permukaan adalah air
yang terkumpul di atas tanah atau di mata air, sungai danau, lahan basah, atau laut.
Air permukaan berhubungan dengan air bawah tanah atau awan air permukaan secara
alami terisi melalui presipitasi dan secara alami berkurang melalui penguapan dan
rembesan ke bawah permukaan sehingga menjadi air bawah tanah. Meskipun ada
sumber lainnya untuk air bawah tanah, yakni air jebak dan air magma, presipitasi
merupakan faktor utama dan air bawah tanah yang berasal dari proses ini disebut air
meteor. Air permukaan merupakan sumber terbesar untuk air bersih.

C. Aktivitas Pencemar Air


Adanya tekanan aktivitas manusia akan mempengaruhi kualitas air baku di
Sungai Pohara. Aktivitas yang ada di sekitar Sungai Pohara seperti pemukiman
penduduk, dan perkebunan kelapa sawit.

25
D. Parameter Yang Menjadi Kendala
Dari hasil analisis tidak ditemukan kendala pada parameter yang digunakan

E. Metode Pengolahan Air Bersih


Instalasi Pengolahan Air bersih dengan kapasitas 100 l/dt. Sumber dana
pembangunan berasal dari pinjaman Departemen Keuangan dari Rekening
Pembangunan Daerah. IPA merupakan bangunan pengolahan lengkap, terdiri dari
bangunan flokulasi, koagulasi, sedimentasi, filter dan bangunan reservoir kapasitas
500 m3. Serta dilengkapi dengan bangunan intake, pompa air baku, pompa distribusi,
genset, bangunan kimia dan kolam lumpur.
1. Air dipompa dari sumber air ke bangunan intake
2. Lalu masuk ke bangunan koagulasi, disini air ditambahkan koagulan
3. Lalu masuk ke proses flokulasi, disini air yang telah ditambahkan koagulan
akan membentuk flok-flok yang berukuran lebih besar dari sebelumnya
4. Masuk ke proses sedimentasi, disini flok-flok yang sudah terbentuk
dibiarkan agar flok-flok tersebut mengendap.
5. Setelah itu masuk ke proses filtrasi, air akan dilewatkan melalui penyaringan
secara gravitasi yg terdiri dr pasir, untuk menghilangkan partikel2 kecil yg
mengambang di dalam air dan mikroorganisme yang masih tersisa di dalam
air setelah sedimentasi.
6. Air yang sudah bersih masuk ke bak reservoir yang kemudian siap untuk
didistribusikan melalui pipa-pipa. Karena terkendala kebocoran pipa
terkadang air didistribusikan menggunakan mobil tangki.

F. Diagram Alur Proses Pengolahan Air Bersih

26
G. Unit Instalasi Pengolahan PERUMDAM Tirta Anoa Kota Kendari

1. Repartisi

Gambar 1. Repartisi

Repartisi merupakan bangunan penangkap atau pengumpul air baku dari suatu sumber
sehingga air baku tersebut dapat dikumpulkan dalam suatu wadah untuk selanjutnya diolah
(Saputri, 2011). Unit ini befungsi untuk:
a. Mengumpulkan air dari sumber untuk menjaga kuantitas debit air yang dibutuhkan
oleh instalasi pengolahan
b. Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen
c. Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang diperlukan oleh instalasi
pengolahan yang direncanakan untuk menjaga kontinuitas penyediaan dan pengambilan
air dari sumber.

27
2. Pulsator

Gambar 2. Pulsator
Pulsator merupakan clarifier sekunder dimana proses flokulasi dan sedimentasi
ditingkatkan dengan melewatkan air melalui awan lumpur yang melayang di dalam bak
(Sidebang dan Prasetio, 2018). Proses sedimentasi akan terjadi di tempat ini. Sedimentasi
adalah salah satu operasi pemisahan campuran padatan dan cairan (slurry) menjadi cairan
beningan dan sludge (slurry yang pekat konsentrasinya). Sedimentasi merupakan metode
pemisahan antara padatan dengan cairan menggunakan gaya gravitasi (Setiyadi, dkk).

3. Filtrasi
GAMBAR

Filtrasi adalah Proses pemisahan solid-liquid dengan cara melewatkan liquid melalui
media berpori atau bahan-bahan berpori untuk menyisihkan atau menghilangkan sebanyak-
banyaknya butiran-butiran halus zat padat tersuspensi dari liquida. Faktor yang mempengaruhi
efisiensi penyaringan ada 4 (empat) yaitu (Widystuti dan Sari, 2011):
 Kualitas air baku, semakin baik kualitas air baku yang diolah maka akan baik
pula hasil penyaringan yang diperoleh.
 Suhu, Suhu yang baik yaitu antara 20-30C, temperatur akan mempengaruhi
kecepatan reaksi-reaksi kimia.
 Kecepatan Penyaringan, Pemisahan bahan-bahan tersuspensi dengan
penyaringan tidak dipengaruhi oleh kecepatan penyaringan. Berbagai hasil penelitian

28
menyatakan bahwa kecepatan penyaringan tidak mempengaruhi terhadap kualitas effluent.
Kecepatan penyaringan lebih banyak terhadap masa operasi saringan.
 Diameter butiran, secara umum kualitas effluent yang dihasilkan akan lebih baik
bila lapisan saringan pasir terdiri dari butiran- butiran halus. Jika diameter butiran yang di
gunakan kecil maka yang terbentuk juga kecil. Hal ini akan meningkatkan
efisiensi penyaringan.

Sistem penyaring yang dipakai pada PERUMDAM Tirta Anoa Kota Kendari adalah
penyaringan pasir lambat. Media penyaring yang digunakan pada umumnya adalah pasir
kuarsa. Pasir yang digunakan sebagai media filter dengan ukuran butiran kecil dan
mengandung kuarsa yang tinggi. Ukuran media pasir saringan yang sangat kecil akan
membentuk ukuran pori-pori antara butiran media juga sangat kecil. Meskipun ukuran pori-
porinya sangat kecil, ternyata masih belum mampu menahan partikel koloid dan bakteri yang
ada dalam air baku. Akan tetapi dengan aliran yang berkelok-kelok melalui pori-pori saringan
dan juga lapisan kulit saringan, maka gradien kecepatan yang terjadi memberikan kesempatan
pada partikel halus, untuk saling berkontak satu sama lain, dan membentuk gugusan yang
lebih besar, yang dapat menahan partikel sampai pada kedalaman tertentu, dan menghasilkan
filtrat yang memenuhi persyaratan kualitas air minum (Kustiasih, 2014)

4. Desinfeksi
GAMBAR

Desinfektan merupakan bahan selektif yang digunakan untuk merusak penyakit yang
disebabkan oleh organisme yang berasal dari bakteri, virus, dan amoeba (Herawati dan
Yuntarso, 2017). Kaporit merupakan desinfektan yang umum digunakan dalam segala bentuk
baik bentuk kering / kristal dan bentuk basah/larutan. Dalam bentuk kering, biasanya kaporit
berupa serbuk atau butiran, tablet atau pil. Dalam bentuk basah biasanya kristal yang ada
dilarutkan dengan aquadest menurut kebutuhan desinfeksi. Berdasarkan uji kaporit dalam
laboratorium disebutkan bahwa kaporit terdiri lebih dari 70% bentuk klorin. Kaporit dalam
bentuk butiran atau pil dapat cepat larut dalam air dan penyimpanannya ditempat kering yang
jauh dari bahan kimia yang mengakibatkan korosi, dalam kondisi atau temperatur rendah,
relatif stabil. Kaporit merupakan bahan yang mudah dicari, mudah penggunaannya, terjangkau
oleh masyarakat umum (Tchobanoglous, G, 1991),

29
Kaporit/Kalsium hipoklorit pada proses desinfeksi bisa dengan cepat membunuh
organisme yang ada di air kolam renang, dan juga bisa menyisihkan NH4+ pada air kolam
renang sehingga kadar dari ammoniak bisa berkurang dan tidak melampaui batas dari Standar
Nasional Indonasia dimana air kolam renang merupakan air yang masuk dalam golongan 3
dimana kadar ammoniak bebas tidak boleh lebih dari 5 mg/L.
5.Resevoar
GAMBAR

Air yang telah ditambahkan desinfektan akan ditampung di reservoar sebelum


didisribusikan ke masyarakat. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara
air bersih sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa secara gravitasi. Karena kebanyakan
distribusi menggunakan gravitasi, maka reservoir biasanya diletakkan di tempat dengan
elevesi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi
(Murdianto, Adzkiya)

H. Intake Pohara
1. Secrup pum

Menurut Harsanto (1984) pompa ulir (screw pump) adalah pompa yang digunakan untuk
menangani cairan yang mempunyai viskositas tinggi, heterogen, sensitive terhadap geseran dan cairan
yang mudah berbusa. Prinsip kerja pompa screw ditemukan oleh seorang engineer Perancis bernama
Rene Moineau, sehingga sering disebut dengan Moineau Pump, pada tahun 30-an dan terus
dikembangkan hingga sekarang.
Pompa ulir terdiri atas sebuah helical metallic rotor yang berputar didalam elastic helical stator.
Rotor terbuat dari hardened steel yang dikerjakan secara sangat presisi, sedangkan stator terbuat dari
injection-moulded elastomer yang tahan abrasi. Bentuk dan dimensi dari kedua bagian ini didesain
30
sedemikian rupa sehingga terbentuk rangkaian ganda ruangan yang tersegel (rongga) ketika rotor
bekerja pada stator. Rongga tersebut berjalan secara axial dari bagian inlet ke bagian outlet pompa
sambil membawa cairan.

Bagian-bagian dari pompa ulir sebagai berikut:


1. Driving shaft Driving Shaft adalah poros yang menggerakkan screw.
2. Pumping screw Pumping screw adalah komponen inti dari pompa yang berupa ulir untuk
menimbulkan tekanan terhadap fluida yang dipompakan.
3. Suction Suction adalah daerah hisap atau saluran masuknya fluida akibat gaya hisap yang
ditimbulkan dari putaran screw atau ulir.
4. Timing gears Timing gears adalah roda gigi yang mengatur timing atau cepat lambatnya putaran
screw atau ulir.

2. Water Hamer

Water Hammer Arrester adalah alat yang mencegah benturan air mengenai pipa yang
berhenti secara tiba-tiba yang dapat menyebabkan lonjakan tekanan yang sangat kuat seperti
pukulan. Mempengaruhi jika anda tidak menggunakan water hammer, pipa rusak dll.

Water hammer terjadi karena tekanan berlebih menyebar melalui sistem perpipaan
akibat terhentinya aliran secara tiba-tiba di dalam pipa. Penghentian aliran ini menyebabkan
pembalikan arah aliran dan mnyebabkan tekanan segera naik ke tingkat yang sangat tinggi.
Selain efek negative dari tekanan, water hammer juga dapat menimbulkan suara dan getaran
yang keras. Contoh kehidupan nyata dari water hammer, misalnya:

Jika terjadi penutupan katup secara tiba-tiba atau pompa berhenti secara tiba-tiba water
hammer akan terjadi.
31
Efek dari water hammer ini mungkin jarang terjadi untuk skala perpipaan rumah.
Namun untuk skala seperti industri besar, water hammer memiliki efek yang cukup berbahaya.
Oleh karena itu, diperlukan upaya pengamanan agar tidak membahayakan sistem perpipaan atau
orang sekitar.

Water hammer dapat menyebabkan lonjakan tekanan di instalasi perpipaan termasuk


pipa,sambungan pipa, dan pompa. Kemungkinan besar selang tersebut putus atau ada kebocoran
pada sambungan selang. Oleh karena itu, perlu dilakukan langkah-langkah untuk mencegah
terjadinya fenomena water hammer ini. Fungsi Alat water hammer untuk
menghilangkan/mencegah benturan air di saluran. Water Hammer dapat merusak pipa,
impeler, dan perangkat kontrol lainnya. Jadi water hammer perlu dipasang di saluran perpipaan
terutama di pipa yang dekat dengan alat pompa yang bertekanan karena jika tejadi pompa
berhenti atau mati secara tiba-tiba water hammer akan mencegah terjadinya kerusakan pada
sistem.

32
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Air dan manusia merupakan dua hal yang tidak terpisahkan, hal ini karena
manusia tidak mungkin dapat bertahan hidup tanpa air. Air merupakan salah satu
kebutuhan pokok manusia yang selalu harus ada. Untuk itu ketersediaan air bersih
adalah mutlak dibutuhkan manusia. Air merupakan sumber daya alam yang
memenuhi hajat hidup orang banyak sehingga perlu dilindungi agar dapat tetap
bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Pengolahan air dilakukan untuk menghilangkan bahan-bahan yang mengkontaminasi
air sehingga air dapat dipakai sesuai peruntukannya.

B. Saran
Sebagai mahkluk hidup yang membutuhkan air, kita seharusnya dapat
melestarikan lingkungan agar air selalu tersedia dengan kualitas dan kuantitas yang
baik.

33
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Perundang-Undangan:
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas
air dan pengendalian pencemaran air
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat
Dan Pengawasan Kualitas Air

Buku :
Kodoatie, r. J. And r. Sjarief (2010). Tata ruang air, penerbit andi.
Suparno, o. And n. Januarini (2013). Teknologi proses pengolahan air untuk mahasiswa dan
praktisi industri, pt penerbit ipb press.

Website:
(n.d.). Retrieved from hydro water solution: https://hydro.co.id/pengertian-air-manfaat-dan-
jenis-jenis-air-berdasarkan-sumbernya/
(n.d.). Retrieved from wikipedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Air_permukaan
Delta puro. (2019, oktober 2). Retrieved from
https://www.deltapuro.com/2019/10/pengolahan-air-dengan-ultraviolet.html
Dmi65. (n.d.). Retrieved from https://dmi65.com/id/teknis/advanced-oksidasi-proses-untuk-
air-filtrasi/
Nano smart filter. (2014, maret 11). Retrieved from http://nanosmartfilter.com/pengolahan-
air-minum-ozonisasi/
PDAM tirta kepri. (n.d.). Retrieved from http://pdamtirtakepri.co.id/
Safitri, r. (n.d.). Status Mutu Kualitas Air Baku Sungai Pulai Kecamatan Gunung Kijang
Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau.
Wikipedia. (n.d.). Retrieved from https://id.wikipedia.org/wiki/Klorinasi_air
.

34
35
36

Anda mungkin juga menyukai