Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL PENELITIAN

STUDI PENGOLAHAN SAMPAH TERHADAP


TERJADINYA KEPADATAN LALAT
DI PASAR MAMASA

OLEH :

AUGIE ALFARDO ARIESKA


PO.71.3.221.20.1.007

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI SANITASI
MAKASSAR
2023
ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Diperiksa Dan Disetujui Untuk Dipertahankan

Di Hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmuah

Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Jurusan Kesehatan Lingkungan

Program Studi D-III Sanitasi

Tahun 2023

Makassar, Januari 2023

Pembimbing I Pembimbing II

H. La Taha,SKM., M.Kes Rostina,S.ST., M.Kes


NIP. 19620404 198501 1 001 NIP. 19760819 200912 2 001
iii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis tunjukkan kehadirat Tuhan Yang

Maha Esa yang telah melimpahkan Bekar Dan Rahmatnya sehingga

penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Karya Tulis Ilmiah ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat tugas

akhir pada pendidikan Diploma III bidang Kesehatan Lingkungan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih

jauh dari kesempurnaan, namun demikian penulis telah berusaha agar

tulisan ini dapat bermanfaat.

Kepada Ayahanda Haris Tjakke Kala, SKM. dan Ibunda Ester,

SKM., M. Kes. terima kasih atas dukungan, dorongan dan doa yang telah

diberikan dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

Dan juga dengan selesainya Karya Tulis Ilmiah penelitian ini, penulis

tak lupa menyampaikan ucapan terima kasih atas segala bimbingan,

saran dan dorongan moral kepada :

1. Bapak Dr. Drs. Rusli, Apt., Sp.FRS. selaku Direktur Poltekkes

Kemenkes Makassar, yang telah bersedia memberikan bimbingan.

2. Bapak Syamsuddin S, SKM., M.Kes. selaku Ketua Jurusan

Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar beserta

jajarannya yang telah bersedia memberikan bimbingan.

3. Ibu Khiki Purnawati Kasim, S.ST., M.Kes. selaku Ketua Prodi

Diploma III Sanitasi Politeknik Kemenkes Makassar yang telah

bersedia memberikan bimbingan.


iv

4. Bapak H. La Taha, SKM., M. Kes. selaku Pembimbing I yang telah

memberikan masukan serta arahan dalam penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini.

5. Ibu Rostina, S.ST., M.Kes. selaku Pembimbing I yang telah

memberikan masukan serta arahan dalam penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini.

6. Bapak H. Ronny, SKM., M.Kes. selaku Penguji yang telah banyak

memberikan masukan serta arahan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Seluruh dosen dan staf jurusan kesehatan lingkungan yang telah

berdedikasi dalam berbagi ilmu pengetahuan.

8. Saudara(i) pengurus Permakris PKM periode 2021-2022 dan periode

2022-2023 atas kekompakan, dukungan dan ilmu organisasi.

9. Teman-teman D-III dan seluruh angkatan Radiasi 2020 atas

kekompakan dan kerjasamanya.

10. Semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga kebaikan dan bantuan yang telah diberilan kepada penulis,

Allah SWT berkenan membalasnya.

Makassar, Januari 2023

Augie Alfardo Arieska


v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................ii

KATA PENGANTAR ...................................................................................iii

DAFTAR ISI ................................................................................................v

DAFTAR TABEL .........................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................1

B. Rumusan Masalah ............................................................................6

C. Tujuan Penelitian ..............................................................................7

1. Tujuan Umum .............................................................................7

2. Tujuan Khusus ............................................................................7

D. Manfaat Penelitian ............................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN PASAR

1. Pengertian pasar ........................................................................

2. Jenis-jenis pasar .........................................................................

B. TINJAUAN SAMPAH

1. Pengertian sampah .....................................................................

2. Jenis dan sumber sampah ...........................................................

3. Pengaruh sampah terhadap manusa dan lingkungan .................


vi

4. Pengelolahan sampah .................................................................

C. TINJAUAN LALAT

1. Pengertian lalat ..........................................................................

2. Jenis-jenis lalat ...........................................................................

3. Penyakit yang ditularkan lalat .....................................................

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA
vii

DAFTAR GAMBAR
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia menjadi negara dengan iklim tropis serta mempunyai

kekayaan keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati

mendukung tingkat konsumsi masyarakat yang menggunakan banyak

SDA yang tersedia di negara ini. Berdasarkan data capaian pada

tahun 2021 yang terdiri dari 194 Kabupaten/kota se-Indonesia bahwa

timbulan sampah mencapai 22,777,943.29 ton/tahun (SIPSN, 2021).

Adapun hasil capaian pada tahun 2021 komposisi sampah

berdasarkan sumber sampah yaitu pasar tradisional atau pusat

perniagaan memberikan sumbangsih 8-22,5% (SIPSN, 2021).

Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup Mamasa bahwa besar

volume sampah di Mamasa mencapai 7.374,5 ton per bulan Dan

245,8 ton per hari dengan potensi sampah kota Mamasa tahun 2021

sebesar 410. 291 ton atau dalam satu bulan sebesar 34.190 ton Dan

dalam satu hari hingga 1.139 ton (Dinas Lingkungan Hidup Mamasa ).

Kondisi seperti ini menjadi satu tantangan tersendiri untuk

ilmuwan di Indonesia yang merupakan negara berkembang untuk

melakukan banyak kajian mengenai solusi terhadap penanganan,

pembuangan, dan pengumpulan sampah domestik yang ada. Tentu

dalam solusi ini dapat memberikan sumbangsih terhadap kesehatan

pula. Secara umum manusia memiliki keinginan nyaman dalam


2

menjalani kehidupan setiap harinya. Salah satu caranya agar

mendapatkan kenyamanan adalah mempertahankan kesehatan serta

melindungi kondisi lingkungan. Dalam hal ini menjaga kesehatan perlu

memperhatikan penunjang penjaga tersebut, diantaranya adalah dari

lingkungan. Lingkungan menjadi salah satu tempat terjadinya

transmigrasi penyakit berbasis lingkungan.

Menyinggung mengenai lingkungan ini maka tidak lepas dari

berbagai macam masalah yang ada, salah satunya adalah mengenai

masalah sampah. Sampah ini merupakan permasalahan yang dasar

disetiap negara sebab berhubungan dengan kondisi lingkunga negara

itu sendiri. Sampah erat hubungannya dengan kesehatan lingkungan

suatu wilayah. Dari sampahlah akan berkembang biak berbagai

macam mikroorganisme penyebab penyakit dan binatang pengganggu

seperti vektor yang menjadi penyebar penyakit berbasis lingkungan

akibat permasalahan sampah.

Sampah merupakan sisa suatu barang yang tidak digunakan lagi

yang asalnya dari sisa kegiatan manusia. Seiring dengan

perkembangan jumlah penduduk,perkembangan pola konsumsi Dan

tingkat aktifitas manusia yang tinggi mengakibatkan volume, jenis Dan

karakteristik sampah yang dihasilkan bervariasi. Sampah juga dapat

berdampak pada kesehatan seperti penyakit diare akibat tingginya

kepadatan lalat. Sampah juga dapat berdampak secara estetika

lingkungan yaitu menimbulkan pencemaran udara, air, bahkan tanah.


3

Sehingga, sistem penagangan sampah dalam tatanan kota ini

perlu dilaksanakan secara efektif serta efisien agar mencapai hasil

penanganan yang diharapkan oleh pemerintah dan masyarakat.

Salah satu penghasil sampah di tatanan kota negara ini adalah pasar

dimana permasalahan sampah terus berputar tanpa penyelesaian

yang maksimal. Menurut Peraturan Menteri Perdagangan Republik

Indonesia Nomor 61/M-DAG/PER/8/2015 Tentang Pedoman

Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Perdagangan bahwa pasar

merupakan lembaga ekonomi dimana tempat bertemunya pembeli

dan pedagang secara langsung maupun tidak langsung, untuk

melakukan transaksi perdagangan. Pasar Kota Mamasa menjadi area

jual beli barang dengan jumlah penjual yang banyak serta dibagi

dalam beberapa los penjualan seperti pertokoan, busana, makanan,

minuman, pelelangan ikan dan lainnya.

Kegiatan perdagangan serta keanekaragaman yang diperjual

belikan pada pasarlah yang menimbulkan permasalahan sampah ini.

Dimana sampah banyak yang berserakan di tiap los Pusat Niaga

Mamasa. Hal ini berpengaruh pada sampah yang ditimbulkan akibat

kegiatan pasar ini dan erat hubungannya terhadap suatu penyakit.

Penyebaran penyakit akibat dari sampah tersebut adalah penularan

penyakit secara mekanis oleh vektor lalat.

Berdasarkan hasil survey pendahuluan, gambaran bahwa

buruknya penanganan sampah yang dilakukan oleh Pemerintah atau


4

Pengelola Pusat Niaga Mamasa terlihat dari banyaknya timbulan dan

tumpukan sampah pada area sekitar tiap los penjualan. Tumpukan

sampah yang ada akibat dari tidak diangkutnya sampah secara teratur

oleh petugas pengangkut sampah di Pusat Niaga Mamasa ini.

Sampah yang tidak diangkut inilah yang memicu datangnya vektor

lalat. Keberadaan sampah dan kepadatan lalat tidak dapat

dikendalikan secara maksimal karena sebagian besar pedagang di

Pusat Niaga Mamasa juga tidak memiliki tempat pengumpulan

sampah yang memenuhi syarat. Tempat sampah sementara bagi

pedagang harus memenuhi persyaratan tempat sampah yang

Adirekomendasikan yaitu konstruksi kuat, sulit pecah, tempat sampah

memiliki tutup, dan tempat sampah mudah diangkat.

Penanganan sampah yang tidak maksimal menjadi tempat

perkembangbiakan vektor penyakit seperti lalat. Berdasarkan

penelitian IIn Kristanti (2021) mengenai Hubungan Pengelolaan

Sampah dengan Tingkat Kepadatan Lalat di Tempat Penampungan

Sementara (TPS) menyatakan bahwa adanya hubungan antara

pengelolan sampah dengan tingkat kepadatan lalat. Faktor tersebut

dapat disebabkan karena tidak memadainya tempat penampungan

sampah. Tempat yang menjadi sarang vektor lalat adalah sampah dan

tempat pembungan sampah, dimana pada sampah pasar ini tidak

dilakukan pemilahan antara sampah organik dan sampah anorganik.

Apabila indeks populasi lalat tinggi, maka hal ini dapat mengakibatkan
5

penularan penyakit dari vektor lalat. Beberapa penyakit yangditularkan

oleh vektor lalat adalah penyakit diare, penyakit kolera, penyakit typus

serta penyakit pencernaan.

Menurut penelitian Rahmadana dan La Taha pada tahun 2020

terdapat ditempat pembuangan sampah (TPS) yaitu 10 ekor/flygrill.

Hasil penelitian Yunus dan Juherah juga pada tahun 2020 bahwa

ratarata tingkat kepadatan lalat tertinggi di Pasar Pabaeng-baeng

pada waktu sore hari yaitu dengan rata-rata 14 ekor/blok grill dengan
o
suhu 31,98 C, kelembapan 70,6%, hasil terendah dari Pasar

Maricaya dihari kedua dengan waktu sore hari pula mendapatkan hasil

2 ekor/blok grill dengan suhu 29,76 oC, kelembapannya 74,6%.

Kondisi lingkungan ini sangat memerlukan perhatian sehingga

tidak dapat mengakibatkan terjadinya penuruan kualitas lingkungan

pasar. Sehingga perlu dilakukan penelitian dalam upaya mengkaji

pengelolaan sampah yang tepat menggunakan metode analisis

penanganan sampah dan indeks populasi lalat di Pasar Mamasa Kota

Mamasa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan kondisi lingkungan dilokasi

penelitian,permasalahan sampah di Pasar Mamasa Kota Mamasa ini

adalah banyaknya sampah yang berserakan pada lingkungan pasar

terutama di depan los kelontong dimana pada los kelontong ini


6

terdapat beberapa pedagang ikan dan sayur mayur. Sehingga perlu

diketahui bagaimana sarana pengolahan sampah dengan tingkat

kepadatan lalat di Pasar Mamasa Kota Mamasa?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengolahan sampah terhadap tingkat

kepadatan lalat di Pasar Mamasa Kota Mamasa Tahun 2023.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui sarana pengumpulan sampah terhadap

tingkat kepadatan lalat di Pasar Kota Mamasa.

b. Untuk mengetahui sarana pemilahan sampah terhadap tingkat

kepadatan lalat di Pasar Kota Mamasa.

c. Untuk mengetahui sarana penampungan sampah sementara

terhadap tingkat kepadatan lalat di Pasar Kota Mamasa.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi peneliti

a. Untuk meningkatkan pengetahuan penulis dalam hal

penanggulangan sampah, terutama pada penanggulangan

sampah pasar.

b. Sebagai bahan informasi dan bahan referensi bagi penelitian

selanjutnya, terutama pada bidang kesehatan lingkungan.


7

2. Manfaat bagi pembaca

Untuk dapat memberi dan menambah ilmu pengetahuan

bagi pembaca terkait penaganan sampah Dan tingkat kepadatan

lalat di Pasar Mamasa.

3. Manfaat bagi instansi

a. Sebagai bahan pemikiran dan masukan kepada pihak

pengelola Pasar Mamasa Kota Mamasa dalam upaya

penanggulangan sampah.

b. Untuk dapat membantu Dinas Lingkungan Hidup Kota

Mamasa dalam penanganan sampah, terutama sampah

pasar.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pasar

1. Pengertian Pasar

Pasar adalah tempat dimana bertemunya pembeli dan

penjual untuk melakukan transaksi jual-beli barang dan jasa.

Adapun defenisi pasar menurut Kuntowijoyo (1994) sebagai

mekanisme (bukan hanya sekedar tempat) yang dapat menata

kepentingan pihak pembeli terhadap kepentingan pihak penjual.

Mekanisme tersebut jangan hanya dimengerti sebagai cara

pembeli dan penjual bertemu dan kemudian berpisah, tetapi lebih

dari itu harus dimaknai sebagai sebagai tatanan atas berbagai

bagian, yaitu para pelaku seperti pembeli dan penjual, komoditas

yang diperjual belikan, aturan ,mainnya yang tertulis maupun tidak

tertulis yang disepakati oleh para pelakunya, serta regulasi

pemerintah yang saling terkait,berinteraksi, dan secara serentak

bergerak bagaikan mesin.

Menurut sudut pandang yang lain, Sofyan Assauri

mengemukakan bahwa pasar adalah merupakan arena

pertukaran potensial baik dalam bentuk fisik sebagai tempat

berkumpul atau bertemunya para penjual dan pembeli, maupun

yang berbentuk non fisik yang memungkinkan terlaksananya


9

pertukaran karena dipenuhi persyaratan pertukaran, diantaranya

yaitu adanya minat dan citra yang baik serta daya beli yang

2. Jenis-Jenis Pasar

Jenis pasar menurut bentuk kegiatannya, pasar dibagi

menjadi 2 bagian yaitu :

a. Pasar Nyata

Pasar nyata adalah pasar dimana barang-barang yang

akan diperjual-belikan akan langsung diterima oleh

pembeli.contoh pasar tradisional Dan pasar swalayan.

b. Pasar Abstrak

Pasar abstrak adalah diman para pedagangnya tidak

menawar barang-barang yang akan dijual Dan pembeli tidak

membeli secara langsung tetapi hanya dengan menggunakan

surat pedagangnya saja. Contoh pasar online, pasar saham,

pasar modal Dan pasar valuta asing.

Menurut cara transaksinya, jenis pasar Dibedakan menjadi 2

yaitu pasar tradisional Dan modern

a. Pasar Tradisional

Pasar tradisional adalah pasar yang bersifat tradisional

dimana para penjual Dan pembeli dapat mengadakan tawar

menawar secar langsung. Barang-barang yang diperjual

belikan berupa barang kebutuhan pokok.


10

b. Pasar Modern

Pasar modern adalah pasar yang bersifat modern

dimana barang-barang yang diperjual belikan dengan harga

pas Dan dengan layanan sendiri. Tempat berlangsungnya

pasar ini adalah mall,plaza. Dan tempat-tempat modern

lainnya

B. Tinjauan Sampah

1. Pengertian Sampah

Sampah adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah

berakhirnya suatu proses produksi bail industri maupun domestik

(rumah tangga). Defenisi World Health Organization (WHO)

sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan lagi,tidak

dipakai,atau sesuatu yang dibuang yang berasal dare proses

kegiatan manusia (Chandra,2006). Undang-undang nomor 18

tahun 2008 tentang pengolahan sampah, sampah adalah sisa dari

berbagai proses kegiatan setiap hari yang dilakukan oleh manusia

ataupun proses alam yang berbentuk padat atau semi padat

berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak

dapat terurai yang dianggap sudah tidak bermanfaat dan dibuang

ke lingkungan.

Berdasarkan beberapa pengertian tentang sampah maka

dapat didefinisikan sampah adalah sisa bahan, limbah atau


11

buangan yang bersifat padat,setengah padat termasuk juga cairan

yang merupakan hasil sampingan dari aktifitas manusia atau

siklus kehidupan manusia,hewan,maupun tumbuh-tumbuhan yang

dianggap sudah tidak bermanfaatdan belum memiliki nilai

ekonomis serta dibuang ke lingkungan.

Dengan demikisn sampah memiliki prinsip sebagai berikut :

a. Adanya sesuatu benda atau bahan padat

b. Adanya hubungan langsung/tidak langsung dengan kegiatan

manusia

c. Benda atau bahan yang tidak dipakai lagi Dan tidak memiliki

nilai ekonomis

2. Jenis Dan Sumber Sampah

a. Berdasarkan sifat zat kimia yang terkandung di dalamnya,

sampah dibagi menjadi :

1) Sampah organik (Degradable)

Sampah organik merupakan jenis sampah mudah

membusuk misalnya sisa makanan,sayuran,daun kering

Dan lainnya. Kelebihan dari sampah organik dapat diolah

sehingga dapat digunakan sebagai pupuk kompos.

2) Sampah anorganik (Undegradable)

Sampah jenis anorganik merupakan sampah yang

tidak mudah membusuk antara lain seperti plastic, wadah,

kertas, botol, gelas minuman, kayu dan lainnya. Sampah


12

ini dapat dijadikan menjadi sampah komersial atau

sampah yang pada nantinya laku dijual guna dijadikan

produk lain, dengan sampah anorganik ini juga dapat

dijadikan bahan untuk membuat suatu kerajinan tangan

dan memiliki nilai ekonomis.

3) Sampah beracun (B3)

Sampah B3 atau beracun. Sampah ini berasal dari

limbah rumah sakit, limbah pabrik atau lainnya. Menurut

UU RI No.18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah,

yang termasuk sampah B3 ini memiliki ciri-ciri yakni

sampah yang belum dapat diolah dengan cara teknologi

dan timbul secara periodik.

b. Berdasarkan dapat tidaknya dibakar,sampah dikeloudah

mpokkan menjadi 2 jenis yaitu :

1) Sampah yang mudah terbakar (combustible) misalnya :

kertas, plastik, daun kering, kayu

2) Sampah yang tidak mudah terbakar (non combustible)

misalnya : kaleng, besi, gelas, dan sebagainya

c. Berdasarkan dapat tidaknya membusuk, sampah

dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu :

1) Mudah membusuk misalnya : sisa makanan, potongan

daging, buah-buahan, sayur-sayuran dan sebagainya


13

2) Sampah yang sulit membusuk misalnya : plastik, kaleng,

dan sebagainya

d. Berdasarkan karakteristiknya jenis-jenis sampah dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Garbage, yaitu jenis sampah yang mudah membusuk Dan

dapt terurai dengan cepat, khususnya jika cuaca panas,

proses pembusukan sering kali menimbulkan bau busuk.

Sampah jenis ini dapat ditemukan di tempat pemukiman,

rumah makan, rumah sakit, pasar, dan sebagainya.

2) Rubbish, terbagi menjadi dua yaitu :

a) Rubbish mudah terbakar terdiri atas zat-zat organik,

misalnya : kertas, kayu, karet, daun kering, dan

sebagainya

b) Rubbish tidak mudah terbakar terdiri atas zat-zat

anorganik, misalnya : kaca, kaleng dan sebagainya :

kaca, kaleng dan sebagainya

3) Ashes (abu) yaitu semua sisa dari pembakaran dari

industri yang mudah terbakar termasuk juga abu rokok

4) Street sweeping (sampah jalanan) yaitu sampah yang

berasal dari jalanan atau trotoar akibat aktivitas mesin dan

manusia yang melintas dati jalanan.


14

5) Dead animal (bangkai binatang) sampah bangkai binatang

besar seperti anjing, kucing, dan sebagainya yang mati

karena kecelakaan secara alami

6) House hold refuse, atau sampah campuran misalnya :

garbage, ashes, rubbish yang berasal dari perumahan

7) Abandoned vechicle, berasal dari bangkai kendaraan

8) Demolision waste, berasal dari hasil sisa-sisa

pembangunan gedung. Contractions waste, berasal dare

hasil sisa-sisa pembangunan gedung seperti tanah, batu,

dan kayu

9) Sampah industry, berasal dari pertanian, perkebunan, dan

pabrik (industri)

10) Santage solid, terdiri atas benda-benda solid atau kasar

yang biasanya berupa zat organik.

11) Sampah khusus, sampah yang memerlukan penanganan

khusus seperti kaleng dan zat radioaktif

Menurut UU No.18 Tahun 2008 sumber sampah pada

umumnya berkaitan dengan tata guna lahan daerah perumahan,

perkotaan, kawasan komersial, dan lain-lain. Sehingga sampah ini

dapat dikembangkan sejalan dengan pengembangan tata guna

lahannya.

Pada dasarnya sumber sampah di klarifikasikan dalam

beberapa kategori sebagai berikut :


15

a. Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic waste)

Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil

kegiatan rumah tangga yang sudah dipakai dan dibuang

seperti sisa-sisa makanan, baik yang sudah dimasak atau

belum, bekas pembungkus makanan baik plastik maupun

kertas,daun sebagainya, pakaian bekas, bahan-bahan

bacaan,perabot, rumah tangga, daun-daunan dari kebun atau

taman

b. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum

Sampah ini berasal dari tempat-tempat umum seperti

pasar,tempat hiburan,tempat pariwisata,terminal bis,stasiun

kereta api, dan sebagainya. Sampah ini berupa

kertas,plastic,botol,daun-daunan.

c. Sampah yang berasal dari perkantoran

Sampah ini dari perkantoran,bail kantor pendidikan,

perdagangan, depertemen perusahaan, dan sebagainya.

Sampah ini berupa kertas, plastik, karbon, klip, dan

sebagainya. Umumnya sampah yang bersifat kering dan

mudah terbakar.

d. Sampah yang berasal dare jalan raya

Sampah ini berasal dari pengendara di jalan raya

umumnya terdiri dari plastik, kertas, kardus, batu-batuan,pasir,

sobekan ban, dan sebagainya.


16

e. Sampah yang berasal industri

Sampah yang berasal dari kawasan industri,termasuk

sampah yang berasal dari pembangunan industri dan segala

sampah proses produksi,misalnya sampah logam, plastik, dan

kayu. Tekstil dan lainnya

f. Sampah yang berasal dari pertanian atau perkebunan

Sampah ini sebagai hasil perkebunan atau pertanian

misalnnya : jerami, sisa sayur, batang jagung, dan

sebagainya

g. Sampah yang berasal dari pertambangan

Sampah ini berasal dari daerah pertambangan Dan

jenisnya tergantung dari jenis usaha pertambangan itu sendiri

misalnya : batu-batuan, tanah/cadas, pasir, sisa-sisa

pembakaran(arang), dan sebagainya

h. Sampah yang berasal dari peternakan Dan perikanan

Sampah yang berasal dari peternakan Dan perikanan ini

berupa kotoran-kotoran ternak,sisa-sisa makanan ternak

(pellet), bangkai binatang Dan sebagainya

3. Pengaruh Sampah Terhadap Manusia Dan Lingkungan

Pengelolaan sampah di suati daerah akan membawa

pengaruh bagi masyarakat Dan lingkungan daerah itu sendiri.


17

Pengaruhnya terbagi menjadi dua yaitu,pengaruh positif Dan

pengaruh negatif.

a. Pengaruh positif

Pengelolaan sampah yang bail akan memberikan

pengaruh yang positif terhadap masyarakat dan

lingkungannya,seperti berikut :

1) Sampah dapat dimanfaatkan untuk menimbun lahan

semacam rawa-rawa dan daratan rendah

2) Sampah dimanfaatkan untuk pupuk dan sangat

bermanfaat untuk menyuburkan tanah dan memperbaiki

kondisi tanah

3) Sampah dapat diberikan untuk makanan ternak dan

setelah menjalani proses pengelolaan yang telah

ditentukan lebih dahulu untuk mencegah pengaruh buruk

sampah tersebut terhadap ternak

4) Pengelolaan sampah menyebabkan berkurangnya tempat

untuk berkembang biaknya serangga dan binatang

pengerat dengan demikian dapat mengurangi kepadatan

populasi vektor penyakit.

5) Menurunkan insiden kasus penyakit menular yang erat

hubungannya dengan sampah


18

6) Keadaan estetika lingkingan yang bersih menimbulkan

rasa indah dan nyaman serta aman bagi kesehatan

masyarakat

b. Pengaruh negatif

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat

memberikan pengaruh negatif bagi kesehatan, lingkungan dan

kehidupan sosial ekonomi dan budaya, seperti berikut :

1) Pengaruh terhadap kesehatan

a) Pengelolaan sampah yang kurang baik

mengakibatkan sampah sebagai tempat berkembang

biaknya vektor penyakit, seperti lalat, tikus, kecoa.

b) Insiden penyakit demam berdarah dengue akan

meningkat karena vektor penyakit dapat hidup dan

berkembang biak dalam ban bekas, kaleng yang

diberi air, maupun dalam penampungan air.

c) Gangguan psikosomatis, misalnya sesak nafas,

insomnia, sters, Dan lain sebagainya

2) Pengaruh terhadao lingkungan

a) Estetika lingkungan menjadi kurang sedap dipandang

mata
19

b) Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme

menghasilkan gas-gas tertentu yang menimbulkan

bau busuk.

c) Pembakaran sampah dapat menimbulkan

pencemaran udara dan bahaya kebakaran yang lebih

luas.

d) Pembuangan sampah kedalam saluran pembuangan

air akan menyebabkan aliran air terganggu Dan

saluran air menjadi dangkal,

e) Apabila musim hujan datang,sampah yang menumpuk

dapat menyebabkan banjir Dan mengakibatkan

pencemaran pada sumber air sumber air permukaan

atau sumur dangkal.

f) Air banjir dapat menyebabkan kerusakan pada

fasilitas masyarakat,seperti jalanan Dan saluran air

3) Pengaruh terhadap sosial ekonomi Dan budaya

masyarakat

a) Pengelolaan sampah yang berkurang baik

mencerminkan keadaan sosial budaya masyarakat.

b) Keadaan lingkungan yang kurang bail dan jorok,akan

menurunkan minat dan hasrat orang lain untuk datang

berkunjung kedaerah tersebut


20

c) Dapat menyebabkan terjadinya perselisihan antara

penduduk setempat dengan pengelola

d) Angka kasus kesakitan meningkat dan mengurangi

hari kerja sehingga produktivitas masyarakat menurun

e) Kegiatan perbaikan lingkungan yang akan rusak

memerlukan dana yang besar sehingga dana untuk

sektor lain berkurang.

f) Penurunan pemasukan daerah (devisa) akibat

penurunan jumlah wisatawanyang di ikuti dengan

penurunan penghasilan masyarakat

g) Penurunan mutu Dan sumber daya alam sehingga

mutu produksi menurun Dan tidak memiliki nilai

ekonomis.

h) Penumpukan sampah di pinggir jalan menyebabkan

kemacetan lalu lintas sehingga dapat menghambat

kegiatan tansportasi barang Dan jasa

4. Pengelolahan Sampah

Pengelolaan sampah tidak hanya menyangkut aspek teknis

semata,namun yang jauh lebih penting adalah menyangkut

masalah pengetahuan dalam rangka mendorong perubahan sikap

Dan pola pikir menuju terwujudnya masyarakat yang ramah

lingkungan Dan berkelanjutan (Suryani,2007)


21

Menurut UU No.18 Tahun 2008 pengelolaan sampah adalah

sebagai proses perubahan bentuk sampah dengan mengubah

karakteristik,komposisi,Dan jumlah sampah,Dan pengelolaan

sampah merupakan kegiatan untuk mengurangi jumlah sampah,

Dan memanfaatkan nilai yang masih terkandung dalam sampah

untuk menjadi bahan daur ulang produk lain yang memiliki nilai

ekonomis.Pengelolaan sampah dapat dilakukan

berupa:pengomposan,recycling/daur ulang,pembakaran

(insenerasi),Dan lain-lain. Pengelolaan seacara umum merupakan

proses transformasi sampah baik secara fisik,kimia,Dan biologi.

Konsep dasar pengelolaan sampah merupakan suatu upaya

untuk mencegah terjadinya penumpukan sampah, Dan

menekankan dampak negative yang mungkin terjadi,serta

bagaimana pemanfaatannya. Pengelolaan sampah yang bail

bukan saja untuk kepentingan kesehatan tetapi juga untuk

keindahan lingkungan. Pengelolaan meliputi

pengumpulan,pengangkutan sampai dengan daur ulang sampah

supaya tidak mengganggu kesehatan Dan lingkungan hidup.

Cara-cara pengelolaan sampah antara lain sebagai berikut:

a. Pengumpulan Dan pengangkutan sampah

Pengumpulan sampah adalah tanggung jawab dari

masing –masing rumah tangga atau institusi yang

menghasilkan sampah. Oleh karena itu,masyarakat harus


22

membangun Dan mengadakan tempat khusus untuk

pengumpulan sampah. Kemudian dari masing-masing tempat

pengumpulan sampah tersebut harus diangkut ke tempat

pembuangan sementara (TPS) sampah,Dan selanjutnya ke

tempat pembuangan akhir (TPA).

Mekanisme sistem atau cara pengangkutannya untuk

daerah perkotaan adalah tanggung jawab pemerintah daerah

setempat,yang didukung oleh partisipasi masyarakat produksi

sampah,khususnya dalam hal pendanaan. Sedangkan untuk

pedesaan pada umumnya dapat dikelola oleh masing-masing

keluarga, tanpa memerlukan TPS maupun TPA. Sampah

rumah tangga daerah pedesaan pada umumnya di daur ulang

menjadi pupuk.

b. Pemusnahan Dan pengelolaan sampah

Pemusnahan atau pengelolaan sampah padat dilakukan

melalui berbagai cara,antara lain:

1) Ditanam (landfill) yaitu pemusnahan sampah dengan

membuat lubang di tanah kemudian sampah dimasukkan

dan ditimbun dengan tanah. Prinsip dari sanitari landfill

yaitu pengukuran tanah dengan sampah secara sehat iala

sampah yang telah ditimbun kemudian segera di aduk

dengan lapisan tanah yang padat setebal 30 cm


23

2) Dibakar (incenerator) yaitu memusnahkan sampah

dengan cara di bakar do dalam tungku pemusnahan

(incinerator). Pelaksanaan metode ini harus diusahakan

sejauh mungkin dare pemukiman demi menghindari

pencemaran udara hasil dari pembakaran ini

menghasilkan dioksin., yaitu ratusan jenis kimia

berbahaya seperti CDF (chlorine dibenzo-p dioxin) Dan

PBC (poly chlorinated bhyphenil).

c. Dijadikan pupuk (composting) Yaitu pengelolaan sampah

menjadi pupuk kompos,khususnya untuk sampah organik

daun-daunan,sisa makanan Dan sampah lain yang mudah

membusuk . didaerah pedesaan hal ini sudah biasa dilakukan,

sedangkan di daerah perkotaan hal ini perlu di budidayakan.

C. Tinjauan Lalat

1. Pengertian Lalat

Lalat merupakan serangga yang termasuk ordo Diptera yang

mempunyai sepasang sayap berbentuk membra. Pada saat ini

dijumpai kurang lebih 60.000-100.000 spesies lalat. Beberapa

spesies yang terpenting dare sudut kesehatan yaitu : lalat rumah

(Musca Domestica), lalat kandang (Stomoxys caleitrans), lalat

hijau (Phenisial), lalat daging (Sarcoplaga) dan lalat kecil (fannia),


24

semua bagian tubuh dare lalat bisa berperan sebagai alat

penularan penyakit, yaitu badan, bulu pada tangan dan kaki serta

feaces, dan muntahannya

Morfologi umum lalat menurut sigit Dan hadi (2006) adalah :

a. Kepala relatif besar dilengkapi dengan antena

b. memiliki mata majemuk, mata jantan lebih besar dari betina

Dan sangat berdekatan satu sama lain, sedangkan yang

betina tampak terpisah oleh suatu celah.

c. Mulut mengalami modifikasi sesuai dengan fungsinya

(menusuk, menghisap, menjilat)

d. Memiliki sepasang sayap di bagian depan Dan sepasang yang

berfungsi sebagai alat keseimbangan.

e. Memiliki sepasang antena yang pendek,terdiri atas tiga ruas.

f. Bentuk tubuh lalat betina biasanya lebih besar dari pada lalat

jantan.

Dalam toksonimi, lalat diklasifikasikaaln sebagai berikut

Kingdom : Animal

Phylum : Antropoda

Class : Insecta

Ondo : Diptera

Familia : Muscidae, Calliphoridae, Sarcophoga, Dermatobia,

Walfahrtia, Hypoderma,Chrysomyia Dan lain-lain

Species : Musca domestica, Fannia canicularis, crysomsyia


25

Megacphepala, Sarcophaga misera

2. Jenis-Jenis lalat

a. Lalat Rumah (Musca domestica)

Lalat rumah tersebar diseluruh Indonesia.seekor lalat

rumah betina dapat bertelur hingga 2.000 butir selama

hidupnya. Telur diletakkan secara berkelompok. Setiap kali

bertelur, betina akan meletakkan 100-150 butir telur ditempat

yang lembab Dan banyak mengandung zat orgsnik seperti

sampah. Telur akan menetas setelah 1 hari. Lalat ini

sepanjang hari berada di lingkungan rumah. Pada malam hari,

lalat dewasa akan siap kawin dalam waktu 2-3 hari. Habitat

lalat dewasa pada kotoran ternak unggas Dan sampah

membusuk penuh bakteri Dan organisme pathogen lain

(Kepmenkes RI,2011:72)

b. Lalat hijau (Chrysomya Bezziana)

Lalat hijau tersebar diseluruh Indonesia. Lalat hijau

meletakkan telur secara berkelompok di dalam atau dipinggir

luka yang berdekatan dengan jaringan yang sudah mulai

membusuk. Setiap kelompok mengandung kurang lebih 100

butir telur.perkembangan dari telur sampai dewasa lalat hijau

memerlukan waktu 1-4 hari. Lalat hijau berperan penting

dalam proses pembusukan dan sering ditemukan di pada

timbunan sampah. Setia pada bangkai hewan yang


26

mengalami proses pembusukan umumnya akan dijumpai lalat

hijau, kadang-kadang Bersama dengan jenis lalat lainnya

seperti lalat biru,lalat daging, dan lain-lainnya. Lalat ini

penyebab myasis, yaitu infestasi larva diptera/lalat pada

jaringan tubuh manusia/hewan (kepmenkes RI, 2011:64)

c. Lalat Daging (Sarcophaga spp)

Lalat ini termasuk dalam famili Sarcophagidae, lalat ini

berwarna abuabu tua, berukuran sedang sampai besar,

panjangnya kira-kira 6-14 mm, lalat ini mempunyai tiga garis

gelap pada bagian dorsal toraks, dan perutnya mempunyai

corak seperti papan catur. Lalat ini bersifat viviparus dan

mengeluarkan larva hidup pada tempat perkembangbiakannya

seperti daging, bangkai, kororan, dan sayuran yang sedang

membusuk. Tahap larva makan berlangsung beberapa hari,

kemudian keluar dari tempat makanan untuk pupasi di daerah

yang lebih kering (Sucipto, 2011). Siklus lalat daging

(Sarcophaga spp) ini berlangsung 2-4 hari. Lalat ini umumnya

ditemukan di pasar dan warung yang terbuka, pada daging,

sampah dan kotoran, tetapi jarang memasuki rumah. Lalat ini

juga dilaporkan lambungnya mengandung terlur cacing

Ascaris lumbricoides dan cacing tambuk (Sucipto, 2011).


27

d. Lalat Mungil Rumah (Fannia spp)

Lalat ini misalnya Fannia canicularis dan F scalaris, yang

dikenal dengan nama litte house flies. Lalat ini berkebang biak

di tempat kotoran basah hewan piara, orang atau unggas,

atau buah-buahan yang sedang membusuk. Lalat ini lebih

menyukai keadaan sejuk dan lebih lembab dibandingkan

jenis-jenis Musca (Sucipto, 2011). Lalat ini menghabiskan 13

waktu lebih banyak di dalam hunian manusia, tempat jantan

berkeliling di sekitar lampu-lampu yang menggantung

(Sucipto, 2011).

3. Penyakit Yang Ditularkan Lalat

Lalat dapat menyebarkan penyakit karena mereka makan

sangat bebas, makanan manusia dan sisa makanan yang

dibuang. Lalat akan mengambil 16 pathogen saat merayap dan

makan. Penularan terjadi karena kontak lalat dengan manusia dan

makanan.

a. Disentri

Di tularkan oleh lalat rumah melalui makanan atau

minuman. Timbul gejala pada manusia yaitu sakit pada bagian

perut, leas karena peredaran darah tidak lancar, dapat

menyebabkan kematian
28

b. Tipoid

Cara penyebarannya yaitu di bawah oleh lalat melalui

makanan dan minuman, dengan gejala gangguan, ada usus,

sakit pada perut, sakit kepala, berak darah dan demam tinggi,

juga berakibat kematian.

c. Kolera

Penyebarannya sama dengan disentri, dengan gejala

muntah-muntah, demam dan dehidrasi d. Diare Di tularkan

lalat juga melalui makanan, dengan gejala buang air besar

tiga kali sehari, frekwensinya sering, sedikit encer, lemas dan

dapat menyebabkan kematian.

d. Myasis

Myasis adalah investasi larva lalat (belatung ulat)

kedalam suatu jaringan hidup termasuk manusia. Biasanya

jika ada luka pada tubuh tapi tidak dirawat dengan baik

sehingga lalat hinggap dan bertelur. myasis di tularkan oleh

lalat hijau (chrysomya megachepala). Lalat betina merupakan

penyebab myasis obligat yang meletakan telurnya pada tepi

luka yang terbuka dalam jumlah 150-500 butir dalam satu

kelompok. Umumnya betina akan memilih luka yang mulai

membusuk. Telur akan menetas setelah 23-30 jam dan

larvanya segera masuk jauh ke dalam luka sambil memakan

jaringan luka. Untuk berubah menjadi pupa yang akan


29

berlangsung selama 7-9 hari, kemudian menjadi dewasa

(Levine 1990).

Anda mungkin juga menyukai