Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS PENERAPAN 4R DI

TPA/BANK SAMPAH
(Teks makalah tugas DPK kelas 10 angkatan 2023/2024.)

Disusun Oleh :
1. Chesya Suryawati (8)
2. Nabila Khalimatu Sadiah (19)
3. Nahdah Nur Hanifah (21)
4. Wahidiah Viguna (32)

SMK Negeri 2 Kota Tangerang


Jl. Veteran No.2, RT.004/RW.011, Sukasari, Kec. Tangerang, Kota Tangerang, Banten 15118
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah yang ini berjudul: “ ANALISIS PENERAPAN 4R DI TPA/BANK
SAMPAH .”

Teks makalah ini sudah kami buat semaksimal mungkin dengan bantuan dari berbagai pihak
yang memberikan berbagai saran, sehingga teks makalah ini bisa terselesaikan.
Maka daripada itu, kami memohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan di teks makalah
buatan kami. Kami juga terbuka atas berbagai kritik dan saran yang akan diberikan.
Kami juga berterima kasih kepada Bu Erni Yulianingsih S.pd selaku guru mata pelajaran
Dasar-dasar kejuruan kimia analis kami atas bimbingan dan bantuannya sehingga kami bisa
menyelesaikan teks makalah ini.
Akhir kata, semoga teks karya ilmiah ini bermanfaat serta menambah wawasan bagi kita
semua, terima kasih.

Tangerang, 3 september 2023


Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................................................4
1.4 Metode Penelitian...................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN DAN HASIL...........................................................................................6
2.1 Pengertian Prinsip 4r..............................................................................................................6
2.2 Kondisi 4r Di Lingkungan Sekitar.........................................................................................6
2.3 Kondisi Pengelolaan Sampah Di Indonesia...........................................................................7
2.4 Tips Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dengan Prinsip 4R..............................................9
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................12
3.2 Saran.....................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN
3
1.1 Latar Belakang Masalah
Sebelumnya kami membuat teks makalah ini dengan alasan yang penting, yaitu memberikan
tentang betapa banyaknya sampah di indonesia dan bagaimana cara efektif dari penanganan
sampah. Sampah bukan lah hal yang lazim lagi didengarkan oleh kita. Sampah merupakan sisa
kegiatan sehari-hari manusia dan proses alam yang berbentuk padat. Sampah juga merupakan
sumber dari berbagai penyakit dan kumuh nya lingkungan. Dengan banyaknya timbulnya
sampah yang tidak ter tangani dan sampah yang dibuang sembarangan akan mengakibatkan
banyaknya dampak negatif yang timbul, seperti kumuh nya lingkungan, sumber penyakit dan
bahkan bencana banjir.
Di zaman yang semakin maju dan padat penduduk ini, sampah dapat dilihat di mana-mana.
Indonesia menjadi negara penghasil sampah terbesar ke-5 di dunia pada tahun 2020. Hal ini
tercatat dalam laporan Bank Dunia yang bertajuk The Atlas of Sustainable Development Goals
2023. Menurut laporan tersebut, pada tahun 2020 Indonesia memproduksi sekitar 65,2 juta ton
sampah.
Ini dapat di akibat dari bertambah banyaknya penduduk yang ada di indonesia, Sampah
sudah lama menjadi perbincangan hangat di seluruh dunia namun belum ada penyelesaian yang
bisa dikatakan efektif. Tetapi ada salah satu cara penanganan sampah yang bisa menjadi solusi
dari berbagai cara yang ada yaitu dengan penerapan 4r.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu penerapan prinsip 4r ?
2. Bagaimana kondisi penerapan 4r di lingkungan sekitar ?
3. Mengapa kondisi pengelolaan sampah di Indonesia belum ideal?
4. Bagaimana Tips Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dengan Prinsip 4R?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan utama kami dalam menulis, membentuk, dan menyusun teks makalah ini adalah
untuk mengetahui pengertian dari 4r, apa saja 4r, bagaimana kondisi penerapan 4r dilingkungan
sekitar,, alasan penerapan 4r tidak terlalu efektif di indonesia, dan bagaimana tips agar penerapan
4r berhasil diterapkan.

1.4 Metode Penelitian


Metode penelitian yang kami gunakan dalam teks makalah kami kali ini adalah dari
sumber situs internet, survei sederhana dan pengalaman yang kami dapatkan dari masing-masing

4
anggota kelompok dilingkungan sekitar kami.

Kami menggunakan metode ini karena metode ini yang paling relevan untuk penulisan teks
karya ilmiah kami. Dengan begitu semua informasi yang kami dapatkan dapat langsung di
masukan ke dalam kerangka utama karya ilmiah kami ini. Walaupun juga ada berbagai masalah
seperti ketidakpastian materi yang kami dapatkan sehingga harus lebih menyaring informasi dari
sumber-sumber yang kami kunjungi.

BAB II
PEMBAHASAN DAN HASIL

5
2.1 Pengertian Prinsip 4r
Pengelolaan sampah harus berdasarkan pada prinsip 4R, yaitu kegiatan memperlakukan
sampah dengan cara, reduce (mengurangi), reuse (memakai kembali), recycle (daur ulang), dan
replace (mengganti). Diuraikan sebagai berikut :
2.1.1 Mengurangi (reduce)
Reduce bertujuan untuk mengurangi penumpukan sampah. Contohnya kita dapat
mengurangi sampah plastik dengan membawa kantong belanja sendiri.
2.1.2 Menggunakan kembali (reuse)
Sampah dapat diubah menjadi sesuatu yang bernilai guna, bahkan dapat dijual. Seperti
botol plastik bekas minuman dapat dibuat menjadi tempat pensil, pot tanaman, ataupun celengan
dan sebagainya sesuai kreativitas kita.
2.1.3 Mendaur ulang (recycle)
Sampah dikategorikan menjadi sampah organik dan anorganik. Sampah organik berupa
daun kering, sisa-sisa makanan, dan limbah rumah tangga yang berupa zat organik. Sampah
tersebut dapat diubah menjadi pupuk kompos.
Sampah anorganik memang sulit untuk didaur ulang sendiri. Contoh sederhana yang
dapat dilakukan yaitu dengan membuat bubur kertas dari koran, majalah, atau kertas yang tidak
terpakai lagi.
Bubur kertas kemudian diratakan dan dijemur hingga kering. Kertas yang telah kering
dapat dibuat kerajinan tangan, misalnya pigura foto.
2.1.4 Penanaman kembali (replant)
Penanaman kembali yaitu memanfaatkan sisa-sisa bahan pangan seperti sayu sayuran
yang dapat ditanam kembali untuk kebutuhan sehari-hari sehingga menghemat pengeluaran.
Menanam biji cabai, biji buah semangka, atau menanam tanaman obat seperti daun sirih.
Penanaman kembali dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan dan mengembalikan fungsi
lingkungan agar lingkungan kembali sehat.

2.2 Kondisi 4r di lingkungan sekitar

6
Bank sampah di daerah sembung. Cikokol

Kondisi 4R (Replant, Reduce, Reuse, Recycle) dilingkungan sekitar masih bisa dikatakan cukup
buruk tetapi sudah ada perkembangan dari tahun-tahun sebelumnya sebelum ada usulan untuk
melakukan sistem 4r ini, hal ini bisa terjadi dikarenakan kurang nya kesadaran masyarakat
sekitar akan sampah dan lingkungan mereka.
Reduce (Mengurangi): Jika masyarakat di sekitar memiliki kesadaran yang belum cukup
tinggi akan lingkungan yang ada dan mengadopsi kebiasaan hidup sederhana, kondisi Reduce
mungkin cukup baik. Misalnya, mereka bisa mengurangi penggunaan plastik, mengurangi
konsumsi air dan listrik, serta menghindari pemborosan sumber daya.
Reuse (Menggunakan Ulang): masyarakat di sekitar tidak terlalu memiliki kebiasaan
untuk menggunakan ulang barang-barang atau sering mendonasikan barang yang masih layak
pakai, kondisi Reuse kemungkinan akan baik. Misalnya, mereka bisa menggunakan kembali
kantong belanja, botol minuman, atau pakaian dengan cara yang kreatif.
Recycle (Mendaur Ulang): Kondisi Recycle dapat bervariasi tergantung pada
ketersediaan dan kesadaran masyarakat terhadap program daur ulang. Jika ada sistem
pengumpulan dan pemrosesan limbah yang baik, serta partisipasi aktif dari masyarakat, kondisi
Recycle akan lebih baik. Namun, jika akses ke fasilitas daur ulang terbatas atau kesadaran
masyarakat rendah, kondisi Recycle mungkin kurang optimal.
Penting kita untuk menjaga lingkungan sekitar dengan melakukan prinsip 4r ini agar
lingkungan dan bumi kita terjaga untuk anak cucu kita nanti.
2.3 Kondisi pengelolaan sampah di Indonesia
Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Penyaluran sampah
yang banyak ditemui terdiri dari proses pengumpulan sampah dari permukiman atau sumber
sampah lain, pengangkutan sampah untuk dibuang di Tempat Penampungan Sementara (TPS),
dan proses terakhir yaitu pembuangan di Tempat Pemrosesan Akhir.
7
Permasalahan pengelolaan sampah yang ada di Indonesia dapat dilihat dari beberapa
faktor yaitu tingginya jumlah sampah yang dihasilkan, tingkat pengelolaan pelayanan masih
rendah, TPA yang terbatas jumlahnya, institusi pengelola sampah dan masalah biaya. Sebagian
besar pengelolaan sampah TPA di Indonesia menggunakan metode open dumping dan landfill,
namun ada juga metode lain yaitu pembuatan kompos, pembakaran, pemilahan, dan daur ulang
meskipun tidak banyak digunakan.
Menurut Purwanta (2009) TPA berpotensi menyumbang emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
dengan gas yang mendominasi adalah CH4 (Metana), CO2 dan N2O. Hal tersebut
mengakibatkan diperlukan adanya inovasi dalam pengelolaan sampah sehingga sampah tidak
hanya menumpuk di TPA yang tapi juga dimanfaatkan untuk kepentingan lain.
Inovasi pengelolaan sampah belakangan ini adalah akan dibangunnya Pembangkit Listrik
Tenaga Sampah (PLTSa). Pembangunan PLTSa tersebut merupakan salah satu upaya yang baik
dalam mengurangi jumlah sampah yang ada sekaligus memanfaatkannya dalam bentuk yang
lain. Teknologi pembakaran sampah biasanya merupakan teknologi yang digunakan PLTSa
untuk memperoleh energi yang kemudian dijadikan listrik. Pembakaran sampah tersebut dapat
dilakukan dengan beberapa cara yaitu Insinerasi dan pirolisis yang dapat mereduksi volume
sampah hingga 70% namun menghasilkan emisi yang tinggi lalu ada gasifikasi yang dapat
mereduksi sampah hingga 75% dan lebih ramah lingkungan.
Inovasi pengelolaan sampah dalam bentuk lain adalah munculnya startup-startup
pengelolaan sampah buatan Indonesia seperti Gringgo, Sampah Muda, Mall Sampah, dan
Angkuts. Keberadaan startup tersebut merupakan inovasi yang cukup baik karena dapat
meminimalisir jumlah sampah yang dibuang secara sembarangan
Startup tersebut juga harus disosialisasikan lagi sehingga keberadaanya dapat membantu
dalam memecahkan permasalahan pengelolaan sampah di Indonesia. Permasalahan mengenai
sampah adalah masalah nasional sehingga dalam pengelolaannya harus dilakukan secara
komprehensif. Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.
Penyaluran sampah yang banyak ditemui terdiri dari proses pengumpulan sampah dari
permukiman atau sumber sampah lain, pengangkutan sampah untuk dibuang di Tempat
Penampungan Sementara (TPS), dan proses terakhir yaitu pembuangan di Tempat Pemrosesan
Akhir.
Permasalahan pengelolaan sampah yang ada di Indonesia dapat dilihat dari beberapa
faktor yaitu tingginya jumlah sampah yang dihasilkan, tingkat pengelolaan pelayanan masih
rendah, TPA yang terbatas jumlahnya, institusi pengelola sampah dan masalah biaya.
Sebagian besar pengelolaan sampah TPA di Indonesia menggunakan metode open
dumping dan landfill, namun ada juga metode lain yaitu pembuatan kompos, pembakaran,
pemilahan, dan daur ulang meskipun tidak banyak digunakan.
Menurut Purwanta (2009) TPA berpotensi menyumbang emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
dengan gas yang mendominasi adalah CH4 (Metana), CO2 dan N2O. Hal tersebut

8
mengakibatkan diperlukan adanya inovasi dalam pengelolaan sampah sehingga sampah tidak
hanya menumpuk di TPA yang tapi juga dimanfaatkan untuk kepentingan lain.
Inovasi pengelolaan sampah belakangan ini adalah akan dibangunnya Pembangkit Listrik
Tenaga Sampah (PLTSa).Pembangunan PLTSa tersebut merupakan salah satu upaya yang baik
dalam mengurangi jumlah sampah yang ada sekaligus memanfaatkannya dalam bentuk yang
lain.
Teknologi pembakaran sampah biasanya merupakan teknologi yang digunakan PLTSa
untuk memperoleh energi yang kemudian dijadikan listrik. Pembakaran sampah tersebut dapat
dilakukan dengan beberapa cara yaitu Insinerasi dan pirolisis yang dapat mereduksi volume
sampah hingga 70% namun menghasilkan emisi yang tinggi lalu ada gasifikasi yang dapat
mereduksi sampah hingga 75% dan lebih ramah lingkungan.
Inovasi pengelolaan sampah dalam bentuk lain adalah munculnya startup-startup
pengelolaan sampah buatan Indonesia seperti Gringgo, Sampah Muda, Mall Sampah, dan
Angkuts. Keberadaan startup tersebut merupakan inovasi yang cukup baik karena dapat
meminimalisir jumlah sampah yang dibuang secara sembarangan
Startup tersebut juga harus disosialisasikan lagi sehingga keberadaanya dapat membantu
dalam memecahkan permasalahan pengelolaan sampah di Indonesia. Permasalahan mengenai
sampah adalah masalah nasional sehingga dalam pengelolaannya harus dilakukan secara
komprehensif.
2.4 Tips Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dengan Prinsip 4R
1. Reduce Prinsip pengelolaan sampah rumah tangga berupa reduce atau mengurangi
yakni masyarakat dapat terus berusaha untuk lebih sedikit menghasilkan sampah. Artinya,
kegiatan sehari-hari pun harus diperhatikan agar tidak menimbulkan sampah yang berlebihan.
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah adalah dengan membeli
barang atau makanan yang berlebihan. Barang yang tidak diperlukan akan segera rusak jika tidak
dirawat atau digunakan dan akhirnya hanya akan menjadi sampah.
Selain itu, makanan yang berlebihan akan segera membusuk jika tidak dikonsumsi. Oleh karena
itu, makanan tersebut pun kemudian hanya menjadi sampah. Jika siklus di atas terus terjadi dan
dilakukan oleh banyak orang, maka jumlah sampah akan menumpuk. Sampah yang berlebihan
ini akan menyebabkan pencemaran karena pengelolaan yang memerlukan waktu yang lama dan
sampah harus ditimbun terlebih dahulu.
Jika siklus di atas terus terjadi dan dilakukan oleh banyak orang, maka jumlah sampah akan
menumpuk. Sampah yang berlebihan ini akan menyebabkan pencemaran karena pengelolaan
yang memerlukan waktu yang lama dan sampah harus ditimbun terlebih dahulu.
Oleh karena itu, mengurangi pembelian dan berfokus pada barang serta makanan yang benar-
benar diperlukan termasuk tindakan nyata dan berkontribusi dalam perlindungan lingkungan.
Pengelolaan sampah rumah tangga yang tepat mampu memberikan dampak yang baik untuk
lingkungan.

9
2. Reuse merupakan prinsip pengelolaan sampah rumah tangga dengan cara
menggunakan kembali suatu produk agar tidak seketika menjadi sampah. Benda-benda yang
tidak dipakai lagi dapat didaur ulang menjadi benda lain yang diperlukan.
Contohnya yakni menggunakan kembali botol-botol shampo, sabun, dan lain sebagainya dengan
cukup membeli refill. Konsumen tidak perlu membeli produk dengan botolnya tetapi cukup
membeli refill sehingga mengurangi sampah botol.
Selanjutnya, sampah plastik tersebut dapat digunakan sebagai kerajinan tangan yang menarik.
Contohnya yakni tempelkan plastik seperti puzzle, dan lain sebagainya.
Pengelolaan sampah rumah tangga dengan prinsip reuse dapat mengurangi timbunan sampah.
Benda-benda pun tidak akan terbuang begitu saja ketika masih memiliki manfaat.
3. Recycle Pengelolaan sampah rumah tangga berikutnya dapat dilakukan dengan prinsip
recycle. Prinsip ini adalah mendaur ulang sampah menjadi barang lain yang sama bermanfaatnya
untuk kehidupan sehari-hari.
Contohnya yakni, botol bekas dapat digunakan kembali sebagai pot tanaman daripada membeli
pot lagi. Selain itu, koran yang tidak terpakai dapat dibuat menjadi sebuah karya berupa tempat
tisu, tempat pensil, dan lain sebagainya.
Contoh lainnya yakni kertas bekas yang dapat digunakan untuk amplop atau bungkus, dan lain
sebagainya. Pengelolaan sampah rumah tangga dengan prinsip ini membuat benda-benda tidak
akan sia-sia begitu saja.Hal ini juga turut mengurangi timbunan sampah dan melindungi
lingkungan.
4. Replace Prinsip pengelolaan sampah rumah tangga selanjutnya adalah replace. Prinsip
ini artinya mengganti bahan yang tidak ramah lingkungan dengan bahan yang lebih ramah
lingkungan.
Contohnya yakni ketika berbelanja, hentikan penggunaan kantong plastik dan gunakan
kantong kain agar dapat digunakan berkali kali dan mengurangi sampah plastik. Contoh lainnya
yakni gunakan sedotan stainless steel untuk mengurangi sedotan plastik.
Contoh tindakan replace berikutnya seperti menolak penggunaan styrofoam untuk
membungkus makanan dan membawa tempat makan sendiri dari rumah.
Hal ini juga berlaku dengan alat makan seperti sendok dan garpu dan menolak sendok
dan garpu yang terbuat dari plastik.
Pasalnya, plastik tidak dapat terurai secara alami. Plastik justru menjadi masalah jika
tersebar di lautan seperti mengganggu pertumbuhan hewan ketika tubuhnya tersangkut plastik
dan tidak sengaja mengonsumsi plastik. Plastik juga dapat mencemari manusia dan hewan di
daratan ketika plastik-plastik tersebut menjadi mikroplastik.
Demikian penjelasan terkait prinsip 4R dalam pengelolaan sampah rumah tangga beserta
contohnya. Selanjutnya dapat diketahui masalah sampah merupakan gagasan yang sangat serius
dan berdampak luas terhadap kehidupan manusia. Sampah yang tidak diolah dan tercemar akan

10
merusak ekosistem. Pengelolaan sampah di pembuangan akhir pun memerlukan waktu yang
cukup banyak terlebih apabila timbunan sampah terlalu berlebihan. Timbunan sampah yang
berlebihan dapat menyebabkan sampah tidak berhasil dikelola dengan baik dan justru
menimbulkan berbagai macam penyakit. Oleh karena itu, pengelolaan sampah rumah tangga
sangat penting untuk berkontribusi pada kelestarian lingkungan hidup. Kebiasaan yang dibangun
dengan baik terkait langkah untuk melindungi lingkungan adalah dimulai dengan tindakan
sehari-hari. Langkah kecil yang dilakukan oleh mayoritas bahkan semua orang akan memberikan
dampak positif bagi lingkungan dan menjadikan bumi sebagai tempat tinggal yang lebih layak
bagi generasi kini maupun generasi yang akan datang.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang kami dapatkan, dapat disimpulkan bahwa peranan 4r di kehidupan
sehari-hari sangatlah penting, tapi harus dimanfaatkan dengan konsisten.
Jumlah sampah yang sangat banyak tentu akan berpengaruh kepada masyarakat itu
sendiri, baik dalam segi lingkungan, kesehatan, dan ekonomi masyarakat. Jumlah sampah yang
mencapai 4,319 per hari akan sangat membuat Desa Olele khususnya Taman Wisata Laut Olele
menjadi rusak dan dipenuhi oleh sampah. Kebiasaan masyarakat mengelola sampah secara
Kumpul-Angkut-Buang-Bakar (KABB) tidak bisa membuat Desa Olele menjadi bersih, sehingga
perlu adanya cara pengendalian sampah yang lebih efektif lagi yaitu pengelolaan sampah terpadu
secara 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle)
3.2 Saran
Penelitian ini juga memberikan saran atas beragam kompleksitas fenomena pengelolaan
bank sampah di Kota tangerang, adapun saran penelitian ini adalah:
1. Perlunya pengembangan bank sampah pada wacana edukasi dan sosialisasi mengenai
sampah berdasarkan pemahaman masyarakat yang dapat memunculkan agen-agen yang memiliki
motivasi dan komitmen dalam mengatur strategi yang inovatif untuk pengembangan bank
sampah berkelanjutan.
2. Bank sampah dibangun atas kesadaran kultural; dimana bank sampah dibentuk dan
memiliki kesepahaman pada tataran kultural yang hidup di masyarakat.
3. Pelibatan pemangku kebijakan dan masyarakat yang seimbang agar mendapatkan
keseimbangan dalam pengetahuan dan pengelolaan bank sampah.
4. Pemerintah perlu tegas terhadap regulasi yang telah dibuat serta inovatif dalam
mencari bentuk pengelolaan sampah yang lebih terstruktur dan komprehensif.
5. Model pengelolaan bank sampah yang disarankan agar bisa berkelanjutan adalah
gabungan dari model pengembangan bank sampah berbasis kultural, sosial dan manajemen
finansial. Karena aspel kultural, aspek sosial dan aspek finansial menjadi aspek-aspek penting
yang saling berkaitan dan perlu diperhatikan oleh para agen dalam mempertahankan
keberlanjutan operasional.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. https://katadata.co.id/intan/lifestyle/63a9d7875904f/tips-pengelolaan-sampah-rumah-
tangga-dengan-prinsip-4r
2. https://egsa.geo.ugm.ac.id/2019/10/19/sejauh-manakah-inovasi-pengelolaan-sampah-di-
indonesia/#:~:text=Permasalahan%20pengelolaan%20sampah%20yang
%20ada,pengelola%20sampah%20dan%20masalah%20biaya.

13

Anda mungkin juga menyukai