Dosen Pengampuh :
ADHI SURYA, ST., MT
NIDN. 1126058001
Disusun Oleh :
DWI ANOVA
NPM. 18640167
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan rasa syukur kepada Allah SWT karena dengan rahmat dan
karunianya saya dapat menyelesaikan tugas membuat buku “Rekayasa Lingkungan”
Penyusunan tugas ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan di bidang lingkungan
maupun di pelajaran Rekayasa Lingkungan. Dan saya mengucapkan terima kasih sebesar –
besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Abd. Malik, S.Pt., M.Si., Ph.D, Selaku Rektor Universitas Islam
Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari
2. Bapak Dr.Ir. M. Marsudi, M.Sc., Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Islam
Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari
3. Ibu Eka Purnamasari, S.T., M.T. Selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari
4. Bapak Hendra Cahyadi, S.T., M.T. Selaku Sekertaris Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari
5. Bapak Adhi Surya, S.T., M.T. Selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Rekayasa
Lingkungan yang telah bersedia membimbing dan mengarahkan penulis selama
menyusun buku dan memberikan banyak ilmu serta solusi pada setiap
permasalahan atau kesulitan dalam penulisan buku ini
6. Kedua Orang Tua, Ayahanda dan ibunda tercinta yang telah memberikan
dukungan baik moril maupun materil serta doa yang tiada henti-hentinya kepada
penulis
7. Seluruh teman-teman seangkatan, Terutama teman sekelas Reguler Siang 6A
Banjarmasin Angkatan 2018
Penulis sadar buku ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya
pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki, oleh karena itu penulis memohon saran dan
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Dengan selesainya penyusunan tugas ini
kiranya bermanfaat khususnya bagi penyusun atau bagi saudara saudari yang
berkepentingan dalam hal ini.
Penulis
Dwi Anova
iii
DAFTAR ISI
1
pengumpul hingga dapat dipindahkan ke kendaraan transfer yang lebih besar untuk
dibuang kembali ke TPA, pusat pengolahan (seperti limbah untuk tanaman energi)
atau fasilitas pengomposan. Terkadang TPS juga menyediakan fasilitas pemilahan
sampah dan recycle
Proses pengangkutan :
- Kendaraan dari pool menuju kontainer isi pertama untuk
mengangkut sampah ke TPA
- Kontainer kosong dikembalikan ke tempat semula
- Menuju kontainer isi berikutnya untuk diangkut ke TPA
- Kontainer kosong dikembalikan ke tempat semula
- Demikian seterusnya sampai rit akhir.
3 Proses pengangkutan :
- Kendaraan dari poll dengan membawa kontainer kosong menuju
lokasi kontainer isi untuk mengganti atau mengambil dan langsung
dibawa ke TPA
- Kendaraan dengan membawa kontainer kosong dari TPA menuju kontainer
isi berikutnya
- Demikian seterusnya sampai rit terakhir.
9.3 KONDISI TPS DI BEBERAPA NEGARA
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 9.6 Tipe Bangunan TPS di Amerika (a) completely open, (b) 3-sided open, (c) 3-
sided bays, (d) semi enclosed, dan (e) fully enclosed
Pada saat ini peranan data spasial dalam berbagai kegiatan perencanaan cukup
penting, dalam hal penentuan lokasi tempat penampungan sampah (TPS) sementara,
teknologi pengolah data spasial telah memberi kontribusi luar biasa dengan hadirnya
teknologi Sistem Informasi Geografis. Menurut Wikipedia, Sistem Informasi Geografis
adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial
(bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang
memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola, dan menampilkan
informasi bereferensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya,
dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan
mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini. Teknologi Sistem Informasi
Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya,
perencanaan
pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana
untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam.
SIG merupakan sistem informasi kebumian berbasis sistem komputer. Dalam
berbagai perencanaan SIG merupakan suatu model alternatif dari kegiatan dan proses
dalam lingkungan dimana dapat dilakukan aktivitas pengukuran (measurement), pemetaan
(mapping), monitoring (monitoring) dan pemodelan (modeling). Penggunaan SIG
mendukung untuk perencanaan manajemen lahan secara potensial. Secara spesifik input
data, output, dan kemampuan analisis, struktur perencanaan dan analisis pengambil
putusan, dieksekusi dalam SIG dan dievaluasi hasilnya
Sistem Informasi Geografi memiliki kelebihan yang membedakan dengan sistem
informasi lainnya. SIG mampu menangani data atribut (kualitatif dan kuantitatif) sekaligus
mampu menangani data spasial (keruangan) yang berupa titik, garis, dan poligon.
Kelebihan yang dimiliki SIG inilah yang menjadikannya suatu sistem yang memiliki
prospek pengembangan dan pemakaian yang sangat potensial sebagai sistem pengambilan
keputusan untuk berbagai aplikasi. Secara umum SIG berfungsi melakukan perhitungan
terhadap sejumlah operasi, display (layer peta-warna, ukuran, bentuk, dan lain-lain),
kompilasi data base non-spasial, overlay, buffering, memperbaiki dan memperbaharui data
atau tayangan tabel (SQL), membuat hubungan-hubungan keruangan dan membuat peta
tematik dan peta arahan yang berguna untuk perencanaan pembangunan wilayah dan
daerah.
BAB X
TPA (TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR)
Tahap
Kegiatan Perkiraan Dampak
Pembangunan
- Pemilihan lokasi TPA - Lokasi yang tidak memenuhi
- Perencanaan persyaratan akan mencemari
- Pembebasan Lahan lingkungan dan mengganggu
kesehatan masyarakat
3. Perencanaan
Perencanaan TPA berupa Detail Engineering Design (DED), harus dapat Mengant
isipasi terjadinya pencemaran lingkungan . Dengan demikian maka perencanaan
TPA tersebut harus meliputi :
- Disain site plan disesuaikan dengan kondisi lahan yang tersedia
- Disain fasilitas yang meliputi fasilitas umum (jalan masuk dan jalan operasi,
Saluran drainase, kantor TPA, pagar), fasilitas perlindungan lingkungan
(tanggul, lapisan dasar kedap air, jaringan pengumpul dan pengolah lindi,
ventilasi gas, barrier, tanah penutup, sumur uji, alat berat dan lain-lain) dan
fasilitas pendukung (air bersih, bengkel, jembatan timbang dan lain-lain)
- Tahapan pembangunan disesuaikan dengan kemampuan pendanaan daerah
untuk membangun suatu TPA sehingga dengan kondisi yang paling minimal
TPA tersebut dapat berfungsi tanpa mencemari lingkungan.
- Dokumen DED dilengkapi juga dengan gambar detail, SOP, dokumen tender,
spesifikasi teknis, disain note dan lain-lain
4. Pembebasan Lahan
Pembebasan lahan TPA perlu memperhatikan dampak sosial yang mungkin
timbul seperti kurang memadainya ganti rugi bagi masyarakat yang tanahnya
terkena proyek. Luas lahan yang dibebaskan minimal dapat digunakan untuk
menampung sampah selama 5 tahun
5. Pemberian Izin
Pemberian izin lokasi TPA harus diikuti dengan berbagai konsekuensi seperti
dilarangnya pembangunan kawasan perumahan atau industri pada radius < 500 m
dari lokasi TPA, untuk menghindari terjadinya dampak negatif yang mungkin
timbul dari berbagai kegiatan TPA
6. Sosialisasi
Untuk menghindari terjadinya protes sosial atas keberadaan suatu TPA, perlu
diadakan sosialisasi dan advokasi publik mengenai apa itu TPA, bagaimana
mengoperasikan suatu TPA dan kemungkinan dampak negatif yang dapat terjadi
namun disertai dengan rencana atau upaya pihak pengelola untuk
menanggulangi masalah yang mungkin timbul dan tanggapan masyarakat
terhadap rencana pembangunan TPA. Sosialisasi dilakukan secara bertahap dan
jauh sebelum dilakukan perencanaan
10.3.2 Tahap Konstruksi
1. Mobilisasi Tenaga Dan Alat
a. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah tenaga kerja yang akan melaksanakan
pekerjaan konstruksi TPA. Untuk tenaga profesional seperti tenaga supervisi,
ahli struktur dan mandor harus direkrut sesuai dengan persyaratan kualifikasi,
sedangkan untuk tenaga buruh atau tenaga keamanan dapat direkrut dari
tenaga setempat (jika ada). Rekrutmen tenaga setempat adalah untuk
menghindari terjadinya konflik atau kecemburuan social
b. Alat
Mobilisasi peralatan konstruksi mungkin akan menimbulkan dampak
kebisingan dan debu, namun sifatnya hanya sementara. Untuk itu agar dapat
diusahakan mobilisasi atau demobilisasi alat berat dilakukan pada saat lalu
lintas dalam keadaan sepi serta tidak melalui permukiman yang padat
2. Sanitary landfill
Sanitary landfill ini menggunakan lubang yang sudah dilapisi tanah liat dan juga
plastik untuk mencegah pembesaran di tanah dan gas metana yang terbentuk
dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.
3. Insenerasi
Hasil panas digunakan untuk listrik atau pemanas ruangan.
5. Dibakar
Pembakaran limbah padat atau sampah juga bisa digunakan sebagai salah satu
alternatif untuk mengatasi adanya limbah padat yang sangat banyak. Biasanya,
sampah- sampah rumah tangga akan dikumpulkan di sebuah bank sampah atau
tempat pembuangan sampah. Apabila sampah yang terkumpul tidak terlalu
banyak, maka pembakaran ini bisa saja dilakukan. Namun perlu kita ingat juga
bahwasannya apabila kita membakar sampah, maka hal itu akan membuat udara
yang ada di sekitar kita menjadi tercemar. Jika udara sudah tercemar maka kita
akan merasakan sesak di bagian nafas dan hidung akan terasa sakit apabila
menghirup udara.
6. Daur ulang
Limbah padat yang bersifat non organik bisa dipilah- pilah kembali. Limbah
padat yang masih bisa diproses kembali bisa di daur ulang menjadi barang yang
baru atau dibuat barang lain yang bermanfaat atau bernilai jual tinggi. Sebagai
contoh adalah kerajinan dari barang- barang bekas.
BAB XII
SISTEM PENANGGULANGAN PENCEMARAN UDARA
2. Polutan Sekunder
Polutan sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-
pencemar primer di atmosfer sekunder biasanya terjadi karena reaksi dari dua atau
lebih bahan kimia di udara, misalnya reaksi foto kimia. Sebagai contoh adalah
disosiasi NO2 yang menghasilkan NO dan O radikal.
-
BAB XIII
UKL DAN UPL
AMDAL pertama kali diperkenalkan pada tahun 1969 oleh National Environmental
Policy Act di Amerika Serikat. Menurut UU No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan
Lingkungan Hidup dan PP no 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
(AMDAL) yang harus dibuat jika seseorang ingin mendirikan suatu proyek yang
diperkirakan akan memberikan dampak besar dan penting terhadap lingkungan,
Belanda pun mempunyai milieu effect apportage disingkat m.e.r. Sebenarnya
Indonesia dan Belanda bukanlah penemu sistem ini, tetapi ditiru dari Amerika Serikat yang
diberi nama Environmental Impact Assesment (EIA). AMDAL adalah kajian mengenai
dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Pada dasarnya Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah keseluruhan
proses yang meliputi penyusunan berturut-turut sebagaimana diatur dalam PP nomor 27
tahun 1999 yang terdiri dari:
1. Kerangka Acuan (KA) adalah ruang lingkup kajian analisis mengenai
dampak lingkungan hidup yang merupakan hasil pelingkupan.
2. Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) adalah telaahan secara cermat
dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha atau
kegiatan.
3. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) adalah upaya penanganan dampak
besar dan penting terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana
usaha dan atau kegiatan.
4. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) adalah upaya pemantauan komponen
lingkungan hidup yang terkena dampak besar dan penting akibat dari rencana usaha
atau kegiatan.
14.2 TINJAUAN PUSTAKA
2. Pemrakarsa
Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan.
Setiap rencana kegiatan yang mempunyai dampak besar dan penting, wajib
dibuat AMDAL Hal ini mengacu pada pasal 3 ayat 1 PP 27 tahun 1999 yaitu ;
1. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam
2. Eksploitasi SDA baik yang dapat diperbaharui/tidak dapat diperbaharui
3. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan,
kerusakan, pemerosotan dalam pemanfaatan SDA, cagar budaya
4. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, jasad renik.
5. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati
6. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk
mempengaruhi lingkungan
7. Kegiatan yang mempunyai tinggi dan mempengaruhi pertahanan negara
Dalam rangka pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup maka
nampak gambaran bagi proyek-proyek yang akan dibangun atau yang telah berjalan,
perlu diteliti sampai seberapa besar dapat meningkatkan kulitas lingkungan hidup
setempat. Selain itu terkandung pula pengertian seberapa besar dapat
memaksimumkan manfaat (dampak positif) terhadap lingkungan yang mengandung
makna harus dapat menciptakan kegiatan ekonomi baru dan penyedian fasilitas
sosial ekonomi bagi masyarakat setempat. atau sebaliknya malah menurunkan
kualitas lingkungan hidup dalam arti lebih banyak memberikan kerugian (dampak
negatif) bagi masyarakat sekitar.
Untuk mengatasi semua itu, analisa dampak lingkungan adalah salah satu cara
pengendalian yang efektif untuk dikembangkan. AMDAL bertujuan untuk
mengurangi atau meniadakan pengaruh-pengaruh buruk (negatif) terhadap
lingkungan dan bukan menghambat ektifitas ekonomi. AMDAL pada hakekatnya
merupakan penyempurnaan suatu proses perencanaan proyek pembangunan dimana
tidak saja diperhatikan aspek sosial proyek itu, melainkan juga aspek pengaruh
proyek itu terhadap sosial budaya, fisika, kimia dan lain-lain
Tujuan dan sasaran utama AMDAL adalah untuk menjamin agar suatu usaha
atau kegiatan pembangunan dapat beroperasi secara berkelanjutan tanpa merusak
dan mengorbankan lingkungan atau dengan kata lain usaha tau kegiatan tersebut
layak dari
segi aspek liongkungan. Sedangkan kegunaan AMDAL adalah sebagai bahan untuk
mengambil kebijaksanaan (misalnya perizinan) maupun sebagai pedoman dalam
membuat berbagai perlakuan penanggulangan dampak negatif. Dalam usaha
menjaga kualitas lingkungan, secara khusus AMDAL berguna dalam hal :
1. Mencegah agar potensi sumber daya alam yang dikelola tidak rusak, terutama
sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.
2. Menghindari efek samping dari pengolahan sumber daya terhadap sumber daya
alam lainnya, proyek-proyek lain dan masyarakat agar tidak timbul
pertentangan- pertentangan.
3. Mencegah terjadinya perusakan lingkungan akibat pencemaran sehingga tidak
mengganggu kesehatan, kenyamanan, dan keselamatan masyarakat.
4. Agar diketahui manfaatnya yang berdaya guna dan berhasil guna bagi bangsa,
negara dan masyarakat
BAB XV
HUKUM DAN UU LINGKUNGAN HIDUP
1) Pencemaran Udara
Pencemaran udara terjadi karena adanya zat-zat polutan yang mengotoriudara.
Zat- zat polutan ini dapat dihasilkan dari penggunaan alat-alat tertentu, sepertiAC,
kendaraan bermotor, dan hair dryer Selain itu, zat-zat pencemar atau polutan juga
dapat dihasilkan dari aktivitas yang dilakukan oleh manusia, seperti membakar
sampah, menggunakan pestisida untuk membunuh hama di lahan pertanian,
danaktivitas pabrik yang menimbulkan asap
2) Pencemaran Air
Pencemaran air terjadi karena adanya zat-zat polutan yang masuk ke
dalamsumber air, seperti insektisida, kotoran, limbah, pupuk, dan sampah. Air
yangtercemar akan berbau, keruh, dan berwarna, sehingga tidak layak untuk
dikonsumsi.
3) Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah disebabkan akibat resapan zat-zat polutan kedalam tanahyang
biasanya adalah zat kimia yang menyebabkan kualitas tanah turun
Aspek pidana dalam hukum lingkungan mempunyai 2 aspek delik yaitu delik
formildan delik materiil.
1) Delik Materil
Perbuatan melawan hukum yang menyebabkan pencemaran atau perusakan
lingkungan hidup yang tidak perlu memerlukan pembuktian pelanggaranaturan-
aturan hukum administrasi seperti izin.
2) Delik Formil
Perbuatan yang melanggar hukum terhadap aturan-aturan hukumadministrasi, jadi
untuk pembuktian terjadinya delik formil tidak diperlukan pencemaran atau
perusakan lingkungan hidup seperti delik materil, tetapi cukupdengan
membuktikan pelanggaran hukum administrasi
1) Pasal 105
Setiap orang yang memasukkan limbah ke dalam wilayah Negara kesatua
republikIndonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat 1 huruf c dipidana
dengan penjara paling singkat empat tahun dan paling lama dua belas tahun dan
denda palingsedikit Rp 4.000.000.000 dan paling banyak Rp. 12.000.000.000
2) Pasal 106
Setiap orang yang memasukkan limbah B3 kedalam wilayah Negara
kesatuanrepublik Indonesia sebagaimana dimaksud Pasal 69 ayat 1 huruf d
dipidana dengan penjara paling singkat lima tahun dan paling lama lima belas
tahun dan denda palingsedikit Rp 5.000.000.000 dan paling banyak Rp.
15.000.000.000
3) Pasal 107
Setiap orag yang memasukkan B3 yang dilarang menurut peraturan perundang-
undangan kedalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimanadimaksud pasal 69 ayat 1 huruf b dipidana dengan pidana penjara
paling singkat limatahun dan paling lama lima belas tahun dan denda paling
sedikit Rp 5.000.000.000dan paling banyak Rp. 15.000.000.000.
4) Pasal 108
Setiap orang yang melakukan pembakaran lahan sebagaimana dimaksud dalam
pasal69 ayat 1 huruf h, dipidana dengan pidana penjara paling singkat satu tahun
dan paling lama tiga belas tahun dan denda paling sedikit Rp 3.000.000.000 dan
paling banyak Rp. 10.000.000.000
Upaya pelestarian lingkungan hidup menjadi kewajiban setiap warga negara, tanpa
terkecuali. Jika lingkungannya terjaga dengan baik, maka keberlangsungan hidup umat
manusia juga semakin terjamin. Salah satu upaya Pemerintah Indonesia dalam
mengupayakan pelestarian lingkungan hidup ialah melalui pembuatan Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan serta Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Undang-undang ini disahkan pada 3 Oktober 2009 oleh Presiden Indonesia, Susilo
Bambang Yudhoyono beserta Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia, Andi Mattalatta. UU Nomor 32 Tahun 2009 berisikan 127 pasal dengan
perlindungan serta pengelolaan lingkungan hidup sebagai fokus utaman
1. TPS merupakan fasilitas yang terletak dekat dengan daerah perumahan atau
komersial. TPS digunakan untuk menerima dan menampung sampah dari kendaraan
pengumpul hingga dapat dipindahkan ke kendaraan transfer yang lebih besar untuk
dibuang kembali ke TPA
2. TPA (Tempat Pembuangan Akhir) adalah sarana fisik untuk berlangsungnya
kegiatan pembuangan akhir sampah. TPA merupakan mata rantai terakhir dari
pengolahan sampah perkotaan sebagai sarana lahan untuk menimbun atau mengolah
sampah.
3. Limbah padat domestik adalah sisa buangan yang dihasilkan dari kegiatan rumah
tangga. Berdasarkan wujudnya, limbah domestik dibedakan menjadi dua jenis, yakni
limbah cair dan padat.
4. Pencemaran udara adalah masuknya atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke
dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan,
gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas
lingkungan.
5. Pencegahan yang paling sederhana dan mudah dilakukan untuk mencegah terjadinya
pencemaran udara yaitu menggunakan masker sebagai pelindung untuk menghindari
terjadinya gangguan kesehatan
6. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup (UPL) adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup oleh penanggung jawab dan atau kegiatan yang tidak wajib
melakukan AMDAL
7. AMDAL merupakan singkatan dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
AMDAL merupakan kajian dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup,
dibuat pada tahap perencanaan, dan digunakan untuk pengambilan keputusan
8. Hukum lingkungan merupakan seperangkat peraturan yang mengatur mengenai
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
64
DAFTAR PUSTAKA
Dari Jurnal :
I Nyoman Nurjaya. “Dinamika Hukum Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam
Dalam Rangka Pengelolaan Sumber Daya Alama”. Jurnal Hukum Vol. 4 No. 2,
(Juni 2015)
: 25. diakses pada 7 Desember 2019
Reba Anindyajati Pratama dan Iif Miftahul Ihsan. “Peluang Penguatan Bank Sampah
Untuk Mengurangi Timbulan Sampah Perkotaan, Studi Kasus: Bank Sampah
Malang”.Vol. 18 No. 1. 2017.
Anih Sri Suryani. “Peran Bank Sampah Dalam Efektivitas Pengelolaan Sampah (Studi
Kasus Bank Sampah Malang)”. Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi
(P3DI) Sekretariat Jenderal DPR RI, Volume 5 No. 1. Jakarta. 2014.
Dari Buku :
Dari Internet :
https://mahasiswa.ung.ac.id/442417041/home/2019/11/11/makalah-amdal-analisa-dampak-
lingkungan-lengkap-nama-siti-humairoh-npm-4118217007008.html Waktu Akses : 01 Juni
2021
https://kanalispolban.wordpress.com/chemlib/makalah/makalah-pencemaran-udara/
Waktu Akses : 01 Juni 2021
https://www.kompas.com/skola/read/2021/03/17/142637069/isi-aturan-tentang-lingkungan-
hidup-uu-no-32-tahun Waktu Akses : 05 Juni 2021
http://nurulfalah09.blogspot.com/2014/11/makalah-pengolahan-limbah-domestik.html
Waktu Akses : 16 Juni 2021
https://www.academia.edu/38608822/MAKALAH_TEKNOLOGI_PENGELOLAAN_LIM
BAH_PADAT Waktu Akses : 16 Juni 2021