Dosen Pengampuh :
ADHI SURYA, ST., MT
NIDN. 1126058001
Disusun Oleh :
DWI ANOVA
NPM. 18640167
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan rasa syukur kepada Allah SWT karena dengan rahmat dan
karunianya saya dapat menyelesaikan tugas membuat buku “Rekayasa Lingkungan”
Penyusunan tugas ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan di bidang lingkungan
maupun di pelajaran Rekayasa Lingkungan. Dan saya mengucapkan terima kasih sebesar –
besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Abd. Malik, S.Pt., M.Si., Ph.D, Selaku Rektor Universitas Islam
Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari
2. Bapak Dr.Ir. M. Marsudi, M.Sc., Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Islam
Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari
3. Ibu Eka Purnamasari, S.T., M.T. Selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari
4. Bapak Hendra Cahyadi, S.T., M.T. Selaku Sekertaris Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari
5. Bapak Adhi Surya, S.T., M.T. Selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Rekayasa
Lingkungan yang telah bersedia membimbing dan mengarahkan penulis selama
menyusun buku dan memberikan banyak ilmu serta solusi pada setiap
permasalahan atau kesulitan dalam penulisan buku ini
6. Kedua Orang Tua, Ayahanda dan ibunda tercinta yang telah memberikan
dukungan baik moril maupun materil serta doa yang tiada henti-hentinya kepada
penulis
7. Seluruh teman-teman seangkatan, Terutama teman sekelas Reguler Siang 6A
Banjarmasin Angkatan 2018
Penulis sadar buku ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya
pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki, oleh karena itu penulis memohon saran dan
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Dengan selesainya penyusunan tugas ini
kiranya bermanfaat khususnya bagi penyusun atau bagi saudara saudari yang
berkepentingan dalam hal ini.
Penulis
Dwi Anova
iii
DAFTAR ISI
iv
5.5 Bentuk Penampang Saluran Drainase ....................................................................... 61
BAB VI. SISTEM PLUMBING (PERPIPAAN) .................................................................. 64
6.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 64
6.2 Tinjauan Pustaka ....................................................................................................... 64
6.3 Sistem Pembuangan .................................................................................................. 70
BAB VII. SISTEM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP ....................................... 76
7.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 76
7.2 Tinjauan Pustaka ..................................................................................................... 76
7.3 Dampak Pencemaran Lingkungan ........................................................................... 80
7.4 Upaya Dan Strategi Pengelolaan Dalam Mengatasi Masalah Lingkungan.............. 84
BAB VIII. TATA PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI BANK SAMPAH ............... 89
8.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 89
8.2 Tinjauan Pustaka ..................................................................................................... 89
8.3 Tinjauan Umum Tentang Bank Sampah ................................................................... 96
KESIMPULAN .................................................................................................................. 103
DAFTAR PUSTAKA ............................. .. ....................................................................... 104
BIODATA MAHASISWA .................... ......................................................................... 106
v
BAB I
Rekayasa lingkungan merupakan salah satu mata kuliah yang diajarkan di Program
Studi Teknik Sipil. Rekayasa Lingkungan membahas tata cara pengelolaan dan pandangan
terhadap pelestarian lingkungan.
Rekayasa Lingkungan adalah ilmu teknik sipil yang mempelajari tentang tata cara
membangun konstruksi teknik sipil yang dapat mencegah terjadinya pencemaran ling-
kungan dan kerusakan alam. Contohnya, membangun cerobong asap suatu pabrik pada
ketinggian tertentu, membuat saluran.
Seorang sarjana teknik sipil harus mampu mengadakan penyeimbangan. Karena
lahan kerja teknik sipil pasti bersinggungan dengan alam, maka dari itu ada istilah bidik
asih, yaitu memperkecil atau mereduksi dampak aktivitas manusia pada lingkungan.
Sarjana teknik sipil harus mampu memikirkan perencanaan yang tidak merusak
lingkungan.
Pengertian Lingkungan hidup menurut UU RI No 4 tahun 1982, yaitu kesatuan ruang
dengan benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang
bersinggungan dengan makhluk hidup lainnya. Permasalahannya bagaimana cara manusia
menempatkan diri dalam lingkungan dan bagaimana menjalankan kegiatan agar
berkesinambungan dan menjaga kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Berikut merupakan peran sarjana Teknik Sipil dalam upaya kesehatan masyarakat
antara lain yaitu:
1. Program penyediaan air bersih
2. Pengolahan dan pembangunan limbah cair, gas, dan padat
3. Pencegahan kebisingan
4. Pencegahan kecelakaan
5. Pengolahan sanitasi transpotasi
6. Pengelolaan kualitas lingkungan
7. Pencegahan penyebaran penyakit melalui air, udara, makanan dan vektor
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
2
BAB II
SIKLUS HIDOLOGI DAN SISTEM TATA KELOLA AIR ALAMIAH
5
Penguapan merupakan proses alami berubahnya molekul cairan menjadi
molekul gas/ uap. Penguapan yang berasal dari benda-benda mati seperti tanah,
danau, dan sungai disebut evaporasi (evaporation), sedangkan penguapan yang
berasal dari hasil pernafasan benda hidup seperti tumbuhan, hewan, dan manusia
disebut tranpirasi (transpiration), dan jika penguapan itu berasal dari benda-benda
mati dan tanaman maka disebut evapotranspirasi. Akibat penguapan ini terkumpul
massa uap air, yang dalam kondisi atmosfer tertentu dapat membentuk awan.
Air hujan yang jatuh di permukaan terbagi menjadi dua bagian, pertama
sebagai aliran limpasan (overland flow) dan kedua bagian air yang
terinfiltrasi. Jumlah yang mengalir sebagai aliran limpasan dan yang
terinfiltrasi tergantung dari banyak faktor. Makin besar bagian air hujan yang
mengalir sebagai aliran limpasan maka bagian air yang terinfiltrasi akan
menjadi semakin kecil, demikian juga sebaliknya.
Aliran limpasan selanjutnya mengisi tampungan-cekungan (depression
strorage). Apabila tampungan ini telah terpenuhi, air akan menjadi limpasan
permukaan (surface runoff) yang selanjutnya ke sungai atau laut. Air yang
terinfiltrasi, bila keadaan formasi geologi memungkinkan, sebagian besar
dapat mengalir lateral di lapisan tidak kenyang air (unsaturated zone) sebagai
aliran antara (subsurface flow/ interflow), sebagian yang lain akan mengalir
vertikal (perkolasi/percolation) yang akan mencapai lapisan kenyang air
(saturated zone/aquifer). Air dalam aquifer ini akan mengalir sebagai aliran air
tanah (groundwater flow/baseflow), sungai atau tampungan dalam (deep
storage). Sebagian besar air yang ada di permukaan bumi akan menguap
kembali ke atmosfer.
6
Proses itu merubah uap air menjadi awan. Awan yang mengandung banyak uap
air kemudian berubah menjadi titik titir air atau hujan yang jatuh ke laut.
Tahapan pada siklus Hidrologi pendek atau siklus air kecil dijelaskan seperti
berikut.
- Sinar matahari mengenai sumber – sumber air di Bumi seperti laut, danau,
dan lain sebagainya
- Sumber air yang ada di permukaan bumi akan mengalami penguapan
- Penguapan uap air akan menyebabkan kondensasi sehingga dapat terbentuk
awan yang mengandung uap air
- Awan yang mengandung uap air mengalami kejenuhan
- Uap air dari awan akan jatuh ke permukaan kembali dalam bentuk hujan di
permukaan laut.
- Air hujan yang turun ke laut tersebut kemudian bercampur kembali.
Selanjutnya akan mengalami siklus air kembali.
2) Siklus Sedang
Siklus ini dimulai ketika uap air laut dibawa angin menuju daratan. Kemudian
uap tersebut mengalami kondensasi pada ketinggian tertentu sehingga
membentuk awan. Uap air tersebut akan jatuh di daratan sebagai hujan. Air hujan
7
tersebut akan meresap ke dalam tanah dan diserap oleh akar tumbuhan. Setelah
itu, air akan kembali ke laut melalui sungai atau menguap melalui tumbuhan.
3) Siklus Panjang
Siklus panjang sama seperti siklus sedang. Perbedaannya terletak pada proses
setelah kondensasi. Pada siklus panjang, setelah kondensasi, titik-titik air dibawa
angin ke tempat yang lebih tinggi sehingga menjadi kristal-kristal es. Kemudian
kristal es tersebut dibawa oleh angin ke puncak gunung. Kristal es tersebut jatuh
8
sebagai salju, terjadi glester, kemudian mengalir ke sungai, dan akhirnya kembali
ke laut.
Beberapa tahapan dari siklus hidrologi panjang antara lain sebagai berikut:
- Matahari menyinari permukaan Bumi termasuk sumber- sumber air (laut,
samudera dan launnya), sehingga sumber- sumber air terebut mengalami
penguapan.
- Kemudian terjadi evaporasi
- Kemudian uap air mengalami sublimasi
- Uap air yang telah terbentuk dan mengalami sublimasi kemudian me-
nyebabkan terbentuknya awan yang mengandung kristal- kristal es.
- Awan yang terbentuk kemudian bergerak ke darat karena tiupan angina
- Kemudian terjadilah hujan di atas daratan Bumi
- Air yang turun di daratan akan mengalir ke sungai kemudian mengalir lagi
ke laut untuk kembali mengalami siklus hidrologi.
9
iklim di bumi. Uap air hasil evaporasi yang ada di atmosfer akan mempengaruhi
kelembaban dan suhu.
Uap air akan mengurangi suhu di bumi sehingga tidak terlalu panas. Air yang
turun sebagai hujan menghasilkan air tawar yang dibutuhkan makhluk hidup untuk
dapat bertahan hidup. Banyaknya curah hujan yang turun juga dipengaruhi oleh
banyaknya air yang mengalami penguapan dalam siklus hidrologi.
1) Dampak Primer
Kerusakan fisik – Mampu merusak berbagai jenis struktur, termasuk jembatan,
mobil, bangunan, sistem selokan bawah tanah, jalan raya, dan kanal.
2) Dampak Sekunder
- Persediaan air – Kontaminasi air. Air minum bersih mulai langka.
- Penyakit – Kondisi tidak higienis. Penyebaran penyakit bawaan air.
- Pertanian dan persediaan makanan – Kelangkaan hasil tani disebabkan oleh
kegagalan panen. Namun, dataran rendah dekat sungai bergantung kepada
endapan sungai akibat banjir demi menambah mineral tanah setempat.
- Pepohonan’ – Spesies yang tidak sanggup akan mati karena tidak bisa berna-
pas.
- Transportasi – Jalur transportasi hancur, sulit mengirimkan bantuan darurat
kepada orang-orang yang membutuhkan.
1) Penebangan hutan
Penebangan hutan yang berlebihan menyebabkan hutan menjadi gundul. Hutan
yang gundul tidak dapat menyerap air. Ketika turun hujan, air akan langsung men-
galir ke sungai dan akhirnya ke laut. Karena tidak ada penahannya, aliran itu deras
sehingga dapat mengikis tanah lapisan atas dan humus. Akibatnya tanah menjadi
tandus. Selain itu, hutan gundul dapat menyebabkan banjir.
10
2) pencemaran
Pencemaran yang sangat mempengaruhi daur air adalah pencemaran yang terjadi
di laut, karena laut adalah bagian terbesar dari bumi. Misalnya pencemaran
minyak di laut menyebabkan laut tertutup oleh minyak. Minyak akan menghambat
proses penguapan, akibatnya jumlah uap air yang membentuk awan akan semakin
berkurang sehingga hujan yang turun pun semakin sedikit.
3) Penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang berlebihan
Penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang berlebihan dapat menyebabkan
pencemaran air. Sisa pestisida dan pupuk kimia akan terbawa air ke sungai dan
menyebabkan polusi perairan.
11
mencapai 1.400.000.000 km3, lebih kurang 97% merupakan air laut (air asin) yang
tidak dapat dimanfaatkan secara langsung dalam kehidupan manusia.
Dari 3% sisanya, 2% berupa gunung-gunung es di kedua kutub bumi, 0,75%
merupakan air tawar yang mendukung kehidupan makhluk hidup di darat baik berupa
mata air, air sungai, danau, maupun air tanah, dan selebihnya berupa uap air.
12
(Integrated Water Resources Management – IWRM) yang menjadi perhatian
dunia internasional untuk meningkatkan pengelolaan sumber daya air dalam
mencapai kesejahteraan umum dan pelestarian lingkungan. Sejalan dengan konsep
IWRM yang berkembang di forum internasional, beberapa tindakan telah diambil di
tingkat nasional dan daerah dalam rangka reformasi kebijakan sumber daya air.
Pengelolaan sumber daya air merupakan suatu proses yang mendorong
keterpaduan antara pembangunan dan pengelolaan air, tanah, dan sumber
daya lainnya, dengan tujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan sosial
ekonomi dan memperhatikan keberlanjutan ekosistem.
13
Air hujan merupakan sumber daya air yang sangat penting bagi makhluk hidup.
Air hujan sangat bermanfaat untuk mengisi sumber air guna keperluan pertanian,
domestik dan industri. Sistem Pemanfaatan Air Hujan (SPAH) terdiri atas sistem
Penampungan Air Hujan (PAH) dan sistem pengolahan air hujan. PAH dilengkapi
dengan talang air, saringan pasir, bak penampung dan Sumur Resapan (Sures).
Sumur resapan dapat digunakan untuk melestarikan air tanah dan mengurangi resiko
genangan air hujan atau banjir yang dilakukan dengan membuat sumur yang
menampung dan meresapkan curahan air hujan.
14
koagulasi/flokulasi (penggumpalan), sedimentasi (pengendapan) dan filtrasi
(penyaringan). Urutan tahapan proses-proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.6
Gambar 2.6 Bagan urutan proses pengolahan air sungai system saringan pasir cepat
2) Pengendapan
Proses pengendapan merupakan kelanjutan dari proses koagulasi/flokulasi, pada
tahap ini terjadi pemisahan gumpalan- gumpalan kotoran dari air bersih dengan
cara pengendapan secara gravitasi. Endapan yang terkumpul pada dasar bak
pengendapan secara periodik dibuang, sementara air bersih yang ada dibagian atas
bak disalurkan ke dalam bagian penyaringan.
15
3) Penyaringan
Proses penyaringan adalah suatu proses pembersihan dengan cara melewatkan
air yang akan dibersihkan melalui suatu media berporous. Partikel atau sisa-sisa
flok yang tidak dapat dipisahkan dengan cara pengendapan, maka dipisahkan
dengan cara proses proses penyaringan.
Penyaring gravitasi dengan media butiran (granular) adalah tipe penyaring yang
paling banyak dijumpai dalam pengolahan air. Media butiran yang bisa dipakai
adalah lapisan pasir, kerikil, antrasit dan lain sebagainya. Pasir merupakan media
penyaring yang paling banyak digunakan, karena harganya murah dan dapat
memberikan hasil yang baik. Penyusunan jenis media dalam satu perangkat
sistem penyaringan adalah pasir kwarsa pada bagian atas dan kerikil kecil pada
bagian bawah.
Pada proses penyaringan gravitasi, air mengalir dari atas ke bawah melalui
media penyaring. Selama proses penyaringan berlangsung akan terbentuk lapisan
kotoran yang tertahan pada media filter, pembentukan lapisan ini semakin lama
akan semakin tebal, sehingga terjadi pressure drop atau pengurangan tekanan air
di atas media filter, apabila hal tersebut terjadi maka penyaring harus dicuci balik
(back wash), yaitu dengan cara mengalirkan air dari bawah ke atas.
4) Desineksi
Zat khlorine ini dapat berfungsi juga sebagai zat pengoksidasi. Khlorine tersedia
dalam bentuk sodium dan kalsium hipokhlorit. Natrium hipokhlorit adalah
cairan murni, sedangkan kalsium hipokhlorit berbentuk serbuk putih atau dalam
bentuk tablet. Di Indonesia banyak digunakan kaporit Ca(HClO)2 karena murah,
mudah didapat dan mudah penanganannya. Pembubuhan kaporit ini dapat
dilakukan pada akhir proses (setelah penyaringan) atau pada awal proses
bersamaan dengan proses koagulasi.
16
2.4 PERENCANAAN ALAT PENGOLAH AIR
Pemikiran dasar dari alat yang dirancang adalah untuk memperoleh alat yang mampu
mengolah air keruh menjadi air bersih dengan cara pengolahan yang sederhana serta
pembuatan alatnya mudah dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah diperoleh,
sehingga pengoperasian dan pembuatannya dapat dilakukan oleh masyarakat awam.
Gambar alat dapat dilihat pada Gambar 2.7 dibawah ini.
Bak pertama dan bak kedua dihubungkan dengan pipa PVC berukuran 2 inchi
Disamping kedua bak tersebut, terdapat dua buah ember plastik yang masing-
masing berisi larutan tawas dan larutan kaporit. Kedua ember tersebut dibagian
bawahnya dipasang saluran pipa keluar yang diberi kran . Kedua ember
diletakkan diatas bak pertama, dan saluran pipa keluarnya dimasukkan
kedalam pipa PVC yang berada dalam bak pertama.
Alat pengolah air ini dilengkapi dengan pompa penyalur air baku yang
mengalirkan air baku dari sumber air baku ke dalam alat pengolah. Air baku
masuk ka dalam alat pengolah melalui pipa PVC yang berada dalam bak
pertama.
18
Setelah terjadi pencampuran dengan larutan tawas dan kaporit, air mengalir
melewati batu-batu kerikil yang terdapat dalam pipa PVC, dengan adanya kerikil-
kerikil ini aliran air akan berliku-liku dan menjadi lambat. Pada saat ini akan terjadi
flokukasi atau penggumpalan partikel, selanjutnya air dan gumpalan-gumpalan
yang terjadi melewati bagian pipa yang diberi sekat, sekat-sekat ini berfungsi untuk
mempercepat pengendapan. Endapan akan terkumpul pada dasar bak pertama dan
air beningnya akan mengalir keluar melalui saluran keluar yang dipasang di atas
bak pertama, dan kemudian masuk kedalam bak kedua.
Pada bak kedua terjadi proses penyaringan, air bersih akan keluar melalui
saluran pengeluaran dbagian bawah bak Pada saat pencucian air pencuci masuk
melalui saluran dibagian bawah bak dan keluar melalui saluran di bagian atas bak.
19
BAB III
SISTEM PENGELOLAAN AIR BERSIH
20
diinginkan dengan tujuan agar aman dipergunakan oleh masyarakat pengkonsumsi air
bersih.
Pengolahan air bersih mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 tahun
2010 (PERMENKES 492/2010), yang didalamnya terdapat syarat-syarat air hasil
pengolahan penjernihan agar dapat dikonsumsi layaknya air minum.
2. Air Tanah
Secara alamiah kualitas air tanah dipengaruhi oleh susunan kimia batuan yang
dilalui Air bersihselama proses peresapan. Kualitas air tanah berbeda-beda
menurut wilayah batuan dan daerah tangkapannya. Selain proses pelarutan
mineral air, tanah juga mengalami proses penyaringan dan pembersihan diri
sehingga kualitasnya cukup baik sebagai air minum.
3. Air Hujan
Pada beberapa daerah yang tidak cukup mempunyai sumber air tanah dan
permukaan. Air hujan bisa dimanfaatkan untuk keperluan sumber air minum dan
rumah tangga. Tekniknya dengan pengumpulan dari atap bangunan. Air hujan
bersifat asam dan bersifat lunak.
21
4. Mata air
Mata aiar adalah sangat baik bila dipakai sebagai air baku, karena berasal dari
dalam tanah yang muncul ke permukaan tanah akibat tekanan.
22
b. parameter kimiawi
1) aluminium mg/l 0,2
1) besi mg/l 0,3
2) kesadahan mg/l 500
3) khlorida mg/l 250
4) mangan mg/l 0,4
5) PH 6,5-8,5
6) seng mg/l 3
7) sulfat mg/l 250
8) tembaga mg/l 2
9) amonia mg/l 1,5
10) mangan mg/l 0,4
23
akan menentukan besar kecilnya investasi dalam pengadaan air bersih tersebut,
baik instalasi penjernihan air dan biaya operasi serta pemeliharaannya. Sehingga
semakin jelek kualitas air semakin berat beban masyarakat untuk membayar harga
jual air bersih. Dalam penyediaan air bersih yang layak untuk dikonsumsi oleh
masyarakat banyak mengutip Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan
kualitas, yaitu:
- Aman dan higienis.
- Baik dan layak minum.
- Tersedia dalam jumlah yang cukup.
- Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat
24
kemungkinan tidak ada kehidupan di dunia inti karena semua makhluk hidup sangat
memerlukan air untuk bertahan hidup.
Manusia mungkin dapat hidup beberapa hari akan tetapi manusia tidak akan
bertahan selama beberapa hari jika tidak minum karena sudah mutlak bahwa
sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia itu terdiri dari 73% adalah air. Jadi
bukan hal yang baru jika kehidupan yang ada di dunia ini dapat terus berlangsung
karen tersedianya Air yang cukup. Dalam usaha mempertahankan kelangsungan
hidupnya, manusia berupaya mengadakan air yang cukup bagi dirinya sendiri.
Berikut ini air merupakan kebutuhan pokok bagi manusia dengan segala macam
kegiatannya, antara lain digunakan untuk:
1. keperluan rumah tangga, misalnya untuk minum, masak, mandi, cuci dan
pekerjaan lainnya.
2. keperluan umum, misalnya untuk kebersihan jalan dan pasar, pengangkutan air
limbah, hiasan kota, tempat rekreasi dan lain-lainnya.
3. keperluan industri, misalnya untuk pabrik dan bangunan pembangkit tenaga
listrik.
4. keperluan perdagangan, misalnya untuk hotel, restoran, dll.
5. keperluan pertanian dan peternakan
6. keperluan pelayaran dan lain sebagainya
Oleh karena itulah air sangat berfungsi dan berperan bagi kehidupan makhluk
hidup di bumi ini. Penting bagi kita sebagai manusia untuk tetap selalu melestarikan
dan menjaga agar air yang kita gunakan tetap terjaga kelestariannya dengan
melakukan pengelolaan air yang baik seperti penghematan, tidak membuang sampah
dan limbah yang dapat membuat pencemaran air sehingga dapat menggangu
ekosistem yang ada.
25
Pulau Jawa yang luasnya mencapai tujuh persen dari total daratan wilayah
Indonesia hanya mempunyai empat setengah persen dari total potensi air tawar
nasional, namun pulau ini dihuni oleh sekitar 65 persen total penduduk Indonesia.
Kondisi ini menggambarkan potensi kelangkaan air di Pulau Jawa sangat besar. Jika
dilihat ketersediaan air per kapita per tahun, di Pulau Jawa hanya tersedia 1.750
meter kubik per kapita per tahun, masih di bawah standar kecukupan yaitu 2000
meter kubik per kapita per tahun. Jumlah ini akan terus menurun sehingga pada
tahun 2020 diperkirakan hanya akan tersedia sebesar 1.200 meter kubik per kapita
per tahun. Padahal standar kecukupan minimal adalah 2.000 m 3 per kapita per
tahun . Apabila fenomena ini terus berlanjut maka akan terjadi keterbatasan
pengembangan dan pelaksanaan pembangunan di daerah-daerah tersebut karena
daya dukung sumberdaya air yang telah terlampaui (Kementerian Pekerjaan Umum.
2010).
Menurut Pakar hidrologi dari Universitas Indonesia, Firdaus Ali, Jakarta sudah
mengalami krisis air bersih sejak 18 tahun yang lalu, dan saat ini kondisinya
semakin parah. Jakarta memerlukan sekitar 26.938 liter air per detik, namun yang
tersedia hanya 17.700 liter air per detik.
26
3.3 SOLUSI DARI PERMASALAHAN AIR BERSIH
3.3.1 Pengolahan Air Bersih Secara Alami
Pengolahan air limbah secara alamiah dapat dilakukan dengan pembuatan
kolam stabilisasi. Dalam kolam stabilisasi, air limbah diolah secara alamiah untuk
menetralisasi zat-zat pencemar sebelum air limbah dialirkan ke sungai. Kolam
stabilisasi yang umum digunakan adalah kolam Kolam Oksidasi (Oxidation Ponds).
Karena biaya yang dibutuhkan murah, cara ini direkomendasikan untuk daerah tropis
dan sedang berkembang.
Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari,
ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air
limbah dialirkan ke dalam kolam besar berbentuk segi empat dengan kedalaman
antara 1-2 meter. Dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apapun. Lokasi
kolam harus jauh dari daerah pemukiman dan di daerah yang terbuka sehingga
memungkinkan sirkulasi angin dengan baik. Cara kerjanya antara lain sebagai
berikut:
1. Empat unsur yang berperan dalam proses pembersihan alamiah ini adalah sinar
matahari, ganggang, bakteri, dan oksigen. Ganggang dengan butir khlorophylnya
dalam air limbah melakukan proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari
sehingga tumbuh dengan subur.
2. Pada proses sintesis untuk pembentukan karbohidrat dari H2O dan CO2 oleh
chlorophyl dibawah pengaruh sinar matahari terbentuk O2 (oksigen). Kemudian
oksigen ini digunakan oleh bakteri aerobik untuk melakukan dekomposisi zat-zat
organik yang terdapat dalam air buangan. Disamping itu terjadi pengendapan.
Sebagai hasilnya nilai BOD dari air limbah tersebut akan berkurang sehingga
relatif aman bila akan dibuang ke dalam badan-badan air (kali, danau, dan
sebagainya).
27
Tabel 3.2 Bahan Yang Diperlukan Untuk Membuat Unit Alat Pengolah Air
Minum Sederhana
28
3.4 TAHAPAN PROSES PENGOLAHAN AIR METODE GAMBUT
SEDERHANA
3.4.1 Netralisasi dengan pemberian kapur/gamping
Yang dimaksud dengan netralisasi adalah mengatur keasaman air agar
menjadi netral (pH 7 - 8). Untuk air yang bersifat asam misalnya air gambut, yang
paling murah dan mudah adalah dengan pemberian kapur/gamping. Fungsi dari
pemberian kapur, disamping untuk menetralkan air baku yang bersifat asam juga
untuk membantu efektifitas proses selanjutnya.
29
Mangannya tidak terlalu tinggi maka sebagaian mangan dapat juga teroksidasi dan
terendapkan.
3.4.4 Pengendapan
Setelah proses koagulasi air tersebut didiamkan sampai gumpalan kotoran
yang terjadi mengendap semua (+ 45 - 60 menit). Setelah kotoran mengendap air
akan tampak lebih jernih. Endapan yang terkumpul didasar tangki dapat dibersihkan
dengan membuka kran penguras yang terdapat di bawah tangki.
3.4.5 Penyaringan
Pada proses pengendapan, tidak semua gumpalan kotoran dapat diendapkan
30
semua. Butiran gumpalan kotoran dengan ukuran yang besar dan berat akan
mengendap, sedangkan yang berukuran kecil dan ringan masih melayang-layang
dalam air. Untuk mendapatkan air yang betul-betul jernih harus dilakukan proses
penyaringan. Penyaringan dilakukan dengan mengalirkan air yang telah diendapkan
kotorannya ke bak penyaring yang terdiri dari saringan pasir.
31
berikut:
Lapisan 1: kerikilatau koral dengan diameter 1-3 cm, tebal 5 cm.
Lapisan 2: ijuk dengan ketebalan 5 cm.
Lapisan 3: arang kayu, ketebalan 5-10 cm.
Lapisan 4: kerikil kecil diameter + 5 mm, ketebalan + 5 cm.
Lapisan 5: pasirsilika, diameter + 0,5 mm, ketebalan 10-15 cm.
Lapisan 6: kerikil, diameter 3 cm, tebal 3-6 cm
1. Masukkan air baku kedalam tangki penampung sampai hampir penuh (550 liter).
2. Larutkan 60 - 80 gram bubuk kapur / gamping (4 - 6 sendok makan) ke dalam ember
kecil yang berisi air baku, kemudian masukkan ke dalam tangki dan aduk sampai
merata.
3. Masukkan slang aerasi ke dalam tangki sampai ke dasarnya dan lakukan pemompaan
sebanyak 50 - 100 kali. setelah itu angkat kembali slang aerasi.
4. Larutkan 60 - 80 gram bubuk tawas (4 - 6 sendok makan) ke dalam ember kecil, lalu
masukkan ke dalam air baku yang telah diaerasi. Aduk secara cepat dengan arah
32
yang putaran yang sama selama 1 - 2 menit. Setelah itu pengaduk diangkat dan
biarkan air dalam tangki berputar sampai berhenti dengan sendirinya dan biarkan
selama 45 - 60 menit.
5. Buka kran penguras untuk mengelurakan endapan kotoran yang terjadi, kemudian
tutup kembali.
6. Buka kran pengeluaran dan alirkan ke bak penyaring. Buka kran saringan dan
usahakan air dalam saringan tidak meluap.
7. Tampung air olahan (air bersih) dan simpan ditempat yang bersih. Jika digunakan
untuk minum sebaiknya dimasak terlebih dahulu.
Catatan :
1. Jika volume bak penampung lebih kecil maka jumlah kapur dan tawas yang dipakai
harus disesuaikan.
2. Jika menggunakan kaporit untuk membunuh kuman-kuman penyakit, bubuhkan
kaporit sekitar 1-2 gram untuk 500 liter air baku. Cara pemakaiannya yaitu
dimasukkan bersama-sama pada saat memasukkan larutan kapur.
33
Tabel 3.3 Hasil Analisa Kualitas Air Baku Dan Olahan
LifeStraw adalah filter air yang dirancang untuk digunakan oleh satu orang untuk
menyaring air sehingga mereka dapat dengan aman meminumnya. Ini filter maksimal
1000 liter air, cukup untuk satu orang selama satu tahun. Ini menghilangkan 99,9999%
bakteri ditularkan melalui air dan 99,9% parasit The Family LifeStraw, unit yang lebih
besar yang dirancang untuk penggunaan keluarga, juga menyaring 99,99% dari virus.
34
LifeStraw yang merupakan filter air komplementer point of penggunaan yang
dirancang oleh Swiss berbasis Vestergaard Frandsen bagi orang-orang yang tinggal di
negara-negara berkembang dan untuk distribusi dalam krisis kemanusiaan. Keluarga
LifeStraw filter maksimal 18.000 liter air, menyediakan air minum yang aman untuk
keluarga dari lima sampai tiga tahun. LifeStraw dan Keluarga LifeStraw dibagikan dalam
gempa, Haiti 2010 2010 banjir Pakistan, dan 2011 banjir Thailand.
Water Filter System adalah : Suatu alat penyaringan air yang memiliki teknologi
modern, tetapi sangat sederhana dalam penggunaannya dan mempunyai efektifitas tinggi
untuk menurunkan zat-zat Organik, Warna, Bau, Zat Besi, Zat Kapur, sehingga air yang
dihasilkan akan menjadi jernih,bersih dan sehat.
35
BAB IV
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH
36
4.2 TINJAUAN PUSTAKA
4.2.1 Pengertian Air Limbah
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Bab
I Pasal 1, air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga termasuk
tinja manusia dari lingkungan permukiman. Air limbah merupakan air bekas yang
sudah tidak terpakai lagi sebagai hasil dari adanya berbagai kegiatan manusia sehari-
hari.
Dapat diartikan juga bahwa air limbah adalah air yang telah selesai digunakan
oleh berbagai kegiatan manusia. Air limbah sebagai kotoran dari masyarakat dan
rumah tangga dan juga yang berasal dari industri, air tanah, air permukaan serta
buangan lainnya. Sedangkan definisi lain yaitu air limbah dapat diartikan sebagai air
dari suatu daerah pemukiman yang telah dipergunakan untuk berbagai keperluan,
harus dikumpulkan dan dibuang untuk menjaga lingkungan hidup yang sehat dan
baik.
Dari berbagai pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa air
limbah adalah air hasil buangan yang berasal dari berbagai kegiatan yang dilakukan
oleh manusia baik itu kegiatan rumah tangga, industri serta sumber lain seperti air
tanah, air permukaan yang kemudian harus dikumpulkan dan diolah agar tidak
mencemari lingkungan dan menjaga lingkungan hidup agar tetap sehat dan baik.
37
3. Air Limbah Limpasan dan Rembesan Air Hujan
Air limbah yang melimpas di atas permukaan tanah dan meresap ke dalam tanah
sebagai akibat terjadinya hujan.
Dari semua sumber pencemar lingkungan, sumber pencemaran yang paling tinggi
berasal dari limbah rumah tangga. Diikuti kemudian oleh limbah industri dan sisanya
limbah rumah sakit, pertanian, peternakan, atau limbah lainnya.
40
3. Padatan-padatan
Istilah padatan-padatan yang dimaksud dalam air limbah antara lain adalah TS
(Total Solid), SS (Suspended Solid), dan DS (Dissolved Solid). Pengukuran
yang bervariasi terhadap konsentrasi residu diperlukan untuk menjamin
kemantapan proses kontrol.
4. Kebutuhan Oksigen
Kebutuhan oksigen dalam air limbah ditunjukkan melalui tiga cara, antara lain :
a) ThOD (Theoretical Oxygen Demand)
ThOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan dalam proses oksidasi fraksi
organik dalam air menjadi karbondioksida dalam air. Proses oksidasi
tersebut dapat ditunjukkan dengan reaksi sebagai berikut :
41
5. Minyak dan Lemak
Minyak dan lemak termasuk senyawa organik yang relatif stabil dan sulit
diuraikan oleh bakteri. Dekomposisi lemak oleh mikroba hanya dapat terjadi jika
terdapat air, senyawa nitrogen dan garam mineral, sedangkan oksidasi oleh
oksigen udara terjadi secara spontan jika bahan yang mengandung lemak
dibiarkan kontak dengan udara, sedangkan kecepatan proses oksidasinya
tergantung dari tipe lemak dan kondisi penyimpanan. Terbentuknya emulsi air
dalam minyak akan membuat lapisan yang menutupi permukaan air dan dapat
merugikan, karena penetrasi sinar matahari ke dalam air berkurang serta lapisan
minyak menghambat pengambilan oksigen dari udara. Karena berat jenisnya
lebih kecil dari air maka minyak tersebut berbentuk lapisan tipis di permukaan
air dan menutup permukaan yang mengakibatkan terbatasnya oksigen masuk
dalam air.
6. Total Coliform
Total Coliform merupakan indikator yang umum digunakan di dalam analisis air
(air limbah maupun air bersih). Coliform merupakan bakteri indikator
keberadaan bakteri patogenetik dan masuk dalam golongan mikroorganisme
yang mengkontaminasi air Ketentuan mengenai persyaratan baku mutu air
limbah untuk provinsi Sulawesi Selatan mengacu pada Pergub Sulsel No. 69
Tahun 2010 yang disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Keterangan : * = kecuali pH
42
Kategori A :
- Kawasan Permukiman (Real Estate) dengan ukuran > 200 Ha
- Restoran (Rumah Makan) dengan ukuran > 2300 m2
- Perkantoran Perniagaan dan Apartemen dengan ukuran > 50.000 m2
Kategori B :
- Kawasan Permukiman (Real Estate) dengan ukuran 16 - 200 Ha
- Restoran (Rumah Makan) dengan ukuran 1400 - 2300 m2
- Perkantoran Perniagaan dan Apartemen dengan ukuran 10.000 - 50.000 m2
Kategori C :
- Kawasan Permukiman (Real Estate) dengan ukuran < 14 Ha
- Restoran (Rumah Makan) dengan ukuran > 1400 m2
- Perkantoran Perniagaan dan Apartemen dengan ukuran < 10.000 m2
2. Proses Kimia
Dalam proses kimia, pengolahan limbah dilakukan dengan cara menambahkan
bahan-bahan kimia tertentu ke dalam air limbah untuk menggabungkan atau
mengikat partikel-partikel sehingga akhirnya memiliki massa yang lebih besar.
43
Partikel gabungan ini biasa disebut flok. Flok yang terbentuk kemudian disisihkan
dari dalam air limbah melalui proses pengendapan.
3. Proses Biologi
Pengolahan air limbah dengan proses biologi memanfaatkan mikroorganisme untuk
mengkonsumsi polutan-polutan yang berupa zat organik. Zat-zat organik ini
merupakan makanan bagi mikroorganisme yang diperlukan untuk pertumbuhan.
Jenis pengolahan secara biologi dapat dibedakan berdasarkan cara mikroorganisme
tumbuh di dalam unit pengolahan limbah. Cara tumbuh mikroorganisme dapat
secara melekat (attached growth) maupun tersuspensi (suspended growth).
Mikroorganisme yang tumbuh secara melekat akan membutuhkan media sebagai
tempat menempel. Media-media yang ditumbuhi mikroba tersebut nantinya akan
berfungsi sebagai filter untuk menyaring polutan dari dalam air limbah.
44
Gambar 4.1 Diagram alur proses kerja lahan basah buatan
Keunggulan sistem ini adalah teknologi yang rendah, biaya modal yang
rendah serta peralatan minimal yang diperlukan.
45
4.3.3 Proses Pengolahan Air Limbah dengan Menggunakan Sistem DEWATS
DEWATS merupakan singkatan dari Decentralized Wastewater Treatment
Systems (sistem pengolahan air limbah terdesentralisasi). Jadi dalam pengolahan air
limbah tidak perlu adanya pemusatan pengolahan air limbah (instalasi khusus
pengolahan air limbah/IPAL) yang tentu saja membutuhkan biaya dan teknologi
tinggi. Aplikasi DEWATS berdasarkan pada prinsip pemeliharaan sederhana
dengan biaya murah karena bagian paling penting dari sistem ini tidak
menggunakan input energi, serta tidak dapat dimatikan dan dihidupkan dengan
sengaja. Sistem DEWATS dibuat di bawah permukaan tanah sehingga lahan yang
ada di permukaan tanah dapat dimanfaatkan untuk kepentingan yang lain seperti
jalan, tempat parkir atau taman.
Prinsip utama pengolahan limbah dengan DEWATS adalah memanfaatkan
kemampuan mikroorganisme dalam merombak bahan-bahan organik dari limbah
tersebut. Secara umum pengolahan limbah dengan DEWATS ini dibagi menjadi 6
sistem yaitu septic tank, baffled reactor, anaerobic filter, horizontal gravel filter,
kolam oksidasi dan blok digester yang biasanya untuk mengolah limbah yang
menghasilkan gas metana.
Septic tank digunakan untuk pengolahan limbah yang prosentase padatannya
cukup tinggi, merupakan ciri khas dari limbah domestic. Anaerobic filter digunakan
untuk pengolahan limbah yang prosentase padatannya rendah (telah melalui proses
pengolahan primer atau septic tank terlebih dahulu). Baffle reactor atau septic tank
susun dapat digunakan untuk pengolahan limbah jenis apa saja, akan tetapi harus
memiliki prosentasi limbah cair yang lebih tinggi dibanding padatannya serta
memiliki rasio BOD/COD yang rendah. Sistem filter aliran bawah tanah digunakan
untuk pengolahan limbah yang memiliki prosentase padatan yang kecil serta
konsentrasi COD dibawah 500 mg/L. Sedangkan sistem kolam digunakan untuk
mengolah limbah yang mempunyai nilai BOD dibawah 300 mg/l
Kelima sistem limbah selain blok digester, dalam penerapannya di lapangan
saling terkait satu sama lain, outlet dari septic tank merupakan inlet untuk proses
pengolahan selanjutnya yaitu septic tank susun, dan seterusnya sampai sistem
kolam oksidasi sehingga diperoleh outlet yang sudah memenuhi standar baku mutu
limbah cair. Kelima sistem ini berada dibawah permukaan tanah, kecuali kolam
oksidasi, sehingga area diatas permukaan tanah dapat dimanfaatkan.
46
Gambar 4.3 Prinsip-prinsip sistem DEWATS - sistem ini modular dan
dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik
47
organik pada bagian atas media yang dapat menyebabkan penyumbatan. Oleh
karena itu perlu pencucian secukupnya.
Pengolahan biofilter tergantung debit dan waktu tinggal serta sangat dipengaruhi
oleh pH dan suhu, sehingga selama proses harus dikontrol.
48
pengendapan dan pada ruang-ruang berikutnya terjadi proses penguraian akibat
kontak antara air limbah dengan mikroorganisme
49
Pada proses fotosintesis terbentuk oksigen. Oksigen ini digunakan oleh
bakteri aerobik untuk melakukan dekomposisi zat-zat organik yang terdapat dalam
air buangan.
Pada pengolahan ini juga akan terjadi pengendapan. Sebagai hasilnya nilai
BOD dari air limbah tersebut akan berkurang, sehingga relatif aman apabila
dibuang ke dalam badan-badan air.
50
Gambar 4.7 Proses pengenceran pada pengolahan air limbah
51
Gambar 4.8 Metode aerasi menggunakan cascade aerator
Pada aerasi secara difusi, sejumlah udara dialirkan ke dalam air limbah
melalui diffuser. Udara yang masuk ke dalam air limbah nantinya akan berbentuk
gelembung-gelembung (bubbles). Gelembung yang terbentuk dapat berupa
gelembung halus (fine bubbles) atau kasar (coarse bubbles). Hal ini tergantung dari
jenis diffuser yang digunakan.
52
Gambar 4.9 Kolam perlakuan pada tahap pengolahan sekunder limbah cair
53
BAB V
DRAINASE ALAMIAH DAN BUATAN
54
5.3 JENIS-JENIS DRAINASE
5.3.1 Menurut Sejarah Terbentuknya
Proses pembentukan drainase dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu
drainase alamiah dan drainase buatan manusia.
1. Drainase Alami (Natural Drainage)
Drainase yang terbentuk secara alami dan terdapat bangunan-bangunan
penunjang seperti bangunan pelimpah, pasangan batu bata/beton, gorong-
gorong, dan lain-lain. Saluran ini terbentuk oleh goresan air yang bergerak
grafitasi yang lambat laun membentuk jalan air yang permanen seperti sungai
55
5.3.2 Menurut Letak Bangunan
1. Drainase Permukaan Tanah (Surface Drainage)
Saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi
mengalirkan air limpasan permukaan. Analisa alirannya merupakan analisa open
chanel flow.
56
5.3.3 Menurut Funginya
1. Single Purpose
Yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan suatu jenis air buangan, misalnya air
hujan saja atau air buangan lain seperti limbah domestik air atau limbah
industri, dan lain-lain.
2. Multi Purpoe
Yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis air baik secara
bercampur maupun bergantian.
2. Saluran Tertutup
Yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk aliran air kotor (air
yang mengganggu kesehatan/lingkungan) atau untuk saluran yang terletak di
tengah kota.
57
Gambar 5.6 Drainase Saluran Tertutup
58
5.4.2 Pararel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan saluran
cabang (sekunder) yang cukup banyak dan pendek-pendek, apabila terjadi
perkembangan kota, saluran-saluran akan dapat menyesuaikan diri.
5.4.4 Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar
59
Gambar 5.10 Pola Jaringan Drainase Alamiah
5.4.5 Radial
Pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala arah.
5.4.6 Jaring-Jaring
Mempunyai saluran-saluran pembuang yang mengikuti arah jalan raya dan
cocok untuk daerah dengan topografi datar
60
5.5 BENTUK PENAMPANG SALURAN DRAINASE
Bentuk-bentuk saluran untuk drainase tidak jauh berbeda dengan saluran irigasi pada
umumnya. Dalam perancangan dimensi saluran harus diusahakan dapat membentuk
dimensi yang ekonomis, sebaliknya dimensi yang terlalu kecil akan menimbulkan
permasalahan karena daya tamping yang tidak memedai. Adapun bentuk-bentuk saluran
antara lain :
5.5.1 Trapesium
Pada umumnya saluran ini terbuat dari tanah akan tetapi tidak menutup
kemungkinan dibuat dari pasangan batu dan beton. Saluran ini memerlukan cukup
ruang. Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan serta air
buangan domestik dengan debit yang besar.
Keterangan :
H= Tinggi Saluran
b = Lebar Dasar Saluran
W = Tinggi Jagaan
Y = Tinggi Muka Air
5.5.2 Persegi
Saluran ini terbuat dari pasangan batu dan beton.Bentuk saluran ini tidak
memerlukan banyak ruang dan areal. Berfungsi untuk menampung dan
menyalurkan limpasan air hujan serta air buangan domestik dengan debit yang
besar.
61
Keterangan :
H= Tinggi Saluran
B= Lebar Dasar Saluran
W = Tinggi Jagaan
Y= Tinggi Muka Air
5.5.3 Segitiga
Saluran ini sangat jarang digunakan tetap mungkin digunakan dalam
kondisi tertentu.
Keterangan :
H = Tinggi Saluran
B = Lebar Dasar Saluran
W = Tinggi Jagaan
Y = Tinggi Muka Air
62
5.5.4 Setengah Lingkaran
Saluran ini terbuat dari pasangan batu atau dari beton dengan cetakan yang
telah tersedia. Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan
serta air buangan domestik dengan debit yang besar.
Keterangan :
H = Tinggi Saluran
B = Lebar Dasar Saluran
W = Tinggi Jagaan
Y = Tinggi Muka Air
63
BAB VI
SISTEM PLUMBING (PERPIPAAN)
64
dikehendaki, dan menyediakan sistem pembuangan air kotor dengan tanpa mencemari
lingkungan sekitar sehingga tercipta kondisi higienis dan kenyamanan yang
diinginkan.
Secara keseluruhan instalasi sistem plumbing ini dilaksanakan di dalam gedung
yang kemudian dihubungkan dengan sistem saluran kota yang berkaitan dengan
instalasi air bersih dan instalasi pembuangan air kotor.
65
dengan standar SNI No. 01-0220-1987 yang membahas tentang air minum yang
boleh dialirkan melalui peralatan plumbing.
1. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hubungannya dengan pencemaran
lingkungan adalah :
a) Pelarangan hubungan pintas
b) Perlindungan terhadap pencemaran dengan mencegah backflow (aliran balik)
serta efek siphon balik (back siphonage).
2. Beberapa peralatan yang menyebabkan efek siphon balik antara lain adalah :
a) Penyimpan air, bisa berupa tangki air, menara pendingin, tangki ekspansi,
kolam renang, dan lain – lain.
b) Tempat penampung air seperti bak cuci tangan , bak cuci dapur, dan lain –
lain.
c) Peralatan khusus seperti alat dapur, alat-alat kedokteran, mesin cuci, ketel
pemanas, sprinkler, dan lain – lain.
Cara mencegah pencemaran lingkungan karena adanya aliran balik adalah
dengan menambah celah udara atau penahan aliran balik. Celah udara adalah suatu
ruang bebas yang berisikan udara bebas yang dipasang diantara bagian terencah pada
lubang pipa / kran untuk mengisi air ke dalam tangki atau peralatan plumbing.
66
transfer. Dari tangki atas disalurkan ke semua ruang bisa dengan cukup gaya
gravitasi maupun penambahan pompa.
67
6.2.5 Pembagian Plumbing
Pembagian plumbing gedung dan perumahan sedikit berbeda, perbedaannya
adalah di gedung lebih lengkap dan biasanya ada peralatan pengolahan dll. Pembagin
plumbing antara lain sebagai berikut :
1. Instalasi Plumbing Untuk Air Bersih
Instalasi ini berfungsi untuk menyalurkan media air yang bersih / layak pakai,
misalkan untuk kebutuhan memasak, mandi, cuci pakaian dan lain – lain.
Instalasi air bersih di gedung dibagi menjadi :
a) Instalasi Suplai Air bersih,
Cara kerja bagian instalasi suplai air bersih adalah :
1) Proses dan cara kerja suplai air bersih dimulai dari tangki bawah (ground
tank),
2) Pompa transfer menghisap air dari tangki bawah dan menyalurkan
melalui pipa transfer menuju tangki atas (roof tank).
3) Pada sistem otomatis, pompa akan terus menyala hingga tangki atas
penuh, untuk mengetahui bahwa air di tangki atas penuh adalah dengan
memasang level switch, radar air atau bisa menggunakan WLC (Water
level Control).
4) Sistem otomatis mengatur
Catatan : - Pompa akan menyala jika air turun hingga di bawah setingan
pembaca ketinggian air,
- Pompa akan mati jika air naik hingga batas setingan pembaca
ketinggian air
b) Instalasi Distribusi Air Bersih
Instalasi distribusi dimulai dari tangki atas (roof tank), disalurkan dengan pipa
vertikal, pada gedung yang tinggi perlu penambahan PRV (valve pengatur
tekanan, Pressure Relief Valve) ini berfungsi untuk mengurangi tekanan
karena perbedaan pengaruh gaya gravitasi bumi pada tiap lantainya. Dan
menyesuaikan tekanan untuk pemakaian.
Memahami tekanan pengaruhnya terhadap ketinggian pada pipa distribusi
gravitasi, secara teori setiap ketinggian 20 meter, tekanan akan turun sekitar
2 BAR, dan sebaliknya setiap ketinggian turun tekanan akan terus bertambah.
68
Misal : sebuah gedung memiliki jumlah lantai 30 tingkat, setiap tingkat
memiliki ketinggian 4 meter, maka total ketinggian gedung adalah 80 meter.
Jika pada tingkat teratas air di dalam pipa distribusi memiliki besar tekanan 6
\BAR maka:
- Pada lantai 26 tekanan menjadi 8 BAR,
- Pada lantai 22 tekanan menjadi 10 BAR,
- Pada lantai 17 tekanan menjadi 12 BAR,
- dan seterusnya
70
Gambar 6.2 Bagian Pada Sistem Pembuangan
71
- Tidak ada bagian bergerak atau bersudut dalam perangkap yang dapat
menghambat aliran air.
B. Jenis-Jenis Perangkap :
Jenis perangkap dapat di kelompokkan menjadi :
72
3. Perangkap yang di pasang di luar gedung
B. Jenis-Jenis Penangkap:
Jenis penangkap dapat di kelompokkan menjadi :
1. Penangkap Lemak
73
2. Penangkap bahan bakar dan minyak pada bengkel
3. Penangkap pasir
Digunakan pada tempat cuci kaki di kolam renang atau tempat mandi di
pantai, dimananair buangannya mengandung tanah atau pasir. Penangkap
pasir atau tanah ini juga dipasang pada saluran terbuka air hujan di luar
gedung. Prinsip kerjanya adalah mengendapkan tanah atau pasir, karena itu
mulut dari pipa pembuangan dari penangkap terletak di muka air dalam
penangkap seperti konstruksi ‘over – flow’
74
4. Perangkap plastik, rambut dll.
75
BAB VII
76
dapat diartikan ke dalam segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan
mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia.
Lingkungan terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen abiotik ada-
lah semua benda mati seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, suara.
Sementara komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan,
hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri).
77
7.2.3 Unsur-Unsur Lingkungan Hidup
78
Unsur abiotik contohnya dapat berupa tanah, air, cuaca, angin, sinar matahari,
dan berbagai bentuk bentang lahan.
3. Unsur Sosial Budaya
Unsur sosial budaya adalah bentuk unsur lingkungan yang merupakan
penggabungan antara cipta, rasa, dan karsa manusia yang disesuaikan atau
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan alam setempat.
Contoh unsur sosial budaya ini adalah adat istiadat, berbagai hasil penemuan
manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan lain
sejenisnya.
79
5. Sebagai Penyedia Tanah
Bagi tumbuhan, tanah berfungsi sebagai tempat hidup. Bagi manusia, tanah ber-
fungsi sebagai tempat untuk berkebun, berladang, bahkan mendirikan rumah.
6. Sebagai Sumber Makanan
Di dalam lingkungan hidup alami terdapat berbagai unsur biotik dan unsur abiotik
yang saling menguntungkan, seperti tumbuhan memerlukan cahaya matahari un-
tuk berfotosintesis, hewan membutuhkan tumbuhan sebagai sumber makanan,
serta manusia membutuhkan hewan dan tumbuhan sebagai sumber makanan.
7. Sebagai Tempat Hidup
Lingkungan menjadi tempat bagi makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun
tumbuhan untuk berpijak. Selain itu, lingkungan juga menjadi tempat untuk be-
raktivitas dan berinteraksi.
80
Selain itu banyak juga aktivitas sehari-hari yang tanpa disadari menjadi factor
rusaknya lingkungan, diantaranya Penggunaan kantong plastik secara massif, Pembuangan
sampah dan limbah deterjen ke sungai, Penggunaan AC berlebih, Pembuangan limbah
elektronik yang tak sesuai aturan, Pembakaran hutan, Penggunaan kendaraan pribadi
sehingga menimbulkan lebih banyak polusi, Pembuangan limbah pabrik atau kotoran ke
sungai, Penebangan hutan yang mengakibatkan hutan tak mampu menyerap karbon-
dioksida lebih banyak, dan lain-lain.
81
6. Substansi radioaktif: radon-222, iodin-131. strontium-90, plutonium-239, dan
lain-lain
7. Suara: kendaraan bermotor, mesin industri, pesawat, dan lain-lain
82
7.3.4 Pencemaran Suara
Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal terbang,
deru mesin pabrik, radio/tape recorder yang berbunyi keras sehingga mengganggu
pendengaran. Pernah ada kasus warga yang merasa terganggu dengan suara mesin
boiler milik pabrik kelapa sawit. Setiap hari mereka tidak bisa tidur nyenyak, terutama
anak-anak karena bising dari mesin itu. Menurut WHO, tingkat pencemaran
didasarkan pada kadar zat pencemar dan waktu (lamanya) kontak. Sumber pencemaran
suara diantaranya :
1. Percakapan pelan (20 – 30 dB)
2. Radio (50 – 6- dB)
3. Mesin pemotong rumput (60 – 80 dB)
4. Lalu lintas (60 – 90 dB)
5. Truk (90 – 100 dB)
6. Kendaraan bermotor (105 dB)
7. Pesawat terbang (90 – 120 dB)
8. Musik / beat music: 120 dB
9. Mesin jet: 140 dB
10. Roket (140 – 179 dB)
83
Pada saat itu, setidaknya 50.000 orang yang terkena dampak dan lebih dari
2.000 kasus penyakit Minamata disertifikasi. Masyarakat Minamata yang
mengonsumsi makanan laut yang tercemar tersebut diidentifikasi terserang penyakit
syaraf, lumpuh, kehilangan indera perasa, bicara ngawur, dan bahkan banyak yang
meninggal dunia
Di Indonesia, kasus pencemaran merkuri yang cukup serius juga pernah
terekspos di Teluk Buyat, Sulawesi Utara pada 2004. Perusahaan tambang emas PT
Newmont Minahasa Raya yang beroperasi di area Teluk Buyat diduga telah
membuang limbah tailing-nya ke ke dasar Teluk Minahasa sehingga menimbulkan
masalah lingkungan dan kesehatan masyarakat yang serius. Sejumlah ikan mati
mendadak dan menghilangnya beberapa beberapa jenis ikan.
84
imbulkan penguapan sungai dan kehabisan zat asam yang sangat dibutuhkan bagi mikroor-
ganisme yang hidup di sungai. Serta dapat pula disebabkan dari pembuangan limbah cair
dari kapal dan pemanfaatan terhadap penggunaan air panas yang dapat menimbulkan laut
menjadi tercemar.
7.4.1 Upaya-Upaya Mengatasi Masalah Lingkungan Hidup
Pada umumnya permasalahan yang terjadi pada lingungan hidup dapat diatasi
dengan cara-cara sebagai berikut :
1. Menerapkan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan pada pengelolaan
sumber daya alam baik yang dapat maupun yang tidak dapat diperbaharui
dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampungnya.
2. Untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungan dan kerusakan sumber
daya alam maka diperlukan penegakan hokum secara adil dan konsisten.
3. Memberikan kewenangan dan tanggung jawab secara bertahap terhadap pengel-
olaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
4. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara bertahap dapat dil-
akukan dengan cara membudayakan masyarakat dan kekuatan ekonomi.
5. Untuk mengetahui keberhasilan dari pengelolaan sumber daya alam dan ling-
kungan hidup dengan penggunaan indicator harus diterapkan secara efektif.
6. Penetapan konservasi yang baru dengan memelihara keragaman konservasi yang
sudah ada sebelumnya.
7. Mengikutsertakan masyarakat dalam rangka menanggulangi permasalahan ling-
kungan global
85
Apabila lingkungan tercemar maka akan berdampak buruk bagi kelanjutan dari
keberadaan sumber daya alam yang akhirnya dapat menurunkan kehidupan masyara-
kat.
Dalam pengelolaan sumber daya alam perlu diperhatikan keserasiannya dengan
lingkungan. Keserasian lingkungan merupakan proses pembentukan lingkungan
yang sifatnya relatif sama dengan pembentukan lingkungan. Pengelolaan sumber
daya alam agar berkelanjutan perlu diadakannya pelestarian terhadap lingkungan
tanpa menghambat kemajuan.
A. Dalam pengelolaan sumber daya alam agar tetap lestari maka dapat dilakukan
uasaha atau upaya sebagai berikut :
1. Menjaga kawasan tangkapan hujan seperti kawasan pegunungan yang harus
selalu hijau karena daerah pegunungan merupakan sumber bagi perairan di
darat.
2. Untuk mengurangi aliran permukaan serta untuk meningkatkan resapan air
sebagia air tanah, maka diperlukan pembuatan lahan dan sumur resapan.
3. Reboisasi di daerah pegunungan, dimana daerah tersebut berfungsi sebagai
reservoir air, tata air, peresapan air, dan keseimbangan lingkungan.
4. Adanya pengaturan terhadap penggunaan air bersih oleh pemerintah.
5. Sebelum melakukan pengolahan diperlukan adanya pencegahan terhadap
pembuangan air limbah yang banyak dibuang secara langsung ke sungai.
6. Adanya kegiatan penghijauan di setiap tepi jalan raya, pemukiman
penduduk, perkantoran, dan pusat-pusat kegiatan lain.
7. Adanya pengendalian terhadap kendaraan bermotor yang memiliki tingkat
pencemaran tinggi sehingga menimbulkan polusi.
8. Memperbanyak penggunaan pupuk kandang dan organik dibandingkan
dengan penggunaan pupuk buatan sehinnga tidak terjadi kerusakan pada
tanah.
9. Melakukan reboisasi terhadap lahan yang kritis sebagai suatu bentuk usaha
pengendalian agar memiliki nilai yang ekonomis.
10. Pembuatan sengkedan, guludan, dan sasag yang betujuan untuk mengurangi
laju erosi.
11. Adanya pengendalian terhadap penggunan sumber daya alam secara berlebi-
han.
86
12. Untuk menambah nilai ekonomis maka penggunaan bahan mentah perlu
dikurangi karena dianggap kurang efisien.
13. Reklamasi lahan pada daerah yang sebelumnya dijadikan sebagai daerah
penggalian.
14. Pengelolaan Daur Ulang Sumber Daya alam. Tingkat pencemaran dan keru-
sakan lingkungan dapat dikurangi dengan cara melakukan pengembangan
usaha seperti mendaur ulang bahan-bahan yang sebagian besar orang
menganggap sampah, sebenarnya dapat dijadikan barang lain yang bisa ber-
manfaat dan tentunya dengan pengolahan yang baik. Pengelolaan limbah
sangat efisien dalam upaya untuk mengatasi masalah lingkungan.
87
- Reuse , yaitu memakai ulang barang yang masih bisa digunakan.
- Recycle, yaitu mendaur ulang barang ataupun sampah untuk menjadi
barang yang berguna.
- Replant , yaitu menimbun sampah organik untuk dijadikan kompos.
2. Reboisasi
Reboisasi adalah upaya untk melakukan penghijauan kembali agar alam menjadi
hijau dan biasanya dilakukan di hutan yang sudah menjadi gundul agar bisa
berfungsi sebagaimana mestinya.
3. Bioremidiasi
Bioremediasi merupakan strategi atau proses detoksifikasi (menurunkan tingkat
racun) dalam tanah atau lingkungan lainnya dengan menggunakan
mikroorganisme, tanaman, atau enzim mikroba atau enzim tanaman. Saat
bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme
memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan
tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi.
4. Rehabilitasi Lahan
Rehabilitasi lahan adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan, dan
meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan
peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga.
Adanya rehabilitasi ini juga menjadi salah satu upaya untuk mengembalikan
lahan secara ekologis. Rehabilitasi ini juga menjadi upaya untuk mengembalikan
lingkungan fisik untuk bisa di fungsikan kembali.
88
BAB VIII
TATA PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI BANK SAMPAH
89
berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan
melindungi investasi pembangunan.
Berdasarkan berbagai pengertian di atas , maka secara sederhana sampah dapat
diartikan sebagai segala sesuatu yang berasal dari kegiatan atau aktivitas manusia
atau mahluk hidup lainnya yang berbentuk padat yang tidak diinginkan lagi dan
dianggap tidak berguna pada waktu tertentu.
2. Berdasarkan Asalnya
Secara umum, jenis sampah berdasarkan asalnya dapat dibagi menjadi 2 (dua)
yaitu sampah organik dan sampah anorganik :
a) Sampah Organik
Sampah organik terdiri dari bahan- bahan penyusun tumbuhan dan hewan
yang diambil dari alam atau dihasikan dari kegiatan rumah tangga,
pertanian, perkantoran, dan kegiatan lain. Sampah ini dengan mudah
diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar
merupakan bahan organik. Sampah organik itu adalah sampah dari dapur
seperti sisa makanan, sayuran, kulit buah, rampah-rempah dan lain-lain.
b) Sampa Anorganik
Sampah anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbaharui seperti
mineral, minyak bumi, dan atau dari proses industri. Beberapa dari bahan
ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan alumunium. Sebagai zat
90
anorganik secara keseluruhan tidak dapat di urai oleh alam, sedangkan
sebagaian lainya hanya dapat diurai dalam waktu yang sangat lama. Sampah
jenis ini dalam tingkat rumah tangga dalam bentuk botol kaca, botol plastik,
tas plastik, dan kaleng. Kertas, koran dan karton yang berupa perkecualian.
Berdasarkan asalnya, kertas, koran dan karton termasuk sampah organik.
Tetapi karena kertas, koran dan karton dapat di daur ulang seperti sampah
anorgaik lain (misalnya gelas, kaleng dan plastik), maka dimasukkan
kedalam kelompok sampah anorganik.
3. Berdasarkan Sifatnya
Secara garis besar sampah dapat di golongakan sebagai berikut :
a) Degradable waste (sampah yang mudah membusuk atau terurai). Sampah ini
dapat diurai secara sempurna oleh proses biologi baik aerob maupun anaerob
misalnya: sisa makanan, sayuran, daging dan lain-lain.
b) Non-Degradable waste (sampah tidak mudah terurai atau membusuk) yaitu:
plastik, kaleng bekas dan lain-lain. Jenis sampah ini dapat dibagi lagi
menjadi :
- Recyclable, sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena
memiliki nilai ekonomis seperti plastik, kertas, pakaian dan lainya.
- Non-reccyable, sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak
dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra pacs,carbon paper, thermo
coal dan lain-lain.
c) Combustable waste (sampah yang mudah terbakar), misalnya kertas, daun-
daun kering, dan lain-lain.
d) Non- Combustable waste (sampah yang tidak mudah terbakar), misalnya:
besi, kaleng bekas, gelas dan lain-lain.
91
kadang sampah berukuran besar seperti dahan pohon. Praktis tidak terdapat
sampah yang biasa dijumpai di negara industri seperti mebel, TV bekas, kasur
dll. Kelompok ini dapat meliputi rumah tinggal yang di tempati oleh sebuah
keluarga, atau sekelompok rumah yang berada dalam suatu kawasan
pemukiman, maupun unit rumah tinggal yang berupa rumah susun. Dari rumah
tinggal tinggal juga dapat dihasilkan sampah golongan B3 (bahan berbahaya dan
beracun), seperti misalnya baterei, lampu TL, sisa obat-obatan, oli bekas, dll.
2. Sampah dari daerah komersial, sumber sampah dari kelompok ini berasal dari
pertokoan, pusat perdagangan, pasar, hotel, perkantoran, dll. Dari sumber ini
umumnya dihasilkan sampah berupa kertas, plastik, kayu, kaca, logam dan juga
sisa makanan. Khusus dari pasar tradisional banyak dihasilkan sisa sayur, buah,
makanan yang mudah membusuk. Secara umum sampah dari sumber ini adalah
mirip dengan sampah domestik tetapi dengan komposisi yang berbeda.
4. Sampah dari jalanan/ taman dan tempat umum : sumber dari sampah ini dapat
berasal dari jalan kota, tempat parkir, tempat rekreasi, saluran drainase kota dll.
Dari daerah ini umumnya di hasilkan sampah berupa daun/dahan pohon,
pasir/lumpur, sampah umum seperti plastik, kertas dan lain-lain.
5. Sampah dari industri dan rumah sakit yang sejenis dengan sampah kota :
kegiatan umum dari industri dan rumah sakit tetap menghasilkan sampah sejenis
sampah domestik, seperti sisa makanan, kertas, plastik dan lain-lain. Yang perlu
mendapat perhatian adalah, bagaimana sampah yang tidak sejenis sampah kota
tersebut tidak masuk dalam sistem pengelolaan sampah kota.
92
pemanfaatan kembali sampah. Penanganan sampah meliputi kegiatan pemilahan,
pengumpulan, pengangkutan, dan pemrosesan akhir sampah.
Dalam perencanaan sistem pengelolaan persampahan suatu kota perlu
diketahui data awal berupa timbulan, komposisi dan karakteristik sampah, sehingga
pengelolaan persampahan mulai dari sumber, pewadahan, pengumpulan, transfer dan
transpor, pengolahan serta pembuangan akhir akan lebih optimal. Timbulan
(kuantitas) sampah merupakan volume sampah atau berat sampah yang dihasilkan
dari jenis sumber sampah di wilayah tertentu per satuan waktu.
Ada beberapa kajian teoritis sistem pengelolaan sampah. Analisisnya seperti
terlihat pada Tabel 8.1. Pada tabel terlihat perbandingan antara sistem pengelolaan
sampah konvensional/tradisional, kumpul-angkut buang, mandiri dan proaktif, serta
bank sampah.
93
8.2.5 Permasalahan Pengelolaan Sampah
Masalah- masalah pokok dalam pengelolaan persampahan kota diantaranya
yaitu :
1. Perbedaan tingkat sosial budaya penduduk kota
2. Sirkulasi dana serta prioritas penanganan yang relatif rendah dari pemerintah
daerah merupakan masalah umum dalam skala nasional
3. Pergeseran teknik penanganan makanan, misalnya menuju pengemas makanan
yang tidak dapat terurai seperti plastik
4. Keterbatasan sumber daya manusia
5. Pengembangan perancangan peralatan persampahan yang bergerak sangat
lambat
6. Partisipasi masyarakat yang masih kurang terorganisir di lapangan
94
- Membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi sampah kantong plastik
pembungkus barang belanjaan
- Membeli kemasan isi ulang untuk shampoo dan sabun daripada membeli botol
baru ataupun shaset sekali pakai setiap kali habis
- Membeli susu, makanan kering, deterjen dan lain-lain dalam paket yang besar
daripada membeli beberapa paket kecil untuk volume yang sama
95
a) Memerlukan lahan yang besar bagi tempat pembuangan akhir (TPA)
sehingga hanya cocok bagi kota yang masih mempunyai banyak lahan yang
tidak terpakai. Apalagi bila kota menjadi semakin bertambah jumlah
penduduknya, maka sampah akan menjadi bertambah juga sehingga lahan
TPA yang diperlukan menjadi bertambah luas.
b) Biaya operasional sangat tinggi bagi pengumpulan, pengangkutan dan
pengolahan lebih lanjut. Apalagi bila letak TPA jauh dan bukan di wilayah
ekonomi.
96
Gambar 8.1 Posisi Bank Sampah Dalam Program Pengelolaan Sampah
97
c) sampah layak kompos dikelola skala RT dan/atau skala komunal
d) sampah layak buang (residu) diambil petugas PU 2 (dua) kali dalam 1 (satu)
minggu
e) cakupan wilayah pelayanan Bank Sampah paling sedikit 1 (satu) kelurahan
(lebih besar dari 500 (lima ratus) kepala keluarga)
f) sampah yang diangkut ke TPA berkurang 30-40 % setiap bulannya
g) jumlah penabung bertambah rata-rata 5-10 penabung setiap bulannya
h) Adanya replikasi Bank Sampah setempat ke wilayah lain.
98
meningkatnya jumlah emisi gas rumah kaca di atmosfer, selain kegiatan manusia
lainnya yang berhubungan dengan energi, kehutanan, pertanian dan peternakan.
99
beberapa tempat sasaran, yaitu ketempat pembuatan kompos, pabrik plastik atau
industri rumah tangga. Praktik bank sampah secara tidak langsung akan
mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA),
karena sebagian besar sampah yang telah dipilah dan dikirimkan ke bank akan
dimanfaatkan kembali. Sampah yang dibuang ke TPA adalah sampah yang tidak
punya nilai ekonomi atau tidak dapat dimanfaatkan lagi atau didaur ulang,
termasuk diantaranya sampah B3.
3. Penimbangan
Sampah yang sudah disetor ke bank kemudian ditimbang. Berat sampah yang bisa
disetorkan sudah ditentukan pada kesempatan sebelumnya, misalnya minimal harus
satu kilogram.
4. Pencatatan
Petugas akan mencatat jenis dan bobot sampah setelah penimbangan. Hasil
pengukuran tersebut lalu dikonversikan kedalam nilai rupiah yang kemudian
ditulis dibuku tabungan. Pada bank sampah, tabungan biasanya bisa diambil
setiap tiga bulan sekali. Tabungan bank sampah bisa dimodifikasi menjadi
beberapa jenis: tabungan hari raya, tabungan pendidikan dan tabungan yang
bersifat sosial untuk disalurkan melalui lembaga kemasyarakatan. Pada tahapan
ini, nasabah akan merasakan keuntungan sistem bank sampah, bahwa dengan
menyisihkan sedikit tenaga memilih sampah, masyarakat dapat memperoleh
uang tabungan. Dibandingkan dengan pengelolaan sampah secara
“konvensional”, masyarakat justru harus mengeluarkan uang, untuk membayar
retribusi petugas kebersihan yang menangani sampahnya.
5. Pengangkutan
Bank sampah sudah bekerjasama dengan pengepul yang sudah ditunjuk dan di
sepakati. Setelah sampah terkumpul, ditimbang dan dicatat, sampah langsung
100
diangkut ketempat pengelolaan berikutnya, sehingga sampah tidak menumpuk
di lokasi bank sampah. Bank sampah bisa berkembang menjadi sumber bahan
baku untuk menjadi industri rumah tangga di sekitar lokasi bank. Pengelolan
sampah bisa dilakukan oleh masyarakat yang juga menjadi nasabah bank.
Masyarakat bisa mendapat keuntungan ganda dari sistem bank sampah yaitu
tabungan dan laba dari hasil penjualan produk dari bahan daur ulang.
101
Gambar 8.3 Bank Sampah Dengan EPR
102
KESIMPULAN
1. Rekayasa Lingkungan adalah ilmu teknik sipil yang mempelajari tentang tata cara
membangun konstruksi teknik sipil yang dapat mencegah terjadinya pencemaran
lingkungan dan kerusakan alam. Contohnya, membangun cerobong asap suatu
pabrik pada ketinggian tertentu.
2. Siklus hidrologi merupakan siklus atau sirkulasi air yang berasal dari bumi
kemudian menuju ke atmosfer dan kembali lagi ke bumi yang berlangsung secara
terus menerus.
3. Sistem tata kelola air merupakan suatu proses yang mendorong keterpaduan antara
pembangunan dan pengelolaan air, tanah, dan sumberdaya lainnya, dengan tujuan
untuk memaksimalkan kesejahteraan sosial ekonomi dan memperhatikan
keberlanjutan ekosistem.
4. Air bersih adalah salah satu jenis sumber daya berbasis air yang bermutu baik dan
biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas
mereka sehari-hari dan memenuhi persyaratan untuk pengairan sawah, untuk
treatment air minum dan untuk treatmen air sanitasi.
5. Air limbah merupakan air bekas yang sudah tidak terpakai lagi sebagai hasil dari
adanya berbagai kegiatan manusia sehari-hari. Air limbah tersebut biasanya
dibuang ke alam yaitu tanah dan badan air.
6. Drainase berasal dari bahasa Inggris drainage yang mempunyai arti mengalirkan,
menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, sistem drainase dapat
didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi
dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan
dapat difungsikan secara optimal.
7. Plumbing adalah seni dan teknologi pemipaan dan peralatan untuk menyediakan air
bersih ke tempat yang dikehendaki baik dalam hal kualitas, kuantitas dan
kontinuitas yang memenuhi syarat dan membuang air bekas (kotor) dari tempat
tertentu tanpa mencemarkan bagian penting lainnya untuk mencapai kondisi
higienis dan kenyamanan yang diinginkan.
103
DAFTAR PUSTAKA
Dari Jurnal :
I Nyoman Nurjaya. “Dinamika Hukum Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Dalam
Rangka Pengelolaan Sumber Daya Alama”. Jurnal Hukum Vol. 4 No. 2, (Juni 2015)
: 25. diakses pada 7 Desember 2019
Reba Anindyajati Pratama dan Iif Miftahul Ihsan. “Peluang Penguatan Bank Sampah
Untuk Mengurangi Timbulan Sampah Perkotaan, Studi Kasus: Bank Sampah
Malang”.Vol. 18 No. 1. 2017.
Anih Sri Suryani. “Peran Bank Sampah Dalam Efektivitas Pengelolaan Sampah (Studi
Kasus Bank Sampah Malang)”. Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi
(P3DI) Sekretariat Jenderal DPR RI, Volume 5 No. 1. Jakarta. 2014.
Dari Buku :
104
Dr. Ir. Anita firmanti. Modul Pengolahan Bank Sampah. Kementerian Pekerjaan Umum
Badan Penelitian dan Pengembangan. Bandung: 2010
Dari Internet :
http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/NDMzYTFhYWQyN
Dg4ZDgyYmE1YTI2MmIxM2YyMDZkZWYyMTk3ZTc2Yg==.pdf
Waktu Akses (26-03-2021)
https://201043127irawangalela1993.wordpress.com/2013/09/01/makalah-strategi-
pengelolaan-lingkungan/ waktu akses (26-03-2021)
https://docplayer.info/129576778-Pengantar-rekayasa-lingkungan.html
Waktu Akses (29-03-2021)
https://precast.co.id/konstruksi/jenis-dan-definisi-drainase/#Berdasarkan_Sejarah_
Pembentukannya Waktu Akses (15-04-2021)
http://repository.lppm.unila.ac.id/7519/1/SISTEM%20DRAINASE%20SALURAN%20TE
RBUKA.pdf Waktu Akses (16-04-2021)
https://www.academia.edu/6632372/Makalah_Pengelolaan_Lingkungan_Hidup
Waktu Akses (16-04-2021)
105
BIODATA MAHASISWA
106