32 TAHUN 2009
TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
DALAM KASUS AMDAL DI INDONESIA
(Analisis Kasus Perusahaan X)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)
Disusun Oleh:
Nama : Mochamad Ichwan Syahdiniafi
NIM: 109048000022
Kata Kunci : Amdal, PT. Jaya Power Steel, Masyarakat Desa Saga
iv
KATA PENGANTAR
kepada Allah SWT.atas segala rahmat dan kuasa-Nya yang diberikan kepada
penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam
Pada dasarnya, penulisan skripsi ini merupakan suatu respon atas semakin
maraknya perusakan lingkungan yang disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri.
Oleh karena itu harus dilakukan usaha-usaha yang dapat mengatur segala gerakan
atau kalau memang kerusakan itu tidak dapat dihindari, setidaknya dampaknya
itu saya merasa perlu menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
v
2. Bapak Drs. Asep Syarifuddin Hidayat, S.H, M.H, Ketua Program Studi Ilmu
Hukum dan Bapak Drs. Abu Tamrin, S.H., M.Hum., Sekretaris Program
Studi Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan Hukum yang selalu mendukung dan
3. Bapak Drs. Abu Tamrin, S.H., M.Hum., Sekretaris Program Studi Ilmu
yang telah membimbing penulis dari awal masuk hingga bisa menyelesaikan
penulis.
6. Kedua orang tua penulis Ayahanda Sayuti dan Ibu Eti Suparniawati, yang tak
Tigin Nugraha Dwiyana Amd., Herman S.E., Resno Triaji S.T yang tiada
vi
henti-hentinya mensupport saya dan memberikan arahan yang sangat
8. Teman seperjuangan Naufal, Ilham, Yusup, Saleh, Riko, Radi, Topik, Jery
dan teman-teman yang lain yang tak bisa disebutkan semua. Terimakasih
9. Semua pihak yang penulis tidak bisa sebutkan satu-persatu terima kasih atas
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
A. Kesimpulan ............................................................................. 58
B. Saran... ..................................................................................... 58
BAB I
PENDAHULUAN
dan sumber daya alam terhadap keberlangsungan hidup seluruh isi alam
dan lingkungan, akan terjadi kesulitan-kesulitan yang luar biasa bagi umat
manusia dalam mempertahankan hidupnya. Hal itu akan terjadi ketika ledakan
jumlah manusia dan kebutuhnya melebihi persediaan sumber daya alam. Oleh
karena itu pertumbuhan jumlah penduduk bumi mutlak harus dikendalikan dan
begitu negatif terhadap kehidupan manusia, proses perubahan ini perlu dijaga
agar lingkungan hidup itu tetap mampu menunjang kehidupan yang normal.2
1
Pramudya Sunu, Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001 (Jakarta:
Gramedia, 2001), h. 7.
2
Soemarwoto, O. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. (Jakarta : Djambatan,
1994), h. 34.
1
2
perbedaan yang cukup signifikan jika kita bandingkan antara kondisi alam dan
lingkungan sekarang dan beberapa tahun yang lalu, katakan saja 10 tahun yang
lalu. Pada saat itu, kondisi lingkungan jauh lebih baik daripada keadaan
telah dilakukan manusia, akan tetapi sekarang sawah-sawah tempat tanam padi
banyak yang sudah ditebang untuk pembangunan pabrik dan lain sebagainya.
yang besar terhadap kehidupan manusia. Tampaknya manusia saat ini sedang
pembangunan agar tidak ketinggalan, di sisi lain juga harus menjaga stabilitas
3
R.M Gatot P. Soemartono, Hukum Lingkungan Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika,
1996), h. 189.
3
pendidikan, rasa aman, rasa keadilan, rasa sehat dan lain-lain. Ketiga,
membuka atau menggarap lahan marginal seperti tanah di tepi sungai, di bukit
dan di gunung, dan pembukaan lahan baru di kawasan hutan lindung yang
pembangunan pabrik, mall, perumahan, jalan raya dan lain sebagainnya, yang
satu sisi terlihat semangat Pembangunan, tapi pada sisi lain terlihat
4
R. M Gatot P. Soemartono, Hukum Lingkungan, h. 189.
5
Arindra CK, Melindungi Lingkungan Selamatkan Pembangunan. Dikutip dari situs
www. Pikiran-rakyat.com/cetak/06-4/05/index.htm, terakhir dikunjungi 24 Agustus 2006.
6
Pramudya Sunu, Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001, h. 13.
4
terdiri dari kompleks industry dan pergudangan sebanyak 261 unit bangunan.
Total tanah yang digunakan untuk bangunan adalah seluas 180.631 m2 dan sisa
tanah yang tidak dibangun ialah 1.369 m2. Pembangunan tersebut tentu
kelestarian lingkungan.
dan pelibatan masyarakat yang masih setengah hati. Oleh karena itu,
sendiri.8
kebutuhan pangan dan mineral saja, justru hal tersebut saling tergantung dan
di manapun juga selalu memperoleh predikat yang demikian pahit yaitu selalu
take and give. Itu artinya, tiap manusia mempunyai hak atas lingkungan hidup
yang baik dan sehat. Di samping itu ia juga harus berkewajiban untuk
perusakan lingkungan hidup. Hak dan kewajiban ini dapat terlaksana dengan
baik kalau subjek pendukung hak dan kewajiban berperan dalam rangka
pengelolaan lingkungan hidup. Hal tersebut berarti pula bahwa hak dan
kewajiban itu dapat terlaksana dengan baik kalau subjek pendukung hak dan
7
Harun M. Husein, Lingkungan Hidup Masalah Pengelolaan dan Penegakan Hukumnya
(Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h. 50.
8
Eggi Sudjana dan Riyanto, Penegakan Hukum Lingkungan dalam Perspektif Etika
Bisnis Di Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1999), h. xi.
9
Eggi Sudjana dan Riyanto, Penegakan Hukum Lingkungan dalam Perspektif Etika
Bisnis Di Indonesia, h. 2
6
kewajiban itu mempunyai hak akses terhadap data dan informasi mengenai
hukum harus dilihat sebagai suatu bidang atau lapangan yang memerlukan
lanjut oleh bangsa ini. Salah satu kunci pembangunan berwawasan lingkungan
adalah yang sering kita dengar, yaitu Amdal (Analisis Mengenai Dampak
pemahaman bagaimana alam ini tersusun, berhubungan dan berfungsi. Hal yang
10
Niniek Suparni, Pelestarian, Pengelolaan dan Penegakan Hukum Lingkungan (Jakarta:
Sinar Grafika, 1994), h. 111.
11
Harun M.Husein, Lingkungan Hidup Masalah, Pengelolaan dan Penegakan Hukumnya
(Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h..36.
7
teknologi dan ekonomis dengan lingkungan dan sumber daya alam. Pemahaman
Tema Amdal merupakan suatu kajian yang sangat menarik, karena hal
itu menyangkut keberlangsungan hidup seluruh umat manusia. Tema ini harus
terus-menerus dikaji untuk mendapatkan hasil penelitian yang cukup baik demi
1. Pembatasan Masalah
Altari Nusa Indah. PT Jaya Power Steel ini selanjutkan akan disebut dengan
istilah PT X.
2. Rumusan Masalah
berikut:
8
industri nya?
PT X?
1. Tujuan Penelitian
hukum lingkungan.
Amdal.
2. Manfaat Penelitian
hukum lingkungan.
satu penelitian itu pun tidak terkait dengan lingkungan yang penulis teliti.
ditulis pada tahun 2009 oleh Eri Triana Sari, mahasiswi Fakultas Hukum
dengan beberapa Negara Asia Tenggara yang ditulis pada tahun 2007.
ditulis pada karya tulis ilmiah ini, akan tetapi jelas antara tesis dan skripsi
Penulis skripsi ini mengangkat kasus yang lebih detail beserta analisisnya.
Kasus yang diambil oleh penulis skripsi ialah kasus yang ada di
Tangerang.
juga memberikan contoh yang terkait dengan Amdal adalah yang berjudul
E. Kerangka Konseptual
a. Hukum Amdal
dari:
2. Prinsip-prinsip Amdal
sosial budaya, ekonomi dan fisik, dengan corak ragam yang berbeda antara
subsistem yang satu dengan yang lain, dan dengan daya dukung lingkungan
12
Niniek Suparni, Pelestarian, Pengelolaan dan Penegakan Hukum Lingkungan (Jakarta:
Sinar Grafika, 1994), h. 100-107.
13
Padmo Wahyono, Pejabat Sebagai Calon Tergugat dalam Peradilan Tata Usaha
Negara (Jakarta: C.V Sri Rahayu, 1989), h. 176.
14
Imam Supardi, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya (Bandung: Alumni, 2003), h.
73.
12
subsistem.15
c. Pengelolaan Lingkungan
parah.16
2. Pemeliharaan lingkungan
3. Keadilan sosial
Telepas dari hal tersebut, Penulis melihat bahwa masalah Pengelolaan dan
15
Harun M. Husein, Lingkungan Hidup Masalah Pengelolaan dan Penegakan Hukumnya
(Jakarta: Bumi Aksara,1992), h. 48.
16
Harun M. Husein, Lingkungan Hidup Masalah Pengelolaan, h. 123
17
Sudharto P. Hadi, Dimensi Lingkungan Perencanaan Pembangunan (Yogyakarta:
Gadjah Mada university Press, 2001), h. 44.
13
a. bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi
berwawasan lingkungan;
lingkungan hidup;
pemangku kepentingan;
Hidup.
mengenai:
dan/atau kegiatan
Komisi penilai Amdal adalah komisi yang bertugas menilai dokumen Amdal.
terwakili di dalam Komisi Penilai ini. Pemrakarsa adalah orang atau badan
hukum yang bertanggung jawab atas suatu rencana usaha dan/atau kegiatan
lingkungan hidup, dan atau faktor pengaruh nilai-nilai atau norma yang
F. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
yang penulis perlukan adalah data Primer dan Sekunder dan Tersier yang
terdiri dari :
Lingkungan Hidup.
yaitu data yang diperoleh melalui bahan pustaka maupun dari dokumen
Berbagai buku dan hasil penelitian yang berkaitan dengan masalah yang
18
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, cet. IV, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 155.
17
Data yang diperlukan sudah tertulis atau diolah orang lain namun
baik itu melalui literatur yang penulis miliki sendiri maupun dari
19
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), cet. i, h. 138.
18
5. Tekhnik Penulisan
G. Sistematika Penulisan
sistematika pembahasan.
bab ini penulis membahas tentang teori Amdal dan penegakan hukum
Sedangkan bab sebelum terakhir ialah yaitu bab IV. Bab ini adalah
penting karena sumber alam ini memberikan kebutuhan asasi bagi kehidupan.
kehidupan umat.
keputusan demikian, antara lain adalah kualitas dan kuantitas sumber daya
1
Imam Supardi, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya (Bandung: Alumni, 2003), h. 73.
19
20
pelbagai kegiatan pembangunan baik berupa industri atau bidang lain yang
sebagai berikut:3
1. Generasi yang akan datang harus tetap mewarisi suatu alam yang masih
penuh sumber kemakmuran untuk dapat memberi kehidupan kepada
mereka.
2. Tetap adanya keseimbangan dinamis diantara unsur-unsur yang terdapat di
alam.
3. Dalam penggalian sumber-sumber alam harus tetap dijamin adanya
pelestarian alam, artinya pengambilan hasil tidak sampai merusak
terjadinya auto regenerasi dari sumber alam tersebut.
4. Perencanaan kehidupan manusia hendaknya tetap dengan lingkungan dan
terciptanya kepuasan baik fisik, ekonomi, sosial, maupun kebutuhan
spiritual.
2
www.artikelbagus.com. Artikel Lingkungan Hidup, 2013.
3
Imam Supardi, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya, h. 77.
21
dan penggalian sumber daya alam untuk kehidupan harus disertai dengan:
Pemakaian sumber alam yang tidak dapat diganti, harus sehemat dan
seefisien mungkin.
budaya, ekonomi dan fisik, dengan corak ragam yang berbeda antara
subsistem yang satu dengan yang lain, dan dengan daya dukung lingkungan
segala benda, kondisi, keadaan, dan pengaruh yang terdapat dalam ruangan
yang kita tempati, dan mempengaruhi hal yang hidup termasuk kehidupan
4
Harun M. Husein, Lingkungan Hidup Masalah Pengelolaan dan Penegakan Hukumnya
(Jakarta: Bumi Aksara,1992), h. 48.
22
lingkungan hidup fisik atau jasmani yang mencakup dan meliputi semua unsur
butir 13 Undang-Undang No.23 Tahun 1997 adalah upaya sadar dan berencana
dengan terpeliharanya Total Natural Capital Stock pada tingkat yang sama
Whitney sebagai suatu interaksi antara tiga sistem: sistem biologis dan
sumberdaya, sistem ekonomi, dan sistem sosial, yang dikenal dengan konsep
alam dapat secara berlanjut menunjang pembangunan, pada masa kini dan
5
Harun M. Husein, Lingkungan Hidup Masalah Pengelolaan, h. 7.
6
Made Arya Utama, Hukum Lingkungan (Bandung: Pustaka Putra, 2007), h. 65.
23
mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan. Sejak saat itu berbagai himbauan
dilontarkan oleh pakar dari berbagai disiplin ilmu tentang adanya bahaya yang
lingkungan hidup.8
1. Dinamika penduduk
2. Pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya yang kurang bijaksana.
3. Kurang terkendalinya pemanfaatan akan ilmu pengetahuan dan teknologi
maju.
4. Dampak negatif yang sering timbul dari kemajuan ekonomi yang
seharusnya positif.
5. Benturan tata ruang.
adalah mulai tumbuhnya kesatuan pengertian dan bahasa diantara para ahli
7
Yonathan Pongtuluran, Manajemen Sumber Daya Alam dan Lingkungan (Yogyakarta:
Andi Offset, 2010), h. 23.
8
Harun M. Husein, Lingkungan Hidup Masalah Pengelolaan, h. 1.
24
hidup didorong oleh hasil kerja World Commission on the Environment and
Development (WCED).9
1. Keterkaitan (interdependency)
Sifat perusakan yang kait mengkait (interdependent) diperlukan
pendekatan lintas sektoral antar negara.
2. Berkelanjutan (sustainability)
Berbagai pengembangan sektoral memerlukan sumber daya alam yang
harus dilestarikan kemampuannya untuk menunjang proses pembangunan
secara berkelanjutan. Untuk itu perlu dikembangkan pula kebijaksanaan
pembangunan berkelanjutan dengan wawasan lingkungan.
3. Pemerataan (equity)
Desakan kemiskinan bisa mengakibatkan eksploitasi sumber daya alam
secara berlebihan, untuk itu perlu diusahakan kesempatan merata untuk
memperoleh sumber daya alam bagi pemenuhan kebutuhan pokok.
4. Sekuriti dan risiko lingkungan (security and environmental risk)
Cara-cara pembangunan tanpa memperhitungkan dampak negatif kepada
lingkungan turut memperbesar risiko lingkungan. Hal ini perlu ditanggapi
dalam pembangunan berwawasan lingkungan.
5. Pendidikan dan komunikasi (education and communication)
Penduduk dan komunikasi berwawasan lingkungan dibutuhkan untuk
ditingkatkan di berbagai tingkatan penduduk dan lapisan masyarakat.
6. Kerjasama internasional (international cooperation)
Pola kerjasama internasional dipengaruhi oleh pendekatan pengembangan
sektoral, sedangkan pertimbangan lingkungan kurang diperhitungkan.
Karena itu perlu dikembangkan pula kerjasama yang lebih mampu
menanggapi pembangunan yang berwawasan lingkungan.
hujan asam, kayu bakar, dan konversi sumber energi yang bisa diperbaharui dan lain-
9
Harun M. Husein, Lingkungan Hidup Masalah Pengelolaan, h. 1.
10
Harun M. Husein, Lingkungan Hidup Masalah Pengelolaan, h. 1.
25
masalah pencemaran kimia, pengelolaan limbah dan daur ulang; (4) pengembangan
termasuk hutan tropis dan diversitas biologi; (6) hubungan ekonomi internasional dan
diterima oleh Presiden RI dan menjadi dasar semua pihak untuk melaksanakannya.13
11
R.M. Gatot P. Soemartono, Hukum Lingkungan Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika,
1996), h. 35.
12
Siti Sundari Rangkuti, Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan Lingkungan Nasional,
Edisi ketiga, (Surabaya: Airlangga University Press, 2005), h 59.
13
Siti Sundari Rangkuti, Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan Lingkungan Nasional,
h. 60.
26
Dalam kaitannya dengan hal di atas, menurut Emil Salim terdapat lima
14
R.M. Gatot P. Soemartono, Hukum Lingkungan Indonesia, h. 200.
15
Meinhard Schroder, Sustainable Development and Law, (TK: W.E.J Tjeenk Willink
Zwolle, 1996), h. 12.
16
Pramudya Sunu, Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001, h. 23.
27
bagian dari setiap kegiatan yang berkaitan, baik secara sektoral maupun
tata laksana dan tata cara yang dapat memantapkan kerjasama antar berbagai
membimbing dan menilai serta menyerasikan tindak lanjut dari hasil Amdal
pembaruan yang memerlukan wawasan, sikap dan prilaku yang baru yang
didukung oleh nilai-nilai dan kaidah-kaidah. Wawasan ini dapat diperkaya lagi
17
Pramudya Sunu, Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001, h. 24.
18
Harun M. Husein, Lingkungan Hidup Masalah Pengelolaan, h. 123.
28
dalam upaya meningkatkan daya guna dan hasil guna pembangunan yang
2. Pemeliharaan lingkungan.
bentuk pelanggaran hak asasi manusia (HAM).22 Oleh karena itu konservasi
22
Sudharto P. Hadi, Dimensi Lingkungan Perencanaan Pembangunan (Yogyakarta:
Gadjah Mada Uniersity Press, 2001), h. 46.
30
3. Keadilan sosial.
antara daerah dan pusat. Keadilan masa depan berarti perlunya solidaritas
datang.
atas hal-hal yang berkaitan dengan nasib dan masa depannya. Hal ini
nasib mereka maka masyarakat akan merasa menjadi bagian dari proses
jika didukung oleh pemerintahan yang baik (good governance). Dari uraian
kelembagaan.
perubahan perilaku dan gaya hidup. Dalam hal ini berkaitan dengan bagaimana
mendorong konsumsi barang-barang non material dan jasa daripada energi dan
barang-barang konsumtif.
BAB III
A. AMDAL
a. Pemrakarsa
melaksanakannya.
32
33
b. Aparatur Pemerintah
1999).
c. Masyarakat
2
Siti Sundari Rangkuti, Keterbukaan dan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan
Lingkungan, Majalah OZON Volume 3 No.5, Januari 2002, h. 59.
34
tonely and open manner, but also to ensure that citizens are able to
terpengaruh.
3
Siti Sundari Rangkuti, Keterbukaan dan Peran Serta Masyarakat, h. 59.
4
Siti Sundari Rangkuti, Keterbukaan dan Peran Serta Masyarakat, h. 59.
35
memihak.
5
Padmo Wahyono, Pejabat Sebagai Calon Tergugat dalam Peradilan Tata Usaha
Negara (Jakarta: C.V Sri Rahayu, 1989), h. 176.
36
dipantau.
garis dasar seluruhnya atau sebagian telah terhapus dan tidak ada lagi
akan ada dengan adanya pembangunan. Dengan batasan ini dampak yang
6
Hardjasoemantri, K. 1999. Hukum Tata Lingkungan. Edisi ketujuh. Gadjah Mada
University Press: Yoyjakarta.
37
dan kesehatan, serta tidak dilakukan analisis dampak sosial dan analisis
KASUS I
lingkungan. Hal ini terlihat dari masih adanya kawasan industry PT. ABADI
sejumlah industri di Semarang juga masih banyak yang belum secara rutin,
Kami paling hanya bisa mengimbau, tapi tidak ada tindakan apa pun
yang bisa kami lakukan. Terus terang, Bapedalda adalah instansi yang
misalnya, sejak beroperasi dua tahun lalu hingga saat ini belum mempunyai
Amdal.
7
Irwan D dan Zoer'aini. 2007. Prinsip-prinsip Ekologi Ekosistem, Lingkungan dan
Pelestariannya. Bumi Aksara: Jakarta.
38
Amdal, bertemu pemilik kawasan itu saja belum pernah,” ujarnya. Wahyudin
suatu usaha industri atau kawasan industri untuk beroperasi walau belum
Menurut dia, hal ini merupakan bukti bahwa bukan saja pengusaha yang
lingkungan. Namun, selama ini, orang terlalu sering hanya menyoroti industry
KASUS II
Sebanyak 575 dari 719 perusahaan modal asing (PMA) dan perusahaan
penghasil air bersih. “Tragisnya, jumlah limbah B3 yang dihasilkan oleh 274
perusahaan industri di Pulau Batam yang mencapai tiga juta ton per tahun
Salah satu industri berat dan terbesar di Pulau Batam penghasil limbah
industri, hanya empat yang memiliki Amdal dan hanya satu yang memiliki unit
Amdal adalah Panbil Idustrial Estate, Semblong Citra Nusa, dan Kawasan
tahun 2000, barulah diketahui bahwa Pulau Batam yang kita bangga-
banggakan itu, kondisi lingkungan dan alamnya sudah rusak parah. (Kompas,
Maret).
KASUS III
April 2013 bertempat di kantor BPLH kota Bandung. Namun sampai saat ini
Ka-Amdal tersebut. Adapun untuk Amdal, RKL dan UPL belum dilaksanakan
pembahasannya.
pengembang yang bergerak di bidang real estate dan properti sekelas Agung
tahun 2009 tentang lingkungan hidup. Usaha atau kegiatan yang berpotensi
undang lingkungan hidup yakni, orang /badan usaha wajib menyusun Amdal
dan atau RKL/UPL, setelah itu baru mendapatkan izin lingkungan dari kepala
tersebut dan tidak melalui prosedur yang benar. Dengan tidak dipenuhinya
hidup. Apalagi pembangunan hotel itu juga telah menghilangkan lahan resapan
air," ungkapnya.
Amdal yang dilakukan oleh PT. X yang beralamat Kp. Salembaran, Desa
seluas 182.000 m2. Kompleks industri dan pergudangan terdiri dari sebanyak
Kalau kita liat bangunan jalan dan drainasenya, jaringan jalan yang
dibangun terdiri dari 2 (dua) arus jalan, area hijau/taman, area perjalanan
sepeda dan area pejalan kaki/pendestrian. Jenis konstruksi jalan utama adalah
terbuat dari susunan batu kali, batu pecah, pasir beton, paving block dan
sekeliling bangunan areal industri dan gudang. Arah aliran air permukaan akan
disalurkan ke saluran utama menuju ke arah sungai. Lebar saluran air utama
sekitar 100 cm dengan kedalaman 110 cm dan saluran air di dalam areal
dengan volume yang lebih kecil tetapi sudah diperhitungkan dapat menampung
8
Natsir, M. Sistem Rantai Pasok Material Dan Peralatan Konstruksi Untuk Mendukung
Investasi Infrastruktur. (Jakarta : Kementerian Pekerjaan Umum, 2011), h. 53.
43
dan mengalirkan volume run-off pada musim hujan. Sistem drainase sekunder.
Aliran run-off dari lahan mengalir masuk ke saluran sekunder dan selanjutnya
menyediakan tempat sampah portable disetiap unit industri dan gudang dengan
PT. X.
akan dibangun sumur resapan. Perhitungan sumur resapan berdasarkan SNI 03-
2453-2002 tentang tata cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan
pekarangan dan Permen LH No.12 Tahun 2009 tentang pemanfaatan air hujan.
Komposisi sumur resapan terdiri dari pasir urug dan batu kali, pada sumur
resapan digunakan juga bahan dari pipa dan buis beton, Bidang resapan
mengurangi run off yang masuk ke saluran drainase utama. Pembuatan sumur
resapan juga akan menyesuaikan dengan rekomendasi PEIL banjir dari instansi
Kawasan Industri dan Gudang PT X. Dan sumur yang dibuat ialah sebanyak
500 unit.
Dari aspek iklim data unsur-unsur iklim diperoleh dari stasiun terdekat
Klas II Pondok Betung, Ciledug. Rekapitulasi data iklim dan curah hujan rata –
Indonesia pada umumnya yaitu iklim tropis. Setiap tahun terdapat musim hujan
sampai dengan bulan Mei, sedangkan musim kemarau antara bulan Juni sampai
26,5oC – 29,1oC. Selama kurun waktu terakhir, rata – rata temperatur udara
tertinggi mencapai 29,10C, sedangkan rata – rata suhu udara terendah mencapai
26,5oC. Curah hujan rata – rata bulanan terbanyak terjadi pada bulan Februari
sebesar 686,3 mm dengan hari hujan 20 hari. Curah hujan rata – rata terendah
pada bulan September dan Oktober dengan tingkat kelembaban sebesar 65%,
bangunan adalah 60 % dari luas lahan.9 Itu berarti luas lahan yang seharusnya
dibangun oleh PT.X adalah 109.200 m2. Tetapi faktanya, besar lahan yang
dibangun adalah sebesar 180.631 m2. Tentunya ruang terbuka hijau pasti tidak
Kompleks industri itu dibangun di atas lahan 182.000 m2, dengan total lahan
yang ditutupi bangunan sebesar 180.631 m2, dan total sumur serapan yang
903 unit. Jumlah tersebut merupakan jumlah yang harus dilakukan oleh
perusahaan demi untuk menjaga debit air di permukaan tanah, sehingga tetap
sumur resapan 1 m3. Karena tanah yang ditutupi bangunan mencapai 180.631
m2, maka jika sumur serapan dibuat seharusnya 903 unit jika tiap sumur dibuat
sebesar 4 m3.
kasus tersebut merupakan kasus besar yang akan berdampak pada kehidupan
kita pada masa yang akan datang. Kasus tersebut jelas-jelas mengabaikan
sumur serapan sebanyak lebih dari 400 sumur serapan. Dalam setiap serapan
yang seharusnya dilakukan sebesar 4 m3, kita kalikan 400 serapan yang tidak
1604 m3. Jumlah ini merupakan jumlah yang sangat besar. Hal ini akan
mengakibatkan kelebihan air sebesar total serapan yang tidak terlaksana tadi.
Jika separuh masyarakat di Indonesia ini melakukan hal yang sama, maka
Amdal bertujuan untuk tetap menjaga agar keadaan lingkungan tetap berada
analisis mengenai dampak lingkungan sudah jelas sangat penting. Dalam hal
ini, yang sangat menentukan terhadap mutu lingkungan ialah keputusan yang
memberikan waktu yang cukup memadai yaitu selama satu tahun untuk
dalam PP yang baru. PIL berfungsi sebagai filter untuk menentukan apakah
1
Andi Hamzah, Penegakan Hukum Lingkungan (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), h. 127.
47
48
atau tidak.
merupakan bagian dari proses perijinan satu proyek. Dengan cara ini proyek-
lain, studi Amdal juga dapat memberi masukan bagi upaya-upaya untuk
Amdal.
Hal ini bisa dilihat dari kasus pelanggaran Amdal oleh PT X dalam
2
http://www.freewebs.com/mastomi. TomiHendartomo,
PermasalahandanKendalaPenerapan AMDAL dalamPengelolaanLingkungan.
49
dokumen Amdal lainnya sangat tinggi. Sehingga Amdal tidak dapat menjadi
kepada publik dan saran, pendapat, masukan publik wajib untuk dikaji dan
3
Suparto Wijoyo, Refleksi Mata Rantai Pengaturan Hukum Pengelolaan Lingkungan
Secara Terpadu (Surbaya: Airlangga University Press, 2005), h. 353.
50
lingkungan hidup.
benar-benar dilibatkan dan mempunyai peran yang nyata dalam berbagai hal,
pembangunan tersebut.4 Itu artinya, masih banyak hal yang ditutupi oleh
Oleh karena itu, keterbukaan dan peran serta masyarakat dalam proses
“hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat” sebagaimana
4
Soerjanto Poespowardojo, Pembangunan Nasional dalam Perspektif Budaya (Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia), h. 98.
5
Siti Sundari Rangkuti, Keterbukaan dan Peranserta Masyarakat dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Majalah OzonVol 3 No.5, Januari 2002.
51
pihak untuk menyampaikan informasi yang harus diketahui pihak lain yang
terpengaruh.6
membuka peluang bagi peran serta masyarakat, sehingga saran dan pemikiran
6
Siti Sundari Rangkuti, Keterbukaan dan Peranserta Masyarakat dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Vol. 3 No. 5.
52
pengelolaan lingkungan hidup yang bersifat lintas sektoral, lintas disiplin, dan
Dengan kata lain, Amdal menjadi sama sekali tidak penting ketika
dijadikan alat pembenaran semata, tidak lebih dari itu. Oleh karna itu tak
heran kalau masih saja ditemukan persoalan lingkungan padahal sudah dibuat
Amdal -nya.7
7
Siti Sundari Rangkuti, Keterbukaan dan Peranserta Masyarakat dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Vol. 3, No. 3, Nopember 2001.
53
pada kelompok Akademisi atau para ahli yang dilibatkan dalam Komisi
akademisi dalam menilai dokumen diikat saat kelompok ini pun menjadi
hak lingkungan hidup. Setiap kali sebuah kegiatan dan/atau usaha sangat
yang terjadi. Dengan melihat kondisi ini, maka bukan tidak mungkin Amdal
8
http://www.menlh.go.id/. KementrianLingkunganHidup, SebagianBesarDokumen
AMDAL BerkualitasBuruk, 09 Nopember 2008.
54
lingkungan Indonesia pada masa yang akan datang akan mengalami krisis
9
N. H. T. Siahaan, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan (Tangerang:
Erlangga, 2008), cet. 5, h. 450.
55
lingkungan hidup.
dalam wujud mediasi ataupun arbritasi. Pada bagian inilah peran Polri dapat
masuk dan ikut serta menjadi seorang mediator dalam pelaksanaan mediasi.
telah dirugikan.
luar peradilan yang dianggap tidak berhasil. Yang mana penerapan asas ini,
hanya berlaku bagi tindak pidana formil tertentu, yaitu pemidanaan terhadap
yang seperti ini mendapatkan hukuman berupa pidana penjara paling singkat
1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit Rp
57
miliar rupiah).
pidana, jika tidak bisa maka harus melalui pengadilan, akan tetapi
berwenang tampak sangat cuek terhadap hal tersebut. Misalkan saja pada
akan berakibat fatal terhadap lingkungan tempat kita hidup. Hal ini yang akan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil yang telah penulis lakukan selama proses pembuatan skripsi ini
pengelolaan limbah.
lingkungan tidak sehat yang akan berakitabat pada kesehatan merekan, jika
lingkungan hidup.
peradilan diatur pada bagian kegita UU No 32 Tahun 2009 yang terdiri dari: Ganti
58
59
B. Saran-Saran
hanya diperhatikan dalam Pra Konstruksi dan Konstruksi nya saja, namun juga
karna Amdal dibuat saat dalam proses Konstruksi, ini sangat bertentangan
dokumen Amdal sudah selesai, karna perlu ada Perizinan. Namun, dalam kasus
Padahal, Amdal merupakan pondasi dasar dari hukum lingkungan, karena Amdal
1
N. H. T. Siahaan, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan (Tangerang:
Erlangga, 2008), cet. 5, h. 450.
DAFTAR PUSTAKA
................. Aspek Sosial AMDAL Sejarah, Teori dan Metode. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 1995.
Natsir, M. 2011. Sistem Rantai Pasok Material Dan Peralatan Konstruksi untuk
Mendukung Investasi Infrastruktur. Kementerian Pekerjaan Umum:
Jakarta
60
61
UUD
Jenis Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan UU No.
Web
GAMBAR 1-1.
PETA LOKASI PT. J P S DALAM
PETA RTRW KABUPATEN TANGERANG
Lokasi
PT. JAYA POWER STEEL