SKRIPSI
Oleh :
FAJARUDDIN
NIM. 10600106028
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. ii
PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................. v
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................... x
ABSTRAK ..................................................................................................... xii
A. Kesimpulan ........................................................................ 70
B. Implikasi Penelitian . ......................................................... 71
Saya menyatakan bahwa yang terulis di dalam skripsi ini benar – benar hasil
karya sendiri, bukan ciplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
Fajaruddin
NIM. 10600106028
v
KATA PENGANTAR
dipenuhi untuk dapat mencapai Gelar Sarjana pada Fakultas Hukum Jurusan
Penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa ada bantuan dan
kerjasama dari pihak lain. Oleh karena itu kesempatan ini penulis ingin
kepada:
vi
dan Ibunda Hj.Farida yang telah mengasuh dan mendidik penulis dari
2. Bapak Prof. Dr. H. Azhar Arsyad, MA., selaku Rektor Universitas Islam
Makassar.
3. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse. M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan
Hukum., Dr. Muh. Sabri. AR.M.Ag, Drs. M. Thahir Maloko, M.HI., Mukhtar
Lutfi, M.Pd, selaku Pembantu Dekan I, II, III Fakultas Syari’ah dan Hukum
4. Bpk. Hamsir, SH., M.Hum dan Ibu Istiqamah, SH., M.H selaku Ketua
administrasi.
berkat doa dan motifasinya terhadap penulis, sehingga karya tulis ini
dapat terselesaikan.
8. Sahabat terbaik penulis Andi Zunnurain, S.H, Nur Hayati, Ahmad Marsuki
yang telah memberikan motifasi dalam diri penulis yang telah bersama-
sama penulis dalam suka maupun duka dalam perjalanan hidup Saudara-
skripsi ini.
10. Semua rekan Mahasiswa / Mahasiswi yang langsung maupun tidak langsung
Doa dan harapan selalu penulis panjatkan kepada Allah Swt, semoga
amal kebaikan ibu dan bapak semua mendapatkan imbalan pahala yang
berlebih Akhir kata, penulis berharap semoga hasil pemikiran yang tertuang
Penulis
FAJARUDDIN
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing I Pembimbing II
DEWAN PENGUJI
Diketahui Oleh :
Dekan Fakultas Syari’ah dan
Hukum.
UIN Alauddin Makassar
TABEL I ………………………………………………………………………………………………………… 34
TABEL II ………………………………………………………………………………………………………… 35
TABEL IV ……………………………………………………………………………………………………….. 54
TABEL V ……………………………………………………………………………………………………….. 59
xi
ABSTRAK
NAMA : FAJARUDDIN
NIM : 10600106028
JUR/FAK. : ILMU HUKUM / SYARI’AH DAN HUKUM
JUDUl : Analisis Hukum Penyelenggaraan Bidang
PemerinTahan Umum di Kab. Sinjai. (Suatu
perspektif uu.Nomor 32 Tahun 2004 ).
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Dalam UUD 1945 disebutkan
dan daerah Provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap Provinsi,
kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan
undang-undang”.1
tidak akan mempunyai daerah dalam lingkungannya yang bersifat “staat” juga.
Daerah Indonesia akan dibagi dalam daerah yang lebih kecil. Daerah-daerah ini
undang-undang.
1
2
tentang Pemerintahan daerah dan diundangkan pada hari yang sama, yang
dalam Lembaran Negara 2004 Nomor 125 dinyatakan mulai berlaku secara
kecuali dalam bidang politik luar negeri, Pertahanan dan Keamanan, Peradilan,
Moneter dan Fiskal serta Agama serta kewenangan bidang lain yang meliputi:
momentum atau peluang yang diberikan oleh UU. Nomor 32 Tahun 2004 dalam
guna dan berhasil guna akan terpulang pada tingkat kemampuan dan kesiapan
dalam memaknai pelaksanaan fungsi, hak dan kewenangan serta disiplin dan
tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang mendukung maupun yang
2 Lihat bunyi Pasal 7 ayat (1) dan ayat (2) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004.
4
aparatur pemerintahan, sektor hukum dan politik, begitu pula sarana dan
C. Hipotesis
optimal.
efektif dan memberikan stimulasi bagi terciptanya iklim yang kondusif bagi
umum di Kabupaten Sinjai antara lain: a) struktur dan kultur yang meliputi
daerah.
D. Pengertian Judul
keliru dari pembaca dalam memahami makna yang dimaksudkan dalam skripsi
ini, maka perlu adanya kejelasan beberapa kata yang multi tafsir.
eksternal.
4 Ibid., h. 65.
8
F. Tinjauan Pustaka
peneliti belum ada yang pernah melakukan penelitian serupa sebelumnya. Oleh
1. Tujuan Penelitian
adalah:
dijadikan sebagai literatur atau acuan bagi yang ingin memperkaya wawasan
Pembahasan dalam skripsi ini terdiri atas lima bab. Bab I merupakan bab
pendahuluan yang terdiri atas: latar belakang masalah, rumusan dan batasan
Bab II, adalah bab yang menguraikan kajian pustaka, yang meliputi:
pemerintahan daerah menurut UU. No. 5/1974, UU. No. 22/1999 dan UU. No.
Bab III, adalah bab yang secara khusus membahas tentang metode
penelitian, yang meliputi tempat dan waktu penelitian, variabel dan desain
Bab IV, adalah bab inti yang menguraikan hasil penelitian dan
bab V, adalah bab penutup yang berisi kesimpulan dan implikasi hasil
penelitian.
11
KOMPOSISI BAB
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan dan Batasan Masalah
C. Hipotesis
D. Pengertian Judul
E. Ruang Lingkup Penelitian
F. Tinjauan Pustaka
G. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
H. Garis Besar Isi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Implikasi Hasil Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
akan dibagi pula dalam daerah yang lebih kecil. Daerah-daerah itu bersifat
undang2.
12
13
Pasal 18 UUD 1945 tersebut merupakan salah satu pasal dalam UUD
NKRI Tahun 1945 yang secara tegas menjamin adanya pemerintahan daerah.
Sebagai pelaksanaan dari Pasal 18 UUD 1945, untuk pertama kali dikeluarkan
tentang Pemerintahan Daerah pada tanggal 10 Juli 1948 yang juga merupakan
tiga tingkat, ialah: Provinsi, Kabupaten, Kota Besar dan Desa/Kota Kecil, Negeri,
Marga dan sebagainya yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya
sendiri”3.
daerah istimewa yang setingkat dengan Provinsi, Kabupaten atau Desa yang
3 Ibid., h. 68.
14
di luar Jawa Madura. Undang-undang ini menuju kepada persamaan cara dalam
Dasar Sementara 1950 maka seluruh wilayah Indonesia tunduk pada Undang-
ditegaskan bahwa:
Pembagian Daerah Indonesia atas Daerah besar dan kecil yang berhak
mengurus rumah tangganya sendiri, dengan bentuk susunan
pemerintahannya ditetapkan dengan Undang-Undang, dengan memandang
dan mengingati dasar permusyawaratan dan dasar perwakilan dalam
sistem pemerintahan negara4.
mengurus rumah tangganya sendiri. Sebagai tindak lanjut dari pasal 131 UUDS
1950 ini dan mengingat bahwa undang-undang nomor 22 Tahun 1948 dianggap
sudah tidak sesuai lagi dengan suasana Undang-Undang Dasar 1950, maka
Wilayah republik Indonesia dibagi dalam daerah besar dan daerah kecil
yang berhak mengurus rumah tangganya sendiri, dan yang merupakan
sebanyak-banyaknya tiga tingkat yang derajatnya dari atas ke bawah
adalah Provinsi termasuk Kotapraja Jakarta Raya, Kabupaten/Kota
termasuk Kotapraja dan Kabupaten/Kota5.
Dengan demikian nyatalah bahwa dalam keadaan seperti ini sulit untuk
keinginan rakyat Indonesia, maka pada tanggal 5 Juli 1959 dikeluarkan sebuah
dekrit yaitu Dekrit 5 Juli 1959 yang menetapkan pembubaran Konstituante dan
Undang Dasar 1945 maka pada tanggal 7 Nopember 1959 diterbitkan Penetapan
5 Ibid.
16
1957.
pemerintahan orde baru yang mempunyai tekad untuk melaksanakan UUD 1945
secara murni dan konsekuen. Tidak lama sejak berdirinya pemerintahan orde
19 Tahun 1965.
berlaku lagi mengingat materi dalam ketetapan ini telah tertampung dalam
dalam dua tingkatan Daerah berdasarkan azas desentralisasi, yaitu Provinsi dan
disebut wilayah Administratif, yang terdiri dari wilayah Provinsi dan Ibukota
negara, wilayah Provinsi dibagi dalam wilayah Kabupaten dan Kotamadya dan
3. Era reformasi.
125, yang disahkan pada tanggal 15 Oktober 2004. Salah satu alasan yang
undang Nomor 5 tahun 1974 dan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tidak
yang selama lebih dari tiga puluh dua tahun berkuasa ternyata di dalamnya
Dampak dari krisis tersebut ialah jatuhnya pemerintah rezim Soeharto akibat
intinya memberikan distribusi kekuasaan pada daerah yang selama ini hanya
langsung oleh rakyat melalui Pemilihan Umum di Daerah. Konsekuensi logis dari
pemilihan secara langsung oleh rakyat tersebut adalah eksekutif daerah tidak
berbagai hal yang berkaitan dengan dana perimbangan antara pusat dan Daerah.
adalah bagian daerah dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Dana
kritikan tajam dari para reformis adalah implementasi konsep Negara Kesatuan
setempat10.
Nomor 22 Tahun 1999 masih sering diperdebatkan, namun selama kurang lebih
yang tidak lagi menempatkan legislatif sebagai bagian dari pemerintah daerah.
dianut oleh kedua undang-undang ini adalah otonomi luas, nyata, dan
bertanggung jawab12.
Nomor 22 tahun 1999. Di samping itu, perubahan yang cukup signifikan yang
tangan rakyat.
Ada tiga azas yang dianut dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan
14 Ibid., h. 35.
26
Lebih lanjut The Liang Gie menyebutkan bahwa ada lima alasan
15HM Laica Marzuki. Otonomi Daerah dan Perspektif Indonesia Baru (Ujung Pandang:
Disampaikan dalam Seminar Nasional Otonomi Daerah Kerja sama Fakultas Hukum dan
Pemerintah Daerah Tingkat I Sul-Sel Makassar, 1999), h. 14.
16The Liang Gie. Pertumbuhan Pemerintahan Daerah Di Negara RI Suatu Analisa Tentang
Masalah-Masalah Desentralisasi dan Pelaksanaannya (Jakarta: Gunung Agung, 1994), h. 34.
17 Ibid.
27
sehingga rakyat dapat memperoleh pelayanan yang lebih baik dari pemerintah
berikut:
dikenal dalam ketatanegaraan Indonesia dan Belanda ini, pertama kali diatur
secara formal dalam Pasal 131 ayat (3) UUD Sementara 1950, dengan rumusan:
H. A. Mustari Pide. Otonomi Daerah dan Kepala Daerah Memasuki Abad XXI (Jakarta:
18
ditinjau dari segi daya guna dan hasil guna adalah kurang dapat
daerah harus dilaksanakan dengan baik, tanpa ikut sertanya pemerintah daerah
yang bersangkutan.
Dari uraian di atas tersirat suatu makna bahwa ada berbagai macam
teknis-administratif, yang mana hal tersebut diatur dalam suatu norma hukum.
Daerah, pada ketentuan umum Pasal 1 dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur
optimal.
dengan pembangunan dalam arti luas meliputi segala segi kehidupan dan
Kabupaten dan Daerah Kota. Oleh sebab itu Daerah Provinsi, selain Daerah
lebih baik, masyarakat yang lebih adil dan lebih makmur. Pemberian,
yaitu:
jawab. Otonomi luas adalah hak dan wewenang bagi daerah dalam mengatur
masyarakat di daerah.
daerah satu dengan daerah lainnya berbeda menurut letak geografis, budaya,
kewenangan dan hak yang lebih luas kepada daerah. Pada dasarnya
hubungan yang harmonis antara Pusat dan Daerah juga akan dapat mencegah
METODOLOGI PENELITIAN
mempengaruhinya.
B. Definisi Operasional
keliru dari pembaca dalam memahami makna yang dimaksudkan dalam skripsi
34
35
1. Populasi.
Kabupaten Sinjai. Untuk lebih jelasnya mengenai populasi dapat dilihat pada
2. Sampel.
Sampel adalah sebagian dari populasi atau kelompok kecil yang diamati1.
Mengingat bahwa populasi dalam penelitian ini sangat besar jumlahnya dan
Untuk lebih jelasnya mengenai sampel yang diambil dalam penelitian ini,
1 Donald Ary, et al., Pengantar Penelitian dalam Pendidikan: terjemahan oleh Arief
Furchan (Cet. III; Surabaya: Usaha nasional, 1982), h. 28.
37
secara statistik.
BAB IV
38
39
Desa.
Daerah.
dilakukan gelar Teknologi Tepat Guna sejak tahun 2007 s/d 2009 dengan
pelatihan pembuatan kripik udang, pembuatan pop corn dan pembuatan sapu
dari sabuk kelapa. Dari kegiatan tersebut hasil yang menonjol dapat dilihat dari
maka selama kurun waktu lima tahun (2005-2009) telah dilakukan berbagai
aparatur pemerintah antar daerah, baik pada jabatan struktural maupun pada
mengisi formasi yang lowong, maka setiap warga negara yang memenuhi
43
Pengadaan Pegawai Negeri Sipil, diberi kesempatan yang sama untuk melamar
menjadi PNS.
Pegawai Negeri Sipil didasarkan pada jatah murni (PB>I) dengan tetap mengacu
pada petunjuk Gubernur Propinsi Sulawesi Selatan yang dikeluarkan pada setiap
pelaksanaan otonomi daerah, telah dilakukan kerja sama dengan Sekolah Tinggi
Sarjana) yang sampai saat ini (31 Agustus 2009) telah meluluskan 38 orang PNS
daerah sebagai Magister Management dan Insya Allah akan menyusul 47 orang.
5 Andi Rudiyanto Asapa, Bupati Kabupaten Sinjai, Wawancara tanggal 15 Juni 2010.
45
berikut:
Sinjai.
direncanakan akan dirubah. Seperti Dinas Pertanahan dan Tata Ruang berubah
Masyarakat Desa yang ada pada Dinas Koperasi, Pemberdayaan Masyarakat dan
Tenaga Kerja.
merupakan merger dari Kesejahteraan Sosial yang ada pada Kantor Kesbang
dalam Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Sinjai yang sampai saat ini
mengatur tentang visi, misi, tugas pokok dan fungsi masing-masing perangkat
Keputusan Bupati yang mengatur tentang Tata Naskah Dinas telah dikeluarkan
Daerah Kabupaten Sinjai, yang terdiri dari pengawasan yang dekat, pengawasan
Melekat (P3/Waskat) yang disusun pada setiap awal tahun anggaran dengan
angin reformasi. Hal ini sejalan dengan pengertian pembinaan dan pengawasan
Gubernur.
51
pemeriksaan sebanyak 20 (dua puluh) obrik yang terdiri dari : PKPT 13 (tiga
belas) obrik, dan pemeriksaan khusus 7 (tujuh) obrik. Dari hasil pemeriksaan
dan pemeriksaan dilakukan terhadap 27 (dua puluh tujuh) obrik yang terdiri
pemeriksaan dilakukan terhadap 22 (dua puluh dua) obrik yang terdiri dari:
PKPT 19 (sembilan belas) obrik dan pemeriksaan khusus 3 (tiga) obrik dengan
Anggaran 2009 yang hanya berjalan selama 9 (sembilan) bulan, telah dilakukan
pengawasan dan pemeriksaan terhadap 33 (tiga puluh tiga) obrik yang terdiri
dari: PKPT 27 (dua puluh tujuh) obrik, dan pemeriksaan khusus 6 (enam0 obrik,
ditujukan pada 54 obrik yang terdiri dari: PKPT 36 obrik dan pemeriksaan
Kemudian khusus untuk monitoring proyek telah dilakukan kepada 10 obrik dan
Kabupaten Sinjai.
Bidang Keuangan dan Peralatan, Diklat Sertifikasi JFA Trampil, Diklat Telaahan
“Telah berjalan dengan baik namun tidak dapat dipungkiri masih banyak
yang memerlukan perhatian khusus utamanya dalam kaitan penegakan
supremasi hukum terhadap kegiatan-kegiatan pemerintahan,
kemasyarakatan dan penegakan Hak Azasi Manusia. Peluang terjadinya
korupsi, kolusi dan nepotisme dan beberapa bentuk kegiatan yang dapat
merugikan Negara dan masyarakat, tetap diupayakan diperkecil
sedemikian rupa dengan melalui berbagai kegiatan seperti sosialisasi
produk-produk hukum dan penegakan hukum berupa penjatuhan sanksi
bagi yang melanggar. Dengan demikian terjadinya penyalahgunaan
wewenang, pelecehan hukum, kurangnya perlindungan dan kepastian
hukum bagi masyarakat dan terjadinya pelanggaran Hak Azasi Manusia
sedikit demi sedikit dikurangi, disamping upaya pemberdayaan terhadap
aparat penegak hukum sehingga mampu memberikan rasa keadilan dan
kepastian hukum pada kasus-kasus yang memperhadapkan pemerintah
dengan rakyat”7.
kebenaran yang mampu menciptakan kondisi dan budaya hukum yang dapat
yang memiliki kemampuan profesional dan integritas yang tinggi yang dilandasi
Data produk hukum Pemerintah Kabupaten Sinjai sejak Tahun 2004 s/d
JUMLAH
JENIS PRODUK TOTA
No 200 200
HUKUM 1998 1999 2000 L
1 2
1 Peraturan Daerah 9 23 9 22 2 65
2 Surat Keputusan Bupati 184 184 0 0 0 368
3 Keputusan Bupati 20 30 245 247 201 743
4 Intruksi Bupati 1 4 3 1 0 9
5 Lembaran Daerah 9 23 9 22 2 65
Sumber: Sekretariat Daerah Kab. Sinjai 2010.
tidak terlepas dari adanya partisipasi aktif anggota masyarakatnya, baik sebagai
Salah satu wujud dari rasa tanggung jawab masyarakat di atas adalah
Oleh sebab itu, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
energi alternatif bagi daerah, sehingga secara bertahap dapat melepaskan diri
terhadap etika politik yang menempatkan rakyat sebagai sumber kekuasaan dan
dalam pembangunan, yakni: pada tahap inisiasi, legitimasi, dan eksekusi. Atau
dengan kata lain, pada tahap decision making, implementation, benefit, dan tahap
evaluation. Hal ini sejalan dengan apa yang dirumuskan Bintoro Tjokro Amidjojo
bahwa :
8Lihat: Bintoro Tjokro Amidjojo dalam Lubis Solli. Perkembangan Garis Politik dan
Perundang-Undangan Pemerintahan Daerah (Bandung: Alumni, 1983), h. 58.
58
Lukman adalah:
yang kurang tersedia; serta 4) organisasi dan Manajemennya yang kurang baik.
dari manusia pelaksana dalam jajaran pemerintaha seperti terlihat pada tabel
berikut.
60
keuangan daerah yang memadai hanya 16%, dan selebihnya 8% yang menunjuk
Daerah;
Pemerintah;
maupun pelaksanaan untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang
sebesar-besarnya;
(7) Melaksanakan segala tugas Pemerintah yang tidak termasuk dalam tugas
Oleh karena itu, tak heran jika ia dituntut oleh persyaratan kualitas yang cukup
berat. Dalam kaitan ini, Lukman menyatakan bahwa “akibat dari pelaksanaan
Pemerintah
(4) Keadaan infra struktur yang tidak mendukung pelaksanaan Otoda 16%
pemerintahan umum sangat disadari oleh Andi Rudiyanto Asapa selaku Bupati
bidang pemerintahan umum. Dalam pengertian ini, sarana dan prasarana adalah
12Lihat Ibnu Syamsi dalam Amrah Muslimin, Aspek-Aspek Hukum Otonomi Daerah
(Bandung: Alumni, 1987), h. 61.
13 Andi Rudiyanto Asapa, Bupati Kabupaten Sinjai, Wawancara tanggal 15 Juni 2010
65
Dan karena itu, sarana dan prasarana yang dimaksudkan hanya menyangkut
(mesin tik, kertas, meja, kursi, lemari, dan sebagainya); alat-alat komunikasi dan
diperlukan adanya sarana dan prasarana yang baik dalam arti cukup dalam
Lukman bahwa:
secara kuantitas, juga harus efisien. Untuk dapat disebut efisien, maka
haruslah minimal. Atau dapat juga disebutkan, suatu alat disebut efisien apabila
alat-alat yang dimiliki atau digunakan, akan semakin menyulitkan daerah dalam
Di samping alat-alat yang cukup memadai dan efisien, maka harus pula
dengan perkataan lain alat yang efektif adalah alat yang tepat dan dapat
67
mempercepat pencapaian tujuan. Ini berarti harus ada seleksi dalam pengadaan
(diharapkan).
Sinjai sampai saat ini masih dihadapkan pada persoalan keterbatasan sarana
menjadi terhambat.
dengan baik, maka diperlukan adanya organisasi dan manajemen yang baik pula.
Daerah yang ada sudah baik, hanya saja letak kelemahan dari struktur organisasi
yang ada terletak pada uraian tugas (job-description) yang kurang jelas, ruwet”15.
arus komunikasi timbal-balik. Hanya saja hal di atas ditandai oleh kuatnya
harmonis antara berbagai komponen organisasi dapat terjamin dan juga sifat
tersedia dan akurat. Dengan demikian terlihat bahwa baik kerja sama,
memadai.
dengan baik dan efektif. Hanya saja, terdapat keluhan yang cukup mendasar
pengawasan/kontrol.
daerah, nampaknya juga cukup tinggi. Hanya saja hal ini diperlemah oleh
kemampuan mereka. Padahal kondisi yang demikian ini merupakan salah satu
pemerintah daerah sudah cukup memadai, akan tetapi terlihat pula bahwa
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab IV, maka dapat
hanya dalam kurun waktu kurang lebih tiga tahun telah melahirkan 1250
efektif dan memberikan stimulasi bagi terciptanya iklim yang kondusif bagi
70
71
(4) faktor organisasi dan manajemen; serta (5) faktor terlalu luasnya
kewenangan daerah.
B. Implikasi Penelitian
umum di Kabupaten Sinjai, maka pihak pemerintah harus lebih intensif dan
Buku
Busroh, Abu Daud dan H. Abu Bakar Busrah. 1983. Azaz-Azaz Hukum Tata
Negara, Jakarta: Ghalia Indonesia.
73
74
Perundang-Undangan
Karya Ilmiah
Marzuki, Laica HM. 1999. Otonomi Daerah dan Perspektif Indonesia Baru,
Ujung Pandang: Disampaikan dalam Seminar Nasional Otonomi
Daerah Kerja sama Fakultas Hukum dan Pemerintah Daerah
Tingkat I Sul-Sel Makassar.