Puji dan syukur atas kehadirat allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia
yang diberikan, sehingga penulis bisa menyelesaikan pembuatan skripsi ini yang
Teknik Universitas Riau di dalam Pelaksanaan Kerja Praktik” skripsi ini disusun
untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Hukum (S1) di
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa keterbatasan ilmu dan
pengetahuan yang penulis miliki, maka dengan tangan terbuka dan hati yang lapang
maka penulis menerima kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penulisan inilah untuk masa yang akan datang.
Dan juga dalam penulisan skripsi ini tidak luput dari bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
banyak rasa terimakasih kepada yang teristimewa kedua orang tua penulis yaitu
Ayahanda, dan Ibunda yang selalu mencurahkan kasih sayang, doa, motivasi, dan
dorongan dan juga tidak pernah bosan untuk mengingatkan untuk tetap berjalan
dijalan yang diridhoi oleh Allah SWT dalam setiap langkah penulis.
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Aras Mulyadi DEA, selaku rektor Universitas Riau;
i
telah meluangkan waktu memberikan masukan, saran membimbing dengan
4. Ibu Dr. Hayatul Ismi, S.H.,M.H selaku Wakil Dekan II, sekaligus sebagai
5. Ibu Dr. Maryati Bachtiar, S.H.,M.kn, selaku Wakil Dekan III, dan Sebagai
skrispsi ini;
selama perkuliahan;
8. Kepada Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Riau, yang telah
Riau, yang telah memberikan ilmunya serta masukan yang sangat membantu
ii
kemudahan untuk semua urusan pada penulis selamamenikuti perkuliahan di
10. Kepada pihak Jurusan Teknik Mesin Univesrsitas Riau terimakasih telah
11. Kepada Mutia Muharrami, yang telah selalu memberikan motivisi agar saya
semangat dalam mengerjakan skripsi dan selalu mengingatkan saya agar selalu
sabar dalam menghadapi cobaan dan mengingatkan saya agar jangan lupa sama
Alla SWT.
Putra Silaban, Nike Irwani, Nia Siska, Leni Puji, Rinu Nabilla, Bayu
Irnanda, Selvi Dasria, Annisa Rilnawati, dan Rahmad Ali, terimakasih atas
15. Semua pihak yang tidak mungkin penulis cantumkan satu persatu dalam skripsi
ini.
terdapat kekurangan, untuk itu kritik dan saran dari semua pihak merupakan
iii
masukan yang sangat berguna bagi penulis. Harapan penulis semoga tulisan ini
berguna dan bermafaat bagi pembaca dan pembaca bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
BERITA ACARA UJIAN SKRIPSI
LEMBAR PERBAIKAN SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................... viii
ABSTRACT ...................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 11
C. Tujuan Penelitian................................................................ 11
D. Kegunaan Penelitian ........................................................... 12
E. Kerangka Teoritis ............................................................... 12
1. Teori Perlindungan Hukum .......................................... 12
2. Teori Perjanjian ............................................................ 15
F. Kerangka Konseptual ......................................................... 25
G. Metode Penelitian ............................................................... 26
1. Jenis dan Sifat Penelitian .............................................. 26
2. Lokasi Penelitian .......................................................... 26
3. Populasi dan Sample .................................................... 26
4. Sumber Data ................................................................. 28
5. Teknik Pengumpulan Data ........................................... 29
6. Analisis Data ................................................................ 29
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 31
A. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian ................................. 31
1. Hukum Perjanjian ......................................................... 31
v
2. Syarat Sahnya Perjanjian .............................................. 35
3. Asas-Asas Dalam Perjanjian ........................................ 39
4. Jenis Perjanjian ............................................................. 40
B. Tinjauan Umum Tentang Tenaga Kerja ............................ 42
1. Pengertian dan Klasifikasi Tenaga Kerja ..................... 42
2. Perjanjian Kerja ............................................................ 47
3. Hubungan Kerja ........................................................... 51
4. Tinjuan Umum Tentang Mahasiswa Kerja Pratik ........ 55
C. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ............................... 58
1. Fungsi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial .............. 58
2. Tugas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ............... 60
3. Wewenang dan Asas Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial ............................................................................ 61
4. Jaminan Sosial Ketenagakerjaan .................................. 63
D. Tinjauan Umum Konsep Perlindungan Hukum ................ 66
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ................. 71
A. Gambaran Umum PT.PLN (PERSERO) Sektor
Pembangkitan Pekanbaru ................................................... 71
1. Sejarah PT.PLN (PERSERO) ....................................... 71
2. Sejarah Berdirinya PT.PLN (PERSERO) Sektor
Pembangkitan Pekanbaru .............................................. 72
3. Letak dan Geografis PT PLN (Persero) Sektor
Pembangkitan Pekanbaru .............................................. 75
4. Visi dan Misi PT. PLN (Persero) Sektor
Pembangkitan Pekanbaru .............................................. 76
B. Sejarah Fakultas Teknik dan Sejarah Jurusan Teknik
Mesin .................................................................................. 78
1. Gambaran Umum Kerja Praktik Di Fakultas Teknik
Mesin Universitas Riau ................................................ 80
vi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 86
A. Perlindungan Hukum Terhadap Mahasiswa Kerja
Praktik Jurusan Teknik Mesin Universitas Riau Ketika
Mengalami Kecelakaan Kerja di PT. PLN Sektor
Pembangkitan Pekanbaru ................................................... 86
1. Permasalahan peserta kerja praktik dari Jurusan
Teknik Mesin Universitas Riau di PT. PLN Sektor
Pembangkitan Pekanbaru ............................................. 86
2. Perlindungan hukum terhadap mahasiswa Teknik
Mesin Universitas Riau yang mengalami
kecelakaan kerja di PT. PLN Sektor Pembangkitan
Pekanbaru ..................................................................... 94
B. Status perjanjian pihak PT. PLN Sektor Pembangkitan
Pekanbaru dengan mahasiswa kerja praktik Teknik
Mesin Universitas Riau ...................................................... 101
1. Perjanjian di dalam kerja praktik ................................. 101
2. Status perjanjian peserta kerja praktik Jurusan
Teknik mesin dengan PT PLN Sektor Pembangkitan
Pekanbaru ..................................................................... 105
BAB V PENUTUP .............................................................................. 112
A. Kesimpulan......................................................................... 112
B. Saran ................................................................................... 113
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
vii
ABSTRAK
Kerja Praktik banyak dilakukan oleh mahasiswa akhir sebagai syarat
kelulusan mereka yang di syaratkan oleh universitasnya, begitu juga dengan
mahasiswa jurusan Teknik Mesin Universitas Riau. Undang-Undang Nomor 44
Tahun 2015 tentang Penyelenggaran Jaminan-Jaminan Kecelakaan Kerja dan
Jaminan Kematian telah mewajibkan bahwa setiap peserta Kerja Praktik harus
mendapat jaminan keselamatan kerja dari pihak perusahaan, namun pada
kenyataannya seringkali mahasiswa Kerja Praktik tidak mendapatkan hak yang
seharusnya mereka dapatkan ini.
Penulisan hukum ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program
kerja praktik dalam perlindungan hukum, jaminan hak mereka oleh hukum,
perlindungan keselamatan kerja mereka, dan untuk mengetahui hambatan yang
dialami oleh, peserta Keja Praktik (mahasiswa), perusahaan, dan pihak jurusan
Teknik Mesin Universitas Riau dalam pelaksanaan kerja praktik, serta solusi dalam
mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
Penulisan menggunakan pendekatan secara yuridis empiris untuk melihat
identifikasi dan efektifitas hukum dalam kenyataan melalui, sikap, perbuatan dan
pendapat secara nyata, dengan mengadakan penelitian langsung di lapangan
mengenai pelaksanaan penempatan peserta kerja praktik di jurusan Teknik Mesin
Universitas Riau. Sedangkan populasi dan sample adalah merupakan keseluruhan
pihak yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dalam penelitian ini, sumber data
yang digunakan, data primer, data sekunder dan data tersier, teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini dengan observasi, wawancara dan studi kepustakaan.
Dari hasil penelitian masalah ada dua hal pokok yang dapat disimpulkan.
Pertama perlindungan hukum bagi mahasiswa Kerja Praktik Universitas Riau
dalam berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaran Jaminan-Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian tidak
dipenuhi oleh pihak perusahaan tempat mereka melaksanakan Kerja Praktik.
Kedua, proses perjanjian beberapa pihak yang dilakukan pihak perusahaan
(PT.PLN Sektor Pembangkitan Pekanbaru) dan mahasiswa Kerja Praktik,
Perjanjian dibuat oleh perusahaan untuk peserta kerja praktik jurusan Teknik Mesin
Universitas Riau bertentangan dengan aturan hukum yang berlaku, menjadikan
perjanjian ini batal demi hukum. Saran Penulis, Pertama, pemerintah seharusnya
lebih memperhatikan tentang perlindungan hukum hak dari peserta kerja praktik,
mengawasi lebih ketat prosedur kerja praktik dan membuat standart prosedur yang
baik. Pemerintah juga seharusnya lebih memberikan penyuluhan kepada pihak
perusahaan dan pihak universitas yang melaksanakan kerja praktik. Kedua, Isi
perjanjian harus memenuhi dan menjamin hak-hak dari peserta kerja praktik, dini
dikarenakan posisi mereka di dalam perjanjian ini sangat lemah.
viii
ABSTRACT
ix
BAB I
PENDAHULUAN
27 ayat (2) UUD 1945 yang menyatakan: “Tiap-tiap warga negara berhak atas
UUD 1945 tentang ketenagakerjaan juga disebutkan dalam Pasal 28 d ayat (2) UUD
1945. Hal tersebut berimplikasi pada kewajiban Negara untuk memfasilitasi warga
Negara agar dapat memperoleh pekerjaan yang layak. Oleh karena itu, perlu
Negara tersebut.
pada ideologi negara pancasila yang sesuai dengan spirit kebudayaan Indonesia dan
hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang dan/atau
jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja/buruh, dan pemerintah yang
1
Susetiawan, Konflik Sosial Kajian Sosiologis Hubungan Buruh Berusahaan dan Negara di
Indonesia, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2000, hlm 176
1
Pada era globalisasi yang terjadi saat ini, persaingan menjadi hal yang tidak
untuk mampu bersaing dan bertahan di setiap industri yang digelutinya. Hal ini
tentu menuntut sumber daya manusia yang berkualitas untuk menjalankan setiap
tersebut. Namun, seiring dengan semakin terbukanya suatu negara sebagai dampak
adanya globalisasi, arus tenaga kerja menjadi semakin tidak terbendung. Ketatnya
tingkat persaingan dalam dunia tenaga kerja menjadi tantangan tersendiri bagi para
pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja2. Ketenagakerjaan bagi kaum
muda merupakan prioritas utama bagi pemerintah indonesia, para pengusaha, dan
pekerja. Program latihan kerja perlu diprioritaskan baik dalam rangka menghadapi
era globalisasi dan persaingan dunia, maupun untuk mengatasi dampak krisis
2
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasal 1 ayat (1)
3
Adrian Sutedi, Hukum Perburuhan, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, hlm.9.
2
Angka pengangguran di kalangan kaum muda, terutama laki-laki berada di
antara urutan tertinggi di wilayah asia dengan kisaran 20% 4. Dalam kaitan itu,
tahun 2015-2019. Walaupun tidak ada solusi yang dapat memecahkan masalah
langka dan dan mengharuskan pekerja baru mempunyai pengalaman yang sesuai
bidang kerjanya. maka dari itu banyak mahasiswa berpaling untuk magang untuk
karyawan tetap).5
mampu mempersiapkan para peserta didiknya untuk menjadi sumber daya manusia
Indonesia, pada khususnya, juga dituntut untuk dapat menghasilkan lulusan yang
tidak hanya memiliki kecakapan akademis dan teoritis, tetapi juga memiliki
4
Artikel “youth unemployment in indonesia: A demograpic bonus or disaster?” oleh indonesia
investment tanggal 17 mei 2014 berdasarkan laporan the world bank “east asia pasific at work:
employment, enterprise, and well-being” diakses melalui https://1.next.westlaw.com/ Document/
diakses, tanggal, 19 Desember 2017
5
Jeff P. Dunlaevy “Research Me a Cup of Coffee and a Cinnamon Scone!: Unpaid Internships
Pose Major Legal Risks, but Are Law Firms Exempt?”, tanggal, 25 Mei 2014, diakses melalui
https://1.next.westlaw.com/Document/ diakses, tanggal, 19 Desember 2017
3
kemampuan teknis dan pengalaman aplikatif yang memadai sehingga dapat
Program kerja praktik sebagai mata kuliah pilihan untuk prasyarat kelulusan.
mempunyai kemampuan dasar. Tiga pokok kemampuan dasar yang harus dimiliki
siswa/mahasiswa untuk dapat bersaing dengan yang lain adalah Knowledge yaitu
pengetahuan yang luas agar dalam kehidupan sehari-hari tidak mudah dibodohi dan
dalam diri sendiri. Skill yaitu keterampilan atau keahlian khusus sehingga
mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan yang lain. Attitude yaitu sikap atau
sekaligus disegani.
Aturan hukum yang mengatur tentang praktik kerja bagi mahasiswa sangat
minim di Indonesia, hanya dua aturan hukum yang penulis dapatkan yang juga
sebagai pelatihan kerja6. Juga tentang perlindungan kecelakaan kerja jika terjadi
6
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4c62212693995/praktek-kerja-lapangan,
diakses, tanggal, 20 Mei 2018.
4
Penyelenggaran Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian di dalam pasal
28.
lulusan kuliah yang magang, 37% dari mereka tidak mendapat bayaran atau uang
saku7, padahal di negara Amerika tersebut mahasiswa magang memiliki hak untuk
mendapat bayaran atau uang saku. Wajar melihat data diatas seperti perusahaan
mendapat pekerja gratis dan menfaatkan keadaan dari mahasiswa yang ingin
dan ketidak sesuaian yang terjadi di lapangan dengan peraturan yang disahkan
oleh pemerintah. Proses perjanjian yang terjadi di dalamnya juga tidak seimbang
serta lemahnya posisi peserta magang didalam proses praktik kerja itu sendiri.
Akibatnya banyak hak dari peserta praktik kerja tersebut tidak dipenuhi secara
Padahal pada kegiatan kerja praktik kedua belah pihak saling mendapatkan
keuntungan, kedua belah pihak tersebut disini yakni peserta kerja praktik dan juga
7
National Association of Colleges and Employers, just 38 Percent of Unpaid Internships Were
Subject to FLSA Guidelinesn, tanggal Juni 2013, diakses melalui https://1.next.westlaw.com
/Document/ diakses, tanggal, 19 Desember 2017
5
Pengusaha sebagai salah satu pihak yang diuntungkan dengan adanya
praktik kerja yang dapat lebih meringankan kerja karyawan yang ada. Selain itu
dengan ada praktik kerja akan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas
yang tentu meningkatkan kualitas dari standar pekerja di indonesia. Maka dari itu
perusahaan harus tetap menjaga hak-hak yang perlu diperoleh peserta kerja praktik
Pada pra riset yang penulis lakukan di Fakultas Teknik Jurusan Teknik
Mesin Universits Riau juga diadakan praktik kerja bagi mahasiswanya, kerja
praktik di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Riau terdiri dari 2
sks dan menjadi syarat untuk lulus untuk mendapatkan gelar sarjananya. Lama
waktu kerja praktik di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin Universits Riau
adalah 1 bulan, tetapi ada juga yang lebih dari satu bulan sesuai perjanjian antara
berbagai perusahaan yang menurut dari pihak kampus sesuai dengan ilmu yang
Iwan Kurniawan selaku Dosen dan koordinator kerja praktik jurusan teknik mesin
Universitas Riau.
8
Wawancara dengan Bapak Iwan Kurniawan Koordinator Kerja Praktik Teknik Mesin
Universitas Riau, Hari Jumat, Tanggal 24 November 2017, Bertempat di Fakultas Teknik
Universitas Riau
6
mahasiswa dapat merasakan dan menerapkan ilmu yang mereka pelajari di
dari kinerja mahasiswa yang kerja praktik di perusahaan mereka, tidak jarang
banyak yang tidak sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku dan juga
merugikan dari pihak mahasiswa itu sendiri, yang mana pihak perusahaan terlalu
dominan di dalam perjanjian yang ada diantara ke dua belah pihak. Dalam
perjanjian yang termuat antara pemangang dan pihak perusahaan masih banyak
yang tidak seimbang dan tidak adil, dimana “suara” perusahaan lebih diutamakan
di dalam pembuatan perjanjian. Ada lagi kasus absensi mahasiswa peserta kerja
praktik yang pulang melebihi jam kerja, seharusnya sebagai perusahaan harus
membayar biaya lembur peserta kerja praktik tersebut, tetapi yang penulis
temukan banyak dari mereka tidak mendapat uang saku seperti halnya
pemagangan.
juga ada yang merugikan mahasiswa kerja praktik. Seperti persyaratan yang
9
Ibid.
7
diajukan oleh PT. PLN sektor pembangkitan pekanbaru beralamat jalan Tanjung
Datuk No. 74 Pekanbaru dalam surat balasan permohanan kerja praktik oleh
ganti rugi jika terjadi kecelakaan atau musibah yang dialami mahasiswa di
kecelakaan kerja menjadi tanggung jawab dari mahasiswa itu sendiri dan pihak
Ayat (1): Dalam hal magang, siswa kerja praktek, tenaga honorer, atau
narapidana yang dipekerjakan pada Pemberi Kerja selain penyelenggara negara
dalam proses asimilasi, apabila mengalami Kecelakaan Kerja, dianggap sebagai
Pekerja dan berhak memperoleh manfaat JKK sesuai ketentuan dalam Pasal
25 ayat (2).
Ayat (2): Untuk menghitung besarnya manfaat JKK sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), maka magang atau siswa kerja praktek atau
narapidana dianggap menerima Upah sebesar Upah terendah sebulan dari
Pekerja yang melakukan pekerjaan yang sama pada Pemberi Kerja selain
penyelenggara negara tempat yang bersangkutan bekerja atau dipekerjakan.
Ayat (3): Ketentuan mengenai tata cara pembayaran Iuran JKK bagi
Peserta magang, siswa kerja praktek atau narapidana yang dipekerjakan pada
Pemberi Kerja selain penyelenggara negara dalam proses asimilasi diatur
dengan Peraturan Menteri berkoordinasi dengan instansi terkait.
Pada hari Jumat tanggal 26 Januari 2018, sekitar pukul 10.00 WIB
mahasiswa yang melakukan kerja praktik di PT.PLN atas nama Surya Dita
Prasetya mengalami kecelakaan kerja, yaitu jatuh dari sepeda motor ketika ingin
8
tersebut terkilir dan mengalami luka goresan di sekujur tangannya, gigi dari
ganti rugi apapun. Dalam hal ini perusahaan telah melanggar Undang-Undang
Kerja dan Jaminan Kematian, dijelaskan dalam pasal 28 yang telah disebabkan
diatas.
Kasus lain yang terjadi ketika Yudi Saputra, mahasiswa angkatan 2012
yang melakukan kerja praktik pada bulan Februari 2018. Mengalami luka bakar di
pahanya ketika tersentuh alat mesin yang masih panas ketika melakukan kerja
praktik di CV. Amri Jaya Dinamika. Pihak CV. Amri Jaya Dinamika tidak
memberikan ganti rugi apapun untuk pengobatan dari mahasiwa tersebut alasan
Dari uraian diatas maka terlihat masih banyak permasalahan yang terjadi
di dalam proses kerja praktik, khususnya oleh mahasiwa Teknik Mesin, mulai dari
10
Wawancara dengan Wahyu Yustyanto Peserta Kerja Praktik Teknik Mesin Universitas Riau,
Hari Jumat, 25 Juli 2018, Bertempat di Fakultas Teknik Universitas Riau
11
Wawancara dengan Yudi Saputra Peserta Kerja Praktik Teknik Mesin Universitas Riau, Hari
Jumat, 25 Juli 2018, Bertempat tempat makan di jalan Taman Karya, Panam.
9
Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin mengetahui praktik pelaksanaan
hambatan serta solusi di dalam kerja praktik yang dilakukan oleh mahasiswa
teknik mesin tersebut serta mengkaji dan melihat dari sisi hukum dengan aturan
KERJA PRAKTIK”
10
B. Rumusan Masalah
Setelah penulis mengungkapkan hal-hal di atas, maka penulis
berikut:
Universitas Riau?
C. Tujuan Penelitian
Suatu penelitian yang dilakukan tentu harus mempunyai tujuan dan
manfaat yang ingin diperoleh dari hasil penelitian. Dalam merumuskan tujuan
11
D. Kegunaan Penelitian
Merujuk pada tujuan penulisan diatas, maka penelitian ini dimaksud
a. sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar
Riau;
khusus dalam hal perjanjian kerja praktik dan dalam hal perlindungan
Riau di dalam proses kerja praktik dalam hal perlindungan bagi peserta yang
d. sebagai referensi dan sumber ilmu bagi mahasiswa peserta kerja praktik
E. Kerangka Teoritis
Berkaitan dengan teori hukum, ada beberapa teori hukum yang akan
harus melihat tahapan yakni perlindungan hukum lahir dari suatu ketentuan
hukum dan segala peraturan hukum yang diberikan oleh masyarakat yang
masyarakat.12
dirugikan orang lain dan perlindungan itu diberikan kepada masyarakat agar
hukum bagi rakyat sebagai tindakan pemerintah yang bersifat preventif dan
12
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum , PT. Citra Aditya Bakti, Bandung , 2000, hlm. 53
13
Ibid, hlm 69
13
hati dalam pengambilan keputusan berdasarkandiskresi dan perlindungan
Sedangkan menurut Lili Rasjidi dan I.B Wysa Putra bahwa hukum
sekedar adaptif dan fleksibel, melaikan juga predektif dan antipatif 15. Dari
subyek hukum sesuai dengan aturan hukum, baik itu yang bersifat preventif
maupun dalam bentuk yang bersifat represif, baik yang secara tertulis
Peserta dari kerja praktik memiliki hak yang wajib dilindungi oleh
peserta kerja praktik di cederai oleh pihak perusahaan maka hukum harus
14
Ibid, hlm 54
15
Lili Rasjidi dan I.B Wysa Putra, Hukum Sebagai Suatu Sistem, Remaja Rusdakarya, Bandung,
1993, hlm 118
14
karena teori ini dapat membedah dan mengetahui apa saja hak yang
Teori Perjanjian
kepada orang lain atau dapat dikatakan peristiwa dimana dua orang atau
batasannya telah diatur dalam Pasal 1313 KUH Perdata yang menyatakan
bahwa, “Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang
atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”.
Definisi perjanjian yang diatur dalam Pasal 1313 KUH Perdata tersebut
orang atau lebih saling mengikatkan diri untuk melaksanakan suatu hal
diantaranya yaitu:
15
a. Asas Kebebasan Berkontrak
b. Asas Konsensualisme
sah apabila sudah sepakat mengenai hal yang pokok dan tidaklah
16
A. Qirom Syamsudin Meliala, Pokok-pokok Hukum Perjanjian Beserta Perkembangannya,
Liberty, Yogyakarta, 2004, hlm. 9.
16
(perjanjian penghibahan barang tetap), tetapi hal yang demikian itu
mengenai hal-hal yang pokok dari perjanjian itu. Jual beli, tukar
Hal ini tersimpul dari kesepakatan para pihak, namun demikian pada
c. Asas Kepercayaan
sama lain akan memegang janjinya, dengan kata lain akan memenuhi
kepercayaan ini, kedua belah pihak mengikatkan diri dan keduanya itu
17
Asas ini terdapat dalam Pasal 1338 (1) KUHPerdata yang
dimaksudkan oleh Pasal tersebut, tidak lain dari pernyataan bahwa tiap
perjanjian mengikat kedua belah pihak,17 yang tersirat pula ajaran asas
pihak.
f. Asas Keseimbangan
17
Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata, P.T. Intermasa, Jakarta, 2004, hlm. 127.
18
Asas ini menghendaki kedua pihak memenuhi dan
debitur seimbang.18
h. Asas Moral
membuat kontra prestasi dari pihak debitur. Juga hal ini terlihat dari
18
Mariam Firdaus Badrulzaman, Kompilasi Hukum Perikatan, Citra Aditya Bakti, Bandung,
2009, hlm, 88.
19
Faktor-faktor yang memberikan motivasi pada yang bersangkutan
i. Asas Kebiasaan
mengikat untuk hal-hal yang diatur secara tegas, tetapi juga hal-hal
itikad baik (te goeder trouw: good fith) adalah “Maksud, semangat
“secara jujur”.19
19
Ibid, hlm. 134.
20
Pengertian itikad baik dalam Pasal 1338 ayat (3) BW bersifat dinamis,
saat kedua belah pihak membuat suatu perjanjian. Kedua belah pihak
substansi itikad baik dalam Pasal 1338 ayat (3) BW tidak harus
artinya itikad baik harus melandasi hubungan para pihak pada tahap
demikian fungsi itikad baik dalam Pasal 1338 ayat (3) BW mempunyai
Pasal 1320 KUH Perdata, suatu perjanjian itu sah harus terpenuhi
4 syarat, yaitu:
20
Ibid, hlm. 139.
21
Kata sepakat dalam perjanjian merupakan perwujudan dari
melaksanakan.
oleh pihak ke satu juga dikehendaki oleh pihak lain dan kedua
22
melarang membuat perjanjian-perjanjian tertentu.
dewasa.
23
kemudian hari ditentukan (Pasal 1333 ayat 2).
sebab yang dimaksud tiada lain daripada isi perjanjian. Pada Pasal
1337 KUH Perdata menentukan bahwa suatu sebab atau kausa yang
di sini yang dimaksud adalah pihak yang tidak cakap menurut hukum
ini untuk menilai sejauh mana kesalahan dari perjanjian yang dibuat
perjanjan.
24
F. Kerangka Konseptual
Konseptual merupakan kerangka yang menggambarkan hubungan antara
Di dalam penelitian ini ada beberapa istilah yang akan dipergunakan pada
dalam uraian, maka di bawah ini dijelaskan beberapa istilah tersebut, istilah-
1. Praktik adalah pelaksanaan secara nyata apa yang disebut dalam teori.22
menempatkan.23
4. Kerja Praktik adalah adalah kegiatan lapangan yang wajib dilakukan oleh
21
Soerjono Soekanto, Metode Penelitian Hukum Normatif, Rajawali Press, Jakarta: 2006, hal
132
22
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Dapartemen Pendidikan Nasional, Jakarta,
2008.
23
Ibid. hal. 1487.
24
Ibid. hal 895.
25
G. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang dilakukan untuk mencapai
bertujuan untuk memperoleh data yang murni mengenai masalah yang akan
Lokasi Penelitian
Pekanbaru
25
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, 2001, hal 44
26
Sample adalah himpunan bagian dari popolasi yang dapat mewakili
ditetapkan oleh penulis26. Maka sample yang akan dihubungi oleh penulis
mahasiswa kerja praktik yang telah penulis kenal dan terdaftar sebagai
Tabel 1.1
Sumber data: Fakultas Teknik Universitas Riau tahun 2018
26
Muhammad Abdulkadir, Hukum dan Penelitian Hukum, PT Citra Aditya Bakti, Bandung,
2004, hal 47
27
Sumber Data
a. Data Primer
di lapangan, yang diberikan oleh pemberi data atau orang yang terlibat
b. Data Sekunder
dan perubahannya.
27
Amiruddin, H. Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafika
Persada, Jakarta, 2004, hal 31
28
Ibid.
28
serta memahami bahan hukum primer, misalnya peraturan-peraturan
skripsi ini.30
Analisis Data
29
Ibid.
30
Ibid.
29
Pada kegiatan ini data yang telah diperoleh baik dari hasil
kualitatif, yang merupakan tata cara penelitian yang merupakan tata cara
oleh responden secara tertulis atau lisan dan perilaku nyata. 31 Dari hasil
deduktif , yaitu cara berfikir yang menarik kesimpulan dari suatu pernyataan
atau dalil yang bersifat umum menjadi pernyataan yang bersifat khusus. 32
31
Soejono Soekanto, Loc. Cit.
32
Ibid.
30
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
harta benda) antara dua orang, yang memberi hak kepada yang satu untuk
tuntutan itu.33 Hal ini sebagaimana yang juga dimaksud oleh buku III KUH
Perdata.
hukum harta benda (Vermogens Recht) antara dua orang atau lebih,
dimana satu pihak berhak atas sesuatu dan pihak yang lainnya
33
Subekti, Aspek-Aspek Hukum Perikatan Nasional, Alumni, Bandung, 1984, hlm.11.
34
Suryodiningrat, Azas-Azas Hukum Perikatan, Tarsito, Bandung, 1982, hlm.18.
31
belah pihak telah setuju tentang suatu hal.
suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada orang lain atau dimana dua
orang itu berjanji untuk melaksanakan suatu hal tersebut, dari peristiwa itu
atau ditulis.35
perhubungan hukum mengenai harta benda antara dua pihak, dalam mana
suatu pihak berjanji atau dianggap berjanji untuk melakukan suatu hal,
sedang pihak lain berhak menuntut janji itu.37 Abdul Kadir Muhammad
35
Subekti, Hukum Perjanjian, Intermassa, Jakarta, 1979, hlm .46.
36
Sri Soedewi Masychoen Sofyan, Hukum Perutangan, Yogyakarta, 1975, Seksi Hukum
Perdata Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, hlm.3.
37
Wiryono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Perjanjian, Bale Bandung, Bandung, 1981 . Hlm.
9.
32
orang atau lebih saling mengikatkan diri untuk melaksanakan sesuatu hal
mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya atau saling mengikatkan
kewajiban.
Para pihak dalam perjanjian ini disebut sebagai subjek peranjian. Subjek
perjanjian dapat berupa orang atau badan hukum. Subjek perjanjian ini
38
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perikatan, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 1992, Hlm.7.
39
Mahlil Adrian, Implementasi Asas Perjanjian Dalam Pinjaman Kredit, Jurnal Ilmu Hukum
Universitas Riau, Volume 7 Nomor 1, 1 Agustus 2017, hlm 3, diakses melalui https://ejournal.
unri.ac.id/index.php/JIH/article/view/4973/4678.
40
Ibid. Hlm. 80
33
b. Adanya perjanjian para pihak
penerimaan syarat atas suatu tawaran. Apa yang ditawarkan oleh pihak
yang satu diterima oleh pihak yang lainnya. Apa yang ditawarkan dan
dibuat juga secara lisan, tetapi jika para pihak mengkehendaki dibuat
34
secara tertulis, maka perjanjian juga dapat dibuat dengan tertulis,
misalnya dengan surat yang telah disetujui para pihak atau akta notaris.
karena dari syarat- syarat tersebut dapat diketahui hak dan kewajiban
masing-masing pihak.
yaitu :
perundingan atau negosiasi, dimana pada tahap ini para pihak saling
dengan sukarela dan tanpa paksaan atau penipuan, di antara para pihak
35
keterangan palsu dan tidak benar untuk membujuk orang lain agar
Arti kata kecakapan yang dimaksud dalam hal ini adalah bahwa
para pihak telah dinyatakan dewasa oleh hukum, yakni sesuai dengan
ketentuan KUH Perdata, mereka yang telah berusia 21 tahun, sudah atau
pernah menikah. Cakap juga berarti orang yang sudah dewasa, sehat
orang yang belum dewasa, menurut Pasal 1330 KUH Perdata jo. Pasal
orang yang di bawah pengampuan, menurut Pasal 1330 jo. Pasal 433
Syarat ketiga dari Pasal 1320 KUH Perdata adalah adanya suatu
36
tertentu”, perlu melihat kepada Pasal 1333 KUH Perdata, yang
merupakan penjabaran lebih lanjut dari Pasal 1320 ayat (3) KUH
tidaklah menjadi halangan bahwa jumlah barang tidak tentu asal saja
sebab yang halal dalam Pasal 1320 KUH Perdata bukanlah sebab dalam
perjanjian, melainkan sebab dalam arti isi perjanjian itu sendiri, yang
41
Ibid. Hlm. 31
42
Abdul Kadir Muhamad. Op.Cit., hlm. 94
37
Undang-undang tidak melihat apa yang menjadi sebab orang
umum”.
yang berisi causa atau sebab yang tidak halal maka tidak diperbolehkan.
1. Syarat Subjektif
2. Syarat Objektif
perjanjian, yaitu adanya hal tertentu dan suatu sebab yang halal.
38
Bilamana syarat objektif tidak terpenuhi maka perjanjian tersebut
Asas ini terdapat dalam Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata bahwa
meliputi seluruh perjanjian baik yang sudah maupun belum diatur dalam
undang-undang.
b. Asas Konsensual
sepakat antara pihak- pihak dengan kata lain, perjanjian itu sudah ada
sejak tercapainya kata sepakat. Asas ini terdapat dalam Pasal 1320 KUH
Perdata.
c. Asas Obligatoir
Maksud asas ini adalah bahwa suatu kontrak sudah mengikat para pihak
seketika setelah tercapainya kata sepakat, akan tetapi daya ikat ini hanya
sebatas timbulnya hak dan kewajiban para pihak. Pada tahap tersebut hak
39
milik atas suatu benda yang diperjanjikan belum berpindah. Sifat
obligatoir ini berbeda dengan asas hukum kontrak yang diatur dalam
Code Civil Perancis. Menurut Code Civil Perancis, hak kepemilikan turut
Hukum perjanjian yang diatur dalam buku III KUH Perdata adalah
tersebut.
Jenis Perjanjian
perjanjian adalah43 :
43
Abdul Kadir Muhamad. Op.Cit., hlm. 86-88.
40
2. Perjanjian percuma dan perjanjian dengan alas hak membebani
keuntungan kepada satu pihak saja. Sedangkan perjanjian dengan alas hak
yang satu selalu terdapat kontra prestasi dari pihak lainnya, sedangkan
41
barang yang diperjanjikan.
buruh adalah orang-orang pekerja “kasar” seperti kuli, mandor, tukang, dan
(berkerah putih). Biasanya orang – orang yang termasuk golongan ini adalah
para bangsawan yang bekerja di kantor dan juga orang – orang Belanda dan
collar dan white collar ini semata – mata untuk memecah belah golongan
Bumiputra dimana oleh pemerintah Belanda white collar dan blue collar
bawah yang mengandalkan otot. Pekerjaan administrasi tentu saja tidak mau
mempunyai motivasi yang kurang baik, hal ini tidak mendorong tumbuh
memang tidak mudah. Oleh karena itu, kita harus kembali dalam undang-
undang Dasar 1945 yang pada dasarnya pasal 2 disebutkan, bahwa “ yang
Hal ini merupakan akibat dari tidak seimbangnya kekuasaan ekonomi (yang
44
Hartono Widodo dan Judiantoro, Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja. Jakarta,
PT.Rajagrafindo Persada, 2013, hlm 39.
43
pada akhirnya menimbulkan ketidakseimbangan kekuasaan politik) yang
tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
maupun masyarakat.
maupun untuk masyarakat dapat meliputi setiap orang yang bekerja dengan
menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain atau setiap orang yang
bekerja sendiri dengan tidak menerima upah atau imbalan. Tenaga kerja
45
Dodi Haryono, “Tinjauan Yuridis Terhadap Perlindungan Hak-Hak Pekerja”, Jurnal
Hukum Universitas Riau, Edisi 1 Nomor 1 Tahun 2010, hlm 4, Diakses melalui https://ejournal.
unri.ac.id/index.php/JIH/article/view/477/470.
44
meliputi pegawai negeri, pekerja formal, dan orang yang belum bekerja atau
pengangguran. Dengan kata lain, pengertian tenaga kerja lebih luas dari
pada pekerja/buruh.46
Tenaga kerja itu sendiri mencakup buruh, pegawai negeri baik sipil
tujuan yang sama yaitu orang bekerja pada orang lain dan memperoleh upah
sebagai imbalannya.
46
Asri Wijayanti, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Jakarta, Sinar Grafika, 2009, hal
1
45
3) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di
2) Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan
pekerjaan.
46
sebagainya. Contoh dari kelompok ini adalah anak sekolah dan
mahasiswa, para ibu rumah tangga dan orang cacat, dan para
pengangguran sukarela.
3) Tenaga kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih adalah tenaga Kerja
Perjanjian Kerja
a. Pengertian
47
untuk suatu waktu tertentu melakukan pekerjaan dengan menerima
upah”.
pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja hak dan
atau pemberi kerja berupa upah yang besarnya tidak kurang dari upah
antara pekerja dan pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan
47
Soedarjadi, Op.Cit, hal 20.
48
kewajiban para pihak. Berdasarkan pengertian perjanjian kerja diatas,
hubungan lainnya.
49
pengusaha adalah untuk memperoleh upah. Sehingga jika tidak
hubungan kerja.
sah. Jika keepat unsur telah dipenuhi maka perjanjian kerja dapat
50
apabila unsur adanya suatu pekerjaan dan pekerjaan yang
Hubungan Kerja
a. Pengertian
Hubungan kerja merupakan satu ikatan pekerjaan antara seorang
48
Soedarjadi, Hak dan Kewajiban Pekerja-Pengusaha, Yogyakarta, Pustaka Yustisia, 2009.
hlm 12.
51
Sedangkan menurut Undang – undang No 13 Tahun 2003 tentang
Kerja, yaitu :
1)Pekerjaan
2)Perintah
3)Upah
hubungan kerja);
52
4) Berakhirnya Hubungan Kerja; dan
bersangkutan.
dengan baik agar suatu pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik juga.
atasan. Tidak hanya menjalin hubungan kerja yang baik dengan sesama
53
Menjalin hubungan dengan baik harus selalu dibina oleh setiap
49
Soedarjadi, Op.Cit, Hal 13-15.
54
menerima tenaga kerja terbaik disertai perlindungan jaminan sosial,
tersebut.50
kampus. Kerja Praktik merupakan wujud relevansi antara teori yang didapat
selama di perkuliahan dengan praktek yang ditemui baik dalam dunia usaha
sebenarnya.
50
Paul Schoukens “The changing concept of work: When does typical work become atypical”,
tanggal, 19 Desember 2017, diakses melalui https://1.next.westlaw.com/Document/ diakses, tanggal
7 Januari 2019
55
Pelaksanaan kerja praktek membutuhkan bantuan kerjasama dari
terhadap dunia industri ini diharapkan dapat menjadi pengalaman awal bagi
masyarakat industri.51
51
Dedi Rosa Putra Cupu, et. Al,. Buku Panduan Kerja Praktik, Teknik Mesin Universitas Riau,
Pekanbaru, 2017, hlm.8.
52
Ibid.
56
terukur dari kualitas para mahasiswa yang melaksanakan praktek kerja
a. Bagi Mahasiswa
57
Pemerintahan. Kerja Praktik dapat mempromosikan keberadaan
atau institusi kerja tersebut akan memperoleh tenaga kerja yang sesuai
Indonesia agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Dalam
BPJS Ketenagakerjaan.
asuransi sosial dan prinsip ekuitas, dengan tujuan menjamin agar peserta
kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian. Menurut
uang tunai apabila memasuki masa pensiun, mengalami cacat total tetap,
59
dengan tujuan untuk memberikan santuan kematian yang dibayarkan
53
Kadek Rexy Dewata Putra, “Penyelenggaraan Program Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan di Kota Denpasar”, Skripsi Fakultas Hukum Universitas Udayana,
Denpasar, 2014, hlm.17.
60
dan tugas penyampaian informasi dalam rangka sosialisasi program
sebagai berikut :
memadai;
kesehatan;
61
f) mengenakan sanksi administratif kepada Peserta atau Pemberi
perundang-undangan; dan
program JKN adalah suatu program dan masyarakat atau rakyat dengan
54
Ibid. hlm. 34.
62
Penyelenggara Jaminan Sosial dalam melaksanakan JKN (Jaminan
a) Asas Kemanusiaan
yang bermanfaat.
b) Asas Manfaat
hidup yang layak apabila terjadi hal- hal yang dapat mengakibatkan
atau pension.
63
Negara Republik Indonesia lahir sebagai suatu Negara yang
sistem ini, pemerintah tidak hanya berperan sebagai regulator tetapi juga
tua, jaminan pensiun, jaminan kematian dan jaminan kecelakaan kerja bagi
perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit
55
Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Perlindungan Masyarakat Miskin Terhadap
Akses Kesehatan Pada Konteks Desentralisasi, Jakarta, 2009, hlm.21.
64
(dua) tahun sekali56
diterimakan kepada janda/duda, anak atau ahli waris peserta yang sah
tenaga kerja mencapai usia 55 tahun atau telah memenuhi syarat tertentu.
c. Jaminan Pensiun
d. Jaminan Kematian
diberikan kepada ahli waris ketika peserta meninggal dunia bukan akibat
56
BPJS Ketenagakerjaan, ”Program Jaminan Kecelakaan Kerja”, http://www.bpjsketenaga
kerjaan.go.id/page/program/Program-Jaminan-Kecelakaan-Kerja, diakses, tanggal, 20 September
2018.
57
Jaminan Sosial Indonesia, “Program Jaminan Hari Tua”, http://www.jamsosindonesia
.com/sjsn/Program/program_jaminan_hari_tua, diakses, tanggal 20 September 2018.
58
BPJS Ketenagakerjaan, ”Program Jaminan Pensiun”, http://www.bpjsketenagakerjaan.
go.id/page/program/Program-Jaminan-Pensiun.html, diakses, tanggal, 20 September 2018.
59
BPJS Ketenagakerjaan, 2014, ”Program Jaminan Kematian”, http://www.bpjsketenaga
kerjaan.go.id/page/program/Program-Jaminan-Kematian-(JKM).html, diakses, 20 September
2018.
65
santunan berupa uang.60
dari munculnya teori perlindungan hukum ini bersumber dari teori hukum alam
atau aliran hukum alam. Aliran ini dipelopori oleh Plato, Aristoteles (murid
Plato), dan Zeno (pendiri aliran Stoic). Menurut aliran hukum alam
menyebutkan bahwa hukum itu bersumber dari Tuhan yang bersifat universal
dan abadi, serta antara hukum dan moral tidak boleh dipisahkan. Para penganut
aliran ini memandang bahwa hukum dan moral adalah cerminan dan aturan
secara internal dan eksternal dari kehidupan manusia yang diwujudkan melalui
dilindungi.
60
BPJS Ketenagakerjaan, Laporan Keberlanjutan 2014 BPJS Ketenagakerjaan, Tidak Ada
Penerbit, 2014, Jakarta, hlm.48.
61
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000, hlm.53.
66
Perlindungan hukum harus melihat tahapan yakni perlindungan hukum
lahir dari suatu ketentuan hukum dan segala peraturan hukum yang diberikan
kepentingan masyarakat.62
pengayoman terhadap hak asasi manusia (HAM) yang dirugikan orang lain dan
melainkan juga prediktif dan antisipatif. Hukum dibutuhkan untuk mereka yang
lemah dan belum kuat secara sosial, ekonomi dan politik untuk memperoleh
keadilan sosial.63
bagi rakyat sebagai tindakan pemerintah yang bersifat preventif dan represif.
62
Ibid, hlm.54.
63
Ibid, hlm.55.
67
bertujuan untuk menyelesaikan terjadinya sengketa, termasuk penangananya di
lembaga peradilan64
adalah melindungi rakyat dari bahaya dan tindakan yang dapat merugikan dan
itu berfungsi pula untuk memberikan keadilan serta menjadi sarana untuk
sebenarnya dalam ilmu hukum, menarik pula untuk mengurai sedikit mengenai
terhadap hukum agar tidak ditafsirkan berbeda dan tidak cederai oleh aparat
penegak hukum dan juga bisa berarti perlindungan yang diberikan oleh hukum
terhadap sesuatu.65
setiap orang memiliki kedudukan yang sama dihadapan hukum. Aparat penegak
64
Phillipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, PT. Bina Ilmu,
Surabaya, 1987. hlm.29.
65
Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2009. hlm. 38
68
maka secara tidak langsung pula hukum akan memberikan perlindungan pada
tiap hubungan hukum atau segala aspek dalam kehidupan masyarakat yang
terhadap peristiwa konkrit. Metode interpretasi ini adalah sarana atau alat untuk
penjelasan yang harus menuju kepada pelaksanaan yang dapat diterima oleh
Metode interpretasi ini adalah sarana atau alat untuk mengetahui makna
undang-undang.67
66
Ibid. hlm.39
67
Ibid. hlm.39
69
Perlindungan hukum dalam konteks Hukum Administrasi Negara
hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada subyek hukum sesuai
dengan aturan hukum, baik itu yang bersifat preventif (pencegahan) maupun
dalam bentuk yang bersifat represif (pemaksaan), baik yang secara tertulis
definitif,
martabat manusia yang bersumber pada Pancasila dan prinsip Negara Hukum
dari hukum. Oleh karena itu terdapat banyak macam perlindungan hukum.
68
Ibid. hlm.41
70
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
bergerak di bidang pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik
pada Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini
yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal
71
1 Januari 1965. Pada saat yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu
diresmikan.
kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka
sejak tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi
Pekanbaru
69
http://www.pln.co.id/tentang-kami/profil-perusahaan, diakses, tanggal 18 Oktober 2018
72
beralamat di Jl. Tanjung Datuk No. 74 Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan
Listrik Tenaga Air (PLTA) Kota Panjang, Unit Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel dan Gas (PLTDG) Teluk Lembu serta Transmisi 150 KV, PLTG
PLTD/G Teluk Lembu dan PLTG Balai Pungut Duri ditambah lagi
beberapa PLTD dan PLTG Sewa, sedangkan transmisi 150 KV dan Gardu-
gardu Induk dialih kelola oleh Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban
(P3B) Sumatera.
70
https://www.pln-spkb.com/about-us.php, diakses, tanggal, 18 Oktober 2018
73
Saat ini PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pekanbaru
1) PLTA kapasitas 3 x 38 MW
c. PLTG dan PLTMG Balai Pungut, total kapasitas 120 MW yang terdiri
dari:
Selain itu juga terdapat PLTG, PLTMG dan PLTD Sewa yang
yaitu :
74
i. PLTG Unit 1 PJB, kapasitas 21,6 MW (DMN 17 MW) terhubung di 150
KV
Pekanbaru
lembaga dan lain-lain, visi juga dapat di artikan sebagai tujuan perusahaan
atau lembaga dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuannya
75
Sebuah misi berbeda dengan visi, di mana misi adalah penyebab dan
visi adalah efek dari penyebab tersebut. Sebuah misi merupakan sesuatu
yang harus dicapai, sedangkan visi merupakan sesuatu yang harus dikejar
yaitu :
kehidupan masyarakat
76
B. Sejarah Fakultas Teknik dan Sejarah Jurusan Teknik Mesin
tahun 2000. Cikal bakal FT-UR dimulai dengan didirikannya Fakultas Non
Gelar Teknologi (FNGT) pada tahun 1981 dengan 4 Program Studi, yaitu
Pertanian. Tahun 1990 FNGT ditutup dan program studi yang ada di FNGT
sendiri sedangkan Program Studi Teknik Sipil dan Teknik Kimia membentuk
untuk menerima mahasiswa Program Studi Sarjana Teknik Sipil dan Teknik
Program Studi Diploma Teknik Mesin dan Teknik Elektro dengan penerimaan
Teknik Sipil, Teknik Kimia, Teknik Mesin, Teknik Elektro, dan Teknik
Arsitektur) 7 Program Studi Sarjana (Teknik Sipil S1, Teknik Kimia S1, Teknik
Mesin S1, Teknik Elektro S1, Teknik Lingkungan S1, Teknik Informatika S1
dan Teknik Arsitektur S1), 4 Program Studi Diploma (Teknik Sipil D3, Teknik
77
Kimia D3, Teknik Mesin D3, Teknik Elektro D3) dan 2 Program Studi Magister
padatnya lalu lintas barang dan jasa Internasional, memberikan dampak pada
kekayaan sumber daya alam Provinsi Riau dalam jumlah yang cukup besar
seperti minyak bumi, gas alam, bauksit, timah, batubara, pasir laut, perkebunan
dan jasa yang semakin pesat seperti pada Kawasan Barelang (Batam, Rempang,
pendirian pabrik sawit, eksplorasi minyak oleh Chevron, dan cadangan minyak
industri semakin meningkat di Provinsi Riau saat sekarang dan di masa yang
akan datang.
71
http://me.ft.unri.ac.id/sejarah-ftm/, diakses, tanggal, 16 agustus 2018.
78
Keteknikan (EEDP) ADB Loan No.1432 INO pada pertengahan tahun 1996,
membangun fisik sarana dan prasarana Fakultas Teknik UNRI yang mengarah
kepada pembukaan Program Studi baru yaitu program studi Diploma III Teknik
menjadi Jurusan Teknik pada Fakultas Teknik Universitas Riau dengan Surat
Universitas Riau
Riau73:
72
http://me.ft.unri.ac.id/sejarah-ftm/, diakses, tanggal, 16 agustus 2018.
73
httpft.unri.ac.idsop-surat-kerja-praktek, diakses, tanggal, 16 agustus 2018.
74
Dedi Rosa Putra Cupu, et. Al,. Buku Panduan Kerja Praktik, Teknik Mesin Universitas Riau,
Pekanbaru, 2017, hlm.4.
79
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yang
semester berjalan.
kerja praktek atau menerima tempat kerja praktek yang ditawarkan oleh
persyaratan akademik.
75
Ibid, 25
80
berhubungan dengan bidang keahlian produksi, konversi energi,
material dan konstruksi. Tempat kerja praktek dapat dicari sendiri oleh
Universitas Riau.
1) Dosen Pembimbing
berikut.
Praktek:
76
Ibid, hlm. 27
77
https://www.scribd.com/doc/138701478/Panduan-Penulisan-Laporan-Kerja-Praktek-
Teknik-Mesin, diakses, tanggal, 19 Agustus 2018.
81
c) Membimbing mahasiwa dalam pembuatan laporan Kerja Praktek
2) Pembimbing Lapangan
kepada mahasiswa.
mahasiswa.
78
https://www.scribd.com/doc/138701478/Panduan-Penulisan-Laporan-Kerja-Praktek-
Teknik-Mesin, diakses, tanggal, 19 Agustus 2018.
82
d) Memberikan persetujuan terhadap laporan akhir Kerja Praktek
79
Ibid, hlm. 36
83
a) Kerja praktek dilaksanakan sesuai dengan waktu yang ditentukan
84
diberikan sanksi oleh Koordinator kerja praktek berupa
85
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
pengalaman yang sesuai bidang kerjanya. maka dari itu banyak mahasiswa
kelulusan.
86
Data yang dikumpulkan oleh National Association of Colleges and
dari lulusan kuliah yang magang, 37% dari mereka tidak mendapat bayaran
memiliki hak untuk mendapat bayaran atau uang saku. Wajar melihat data
oleh pemerintah.81 Padahal jika dilihat dari aturan yang mengatur tentang
Kerja Praktik sangat minim dan seharusnya dapat ditaati bagi setiap
elemen terkait. Banyak dari peserta Kerja Praktik tidak mendapat adanya
Jaminan Kematian di dalam Pasal 28, dan juga proses perjanjian yang
Kerja Praktik didalam proses Kerja Praktik itu sendiri. Akibatnya banyak
hak dari peserta praktik kerja tersebut tidak dipenuhi secara baik dan patut.
80
National Association of Colleges and Employers, just 38 Percent of Unpaid Internships Were
Subject to FLSA Guidelinesn, tanggal Juni 2013, diakses melalui https://1.next.westlaw.com
/Document/ diakses, tanggal, 19 Desember 2017.
81
Wawancara dengan Bapak Iwan Kurniawan Koordinator Kerja Praktik Teknik Mesin
Universitas Riau, Hari Jumat, Tanggal 24 November 2017, Bertempat di Fakultas Teknik
Universitas Riau.
87
Pelaksanaan kerja praktik dilakukan dengan prosedur tertentu, bagi
mahasiswa yang bertujuan untuk Praktik Kerja disuatu tempat kerja, baik
akan diterapkan dalam dunia usaha atau dunia Industri. Alasan utama
dunia usaha ataupun di dunia Industri agar Praktik Kerja tersebut dapat
mencapai serta mendapatkan sesuatu yang baik dan berguna bagi dirinya
maksimal apa yang telah dilakukannya selama berada di dunia Usaha atau
82
Dedi Rosa Putra Cupu, et. Al,. Buku Panduan Kerja Praktik, Teknik Mesin Universitas
Riau, Pekanbaru, 2017, hlm, 7.
83
Ibid.
88
uji coba ilmu yang ia pelajari melalui praktik kerja mahasiswa diharapkan
Universitas Riau terdiri dari 2 sks dan menjadi syarat untuk lulus untuk
Teknik Jurusan Teknik Mesin Universits Riau adalah 1 bulan, tetapi ada
juga yang lebih dari satu bulan sesuai perjanjian antara mahasiswa dan
perusahaan yang menurut dari pihak kampus sesuai dengan ilmu yang
bapak Iwan Kurniawan selaku Dosen dan koordinator kerja praktik jurusan
84
Wawancara dengan Bapak Iwan Kurniawan Koordinator Kerja Praktik Teknik Mesin
Universitas Riau, Hari Jumat, Tanggal 24 November 2017, Bertempat di Fakultas Teknik
Universitas Riau
89
mahasiswa juga terbantu dengan adanya mahasiswa magang tersebut
Universitas Riau masih banyak yang tidak sesuai dengan peraturan hukum
yang berlaku dan juga merugikan dari pihak mahasiswa itu sendiri, yang
pemangang dan pihak perusahaan masih banyak yang tidak seimbang dan
pembuatan perjanjian.
permohanan kerja praktik oleh mahasiswa Teknik Mesin UR, yaitu pada
85
Ibid.
90
tersebut pihak mensyaratkan pihak perusahaan tidak bertanggung jawab
dan tidak memberikan ganti rugi jika terjadi kecelakaan atau musibah yang
mahasiswa itu sendiri dan pihak kampus, dalam hal ini perusahaan telah
Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, dan Jaminan Hari Tua Bagi Peserta
Bukan Penerima Upah Pasal 7 ayat (1) yaitu: “Pemberi Kerja selain
Ketenagakerjaan”.
91
Padahal dijelaskan pada Pasal 4 ayat (3), Pekerja magang, siswa
kerja praktik, tenaga honorer, atau narapidana dalam proses asimilasi yang
Pembangkitan Pekanbaru.86
diantaranya pada hari Jumat tanggal 26 Januari 2018, sekitar pukul 10.00
WIB mahasiswa yang melakukan kerja praktik di PT. PLN atas nama
Surya Dita Prasetya mengalami kecelakaan kerja, yaitu jatuh dari sepeda
sekujur tangannya87.
86
Wawancara dengan Alben Fdilay bagian Sumber Daya Manusia PT. PLN Sektor
Pembangkitan Pekanbaru, hari Jumat, 9 November 2018, bertempat di kantor PT. PLN Sektor
Pembangkitan Pekanbaru.
87
Wawancara dengan Wahyu Yustyanto Peserta Kerja Praktik Teknik Mesin Universitas Riau,
Hari Jumat, 25 Juli 2018, Bertempat di Fakultas Teknik Universitas Riau
92
0011/SDM.04.09/SPKB/2018 pihak perusahaan telah menjelaskan tidak
diberikan ganti rugi apapun.88 Kasus lainnya yang terjadi ketika Yudi
terseentuh entuh alat mesin yang masih panas ketika melakukan kerja
praktik di CV. Amri Jaya Dinamika. Pihak CV. Amri Jaya Dinamika tidak
Kematian, dan Jaminan Hari Tua Bagi Peserta Bukan Penerima Upah
Pasal 7 ayat (1) yaitu: ”Pemberi Kerja selain penyelenggara negara yang
88
Wawancara dengan Bapak Alfitra, selaku staf Sumber Daya Manusia PT. PLN Sektor
Pembangkitan Pekanbaru, Tanggal 17 Oktober 2018, Bertempat di Kantor PT. PLN Sektor
Pembangkitan Pekanbaru.
89
Wawancara dengan Yudi Saputra Peserta Kerja Praktik Teknik Mesin Universitas Riau, Hari
Jumat, 25 Juli 2018, Bertempat tempat makan di jalan Taman Karya, Panam.
93
Ketenagakerjaan”.
Pembangkitan Pekanbaru
Kematian, dan Jaminan Hari Tua Bagi Peserta Bukan Penerima Upah Pasal
BPJS Ketenagakerjaan”.
Kematian, dan Jaminan Hari Tua Bagi Peserta Bukan Penerima Upah Pasal
94
16 ayat (2), adapun pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan medis jika
Juga seolah acuh dan tidak mau tau dengan aturan tersebut. Padahal penulis
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 1 Tahun 2016 tentang Tata Cara
dan Jaminan Hari Tua Bagi Peserta Bukan Penerima Upah Pasal 4 ayat
95
(2).90
bukan termasuk tenaga kerja dan pemagang, mereka tetap mempunyai hak
penting.
mematuhinya.
tentang perindungan hak dari peserta kerja praktik, mengawasi lebih ketat
90
Wawancara dengan Bapak Muhammad Faisal, Pegawai pengawasan di Dinas
Ketenagakerjaan Provinsi Riau, Hari Jumat, Tangal 19 Oktober 2018, Bertempat di Dinas
Ketenagakerjaan Provinsi Riau.
91
“Buku Pedoman Praktik Kerja”, diterbitkan oleh Organisasi Kerjasama Pelatihan
Internasional Jepang (JITCO), hlm, 7-9
96
prosedur kerja praktik dan membuat standart prosedur yang baik.
magang dapat dengan lebih tenang dan lebih baik menyerap ilmu lapangan
97
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 36 Tahun 2016 tentang
berhak untuk:
Dan juga dijelaskan dalam ayat 2 bahwa uang saku yang dimaksud pada
ayat (1) huruf b meliputi biaya transport, uang makan dan insentif peserta
pemagangan.
padahal di dalam Pasal 10 ayat (1) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor
tertulis.
kerja praktik sangat jauh berbeda, dimana hukum hanya mewajibkan pihak
Padahal dari segi resiko dan dari segi praktik keduanya memiliki program
dan pendidikan pesertanya yang tidak jauh berbeda. Bahkan banyak yang
pemagang.
98
Contohnya seperti yang disampaikan Febri Setyo Hantoro selaku
kegiatan magang. Hal itu lantaran masih banyak siswa maupun mahasiswa
sosial. Ia juga memaparkan total peserta didik baik jejang sekolah SMK
hanya sekitar 20-30 persen yang akan mengikuti praktik magang. Jadi
sekolah dan perguruan juga harus tahu, bahwa itu wajib,” ujarnya.
perusahaan.92
praktik, bukan peserta magang, ini dikarenakan peserta magang hanya bagi
mereka yang mencari pekerjaan bukan mereka yang ingin sebagai syarat
kelulusan dari sekolah atau universitas mereka. Mereka hanya terdiri dari
pencari kerja, siswa Lembaga Pelatihan Kerja, dan tenaga kerja yang akan
92
https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/berita/20469/BPJS-Ketenagakerjaan-Wajibkan-
Siswa-Magang-Dua-Program-Jaminan-Sosial, diakses, tanggal 19 september 2018
99
ditingkatkan kompetensinya.93
menyebutnya dengan kerja praktik, dari hal ini juga dapat di liat kemiripan
praktik haknya tidak dipenuhi, pihak kampus seolah tutup mata dan tidak
mereka harus kerja praktik agar mereka bisa lulus dan memperoleh gelar
akademisnya.
93
APINDO, “Pedoman Untuk Pengusahan Program Pemagangan di Indonesia” hlm. 7.
94
Wawancara dengan Wahyu Yustyanto Peserta Kerja Praktik Teknik Mesin Universitas
Riau, Hari Jumat, 25 Juli 2018, Bertempat di Fakultas Teknik Universitas Riau
100
jaminan keselamatan kerja. Tidak hanya diam dan menunggu terjadi
kerja praktik, mengetahui hak dan kewajibannya sehingga dapat bekerja dan
agar hak dari peserta magang yang kedudukannya lemah menjadi lebih kuat.
kepada orang lain atau dapat dikatakan peristiwa dimana dua orang atau
batasannya telah diatur dalam Pasal 1313 KUH Perdata yang menyatakan
bahwa, “Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang
atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”.
Definisi perjanjian yang diatur dalam Pasal 1313 KUH Perdata tersebut
dalam aturan hukum. berbeda dengan hal nya magang, yang diatur secara
pemagangan dilihat dari segi manapun lebih baik dari dan lebih komplit di
pihak perusahaan.
102
Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
satu mata kuliah yang harus diselesaikan setiap mahasiswa sebagai cara
mempersiapkan diri untuk menjadi SDM yang siap kerja. Magang adalah
proses belajar dari seorang ahli melalui kegiatan dunia nyata. Selain itu
21-30. Dan lebih spesifiknya diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja
95
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
96
APINDO, “Pedoman Untuk Pengusahan Program Pemagangan di Indonesia” hlm. 2.
103
langsung di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau pekerja yang
kerja. 98
mengenai hak dan kewajiban peserta dan pengusaha serta jangka waktu
waktunya paling lama 1 (satu) tahun. Dalam hal untuk mencapai kualifikasi
kompetensi tertentu akan memerlukan waktu lebih dari 1 (satu) tahun, maka
97
Wawancara dengan Bapak Budianto , Pegawai bagian pelatihan dan produktifitas Dinas
Ketenagakerjaan Provinsi Riau, Hari Jumat, Tangal 19 Oktober 2018, Bertempat di Dinas
Ketenagakerjaan Provinsi Riau.
98
Ibid.
99
Ibid.
104
Berbeda dengan perjanjian yang dilakukan oleh peserta kerja
perjanjian magang yang di paparkan diatas. Ini disebabkan belum ada aturan
hukum yang mewajibkan bagi pihak perusahaan seperti hal nya perjanjian
secara sepihak oleh PT. PLN Sektor Pembangkitan Pekanbaru, dan diterima
begitu saja oleh mahasiswa kerja praktik dari Teknik Mesin Universitas
kerja praktik karena menjadi syarat lulus dari Jurusan Teknik Mesin
Universitas Riau.100 Hal inilah menjadikan peserta kerja praktik tidak lagi
100
Wawancara dengan Uberkis selaku peserta Kerja Praktik dari Universitas Riau Jurusan
Teknik Mesin di PT PLN Sektor Pembangkitan Pekanbaru, Hari jumat, 19 Oktober 2018, Bertempat
di Fakultas Teknik Universitas Riau.
105
Pada riset yang penulis lakukan di Universitas Riau Bapak Iwan
mereka diterima kerja praktik maka pihak perusahaan akan mengirim syarat
kerja praktik oleh mahasiswa Teknik Mesin Universitas Riau, yaitu pada
dan tidak memberikan ganti rugi jika terjadi kecelakaan atau musibah yang
sendiri dan pihak kampus, dalam hal ini perusahaan telah melanggar
101
Wawancara dengan Bapak Iwan Kurniawan Koordinator Kerja Praktik Teknik Mesin
Universitas Riau, Hari Jumat, Tanggal 24 agustus 2018, Bertempat di Fakultas Teknik Universitas
Riau.
106
dipekerjakan pada Pemberi Kerja selain penyelenggara negara dalam
ketentuan dalam Pasal 25 ayat (2)”. Dari pasal tersebut dapat disimpulkan
disebutkan diatas jelas tidak sesuai dengan sebagian syarat sah perjanjian,
yang mana menurut Pasal 1320 KUH Perdata, suatu perjanjian itu sah
persesuaian kehendak antara dua pihak yaitu apa yang dikehendaki oleh
pihak ke satu juga dikehendaki oleh pihak lain dan kedua kehendak
bilamana sudah tercapai sepakat itu, maka sahlah sudah perjanjian itu
107
atau mengikatlah perjanjian itu atau berlakulah ia sebagai Undang-
bahwa orang yang membuat suatu perjanjian dan nantinya akan terikat
perbuatannya itu.
108
untuk menginsyafi dan benar-benar bertanggung jawab atas
melakukan sesuatu.
sebab yang dimaksud tiada lain daripada isi perjanjian. Pada Pasal
1337 KUH Perdata menentukan bahwa suatu sebab atau kausa yang
tidak mempunyai sebab yang tidak halal akan berakibat perjanjian itu
109
subyektif mengakibatkan perjanjian tersebut merupakan perjanjian
adalah pihak yang tidak cakap menurut hukum dan pihak yang
perjanjian yang terjadi antara perusahaan dan peserta magang tidak sah
yang tidak sesuai aturan hukum dimaksud tiada lain dari pada isi
perjanjian.
atau kuasa yang halal adalah apabila tidak dilarang oleh undang-
Pembangkitan Pekanbaru”.
110
Kematian, dijelaskan dalam Pasal 28 yang menjelaskan mahasiswa
seluruhnya.
terpenuhinya syarat sah perjanjian yaitu ada sebab yang dilarang. Isi
itu bisa perjanjiannya sebagai satu kesatuan atau bisa juga yang batal
111
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Perlindungan hukum yang di dapat oleh peserta kerja praktik di Universitas
Riau jurusan Teknik Mesin yang kerja praktik di PT. PLN Sektor
praktik. Kecelakaan kerja bagi pesrta kerja praktik yang tidak didaftarkan
jawab perusahaan itu sendiri. Aturan hukum juga belum lengkap berdampak
masing pihak baik dari pemerintah, perusahaan dan pihak universitas masih
sehingga hak dari peserta kerja praktik di jurusan Teknik Mesin Universitas
praktik dari Teknik Mesin Universitas Riau itu batal demi hukum
yang dilarang berupa isi perjanjian diantara peserta kerja praktik dan PT.
yang belaku. yang batal itu bisa perjanjiannya sebagai satu kesatuan atau
bisa juga yang batal hanya pasal-pasal atau ketentuan dalam perjanjian
112
yang bertentangan dengan aturan hukum yang berlaku saja.
B. Saran
1. Pemerintah seharusnya lebih memperhatikan tentang perlindungan hukum
hak dari peserta kerja praktik, mengawasi lebih ketat prosedur kerja praktik
dan membuat standart prosedur yang baik. Pemerintah juga seharusnya lebih
peserta magang di harapkan peserta magang dapat dengan lebih tenang dan
2. Perjanjian di dalam kerja praktik perlu diwajibkan dan dibuat aturan hukum
hak-hak dan lebih seimbangnya posisi dari peserta kerja praktik. Isi
perjanjian harus memenuhi dan menjamin hak-hak dari peserta kerja praktik,
113
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Cupu, Dedi Rosa Putra, 2017, Buku Panduan Kerja Praktik, Teknik Mesin
Universitas Riau, Pekanbaru.
Raharjo, Satjipto, 2000, Ilmu Hukum , PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Rasjidi , Lili dan Ira Thania Rasjidi, 2007, Dasar-Dasar Filsafat dan Teori
Hukum, PT Citra Aditya Bakti, Bandung.
Hajiji, Merdi, 2013, “Relasi Hukum dan Politik dalam Sistem Hukum
Indonesia”, Jurnal Ilmu Hukum , Rechts Vinding, Volume 2 No. 3.
Paul Schoukens “The changing concept of work: When does typical work
become atypical”, tanggal, 19 Desember 2017, diakses melalui
https://1.next.westlaw.com/Document/ diakses, tanggal 7 Januari 2019
C. Peraturan Perundang-Undangan
D. Website
https://kelzen.wordpress.com/2013/10/26/teori-kedaulatan-hukum/diakses,
tanggal, 06 Desember 2017.
http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/page/program/Program-Jaminan-
Kecelakaan-Kerja, diakses, tanggal, 20 September 2018.
http://www.jamsosindonesia.com/sjsn/Program/program_jaminan_hari_tua,
diakses, tanggal 20 September 2018.
https://www.scribd.com/doc/138701478/Panduan-Penulisan-Laporan-Kerja-
Praktek-Teknik-Mesin, diakses, tanggal, 19 Agustus 2018.