Anda di halaman 1dari 151

UU No.

28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta


Ketentuan Pidana
Pasal 113
(1) Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1
(satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
(2) Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan
pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f,
dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komerial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan
pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf
e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4
(empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(4) Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk
pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
Dr. Huda, S.Ag., M.Pd.I
Cetakan I Januari 2021
xiv+137 halaman; 15,5 x 23 cm
ISBN: 978-602-492-099-9
Penulis:
Dr. Huda, S.Ag., M.Pd.I
Layout:
Eko Taufiq
Desain Cover:
Akanta Muhammad
Penerbit:
ABSOLUTE MEDIA
Rukeman, RT 03 Dukuh II Gatak Kasihan Bantul Yogyakarta
Email: absolutemedia09@yahoo.com
Telp: 087839515741 / 082227208293
KATA PENGANTAR

Al-HamdulillahRabbil ‘Alamin, segala puji bagi Allah, Tuhan Seru


sekalian alam yang Menganugerahkan rahmat-Nya kepada hamba-Nya.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan
Nabi beasar Muhammad SAW yang telah menuntun umat manusia
menuju jalan kebenaran yang diridhai Ilahi.
Buku ini ditulis dengan tujuan yang diarahkan kepada beberapa
pihak terutama kepada pendidik dan kepala sekolah khususnya yag
bertugas di SMK di Kota Samarinda.dan para pihak yang berwenang
mengambil kebijakan dalam pendidikan. Adapun tujuan penulisan buku
ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi pengetahuan dan wawasan tentang


manajemen pendidikan melalui kajian gaya kepemimpinan kepala
sekolah terhadap efektivitas kerja guru SMK Negeri di kota
samarinda.
2. Menambah kajian tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah dan
efektivitas kerja guru SMK Negeri di kota samarinda.
3. Memberikan bahan masukan bagi kepala sekolah dan guru SMK
Negeri di Samainda tentang pengaruh gaya kepemimpinan kepala
sekolah terhadap efektivitas kerja guru SMK Negeri di kota
samarinda.
4. Memberikan sumbangsih pemikiran bagi pemerintah daerah kota
Samarinda tentang pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah
terhadap efektivitas kerja guru SMK Negeri di kota Samarinda.
5. Memberikan bahan acuan bagi orang lain yang hendak melakukan
penulisan tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah dan efektivitas
kerja guru.

v
Buku ini dapat selesai ditulis melalui bantuan moral oleh sejumlah
pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Rektor Unmul, Prof. Dr. H. Masjaya, M.Si yang pernah memberikan
kesempatan bagi penulis untuk menimba ilmu.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unmul, Prof.
H. Muh. Amir Masruhim, M.Kes. yang pernah memberikan
kesempatan bagi penulis untuk menimba ilmu;
3. Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Proggram Doktor
(P.S MPPD) Unmul, Dr. Hasbi Sjamsir, M.Hum, selaku pengelola
beserta para dosen selaku pengajar penulis;
4. Sekretaris Program Studi Manajemen Pendidikan Program Doktor
(PS. MPPD) Unmul, Dr. Laili Komariyah, M.Si beserta para staf
yang pernah membantu terselesaikannya pendidikan penulis;
5. Promotor Prof. Dr. H. Rahmat Soe’oed, M.A yang pernah berjuang
keras membimbing untuk menyelesaikan pendidikan penulis;
6. Co-Promotor, Bapak Dr. H. Johansyah, M.Pd, M.Si yang pernah
berjuang keras membimbing untuk menyelesaikan pendidikan
penulis;
7. Para penguji Prof. H. Muh. Amir Masruhim, M.Kes, Prof. Susilo,
M.Pd, Dr. Saraka, M.Pd dan Dr. Hasbi Sjamsir, M.Hum yang telah
memberi masukan guna perbaikan pendidikan penulis;
8. Kepala SMK Negeri 16 Samarinda, Dr. Dra. Husniah Achamd,
M.Pd dan Drs. H. Mustaqorobin yang memberi kesempatan penulis
untuk menyelesaikan penulisan buku ini;
9. Keluarga tercinta:
a. Anita Syahriani, S.Ag (Isteri);
b. Riyadlus Solihin (Putra Pertama);
c. Hayat Al-Falah (Putra Kedua);
d. Akmal Assyifaul Qulubi (Putra Ketiga)
e. Ibnu ‘Aqil (Putra Keempat);
f. Rifa’atul Luthfiyah (Putri Kelima)
yang telah mendukung terselesaikannya penulisan buku ini.

vi PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
10. Seluruh sahabat yang mendudukung terselesaikan penulisan buku
ini.

Isi buku ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, penulis
berharap kritik dan saran membangun dari pembaca guna perbaikan.

Samarinda, 03 Januari 2021

Penulis

Kata Pengantar vii


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... v
DAFTAR ISI ............................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1


BAB II LANDASAN TEORI ............................................................... 7
A. Efektivitas Kerja Guru ..................................................................... 7
1. Pengertian Efektivitas Kerja Guru...................................... 7
2. Faktor-faktor Efektivitas Kerja ........................................... 9
3. Tugas Guru dalam Pendidikan dan Pengajaran
di Sekolah .................................................................................. 16
4. Mengukur Efektivitas Kerja .................................................. 21
B. Kompetensi Profesional ............................................................... 26
1. Pengertian Kompetensi Profesional ............................... 26
2. Aspek-Aspek Profesionalisme Guru ................................. 28
3. Profesionalisme sebagai Kompetensi Guru ................. 31
4. Pengukuran Kompetensi Profesional Guru ................... 32
C. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................... 34
D. Kerangka Teoritik ............................................................................. 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 39


A. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian ........................ 39
B. Populasi dan Sampel Penelitian................................................. 40
1. Populasi Penelitian .................................................................. 40
2. Sampel Penelitian .................................................................... 41
C. Variabel Penelitian ........................................................................... 43
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 43
E. Devinisi Konseptual dan Devinisi Operasional Variabel
Penelitian............................................................................................. 44
F. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ...................................................... 45
1. Kisi-Kisi Instrumen Efektivitas Kerja Guru ...................... 45
2. Kisi-Kisi Instrumen Kompetensi Profesional ................. 48

ix
G. Pengujian Instrumen ..................................................................... 51
H. Analisis Deskriptif ........................................................................... 53
I. Uji Prasyarat ....................................................................................... 54
1. Uji Normalitas ........................................................................... 54
2. Uji Linieritas................................................................................ 54
J. Analisis Regresi Linier Sederhana, Analisis Koefisien
Determinasi dan Uji t ..................................................................... 55
K. Hipotesis Statistik dan Hipotesis Penelitian .......................... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 57


A. Deskripsi SMK Negeri di Kota Samarinda ............................. 57
B. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 58
C. Deskripsi Data Hasil Penelitian................................................... 59
D. Uji Prasyarat Data ............................................................................ 67
E. Analisis Regresi Linier Sederhana, Analisis Koefisien
Determinasi dan Uji Hipotesis .................................................... 68
F. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 71
G. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 83


A. Kesimpulan ......................................................................................... 83
1. Efektivitas Kerja Guru SMK Negeri di Kota Samarinda 83
2. Pengaruh Kompetensi Profesional terhadap Efektivitas
Kerja Guru SMK Negeri di Kota Samarinda .................. 84
B. Saran ........................................................................................................ 85

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 87
LAMPIRAN ............................................................................................ 93
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... 137

x PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Jumlah Guru Negeri pada 7 SMK Negeri
di Kota Samarinda.................................................... 40
Tabel 3.2 Sampel Guru setiap Sekolah ..................................... 42
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Efektivitas kerja Guru ............... 45
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Kompetensi Profesional ............ 48
Tabel 4.1 Daftar 7 SMK Negeri di Kota Samarinda................. 58
Tabel 4.2 Persentase Kategori Efektivitas Kerja Guru ............... 60
Tabel 4.3 Persentase Guru Menyusun Program Tahunan dan
Program Semester..................................................... 61
Tabel 4.4 Persentase Guru Menyusun RPP Awal Tahun Ajaran ... 62
Tabel 4.5 Persentase Kategori Kompetensi Profesional ............. 64
Tabel 4.6 Cara Guru Menysusun RPP ..................................... 65
Tabel 4.7 Persentase Guru Memperbaiki.................................. 66
dan Mengembangkan RPP ....................................... 66
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Metode Kolmogorov Smirnov 67
Tabel 4.9 Hasil Uji Linieritas ................................................... 68
Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana.................... 69
Tabel 4.11 Hasil Analisis Koefisien Determinasi ........................ 70
Tabel 4.12 Signifikansi Variabel ................................................ 71

Daftar Isi xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Kerangka Teoritik.......................................... 38
Gambar 3.1 Desain Penelitian Variabel X terhadap Y................... 39
Gambar 3.2 Skema variabel Penelitian ......................................... 43

xii PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Petunjuk Pengisian Instrumen Penelitian .............. 95
Lampiran 2 Angket I Variabel Efektivitas Kerja Guru............... 96
Lampiran 3 Angket II Kompetensi Profesional ......................... 99
Lampiran 4 TRANSKRIPSI WAWANCARA P dengan R .......101
Lampiran 5 TRANSKRIPSI WAWANCARA P dengan A .......104
Lampiran 6 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel
Efektivitas Kerja ....................................................106
Lampiran 7 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel
Kompetensi Profesional .........................................108
Lampiran 8 Tabulasi Data Hasil Uji Coba Instrumen
Variabel Efektivitas Kerja.......................................110
Lampiran 9 Tabulasi Data Hasil Uji Coba Instrumen
Variabel Kompetensi Profesional ...........................111
Lampiran 10 Tabulasi Data Hasil Penelitian Variabel
Efektivitas Kerja ....................................................112
Lampiran 11 Tabulasi Data Hasil Penelitian Variabel
Kompetensi Profesional ........................................116
Lampiran 12 Tabulasi 2 Kelompok Data Hasil Penelitian ..........120
Lampiran 13 Hasil Uji Normalitas Efektivitas Kerja
dan Kompetensi Pofesional ...................................122
Lampiran 14 Hasil Analisis Koefisien Determinasi dan Analisis
Regresi Linier Sederhana Kompetensi Pofesional
terhadap Efektivitas Kerja Guru ............................123
Lampiran 15 Rekomendasi dari Ketua Universitas Mulawarman
kalimantan Timur untuk Mendapat Surat Izin
Penelitian dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur ...............124

Daftar Isi xiii


Lampiran 16 Rekomendasi Penelitian dari Kepala Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur ................................................125
Lampiran 17 Surat Keterangan dari Kepala SMK Negeri 6
Samarinda Telah Melakukan Uji Instrumen ..........126
Lampiran 18 Surat Keterangan Kepala SMK Negeri 7
Samarinda Telah Melakukan Penelitian .................127
Lampiran 19 Surat Keterangan dari Kepala SMK Negeri 11
Samarinda Telah Melakukan Penelitian .................128
Lampiran 20 Surat Keterangan dari Kepala SMK Negeri 12
Samarinda Telah Melakukan Penelitian .................129
Lampiran 21 Surat Keterangan dari Kepala SMK Negeri 14
Samarinda Telah Melakukan Penelitian .................130
Lampiran 22 Surat Keterangan dari Kepala SMK Negeri 16
Samarinda Telah Melakukan Penelitian .................131
Lampiran 23 Surat Keterangan dari Kepala SMK Negeri 17
Samarinda Telah Melakukan Penelitian .................132
Lampiran 24 Surat Keterangan dari Kepala SMK Negeri 20
Samarinda Telah Melakukan Penelitian .................133
Lampiran 25 Foto 1 Wawancara Peneliti dengan Responden
Rusito, S.Pd Guru Akuntansi dan Kepala Program
Keahlian Akuntansi SMK Negeri 16 Samarinda....134
Lampiran 26 Foto 2 Wawancara Peneliti dengan Responden
M. Arief, S.Kom, Guru dan Kepala Program
Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan SMK
Negeri 16 Samarinda .............................................135

xiv PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
BAB I

PENDAHULUAN

Sumber daya manusia (SDM) adalah identitas suatu bangsa, bila


SDM berkualitas tinggi, maka tinggilah derjat bangsa itu, dan bila SDM
berkualitas rendah, maka rendahlah derajat bangsa itu. Suatu negara
dengan SDM yang berkualitas tinggi serta tersedia sumber daya ekonomi
dan sumber daya alam, niscaya negara tersebut mampu memenuhi
kebutuhan dalam negeri bahkan mampu memberikan sumbangan kepada
negara lain berupa ilmu pengetahuan dan ekonomi. Sebaliknya, bila suatu
negara yang SDM-nya berkualitas rendah, maka negera tersebut rapuh
ketahanannya dari berbagai ancaman berupa kelaparan, kemiskinan,
kebodohan bahkan kehancuran walau secara fisik negara tersebut tampak
berdiri megah.
Indonesia sebagai negara di dunia yang puluhan tahun telah
merdeka, tampaknya belum memiliki SDM yang sanggup memajukan
bangsa padahal Negara memiliki sumber daya alam yang melimpah
ruah. Rendahnya SDM Indonesia diperoleh dari laporan WEF (Wordl
Ecokomic Forum) dari hasil penelitian GHCR (Global Human Capital
Report) 2017, bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-65 dari 130
negara yang disurvey. Dijelaskan, bahwa rata-rata kualitas SDM Indonesia
masih berada di bawah negara ASEAN lainnya, seperti Singapura (11),
Malaysia (33), Thailand (40), dan Filipina (50). Laporan itu memotret
seberapa berkualitas SDM di tiap-tiap golongan umur lewat empat elemen
indikator human capital, yakni capacity (kemampuan pekerja berdasarkan
melek huruf dan edukasi), deployment (tingkat partisipasi pekerja dan
tingkat pengangguran), development (tingkat dan partisipasi pendidikan),

1
dan know-how (tingkat pengetahuan dan kemampuan pekerja serta
ketersediaan sumber daya) di tiap negara.1
Sehubungan dengan SDM Indonesia yang masih rendah, maka
pemerintah melakukan uapaya peningkatan SDM antara lain melalui
pendidikan. Langkah tersebut adalah cara jitu untuk mengatasi
rendahnya sumber daya manusia sebagaiamana pandangan Tanang dan
Abu yang menyatakan “. ... the goverment invests in education as a strategy
to develop high quality human resources”.2 Menurut Tanang dan Abu, andil
pemerintah dalam pendidikan sebagai strategi untuk mengembangkan
sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.
Salah satu Jenis pendidikan yang diharapkan mampu meningkatkan
SDM Indonesia adalah pendidikan yang dilaksanakan di sekolah dengan
pelaksana utamanya adalah guru. Guru merupakan faktor penting
dalam pendidikan, bahkan dari sekian banyak komponen yang harus
terpenuhi, boleh jadi guru merupakan komponen paling penting dalam
pembelajaran karena ia adalah kunci keberhasilan pembelajaran bagi
peserta didik di sekolah. Pernyataan tersebut sejalan dengan Yusrizal dkk
dari Brianto yang mengemukakan “. ... a teacher is a crucial component
in the success of an education, because he or she is spearhead that
contacts directly with students as subjects and objects of study. If teachers
have a good ability in teaching, it will bring the impact on the climate
of good teaching and learning”.3Brianto menjelaskan, seorang guru adalah
komponen penting dalam keberhasilan suatu pendidikan, karena ia adalah
ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek
dan objek pembelajaran. Jika guru memiliki kemampuan mengajar yang
baik, maka berdampak pada iklim belajar mengajar yang baik.
1
Media Indonesia, Kualitas SDM Indonesia Meningkat diakses dari: https://
mediaindonesia.com/ekonomi/122587/kualitas-sdm-indonesia-meningkat, pada 13 Oktober
2020.
2
Hasan Tanang & Baharin Abu, “Teacher Professionalism and Professional Development
Practices in South Sulawesi, Indonesia”, Education and Development, Faculty of Education,
Universiti Teknologi Malaysia, Johor, Malaysia, Journal of Curriculum and Teaching, Vol. 3, No.
2, 2014, h. 25 – 40.
3
Yusrizal, ed al, “Performance Assessment of State Senior High School Teachers Aged 56
Years and Above”, Evaluation of Education,Teacher Training and Education Faculty,Syiah Kuala
University, Daarussalam-Aceh, Indonesia, International Journal of Instruction, Vol.11,No.1, 2018,
P. 33 – 46.

2 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
Seorang guru dapat menghantarkan tercapainya tujuan pendidikan
di sekolah apa bila kerja guru efektif. Efektif atau efektivitas kerja bearti
tercapainya tujuan dari apa yang dikerjakan oleh seseorang, baik dari segi
kualitas maupun kuantitas. Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia,
efektivitas berarti menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya
sasaran yang telah ditetapkan, hasil yang semakin mendekati sasaran
berarti tinggi efektivitasnya.4
Secara operasional, seorang guru dapat dikatakan efektif dalam
bekerja apa bila ia dapat melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya. Dan secara kongkrit, efektivitas guru
adalah mampu menciptakan pengajaran yang berkualitas. Habib
(Kashmir, India) mengemukakan “... nothing is more fundamental to
achieving our goal of success for every student than high quality teaching.
That is why classroom first places the teacher at the centre of our improvement
efforts”.5 Inti dari pernyataan Habib adalah tidak ada hal yang lebih
mendasar untuk mencapai keberhasilan pendidikan bagi setiap siswa
kecuali pengajaran yang berkualitas tinggi. Karena itu guru menjadi pusat
yang perlu diperbaiki.
Fenomena guru perlu diperbaiki tampaknya tidak saja di
India, melainkan juga di Indonesia sehubungan banyaknya temuan
penyimpangan yang dilakukan oleh guru. Hasil penelitian Leonad
terhadap 60 guru di Jakarta dengan judul “Kompetensi Tenaga Pendidik
di Indonesia: Analisis Dampak Rendahnya Kualitas SDM Guru dan
Solusi Perbaikannya” ditemukan masalah yang serius, yaitu:
... hampir 75 persen guru tidak mempersiapkan proses
pembelajaran dengan baik. Para guru cenderung mempersiapkan
pembelajaran dengan mengutamakan materi yang akan diajarkan,
bukan pada tujuan pembelajaran. Fakta lain yang terungkap
adalah bahwa guru juga cenderung mengajar dengan metode

4
Tim Penyusun, Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jilid 5 (Jakarta: Cipta Adi Pusaka, 1989),
h. 12.
5
Hadiya Habib, “A study of teacher effectiveness and its importance”, Research Scholar,
Department of Education, Baba Ghulam Shah Badshah University, Rajouri, Jammu, Jammu
and Kashmir, India”, National Journal of Multidisciplinary Research and Development, Volume 2;
Issue 3; 2017; h. 530 - 532.

Pendahuluan 3
yang monoton, artinya tidak menggunakan metode-metode
pembelajaran yang kreatif dan menarik untuk membangkitkan
semangat siswa belajar di kelas.6

Poin utama penyimpangan yang dilakukan guru dari temuan


hasil penelitian Leonad adalah a) guru tidak tidak menysusun program
tahunan dan program semester, dan tidak menyusun rencana pelaksanaan
pembelajarn (RPP); b) guru hanya mengutamakan materi pelajaran yang
seharusnya lebih mengutamakan tujuan pembelajaran; dan c) guru tidak
kreatif untuk menggunakan metode yang menarik untuk memicu gairah
belajar siswa.
Temuan Leonad tersebut, peneliti juga menemukan sejumlah
penyimpangan di sekitar pembelajaran yang dilakukan oleh guru, yaitu
guru tidak menyusun program tahunan dan program semester, guru
tidak menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada awal
tahun pembelajaran, guru menyusun RPP dengan cara kopi rekat dari
RPP orang lain yang sudah jadi, guru tidak mampu mengeloa kelas
pembelajaran dengan baik, guru tidak memiliki pandangan bahwa
kemampuan setiap siswa berbeda dengan kemampuan siswa lain sehingga
guru selalu menggunakan metode dan model pembelajaran yang sama
disetiap pembelajaran.
Penyimpangan yan dilakukan oleh guru tersebut, diduga kuat
dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain adalah faktor profesionalisme.
Secara sederhana, profesionalisme dapat dimaknai sebagai keahlian atau
kemampuan yang mendalam akan pengetahuan dan kemampuan
berketrampilan terhadap pekerjaan yang ditekuni oleh seseorang.
Profesionalisme merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang
dalam mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang ia emban. Bagi guru,
profesionalisme merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki sebagai
pendidik dan pengajar untuk menciptakan manusia cerdas, berwawasan
luas dan berbudi daya. Perlunya guru memiliki profesionalisme tersebut
sesuai dengan pandangan Tanang dan Abu yang mengatakan bahwa
6
Leonad, “Kompetensi Tenaga Pendidik di Indonesia: Analisis Dampak Rendahnya
Kualitas SDM Guru dan Solusi Perbaikannya” Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas
Teknik, Matematika dan IPA Universitas Indraprasta PGRI, Jurnal Formatif , Volume 5, Nomor
3, Tahun 2015, h. 192-201.

4 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
“Quality education must be supported by professional teachers to produce
the people who have life skills and strong self-confidence to be competitor
among other people in global life”.7 Pendidikan yang berkualitas harus
didukung oleh guru yang profesional untuk menghasilkan orang-orang
yang memiliki kecakapan hidup dan rasa percaya diri yang kuat untuk
menjadi pesaing diantara orang lain dalam kehidupan global.
Selaras dengan Tanang dan Abu, Brianto juga berpendapat “If
teachers have a good ability in teaching, it will bring the impact on the
climate of good teaching and learning”.8 Jika guru memiliki kemampuan
mengajar yang baik, maka akan berdampak pada iklim belajar mengajar
yang bagus.
Pendapat Tanang dan Abu, serta Brianto tersebut meng-inspirasikan
bahwa kinerja guru bersangkut paut dengan kemahiran dan keahlian
seorang guru tentang pengajaran.
Sejumlah peneliti juga telah berusaha untuk menemukan penyebab
terjadinya ketidakefektifan kerja guru, anatara lain Riesminingsih dengan
judul “Pengaruh Kompetensi dan Motivasi terhadap Kinerja Guru SMA
Yadika 3 Karang Tengah”.9 Dalam kesimpulannya dikemukakan bahwa
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan Kompetensi terhadap kinerja
guru SMA Yadika 3 Karang Tengah. Satu lagi penelitian Parjuangan Lubis,
“Pengaruh Profesionalisme Guru dan Iklim Kerja terhadap Efektivitas
Kerja Guru SMA Negeri 90 Jakarta”.10 Dalam pembahasannya dijelaskan
bahwa profesionalisme berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas
kerja guru dengan koefisien sebesar 0.497.
Peneliti terdahulu berhasil menunjukkan bahwa kinerja guru
dipengaruhi oleh profesionalisme guru, namun penelitian tersebut
dilakukan di kota-kota besar di Jawa. Untuk mengetahui apakah
profesionalisme juga berpengaruh terhadap kinerja guru di Kota

7
Hasan Tanang & Baharin Abu, Op.Cit.
8
Yusrizal, ed al, Op.Cit.
9
Riesminingsih, “Pengaruh Kompetensi dan Motivasi terhadap Kinerja Guru SMA Yadika
3 Karang Tengah”, Jurnal MIX, Volume III, No. 3, 2013, h. 263 – 271.
10
Parjuangan Lubis, “Pengaruh Profesionalisme Guru dan Iklim Kerja terhadap Efektivitas
Kerja Guru SMA Negeri 90 Jakarta”, Tanzhim Jurnal Penelitian Manajemen Pendidikan, 1(2),
2016 ISSN, h. 19-29.

Pendahuluan 5
samarinda?, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan judul
“Pengaruh kompetensi Profesional terhadap Efektivitas Kerja Guru SMK
Negeri di Kota samarinda”.

6 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Efek vitas Kerja Guru


1. Penger an Efek vitas Kerja Guru
Efektivitas berasal dari kata efektif dan bermula dari kata
efek yang bearti akibat (hasil pengaruh dari sesuatu).1 Selanjutnya
efektivitas memiliki arti ada efeknya (pengaruhnya, akibatnya,
kesannya), manjur, mujarab, mempan.2
Pengertian efektivitas secara terminologi dikemukakan oleh
Ravianto:
Efektivitas adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan,
sejauh mana orang menghasilkan keluaran sesuai dengan
yang diharapkan. Ini berarti bahwa apabila suatu pekerjaan
dapat diselesaikan dengan perencanaan, baik dalam waktu,
biaya maupun mutunya maka dapat dikatakan efektif.3

Pendapat Revianto dapat dimaknai bahwa efektivitas


memiliki pengertian ketepatan dalam pengerjaan suatu pekerjaa
dan banyaknya jumlah yang dihasilkan.
Menurut Komarudin, efektivitas sebagai berikut:
... suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan
kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan terlebih dahulu. Keberhasilan kegiatan

1
W.J.S. Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Edisi ke-Tiga, (Jakarta Timur,
Balai Pustaka, 2015), h. 311.
2
Ibid., h. 311.
3
Ravianto, Produktivitas dan Seni Usaha, (Jakarta: PT Binaman Teknika Aksara, 1989),
h. 113.

7
manajemen dapat dilihat dari hasil kerja pagawai.
Hasil perkerjaan yang sesuai dengan ketentuan akan
menunjukkan tingkat keberhasilan kegiatan manajeman
yang tinggi.4
Pendapat Komarudin tersebut menjelaskan bahwa pengertian
efektivitas itu tingkat keberhasilan manajemen yang ditandai oleh
keberhasilan pegawai sesuai dengan yang ditentukan.
Sejalan dengan Komarudin, Hidayat berpendapat “Efektivitas
adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target
(kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin
besar presentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya.”5
Pendapat Hidayat dapat diambil pengertian bahwa efektivitas
adalah tingkat ketercapaian target dengan jumlah tetentu dan
berkualitas serta diselesaikan tepat waktu.
Berdasarkan pendapat para ahli, dapatlah disintesakan bahwa
efektivitas kerja adalah ketepatan pelaksanaan pekerjaan dan tingkat
ketercapaian hasil kerja sesuai kuantitas dan kualitas yang telah
ditentukan serta dapat diselesaikan tepat waktu,
Selanjutnya pengertian kerja guru meliputi “Merencanakan
pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu,
serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran”.6
Hasil kajian dua istilah tersebut -jika dirajut kembali-, maka
pengertian efektivitas kerja guru adalah ketepatan pelaksanaan
pekerjaan dan tingkat ketercapaian hasil kerja guru yang meliputi
merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran
yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

4
Komarudin Sastradipoera, Asas-Asas Manajemen Perkantoran, (Bandung: Kappa Sigma,
2001), h. 249.
5
Hidayat. Teori Efektifitas dalam Kinerja Karyawan, (Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, 1986), h. 8.
6
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab IV bagian kedua
Pasal 20 huruf a.

8 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
2. Faktor-faktor Efek vitas Kerja
Pengertian faktor-faktor efektivitas kerja adalah faktor-
faktor yang mempengaruhi atau menyebabkan seseorang sehingga
pekerjaan yang dilakukan mencapai efektif. Terdapat banyak ahli
yang merumuskan faktor penyebab efektivitas kerja, antara lain
Stephen P. Robins.dan Sondang P. Siagian.

a. Stephen P. Robins.
Menurut Robins, terdapat 5 faktor yang mempengaruhi
kerja seseorang menjadi efektif, yaitu sikap/disiplin, minat,
motif, pengalaman masa lalu dan harapan (ekspektasi)7.
Faktor-faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Sikap/Disiplin
Disiplin merupakan perasaan taat terhadap
nilai-nilai aturan yang terdapat dalam suatu kelompok
masyarakat. Disiplin sangat diperlukan dalam
melaksanakan dan menyele-saikan pekerjaan. Menurut
Hodges dalam Helmi “. ... disiplin dapat diartikan
sebagai sikap seseorang atau kelompok yag berniat untuk
mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan”. 8
Kaitannya dengan guru, maka pengertian disiplin
adalah suatu sikap dan tingkah laku yang menunjukkan
ketaatan guru terhadap peraturan sekolah.

2) Minat
Minat merupakan unsur penting sebelum sesorang
memulai melaksanakan pekerjaan. Minat diartikan
sebagai perasaan suka terhadap sesuatu dan ingin
berperan terhadap sesuatu itu. Menurut Winkel (1999:
30) dalam Pratiwi, “minat merupakan kecenderungan
yang menetap dalam diri subjek untuk merasa tertarik
7
Stephen P. Robins,Teori Organisasi, Struktur, Desain dan Aplikasi, Terj. Jusuf Udaya, Lic,
Ec., (Jakarta: Arcan, 1990), h. 24.
8
Avin Fadilla Helmi, “Disiplin Kerja”, Buletin Psikologi, Tahun IV, Nomor 2, Edisi khusus
Ulang Tahun XXXII, 1996, h. 32 – 42.

Landasan Teori 9
pada bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung
dalam bidang itu”.9
Suatu pekerjaan yang diminati, biasa peminatnya
berbakat dan berketampilan, sehingga hasil kerjanya
mencapai kuantitas dan kualitas yang optimal.

3) Motif
Motif merupakan dorongan dari dalam diri
seseorang dikarenakan kebutuhan yang ingin dipenuhi
oleh orang tersebut. Menurut Colquitt LePine dan
Wesson (2009) dalam Tania dan Sutanto, “... motivasi
adalah suatu kumpulan kekuatan energik yang
mengkoordinasi di dalam dan di luar diri seorang
pekerja, yang mendorong usaha kerja dalam menentukan
arah perilaku, tingkat usaha, intensitas, dan kegigihan”.10
Motif berfungsi sebagai pemicu sesorang untuk
berninat, semangat, gigih dan tahan lama dalam
melaksanakan pekerjaan. Dengan demikian semakin
tinggi motif untuk bekerja, maka semakin tinggi
efektivitas kerjanya.

4) Pengalaman masa lalu


Pengalaman adalah “guru terbaik”. Begitulah
ungkapan lama yang masih relevan masa kini dan di
masa datang. Istilah pengalaman masa lalu dimaknai
sebagai pengalaman kerja, yakni seberapa lama seseorang
telah berkecimpung dalam suatu pekerjaan beserta
berbagai persoalan yang dihadapi . Menurut Supratmi
(2013) dalam Riyadi “Pengalaman kerja adalah proses
pembentukan pengetahuan atau keterampilan tentang

9
Noor Komari Pratiwi,“Pengaruh Tingkat Pendidikan, Perhatian Orang Tua, dan Minat
Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa SMK Kesehatan di Kota Tangerang”,
Jurnal Pujangga, Volume 1, Nomor 2, 2015, h. 175 – 105.
10
Anastasia Tania dan Eddy M. Sutanto, “Pengaruh Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja
terhadap Komitmen Organisasional Karyawan PT Dai Knife di Surabaya”, Jurnal Program
Manajemen Bisnis, Vol. 1, No. 3, 2013, h. 1 - 9.

10 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
metode suatu pekerjaan karena keterlibatannya dalam
pelaksanaan tugas pekerjaan.11
Pendapat Supratmi dapat dimaknai bahwa
pengalaman kerja merupakan proses pembentukan
pengetahuan dan keterampilan. Hal ini bearti seseorang
yang memiliki masa kerja yang baik, maka ia memiliki
pemahaman tentang tugas-tugas pekerjaan, memiliki
pengetahuan dan keterampilan tentang penyelesaian
pekerjaan, sehingga kegiatannya menghasilkan keluaran
yang optimal. Dengan demikian, efektivitas kerja
karyawan dapat dipengaruhi oleh faktor pengalaman
kerjanya.

5) Harapan (ekspektasi)
Harapan, istilah ini mengacu pada pandangan
pegawai bahwa upaya yang dilakukan adalah cara
menyelesaikan pekerjaan dan akan menghasilkan
keluaran yang baik. Davis dan Newstroom dalam
Makmur (2008: 183) dan dalam Sutrischastini
menyatakan:
“Harapan (expectacy) adalah suatu kesempatan
yang diberikan terjadi karena perilaku untuk
tercapainya tujuan. Harapan adalah kadar
kuatnya keyakinan bahw upaya kerja akan
menghasilkan penyelesaian suatu tugas.
Harapan dinyatakan sebagai kemungkinan
(probability) perkiraan pegawai, tentang kadar
sejauh mana prestasi yang dicapai ditentukan
oleh upaya yang dilakukan”.12

Pendapat Davis dan Newstroom dapat dimaknai


bahwa harapan adalah keyakinan bahwa upaya yang
11
Bagus Aries Riyadi, “Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada Toko
Emas Semar Nganjuk”, Equilibrium, Vol. 3, No. 1, 2015, h. 49 – 61.
12
Ary Sutrischastini, ‘Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai Kantor Sekretariat
Daerah Kabupaten Gunung Kidul’, Jurnal Kajian Bisnis, Vol. 23, N0. 2, 2015, h. 121 – 137.

Landasan Teori 11
dilakukan pegawai dapat menyelesaikan tugas yang
diemban, dan prediksi pegawai akan pencapaian
optimalnya hasil keluaran yang didasarkan pada upaya
yang dilakukan.
Apa yang dirumuskan oleh Robin tersebut,
dapatlah disintesakan bahwa bila dalam diri seorang
pegawai terdapat 5 faktor yang meliputi disiplin, minat,
semangat, pengalaman dan harapan dalam bekerja, maka
pekerjaan yang dilakukan memiliki peluang efektif.

b. Sondang P. Siagian.
Terdapat 7 faktor yang menjadikan seorang bekerja
mencapai efektif, yaitu karakteristik individual, sikap, motif,
kepentingan, minat, pengalaman dan harapan.13 Faktor-faktor
tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1). Karakteristik individual


Setiap individu memiliki ciri khas yang berbeda
satu dengan yang lain. Perbedaan inilah yang akan
terbawa dalam dunia kerja. Menurut Stoner dalam
Sunuharyo, karakteristik perorangan adalah “ ... minat,
sikap, dan kebutuhan yang dibawa oleh seseorang
kedalam situasi kerja. Orang-orang yang berbeda dalam
karakteristik ini, dan oleh karenanya motivasi kerja
mereka akan berbeda pula”.14 Pernyataan tersebut sesuai
dengan pendapat Don dan Slocum dalam Sunuharyo “.
... perbedaan-perbedaan individual adalah kebutuhan,
nilai, sikap, minat, dan kemampuan pribadi yang dibawa
orang kepada pekerjaan mereka”.15

13
Sondang P. Siagian 1995, Teory Motivasi dan Aplikasinya, Cetakan kedua, (Jakarta:
Rineka Cipta, 1995), h. 101.
14
Sella Selvia Ananda Bambang Swasto Sunuharyo, ‘Pengaruh Karakteristik Individu dan
Karakteristik Pekerjaan terhadap Kinerja Karyawan dengan Variabel Mediator Motivasi Kerja
Karyawan’, (Studi pada Karyawan PT Petrokimia Gresik), Jurnal Administrasi Bisnis (JAB),
58(1), 2018, h. 67 – 76.
15
Ibid.

12 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
Berdasarkan pendapat 2 ahli tersebut, dapat
disimpulkan bahwa karakteristik individu merupakan
perbedaan individual yang terdapat dalam diri seseorang.
Perbedaan individual meliputi kemampuan, sikap,
minat, dan kebutuhan. Hal inilah yang akan terbawa
saat individu tersebut berada didalam dunia kerja.

2). Sikap
Kata lain dari sikap adalah disiplin, yaitu suatu
perasaan taat terhadap nilai-nilai aturan yang terdapat
dalam suatu kelompok masyarakat. Menurut Hodges
dalam Yuspratiwi dan dalam Avin Fadilla, “. ... disiplin
dapat diartikan sebagai sikap seseorang atau kelompok
yag berniat untuk mengikuti aturan-aturan yang telah
ditetapkan”. 16
Kaitannya dengan pegawai, maka pengertian
disiplin adalah suatu sikap dan tingkah laku yang
menunjukkan ketaatan pegawai terhadap peraturan
organisasi.

3). Motif
Motif merupakan alasan yang mendasari seseorang
untuk melakukan suatu perbuatan. Menurut Colquitt,
LePine, dan Wesson (2009) dalam Tania dan Sutanto,
“. ... motivasi adalah suatu kumpulan kekuatan energik
yang mengkoordinasi di dalam dan di luar diri seorang
pekerja,yang mendorong usaha kerja dalam menentukan
arah perilaku, tingkat usaha, intensitas, dan kegigihan”.17
Motif berfungsi sebagai pemicu sesorang untuk
berniat, semangat, gigih dan tahan lama dalam
melaksanakan pekerjaan. Dengan demikian semakin
tinggi motif untuk bekerja, maka semakin tinggi
efektivitas kerjanya.

16
Avin Fadilla Helmi, Loc. Cit.
17
Anastasia Tania dan Eddy M. Sutanto, Loc. Cit.

Landasan Teori 13
4). Kepentingan
Kepentingan dimaknai sebagai perasaan atau
anggapan karyawan bahwa oragnisasi tempat ia
bekerja harus dikelola dengan baik dan harus tetap
berlangsung dengan pencapaian produktivitas yang
tinggi. Kepentingan tersebut lazim disebut dengan
istilah komitmen pegawai. Komitmen pegawai menjadi
hal penting dalam menciptakan kelangsungan hidup
sebuah organisasi. Mathieu dan Zajac dalam Kingkin
dkk mengemukakan:
. ... bahwa dengan adanya komitmen yang
tinggi dari karyawan maka perusahaan
akan mendapat dampak positif. Dampak
positif tersebut antara lain meningkatnya
produktifitas, kualitas kerja dan kepuasan
kerja karyawan serta menurunnya tingkat
keterlambatan, absensi dan turn over.18

Pendapat Mathieu dan Zajac tersebut dengan


jelas bahwa kepentingan pegawai dapat meningkatkan
produktivitas, kualitas dan kepuasan kerja.

5) Minat
Minat merupakan ketertarikan seseorang terhadap
sesuatu untuk dimiliki, digeluti dan lain sebagainya.
Menurut Winkel (1999: 30) dalam Pratiwi, “minat
merupakan kecenderungan yang menetap dalam diri
subjek untuk merasa tertarik pada bidang tertentu dan
merasa senang berkecimpung dalam itu”.\19

18
Purida Kingkin dkk, “Kepuasan Kerja dan Masa Kerja sebagai Prediktor Komitmen
Organisasi pada Karyawan PT Royal Korindah di Purbalingga’, Jurnal Proyeksi, 5 1), 2018, h.
17 - 32.
19
Noor Komari Pratiwi, Loc. Cit..

14 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
Suatu pekerjaan yang diminati, biasa peminatnya
berbakat dan berketampilan, sehingga hasil kerjanya
mencapai kuantitas dan kualitas yang optimal.

6) Pengalaman
Istilah pengalaman merujuk pada pengalaman
kerja, yakni seberapa lama seseorang telah berkecimpung
dalam suatu pekerjaan beserta berbagai persoalan
yang dihadapi. Menurut Supratmi (2013) dalam
Riyadi “Pengalaman kerja adalah proses pembentukan
pengetahuan atau keterampilan tentang metode suatu
pekerjaan karena keterlibatannya dalam pelaksanaan
tugas pekerjaan.20
Pendapat Supratmi tersebut bearti seseorang
yang memiliki pengalaman kerja yang baik, maka ia
memiliki pemahaman tentang tugas-tugas pekerjaan,
memiliki pengetahuan dan keterampilan dengan baik
tentang penyelesaian pekerjaan, sehingga kegiatannya
menghasilkan keluaran yang optimal.

7) Harapan
Harapan, istilah ini mengacu pada pandangan
pegawai bahwa upaya yang dilakukan adalah cara
menyelesaikan pekerjaan dan akan menghasilkan
keluaran yang baik. Davis dan Newstroom dalam
Makmur (2008:183) dan dalam Sutrischastini
mengemukakan:
“Harapan (expectacy) adalah suatu kesempatan
yang diberikan terjadi karena perilaku untuk
tercapainya tujuan. Harapan adalah kadar
kuatnya keyakinan bahwa upaya kerja akan
menghasilkan penyelesaian suatu tugas.
Harapan dinyatakan sebagai kemungkinan
(probability) perkiraan pegawai, tentang kadar
20
Bagus Aries Riyadi, Loc.Cit.

Landasan Teori 15
sejauh mana prestasi yang dicapai ditentukan
oleh upaya yang dilakukan”.21

Pendapat Davis dan Newstroom tersebut dapat


dimaknai bahwa yang dimaksud harapan adalah
keyakinan bahwa upaya yang dilakukan pegawai dapat
menyelesaikan tugas yang diemban, dan prediksi
pegawai akan pencapaian optimalnya hasil keluaran yang
didasarkan pada upaya tersebut.
Pendapat Sondang dapat disintesaakan bahwa
seorang pekerja efektif kerjanya bila ia memiliki 7
faktor, yaitu karakteristik individu yang baik, sikap
yang baik, motif yang tepat, kepentingan dan minat
serta pengalaman yang cukup dan harapan yang besar.
Tampaknya faktor efektivitas kerja konsep Sondang
ini sebagai bentuk penyempurnaan dari faktor efektivitas
kerja konsep Robin. Lima faktor efektivitas kerja konsep
Robin semuanya terdapat dalam faktor efektivitas kerja
konsep Son-dang. Bentuk penyempurnaan konsep
Sondang atas konsep Robin adalah penambahan dua
faktor efektivitas kerja, yaitu karakteristik individu dan
kepentingan pegawai.

3. Tugas Guru dalam Pendidikan dan Pengajaran di


Sekolah
Dalam proses pendidikan, guru tidak hanya berfungsi alih
ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) melainkan juga berfungsi
untuk menanamkan nilai (value) serta membantu perkembangan
karakter (character development) peserta didik secara berkelanjutan
dan berkesinambungan.
Sebagai manifestasi dari fungsi guru, Undang-Undang
menjelaskan tugas utama guru, yaitu mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

21
Ary Sutrischastini, Loc.Cit.

16 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.22 Ketujuh
tugas utama guru tersebut diuraikan sebagai berikut:

a. Mendidik
Menurut Imam Ghazali, pendidik adalah orang yang
berusaha membimbing, meningkatkan, menyempurnakan,
potensi serta membersihkan hati peserta didik agar dekat
dan berhubungan dengan Allah SWT.23 Senada dengan hal
itu, Hamdan Ihsan mengartikan pendidik sebagai orang
dewasa yang bertanggung jawab memberikan bimbingan dan
bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani
dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu
melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah SWT, khalifah
dipermukaan bumi, sebagai makhluk sosial dan sebagai
individu yang mampu berdiri sendiri.24
Berdasarkan pendapat Imam Ghazali dan Ihsan,
dapatlah digali unsur-unsur tugas mendidik, yaitu:

1) Membantu siswa untuk mengembangkan potensi yang


dimiliki;
2) Menanamkan nilai-nilai agama agar dapat berhubungan
dengan Allah;
3) Membantu pertumbuhan jasmani dan rohani siswa, agar
dewasa, tunduk pada aturan Allah, sanggup membawa
diri sendiri dan mampu bermasyarakat.

b. Mengajar
Mengajar adalah menyampaikan ajaran agar siswa
memiliki pengetahuan dan berketerampilan. Menurut

22
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Bab XI Pasal 39 Ayat 2.
23
Wahyuddin Nur Nasution, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Medan: Perdana Publishing,
2011), h.76.
24
Hamdani Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, Cet.Ke-2, (Bandung: Pustaka Setia, 2001),
h.93.

Landasan Teori 17
sanjaya “Mengajar artinya proses penyampaian informasi atau
pengetahuan dari guru kepada siswa”.25 Menurut Syaodoh
mengajar atau pengajar artinya membantu pengembangan
intelektual, afeksi dan psikomotor melalui penyampaian
pengetahuan, pemecahan masalah, latihan-latihan afektif dan
keterampilan.26
Beradasarkan pendapat ahli dapat dimaknai bahwa
mengajar bearti menyampaikan teori dan/atau memberi
pelatihan agar siswa memiliki pengethuan, keterampilan dan
memahami nilai-nilai.

c. Membimbing
Guru tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan
dan mengajarkan keterampilan kepada siswa, melainkan juga
bertugas memberikan bimbingan. Kewajiban membimbing
bagi guru dan kebeartian bimbingan bagi siswa dijelaskan
oleh Hamalik berikut:
Guru berkewajiban memberikan bantuan kepada
murid agar mereka mampu menemukan masalahnya
sendiri, memecahkan masalahnya sendiri, mengenal
diri sendiri, dan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Murid-murid membutuhkan
bantuan guru dalam hal mengatasi kesulitan-
kesulitan pribadi, kesulitan pendidikan, kesulitan
memilih pekerjaan, kesulitan dalam hubungan sosial,
dan interpersonal.27

Mengacu pada pendapat Oemar Hamalik, bimbingan


guru memiliki fungsi 1) membantu menemukan masalah
siswa dan memecahkannya; 2) Membantu mengatasi masalah

25
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Cet.Ke-5,
(Jakarta: Prenada Media Grup, 2008), h. 96.
26
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan psikologi Proses Pendidikan, Cet. Ke-4, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2007), h. 253.
27
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Cet. Ke-1, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001),
h. 124.

18 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
pribadinya dan masalah penyesuaian diri dengan lingkungan
sosial; 3) membantu siswa untuk mengatasai kesulitan dalam
masalah pendidikan dan masalah memilih pekerjaan.

d. Mengarahkan
Mengarahkan adalah komunikasi yang dilakukan oleh
guru agar peserta didik melakukan sesuatu kearah tercapainya
tujuan. Mengarahkan siswa dalam kontek pendidikan dapat
dimaknai sebagai memotivasi siswa untuk berbuat belajar.
Tujuan memotivasi dalam pendidikan menurut Sardiman
(2014:75-85) dalam Ulfiyania adalah “. ... mendorong siswa
untuk berbuat, menentukan arah perbuatan menuju tujuan
yang akan dicapai dan menyeleksi perbuatan yang sesuai
dengan tujuan”.28
Pendekatan psikologis, guru harus bisa mengarahkan
atau menggugah semangat siswa karena ia organisme
yang sedang tumbuh dan berkembang agar bakat, minat,
kebutuhan, sosial, emosional, personal, dan kemampuan
jasmaniahnya tergali atau tergugah imajinasinya.29
Berdasarkan dua teori tersebut, dapatlah disintesakan
bahwa mengarahkan adalah 1) membangkitkan semangat
siswa untuk berbuat, menentukan arah perbuatan, dan
menyeleksi perbuatan yang sesuai dengan tujuan; 2) menggali
bakat, minat, kebutuhan, sosial, emosional, personal, dan
kemampuan jasmaniah siswa.

e. Melatih
Melatih dimaknai sebagai kegiatan untuk menerapkan
dan mempraktekkan teori kedalam perbuatan agar peserta
didik memiliki penguasaan keterampilan. Menurut Sarief,

28
Siti Ulfiyani, “Pemaksimalan Peran Guru dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara
di Sekolah”, Transformatika, 12(2), 2016, h. 105 – 113.
29
Nunung Nurjanah, “Pentingnya Peran Guru dalam Memberikan Pengarahan atau
Menjadi Suri Tauladan”, Edukasi, diakses dari: https://www.kompasiana.com/nnunung/54f800f
ba33311a3738b4fef/pentingnya-peran-guru-dalam-memberikan-pengarahan-atau-menjadi-suri-
tauladan, pada5 Mei 2019.

Landasan Teori 19
melatih pada hakekatnya adalah suatu proses kegiatan untuk
membantu orang lain (atlet) mempersiapkan diri dengan
sebaik-baiknya dalam usahanya mencapai tujuan tertentu.30
Dalam dunia pendidikan tugas guru adalah melatih siswa
terhadap fisik, mental, emosi dan keterampilan atau bakat.
Kegiatan melatih ini dapat dilakukan melalui simulasi, praktek
industri dan magang pada industri.

f. Menilai
Setelah dilakukan pembelajaran, maka perlu dilakukan
penilaian untuk mengetahui hasil belajar siswa. Penilaian
adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.31
Berdasarkan PP. Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan bahwa Penilaian pendidikan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:

1) Penilaian hasil belajar oleh pendidik;


2) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan;
3) Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.

Adapun aspek yang dinilai pada diri siswa adalah aspek


keterampilan, sikap dan pengetahuan. Tujuannya untuk
mengukur sejauh mana kompetensi siswa setelah proses belajar
mengajar selesai dilaksanakan.
Penilaian dapat dilakukan melalui ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan
dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti pekerjaan rumah
(PR), proyek, pengamatan dan produk. Hasil pengolahan dan
analisis nilai tersebut digunakan untuk mengisi nilai rapor .

30
Unknown, “Tugas Utama Guru Part 2, Bisnisku”, diakses dari: http://hidaris87.blogspot.
com/2013/01/tugas-utama-guru-par-2.html, pada: 6 Mei 2019.
31
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan, Pasal 2 Ayat 1.

20 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
g. Mengevaluasi
Evaluasi adalah kegiatan untuk mengetahui apakah
suatu program telah efektif dan efisien atau tidak. Evaluasi
digunakan untuk mendapatkan data guna mengetahui taraf
kemajuan, perkembangan, dan pencapaian belajar siswa, serta
keefektifan pengajaran guru.
Menurut Sanjaya, terdapat dua fungsi guru dalam
memerankan perannya sebagai evaluator, yaitu: 1) untuk
menentukan keberhasilan peserta didik dalam mencapai
tujuan yang telah ditentukan atau menentukan keberhasilan
peserta didik dalam menyerap materi kurikulum, dan 2) untuk
menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan seluruh
kegiatan yang telah dirancang dan diprogramkan.32
Jadi, evaluasi itu bertujuan selain untuk mengetahui
keberhasilan peserta didik dalam belajar juga untuk mengetahui
tingkat ketercapaian program pembelajaran yang telah dirancang.

4. Mengukur Efek vitas Kerja


Mengukur efektivitas kerja bukanlah hal yang sederhana,
karena efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan
tergantung pada siapa yang menilai serta menginterpretasikannya.
Bila dipandang dari sudut produktivitas, maka efektivitas berarti
kualitas dan kuantitas keluaran (output) barang dan jasa.
Efektivitas dapat diukur melalui berhasil tidaknya seorang
pegawai mencapai tujuan-tujuannya. Apabila seorang pegawai
berhasil mencapai tujuan, maka kerja seorang pegawai tersebut
efektif. Hal terpenting adalah efektifitas tidak menyatakan tentang
berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Efektivitas hanya melihat apakah proses program atau
kegiatan tersebut telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan.33

32
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, Cet.Ke-8 (Jakarta: Kencana, 2011), h. 31-32.
33
Ulum Ihyaul MD, Akuntansi Sektor Publik, (Malang: UMM Press, 2004), h. 294.

Landasan Teori 21
Menurut Steers, untuk mengukur efektivitas kerja itu
meliputi:34

a. Kemampuan Menyesuaikan Diri


Kemampuan menyesuaikan diri merupakan proses
asimilasi seseorang terhadap lingkungan. Fatimah menjelaskan
penyesuaian diri merupakan suatu proses alamiah dan dinamis
yang bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi
hubungan yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungannya. 35
Seseorang yang mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan terutama terhadap semua sumber daya organisasi
maka ia mudah untuk memanfaatkan sarana dan prasarana.

b. Prestasi Kerja
Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja seseorang dalam
melaksankan tugasnya. Hasibuan menyatakan bahwa “Prestasi
kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang
didasarkan atas kecakapan , pengalaman, dan kesungguhan
serta waktu”.36
Pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan
kecakapan, pengalaman, kesungguhan dan waktu yang
dimiliki oleh seorang pegawai maka tugas yang diberikan
dapat dilaksanakan sesuai dengan tanggung jawab yang
dibebankan kepadanya.

c. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja yang dimaksud adalah tingkat
kesenangan yang dirasakan seseorang atas peranan atau
pekerjaannya dalam organisasi. Davis mengemukakan bahwa
“job satisfaction is the favorableness or unfavorableness with

34
Richard M. Steers, Efektivitas Organisasi, (Jakarta: Erlangga, 1985), h. 46.
35
Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik), (Bandung:
Pustaka Setia, 2006), h. 194.
36
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara,
2008), h 94.

22 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
employees view their work”.37 kepuasan kerja adalah perasaan
menyokong atau tidak menyokong yang dialami pegawai
dalam bekerja.
Seorang pegawai yang merasa senang terhadap
pekerjaanya dimungkinkan akan tekun dalam bekerja.

d. Kualitas Kerja
Kualitas kerja adalah ketepatan unjuk kerja yang
dilakukan oleh pegawai. Lupiyoadi dan Hamdani
mengemukakan, kualitas kerja adalah kualitas kerja yang
ditunjukkan pegawai dalam rangka memberikan kinerja yang
terbaik bagi organisasi.38
Kualitas kerja sangat penting bagi seorang pegawai dalam
menyelesaikan pekerjaan.

e. Penilaian Oleh Pihak Luar


Evaluasi kinerja adalah model penilaian untuk memban-
dingkan rencana masa lalu dan eksekusi strategi, kegiatan
operasi. Evaluasi kinerja menjadi bagian dari manajemen
dan sistem kontrol yang membantu organisasi untuk secara
efektif mengelola sumber daya dalam kaitannya dengan tujuan
organisasi.39

Sedangkan menurut Duncan ukuran efektivitas ada tiga,


yaitu:40

a. Pencapaian Tujuan
Pencapaian adalah keseluruhan upaya pencapaian
tujuan harus dipandang sebagai suatu proses. Oleh karena itu,

37
Keith Davis, William Frederick, Perilaku dalam Organisasi, Edisi ketujuh, Jilid 2, (Jakarta:
Erlangga, 2011), h. 117.
38
Lupiyoadi A, Rambat dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta: 2011, Salemba
Empat), h. 162.
39
Wu, S.I., Hung, J.M., A Performance Evaluation Model of CRM on Nonprofit
Organizations, Total Quality Management and Business Excellence, 19(4), 2008, h. 321–342.
40
Richard M. Steers, Op.Cit., h. 53.

Landasan Teori 23
agar pencapaian tujuan akhir semakin terjamin, diperlukan
pentahapan, baik dalam arti pentahapan pencapaian bagian-
bagiannya maupun pentahapan dalam arti periodesasinya.
Pencapaian tujuan terdiri dari beberapa faktor, yaitu kurun
waktu dan sasaran yang merupakan target kongkrit.

b. Integrasi
Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan
suatu organisasi untuk mengadakan sosialisasi, pengembangan
konsensus dan komunikasi dengan berbagai macam organisasi
lainnya. Integrasi menyangkut proses sosialisasi.

c. Adaptasi
Adaptasi adalah kemampuan organisasi untuk menyesu-
aikan diri dengan lingkungannya. Menurut Denison, teori
adaptasi meletakkan penekanan pada kemampuan organisasi
untuk menerima, menafsirkan dan menerjemahkan gangguan
dari lingkungan luar ke norma internal yang mengarah pada
kelangsu-ngan hidup atau kesuksesan41
Selanjutnya guna mengetahui efektivitas kerja guru,
maka dilakukan pengukuran melalui indikator-indikator
penilaian kinerja guru mata pelajaran yang telah dirumuskan
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berikut ini:42

a. Perencanaan Pembelajaran
1) Guru memformulasikan tujuan pembelajaran
dalam RPP dengan kurikulum/silabus dan
memperhatikan karakteristik peserta didik.
2) Guru menyusun bahan ajar secara runut, logis,
konstektual dan mutakhir.

41
Denison, Daniel R. (1995). Toward a theory of organizational culture and effectiveness.
http://www.trustiseverything.com/wpcontent/uploads/2012/07/denison-mishra-toward-a-theory-of-org-
cultureand-effect-org-sci-1995.pdf.
42
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Pusat Pengembangan Profesi
Pendidik, Buku 2, tentang Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru, 2012, h. 9.

24 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
3) Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang
efektif.
4) Guru memilih sumber belajar/ media pembelajaran
sesuai dengan materi dan strategi pembelajaran.

b. Pelaksanaan Pembelajaran yang Aktif dan Efektif


5) Guru memulai pembelajaran dengan efektif.
6) Guru menguasai pembelajaran.
7) Gu r u m e n e r a p k a n p e n d e k a t a n / s t r a t e g i
pembelajaran yang efektif.
8) Guru memanfaatkan sumber belajar/media dalam
pembelajaran
9) Guru memicu dan/atau memlihara ketertiban
siswa dalam pembelajaran.
10) Guru menggunakan bahasa yang benar dan tepat
dalam pembelajaran.
11) Guru mengakhiri pembelajaran.

c. Penilaian Pembelajaran
12) Guru merancang alat evaluasi untuk mengukur
kemajuan dan keberhasilan belajar peserta didik.
13) Guru menggunakan berbagai strategi dan metode
penilaian untuk memantau kemajuan dan hasil
belajar peserta didik dalam mencapai kompetensi
tertentu sebagaimana yang tertulis dalam RPP.
14) Guru memanfaatkan berbagai hasil penilaian
unuk memberi-kan umpan balik bagi peserta
didik tentang belajarnya dan bahan penyusunan
rancangan pembelajaran selanjutnya.

14 indikator tersebut, penulis adopsi 11 indikator yang


sesuai dengan penelitian, yaitu indikator 2, 3, 5, 6, 7, 9, 10,
11, 12, 13, dan 14 untuk dikembangkan menjadi butir-butir
instrumen pengukuran efektivitas kerja guru.

Landasan Teori 25
B. Kompetensi Profesional
1. Penger an Kompetensi Profesional
Menurut kamus Trans Tools Paradox Runtime, kompetensi
diartikan sebagai kemampuan/wewenang. Sedangkan menurut
kamus umum bahasa Indonesia karangan WJS Purwadarminto
“Kompetensi adalah kekuasaan untuk menentukan atau memutus-
kan suatu hal”.43
Muhaimin menjelaskan, “... kompetensi adalah seperangkat
tindakan inteligen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki
sebagai syarat untuk dianggap mampu dalam melaksanakan tugas-
tugas dalam bidang pekerjaan tertentu.”44
Menurut Stephen Robin, “... kompetensi sebagai ability, yaitu
kapasitas seorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam
suatu pekerjaan”.45
Spancer, dalam Nia Dinar berpendapat “... competence is a
underlying characteristic of an individual that is causally related to
criterion – reference or/ and superior performance in a job situation”.46
Kompetensi adalah karakteristik dasar yang dimiliki oleh sesorang
individu yang berhubungan dengan keunggulan kinerja dalam
situasi pekerjaan.
Dari beberapa pendapat tersebut, dapatlah disintesakan bahwa
kompetensi adalah sejumlah kemampuan yang harus dimiliki oleh
seseorang guna menjalankan tugas pekerjaannya.
Adapun pengertian profesional menurut Syahruddin adalah
bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan, keterampilan,
kejujuran dan sebagainya.47 Sedangkan menurut Doyle profesi
menunjukkan pada pekerjaan untuk mencapai suatu reputasi

43
WJS Purwadarminto, Op.Cit., h. 405.
44
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 151.
45
Nia Dinar K., “Analisis Pengembangan Kompetensi Guru (Studi pda Guru SMK
Rumpun Bisnis dan Manajemen Kelompok Bidang Studi Produktif di Kota Cimahi”, Tesis
Universitas Pajajaran Indonesia, 2007), h. 20.
46
Ibid. h. 21.
47
Syahruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat
Press, 2002) h.15.

26 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
tingkat tinggi berkenaan dengan pengetahuan, keterampilan,
komitmen dan sifat-sfat yang dapat dipercaya”.48 Menurut Undang-
Undang nomor 14 tahun 2005:
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan
oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan
yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan
yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi.49

Sejumlah konsep tentang pengertian profesional tersebut


dapatlah disintesakan bahwa profesional adalah suatu bidang
pekerjaanyang pengerjaannya membutuhkan pendidikan profesi,
pengetahuan dan keterampilan tingkat tinggi sesuai standar mutu.
Istilah profesional dalam tulisan ini, konteknya adalah
profesional guru atau pekerjaan yang dilakukan oleh guru, yakni
pengajaran.
Berdasarkan pengertian kompetensi, dan profesional guru
tersebut -bila dirangkai kembali-, maka kompetensi profesional
guru adalah sejumlah kemampuan guru terhadap bidang pengajaran
yang membutuhkan pendidikan profesi, pengetahuan dan
keterampilan tingkat tinggi sesuai standar mutu.
Guna memahami pengertian kompetensi professional guru,
Hamzah B. Uno menjelaskan:
... kompetensi profsional guru adalah seperangkat
kemampuan yang harus dimiliki oleh guru agar ia dapat
melaksanakan tugas mengajar. Adapun kompetensi
profesional mengajar yang harus dimiliki oleh seorang
guru yaitu meliputi kemampuan dalam merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi sistem pembelajaran,

48
Sutarmanto, “Kompetensi dan profesionalisme Guru Pendidikan Anak Usia Dini”,
Jurnal Visi Ilmu Pendidikan, 1(1), h. 16-31.
49
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
Pasal 1 ayat 4.

Landasan Teori 27
serta kemampuan dalam mengembangkan sistem
pembelajaran.50

Apa yang dinyatakan oleh Uno tersebut, dapatlah dipahami


bahwa kompetensi profesional guru adalah seperangkat kemampuan
terhadap pengajaran dari seorang guru yang meliputi kemampuan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
pembelajaran dan pengembangan sistem pembelajaran.
Menyangkut bidang-bidang dalam kompetensi profesional
yang harus dikuasi oleh guru, Suharsismi mengemukakan:
Guru harus memiliki pengetahuan yang luas serta dalam
tentang subject matter (bidang studi) yang akan diajarkan,
serta penguasaan metodologi dalam arti memiliki
pengetahuan konsep teoritik, mampu memilih metode
yang tepat, serta mampu menggunakan dalam proses
belajar mengajar.51

Berdasarkan penjelasan Uno dan Suharsimi, dapatlah


disintesakan bahwa kompetensi profesional guru adalah seperangkat
kemampuan bidang pengajaran yang harus dimiliki oleh guru yang
meliputi 1) penguasaan perencanaan pembelajaran; 2) penguasaan
pelaksanaan pembelajaran; 3) penguasaan evaluasi hasil pembe-
lajaran; 4) penguasaan pengembangan sistem pembelajaran; 5)
penguasaan bidang studi yang diajarkan; 6) penguasaan metodologi
keilmuan; dan 7) mampu memilih dan menerapkan metode dalam
pembelajaran.

2. Aspek-Aspek Profesionalisme Guru


Aspek-aspek profesionalisme guru mengacu pada obyek-obyek
yang harus dikuasai oleh guru sebakai alat yang digunakan untuk
melaksanakan kegiatan pengajaran.

50
Hamzah B, Uno, Profesi Kependidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,2007), h. 18-19.
51
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusia. (Jakarta: Rineka Cipta,
1993), h. 239.

28 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
Aspek-aspek profesionalisme guru menurut Uno, meliputi:52

a. Disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan pelajaran.


b. Bahan ajar yang diajarkan.
c. Pengetahuan tentang karakteristik siswa.
d. Pengetahuan tentang filsafat dan tujuan pendidikan.
e. Pengetahuan serta penguasaan metode dan model mengajar.
f. Penguasaan terhadap prinsip-prinsip teknologi pembelajaran.
g. Pengetahuan terhadap penilaian, dan mampu merencanakan,
memimpin guna kelancaran proses pendidikan.

Rincian aspek-aspek profesionalisme guru juga dikemukakan


oleh Mulyasa sebagai berikut:53

a. Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik


filosofi, psikologis, sosiologis, dan sebagainya.
b. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf
perkembangan peserta didik.
c. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang
menjadi tanggung jawabnya.
d. Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi.
e. Mampu mengembangkan dan menggunakan alat, media dan
sumber belajar .
f. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program
pembela-jaran.
g. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik;
h. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.

Berdasarkan 2 pendapat Uno dan Mulyasa, dapat kita


perbandingkan atas perbedaanya, yaitu:

52
Hamzah B. Uno, Op.Cit. h. 64-65.
53
E. Mulyasa, Sertifikasi Guru, Op. Cit. h. 135.

Landasan Teori 29
a) Aspek profesionalisme guru fersi Uno yang tidak termaktup
dalam aspek profesionalisme guru fersi Mulyasa yaitu aspek
prinsip teknologi pendidikan.
b) Aspek profesionalisme guru fersi Uno yang termaktup dalam
aspek profesionalisme guru fersi Mulyasa yaitu aspek filsafat
pendidikan, karakteristik siswa, bidang studi/ bahan ajar,
metode dan penilaian/ evaluasi.
c) Aspek profesionalisme guru fersi Mulyasa yang tidak
termaktup dalam aspek profesionalisme guru fersi Uno adalah
teori belajar, dan alat belajar.

Menurut peraturan menteri pendidikan nasional nomor 16


tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi
guru, aspek profesional guru meliputi:54
a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan
yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.
c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara
kreatif.
d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif.
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri.

Aspek kompetensi profesional guru versi Mendiknas ini,


menitik beratkan pada 2 hal, yaitu 1) penguasaan terhadap aspek-
aspek yang berhubungan dengan mata pelajaran yang diajarkan, dari
sekedar penguasaan materi dan konsep sampai pengemba-ngannya;
2) melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB)
melalui tindakan reflektif dan pemanfaatan tekonolgi.

54
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007
tentang Standar Kualifikasi Ademik dan Kompetensi Guru.

30 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
3. Profesionalisme sebagai Kompetensi Guru
Setiap pekerjaan yang membutuhkan keahlian dalam
penanganannya lazim disebut dengan istilah profesi. Mengajar
sebagai pekerjaan guru juga disebut profesi, karena membutuhkan
sejumlah keahlian yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan
pengahayatan yang diperoleh melalui pendidikan profesi serta upaya
pembelajaranyang dilakukan secara terus menerus dan berkelan-
jutan. Keahlian pengajaran tersebut merupakan komptensi yang
harus dikuasai oleh guru. Hal itu dinyatakan dalam Undang-
Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal
8, bahwa “Guru wajib memiliki ... kompetensi ... .”.55
Adapun kompetensi yang wajib dimiliki guru antara lain
adalah “. ... kompetensi profesional yang diperoleh melalui
pendidikan profesi”.56 Yang dimaksud kompetensi profesional
adalah “. ... kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas
dan mendalam”.57
Berdasarkan bunyi Undang-Undang tersebut, dapatlah
diulas kembali bahwa guru wajib memiliki kompetensi, antara
lain kompetensi profesional. Hal ini mengisyaratkan bahwa
profesionalisme pengajaran adalah merupakan kompetensi guru.
Profesionalisme pengajaran menurut Permendiknas Nomor 16
Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Guru, terdiri lima aspek yang harus dikuasai oleh guru, yaitu:58

a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan


yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.

55
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
pasal 8.
56
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Pasal 10 ayat 1.
57
Ibid. Penjelasan, Pasal 10 Ayat 1.
58
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007
tentang Standar Kualifikasi Ademik dan Kompetensi Guru,

Landasan Teori 31
c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara
kreatif.
d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif.
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri.

Lima aspek profesionalisme guru tersebut, 2 diantaranya


dijadikan alat penilaian aspek kompetensi profesional guru. Dua
aspek tersebut adalah:59
a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan
yang mendukung mata pelajaran yang diampu;
b. Mengembangkan Keprofesian melalui tindakan reflektif.

Berbagai uraian tentang kompetensi profesional tersebut,


dapatlah ditegaskan kembali bahwa 1) profesionalisme pengajaran
merupakan salah satu kompetensi yang wajib dimiliki guru; 2);
profesionalisme pengajaran merupakan salah satu kompetensi guru;
dan 3) profesionalisme pengajaran aspek-aspeknya dikembangkan
untuk dijadikan alat untuk mengukur kompetensi profesional guru.

4. Pengukuran Kompetensi Profesional Guru


Seorang guru dikatakan memiliki kompetensi profesionali
bila ia mampu menguasai materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik meme-
nuhi standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ditetapkan
dalam standar nasional pendidikan.60
Guna mengetahui kompetensi profesional yang dimiliki oleh
guru, maka Kemendiknas melalui buku 2 tahun 2011 tentang

59
Kementerian Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga Kependidikan, Buku 2, Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru (Pk Guru),
2011, h. 55 – 56.
60
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
Penjelasan Pasal 28.

32 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru, mengembangkan
2 aspek kompetensi profesional guru menjadi sejumlah indikator
tersebut adalah: 61

a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan


yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Aspek
kompetesni ini memiliki tiga indikator sebagai berikut:
1) Guru melakukan pemetaan standar kompetensi
dan kompe-tensi dasar untuk mata pelajaran yang
diampunya, untuk mengidentifikasi materi pembelajaran
yang dianggap sulit, melakukan perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran, dan memperkirakan alokasi
waktu yang diperlukan.
2) Guru menyertakan informasi yang tepat dan mutakhir
di dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
3) Guru menyusun materi, perencanaan dan pelaksanaan
pembe-lajaran yang berisi informasi yang tepat,
mutakhir, dan yang membantu peserta didik untuk
memahami konsep materi pembelajaran.

b. Mengembangkan Keprofesian melalui tindakan reflektif.


Aspek kompetensi ini memiliki 6 indikator sebagai berikut:
1) Guru melakukan evaluasi diri secara spesifik, lengkap,
dan didukung dengan contoh pengalaman diri sendiri.
2) Guru memiliki jurnal pembelajaran, catatan masukan dari
teman sejawat atau hasil penilaian proses pembelajaran
sebagai bukti gambaran kinerjanya.
3) Guru memanfaatkan bukti gambaran kinerjanya
untuk mengembangkan perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran selanjutnya dalam program pengembangan
keprofesian berkelanjutan (PKB).

61
Kementerian Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga Kependidikan, Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru, Buku 2, Pedoman
Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru (Pk Guru), 2011, h. 56 – 57.

Landasan Teori 33
4) Guru dapat mengaplikasikan pengalaman PKB dalam
perenca-naan, pelaksanaan, penilaian pembelajaran dan
tindak lanjutnya.
5) Guru dapat melakukan penelitian, mengembangkan
karya inovasi, mengikuti kegiatan ilmiah (misal seminar,
konferensi), dan aktif dalam melaksanakan PKB.
6) Guru dapat memnfaatkan TIK dalam berkomunikasi
dan pelaksanaan PKB.

Sembilan indikator dari dua kriteria tersebut, penulis


kembangkan menjadi item-ietem pengukuran kompetensi
profesional guru.

C. Hasil Peneli an yang Relevan


Guna menghindari duplikasi dan pengulangan penelitian terdahulu
serta untuk mengetahui letak perbedaannya dengan peneltian yang
sekarang, maka peneliti perlu melakukan telaah pustaka yang berkaitan
dengan penelitian yang sekarang. Penelitian yang sekarang berbunyi
“Pengaruh Kompetensi Profesional terhadap Efektivitas Kerja Guru
SMK Negeri di Kota Samarinda”. Adapun hasil penilitian terdahulu
yang dikaji adalah:

1. Parjuangan Lubis, “Pengaruh Profesionalisme Guru dan


Iklim Kerja terhadap Efektivitas Kerja Guru SMA Negeri
90 Jakarta”.62 Dalam pembahasannya dijelaskan bahwa
profesionalisme berpengaruh secara signifikan terhadap
efektivitas kerja guru dengan koefisien sebesar 0.497.
Berdasarkan judul penelitian Lubis tersebut, dapatlah
diselidiki persamaan dan perbedaan dengan penelitian
peneliti, yaitu:

62
Parjuangan Lubis, “Pengaruh Profesionalisme Guru dan Iklim Kerja terhadap Efektivitas
Kerja Guru SMA Negeri 90 Jakarta”, Tanzhim Jurnal Penelitian Manajemen Pendidikan, 1(2),
2016 ISSN, h. 19-29.

34 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
a. Penelitian Lubis terdiri dari 2 variabel independen, yaitu
profesionalisme guru dan iklim kerja. Salah satu vaiabel
independen yang berbunyi “profesionalisme guru” dari
penelitian Lubis adalah berkedudukan sebagai variabel
independen dalam penelitain peneliti. Perbedaannya
adalah satu variabel independen yang berbunyi “iklim
kerja” dari penelitian Lubis tidak teradapat dalam
variabel independen pada penelitian peniliti.
b. Penelitian Lubis dengan penelitain peneliti, keduanya
menggunakan analisis regresi linier. Perbedaannya adalah
Penelitian Lubis analis data yang digunakan adalah
regresi linier bergenda, sedangkan penelitian peneliti
analisis data di gunakan adalah regresi linier sederhana.
c. Penelitian Lubis dan penelitian peneliti variabel
dependennya adalah sama-sama masalah efektivitas kerja
guru. Perbedaanya adalah Penelitian Lubis dilakukan
pada guru SMA yang terletak di Jakarta, sedangkan
penelitian peneliti dilakukan pada guru SMK yang
terletak di Samarinda.

2. Sumarno, “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan


Profesi-onalisme Guru terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar
Negeri di Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes”.63
Dalam abstraknya dijelaskan bahwa kompetensi profesional
berpengaruh positif dan siginifikans terhadap kinerja guru
sebesar 39,4%.64
Berdasarkan judul penelitian Sumarno, dapatlah
diselidiki persamaan dan perbedaan dengan penelitian
peneliti, yaitu:

a. Penelitian Sumarno terdiri dari 2 variabel independen,


yaitu profesionalisme guru dan iklim kerja. Salah satu
63
Sumarno, “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Profesionalisme Guru terhadap
Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes”,Tesis,
Universitas Negeri Semarang, 2009, h. 4.
64
Ibid.

Landasan Teori 35
vaiabel independen yang berbunyi “profesionalisme
guru” dari penelitian Sumarno adalah berkedudukan
sebagai variabel independen dalam penelitain peneliti.
Perbedaannya adalah satu variabel independen yang
berbunyi “kepemimpinan kepala sekolah” dari penelitian
Sumarno tidak teradapat dalam variabel independen
pada penelitian peniliti.
b. Penelitian Sumarno dengan penelitain peneliti,
keduanya analisis datanya menggunakan regresi linier.
Perbedaannya adalah Penelitian Sumarno analis data
yang digunakan adalah regresi linier bergenda, sedangkan
penelitian peneliti analisis data yang digunakan adalah
regresi linier sederhana.
c. Penelitian Sumarno variabel dependennya berbunyi
kinerja guru. Hal ini terdapat relevansi dengan variabel
dependen pada penelitian peniliti yang berbunyi
efektivitas kerja guru, karena sama-sama membahas
masalah kerja. Walaupun demikian, namun istilah
kinerja dengan efektivitas kerja mimiliki perbedaan
makna yang bearti. Kinerja bearti penampilan kerja,
pelaksanaan kerja yang dilakukan secara benar. Adapun
efektivitas kerja bearti pelaksanaan kerja yang dilakukan
secara benar, diselesaikan tepat waktu serta memperoleh
hasil dalam jumlah dan kualitas sesuai dengan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
d. Penelitian Sumarno dilakukan untuk mengukur kinerja
guru. Hal ini senafas dengan penelitian peneliti yang
bertujuan untuk mengukur efektivitas kerja guru.
Perbedaanya adalah, Sumarno mengukur kinerja guru
Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Paguyangan
Kabupaten Brebes, Jawa tengah, sedangkan penelitian
peneliti dilakukan untuk mengukur efektivitas kerja
guru SMK Negeri di Kota Samarinda, Kalimantan
Timur. Hal ini menjelaskan bahwa jenjang satuan

36 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
pendidikan sebagai tempat tugas guru dan wilayahnya
adalah berbeda.

D. Kerangka Teori k
Sekolah merupakan lembaga pendidikan, tempat mencerdaskan
anak bangsa agar menjadi manusia yang bersumber daya. Di sekolah
terdapat salah satu pihak yang paling bertanggung jawab atas keberhasilan
pendidikan anak tersebut, yaitu guru. Pendidikan di sekolah akan berhasil
bila kerja guru efektif. Efektivitas kerja guru secara kongkrit berhubungan
dengan efektivitas pembelajaran yang meliputi perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil belajar dan evaluasi hasil
pembelajaran.65
Efektif pembelajaran tercermin bagaimana situasi dan kondisi saat
pembelajaran, antara lain pengajarannya jelas terencana, menggunakan
variasi metode pembelajaran, menggunakan variasi media/alat peraga
pendidikan, antusiasme dan terberdayakannya peserta didik. Secara rinci,
efektivitas pembelajaran dijelaskan oleh Sutikno berikut:
“Efektivitas proses pembelajaran berkaitan dengan suasana
belajar yang menyenangkan, terciptanya kondisi terbaik untuk
belajar, bentuk presentasi yang melibatkan seluruh indera,
berfikir kreatif dan kritis untuk membantu proses internalisasi
dan memberi rangsangan dalam mengakses materi pelajaran”.66

Seorang guru cenderung mampu menciptakan pembelajaran


yang efektif bila guru memiliki profesionalisme pengajaran. Menurut
Usman proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa ditentukan oleh
peranan dan kompetensi guru. Guru yang berkompeten akan mampu
menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mampu mengelola
kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal.67 Sejalan
dengan Usman, Danim mengatakan “Efektivitas pembelajaran dikelas
65
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab IV bagian kedua
Pasal 20 huruf a.
66
M. Sobry Sutikno, Pembelajaran Efektif (Mataram: NTP Press, 2005), h. 178.
67
Usman Muhammad Uzer, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya
, 2002), h. 9.

Landasan Teori 37
sangat ditentukan oleh kompetensi guru, disamping faktor lain selain
anak didik, lingkungan dan fasilitas”.68
Berdasarkan kerangkan teori tersebut, maka kerangka berpikirnya
dapat digambarkan melalui skema sebagai berikut:

Kompetensi Efektivitas Kerja


Profesional Guru

Kompetensi profesional yang tinggi menghasilkan


efektivitas kerja guru tinggi
Kompetensi profesional yang rendah
menghasilkan efektivitas kerja guru rendah

Gambar 2.1 Skema Kerangka Teori k

68
Sudarwan Danim, Agenda Pembaruan Sistem Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar:
2003), h. 32.

38 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan, Metode dan Desain Peneli an


Pendekatan yang digunakan dalam peneltian ini adalah kuantitatif
karena permasalahan yang menjadi titik tolak penelitian sudah jelas dan
peneliti ingin mendapatkan data yang akurat berdasarkan fenomena yang
empiris dan terukur.1 Permasalahan yang ditemukan dalam penelitian
ini adalah terjadinya penyimpangan yang dilakukan oleh gruru dalam
pelaksanan kerjanya, dan peneliti ingin mengetahui faktor penyebabnya.
Adapun metode yang digunakanadalah Ex post Facto, yaitu
penelitian di mana variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti
mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu penelitian”.2
Penelitian ini dilakukan tanpa manipulasi variabel bebas yang merupakan
karakteristik yang dimiliki subjek sebelum diadakan penelitian.
Selanjutnya desain yang digunakan adalah kausal untuk menganalisis
suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.3 Desain kausal dalam
penelitian ini digambarkan dengan skema berikut:

Kompetensi Profesional (X) Efektivitas Kerja Guru (Y)

Gambar 3.1 Desain Peneli an Variabel X terhadap Y

1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Cet. Ke 18, (Ban-dung:
Alfabeta, 2013), h. 23-24.
2
Sukardi. (2003). Metedologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
3
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif ... ., Op.Cit, h. 73.

39
B. Populasi dan Sampel Peneli an
1. Populasi Peneli an
Menurut Margono “Populasi adalah seluruh data yang
menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang
kita tentukan. Jadi, populasi berhubungan dengan data, bukan
manusianya”.4
Terdapat dua konsep populasi, yaitu populasi target dan
populasi terjangkau. Populasi target adalah keseluruhan entias yang
diidentifikasi sebagai representasi sesuatu yang akan diselidiki dalam
penelitian. Sedangkan populasi terjangkau adalah bagian populasi
yang dapat dijangkau oleh peneliti untuk diambil sampelnya.5
Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah guru Negeri
pada satu SMK Negeri untuk setiap kecamatan yang ada di Kota
Samarinda.
Berdasarkan hasil survei terhadap 9 kecamatan yang ada di
Kota samarinda, didapati hanya 7 kecamatan yang memiliki SMK
Negeri. Dan terdapat beberapa kecamatan yang memiliki lebih dari
satu SMK Negeri, untuk ini peneliti memelih SMK Negeri tertentu
dengan cara acak. Berikut jumlah guru Negeri pada tujuh SMK
Negeri di Kota Samarinda:

Tabel 3.1 Da ar Jumlah Guru Negeri pada 7 SMK Negeri di Kota


Samarinda
No Nama SMK Jumlah Guru Kecamatan
1 SMK Negeri 7 30 Kecamatan Samarinda Kota
2 SMK Negeri 11 16 Kecamatan Palaran
3 SMK Negeri 12 18 Kecamatan Sungai Kunjang
4 SMK Negeri 14 21 Kecamatan Loajanan Ilir
5 SMK Negeri 16 12 Kecamatan Samarinda Utara
6 SMK Negeri 17 12 Kecamatan Samarinda Ulu

4
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Cet. 8 (Jakarta, Rineka Cipta: 2010),
h. 118.
5
Susilo, Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Poliyama Widya Pustaka, 2009), h. 73.

40 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
No Nama SMK Jumlah Guru Kecamatan
7 SMK Negeri 20 15 Kecamatan Sambutan
Jumlah 124 7 Kecamatan

2. Sampel Peneli an
Sampel merupakan representasi dari keberadaan populasi
penelitian. Menurut Sugiyono “Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.6
Adapun teknik pengambilan sampel adalah suatu cara
memilih sampel untuk studi tertentu.7Teknik pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster sampling, yaitu
teknik pengambilan sampel berdasarkan kelompok, daerah yang
secara alami berkumpul bersama.8
Guna mendapatkan jumlah sampel guru pada tujuh sekolah,
digunakan rumus Slovin:9
ܰ
݊ൌ
ܰሺ݁ሻଶ ൅ ͳ

Keterangan
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = error term (0,05)

Hasil perolehan samplel adalah:


ଵଶସ
݊ൌ  ൌ ͻͶǤ͸ͷ͸ǡ ൎ95.
ଵଶସሺ଴ǡ଴ହሻమ ାଵ

6
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Op.Cit., h. 81.
7
Jonathan Sarwono, Buku Pintar IBM SPSS Statistics 19, (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2006), h. 112.
8
Ibid., h. 112.
9
Husein Umar, Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Umum, 2003), h. 146.

Metodologi Penelitian 41
Selanjutnya teknik pengambilan sampel guru untuk setiap
sekolah digunakan proportional cluster randem sampling, yaitu teknik
pengambilan subyek dari setiap strata atau setiap wilayah ditentukan
seimbang dan sebanding dengan banyaknya subyek dalam masing-
masing strata atau wilayah.10
Perhitungan sampel setiap sekolah dilakukan dengan
menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:11
݊
ܰ ൌ  ‫ݔ‬௡
ܵ
Keterangan:
ܰ = jumlah sampel tiap sekolah
݊ = jumlah populasi tiap sekolah
ܵ = jumlah total populasi di semua sekolah
‫ݔ‬௡ = sampel semua sekolah

Hasil sampel guru untuk masing-masing sekolah adalah


sebagai berikut:

Tabel 3.2 Sampel Guru se ap Sekolah

No Nama Sekolah Jumlah Guru Jumlah Sampel


͵Ͳ
1 SMK Negeri 7 30 ͳʹͶ
‫ͻ ݔ‬ͷ ൌ ʹ͵

ͳ͸
2 SMK Negeri 11 16 ͳʹͶ
‫ͻ ݔ‬ͷ ൌ ͳʹ

ͳͺ
3 SMK Negeri 12 18 ͳʹͶ
šͻͷ ൌ ͳͶ

ʹͳ
4 SMK Negeri 14 21 ͳʹͶ
šͻͷ ൌ ͳ͸

ͳʹ
5 SMK Negeri 16 12 ͳʹͶ
šͻͷ ൌ ͻ

ͳʹ
6 SMK Negeri 17 12 ͳʹͶ
šͻͷ ൌ ͻ

10
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi v,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 116.
11
Husein Umar, Loc. Cit..

42 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
No Nama Sekolah Jumlah Guru Jumlah Sampel
ͳͷ
7 SMK Negeri 20 15 ͳʹͶ
šͻͷ ൌ ͳʹ

JUMLAH 124 95

Bedasarkan perolehan sampel guru untuk setiap sekolah


tersebut, kemudian sampling dilakukan dengan cara acak untuk
menetapkan guru sebagai subyek penelitian.

C. Variabel Peneli an
Menurut Sugiono, Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya.12
Dalam penelitian ini terdapat 1 variabel bebas sebagai varabel yang
diduga sebagai variabel pengaruh dan 1 variabel terikat yang diduga
sebagai variabel yang dipengaruhi. Berikut skemanya:

X Y

Gambar 3.2 Skema variabel Peneli an

Keterangan:
X = kompetensi profesional
Y = variabel efektivitas kerja guru

D. Teknik Pengumpulan Data


Guna memperoleh data utama, peniliti menyerahkan keusioner
kepada guru sebagai subyek penelitian yang berisi pernyataan untuk
dijawab responden. Kata Sugiyono, “Kuesioner merupakan teknik

12
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif... , Op.Cit. h. 38.

Metodologi Penelitian 43
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.13
Angket ini digunakan untuk mendapatkan data melalui panda-
ngan atau sikap responden terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah
dan efektivitas kerja guru dengan menggunakan skala lima dan dengan
alternatif jawababan a) sangat setuju; b) setuju; c) netral; d) tidak setuju;
dan e) sangat tidak setuju. Alternatif bobot jawaban untuk pernyataan
positif adalah a) 5; b) 4; c) 3; d) 2; dan e) 1. Adapun alternatif bobot
jawaban untuk pernyataan negatif adalah a) 1; b) 2; c) 3; d) 4; dan d)
5.
Sebagai tindak lanjut dari hasil temuan penelitian, peneliti
mewancarai beberapa responden untuk mendapatkan informasi lebih
mendalam tentang sebab-sebab timbulnya gejala hasil temuan dan solusi
yang ditawarkan sebagai perbaikan.

E. Devinisi Konseptual dan Devinisi Operasional Variabel


Peneli an
1. Devinisi Konseptual Efektivitas Kerja Guru
Efektivitas kerja guru adalah ketercapaian pelaksanaan tugas
guru yang dilakukan dengan benar dan diselesaikan tepat waktu.

2. Devinisi Konseptual Kompetensi Profesional


kompetensi profsional guru adalah seperangkat kemam-puan
bidang pengajaran yang harus dimiliki oleh guru.

3. Devinisi Operasional Efektivitas Kerja Guru


Efektivitas kerja guru adalah keterlaksanaan butir tugas guru
mata pelajaran yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanan
proses pembelajaran, penilaian hasil belajar siswa dan mengevaluasi.

4. Devinisi Operasional Kompetensi Profesional


Kompetensi profesional adalah seperangkat kemampuan guru
terhadap bidang pengajaran di sekolah yang meliputi penguasaan

13
Ibid., h. 142.

44 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
terhadap materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu dan mengembangkan
keprofesian melalui tindakan reflektif.

F. Kisi-kisi Instrumen Peneli an


1. Kisi-Kisi Instrumen Efek vitas Kerja Guru
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Efek vitas kerja Guru
Dimensi
Indikator Butir
Tugas Pokok
Perencanaan 1) Guru 1. Melakukan analisis kuri-kulum/
Pembelajaran menyusun silabus untuk me-ngetahui jenis
bahan sumber belajar yang dibutuhkan
ajar secara
2 Melakukan analisis sum-ber
runut, logis,
belajar berdasarkan keterse-
konstektual dan
diaan, kesesuaian dan kemu-
mutakhir
dahan sumber tersebut.
3. Membuat struktur bahan ajar
secara praktis.
2) Guru 4. Melakukan penyusunan pro-
merencanakan gram tahunan dan pro-gram
kegiatan semester
pembelaja-ran
5. Melakukan penyusunan ren-
yang efektif
cana pelaksanaan pembe-lajaran
(RPP)
6. Melakukan pemilihan metode
yang tepat untuk pembe-lajaran
7. Melakukan persiapan dan
memperdalam materi pelaja-ran
8. Merencanakan strategi
pembelajaran.

Metodologi Penelitian 45
Dimensi
Indikator Butir
Tugas Pokok
Pelaksanaan 3) Guru memulai 9. Guru menata ruang pem-
Pembelajaran pem-belajaran belajaran, menata duduknya
siswa dan meminta agar siswa
mengeluarkan buku pelajaran.
10. Guru menyinggung pem-
bahasan materi sebelum-nya
dan menghubungkan dengan
materi yang sedang dipelajari
11. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran dan kom-petensi
yang harus dikuasai
4) Guru 12. Mengorganisasikan secara
menguasai sistematis materi pelajaran
materi pelajaran
13. Menghubungkan materi
pelajaran dengan pengeta-huan
yang dimiliki siswa dalam
pembelajaran
14. Mengaitkan materi pelajaran
dalam pembelajaran dengan
kenyataan faktual
15. Menyampaikan pemba-hasan
materi pelajaran secara luas dan
mendalam
5) Guru 16. Menerapkan model pem-
menerapkan belajaran sesuai kemam-puan
pendekatan/ dan karakteristik siswa
strategi
17. Menerapakan metode pem-
pembelajaran
belajaran sesuai karakter materi
yang efektif
dan tujuan pembe-lajaran
18. Pembelajaran yang menarik
bagi siswa

46 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
Dimensi
Indikator Butir
Tugas Pokok
6) Guru memicu 19. Menerapkan berabagai strategi
dan/atau agar siswa berperan aktif dalam
memelihara pembelajaran
ketertiban
siswa dalam
pembelaja-ran
Penilaian Hasil 7) Guru 20. Menerapkan berbagai strategi
Pembelajaran mengakhiri agar suasana dan ketertiban
pembelajaran pembelajaran terjaga
dengan efektif
21. Memberi umpan balik kepada
siswa tentang kompetensi yang
telah dibahas
22. Menyimpulkan kompe-tensi
yang telah dibahas
23. Menginformasikan kepada
siswa tentang rencana
pembelajaran selanjutnya
8) Guru 24. Melakukan penyusunan alat
merancang alat penilaian hasil belajar siswa
evaluasi untuk 25. Melakukan penyusunan
mengukur program evaluasi hasil
kemajuan dan pembelajaran
kberhasilan 26. Melakukan penyusunan
belajar peserta program perbaikan dan
didik. pengayaan
9) Guru 27. Memiliki buku catatan
menggunakan penilaian hasil belajar siswa
berbagai 28. Melakukan penilaian dengan
strategi dan berbagai teknik dan metode
metode penilaian.
penilaian 29. Melakukan penilaian disetiap
untuk selesai satu standar kompetensi
memantau

Metodologi Penelitian 47
Dimensi
Indikator Butir
Tugas Pokok
kemajuan dan
hasil belajar
peserta didik.
10) Guru 30. Melakukan analisis nilai
memanfaatkan hasil belajar siswa untuk
hasil penilaian mengidentifikasi materi yang
unuk sudah & belum dikuasai siswa
memberikan 31. Menyampaikan hasil belajar
umpan balik siswa untuk dilakukan
bagi peserta perbaikan dan pengayaan
didik tentang 32. Memanfaatkan nilai hasil
belajarnya belajar siswa sebagai bahan
dan bahan rancangan pembelajaran
penyusunan selanjutnya
rancangan
pembelajaran
selanjutnya.

2. Kisi-Kisi Instrumen Kompetensi Profesional


Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Kompetensi Profesional
Dimensi Indikator Butir
1. Menguasai 1. Guru 1. Guru menyusun program
materi, memetakan tahunan dan program se-
struktur, standar mester mata pembelajaran
konsep, dan kompetensi dan 2. Guru menelaah konsep yang
pola pikir kompetensi dianggap sulit dari materi pe-
keilmuan da-sar mata lajaran
yang men- pelajaran, 3. Guru menyusun RPP de-ngan
dukung mengidentifikasi mengemabangkan pe-mikiran
mata pela- ma-teri yang keilmuan yang dimi-liki
jaran yang dianggap sulit, 4. Guru melakukan pembela-
diampu. merencanakan jaran dengan menggunakan

48 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
Dimensi Indikator Butir
dan strategi jitu untuk mencipta-
melaksanakan kan pembe-lajaran yang
pembelajaran. menarik
2. Guru 5. Guru menyusun materi pem-
menyertakan belajaran sesuai kemampu-an
informasi siswa agar mudah me-mahami
yang tepat dan materi pelajaran
kekinian dalam 6. Guru merencanakan stra-tegi
rencana dan pembelajaran yang te-pat agar
pelak-sanaan siswa mudah me-mahami
pembelaja-ran. materi pelajaran
3. Guru menyusun 7. Guru mengutamakan aktivi-
ma-teri, tas pembelajaran pada as-pek-
merencanakan aspek pokok dan pen-ting
dan dari materi pelaja-ran
melaksanakan 8. Guru membimbing siswa
pembelajaran untuk memahami materi
yang berisi pelajaran
informasi yang
tepat, mutakhir,
yang membantu
peserta
didik untuk
memaha-mi
konsep materi
pembelajaran.
2. Mengem- 4. Guru melakukan 9. Guru melakukan evaluasi diri
bangkan evaluasi diri yang untuk menemukan kelema-
ke-profesian didukung contoh han dan kekurangan pem-
me-lalui pengalaman belajaran yang ia lakukan
tindakan dirisendiri
reflektif. 10. Guru memiliki bukti
cata-tan evaluasi diri hasil
pembelajaraan

Metodologi Penelitian 49
Dimensi Indikator Butir
11. Guru menemukan kelema-
han dan kekurangan da-lam
pembelajaran yang ia lakukan.
5. Guru memiliki 12. Guru memiliki jurnal pem-
jurnal belajaran.
pembelajaran, 13. Guru mencatat setiap se-lesai.
catatan masukan pelaksanaan pem-belajaran ke
dari teman dalam jurnal yang ia miliki.
gambaran 14. Guru memiliki catatan dari
kinerjanya teman sejawat/ kepala se-
kolah tentang kelemahan-nya
dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
6. Guru 15. Setelah dilakukan penilai-
memanfaat-kan an kinerja, guru berusaha
bukti gambaran memperbaiki dan mengem-
kinerjanya untuk bangkan perencanaan
mengembangkan pembelajaran.
perencanaan 16. Catatan tentang kekura-ngan
dan pelaksanaan kinerja, guru meng-gunakan
pem-belajaran untuk perbaikan pelaksanaan
selanjut-nya pembelaja-ran berikutnya
dalam program 17. Setelah dilakukan penilaian
pengembangan kinerja, guru tertarik dan
ke-profesian berinisiatif melakukan pene-
berkelan-jutan litian tindakan kelas/mem-
(PKB). buat karya inovasi pembela-
jaran
7. Guru dapat 18. Guru memiliki bukti lapo-
melaku-kan ran hasil penelitian tinda-
penelitian, me- kan kelas/karya inovasi
ngembangkan pemebalajaran.
karya inovasi, 19. Guru dapat melakukan pe-
mengikuti nelitian/ pembuatan karya
kegiatan ilmiah inovasi pembelajaran.

50 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
Dimensi Indikator Butir
dan aktif dalam 20. Guru sering mengikuti ke-
pelaksa-naan giatan pendidikan dan pe-
PKB latihan serta aktif dalam
MGMP.
8. Guru dapat 21. Hasil dari PTK/Diklat, guru
meng- menerapkan dalam peren-
aplikasikan canaan dan pelaksaan proses
penga-laman pembe-lajaran.
PKB dalam 22. Hasil dari PTK/ karya ino-
perencanaan, vasi/ pendidikan dan pela-
pe-laksanaan, tihan, guru merapkan da-lam
penilai-an me-lakukan penilaian dan eva-
pembelajaran. luasi hasil belajar siswa.
dan tindak 23. Guru melakukan program
lanjut-nya. perbaikan terhadap siswa yang
gagal belajar dan me-lakukan
pengayaan terha-dap siswa
yang pandai
9. Guru dapat 24. Guru menggunakan inter-net
meman-faatkan untuk mencari informa-si
TIK dalam baru tentang pendidikan
berkomunikasi
25. Guru menggunakan internet
dan pelaksanaan
untuk mendapat pengeta-
PKB.
huan penelitain pendidikan/
karya inovasi pembelajaran.

G. Pengujian Instrumen
Instrumen penelitian ini diujicobakan terhadap 22 responden guru
SMK Negeri 6 Samarinda. SMK Negeri 6 Samarinda ditetapkan sebagai
tempat uji coba instrumen berdasarkan pertimbangan bahwa sekolah
tersebut terletak diantara pinggiran dan pertengahan kota Samarinda.
Hasil uji coba Instrumen penelitian tersebut perlu dilakukan uji
validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas “… merupakan dukungan bukti

Metodologi Penelitian 51
dan teori terhadap penafsiran skor tes sesuai dengan tujuan penggunaan
tes. Oleh karena itu, validitas merupakan fundamen paling dasar dalam
mengembangkan dan mengevaluasi suatu tes”.14
Kriteria pengambilan keputusan dalam uji validitas adalah: Jika sig.
≤ 0,05, berati item instrumen berkorelasi dengan skor total atau valid.
Dan jika sig. > 0,05), bearti item instrumen tidak berkorelasi dengan
skor total atau tidak valid.
Adapun uji reliabilitas dilakukan agar instrumen terpercaya,
sebagaimana pernyataan Suharsimi, “Suatu tes dikatakan memiliki
tingkat kepercayaan yang tinggi apabila tes tersebut dapat memberikan
hasil yang tetap.15
Kriteria uji reliabilitas: Jika nilai Cronbach’s Alpha ≥ 0.60, maka
dinyatakan reliabel. Dan jika nilai Cronbach’s Alpha < 0.60, maka
dinyatakan tidak reliabel.
Setelah dilakukan pengujian validitas dan reliabiltas, hasilnya adalah:

1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilatas Instrumen Efektivitas Kerja


Guru
Instrument efektivitas kerja guru yang diujicobakan ini terdiri
dari 32 butir. Bedasarkan hasil uji validitas, ke-32 butir instrumen
tersebut diperoleh nilai signifikansi lebih kecil dari taraf alpha (sig.
< 0,05). Hal ini berarti semua butir instrumen efektivitas kerja guru
tersebut adalah valid.16 Selanjutnya instrumen tersebut diujicobakan
lagi untuk memperoleh reliabilitas.
Berdasarkan hasil uji reliablitas diperoleh bahwa instrumen
efektivitas kerja guru memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.960
> 0,60. Hal ini menunjukkan bahwa instrument efektivitas kerja
guru memiliki reliabiltas.17

14
Djemari Mardapi, Pengukuran Penilaian & dan Evaluasi Pendidikan, Cet. kesatu,
(Yokyakarta: Nuha Medika 2012),h. 37.
15
Ibid., h. 100.
16
Output Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Efektivitas Kerja Guru dalam Lampiran.
17
Output Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Efektivitas Kerja Guru dalam Lampiran.

52 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
2. Hasil Uji Validitas dan Reliabiltas Instrumen Kompetensi
Profesional
Instrument kompetensi profesional yang diujicobakan ini
terdiri dari 25 item. Berdasarkan hasil uji validitas, didapatkan 22
item instrumen yang memiliki nilai siginifikansi lebih kecil dari taraf
kritis (sig. < 0,05), yang bearti valid. Sedangkan 3 item instrumen
yang lain yaitu item 20, 24 dan 25 memiliki nilai siginifikansi lebih
besar dari taraf kritis (sig. > 0,05), yang bearti tidak valid. Ke-3 item
instrumen yang tidak valid tersebut peneliti perbaiki kemudian
mengujicobakan kembali hingga didapatkan instrumen yang
shahih.18 Pengulangan uji coba instrumen tersebut selain bertujuan
untuk mendapatkan validitas, juga untuk memperoleh reliabilitas
instrumen. Dengan demikian instrumen yang perlu dilakukan uji
reliabelitas adalah tetap sebanyak 25 item.
Berdasarkan hasil uji reliablitas diperoleh bahwa instrumen
kompetensi professional memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar
.968 > 0,60. Hal ini menunjukkan bahwa instrument kompetensi
professional memiliki reliabiltas.19

H. Analisis Deskrip f
Penelitian ini berjenis kuantitatif, sehinggadata perlu dianalisis
melalui dua pendekatan, yaitu pendekatan statistik deskriptif dan
pendekatan statistik inferensial.20
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan keadaan suatu
gejala yang telah direkam melalui alat ukur kemudian diolah sesuai dengan
fungsinya. “Statistika deskriptif berkenaan dengan deskripsi data misal
dari menghitung rata-rata dan varian dari data mentah, mendeskripsikan

18
Output Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kompetensi Profesional dalam Lampiran.
19
Output Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Kompetensi Profesional dalam
Lampiran.
20
Mabadik, “Amang Fahur’s Blog”, Tekinik Analisis Data Kuantitatif, diakses dari: https://
mabadik.wordpress.com/2010/07/10/teknik-analisis-data-kuantitatif/, pada tanggal 03 Juni 2018.

Metodologi Penelitian 53
menggunakan tabel-tabel atau grafik sehingga data mentah lebih mudah
dibaca dan lebih bermakna”.21
Guna mendeskripsikan data penelitian, maka digunakan skala
interval tabel pengkategorian untuk mengetahui kualitas masing-masing
variabel penelitian.

I. Uji Prasyarat
1. Uji Normalitas
Sebaran data dikatakan baik jika data tersebut berdistribusi
normal. Untuk menguji kenormalan suatu data digunakan uji
Kolomogorof-Smirnov. Menurut Suliyanto “Uji normalitas
menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov
merupakan uji menggunakan fungsi distribusi kumulatif. Nilai
residual terstandarisasi berdistribusi normal jika K hitung < K tabel
atau Sig. > alpha”.22
Dalam penelitian ini, untuk menguji kenormalan suatu data
digunakan program SPSS 16.0 for Windows dengan taraf signifikansi
0,05. Kriteria uji yang digunakan adalah apabila Sig. lebih besar
dari nilai kritis 0,05 berarti data berasal dari populasi berdistribusi
normal. Dan apabila Sig. lebih kecil dari nilai kritis 0,05 berarti data
berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.

2. Uji Linieritas
Uji inidigunakan untuk melihat apakah terjadi hubungan
yang linier atau tidak antar variabel. Uji yang digunakan adalah
uji Mean-Test for Linearity menggunakan SPSS. Dua variable
dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila nilai signifikansi
pada Linearity kurang dari 0,05.23
21
Riyanto, “Definisi Statistika Deskriptif dan Statistika Inferensial”, diakses dari: http://
blog.re.or.id/ definisi-statistika-deskriptif-dan-statistika-inferensial.htm, pada 16 April 2013.
22
Suliyanto, Ekonometrika Terapan: Teori Dan Aplikasi Dengan SPSS, Edisi 1, (Yogyakarta:
Andi Yogyakarta), h. 75.
23
Dwi Priyatno, SPSS 22 Pengolah Data Terpraktis, Edisi 1, (Yogyakarta: Andi, 2014),
h. 40.

54 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
Kriteria pengujiannya adalah kelinieran dipenuhi oleh data
bila angka signifikansi kurang dari 0,05. Angka signifikansi yang
lebih besar dari 0,05 menunjukkan kelinieran tidak dipenuhi.

J. Analisis Regresi Linier Sederhana, Analisis Koefisien


Determinasi dan Uji t
1. Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana adalah suatu persamaan yang
menggambarkan pengaruh satu variabel bebas terhadap variabel
terikat. Persamaan regresi linier sederhana adalah sebagai berikut:

ܻ = ߙ+ ȕܺ+
Keterangan:
ܻ = efektivitas kerja guru
ߙ = intersep/konstanta
β = koefisien regresi (kompetensi profesional)
= eror dari model

2. Koefisien Determinasi (R2)


Koefisien determinasi digunakan untuk menghitung
kemampuan model regresi dalam menjelaskan perubahan variabel
tergantung akibat variasi variabel bebas. Bila R2 semakin mendekati
1 atau 100% berarti semakin baik model regresi tersebut dalam
menjelaskan variabilitas variabel tergantung.

3. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji apakah variabel bebas
mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Untuk menguji
hipotesis digunakan uji signifikansi. Jika nilai signifikansi lebih kecil
dari 0,05, maka terima hipotesis satu (H1) dan menolak hipotesis
nol (H0), demikian pula sebaliknya.

Metodologi Penelitian 55
K. Hipotesis Sta s k dan Hipotesis Peneli an
Hipotesis merupakan dugaan kebenaran yang bersifat semen-tara.
Berdasarkan kajian landasan teori dan kerangka teori yang telah dibahas,
maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H0 : β < 0 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan kompetensi
profesional terhadap efektivitas kerja guru SMK Negeri
di kota Samarinda.
Ha : β > 0 = Terdapat pengaruh yang signifikan kompetensi
profesional terhadap efektivitas kerja guru SMK Negeri
di kota Samarinda.

56 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan disajikan deskripsi SMK Negeri di Kota


Samarinda, waktu dan tempat penelitian, deskripsi data hasil penelitian,
uji prasyarat, analisis regresi linier sederhana, analisis koefisien determinasi,
uji hipotesis, pembahasan hasil penelitian, dan Keterbatasan penelitian.

A. Deskripsi SMK Negeri di Kota Samarinda


Terdapat 20 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) yang
tersebar pada 7 kecamatan di Kota Samarinda. Setiap SMK Negeri di Kota
samarinda, menyediakan banyak jurusan, sedikitnya 3 jurusan dan paling
banyak 10 jurusan. SMK Negeri yang menyediakan hanya 3 jurusan yaitu
SMK Negeri 7 Samarinda yang terletak di Jl. Aminah Syukur No.82,
Sungai Pinang Luar, Kec. Samarinda Kota, Kota Samarinda. Adapun
sekolah yang menyediakan 10 jurusan yaitu SMK Negeri 2 yang terletak
di Jl. A. Wahab Syahranie No.01, Air Hitam, Kec. Samarinda Ulu, Kota
Samarinda.
Umumnya antara SMKN yang satu dengan SMKN yang lain
memiliki jurusan yang berbeda, namun beberapa SMKN menyediakan
jurusan yang sama dengan SMKN yang lain. Jurusan yang paling banyak
tersedia pada SMKN di Kota Samarinda adalah jurusan Multimedia
yang terdapat pada 11 SMK Negeri, jurusan Akuntansi dan Keuangan
Lembaga yang terdapat pada 10 SMK Negeri, jurusan Teknik Komputer
dan Jaringan yang terdapat pada 8 SMK Negeri, jurusan Otomatisasi dan
Tata Kelola Perkantoran yang terdapat pada 8 SMK Negeri, dan jurusan
Teknik Sepeda Motor terdapat pada 5 SMK Negeri. Seluruh SMK Negeri
tersebut telah memiliki guru dengan keahlian khusus sesuai dengan
bidang kejuruan yang terdapat pada sekolah tersebut.

57
B. Waktu dan Tempat Peneli an
Penelitian ini memerlukan waktu kurang lebih satu bulan, yaitu
dari tanggal 2 Januari sampai dengan tanggal 31 Januari 2018. Adapun
penelitian dilakukan pada tujuh SMK Negeri yang terdapat pada 7
kecamatan di Kota Samarinda. Berikut 7 nama SMK Negeri sebagai
lokasi penelitian dan alamatnya:

Tabel 4.1 Da ar 7 SMK Negeri di Kota Samarinda

No Nama Sekolah Alamat Sekolah


1 SMK Negeri 7 Jl. Aminah Syukur No. 82, Kota Samarinda
75117. Telp. 0541-7777769.

2 SMK Negeri 11 Jl. Solo 3, RT 19, Blok B Kelurahan Simpang


Pasir, Kec. Palaran Kota Samarinda. 75243. Telp.
0541-6213009.
3 SMK Negeri 12 Jl. Ekonomi No. 69, RT. 11 Kel. Loa Buah, Kec.
Sungai Kunjang, Kota samarinda 75130. Telp.
0541-6276164.

4 SMK Negeri 14 Jl. H.A.M.M Rifaddin, Loajanan Ilir, Kota


Sama-rinda. 75391. Telp. 0541-4114936.
5 SMK Negeri 16 Jl. Bengkuring Raya 2 Perumnas Bengkuring,
Sempaja Timur, Kec. Samarinda Utara, Kota
Samarinda 75119. Telp. 0541-7776466
6 SMK Negeri 17 Kadrie Oning RT 17, Air Hitam, Samarinda
Ulu, Kota Samarinda 75124. Telp. 0541-
738879.
7 SMK Negeri 20 Jl. Tatako, Sungai Kapih, Kec. Sambutan, Kota
Samarinda 75117. Telp. 0541-732938.
Sumber Data: Kemendikbud Provinsi Kalimantan Timur, 2018.

58 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
C. Deskripsi Data Hasil Peneli an
Analisis deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui kualitas masing-
masing variabel penelitian melalui pengktegorian dan untuk mengetahui
kualitas butir yang nilainya terendah dari variabel yang bersangkutan.

1. Pengkategorian Variabel Efektivitas Kerja Guru


Data hasil penelitian variabel efektivitas kerja guru ini, dijaring
melalui angket sebanyak 32 item pernyataan dengan menggunakan skala
5. Secara teoritik, diperoleh skor minimum 32 sampai skor maksimum
160, dan secara empirik data menyebar dari yang terendah hingga yang
tertinggi.
Guna mengetahui tingkat efektivitas kerja guru, maka dibuatlah
tabel kategori sebagai berikut:1

a. Nilai Mean = (skor maks + skor minim)/2


= (160 +32)/2 = 96

b. Nilai Standard Deviasi (SD) = jangkauan/ 6


= 128/6 = 21.

c. Kategori Sangat Rendah = X < M - 1,5SD


= X < 96 - 1,5 x 21
= X < 96 - 31,5
= X < 64,5

d. Kategori Rendah = M - 1,5SD < X < M – 0,5SD


= 96 - 1,5 x 21 < X < 96 – 0,5 x 21
= 96 - 31,5 < X < 96 – 10,5
= 64,5 < X < 85,5

e. Kategori Sedang = M - 0,5SD < X < M + 0,5SD


= 96 - 0,5 x 21 < X < 96 + 0,5 x21

1
Saifudin Azwar, “Kelompok Subjek Ini Memiliki Harga Diri yang Rendah”; Kok, Tahu...?
Buletin Psikologi, 1993, No. 2, h. 13-17.

Hasil Penelitian dan Pembahasan 59


= 96 - 10,5 < X < 96 + 10,5
= 85,5 < X < 106,5

f. Kategori Tinggi = M + 0,5SD < X < M + 1,5SD


= 96 + 0,5 x 21 < X < 96 + 1,5 x 21
= 96 + 10,5 < X < 96 + 31,5
= 106,5 < X 127,5

g. Kategori Sangat Tinggi = M + 1,5SD < X


= 96 + 1,5 x 21 < X
= 96 + 31,5 < X
= 127,5 < X

Setelah diketahui interval kategori, selanjutnya dihitung persentase


setiap tingkat kategori dari variabel efektivitas kerja guru yang disajikan
dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2 Persentase Kategori Efek vitas Kerja Guru


No Kategori Rentang Skor Frekuensi Persentase
1 Sangat Tinggi 127,5 < X 25 26,32%

2 Tinggi 106,5 < X < 127,5 23 24,21%


3 Sedang 85,5 < X < 106,5 19 20,00%
4 Rendah 64,5 < X < 85,5 18 18,95%
5 Sangat Rendah X < 64,5 10 10,53%
Jumlah 95 100%
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa terdapat 25 guru atau 26,32%
efektivitas kerja guru berkategori sangat tinggi, terdapat 23 guru atau
24,21% efektivitas kerja guru berkategori tinggi, terdapat 19 guru atau
20,00% efektivitas kerja guru berkategori sedang, terdapat 18 guru atau
18,95% efektivitas kerja guru berkategori rendah, dan terdapat 10 guru
atau 10,53% efektivitas kerja guru berkategori sangat rendah.

60 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
Hasil pengkategorian efektivitas kerja guru tersebut dapat dijelaskan
bahwa terdapat 29,48% (10,53% + 18,95%) efektivitas kerja guru berada
dalam kategori rendah dan sangat rendah.
Butir yang nilainya terendah pertama dari efektivitas kerja guru
adalah butir menyusun program tahunan dan program semester setiap
tahun ajaran. Sedangkan butir yang nilainya terendah kedua dari
efektivitas kerja guru adalah butir menysusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) pada awal tahun ajaran. Kedua butir yang nilainya
terendah pertama dan butir yang nilainya terendah kedua dari efektivitas
kerja guru tersebut dijelaskan sebagai berikut:

a. Menyusun Program Tahunan dan Program Semester


Menyusun program tahunan dan program semester adalah
butir yang nilainya terendah pertama dari efektivitas kerja guru.
Variasi persentase guru menyusun program tahunan dan program
semester dimuat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.3 Persentase Guru Menyusun Program Tahunan dan


Program Semester
Saya menyusun prota dan
No Frekuensi Persentase
promes setiap tahun ajaran
1 Sangat setuju 10 10,53%
2 Setuju 6 6,32%
3 Netral 18 18,95%
4 Kurang setuju 32 33,68%
5 Tidak setuju 29 30,53%
Jumlah 95 100,00%

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa terdapat10 guru atau 10,53%


guru yang selalu menyusun program tahunan dan program semester
setiap tahun ajaran. Terdapat 6 guru atau 6,32% guru yang sering
menyusun program tahunan dan program semester setiap tahun
ajaran. Terdapat 18 guru atau 18,95% guru yang kadang-kadang
menyusun program tahunan dan program semester setiap tahun

Hasil Penelitian dan Pembahasan 61


ajaran. Terdapat 32 guru atau 33,68% guru yang jarang menyusun
program tahunan dan program semester setiap tahun ajaran. Dan
terdapat 29 guru atau 30,53% guru yang tidak pernah menyusun
program tahunan dan program semester setiap tahun ajaran.
Melalui tabel 4.3 tersebut dapat ditegaskan, bahwa terdapat
64,21% (33,68% + 30,53%) guru yang jarangdan guru yang tidak
pernah menyusun program tahunan dan program semester setiap
tahun ajaran.

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajarn (RPP)


Menyusun RPP pada awal tahun ini adalah butir nilainya
terendah kedua dari efektivitas kerja guru. Variasi persentase guru
menyusun RPP pada awal tahun ajaran ini dijelaskan dalam tabel
berikut:

Tabel 4.4 Persentase Guru Menyusun RPP Awal Tahun Ajaran


Saya menyusun RPP pada
No Frekuensi Persentase
awal tahun ajaran
1 Sangat setuju 4 4,21%
2 Setuju 18 18,95%
3 Netral 18 18,95%
4 Kurang setuju 26 27,37%
5 Tidak setuju 29 30,53%
Jumlah 95 100%

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa terdapat 4 guru atau 4,21%


guru yang selalu menyusun RPP pada awal tahun ajaran. Terdapat
18 guru atau 18,95% guru sering menyusun RPP pada awal
tahun ajaran. Terdapat 18 guru atau 18,95% guru yang kadang-
kadang menyusun RPP pada awal tahun ajaran. Terdapat 26 guru
atau 27,372% guru yang jarang menyusun RPP pada awal tahun
ajaran. Dan terdapat 29 guru atau 30,53% guru yang tidak pernah
menyusun RPP pada awal tahun ajaran.

62 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
Melalui Tabel 4.4 dapat ditegaskan, bahwa terdapat 57,90%
(27,37% + 30,57%) guru yang jarang dan guru yang tidak pernah
menyusun RPP pada awal tahun ajaran.

2. Pengkategorian Variabel Kompetensi Profesional


Data hasil penelitian dari variabel kompetensi profesional ini dijaring
melalui angket sebanyak 25 item pernyataan dengan menggunakan skala
5. Secara teoritik, diperoleh skor minimum 25 sampai skor maksimum
125, dan secara empirik data menyebar dari yang rendah hingga yang
tertinggi.
Guna mengetahui tingkat kompetensi profesional guru, maka
dibuatlah tabel kategori dengan langkah sebagai berikut:2

1. Nilai Mean = (skor maks. + skor minim) /2


= (125 + 25)/2 = 75
2. Nilai Standard Deviasi (SD) = jangkauan / 6
= 100/6 = 17
3. Kategori Sangat Rendah = X < M - 1,5SD
= X < 75 - 1,5 x 17
= X < 75 - 25,5
= X < 49,5
4. Kategori Rendah = M - 1,5SD < X < M – 0,5SD
= 75 - 1,5 x 17 < X 75 - 0,5 x 17
= 75 - 25,5 < X < 75 - 8,5
= 49,5 < X < 66,5
5. Kategori Sedang = M - 0,5SD < X < M + 0,5SD
= 75 - 0,5 x 17 < X < 75 + 0,5 x 17
= 75 – 8,5 < X < 75 + 8,5
= 66,5 < X < 83,5
6. Kategori Tinggi = M + 0,5SD < X < M + 1,5SD
= 75 + 0,5 x 17 < X < 75 + 1,5 x 17
= 75 + 8,5 < X < 75 + 25,5

2
Ibid.

Hasil Penelitian dan Pembahasan 63


= 83,5 < X < 105,5
7. Kategori Sangat Tinggi = M + 1,5SD < X
= 75 + 1,5 x 17 < X
= 75 + 25,5 < X
= 105,5 < X

Setelah diketahui interval kategori kompetensi profesional guru


tersebut, selanjutnya dihitung persentasenya setiap kategori kompetensi
profesional yang disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.5 Persentase Kategori Kompetensi Profesional


No Kategori Rentang Skor Frekuensi Persentase
1 Sangat Tinggi 105,5 < X 5 5,26%
2 Tinggi 83,5 < X < 105,5 37 38,95%
3 Sedang 66,5 < X < 83,5 16 16,84%
4 Rendah 49,5 < X < 66,5 23 24,21%
5 Sangat Rendah X < 49,5 14 14,74%
Jumlah 95 100%

Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa variabel kompetensi


profesional pada kategori sangat tinggi sebanyak 5 guru atau 5,26%,
kategori tinggi sebanyak 37 guru atau 38,95%, kategori sedang sebanyak
16 guru atau 16,84%, kategori rendah sebanyak 23 guru atau 24,21%,
dan kategori sangat rendah sebanyak 14 guru atau 14,74%.
Hasil kategori tersebut dapat ditegaskan bahwa terdapat 38,95%
(24,21% + 14,74%) kompetensi profesional guru berada dalam kategori
rendah dan sangat rendah.
Adapun butir yang nilainya terendah pertama dari kompetensi
profesional guru adalah butir cara guru menyusun RPP. Sedangkan
butir yang nilinya terendah kedua dari kompetensi profesional adalah
butir guru memperbaiki dan mengembangkan RPP setelah dilakukan
penilaian kinerja. Kedua butir yang nilainya terendah pertama dan butir
yang nilainya terendah kedua dari kompetensi profesioanl diuraikan
sebagai berikut:

64 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
a. Cara Guru Menyusun RPP
Cara guru menyusun RPP ini adalah butir terendah pertama
dari kompetensi profesional. Variasi persentase cara guru menysun
RPP dituangkan dalam tabel berikut:

Tabel 4.6 Cara Guru Menysusun RPP


RPP yang saya susun adalah hasil
No Frekuensi Persentase
copy paste dari RPP orang lain.
1 Sangat setuju 23 24,21%
2 Setuju 22 23,16%
3 Netral 21 22,11%
4 Kurang setuji 22 23,16%
5 Tidak setuju 7 7,37%
Jumlah 95 100%

Berdasarkan Tabel 4.9 cara guru menyusun RPP diketahui


bahwa terdapat 23 guru atau 24,21% guru yang selalu menyusun
RPP dengan cara copy paste dari RPP orang lain. Terdapat 22 guru
atau 23,16% guru yang sering menyusun RPP dengan cara copy
paste dari RPP orang lain. Terdapat 21 guru atau 22,11% guru
yang kadang-kadang menyusun RPP dengan cara copy paste dari
RPP orang lain. Terdapat 22 guru atau 23,16% guru yang jarang
menyusun RPP dengan cara copy paste dari RPP orang lain. Dan
terdapat 7 guru atau 7,37% guru yang tidak pernah menyusun RPP
dengan cara copy paste dari RPP orang lain.
Hasil perhitungan cara guru menyusun RPP tersebut dapat
ditegaskan bahwa terdapat 47,37% (23,16% + 7,37%) guru yang
selalu dan guru yang sering menysun RPP dengan cara copy paste
dari RPP orang lain.

b. Memperbaiki dan Mengembangkan RPP


Memperbaiki dan mengembangkan RPP adalah butir yang
nilainya terendah kedua dari kompetensi profesional guru. Variasi

Hasil Penelitian dan Pembahasan 65


persentase guru memperbaiki dan mengembangkan RPP dapat
dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.7 Persentase Guru Memperbaiki


dan Mengembangkan RPP
Guru memperbaiki dan mengem-
No bangkan RPP setelah dilakukan Frekuensi Persentase
penilaian konerja
1 Sangat setuju 9 9,47%
2 Setuju 24 25,26%
3 Netral 15 15,79%
4 Kurang setuji 32 33,68%
5 Tidak setuju 15 15,79%
Jumlah 95 100%

Berdasarkan Tabel 4.10 persentase guru memperbaiki dan


mengembangkan RPP diketahui bahwa terdapat 9 guru atau 9,47%
guru selalu memperbaiki dan mengembangankan RPP setelah dilakukan
penilaian kinerja. Terdapat 24 guru atau 25,26% guru sering memperbaiki
dan mengembangankan RPP setelah dilakukan penilaian kinerja.
Terdapat 15 guru atau 15,79% guru kadang-kadang memperbaiki dan
mengembangankan RPP setelah dilakukan penilaian kinerja. Terdapat
32 guru atau 33,68% guru jarang memperbaiki dan mengembangankan
RPP setelah dilakukan penilaian kinerja. Terdapat 15 guru atau 15,79%
guru tidak pernah memperbaiki dan mengembangankan RPP setelah
dilakukan penilaian kinerja.
Hasil perhitungan persentase guru memperbaiki dan
mengembangkan RPP setelah dilakukan penilaian kinerja tersebut dapat
ditegaskan bahwa terdapat 49,47% (33,68% + 15,79%) guru yang jarang
dan guru yang tidak pernah memperbaiki dan mengembangankan RPP
setelah dilakukan penilaian kinerja.

66 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
D. Uji Prasyarat Data
Uji prasyarat ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa di dalam
model regresi yang digunakan data berdistribusi normal dan linier.

1. Uji Normalitas
Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji
apakah nilai residual berdistribusi secara normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual berdistribusi
secara normal. Residual adalah nilai selisih antara variabel Y
sesungguhnya dengan variabel Y yang diprediksikan.
Cara untuk mendeteksinya adalah dengan uji statistik One
Sample Kolmogorov Smirnov. Kriteria pengujiannya adalah: jika
nilai Signifikansi (Asym Sig. 2 tailed) > 0,05, maka data residual
berdistribusi normal. Jika nilai Signifikansi (Asym Sig. 2 tailed) ≤
0,05, maka data residual tidak berdistribusi normal.

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Metode Kolmogorov Smirnov


Vriabel Asym. Sig. (2-tailed)
Efektivitas Kerja
0,200
Kompetensi Profesional

Berdasarkan Table 4.8 diketahui bahwa nilai signifikansi


kedua variabel (Asym. Sig. 2 tailed) lebih besar dari 0,05. Dengan
demikian kedua kelompok data dari variabel bebas dan variabel
terikat berdistribusi normal. Suatu variabel yang berdistribusi
normal dapat digunakan untuk memprediksi atau diprediksi melalui
statistik parametrik.

2. Uji Linieritas
Uji linieritas ini digunakan untuk melihat apakah terjadi
hubungan yang linier antara variable bebas dengan variabel terikat.
Uji linieritas yang digunakan adalah uji Mean-Test for Linearity
menggunakan SPSS. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan

Hasil Penelitian dan Pembahasan 67


yang linier bila nilai signifikansi pada Linearity kurang dari 0,05.3
Hasil uji linieritas disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.9 Hasil Uji Linieritas


Vriabel Bebas Variabel Terikat Linierity/ Sig.
Kompetensi Profesional Efektivitas Kerja Guru 0,000

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa variabel kompetesni


profesional dengan efektivitas kerja guru dinyatakan memiliki hubungan
linier karena nilai signifikansi kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05).

E. Analisis Regresi Linier Sederhana, Analisis Koefisien


Determinasi dan Uji Hipotesis

1. Analisis Regresi Linier Sederhana


Analisis regresi linier Sederhana ini digunakan untuk
mengetahui besarnya nilai koefisien regresi varaibel kompetensi
profesional terhadap efektivitas kerja guru. Model persamaan regresi
yang digunakan untuk menguji hpotesis adalah sebagai berikut:

= +

Keterangan:

= variabel terikat efektivitas kerja guru


= intersep/konstanta
= koefisien regresi dari (variabel kompetensi profesional)

Selanjutnya menghitung nilai koefisien regresi variabel bebas


terhadap variabel terikatnya. Hasil perhitungan koefisein regresi
tersebut dimuat dalam tabel berikut ini:

3
Dwi Priyatno, SPSS 22 Pengolah Data Terpraktis, Edisi 1, (Yogyakarta: Andi, 2014), h. 40.

68 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana
Variabel Koefisien Regresi
Konstanta 31,874
Kompetensi Profesional (X)
1,001
Efektivitas Kerja

Setelah angka koefisien regresi variabel kompetensi profesional


terhadap variabel efetvitas kerja diketahui, kemudian angka tersebut
dimasukkan ke dalam model persamaan regresi dugaan sebagai
berikut:

= 31,874 + 1,001

Makna angka-angka dalam model persamaan dugaan regresi


tersebut adalah sebagai berikut:
a. Konstanta variabel efektivitas kerja guru (Y) sebesar
31,874; artinya jika kompetensi profesional (X) bernila
0 satuan, maka efektivitas kerja guru(Y) nilainya sebesar
31,874 satuan.
b. Koefisien regresi variabel kompetensi (X) sebesar 1,001;
artinya setiap kompetensi profesional meningkat sebesar
1 satuan, maka akan meningkatkan efektivitas kerja guru
sebesar 1,001 satuan.

2. Analisis Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)


Koefisien determinasi digunakan untuk menunjukkan
seberapa besar persentase kemampuan model regresi dalam
menjelaskan perubahan variabel efektivitas kerja guru akibat variasi
variabel kompetensi profesional. Batas nilai R2 adalah 0 ≤ R2 ≥ 1,
sehingga apabila R2 sama dengan nol (0) berarti variabel efektivitas
kerja kerja guru tidak dapat dijelaskan oleh variabel kompetensi
profesional. Sedangkan bila R2 sama dengan 1 berarti variasi variabel
kompetensi profesional dapat menjelaskan perubahan variabel
efektivitas kerja kerja guru.

Hasil Penelitian dan Pembahasan 69


Hasil analisiskoefisien determinasi (Adjusted R 2) yang
diperoleh disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.11 Hasil Analisis Koefisien Determinasi


Variabel Koefisien Determinasi Parsial
Kompetensi profesional
0,670
Efektivitas kerja guru

Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui bahwa koefisien determinasi


diperoleh nilai sebesar 0,670. Hal ini menunjukkan bahwa variasi
variabel kompetensi profesional mampu menjelaskan perubahan
variabel efektivitas kerja sebesar 67% dan sisanya sebesar 33%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model
penelitian ini.

3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh yang sinifikan kompetensi profesional terhadap efektivitas
kerja guru SMK Negeri di kota Samarinda.
Diterima atau ditolaknya suatu hipotesis dalam penelitian ini
didasarkan atas hasil perbandingan antara angka signifikansi statistik
dengan taraf alpha 5%. Jika angka signifikansi statistik lebih besar
dari taraf alpha sebesar 5% (Sig. > 0,05), maka hipoteis nol (H0)
diterima, dengan demikian maka hipoteis satu (H1) ditolak. Begitu
juga sebaliknya, jika angka signifikansi statistik lebih kecil dari taraf
alpha 5% (Sig. < 0,05), maka hipotesis nol (H0) ditolak, dengan
demikian hipotesis satu (H1) diterima.
Berdasarkan hasil olah data dengan menggunakan statistik
uji t, maka diperoleh angka signifikansi kompetensi profesional
terhadap variabel efektivitas kerja guru sebagai berikut ini:

70 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
Tabel 4.12 Signifikansi Variabel
Variabel t-hitung Koefisien Regresi Sig.
Kompetensi profesional
6,821 0,737 0,000
Efektivitas kerja

Hipotesis Penelitian
H0 : β < 0 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan
kompetensi profesional terhadap efektivitas kerja
guru SMK Negeri di kota Samarinda.
H1 : β > 0 = Terdapat pengaruh yang signifikan kompetensi
profesional terhadap efektivitas kerja guru SMK
Negeri di kota Samarinda.

Berdasarkan tabel 4.12 didapatkan angka signifikansi


kompetensi profesional terhadap efektivitas kerja guru sebesar
0,000. Angka ini lebih kecil dari taraf alpha sebesar 5% (sig. <
0,05), karena itu H0 ditolak, dengan demikian H1 diterima yang
menyatakan “Terdapat pengaruh yang signifikan kompetensi
profesional terhadap efektivitas kerja guru SMK Negeri di kota
Samarinda”.

F. Pembahasan Hasil Peneli an


Setelah data hasil penelitian dari variabel efektivitas kerja guru SMK
Negeri di Kota Samarinda dan kompetensi profesional diolah, dinalalisis
dan diuji, maka diperoleh sejumlah temuan sebagai berikut:

1. Efektivitas kerja guru SMK Negeri di kota Samarinda


Berdasarkan data hasil analisis deskriptif ditemukan bahwa
sebesar 29,48% efektivitas kerja guru SMK Negeri di Kota
Samarinda berada dalam kategori rendah dan sangat rendah.
Rendah dan sangat rendahnya efektivitas kerja guru tersebut karena
sejumlah butir dari efektivitas kerja guru tidak terlaksana dengan
baik, sehingga nilainya rendah yang berarti efektivitas kerja tidak
tercapai.

Hasil Penelitian dan Pembahasan 71


Rendahnya efektivitas kerja guru SMK Negeri di Kota
samarinda tersebut, menurut responden R adalah:
... bisa jadi dikarenakan guru-guru yang ada di Samarinda ini
masih belum memahami metode-metode pembelajaran apa yang
tepat untuk dipakai, untuk mengajarkan suatu materi, bisa jadi tidak
tepat, harusnya metode A dipakai untuk materi yang A bisa jadi
tidak sesuai. Jika terjadi ketidaksesuaian tersebut, maka efektivitas
kerjanya tidak bisa maksimal.4
Pendapat responden R dapat disintesakan bahwa kerja guru
tidak efektif karena rendahnya pemahaman guru terhadap macam-
macam metode pembelajaran dan kesalahan penggunaan metode
dalam mengajar. Guna meningkatkan efektivitas kerja guru,
responden R merekomendasikan “Tentu guru harus mau belajar,
belajar untuk menyesuaikan diri sesuai dengan kondisi apapun yang
ada. Tidak bisa juga kita menuntut orang lain, tapi kita juga harus
bisa memotivasi diri kita”.5
Adapun menurut responden A, faktor penyebab rendahnya
efektivitas kerja guru adalah:
Kalo penyebab rendahnya itu berarti dilihat keterampilan
kerja, kemudian prestasiya dia, kemudian kemmpuan
guru itu beradaptasi terhadap lingkungannya, dia mampu
gak menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi
setiap tahunnya. Kepala sekolah juga sangat berpengaruh
menurut saya, kalo kepemimpinan baik Insya-Allah yang
kebawaahnya pasti akan baik juga.6

Faktor penyebab rendah efektivitas kerja guru menurut


responden A meliputi 1) keterampilan kerja; 2) prestasi kerja;
3) kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan; 4)
kemampuan mengahadapi perubahan yang terjadi; dan 5) ketepatan
kepemimpinan kepala sekolah terhadap bawahan. Guna mengatasi
hal ini, responden A berkata “Pastinya harus ada peningkatan
4
Lampiran Transkripsi Wawancara P dengan R
5
Lampiran Transkripsi Wawancara P dengan R.
6
Lampiran Transkripsi Wawancara P dengan A.

72 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
terhadap diri guru tersebut ya, jadi dari segi keterampilannya perlu
juga peningkatan, ada pelatihan”.7
Butir terendah pertama nilainya dari efektivitas kerja guru
SMK Negeri di Kota Samarinda adalah terpusat pada masalah tidak
menyusun program tahunan dan program semester pembelajaran.
Sebanyak 61 guru atau 64,21% guru berada dalam kategori jarang
menyusun dan guru tidak menyusun program tahunan dan program
semester pembelajaran. Hal tersebut responden R memberikan
alasan:
Kalau ini lebih kepada, lagi-lagi ada faktor internal dan
faktor eksternalnya, Pak. Jadi kalau internalnya gurunya
belum mampu atau mungkin juga kemauannya yang
rendah. Bisa jadi kalau di sekolah kita ini supervisi belum
berjalan secara maksimal, sehingga ketika gak ada supervisi,
gurupun merasa tidak ada kewajiban untuk membuat.8

Penyebab guru tidak menyusun program tahunan dan program


semester menurut respon R adalah faktor rendahnya kompetensi
guru yang tidak mampu menyusun program tahunan dan program
semester serta menyangkut gaya kepemimpinan kepala sekolah yang
tidak melakukan supervisi secara optimal. Menyikapi masalah ini,
responden R memberikan saran “Meningkatkan supervisi terhadap
guru sehingga guru tergugah untuk melakukan tugasnya”.9
Pendapat responden R diperkuat oleh responden A yang
mengemukakan “Itu bisa kita lihat dari kemampuan gurunya juga
ya, yang pertama bisa gak membuat program tahunan dan program
semester itu seperti apa yang baik dan benar. Kemudian mungkin
motivasinya mungkin kurang”.10
Pendapat responden A dapat disintesakan bahwa penyebab
guru tidak menyusun pogram tahunan dan program semester adalah
karena faktor rendahnya kompetensi dan motivasi guru. Guna
7
Lampiran Transkripsi Wawancara P dengan A.
8
Lampiran Transkripsi Wawancara P dengan R.
9
Lampiran Transkripsi Wawancara P dengan R.
10
Lampiran Transkripsi Wawancara P dengan A.

Hasil Penelitian dan Pembahasan 73


mengatasi hal itu, responden A merekomendasikan “guru harus
meningkatkan kemampuan dan motivasi kerjanya”.11
Butir terendah kedua nilainya dari efektivitas kerja guru
SMK Negeri di Kota Samarinda adalah masalah menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada awal tahun. Sebanyak 55
guru atau 57,90% guru jarang menyusun dan guru tidak menyusun
RPP pada awal tahun pembelajaran. Alasan guru tidak menyusun
RPP pada awal tahun atau awal semester, menurut responden R
adalah:
Supervisi belum berjalan secara maksimal, maka guru-
gurupun tidak punya ... saya harus menyelesaikan ini pada
bulan ini, gak seperti itu. Tetapi, selain itu juga ada hal-
hal lain, Pak, inikan kebetulan kurikulum berubah-rubah
terus, jadi kadang pemahaman guru terkait dengan RPP
juga masih kurang.12

Jadi, menurut responden R, guru tidak menyusun RPP pada


awal tahun atau awal semester adalah karena pelaksanaan supervisi
yang tidak maksimal, dan RPP selalu berubah sehingga guru
kurang paham terhadap RPP yang baru. Untuk itu , responden
R merekomendasikan “Ya, perlu mengadakan In House Training
sehinggaa kawan-kawan paham terhadap RPP terbaru”.13
Adapun menurut responden A, yang menyebabkan guru tidak
menysun RPP pada awal tahun adalah:
Ya, ... seperti yang saya bilang tadi, faktor motivasi memang
perlu sih. Jadi harus termotivasi dulu gurunya kemauan
seperti itu. Cuma kita disinikan kurang termotivasi
mungkin karena ada beberapa faktor. Kemudian harus ada
supervisi si ya, mengawasi juga dari proses pembelajaran
tersebut supaya bisa berjalan dengan baik.14

11
Lampiran Transkripsi Wawancara P dengan A.
12
Lampiran Transkripsi Wawancara P dengan R.
13
Lampiran Transkripsi Wawancara P dengan R.
14
Lampiran Transkripsi Wawancara P dengan A.

74 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
Responden A berpandangan bahwa guru tidak menyusun
RPP pada awal tahun karena tidak termotivasi untuk menyusun
dan belum terlaksananya supervisi dengan baik. Saran Respon A
adalah perlunya guru termotivasi dan perlunya pelaksanaan supervisi
yang optimal.

2. Pengaruh Kompetensi Profesional terhadap Efektivitas Kerja


Guru SMK Negeri di Kota Samarinda
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kompetensi
profesional berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kerja guru
SMK Negeri di Kota Samarinda. Hal ini didasarkan atas perolehan
angka signifikansi lebih kecil dari taraf alpha 5% (0,00 < 0,05)
dengan koefisien regresi positif 1,001. Dengan demikian dapat
ditegaskan bahwa jika kompetensi profesional meningkat sebesar
satu satuan, maka efektivitas kerja guru meningkat sebesar 1,001
satuan.
Hasil analisis deskriptif ditemukan bahwa terdapat 38,95%
kompetensi guru berada dalam kategori rendah dan sangat rendah.
Rendah dan sangat rendahnya tersebut disebabkan karena sejumlah
butir dari kompetensi profesional guru tidak maksimal, sehingga
nilainya rendah yang berarti kompetensi profesional guru rendah.
Kompetensi profesional adalah kemampuan yang erat
hubungannya dengan masalah pengajaran. Hal itu sesuai
pernyataan Johnson dalam Wina bahwa kompetensi profesional,
yaitu kemampuan yang berhubungan dengan penyelesaian tugas
keguruan.15
Penyebab rendahnya kompetensi guru ini, responden R
berpendapat:
Kenapa kok rendah?, ini ya bisa banyak hal si Pak,
diantaranya bisa jadi ya guru tersebut yang rendah, bisa
jadi karena dulu ingin masuk bidang kedokteran misalkan
ternyata gak masuk lalu masuk keguruan seperti itu. Tetapi

15
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Proses Pendidikan, (Jakarta: Prenada
Media, 2005), h. 145..

Hasil Penelitian dan Pembahasan 75


bisa jadi juga karena gurunya kurang mau belajar, padahal
sekarang tuntutan pengetahuan sudah banyak sekali
dengan kemajuan jaman.16

Rendahnya kompetensi guru menurut responden R dapat


disintesakan penyebabnya yaitu karena a) kemampuan guru sedari
awal rendah; b) atau karena menjadi guru adalah keterpaksaan
setelah gagal masuk ke fakultas favoritnya; dan c) guru tidak mau
belajar menambah pengetahuan dan mengikuti perkembangannya.
Guna mengatasi rendahnya kompetensi profesional guru,
maka responden R merekomendasikan:
“Guru harus belajar, tapi sekali lagi kita tidak berdiri
sendiri, kita dalam suatu institusi tentu yang berwenang
terkait dengan hal itu dalam artian manajemen harus
memperhatikan hal itu. Bagaimana supaya guru-guru
bisa meningkat profesionalitas-nya ya tentu dengan
mengadakan pelatihan-pelatihan atau IHT dan lain
sebagainya”.17

Guna mengatasi rendahnya kompetensi profesional, menurut


responden R adalah guru harus senantiasa belajar dan sekolah
mengadakan pelatihan, misal IHT (In House Training).
Senada dengan responden R, responden A mengemuka-kan
tentang penyebab kompetensi profesional rendah:
Yang pertama kemampuan gurunya ya, kemampuan guru
rendah itu mungkin bisa kita lihat dari e... guru yang tidak
mau terus belajar. Jadi ilmunya di situ-situ saja, mandek.
Kan kita tahu bahwa perubahan ilmu berkembang terus
yang terbaru dan terbaru, nah itu guru tersebut tidak bisa
mengikuti perubahan tersebut.18

Secara singkat pendapat responden A tentang penyebab


kompetensi profesional rendah adalah karena guru tersebut tidak
16
Lampiran Transkripsi Wawancara P dengan R, Nomor 7.
17
Lampiran Transkripsi Wawancara P dengan R.
18
Lampiran Transkripsi Wawancara P dengan A.

76 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
mau belajar untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.
Solusi yang ditawarkan oleh responden A adalah “Untuk bisa
mengatasi itu, maka guru harus terus belajar, harus ikut pelatihan-
pelatihan yang memang harus ada untuk mengikuti perkembangan,
karena pelatihan itu perlu khususnya untuk guru”.19
Butir yang nilainya terendah pertama dari kompetensi
profesional terpusat pada masalah keaslian penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Terdapat 45 guru atau 47,37%
RPP yang dibuat guru adalah hasil copy paste dari RPP orang lain
yang sudah jadi.
Penyusunan RPP melalui alih tulisan dari RPP milik orang
lain adalah bentuk penyimpangan terhadap Permendikbud Nomor
81A Tahun 2013 bahwa “Setiap guru di setiap satuan pendidikan
berkewajiban menyusun RPP ... .”20 Lebih lanjut ditegaskan:
“Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal
semester atau awal tahun pelajaran, dengan maksud agar
RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal
pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan RPP dapat
dilakukan secara mandiri atau secara berkelompok.21

Menurut responden R, faktor yang menyebabkan guru


menyusun RPP dengan cara copy paste adalah:
E... ini yang, lebih ke anu si pak, kemampuan bisa juga,
bisa juga banyak guru gak mau repot..., gak mau repot
... . Disatu sisi juga itu tadi sering terjadinya perubahan
itu, akhirnya jadi males, bentar-bentar berubah, kemarin
terakhir 2013, ada revisi 2016, ada revisi 2017, sampek
sekarang ada lagi revisi terbaru, akhirnya guru juga ah!
ngapain juga repot-repot, ya sudah ambil apa yang ada aja
sudah kita ngumpul, yang penting ngumpulgitu.22

19
Lampiran Transkripsi Wawancara P dengan A.
20
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun
2013 Tentang Implementasi Kurikulum, h. 37.
21
Ibid.
22
Lampiran Transkripsi Wawancara P dengan R.

Hasil Penelitian dan Pembahasan 77


Pendapat responden R soal RPP disusun oleh guru dengan
cara kopi paste dapat disintesakan penyebabnya a) rendahnya
kemampuan guru; b) guru tidak mau repot membuat dengan
karyanya sendiri; dan c) kurikulum sering berubah.
Solusi yang ditawarkan oleh responden R adalah:
Ya... harus dipaksa, dipaksa untuk membuat, tapi juga
pemerintah tidak perlulah kita membuat perangkat
pembelajaran sampek sebanyak-banyak itu, perlu juga
mungkin dari pihak-pihak yang terkait dengan perangkat
pembelajaran kalo bisa dibuat simpel ajalah. Contohlah
dengan negara-negara ... kemarin kebetulan sempet
ngomong dengan kawan dari sekolah lain yang pernah
keluar negeri. Contoh di Thailan itu gak seperti kita, RPP
satu tahun cuma berapa lembar gak tebel-tebel kayak gitu,
... .23

Responden R menawarkan solusi agar guru menyusun RPP


dengan karyanya sendiri adalah guru itu sendiri yang memotivasi
dirinya sendiri dan pihak yang berwenang hendaknya meringkas
RPP agar tidak terlalu banyak isinya.
Pendapat responden R diperkuat oleh responden A yang
mengemukakan:
Penyebabnya guru masih belum bisa membuat dalam
artian yang bener penyusunannya RPP itu seperti apa, itu
masih belum tahu. Karena setiap kurikulumkan terjadi
beberapa kali revisi, apa lagi K13 revisi 2017, 2018 selalu
ada perubahan. Nah sekarang kitakan pakek 2018, Pak.24

Menurut responden A, penyebab guru melakukan kopi paste


dalam menusyun RPP adalah karena kemampuan guru itu rendah
dan RPP selalu berubah. Solusi yang ditawarkan oleh responden
A adalah “Jadi perlu ada IHT atau house training itu supaya secara
bersama-sama melakukan persamaan persepsi gitu lo ... . Formatnya

23
Lampiran Transkripsi Wawancara P dengan R.
24
Lampiran Transkripsi Wawancara P dengan A.

78 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
begini, nanti teknik pembelajarannya seperti ini, nah itu yang perlu
dipahami betul oleh guru”.25
Butir yang nilainya terendah kedua dari kompetensi
profesional adalah masalah pengembangan RPP. Terdapat 49,47%
guru tidak mengembangkan RPP berdasarkan bukti gambaran
kinerjnya.
Tidak dilakukannya pengembangan RPP oleh guru, menurut
responden R penyebabnya adalah:
E... kalau di tempat kita ini lebih ke anu si, Pak. Terakait
dengan supervisi. Disatu sisi supervisi memang belum
berjalan maksimal tapi juga sering kali ketika kita habis
supervisi itu tidak ada intak kepada gurunya oh kamu
kurangnya disini, itu tidak disampai-kan. Jadi sekedar
diambil data ya sudah. Sehingga apa yang menjadi
kekurangan atau kelebihan pada guru, gurunya tidak tahu.26

Responden R berpandangan bahwa guru tidak melakukan


pengembangan RPP adalah karena supervisi belum dilaksanakan
secara optimal, tidak memberikan hasil supervisi, sehingga guru
tidak tahu hal apa dan hal mana yang harus dikembangkan.
Saran responden R “Seharusnya kepala sekolah atau
pensupervisor lainnya memanggil guru yang bersangkutan
kemudian disampaikan hasil dari supervisi tersebut”.27
Adapun menurut responden A, penyebab guru tidak
melakukan pengembangan RPP adalah:
Sebenarnya harus ada kelanjutannya si, Pak, dari supervisi
tadi. Jadi setelah guru membuat, lalu disupervisi, ada
kelanjutannya, perbaikannya apa yang kurang, mana yang
salah harus e... diperbaiki. Jadi guru tahu mana salahnya
apa, mana yang kurang karena kita yang membuat kitakan
gak bisa nglihat harus orng lain yang ngelihat ... .28
25
Lampiran Transkripsi Wawancara P dengan A.
26
Lampiran Transkripsi Wawancara P dengan R.
27
Lampiran Transkripsi Wawancara P dengan R.
28
Lampiran Transkripsi Wawancara P dengan A.

Hasil Penelitian dan Pembahasan 79


Inti dari pendapat responden A tentang penyebab guru tidak
melakukan pengembangan RPP adalah karena supervisi belum
dilakukan secara optimal sehingga guru tidak tahu kekurangan
RPP yang dibuat oleh guru. Responden A merekomendasikan
perbaikannya adalah “Jadi setelah guru membuat, lalu disupervisi,
ada kelanjutannya, perbaikannya apa yang kurang, mana yang salah
harus e... diperbaiki”.29
Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Sumarno. Dikemukakan, bahwa kompetensi
profesi-onal berpengaruh positif dan siginifikans terhadap kinerja
guru sebesar 39,4%. Menurutnya, guru yang profesional dalam
tugasnya prestasinya akan meningkat, karena melaksanakan tugas
sesuai dengan keahliannya.30
Guna meningkatkn efektivitas kerj guru SMK Negeri di Kota
Samarinda, maka perlu ditingktkan sebesar 29,48 % efektivits kerja
guru yang masih rendah dan perlu ditingkatkan sebesar 38,95%
kompetensi profesional yang masih beum maksimal.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori bahwa efektivitas
kerja dipengaruhi oleh kompetensi profesional sebagai mana yang
dikemukakan oleh Danim “Efektivitas pembelajaran dikelas sangat
ditentukan oleh kompetensi guru, disamping faktor lain selain anak
didik, lingkungan dan fasilitas”.31

G. Keterbatasan Peneli an
Keterbatasan penelitian ini terletak pada beberapa hal, yaitu:

1. Penelitian ini terbatas pada jumlah responden yang hanya


melibatkan sebanyak 95 orang dan terbatas pada guru Negeri
SMK Negeri di kota Samarinda saja, sehingga hasilnya

29
Lampiran Transkripsi Wawancara P dengan A.
30
Sumarno, “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Profesionalisme Guru terhadap
Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes”, (Tesis,
Universitas Negeri Semarang, 2009), h. iv.
31
Sudarwan Danim, Agenda Pembaruan Sistem Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar:
2003), h. 32.

80 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
mungkin kurang akurat, jika penelitian ditujukan pada
populasi yang lebih luas dengan responden lebih banyak.
2. Adanya keterbatasan penelitian dengan menggunakan
kuesioner yang terkadang jawaban dari responden tidak
menunjukkan keadaan yang sesungguhnya.
3. Adanya keterbatasan penelitian dengan hanya menetapkan1
variabel independen, sehingga terdapat kemungkinan hasil
penelitian berbeda bila dilakukan penelitian lain dengan
menambah atau mengganti variabel bebas lain yang
kemungkinan juga berpengaruh terhadap variabel dengan
model regresi yang baik pula.

Hasil Penelitian dan Pembahasan 81


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dari variabel pengaruh kompetensi
profesional terhadap efektivitas kerja guru SMK Negeri di Kota
Samarinda, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Efek vitas Kerja Guru SMK Negeri di Kota Samarinda


Sebesar 29,48% efektivitas kerja guru SMK Negeri di Kota
Samarinda berada dalam kategori rendah dan sangat rendah. Rendah
dan sangat rendahnya efektivitas kerja guru tersebut disebabkan
sejumlah butir dari tugas kerja guru tidak terlaksana dengan baik,
sehingga nilainya rendah yang berarti efektivitas kerja tidak tercapai.
Butir yang nilainya terendah pertama dari efektivitas kerja
guru SMK Negeri di Kota Samarinda terpusat pada masalah
menyusun program tahunan dan program semester pembelajaran.
Sebanyak 61 guru atau 64,21% guru berada dalam kategori guru
jarang menyusun dan guru tidak menyusun program tahunan
dan program semester pembelajaran. Adapun butir yang nilainya
terendah kedua dari efektivitas kerja guru SMK Negeri di Kota
Samarinda adalah masalah menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) pada awal tahun. Sebanyak 55 guru atau
57,90% guru jarang menyusun dan guru tidak menyusun RPP
pada awal tahun pembelajaran.
Guna meningkatkan efektivitas kerja guru, maka harus
ditingkatkan keterlaksanaan butir-butir tugas pekerjaan guru
sebesar 29,48% terutama masalah penyususunan program taunan

83
dan program semester serta penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) pada awal tahun pembelajaran.

2. Pengaruh Kompetensi Profesional terhadap Efek vitas


Kerja Guru SMK Negeri di Kota Samarinda
Kompetensi profesional berpengaruh secara signifikan
terhadap efektivitas kerja guru SMK Negeri di kota Samarinda.
Hal ini ditunjukkan melalui angka signifikansi lebih kecil dari taraf
alpha 5% (0,000 < 0,05), sehingga H0 ditolak, dengan demikian
H1 diterima yang menyatakan “Terdapat pengaruh yang signifikan
kompetensi profesional terhadap efektivitas kerja guru SMK Negeri
di Kota Samarinda”.
Ditemukan bahwa sebesar 38,95% kompetensi profesional
berkualitas rendah dan sangat rendah. Rendahnya kualitas
kompetensi profesional tersebut adalah karena sejumlah butir dari
kompetensi profesional tidak maksimal sehingga nilainya rendah
yang berarti kompetensi profesional berkualitas rendah.
Butir yang nilainya terendah pertama dari kompetensi
profesional adalah masalah cara guru menyusun RPP. Terdapat
47,37% guru menysusun RPP dengan cara kopi paste. Adapaun
butir yang nilainya terendah kedua dari kompetensi profesional
adalah masalah perbaikan dan pengembangan RPP. Sebesar 49,47%
guru tidak memperbaiki dan tidak mengembangkan RPP.
Guna memperbaiki kompetensi profesional, maka perlu
ditingkatkan sejumlah butir dari kompetensi profesional yang
rendah nilainya terutuma masalah cara menysun RPP, perbaikan
dan pengembangan RPP.
Selanjutnya untuk meningkatkn efektivitas kerj guru SMK
Negeri di Kota Samarinda, maka perlu ditingktkan sebesar 29,48
% butir kerja guru yang belum terlaksana dengan baik, dan perlu
ditingkatkan sebesar 38,95% butir kompetensi profesional yang
belum optimal.

84 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah disebutkan, maka penulis
menyampikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur


a. Mengadakan pendidikan dan pelatihan (Diklat) guna
mening-katkan efektivitas kerja guru dengan mengutamakan
peningkatan kemampuan penyusunan program semester,
program tahunan, penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), mendorong agar guru bersedia
memperbaiki serta mengembangkan RPP.
b. Mengontrol hasil supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah
dan pengawas kepada guru agar kedua supervisor tersebut
melakukan supervisi secara maksimal.

2. Bagi Kepala Sekolah SMK Negeri di Kota Samarinda


a. Kepala sekolah hendaknya melakukan supervisi secara optimal
pada awal tahun pembelajaran agar guru menyusun progaram
tahunan dan program semester, serta menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada awal tahun.
c. Kepala sekolah hendaknya melakukan supervisi dengan
memberikan masukan untuk perbaikan dan pengembangan
RPP.
d. Kepala sekolah hendaknya mengadakan IHT (In House
Training) tentang kurikulum yang terbaru agar guru
menguasai penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP).

3. Bagi Guru
Guna meningkatkan efektivitas kerja guru SMK Negeri di
Kota Samarinda, maka guru hendaknya 1) menyusun program
tahunan dan program semester pembelajaran, sehingga dapat
diketahui jumlah pertemuan dan standar kompetensi yang akan
diajarkan dalam 1 tahun dan 1 semester; 2) menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada awal tahun pembelajaran

Kesimpulan dan Saran 85


atau awal semester agar pembelajaran terlaksana secara sistematis
dan terukur; 3) menyusun RPP dengan tidak melalui kopi paste
dari RPP orang lain yng sudah jadi; dan 4) bersedia memperbaiki
dan mengembangkan RPP.

4. Bagi Peneliti Lain


a. Terbuka peluang untuk mengembangkan model yang
kemungki-nannya lebih baik dengan mengganti atau
menambah variabel prediktor terhadap efektivitas kerja guru.
b. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan memasukkan
variabel lain misal variabel kecerdasan emosional, penghargaan
dan kom-pensasi yang diterima guru sebagai variabel yang
kemungkinan juga berpengaruh terhadap efektivitas kerja
guru.
c. Untuk penelitian selanjutnya bisa menggunakan responden
yang lebih banyak, misal 200 responden dan pada beberapa
sekolah, sehingga populasi lebih luas dan hasil penelitian akan
lebih valid.
d. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya memperhatikan
respon-den untuk mengisi kuesioner, yaitu untuk subyek
penelitian guru digunakan responden kepala sekolah dan/
wakilnya dan untuk subyek penelitian kepala sekolah
digunakan responden guru.

86 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, S. S., & Sunuharyo, B. S. (2018). Pengaruh Karakteristik
Individu dan Karakteristik Pekerjaan terhadap Kinerja Karyawan
dengan Variabel Mediator Motivasi Kerja Karyawan (Studi pada
Karyawan PT Petrokimia Gresik). Jurnal Administrasi Bisnis, 58(1),
h. 67-76.
Arikunto, S. (2005). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek,
Edisi Revisi v. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, S. (1993). Kelompok Subjek Ini Memiliki Harga Diri yang
Rendah”; Kok, Tahu...?. Buletin Psikologi, 1(2), 13-17.
Danim, S., (2003). Agenda Pembaruan Sistem Pendidikan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Davis, K. & Frederick, W. (20011). Perilaku dalam Organisasi, (Ed. 7),
(Jilid 2) Jakarta: Erlangga.
Denison, D. R., & Mishra, A. K. (1995). Toward a theory of organizational
culture and effectiveness. Organization science, 6(2), 204-223.
Dinar, K.N. (2007). Analisis Pengembangan Kompetensi Guru. (Studi
pda Guru SMK Rumpun Bisnis dan Manajemen Kelompok
Bidang Studi Produktif di Kota Cimahi). Tesis Universitas Pajajaran
Indonesia.
Fatimah, E. (2006). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung:
Pustaka Setia.
Habib, H. (2017). A study of teacher effectiveness and its
importance. National Journal of Multidisciplinary Research and
Development, 2(3), h. 530-532.
Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar (Cet. 1). Jakarta: Bumi
Aksara.
Hamzah, B. U. (2007). Profesi kependidikan, problema, solusi, dan
reformasi pendidikan di Indonesia. Bumi Aksara: Jakarta.

87
Hasibuan, M.S.P.,(2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Bumi Aksara.
Helmi, A.F. (1996). Disiplin Kerja. Buletin Psikologi, Tahun IV, Nomor
2, Edisi khusus Ulang Tahun XXXII.
Hidayat. (1986) Teori Efektifitas dalam Kinerja Karyawan. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press,
Ihsan, H. (2001). Filsafat Pendidikan Islam (Cet. 2). Bandung: Pustaka
Setia.
Indonesia, P. M. P. N. R. (2007). Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Biro Hukum dan
Organisasi Departemen Pendidikan Nasional.
Indonesia, P. R. (2003). Undang-undang Republik Indonesia nomor 20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Jakarta: Pemerintah
Republik Indonesia.
Indonesia, R. (2005). Peraturan Pemerintah RI nomor 19 tahun 2005
tentang standar nasional pendidikan. Cipta Jaya.
Keith, D., & Frederick, W. (2011). Perilaku Dalam Organisasi, Edisi ke
tujuh, Jilid kedua. Erlangga, Jakarta.
Kingkin, P., Rasyid, H. F., & Arjanggi, R. (2020). Kepuasan kerja dan
masa kerja sebagai prediktor komitmen organisasi pada karyawan
PT Royal Korindah di Purbalingga. Proyeksi: Jurnal Psikologi, 5(1),
17-32.
Leonard, L. (2016). Kompetensi Tenaga Pendidik di Indonesia:
Analisis Dampak Rendahnya Kualitas SDM Guru dan Solusi
Perbaikannya. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 5(3).
Lubis, P. (2016). Pengaruh Profesionalisme Guru dan Iklim Kerja
terhadap Efektivitas Kerja Guru SMA Negeri 90 Jakarta. Tanzhim
Jurnal Penelitian Manajemen Pendidikan, 1(2), ISSN, h. 19-29.
Lupiyoadi, R., & Hamdani, A. (2011). Manajemen Pemasaran jasa” edisi
2: Salemba Empat.
Mardapi, D. (2012). Pengukuran Penilaian & dan Evaluasi Pendidikan,
(Cet. 1). Yokyakarta: Nuha Medika.
Margono, S. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan, (Cet. 8). Jakarta:
Rineka Cipta.

88 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
Nasional, K. P., Mutu, D. J. P., & Kependidikan, P. D. T. (2010). Pedoman
Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru (PK Guru). Jakarta: Direktorat
Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Nasution, W. N. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan: Perdana
Publishing.
Nurdin, S. (2002). Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum,
Jakarta: Ciputat Press.
Pendidikan, P. & Kebudayaan. (2012). Badan Pengembangan Sumber
daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan
Mutu Pendidikan, Pusat Pengembangan Profesi Pendidik, Buku 2,
tentang Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Pendidikan, P. M. (2016). Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan.
Penyusun, T. (1989). Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jakarta: PT Cipta
Adi Pustaka.
Pratiwi, N. K. (2017). Pengaruh Tingkat Pendidikan, Perhatian Orang
Tua, dan Minat Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Bahasa
Indonesia Siswa Smk Kesehatan Di Kota Tangerang. Pujangga, 1(2),
31.
Priyatno, D. (2014). SPSS 22 Pengolah data terpraktis. Yogyakarta: CV
Andi Offset.
Proses, K. P. A. P., & Belajar, H. (2013). Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Pendidikan Dan Kebudayaan Dan Penjaminan Mutu
Pendidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Purwadarminta, W.J.S., (2015). Kamus Umum Bahasa Indonesia, Edisi
ke-Tiga. Jakarta Timur, Balai Pustaka.
Ravianto. (1989). Produktivitas dan Seni Usaha. Jakarta: PT Binaman
Teknika Aksara.
RI, K. P. N. (2019). Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen.

Daftar Pustaka 89
Riesminingsih, R. (2013). Pengaruh Kompetensi dan Motivasi terhadap
Kinerja Guru SMA Yadika 3 Karang Tengah. MIX: Jurnal Ilmiah
Manajemen, 3(3), h. 263 – 271.
Riyadi, B. A. (2015). Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Kinerja
Karyawan pada Toko Emas Semar Nganjuk. EQUILIBRIUM:
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Pembelajarannya, 3(1), h. 49 – 61.
Robins, S.P. (1990). Teori Organisasi, Struktur, Desain dan Aplikasi.
Terj. Jusuf Udaya, Lic, Ec. Jakarta: Arcan.
Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan (Cet. 5). Jakarta: Prenada Media Grup.
Sarwono, J. (2006). Buku Pintar IBM SPSS Statistics 19. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.
Sastradipoera, K. (2001). Asas-Asas Manajemen Perkantoran. Bandung:
Kappa Sigma.
Siagian, S. P. (1995). Teory Motivasi dan aplikasinya (Cet. 2). Jakarta:
Rineka Cipta.
Steers, R. M. (1985). Efektivitas organisasi . Jakarta: Erlangga.
Sugiyono, (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D,
(Cet. 18), Bandung: Alfabeta.
Sukardi. (2003). Metedologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukmadinata, N.S. (2007). Landasan psikologi Proses Pendidikan (Cet.
4). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suliyanto, D. (2011). Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan
SPSS. Penerbit Andi: Yogyakarta.
Sumarno. (2009). Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan
Profesionalisme Guru terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri
di Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes. Tesis, Universitas
Negeri Semarang.
Susilo. (2009). Penelitian Pendidikan. Jakarta: Poliyama Widya Pustaka.
Sutarmanto, S. Kompetensi dan Profesionalisme Guru Pendidikan Anak
Usia Dini. Jurnal Visi Ilmu Pendidikan, 1(1).

90 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
Sutikno, M. S. (2005). Pembelajaran Efektif. Mataram: NTP Pres.
Sutrischastini, A., & Riyanto, A. (2015). Pengaruh motivasi kerja
terhadap kinerja pegawai kantor sekretariat daerah Kabupaten
Gunungkidul. Kajian Bisnis Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya
Wiwaha, 23(2), 121-137.
Tanang, H. & Abu, B. (2014). Teacher Professionalism and Professional
Development Practices in South Sulawesi, Indonesia. Journal of
Curriculum and Teaching, 3(2), 25 - 42.
Tania, A. (2013). Pengaruh motivasi kerja dan kepuasan kerja
terhadap komitmen organisasional karyawan PT. Dai Knife di
Surabaya. Agora, 1(3), 1702-1710.
Ulfiyani, S. (2016). Pemaksimalan Peran Guru dalam Pembelajaran
Keterampilan Berbicara di Sekolah. Transformatika, 12(2), h. 105
– 113.
Ulum, I. (2004). Akuntansi Sektor Publik. Malang: UMM Press.
Umar, H. (2003). Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Umum.
Uzer, U.M. (2002). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Wu, S. I., & Hung, J. M. (2008). A performance evaluation model of
CRM on non-profit organisations. Total Quality Management, 19(4),
321-342.
Yusrizal. Dkk. (2018). Performance Assessment of State Senior
High School Teachers Aged 56 Years and Above, Evaluation of
Education,Teacher Training and Education Faculty,Syiah Kuala
University, Daarussalam-Aceh, Indonesia, International Journal of
Instruction, 11(1), h. 34-46.
Aris. (2013). Bisnisku. Tugas Utama Guru Par 2, Bisnisku. diakses dari:
http://hidaris87.blogspot.com/2013/01/tugas-utama-guru-par-2.
html. pada: 6 Mei 2019.
Blog, M.A.F. Tekinik Analisis Data Kuantitatif, diakses dari: https://
mabadik.wordpress.com/2010/07/10/teknik-analisis-data-kuantitatif/,
pada tanggal 03 Juni 2018.

Daftar Pustaka 91
Indonesia, M., Kualitas SDM Indonesia Meningkat, diakses dari: https://
mediaindonesia.com/read/detail/122587-kualitas-sdm-indonesia-
meningkat. Pada 13 Oktober 2020.
Mabadik, “Amang Fahur’s Blog”, Tekinik Analisis Data Kuantitatif, diakses
dari: https://mabadik.wordpress.com/2010/07/10/teknik-analisis-data-
kuantitatif/, pada tanggal 03 Juni 2018.
Nurjanah, N. Pentingnya Peran Guru dalam Memberikan Pengarahan
atau Menjadi Suri Tauladan, Edukasi, diakses dari: https://www.
kompasiana.com/nnunung/54f800fba33311a3738b4fef/pentingnya-
peran-guru-dalam-memberikan-pengarahan-atau-menjadi-suri-
tauladan. Pada 5 Mei 2019.
Riyanto. Definisi Statistika Deskriptif dan Statistika Inferensial. Diakses
dari: http://blog.re.or.id/ definisi-statistika-deskriptif-dan-statistika-
inferensial.htm. Pada 16 April 2017.
Unknown, “Tugas Utama Guru Part 2, Bisnisku”, diakses dari: http://
hidaris87.blogspot.com/2013/01/tugas-utama-guru-par-2.html,
pada: 6 Mei 2019.

92 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
LAMPIRAN
Petunjuk Pengisian Instrumen Peneli an

Nama Responden :
SMK Negeri : .... Samarinda.

1. Berilah tanda centang (9) pada salah satu jawaban yang tertera di
kolom sebelah kanan dari setiap pertanyaan atau pernyataan.
2. Kolom terdiri dari 5 (lima) pilihan dengan tanda dan arti sebagai
berikut:
SS = sangat setuju, bearti pernyataan sangat sesuai dengan
kenyataan.
S = Setuju, bearti pernyataan sesuai/hampir sesuai dengan
kenyataan.
N = Netral, bearti pernyataan berada antara sesuai dan tidak
sesuai dengan kenyataan.
TS = Tidak setuju, bearti pernyataan tidak sesuai dengan
kenyataan.
STS = Sangat tidak setuju, bearti pernyataan sangat tidak sesuai
dengan kenyataan.

Lampiran 95
Angket I
Variabel Efek vitas Kerja Guru

No Pernyataan SS S N TS STS
1 Saya tidak menganalisis silabus untuk
mengetahui semua sumber belajar yang
dibutuhkan.
2 Saya tidak menganalisis sumber belajar
berda-sarkan ketersediaan, kesesuaian dan
kemudahan didapat sumber tersebut.
3 Saya tidak membuat struktur bahan ajar secara
sistematis, praktis dan kekinian.
4 Saya menyusun program tahunan dan program
semester pembelajaran
5 Saya menyusunan rencana pelaksanaan pembe-
lajaran (RPP) tidak sebelum pembelajaran ber-
langsung beberapa bulan.
6 Saya merencanakan penggunaan metode pem-
belajaran sesuai kemampuan dan karakteristik
siswa.
7 Saya memperdalam materi pelajaran sesudah
selesai pembelajaran.
8 Saya merencanakan strategi pembelajaran agar
siswa berpartisipasi dalam pembelajaran.
9 Saya tidak melakukan tata ruang belajar, tidak
menata duduknya siswa dan tidak meminta
siswa agar mengeluarkan buku pelajaran pada
saat pembelajaran.
10 Saya tidak selalu membahas materi pelajaran
sebelumnya dan tidak menghubungkan dengan
materi yang sedang dipelajari.
11 Saya selalu menjelaskan tujuan
pembelajaran dan kompetensi yang harus
dikuasai siswa disetiap awal pembelajaran.
12 Saya tidak selalu menyampaikan materi
pelajaran secara terorganisir dan sistematis.

96 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
No Pernyataan SS S N TS STS
13 Saya tidak menghubungkan materi pelajaran
dengan pengetahuan yang dimiliki siswa dalam
pembelajaran.
14 Saya selalu mengaitkan materi pelajaran dalam
pembelajaran dengan kenyataan faktual yang
terjadi.
15 Saya tidak menyampaikan pembahasan materi
pelajaran secara luas dan mendalam.
16 Saya menerapkan model pembelajaran
sesuai kemampuan dan karakteristik siswa.
17 Saya tidak menerapakan metode pembelajaran
sesuai karakter materi dan tujuan
pembelajaran.
18 Saya selalu menampilkan pembelajaran yang
menarik bagi siswa.
19 Saya tidak selalu menerapkan berbagai strategi
agar siswa berperan aktif dalam pembelajaran.
20 Saya tidak selalu menerapkan berbagai strategi
agar suasana dan ketertiban pembelajaran tetap
terjaga.
21 Saya selalu memberi umpan balik kepada siswa
tentang kompetensi yang telah dibahas.
22 Saya selalu menyimpulkan kompetensi yang
telah dibahas.
23 Saya tidak menginformasikan kepada siswa ten-
tang rencana pembelajaran selanjutnya.
24 Saya tidak selalu menyusun alat penilaian hasil
belajar siswa.
25 Saya tidak selalu menyusun program evaluasi
hasil pembelajaran.
26 Saya tidak selalu menyusun program perbaikan
dan pengayaan.
27 Saya memiliki buku catatan penilaian hasil
belajar harian siswa.
28 Saya melakukan penilaian dengan berbagai
teknik dan metode penilaian.

Lampiran 97
No Pernyataan SS S N TS STS
29 Saya tidak selalu melakukan penilaian disetiap
selesai satu standar kompetensi.
30 Saya tidakselalu menganalisis nilai hasil belajar
siswa untuk mengidentifikasi materi yang
sudah & belum dikuasai siswa.
31 Saya selalu menyampaikan hasil belajar siswa
untuk dilakukan perbaikan dan pengayaan.
32 Saya tidak memanfaatkan nilai hasil belajar
siswa sebagai bahan rancangan pembelajaran
selanjut-nya.

98 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
Angket II
Kompetensi Profesional

No Pernyataan SS S N TS STS
1 Saya tidak memiliki pengetahuan dan
keterampilan untuk menyusun program
tahunan dan program semester pembelajaran.
2 Saya tidak memiliki pengetahuan dan
keterampilan untuk menelaah konsep materi
pelajaran yang saya anggap sulit.
3 RPP yang saya buat hasil copy paste dari RPP
karya orang lain yang sudah jadi
4 Saya memiliki pengetahuan dan keterampilan
untuk menciptakan pembelajaran yang
menarik bagi siswa
5 Saya mampu menyusun materi pembelajaran
sesuai kemampuan siswa
6 Saya tidak memiliki strategi jitu agar siswa
dengan cepat memahami materi pembelajaran
7 Saya tidak mengulang penjelasan pada materi
yang penting dan dianggap sulit
8 Saya tidak melakukan bimbingan khsus
terhadap siswa yang belum memahami materi
pelajaran
9 Saya tidak melakukan evaluasi diri untuk
menge-tahui kekurangan saya dalam menyusun
rencana dan pelaksanaan pembelajaran
10 Saya tidak memiliki catatan hasil evaluasi diri
tentang kinerja saya
11 Saya tidak menemukan kekurangan dan
kelema-han kinerja saya dari hasil evaluasi
12 Saya tidak memiliki buku jurnal (buku jurnal
bukan milik saya sendiri) untuk kegiatan
pembelajaran
13 Saya mencatat pokok-pokok penting kegiatan
pembelajaran ke dalam buku jurnal milik saya

Lampiran 99
No Pernyataan SS S N TS STS
14 Saya tidak memiliki catatan dari kepala
sekolah/pengawas tentang kekurangan kinerja
saya
15 Catatan tentang kekurangan kinerja saya,
tidak saya gunakan acuan untuk memperbaiki
pelaksa-naan pembelajaran berikutnya
16 Catatan tentang kualitas kerja saya, tidak saya
gunakan untuk mengembangkan diri
17 Melalui bukti gambaran kinerja saya, saya tidak
mengembangkan perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran
18 Saya tidak pernah memiliki pengalaman PKB
(Pengembangan keprofesian berkelanjutan)
19 Saya tidak pernah melakukan penelitian/
pembuatan karya inovasi.
20 Saya tidak sering mengikuti kegiatan
pendidikan dan pelatihan serta aktif dalam
MGMP.
21 Hasil dari penelitian tindakan kelas/
karya inovasi /Diklat, saya terapkan
dalam perencanaan dan pelaksaan proses
pembelajaran.
22 Hasil dari penelitian tindakan kelas/ karya
inovasi / pendidikan dan pelatihan, tidak saya
terapkan dalam melakukan penilaian dan
evaluasi hasil belajar siswa.
23 Saya tidak melakukan program perbaikan dan
pengayaan.
24 Saya jarang menggunakan internet untuk
mencari informasi baru yang berhubungan
dengan pendi-dikan
25 Sayajarang menggunakan internet untuk
mendapat pengetahuan baru bidang penelitain
pendidikan/ karya inovasi/ pembelajaran

100 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
TRANSKRIPSI WAWANCARA P dengan R

Hari/ Tanggal : Kamis, 17 Oktober 2019


Waktu : 09.00 WITE
Lokasi : Kantor SMK Negeri 16 Samarinda
Nama Responden : Rusito, S.Pd
Jabatan : Guru Akuntansi/ Kaprog Keahlian Akuntansi.
P = Peneliti
R = Responden, Rusito

No Pertanyaan, Tanggapan dan Solusi


1. P : Sebanyak 29,48% guru SMK Negeri di Kota Samarinda, efektivitas kerjanya
berada dalam kategori rendah. Mengapa demikian?
R : Ehm... untuk rendahnya efektivitas kerja guru, bisa jadi dikarenakan guru-
guru yang ada di Samarinda ini masih belum memahami metode-metode
pembelajaran apa yang tepat untuk dipakai untuk mengajarkan suatu materi,
bisa jadi tidak tepat, harusnya metode A dipakai untuk materi yang A bisa
jadi tidak sesuai. Jika terjadi ketidaksesuaian tersebut, maka efektivitas
kerjanya tidak bisa maksimal, itu salah satunya.

P : Saran apa yang bisa Bapak berikan?


R : Tentu guru harus mau belajar, belajar untuk menyesuaikan diri sesuai dengan
kondisi apapun yang ada. Tidak bisa juga kita menuntut orang lain, tapi kita
juga harus bisa memotivasi diri kita
2. P : Sebanyak 64,21% dari 95 orang guru tidak menyusun program tahuanan dan
program semester. Mengapa demikian?
R : Kalau ini lebih kepada, lagi-lagi ada faktor internal dan faktor eksternalnya,
Pak. Jadi kalu internalnya gurunya belum mampu atau mungkin juga
kemauannya yang rendah. Bisa jadi kalau di sekolah kita ini supervisi belum
berjalan secara maksimal, sehingga ketika gak ada supervisi, gurupun merasa
tidak ada kewajiban untuk membuat.
P : Agar guru menyusun program tahunan dan program semester bagaimana
caranya?
R : Meningkatkan supervisi terhadap guru sehingga guru tergugah untuk
melakukan tugasnya.
3. P : Sebanyak 57,90% dari 95 orang guru tidak menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) pada awal tahun atau awal semester pembelajaran.
Mengapa demikian?

Lampiran 101
No Pertanyaan, Tanggapan dan Solusi
R : Ya kembali yang tadi itu, Pak. Supervisi belum berjalan secara maksimal,
maka guru-gurupun tidak punya ... saya harus menyelesaikan ini pada
bulan ini, gak seperti itu. Tetapi, selain itu juga ada hal-hal lain, Pak, inikan
kebetulan kurikulum berubah-rubah terus, jadi kadang pemahaman guru
terkait dengan RPP juga masih kurang. Terlebih kita lama gak mengadakan In
House Training sehinggaa banyak kawan-kawan yang belum paham terhadap
RPP tersebut.
P : Jawaban terakhir itu tampaknya lebih ke arah upaya peningkatannya ya?
R : Ya, perlu mengadakan In House Training sehinggaa kawan-kawan paham
terhadap RPP yang terbaru.
P : Terdapat 38,95% kompetensi profesional guru berada dalam kisaran rendah.
4. Mengapa demikian?
R : Kenapa kok rendah?, ini ya bisa banyak hal si Pak, diantaranya bisa jadi ya
guru tersebut yang rendah, bisa jadi karena dulu ingin masuk kedokteran
misalkan ternyata gak masuk lalu masuk keguruan, bisa jadi seperti itu. Tetapi
bisa jadi juga karena gurunya kurang mau belajar, padahal sekarang tuntutan
pengetahuan sudah banyak sekali dengan kemajuan jaman. Sekarang guru
harus belajar dan belajar apa lagi ilmu itukan selalu berkembang. Manakala
guru kurang mau belajar, tentu akan ketinggalan.
P : Bagaimana cara mengatasinya?
R : Guru harus belajar, tapi sekali lagi kita tidak berdiri sendiri, kita dalam
suatu institusi tentu yang berwenang terkait dengan hal itu dalam artian
manajemen harus memperhatikan hal itu. Bagaimana supaya guru-guru
bisa meningkat profesionalitasnya ya tentu dengan mengadakan pelatihan-
pelatihan atau IHT dan lain sebagainya.
5 P : Terdapat 47,37% guru berada dalam kisaran sering bahwa RPP yang dibuat
oleh guru adalah hasil copy paste dari RPP orang lain yang sudah jadi.
Mengapa demikian?
R : E... ini yang, lebih ke anu si pak, kemampuan bisa juga, bisa juga banyak
guru gak mau repot..., gak mau repot ... . Disatu sisi juga itu tadi sering
terjadinya perubahan itu akhirnya jadi males, bentar-bentar berubah, kemarin
terakhir 2013, ada revisi 2016, ada revisi 2017, sampek sekarang ada lagi revisi
terbaru, akhirnya guru juga ah! ngapain juga repot-repot, ya sudah ambil apa
yang ada aja sudah kita ngumpul, yang penting ngumpul gitu.
P : Saran anda?
R : Ya... harus dipaksa, dipaksa untuk membuat, tapi juga pemerintah tidak
perlulah kita membuat perangkat pembelajaran sampek seba-nyak-banyak
itu, perlu juga mungkin dari pihak-pihak yang terkait dengan perangkat
pembelajaran kalo bisa dibuat simpel ajalah. Contohlah dengan negara-negara
... kemarin kebetulan sempetngomong dengan kawan dari sekolah lain yang
pernah keluar negeri. Contoh di Thailan itu gak seperti kita, RPP satu tahun
cuma berapa lembar gaktebel-tebelkayakgitu, ... poin-poin aja. ... yang

102 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
No Pertanyaan, Tanggapan dan Solusi
P : dipakaipun sama antara bagian-bagian RPP KD ke-1 dengan KD ke-2 dan
seterusnya paling yang dimunculkan ya itu... . Kalau dimunculkan terus ya
terlalu banyak, ... kita boros kertas.
P : Terdapat 49,47% guru dalam kisaran tidak memperbaiki dan tidak
mengembangkan RPP setelah dilakukan penilaian kinerja guru pada dirinya.
Faktornya apa, Pak?
R : E... kalau di tempat kita ini lebih ke anu si, Pak. Terakait dengan supervisi.
Disatu sisi supervisi memang belum berjalan maksimal tapi juga sering kali
ketika kita habis supervisi itu tidak ada intak kepada gurunya oh kamu
kurangnya disini, itu tidak disampaikan. Jadi sekedar diambil data ya sudah.
Sehingga apa yang menjadi kekurangan atau kelebihan pada guru, gurunya
tidak tahu.
P : Saran anda?
R : Seharusnya kepala sekolah atau pensupervisi lainnya memanggil guru yang
bersangkutan kemudian disampaikan hasil dari supervisi tersebut.
6. P : Terdapat 49,47% guru dalam kisaran tidak memperbaiki dan tidak
mengembangkan RPP setelah dilakukan penilaian kinerja guru pada dirinya.
Faktornya apa, Pak?
R : E... kalau di tempat kita ini lebih ke anu si, Pak. Terakait dengan supervisi.
Disatu sisi supervisi memang belum berjalan maksimal tapi juga sering kali
ketika kita habis supervisi itu tidak ada intak kepada gurunya oh kamu
kurangnya disini, itu tidak disampaikan. Jadi sekedar diambil data ya sudah.
Sehingga apa yang menjadi kekurangan atau kelebihan pada guru, gurunya
tidak tahu.
P : Saran anda?
R : Seharusnya kepala sekolah atau pensupervisi lainnya memanggil guru yang
bersangkutan kemudian disampaikan hasil dari supervisi tersebut.

Lampiran 103
TRANSKRIPSI WAWANCARA P dengan A

Hari/ Tanggal : Selasa, 29 Oktober 2019


Waktu : 09.00 WITE
Lokasi : KantIn SMK Negeri 16 Samarinda
Nama Responden : M. Arief, S.Kom
Jabatan : Guru Teknik Komputer dan Jaringan
P = Peneliti
A = Responden, Arief

No Pertanyaan, Tanggapan dan Solusi


1. P : Sebanyak 29,48% guru SMK Negeri di Kota Samarinda, efektivitas kerjanya
berada dalam kategori rendah. Mengapa demikian?
A : Kalo penyebab rendahnya itu berarti dilihat keterampilan kerja, kemudian
prestasiya dia, kemudian kemmpuan guru itu beradaptasi terhadap
lingkungannya, dia mampu gak menghadapi perubahan-perubahan yang
terjadi setiap tahunnya.
Kepala sekolah juga sangat berpengaruh menurut saya, kalo kepemimpinan
baik Insya-Allah yang kebawaahnya pasti akan baik juga.

P : Saran apa yang bisa Bapak berikan?


A : Pastinya harus ada peningkatan terhadap diri guru tersebut ya, jadi dari segi
keterampilannya perlu juga peningkatan, ada pelatihan.
2. P : Sebanyak 64,21% dari 95 orang guru tidak menyusun program tahuanan dan
program semester. Mengapa demikian?
A : Itu bisa kita lihat dari kemampuan gurunya juga ya, yang pertama bisa gak
membuat program tahunan dan program semester itu seperti apa yang baik
dan benar. Kemudian mungkin motivasinya mungkin kurang.
P : Agar guru menyusun program tahunan dan program semester bagaimana
caranya?
A : guru harus meningkatkan kemampuan dan motivasi kerjanya.
3. P : Sebanyak 57,90% dari 95 orang guru tidak menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) pada awal tahun atau awal semester pembelajaran.
Mengapa demikian?
A : Ya, ... seperti yang saya bilang tadi, faktor motivasi memang perlu sih. Jadi
harus termotivasi dulu gurunya kemauan seperti itu. Cuma kita disinikan
kurang termotivasi mungkin karena ada beberapa faktor. Kemudian harus ada
supervisi si ya, mengawasi juga dari proses pembelajaran tersebut supaya bisa
berjalan dengan baik

104 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
No Pertanyaan, Tanggapan dan Solusi
P : Bagaimana solusinya?
A : Kemudian harus ada supervisi si ya, mengawasi juga dari proses pembelajaran
tersebut supaya bisa berjalan dengan baik.
P : Terdapat 38,95% kompetensi profesional guru berada dalam kisaran rendah.
4. Mengapa demikian?
A : Yang pertama kemampuan gurunya ya, kemampuan guru rendah itu
mungkin bisa kita lihat dari e... guru yang tidak mau terus belajar. Jadi
ilmunya di situ-situ saja, mandek. Kan kita tahu bahwa perubahan ilmu
berkembang terus yang terbaru dan terbaru, nah itu guru tersebut tidak bisa
mengikuti perubahan tersebut.
P : Bagaimana cara mengatasinya?
A : Untuk bisa mengatasi itu, maka guru harus terus belajar, harus ikut pelatihan-
pelatihan yang memang harus ada untuk mengikuti perkembangan, karena
pelatihan itu perlu khususnya untuk guru.
5. P : Terdapat 47,37% guru berada dalam kisaran sering bahwa RPP yang dibuat
oleh guru adalah hasil copy paste dari RPP orang lain yang sudah jadi.
Mengapa demikian?
A : Penyebabnya guru masih belum bisa membuat dalam artian yang bener
penyusunannya RPP itu seperti apa itu masih belum tahu. Karena setiap
kurikulumkan terjadi beberapa kali revisi, apa lagi K13 revisi 2017, 2018
selalu ada perubahan. Nah sekarang kitakan pakek 2018, Pak.
P : Saran anda?
A : Jadi perlu ada IHT atau house training itu supaya secara bersama-sama
melakukan persamaan persepsi gitu lo. Formatnya begini, nanti teknik
pembelajarannya seperti ini, nah itu yang perlu dipahami betul oleh guru.

6. P : Terdapat 49,47% guru dalam kisaran tidak memperbaiki dan tidak


mengembangkan RPP setelah dilakukan penilaian kinerja guru pada dirinya.
Faktornya apa, Pak?
A : Sebenarnya harus ada kelanjutannya si, Pak, dari supervisi tadi. Jadi setelah
guru membuat, lalu disupervisi, ada kelanjutannya, perbaikannya apa yang
kurang, mana yang salah harus e... diperbaiki. Jadi guru tahu mana salahnya
apa, mana yang kurang karena kita yang membuat kitakan gak bisa nglihat
harus orng lain yang nglihat ... .
P : Saran anda?
A : Jadi setelah guru membuat, lalu disupervisi, ada kelanjutannya, perbaikannya
apa yang kurang, mana yang salah harus e... diperbaiki.

Lampiran 105
Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel
Efek vitas Kerja

Y-1 Pearson Correlation .790** Y-17 Pearson Correlation .689**


Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000
Y-2 Pearson Correlation .753** Y-18 Pearson Correlation .594**
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .004
Y-3 Pearson Correlation .718** Y-19 Pearson Correlation .586**
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .004
Y-4 Pearson Correlation .578** Y-20 Pearson Correlation .472*
Sig. (2-tailed) .005 Sig. (2-tailed) .027
Y-5 Pearson Correlation .670** Y-21 Pearson Correlation .443*
Sig. (2-tailed) .001 Sig. (2-tailed) .039
Y-6 Pearson Correlation .685** Y-22 Pearson Correlation .755**
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000
Y-7 Pearson Correlation .679** Y-23 Pearson Correlation .689**
Sig. (2-tailed) .001 Sig. (2-tailed) .000
Y-8 Pearson Correlation .783** Y-24 Pearson Correlation .518*
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .014
Y-9 Pearson Correlation .591** Y-25 Pearson Correlation .586**
Sig. (2-tailed) .004 Sig. (2-tailed) .004
Y-10 Pearson Correlation .721** Y-26 Pearson Correlation .680**
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .001
Y-11 Pearson Correlation .792** Y-27 Pearson Correlation .607**
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .003
Y-12 Pearson Correlation .806** Y-28 Pearson Correlation .589**
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .004
Y-13 Pearson Correlation .755** Y-29 Pearson Correlation .556**
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .007
Y-14 Pearson Correlation .786** Y-30 Pearson Correlation .840**
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000
Y-15 Pearson Correlation .689** Y-31 Pearson Correlation .692**
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000
Y-16 Pearson Correlation .724** Y-32 Pearson Correlation .717**
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000

106 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Efek vitas Kerja

Lampiran 107
Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel
Kompetensi Profesional

Correlations
X2_1 Pearson Correlation .406 X2_14 Pearson Correlation .800**
Sig. (2-tailed) .060 Sig. (2-tailed) .000
X2_2 Pearson Correlation .603** X2_15 Pearson Correlation .799**
Sig. (2-tailed) .003 Sig. (2-tailed) .000
X2_3 Pearson Correlation .673** X2_16 Pearson Correlation .749**
Sig. (2-tailed) .001 Sig. (2-tailed) .000
X2_4 Pearson Correlation .858** X2_17 Pearson Correlation .857**
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000
X2_5 Pearson Correlation .693** X2_18 Pearson Correlation .686**
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000
X2_6 Pearson Correlation .621** X2_19 Pearson Correlation .802**
Sig. (2-tailed) .002 Sig. (2-tailed) .000
X2_7 Pearson Correlation .517* X2_20 Pearson Correlation .557**
Sig. (2-tailed) .014 Sig. (2-tailed) .007
X2_8 Pearson Correlation .877** X2_21 Pearson Correlation .905**
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000
X2_9 Pearson Correlation .907** X2_22 Pearson Correlation .786**
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000
X2_10 Pearson Correlation .675** X2_23 Pearson Correlation .735**
Sig. (2-tailed) .001 Sig. (2-tailed) .000
X2_11 Pearson Correlation .866** X2_24 Pearson Correlation .560**
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .007
X2_12 Pearson Correlation .710** X2_25 Pearson Correlation .593**
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .004
X2_13 Pearson Correlation .763**
Sig. (2-tailed) .000

108 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel
Kompetensi Profesional

Lampiran 109
Tabulasi Data Hasil Uji Coba Instrumen Variabel
Efek vitas Kerja
NA NO SOAL/SKOR JAWABAN
NO JML
MA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

1 Resp 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 139

2 Resp 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 111

3 Resp 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 138

4 Resp 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 5 5 5 5 5 5 141

5 Resp 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 160

6 Resp 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 152

7 Resp 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 160

8 Resp 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 159

9 Resp 5 5 4 4 3 4 5 4 3 4 4 4 4 5 5 4 5 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 133

10 Resp 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 127

11 Resp 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 2 5 2 2 5 2 5 139

12 Resp 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 129

13 Resp 5 4 5 3 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 151

14 Resp 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 160

15 Resp 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 5 3 5 5 5 5 5 5 142

16 Resp 3 3 2 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 4 5 4 4 5 5 5 3 3 2 3 3 5 4 5 3 3 3 113

17 Resp 3 5 3 4 5 5 3 5 3 3 3 5 5 5 5 3 5 3 5 5 5 3 3 5 5 3 3 5 3 3 5 3 129

18 Resp 4 3 2 4 4 2 4 3 3 4 3 3 4 4 4 2 2 4 3 3 4 2 3 4 4 2 4 4 3 2 2 3 102

19 Resp 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 5 5 4 4 4 5 3 4 3 4 133

20 Resp 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 4 3 5 4 5 4 4 3 130

21 Resp 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 97

22 Resp 4 3 5 4 5 3 5 3 5 5 5 5 3 5 5 3 3 5 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 3 4 5 131

110 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
Tabulasi Data Hasil Uji Coba Instrumen Variabel
Kompetensi Profesional

Data Hasil Uji Instrumen Kompetensi Profesional


NO SOAL/SKOR JAWABAN
NO NAMA
RESP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 JUMLAH
1 RES 1 4 3 4 4 4 3 4 4 4 5 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 92
2 RES 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 2 81
3 RES 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 93
4 RES 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 4 3 3 114
5 RES 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 125
6 RES 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 125
7 RES 7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100
8 RES 8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100
9 RES 9 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 103
10 RES 10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 102
11 RES 11 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 2 5 5 4 4 4 4 5 5 5 112
12 RES 12 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 106
13 RES 13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100
14 RES 14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 99
15 RES 15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 4 3 116
16 RES 16 5 5 3 3 5 5 5 3 2 2 2 5 5 3 3 2 2 4 4 2 3 3 2 4 5 87
17 RES 17 4 3 5 3 4 3 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 3 3 3 2 2 69
18 RES 18 4 4 3 3 3 4 4 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 4 3 2 2 2 2 3 3 67
19 RES 19 5 4 3 4 3 3 4 4 3 3 2 2 2 3 3 4 4 1 1 3 2 3 4 5 3 78
20 RES 20 5 3 3 3 4 4 4 3 2 2 2 5 5 2 2 2 2 5 3 5 4 3 4 4 4 85
21 RES 21 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 76
22 RES 22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 96

Lampiran 111
Tabulasi Data Hasil Peneli an
Variabel Efek vitas Kerja

NO Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y16


1 1 3 2 2 2 3 3 3 1 3 3 2 2 3 4 2
2 3 5 5 2 2 2 4 2 2 4 4 4 4 4 3 2
3 5 4 5 3 2 2 4 2 2 4 4 5 5 4 5 2
4 4 4 4 1 1 4 3 1 1 3 4 4 3 3 4 2
5 2 2 2 1 1 4 2 1 1 4 3 2 2 3 2 1
6 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1
7 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4
8 4 5 5 2 3 3 4 4 4 4 5 5 5 4 4 3
9 3 3 5 1 1 4 3 1 1 4 3 3 3 2 3 1
10 4 4 3 2 3 4 4 4 3 4 5 5 4 5 5 3
11 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5
12 3 3 3 2 1 4 3 3 2 5 4 3 5 3 4 1
13 5 5 5 3 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4
14 4 2 4 1 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1
15 2 2 2 1 1 4 4 3 1 4 3 4 4 3 3 1
16 2 2 2 1 1 4 4 3 1 4 3 4 4 3 3 1
17 3 3 3 1 1 4 2 2 1 4 3 3 3 3 2 1
18 4 4 3 2 2 4 4 4 2 4 5 5 4 4 4 3
19 3 3 3 1 1 4 2 2 1 4 3 3 3 3 2 1
20 4 4 3 2 2 4 4 4 2 4 5 5 4 4 4 3
21 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
22 4 3 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2
23 2 2 2 1 1 4 4 3 1 4 3 4 4 3 3 1
24 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4
25 4 4 3 2 3 4 5 4 3 4 5 5 4 5 5 3
26 3 5 5 2 2 3 3 2 2 4 4 4 4 4 3 2
27 3 5 5 2 2 3 4 3 2 4 4 4 4 4 3 2
28 3 5 5 2 2 5 4 3 2 4 4 3 4 4 3 2
29 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4
30 4 3 3 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5
31 3 5 5 2 2 3 3 2 2 4 4 4 4 4 3 2
32 4 3 4 5 3 5 3 5 3 3 3 5 5 5 5 3
33 4 4 4 4 2 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 3
34 3 3 4 3 3 4 4 5 3 3 3 3 3 3 3 3
35 3 3 3 1 1 4 2 2 1 4 3 3 3 3 2 1
36 3 3 3 1 1 4 3 2 1 4 3 3 3 3 3 1
37 3 5 5 2 2 3 3 2 2 4 4 4 4 4 3 2
38 4 4 3 2 2 4 4 4 2 4 5 5 4 4 4 2
39 3 5 5 2 2 3 3 2 2 4 4 4 4 4 3 2
40 4 5 5 5 4 4 5 3 5 5 5 4 5 5 5 4
41 3 5 5 2 2 3 3 2 2 4 4 4 4 4 3 2
42 3 3 2 1 1 4 3 2 1 4 3 3 3 2 3 1
43 3 3 2 1 1 4 3 2 1 4 3 3 3 2 3 1
44 3 5 5 2 2 3 4 3 2 4 4 4 4 4 3 2
45 2 2 2 1 1 4 2 1 1 4 3 2 2 3 2 1
46 3 5 5 2 2 3 3 2 2 4 4 4 4 4 3 2
47 3 3 3 1 1 4 3 2 1 4 3 3 3 3 3 1

112 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
NO Y17 Y18 Y19 Y20 Y21 Y22 Y23 Y24 Y25 Y26 Y27 Y28 Y29 Y30 Y31 Y32
1 3 2 3 3 4 4 4 2 3 2 5 3 3 3 4 3
2 2 2 2 2 4 5 4 2 2 2 4 4 2 2 5 4
3 2 2 2 2 4 5 5 1 2 2 5 4 2 2 5 4
4 1 2 1 2 4 3 3 1 1 2 3 4 2 2 4 4
5 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 3 3 1 1 3 3
6 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2
7 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
8 4 3 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5
9 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 3 1 1 2 2
10 3 3 4 4 5 4 4 3 4 3 5 5 3 3 4 5
11 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4
12 3 2 2 2 4 4 4 2 1 2 4 5 2 2 5 5
13 3 3 4 4 5 5 5 4 4 4 3 5 5 3 5 5
14 1 2 2 2 4 4 4 1 3 1 4 3 3 3 3 4
15 1 1 1 1 4 4 4 1 1 1 4 4 2 2 5 5
16 1 1 1 1 4 4 4 1 1 1 4 4 2 2 5 4
17 1 1 1 1 4 3 4 1 1 1 3 3 1 1 3 3
18 3 3 3 4 5 4 4 3 3 3 5 5 3 3 4 5
19 1 2 2 1 4 3 4 1 1 1 3 3 1 1 3 3
20 3 3 3 4 5 4 4 3 3 3 5 5 3 3 4 4
21 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5
22 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
23 1 1 1 1 4 4 4 1 1 1 4 4 2 2 5 4
24 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 2 2 5 4
25 3 3 4 4 5 4 4 3 4 3 5 5 3 3 4 5
26 2 2 2 2 4 5 4 2 2 2 4 4 2 2 5 4
27 2 3 2 2 4 5 4 2 2 2 4 4 2 2 4 4
28 2 3 2 2 4 5 4 2 2 2 4 4 2 2 5 4
29 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 2 2 4 4
30 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5
31 2 2 2 2 4 5 4 2 2 2 4 4 2 2 5 4
32 5 5 5 3 5 5 5 5 5 3 5 4 4 5 4 4
33 4 4 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
34 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
35 1 2 2 1 4 3 4 1 1 1 3 3 1 1 3 3
36 1 2 2 1 4 3 4 1 1 1 3 3 1 1 3 3
37 2 2 2 2 4 5 4 2 2 2 4 4 2 2 5 4
38 3 2 3 3 5 4 4 3 3 3 5 5 2 3 4 4
39 2 2 2 2 4 5 4 2 2 2 4 4 3 3 5 4
40 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
41 2 2 2 2 4 5 4 2 2 2 4 4 2 2 5 4
42 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2
43 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2
44 2 3 2 2 4 5 4 2 2 2 4 4 2 2 5 4
45 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 3 3 1 1 3 3
46 2 2 2 2 4 5 4 2 2 2 4 4 2 2 5 4
47 1 2 2 1 4 3 4 1 1 1 3 3 1 1 3 3

Lampiran 113
NO Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y16
48 3 5 5 2 2 3 3 2 2 4 4 4 4 4 3 2
49 5 3 5 5 3 4 4 4 3 5 5 5 5 4 4 5
50 4 4 3 2 2 4 4 4 2 4 5 5 4 4 4 3
51 2 2 2 1 1 3 3 3 1 4 3 4 4 3 3 1
52 3 3 3 1 1 4 3 2 1 4 3 3 3 3 3 1
53 3 5 5 2 2 3 3 4 2 4 4 4 4 4 3 2
54 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3
55 4 5 5 2 2 3 3 4 2 4 4 4 4 4 3 2
56 2 2 2 1 1 4 2 1 1 4 3 2 2 3 2 1
57 2 2 2 1 1 4 4 3 1 3 3 4 4 3 3 1
58 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3
59 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4
60 2 2 2 1 1 4 2 1 1 4 3 2 3 3 2 1
61 3 3 3 1 1 4 3 2 1 4 3 3 3 3 3 1
62 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3
63 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3
64 2 3 2 1 1 4 4 3 1 4 3 4 4 3 3 1
65 5 3 2 1 1 4 4 3 1 3 3 4 4 3 3 1
66 2 2 2 1 1 4 2 1 1 4 3 2 2 3 2 1
67 4 5 5 5 4 4 5 5 3 5 5 5 5 5 5 4
68 4 4 5 3 4 4 4 4 3 5 4 4 3 5 5 5
69 3 5 5 2 2 3 3 4 2 4 4 4 4 4 3 2
70 4 4 4 2 2 4 5 5 3 5 4 5 5 5 5 2
71 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4
72 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4
73 2 2 2 1 1 4 2 1 1 4 3 2 2 3 2 1
74 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3
75 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3
76 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5
77 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3
78 4 5 4 3 3 5 5 5 3 5 5 5 5 5 4 5
79 2 2 2 1 1 4 2 1 1 4 3 2 2 3 2 1
80 3 3 3 1 1 3 2 2 1 3 3 3 3 3 2 1
81 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 3
82 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3
83 4 4 3 2 2 4 4 4 2 4 5 5 4 4 4 3
84 4 3 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2
85 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 3
86 4 4 5 3 3 5 5 4 3 5 5 5 4 4 4 3
87 5 5 5 3 3 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 3
88 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 2
89 4 4 4 2 2 4 5 5 3 5 4 5 5 5 5 2
90 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
91 3 3 3 1 1 3 2 2 1 3 3 3 3 3 2 1
92 4 4 5 5 5 5 5 4 2 4 4 5 5 4 5 3
93 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
94 3 5 5 2 2 3 3 2 2 4 4 4 4 4 3 2
95 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5

114 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
NO Y17 Y18 Y19 Y20 Y21 Y22 Y23 Y24 Y25 Y26 Y27 Y28 Y29 Y30 Y31 Y32
48 2 2 2 2 4 5 4 2 2 2 4 4 2 2 5 4
49 5 5 5 4 4 3 5 5 4 3 3 4 3 3 4 4
50 3 3 3 1 5 4 4 3 3 3 5 5 3 3 4 4
51 1 1 1 1 4 3 4 1 1 1 4 4 2 2 5 5
52 1 2 2 1 4 3 4 1 1 1 3 3 1 1 3 3
53 2 2 2 2 4 5 4 2 2 2 4 4 2 2 5 4
54 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
55 2 2 3 2 4 5 4 2 2 2 5 4 2 2 5 4
56 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 3 3 1 1 3 3
57 1 1 1 1 4 4 4 1 1 1 3 4 2 2 5 4
58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
59 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3
60 1 1 1 1 2 4 2 1 1 1 3 3 1 1 3 3
61 1 2 2 1 4 3 4 1 1 1 3 3 1 1 3 3
62 3 4 4 3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4
63 3 4 4 3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4
64 1 1 1 1 4 4 4 1 1 1 4 4 2 2 5 4
65 1 1 1 1 4 4 4 1 1 1 4 4 2 2 3 4
66 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 3 3 1 1 3 3
67 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
68 4 4 3 3 4 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4
69 2 2 2 2 4 5 4 2 2 2 4 4 2 2 5 4
70 5 5 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5
71 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3
72 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
73 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 3 3 1 1 3 3
74 3 4 4 3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4
75 3 4 4 3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4
76 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
77 3 4 4 3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4
78 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4
79 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 3 3 1 1 3 3
80 1 2 2 1 3 3 4 1 1 1 3 3 1 1 3 3
81 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
82 3 4 4 3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4
83 3 3 3 1 5 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4
84 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
85 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
86 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 3 4 4 5 3
87 3 3 4 4 5 5 5 3 4 4 5 5 4 4 5 5
88 4 4 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
89 5 5 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
90 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
91 1 2 2 1 3 3 4 1 1 1 3 3 1 1 3 3
92 4 4 3 4 5 5 4 4 2 3 5 4 3 4 5 4
93 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
94 2 2 2 2 4 5 4 2 2 2 4 4 2 2 5 4
95 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4

Lampiran 115
Tabulasi Data Hasil Peneli an Variabel
Kompetensi Profesional

NO X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2.10 X2.11 X2.12 X2.13 X2.14
1 3 4 2 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4
2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
6 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 4 3 4 5 3 4 3 5 4 4 5 4 4 4
9 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2
10 5 5 4 5 5 4 4 4 5 3 4 4 4 3
11 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3
13 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 5
14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2
15 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3
16 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2
18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 4 4 4
19 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3
21 4 4 4 3 3 4 5 5 3 4 3 3 4 5
22 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3
23 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2
24 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3
25 5 5 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3
26 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2
27 2 3 1 2 3 3 3 4 2 2 2 5 3 3
28 3 2 2 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
30 4 4 5 4 4 4 5 4 4 3 4 4 5 3
31 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
33 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
34 2 3 1 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3
35 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2
36 2 3 1 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3
37 2 3 1 2 3 3 3 4 2 2 2 4 3 3
38 2 3 1 2 3 3 3 4 2 2 2 4 3 3
39 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
41 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2
42 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2
43 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1
44 2 4 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2
45 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3
46 2 3 1 2 3 3 3 4 2 2 2 5 3 3
47 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
48 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2

116 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
NO X2.15 X2.16 X2.17 X2.18 X2.19 X2.20 X2.21 X2.22 X2.23 X2.24 X2.25
1 5 5 5 4 5 5 4 5 3 5 4
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
6 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 4 3 5 4 3 5 4 3 4 3 4
9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
10 5 5 4 3 3 5 3 3 5 5 5
11 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
13 3 3 5 5 3 3 3 3 5 5 5
14 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
16 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
17 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
18 3 5 5 4 3 5 5 4 5 5 4
19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
21 5 3 3 4 4 5 5 5 3 5 4
22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
23 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 4
24 4 4 3 5 5 5 5 5 4 4 4
25 4 4 3 5 5 5 5 5 3 4 4
26 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2
27 2 2 1 3 2 2 2 2 3 3 3
28 2 4 3 2 4 4 3 4 2 4 4
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
30 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4
31 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2
32 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4
33 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
34 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
35 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2
36 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
37 2 2 1 3 2 2 2 2 3 3 3
38 2 2 1 3 2 2 2 2 3 3 2
39 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
41 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2
42 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2
43 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1
44 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
45 4 5 5 4 3 3 3 4 5 3 4
46 2 3 1 3 2 2 2 2 3 3 3
47 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
48 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2

Lampiran 117
NO X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2.10 X2.11 X2.12 X2.13 X2.14
49 3 3 2 3 3 3 5 3 3 3 3 5 5 3
50 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3
51 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
52 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2
53 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
54 3 3 2 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4
55 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
56 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
57 2 2 1 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2
58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
60 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
61 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2
62 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
63 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
64 2 2 1 3 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2
65 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2
66 2 2 1 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2
67 4 4 5 4 4 4 5 3 4 4 4 5 4 4
68 4 3 5 3 4 3 4 3 2 2 2 2 2 2
69 4 4 3 3 3 4 4 2 2 2 2 3 2 2
70 3 4 2 4 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3
71 4 5 3 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3
72 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3
73 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
74 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4
75 3 2 3 4 4 3 4 4 4 4 5 4 3 3
76 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4
77 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2
78 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4
79 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
80 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2
81 3 3 4 4 4 4 3 5 5 5 3 3 4 4
82 3 4 3 4 2 4 4 5 4 4 4 4 4 3
83 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2
84 3 3 3 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5
85 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
86 3 3 3 5 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4
87 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4
88 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4
89 3 3 3 5 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4
90 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
91 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2
92 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3
93 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
94 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
95 5 3 5 4 5 4 4 4 4 5 4 3 4 4

118 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
NO X2.15 X2.16 X2.17 X2.18 X2.19 X2.20 X2.21 X2.22 X2.23 X2.24 X2.25
49 4 4 3 3 3 3 4 4 3 5 5
50 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
51 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2
52 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2
53 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
54 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4
55 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3
56 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
57 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2
58 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
59 3 4 4 4 5 4 4 3 3 4 4
60 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2
61 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3
62 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3
63 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4
64 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2
65 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2
66 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2
67 4 4 4 3 4 4 3 3 3 5 5
68 2 2 2 2 3 4 3 3 3 2 2
69 2 2 2 4 3 2 2 2 2 3 3
70 3 4 4 2 2 3 2 3 4 5 5
71 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4
72 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
73 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
74 4 4 2 4 4 3 4 3 3 3 3
75 4 4 4 4 3 5 5 4 4 4 4
76 5 5 4 4 4 4 3 3 4 3 4
77 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3
78 4 4 4 3 3 3 3 3 4 5 4
79 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
80 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2
81 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3
82 3 3 4 4 4 4 5 4 4 5 3
83 2 2 2 3 1 4 1 1 4 4 2
84 5 4 4 4 4 4 4 1 4 3 3
85 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
86 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4
87 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5
88 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4
89 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4
90 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
91 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2
92 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
93 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5
94 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
95 4 4 3 4 5 4 4 4 4 5

Lampiran 119
Tabulasi 2 Kelompok Data Hasil Peneli an

NO X Y NO X Y
1 108 90 49 94 133
2 99 100 50 112 114
3 107 107 51 93 80
4 76 85 52 93 75
5 110 60 53 93 102
6 113 48 54 100 120
7 100 123 55 99 105
8 98 132 56 99 60
9 105 65 57 86 80
10 105 124 58 97 124
11 121 149 59 97 120
12 117 98 60 97 63
13 98 141 61 80 75
14 100 96 62 96 125
15 119 83 63 97 125
16 104 82 64 99 83
17 100 71 65 88 83
18 110 118 66 92 60
19 104 73 67 100 151
20 116 117 68 69 129
21 100 153 69 67 102
22 99 119 70 80 133
23 119 82 71 85 124
24 94 128 72 98 154

120 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
NO X Y NO X Y
25 99 125 73 81 61
26 106 100 74 95 126
27 83 102 75 100 125
28 93 104 76 95 158
29 100 127 77 98 124
30 105 139 78 94 146
31 97 100 79 104 60
32 97 136 80 97 70
33 98 139 81 94 121
34 88 101 82 101 125
35 100 73 83 70 112
36 98 75 84 94 117
37 102 100 85 100 141
38 101 113 86 96 130
39 75 102 87 117 140
40 100 152 88 102 139
41 100 100 89 96 130
42 80 63 90 125 160
43 82 63 91 100 70
44 86 103 92 77 133
45 93 60 93 122 160
46 114 100 94 99 100
47 121 75 95 99 153
48 100 100

Lampiran 121
Hasil Uji Normalitas Efek vitas Kerja
dan Kompetensi Pofesional

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized Residual
N 95
Normal Parametersa,b Mean ,00
Std. Deviation 10,165
Most Extreme Absolute ,070
Differences Positive ,070
Negative -,052
Test Statistic ,070
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Hasil Uji Linieritas Efek vitas Kerja dengan Kompetensi Pofesional

122 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
Hasil Analisis Koefisien Determinasi dan Analisis Regresi Linier
Sederhana Kompetensi Pofesional terhadap Efek vitas Kerja Guru

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 ,821 ,674 ,670 16,688
a. Predictors: (Constant), Kompetensi Profesional

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 31,874 5,724 5,568 ,000
Kompetensi
1,001 ,072 ,821 13,854 ,000
Profesional
a. Dependent Variable: Efektivitas Kerja

Lampiran 123
Rekomendasi dari Ketua Universitas Mulawarman kalimantan
Timur untuk Mendapat Surat Izin Peneli an dari Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur

124 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
Rekomendasi Peneli an dari Kepala Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur

Lampiran 125
Surat Keterangan dari Kepala SMK Negeri 6 Samarinda
Telah Melakukan Uji Instrumen

126 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
Surat Keterangan Kepala SMK Negeri 7 Samarinda
Telah Melakukan Peneli an

Lampiran 127
Surat Keterangan dari Kepala SMK Negeri 11 Samarinda
Telah Melakukan Peneli an

128 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
Surat Keterangan dari Kepala SMK Negeri 12 Samarinda
Telah Melakukan Peneli an

Lampiran 129
Surat Keterangan dari Kepala SMK Negeri 14 Samarinda
Telah Melakukan Peneli an

130 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
Surat Keterangan dari Kepala SMK Negeri 16 Samarinda
Telah Melakukan Peneli an

Lampiran 131
Surat Keterangan dari Kepala SMK Negeri 17 Samarinda
Telah Melakukan Peneli an

132 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
Surat Keterangan dari Kepala SMK Negeri 20 Samarinda
Telah Melakukan Peneli an

Lampiran 133
Foto 1 Wawancara Peneli dengan Responden Rusito, S.Pd Guru
Akuntansi dan Kepala Program Keahlian Akuntansi
SMK Negeri 16 Samarinda

134 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA SAMARINDA
Foto 2 Wawancara Peneli dengan Responden M. Arief, S.Kom,
Guru dan Kepala Program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan
SMK Negeri 16 Samarinda

Lampiran 135
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Huda, Lahir pada 20 Juli 1967 di Jombang Jawa Timur. Ia menerima
Pendidikan dasar pada Madrasah Ibtida’iyah Bustanul Ulum di Jombang
dan tamat pada tahun 1981. Pada pendidikan tingkat menengah pertama
ia belajar di Madrasah Tsanawiyah Darussalam di Jombang pula, dan
tamat pada tahun 1984. Pada tahun 1985 ia melanjutkan sekolah pada
Madarasah ‘Aliyah (MA) di kota yang sama dan lulus pada tahun 1988.
Pada tahun 1989 ia melanjutkan pendidikan pada IAIN Antasari
Samarinda Kalimantan Timur dengan mengambil fakultas Tarbiyah
(pendidikan) jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) dan lulus pada
tahun 1995. Pada 2012 ia melanjutkan kuliah di Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri (STAIN) Samarinda Kalimantan Timur dan mengambil
Program Studi (Prodi) Magister Pendidikan Islam. Pada tanggal 17 Juni
2014 ia berhasil mempertanggungjawabkan karya tesisnya. Pada 2015, ia
melanjutkan pendidikan di Universitas Mulawarman Kalimantan Timur
program studi Manajemen Pendidikan Proram Doktor (S.3), dan pada
16 Desember 2019 ia berhasil mempertanggungjawabkan disertasinya.
Sebagai orang yang lahir dari keluarga dan masyarakat santri, ia
banyak mempelajari ajaran Islam selain dari kitab berbahasa Jawa dan
Indonesia, juga kitab berbahasa Arab, yaitu: Safinah an-Najah, Sullam at-
Taufiq, Washiyat al-Mushthafa, Akhlaq al-Lilbanin, Ta‘lim al-Muta‘allim,
Tafsir al-Maraghi, Tafsir Jalalain, Alfiyah dan beberapa kitab lainnya.
Karakteristiknya yang tangguh memekikkan semboyan “lebih baik
berkalang tanah dari pada menyerah kalah dalam perjuangan”.

137

Anda mungkin juga menyukai