Anda di halaman 1dari 14

Pemenuhan Hak Asasi Manusia pada Masyarakat Pesisir Terhadap Kegiatan

Pertambangan di Wilayah Paseban Kabupaten Jember

Alfin Rahardian Sofyan

Abstrak
Masyarakat pesisir yang terdapat pada berbagai titik-titik kawasan banyak identik seperti
kemiskinan, rendahnya sumber daya manusia (SDM) karena sebagian penduduk hanya lulusan
sekolah dasar atau bahkan tidak lulus sekolah sama sekali. Kondisi seperti inilah yang membuat
masyarakat pesisir mengalami banyak hambatan dalam berbagai hal terutama pembangunan dan
pendidikan yang menjadikan keterlatarbelakangan budaya.1
Banyaknya pemenuhan dan juga kurangnya perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia
(HAM) pada masyarakat pesisir terutama pada sektor pembangunan menyebabkan terjadinya
suatu permasalahan yang nantinya menyebabkan kurangnya dan bisa sampai tidak terpenuhinya
hak hidup dan hak kesejahteraan yang ada di masyarakat pesisir tersebut. Konflik yang terjadi
pada perusahaan pertambangan yang sekarang ini marak dan banyak muncul yang menyerang
kesejahteraan hidup bagi nelayan dengan adanya limbah dari perusahaan tambang yang
mengancam mata pencaharian nelayan dan juga lingkungannya.
Permasalahan yang ada di Paseban merupakan salah satu gugusan yang ada pada wilayah
pesisir timur tepatnya di Pulau Jawa. Paseban terdapat pada sebuah pedesaan yakni yang terletak
di daerah pesisir kota Jember yang sangat memiliki potensi wisata besar dengan mengandalkan
pantai indah dan pengelolaan kearifan lokalnya. Di kawasan Paseban ini sangat dekatn dengan
wilayah tambang yaitu Wotgaluh, Konservasi Penyu Nusa Barong, dan pengangkaran ikan yang
ada di Puger. Potensi daerah Paseban juga bisa dipandang dari potensi sumber daya alamnya
terutama pertambangan pasir besi dan nikel. Hal ini dibuktikan dengan adanya investor (PT.
Antam) yang datang untuk membuka pertambangan di daerah Paseban. Namun usahanya untuk
membuka pertambangan didaerah Paseban mendapat penolakan keras dari warga setempat.

1
Adeleida J. Bonde, “PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MASYARAKAT PESISIR TERHADAP KEGIATAN PERTAMBANGAN
DI TINJAU DARI PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA.Pdf,” Jurnal Program Studi Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas
Sam Ratulangi Manado 2, no. 1 (2014): 1.
Warga setempat berpendapat bahwa daerah Paseban harus dilestarikan sebagai daerah wisata
dengan keindahan alam dan kearifan lokal.2
Banyaknya hal-hal negatif yang dilakukan oleh perusahaan tambang yang ada di
Indonesia saat ini banyak menjadikan suatu persoalan yang perlu dikaji ulang dan masih menjadi
perdebatan di berbabagai kalangan. Hal-hal dan dampak negatif dari perusahaan tambang ini
tidak bisa kita mengelak dan menutup mata saja karena dampak negatif yang dimunculkan
perusahaan tambang adalah rusaknya hutan yang berada di daerah lingkar tambang, tercemarnya
laut, terjangkitnya penyakit bagi masyarakat yang bermukim di daerah lingkar tambang, dan
konflik antara masyarakat lingkar tambang dengan perusahaan tambang.3

Kata Kunci: Perlindungan Hukum, Hak Asasi Manusia, Masyarakat pesisir, dan
Pertambangan.

Pendahuluan

Latar Belakang

Masyarakat pesisir merupakan suatu kumpulan masyarakat yang hidup bersama-sama


mendiami wilayah pesisir membentuk dan memiliki kebudayaan yang khas yang terkait dengan
ketergantungannya pada pemanfaatan sumberdaya pesisir.4 Di wilayah ini, sebagian besar
perkonomian masyarakatnya hidup bergantung dari mengelola sumber daya pesisir dan laut, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Harus adanya suatu pembangunan yang berkualitas dan
berkelanjutan di kawasan pesisir maka diperlukan adanya suatu regulasi yang jelas dan tepat
untuk mengatur segala aspek pembangunan pada aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Di
dalamnya diperlukan kolaborasi antara pembuat kebijakan, masyarakat, akademisi, dan
stakeholder lain untuk mencapai kondisi sosial-ekologi yang berkelanjutan.5
2
“PERJUANGAN MASYARAKAT PASEBAN DALAM MENJAGA KELESTARIAN PESISIR UJUNG BARAT KABUPATEN
JEMBER,” n.d., 3.
3
J. Adeleida, “PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MASYARAKAT PESISIR TERHADAP KEGIATAN PERTAMBANGAN DI
TINJAU DARI PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA,” Jurnal Hukum Unsrat 2, no. 1 (2014): 2.
4
“Optimasi Pengelolaan Dan Pengembangan Budidaya Ikan Kerapu Macan Pada Kelompok Sea Farming Di Pulau
Panggang, Kabupaten Administratif Kepulauan.Pdf,” 1, accessed October 18, 2017,
http://mfile.narotama.ac.id/files/Umum/JURNAL%20IPB/Optimasi%20Pengelolaan%20dan%20Pengembangan
%20Budidaya%20Ikan%20Kerapu%20Macan%20pada%20Kelompok%20Sea%20Farming%20di%20Pulau
%20Panggang,%20Kabupaten%20Administratif%20Kepulauan.pdf.
5
Nikken Adita Arifiani and Mussadun, “Studi Persepsi Masyarakat Terhadap Tingkat.Pdf,” JURNAL WILAYAH DAN
LINGKUNGAN 4, no. 3 (2016): 3.
Kondisi masyarakat pesisir di berbagai kawasan secara umum ditandai oleh adanya
beberapa ciri, seperti kemiskinan, keterbelakangan sosial-budaya, rendahnya kualitas sumber
daya manusia (SDM) karena sebagian penduduk hanya lulusan sekolah dasar atau bahkan tidak
lulus sekolah sama sekali.6 Kondisi seperti inilah yang membuat masyarakat pesisir mengalami
banyak hambatan dalam berbagai hal terutama pembangunan dan pendidikan yang menjadikan
keterlatarbelakangan budaya.
Tidak tercapainya pemenuhan dan juga kurangnya perlindungan terhadap Hak Asasi
Manusia (HAM) pada masyarakat pesisir terutama pada sektor pembangunan menyebabkan
terjadinya suatu permasalahan yang nantinya menyebabkan kurangnya dan bisa sampai tidak
terpenuhinya hak hidup dan hak kesejahteraan yang ada di masyarakat pesisir tersebut. 7 Konflik
yang terjadi pada perusahaan pertambangan yang sekarang ini marak dan banyak muncul yang
menyerang kesejahteraan hidup bagi nelayan dengan adanya limbah dari perusahaan tambang
yang mengancam mata pencaharian nelayan dan juga lingkungannya. Peran pemerintah juga
tidak maksimal dalam hal ini masih banyak yang menunjukkan bahwasanya pemerintah Pro
terhadap perusahaan tambang tersebut. Munculnya perpecahan yang terjadi karena perjanjian
yang dilakukan oleh pihak perusahaan belum menunjukkan suatu jaminan terhadap hak hidup
dan hak mensejahterahkan masyarakat pesisir. Adanya suatu perpecahan tersebut membuat
pemerintah harus melakukan atau mengeluarkan regulasi yang jelas yang ada hal ini dari
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang nantinya akan melakukan suatu penertiban
atas aktivitas perusahaan tambang di pesisir pantai. Kebijakan tersebut menjadi konsekuensi dari
diterapkannya zonasi laut yang diminta oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.8
Kewajiban yang diberikan negara dalam hal ini pemerinah merupakan konsekuensi dari
jaminan HAM kepada warga negara yang secara institusional dijamin. Pelanggaran terhadap Hak
Asasi Manusia seharusnya berkurang setelah adanya beberapa undang-undang yang
mengaturnya. Tetapi pada kenyataannya tidak demikian. Untuk itu perlu dikaji lebih mendalam
lagi mengenai produk dari undang-undang yang ada di dalam masyarakat apakah sudah
terlaksana dengan baik dalam penerapannya atau masih belum terlaksana sepenuhnya sehingga

6
Bonde, “PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MASYARAKAT PESISIR TERHADAP KEGIATAN PERTAMBANGAN DI TINJAU
DARI PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA.Pdf,” 1. Dicek lagi zoteronya.
7
Bonde, 2.
8
C. N. N. Indonesia, “Menteri Susi Larang Aktivitas Tambang Di Pesisir Pantai,” CNN Indonesia, accessed October
21, 2017, https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150211120611-85-31275/menteri-susi-larang-aktivitas-
tambang-di-pesisir-pantai.
perlu dikeluarkan lagi produk undang-undang yang dengan tegas memberikan perlindungan
kepada masyarakat. Oleh karenanya, pemerintah dalam menetapkan suatu kebijakan harus
melihat dari aspek modal sosial masyarakat dimana usaha pertambangan tersebut akan dilakukan
di samping pertimbangan rasional umum yang menjadi syarat dikeluarkannya ijin
pertambangan.9
Adanya suatu dampak langsung dari pertambangan yang dilakukan oleh penambang yang
terjadi di wilayah pantai pesisir selatan Jawa, status pencemaran lingkungan di wilayah Jawa
Timur semakin buruk. Konservasi hutan mangrove dan terumbu karang dalam kondisi yang
sangat memprihatinkan. Hal ini nantinya akan berdampak pada perekonomian masyarakat yang
berprofesi sebagai nelayan utamanya karena ikan yang mereka cari akan semakin langka
ditemukan jika habitatnya perlahan rusak. Dan juga nantinya pada kerusakan hutan mangrove
akan dapat menyebabkan kenaikan permukaan air laut kedarat sehingga padi yang ada di daratan
dekat pesisir laut akan menguning. Permasalahan yang ada di Paseban merupakan salah satu
gugusan yang ada pada wilayah pesisir timur tepatnya di Pulau Jawa. Paseban terdapat pada
sebuah pedesaan yakni yang terletak di daerah pesisir kota Jember yang sangat memiliki potensi
wisata besar dengan mengandalkan pantai indah dan pengelolaan kearifan lokalnya. Di kawasan
Paseban ini sangat dekan dengan wilayah tambang yaitu Wotgaluh, Konservasi Penyu Nusa
Barong, dan pengankaran ikan yang ada di Puger. Potensi daerah Paseban juga bisa dipandang
dari potensi sumber daya alamnya terutama pertambangan pasir besi dan nikel.10
Dalam hal ini masyarakat harus memiliki cara untuk menjaga lingkungan pesisir demi
terwujudnya ketahanan maritim. Masyarakat harus memiliki suatu pendapat bahwa
penambangan hanya akan membawa uang untuk sementara waktu dan membuat alam rusak
selamanya. Masyarakat nantinya harus lebih arif untuk menjaga alam demi anak cucu, daripada
mementingkan perut sendiri.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pemenuhan Hak Asasi Manusia (HAM) terhadap pengaruh pertambangan
bagi masyarakat yang tinggal di daerah pesisir ?

9
Risalatul Ma’rifah, Nawiyanto, and Ratna Endang, “KONFLIK PERTAMBANGAN PASIR BESI DI DESA
WOGALIH,.Pdf,” Jurnal PUBLIKA Budaya 2, no. 1 (2014): 3.
10
“PERJUANGAN MASYARAKAT PASEBAN DALAM MENJAGA KELESTARIAN PESISIR UJUNG BARAT KABUPATEN
JEMBER,” 3.
Pembahasan
Ajukan dulu teori-teori terkait hak ekologis, hak atas pekerjaan dan kehidupan yang
layak.
Kegiatan pertambangan adalah suatu usaha untuk memanfaatkan sumber daya alam.
Kegiatan pertambangan juga bisa nantinya dilakukan pada cadangan mineral atau bahan-bahan
galian lainnya. Kegiatan tambang ini hanya memberikan satu kali hasil saja. Pemanfaatan
sumberdaya alam yang lainnya seperti hasil hutan, hasil panen, dan pertanian dapat
dibudidayakan serta memberikan hasil panen berulangkali dari lahan yang sama.11
Kegiatan pertambangan sangat beresiko terhadap aspek dari sektor lingkungan, baik yang
berupa fisik maupun juga sosial. Oleh karenanya, sektor lingkungan terkait dengan
pertambangan perlu dikaji lagi karena kegiatan pertambangan di Indonesia sering menimbulkan
suatu konflik terhadap tanah maupun juga lahan.12 Konflik yang terjadi tersebut antara
pemerintah dengan masyarakat, dan juga perusahaan dengan masyarakat serta pemerintah
dengan perusahaan. Seperti halnya konflik yang terjadi pada pertambangan pasir besi di
Paseban.13 Permasalahan yang terjadi dilingkungan hidup ialah hubungan yang terjadi pada
makhluk hidup. Permasalahan lingkungan hidup merupakan masalah ekologi dan diatur pada
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
Permasalahan lingkungan hidup adalah hubungan makhluk hidup, khususnya manusia
dengan lingkungan hidup. Permasalahan lingkungan hidup adalah permasalahan ekologi Istilah
ekologi pertama kali digunakan oleh Haeckel yakni ekosistem terbentuk oleh komponen biotik
dan abiotik. Masing-masing komponen itu mempunyai fungsi. Oleh karenanya nilai-nilai ekologi
memberikan manfaat karena adanya fungsi dari komponen ekosistem tersebut.14
Perlunya perlindungan hukum terhadap hak-hak masyarakat yang ada di wilayah pesisir
merupakan suatu wujud untuk tercapainya tujuan hukum itu sendiri. Sampai saat ini masyarakat
11
Ma’rifah, Nawiyanto, and Endang, “KONFLIK PERTAMBANGAN PASIR BESI DI DESA WOGALIH,.Pdf,” 1.
12
Ma’rifah, Nawiyanto, and Endang, 2.
13
“Perlawanan Rakyat Jember Terhadap Tambang Pasir Besi Paseban - Beritajatim.Com,” accessed October 25,
2017,
http://beritajatim.com/politik_pemerintahan/280048/perlawanan_rakyat_jember_terhadap_tambang_pasir_besi
_paseban.html.
14
Restu Juniah et al., “DAMPAK PERTAMBANGAN BATUBARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT SEKITAR
PERTAMBANGAN BATUBARA (KAJIAN JASA LINGKUNGAN SEBAGAI PENYERAP KARBON),” Jurnal Ekologi Kesehatan
12, no. 1 (2013): 2.
yang tinggal dan bermukim di daerah pertambangan terutama masyarakat pesisir belum
mencapai kesejahteraannya secara merata.15 Munculnya permasalahan yang ada dan timbul
seringkali menjadi keresahan di dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam menciptakan
perdamaian, keamanan dan kesejahteraan rakyat perlu dilakukan oleh setiap individu dalam
mencapai tujuan hukum. Hak-hak kodrati yang dilindungi oleh negara tidak dapat dipisahkan
atau terpisahkan dari diri manusia. Kurangnya terhadap perhatian atas perlindungan hukum
terhadap masyarakat di sekitar lokasi usaha pertambangan terbukti dengan tidak adanya bagian
ataupun pasal dari keseluruhan produk hukum di bidang pertambangan yang secara eksplisit dan
tegas mengatur perlindungan hukum bagi masyarakat lokal. Hal ini sangat memperihatinkan, jika
melihat usaha pertambangan itu adalah kegiatan yang secara kasar dapat dimaknai sebagai
kegiatan yang merusak dan menghilangkan habitat asli dari tempat atau lokasi kegiatan usaha
pertambangan itu. 16
Permasalahan pertambangan di kawasan pesisir Paseban nantinya jika pasir pantai
dikeruk untuk mendapatkan pasir besi maka akan berdampak pula pada arus dalam yang semakin
kuat. Didorong oleh ombak setinggi 1-2 meter yang biasa di pantai Paseban megakibatkan air
naik ke darat. Air akan meresap ke dalam tanah dan tersimpan dalam sumur-sumur penduduk di
wilayah sekitar. Maka nanti sumur penduduk akan menjadi asin dan tidak layak konsumsi karena
terjadi penurunan kualitas tanah dimana pasir sebagai filter dan pembatas antara air laut dengan
air tanah telah dikeruk demi keuntungan investor. 17 Ombak setinggi 1-2 meter dengan arus
kencang akan mempersulit masyarakat untuk melaut. Suara yang terdengar bising yang
diakibatkan oleh mesin-mesin tambang akan sangat mempengaruhi biota laut. Ikan akan menjauh
dari sekitar pantai Paseban, maka akan susah untuk adanya ikan yang hidup disekitar terumbu
karang. Mengakibatkan ikan akan semakin jauh mencarinya. Selain itu selain asap yang
dihasilkan dari mesin turut pula partikel-partikel pasir yang akan berterbangan di udara. Apabila
terhirup oleh tubuh maka terjadi penurunan kualitas kesehatan masyarkat. Abrasi juga akan
mengakibatkan ZEE maritim Indonesia semakin mencorok kedalam. Walaupun hanya wilayah

15
Syahdan Alamsyah, “Tolak Pasir Besi, Petani Dan Nelayan Sukabumi Curhat Kesulitan Hidup,” detiknews,
accessed October 21, 2017, https://news.detik.com/read/2017/08/29/162244/3620196/486/tolak-pasir-besi-
petani-dan-nelayan-sukabumi-curhat-kesulitan-hidup.
16
Bonde, “PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MASYARAKAT PESISIR TERHADAP KEGIATAN PERTAMBANGAN DI TINJAU
DARI PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA.Pdf,” 4.
17
“PERJUANGAN MASYARAKAT PASEBAN DALAM MENJAGA KELESTARIAN PESISIR UJUNG BARAT KABUPATEN
JEMBER,” 86.
Paseban yang relatif kecil, namun jika ditambahkan dengan wilayah lain yang sudah tergerus
abrasi maka semakin nampak perubahan di wilayah pesisir selatan pulau jawa.18
Disini sangat berpengaruh Hak atas Lingkungan Hidup yang memang harus
dipertahankan oleh masyarakat dan Pemerintah selaku pemberi izin yang nantinya tidak
merugikan didalam segala lini dan segala sektor yang memang sangat perlu untuk saling
bersinergi jangan hanya mementingkan urusan perut saja tetapi kesejahteraan bagaimana
kedepan masyarakat pesisir khususnya daerah Paseban Kabupaten Jember bisa memperoleh
kehidupan yang layak sebagaimana mestinya.
Perizinan tambang menggelembung seperti tak terkontrol. Setidaknya, tiap hari 6-7 Izin
Usaha Pertambangan (IUP) dikeluarkan sejak 2008.19 Terdapat 5171 IUP dari 8263,
berkategori Clean and Clear berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba).20 Ini membuktikan bahwa masih banyaknya
perizinan tak sebanding dengan persoalan lingkungan, kesejahteraan, sosial budaya dan
pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Dunia politik dan demokrasi yang ada pada era saat ini
telah menjadikan industri tambang sebagai mesin untuk penghasil uang. Terjadinya suatu
perebutan dan mempertahankan kekuasaan tidak lepas adanya juga keterlibatan pengusaha dan
perusahaan tambang. Otonomi daerah pun memperburuk pengelolaan sumberdaya alam.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan keseriusan untuk
mendukung transparansi bagi investor yang akan berinvestasi di sektor ESDM.
Faktanya kantong kemiskinan justru berada di provinsi atau kabupaten
tempat operasi tambang. Sebut saja Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Jawa Timur, Kalimantan
Timur, Kalimantan Selatan, NTB, NTT dan Papua, dimana tambang beroperasi lama dan memiliki
ratusan izin.21 
Provinsi Jumlah Izin Jumlah Persentase Penddk Miskin**
Tambang* kontrak Migas Kota Desa
Sumatera 189 29 16,73 14,67
Selatan
Bangka 303 - 4,39 8,45
Belitung
Jawa Timur 209 24 10,58 19,74
18
Yossika Tantri Wandan Sari and Arif Satria, “Fishery Acess to Coastal Resources in Mining Area,” Sodality: Jurnal
Sosiologi Pedesaan 5, no. 3 (2015).
19
“Izin Usaha Tambang Tak Sebanding Persoalan,” hukumonline.com, accessed October 21, 2017,
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4f1019e9a42d6/izin-usaha-tambang-tak-sebanding-persoalan.
20
“UU-4-TAHUN-2009.Pdf,” accessed October 25, 2017,
http://eiti.ekon.go.id/v2/wp-content/uploads/2017/07/UU-4-TAHUN-2009.pdf.
21
“Izin Usaha Tambang Tak Sebanding Persoalan.”
Kalimantan 788 25 4,02 13,66
Timur
Kalimantan 261 2 4,54 5,69
Selatan
NAD 75 4 14,65 23,54
NTT 56 1 13,57 25,10
Papua 9 22 5,55 46,02

Berdasarkan apa yang ada pada table tersebut membuktikan bahwa memang masih banyaknya
dampak negatif terhadap pertambangan yang ada dan dilakukan. PT Bursa efek Indonesia (BEI)
mencatat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukan tren peningakatan. Salah satu
sektor yang mengalami peningkatan sangat tajam adalah sektor pertambangan (mining).22
Direktur Perdagangan dan Anggota Bursa BEI Alpino Kianjaya menyatakan, dari
kesembilan sektor yang berada dalam catatan bursa, sektor pertambangan memang mengalami
peningkatan yang cukup tajam dalam dua tahun terakhir. 23 Suatu penelitian mengenai dampak
terhadap pertambangan dan kesejahteraan telah dilakukan meskipun dalam jumlah yang terbatas,
dengan cakupan wilayah dan isu yang berbeda.
Sumber daya alam di Indonesia, yang merelasikan anugerah kekayaan alam dan
dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi pada level wilayah menggunakan pendekatan
regresi cross section. Pada intinya, penelitian membuat dua model untuk membuktikan efek total
sewa sumber daya alam (pada model pertama) dan mendekomposisi efek sewa sumber daya
alam pertambangan, minyak, dan gas alam serta kehutanan (pada model kedua) untuk kemudian
melihat dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi.24
Kita tidak boleh menutup mata dan harus melihat ada suatu zonasi di wilayah pesisir
dapat dikatan mempengaruhi akses sumber daya alam pada nelaya dan banyknya aspirasi-
aspirasi yang penduduk dan nelayan sampaikan. 25 Perubahan terhadap jauhnya jarak serta
lamanya waktu tangkap yang dilakukan oleh nelayan merupakan salah satu indikasi bahwa
zonasi ini mempengaruhi akses nelayan. Selain itu masih adanya kapal nonnelayan yang semakin
banyak hilir mudik menuju pelabuhan dan harus melakukan lego jangkar terlebih dahulu maka
membuat ada sebagain wilayah lautan yang tidak dapat dijamah oleh para nelayan. Sedangkan

22
metrotvnews developer, “Selama Dua Tahun Sektor Pertambangan Meningkat Tajam,” accessed October 21,
2017, http://ekonomi.metrotvnews.com/bursa/JKRyo6xk-selama-dua-tahun-sektor-pertambangan-meningkat-
tajam.
23
developer.
24
“SUMBER DAYA ALAM UNTUK KESEJAHTERAAN PENDUDUK LOKAL Studi.Pdf,” n.d., 3.
25
Alamsyah, “Tolak Pasir Besi, Petani Dan Nelayan Sukabumi Curhat Kesulitan Hidup.”
yang terjadi pada perubahan jumlah tangkapan yang sangat signifikan tersebut, masih
dibutuhkan penelitian yang sangat berlanjutan agar mengetahui dengan pasti penyebab dari
terjadinya hal tersebut. Namun, hal ini bias saja juga disebabkan karena adanya perpaduan
keduanya atau alasan lain.26 Contoh yang konkrit dan terjadi di sepanjang pesisir Pantai Watu
Pecak, Desa Selok Awar Awar, Pasirian, Kabupaten Lumajang, terhampar pasir hitam
berkilauan. Pemandangan indah laut selatan di Jawa Timur ini telah dikotori dengan “kolam
raksasa” yang bertebaran di tepi pantai. Kolam raksasa ini merupakan dampak penambangan
pasir secara berlebihan. Penambangan disetujui oleh Kepala Desa Haryono dengan dalih
perataan lahan untuk persiapan wisata pantai. Pasir terus dikeruk setiap hari selama dua tahun
lebih hingga meninggalkan lubang seluas lapangan sepak bola sedalam empat meter.27
Pada Putusan Mahkamah Konstitusi No.3/PUU-VIII/201028 yang telah membatalkan
ketentuan Hak Pengusahaan Perairan Pesisir (HP-3) dan juga dari Undang-Undang Nomor 27
Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil 29 Menekankan bahwa
saat ini ada sekitar 30 juta masyarakat Indonesia yang bergantung secara langsung terhadap
sumber daya perikanan Indonesia demi penghidupan dan sebagian besar dari mereka adalah
pelaku perikanan skala kecil yang bergantung sepenuhnya pada alam. Adapun hal-hal yang harus
diperhatikan pemerintah yakni:30
1. Mengakui bahwa perikanan merupakan tradisi historis Indonesia sebagai negara
kepulauan dan persoalan pembangunan sosial adalah persoalan bersama bagi komunitas
perikanan tradisional;
2. Menegaskan bahwa perikanan skala kecil merupakan sumber lapangan kerja, pendapatan
dan pangan, utamanya baik kelompok yang rentan secara ekonomi;
3. Memperhatikan bahwa ada peran yang diemban oleh perempuan dalam sektor perikanan
dan masyarakat nelayan, serta perlunya fokus dukungan dan pemberdayaan perempuan
nelayan;

26
Yossika Sari and Arif Satria, “AKSES NELAYAN TERHADAP SUMBER DAYA PESISIR DI KAWASAN
PERTAMBANGAN.Pdf,” Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, Dan Ekologi Manusia 5, no. 3 (2011): 11.
27
“Pesisir Lumajang Rusak Akibat Tambang Liar,” BenarNews, accessed October 25, 2017,
http://www.benarnews.org/indonesian/berita/tambang-pasir-11052015122300.html.
28
“Putusan MK Tegaskan Hak Konstitusional Nelayan,” hukumonline.com, accessed October 25, 2017,
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4dfb6eee04a51/putusan-mk-tegaskan-hak-konstitusional-nelayan.
29
“3.Pdf,” accessed October 25, 2017, https://bnpb.go.id/uploads/migration/pubs/3.pdf.
30
“WALHI JAWA BARAT: Perlindungan Hak-Hak Nelayan - Beritajatim.Com,” accessed October 25, 2017,
http://m.beritajatim.com/kabaranda/1314/WALHI_JAWA_BARAT:_Perlindungan_hak-hak_nelayan.html.
4. Mendesak Pemerintah Indonesia (pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan
Desa).
Harus adanya suatu rasa untuk menghormati, melindungi dan menjamin pemenuhan hak-
hak dasar masyarakat nelayan dan petambak tradisional atas wilayah tangkap serta
sumberdayanya dengan mempertimbangkan pentingnya sumber daya perikanan bagi pemenuhan
kebutuhan pangan, ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan budaya secara berkelanjutan
dengan menganut prinsip-prinsip kearifan lokal. Melindungi komunitas nelayan dan pesisir serta
menjamin hak menangkap ikan dalam wilayah hukum nelayan tradisional untuk mengelola
sumber daya perikanan yang berkelanjutan. Mengupayakan dan melindungi hak nelayan dan
masyarakat pesisir atas tanah dan permukiman yang layak dan sehat. Memfasilitasi proses
demokratis dalam rangka pengelolaan perikanan laut dan perikanan umum dengan
mengoptimalkan, mempraktikkan pengetahuan dan keterampilan tradisional, dalam kerangka
kebijakan dan hukum yang layak. Menindaklanjuti Putusan Mahkamah Konstitusi terkait
pembatalan HP-3 ke dalam berbagai instrumen kebijakan negara guna memenuhi hak-hak dasar
nelayan tradisional. Mengembangkan kebijakan khususnya pada perencanaan dan penganggaran
yang berpihak pada kepentingan perikanan dan kenelayanan melalui proses partisipatoris.
Menghentikan reklamasi dan Menghapus seluruh izin usaha produksi Tambang Pasir Besi di
seluruh wilayah Pesisir Indoesia dengan memperhatikan dampak negatif terhadap berkurangnya
daya-dukung lingkungan dan kehancuran wilayah pesisir. 31
Melihat adanya banyak dampak-dampak yang timbul dari industri pertambangan kita
dapat melihat bahwa suatu kesejahteraan masyarakat masih belum terjamin dan perlu adanya
suatu kebijakan yang tepat guna terhadap kebijakan mengenai pertambangan yang memang
selama ini pada praktiknya tidak membawa berkah melainkan membawa suatu perpecahan dan
kerusakan lingkungan bagi masyarakat. Ketegangan masih berlangsung dan sewaktu-waktu bisa
memicu konflik terbuka. Karena itu, amatlah tepat dan bijak jika pemerintah mulai
mempertimbangkan kembali seluruh kebijakan pembangunan yang tidak berpihak pada
kehidupan. Pemerintah perlu mengevaluasi kembali kebijakan pertambangan yang ternyata lebih
banyak merugikan masyarakat (yang menjadi tujuan dan sasaran pembangunan) serta lingkungan
hidup, dari pada kesejahteraan yang dijanjikan.32

31
“WALHI JAWA BARAT.”
32
Ma’rifah, Nawiyanto, and Endang, “KONFLIK PERTAMBANGAN PASIR BESI DI DESA WOGALIH,.Pdf,” 7.
Penutup
Pada pertambangan yang berlangsung pada wilayah negara Republik Indonesia jika
dilihat dan dicermati dalam aspek Hak Asasi Manusia masih ada pelanggaran hak asasi yang di
lakukan baik dari pemerintah maupun dari pihak perusahaan. Suatu bentuk pelanggaran yang
terjadi yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini sebagai penyelenggara pemerintahan
melalui kebijakannya telah secara nyatanya merengut hak-hak masyarakat pesisir yaitu hak
sosial untuk mendapatkan penghidupan yang layak tidak hanya terbatas pada pemenuhan
sandang, pangan, papan dan kebutuhan dari segi perekonomian saja tetapi hak untuk
mendapatkan lingkungan hidup yang kondusif, hak untuk mendapatkan udara yang bersih, dan
hak tidak terancam dari gangguan, juga satu rangkaian dengan hak untuk mendapatkan standar
hidup yang layak diatur melalui Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi
Manusia.33 Adapun kecenderungan yang terjadi terhadap wilayah pesisir memang sangat rentan
mengalami kerusakan akibat aktivitas orang dalam memanfaatkan sumber dayanya atau akibat
bencana alam khusnya di sektor pertambangan. Selain itu yang terjadi didalam berbagai aspek
dapat diakumulasi dari beragai kegiatan yang terjadi yang mengakibatkan eksploitasi yang
bersifat parsial/sektoral di wilayah pesisir atau dampak kegiatan lain di hulu wilayah pesisir yang
sering menimbulkan kerusakan sumberdaya pesisir. Suatu Produk Hukum yang mencakup
peraturan perundang-undangan yang ada lebih berorientasi pada pengelolaan sumber daya pesisir
tanpa memperhatikan kelestarian sumberdaya dan juga kesejahteraan masyarakat yang ada
disekitar.
Perjuangan masyarakat di daerah pesisir khususnya di daerah Paseban untuk menolak
penambangan pasir besi yang rencananya akan di laksanakan di daerah pesisir pantai Paseban
masih terus dilakukan. Sehingga diperlukan untuk mengangkat perjuangan masyarakat Paseban
dalam usahanya mengkonservasi wilayah pesisir.
Masyarakat nantinya harus dapat melakukan upaya antara lain penduduk setempat
didaerah Paseban mulai melakukan konservasi lingkungan hidup berbasis kearifan lokal seperti
penanaman pohon mangrove di pesisir pantai. Nelayan tradisional menangkap ikan dengan alat
sederhana dan tidak bersifat merusak lingkungan laut. Warga juga mulai melakukan penanaman
pohon pohon ekonomis di sekitar desa terutama dekat pesisir.

33
“Uu_ham,” accessed October 25, 2017, http://www.radioprssni.com/prssninew/internallink/legal/uu_ham.htm.
Notes:

Ulasan sudah bagus namun teori dasar terkait dengan hak ekologis/lingkungan masih belum ada.
Silahkan ditambahkan.
DAFTAR PUSTAKA

“3.Pdf.” Accessed October 25, 2017. https://bnpb.go.id/uploads/migration/pubs/3.pdf.

Adeleida, J. “PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MASYARAKAT PESISIR TERHADAP


KEGIATAN PERTAMBANGAN DI TINJAU DARI PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA.”
Jurnal Hukum Unsrat 2, no. 1 (2014): 32.

Alamsyah, Syahdan. “Tolak Pasir Besi, Petani Dan Nelayan Sukabumi Curhat Kesulitan Hidup.”
detiknews. Accessed October 21, 2017.
https://news.detik.com/read/2017/08/29/162244/3620196/486/tolak-pasir-besi-petani-dan-
nelayan-sukabumi-curhat-kesulitan-hidup.

Arifiani, Nikken Adita, and Mussadun. “Studi Persepsi Masyarakat Terhadap Tingkat.Pdf.”
JURNAL WILAYAH DAN LINGKUNGAN 4, no. 3 (2016).

Bonde, Adeleida J. “PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MASYARAKAT PESISIR


TERHADAP KEGIATAN PERTAMBANGAN DI TINJAU DARI PERSPEKTIF HAK ASASI
MANUSIA.Pdf.” Jurnal Program Studi Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
Manado 2, no. 1 (2014).

developer, metrotvnews. “Selama Dua Tahun Sektor Pertambangan Meningkat Tajam.”


Accessed October 21, 2017. http://ekonomi.metrotvnews.com/bursa/JKRyo6xk-selama-dua-
tahun-sektor-pertambangan-meningkat-tajam.

Indonesia, C. N. N. “Menteri Susi Larang Aktivitas Tambang Di Pesisir Pantai.” CNN Indonesia.
Accessed October 21, 2017. https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150211120611-85-
31275/menteri-susi-larang-aktivitas-tambang-di-pesisir-pantai.

“Izin Usaha Tambang Tak Sebanding Persoalan.” hukumonline.com. Accessed October 21,
2017. http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4f1019e9a42d6/izin-usaha-tambang-tak-
sebanding-persoalan.

Juniah, Restu, Rinaldy Dalimi, M Suparmoko, and Setyo S Moersidik. “DAMPAK


PERTAMBANGAN BATUBARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT SEKITAR
PERTAMBANGAN BATUBARA (KAJIAN JASA LINGKUNGAN SEBAGAI PENYERAP
KARBON).” Jurnal Ekologi Kesehatan 12, no. 1 (2013).

Ma’rifah, Risalatul, Nawiyanto, and Ratna Endang. “KONFLIK PERTAMBANGAN PASIR


BESI DI DESA WOGALIH,.Pdf.” Jurnal PUBLIKA Budaya 2, no. 1 (2014).

“Optimasi Pengelolaan Dan Pengembangan Budidaya Ikan Kerapu Macan Pada Kelompok Sea
Farming Di Pulau Panggang, Kabupaten Administratif Kepulauan.Pdf.” Accessed October 18,
2017. http://mfile.narotama.ac.id/files/Umum/JURNAL%20IPB/Optimasi%20Pengelolaan
%20dan%20Pengembangan%20Budidaya%20Ikan%20Kerapu%20Macan%20pada
%20Kelompok%20Sea%20Farming%20di%20Pulau%20Panggang,%20Kabupaten
%20Administratif%20Kepulauan.pdf.

“PERJUANGAN MASYARAKAT PASEBAN DALAM MENJAGA KELESTARIAN


PESISIR UJUNG BARAT KABUPATEN JEMBER,” n.d.

“Perlawanan Rakyat Jember Terhadap Tambang Pasir Besi Paseban - Beritajatim.Com.”


Accessed October 25, 2017.
http://beritajatim.com/politik_pemerintahan/280048/perlawanan_rakyat_jember_terhadap_tamba
ng_pasir_besi_paseban.html.

“Pesisir Lumajang Rusak Akibat Tambang Liar.” BenarNews. Accessed October 25, 2017.
http://www.benarnews.org/indonesian/berita/tambang-pasir-11052015122300.html.

“Putusan MK Tegaskan Hak Konstitusional Nelayan.” hukumonline.com. Accessed October 25,


2017. http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4dfb6eee04a51/putusan-mk-tegaskan-hak-
konstitusional-nelayan.

Sari, Yossika, and Arif Satria. “AKSES NELAYAN TERHADAP SUMBER DAYA PESISIR
DI KAWASAN PERTAMBANGAN.Pdf.” Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, Dan
Ekologi Manusia 5, no. 3 (2011).

Sari, Yossika Tantri Wandan, and Arif Satria. “Fishery Acess to Coastal Resources in Mining
Area.” Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan 5, no. 3 (2015).

“SUMBER DAYA ALAM UNTUK KESEJAHTERAAN PENDUDUK LOKAL Studi.Pdf,”


n.d.

“UU-4-TAHUN-2009.Pdf.” Accessed October 25, 2017.


http://eiti.ekon.go.id/v2/wp-content/uploads/2017/07/UU-4-TAHUN-2009.pdf.

“Uu_ham.” Accessed October 25, 2017.


http://www.radioprssni.com/prssninew/internallink/legal/uu_ham.htm.

“WALHI JAWA BARAT: Perlindungan Hak-Hak Nelayan - Beritajatim.Com.” Accessed


October 25, 2017.
http://m.beritajatim.com/kabaranda/1314/WALHI_JAWA_BARAT:_Perlindungan_hak-
hak_nelayan.html.

Anda mungkin juga menyukai