Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH KEGIATAN TAMBANG TERHADAP LINGKUNGAN DAN

KESEJAHTERAAN PENDUDUK

Abstrak

Semakin padatnya pertumbuhan penduduk yang ada di Indonesia. Banyaknya


peningkatan pertumbuhan penduduk tersebut tidak diikuti oleh banyaknya jumlah
wilayah yang ada. Salah satu faktor untuk meningkatkan kesejahteraan bagi
masyarakat yakni terletak pada sektor perindustrian.Banyaknya pertembuhan tersebut
diikuti juga dengan adanya suatu pemanfaatan pada sumberdaya alam untuk
kemanfaatan bersama yang mana sumberdaya alam tersebut berada pada kawasan
pemukiman penduduk yang terindikasi adanya hasil bumi seperti emas dan pasir besi.
Penetapan kawasan obyek vital ini dikeluarkan oleh Kementerian Energi Sumberdaya
Mineral (ESDM) RI No. 651 K/30/MEM/2016.1 Salah satu alasannya, tambang emas
masuk dalam kategori berkaitan dengan hajat hidup orang banyak, bukan semata-
mata karena pernah terjadi kerusuhan massalakan tetapi berkaitan dengan kejadian
yang pernah ada dan terjadinya kerusuhan massal di obyek tersebut dapat di cabut
izin nya demi terjaganya dan kestabilan keamanan wilayah tersebut.Adanya
pemanfaatan sumberdaya alam untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yakni
memicu terjadinya aktifitas pertambangan yang sangat menjanjikan baik secara
individu maupun kelompok dari sektor perekonomian namun sangat membahayakan
dampaknya bagi lingkungan maupun kesejahteraan penduduk yang berada disekitar
aktifitas pemanfaatan sumberdaya alam tersebut. Ada dua sisi yang saling berlawanan
yaitu sebagai sumber kemakmuran serta potensi perusakan lingkungan sebagai
sumber kemakmuran tambang secara legal dapat menyokong pendapatan masyarakat
sebagai sumber perusak lingkungan tambang emas dapat berdampak pada perubahan
iklim,rusaknya tanah,dan sumber mata air.
1
“Tambang Emas Gunung Tumpang Pitu Banyuwangi Ditetapkan Kawasan Obyek Vital,” accessed
September 26, 2017, https://news.detik.com/berita-jawa-timur/3172741/tambang-emas-gunung-
tumpang-pitu-banyuwangi-ditetapkan-kawasan-obyek-vital. Kalau referensinya cuma berita online,
tidak perlu dicantumkan. Gunakan datanya sbg bahan analisis.
Kata kunci:Penduduk, Lingkungan, Pertambangan, dan Perekonomian.

PENDAHALUAN

LATAR BELAKANG

Undang-undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu


Bara pada Pasal 1 ayat (1) Pertambangan merupakan suatu bidang usaha yang karena
sifat kegiatannya pada dasarnya selalu menimbulkan perubahan pada alam
lingkungannya.2 Aktivitas pertambangan selalu membawa dua sisi. Sisi pertama
adalah memacu kemakmuran ekonomi negara.3 Menurut Badan Pusat Statistik,
jumlah penduduk di Indonesia tahun 2010 adalah 237.641.326 jiwa, laju
pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,2% pertahun maka jumlah penduduk
tahun 2017 adalah 256.603.1794 juta jiwa banyaknya penduduk yang ada di Indonesia
harus menggantungkan hidupnya dengan kondisi lingkungan yang ditinggali dan
ditempati.
Usaha pertambangan merupakan usaha yang memang sangat menjanjikan
bagi pengusahanya dan memiliki resiko dan dampak yang juga relatif sangat besar
juga bagi masyarakat terutama penduduk sekitar pertambangan. Dampak umum yang
terjadi nantinya bukan hanya mengacu atau melihat pada kondisi lingkungan saja
tetapi juga berdampak pada apa yang nantinya akan terjadi pada penduduk sekitar
tambang yang merupakan sektor yang signifikan juga yang perlu diperhatikan oleh
perusahaan dan juga pemerintah daerah setempat. Jangan hanya terlalu
mementingkan urusan perut atau urusan kebutuhan diri sendiri saja tetapi juga harus
memberikan nilai guna dan kemanfaatan yang terpenting juga harus adanya

2
“Aturan Baru Pertambangan Minerba 2017,” Bolasalju (blog), January 13, 2017,
https://bolasalju.com/artikel/aturan-baru-pertambangan-minerba-2017/.
3
Dyah Marganingrum and Rhazista Noviardi, “Pencemaran Air Dan Tanah Di Kawasan Pertambangan
Batubara Di PT. Berau Coal, Kalimantan Timur,” Riset Geologi Dan Pertambangan 20, no. 1 (2009): 1.
4
“Pemerintah Gencar Sulap Lahan Tidur Jadi Sawah,” beritasatu.com, accessed September 26, 2017,
http://brt.st/5D8c.
perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) terhadap penduduk yang memang
bermukim didaerah pertambangan tersebut.5
Perlu adanya perhatian lebih khusus oleh pemerintah untuk meminimalisir
atau bahkan menghilangkan nilai-nilai yang memang nantinya bisa melanggar Hak
Asasi Manusia (HAM) dan juga permasalahan-permasalahan yang ada di lapangan
agar masyarakat tidak tertindas dan harus ada solusi oleh pihak-pihak yang terlibat
didalam proyek pertambangan nantinya.6 Kita juga tidak boleh menutup mata
mengenai masalah yang ada karna sudah banyak kejadian yang terjadi seperti halnya
kasus tambang pasir yang melibatkan salim kancil sebagai korbannya.7

PEMBAHASAN
Secara umumnya sistem pertambangan terbuka (open pit) merupakan sistem
yang diterapkan dalam pertambangan batubara khususnya di wilayah Indonesia.
System pertambangan terbuka (open pit) dalam pelaksanaannya biasa menggunakan
peralatan berat seperi escavator, ripper dan truk skala besar. Dimana kegiatan
tersebut sangat berdampak pada lingkungan dan masyarakat sekitar tambang.
Dampak dari kegiatan tersebut adalah suatu perubahan fenomena yang di anggap
sebagai hal yang baru, adapun aktifitas tersebut baik yang bersifat alamiah, kimia,
fisik maupun biologi yang mempengaruhi sosial ekonomi masyarakat sekitar
tambang.8 Modal yang besar dari para investor dan perusahaan pertambangan
batubara dalam menunjang kegiatan pertambangan yang sedang berkembang saat
ini akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat sekitar.
5
Nathania Riris Michico, “Komnas HAM Nilai Ada Pelanggaran Dalam Pembiaran Lubang Eks Tambang
Di Kaltim,” detiknews, accessed December 10, 2017,
https://news.detik.com/read/2016/06/27/153151/3243170/10/komnas-ham-nilai-ada-pelanggaran-
dalam-pembiaran-lubang-eks-tambang-di-kaltim.
6
“Pemerintah Gencar Sulap Lahan Tidur Jadi Sawah.”
7
Semuel Risal, D. B. Paranoan, and Suarta Djaja, “Analisis Dampak Kebijakan Pertambangan Terhadap
Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Makroman,” E-Journal Administrative Reform 1,
no. 1 (2013): 4.
8
Y. Yudhistira, Wahyu Krisna Hidayat, and Agus Hadiyarto, “Kajian Dampak Kerusakan Lingkungan
Akibat Kegiatan Penambangan Pasir Di Desa Keningar Daerah Kawasan Gunung Merapi,” Jurnal Ilmu
Lingkungan 9, no. 2 (2011): 2.
Namun walaupun demikian, kegiatan yang ada pertambangan batubara tentunya juga
sangat berpotensi menimbulkan kemungkinan dampak negatif bagi kalangan
masyarakat luas maupun lingkungan sekitar. Pertambangan yang kurang
memperhatikan hal hal yang harus di perhatikan dapat menyebabkan kerusakan
lingkungan alam ,adapun hal itu karena melakukan kegiatan pembukaan lahan
yang luas tanpa adanya kontrol yang kurang di perhatikan, dan penggalian lubang
yang dalam dan memindahkan tanah dalam jumlah besar. 9 Selain itu juga , kegiatan
pertambangan batubara dapat mengakibatkan masyarakat di sekitar terkena gangguan
kesehatan berupa gangguan pernafasan akibat debu dan pencemaran udara di sekitar
wilayah tambang.10
Pendapatan ekonomi masyarakat dan lingkungan secara akumulasi
akan memengaruhi pandangan masyarakat sekitar ataupun masyarakat luas akibat
hadirnya perusahaan pertambangan batubara dan kondisi sosial masyarakat.
Munculnya perusahaan pertambangan batubara biasanya dibarengi dengan
melakukan perekrutan tenaga kerja dari luar yang justru akan menimbulkan
konflik di wilayah daerah tersebut baik dari segi sosial maupun ekonomi.
Pemerintah dalam mengambil kebijakan terkait pertambangan tidak selalu sejalan
dengan pandangan masyarakat.11 Oleh karena itu perlu adanya sebuah upaya dalam
kegiatan penilaian untuk mengetahui besaran nilai dampak ekonomi, nilai dampak
lingkungan dan identifikasi kondisi sosial masyarakat sekitar area pertambangan
batubara. Hasil dari penilaian tersebut dapat dijadikan suatu bahan rujukan ataupun
pedoman untuk membuat kebijakan terkait dengan tata kelola pertambangan batu
bara secara berkelanjutan.12
Dengan memberikan pengertian mengenai dampaknya hal baru dan

9
Yudhistira, Hidayat, and Hadiyarto, 2.
10
Yudhistira, Hidayat, and Hadiyarto, 3.
11
Teuku Ade Fachlevi, Eka Intan Keumala Putri, and Sahat MH Simanjuntak, “DAMPAK DAN EVALUASI
KEBIJAKAN PERTAMBANGAN BATUBARA DI KECAMATAN MEREUBO,” RISALAH KEBIJAKAN
PERTANIAN DAN LINGKUNGAN: Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian Dan Lingkungan 2, no. 2
(2016): 170–179.
12
Fachlevi, Putri, and Simanjuntak.
sesudahnya akan suatu perubahan yang akan terjadi sebagai akibat suatu aktivitas,
hal tersebut dapat bersifat alamiah, baik kimia, fisik maupun biologi. Dari
dampaknya dapat bersifat positif berupa manfaat, dapat pula bersifat negatif berupa
resiko, kepada lingkungan alam yang secara fisik dan non fisik termasuk sosial
ekonomi pola pikir masyarakat.13
Adanya dan lahirnya kebijakan sebagai serangkaian tindakan/kegiatan yang
diusulkan seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu
dimana terdapat hambatan-hambatan (kesulitan-kesulitan) dan kesempatan-
kesempatan terhadap pelaksanaan usulan kebijaksanaan tersebut dalam rangka
mencapai tujuan tertentu. Pendapat ini juga menunjukan bahwa ide kebijakan
melibatkan perilaku yang memiliki maksud dan tujuan merupakan bagian yang
penting dari lahirnya kebijakan, karena bagaimanapun kebijakan harus menunjukan
apa yang sesungguhnya dikerjakan daripada apa yang diusulkan dalam beberapa
kegiatan pada suatu masalah.14
Kebijakan dengan kebijaksanaan mengandung pengertian yang berbeda.
“Policy” diterjemahkan dengan kebijakan yang berbeda artinya dengan “wisdom”
yang artinya kebijaksanaan mengandung arti suatu mankan akan pertimbangan-
pertimbangan , sedangkan aturan-aturan yang ada didalamnya dapat di definisikan
sebagai kebijakan. Secara pandangan luas kebijakan adalah serangkaian tindakan
yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang pelaku
maupaun sekelompok pelaku tersebut guna memecahkan suatu masalah tertentu.
Didalam UU Minerba No.4 Tahun 2009 disebutkan bahwa, pertambangan adalah
sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan
pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi,
studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,

13
Muazzin Muazzin, “Hak Masyarakat Adat (Indigenous Peoples) Atas Sumberdaya Alam: Perspektif
Hukum Internasional,” PADJADJARAN Jurnal Ilmu Hukum (Journal of Law) 1, no. 2 (2014): 8.
14
Risal, Paranoan, and Djaja, “Analisis Dampak Kebijakan Pertambangan Terhadap Kehidupan Sosial
Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Makroman,” 10.
pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang.15 Suatu kegiatan untuk
mendapatkan logam dan mineral dengan cara menghancurkan gunung, hutan,
sungai, laut adalah definisi dari pertambangan itu sendiri. Atas definisi
pertambangan tersebut dapat ditemukan tiga unsur yang pasti melekat pada
pertambangan, yaitu adanya tindakan penghancuran/pengrusakan, kebohongan,
mitos, dan keuntungan untuk segelintir orang tertentu (orang kaya).16
Kebijakan tersebut berdampak pada keseluruhan efek yang ditimbulkan oleh
suatu kebijakan dalam kondisi kehidupan nyata semua bentuk manfaat dan biaya
kebijakan, baik yang langsung maupun yang akan datang, harus diukur dalam
bentuk efek simbolis atau efek nyata yang ditimbulkan. Dapat disimpulkan bahwa
dampak kebijakan pertambangan adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat
dari ketetapan pemerintah yang dilakukan secara sadar dan terencana, untuk
mengelola mineral batubara dan hasil bumi lainnya yang ada diperut bumi.17
Permasalahan pokok lainnya adalah, bagaimana mengolah dan mengelola
SDA dengan bijaksana agar sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan atas
dasar masa depan bersama yang telah disiapkan oleh World Commision on
Environment and Development 1987 yaitu pembangunan yang dapat memenuhi
kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi akan datang
untuk mencukupi kebutuhan mereka.18 Tindakan pengelolaan pertambangan
batubara berkelanjutan yang tepat perlu dilaksanakan dengan memperhitungkan segi
keterbatasan jumlah dan kualitas sumber batubara, Lokasi pertambangan batubara
serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan sosial ekonomi masyarakat dan
pembangunan daerah, daya dukung lingkungan dan , Dampak lingkungan, ekonomi
dan sosial masyarakat akibat usaha pertambangan batubara.19

15
“Aturan Baru Pertambangan Minerba 2017.”
16
Fachlevi, Putri, and Simanjuntak, “DAMPAK DAN EVALUASI KEBIJAKAN PERTAMBANGAN
BATUBARA DI KECAMATAN MEREUBO.”
17
“Aturan Baru Pertambangan Minerba 2017.”
18
Yudhistira, Hidayat, and Hadiyarto, “Kajian Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan
Penambangan Pasir Di Desa Keningar Daerah Kawasan Gunung Merapi.”
19
Yudhistira, Hidayat, and Hadiyarto.
Kerusakan lingkungan seperti banjir,polusi udara dan tanah akibat dari
kegiatan tambang yang dapat merugikan baik materi maupun non materi masyarakat
di sekitar tambang pada umumnya bila di ukur dari analisis prospektifnya. 20 Dan juga
yang merasakan kemakmuran luar biasa dari tambang-tambang batubara tersebut
bukan asli warga lokal, tetapi pemilik perusahaan-perusahaan batubara yang notabene
adalah orang luar. Bahkan tenaga ahli, manajer diambil dari luar (tenaga asing)
dengan gaji yang sangat besar dibandingkan gaji warga lokal. 21 Sangat ironis warga
lokal kebanyakan mengisi disektor buruh-buruh kasar. Para pimpinan dan manager
tidak akan meraskan dampak buruk yang sedemikian parah akibat tambang batubara,
karena setelah batubara habis mereka akan kembali ke tempat masing-masing di
rumah yang mereka beli. Sementara di daerah penghasil, banjir lumpur melanda,
kehilangan mata pencaharian terjadi yang pada akhirnya akan menyeret pada
kemiskinan.22

Kesimpulan
Pada dasarnya setiap pembuatan kebijakan bertujuan untuk pemenuhan
kepentingan publik. Tetapi UU No. 4 tahun 2009, tentang Minerba membuka ruang
yang besar bagi pemerintah daerah dalam mengeluarkan IUP, yang sangat rawan
dengan penyalahgunaan wewenang. Izin Investasi pertambangan batubara
dikeluarkan begitu mudah, tentu dikawatirkan akan mengabaikan tuntutan
perlindungan areal pertanian dan konflik sosial yang disebabkan oleh kegiatan
pertambangan yang semata-mata berorintasi ekonomi.23 Akselerasi pembangunan
melalui pengelolaan sumber daya alam terutama melalui bidang pertambangan
sebagai jawaban untuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), penyedian
lapangan kerja, percepatan pertumbuhan ekonomi, percepatan pembangunan desa

20
Muazzin, “Hak Masyarakat Adat (Indigenous Peoples) Atas Sumberdaya Alam.”
21
Muazzin.
22
Risal, Paranoan, and Djaja, “Analisis Dampak Kebijakan Pertambangan Terhadap Kehidupan Sosial
Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Makroman.”
23
“Aturan Baru Pertambangan Minerba 2017.”
tertinggal atau pengurangan kemiskinan perlu dicermati. Realitas di lapangan
membuktikan bahwa masyarakat hanya akan menjadi penikmat warisan jutaan ton
limbah tambang dan kerusakan lingkungan sosial dan ekonominya.24

24
J. Adeleida, “PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MASYARAKAT PESISIR TERHADAP KEGIATAN
PERTAMBANGAN DI TINJAU DARI PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA,” Jurnal Hukum Unsrat 2, no. 1
(2014): 32.
DAFTAR PUSTAKA

Adeleida, J. “PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MASYARAKAT PESISIR


TERHADAP KEGIATAN PERTAMBANGAN DI TINJAU DARI
PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA.” Jurnal Hukum Unsrat 2, no. 1
(2014): 32.
“Aturan Baru Pertambangan Minerba 2017.” Bolasalju (blog), January 13, 2017.
https://bolasalju.com/artikel/aturan-baru-pertambangan-minerba-2017/.
Fachlevi, Teuku Ade, Eka Intan Keumala Putri, and Sahat MH Simanjuntak.
“DAMPAK DAN EVALUASI KEBIJAKAN PERTAMBANGAN
BATUBARA DI KECAMATAN MEREUBO.” RISALAH KEBIJAKAN
PERTANIAN DAN LINGKUNGAN: Rumusan Kajian Strategis Bidang
Pertanian Dan Lingkungan 2, no. 2 (2016): 170–179.
Marganingrum, Dyah, and Rhazista Noviardi. “Pencemaran Air Dan Tanah Di
Kawasan Pertambangan Batubara Di PT. Berau Coal, Kalimantan Timur.”
Riset Geologi Dan Pertambangan 20, no. 1 (2009): 11–20.
Michico, Nathania Riris. “Komnas HAM Nilai Ada Pelanggaran Dalam Pembiaran
Lubang Eks Tambang Di Kaltim.” detiknews. Accessed December 10, 2017.
https://news.detik.com/read/2016/06/27/153151/3243170/10/komnas-ham-
nilai-ada-pelanggaran-dalam-pembiaran-lubang-eks-tambang-di-kaltim.
Muazzin, Muazzin. “Hak Masyarakat Adat (Indigenous Peoples) Atas Sumberdaya
Alam: Perspektif Hukum Internasional.” PADJADJARAN Jurnal Ilmu Hukum
(Journal of Law) 1, no. 2 (2014).
“Pemerintah Gencar Sulap Lahan Tidur Jadi Sawah.” beritasatu.com. Accessed
September 26, 2017. http://brt.st/5D8c.
Risal, Semuel, D. B. Paranoan, and Suarta Djaja. “Analisis Dampak Kebijakan
Pertambangan Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di
Kelurahan Makroman.” E-Journal Administrative Reform 1, no. 1 (2013).
“Tambang Emas Gunung Tumpang Pitu Banyuwangi Ditetapkan Kawasan Obyek
Vital.” Accessed September 26, 2017. https://news.detik.com/berita-jawa-
timur/3172741/tambang-emas-gunung-tumpang-pitu-banyuwangi-ditetapkan-
kawasan-obyek-vital.
Yudhistira, Y., Wahyu Krisna Hidayat, and Agus Hadiyarto. “Kajian Dampak
Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan Penambangan Pasir Di Desa
Keningar Daerah Kawasan Gunung Merapi.” Jurnal Ilmu Lingkungan 9, no. 2
(2011): 76–84.

Anda mungkin juga menyukai