KESEJAHTERAAN PENDUDUK
Abstrak
PENDAHALUAN
LATAR BELAKANG
2
“Aturan Baru Pertambangan Minerba 2017,” Bolasalju (blog), January 13, 2017,
https://bolasalju.com/artikel/aturan-baru-pertambangan-minerba-2017/.
3
Dyah Marganingrum and Rhazista Noviardi, “Pencemaran Air Dan Tanah Di Kawasan Pertambangan
Batubara Di PT. Berau Coal, Kalimantan Timur,” Riset Geologi Dan Pertambangan 20, no. 1 (2009): 1.
4
“Pemerintah Gencar Sulap Lahan Tidur Jadi Sawah,” beritasatu.com, accessed September 26, 2017,
http://brt.st/5D8c.
perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) terhadap penduduk yang memang
bermukim didaerah pertambangan tersebut.5
Perlu adanya perhatian lebih khusus oleh pemerintah untuk meminimalisir
atau bahkan menghilangkan nilai-nilai yang memang nantinya bisa melanggar Hak
Asasi Manusia (HAM) dan juga permasalahan-permasalahan yang ada di lapangan
agar masyarakat tidak tertindas dan harus ada solusi oleh pihak-pihak yang terlibat
didalam proyek pertambangan nantinya.6 Kita juga tidak boleh menutup mata
mengenai masalah yang ada karna sudah banyak kejadian yang terjadi seperti halnya
kasus tambang pasir yang melibatkan salim kancil sebagai korbannya.7
PEMBAHASAN
Secara umumnya sistem pertambangan terbuka (open pit) merupakan sistem
yang diterapkan dalam pertambangan batubara khususnya di wilayah Indonesia.
System pertambangan terbuka (open pit) dalam pelaksanaannya biasa menggunakan
peralatan berat seperi escavator, ripper dan truk skala besar. Dimana kegiatan
tersebut sangat berdampak pada lingkungan dan masyarakat sekitar tambang.
Dampak dari kegiatan tersebut adalah suatu perubahan fenomena yang di anggap
sebagai hal yang baru, adapun aktifitas tersebut baik yang bersifat alamiah, kimia,
fisik maupun biologi yang mempengaruhi sosial ekonomi masyarakat sekitar
tambang.8 Modal yang besar dari para investor dan perusahaan pertambangan
batubara dalam menunjang kegiatan pertambangan yang sedang berkembang saat
ini akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat sekitar.
5
Nathania Riris Michico, “Komnas HAM Nilai Ada Pelanggaran Dalam Pembiaran Lubang Eks Tambang
Di Kaltim,” detiknews, accessed December 10, 2017,
https://news.detik.com/read/2016/06/27/153151/3243170/10/komnas-ham-nilai-ada-pelanggaran-
dalam-pembiaran-lubang-eks-tambang-di-kaltim.
6
“Pemerintah Gencar Sulap Lahan Tidur Jadi Sawah.”
7
Semuel Risal, D. B. Paranoan, and Suarta Djaja, “Analisis Dampak Kebijakan Pertambangan Terhadap
Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Makroman,” E-Journal Administrative Reform 1,
no. 1 (2013): 4.
8
Y. Yudhistira, Wahyu Krisna Hidayat, and Agus Hadiyarto, “Kajian Dampak Kerusakan Lingkungan
Akibat Kegiatan Penambangan Pasir Di Desa Keningar Daerah Kawasan Gunung Merapi,” Jurnal Ilmu
Lingkungan 9, no. 2 (2011): 2.
Namun walaupun demikian, kegiatan yang ada pertambangan batubara tentunya juga
sangat berpotensi menimbulkan kemungkinan dampak negatif bagi kalangan
masyarakat luas maupun lingkungan sekitar. Pertambangan yang kurang
memperhatikan hal hal yang harus di perhatikan dapat menyebabkan kerusakan
lingkungan alam ,adapun hal itu karena melakukan kegiatan pembukaan lahan
yang luas tanpa adanya kontrol yang kurang di perhatikan, dan penggalian lubang
yang dalam dan memindahkan tanah dalam jumlah besar. 9 Selain itu juga , kegiatan
pertambangan batubara dapat mengakibatkan masyarakat di sekitar terkena gangguan
kesehatan berupa gangguan pernafasan akibat debu dan pencemaran udara di sekitar
wilayah tambang.10
Pendapatan ekonomi masyarakat dan lingkungan secara akumulasi
akan memengaruhi pandangan masyarakat sekitar ataupun masyarakat luas akibat
hadirnya perusahaan pertambangan batubara dan kondisi sosial masyarakat.
Munculnya perusahaan pertambangan batubara biasanya dibarengi dengan
melakukan perekrutan tenaga kerja dari luar yang justru akan menimbulkan
konflik di wilayah daerah tersebut baik dari segi sosial maupun ekonomi.
Pemerintah dalam mengambil kebijakan terkait pertambangan tidak selalu sejalan
dengan pandangan masyarakat.11 Oleh karena itu perlu adanya sebuah upaya dalam
kegiatan penilaian untuk mengetahui besaran nilai dampak ekonomi, nilai dampak
lingkungan dan identifikasi kondisi sosial masyarakat sekitar area pertambangan
batubara. Hasil dari penilaian tersebut dapat dijadikan suatu bahan rujukan ataupun
pedoman untuk membuat kebijakan terkait dengan tata kelola pertambangan batu
bara secara berkelanjutan.12
Dengan memberikan pengertian mengenai dampaknya hal baru dan
9
Yudhistira, Hidayat, and Hadiyarto, 2.
10
Yudhistira, Hidayat, and Hadiyarto, 3.
11
Teuku Ade Fachlevi, Eka Intan Keumala Putri, and Sahat MH Simanjuntak, “DAMPAK DAN EVALUASI
KEBIJAKAN PERTAMBANGAN BATUBARA DI KECAMATAN MEREUBO,” RISALAH KEBIJAKAN
PERTANIAN DAN LINGKUNGAN: Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian Dan Lingkungan 2, no. 2
(2016): 170–179.
12
Fachlevi, Putri, and Simanjuntak.
sesudahnya akan suatu perubahan yang akan terjadi sebagai akibat suatu aktivitas,
hal tersebut dapat bersifat alamiah, baik kimia, fisik maupun biologi. Dari
dampaknya dapat bersifat positif berupa manfaat, dapat pula bersifat negatif berupa
resiko, kepada lingkungan alam yang secara fisik dan non fisik termasuk sosial
ekonomi pola pikir masyarakat.13
Adanya dan lahirnya kebijakan sebagai serangkaian tindakan/kegiatan yang
diusulkan seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu
dimana terdapat hambatan-hambatan (kesulitan-kesulitan) dan kesempatan-
kesempatan terhadap pelaksanaan usulan kebijaksanaan tersebut dalam rangka
mencapai tujuan tertentu. Pendapat ini juga menunjukan bahwa ide kebijakan
melibatkan perilaku yang memiliki maksud dan tujuan merupakan bagian yang
penting dari lahirnya kebijakan, karena bagaimanapun kebijakan harus menunjukan
apa yang sesungguhnya dikerjakan daripada apa yang diusulkan dalam beberapa
kegiatan pada suatu masalah.14
Kebijakan dengan kebijaksanaan mengandung pengertian yang berbeda.
“Policy” diterjemahkan dengan kebijakan yang berbeda artinya dengan “wisdom”
yang artinya kebijaksanaan mengandung arti suatu mankan akan pertimbangan-
pertimbangan , sedangkan aturan-aturan yang ada didalamnya dapat di definisikan
sebagai kebijakan. Secara pandangan luas kebijakan adalah serangkaian tindakan
yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang pelaku
maupaun sekelompok pelaku tersebut guna memecahkan suatu masalah tertentu.
Didalam UU Minerba No.4 Tahun 2009 disebutkan bahwa, pertambangan adalah
sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan
pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi,
studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,
13
Muazzin Muazzin, “Hak Masyarakat Adat (Indigenous Peoples) Atas Sumberdaya Alam: Perspektif
Hukum Internasional,” PADJADJARAN Jurnal Ilmu Hukum (Journal of Law) 1, no. 2 (2014): 8.
14
Risal, Paranoan, and Djaja, “Analisis Dampak Kebijakan Pertambangan Terhadap Kehidupan Sosial
Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Makroman,” 10.
pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang.15 Suatu kegiatan untuk
mendapatkan logam dan mineral dengan cara menghancurkan gunung, hutan,
sungai, laut adalah definisi dari pertambangan itu sendiri. Atas definisi
pertambangan tersebut dapat ditemukan tiga unsur yang pasti melekat pada
pertambangan, yaitu adanya tindakan penghancuran/pengrusakan, kebohongan,
mitos, dan keuntungan untuk segelintir orang tertentu (orang kaya).16
Kebijakan tersebut berdampak pada keseluruhan efek yang ditimbulkan oleh
suatu kebijakan dalam kondisi kehidupan nyata semua bentuk manfaat dan biaya
kebijakan, baik yang langsung maupun yang akan datang, harus diukur dalam
bentuk efek simbolis atau efek nyata yang ditimbulkan. Dapat disimpulkan bahwa
dampak kebijakan pertambangan adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat
dari ketetapan pemerintah yang dilakukan secara sadar dan terencana, untuk
mengelola mineral batubara dan hasil bumi lainnya yang ada diperut bumi.17
Permasalahan pokok lainnya adalah, bagaimana mengolah dan mengelola
SDA dengan bijaksana agar sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan atas
dasar masa depan bersama yang telah disiapkan oleh World Commision on
Environment and Development 1987 yaitu pembangunan yang dapat memenuhi
kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi akan datang
untuk mencukupi kebutuhan mereka.18 Tindakan pengelolaan pertambangan
batubara berkelanjutan yang tepat perlu dilaksanakan dengan memperhitungkan segi
keterbatasan jumlah dan kualitas sumber batubara, Lokasi pertambangan batubara
serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan sosial ekonomi masyarakat dan
pembangunan daerah, daya dukung lingkungan dan , Dampak lingkungan, ekonomi
dan sosial masyarakat akibat usaha pertambangan batubara.19
15
“Aturan Baru Pertambangan Minerba 2017.”
16
Fachlevi, Putri, and Simanjuntak, “DAMPAK DAN EVALUASI KEBIJAKAN PERTAMBANGAN
BATUBARA DI KECAMATAN MEREUBO.”
17
“Aturan Baru Pertambangan Minerba 2017.”
18
Yudhistira, Hidayat, and Hadiyarto, “Kajian Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan
Penambangan Pasir Di Desa Keningar Daerah Kawasan Gunung Merapi.”
19
Yudhistira, Hidayat, and Hadiyarto.
Kerusakan lingkungan seperti banjir,polusi udara dan tanah akibat dari
kegiatan tambang yang dapat merugikan baik materi maupun non materi masyarakat
di sekitar tambang pada umumnya bila di ukur dari analisis prospektifnya. 20 Dan juga
yang merasakan kemakmuran luar biasa dari tambang-tambang batubara tersebut
bukan asli warga lokal, tetapi pemilik perusahaan-perusahaan batubara yang notabene
adalah orang luar. Bahkan tenaga ahli, manajer diambil dari luar (tenaga asing)
dengan gaji yang sangat besar dibandingkan gaji warga lokal. 21 Sangat ironis warga
lokal kebanyakan mengisi disektor buruh-buruh kasar. Para pimpinan dan manager
tidak akan meraskan dampak buruk yang sedemikian parah akibat tambang batubara,
karena setelah batubara habis mereka akan kembali ke tempat masing-masing di
rumah yang mereka beli. Sementara di daerah penghasil, banjir lumpur melanda,
kehilangan mata pencaharian terjadi yang pada akhirnya akan menyeret pada
kemiskinan.22
Kesimpulan
Pada dasarnya setiap pembuatan kebijakan bertujuan untuk pemenuhan
kepentingan publik. Tetapi UU No. 4 tahun 2009, tentang Minerba membuka ruang
yang besar bagi pemerintah daerah dalam mengeluarkan IUP, yang sangat rawan
dengan penyalahgunaan wewenang. Izin Investasi pertambangan batubara
dikeluarkan begitu mudah, tentu dikawatirkan akan mengabaikan tuntutan
perlindungan areal pertanian dan konflik sosial yang disebabkan oleh kegiatan
pertambangan yang semata-mata berorintasi ekonomi.23 Akselerasi pembangunan
melalui pengelolaan sumber daya alam terutama melalui bidang pertambangan
sebagai jawaban untuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), penyedian
lapangan kerja, percepatan pertumbuhan ekonomi, percepatan pembangunan desa
20
Muazzin, “Hak Masyarakat Adat (Indigenous Peoples) Atas Sumberdaya Alam.”
21
Muazzin.
22
Risal, Paranoan, and Djaja, “Analisis Dampak Kebijakan Pertambangan Terhadap Kehidupan Sosial
Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Makroman.”
23
“Aturan Baru Pertambangan Minerba 2017.”
tertinggal atau pengurangan kemiskinan perlu dicermati. Realitas di lapangan
membuktikan bahwa masyarakat hanya akan menjadi penikmat warisan jutaan ton
limbah tambang dan kerusakan lingkungan sosial dan ekonominya.24
24
J. Adeleida, “PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MASYARAKAT PESISIR TERHADAP KEGIATAN
PERTAMBANGAN DI TINJAU DARI PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA,” Jurnal Hukum Unsrat 2, no. 1
(2014): 32.
DAFTAR PUSTAKA