Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

ANALISIS DAMPAK PERTAMBANGAN BATUBARA TERHADAP SOSIAL EKONOMI


MASYARAKAT DI KECAMATAN TANJUNG AGUNG

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya dengan sumberdaya alam. Sumberdaya alam (baik renewable dan non
renewable) merupakan sumberdaya yang esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Hilangnya atau berkurangnya
ketersediaan sumberdaya tersebut akan berdampak sangat besar bagi kelangsungan hidup umat manusia. Kekayaan
sumberdaya alam Indonesia ini pula yang menyebabkan negara Indonesia dijajah selama berabad-abad oleh negara
Belanda dan juga selama tiga setengah tahun oleh negara Jepang. Salah satu sumberdaya alam yang di miliki adalah
mineral batubara.
Pengelolaan dan penguasaan sumber daya alam telah dibangun melalui semangat UUD 1945 Pasal 33 dengan
tujuan utama adalah untuk sebesarbesarnya kemakmuran bagi rakyat Indonesia. Amanat UUD 1945 ini merupakan
landasan pembentukan kebijakan pertambangan yakni UU No 11 Tahun 1967 tentang pokok pertambangan mineral
dan batubara yang kemudian diganti dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara. Menurut saleng (2007), dibentuknya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara merupakan konsekuensi dari lahirnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 Tentang
Kewenangan Pemerintah Kabupaten/kota dan Provinsi sebagai Daerah Otonom.
Dalam era reformasi sekarang ini Pemerintah Daerah diberikan peran yang lebih besar dalam melaksanakan
pembangunan. Transfer sebagian kekuasaan, dari pemerintahan pusat ke pemerintahan lokal, dilakukan dalam
kerangka memudahkan pemerintah merespon segala kebutuhan rakyat di tingkat lokal. Tetapi yang terjadi justru
pemerintah lokal seperti yang terjadi di Sumatera Selatan, khususnya Kabupaten Muara Enim memanfaatkan
wewenang tersebut dengan mengeluarkan begitu banyak Izin Usaha Pertambangan (IUP). Hal ini merupakan implikasi
dari UU No 4 tahun 2009 tentang Minerba, bahwa Izin Usaha Pertambangan diberikan oleh Bupati/Walikota jika
wilayah tambang berada di dalam satu wilayah kabupaten/kota. Salah Satu pertambangan yang banyak di buka yaitu
pertambangan Batubara.
Batu bara adalah salah satu dari beberapa sumber energi primer Indonesia yang potensinya masih menjadi
primadona dan diandalkan sebagai sala satu sumber energi primer selain minyak dan gas. Produksi batubara yang
selalu meningkat dari tahun ke tahun menjadikan batubara sebagai komoditi utama dalam subsektor pertambangan
umum serta menempati posisi sangat vital dan merupakan salah satu sumber energi primer bagi dunia industri
Indonesia (Dirjen Mineral dan Batubara, 2013). Pada tahun 2018, realisasi produksi batu bara mencapai angka 528
juta ton, naik 14 % dari tahun 2017 yang mencapai angka 461 juta ton. Peningkatan jumlah produksi yang sangat
besar ini berpengaruh signifikan terhadap penurunana harga batu bara, untuk itu maka pemerintah menyebut target
produksi batu bara di 2019 sekitar 480 juta ton.
Pemanfaatan sumber energi oleh perusahaan industri batu bara seharusnya dilakukan secara optimal dalam
rangka memenuhi kebutuhan hidup manusia yang didasarkan pada prinsip pembangunan yang berkelanjutan.
Kegiatan Penambangan batu bara seharusnya juga memperhatikan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi sehingga
mempunyai dampak positif bagi masyarakat lingkar tambang. Dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 atau lebih
di kenal dengan undang-undang minera di nyatakan bahwa mineral dan batubara yang terkandung dalam wilayah
hukum pertambangan Indonesia merupakan kekayaan alam tak terbarukan sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa
yang mempunyai peranan penting dalam memenuhi hajat hidup orang banyak, karena itu pengelolaannya harus
dikuasai oleh Negara untuk memberi nilai tambah secara nyata bagi perekonomian nasional dalam usaha mencapai
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara berkeadilan (UU No. 4 Tahun 2009)
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Dipandang dari sudut ekonomi, keberadaan suatu industri pertambangan dalam suatu wilayah selaiknya
memberikan dampak terhadap perkembangan wilayah yang akan memberi peluang dan upaya perluasan kesempatan
kerja, peningkatan pendapatan masyarakat serta kesempatan berusaha. Disamping itu keberadaan industri tersebut
juga selayaknya dapat meningkatkan kemampuan ekonomi wilayah yang bersangkutan. Bila ditinjau dari aspek sosial,
keberadaan suatu industri dalam suatu wilayah akan menyebabkan terjadinya pergeseran-pergeseran di dalam
masyarakat wilayah yang bersangkutan seperti perubahan pola pikir dan tata cara kehidupan lainnya. Pada satu sisi,
proses kegiatan industri pertambangan apapun jenisnya telah memberikan dampak positif kepada kas negara dari
pajak dan royalti. Namun pada sisi lain, keberadaan industri pertambangan selama ini telah menimbulkan dampak
negatif berupa pencemaran lingkungan serta pelanggaran hak-hak ekonomi, sosial, budaya masyarakat yang tinggal di
sekitar wilayah pertambangan itu. Akibatnya pemerintah tidak dapat memberikan kemakmuran bagi masyarakatnya,
karena keuntungan pemerintah dari kegiatan tersebut hanya sedikit dibandingkan dengan biaya sosial lainnya
(Basuki, 2007). Dampak positif dari kegiatan pertambangan batubara selain merupakan sumber pendapatan asli
daerah dan sumber devisa negara juga memberikan peran dalam membangun daerah di Indonesia, yaitu dengan
terbukanya jalan didaerah yang terisolasi akibat adanya kegiatan pertambangan. Selain itu adanya kegiatan
pertambangan akan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat didaerah pertambangan tersebut. Dampak
negatif yang ditimbulkan akibat kegiatan pertambangan diantaranya adalah kerusakan lingkungan. Kerusakan
lingkungan muncul diakibatkan karena perusahaan pertambangan tidak memperhatikan lingkungan dalam melakukan
kegiatan. Selain itu limbah hasil pertambangan juga tidak diolah dengan baik sehingga mencemari lingkungan.
(Djadjadiningrat (2003)).
Dampak sosial merupakan dampak yang dirasakan oleh masyarakat yang berada di area suatu kegiatan
dilaksanakan. Dampak sosial-ekonomi dapat dibedakan menjadi dampak real impact dan special impact (Hadi, 2009).
Sosial ekonomi menurut Abdulsyani (1994) dalam Kurniawan (2015) merupakan kedudukan manusia atau posisi
seseorang yang ditentukan oleh aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat pendidikan, jenis rumah tinggal dan jabatan
dalam organisasi. Sosial ekonomi merupakan salah satu faktor yang sangat terpengaruh apabila suatu kegiatan
dilaksanakan atau tidak dilaksanakan.
Keberadaan perusahaan tambang di tengah-tengah masyarakat merupakan wujud dan partisipasi dalam
peningkatan dan pengembangan pembangunan masyarakat. Perusahaan dan masyarakat yang bermukim di
sekitarnya merupakan dua komponen yang saling mempengaruhi. Dimana perusahaan memerlukan masyarakat
sekitar dalam pengembangan perusahaan itu sendiri begitupun sebaliknya, masyarakat memerlukan perusahaan
tersebut dalam peningkatan perekonomian masyarakat serta pengembangan daerah akibat keberadaan perusahaan
tersebut. (Jurnal Redoks, Volume 1, Nomor 1, Januari 2016 ± Juni 2016).
Atas dasar pemikiran inilah, maka penulis mencoba menganalisis dampak keberadaan perusahaan tambang
batu bara terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar lokasi tambang bartu bara dengan objek penelitian
berada di Kecamatan Tanjung agung Kabupaten Muara Enim.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah kegiatan pertambangan batubara di Kecamatan Tanjung
agung memberi dampak sosial dan ekonomi terhadap masyarakat sekitar ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dampak dari kegiatan pertambangan batubara di Kecamatan
Tanjung agung terhadap sosial dan ekonomi terhadap masyarakat sekitar

D. Manfaat Penelitian
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Manfaat akademis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran bahwa keberadaan
perusahaan tambang di sekitar lingkungan masyarakat akan berdampak pada pertumbuhan sosial
ekonomi masyarakat tersebut.
2. Manafaat praktis sebagai bahan referensi bagi prodi dan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.

2. II. Tinjauan Pustaka


2.1

Nomor 3.
Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif yaitu yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara
detail berdasarkan fakta-fakta dari populasi di daerah tersebut.

Penelitian ini dilakukan di sekitar pertambangan Batubara yang berlokasi di Kecamatan Tanjung
Agung Kabupaten Muara Enim.

A. Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan Waktu 1 Bulan, yaitu yang meliputi pengambilan data berupa
pengumpulan informasi dari masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Tanjung agung dan penyusunan dampak yang
diperuloh karena adanya pertambangan batubara di daerah tersebut.

Nomor 4
Secara umum sistematika penulisan laporan penelitian yiatu;

1. Bagian Awal (cover berupa identitas peneliti)


2. Halaman Judul
3. Halaman persetujuan dan Pengesahan
4. Abstark
5. Kata pengantar
6. Daftar isi
7. Daftar tabel (jika ada)
8. Daftar gambar (jika ada)
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

9. Daftar lampiran (jika ada)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya dengan sumberdaya alam. Sumberdaya alam (baik renewable dan non
renewable) merupakan sumberdaya yang esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Hilangnya atau berkurangnya
ketersediaan sumberdaya tersebut akan berdampak sangat besar bagi kelangsungan hidup umat manusia. Kekayaan
sumberdaya alam Indonesia ini pula yang menyebabkan negara Indonesia dijajah selama berabad-abad oleh negara
Belanda dan juga selama tiga setengah tahun oleh negara Jepang. Salah satu sumberdaya alam yang di miliki adalah
mineral batubara.
Pengelolaan dan penguasaan sumber daya alam telah dibangun melalui semangat UUD 1945 Pasal 33 dengan
tujuan utama adalah untuk sebesarbesarnya kemakmuran bagi rakyat Indonesia. Amanat UUD 1945 ini merupakan
landasan pembentukan kebijakan pertambangan yakni UU No 11 Tahun 1967 tentang pokok pertambangan mineral
dan batubara yang kemudian diganti dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara. Menurut saleng (2007), dibentuknya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara merupakan konsekuensi dari lahirnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 Tentang
Kewenangan Pemerintah Kabupaten/kota dan Provinsi sebagai Daerah Otonom.
Dalam era reformasi sekarang ini Pemerintah Daerah diberikan peran yang lebih besar dalam melaksanakan
pembangunan. Transfer sebagian kekuasaan, dari pemerintahan pusat ke pemerintahan lokal, dilakukan dalam
kerangka memudahkan pemerintah merespon segala kebutuhan rakyat di tingkat lokal. Tetapi yang terjadi justru
pemerintah lokal seperti yang terjadi di Sumatera Selatan, khususnya Kabupaten Muara Enim memanfaatkan
wewenang tersebut dengan mengeluarkan begitu banyak Izin Usaha Pertambangan (IUP). Hal ini merupakan implikasi
dari UU No 4 tahun 2009 tentang Minerba, bahwa Izin Usaha Pertambangan diberikan oleh Bupati/Walikota jika
wilayah tambang berada di dalam satu wilayah kabupaten/kota. Salah Satu pertambangan yang banyak di buka yaitu
pertambangan Batubara.
Batu bara adalah salah satu dari beberapa sumber energi primer Indonesia yang potensinya masih menjadi
primadona dan diandalkan sebagai sala satu sumber energi primer selain minyak dan gas. Produksi batubara yang
selalu meningkat dari tahun ke tahun menjadikan batubara sebagai komoditi utama dalam subsektor pertambangan
umum serta menempati posisi sangat vital dan merupakan salah satu sumber energi primer bagi dunia industri
Indonesia (Dirjen Mineral dan Batubara, 2013). Pada tahun 2018, realisasi produksi batu bara mencapai angka 528
juta ton, naik 14 % dari tahun 2017 yang mencapai angka 461 juta ton. Peningkatan jumlah produksi yang sangat
besar ini berpengaruh signifikan terhadap penurunana harga batu bara, untuk itu maka pemerintah menyebut target
produksi batu bara di 2019 sekitar 480 juta ton.
Pemanfaatan sumber energi oleh perusahaan industri batu bara seharusnya dilakukan secara optimal dalam
rangka memenuhi kebutuhan hidup manusia yang didasarkan pada prinsip pembangunan yang berkelanjutan.
Kegiatan Penambangan batu bara seharusnya juga memperhatikan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi sehingga
mempunyai dampak positif bagi masyarakat lingkar tambang. Dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 atau lebih
di kenal dengan undang-undang minera di nyatakan bahwa mineral dan batubara yang terkandung dalam wilayah
hukum pertambangan Indonesia merupakan kekayaan alam tak terbarukan sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa
yang mempunyai peranan penting dalam memenuhi hajat hidup orang banyak, karena itu pengelolaannya harus
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

dikuasai oleh Negara untuk memberi nilai tambah secara nyata bagi perekonomian nasional dalam usaha mencapai
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara berkeadilan (UU No. 4 Tahun 2009)
Dipandang dari sudut ekonomi, keberadaan suatu industri pertambangan dalam suatu wilayah selaiknya
memberikan dampak terhadap perkembangan wilayah yang akan memberi peluang dan upaya perluasan kesempatan
kerja, peningkatan pendapatan masyarakat serta kesempatan berusaha. Disamping itu keberadaan industri tersebut
juga selayaknya dapat meningkatkan kemampuan ekonomi wilayah yang bersangkutan. Bila ditinjau dari aspek sosial,
keberadaan suatu industri dalam suatu wilayah akan menyebabkan terjadinya pergeseran-pergeseran di dalam
masyarakat wilayah yang bersangkutan seperti perubahan pola pikir dan tata cara kehidupan lainnya. Pada satu sisi,
proses kegiatan industri pertambangan apapun jenisnya telah memberikan dampak positif kepada kas negara dari
pajak dan royalti. Namun pada sisi lain, keberadaan industri pertambangan selama ini telah menimbulkan dampak
negatif berupa pencemaran lingkungan serta pelanggaran hak-hak ekonomi, sosial, budaya masyarakat yang tinggal di
sekitar wilayah pertambangan itu. Akibatnya pemerintah tidak dapat memberikan kemakmuran bagi masyarakatnya,
karena keuntungan pemerintah dari kegiatan tersebut hanya sedikit dibandingkan dengan biaya sosial lainnya
(Basuki, 2007). Dampak positif dari kegiatan pertambangan batubara selain merupakan sumber pendapatan asli
daerah dan sumber devisa negara juga memberikan peran dalam membangun daerah di Indonesia, yaitu dengan
terbukanya jalan didaerah yang terisolasi akibat adanya kegiatan pertambangan. Selain itu adanya kegiatan
pertambangan akan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat didaerah pertambangan tersebut. Dampak
negatif yang ditimbulkan akibat kegiatan pertambangan diantaranya adalah kerusakan lingkungan. Kerusakan
lingkungan muncul diakibatkan karena perusahaan pertambangan tidak memperhatikan lingkungan dalam melakukan
kegiatan. Selain itu limbah hasil pertambangan juga tidak diolah dengan baik sehingga mencemari lingkungan.
(Djadjadiningrat (2003)).
Dampak sosial merupakan dampak yang dirasakan oleh masyarakat yang berada di area suatu kegiatan
dilaksanakan. Dampak sosial-ekonomi dapat dibedakan menjadi dampak real impact dan special impact (Hadi, 2009).
Sosial ekonomi menurut Abdulsyani (1994) dalam Kurniawan (2015) merupakan kedudukan manusia atau posisi
seseorang yang ditentukan oleh aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat pendidikan, jenis rumah tinggal dan jabatan
dalam organisasi. Sosial ekonomi merupakan salah satu faktor yang sangat terpengaruh apabila suatu kegiatan
dilaksanakan atau tidak dilaksanakan.
Keberadaan perusahaan tambang di tengah-tengah masyarakat merupakan wujud dan partisipasi dalam
peningkatan dan pengembangan pembangunan masyarakat. Perusahaan dan masyarakat yang bermukim di
sekitarnya merupakan dua komponen yang saling mempengaruhi. Dimana perusahaan memerlukan masyarakat
sekitar dalam pengembangan perusahaan itu sendiri begitupun sebaliknya, masyarakat memerlukan perusahaan
tersebut dalam peningkatan perekonomian masyarakat serta pengembangan daerah akibat keberadaan perusahaan
tersebut. (Jurnal Redoks, Volume 1, Nomor 1, Januari 2016 ± Juni 2016).
Atas dasar pemikiran inilah, maka penulis mencoba menganalisis dampak keberadaan perusahaan tambang
batu bara terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar lokasi tambang bartu bara dengan objek penelitian
berada di Kecamatan Tanjung agung Kabupaten Muara Enim.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah kegiatan pertambangan batubara di Kecamatan Tanjung
agung memberi dampak sosial dan ekonomi terhadap masyarakat sekitar ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dampak dari kegiatan pertambangan batubara di Kecamatan
Tanjung agung terhadap sosial dan ekonomi terhadap masyarakat sekitar
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat akademis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran bahwa keberadaan perusahaan
tambang di sekitar lingkungan masyarakat akan berdampak pada pertumbuhan sosial ekonomi masyarakat
tersebut.
2. Manafaat praktis sebagai bahan referensi bagi prodi dan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
Pembahansa berupapertambangan, batubara, sosial, ekonomi
B. Penemuan sebelumnya yang berhubungan dengan dampak pertambangan batubara
C. Kerangka pemikiran

BAB III
Metode Penelitian

A. M

Anda mungkin juga menyukai