Anda di halaman 1dari 8

RANCANGAN PROPOSAL

“Penghidupan Masyarakat Sekitaran Lahan Pertambangan (Galian


Golongan C) Desa Awang Bangkal Kec.Karang Intan Kab.Banjar”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian


Dosen Pengampu:
Dr. Deasy Arisanty, M. Sc COVER

Disusun Oleh:
Winanda Nathania
21110115220001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2022
DAFTAR ISI

RANCANGAN PROPOSAL.................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
1.1 Latar Belakang.................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................5
1.3 Batasan masalah...............................................................................................5
1.4 Tujuan Penelitian..............................................................................................6
1.5 Manfaat Penelitian............................................................................................6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang mempunyai posisi geografis yang mana
merupakan tempat bertemunya tiga lempeng utama dunia yaitu Eurasia, Australia,
dan Samudera Pasifik, hal ini menjadikan kondisi geologi Indonesia sangat kaya
akan mineral - mineral. (Ihyamuis et al., 2022). Mineral merupakan sumberdaya
alam yang proses pembentukannya memerlukan waktu jutaan tahun dan sifat
utamanya tidak terbarukan, mineral lebih dikenal dengan bahan galian. Mineral
dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam industri/produksi (Hakim, 2007).
Menurut peraturan pemerintah No. 27 tahun 1980 pasal 3 tentang penggolongan
bahan galian menyatakan bahwa pada pasal 1 bahan – bahan galian terbagi atas
tiga golongan yaitu sebagai berikut :

1. Golongan A (Golongan bahan galian yang strategis).

Golongan A adalah bahan tambang yang digunakan bagi pertahanan dan


keamanan didalam perekonomian Negara. Misalnya minyak bumi, gas alam,
aspal, timah dan lain - lain.

2. Golongan B (Golongan bahan yang vital).

Golongan B adalah bahan tambang yang menjamin hajat hidup orang banyak.
Misalnya besi, mangan, seng, emas, perak, air raksa, intan, belerang dan lain –
lain.

3. Golongan C (Golongan yang tidak termasuk golongan A dan B). Golongan C


adalah bahan galian yang tidak termasuk keduanya, karena golongan C adalah
bahan tambang yang tidak memerlukan pemasaran internasional,
penambangannya mudah dan tidak memerlukan teknologi tinggi karena
terdapat dipermukaan bumi. Misalnya nitrat, phospat, tawas, batu apung, pasir
kwarsa, marmer, batu kapur, tanah liat, pasir dan sebagainya.

Potensi – potensi di atas juga dapat membantu pembangunan


berkelanjutan dengan upaya-upaya tertentu (Yuliani et al., 2018). Pembangunan
berkelanjutan dapat dicapai dengan memenuhi kewajiban hukum mendasar yang
terkandung dalam semua peraturan perundang-undangan lingkungan hidup yang
berlaku. (No et al., 2009). Secara historis, konsep pembangunan berkelanjutan
lahir sebagai bentuk kompromi antara ideologi pembangunan dan ideologi
lingkungan hidup. (No et al., 2009). Salah satu upaya yang sering kali di jumpai
adalah pertambangan. Sumber daya tambang merupakan salah satu modal dasar
untuk mendorong pembangunan berkelanjutan yang memiliki sifat khusus
dibandingkan dengan sumberdaya alam yang lain, di mana sumberdaya tambang
ini tidak dapat diperbaharui kembali, dengan kata lain industri pertambangan
merupakan industri tanpa daur ulang (Setiawan & Ubaidullah, 2019). Tentunya
kekayaan alam potensial tersebut akan mempengaruhi penghidupan masyarakat
di suatu wilayah tertentu (Pradnyaswari et al., 2021). Penghidupan atau livelihood
merupakan usaha atau kondisi yang menggambarkan kemampuan, kepemilikan,
dan aktivitas yang dibutuhkan suatu masyarakat untuk menjalani kehidupannya
(Pradnyaswari et al., 2021). Penghidupan masyarakat secara sederhana dapat
diartikan sebagai upaya yang dilakukan setiap orang untuk memperoleh
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (Sari et al., 2016).

Pertambangan bahan galian golongan C merupakan pertambangan yang


sering di jumpai. Pertambangan ini tersebar hampir di seluruh pulau Indonesia,
seperti di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan
Papua (Susilo, 2016). Pertambangan bahan galian golongan C mempunyai
peranan dan fungsi yang strategis dalam kegiatan perkembangan perekonomian
daerah (Maria Dimova & Stirk, 2019). Mineral golongan C merupakan mineral
yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat atau badan usaha biasa misalnya: batu
kali, batu kapur, marmer, batu sabak, pasir, kerikil, dan pasir uruk (Rahmah,
2019). Di Kalimantan, salah satu lokasi penambangan mineral golongan C terletak
di Desa Awang Bangkal, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar,
Kalimantan Selatan. Beberapa lokasi penambangan mineral C terletak di Gunung
Putri, Gunung Partabulu, Gunung Brasina dan beberapa perbukitan di sekitarnya
(Batu Gunung Awangbangkal.Pdf, n.d.).
Dengan semakin meningkatnya pembangunan rumah, gedung dan
konstruksi lainnya saat ini ini sudah mengubah penghidupan masyarakat yang
tinggal di sekitaran tambang (Batu Gunung Awangbangkal.Pdf, n.d.). Masyarakat
yang semula didominasi oleh petani dan buruh tani, kini beralih menjadi
pengemudi truk pengangkut batuan gunung di sekitar perusahaan tambang desa
tersebut. Tentu saja hal tersebut terjadi bukan tanpa alasan, sebab menjadi seorang
petani atau buruh tani tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat pada saat ini.
Akan tetapi dengan meningkatnya permintaan pasar batu gunung, menjadi
pengemudi truk batu gunung merupakan pilihan yang tepat bagi mereka. Selain
itu, hal ini pekerjaan tersebut dapat meningkatkan pendapaatan masyarakat di
wilayah tersebut. Walaupun memberikan dampak positif yang dapat dirasakan
masyarakat di sekitar lingkar tambang Galian C, serperti tersedianya tenaga kerja
atau buruh kerja (Rosita et al., 2022). Pertambangan ini juga sudah mulai
mengkhawatirkan selain menimbulkan pencemaran suara maupun udara, serta
kerusakan jalan pertambangan ini juga sudah mulai merayap secara lambat tetapi
pasti memasuki kawasan hutan lindung yang ada di sekitarnya (Batu Gunung
Awangbangkal.Pdf, n.d.).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana usaha penambangan Bahan galian c di desa awang bangkal
Kecamatan karang intan?
2. Apa saja dampak dari kegiatan penambangan bahan galian c di desa awang
bangkal Kecamatan karang intan ?
3. Bagaimana penghidupan masyarakat sebelum dan sesudah adanya
penambangan bahan galian c di desa awang bangkal Kecamatan Karang
intan?

1.3 Batasan masalah


Agar penelitian terarah dan tidak menyimpang dari topik yang akan di bahas,
maka penulis membatasi masalah yaitu penghidupan pertambangan bahan galian
c di desa awang Bangkal di tinjau menurut 3 pendekatan geografi
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana usaha penambangan bahan galian c
di desa awang bangkal Kecamatan Karang Intan.
2. Untuk mengetahui dampak dari kegiatan penambangan bahan galian c di
desa awang bangkal Kecamatan karang Intan.
3. Untuk mengetahui bagaimana penghidupan masyarakat sebelum dan
sesudah adanya penambangan bahan galian c di desa awang bangkal
Kecamatan Karang Intan.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Sebagai kajian untuk memperdalam dan memperluas wawasan bagi
penulis.
2. Sebagai bahan masukan dan bahan informasi dalam penyusunan tugas
akhir bagi penelitian selanjutnya.
3. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program S1
pada jurusan Pendidikan Geografi Universitas Lambung Mangkurat
DAFTAR PUSTAKA
batu gunung awangbangkal.pdf. (n.d.).

Hakim, R. (2007). Analisis Persebaran Dan …, Veranita Tyas Susilo, FKIP


UMP, 2016. 4–15.

Ihyamuis, M., Patittingi, F., & Lahae, K. (2022). Amanna Gappa. 30(1), 1–14.

Maria Dimova, C., & Stirk, P. M. R. (2019). 済無 No Title No Title No Title. 9–


25.

No, U. U., Hidup, P. L., No, U. U., Hidup, P. L., Pasal, L., No, U. U., Cipta, T., &
Pasal, K. (2009). c. 11.

Pradnyaswari, I., Wijayanti, W. P., & Subagiyo, A. (2021). Tingkat penghidupan


berkelanjutan masyarakat desa purwakerti kabupaten karangasem. Pure
Journal, 11(0341).

Rahmah, S. A. (2019). Dampak pengelolaan tambang galian c terhadap


lingkungan. July.

Rosita, R., Ibrahim, K., & Gunawan, G. (2022). Dampak Galian C Terhadap
Lingkungan Alam Masyarakat Lingkar Tambang di Kota Ternate.
Cannarium, 20(1), 20–23. https://doi.org/10.33387/cannarium.v20i1.4860

Sari, N., Abita, T. S., & Taufiq, A. . R. (2016). Perubahan Kerangka Penghidupan
(Livelihood) Masyarakat Desa Sumberagung Akibat Perkembangan Wisata
Pantai Pulau Merah Di Banyuwangi. Jurnal Tata Kota Dan Daerah, 8(1),
171–180. http://tatakota.ub.ac.id/index.php/tatakota/article/view/234

Setiawan, D., & Ubaidullah. (2019). Konflik dan Resistensi Masyarakat terhadap
Pertambangan Galian C di Kabupaten Nagan Raya (Studi Kasus Desa Suak
Palembang Kecamatan Darul Makmur). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP
Unsyiah, 4(2), 1–11. http://www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP/article/view/11073

Susilo, V. T. (2016). Analisis persebaran dan distribusi bahan tambang golongan


c di kecamatan rembang kabupaten purbalingga.

Yuliani, M., Sosial, F. I., Islam, U., Singingi, K., & Islam, E. (2018). DAMPAK
PENAMBANGAN BATU GUNUNG DI DESA MERANGIN. 1, 90–101.

Anda mungkin juga menyukai