OLEH :
FIRMAN
171320491
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Proposal oleh
Nama : Firman
NIM : 171320491
Menyetujui :
Doden Pembimbing
Pembimbing1 Pembimbing 2
Mengetahui :
Ketua Program Studi
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL...............................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vi
iii
1. Dampak Lingkungan .........................................................................26
2. Penambangan ....................................................................................26
3. lingkungan ........................................................................................27
3.5 Desain dan Prosedur Penelitian ...............................................................27
3.6 Instrumen Penelitian................................................................................28
1. Pedoman Wawancara ........................................................................28
2. Dokumen ...........................................................................................28
3.7 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................28
1. Metode Interview ..............................................................................29
2. Metode Dokumentasi ........................................................................29
3. Metode Observasi..............................................................................30
3.8 Teknik Analisis Data ...............................................................................30
1. Reduksi Data .....................................................................................31
2. Penyajian Data ..................................................................................31
3. Pengambilan Kesimpulan..................................................................31
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2.1 Waktu Penelitian ..............................................................................24
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alur Penelitian.................................................................................23
Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian .....................................................................25
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, salah
satunya adalah sumber daya mineral yang lebih banyak dipergunakan sebagai
manusia dalam menggali dan mengolah sumber daya alam dengan sebaik-baiknya
yang meliputi air, udara, tanah dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
industri pertambangan juga menyedot lapangan kerja bagi Kabupaten dan Kota
golongan, antara lain: Bahan galian golongan A (bahan galian strategis), Bahan
galian golongan B (bahan galian vital), bahan galian golongan C (bahan galian
non strategis dan non vital (UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan
1
Undang-Undang Nomor 39 tahun 1960 tentang penggolongan bahan
galian, dijelaskan bahwa bahan galian c merupakan golongan bahan galian yang
tidak termasuk golongan a dan b seperti batu kapur, gips, tanah liat, pasir kwarsa,
napal berkapur, kaolin, batu tulis, batu apung, dan bahan galian lain yang tidak
Keppres No. 33 Tahun 2002 dijelaskan bahwa pasir pantai adalah salah
satu sumberdaya alam yang bersifat tidak dapat pulih (non renewable resource)
yang telah lama dimanfaatkan dan akhir akhir ini menjadi hal penting baik pada
skala nasional maupun daerah. Pasir laut adalah bahan galian C yang terletak pada
dan/atau B dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan
suatu negara. Kebutuhan akan bahan galian konstruksi dan industri seperti pasir
2
pertambangan (IUP) yang selain merusak lingkungan juga dapat membahayakan
perubahan langsung/tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan atau hayati
daratannya berasal dari endapan batu gamping. Kondisi geografis pada bagian
barat, selatan dan timurnya di dominasi oleh dataran pantai yang menjadikan
banyak.
besaran. Aktifitas ini sudah lama dilakukan oleh sebagian masyarakat yang
Kecamatan Mawasangka
3
Kerusakan lingkungan yang terjadi di wilayah pesisir Desa Napa
disebabkan oleh aktivitas fisik manusia yaitu adanya penambangan pasir yang
sebagai berikut.
4
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini terdiri atas manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1.1 Penambangan
kegiatan dalam rangka, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang
dimaksud dengan:
memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau
gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu.
endapanendapan alam.
6
study kelayakan, kontruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,
pertambangan.
investasi terbatas.
informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk dimensi, sebaran,
kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai
10. Reklamasi Tambang adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha
7
Penambangan merupakan kegiatan yang dilakukan baik secara sederhana
pengangkutan bahan galian. Barang galian yang terdapat dalam wilayah hukum
Tuhan berupa endapan-endapan alam. Barang galian ini dikuasai oleh negara dan
pemurnian, dan penjualan. Bahan galian strategis merupakan bahan galian untuk
1) Bahan galian golongan A (bahan galian strategis) adalah bahan galian yang
: gas alam, batubara, timah putih, besi dan nikel. Bahan galian ini dikuasai
oleh Negara.
2) Bahan galian golongan B (bahan galian vital) adalah bahan galian yang
Negara dan dikuasai oleh Negara dengan menyertakan rakyat, misalnya: emas,
perak, intan, timah hitam, belerang dan air raksa. Bahan galian ini dapat
8
diusahakan oleh Badan Usaha Milik Negara ataupun bersama-sama dengan
rakyat.
3) Bahan galian golongan C (tidak termasuk strategis dan vital) adalah bahan
galian yang dapat diusahakan oleh rakyat ataupun badan usaha milik rakyat,
misalnya : batu kali, batu gamping, marmer, batu sabak, pasir, kerikil, pasir
urug.
nikel, kobalt,
timah
9
yodium, brom, khlor, belerang
bumi secara langsung melakukan perusakan atau merubah rona permukaan bumi.
dan lingkungan baik terhadap alam sendiri maupun terhadap hewan, tumbuh-
(tanah) yaitu terjadinya perubahan permukaan lahan (bentang alam) yaitu bekas
galian akan meninggalkan lubang besar yang digenangi air dan menjadi sarang
nyamuk yang akan menjadi sumber penyakit, rusaknya jalan yang menjadi sarana
10
transportasi masyarakat dan akan mengakibatkan pencemaran udara pada musim
kemarau.
baik secara fisik, ekonomi maupun sosial. Namun disisi lain, kegiatan ini bisa
Dalam Keppres No. 33 Tahun 2002 dijelaskan bahwa Pasir laut adalah
salah satu sumberdaya alam yang bersifat tidak dapat pulih (non renewable
resource) yang telah lamadimanfaatkan dan akhir akhir ini menjadi hal penting
baik pada skala nasional maupun daerah. Pasir laut adalah bahan galian C yang
terletak pada wilayah perairan indonesia yang tidak mengandung unsur mineral
golongan a dan b dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi
pertambangan
sekitar, Namun, apabila penambangan pasir tidak dikelola dengan baik maka akan
11
2.1.4 Penambangan pasir
yang cukup besar bagi masyarakat. Kegiatan penambangan pasir pantai sering
dikonotasikan sebagai salah satu kegiatan yang merusak lingkungan, hal itu dapat
dampak lingkungan, baik bersifat positif maupun bersifat negatif (Syafruddin &
Ihsan, 2018)
kerusakan secara fisik. Selain itu, juga terjadinya perubahan pada garis pantai
secara langsung air laut bisa masuk kelahan pertanian dibeberapa lahan milik
tidak dikelolah dengan baik dan benar maka maka akan muncul dampak disekitar
lingkungan sekitar area penambangan, berupa dampak yang muncul dari proses
penambangan pasir, yaitu dampak terhadap lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi
topografi tanah, termasuk karena mengubah aliran sungai, bentuk danau atau bukit
12
Cara penambangan pasir yang dilakukan dengan menggunakan alat-alat
proses pengangkutan.
2. Tahap eksploitasi atau penggalian, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini
3. Tahap pengangkutan, Pada tahap ini yang perlu diperhatikan adalah ketika
bumi secara langsung melakukan perusakan atau merubah rona permukaan bumi.
dan lingkungan baik terhadap alam sendiri maupun terhadap hewan, tumbuh-
lubanglubang bekas galian yang dibiarkan tanpa ada pemanfaatan serta perbaikan
lahan atau tanah berkurang, sehingga sangat mudah terjadi longsor. Tidak jarang
13
lahan-lahan bekas galian akan terlantar begitu saja sehingga lebih cenderung
ditumbuhi oleh rumputrumput liar. Tidak jarang pula lahalahan bekas galian
terbengkalai begitu saja sehingga menjadi lahan gersang tanpa ada tumbuhan yang
dapat tumbuh karena tidak adanya unsur organik tanah. Lahan-lahan bekas galian
masyarakat dari pada harus dibiarkan menjadi lahan kosong yang tidak berguna
dibagi menjadi dua yaitu kerusakan yang terjadi dengan sendirinya yang
disebabkan oleh alam , perbuatan manusia dan disebabkan pencemaran baik yang
berasal dari air udara maupun tanah. Kerusakan lingkungan adalah perubahan
langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia atau hayati lingkungan
penambangan khususnya pasir dan lain-lain dikenal sebagai kegiatan yang dapat
bahwa:
jawab dengan kewajiban membayar ganti rugi kerugian kepada penderita yang
telah dilanggar haknya atas lingkungan hidup yang baik dan sehat
2. Tata cara pengaduan oleh penderita, tata cara penelitian tim tentang bentuk,
jenis dan besarnya kerugian serta tata cara penuntutan ganti kerugian diatur
14
3. Barang siapa merusak atau mencemarkan ligkungan hidup memikul tanggung
di lingkungan sekitar area penambangan, berupa dampak yang muncul dari proses
penambangan pasir, yaitu dampak terhadap lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi
pencemaran, kerusakan, dan bencana dari tahun ketahun tidak dapat dipungkiri.
memberikan dampak yang sangat serius bagi kesehatan dan jiwa manusia (Halim
dkk, 2019)
berdampak adanya lahan yang rawan longsor potensi terjadinya banjir, terjadinya
polusi asap dan debu berupa udara, masuk keluar kendaraan area penambangan da
(Indarta, 2020)
15
1. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam
2. Eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun yang tak
terbaharui
6. Introduksi jenis tumbuh -tumbuhan, jenis hewan, dan jenis jasad renik.
1. Abrasi Pantai
pada tahap pasca operasi tambang. Kegiatan tambang pasir besi berdampak
berupa abrasi yang merugikan masyarakat. Proses alami dan aktivitas manusia
kawasan pesisir.
16
2. Perubahan Bentuk Pesisir
penggalian pasir besi dapat dipastikan kedalaman lubang lubang tersebut akan
tambang Hal ini sangat membahayakan warga, dan debit air akan mengalami
akibat iklim yang tidak menentu, merupakan ancaman utama bagi warga.
perubahan lingkungan fisik yang terjadi akibat adanya penambangan pasir antara
Terjadi perubahan garis pantai disebabkan oleh aktifitas penggalian pasir yang
meninggalkan lubang bekas galian. Lubang galian tersebut akan terisi oleh air
17
disebabkan oleh ombak yang mengikis dan membawa material pasir, sehingga
penopang bagi tumbuhan tersebut. Bahkan lahan milik orang lain pun yang
tidak dijual ikut terkikis karena material pasir yang mudah diangkut oleh air.
Tanggul yang dibuat sebagai penangkal ombak ikut rusak disebabkan oleh
4. Kekhawatiran Masyarakat
18
2.2 Penelitian Yang Relavan
penambangan pasir besi dan usaha usaha lain untuk mendukung kegiatan
19
masyarakat terkait penambangan pasir besi. Dengan rekomendasi ini
longsor, berkurangnya debit air permukaan (mata air), tingginya lalu lintas
adanya pemasukan bagi pemilik tanah yang dijual atau disewakan untuk
20
Nomor 27 Tahun 2007. Tipe penelitian yang digunakan untuk membahas
untuk menjawab permasalahan yang akan diteliti. Kerangka berpikir dalam suatu
pasir ini dapat dimanfaatkan oleh Masyarakat Desa Napa untuk pemenuhan
penambangan pasir ini menjadi lebih luas yang kemudian berdampak pada
21
bellum membuat pemerintah setempat untuk melakukan pemberhentian kepada
pemilik lahan untuk tidak melanjutkan kegiatan penambangan tersebut yang bisa
22
(Gambar 2.1 Alur penelitian)
23
BAB III
METODE PENELITIAN
(Sugiyono, 2015)
pasir terhadap lingkungan di Desa Napa serta hal dilakukan untuk mengetahui
1. Waktu Penelitian
24
2. Lokasi Penelitian
Subjek penelitian merupakan suatu atribut, sifat, atau nilai dari orang,
sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,
lahan galian pasir yaitu Bapak Sudarmanto. Kepala Desa yaitu bapak Abdul Azis
25
Ansar, Sekretaris Desa yaitu Bapak Didit Setriyanto, 5 Masyarakat Desa yaitu
Karuniya, Alharis Akbar, Jasmin, Rinto Agus, dan Hafiyani serta 10 pekerja
pekerja tambang.
1. Dampak lingkungan
suatu komponen lingkungan tertentu pada ruang dan waktu tertentu sebagai akibat
terjadinya dapat dibagi menjadi dua yaitu kerusakan yang terjadi dengan
pencemaran baik yang berasal dari air udara maupun tanah.30 Kerusakan
lingkungan adalah perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik,
kimia atau hayati lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku kerusakan
2. Penambangan
26
3. Lingkungan
mempengaruhi hidup kita. Suhu udara yang panas dan lembab membuat kita
gerah, sebaliknya suhu udara yang amat dingin membuat kita menggigil. Bukan
hanya suhu, kualitas udara yang lain, misalnya kandungan gas dan partikel juga
kualitas dan kuantitas air mempengaruhi hidup kita. Air yang bersih dapat
berikut.
27
3.6 Instrument penelitian
1. Pedoman wawancara
penelitian ini dilakukan dengan sumber data primer yakni 3 orang pemilik lahan
galian pasir yaitu Bapak Sudarmanto, Omo, dan tamsir. Kepala Desa yaitu bapak
Abdul Azis Ansar, Sekretaris adesa yaitu Bapak Didit Setriyanto, 5 Masyarakat
Desa yaitu Karuniya, Alharis Akbar, Jasmin, Rinto Agus, dan Hafiyani serta 10
2. Dokumen
sudah belalu. Dokumen yang dibutuhkan yakni studi pnelitian terdahulu untuk
metode dalam pengumpulan data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
diteliti.
28
1. Metode Interview
dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu
topik tertentu,
untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka dimana pihak yang diajak
garis-garis besar permasalahan yang akan di tanyakan pada 3 orang pemilik lahan
galian pasir yaitu Bapak Sudarmanto, Omo, dan tamsir. Kepala Desa yaitu bapak
Abdul Azis Ansar, Sekretaris adesa yaitu Bapak Didit Setriyanto, 2 orang Guru
pekerja tambang.
2. Metode dokumentasi
hidup, sketsa. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni yang dapat
(Sugiyono, 2017).
29
3. Metode observasi
langsung mengamati dan mencatat lebih akurat tentang keadaan objek yang ada
partisipatif, observasi terus terang dan tersamar, dan observasi tak berstruktur
(Sugiyono, 2017)
observasi) ialah jika observasi terlibat langsung secara aktif dalam objek yang
dilakukan. Data yang diperoleh dari metode observasi yaitu penulis mengamati
atau melihat langsung keadaan tempat dimana sebelum adanya penambangan dan
Annalisis Data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
30
memilih mana yang penting dan man yang akan dipelajari, membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2017)
1. Reduksi Data
2. Penyajian data
Display data adalah penyajian data dalam bentuk laporan singkat dengan
dilengkapi bagan, tabel dan atau foto yang sesuai dengan penelitian yang
dilakukan.
3. Pengambilan kesimpulan
langkah secara urut sesuai yang dijelaskan sebelumnya untuk mendapatkan suatu
kesimpulan
31
DAFTAR PUUSTAKA
Abd Rahman, I. H., & Sumktaki, P. (2020). Analisis Dampak Penambangan Pasir
Pantai Terhadap Kerusakan Lingkungan Fisik di Kecamatan Morotai
Selatan Kabupaten Pulau Morotai. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 6(4),
887-895.
DantjeTerno Sembel, Toksikologi Lingkungan, Yogyakarta: CV. Andi Offset,
2015.
Dara, J. Y., & Sugiri, A. (2014). Kajian Penanganan Dampak Penambangan Pasir
Besi terhadap Lingkungan Fisik Pantai Ketawang Kabupaten Purworejo.
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota), 3(1), 220-229.
Dhiaurrahma. 2018. Pengaruh Keberadaan Tambang Pasir Terhadap Lingkungan
Pemukiman Di Desa Ujung Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten
Takalar. Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar, Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah Dan Kota. Makassar.
Halim, A. A., Waskitho, N. T., & Prakosa, G. G. (2019). Analisis Dampak
Penambangan Pasir Ilegal Sungai Brantas terhadap Lingkungan Hidup di
Desa Brumbung Kabupaten Kediri. Journal of Forest Science Avicennia,
2(2), 41-47.
Indarta, D. W. (2020). Dampak Kegiatan Penambangan Pasir Secara Mekanik
Terhadap Lingkungan Di Kabupaten Bojonegoro. Justitiable-Jurnal Hukum,
2(2), 42-53.
Keputusan Presiden Ripublik Indonesia Nomor 33 tahun 2002 tentang
Pengendalian dan Pengawasan Pasir Laut
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1980 tentang
Penggolongan Bahan-Bahan Galian
Rahmawati, N. (2019). Dampak Penambangan Batu Bata Terhadap Kondisi Fisik
Lingkungan Masyarakat Desa Kontumere Kecamatan Kabawo. Jurnal
Penelitian Pendidikan Geografi, 4(2).
Sri Widiyani, 2017. Analisis Dampak Lingkungan Akibat Penambangan Pasir
Ditinjau Dari Perspektif Etika Bisnis Islam. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Islam, Institut Agama Islam Negeri (Iain) Metro, Jurusan Ekonomi Syari’ah.
Lampung.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian & Pengembangan. Bandung : Alfabeta.
32
Suherman, D. W., Suryaningtyas, D. T., & Mulatsih, S. (2015). Dampak
Penambangan Pasir Terhadap Kondisi Lahan dan Air di Kecamatan
Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam
dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental
Management), 5(2), 99.
Syafruddin, S., & Ihsan, I. (2018). Proses Penambangan Pasir Pantai dan
Dampaknya Terhadap Lingkungan Di Kecamatan Ambalawi Kabupaten
Bima. JURNAL PENDIDIKAN IPS, 8(1), 70-75.
Tanuri, C. (2020). Penambangan Pasir Laut Yang Menimbulkan Kerusakan
Lingkungan Di Tinjau Dari Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007. Jurnal
Education And Development, 8(3), 7-7.
Taufik, Y., & Surdin, S. (2019). Dampak Penambangan Pasir Terhadap Abrasi
Pantai Di Desa Sombano Kecamatan Kaledupa Kabupaten Wakatobi. Jurnal
Penelitian Pendidikan Geografi, 5(2), 179-184.
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara.
Lembaran RI Tahun 2020 No 3. Sekretariat Negara. Jakarta
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok
pengelolan lingkungaan hidup.
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1960 tentang Pertambangan
Widiyani, S. (2017). Analisis Dampak Lingkungan Akibat Penambangan Pasir
Ditinjau dari Perspektif Etika Bisnis Islam (Studi Kasus di Desa Rejomulyo
Kecamatan Pasir Sakti Lampung Timur) (Doctoral dissertation, IAIN
Metro).
Wiryono, 2013. Pengantar Ilmu Lingkungan. Bengkulu : Pertelon Media
Yudhistira, Y., Hidayat, W., & Hadiyarto, A. (2012). Kajian Dampak Kerusakan
Lingkungan Akibat Kegiatan Penambangan Pasir Di Desa Keningar Daerah
Kawasan Gunung Merapi. Jurnal Ilmu Lingkungan, 9(2), 76-84.
https://doi.org/10.14710/jil.9.2.76-84
33