NIM: C1G121101
KENDARI
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara republik Indonesia adalah salah satu negara yang kaya akan sumber
daya alam yang ada di Indonesia terbagi menjadi dua yaitu sumber daya alam yang
dapat di perbaruhi dan sumber daya alam yang tidak dapat di perbarui. Tambang nikel
merupakan salah satu sumber daya alam yang tidak dapat di perbaruhi menurut fauci
2004 bahwa hilangnya atau berkurangnnya ketersediaan sumber daya alam dapat
berdampak besar pada kelangsungan hidup manusia di muka bumi.inndonesia
merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam yang tidak dapat di perbaharui
(renewable) maupun sumber daya alam yang tidak dapat di perbaharui
(nonrenewable). Salah satu sumber daya alam yang di miliki adalah mineral batu
bara, yang termaksut dalam golongan sumber daya non renewable.hilangnya atau
berkurangnnya ketersediaan sumber daya tersebut akan berdampak sangat besar bagi
kelangsungan hidup umat manusia di muka bumi. (Fauzi 2004).
Hal ini sejalan demgan pengelolahan sumber daya alam sebagaimana yang
telah di cantumkan dalam UUD 1945 pasal 33 (ayat 2) berbunyi : bumi, air, dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnnya di kuasai oleh negara, dan untuk di
pergunakan sebesar-besarnnya untuk kemakmuaran rakyat. Sehingga dalam
mengelolah kekayaan sumber daya alam dan energi tersebut perlu menerapkan prinsip
pembangunan berkelanjutan yaitu mengelola kekayaan sumber daya alam dan energi
secara bijaksana agar kondisi lingkungan tetap lestari dan bermutu tinggi.
Pertambangan adalah suatu industri di mineral di proses dan di pisahkan dari
material pengikut yang tidak di perlukan. Dalam indusrti mineral, proses untik
mendapatkan mineral-mineral yang ekonomis biasanya menggunakan metode
astraksi. yaitu proses pemisahan mineral mineral dari batuan terhadap mineral
pengikut yang tidak diperlukan Mineral mineral yang tidak diperlukan akan menjadi
limbah industri pertambangan dan mempunyai kontnbusi yang cukup signifikan pada
pencemaran dan degradasi lingkungan. Industri pertambangan sebagai industri hulu
yang menghasilkan sumberdaya mineral dan merupakan sumber bahan baku bagi
industri hilir yang diperlukan oleh umat manusia diseluruh dunia (Noor dalam Sulto
2011).
Salah satu sektor yang menyumbang devisa Negara yang dominan adalah
sektor pertambangan Sektor ini menyumbang 36% dari pendapatan Negara pada
tahun 2008 (Kementerian ESDM, 2009 dalam Pertiwi, 2011) Sektor pertambangan
selain sebagai sumber devisa, juga dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang
besar sehingga akan berdampak positif dalam pembukaan lapangan kerja. Salah satu
komoditi yang menjadi unggulan pada sektor pertambangan adalah batubara, dimana
menyumbang penerimaan Negara sebesar 2,57 trilyun pada 2004, dan meningkat
menjadi 8,7 trilyun pada tahun 2007 (Ermina, 2008), artinya telah terjadi peningkatan
penerimaan Negara dari komoditi ini, seiring dengan peningkatan produksi batubara
untuk memenuhi 'kebutuhan baik dalam negeri maupun untuk keperluan ekspor.
Sektor pertambangan merupakan sektor yang strategis, selain itu bagi daerah yang
kaya sumberdaya alamnya, pertambangan merupakan tulang punggung bagi
pendapatan daerah tersebut (Djajadiningrat, 2007). Berdirinya sebuah Negara
hakikatnya adalah untuk mencapai kesejahtraan, kemakmuran didalam masyarakat,
untuk itu maka perlu dirumuskan berbagai konsep yang mengacu terhadap
pembangunan, agar pembangunan yang dilakukan di arahkan untuk mencapai
kehidupan yang jauh lebih baik Akan tetapi masuknya suatu perusahaan disuatu
wilayah tentunya akan menimbulkan beberapa dampak negatif terhadap pembangunan
di Suatu wilayah.
Industri pertambangan mineral dan migas dapat berkembang pesat karena saat
ini kebutuhan dan permintaannya terus meningkat bersamaan dengan pertumbuhan
jumlah penduduk dan kesejahteraannya. Namun dibalik peningkatan tersebut, terdapat
dua permasalahan besar yang dihadapi industri pertambangan yaitu pertama cadangan
sumber daya alam yang semakin menipis dan kedua resistensi masyarakat khususnya
masyarakat lokal semakin meningkat yang terungkap dan adanya konflik antara
korporasi dengan masyarakat lokal, baik diakibatkan karena aktivitas pertambangan
itu sendiri maupun konflik kepentingan Oleh karena itu, dibalik pesatnya
perkembangan industri pertambangan, kedudukan korporasi sangat rentan terhadap
tekanan utamanya yaitu dari kalangan masyarakat sipil dengan persepsi bahwa adanya
praktik industri tersebut justru lebih banyak memberikan dampak negatif daripada
positifnya secara fisik maupun sosial terhadap lingkungan sekitar. Wilayah Provinsi
Sulawesi Tenggarah merupakan wilayah yang cukup kaya dengan aneka jenis
tambang Jenis produksi pertambangan yang menojol di Maluku Utara adalah
pertambangan nikel dan aspal inilah salah satu faktor yang menyebabkan beberapa
investor nasional maupun asing yang bergerak dibidang pertambangan maka untuk
berinvestasi di daerah ini. Ada beberapa wiliyah Maluku Utara yang menjadi daerah
tempat perusahaan tambang melakukan eksplorasi utamanya kabupaten pulau taliabu.
Daerah Kabupaten Pulau Taliabu merupakan suatu daerah pertambangan
Nikel di maluku utara. Salah satu wilayah pertambangan yang berada di Kabupaten
pilau taliabu utara yaitu Desa lede, Kecamatan lede yang masuk sejak tahun 2012 PT
Jagat RayaTama adalah perusahaan tambang nikel yang didirikan pada tahun 2007
dengan iup seluas 1.799 hektar pt jagat rayatama memiliki lokasi tambang
dikecamatan lede memperoleh kuasa pertambangan eksplorasi pada tahun 2008 dan
menjadi ekplorasi izin usaha pertambangan (jup) pada tahun 2010,pt jagat rayatama
memiliki produksi izin oprasi pertambangan (iup op) pada tahun 2012 dan izin yang
diperoloh telah diperpanjang pada tahun 2017 dengan masa berlaku 2027 melakukan
tahapan eksplorasi awal pada tahun 2011,pt jagat rayatama melakukan penjualan
perdana pada tahun 2012. Oleh sebab itu, perlu dilakukan Penelitian tentang Dampak
Keberadan Aktivitas Pertambangan Terhadap Pembangunan Desa di Desa lede , Kec,
Lede Kabupaten Pulau Taliabu. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti Salah satu
yang menjadi permasalahan yang ditimbulkan dan adanya pt jagat rayatama tidak
adanya kontribusi terhadap pembangunan didesa seperti infrastruktur dan sarana
prasarana lain.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu: Bagaimana Dampak Keberadan Aktivitas Pertambangan Terhadap
Pembangunan Desa, Di Desa lede, Kecamatan lede, Kabupaten Pulau Taliabu?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Dampak Pertambangan
a Penerimaan pajak dan royalti Kontribusi pajak dan royalti bagi pemerintah
pusat dan daerah. Menjadi sumber dana pembangunan untuk kesejahteraan
masyarakat.
a. Konsep Pembangunan
bardasarkan nasional
b. Konsep Desa
C. Kerangka Pikir
Dampak positif : selegi c, dkk, 2018 Dampak negatif : ;istiyani, 2017 dan
hakim, 2007
Insfrastruktur
Peningkatan pendapatan Kerusakan lingkungan
Penyediaan lapangan kerja Terganggunya flora dan fauna
Penurunan produktivitas lahan
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskripur dengan pendekatan penelitian
kualitatif menurut (Zurya, 2006) penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk
membenkan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat
Mengenal sifat-sifat populasi atau daerah tetentu
a. Lokasi penilitian
Lokasi penelituan ada di Desa lede, Kecamatan lede, Kabupaten pulau taliabu
Pemilihan lokasi ini berdasarkan pertimbangan bahwa lokasi ini berada di sekitar wilayah
pertambangan dan terkena dampak langsung dari pada aktivitas pertambangan nikel
Pengetahuan dasar tentang adanya masalah Dampak Keberadan Aktivitas Pertambangan
Terhadap Pembangunan Desa, yang layak untuk diteliti sebagai informasi kepada pihak
perusahaan pertambangan nikel dalam memperhatikan dampak yang ditimbulkan adanya
aktivitas pertambangan terhadap pembangunan Desa di sekitar wilayah pertambangan.
b. Informan Penelitian
Sumber informan penelitian ini berasal dari masyarakat Desa lede, kecamatan lede
kabupaten pualu taliabu yang terdiri dari
a. Staf kecamatan lede.
1. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adala data kualitatif (Sugiyono, 2003) Data Kualitatif
adalah data yang tidak terbentuk angka atau dengan kata lain yang berbentuk kalimat, kata
atau gambar, dalam penelitian ini berupah latar belakang sejarah organisasi, dan data lain
yang diambil dari dokumen dokementasi
2. Sumber Data
Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Data primer yaitu data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara
lisan, yakni subjek peneliti atau informan yang berkenaan dengan variabel yang
diteliti atau data yang diperoleh dari narasumber secara langsung melalui observasi
dan wawancara yang berasal dan recorder (rekaman).
2) Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi terkait dengan penelitian ini,
seperti Badan Pusat Statistik, Kantor Kecamatan, Kantor Lural/Desa, data yang
diperoleh dapat berupa dokumen, buku, catatan catatan, makalah, laporan, arsip,
koran, dan lain-lain, terutama yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu
dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan semakin lama peneliti ke lapangan,
maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera
dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih
hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya
bila diperlukan
c. Conclusion drawing/verification.
Langkah ketiga dalam analisis data menurut Miles and Huberman adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara,
dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap
awal, didukung oleh bukti bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel.
3.5 Konseptualisasi
Definisi konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Aktivitas pertambangan nikel yang dimaksud PT Jagat raya tama yaitu seluruh
kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan dari kegiatan eksplorasi
sampai pada penjualan.
b. Dampak yang dimaksud yaitu dampak dari aktivitas pertambangan nikel baik itu
dampak positif dan dampak negatif yang nantinya akan membawa perubahan terhadap
kondisi pembangunan desa yang berada di Desa lede, Kecamatan lede, Kabupaten
pulau taliabu, sesudah adanya perusahaan tambang.
c. Dampak positif yang dimaksud yaitu suatu dampak yang ditimbulkan dari
pengelolaan tambang berupa infrastruktur, peningkatan ekonomi, penyedian lapangan
kerja, kegiatan pertambangan oleh perusahaan yang dapat dirasakan manfaat baiknya
oleh masyarakat.
d. Sedangkan dampak negatif yang dimaksud yaitu seluruh akibat buruk dari kegiatan
perusahaan pertambangan nikel yang dirasakan oleh masyarakat pada saat tambang
beroperasi, seperti terjadinya pengudulan hutan, tercemarnya air sungai, pencemaran
udara, kepadatan tanah bertambah, terjadi erosi dan sedimentasi atau terjadinya
gerakan tanah.
e. pembangunan desa yang dimaksud adalah perubahan keadaan pembangunan desa
setelah adanya kegiatan pertambangan.
3.8 Definisi oprasional pertambangan dalam pengambilan sampel penelitian