Anda di halaman 1dari 16

DAMPAK KEBERADAAN AKTIVITAS PERTAMBANGAN DI DESA LEDE

KECAMTAN LEDE KABUPATEN PULAU TALIABU

NAMA: SYAHRUL SAMSUDIN

NIM: C1G121101

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HALU OLEH

KENDARI

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara republik Indonesia adalah salah satu negara yang kaya akan sumber
daya alam yang ada di Indonesia terbagi menjadi dua yaitu sumber daya alam yang
dapat di perbaruhi dan sumber daya alam yang tidak dapat di perbarui. Tambang nikel
merupakan salah satu sumber daya alam yang tidak dapat di perbaruhi menurut fauci
2004 bahwa hilangnya atau berkurangnnya ketersediaan sumber daya alam dapat
berdampak besar pada kelangsungan hidup manusia di muka bumi.inndonesia
merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam yang tidak dapat di perbaharui
(renewable) maupun sumber daya alam yang tidak dapat di perbaharui
(nonrenewable). Salah satu sumber daya alam yang di miliki adalah mineral batu
bara, yang termaksut dalam golongan sumber daya non renewable.hilangnya atau
berkurangnnya ketersediaan sumber daya tersebut akan berdampak sangat besar bagi
kelangsungan hidup umat manusia di muka bumi. (Fauzi 2004).
Hal ini sejalan demgan pengelolahan sumber daya alam sebagaimana yang
telah di cantumkan dalam UUD 1945 pasal 33 (ayat 2) berbunyi : bumi, air, dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnnya di kuasai oleh negara, dan untuk di
pergunakan sebesar-besarnnya untuk kemakmuaran rakyat. Sehingga dalam
mengelolah kekayaan sumber daya alam dan energi tersebut perlu menerapkan prinsip
pembangunan berkelanjutan yaitu mengelola kekayaan sumber daya alam dan energi
secara bijaksana agar kondisi lingkungan tetap lestari dan bermutu tinggi.
Pertambangan adalah suatu industri di mineral di proses dan di pisahkan dari
material pengikut yang tidak di perlukan. Dalam indusrti mineral, proses untik
mendapatkan mineral-mineral yang ekonomis biasanya menggunakan metode
astraksi. yaitu proses pemisahan mineral mineral dari batuan terhadap mineral
pengikut yang tidak diperlukan Mineral mineral yang tidak diperlukan akan menjadi
limbah industri pertambangan dan mempunyai kontnbusi yang cukup signifikan pada
pencemaran dan degradasi lingkungan. Industri pertambangan sebagai industri hulu
yang menghasilkan sumberdaya mineral dan merupakan sumber bahan baku bagi
industri hilir yang diperlukan oleh umat manusia diseluruh dunia (Noor dalam Sulto
2011).

Salah satu sektor yang menyumbang devisa Negara yang dominan adalah
sektor pertambangan Sektor ini menyumbang 36% dari pendapatan Negara pada
tahun 2008 (Kementerian ESDM, 2009 dalam Pertiwi, 2011) Sektor pertambangan
selain sebagai sumber devisa, juga dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang
besar sehingga akan berdampak positif dalam pembukaan lapangan kerja. Salah satu
komoditi yang menjadi unggulan pada sektor pertambangan adalah batubara, dimana
menyumbang penerimaan Negara sebesar 2,57 trilyun pada 2004, dan meningkat
menjadi 8,7 trilyun pada tahun 2007 (Ermina, 2008), artinya telah terjadi peningkatan
penerimaan Negara dari komoditi ini, seiring dengan peningkatan produksi batubara
untuk memenuhi 'kebutuhan baik dalam negeri maupun untuk keperluan ekspor.
Sektor pertambangan merupakan sektor yang strategis, selain itu bagi daerah yang
kaya sumberdaya alamnya, pertambangan merupakan tulang punggung bagi
pendapatan daerah tersebut (Djajadiningrat, 2007). Berdirinya sebuah Negara
hakikatnya adalah untuk mencapai kesejahtraan, kemakmuran didalam masyarakat,
untuk itu maka perlu dirumuskan berbagai konsep yang mengacu terhadap
pembangunan, agar pembangunan yang dilakukan di arahkan untuk mencapai
kehidupan yang jauh lebih baik Akan tetapi masuknya suatu perusahaan disuatu
wilayah tentunya akan menimbulkan beberapa dampak negatif terhadap pembangunan
di Suatu wilayah.

Industri pertambangan mineral dan migas dapat berkembang pesat karena saat
ini kebutuhan dan permintaannya terus meningkat bersamaan dengan pertumbuhan
jumlah penduduk dan kesejahteraannya. Namun dibalik peningkatan tersebut, terdapat
dua permasalahan besar yang dihadapi industri pertambangan yaitu pertama cadangan
sumber daya alam yang semakin menipis dan kedua resistensi masyarakat khususnya
masyarakat lokal semakin meningkat yang terungkap dan adanya konflik antara
korporasi dengan masyarakat lokal, baik diakibatkan karena aktivitas pertambangan
itu sendiri maupun konflik kepentingan Oleh karena itu, dibalik pesatnya
perkembangan industri pertambangan, kedudukan korporasi sangat rentan terhadap
tekanan utamanya yaitu dari kalangan masyarakat sipil dengan persepsi bahwa adanya
praktik industri tersebut justru lebih banyak memberikan dampak negatif daripada
positifnya secara fisik maupun sosial terhadap lingkungan sekitar. Wilayah Provinsi
Sulawesi Tenggarah merupakan wilayah yang cukup kaya dengan aneka jenis
tambang Jenis produksi pertambangan yang menojol di Maluku Utara adalah
pertambangan nikel dan aspal inilah salah satu faktor yang menyebabkan beberapa
investor nasional maupun asing yang bergerak dibidang pertambangan maka untuk
berinvestasi di daerah ini. Ada beberapa wiliyah Maluku Utara yang menjadi daerah
tempat perusahaan tambang melakukan eksplorasi utamanya kabupaten pulau taliabu.
Daerah Kabupaten Pulau Taliabu merupakan suatu daerah pertambangan
Nikel di maluku utara. Salah satu wilayah pertambangan yang berada di Kabupaten
pilau taliabu utara yaitu Desa lede, Kecamatan lede yang masuk sejak tahun 2012 PT
Jagat RayaTama adalah perusahaan tambang nikel yang didirikan pada tahun 2007
dengan iup seluas 1.799 hektar pt jagat rayatama memiliki lokasi tambang
dikecamatan lede memperoleh kuasa pertambangan eksplorasi pada tahun 2008 dan
menjadi ekplorasi izin usaha pertambangan (jup) pada tahun 2010,pt jagat rayatama
memiliki produksi izin oprasi pertambangan (iup op) pada tahun 2012 dan izin yang
diperoloh telah diperpanjang pada tahun 2017 dengan masa berlaku 2027 melakukan
tahapan eksplorasi awal pada tahun 2011,pt jagat rayatama melakukan penjualan
perdana pada tahun 2012. Oleh sebab itu, perlu dilakukan Penelitian tentang Dampak
Keberadan Aktivitas Pertambangan Terhadap Pembangunan Desa di Desa lede , Kec,
Lede Kabupaten Pulau Taliabu. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti Salah satu
yang menjadi permasalahan yang ditimbulkan dan adanya pt jagat rayatama tidak
adanya kontribusi terhadap pembangunan didesa seperti infrastruktur dan sarana
prasarana lain.

Dampak negatif yang diakibatkan dari aktifitas pertambangan tersebut dimana


terjadinya kerusakan lingkungan hidup seperti terjadinya penggudulan hutan untuk
lokasi penambangan dan tercemarnya air sungai, terjadinya pencemaran udara seperti
polusi/debu dari kegiatan penambangan sehingga berdampak langsung kepada
masyarakat sekitar tambang. Berdasarkan uraian diata maka, penulis bermaksud
mengambil judul tentang Dampak Keberadaan Aktivitas Pertambangan Terhadap
Pembangunan Desa lede , Kecamatan lede , Kabupaten Pulau Taliabu.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu: Bagaimana Dampak Keberadan Aktivitas Pertambangan Terhadap
Pembangunan Desa, Di Desa lede, Kecamatan lede, Kabupaten Pulau Taliabu?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Dampak Aktivitas pertambangan

Kristanto (2004) menjelaskan dampak adalah setiap perubahan yang terjadi


dalam lingkungan akibat adanya aktivitas manusia. Disini tidak disebutkan karena
adanya proyek, karena proyek sering diartikan sebagai bangunan fisik saja, sedangkan
banyak proyek yang bangunan fisiknya relatif kecil atau tidak ada, tetapi dampaknya
besar.
Kegiatan Pertambangan pada umumnya tidak ramah lingkungan, karena hanya
mengejar kepentingan dalam waktu singkat seperti halnya bagaimana untuk
mendapatkan uang. Menurut Salim (2012:15), "Pertambangan adalah sebagian atau
seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan
mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksploitasi, studi kelayakan,
kontruksi, pertambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan
serta kegiatan pascatambang"

Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka


penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan,
pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca
tambang Yusgiantoro (2000), penambangan meliputi pengambilan dan persiapan
pengelolaan lanjutan dari benda padat, cair dan gas.

a. Dampak Pertambangan

Dalam Undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan


pengelolaan lingkungan hidup, dampak lingkungan didenifisikan sebagai suatu
perubahan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu dan atau kegiatan Sementara
itu, Soemarwoto (2005) mendenifisikan dampak sebagai suatu perubahan yang terjadi
sebagai akibat suatu aktivitas di mana aktivitas tersebut dapat bersifat alamiah, baik
kimia, fisik, dan biologi.

Pembangunan yang dimaksud termasuk kegiatan penambangan nikel yang


dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan secara umum Dampak
penambangan berarti perubahan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan baik
perubahan sosial, ekonomi, budaya, kesehatan maupun kondisi alam. Dampak
penambangan bisa positif bila perubahan yang ditimbulkannya menguntungkan dan
negatif jika merugikan, mencemari dan merusak lingkungan hidup. Dampak yang
diakibatkan oleh penambangan menjadi penting bila terjadi perubahan lingkungan
hidup yang sangat mendasar.
b. Dampak Sosial Ekonomi

Dampak sosial-ekonomi menurut Homerauck (1988, dalam Hadi, 2005) dapat


dikategorikan ke dalam kelompok kelompok real impact dan special Impact Real
impact adalah dampak yang timbul sebagai akibat dari aktivitas proyek, pra
konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi, misalnya migrasi penduduk,
kebisingan atau polusi udara.

Keadaaan atau kondisi sosial ekonomi masyarakat berbeda-beda dan


bertingkat, ada keadaan sosial ekonominya tinggi, sedang dan rendah. Berbagai
dampak potensial disektor sosial ekonomi dapat terjadi akibat adanya penambangan di
suatu wilayah, baik dampak negatif maupun dampak positif. Berbagai dampak positif
diantaranya tersedianya fasilitas sosial dan umum, kesempatan kerja karena adanya
penerimaan tenaga kerja, meningkatnya pendapatan masyarakat dan adanya
kesempatan berusaha. Disamping itu, terjadi juga dampak negatif munculnya berbagai
jenis penyakit akibat menurunnya kualitasudara

c. Dampak Kebijakan Pertambangan

Soemarwoto (2003), memberikan pengertian mengenai dampak sebagai suatu


perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas Aktivitas tersebut dapat bersifat
alamiah, baik kimia, fisik maupun biologi. Dampak dapat bersifat positif berupa
manfaat, dapat pula bersifat negatif berupa resiko, kepada lingkungan fisik dan non
fisik termasuk sosial ekonomi Federick sebagaimana dikutip Agustino (2008)
mendefinisikan kebijakan sebagai serangkaian tindakan kegiatan yang diusulkan
seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana
terdapat hambatan-hambatan (kesulitan kesulitan) dan kesempatan-kesempatan
terhadap pelaksanaan usulan kebijaksanaan tersebut dalam rangka mencapai tujuan
tertentu. Pendapat ini juga menunjukan bahwa ide kebijakan melibatkan perilaku yang
memiliki maksud dan tujuan merupakan bagian yang penting dari definisi kebijakan.

d. Manfaat Adanya Pertambangan

Irwandy Arif yang dikutip oleh Salim (2012-70-71), mengemukakan

manfaat ekonomi kegiatan pertambangan Manfaat ekomoni kegiatan


pertambangan dibagi menjadi dua manfaat yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak
langsung.

1. Manfaat langsung merupakan faedah atau kegunaan yang terus dirasakan,


baik oleh pemerintah, pemerintah daerah maupun masyarakat akibat adanya kegiatan
pertambangan manfaat langsung itu, meliputi

a Penerimaan pajak dan royalti Kontribusi pajak dan royalti bagi pemerintah
pusat dan daerah. Menjadi sumber dana pembangunan untuk kesejahteraan
masyarakat.

b. Penciptaan lapangan kerja rekruitmen masyarakat lokal dan daerah akan


meningkatkan pendapan perkapita, kualitas hidup, serta keterampilan masyarakat

c. Bahan tambang untuk industry pengolahan tambang yang dihasilkan dalam


bentuk ore, menjadi bahan mentah yang bias digunakan oleh industri-industri
pengolahan hingga menjadi akhir yang baik (final good).
2. Manfaat tidak langsung merupakan manfaat tidak dinikmati secara langsung
oleh masyarakat, namun masyarakat dapat menikmati dan merasakan akibat
adanya kegiatan pertambangan Manfaat tidak langsung dari kegiatan pertambangan
itu, disajikan berikut ini:
a. Sirkulasi barang dan jasa belanja kebutuhan operasi dan karyawan akan
menjadi penggerak ekonomi masyarakat lokal, regional dan nasional.

b. Pembangunan infrastruktur Keberadaan kegiatan tambang akan diikuti


dengan pembangunan infrastruktur, seperti jalan, pelabuhan, dan infrastruktur lain,
rumah sakit, sekolah, sarana ibadah dan lainnya. Keberadaan infrastruktur akan
dinikmati oleh masyarakat yang berada di lingkar tambang maupun di luar wilayah
pertambangan.

c. Munculnya usaha pendukung Lokasi tambang akan melahirkan usaha


pendukung untuk memasok kebutuhan pangan, sandang, dan pangan karyawan.

B. Konsep Pembangunan Desa

a. Konsep Pembangunan

Istilah pembangunan juga menunjukan hasil proses pembangunan itu sendin


Secara etimologi, pembangunan berasal dari kata bangun di awalan "pe dan akhiran
"an", guna menunjukan perihal orang membangun, atau penhal bagaimana pekerjaan
membangun itu dilaksanakan. Kata bangun setidak-tidaknya mengandung tiga arti,
bangun dalam arti sadar atau siuman. Kedua, berarti bentuk Ketiga, bangun berarti
kata kerja, membangun berarti mendinkan. Dilihat dari segi ini, konsep, pembangunan
meliputi ketiga arti tersebut. Konsep itu menunjukan pembangunan sebagai

1. Masukan, kesadaran kondisi mutlak bagi berbasilnya perjuangan bangsa.

2. Proses, yaitu membangun atau mendirikan berbagai kebutuhan

bardasarkan nasional

3. Keluaran, yaitu berbagai bentuk bangun sebagai hasil perjuangan, baik


fisik maupun non fisik (Taliziduhu Ndraha, 1987). Para ahli banyak
mengunakan berbagai istilah dalam mendefinisikan pembangunan. Antara lain dengan
menggunakan kata Modernisasi, perubahan sosial (sosial change), development,
pertumbuhan (growth) dan lain sebagainya. Kata pembangunan seperti yang
diungkapkan oleh beberapa ahli sangatlah bervariasi. Antara lain seperti yang
dikatakan oleh Bimantoro Tjokoamidjojo dan Mustopadidjaja yang menyebutkan
bahwa pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha yang tanpa akhir.
Sondang P. Siagian mengemukakan pendapatnya mengenai pembangunan itu adalah
suatu usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan oleh suatu
bangsa secara sadar, Negara dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka
pembinaan bangsa. Dari berbagai definisi yang di kemukakan di atas, maka dapat di
ambil kesimpulan bahwa pembangunan ditujukan untuk meningkatkan kemampuan,
kebersamaan, kesempatan, kemandirian dan saling ketergantungan masyarakat, yang
pada akhirnya untuk meningkatkan kesejateraan masyarakat itu sendiri

b. Konsep Desa

Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas


wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang di aku dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Desa. dalam
definisi lainnya, adalah suatu tempat atau daerah di mana penduduk berkumpul dan
hidup bersama, menggunakan lingkungan setempat, untuk mempertahankan,
melangsungkan dan mengembangkan kehidupan mereka.

Desa dalam arti administratif, menurut Sutardjo Kartohadikusumo, adalah


suatu kesatuan hukum di mana sekelompok masyarakat bertempat tinggal dan
mengadakan pemerintahan sendiri. Penamaan atau istilah desa, disesuaikan dengan
kondisi sosial budaya masyarakat setempat seperti kampung, desa, dusun dan
sebagainya, susunan Sali tesebut bersifat istimewa Pengaturan mengenai
pemerintahan desa telah terjadi pergeseran kewenangan sehingga pemerintah pusat
dan pemerintah daerah tidak lagi ikut campur tangan secara langsung tetapi bersifat
fasilitator yaitu memberikan pedoman, arahan, bimbingan, pelatihan dan termsuk
pengawasan presentatif terhadap peraturan desa dan APBD.

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan kajian teoritis diatas maka kerangka pikir yang mendasari


penelitian ini adalah bahwa kabupaten konawe selatan merupakan salah satu
kabupaten yang ada di Sulawesi Tenggara, yang mempunyai beberapa aktivitas
pertambangan salah satunya pertambangan nikel yang berada di Desa Kocono,
Kecamatan Palangga Selatan, Kabupaten Konawe Selatan. Keberdan Pertambangan
nikel tersebut kemungkinan akan memberikan dampak positif dan dampak negatif
Dampak positif yang dimaksud adalah menampung tenaga kerja, infrastruktur Desa
seperti akses jalan dan pembangunan-pembangunan sarana umum Desa yang lainnya
serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat disekitar tambang seperti
meningkatnya usaha mikro masyarakat disekitar tambang, selain itu dampak
negatifnya adalah terjadinya kerusakan lingkungan hidup seperti terjadinya
penggudulan hutan untuk lokasi penambangan dan tercemarnya air sungai, terjadinya
pencemaran udara seperti polusi debu dari kegiatan penambangan. Oleh sebab itu
perlu dilakukan penelitian terhadap dampak keberadaan aktifitas tambang terhadap
pembangunan desa di Desa Kocono, Kecamatan Palangga Selatan, Kabupaten,
Konawe Selatan. Kerangka pikir pada penelitian ini adalah:
Pertambangan Di Desa Lede

Dampak keberadaan aktivitas pertambangan terhadap pembangunan


desa

Dampak positif : selegi c, dkk, 2018 Dampak negatif : ;istiyani, 2017 dan
hakim, 2007
 Insfrastruktur
 Peningkatan pendapatan  Kerusakan lingkungan
 Penyediaan lapangan kerja  Terganggunya flora dan fauna
 Penurunan produktivitas lahan

Bagan 2.1 kerangka piker


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskripur dengan pendekatan penelitian
kualitatif menurut (Zurya, 2006) penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk
membenkan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat
Mengenal sifat-sifat populasi atau daerah tetentu

a. Lokasi penilitian

Lokasi penelituan ada di Desa lede, Kecamatan lede, Kabupaten pulau taliabu
Pemilihan lokasi ini berdasarkan pertimbangan bahwa lokasi ini berada di sekitar wilayah
pertambangan dan terkena dampak langsung dari pada aktivitas pertambangan nikel
Pengetahuan dasar tentang adanya masalah Dampak Keberadan Aktivitas Pertambangan
Terhadap Pembangunan Desa, yang layak untuk diteliti sebagai informasi kepada pihak
perusahaan pertambangan nikel dalam memperhatikan dampak yang ditimbulkan adanya
aktivitas pertambangan terhadap pembangunan Desa di sekitar wilayah pertambangan.

b. Informan Penelitian

Sumber informan penelitian ini berasal dari masyarakat Desa lede, kecamatan lede
kabupaten pualu taliabu yang terdiri dari
a. Staf kecamatan lede.

b. Kepala desa lede

c. tokoh masyarakat desa lede.

d. Masyarakat desa lede.

e. Pihak perusahaah I orang (SITE Menejer)

a. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adala data kualitatif (Sugiyono, 2003) Data Kualitatif
adalah data yang tidak terbentuk angka atau dengan kata lain yang berbentuk kalimat, kata
atau gambar, dalam penelitian ini berupah latar belakang sejarah organisasi, dan data lain
yang diambil dari dokumen dokementasi

2. Sumber Data

Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Data primer yaitu data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara
lisan, yakni subjek peneliti atau informan yang berkenaan dengan variabel yang
diteliti atau data yang diperoleh dari narasumber secara langsung melalui observasi
dan wawancara yang berasal dan recorder (rekaman).
2) Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi terkait dengan penelitian ini,
seperti Badan Pusat Statistik, Kantor Kecamatan, Kantor Lural/Desa, data yang
diperoleh dapat berupa dokumen, buku, catatan catatan, makalah, laporan, arsip,
koran, dan lain-lain, terutama yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Wawancara yaitu mengadakan tanya jawab secara terstruktur kepada informan
terpilih.
2. Pengamatan lapangan (Observast) yaitu memperoleh data dan informasi melalui
pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian.
3. Dokumentasi yaitu menelaah dan mempelajari berbagai laporan pelaksanaan tertulis
yang relevan dengan penelitian terkait dengan dampak keberadaan aktivitas tambang
terhadap pembangunan Desa.

3.4 Teknik Analisis Data


Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis data seperti yang diberikan Miles
and Huberman dan Spradley. Miles and Huberman (1984) mengemukakan bahwa aktivitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga samapai tuntas, dan datanya sampai jenuh.
Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion
drawing/verification. Langkah langkah analisis ditunjukkan pada gambar berikut:
a. Data reduction (reduksi data).

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu
dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan semakin lama peneliti ke lapangan,
maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera
dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih
hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya
bila diperlukan

b. Data display (penyajian data).


Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.
Penyajian data dilakukan dengan bentuk uraian singkat, grafik, bagan, hubungan antar
kategori, dan flowchart. Dalam hal ini Miles and Huberman Data collection Data reduction
Data display Conclusion drawing/verifying 59 (1984) menyatakan "the most frequent form
of display data for qualitative research data in the past has been narrative text" Yang paling
sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa
yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut

c. Conclusion drawing/verification.

Langkah ketiga dalam analisis data menurut Miles and Huberman adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara,
dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap
awal, didukung oleh bukti bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel.

3.5 Konseptualisasi
Definisi konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Aktivitas pertambangan nikel yang dimaksud PT Jagat raya tama yaitu seluruh
kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan dari kegiatan eksplorasi
sampai pada penjualan.
b. Dampak yang dimaksud yaitu dampak dari aktivitas pertambangan nikel baik itu
dampak positif dan dampak negatif yang nantinya akan membawa perubahan terhadap
kondisi pembangunan desa yang berada di Desa lede, Kecamatan lede, Kabupaten
pulau taliabu, sesudah adanya perusahaan tambang.
c. Dampak positif yang dimaksud yaitu suatu dampak yang ditimbulkan dari
pengelolaan tambang berupa infrastruktur, peningkatan ekonomi, penyedian lapangan
kerja, kegiatan pertambangan oleh perusahaan yang dapat dirasakan manfaat baiknya
oleh masyarakat.
d. Sedangkan dampak negatif yang dimaksud yaitu seluruh akibat buruk dari kegiatan
perusahaan pertambangan nikel yang dirasakan oleh masyarakat pada saat tambang
beroperasi, seperti terjadinya pengudulan hutan, tercemarnya air sungai, pencemaran
udara, kepadatan tanah bertambah, terjadi erosi dan sedimentasi atau terjadinya
gerakan tanah.
e. pembangunan desa yang dimaksud adalah perubahan keadaan pembangunan desa
setelah adanya kegiatan pertambangan.
3.8 Definisi oprasional pertambangan dalam pengambilan sampel penelitian

Unit audit Struktur Audit Metode


Dampak Dampak positif - wawancara
pertambangan - Infrastruktur - observasi
-Peningkatan ekonomi - dokumentasi
-Penyediaan lapangan kerja
- Observasi
Dampak Negatif
-Kerusakan Lingkungan
-Terganggunya Elora dan
Fauna
-Penurunan produktivitas
Lahan

Anda mungkin juga menyukai