Anda di halaman 1dari 5

KAJIAN LINKUNGAN HIDUP

STUDi KASUS

Tambang Emas Poboya

Di

Oleh

MOH FADLI E32120238

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2022
Pertambangan poboya merupakan suatu tambah yang ada di Sulawesi tengah
yang beroperasi sudah cukup lama. Tambang poboya sendiri merupakan tempat yang
menjadi salah satu sumber penhasilan warga poboya maupun di luar poboy. Namun
selain itu pula dampak yang di timbulkan dari poboya juga banyak terutama dampak
dalam linkungan yang di poboya. Adapun dampaknnya akan di jelaskan dalam
pemaparan berikut

1. Pencemaran linkungan.

Pencemaran linkungan merupakan suatu hal yang merusak linkungan terhadap


aktivitas manusia karn pencemaran linkungan sendiri sebagian besar di lakukan
manusia salah satunya pencemaran dari pertambangan emas pencemaran yang di
timbulkan oleh pertambangan poboya ada bebrapa hal

1. Pemcemaran air bersih


2. Pencemaran terhadapa limbah tambang emas
3. Pencemaran terhadap pertumbuhan lahan pertanian
4. Pencemaran terhadap kondisi tanah.

Secara alami merkuri dalam kerak bumi terdapat sebanyak 0,08 mg/kg (Moore,
1991), konsentrasi maksimum 0,15 mg/kg, dan pada konsentrasi 14 mg/kg
diperkirakan akan menimbulkan efek/gangguan kesehatan. Selain pengaruh alam,
keberadaan Hg di lingkungan dapat berasal dari berbagai aktivitas manusia yang
menghasilkan limbah Hg sehingga konsentrasi Hg di lingkungan dapat meningkat
seiring dengan kemajuan teknologi dan pertambahan jumlah penduduk.Sedangkan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, kadar maksimum Hg
dalam air sungai 0,005 ppm.Hasil pengukuran konsentrasi logam Hg pada setiap
lokasi dengan instrumen AAS menunjukan bahwa konsentrasi logam Hg pada
berbagai titik pengambilan sampel tampak bervariasi.

Kegiatan pembakaran amalgam dalam pemisahan emas tela menyebabkan


penyebaran merkuri sehingga kegiatan pertambangan rakyat menggunakan proses
amalgamasi sangat berpotensi menimbulkan dampak lingkungan dan berbahaya bagi
kesehatan masyarakat kota Palu pada umumnya, khususnya masyarakat sekitar
kegiatan tromol.

2. Knflik Sosial
Komflik yang sering terjadi di poboya sudaha ada banyak kasus yang sering
terjadi yaitu salah satunya komflik yang baru saja terjadi yaitu antara masyarakat
poboya dan penambang emas poboya.

Berkembangnya Kelurahan Poboya Kota Palu sebagai kawasan tambang emas


tradisional tidak hanya membawa dampak positif berupa meningkatnya tarap hidup
masyarakat Poboya dan masyarakat migran, namun juga membawa dampak negatif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan faktor-faktor penyebab
munculnya konflik dan sistem pengelolaan konflik yang digunakan oleh Pemerintah
bersama Lembaga Adat Poboya serta bagaimana tingkat keberhasilan penggunaan
sistem tersebut. Penelitian ini adalah penelitian induktif dengan pendekatan
eksploratif kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan pihak-
pihak terkait dalam konflik. Terdapat 2 (dua) jenis konflik yang terjadi dikawasan
tambang emas Poboya yaitu konflik spasial dan konflik sosial. Faktor penyebab
terjadinya konflik spasial adalah lemahnya koordinasi antar departemen/lembaga,
pusat dan daerah. Sementara konflik sosial karena transformasi fungsi adat, belum
adanya penetapan aturan secara formal yang mengatur aktivitas tambang di kawasan
Poboya. Resolusi konflik spasial di kawasan tambang emas Poboya dilakukan melalui
pendekatan aturan dan mediasi yang dilakukan oleh Gubernur Sulawesi Tengah.
Sementara konflik sosial melalui mediasi oleh pemerintah dan lembaga adat Poboya.
Resolusi konflik spasial tidak cukup hanya menggunakan jalur penegakan aturan
namun harus juga menggunakan jalur mediasi. Penelitian menyimpulkan bahwa
Lembaga Adat Poboya dengan pendekatan upaya pencegahan dan mediasi mampu
menyelesaikan konflik sosial di kawasan tambang emas Poboya.

Adapun salah satu contoh komflik yaitu pertambangan emas PT Citra Palu
Mineral di kelurahan poboya dan masyarakat poboya. Berkembangnya Kelurahan
Poboya Kota Palu sebagai kawasan tambang emas tradisional tidak hanya membawa
dampak positif berupa meningkatnya tarap hidup masyarakat Poboya dan masyarakat
migran, namun juga membawa dampak negatif. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui jenis dan faktor-faktor penyebab munculnya konflik dan sistem
pengelolaan konflik yang digunakan oleh Pemerintah bersama Lembaga Adat Poboya
serta bagaimana tingkat keberhasilan penggunaan sistem tersebut. Penelitian ini
adalah penelitian induktif dengan pendekatan eksploratif kualitatif. Data dikumpulkan
melalui wawancara mendalam dengan pihak-pihak terkait dalam konflik. Terdapat 2
(dua) jenis konflik yang terjadi dikawasan tambang emas Poboya yaitu konflik spasial
dan konflik sosial. Faktor penyebab terjadinya konflik spasial adalah lemahnya
koordinasi antar departemen/lembaga, pusat dan daerah. Sementara konflik sosial
karena transformasi fungsi adat, belum adanya penetapan aturan secara formal yang
mengatur aktivitas tambang di kawasan Poboya. Resolusi konflik spasial di kawasan
tambang emas Poboya dilakukan melalui pendekatan aturan dan mediasi yang
dilakukan oleh Gubernur Sulawesi Tengah. Sementara konflik sosial melalui mediasi
oleh pemerintah dan lembaga adat Poboya. Resolusi konflik spasial tidak cukup
hanya menggunakan jalur penegakan aturan namun harus juga menggunakan jalur
mediasi. Penelitian menyimpulkan bahwa Lembaga Adat Poboya dengan pendekatan
upaya pencegahan dan mediasi mampu menyelesaikan konflik sosial di kawasan
tambang emas Poboya.

1. Amdal dan andal

Seperti yang sudah kita jelaskan diawal, pengertian AMDAL atau Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan atau Analisis Dampak Lingkungan adalah suatu
penelitian yang dilakukan untuk bisa mengetahui dampak lingkungan yang
diakibatkan oleh adanya suatu kegiatan yang direncanakan, seperti proyek pekerjaan
baru.

Beberapa pendapat lain ada yang mengatakan bahwa pengertian AMDAL adalah
suatu proses dalam studi formal yang dilakukan untuk bisa memperkirakan masalah
yang terjadi karena dampak lingkungan yang kemungkinan akan terjadi sebagai suatu
akibat dari kegiatan suatu proyek.

Masalah terkait dampak lingkungan ini perlu dianalisis di dalam tahap


perencanaan sebagai suatu acuan dasar yang perlu digunakan sebelum melakukan
suatu proyek kerjaan.

Sedangkan bila berdasarkan PP no 27 tahun 1999, pengertian AMDAL adalah


suatu proses kajian dari suatu dampak besar dan penting untuk melakukan
pengambilan suatu kebijakan usaha ataupun kegiatan yang direncanakan di dalam
lingkungan hidup atau suatu ekosistem alam.

Umumnya, analisis ini dilakukan saat suatu proyek baru akan dikerjakan. Dalam
hal ini, AMDAL lebih bersifat menyeluruh dan mencakup dampak biologi, sosial,
fisika, kimia, ekonomi, dan juga budaya. Jadi, AMDAL tidak hanya fokus dalam
lingkungan hidup yang ada sekitarndiya saja, tapi juga pada komponen lain yang ikut
terlibat di dalamnya.
Adapun contoh amdal yaitu:

 Bidang Penggunaan Kembali (Re-use)


 Bidang Pembangunan Hotel.
 Bidang Proyek Pembangunan Fly Over.
 Bidang Hidrologi.
 Bidang Penerbangan.
 Bidang Reklamasi.
 Bidang Agraria.

Analisis Dampak Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut Andal, adalah


telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu rencana Usaha
dan/atau Kegiatan.

2. Upl dan Ukl

Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


( UKL-UPL ) UKL- UPL merupakan pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha
dan/ atau kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup, yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/
atau kegiatan.

Contoh UKL/UPL adalah Anda yang mempunyai perusahaan atau kegiatan.


Dimana, usaha itu masih berhubungan dengan lingkungan sekitar. Misalnya, Anda
mendirikan sebuah usaha membutuhkan air cukup banyak serta menghasilkan limbah.
Posisi tempat tersebut ternyata dekat penduduk sekitar, kondisi ini membuat Anda
harus memikirkan sesuatu, agar limbah tidak berdampak. Seperti diketahui bahwa,
berbagai zat kimia serta senyawa akan berpengaruh lebih besar. Jika, dekat air sungai
bisa menghasilkan racun, kalau digunakan untuk mencuci atau konsumsi bisa
berbahaya.

AMDAL disusun oleh penyusun yang telah memiliki sertifikat kompetensi


penyusun AMDAL. Sedangkan UKL-UPL dan SPPL dapat langsung disusun oleh
pemrakarsa usaha dan/ atau kegiatan. AMDAL harus melewati tahapan penilaian
AMDAL yang dilakukan oleh Komisi Penilai AMDAL

Anda mungkin juga menyukai