Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu usaha/kegiatan yang dilakukan manusia pada dasarnya menimbulkan suatu dampak
terhadap lingkungan sekitar kegiatan, meskipun tidak semua kegiatan yang dilakukan tersebut
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Walau demikian, penting bagi pelaksana
kegiatan, baik itu perorangan maupun kelompok, sebelum melakukan kegiatan/usahanya,
terlebih dahulu harus melengkapi segala bentuk persyaratan ataupun dokumen yang harus
mereka penuhi. Di zaman sekarang, sudah banyak bermunculan Usaha Kecil Menengah (UKM)
maupun Industri Kecil Menengah (IKM) di berbagai sektor, terutama sektor industri pangan.
Oleh karena itu, kami melakukan observasi terhadap salah satu UKM di bidang industri pangan
yaitu Sabana Fried Chicken. Alasan dipilihnya UKM ini karena Sabana Fried Chiken telah
memiliki berbagai cabang di seluruh Indonesia. Sabana Fried Chicken merupakan UKM binaan
PT. Sumber Berkah Niaga yang sudah hadir sejak Agustus 2006. Tujuan dari dilakukannya
observasi ini adalah untuk mengidentifikasi dampak potensial lingkungan yang disebabkan oleh
segala aktivitas produksi dari UKM tersebut. Identifikasi dampak potensial yang akan terjadi
meliputi kegiatan-kegiatan yang menjadi sumber dampak terhadap lingkungan hidup, jenis
dampak lingkungan hidup yang terjadi, ukuran yang menyatakan besaran dampak lingkungan
hidup, dan lain-lain untuk menjelaskan dampak yang akan terjadi terhadap lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja sumber yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan?

2. Apa saja jenis dampak yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan?

3. Apa saja besaran dari dampak yang akan terjadi?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari dilakukannya observasi pada UKM Sabana Fried Chiken ini adalah untuk
mengidentifikasi dampak potensial lingkungan yang akan terjadi akibat dari aktivitas produksi.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Kegiatan pembangunan industri adalah salah satu kegiatan sektor ekonomi bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kontribusi sektor industri terhadap pendapatan
nasional menggambarkan sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi
negara-negara yang sedang berkembang peranan sektor pertanian masih Iebih unggul dan
mendominasi seluruh kegiatan sektor ekonomi lainnya. Peranan sektor industri belum mampu
mengungguli sektor pertanian yang hamper memberikan sumbangan lebih dan separuh terhadap
pendapatan nasional bruto. Karena itu pembangunan sektor industri sering mendapat prioritas
utama dalam rencana pembangunan nasional bagi kebanyakan negara berkembang. Sektor
industri dianggap sebagai perintis pembangunan ekonomi karena sektor ini umumnya jauh
bertumbuh lebih cepat dibandingkan dengan sektor pertanian. Pertumbuhan industri dipacu terus
agar mampu menjadi sektor utama memberikan pendapatan bagi kemakmuran negara. Dengan
demikian kehidupan industri diharapkan berlangsung dan berlanjut terus-menerus serta
ditingkatkan perkembangan dan pertumbuhannya dimana satu diantara syarat hidup berlanjut
adalah cukup tersedia faktor-faktor pendukung antara lain bahan tersedia dalam kurun waktu
yang panjang, tenaga kerja tersedia, teknologi ada di pasar menyerap. Bila suatu industri hidup
beroperasi dalam jangka waktu yang relatif lama maka industri tersebut memenuhi syarat sebagai
pembangunan industri yang berkelanjutan. Syarat menjadi pembangunan yang berkelanjutan
adalah pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan generasi sekarang dan kebutuhan
generasi yang akan datang.
Untuk dapat hidup dalam pembangunan berkelanjutan apabila pembangunan industri
berada dalam kondisi industri yang berwawasan lingkungan yaitu industri berusaha memelihara
kesetabilan dan melestarikan ekosistemnya. Tindakan yang , diperlukan untuk melestarikan
ekosistem industri adalah mencegah pencemaran, mengurangi emisi-emisi, melestarikan keaneka
ragaman hayati, menggunakan sumber daya biologi terpulihkan secara berkelanjutan dan
mempertahankan keterpaduan ekosistem satu dengan ekosistem lainnya. Kegiatan industri yang
demikian amat penting membutuhkan analisa cermat agar tetap memenuhi syarat sebagai
kegiatan yang mendukung pembangunan berkelanjutan.
Analisa terhadap pembangunan yang berwawasan lingkungan dewasa ini dilaksanakan
melalui Environmental Impact Assessment atau Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) dilaksanakan melalui perangkat peraturan (indang-Undang No. 23 tahun 1997 tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) untuk memperkirakan akibat-akibat yang mungkin
timbul pada lingkungan oleh kegiatan industni pada masa sekarang maupun pada masa yang
akan datang. Industri-industri yang jauh-jauh han sudah . tumbuh perlu menyesuaikan dengan
ketentuan dan peraturan yang berlaku, mengidentifikasikan kegiatan industri dengan lingkungan
dan menanggulangi kerusakan lingkungan akibat kegiatan industri serta mengendalikan dampak
negatif akibat kegiatan industri tersebut.
Yang dimaksud dengan AMDAL yaitu singkatan dari Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup. Dalam UU 32 Tahun 2009 Pasal 1 dan PP 27Tahun 2012 Pasal 1
menyebutkan bahwa AMDAL adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. AMDAL sendiri merupakan suatu
kajian mengenai dampak positif dan negative dari suatu rencana kegiatan/proyek, yang dipakai
pemerintah dalam memutuskan apakah suatu kegiatan/proyek layak atau tidak layak ingkungan.
Kajian dampak positif dan negatif tersebut biasanya disusun dengan mempertimbangkan aspek
fisik, kimia, biologi,sosial-ekonomi, sosial budaya dan kesehatan masyarakat. Suatu rencana
kegiatan dapat dinyatakan tidak layak lingkungan, jika berdasarkan hasil kajian AMDAL,
dampak negatif yang timbulkannya tidak dapat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia.
Demikian juga, jika biaya yang diperlukan untuk menanggulangi dampak negatif lebih besar
daripada manfaat dari dampak positif yang akan ditimbulkan, maka rencana kegiatan tersebut
dinyatakan tidak layak lingkungan. Suatu rencana kegiatan yang diputuskan tidak layak
lingkungan tidak dapat dilanjutkan pembangunannya.
Tujuan AMDAL adalah sebagai instrumen atau alat pengelolaan lingkungan hidup untuk :
a. Menghindari dampak apakah proyek dibutuhkan, harus dilaksanakan dan apakah ada
alternatif lokasi.
b. Meminimalisasi dampak
- Mengurangi skala, besaran, ukuran
- Apakah ada alternatif untuk proses, desain, bahan baku, bahan bantu?
c. Melakukan mitigasi/kompensasi dampak (memberikan kompensasi atau ganti rugi terhadap
lingkungan yang rusak).
Mengapa dilakukan amdal, yaitu agar suatu usaha dan/atau kegiatan pembangunan
diketahui layak secara lingkungan, maka dengan kajian AMDAL,suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan pembangunan diharapkan dapatmeminimalkan kemungkinan dampak negatif terhadap
lingkungan hidup, danmengembangkan dampak positif, sehingga sumber daya alam dapat
dimanfaatkansecara berkelanjutan (sustainable).
Yang dimaksud dengan dampak potensial yaitu proses identifikasi komponen lingkungan
yang potensial terkena dampak dan hasilnya berupa daftar potensi dampak lingkungan terlepas
apakah dampak tersebut berukuran besar atau kecil,positif atau negatif, penting atau tidak.
Pencemaran terhadap lingkungan dapat berakibat luas dan tergantung limbah, jenis limbah,
volume dan frekuensinya. Sifat sifat limbah ada yang korosif, oxidator, beracun dan iritasi.
Limbah dalam volume yang kecil dengan frekuensi yang terus-menerus akan mengakibatkan
degradasi secara perlahan-lahan. Sebaliknya limbah walaupun volumenya besar tidak memberi
pengaruh yang signifikan terjadi hanya sekali, hal ini tergantung pada jenis dan sifat limbah
tersebut, serta senyawa-senyawa yang terkandung didalamnya. Perlakuan terhadap limbah
ditujukan untuk berbagai macam tujuan tergantung pada teknologi pengolahan. Ada limbah yang
diproses kembali untuk memperoleh senyawa-senyawa yang terkandung didalamnya, ada limbah
yang diproses untuk tujuan menghilangkan senyawa-senyawa pencemaran sampai pada batas
toleransi yang diijinkan.
Berdasarkan sifat dan jenis limbah, pengaruh dan dampak, yang dapat ditimbulkan
dampaknya dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Dampak Limbah Cair


Limbah air mengakibatkan badan penerima menjadi kotor dan senyawa-senyawa pencemar
yang terkandung membahayakan terhadap lingkungan. Disamping itu perubahan air menjadi
kotor perubahan air dilapisi bahan-bahan berminyak atau bahan padatan lain yang menyebabkan
terjadinya penutupan permukaan air. Senyawa-senyawa yang terkandung dalam limbah bila
melebihi kadar yang ditentukan menyebabkan air tidak dapat dipergunakan untuk keperluan
sebagaimana mestinya.
Air tercemar bila salah satu atau lebih kondisi berikut ini terpenuhi yaitu:
a. Mengakibatkan naik turunnya keasaman air.
b. Akan terjadi perubahan sifat fisika air misalnya terjadi perubahan warna, air menjadi keruh,
berbau dan perubahan suhu air.
c. Permukaan air tertutup oleh lapisan terapung, berupa minyak, lemak dan bahan padat
Iainnya.
d. Peningkatan kandungan bahan-bahan organik maupun dan organik dalam air.
e. Meningkatkan zat-zat tersuspensi dalam air.
Terjadinya perubahan sifat-sifat dan kimia air disebabkan buangan/limbah dan industri
mengandung bahan-bahan beracun dan berbahaya antara lain: merkuri, arsen, amoniak, barium
Chromium, dan lain-lain. Bahan-bahan ini ada yang terlarut mengendap maupun tersuspensi.
Dengan adanya senyawa-senyawa ini, melebihi ambang batas yang ditetapkan menyebabkan
berbagai akibat antara lain :
1. Terganggunya kehidupan dalam air.
2. Cepat timbul karat pada permukaan yang kontak langsung dengan air.
3. Penurunan daya guna air dan lingkungannya.
4. Peningkatan pertumbuhan beberapa jenis tumbuhan air.
5. Terganggunnya penggunaan air sebagai air minum, air cuci, air untuk pertanian, air untuk
perikanan, air untuk industri.
Terjadinya pencemaran air erat kaitannya dengan pencemaran tanah dimana air itu mengalir.
Air yang bersumber dan limbah perkebunan mengandung bahan-bahan residu akan
mempengaruhi kehidupan pada permukaan tanah, Bahan bahan yang ada diatas permukaan tanab
bersama air hujan mengalir meresap kedalam tanah tanpa adanya daya tanah untuk menahannya.
Sebagian air berfungsi sebagai air larian memasuki badan perairan sungai atau rawa-rawa.
Sebagian bahan ini masuk dalam perairan dan belum dilakukan penelitian šejauh mana
perkebunan memberikan dampak terhadap sungai-sungai.

2. Dampak penimbunan tanah


Limbah berupa padatan yang dibuang dengan cara tidak sistematis akan mempengaruhi
lingkungan. Limbah padat yang dibuang keperairan umum mengakibatkan terjadinya
pendangkalan karena timbunan yang terus-menerus. Limbah padat mengandung senyawa terlarut
yang terdiri dan bahan kimia larut dalam air sehingga air menjadi korosif, beracun dan kotor.
Limbah yang dibuang diatas tanah dan dengan penimbunan yang terus-menerus mengakibatkan
permukaan tanah menjadi rusak. Permukaan tanah mengandung bahan bahan kimia yang
mungkin beracun bagi tanam-tanaman. Bila terjadi hujan air mengalir dan timbunan tanah
membuat tanam tanaman sekitar menjadi terganggu kehidupannya. Pemandangan menjadi jelek,
perubahan-perubahan pada lingkungan hidup segera kelihatan, terjadi bau busuk karena
timbulnya reaksi-reaksi kimia dan pembusukan timbunan tanah dan sampah. Timbul gas-gas
yang berbau membuat udara menjadi tidak segar.
Limbah padat yang sudah mengering mudah mengundang kebakaran sedangkan limbah
padat basah akan menimbulkan kerusakan pada permukaan tanah. Akhir-akhir ini limbah padat
sudah mulai menimbulkan permasalahan dikota besar. Limbah padat sebagian besar dihasilkan
dan limbah domestik, yaitu limbah dan pusat pasar, swalayan. Limbah padat dan kegiatan
industri juga sudah mulai minta perhatian karena limbah ¡ni ada mengandung bahan beracun dan
berbahaya.

3. Dampak terhadap udara


Limbah gas melalui media udara menyebar kesekitar lingkungan menyebabkan udara
menjadi tidak segar, kotor dan berbau. Terjadi peningkatan kandungan bahan-bahan dalam udara
seperti nitrogen oksida, Sulfur dioksida, hidrokarbon, karbon monoksida, debu dan partikel
lainnya. Penyebab limbah ini adanya pabrik-pabrik pengecoran biji besi, proses-proses dalam
pabrik, pembusukan bahan-bahan organik, pabrik battery, debu asbes, bahan-bahan pewarna,
pembakaran batu bata, sampah dan lain sebagainya. Limbah gas yang beracun dan berbahaya
mengganggu kesehatan manusia yang berada dalam lingkungan itu. Gangguan terhadap pekerja
yang berada dalam ruangan, radang pada saluran pernafasan, fungsi panca indra berkurang,
gangguan kejiwaan, peradangan pada usus, gangguan jantung peradangan pada saluran system
pernafasan, pnemonia dan lain-lain sebagainya. Udara menjadi korosif mengakibatkan bahan
logam yang kontak dengan udara mudah berkarat. Terganggunya kehidupan flora dan fauna. Gas
dalam bentuk flourida menimbulkan kerusakan pada daun palawija. Gas dalam bentuk asap yang
berasal dan pembakaran membuat kehilangan estetika pemandangan dan pernafasan terganggu.
Limbah gas yang dihasilkan pabrik Pulp dan Rayon dipermasalahkan lingkungan karena bau
busuk yang dihasilkan pada proses produksi.

4. Dampak bahan-bahan Beracun dan Berbahaya


Sesuai dengan sifat dan proses produksi terdapat pabrik pabrik yang menggunakan bahan-
bahan beracun dan berbahaya, balk dalam bentuk bahan baku, basil produksi maupun basil
sampingan. Sifat bahaya dan racun yang ditimbulkannya dapat karena sentuhan, penyimpanan
yang kjang balk maupun penggunaannya melebihi lethal dosis. Bahan-bahan beracun dan bahaya
timbul dalam proses ekstraksì, proses kimia. Bahan-bahan ini juga harus dijaga dalam sistem
pengangkutan, maupun sistem penyimpanan serta penggunaannya. Bahan-bahan beracun dan
berbahaya tergabung sebagai limbah karena tumpahan atau kebocoran. Suatu bahan tergolong
beracun dan berbahaya dapat diketahui antara lain: mudah meledak sifat mudah terbakar, sifat
korosif, menyengat sifat oxidator, sifat membunuh serta menimbulkan luka-luka bila tersentuh.
Bahan-bahan yang termasuk, golongan ini adalah obat-obatan, insektisida, herbisida, pelarut
pelarut seperti aseton, karbon tetra khlorida, bahan-bahan pembersih detergent, amoniak, 1cm,
cat dengan elernen dasar timbal.
Sifat-sifat beracun menunjukkan efek biologis, misalnya kemampuan bahan menciptakan
luka bila tersentuh tubuh dan menimbulkan ancaman terhadap lingkungan hidup bila
konsentrasinya melebihi nilai ambang batas. Sifat racun bahan kimia belum tentu menimbulkan
bahaya, apabila penggunaan bahan dilakukan secara tepat dalam dosis yang tepat. Bahan beracun
yang bersumber dan sisa paking atau kaleng, mengalami pengikisan karena air cucian dan masuk
kedalam badan perairan. Kaleng wadah bahan kimia mengandung sisa kimia. Sedangkan sifat
berbahaya menunjukkan kemungkinan luka atau menciptakan kerugian hal mana ditentukan
frekuensi dan lamanya bahan berbahaya menyentuh tubuh.

Anda mungkin juga menyukai