Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kecamatan Batang Toru merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Tapanuli

Selatan, dimana mayoritas masyarakatnya menggantungkan hidupnya dari bidang pertanian.

Walaupun ada juga sebagian yang bekerja di pertambangan, Kegiatan pertambangan

merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengambil sumber daya alam dari dalam

bumi untuk mendapatkan keuntungan (Newman et al, 2010; Castilla-Gómez & Herrera-

Herbert, 2015; Ben-Awuah et al., 2016). Sumber daya alam dalam konteks pertambangan

tersebut antara lain adalah mineral logam,emas, mineral non-logam, dan batubara (Newman

et al., 2010). Kegiatan pertambangan sendiri terdiri atas lima tahapan, yaitu (Newman et al.,

2010): pencarian (prospecting), eksplorasi, pengembangan, eksploitasi, dan reklamasi.

Kegiatan pencarian bertujuan untuk menemukan endapan bahan tambang; tahapan

eksplorasi bertujuan untuk memperkirakan jumlah cadangan bahan tambang yang bisa

dieksploitasi; tahapan pengembangan bertujuan untuk merencanakan desain tambang

berdasarkan data lokasi endapan bahan tambang dan pembuatan berbagai fasilitas

pendukung pada suatu wilayah pertambangan; tahapan eksploitasi bertujuan untuk

mengambil bahan tambang; serta tahapan reklamasi yang bertujuan untuk mengembalikan

kondisi wilayah tambang ke bentuk aslinya.

Pelaksanaan kegiatan penambangan secara umum dibedakan berdasarkan dua

metode, yaitu penambangan terbuka dan penambangan bawah tanah (Ogundare, 2016).

Penambangan terbuka dilakukan dengan menghilangkan lapisan permukaan seperti vegetasi,

tanah, maupun batuan yang bertujuan untuk mencapai dan mendapatkan endapan tambang.
2

Adapun penambangan bawah tanah umumnya terdiri atas kegiatan untuk menggali

terowongan secara horisontal maupun vertikal untuk mencapai endapan bahan tambang.

Dari sudut pandang ekonomi, kegiatan pertambangan memberikan kontribusi

triliunan dollar setiap tahunnya (King et al., 2017; Fan, Yan, & Sha, 2017). Hal tersebut

disebabkan karena kegiatan pertambangan menyediakan bahan baku yang menjadi fondasi

bagi semua aktivitas perekonomian (Crowson, 2011). Kegiatan pertambangan di Indonesia

juga memiliki kontribusi yang cukup signifikan sebagai penghasil devisa negara.

Berbagai pekerjaan mine surveying tidak bisa dilepaskan dari profesi mine surveyor

yang bertugas dalam melaksanakan kegiatan pengukuran, pengolahan, dan pemetaan

tambang pada suatu wilayah tambang (Ovesná et al., 2017). Mine surveyor terlibat dalam

semua aktivitas keteknikan yang dilakukan pada lokasi tambang pada seluruh siklus

kegiatan pertambangan, yaitu pada kegiatan pencarian hingga reklamasi tambang (Jarosz,

2011). Secara umum, mine surveyor bertanggung jawab dalam melakukan pekerjaan yang

berkaitan dengan pengukuran yang dilakukan secara akurat, perekaman data, dan pemberian

informasi pada pihak-pihak pembuat keputusan terkait data posisi pekerjaan pertambangan

berdasarkan desain tambang dan fitur-fitur geologi, batas wilayah pertambangan, wilayah

berpotensi bahaya, wilayah-wilayah terlarang, dan wilayah-wilayah konservasi (Jarosz,

2011).

Pelaksanaan pertambangan emas di Kecamatan Batang Toru dimulai sejak tahun

1997 dengan ditemukan cadangan emas melalui proses pengambilan contoh endapan sungai

oleh Normandy Anglo Asia Ltd. Sejak saat itu pemerintah memberikan kontrak karya

kepada perusahaan PT. Agincourt Resources (PTAR) untuk pertambangan emas, dan

perusahaan mulai aktif melakukan kegiatan sejak tahun 2003. Sejak saat itu perusahaan

melakukan berbagai kegiatan eksplorasi di Kecamatan Batang Toru.


3

Sejak mulai beroperasi pada tahun 2012, Tambang Emas Martabe mendapatkan

reputasi sebagai pemimpin industri dalam hal keselamatan kerja, keberlanjutan, dan proses

produksi. Kami menempatkan orang-orang di jantung bisnis, menggunakan praktik inovatif

dan teknologi mutakhir untuk menemukan sumber daya baru, untuk menambang, mengolah,

memindahkan, serta memasarkan produk kepada konsumen kami dengan aman dan

berkelanjutan. Kami bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk berkontribusi

dalam pengembangan yang berkelanjutan di Sumatra Utara, dan memungkinkan sumber

daya manusia dan masyarakat tumbuh seiring pertumbuhan kami. Kami yakin hanya dengan

bersama-sama, kita bisa membangun masa depan yang berkelanjutan.

PT. Agincourt Resources merupakan perusahaan yang memegang izin usaha untuk

eksplorasi dan pengolahan emas di Martabe ini. Perusahaan ini merupakan perusahaan

pertambangan Indonesia yang memiliki kebijakan untuk mendukung usaha lokal sehingga

dalam pembelian barang dan jasanya lebih memilih pada pemasok dan kontraktor yang

berada dari dalam negeri.

Walaupun pengelolaan tambang emas ini dilakukan oleh perusahaan PT. Agincourt

Resources ini, pemerintah daerah masih memiliki porsi yaitu dimilikinya 5% saham oleh

BUMD milik pemerintah daerah, yaitu PT. ANA.

Pada akhir 2017, tambang emas Martabe telah memproduksi 8,8 juta ons emas dan

72 juta ons perak. Selain itu, areal ini juga memiliki cadangan bijih emas yang terus

meningkat, yaitu dari 3,2 juta ons menjadi 4,7 juta ons emas di tahun yang sama.

Penambangan emas di areal ini dilakukan secara terbuka, yaitu berada di daerah perbukitan

atau punggung bukit yang disinyalir memiliki kandungan emas.

Kehadiran perusahaan pertambangan emas ini telah memberikan sumbangan

ekonomi terhadap masyarakat, khususnya di Kecamatan Batang Toru. Sumbangan tersebut


4

adalah berupa keterlibatan masyarakat manjadi tenaga kerja pada usaha tambang emas, serta

berbagai peluang usaha yang terbuka lebar sebagai akibat kehadiran tambang emas tersebut.

Selain berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat, pertambangan tersebut juga memberikan

dampak sosial terhadap masyarakat, seperti Universitas Sumatera Utara interaksi sosial

akibat adanya pendatang baru, dan peningkatan kesejahteraan sosial sebagai dampak dari

peningkatan ekonomi masyarakat. Peningkatan sosial ekonomi masyarakat ini selanjutnya

akan berdampak terhadap pengembangan wilayah Kecamatan Batang Toru. Oleh karena itu

perlu dilakukan kajian dalam hal dampak sosial ekonomi dari pertambangan emas di

Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan.

Tambang Emas Martabe terletak di sisi barat pulau Sumatera, Kecamatan Batang

Toru, Provinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah 1.639 km2, Sesuai dari data Dinas

Ketenaga Kerjaan Tapanuli Selatan merilis jumlah tenaga kerja yang bekerja di

PT.Agincourt Resources pada tahun 2022, PTAR mempekerjakan 3.386 karyawan yang

terdiri dari 956 karyawan Perusahaan dan 2.430 karyawan mitra kerja. Dari keseluruhan

karyawan, sebesar 75,72% karyawan berasal dari masyarakat setempat

Dalam hal ini peneliti tertarik untuk meneliti sektor Pertambangan khususnya Pertambangan

Emas Oleh karena itu peneliti mengambil judul tentang Dampak keberadaan Tambang emas

terhadap pertumbuhan ekonomi di Kecamatan Batang Toru.

1.2. Rumusan Masalah

Melalui pengamatan yang dilakukan, diketahui bahwa Industri Pertambangan

merupakan salah satu Industri Sumber Daya Alam terbesar di Indonesia. Pertambangan

adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengusaha tambang dengan tujuan mendapatkan barang

tambang dan keuntungan dari hasil tambang. Sebagaimana diketahuhi secara luas, bahwa
5

pertambangan dilakukan di Indonesia atas persetujuan atau kebijakan, pertambangan adalah

usaha yang legal sejauh dilandasi oleh peraturan perundang-undangan. Dari segi ekologi dan

kemasyarakatan, pertambangan sering menimbulkan konfik, baik dengan masyarakat dengan

pengusaha tambang (pemegang izin) maupun antara masyarakat dengan pemerintah

(termaksud pemerintah daerah) dalam hal tambang (Siti Maimuna, 2012:Bagian 2)

Pertambangan adalah salah satu interaksi manusia dengan alam yang memberikan dampak

positif sekaligus negatif terhadap kelangsungan hidup Dampak positif dari aktivitas

pertambangan di Kecamatan Batang Toru adalah terbukanya lapangan kerja baru, adanya

beasiswa kurang mampu bagi pelajar area pertambangan, pembagian alat tulis serta

pembangunan layanan Kesehatan bagi pekerja serta masyarakat sekitar

Berkaitan dengan penggunaan Dalam pemanfaatan bahan tambang sudah

seharusnya didasarkan pada peraturan perundang-undang yang berlaku. Terkait sektor

pertambangan diatur dalam pasal 33 ayat 3 UUD 1945, yang menyatakan bahwa “bumi, air

dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan

untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.4 Oleh karena itu, pemanfaatan sumber daya

alam dikuasai oleh negara dan mengutamakan kepentingan rakyat. Memanfaatkan sumber

daya alam tetap mengedepankan fungsi lingkungan hidup yang memiliki pengaruh penting

bagi kelangsungan hidup umat manusia.

Industri Pertambangan emas di Batang Toru telah melakukan operasi mulai dari

tahun 1997 . PT AR melakukan eksplorasi emas sebanyak 6,3 ton per tahun selama 10

tahun. Tambang Emas Martabe memiliki potensi sumberdaya 8,05 juta ounce emas dan 77

juta ounce perak. Kapasitas per tahun sebesar 250.000 ounce emas dan 2-3 juta ounce perak

berbiaya rendah. Menurut informasi dari website resmi PT,AR Sementara itu untuk studi di

wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan PT Agincourt Resources tercatat berkontribusi


6

terhadap pendapatan rumah tangga sebesar Rp400 miliar sepanjang 2010 – 2015 atau sekitar

Rp66 miliar per tahun. Selain itu PT Agincourt Resources juga berhasil menciptakan

lapangan pekerjaan untuk Kabupaten Tapanuli Selatan sebanyak 13.267 orang sepanjang

2010-2015 atau sekitar 2.211 orang-tahun per tahunnya. Sedangkan kontribusi fiskal PT

Agincourt Resources terhadap penerimaan Pemkab Tapsel tercatat Rp61 miliar pada periode

produksi 2012 – 2015. “Total kontribusi PT Agincourt Resources terhadap Kabupaten

Tapanuli Selatan pada 2008 – 2015 mencapai Rp65,1 miliar,

Selain kontribusi di bidang ekonomi dan fiskal, menginjak tahun kelima masa

operasional, Tambang Emas Martabe berkontribusi positif terhadap peningkatan kualitas

layanan kesehatan, pendidikan, pelatihan dan pengembangan kapasitas petani, kaum

perempuan dan pemuda remaja serta pembangunan infrastruktur di 15 desa lingkar tambang

untuk meningkatkan akses dan kualitas kehidupan masyarakat

Dengan demikian, fakta ini telah membuat penulis tertarik untuk menjadikannya

sebagai kajian penelitian, yang akan berkonsentrasi terhadap pertanyaan “Bagaimana

keberadaan PT,AR (Agincourt Resources)/Tambang Emas Martabe terhadap Pertumbuhan

Ekonomi di Kecamatan Batang Toru.

1.3. Batasan masalah


7

Pertambangan

Menurit UUD , Pertambangan adalah Sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka

penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau Batubara yang meliputi penyelidikan

umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,

pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan paseatambang. (UU Nomor 4 Tahun 2009).

Pertumbuhan Ekonomi Wilayah

Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah pertambahan pendapatan masyarakat yang terjadi di


wilayah tersebut, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah yang terjadi di wilayah tersebut.

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan apa yang telah diuraikan pada latar belakang dan yang dijelaskan pada

rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan

menganalisis dampak keberadaan tambang emas bagi pertumbuhan ekonomi di Batang

Toru.serta untuk mengetahui laju Pertumbuhan penduduk di kecamatan batang toru.

1.5. Manfaat Penelitian

Dengan analisis yang dilakukan, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam hal :

1. Menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya mengenai dampak pertumbuhan


ekonomi dari kehadiran pertambangan emas terhadap masyarakat di Kecamatan Batang
Toru.
2. Sebagai referensi bagi peneliti lainnya yang berminat untuk mengkaji dalam bidang
yang sama dengan pendekatan dan ruang lingkup yang berbeda.
8

BAB III

https://agincourtresources.com/id/2017/02/23/sepanjang-2010-2015-tambang-

emas-martabe-berkontribusi-hampir-rp6-triliun-untuk-pdrb-sumatera-utara-2/

https://agincourtresources.com/id/

Anda mungkin juga menyukai