Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan dunia industri saat ini semakin pesat seiring dengan laju arus
globalisasi yang terus berjalan. Perkembangan ini berdampak pada kebutuhan akan
energi yang terus meningkat. Batu bara merupakan salah satu sumber energi yang banyak
dipakai untuk pembangkit energi listrik dan industri besar lainnya. Konsumsi batu bara
yang meningkat menyebabkan perusahaan tambang batu bara harus terus meningkatkan
kinerjanya untuk meningkatkan produktivitas di dalam memenuhi permintaan batu bara
di dunia. Produktivitas merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan sebagai alat
untuk mengukur kinerja produksi dan dapat dijadikan sebagai pedoman untuk melakukan
perbaikan secara terus – menerus (continuous improvement). Hal ini terkait dengan daya
saing perusahaan untuk terus berkompetisi yang mengakibatkan analisis performansi
menjadi salah satu perhatian bagi pihak management. Top management ingin
mengidentifikasi dan mengurangi inefisiensi yang terjadi di perusahaan untuk
mendapatkan competitive advantage (Utoro, 2010).
Batu Bara adalah salah satu sumber energi yang penting bagi dunia, yang
digunakan pembangkit listrik untuk menghasilkan listrik hampir 40% di seluruh dunia.
Di banyak negara angka-angka ini jauh lebih tinggi: Polandia menggunakan batu bara
lebih dari 94% untuk pembangkit listrik; Afrika Selatan 92%; Cina 77%; dan Australia
76%. Batu bara merupakan sumber energi yang mengalami pertumbuhan yang paling
cepat di dunia di tahun-tahun belakangan ini lebih cepat daripada gas, minyak, nuklir, air
dan sumber daya pengganti. Batu bara telah memainkan peran yang sangat penting ini
selama berabad-abad – tidak hanya membangkitkan listrik , namun juga merupakan
bahan bakar utama bagi produksi baja dan semen, serta kegiatan-kegiatan industri
lainnya.
Kabupaten Tabalong merupakan Kabupaten paling ujung di bagian utara Provinsi
Kalimantan Selatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Paser (Kalimantan
Timur), Barito Timur, Barito Selatan dan Barito Utara (Kalimantan Tengah). Data
Bapedalda tahun 2014 menunjukkan bahwa di Kabupaten Tabalong terdapat lebih dari
30 Pelaku usaha dan/atau kegiatan yang telah membuat AMDAL pertambangan, 24
diantaranya adalah usaha pertambangan batubara. Salah satu dari perusahaan tambang

1
batubara yang beroperasi adalah PT. Adaro Indonesia. (SLHD Kabupaten Tabalong,
2014).
PT. Adaro Indonesia merupakan perusahaan terbesar di Kabupaten Tabalong
dengan luas konsesi 35.536 Ha dan Kapasitas Produksi 80 juta Ton/tahun, mempunyai
pengaruh dan dampak yang besar bagi pembangunan perekonomian dan menyerap
tenaga kerja yang lebih dari 10.000, telah memiliki dokumen lingkungan (AMDAL) dan
Izin Lingkungan. Selama ini PT. Adaro Indonesia - dalam operasionalnya - telah
melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup di wilayah pertambangannya dan rutin
melakukan pemantauan serta pelaporan. PT. Adaro Indonesia secara formal telah
mendapatkan anugrah PROPER Hijau dari tahun 2009-2013 dari KLH dan penghargaan
Aditama Award dengan peringkat emas untuk pengelolaan lingkungan kesehatan dan
keselamatan kerja dari Kementerian (ESDM). (SLHD, 2013).
Di dalam persaingan industry yang semakin maju ini perusahaan dituntut untuk
selalu melakukan perkembangan positif didalam tubuh perusahaan sehingga perusahaan
selalu berupaya memperbaiki diri dengan perencanaan strategi yang baik. Untuk itulah
PT Adaro Indonesia sebagai perusahaan penambangan yang memproduksi batubara yang
nantinya akan memenuhi kebutuhan konsumen perlu mengidentifikasi setiap kekuatan
dan kelemahannya dan selalu memantau setiap peluang yang mendatangkan keuntungan
dan ancaman yang mendatangkan kerugian. Untuk memenuhi tuntutan ini terciptalah
analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats) yang memiliki peran
penting dalam menetapkan suatu strategi perusahaan.
Analisis SWOT merupakan cara yang sistematis di dalam melakukan analisis
terhadap wujud ancaman dan kesempatan agar dapat membedakan keadaan lingkungan
yang akan dating sehingga dapat ditemukan masalah yang ada. Dari analisis SWOT
perusahaan dapat menentukan strategi efektif yang sejauh mungkin memanfaatkan
kesempatan yang berlandaskan pada kekuatan yang dimiliki perusahaan, mengatasi
ancaman yang datang dari luar, serta mengatasi kelemahan yang ada.
Dengan latar belakang yang sudah dijelaskan di atas, maka penulis tertarik untuk
membuat makalah dengan judul “Analisis Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats
(SWOT) pada PT. Adaro Indonesia”.

2
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Analisis SWOT pada pertambangan batubara PT. Adaro Indonesia ?
2. Bagaimana PT. Adaro Indonesia mengendalikan dampak dari pecemaran lingkungan
yang dihasilkan oleh limbah perusahaannya ?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui analisis SWOT pada pertambangan batubara PT. Adaro
Indonesia.
2. Untuk mengetahui cara PT. Adaro Indonesia dalam mengendalikan dampak dari
pencemaran lingkungan yang dihasilkan oleh limbah perusahaannya.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pertambangan Batubara


Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki cadangan batubara yang
besar, yaitu sekitar 38,8 milyar ton dimana 70 persen merupakan batubara muda dan 30
persen sisanya adalah batubara kualitas tinggi. Ini dilihat dari nilai kalori pembakarannya
yang rendah, dan kadar sulfur serta airnya yang tergolong tinggi.
2.1.1. Daerah Penghasil Batubara
Potensi sumberdaya batu bara di Indonesia sangat melimpah, dan daerah penghasil
batubara terbesar berada di Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera, sedangkan di daerah
lainnya dapat dijumpai batu bara walaupun dalam jumlah kecil dan belum dapat
ditentukan keekonomisannya, seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Papua, dan Sulawesi.
2.1.2. Metode Penambangan Batubara
Kegiatan pertambangan batubara merupakan kegiatan eksploitasi sumber daya
alam yang tidak dapat diperbaharui dan umumnya membutuhkan investasi yang besar
terutama untuk membangun fasilitas infrastruktur.
Karakteristik yang penting dalam pertambangan batubara ini adalah bahwa pasar
dan harga sumber daya batubara ini sangat prospektif menyebabkan indsutri
pertambangan batubara dioperasikan pada tingkat resiko yang tinggi baik dari segi aspek
fisik, perdagangan, sosial ekonomi maupun aspek politik.
Kegiatan penambangan batubara dapat dilakukan dengan menggunakan dua
metode yaitu:
1. Penambangan permukaan (surface/shallow mining), meliputi tambang terbuka
penambangan dalam jalur dan penambangan hidrolik.
2. Penambangan dalam (subsurfacel deep mining). Sistem penambangan batubara yang
sering diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang beroperasu adalah sistem
tambang terbuka (Open cut mining). Penambangan batubara dengan sistem tambang
terbuka dilakukan dengan membuat jenjang (Bench) sehingga terbentuk lokasi
penambangan yang sesuai dengan kebutuhan penambangan. Penggalian dilakukan
dengan cara membuat jenjang serta membuang dan menimbun kembali lapisan
penutup dengan cara back filling per blok penambangan serta menyesuaikan kondisi
penyebaran deposit sumber daya mineral.

4
2.1.3. Antisipasi Penambangan Batubara
Banyak wilayah maupun daerah penghasil batubara di Negeri ini, namun tak sedikit
pula tempat penambangan batubara yang tidak mengantongi surat izin dari pemerintah
sekitar dan tidak memikirkan keadaan akhir wilayah yang dijadikan tempat
penambangan.
Dengan melakukan moratorium atau penghentian sementara (penertiban dan tata
ulang) “yang disesuaikan” bagi seluruh aktivitas pertambangan batubara, pemerintah
daerah dapat menata kembali pijakan dasar kebijakan dan orientasi pertambangan
batubara ke depan yang berpihak pada kepentingan lingkungan hidup, penduduk lokal,
bangsa dan kepentingan generasi yang akan datang. Tentunya untuk mempercepat
terjadinya proses ini perlu didukung oleh kekuatan rakyat untuk mendesak pemerintah
daerah dan pusat serta para wakilnya yang ada di parlemen (DPR-RI dan DPRD).
Adapun langkah-langkah untuk mensukseskan moratorium dalam pertambangan
batubara adalah sebagai berikut :
1. Penghentian penggunaaan jalan umum untuk aktivitas angkutan batubara
Mesti ada ketegasan pemerintah daerah untuk menyetop dan menindak tegas setiap
pengusaha batubara yang mengunakan jalan umum untuk angkutannya. Jika ini
dilakukan jelas akan berdampak pada pengurangan aktivitas pertambangan illegal
yang selama ini semakin menjamur dan penurunan terhadap dampak kerusakan
lingkungan dan sosial yang ditimbulkannya.
2. Tidak mengeluarkan perizinan baru
Agar tidak menambah semrawutnya pengelolaan sumber daya alam tambang
batubara, saat ini hal yang paling mudah dan sangat mungkin untuk dilakukan adalah
dengan tidak mengeluarkan izin baru lagi. Sehingga memudahkan untuk melakukan
monitoring terhadap pertambangan batubara yang ada.
3. Penghentian pertambangan batubara illegal secara total
Pemerintah harus melakukan penghentian pertambangan batubara illegal secara tegas
tanpa pandang bulu dan transparan. Kalau perlu melibatkan tim independen yang
terdiri dari unsur diluar pemerintah.
4. Evaluasi perizinan yang telah diberikan dan lakukan audit lingkungan semua usaha
pertambangan batubara
Hal ini harus dilakukan secara sistematis dan menyeluruh terhadap semua jenis
perizinan yang ada. Audit lingkungan dilakukan dengan melihat sejauh mana
pelaksanaan tambang memenuhi kaidah-kaidah lingkungan dan memperhatikan

5
masyarakat disekitarnya. Jika ditemukan pelanggaran harus diproses dan ditindak
secara tegas dan kalau perlu izinnya dicabut. Bagi pertambangan yang ditemukan
melakukan eksploitasi secara destruktif dan melanggar hak-hak masyarakat maka
tidak ada alasan bagi pemerintah untuk tidak melakukan pembekuan atau pencabutan
izin pertambangan tersebut.
5. Meninggikan standar kualitas pengelolaan lingkungan hidup
Rendahnya komitmen untuk pelestarian lingkungan hidup terlihat dari berbagai
peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh pemerintah, lemahnya pengawasan
dan penegakan hukum. Tumpang tindih peraturan dan kecilnya kewajiban
pengelolaan lingkungan hidup yang baik mengakibatkan kondisi lingkungan di
kawasan pertambangan menjadi buruk.
6. Pelembagaan konflik
Hal ini diperlukan untuk menyelesaikan persengketaan rakyat dengan perusahaan
pertambangan agar tercapai solusi yang memuaskan berbagai pihak. Pelembagaan
konflik diprakarsai negara dan perusahaan tambang melalui mekanisme resolusi
konflik. Resolusi konflik hanya bisa tercapai jika melibatkan semua stake holder yang
berada pada posisi yang sederajat. Sebaiknya hal ini dijadikan kebijakan pemerintah,
dengan melibatkan fasilitator profesional agar terhindar dari dominasi pihak-pihak
yang bersengketa. Kesepakatan-kesepakatan yang dibangun sebaiknya dijadikan
bagian dari re-negosiasi kontrak, sehingga secara hukum mengikat pihak perusahaan.
7. Penyusunan kebijakan strategi pengelolaan sumber daya alam tambang dengan segala
perangkat peraturannya yang berpihak kepada kepentingan rakyat dan lingkungan.
Pengelolaan sumber daya alam tambang batubara dengan menggunakan strategi baru
yang bijak berdasarkan pertimbangan yang rasional termasuk kepentingan penduduk
lokal, kualitas lingkungan hidup, penghitungan tingkat keterancaman ekologi, jenis
dan jumlah kebutuhan riil bahan tambang oleh masyarakat Kalsel dan bangsa
Indonesia umumnya dan pembiaran atau pencadangan sumber daya tambang untuk
kepentingan generasi mendatang.

2.2. Profil Perusahaan


2.2.1. PT. Adaro Indonesia
PT Adaro Indonesia (AI) saat ini masih meliputi porsi terbesar operasi
pertambangan batubara Grup Adaro, tempat perusahaan memproduksi Envirocoal
sebagai produk unggulannya. Konsesi AI terletak di Kalimantan Selatan dan AI

6
beroperasi berdasarkan PKP2B dengan Pemerintah Indonesia. Di dalam konsesinya, AI
memiliki tiga tambang: Tutupan, Paringin dan Wara. Dari ketiga tambang ini, AI
memproduksi batubara subbituminous yang bernilai kalor sedang antara 4.000kkal/kg
dan 5.000 kkal/kg GAR . Batubara AI memiliki fitur yang istimewa yaitu kandungan
polutan yang rendah, sehingga diberi merek Envirocoal.
Pada tahun 2016, AI memproduksi 50,77 juta ton (million tonnes – Mt) batubara,
atau relatif sama secara y-o-y, dan menjual 52,85 Mt, atau meningkat 3% dari tahun 2015.
Pengupasan lapisan penutup dari tambang AI turun 12% y-o-y menjadi 229,30 million
bank cubic meter (Mbcm), sehingga nisbah kupas tercatat 4,52x.
AI menambah portofolio produknya dengan memasukkan produk Envirocoal 4200
(E4200) yang telah menciptakan pasar baru untuk kategori batubara bernilai kalor lebih
rendah. AI menjual E4200 sejumlah 4,10 Mt pada tahun 2016 dan produk ini disambut
baik oleh China dan India. Penjualan AI sebanyak 52,85 Mt pada tahun 2016
menyumbangkan sekitar 90% dari pendapatan usaha AE.
Sejalan dengan niat strategis perusahaan untuk mengelola cadangan batubaranya
dalam jangka panjang, AI berencana untuk menjaga tingkat produksi batubara yang tetap
sama di tahun-tahun mendatang. Lebih lanjut, seiring pertumbuhan permintaan dari
Indonesia dengan beroperasinya PLT U-PLT U baru, Grup Adaro berkomitmen untuk
berpartisipasi dan memprioritaskan pasar domestik.
2.2.2. Visi dan Misi
 Visi
Menjadi grup perusahaan tambang dan energi Indonesia yang terkemuka.
 Misi
Adaro bergerak di bidang pertambangan dan energi untuk :
1) Memuaskan kebutuhan pelanggan.
2) Mengembangkan karyawan
3) Menjalin kemitraan dengan pemasok.
4) Mendukung pembangunan msyarakat dan Negara.
5) Mengutamakan keselamatam dan kelestariam lingkungan.
6) Memaksimalkan nilai bagi pemegang saham.

7
2.2.3. Struktur Perusahaan

2.2.4. Struktur Organisasi

8
2.3. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
memutuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities) namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Proses
pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan,
strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikianperencanaan strategis harus
menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, peluang, kelemahan dan
ancaman) dalam kondisi yang ada pada saat ini, hal ini disebut dengan analisis situasi.
Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah analisis SWOT.
2.3.1. Cara Membuat Analisis SWOT
SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal Strength dan Weakness serta
lingkungan eksternal Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis
SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman
(threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses).
2.4. Analisis SWOT pada PT. Adaro Indonesia
2.4.1. Strengths (Kekuatan)
1. Produk yg unik meliputi batubara sub-bituminus dengan nilai kalori rendah sampai
sedang yg memiliki tingkat polusi sangat rendah.
2. Produsen berbiaya rendah dengan rekam jejak pertumbuhan produksi.
3. Basis sumber daya dan cadangan batubara yg besar
4. Kontrak tonase jangka panjang dengan pelanggan terkemuka.
5. Landasan keuangan yang kokoh
2.4.2. Weaknesses (Kelemahan)
1. Seluruh produksi saat ini hanya ditopang oleh suatu tambang & infrastruktur
pendukungnya. Namun, konsesi-konsesi baru tengah disiapkan untuk menjadi
sarana produski di masa depan.
2. Lokasi operasional Adaro terletak di daerah terpencil yg jauh di daratan.
3. Pertambangan batubara merupakan bisnis angka panjang yg berisiko tinggi dengan
pengambilan investasi yg memerlukan waktu yg lama.
4. Pengembangan tambang bersifat padat modal dan memerlukan keahlian khusus.
5. Lini produk yg terbatas Adaro mendiversifikasi ke sektor ketenagalistrikan dan akan
memiliki produk yg beragam, dari batubara peringkat rendah sampai batubara kokas,
melalui akuisisi yg dilakukannya.

9
2.4.3. Opportunities (Peluang)
1. Pertumubuhan ekonomi wilayah Asia Pasifik yang akan meningkatkan permintaan
energi.
2. Teknologi boiler baru yang memungkinkan penggunaan batubara sub-bituminus
sebagai bahan bakarnya.
3. Citra yang bagus dan memiliki nama yang besar di mata produsen.
4. Standar lingkungan yang lebih ketat & mendukung pemakaian Envirocoal yang
berkarakteristik tingkat polusi yang sangat rendah.
5. Kelangkaan batubara peringkat tinggiyg mengakibatkan perusahaan struktural di
industri batubara.
2.4.4. Threats (Ancaman)
1. Bisnis pertambangan batubara yang fluktuatif dan dipengaruhi siklus.
2. Sumber energi alternataif yg dapat bersaing sebagai pemasok pembangkit listrik
jenis baru.
3. Ketidakpastian yg semakin berkembang terhadap dampak lingkungan yg ditimulkan
oleh emisi karbon
4. Pengembangan di china, India, & Mongolia memungkinkan tambahan pasokan
batubara
5. Penurunan ekonomi global yg menurunkan permintaan batubara

Selain itu kegiatan penambangan batubara pasti menimbulkan dampak negatif


bagi lingkungan maupun masyarakat disekitarnya. Karena begitu banyak dampak
negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan penambangan maka perlu kesadaran kita
terhadap lingkungan sehingga dapat memenuhi standar lingkungan agar dapat diterima
pasar. Apalagi kebanyakan komoditi hasil tambang biasanya dijual dalam bentuk bahan
mentah sehingga harus hati-hati dalam pengelolaannya karena bila para pemakai
mengetahui bahan mentah yang dibeli mencemari lingkungan, maka dapat dirasakan
tamparannya terhadap industri penambangan kita.

Sementara itu, harus diketahui pula bahwa pengelolaan sumber daya alam hasil
penambangan adalah untuk kemakmuran rakyat. Salah satu caranya adalah dengan
pengembangan wilayah atau community development. Perusahaan pertambangan wajib
ikut mengembangkan wilayah sekitar lokasi tambang termasuk yang berkaitan dengan

10
pengembangan sumber daya manusia. Karena hasil tambang suatu saat akan habis maka
penglolaan kegiatan penambangan sangat penting dan tidak boleh terjadi kesalahan.
Seperti halnya aktifitas pertambangan lain di Indonesia, Pertambangan batubara
juga telah menimbulkan dampak kerusakan lingkungan hidup yang cukup besar, baik itu
air, tanah, Udara, dan hutan, Air . Penambangan Batubara secara langsung menyebabkan
pencemaran antara lain:
1. Pencemaran Air
Permukaan batubara yang mengandung pirit (besi sulfide) berinteraksi dengan
air menghasilkan Asam sulfat yang tinggi sehingga terbunuhnya ikan-ikan di sungai,
tumbuhan, dan biota air yang sensitive terhadap perubahan pH yang drastis.
Batubara yang mengandung uranium dalam konsentrasi rendah, torium, dan
isotop radioaktif yang terbentuk secara alami yang jika dibuang akan mengakibatkan
kontaminasi radioaktif. Meskipun senyawa-senyawa ini terkandung dalam
konsentrasi rendah, namun akan memberi dampak signifikan jika dibung ke
lingkungan dalam jumlah yang besar. Emisi merkuri ke lingkungan terkonsentrasi
karena terus menerus berpindah melalui rantai makan dan dikonversi menjadi
metilmerkuri, yang merupakan senyawa berbahaya dan membahayakan manusia.
Terutama ketika mengkonsumsi ikan dari air yang terkontaminasi merkuri.
2. Pencemaran Udara
Polusi/pencemaran udara yang kronis sangat berbahaya bagi
kesehatan. Menurut logika udara kotor pasti mempengaruhi kerja paru-paru.
Peranan polutan ikut andil dalam merangsang penyakit pernafasan seperti
influensa,bronchitis dan pneumonia serta penyakit kronis seperti asma dan bronchitis
kronis.
3. Pencemaran Tanah
Penambangan batubara dapat merusak vegetasi yang ada, menghancurkan profil
tanah genetic, menggantikan profil tanah genetic, menghancurkan satwa liar dan
habitatnya, degradasi kualitas udara, mengubah pemanfaatan lahan dan hingga pada
batas tertentu dapat megubah topografi umum daerah penambangan secara permanen.

Dampak pencemaran akibat penambangan batubara pun akhirnya berpengaruh


terhadap manusia yaitu munculnya berbagai penyakit antara lain :

1. Limbah pencucian batubara zat-zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia
jika airnya dikonsumsi dapat menyebabkan penyakit kulit pada manusia seperti

11
kanker kulit. Karena Limbah tersebut mengandung belerang (b), Merkuri (Hg), Asam
Slarida (Hcn), Mangan (Mn), Asam sulfat (H2sO4), di samping itu debu batubara
menyebabkan polusi udara di sepanjang jalan yang dijadikan aktivitas pengangkutan
batubara. Hal ini menimbulkan merebaknya penyakit infeksi saluran pernafasan,
yang dapat memberi efek jangka panjang berupa kanker paru-paru, darah atau
lambung. Bahkan disinyalir dapat menyebabkan kelahiran bayi cacat.

Namun PT. Adaro Indonesia telah memikirkan berbagai dampak yang akan terjadi
akibat pencemaran ini. Pihak perusahaan kemudian melakukan pengendalian sebagai
bertikut :

1. Pengendalian Pencemaran Air


Pengendalian pencemaran air oleh PT. Adaro Indonesia dilakukan dengan
membuat kolam pengendapan (settling pond) yang telah mendapatkan izin dari
Bupati Tabalong berjumlah 11 SP yang tujuan utamanya adalah mengendalikan air
asam tambang dan lumpur. Air yang dipompa dari tambang diarahkan ke kolam
pengendapan yang terdiri dari empat bagian (kolam) – kolam sedimentasi, kolam
pengamanan, kolam pengolahan dan kolam lumpur - untuk mengendapkan partikel
padat yang terkandung di dalamnya. Selama tahun 2014, Adaro Indonesia mengolah
air tambang sebanyak 355 juta m3. Pengelolaan kolam pengendapan (settling pond)
dilaksanakan sesuai dengan SOP Pengelolaan Sedimentasi dan fasilitas SP dengan
nomor SOP AI-ENV-04.

Lebih lanjut, sebagian air limbah diproses dengan fasilitas pengolahan air yang
dinamakan WTP T-300, untuk memproduksi air bersih yang siap digunakan untuk
kebutuhan rumah tangga dan industri. WTP T-300 dioperasikan 14-15 jam dan
menghasilkan 1.100 m3 per hari. Mutu air yang dihasilkan diperiksa setiap hari, dan

12
sampelnya secara rutin dikirimkan ke laboratorium untuk dianalisa. Air bersih hasil
pengolahan WTP T-300 tidak hanya dikonsumsi oleh karyawan dan kontraktor PT.
AI, melainkan juga dibagikan ke masyarakat sekitar yang karena kondisi
geografisnya seringkali sulit mendapatkan pasokan air bersih.
Untuk pengelolaan air asam tambang Pada tahun 2013, Adaro berhasil
mengembangkan dan mengoperasikan laboratorium AMD (acid mine drainage)
sendiri yang akan digunakan untuk mengidentifikasi materi PAF (potentially acid-
forming) dan NAF (non-acid-forming). Segera setelah diidentifikasi dan dipisahkan,
bahan PAF dan NAF di Adaro Indonesia secara selektif diletakkan dengan cara yang
pada akhirnya bahan PAF akan sepenuhnya dibungkus oleh bahan NAF di area
penampungan lapisan penutup. Pembungkusan ini bertujuan untuk mencegah bahan
PAF bereaksi dengan oksigen dari udara dan air hujan dan aliran air tambang. Hal ini
disebut dengan metode dry cover dan telah dilaksanakan dengan baik dan hasilnya
bias dilihat pada air (pH) pada outlet setiap Settling Pond (SP) yang masuk dalam
kategori memenuhi baku mutu (6-9).
Dari hasil uji laboratorium dalam pemantauan lingkungan baik oleh PT. Adaro
Indonesia sendiri maupun oleh BLHD Kab. Tabalong diperoleh hasil kualitas air yang
keluar dari outlet kolam pengolahan air tambang (Settling Pond) masih memenuhi
baku mutu kualitas air untuk industri pertambangan batubara dengan tolak ukur
Pergub Kalsel no 036 Tahun 2008. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas air yang
dibuang ke badan air sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan masih dalam
kondisi aman. Hal ini dikroscheck denngan data kualitas air sungai hasil pemantauan
dari BLHD Tabalong yang menunjukkan masih memenuhi baku mutu untuk ketiga
sungai yaitu sungai Jaing, Sungai Mangkusip dan Sungai Padang Panjang.

2. Pengendalian Pencemaran Udara, Kebisingan, dan Getaran


Penanganan pencemaran udara yang dilakukan oleh PT. Adaro Indonesia seperti
tercantum dalam RKL-RPL pada tahap operasi berada pada jalur angkutan batubara
sebagai sumber dampak pencemaran udara. PT. Adaro memonitor kualitas udara di
area tambang maupun di sepnjang jalan angkutan sepanjang 80 km dan secara rutin
melakukan penyemprotan air di daerah di tambang yang memiliki kadar debu yang
tinggi. Permukaan jalan angkutan juga dilapisi dengan (sejenis aspal) untuk
meminimalkan debu dan mempercepat perjalanan trailer sehingga mengurangi
konsumsi bahan bakar. Upaya lainnya adalah menanami kedua sisi jalan tersebut

13
dengan pohon-pohon dan semak-semak untuk menghalangi debu seperti eukaliptus,
sengon, dan bambu kemudian ditambahkan dengan interval 10 meter di antara pohon
pohon di sepanjang jalan angkutan, karena daun-daunnya efektif untuk menghalangi
debu.

Sedangkan berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap masyarakat,


peningkatan kadar debu dimusim kemarau di pemukiman yang berdekatan dengan
aktivitas PT. Adaro Indonesia dirasakan terus meningkat seperti yang disampaikan
oleh beberapa orang di Desa Bilas, Kasiau, Masingai 2, Padangin dan Banyu Tajun.
Peningkatan kadar debu menurut warga berasal dari kegiatan tambang PT. Adaro
Indonesia.
Penanganan dan pengelolaan kebisingan yang dilakukan oleh PT. Adaro
Indonesia dilakukan dengan berbagai macam cara seperti tertuang dalam RKL-RPL
yaitu di area sempadan menanam berbagai jenis tanaman dengan berbagai strata yang
cukup rapat dan tinggi dan dapat berfungsi sebagai peredam kebisingan terhadap
pemukiman penduduk sekitar jalur hauling road (jalan angkutan batubara). Jika
melihat RKL-RPL yang telah dibuat maka terlihat penanganan kebisingan berada
pada jalur angkutan batubara saja dan telah dilaksanakan sebagaimana tercantum
dalam dokumen RKL-RPL dan Izin lingkungannya.
Adapun hasil pemantauan kebisingan yang dilakukan berdasarkan laporan
triwulan PT. Adaro Indonesia terlihat pada gambar 3.2. berikut :

14
Berdasarkan hasil tersebut di atas terlihat bahwa kebisingan dan getaran
aktivitas PT Adaro Indonesia masih memenuhi baku mutu tingkat kebisingan (70 dB)
berdasarkan pergub Kalsel nomor 053 Tahun 2008. Hal ini menunjukkan bahwa
pengelolaan lingkungan yang dilakukan sudah berjalan sesuai dengan harapan.
Hanya saja berdasarkan hasil observasi dan wawancara warga masyarakat, masih
banyak keluhan warga masyarakat terutama di Desa Masingai II, Bilas dan Lokbatu
mengenai kebisingan di malam hari. Penanganan kebisingan tidak di arahkan ke desa
tersebut karena tidak termuat dalam RKL-RPL nya.
Penanganan getaran yang tercantum dalam dokumen RKL-RPL dan Izin
Lingkungan, dengan lokasi penanganan berada sepanjang jalan hauling road. Untuk
penanganan getaran karena blasting (peledakan) tidak termuat dalam RKL-RPL
sehingga dilakukan pengelolaan pada sumber dampak angkutan batubara.
Penanganan utama yang dilakukan adalah :
a. Dengan mengatur kecepatan kendaraan truk angkut batubara antara (40-6-
km/jam) terutama apabila melintasi daerah pemukiman penduduk.
b. Memperbaiki secepatnya jika diketahui ada jalan yang rusak.
c. Pengangkutan batubara disesuaikan dengan kapasitas angkut.
Hasil observasi menunjukkan bahwa pelaksanaan pengelolaan getaran berupa
mengatur kecepatan sudah dilakukan yaitu antara 40-60 km/jam dan lebih dari 60
km/jam berada dijalan yang jauh dari pemukiman. Selain itu ditemukan beberapa
rumah warga di Desa Masingai II yang retak akibat getaran tetapi bukan karena
angkutan batubara melainkan karena blasting (peledakan) tambang PT. Adaro
Indonesia. Hal ini sangat perlu mendapat perhatian PT. Adaro Indonesia untuk
meredam konflik dengan warga masyarakat.

15
3. Pengendalian Limbah Bahan Berbahaya & Beracun (B3)
Pengelolaan limbah B3 yang dilakukan oleh PT. Adaro Indonesia meliputi
Penyimpanan, Pemanfaatan dan Pengumpulan. Pengelolaan limbah B3 ini mengacu
pada SOP Pengelolaan B3 dan Limbah B3 Nomor AI-HSE-17 Tahun 2013. Untuk
pembuatan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Limbah B3, PT. Adaro Indonesia
telah mendapatkan izin dari Bupati Tabalong sebagaimana terdapat pada bagian
perizinan yang telah tercantum. Ketentuan teknis dalam penyimpanan limbah B3
menjadi syarat mutlak disetujuinya izin TPS Limbah B3. Dengan diberikannya izin
secara tidak langsung PT. Adaro Indonesia telah memenuhi ketentuan teknis dalam
penyimpanan sementara limbah B3. Hal ini dibenarkan oleh Kasubbid Pengendalian
BLHD Tabalong, Verawati Manganti, S.Si yang menyatakan bahwa “secara teknis
PT. Adaro Indonesia telah memenuhi semua persyaratan dalam pengelolaan limbah
B3 baik itu penyimpanan sementara limbah B3, pemanfaatan dan pengumpulan
llimbah B3 oleh pihak ketiga”.

4. Penanganan Penurunan Muka Air Tanah


Penurunan muka air tanah menjadi isu yang sangat penting setiap penambangan
batubara. Sumber dampak penurunan muka air tanah di pertambangan PT. Adaro
Indonesia adalah kegiatan dewatering, penggalian dan penimbunan tanah penutup
(overburden). Pengelolaan yang telah dilakukan oleh PT. Adaro Indonesia dalam
mengantisipasi penurunan muka air tanah di desa Padang Panjang Kec. Tanta adalah:
a. Melakukan reklamasi lahan bekas tambang dengan metode dan lokasi yang tepat,
misalnya penanaman disekitar tambang dengan jenis tanaman yang mampu
mengikat air tanah;
b. Membuat atau penambahan kolam (pond) di Hill 11 atau daerah antar tambang;
c. Pemasangan piezometer di areal pit tambang untuk mengetahui penurunan muka
air tanah;
d. Membuat bor monitoring / sumur pantau yang secara rutin.

Hasil pemantauan pengelolaan penurunan muka air tanah di Desa Padang Panjang
adalah sebagai berikut:

16
Hasil observasi dan wawancara menunjukkan bahwa di Desa Padang Panjang
masyarakat sudah susah mendapatkan air sumur. Sehingga PT. Adaro Indonesia
memberikan bantuan air bersih yang dulu berupa tendon dan air bersih untuk tiap
rumah, sedangkan sekarang dilakukan dengan memasang pipanisasi PAM dari PT.
Adaro Indonesia sendiri. Hasilnya adalah masyarakat sudah merasakan pasokan air
walaupun pada saat musim kemarau air ledeng (PAM) mengalir antara 3-7 hari sekali.
Hal ini diperkuat hasil wawancara dengan warga masyarakat Padang Panjang yang
menyatakan air PAM yang diberikan Adaro lancer dimusim hujan tapi tersendat di
musim kemarau. Hal senada juga dirasakan warga masyarakat desa Lokbatu, Kasiau,
Maburai, Masingai 2, Bilas, Padangin, Warukin, Tamiyang dan Banyu Tajun. Ketika
musim kemarau kekurangan air bersih menjadi isu utama dan sentral. Desa selain
Padang Panjang tidak masuk dalam pengelolaan RKL-RPL PT. Adaro Indonesia,
padahal kalau melihat arah kemajuan tambang tutupan justru yang paling terkena
dampak adalah Kasiau, Lokbatu, Masingai 2, dan Bilas. Oleh karena itu PT. Adaro
Indonesia perlu memperhatikan kondisi ini.

17
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Batu Bara adalah salah satu sumber energi yang penting bagi dunia, yang
digunakan pembangkit listrik untuk menghasilkan listrik hampir 40% di seluruh dunia.
Namun jika batu bara digunakan secara berlebihan nantinya akan berdampak negatif baik
terhadap lingkungan maupun terhadap masyarakat disekitar.
Di dalam persaingan industry yang semakin maju ini perusahaan dituntut untuk
selalu melakukan perkembangan positif didalam tubuh perusahaan sehingga perusahaan
selalu berupaya memperbaiki diri dengan perencanaan strategi yang baik. Untuk itulah
PT Adaro Indonesia sebagai perusahaan penambangan yang memproduksi batubara yang
nantinya akan memenuhi kebutuhan konsumen perlu mengidentifikasi setiap kekuatan
dan kelemahannya dan selalu memantau setiap peluang yang mendatangkan keuntungan
dan ancaman yang mendatangkan kerugian. Untuk memenuhi tuntutan ini terciptalah
analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats) yang memiliki peran
penting dalam menetapkan suatu strategi perusahaan.
Di dalam pelaksanaan pengendalian dampak terhadap lingkungan dan masyarakat
di sekitar penambangan batubara, PT. Adaro Indonesia secara umum dapat dikatakan
sudah efektif.

18
DAFTAR PUSTAKA

Wahid, Budhi, dan Teguh. 2015. Efektivitas Pelaksanaan AMDAL Pertambangan Batubara
PT. Adaro Indonesia di Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan. Jurnal
Thesis.
Harianja, Johannes K. 2014. Analisis Dampak Lingkungan Tambang Batubara. Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.
Bustang. 2010. Teknologi batubara bersih. Fakultas Teknik Universitas 19 November. Kolaka.
Ek Igo Hansep. (n.d.) Academia. Retrieved December 28, 2017, from
https://www.academia.edu/19550479/MAKALAH_PENAMBANGAN_BATUBAR
A
Sulun. 2010. (n.d.) Blogspot. Retrieved January 03 2018, from
http://sulunshare.blogspot.co.id/2010/11/makalah-batu-bara.html
Nissya, Anton. (n.d.) Academia. Retrieved January 03 2018, from
https://www.academia.edu/5029694/Contoh_Makalah_Analisis_SWOT
Adaro. 2018. Retrieved January 03 2018, from http://www.adaro.com/
Sudarsono, Eva. (n.d.) Academia. Retrieved January 03 2018, from
https://www.academia.edu/30702768/Adaro_Energy_Pemasaran_Global.docx

19

Anda mungkin juga menyukai