Anda di halaman 1dari 23

Modul Manajemen Stratejik @rmsp_alam

MODUL
MANAJEMEN STRATEJIK
Diperbarui per 17 Nov 2017

Oleh: R. M. S. P. Alam
(Man 2013)

STRATEGY FORMULATION MAP


Ch. 2
Strategic Vision
Mission, Vision, Values, Goals

Ch. 4
Ch. 3
External Environment Internal Resources
& Capabilities

T& O SWOT W& S


Ch. 5, 6, 7, 8
Strategy
KSFs CSFs
Competitive Advantage

Strategy Implementation
or Execution

Performance Ch. 10

“Modul ini hanya sebagai kerangka belajar kompre manajemen stratejik menurut pengalaman semata.
Untuk pemahaman yang lebih mendalam, silahkan akses sumber-sumber yang tercantum.”

CATATAN
!
 Contoh-contoh praktis di dalam modul hanya untuk membantu pemahaman konsep.
Dalam persiapan sidang, lebih baik cari contoh lain selain dari modul ini
 Modul ini akan diperbarui sesuai kebutuhan. Apabila ada masukan atau kekurangan dalam
materi modul, silahkan sampaikan ke penyusun

Modul Mejik rmsp.alam@gmail.com


Modul Manajemen Stratejik @rmsp_alam

BAGIAN 1
DASAR MANAJEMEN STRATEJIK

Strategi: Sekumpulan cara untuk mengalahkan pesaing dan menghasilkan laba superior
(Thompson et al., 2009)1
Stratejik: Suatu tindakan atau cara yang dianggap penting dan kritis dalam mencapai
tujuan perusahaan

3-Test of Winning Strategy (Thompson et al., 2009)


1. Fit-test
Apakah strategi tersebut cocok dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan?
a. Internal Fit: strategi cocok dengan sumberdaya dan kapabilitas perusahaan dan
didukung oleh perangkat aktivitas fungsional pelengkap
b. External Fit: strategi cocok dengan kondisi pasar yang ada
c. Dynamic Fit: perusahaan terus berkembang dan mampu menyesuaikan diri
meskipun terjadi perubahan kondisi internal dan eksternal

2. Competitive Advantage Test


Apakah strategi tersebut dapat membantu perusahaan mencapai sustainable competitive
advante?
Competitive advantage berhasil dicapai ketika perusahaan mampu memberikan nilai
superior bagi pelanggan dibanding pesaing lain atau menawarkan nilai yang sama dengan
biaya perusahaan yang lebih rendah.
Competitive advantage dikatakan sustainable apabila competitive advantage itu tetap
bertahan meskipun pesaing telah melakukan usaha maksimal untuk menirunya.

3. Performance test
Apakah strategi tersebut menghasilkan kinerja perusahaan yang baik?

Hirarki dalam Strategi (Thompson et al., 2009)


1. Corporate-level Strategy (Fokus Multi-Business)
Concern: mengelola portofolio bisnis perusahaan sehingga mampu mengingkatkan
competitive advantage perusahaan secara keseluruhan
Tools: BCG Matrix, 9-Cell Matrix

2. Business-level Strategy (Fokus Single-Business Unit)


Concern: Kompetisi, yaitu bagaimana caranya agar unit bisnis memperoleh competitive
position
Tools: Porter’s Five Forces, RBV, Generic Competitive Strategies

1Thompson, Peteraf,Gamble, & Strickland. 2009. Crafting and Executing Strategy: The Quest for Competitive
Advantage. New York: McGraw-Hill

Modul Mejik rmsp.alam@gmail.com


Modul Manajemen Stratejik @rmsp_alam

3. Functional-level Strategy
Concern: Mengelola area fungsional agar mendukung strategi bisnis
Tools: Value Chain, Marketing Strategy

4. Operational-level Strategy
Concern: mengelola aktivitas stratejik di dalam area fungsional secara detil dan menyeluruh
Tools: Segmentation Strategy in Marketing Functional Area

Bagaimana perusahaan dapat


Value Proposition memuaskan kebutuhan dan keinginan
Business Model konsumen dengan nilai yang ditawarkan

Bagaimana perusahaan menyusun


Profit Formula
struktur biaya yang dapat menghasilkan
profit yang baik

KESIMPULAN-nya, Business Model adalah cetak biru manajemen dalam menawarkan


produk bernilai kepada pelanggan yang dapat menghasilkan pendapatan yang cukup
untuk menutup biaya sehingga menghasilkan laba yang menarik.

Contoh Business Model:

Perusahaan Multimedia yaitu Televisi, menawarkan program siaran gratis bagi pelanggan
Value Proposition
namun mengenai biaya iklan berdasarkan jumlah penonton.
Profit Formula

5P dalam Strategi (Thompson et al., 2009)

 Plan
Sekumpulan tindakan yang diinginkan. Planning berdasarkan prediksi atau
forecasting. Strategi yang cerdas tahu bahwa tidak semua hal bisa diprediksi
 Play
Cara, alat, atau moda untuk menjalankan strategi
 Pattern
Strategi sebagai pattern of actions dalam jangka waktu yang lama. Bukan sekedar
rencana tertulis
 Position
Bagaimana perusahaan mendefinisikan dirinya.
Contoh: Google ingin dirinya dipersepsikan sebagai solusi baik bagi semua masalah
pelanggan (padahal secara bisnis, ia adalah perusahaan iklan)
 Perspective
Cara perusahaan melihat suatu kondisi, apakah sebagai ancaman atau kesempatan
(T. Hani Handoko, 2015)

Modul Mejik rmsp.alam@gmail.com


Modul Manajemen Stratejik @rmsp_alam

BAGIAN 2
TAHAP PEMBUATAN STRATEGI

Mission Core purpose


Why do we exist?
Vision
1 Where are we going to
What we want to be?
Values Guiding principle
What we believed in? (pedoman berperilaku)

Goals or Objectives
2
What we want specifically to achieved?
Crafting Strategy
3
How we will achieve?
Strategy implementation
4 How to execute the strategy?
Monitoring, Evaluating, & Adjustment
5 Monitoring development, evaluating performance
(Thompson et al., 2009)

 Mission
Misi mendeskripsikan bisnis dan maksud perusahaan saat ini (Thompson et al., 2009)
Misi yang ideal mampu:
o Mengidentifikasi produk dan jasa perusahaan
o Menentukan kebutuhan pelanggan yang akan dipenuhi
o Memberikan identitas perusahaan sendiri

Contoh misi, Starbucks:

“To inspire and nurture human spirit – one person, one cup, and
one neighborhood at a time.”

 Vision
Adalah aspirasi manajemen tentang masa depan perusahaan dan menggambarkan arah
gerak jangka panjang perusahaan (Thompson et al., 2009)
Visi yang Baik memenuhi kriteria BHAG 2 ------------
Big: cukup besar untuk dicapai
Hairy: menarik
Contoh visi, McDonald’s:
“To be the best quick service restaurant Audacious: menantang atau berani
experience.” Goal: merupakan tujuan
(Collins & Porras, 1994)

2 Collins & Porras. 1994. Built to Last: Successful Habits of Visionary Companies. New York: Harper

Modul Mejik rmsp.alam@gmail.com


Modul Manajemen Stratejik @rmsp_alam

e.g. Nilai FEB UGM


 Values  Integritas
 Profesionalisme
 Objektifitas dan keadilan
 Kebebasan akademik
 Kepedulian sosial
 Objectives
Adalah terjemahan dari visi, yaitu target kinerja atau hasil spesifik yang ingin dicapai
perusahaan.

financial performance
Financial objectives
i.e. target profit, ROA, ROI
Objectives market standing, competitive position
**Objective juga bisa berdasarkan Strategic objectives i.e. target market share, new product
jangka waktu, yaitu short-term dan
long-term
development
(Thompson et al., 2009)

Objectives yang Baik memenuhi kriteria SMART3


Specific
Specific
Measurable
Measurable
Achievable
Achievable
Realistic
Realistic
Time-bound
Time-bound (Doran, Miller & Cunningham, 1981)

Apakah visi, misi, nilai, atau objectives bisa berubah ?

Continuity
(tetap dan bertahan) Core Ideology
 Core purpose
(mission) (Collins & Porras, 1994)
 Core Values

Envisioned Future
 BHAG Vision
Change
 Objectives (adaptasi terhadap perubahan)

 Visi dan objectives dapat berubah sewaktu-waktu karena proses adaptasi


 Sedangkan misi tidak dapat berubah begitu saja. Karena mengubah misi sama artinya
dengan mengganti identitas perusahaan atau reborn

3Doran, George T. There’s a S.M.A.R.T. Way to Write Management’s Goal and Objectives. Management
Review. EBSCO

Modul Mejik rmsp.alam@gmail.com


Modul Manajemen Stratejik @rmsp_alam

BAGIAN 3
LINGKUNGAN EKSTERNAL PERUSAHAAN

Lingkup Analisis Strategi


2. Analisis Industri
1. Lingkungan
Makro

4. Analisis sumberdaya
& kapabilitas internal

3. Analisis Pesaing

(Thompson et al., 2009)

1. Analisis Lingkungan Makro


Tool: Analisis PESTEL
(politics, economy, sociocultural, technology, environment, legal)
Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor lingkungan makro terhadap perusahaan dan
industri
Cara analisis:
Komponen PESTEL  Tren (+/-)  implikasi thd industri & perusahaan  threat /
opportunity

2. Analisis Industri (lingkungan mikro)


Tool 1: Analisis SCP4 (Bain, Joe S., 1959)

Struktur pasar mempengaruhi Strategi tersebut


Struktur pasar
strategi dan perilaku perusahaan menentukan kinerja
atau industri
dalam bersaing dengan kompetitor ekonomis perusahaan

Kelemahan: Tidak jelasnya definisi & batasan struktur pasar atau industri yang dianalisis

4 Bain, Joe S. 1959. Industrial Organization. New York: Wiley

Modul Mejik rmsp.alam@gmail.com


Modul Manajemen Stratejik @rmsp_alam

Tool 2: Analisis Porter’s Five Forces5 (Micro Environment)


Tujuan: mengetahui attractiveness suatu industri
Konsep:
(Porter, 1980)
Threat of New Entry
 Biaya modal
 Kebijakan
pemerintah Bargaining Power
of Buyer
Competitive Rivalry  Switching cost
 Jumlah kompetitor  Price sensitivity
 Barrier to exit

Bargaining Power
of Supplier
Substitute product
 Jumlah supplier the 6 th Force:
 Ketersediaan &
 Keunikan barang harga produk Government
pasokan
substitusi
 Performa produk
substitusi

Industri dikatakan attractive apabila:


 Competitive rivalry  moderate
 Bargaining power of supplier  low
 Bargaining power of buyer  low
 Threat of new entry  low ---------------------- Barrier to entry  high
 Threat of substitute product  low
Kelemahan:
- Tidak memperhitungkan adanya inovasi
- Tidak mempertimbangkan produk komplementer
- Menganggap industri statis (padahal dinamis)

Case Study
Competitive rivalry dipengaruhi oleh barrier to exit. Seringkali perusahaan yang sudah tidak
profitable, terjebak di dalam industri dan tidak bisa keluar. Contohnya, Merpati Group di
industri airlines yang baru bisa menyatakan bangkrut setelah sekian tahun. Perusahaan
tersebut menghadapi exit barrier berupa regulasi dan fixed cost yg besar.

5 Porter, M. E. 1980. Techniques for Analyzing Industries and Competitors. New York: Free Press

Modul Mejik rmsp.alam@gmail.com


Modul Manajemen Stratejik @rmsp_alam

3. Analisis Pesaing
Tool: Strategic Grup Map (also know as frame of reference in marketing)
Tujuan: membantu perusahaan untuk,
- menentukan strategic moves
- memilih pesaing head-to-head
Konsep:
Contoh strategic group map industri restoran fast food di Indonesia

(Thompson et al., 2009)


High

Price
or
Quality

Low
Local Geographical Coverage Global

*Key Success Factor (KSFs) – hasil analisis industri


KSF adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan di masa depan yang berlaku pada
semua pemain di dalam suatu industri
e.g. KSF dalam industri perbankan adalah hubungan perusahaan dengan pelanggan. Jadi
perusahaan yang bisa menciptakan, menjalin, dan mempertahankan hubungan yang baik
dengan pelanggan di industri cenderung memiliki kesempatan lebih besar untuk sukses

*Critical Success Factor (CSFs) – hasil analisis internal perusahaan


CSF adalah faktor-faktor yang menjadi kunci suatu perusahaan di dalam industri untuk
mencapai objectives
e.g. CSF Google adalah algoritma yang bisa menciptakan on-target advertisement. Berkat
hal tersebut, semua iklan dengan platform Google hanya dilihat oleh pelanggan yang
memiliki karakteristik sesuai kriteria dari klien Google. Akhirnya, Google menjadi
perusahaan iklan terbesar di dunia

KSF vs CSF
Modul Mejik rmsp.alam@gmail.com
Modul Manajemen Stratejik @rmsp_alam

BAGIAN 4
ANALISIS SUMBERDAYA DAN KAPABILITAS INTERNAL

 Tool 1: Resource-Based View (RBV)6


Adalah alat analisis untuk mengidentifikasi core competence berdasarkan sumberdaya
dan kapabilitas perusahaan (Barney, 1991)
 Konsep:

Aset kompetitif yang Kapasitas perusahaan


dimiliki atau dikontrol Sumberdaya Kapabilitas untuk mengerjakan
oleh perusahaan aktivitas internal

Knowledge / skill
#1 – Better off test
Tangible
- Fisik
- Finansial Strength
- Teknologi, dll
Intangible
- SDM
#2 – Valuable test
- Image/reputasi
- Budaya korporat, dll Competitive Advantage

#3 – Rarity test

Sustainable
Competitive Advantage

#4 – Market access test

Core Competence
1. Better-off Test
Sumberdaya & kapabilitas superior dibandingkan:
- Close competitor
- Market leader: perusahaan yang menguasai pangsa pasar paling banyak di industri
- Best Practice: perusahaan yang dianggap paling baik dalam melakukan suatu aktivitas
- Industry average
- Data historis perusahaan

2. Valuable Test
Unique dan memberikan customer benefit

6 Barney, J. 1991. Firm Resources and Sustained Competitive Advantage. Journal of Management, 17, 99 - 120

Modul Mejik rmsp.alam@gmail.com


Modul Manajemen Stratejik @rmsp_alam

3. Rarity test
- Rare  tidak dimiliki rival atau ketika rival punya, menimbulkan biaya besar
- Difficult to imitate  disebabkan 3 hal, yaitu
 Social complexity – nilai dan budaya perusahaan yang kompleks
 Causal ambiguity – ketidakjelasan penyebab keunggulan perusahaan
 Path dependancy – hasil dari learning curve yang lama
- Non-Substitutable  tidak ada sumberdaya/kapabilitas lain yang memberikan
fungsi yang sama

4. Market Access test


Kemampuan memberikan akses ke industri lain (diversifikasi)
Contoh: core competence Samsung di bidang produksi dan R&D produk elektronik
bisa membuatnya masuk ke mobile phone, smart tv, dan home appliances

PERBEDAAN core competence dengan distinctive competence ?


 Core competence: aktivitas yang bisa dikerjakan dengan baik oleh perusahaan serta
menjadi pusat strategi dan kesuksesan kompetitif. Seringkali memberikan akses pasar
Contoh: Sistem IOS Apple merupakan kunci untuk masuk ke multi-bisnis
 Distinctive competence: aktivitas yang penting serta kompetitif dan mampu dilakukan
oleh perusahaan dengan lebih baik daripada pesaing
Contoh: image Apple sebagai perusahaan teknologi, lebih baik dibanding pesaing
(Thompson et al., 2009)

Tool 2: VRIO Analysis

Tujuan: mengidentifikasi sumberdaya dan kapabilitas perusahaan yang merupakan


sustainable competitive advantage atau competitive disadvantage

Konsep:

Resources &
capabilities

Resource A Yes

Capability 1 Yes

Resource B Yes

Resource C Yes

**Yes semua, karena R&C berasal dari (Barney, J., 1991)


organisasi, pasti fit dengan organisasi

Modul Mejik rmsp.alam@gmail.com


Modul Manajemen Stratejik @rmsp_alam

Tool 3: Value Chain Analysis 7

Tujuan: mengidentifikasi aktivitas internal yang menciptakan nilai pelanggan


Figure 1 Porter's Generic Value Chain

(Porter, 1985)

**Semua nilai yang diciptakan itu pada akhirnya akan


menghasilkan profit margin bagi perusahaan

 Inbound logistics – proses menerima,  Firm Infrastructure – General management,


menyimpan, & mendistribusikan bahan baku administrasi, akuntansi, legal yang
secara internal mendukung pelaksanaan proses harian
 Operations – proses mengubah bahan baku perusahaan
menjadi produk yang akan dijual ke  Human Resource – proses merekrut, melatih,
pelanggan memotivasi, memberi kompensasi, dan
 Outbound logistics – seluruh proses yang mempertahankan karyawan
terlibat dalam menyampaikan produk jadi ke  Technology Development – proses mengelola
pelanggan dan memroses informasi yang merupakan
 Marketing & Sales – proses meyakinkan basis knowledge perusahaan
konsumen untuk membeli produk  Procurement – proses mendapatkan
perusahaan dibanding pesaing (ads sumberdaya yang dibutuhkan perusahaan
 Service – proses mempertahankan nilai untuk beroperasi
konsumen pasca pembelian

- Persaingan tidak hanya terjadi pada level produk, tetapi sepanjang aktivitas value chain. Inilah
mengapa muncul capabilities-based competition
- Dengan mengetahui aktivitas value-added dan non-value added, perusahaan bisa melakukan
efisiensi dengan outsourcing, bypass, atau eliminate suatu aktivitas
- Best Practice: perusahaan yang dianggap paling baik dalam melakukan suatu aktivitas
- Benchmarking: proses membandingkan kinerja aktivitas internal terhadap best practice dan bisa
jadi best practice adalah bisnis dari industri lain

7 Porter, M. E. 1985. Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior Performance. NY: Free Press

Modul Mejik rmsp.alam@gmail.com


Modul Manajemen Stratejik @rmsp_alam

BAGIAN 5
BUSINESS-LEVEL STRATEGY
Tool 1: Strategic Diamond8

Tujuan: membantu perusahaan dalam memilih strategi

Where business run & rule of the game


 Market position
- Offensive  State of Industry evolution
- Deffensive - Emerging
- Blue Ocean - Transition to maturity
 Timing - Declining
- First atau early-mover  Industry concentration
- Late-mover - Fragmented: many players
 Scope of operations - Consolidated: few players
- Broadening Arena  Exposure to international competition
- Narrowing  Technology

Other
Strategic Business Model Vehicle
(Hambrick & Fredrickson, 2001)
Choices

 Distinctive or uniqueness
Competitive
of product or services
Strategy Cara masuk ke dalam industri
 Cost position
 Internal development
 Merger or Acquisition —mengembangkan sendiri
— Merger: bergabungnya dua perusahaan atau e.g. Google membuka kantor Google
lebih menjadi satu entitas perusahaan baru Indonesia
contoh: Bank Exim + Bank Dagang Indonesia +
Bank Bumi Daya + Bapindo = Bank Mandiri  Licensing & Franchising
— Licensing: kontrak untuk
— Acquisition: perusahaan mengambil alih menggunakan hak paten, hak cipta,
kepemilikan suatu perusahaan lain dengan trademark, copyright, atau rahasia
membeli seluruh atau sebagian besar hak dagang perusahaan lain
kepemilikannya e.g. MAP Indonesia memiliki license
contoh: Facebook akuisisi whatsapp membuka Planet Sports

 Strategic alliances — Franchising: seperti licensing, tetapi


— kerjasama dua perusahaan atau lebih untuk franchisee juga bisa menggunakan
mencapai tujuan yang sama namun masing2 sistem operasi dan marketing
tetap menjadi organisasi independen campaign franchisor
e.g. Joint Venture Google & Nasa dalam bidang e.g. Franchise McD
IT solutions, data management, dan
nanotechnology
8 Hambrick & Fredrickson. 2001. Are You Sure You Have Strategy?. Academy of Management Executive

Modul Mejik rmsp.alam@gmail.com


Modul Manajemen Stratejik @rmsp_alam

Tool 2: Generic Competitive Strategies

Tujuan: mencapai competitive advantage dan menghasilkan kinerja superior

Konsep:

1. Porter (1980)  Strategi low cost, differentiation, dan focus


2. Thompson et al. (2009)  broad differention, overall low cost, focused differentiation,
focused low cost, & best-cost provider
STRATEGIC ADVANTAGE
Uniqueness perceieved Low cost position
by customer

Industry Broad differentiation Overall cost leadership


wide e.g. BMW e.g. Airasia

STRATEGIC Best cost provider


TARGET e.g. Uber

Particular Focused differentiation Focused low cost


segment only e.g. Loving Hut e.g. Purbasari

 Broad differentiation
 Overall cost leadership
—Strategi yang menawarkan keunikan produk
kepada konsumen sehingga mereka mau —Strategi yang menerapkan prinsip biaya
membayar harga premium rendah. Kuncinya: same value with lower price
o Kebutuhan pelanggan beragam atau same price with higher value
o Banyak cara diferensiasi produk o Produk rival identik
o Kompetisi harga sengit
o Pesatnya pertumbuhan teknologi
 Focus o Switching cost pelanggan rendah
—Strategi yang menyasar niche market  Best Cost Provider
o Niche market profitable dan tumbuh o Diferensiasi produk sudah umum
baik o Pembeli menginginkan produk mid-range,
bukan low atau high-end
o Tidak ada perusahaan lain yang
menyasar segmen tersebut

Perbedaan best-cost provider dengan stuck-in-the-middle?


 Stuck-in-the-middle terjadi ketika perusahaan gagal memilih strategi kompetitif.
Indikatornya adalah inferior performance.
 Best-cost provider terjadi ketika perusahaan berhasil menerapkan dua strategi
sekaligus, low cost atau diferensiasi, dan menghasilkan superior performance.
—dalam menerapkan strategi best-cost, perusahaan harus memilih menjalankan
strategi low cost atau diferensiasi terlebih dahulu. Tidak bisa memulai keduanya
secara bersamaan. Pilihan tersebut tergantung kondisi industri.

Modul Mejik rmsp.alam@gmail.com


Modul Manajemen Stratejik @rmsp_alam

BAGIAN 6
OTHER-STRATEGIC CHOICES
How?
Offensive
Which rival
Strategic Moves Deffensive to attack?
Blue Ocean

First or Early Mover


Other
Timing
Strategic Choices Late Mover
Horizontal
(Hambrick & Fredrickson, 2001)
Integration
Broadening
Scope of Vertical
Operation Integration
Narrowing
s
(outsourcing)
Red Ocean Blue Ocean
—bersaing di pasar dan demand dengan pesaing yang — menciptakan new demand, new value, dan
sudah ada new market

o Make the competition irrelevant


o Beat the competition
o Can implement differentiation and low cost
o Choices: between differentiation or low cost
e.g. Persaingan pasar smartphone low-end e.g. Nintendo Wii, Walkman, SpaceX Moon Travelling
Membuat seseorang yg sebelumnya tidak pernah
menggunakan produk sejenis itu, sekarang jadi bisa
menggunakannya. Misal: orang naik pesawat pertama
kali berkat AirAsia

Tool 1: ERRC Framework9


Tujuan: untuk menciptakan blue ocean Reduce
Apa faktor2 yang harusnya
` dikurangi industri? e.g. ERRC Analysis of Air Asia
Apa faktor2 yang harusnya
Fasilitas eksklusif di lounge
dihilangkan industri? bandara
Makanan & minuman gratis di
pesawat
A New
Eliminate Create
Value
curve
Apa faktor2 yang belum diciptakan Apa faktor2 yang belum diciptakan
industri? industri?
Frekuensi penerbangan ke kota tujuan Online booking & sistem travel
ya ng pa ling s ering point-to-point
Raise (Kim & Mauborgne, 2005)

9 Kim & Maborgne. 2005. Blue Ocean Strategy. Harvard Business School Press

Modul Mejik rmsp.alam@gmail.com


Modul Manajemen Stratejik @rmsp_alam

Scope of Operations
 Broadening
o Horizontal Integration
— Perusahaan yang mengembangkan atau mengambil alih perusahaan dengan bisnis
dan ukuran yang serupa di industri yang sama.
— Tujuan:
 Mencapai economies of scale & economies of scope √
 Memperbesar skala bisnis
 Diversifikasi produk atau jasa
 Memperoleh akses ke pelanggan atau pasar yang baru
— Contoh: Lenovo membeli Motorola dari Google (2014)

o Vertical Integration
— Perusahaan yang mengambil alih perusahaan yang beroperasi baik sebelum atau
sesudah proses produksi atau supply chain.
— Tujuan:
 Mengurangi cost of transaction √
 Meningkatkan efisiensi sepanjang value chain
 Meningkatkan bargaining power
 Mengambil profit upstream dan downstream

— Contoh: Backward integration, Google mengakusisi Waze (2013)


Forward integration, Indofood akuisisi peritel Indomarco (2000-an)
— Jenis integrasi:
Full (full ownership), perusahaan yang diakuisisi hanya bisa memasok atau
mendistribusikan produk perusahaan yang mengakuisisi saja
Quasi, perusahaan tidak membuat kontrak tertulis dengan pemasok atau
distributor
Partial (long-term contract), perusahaan yang diakuisisi masih bisa memasok
atau mendistribusikan produk/jasa perusahaan lain

Perbedaan economies of scale dengan economies of scope ?


Economies of scale muncul karena turunnya biaya per unit produk dan naiknya jumlah
output akibat meningkatnya kapasitas produksi, sedangkan,
Economies of scope muncul karena turunnya biaya rata-rata per unit produk akibat dari
variasi produk yang dihasilkan

 Narrowing
— Outsource: membuat kontrak kerja suatu aktivitas value chain kepada spesialis di
luar perusahaan
— Alasan:
 Biaya produksi/operasi/upah yang lebih rendah
 Aktivitas tidak krusial
 Fleksibilitas
— Contoh: IBM outsource banyak IT Specialists dari India

Modul Mejik rmsp.alam@gmail.com


Modul Manajemen Stratejik @rmsp_alam

Tool 2: ANSOFF Matrix10


Tujuan: untuk bersaing dengan kompetitor dan menembangkan bisnis dgn strategi non-price

MARKET

Old New
Market Market
Penetration Development
Old
PRODUCT e.g. promo H&M e.g. Rexona Men

Product Diversification
New Development

e.g. Iphone 5s e.g. Smartcar Google


Sumber: Igor Ansoff, 1957

DIFFERENCES
 Innovation, invention, dan product development

Peningkatan drastis atribut suatu produk yang sudah ada


Innovation
e.g. face ID pada iPhone X

Proses penciptaan sesuatu yang baru, yang belum pernah ada


Invention sebelumnya
e.g. Oculus Rif dengan teknologi VR
Proses penciptaan produk baru berdasarkan produk
Product Development sebelumnya sebagai bagian dari inovasi
e.g. iPhone 5s pada lini produk iPhone 5

 Diversification dan differentiation

Keputusan strategis untuk masuk ke bisnis baru


Diversification
e.g. Apple membuat produk smartwatch Apple Watch (2015)

Penawaran atribut atau nilai produk yang berbeda dan unik


Differentiation kepada pelanggan dibandingkan kompetitor lain
e.g. transmart menawarkan desain hypermarket yang eksklusif

10 Ansoff, H. Igor. 1957. Strategies for Diversification. Harvard Business Review

Modul Mejik rmsp.alam@gmail.com


Modul Manajemen Stratejik @rmsp_alam

BAGIAN 7
GLOBAL INDUSTRY

Globalization Global Global Global


drivers Industry Strategy Competitive Advantage

Globalization Driver Global Industry Global Strategy


o Cost drivers — tidak hanya pasarnya saja yang o Product standardization
o Market global, tapi juga operasionalnya, o Marketing uniformity
o Technology tidak hanya di satu negara o Same basic competitive strategy
o Government policy — dihitung dengan (theme)
o Strategic differentiation degree of globalness o Coordinated strategic acitivites
— contoh:
o
low high
food farmasi o Coordinated strategic activities

Tool 1: Porter’s Diamond of National Competitive Advantage 11

Tujuan: untuk memahami comparative advantage suatu negara atau area geografis tertentu di
dalam kompetisi global

Contoh: Swiss unggul dalam produk jam tangan, Indonesia dengan kopinya

Peran pemerintah
sebagai katalis yang mendorong
perusahaan2 untuk meningkatkan
kinerja kompetitif mereka

(Porter, 1990)
**Catatan
Porter’s Diamond berbeda dengan
Strategic Diamond yang tujuannya
untuk membantu perusahaan
memilih strategi kompetitif

11 Porter, M. E. 1990. The Competitive Advantage of Nation. New York.: Free Press

Modul Mejik rmsp.alam@gmail.com


Modul Manajemen Stratejik @rmsp_alam

Tool 2: I-R Framework (Integration-Responsiveness) 12


Tujuan: membantu perusahaan memilih model strategi berdasarkan responsiveness dan
diferensiasi dalam industri global

(Prahalad & Doz,


Dos, 1987)

Pressure for e.g. Ford e.g. Unilever


Seberapa penting:
Global Integration
- Standardisasi produk
dibutuhkan untuk
operasional yang efisien Apakah:
- Konsistensi branding
o Konsumen negara tsb
secara global e.g. ekspor produk China e.g. Bata, Mtv
butuh produk yang
memenuhi kriteria lokal
o Pesaing lokal memiliki
Theme: keunggulan karena bisa
lebih responsif
 Global strategy – think global, act global
 Transnational Strategy – think global, act local
 Multidomestic Strategy – think local, act local
 Contoh think local, act global: Jamu lokal tolak angin mendorong global integrasi

Tool 3: FSA-LSA Matrix


Tujuan: mengidentifikasi cara masuk yang paling favorable ke industri dalam lingkup global

Merger
Acquisition
Ekspor FDI
Location
Specific Advantage
Joint Venture
Do Nothing License
Franchise
(T. Hani Handoko, 2015)

Missing Keyword
Home-court advantage: keuntungan yang dimiliki perusahaan ketika berkompetisi di negara asal
perusahaan tersebut (e.g. Toyota kompetisi dgn GM di Jepang)

12Prahalad & Doz. 1987. The Multinational Mission: Balancing Local Demands and global Vision . London: Free
Press

Modul Mejik rmsp.alam@gmail.com


Modul Manajemen Stratejik @rmsp_alam

BAGIAN 8
CORPORATE-LEVEL STRATEGY

Tujuan: memaksimalkan nilai shareholders

Corporate HQ

B.U. B.U. B.U. B.U.


A B C D

1. Diversifikasi 3. Managing Portfolio of Business


—membuka bisnis baru di industri lain
— alokasi sumberdaya yang terbatas (BCG & 9-cell Matrix)
Motif: Pertumbuhan perusahaan sudah flat, atau
Isu utama:
adanya core competences
Jenis: o Corporate Advantage*
o Related (concentric) — muncul strategic fits hasil dr related diversification
– alasan: keterkaitan value chain  Syarat: koordinasi dan konfigurasi operasional
multi-bisnis
– strategic driven  strategic fit
e.g. Alibaba mengakuisisi Lazada
o Parenting Advantage*
o Unrelated (conglomeracy)
— muncul resource fits hasil dr unrelated diversification
– alasan: potensi return yang baik  Syarat 1: Fits antara parenting characteristic & CSF
– financial driven  resource fit  Syarat 2: Fits antara parenting characteristic &
e.g. CT Corp mengakusisi Bank Mega parenting opportunities
o Both
*untuk pemahaman konsep, ca ri artikel HBR sesuai keyword masing-masing

2. Modes of Entry
o
o
Internal development (Greenfield)
Acquisition
Strategic Fit Vs. Resource Fit

Strategic Fit
?
o Strategic Alliances (e.g. joint ventures)
—ketika terjadi transfer skill, brand sharing, atau cost
sharing sepanjang aktivitas value chain dari bisnis yang
3-test untuk masuk ke industri berbeda
1. Industry-attractiveness test
—opportunity
2. Cost of entry test
? Resource Fit
—ketika sumberdaya suatu bisnis bisa memperkuat
—cost of entry di bawah potensi profit sumberdaya/kapabilitas keseluruhan perusahaan induk
3. Better-off test —ketika perusahaan induk bisa membagi2
—menawarkan potensi kepada bisnis sumberdayanya secara proporsinal
baru untuk perform

Modul Mejik rmsp.alam@gmail.com


Modul Manajemen Stratejik @rmsp_alam

Tool 1: BCG Matrix

Tujuan: menganalisis dan menentukan alokasi resources pada multi-bisnis

1. QUESTION MARK
 Build. Tingkatkan investasi agar berpindah ke
kuadran Star
2. STAR
 Build. Investasi agar nantinya masuk ke
kuadran Cash cow
iPhone Apple TV 3. CASH COW (mesin pencetak uang)
 Harvest. Kurangi investasi dan ambil cash flow
MacBook iPod sebanyak mungkin dari produk tersebut agar
meningkatkan profitabilitas keseluruhan SBU
4. DOG
 Hold. Lepaskan seluruh aset yang sudah ada di
BCG Matrix of Apple Inc. bisnis tersebut
 Divest. Jual bisnis atau likuidasi aset
o
Kelemahan
- Tidak bisa mengevaluasi unit bisnis secara sistematis
- Tidak memperhitungkan industry atau market
attractiveness
- Tidak mempertimbangkan kekuatan atau
keunggulan kompetitif unit bisnis

Tool 2: GE Nine Cell Matrix (muncul untuk mengatasi kekurangan BCG Matrix)

Tujuan: mengevaluasi bisnis untuk keputusan realokasi sumberdaya

Competiti ve Strength or
Market Position

or or Or Selective
Invest Invest Investment

or Or Selective or
Invest Investment Divest

Or Selective or
or or
Investment Divest
Divest Divest

Modul Mejik rmsp.alam@gmail.com


Modul Manajemen Stratejik @rmsp_alam

BAGIAN 9
IMPLEMENTASI & EVALUASI STRATEGI

Strategy Execution

Creating Fits
Strategic Allignment

Fundamental Organizational
Fits Fits

Functional
7S McKinsey
Strategies

Untuk mengetahui ada tidaknya


fits atau kesesuaian antar
komponen di dalam organisasi
R&D Opr Mkt HR FM Etc.

Structure
 Single-business unit – functional 7s McKinsey Framework
 Multi-business – divisional
 Wide-range business – multidivisional
 Project-based firm – matrix

Analisis 7s McKinsey pada Disney

 Shared Values – wholesomeness &


innovation
 Strategy – broad differentiation
 System – integrated
 Structure – multidivisional &
decentralized
 Skill – intellectual human
 Style – transformational
 Staff – profit sharing

**Garis-garis tanpa panah artinya setiap komponen bersifat mutually reinforcing


Ketika satu unsur berubah, unsur lain akan terpengaruh dan harus berubah juga Modul Mejik rmsp.alam@gmail.com
Modul Manajemen Stratejik @rmsp_alam

Metode dan Pendekatan

o Total Quality Management (TQM)


—prinsip yang fokus pada continuous improvement proses dan
produk untuk menghasilkan kualitas maksimal
e.g. Ford dengan pengembangan kualitas proses manufacturing-nya

o Business-Process Reenginering (BPR)


—metode desain ulang proses bisnis secara radikal untuk meningkatkan
kualitas dan kepuasan konsumen secara drastis (muncul quantum gain)
e.g. metode tear down & rebuild (TDR) pada Samsung yang selalu
menciptakan proses assembly manufacturing baru untuk setiap produknya

o Six Sigma
—metode yang fokus pada menurunkan defects dan mengurangi variabilitas
e.g. metode business process improvement (BPI) pada Dell yang berdasarkan
prinsip Six Sigma

o Just in Time (JIT)


—sistem dalam manufacturing di mana produk tidak akan diproduksi sampai
ada pesanan atau pembayaran atas produk tersebut
filosofi: menghilangkan waste dalam hal inventory dan waktu
e.g. Toyota menerapkan JIT sehingga mengeluarkan biaya inventory yang
rendah dan dapat beradaptasi dengan baik terhadap perubahan permintaan produk

Modul Mejik rmsp.alam@gmail.com


Modul Manajemen Stratejik @rmsp_alam

ALASAN KEGAGALAN DAN KEBERHASILAN PERUSAHAAN13

3 Alasan Kegagalan Perusahaan


Inertia
—perusahaan kesulitan melakukan perubahan untuk mengubah strategi dan strukturnya untuk
?
beradaptasi terhadap perubahaan kondisi kompetitif
e.g. Blockbuster bangkrut (2010) karena tidak mampu mengubah model bisnis, strategi, dan
strukturnya. Didasari kemunculan tv on-demand Netflix, Blockbuster harus mengeluarkan biaya
yang sangat besar untuk bisa menirukan model bisnis Netflix

Icarus Paradox
—perusahaan sudah terlena dengan kesuksesan masa lampau sehingga tidak melihat lingkungan
dan pesaing yang terus berkembang
e.g. Blackberry yang menganggap bahwa app massenger BBM menjadi kunci sukses dan
melupakan kemunculan pesaing baru dan perubahan pasar

Prior Strategic Commitment


—ketika komitmen strategis sebelumnya membatasi kemampuan perusahaan untuk menirukan
pesaing dan justru menciptakan competitive disadvantage
e.g. IBM fokus berinvestasi pada produksi komputer mainframe, namun karena ada pergeseran
permintaan ke personal compute. Akibat komitmen strategis IBM di awal, mereka akhirnya
terjebak dalam investrasi besar yang merugikan
(Hill, Jones, & Schilling, 2014)

Langkah Untuk Menghindari Kegagalan Perusahaan


1. Fokus membangun building blocks of competitive advantage
- Efisiensi
- Kualitas
- Inovasi
- Responsiveness
2. Melakukan continuous improvement dan learning
- Tujuannya untuk belajar dari kesalahan masa lalu dan selalu mencari cara untuk
meningkatkan proses bisnis
3. Benchmarking terhadap best practice
- Untuk mengembangkan distinctive competencies
4. Mengatasi inertia
- Mengendalikan dan mengatasi internal forces perusahaan yang menciptakan barrier
to change
(Hill, Jones, & Schilling, 2014)

13Hill, Schilling, & Jones. 2014. Strategic Management: Theory: An Integrated Approach. Boston: Cengage
Learning

Modul Mejik rmsp.alam@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai