PENDAHULUAN
Setelah misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, nilai dasar, dan strategi dirumuskan dalam
sistem perumusan strategi, tahap selanjutnya dalam sistem manajemen strategik adalah
perencanaan strategik. Tahap kedua dalam sistem manajemen strategik ini menempati
posisi krusial, karena tahap ini menentukan kekomprehensivan, kekoherenan, dan
keseimbangan rencana laba jangka panjang dan rencana laba jangka pendek yang
dihasilkan oleh perusahaan. Pada tahap perencanaan strategik ini diterjemahkan misi, visi,
tujuan, keyakinan dasar, nilai dasar, dan strategi pilihan ke dalam sasaran-sasaran
strategik. Jika penerjemahan tersebut hanya menghasilkan sasaran-sasaran strategik yang
sempit (hanya berfokus ke perspektif keuangan misalnya), maka tahap penyusunan
program dan penyusunan anggaran akan menghasilkan rencana laba jangka panjang dan
rencana laba jangka pendek yang tidak komprehensif. Ketidakkomprehensivan rencana
laba jangka panjang dan rencana laba jangka pendek akan mengakibatkan perusahaan
tidak mampu menghadapi lingkungan bisnis yang kompleks dan tidak akan menjanjikan
pelipatgandaan kinerja keuangan dalam jangka panjang. Kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kinerja keuangan menjadi penentu kelangsungan hidup dan pertumbuhan
perusahaan dalam memasuki lingkungan bisnis kompetitif. Jika penerjemahan misi, visi,
tujuan, keyakinan dasar, nilai dasar, dan strategi menghasilkan sasaran-sasaran strategik
yang tidak koheren, maka tahap penyusunan program dan penyusunan anggaran akan
menghasilkan rencana laba jangka panjang dan rencana laba jangka pendek yang tidak
memiliki keterkaitan satu dengan lainnya. Ketidakkoherenan rencana laba jangka panjang
dan rencana laba jangka pendek yang dihasilkan akan mengakibatkan perusahaan tidak
responsif dalam menanggapi perubahan lingkungan makro, lingkungan industri, dan
lingkungan persaingan yang diindera melalui sistem perumusan strategi. Untuk memasuki
lingkungan bisnis turbulen, kemampuan perusahaan untuk merespons dengan cepat
perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis akan menjadi penentu kelangsungan
hidupnya.
Balanced Scorecard menyediakan rerangka (framework) untuk menerjemahkan misi,
visi, tujuan, keyakinan dasar, nilai dasar, dan strategi ke dalam sasaran dan inisiatif
strategik yang komprehensif dan koheren. Di samping itu, Balanced Scorecard juga
menyediakan rerangka untuk menjadikan sasaran dan inisiatif strategik terukur
(measurable), agar sasaran dan inisiatif strategik tersebut dapat dikelola, sehingga pada
akhirnya sasaran tersebut dapat diwujudkan. Oleh karena sasaran strategik ditentukan
ukuran pencapaiannya, maka sasaran-sasaran strategik yang dihasilkan dapat dibuat
berimbang, sehingga menjanjikan pelipatgandaan kinerja keuangan secara
berkesinambungan.
Bab ini menguraikan penerjemahan misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, nilai dasar,
dan strategi ke dalam rencana strategik dengan rerangka Balanced Scorecard. Keluaran
yang dihasilkan dari proses perencanaan strategik bersifat kualitatif berupa company
scorecard dan scorecard unit-unit organisasi dalam perusahaan serta scorecard tim dan
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 2
personel secara individual. Pertama kali diuraikan proses penerjemahan misi, visi, tujuan,
keyakinan dasar, nilai dasar, dan strategi perusahaan ke dalam company scorecard.
Selanjutnya dibahas cascading company scorecard sebagai langkah strategik untuk
menetapkan peran dan kompetensi inti berbagai unit organisasi yang dibentuk dalam
perusahaan serta tim dan personel secara individual. Pada akhir bab ini dibahas peran
akuntansi manajemen dalam mendokumentasikan informasi yang dihasilkan dalam proses
perencanaan strategik.
UKURAN
SASARAN UKURAN INISIATIF PEMACU
STRATEGIK HASIL TARGET STRATEGIK KINERJA
Keuangan Keuangan
Customer
Customer
Proses Proses
Pembelajaran Pembelajaran
dan dan
Pertumbuhan Pertumbuhan
Proses penerjemahan tersebut dilukiskan pada Gambar 4.3. Dari gambar tersebut
terlihat ada tiga kelompok komponen yang diterjemahkan dalam perencanaan strategik:
1. Visi, tujuan dan strategi. Visi, tujuan, dan strategi merupakan tiga komponen utama
yang diterjemahkan ke dalam sasaran-sasaran strategik yang komprehensif, koheren,
terukur, dan berimbang. Visi dan tujuan perusahaan diterjemahkan ke dalam sasaran
strategik di empat perspektif dengan mempertimbangkan strategi yang dipilih untuk
mewujudkan visi. Jika misalnya perusahaan memilih differentiation strategy, maka
penerjemahan visi dan tujuan perusahaan ke dalam sasaran strategik harus dilandasi
semangat untuk membangun perbedaan agar unggul dalam persaingan.
2. Misi, keyakinan dasar, dan nilai dasar. Misi, keyakinan dasar, dan nilai dasar
dipertimbangkan dalam pemilihan sasaran-sasaran strategik dan inisiatif strategik.
Sebagai contoh, dalam pemilihan sasaran strategik sebagai terjemahan visi, tujuan, dan
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 4
Gambar 4.3 Rerangka Penerjemahan Misi, Visi, Tujuan, Keyakinan Dasar, Nilai Dasar,
dan Strategi ke Dalam Sasaran dan Inisiatif Strategik
Penyusunan strategy map. Langkah pertama dalam sistem perencanaan strategik adalah
penyusunan strategy map yang merupakan penerjemahan misi, visi, keyakinan dasar, nilai
dasar, dan strategi ke dalam sasaran-sasaran strategik yang komprehensif dan koheren.
Gambar 4.4 melukiskan strategy map template yang menjelaskan proses pengubahan
intangible assets menjadi tangible assets.
Gambar 4.4 Strategy Map Template yang Melukiskan Proses Pengubahan Intangible
Assets menjadi Tangible Assets
Sasaran strategik adalah arah, komitmen, dan alat untuk memobilisasi sumber daya
dan energi bisnis untuk mewujudkan apa yang digambarkan dalam sasaran tersebut.
Objectives are not fate; they are direction. They are not commands; they are commitment.
They do not determine the future; they are means to mobilize the resource and energies of
the business for the making of the future (Peter F. Drucker). Sasaran bukan takdir; sasaran
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 6
merupakan arah. Sasaran bukan perintah; sasaran merupakan komitmen. Sasaran tidak
menentukan masa depan; sasaran merupakan alat untuk memobilisasi sumber daya dan
energi bisnis untuk mewujudkan masa depan.
Sasaran strategik merupakan sasaran utama dan besar masa depan yang menentukan
kelangsungan hidup perusahaan. Sasaran tersebut dirumuskan untuk memberikan arah ke
mana perusahaan menuju ke masa depan. Sasaran strategik merupakan hasil pemilihan
bersama seluruh personel perusahaan, sehingga sasaran tersebut mencerminkan komitmen
seluruh personel perusahaan tentang gambaran masa depan yang mereka kehendaki
bersama. Sasaran strategik ini berfungsi sebagai alat untuk memobilisasi sumber daya dan
energi bisnis untuk mewujudkan apa yang digambarkan dalam sasaran tersebut.
Untuk memberikan contoh pemilihan sasaran strategik yang komprehensif, berikut ini
disajikan contoh penerjemahan misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, nilai dasar, dan strategi
ke dalam sasaran-sasaran strategik.
Contoh 4.1
Dalam contoh di Bab 3 Sistem Perumusan Strategi, RS KXT telah meredefinisi
misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, nilai dasar, dan strateginya sebagai berikut:
Visi. RS KXT menggambarkan kondisi masa depan dalam bisnis layanan kesehatan
yang telah dipilihnya sebagai berikut:
Tujuan (goals). Visi RS KXT menjabarkan visinya ke dalam lima tujuan berikut
ini:
Keyakinan dasar. RS KXT memilih tiga keyakinan dasar yang digunakan untuk
memacu semangat personel dalam mewujudkan visi perusahaan. Berikut ini
keyakinan dasar dan penjelasannya:
Nilai dasar. Nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam perjalanan mewujudkan visi RS
KXT dirumuskan berikut ini:
Strategi. RS KXT memilih dua strategi berikut ini dalam mewujudkan visi
perusahaan:
MISI
Kami dalam bisnis peningkatan kualitas hidup manusia melalui penyediaan informasi
penyembuhan terpercaya.
VISI
Menjadi institusi layanan kesehatan pilihan di kawasan Asia Tenggara karena mutu
layanan kesehatan tingkat dunia yang kami sediakan.
TUJUAN (GOALS)
Komitmen State-of-the art The Best Basis keuangan
modal manusia technology Customer Value yang kuat
KEYAKINAN DASAR
Komunikasi Customer First Teamwork
NILAI DASAR
STRATEGI
Market Development Product Development
PERSPEKTIF
KEUANGAN
Apa yang kita peroleh
dari bisnis tersebut?
PERSPEKTIF
Kebutuhan apa yang kita
CUSTOMER penuhi?
PERSPEKTIF
PROSES
Apa yang terbaik kita
lakukan dalam bisnis
tersebut?
PERSPEKTIF
PEMBELAJARAN Apa yang terbaik kita
DAN lakukan dalam bisnis
PERTUMBUHAN tersebut?
Contoh 4.2
Tim manajemen puncak RS KXT memilih sasaran-sasaran strategik melalui
brainstorming. Perspektif customer merupakan titik pemberangkatan dalam
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 9
PERTANYAAN
No. PEMANDU JAWABAN SASARAN STRATEGIK
(1) (2) (3) (4)
1 Apa yang terbaik kita Proses unggul dalam Terbangunnya sistem pengelolaan
lakukan dalam bisnis penciptaan nilai bagi operasi berbasis teknologi
pilihan? customer informasi (IT-based operation
management processes)
Terbangunnya sistem pengelolaan
customer berbasis teknologi
informasi (IT-based customer
management processes)
Meningkatnya kualitas proses
pengelolaan kepatuhan dan
lingkungan
Modal manusia Meningkatnya komitmen modal
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 10
unggul manusia
Terbangunnya modal informasi
Terbangunnya organisasi nirbatas
dan berkapabilitas
2 Apa yang kita peroleh Kinerja keuangan Kinerja keuangan luar biasa
dari bisnis tersebut? luar biasa berkesinambungan
berkesinambungan Bertumbuhnya pendapatan
Berkurangnya biaya
Gambar 4.8 Proses Perumusan Sasaran Strategik di Perspektif Proses, Pembelajaran dan
Pertumbuhan, serta Keuangan
MISI
Kami dalam bisnis peningkatan kualitas hidup manusia melalui penyediaan informasi
penyembuhan terpercaya.
VISI
Menjadi institusi layanan kesehatan pilihan di kawasan Asia Tenggara karena mutu
layanan kesehatan tingkat dunia yang kami sediakan.
TUJUAN (GOALS)
Komitmen State-of-the art The Best Basis keuangan
modal manusia technology Customer Value yang kuat
KEYAKINAN DASAR
Komunikasi Customer First Teamwork
NILAI DASAR
STRATEGI
Market Development Product Development
PERSPEKTIF
KEUANGAN Kinerja Keuangan
Luar Biasa
Berkesinambungan
Bertumbuhnya Berkurangnya
Pendapatan Biaya
PERSPEKTIF
CUSTOMER Terkomunikasikannya Meningkatnya Citra
Tersedianya Program
Informasi RS sebagai Institusi
Inovatif dengan Harga
Penyembuhan Hidup Sehat
Bersaing
Terpercaya
PERSPEKTIF
PROSES Terbangunnya Terbangunnya Meningkatnya Kualitas
IT-Based Operation IT-Based Customer Proses Pengelolaan atas
Management Management Kepatuhan dan
Processes Processes Lingkungan
PERSPEKTIF
PEMBELAJARAN Terbangunnya
DAN Meningkatnya
Komitmen Modal Terbangunnya Modal Organisasi Nirbatas
PERTUMBUHAN Informasi dan Berkapabilitas
Manusia
UKURAN
SASARAN UKURAN INISIATIF PEMACU
STRATEGIK HASIL TARGET STRATEGIK KINERJA
(1) (2) (3) (4) (5)
PERSPEKTIF
KEUANGAN
Kinerja keuangan luar EVA Rp300 milyar mulai
biasa berkesinambungan tahun 2011
Bertumbuhnya pendapatan Revenue 5% per tahun
growth rate
Berkurangnya biaya Penghematan BOPO 40% mulai
biaya tahun 2011
PERSPEKTIF
CUSTOMER
Terkomunikasikannya Indeks Retention rate 80% Menyediakan Persentase layanan
informasi penyembuhan kesetiaan mulai tahun 2012 layanan berbasis berbasis teknologi
terpercaya customer teknologi informasi informasi
Tersedianya program Jumlah Dua program baru Menciptakan Program baru yang
inovatif dengan harga program baru yang dilaksanakan program baru dengan diciptakan
bersaing yang setiap tahun harga bersaing
dilaksanakan
Meningkatnya citra RS Indeks Indeks 4 dari skala 5 Meningkatkan citra Jumlah inisiatif
sebagai institusi peduli persepsi mulai tahun 2012 RS sebagai institusi peningkatan citra yang
hidup sehat masyarakat peduli hidup sehat dilaksanakan
PERSPEKTIF PROSES
Terbangunnya IT-based Cycle CE 70% mulai Membangun IT- Jumlah operation
operation management effectiveness tahun 2012 based operation management process
processes (CE) management berbasis teknologi
processes informasi
Terbangunnya IT-based Cycle CE 70% mulai Membangun Jumlah customer
customer management effectiveness tahun 2012 customer management process
processes (CE) relationship berbasis teknologi
management system informasi
Meningkatnya kualitas Jumlah Pelanggaran nol Menyempurnakan Jumlah penyempurnaan
proses pengelolaan atas pelanggaran mulai tahun 2012 proses pengelolaan sistem yang diciptakan
kepatuhan dan lingkungan atas kepatuhan dan
lingkungan
PERSPEKTIF
PEMBELAJARAN DAN
PERTUMBUHAN
Meningkatnya komitmen EVA per EVA Rp500 juta Meningkatkan Job coverage ratio
modal manusia personel mulai tahun 2012 kapabilitas personel
Membangun Terimplementasikannya
integrated Integrated Performance
performance Management System
management system Sebagaimana yang
Direncanakan
Sasaran strategik yang dirumuskan untuk mewujudkan visi dan tujuan perusahaan
berdasarkan strategi pilihan perlu ditetapkan ukuran pencapaiannya. Ukuran yang perlu
ditentukan untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategic adalah ukuran hasil
(outcome measure). Dalam penentuan sasaran strategik, tim manajemen puncak perlu
menentukan ukuran agar usaha pencapaian sasaran tersebut dapat dikelola, dan oleh
karena dapat dikelola, sasaran strategik tersebut dapat diwujudkan. Gambar 4.10 kolom
(2) menyajikan ukuran hasil sasaran strategik yang ditetapkan oleh tim manajemen puncak
RS KXT.
Ukuran hasil (outcome measures atau lag indicator). Ukuran hasil ukuran yang
menunjukkan keberhasilan pencapaian sasaran strategik. Dalam contoh tersebut di atas
(Gambar 4.10), sasaran strategik “kinerja keuangan luar biasa berkesinambungan” dalam
perspektif keuangan adalah economic value added. Sasaran strategik “kinerja keuangan
luar biasa berkesinambungan” ini dipacu oleh sasaran strategik “bertumbuhnya
pendapatan” dan “berkurangnya biaya.” Berikut ini dijelaskan hubungan antara beberapa
sasaran strategik dengan ukuran hasil yang berkaitan.
1. Ukuran hasil pencapaian sasaran strategik “kinerja keuangan luar biasa
berkesinambungan” ditunjukkan dengan ukuran EVA dan ukuran hasil ini dipacu oleh
sasaran strategik “bertumbuhnya pendapatan” yang diukur dengan ukuran hasil
revenue growth rate serta sasaran strategik “berkurangnya biaya” yang diukur dengan
ukuran hasil “penghematan biaya.” Jika perusahaan dapat meningkatkan pertumbuhan
pendapatan dan mengurangi biaya operasi, maka diharapkan perusahaan akan mampu
menghasilkan kinerja keuangan luar biasa berkesinambungan.
2. Ukuran hasil pencapaian sasaran strategik “berkurangnya biaya” ditunjukkan dengan
ukuran penghematan biaya dan ukuran hasil ini dipacu oleh pencapaian sasaran
strategik “terbangunnya IT-based operation management processes.” Jika perusahaan
dapat meningkatkan cost effectiveness operation management processes yang
digunakan untuk menyediakan produk dan jasa bagi customer, maka perusahaan
diharapkan dapat menikmati penghematan biaya dalam jumlah yang signifikan.
3. Ukuran hasil pencapaian sasaran strategik “terkomunikasikannya informasi
penyembuhan terpercaya” ditunjukkan dengan ukuran indeks kesetiaan customer dan
ukuran hasil ini dipacu oleh persentase layanan berbasis teknologi informasi. Jika
persentase layanan berbasis teknologi informasi meningkat, jumlah customer yang
dapat dipertahankan diharapkan akan meningkat. Kondisi ini menjadi indikator bahwa
customer memperoleh informasi penyembuhan terpercaya dari RS.
4. Keberhasilan pencapaian sasaran strategik “meningkatnya komitmen modal manusia”
diukur dengan menggunakan ukuran hasil “value added per personel.” Semakin
banyak karyawan yang berdaya (semakin kompeten dan semakin tinggi kemampuan
karyawan dalam mengaplikasikan kompetensinya dalam pekerjaan) semakin tinggi
kualitas layanan yang diberikan kepada customer, sehingga customer bersedia
membayar harga premium atas jasa yang diserahkan oleh rumah sakit. Dengan
demikian pendapatan rumah sakit akan meningkat dan sebagai hasilnya EVA
diharapkan akan meningkat pula. Oleh karena itu ukuran hasil dipilih adalah value
added per personel (EVA dibagi dengan jumlah personel). EVA per personel akan
meningkat jika semakin banyak pekerjaan strategik yang dilaksanakan oleh karyawan
yang memiliki kompetensi sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Dengan demikian
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 15
strategic job coverage ratio (ratio pekerjaan strategik yang telah dipegang oleh
personel yang berkapabilitas sesuai dengan pekerjaan tersebut dengan total pekerjaan
yang tersedia) yang semakin mendekati 100% menjadi pemacu semakin meningkatnya
value added per personel.
Penentuan target. Target adalah ukuran kinerja di satu titik waktu tertentu di masa depan
yang dinyatakan dalam bentuk kuantitatif. Target ini ibarat tonggak (milestone) yang
menjadi tanda keberhasilan antara (bukan keberhasilan final) yang dicapai dalam
perjalanan mewujudkan sasaran strategik. Perjalanan mewujudkan visi dan tujuan
perusahaan melalui strategi pilihan merupakan perjalanan jangka panjang dan penuh
dengan rintangan. Perusahaan memerlukan milestone yang ditancapkan di sepanjang
perjalanan untuk menandai keberhasilan pencapaian sasaran strategik. Pada Gambar 4.10
kolom (3) disajikan contoh penentuan target yang hendak dicapai dalam mewujudkan
sasaran strategik dalam kurun waktu tertentu di masa depan.
Penentuan target merupakan suatu proses yang dapat dilakukan pada saat penyusunan
rencana strategik, namun penentuan ini sifatnya sementara. Setelah rencana strategik
dijabarkan ke dalam program, target tersebut dapat direvisi kembali, setelah manajemen
memperhitungkan alokasi sumber daya ke program-program pilihan untuk mewujudkan
inisiatif strategik.
Dalam praktik, tahap perencanaan strategik tidak dipisahkan dari tahap penyusunan
program. Proses perencanaan strategik dan program berlangsung bolak-balik, sampai
diperoleh kekoherenan antara sasaran strategik, inisiatif strategik, target, dan program.
Dapat terjadi, setelah inisiatif strategik dijabarkan ke dalam program, manajemen
menyadari ketidaktepatan sasaran strategik yang telah dirumuskan sebelumnya, sehingga
sasaran tersebut perlu dirumuskan kembali. Begitu pula dapat terjadi target yang telah
ditetapkan pada saat penyusunan rencana strategik, perlu direvisi pada waktu manajemen
menyusun program dan mengalokasikan berbagai sumber daya ke setiap program pilihan.
Beda antara sasaran strategik dengan inisiatif strategik. Sasaran strategik adalah suatu
kondisi masa depan yang hendak diwujudkan. Inisiatif strategik adalah suatu rencana
tindakan strategik untuk mewujudkan sasaran strategik. Gambar 4.11 merinci beda antara
sasaran strategik dan inisiatif strategik.
Ukuran pemacu kinerja (performance driver measure atau lead indicator). Ukuran
pemacu kinerja adalah ukuran yang menunjukkan penyebab atau pemacu ketercapaian
ukuran hasil. Ukuran pemacu kinerja ini menunjukkan seberapa efektif inisiatif strategik
pilihan mampu mewujudkan sasaran strategik. Berikut ini dijelaskan berbagai ukuran
pemacu kinerja untuk sasaran strategik di perspektif proses dan perspektif pembelajaran
dan pertumbuhan yang terdapat pada Gambar 7.14.
1. Pencapaian sasaran strategik “terbangunnya IT-based operation management
processes” diukur dengan menggunakan ukuran hasil “cycle effectiveness.”
Pendesainan operation management processes berbasis teknologi informasi ditujukan
untuk mengurangi atau menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah bagi
customer. Indikator keberhasilnya adalah meningkatnya CE. Semakin banyak operation
management processes yang dilaksanakan berbasis teknologi informasi, semakin tinggi
CE.
2. Keberhasilan pencapaian sasaran strategik “organisasi nirbatas” diukur dengan
menggunakan ukuran hasil “boundaryless index.” Salah satu batas yang menghambat
organisasi dalam memberikan layanan cepat dan kompleks kepada customer adalah
batas horizontal. Berkurangnya batas horizontal diukur dengan semakin banyaknya tim
lintas fungsional yang dibentuk dan dioperasikan.
3. Sasaran strategik “terbangunnya organisasi nirbatas dan berkapabilitas” diukur dengan
menggunakan ukuran hasil “boundaryless index”—hilangnya batas-batas horizontal,
vertikal, eksternal, dan geografik. Sebagai ukuran pemacu kinerja digunakan “job
coverage ratio.” Di samping itu, sasaran strategik tersebut juga diukur dengan
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 17
Beda antara ukuran hasil dan ukuran pemacu kinerja. Untuk melukiskan perbedaan
antara ukuran hasil (atau lag indicator) dengan ukuran pemacu kinerja (atau lead
indicator) Gambar 4.12 merinci perbedaan di antara kedua macam ukuran tersebut.
UKURAN PEMACU
UKURAN HASIL (OUTCOME KINERJA (PERFORMANCE
MEASURE ATAU LAG DRIVER MEASURE ATAU
INDICATOR) LEAD INDICATOR)
DEFINISI Ukuran yang menunjukkan Ukuran yang menunjukkan
keberhasilan pencapaian sasaran penyebab atau pemacu
strategik ketercapaian ukuran hasil.
Kamus ukuran. Oleh karena untuk setiap sasaran strategik perlu ditetapkan paling tidak
satu ukuran hasil (outcome measure) yang menjadi indikator ketercapaian sasaran
strategik yang bersangkutan dan untuk setiap inisiatif strategik perlu ditetapkan paling
tidak satu ukuran pemacu kinerja (performance driver measure) yang menjadi indikator
keberhasilan inisiatif strategik sebagai penyebab pencapaian sasaran strategik, manajemen
akan banyak menggunakan berbagai ukuran kinerja strategik dalam pengelolaan terhadap
perusahaan. Oleh karena itu diperlukan kamus ukuran (measure dictionary) untuk
mendokumentasikan berbagai informasi yang berkaitan dengan setiap ukuran kinerja yang
dipakai, baik ukuran hasil maupun ukuran pemacu kinerja. Gambar 4.13 melukiskan
contoh suatu kamus ukuran.
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 18
Tipe
UKURAN Indeks Kepuasan √ Lag Lead
Customer
TUJUAN Untuk menentukan tingkat kepuasan customer terhadap
produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan
DIAKITKAN Sasaran strategik untuk menjadi pemasok pilihan bagi 10
DENGAN customers
BASELINE Survai yang dilaksanakan terakhir menunjukkan indeks
kepuasan customer 2 dari skala 5
TARGET Untuk mencapai skor indeks 4 dari maksimum 5 dalam
jangka waktu 12 bulan
TIPE SATUAN Indeks dengan angka absolut
UKURAN
FORMULA Sebuah kuesioner yang dikirim ke setiap customer yang
tergolong 20 customer utama, untuk meminta mereka
menilai kita di 12 bidang kunci
FREKUENSI Diukur dan dilaporkan sekali setiap dua bulan, data dapat
dianalisis dalam satu minggu setelah diterima
POLARITAS Nilai tinggi berarti bagus
SIAPA YANG Bagian Analisis Bisnis
MENGUKUR
SUMBER DATA Data dikumpulkan dari customer (data harus dicari oleh
account manager sehingga dapat dikumpulkan lengkap dan
tepat waktu)
PEMILIK UKURAN Manajer Layanan Customer
APA YANG HARUS Menciptakan rencana untuk meningkatkan bidang kinerja
DILAKUKAN OLEH yang tidak dinilai tinggi oleh customer
PEMILIK UKURAN
Gambar 4.13 Kamus Ukuran
Informasi Penyembuhan Inovatif dengan Harga sebagai Institusi Hidup PERSPEKTIF PROSES
Terpercaya Bersaing Sehat Terbangunnya IT-Based CE CE 70% mulai tahun Membangun IT-Based Jumlah Operation
Operation Management 2012 Operation Management System Berbasis
Processes Management System Teknologi Informasi
PERSPEKTIF Terbangunnya
Modal Informasi
Kesiapan modal
informasi sesuai
100% sistem bisnis Membangun
Infrastruktur Teknologi
Terpasangnya
berbasis teknologi Infrastruktur Teknologi
PEMBELAJARAN dengan rencana informasi go life Informasi Informasi Sebagaima
DAN mulai tahun 2012 yang Direncanakan
PERTUMBUHAN Terbangunnya Organisasi Membangun Struktur Dioperasikannya IStruktur
Meningkatnya Komitmen Terbangunnya Modal Terbangunnya Boundaryless Indeks 4 dari
Organisasi Nirbatas Organisasi Nirbatas Sebagaima
Modal Manusia Informasi Nirbatas dan Berkapabilitas Organisasi
Nirbatas dan
Index skala 5 yang Direncanakan
Berkapabilitas
Learning Indeks 4 dari Membangun Learning Dioperasikannya
Capability skala 5 Organization Learning Organization
Indeks Sebagaimana yang
Direncanakan
Processing time
CE =
Cycle time
Non-value-added
activities
Value-added activities
Gambar 4.15 Keterkaitan (Koherensi) Antara Ukuran Hasil dan Ukuran Pemacu Kinerja
strategik akan dapat dipakai sebagai petunjuk tentang kuat atau tidaknya keyakinan dasar
tim penyusun rencana strategik atas kebenaran misi, visi, dan tujuan perusahaan. Sasaran
strategik dan target pencapaiannya yang diyakini dengan kuat oleh para perumusnya akan
berdampak terhadap pemilihan inisiatif strategik yang digunakan untuk mewujudkan
sasaran strategik tersebut.
Inisiatif strategik pilihan untuk mewujudkan sasaran strategik digunakan untuk
mewujudkan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh perusahaan dalam melaksanakan bisnis.
Jika kerendahan hati merupakan nilai dasar yang dijunjung tinggi oleh perusahaan dalam
menyediakan produk dan jasa bagi customer, maka tim penyusun rencana strategik akan
mewujudkan nilai tersebut dalam pemilihan inisiatif strategik yang dapat mencerminkan
nilai tersebut. Di samping itu, nilai dasar perusahaan memberikan batasan bagi tim
penyusun rencana strategik dalam memilih inisiatif strategik yang digunakan untuk
mewujudkan sasaran strategik. Inisiatif strategik yang bertentangan dengan nilai dasar
perusahaan akan disingkirkan dalam proses pemilihan inisiatif strategik yang akan
digunakan untuk mewujudkan sasaran strategik.
CASCADING PROCESS
Di muka telah dibahas proses penerjemahan misi, visi, keyakinan dasar, nilai dasar, dan
strategi organisasi secara keseluruhan ke company scorecard—scorecard untuk jenjang
organisasi tertinggi dalam suatu organisasi. Bagaimana sasaran dan inisiatif strategik yang
telah disusun oleh jenjang tertinggi organisasi tersebut dikomunikasikan ke jenjang
organisasi yang lebih rendah, bahkan sampai ke tingkat tim dan individu anggota
organisasi, untuk mengerahkan keikutsertaan setiap anggota organisasi dalam pencapaian
visi organisasi? Cascading process merupakan alat untuk pengomunikasian sasaran dan
inisiatif strategik jenjang organisasi tertinggi ke setiap jenjang organisasi yang lebih
rendah sampai dengan tingkat paling bawah: karyawan. Cascading process merupakan
perwujudan pendekatan bottom-up dalam proses perencanaan
Cascading adalah proses penyusunan scorecard di setiap jenjang organisasi oleh
manajer jenjang organisasi yang bersangkutan, dengan menggunakan scorecard jenjang
organisasi yang lebih tinggi sebagai basis. Dengan demikian proses cascading ditentukan
oleh desain struktur organisasi yang dipakai oleh organisasi dalam menjalankan bisnis.
Hakikat Cascading
Cascading pada hakikatnya adalah proses pengubahan misi, visi, keyakinan dasar, nilai
dasar, dan strategi perusahaan menjadi shared mission, shared vision, shared beliefs,
shared values, dan shared strategy dalam diri setiap personel perusahaan melalui
operational behavior. Gambar 4.16 melukiskan hakikat cascading tersebut. Terlihat di situ
cascading merupakan proses sistematik penginternalisasian misi, visi, keyakinan dasar,
nilai dasar, dan strategi perusahaan ke dalam diri setiap personel perusahaan, sehingga
menjadi shared mission, shared vision, shared beliefs, shared values, dan shared strategy.
Cascading juga merupakan alignment process2 setiap pusat pertanggungjawaban dan
setiap personel dalam perusahaan terhadap misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, nilai dasar,
dan strategi perusahaan.
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 23
Cascading Cascading
Company
processs processs
Shared mission, shared vision, shared goals, shared beliefs, shared values, and
shared strategies
Prinsip Cascading
Cascading dilaksanakan berdasarkan lima prinsip berikut ini:
1. Cascading dilakukan oleh manajer jenjang yang lebih rendah atas sasaran strategik
jenjang organisasi yang lebih tinggi. Cascading dilandasi oleh employee empowerment
mindset—sikap mental manajer yang memandang karyawan memiliki potensi
terpendam (latent) untuk dilepaskan dan difokuskan ke perwujudan visi perusahaan.
Dengan demikian, tugas utama manajer adalah membuat karyawan menguasai ilmu dan
pengetahuan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan mereka dan membuat
produktif ilmu dan pengetahuan yang dikuasai oleh karyawan.
2. Cascading bertujuan ganda: (a) untuk membangun organisasi yang kohesif, dan (b)
untuk membangun komitmen karyawan dalam mewujudkan sasaran-sasaran strategik
perusahaan. Melalui proses cascading, misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, nilai dasar,
dan strategi perusahaan diinternalisasikan menjadi shared mission, shared vision,
shared goals, shared beliefs, shared values, dan shared strategies ke dalam diri setiap
personel. Keberhasilan proses internalisasi inilah yang menjadikan organisasi kohesif
karena seluruh anggotanya berfokus ke misi dan strategi, berjalan ke arah visi dengan
dipacu oleh keyakinan dasar, dan berlandaskan pada nilai dasar. Di samping itu, dalam
proses cascading, manajer dari jenjang organisasi yang lebih rendah dan karyawan
diberdayakan untuk memilih sasaran dan inisiatif strategik yang memberikan kontribusi
signifikan dalam pencapaian sasaran strategik perusahaan secara keseluruhan.
Keterlibatan aktif seluruh anggota organisasi dalam proses cascading membangun
komitmen seluruh personel dalam mewujudkan sasaran-sasaran strategik perusahaan.
3. Kata kunci yang digunakan dalam proses cascading adalah pengaruh3—yaitu
kemampuan seseorang untuk menghasilkan dampak. Melalui proses cascading,
manajer jenjang organisasi yang lebih rendah dan karyawan diberi kesempatan untuk
memilih sasaran dan inisiatif strategik yang memberikan kontribusi signifikan terhadap
pencapaian sasaran strategik perusahaan secara keseluruhan.
4. Pertanyaan yang harus dijawab oleh setiap karyawan di setiap jenjang organisasi
adalah: “Kontribusi signifikan apa yang dapat diberikan oleh jenjang organisasi kami
dalam mewujudkan sasaran strategik tertentu organisasi?” Pertanyaan ini berkaitan erat
dengan penetapan peran dan kompetensi inti pusat pertanggungjawaban, team, dan
personel dalam mewujudkan sasaran-sasaran strategik perusahaan. Dengan menjawab
pertanyaan ini, akuntabilitas setiap personel akan meningkat, karena pertanyaan
tersebut menuntut setiap personel untuk memberikan kontribusi signifikan dalam
mewujudkan sasaran-sasaran strategik pusat pertanggungjawaban atau perusahaan
secara keseluruhan.
5. Tidak setiap jenjang organisasi diharapkan memberikan kontribusi dalam menghasilkan
dampak terhadap setiap sasaran strategik yang ditetapkan oleh jenjang organisasi yang
lebih tinggi. Organisasi dapat menciptakan nilai dengan cara mengombinasikan
berbagai keahlian seluruh karyawannya dari berbagai fungsi dalam organisasi, oleh
karena itu, setiap kelompok karyawan akan memfokuskan keahliannya ke sasaran
strategik yang menjadikan mereka dapat menghasilkan dampak signifikan.
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 25
Langkah Cascading
Di atas telah disebutkan bahwa proses cascading ditentukan oleh tipe struktur organisasi
yang digunakan oleh perusahaan. Ada dua tipe struktur organisasi: (1) struktur organisasi
dengan satu entitas dan (2) struktur organisasi korporat dengan berbagai entitas. Dalam
tipe struktur organisasi dengan satu entitas, perusahaan menjalankan satu macam bisnis
(seperti bisnis penyediaan layanan kesehatan, bisnis produksi dan pemasaran pupuk) dan
hanya memiliki satu entitas yang bertanggung jawab untuk melakukan pelaporan
keuangan. Dalam tipe struktur organisasi dengan berbagai entitas, perusahaan
menjalankan satu macam bisnis (seperti bisnis telekomunikasi, perusahaan listrik) atau
menjalankan berbagai macam bisnis yang tidak berhubungan satu dengan lainnya (seperti
perusahaan konglomerasi) dan memiliki berbagai entitas yang bertanggung jawab untuk
melakukan pelaporan keuangan kepada korporat.
Contoh 4.3
Proses cascading di RS KXT dimulai dari cascading company scorecard ke mission
center scorecard, dilanjutkan dengan cascading mission center scorecard ke service
center scorecard, dan diakhiri dengan cascading mission center scorecard dan
service center scorecard ke team and personal scorecard. Gambar 4.17 melukiskan
skema cascading company scorecard. Struktur organisasi lintas fungsional RS KXT
dilukiskan pada Gambar 4.17.
Company Scorecard
CEO
CFO
Komite Komite
Medik Keperawatan SPI
ORGANISASI FUNGSIONAL PENDUKUNG
COO
ORGANISASI FUNGSIONAL UTAMA
Cross-Functional Team
Sistem Rawat
Darurat
Cascading mission center scorecard ke service center scorecard. Cascading bukan satu-
satunya cara untuk membangun service center scorecard. Ada dua pilihan dalam
pembangunan service center scorecard: (1) membuat service-level agreement (SLA)4 dan
(2) cascading mission center scorecard ke service center scorecard. Oleh karena service
center seringkali tidak memiliki strategi khusus, maka dalam penyusunan scorecard-nya
service center melakukan negosiasi tentang tingkat jasa yang disediakan oleh service
center bagi mission centers sebagai customer internal-nya. Negosiasi ini dituangkan dalam
service level agreement yang dipakai oleh service center sebagai basis untuk penyediaan
layanan bagi mission center. Jika tidak digunakan SLA, manajer service center (keuangan,
akuntansi, SDM, logistik, umum, pengendalian mutu, komite medik, komite keperawatan,
satuan pengawas intern; lihat Gambar 4.18) dapat melakukan cascading mission center
scorecard ke dalam service center scorecard.
Gambar 4.19 melukiskan proses cascading RS KXT.
Misi, Visi, Tujuan, Keyakinan Dasar, Nilai Dasar, dan Strategi Organisasi
PEMBELAJARAN &
KEUANGAN CUSTOMER PROSES PERTUMBUHAN
COMPANY S U T I S U T I S U T I S U T I
SCORECARD
PEMBELAJARAN &
KEUANGAN CUSTOMER PROSES PERTUMBUHAN
MISSION CENTER S U T I S U T I S U T I S U T I
SCORECARD
PEMBELAJARAN &
KEUANGAN CUSTOMER PROSES PERTUMBUHAN
SERVICE
S U T I S U T I S U T I S U T I
CENTER
SCORECARD
Proses cascading yang dilukiskan pada Gambar 4.19 bukan bersifat preskriptif—yaitu
sasaran dan inisiatif strategik di perspektif tertentu di unit organisasi yang lebih tinggi
diterjemahkan oleh unit organisasi yang lebih rendah ke dalam sasaran dan inisiatif
strategik di perspektif yang sama. Proses cascading yang dilukiskan pada Gambar 4.19
tersebut hanya bersifat deskriptif. Dalam kenyataannya, sasaran dan inisiatif strategik di
perspektif customer di company scorecard dapat diterjemahkan oleh mission center ke
sasaran dan inisiatif strategik di perspektif proses, sesuai dengan misi dan kompetensi inti
unit organisasi yang melakukan cascading. Gambar 4.20 dan Gambar 4.21 melukiskan
cascading company scorecard ke mission center scorecard sesuai dengan misi dan
kompetensi inti mission center yang bersangkutan.
COMPANY SCORECARD
PERSPEKTIF CUSTOMER
PERPEKTIF CUSTOMER
Gambar 4.20 Contoh Cascading Company Scorecard ke Unit Organisasi Sistem Rawat
Jalan RS KXT
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 29
PERPEKTIF CUSTOMER
MEDIK
PERPEKTIF PEMBELAJARAN
DAN PERTUMBUHAN
Gambar 4.21 Contoh Cascading Scorecard Sistem Rawat Jalan ke Scorecard Medik RS
KXT
Contoh 1
Contoh cascading mission center scorecard yang dilakukan oleh fungsi akuntansi
dan perpajakan (service center).
Langkah ke-1
Rumuskan misi setiap mission center dan service center
Langkah pertama dalam proses cascading adalah merumuskan dengan jelas misi
service center yang bersangkutan. Oleh karena pada hakikatnya proses cascading
merupakan proses penetapan peran (role setting process), maka cara tepat untuk
menetapkan peran service center adalah dengan merumuskan misi service center
yang bersangkutan. Perumusan misi service center dilaksanakan dengan menjawab
empat pertanyaan mendasar berikut ini: (1) Kebutuhan apa yang kita penuhi? (2)
Siapa customer kita? (3) Kebutuhan apa yang kita penuhi untuk setiap customer
kami? dan (4) Dalam bisnis apa kita berusaha?
Jika langkah tersebut diterapkan untuk fungsi akuntansi dan perpajakan dalam
melaksanakan cascading mission center scorecard, maka hasilnya sebagai disajikan
berikut ini:
Kebutuhan apa yang kita penuhi untuk setiap customer kita tersebut?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, buat table yang menyandingkan antara tipe
customer yang memanfaatkan jasa akuntansi dan perpajakan dan tipe kebutuhan
yang dipenuhi untuk customer yang bersangkutan. Gambar 4.22 melukiskan
penandingan tersebut.
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 31
Rencana perpajakan
Langkah ke-2
Susun strategy map untuk service center: fungsi akuntansi dan perpajakan
Penyusunan strategy map service center dimulai dari perumusan sasaran-sasaran
strategik di perspektif customer, karena pada dasarnya peran service center adalah
menyediakan layanan bagi customer-nya—yaitu mission center, dengan pertama kali
merumuskan sasaran-sasaran strategik di perspektif customer. Sasaran-sasaran
strategik di perspektif customer fungsi akuntansi dan perpajakan disusun
berdasarkan informasi dalam Gambar 4.22 Tipe Customer dan Kebutuhan Mereka.
Oleh karena pada hakikatnya proses cascading merupakan proses penetapan peran
dan sekaligus kompetensi inti untuk mewujudkan peran yang bersangkutan, maka
setelah menetapkan sasaran-sasaran strategik di perspektif customer, manajer fungsi
akuntansi dan perpajakan kemudian perlu menetapkan kompetensi inti fungsi
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 32
tersebut dengan menjawab pertanyaan: “Apa yang terbaik kami lakukan untuk
melaksanakan bisnis yang telah kami pilih tersebut?” Jawaban atas pertanyaan ini
merupakan sasaran-sasaran strategik di perspektif proses serta perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan. Sasaran-sasaran strategik di dua perspektif ini
mencerminkan kompetensi inti yang membentuk daya saing service center yang
bersangkutan.
PERSPEKTIF
CUSTOMER
Terpenuhinya
Tersedianya Informasi Meningkatnya Semua Kewajiban
Andal (Keuangan dan Kualitas Rencana Perpajakan Sesuai
Nonkeuangan) Tepat Pelaporan Perpajakan dengan Peraturan
Waktu untuk Keuangan Perundangan yang
Menginformasikan dan Korporat Belaku
Memberdayakan
PERSPEKTIF
PROSES
Meningkatnya Meningkatnya
Meningkatnya
Kualitas Proses Kualitas Proses
Kualitas Manajemen
Akuntansi Pelaporan Keuangan
Perpajakan
Manajemen Korporat
PERSPEKTIF
PEMBELAJARAN
DAN
Meningkatnya Kesiapan ABC
PERTUMBUHAN Terbangunnya
Kompetensi Software, Financial
Personel sebagai Analytic Software, dan Organisasi Nirbatas
Decision Support Transformational dan Berkapabilitas
Professional Software
Langkah ke-3
Susun scorecard fungsi akuntansi dan perpajakan
Setelah strategy map disusun untuk fungsi akuntansi dan perpajakan, langkah
selanjutnya dalam cascading adalah menyusun scorecard fungsi tersebut. Untuk
setiap sasaran strategik di setiap perspektif ditentukan ukuran hasil yang merupakan
indikator ketercapaian sasaran strategik yang bersangkutan. Kemudian, untuk setiap
sasaran strategik dipilihkan inisiatif strategik untuk mewujudkan sasaran strategik
yang bersangkutan. Setiap inisiatif strategik pilihan kemudian ditetapkan ukuran
pemacu kinerja—yang merupakan indikator keberhasilan pelaksanaan inisiatif
strategik yang bersangkutan. Scorecard fungsi keuangan dan perpajakan hasil proses
cascading dilukiskan pada Gambar 4.24.
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 33
Transparansi
Corporate
Report
PROSES
Meningkatnya Pergeseran Pendesainan dan Terimplementgasikannya
Kualitas Proses Orientasi Pengimplementasian Secara Efektif ABCS
Akuntansi Akuntansi dari ABCS and ABB and ABB System
Manajemen Pelaporan System Sebagaimana yang
Keuangan Direncanakan
Eksternal ke
Pemakai Internal
2 Kerja. Job description berisi uraian apa yang Kinerja. Scorecard berisi kinerja yang hendak
dikerjakan oleh personel di dalam perusahaan dicapai oleh personel, yang dicerminkan dari
terlepas dari strategi pilihan perusahaan. Apa sasaran-sasaran strategik yang hendak dicapai
yang dikerjakan oleh personel belum tentu beserta ukurannya dan inisiatif strategik pilihan
berupa pekerjaan yang strategik, karena dalam untuk mewujudkan sasaran strategik yang
proses penyusunannya, job description tidak bersangkutan beserta ukurannya. Kinerja yang
mengacu ke misi, visi, dan strategi pilihan dituntut dari personel sangat ditentukan oleh
perusahaan. Jika job description ini dipakai misi, visi, dan strategi perusahaan. Ukuran hasil
sebagai basis penentuan key performance yang tercantum dalam scorecard inilah yang
indicator (KPI) dan KPI ini dipakai sebagai merupakan KPI dan yang digunakan sebagai
basis distribusi penghargaan, maka perusahaan basis pemberian penghargaan kepada personel.
akan memberi penghargaan kepada personel Dengan cara demikian perusahaan akan
yang bekerja, bukan personel yang memberikan penghargaan kepada personel yang
menghasilkan kinerja. menghasilkan kinerja, bukan kepada personel
yang hanya bekerja namun tidak menghasilkan
kinerja.
4 Tidak koheren. Apa yang dikerjakan oleh Koheren. Strategy map yang dibuat oleh
personel menurut job description tidak personel mengakibatkan kinerja yang
memiliki hubungan sebab-akibat antara satu dirumuskan dalam scorecard memiliki hubungan
pekerjaan dengan pekerjaan yang lain. Hal ini sebab-akibat. Kinerja di perspektif nonkeuangan
mengakibatkan berbagai pekerjaan yang diarahkan untuk mewujudkan pelipatgandaan
tercantum dalam job description tidak terarah kinerja keuangan atau penyediaan customer
ke penyediaan customer value atau value terbaik, sehingga menjanjikan daya saing
pelipatgandaan kinerja keuangan. Padahal perusahaan dalam memasuki lingkungan bisnis
dalam lingkungan bisnis kompetitif, customer kompetitif.
diperebutkan oleh banyak pesaing dan
perusahaan dituntut untuk memiliki basis
keuangan yang kuat agar memiliki daya saing.
5 Tidak terukur. Job description hanya berisi Terukur. Setiap kinerja yang dicantumkan
daftar kegiatan yang akan dilaksanakan oleh dalam scorecard ditentukan ukuran hasilnya dan
personel, tanpa ukuran keberhasilannya. setiap inisiatif strategik pilihan untuk
Sebagai akibatnya, daftar kegiatan tersebut mewujudkan kinerja juga ditentukan ukuran
tidak dapat memacu peningkatan akuntabilitas pemacu kinerjanya. Dengan demikian,
personel. keterukuran kinerja dan action plans untuk
mewujudkan kinerja tersebut menjanjikan
peningkatan akuntabilitas personel.
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 36
6 Cocok untuk pekerja yang mengandalkan Cocok untuk pekerja yang mengandalkan
otot. Job description dikembangkan pada otak (knowledge workers). Umat manusia
waktu umat manusia masih menggunakan sekarang memenuhi kebutuhan hidupnya dengan
hard automation dalam memenuhi kebutuhan menggunakan smart technology—mesin-mesin
hidupnya. Pada jaman itu sumber daya yang yang dikendalikan dengan database engine
dominan adalah mesin yang digerakkan computer. Dengan smart technology ini
dengan bahan bakar fosil, dan karyawan pekerjaan bergeser dari pekerjaan berbasis otot
diperlakukan sebagai mesin. Oleh karena itu, menjadi pekerjaan berbasis otak—knowledge-
karyawan dibuatkan job description, based works. Pekerja pengetahuan (knowledge
sebagaimana buku manual yang digunakan worker) yang dominan dalam organisasi di
untuk mengoperasikan mesin. Job description Jaman Jejaring ini memerlukan scorecard yang
cocok untuk pekerja yang mengandalkan otot secara rinci menyebutkan sasaran-sasaran
dan yang mengoperasikan hard automation. strategik yang hendak dicapai beserta inisiatif
strategik untuk mewujudkan setiap sasaran
strategik. Dengan scorecard, pekerja
pengetahuan dituntut untuk meningkatkan
produktivitas ilmu dan pengetahuan mereka. Di
samping itu, dengan scorecard, pekerja
pengetahuan dituntut untuk senantiasa
memperbaharui ilmu dan pengetahuan yang
dicurahkan mewujudkan kinerja mereka.
Gambar 4.25 Perbedaan Atribut yang Melekat pada Job Description dengan Atribut yang
Melekat pada Scorecard
personel tentang arah yang dituju dan strategi pilihan untuk mewujudkan arah tersebut
serta melibatkan seluruh personel dalam mewujudkan sasaran-sasaran strategik
perusahaan. Melalui proses cascading inilah akuntabilitas personel ditingkatkan secara
signifikan. Di samping itu, proses cascading ini juga menjanjikan terciptanya peran dan
kompetensi inti personel yang sejalan dengan tuntutan lingkungan bisnis yang dimasuki
oleh perusahaan.
Cascading pada hakikatnya adalah proses pengubahan misi, visi, keyakinan dasar,
nilai dasar, dan strategi perusahaan menjadi shared mission, shared vision, shared beliefs,
shared values, dan shared strategy dalam diri setiap personel perusahaan melalui
operational behavior. Proses cascading ini menjanjikan dihasilkannya resonansi yang
menjadikan perusahaan kohesif, sehingga memiliki kekuatan luar biasa untuk memasuki
lingkungan bisnis kompetitif.
Proses cascading menghasilkan scorecard personel yang dapat menggeser fungsi job
description yang biasa digunakan dalam manajemen tradisional. Dalam manajemen
kontemporer, scorecard yang dihasilkan dari proses cascading inilah yang dimanfaatkan
untuk menetapkan peran dan kompetensi inti setiap personel. Scorecard memiliki atribut
yang cocok digunakan di perusahaan yang di dalamnya pekerja pengetahuan dominan.
Akuntansi manajemen berperan penting dalam mendokumentasikan berbagai
kesepakatan yang dihasilkan dari proses perencanaan strategik. Oleh karena kesepakatan
yang dibangun dalam proses perencanaan strategik melibatkan seluruh personel
perusahaan, kesepakatan di antara para eksekutif, di antara para manajer menengah dengan
eksekutif, di antara para manajer mission centers dengan para manajer service centers,
serta di antara karyawan dengan para manajernya, maka dokumentasi kesepakatan yang
cermat dan andal sangat diperlukan. Akuntansi manajemen mendokumentasikan dengan
cermat dan andal company scorecard, mission center scorecards, service center
scorecards, team and personal scorecard (baik yang diusulkan maupun yang telah
disetujui). Akuntansi manajemen juga mengelola perubahan yang dilakukan atas informasi
yang tercantum dalam berbagai scorecards tersebut. Pendokumentasian secara elektronik
atas semua informasi yang dihasilkan dalam proses perencanaan strategik memampukan
perusahaan untuk melakukan perencanaan berkelanjutan, suatu kemampuan yang
memungkinkan perusahaan beroperasi dengan sense and respond mode—suatu mode
operasi yang dituntut oleh lingkungan bisnis turbulen dan kompetitif.
END NOTES
1
Robert S. Kaplan dan David P. Norton, The Strategy-Focused Organization: How Balanced Scorecard Company
Thrive in the New Business Environment (Boston: Harvard Business School Press, 2001), p. 2.
2
Alignment process adalah proses penentuan posisi diri agar serasi dengan komponen lain sehingga secara keseluruhan
organisasi dapat berjalan dengan baik.
3
Paul R. Niven, Balanced Scorecard Step-By-Step: Maximizing Performance and Maintaining Results (New York:
John Wiley & Sons, Inc. 2002), p. 208.
4
Paul R. Niven, Balanced Scorecard Step-By-Step: Maximizing Performance and Maintaining Results (New York:
John Wiley & Sons, Inc. 2002), p. 212.