Anda di halaman 1dari 20

Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 1

BAB 2
AKUNTANSI PERENCANAAN
Akuntansi manajemen tradisional berfokus ke penyediaan informasi untuk
pengelolaan yang bersifat tactical dan operational. Mengapa demikian? Ada dua
penyebab: Pertama, titik berat pengelolaan dalam manajemen tradisional berada di
pengelolaan yang bersifat tactical dan operational. Oleh karena akuntansi
manajemen merupakan bagian terpadu proses manajemen, maka akuntansi
manajemen tradisional berfokus ke penyediaan informasi untuk pengelolaan yang
bersifat tactical dan operational. Kedua, teknologi yang dipakai untuk memproses
informasi akuntansi adalah pen-and-ink technology atau lebih sering disebut
manual system. Oleh karena itu, akuntansi manajemen tradisional hanya mampu
menangkap informasi terutama yang bersifat keuangan dan informasi masa lalu.
Informasi yang bersifat kualitatif, kuantitatif nonkeuangan, dan masa depan
(future information) berada di luar kemampuan manual system yang digunakan
oleh akuntansi manajemen tradisional. Keterbatasan manual system itulah yang
menyebabkan akuntansi manajemen tradisional tidak mampu menyediakan
informasi untuk kepentingan perencanaan.
Sebagaimana telah dibahas dalam Bab 1 Akuntansi Manajemen Strategik,
karakteristik lingkungan bisnis turbulen dan kompetitif yang dimasuki oleh
perusahaan telah menggeser titik berat pengelolaan dari pengelolaan yang bersifat
tactical dan operational ke pengelolaan yang bersifat strategik. Akuntansi
manajemen strategik sebagai bagian terpadu sistem manajemen strategik berfokus
ke penyediaan informasi yang bersifat strategik. Karena pengelolaan yang bersifat
strategik seluruhnya terdiri dari kegiatan perencanaan (perumusan strategi,
perencanaan strategik, dan penyusunan program), maka akuntansi manajemen
strategik didesain dengan fokus ke pemenuhan kebutuhan manajemen dalam
proses perencanaan yang bersifat strategik. Akuntansi perencanaan yang
merupakan sistem informasi yang berfokus ke penyediaan informasi kualitatif,
kuantitatif nonkeuangan, dan kuantitatif keuangan dalam proses perencanaan
menjadi pilar utama akuntansi manajemen strategik (strategic management
accounting). Di samping itu, kita sekarang sudah berada di Jaman Jejaring yang di
dalamnya teknologi informasi merupakan tulang punggung teknologi yang
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Computerized
accounting menjadi pemampu pengelolaan informasi kualitatif, kuantitatif
nonkeuangan, kuantitatif keuangan, dan informasi masa depan.
Bab ini membahas akuntansi perencanaan. Pertama dibahas konsep
perencanaan dan pentingnya informasi dalam proses perencanaan. Kemudian
dibahas rationale yang melandasi perlunya akuntansi dalam proses perencanaan.
Dalam bab ini dibahas protokol1 akuntansi perencanaan—konvensi atau standar
pengidentifikasian, penangkapan, penggolongan, dan pencatatan, serta penyajian
informasi dalam proses perencanaan. Pada akhir bab ini diuraikan manfaat sistem
akuntansi perencanaan dalam sistem manajemen strategik.

1
Protokol adalah istilah yang diciptakan di bidang komputasi untuk menggambarkan konvensi atau standar
yang digunakan untuk mengendalikan atau memungkinkan koneksi, komunikasi, dan trasfer data di antara
titik akhir komputasi. Protokol akuntansi adalah konvensi atau standar yang digunakan untuk pengelolaan
informasi.
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada

PENTINGNYA PERENCANAAN DALAM PENGELOLAAN


ORGANISASI
Good result without good planning comes from good luck not good management
(David Jaquith). Perencanaan yang baik menjanjikan hasil baik dan perencanaan
yang baik merupakan cermin pengelolaan yang baik. Jika hasil baik bukan
diperoleh dari perencanaan yang baik, itu merupakan nasib baik, dan itu bukan
manajemen yang baik. Dengan demikian kualitas perencanaan lah yang menjadi
penentu kualitas pengelolaan dan yang menjanjikan hasil baik.
Perencanaan pada hakikatnya adalah proses pemilihan sekarang masa depan
yang kita kehendaki (choosing our desired future today). Dalam organisasi, proses
pemilihan masa depan yang dikehendaki tersebut melibatkan beberapa atau
banyak personel, sehingga dalam proses perencanaan perlu dibangun kesepakatan
atas pilihan-pilihan, baik pilihan atas informasi yang dipakai sebagai basis untuk
memutuskan pilihan maupun hasil pemilihannya sendiri. Berbagai kesepakatan
yang dibuat dalam proses perencanaan perlu didokumentasikan dengan baik agar
para personel pembuat kesepakatan memiliki referensi andal tentang kesepakatan
yang telah mereka buat. Dokumentasi tersebut dimanfaatkan untuk menjaga
komitmen personel terhadap berbagai kesepakatan yang telah mereka buat.
Semakin turbulen dan semakin kompetitif lingkungan bisnis yang dimasuki
oleh perusahaan, semakin dibutuhkan perencanaan yang baik bagi perusahaan
untuk secara efektif mengarungi lingkungan bisnis semacam itu. Perencanaan
yang baik membutuhkan informasi yang baik, dan informasi yang baik
membutuhkan sistem informasi akuntansi yang khusus didesain untuk kebutuhan
itu. Sistem informasi akuntansi ini disebut akuntansi perencanaan.

PENTINGNYA INFORMASI DALAM PROSES


PERENCANAAN
Perencanaan yang baik sangat ditentukan oleh kualitas informasi yang
dimanfaatkan dalam proses perencanaan. Ada dua tipe informasi yang
dimanfaatkan dan dihasilkan dalam proses perencanaan: (1) informasi yang
disepakati bersama oleh personel sebagai basis untuk pengambilan keputusan dan
(2) informasi keluaran yang disepakati bersama dalam pengambilan keputusan
yang dilakukan dalam proses perencanaan. Kedua tipe informasi itu disebut
informasi perencanaan.

Contoh 1
Tim yang terdiri dari direksi dan senior managers melaksanakan proses
strategy crafting untuk memilih strategi yang akan digunakan dalam
pengerahan dan pengarahan seluruh sumber daya organisasi dalam
mencapai visi perusahaan. Gambar 2.1 menggambarkan (1) strategy
crafting process, (2) informasi yang dipakai sebagai basis pemilihan
strategi, dan (3) informasi keluaran yang dihasilkan dari strategy crafting
process.

2
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada

INFORMASI
INFORMASI YANG KELUARAN
STRATEGY DIJADIKAN BASIS STRATEGY
CRAFTING PEMILIHAN STRATEGI CRAFTING
PROCESS (2) PROCESS
(1) (3)
Trend watching Trends dan dampak
potensialnya terhadap bisnis
perusahaan
SWOT analysis Peluang, ancaman, kekuatan,
dan keterbatasan
Pemilihan strategi
Tahap Masukan Informasi masukan dasar yang
diperlukan untuk memilih
strategi
Tahap Penandingan Informasi yang melandasi
penciptaan berbagai alternatif
strategi
Tahap Keputusan Informasi yang melandasi Strategi pilihan
pemilihan strategi pilihan
Gambar 2.1 Strategy Crafting Process, Informasi yang Dijadikan Basis
Pemilihan Strategi, dan Informasi Keluaran Proses Strategy Crafting Process

Akuntansi perencanaan mengidentifikasi, mengumpulkan, menganalisis,


menggolongkan, mencatat informasi (kualitatif, kuantitatif nonkeuangan
dan kuantitatif keuangan) yang dijadikan sebagai basis pemilihan strategi,
sejalan dengan strategy crafting process (Fred R. David, p.198).i Di
samping itu, akuntansi perencanaan juga menangkap dan mencatat strategi
pilihan yang dihasilkan dari strategy crafting process. Ada dua fungsi
akuntansi keuangan: empowering dan informing. Akuntansi perencanaan
berfungsi untuk memberdayakan (empowering) personel dalam
menyepakati informasi yang dijadikan basis pengambilan keputusan (dalam
contoh ini keputusan dalam memilih strategi pilihan). Di samping itu,
akuntansi perencanaan juga menyediakan informasi (informing) bagi
personel yang berkepentingan tentang informasi keluaran yang berhasil
disepakati oleh personel dari proses perencanaan beserta informasi
penguatnya (corroborating information).

KONSEP AKUNTANSI PERENCANAAN


Akuntansi perencanaan adalah sistem informasi yang didesain untuk
menghasilkan informasi kualitatif, kuantitatif nonkeuangan dan kuantitatif
keuangan guna perencanaan masa depan organisasi. Telah disebutkan di muka
bahwa perencanaan adalah proses pemilihan sekarang masa depan yang kita
kehendaki. Sebagai basis untuk memilih masa depan yang dikehendaki oleh

3
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada

personel diperlukan informasi. Di samping itu, proses pemilihan menghasilkan


informasi yang perlu didokumentasikan dengan baik agar dalam proses
pelaksanaan rencana, evaluasi terhadap rencana dapat dilakukan dan konfirmasi
atau perubahan rencana dapat dilakukan berdasarkan dokumentasi informasi
tersebut.
Sistem akuntansi perencanaan didesain untuk mengelola informasi
perencanaan. Pada Gambar 2.1, informasi yang digunakan sebagai basis
pengambilan keputusan dicantumkan dalam kolom (2) dan informasi yang
dihasilkan dari pengambilan keputusan dicantumkan dalam kolom (3). Informasi
yang dicantumkan dalam kolom (2) merupakan informasi penguat (corroborating
information) yang mendukung informasi yang dicantumkan dalam kolom (3).
Informasi dalam kolom (3) merupakan hasil pilihan yang disepakati bersama oleh
para pengambil keputusan dan informasi dalam kolom (2) adalah informasi yang
disepakati sebagai basis dalam pengambilan keputusan.
Akuntansi manajemen strategik terdiri dari dua tipe akuntansi: (1) akuntansi
perencanaan dan (2) akuntansi implementasi rencana. Akuntansi perencanaan
menyediakan informasi untuk perencanaan, mulai dari perumusan strategi,
perencanaan strategik, penyusunan program, sampai dengan penyusunan
anggaran. Akuntansi implementasi rencana menyediakan informasi untuk proses
manajemen di tahap pengimplementasian dan pemantauan.
Gambar 2.2 melukiskan peran akuntansi dalam sistem manajemen strategik.
Akuntansi perencanaan berperan dalam empat tahap pertama sistem manajemen
strategik, mulai dari sistem perumusan strategi, perencanaan strategik,
penyusunan program, sampai dengan sistem penyusunan anggaran. Akuntansi
implementasi rencana berperan dalam dua tahap terakhir sistem manajemen
strategik, mulai dari sistem pengimplementasian sampai dengan sistem
pemantauan. Akuntansi implementasi rencana ini digunakan untuk menangkap
informasi pelaksanaan rencana, baik informasi kualitatif, kuantitatif nonkeuangan,
maupun kuantitatif keuangan yang tujuan utamanya untuk mengelola
implementasi rencana dan tujuan sekundernya untuk pelaporan keuangan kepada
pihak luar perusahaan.

4
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada

Customer-driven Akuntansi manajemen


strategic management merupakan bagian terpadu
system proses manajemen

STRATEGIC STRATEGIC
MANAGEMENT MANAGEMENT
SYSTEM ACCOUNTING

Sistem Perumusan
Strategi

Sistem Perencanaan
Strategik Akuntansi Perencanaan

Sistem Penyusunan
Program

Sistem Penyusunan
Anggaran

Sistem Pengimplementasian

Akuntansi Implementasi
Rencana

Sistem Pemantauan

Gambar 2.2 Peran Akuntansi Perencanaan dan Akuntansi Implementasi Rencana


dalam Sistem Manajemen Strategik

MENGAPA DIPERLUKAN AKUNTANSI PERENCANAAN


Pada jaman yang di dalamnya proses akuntansi dilaksanakan melalui manual
system, akuntansi merupakan sistem informasi yang menghasilkan secara terbatas
informasi keuangan masa lalu. Pada jaman teknologi informasi ini, akuntansi
berbasis komputer (computerized accounting system) mampu menangkap secara
rinci data kualitatif, kuantitatif nonkeuangan dan kuantitatif keuangan dan
menempatkannya dalam shared database. Dengan kemampuan baru ini, sistem
akuntansi dapat berperan besar dalam mendokumentasikan informasi
perencanaan. Akuntansi perencanaan menjadi mungkin dilaksanakan berkat
teknologi informasi yang secara luas dipakai dalam bisnis.

5
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada

Mengapa diperlukan akuntansi perencanaan? Ada empat alasan mengapa


akuntansi diperlukan dalam proses perencanaan.
1. Tersedia teknologi informasi sebagai pemampu (enabler)
2. Informasi kualitatif, kuantitatif nonkeuangan dan kuantitatif keuangan sangat
diperlukan dalam proses perencanaan
3. Perencanaan berkelanjutan memerlukan review atas informasi perencanaan
4. Informasi perencanaan selama ini tidak dikelola dengan baik

Tersedia Teknologi Informasi sebagai Pemampu


Sebenarnya, sejak dahulu manajemen memerlukan dokumentasi informasi dalam
proses perencanaan. Informasi yang dihasilkan dari proses perencanaan menjadi
basis yang kuat untuk mengevaluasi kesepakatan personel yang dicapai pada
waktu proses perencanaan berlangsung. Pengevaluasian kesepakatan personel
diperlukan karena pada waktu pelaksanaan rencana, kondisi lingkungan bisnis
yang dipakai sebagai basis kesepakatan kemungkinan besar mengalami
perubahan. Namun, karena akuntansi pada waktu itu masih menggunakan manual
system—yang hanya mampu secara terbatas menangkap dan menyajikan informasi
kuantitatif keuangan, maka dokumentasi informasi dalam proses perencanaan
tidak mungkin dilakukan. Jika dilakukan dokumentasi informasi dalam proses
perencanaan, itu sangat terbatas pada hasil akhir proses perencanaan berupa
anggaran (budget) berserta rinciannya, tanpa informasi yang menjelaskan tentang
asal angka-angka yang disajikan dalam anggaran tersebut. Informasi yang dipakai
sebagai basis pengambilan keputusan yang banyak dilakukan dalam proses
perencanaan sama sekali tidak didokumentasikan, karena keterbatasan manual
technology yang dimanfaatkan oleh akuntansi.
Sekarang kita berada di Jaman Jejaring (Network Era) yang di dalamnya
teknologi informasi merupakan teknologi yang dominan untuk memenuhi
kebutuhan umat manusia. Jika di masa lalu teknologi hanya digunakan untuk
mendukung perubahan, dalam Jaman Jejaring ini, teknologi informasi
dimanfaatkan untuk memacu perubahan (Tom Peters, p. 29).ii
Ada empat manfaat yang dapat diperoleh akuntansi dari penerapan teknologi
informasi:
1. Memampukan akuntansi untuk menangkap dan mengolah informasi apa saja,
dari informasi kualitatif, kuantitatif nonkeuangan, maupun kuantitatif
keuangan.
2. Memampukan akuntansi dalam memberdayakan personel secara individual
dan tim dalam pengambilan keputusan
3. Memampukan akuntansi untuk menyediakan peta perjalanan bisnis yang
dengan mudah dimutakhirkan sejalan dengan perubahan lingkungan bisnis

Memampukan akuntansi menangkap dan mengolah informasi apa saja, dari


informasi kualitatif, kuantitatif nonkeuangan, maupun kuantitatif keuangan.
Sebagaimana dilukiskan pada Gambar 1.9 Beda antara Manual System dan
Computerized System dalam Pengolahan Data Akuntansi di Bab 1, computerized
accounting mampu menangkap informasi kuantitatif, kuantitatif nonkeuangan,
dan kuantitatif keuangan. Berbagai informasi tersebut dapat dibangun keterkaitan
hubungan sebab-akibatnya (linkage) yang kompleks dengan mudah melalui

6
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada

database management system.2 Hubungan sebab-akibat antara berbagai tipe


informasi tersebut juga dapat dibangun melalui tagging method.3 Kemudahan
membangun hubungan sebab-akibat dalam teknologi informasi inilah yang sejalan
dengan kebutuhan untuk membangun hubungan sebab-akibat dalam proses
perencanaan, karena pada hakikatnya proses perencanaan merupakan proses
memaksimumkan hubungan sebab-akibat dan meminimumkan unsur
keberuntungan atau kebetulan. Teknologi informasi menjadi pemampu akuntansi
manajemen untuk berperan signifikan dalam proses perencanaan yang bersifat
strategik, mulai dari perumusan strategi, perencanaan strategik, sampai dengan
penyusunan program. Bahkan computerized accounting ini mampu
mengintegrasikan total business planning system dan mendokumentasikan semua
informasi yang kompleks yang dihasilkan oleh empat tahap perencanaan, sejak
dari perumusan strategi, perencanaan strategik, penyusunan program, sampai
dengan penyusunan anggaran tahunan.

Memampukan akuntansi dalam memberdayakan personel secara individual


dan tim dalam pengambilan keputusan. Sebagaimana telah disebutkan di Bab
1, personal computer (PC) telah menimbulkan revolusi individu yang berdaya,
karena dengan PC karyawan berkesempatan untuk akses secara langsung ke
shared database, sehingga dengan basis informasi tersebut karyawan mampu
melakukan pengambilan keputusan berkualitas. PC juga menyebabkan pekerjaan
bergeser dari pekerjaan berbasis otot ke pekerjaan berbasis pengetahuan
(knowledge-based work), sehingga dalam organisasi di Jaman Jejaring ini pekerja
pengetahuan (knowledge workers) menjadi dominan dalam menghasilkan produk
dan jasa. Pengelolaan pekerja pengetahuan berfokus pada bagaimana menjadikan
pengetahuan dalam pikiran mereka produktif. Perintah dan pengendalian
(command and control) yang secara efektif digunakan untuk mengelola pekerja
otot tidak lagi cocok untuk mengelola pekerja pengetahuan. Pengelolaan
pekerjaan pengetahuan memerlukan pendekatan komunikasi, persuasi, dan
kepercayaan (trust) agar pengetahuan yang berada di pikiran mereka produktif.
Manajemen kontemporer menggunakan pendekatan pemberdayaan karyawan
dalam usaha untuk menjadikan pengetahuan karyawan produktif. Melalui
pendekatan ini, karyawan diberi wewenang untuk mengambil keputusan atas
pekerjaan yang menjadi tanggung jawab mereka tanpa otorisasi eksplisit dari
atasan mereka. Berdasarkan pendekatan ini pulalah karyawan diikutsertakan
secara penuh dalam proses perencanaan masa depan perusahaan.
Proses perencanaan terdiri dari serangkaian pengambilan keputusan tentang
informasi yang dipakai sebagai basis pengambilan keputusan dan sesuatu yang
dipilih sebagai hasil proses pengambilan keputusan. Keputusan adalah
kesepakatan tentang pilihan bersama yang hendak diwujudkan dan dilaksanakan.
Jika perencanaan dalam manajemen tradisional hanya membutuhkan
pembangunan kesepakatan di antara manajemen puncak, perencanaan dalam

2
Database management system (DBMS) adalah suatu perangkat lunak komputer yang didesain sebagai cara
untuk mengelola semua database yang terpasang dalam suatu sistem harddrives atau jejaring.
3
Suatu tag adalah kata kunci atau istilah yang tidak bersifat hirarkhis (non-hierarchical keyword or term)
yang dilekatkan pada sepotong informasi (seperti internet bookmark, digital image, atau computer file).
Metadata semacam ini membantu menjelaskan sebuah unsur dan memungkinkannya untuk ditemukan lagi
melalui browsing atau searching.

7
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada

manajemen kontemporer ini membutuhklan pembangunan kesepakatan di antara


manajemen dengan karyawan yang jauh lebih luas. Oleh karena kesepakatan
dalam proses perencanaan di masa kini melibatkan jumlah personel yang jauh
lebih banyak, maka mutlak diperlukan akuntansi perencanaan yang
mendokumentasikan dengan baik kesepakatan-kesepakatan yang telah dicapai,
baik kesepakatan tentang informasi yang dipakai sebagai basis pengambilan
keputusan maupun informasi keluaran yang diputuskan. Dokumentasi
kesepakatan ini sangat diperlukan karena dalam proses pelaksanaan rencana,
pembaharuan kesepakatan akan selalu diperlukan mengingat peruabahan
lingkungan bisnis yang dimasuki perusahaan beratribut: konstan, radikal, pesat,
serentak, dan pervasif. Akuntansi perencanaan diperlukan untuk
mendokumentasikan berbagai kesepakatan yang diputuskan dalam proses
perencanaan dan kesepakatan-kesepakatan baru yang dihasilkan dari pelaksanaan
rencana dan pengamatan atas trend perubahan lingkungan yang dimasuki oleh
perusahaan. Melalui akuntansi perencanaan ini, kesepakatan-kesepakatan yang
dihasilkan dari proses perencanaan yang dilaksanakan secara berkelanjutan
dikomunikasikan secara luas kepada seluruh personel perusahaan sehingga
memberdayakan mereka dalam menjaga komitmen atas kesepakatan yang telah
mereka putuskan. Komitmenlah yang menjadi jiwa perencanaan, karena jika
proses perencanaan tidak berhasil membangun komitmen seluruh personel,
perencanaan hanya dapat menghasilkan janji dan harapan, bukan rencana.4

Memampukan akuntansi untuk menyediakan peta perjalanan bisnis yang


dengan mudah dimutakhirkan sejalan dengan perubahan lingkungan bisnis.
Dalam manajemen tradisional, perencanaan dilakukan secara periodik (lima tahun
sekali untuk rencana laba jangka panjang dan setahun sekali untuk rencana laba
jangka pendek). Pada waktu akuntansi diolah secara manual, proses perencanaan
laba jangka panjang menghasilkan keluaran dalam bentuk buku yang dijilid,
begitu pula proses perencanaan jangka pandek. Itulah sebabnya rencana yang
telah dibuat jarang dilakukan perubahan, karena rencana yang dijilid dalam
bentuk buku menyulitkan dilakukannya perubahan terhadap isinya.
Lingkungan bisnis turbulen dan kompetitif menyebabkan perubahan
mengalami pergeseran atribut. Perubahan sekarang memiliki atribut konstan,
radikal, pesat, serentak, dan pervasif. Perencanaan yang dilaksanakan secara
periodik tidak cocok untuk menghadapi lingkungan bisnis dengan karakteristik
seperti itu. Diperlukan perencanaan berkelanjutan (continuous planning) agar
perusahaan mampu beroperasi dengan lincah, responsif terhadap perubahan
lingkungan bisnis.
Perencanaan merupakan proses pembuatan peta perjalanan bisnis dalam
membangun masa depan perusahaan. Perencanaan berkelanjutan merupakan
proses pembuatan peta yang dilaksanakan secara terus menerus—peta perjalanan
bisnis yang senantiasa dimutakhirkan, diubah, dan diganti sejalan dengan
perubahan yang terjadi di lingkungan bisnis. Perencanaan berkelanjutan
membutuhkan akuntansi perencanaan—sistem informasi akuntansi manajemen
yang mencatat dan menyediakan informasi kualitatif, kuantitatif nonkeuangan,
dan kuantitatif keuangan yang dipakai sebagai basis pengambilan keputusan dan

4
Unless commitment is made there are only promises and hopes, but no plan (Peter F. Drucker)

8
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada

informasi keluaran yang dihasilkan dari proses perencanaan. Kedua tipe informasi
perencanaan tersebut disediakan dalam database sehingga membentuk peta
perjalanan bisnis dalam bentuk softcopy. Informasi perencanaan dalam database
inilah yang memampukan perusahaan melakukan perencanaan berkelanjutan,
memungkinkan perusahaan beroperasi dengan sense and respond mode—mode
operasi yang cocok dengan karakteristik lingkungan bisnis turbulen dan
kompetitif.

Informasi Kualitatif, Kuantitatif Nonkeuangan dan Kuantitatif


Keuangan Sangat Diperlukan dalam Proses Perencanaan
Proses perencanaan terdiri dari serangkaian pengambilan keputusan bersama yang
melibatkan banyak personel. Keputusan-keputusan yang diambil merupakan
kesepakatan personel yang terlibat atas informasi perencanaan berikut ini: (1)
informasi yang dipakai sebagai basis pengambilan keputusan dan (2) pilihan yang
dihasilkan dari pengambilan keputusan tersebut.

Contoh 2
Sebuah tim yang terdiri dari Direksi dan senior managers melakukan
rekonfirmasi atau redefinisi misi dan visi perusahaan. Tim ini menyepakati
proses yang digunakan untuk merekonfirmasi atau meredefinisi misi dan
visi perusahaan terdiri dari tiga tahap: (1) trend watching, (2) SWOT
analysis, dan (3) envisioning. Akuntansi perencanaan mendokumentasikan
informasi yang dipakai sebagai basis pengambilan keputusan tentang misi
dan visi (yaitu informasi yang tercantum dalam Gambar 2.3 kolom 2). Di
samping itu, akuntansi perencanaan mendokumentasikan misi dan visi yang
dihasilkan dari proses rekonfirmasi atau redefinisi misi dan visi (yaitu
informasi yang tercantum dalam Gambar 2.3 kolom 3). Informasi dalam
kolom 2 merupakan penyebab dipilihnya misi dan visi yang tercantum
dalam kolom 3. Dokumentasi informasi penyebab dan akibat oleh akuntansi
perencanaan dalam proses rekonfirmasi atau redefinisi misi dan visi tersebut
ditujukan untuk menguatkan kesepakatan5 yang telah dicapai dalam proses
perencanaan.

5
Jika tidak ada dokumentasi informasi perencanaan, personel tidak memiliki referensi andal tentang
kesepakatan yang telah dibuat di antara mereka. Ketiadaan referensi ini secara potensial menjadi penyebab
timbulnya perbedaan penafsiran atas kesepakatan yang telah dibuat di antara personel. Kondisi inilah yang
berpotensi menimbulkan masalah dalam pengimplementasian rencana.

9
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada

INFORMASI
KELUARAN
PROSES PROSES
REKONFIRMASI INFORMASI YANG DIJADIKAN REKONFIRMASI
ATAU REDEFINISI SEBAGAI BASIS REKONFIRMASI ATAU REDEFINISI
MISI DAN VISI ATAU REDEFINISI MISI DAN VISI MISI DAN VISI
(1) (2) (3)
Trend watching Trends dan dampak potensialnya
terhadap bisnis perusahaan
SWOT analysis Peluang, ancaman, kekuatan, dan
keterbatasan
Envisioning
Kebutuhan apa yang Informasi yang disepakati sebagai
kami penuhi? jawaban atas pertanyaan tentang
kebutuhan yang dipenuhi oleh
perusahaan

Siapa kah customer Informasi yang disepakati sebagai


kami? jawaban atas pertanyaan tentang
customer yang dilayani oleh perusahaan

Dalam bisnis apa Informasi yang disepakati sebagai Misi perusahaan yang
kami berusaha? jawaban atas pertanyaan tentang bisnis telah disepakati untuk
yang di dalamnya perusahaan berusaha ditegaskan kembali
atau misi baru
perusahaan yang telah
disepakati
Apa kompetensi inti Informasi yang disepakati sebagai
kami dalam bisnis jawaban atas pertanyaan tentang
tersebut? kompetensi inti yang digunakan untuk
menjalankan bisnis
Bagaimana gambaran Informasi yang disepakati sebagai Visi perusahaan yang
masa depan penguat gambaran masa depan telah disepakati untuk
perusahaan? perusahaan ditegaskan kembali
atau visi baru
perusahaan yang telah
disepakati
Gambar 2.3 Proses Rekonfirmasi atau Redefinisi Misi dan Visi Perusahaan

Dokumentasi yang dilakukan oleh akuntansi perencanaan atas informasi


tentang misi dan visi ditujukan untuk mengomunikasikan kepada seluruh
personel bisnis yang menjadi fokus perusahaan dan arah yang dituju
bersama di masa depan, yang secara resmi berlaku dalam perusahaan.

Perencanaan Berkelanjutan Memerlukan Review atas Informasi


Perencanaan
Telah disebutkan di atas bahwa lingkungan bisnis turbulen dan kompetitif
membutuhkan perencanaan berkelanjutan. Untuk memungkinkan perencanaan
berkelanjutan, setiap tahap perencanaan perlu dilaksanakan secara bersistem.
Sistem perumusan strategi, sistem perencanaan strategik, sistem penyusunan

10
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada

program, dan sistem penyusunan anggaran digunakan secara formal untuk


merekonfirmasi atau meredefinisi misi, visi, dan strategi perusahaan. Di samping
itu, berbagai sistem perencanaan tersebut juga digunakan secara formal untuk
menerjemahkan, menginternalisasi, me-review misi, visi, strategi organisasi serta
melaksanakan penyelarasan (alignment) berbagai unit organisasi dalam
perusahaan. Menurut survai yang dilaksanakan oleh BSCol bulan Maret 2006,
perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan sistem formal untuk pengelolaan
strategi dapat mengungguli kinerja perusahaan-perusahaan yang tidak
menggunakan sistem formal (Kaplan dan Norton p. 4).iii
Dalam proses perencanaan, sejak saat keputusan disepakati bersama,
keputusan tersebut mulai mengalami penuaan (aging) dan berlangsung terus
sampai saat apa yang diputuskan tersebut tidak cocok dengan trend perubahan di
masa depan. Oleh karena pilihan-pilihan yang diputuskan dalam proses
perencanaan akan mengalami penuaan dan suatu ketika pilihan tersebut harus
direkonfirmasi atau diganti, maka diperlukan dokumentasi informasi
perencanaan—yaitu informasi yang dipakai sebagai basis pengambilan keputusan
dan informasi keluaran yang dihasilkan dari pengambilan keputusan.
Dokumentasi informasi perencanaan ini dilaksanakan melalui sistem akuntansi
perencanaan. Sistem akuntansi perencanaan menyediakan informasi untuk
memampukan personel dalam melakukan review atas pertimbangan yang dibuat
dalam memutuskan pilihan yang telah dilakukan.

Informasi Perencanaan Selama ini Tidak Dikelola dengan Baik


Informasi yang digunakan dan dihasilkan dari proses perencanaan tidak dikelola
dengan baik. Kondisi ini tercermin dari banyaknya perusahaan yang tidak
menyelenggarakan akuntansi perencanaan. Buruknya pengelolaan terhadap
informasi perencanaan terbukti dari fakta-fakta berikut ini:
1. Informasi perencanaan tidak pernah dicatat secara terpusat, namun disimpan
tersebar di berbagai arsip yang diselenggarakan oleh tim penyusun rencana.
Jika personel memerlukan informasi tentang misi, visi, dan strategi yang
berlaku dalam perusahaan, tidak tersedia sumber resmi sebagai referensi bagi
personel. Pernahkah pembelajar mengetahui di mana informasi tentang
rationale pemilihan misi dan visi perusahaan dicatat dan di mana kah catatan
resmi rumusan misi dan visi perusahaan berada? Misi dan visi perusahaan
yang merupakan hasil kesepakatan bersama personel ternyata tidak dicatat
dalam catatan resmi perusahaan. Padahal misi dan visi perusahaan inilah yang
merupakan titik awal proses perencanaan masa depan perusahaan.
2. Informasi perencanaan hanya disajikan hasil akhirnya tanpa disertai informasi
penguatnya. Rencana laba jangka panjang dan rencana laba jangka pendek
(budget) disajikan hasil akhirnya dalam bentuk buku yang dijilid. Kondisi
demikian menimbulkan masalah dalam mempertimbangkan kembali rencana
yang telah dibuat dengan adanya perubahan yang terjadi di lingkungan luar
perusahaan.
3. Keterkaitan (linkage) antara informasi kualitatif, kuantitatif nonkeuangan, dan
kuantitatif keuangan tidak dibangun. Sebagai akibatnya, rencana operasi tidak
menjadi penyebab rencana keuangan. Dalam kondisi seperti ini, hasil
keuangan lebih banyak ditentukan oleh faktor keberuntungan daripada karena
perencanaan operasi yang baik.

11
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada

PROTOKOL AKUNTANSI PERENCANAAN


Seperti halnya dengan akuntansi keuangan dan akuntansi biaya, akuntansi
perencanaan memerlukan protokol untuk menjaga keandalan informasi yang
disediakan bagi pemakainya. Konvensi atau standar yang melandasi akuntansi
perencanaan adalah sebagai berikut.
1. Hanya ada satu sumber resmi informasi perencanaan, yaitu catatan yang
diselenggarakan melalui akuntansi perencanaan.
2. Proses akuntansi harus mencerminkan proses perencanaan
3. Setiap pencatatan peristiwa harus dilandasi dengan dokumen sumber dan
dilampiri dengan dokumen pendukung yang semuanya diotorisasi oleh
manajer atau pihak yang berwenang. Semua dokumen harus merupakan
dokumen elektronik.
4. Setiap perubahan informasi kualititatif, kuantitatif nonkeuangan, dan
kuantitatif keuangan yang tercatat dalam database harus dilandasi oleh
dokumen sumber yang diotorisasi oleh manajer atau pihak yang berwenang.
5. Informasi perencanaan yang dicatat dalam database harus dibangun linkage-
nya, baik secara hirarkhis maupun nonhirarkhis (melalui tagging)
6. Informasi perencanaan harus dicatat serinci yang diperlukan, karena
komputer mempunyai kemampuan luar biasa dalam mengelola informasi
rinci.

Sumber Resmi Informasi Perencanaan adalah Catatan yang


Diselenggarakan Melalui Akuntansi Perencanaan
Untuk memasuki lingkungan bisnis yang memerlukan perencanaan yang baik,
perusahaan memerlukan sumber informasi andal untuk perencanaannya.
Kesepakatan-kesepakatan yang dibuat dalam proses perencanaan perlu
didokumentasikan secara cermat dan andal dalam satu sistem yang dapat dipakai
sebagai referensi tunggal bagi seluruh personel perusahaan. Sistem yang dapat
dijadikan referensi tunggal adalah sistem akuntansi perencanaan. Melalui sistem
akuntansi perencanaan ini semua informasi perencanaan yang telah disepakati
didokumentasikan secara sah dan cermat sehingga dapat dipakai sebagai satu-
satunya sumber referensi informasi perencanaan.

Proses Akuntansi Harus Mencerminkan Proses Perencanaan


Sistem akuntansi biaya didesain sejalan dengan proses pembuatan produk dalam
perusahaan manufaktur. Sistem akuntansi keuangan didesain sejalan dengan
proses transaksi keuangan perusahaan. Sebagaimana yang berlaku dalam
akuntansi keuangan dan akuntansi biaya, proses akuntansi perencanaan didesain
sejalan dengan proses perencanaan, karena akuntansi merupakan bagian terpadu
proses manajemen. Dalam proses perencanaan, untuk sampai ke keputusan
tertentu diperlukan tahap-tahap tertentu, yang di dalam setiap tahap tersebut
diperlukan informasi yang dipakai sebagai basis pengambilan keputusan dan
informasi yang dihasilkan dari keputusan yang dibuat. Proses pencatatan
informasi perencanaan dilaksanakan sejalan dengan tahap-tahap yang dilalui

12
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada

dalam proses perencanaan. Dengan cara demikian, tersedia informasi terpercaya


yang dapat dimanfaatkan untuk memperbaharui kesepakatan-kesepakatan yang
telah dibuat, manakala trend perubahan lingkungan menuntut personel untuk
mempertimbangkan kembali kesepakatan tersebut. Proses pembaharuan
kesepakatan menjadi mudah untuk dilaksanakan karena kejelasan langkah yang
ditempuh dalam proses perencanaan dan tersedianya informasi terpercaya dalam
setiap tahap perencanaan.

Contoh 3
Proses perencanaan strategik PT KXT disepakati oleh personel perusahaan
melalui dua tahap utama berikut ini: (1) penerjemahan misi, visi, dan
strategi ke dalam company scorecard dan (2) cascading processes. Gambar
2.4 melukiskan proses akuntansi perencanaan yang didesain sejalan dengan
proses perencanaan strategik untuk mengelola keluaran yang dihasilkan
oleh proses perencanaan strategik.

PROSES PERENCANAAN PROSES AKUNTANSI


NO STRATEGIK KELUARAN PERENCANAAN
1 Penerjemahan Misi, Visi, dan
Strategi ke Dalam Company
Scorecard
Penyusunan Strategy Map Strategy Map Pendokumentasian
Strategy Map
Penyusunan Scorecard Company Pendokumentasian
Scorecard Company Scorecard
2 Cascading Processes
Cascading Company Scorecard Mission Center Pendokumentasian
ke Mission Center Scorecard Scorecards Mission Center
Scorecards
Cascading Mission Center Service Center Pendokumentasian
Scorecard ke Service Center Scorecards Service Center
Scorecard Scorecards
Cascading Mission Center Team dan Pendokumentasian Team
Scorecard dan Service Center Personal dan Personal Scorecards
Scorecard ke Team dan Personal Scorecards
Scorecard
Gambar 2.4 Proses Perencanaan Strategik dan Proses Akuntansi
Perencanaan

Dokumen Sumber dan Dokumen Pendukung yang Sah


Untuk menjaga integritas informasi yang dicatat dalam database, dalam akuntansi
perencanaan, setiap peristiwa dalam proses perencanaan harus ditangkap dengan
menggunakan dokumen sumber (source documents) yang diotorisasi oleh pihak
yang berwenang. Dokumen sumber harus dilampiri dengan dokumen pendukung
(supporting documents) yang juga harus diotorisasi oleh pihak yang berwenang.
Dengan sistem otorisasi dokumen sumber dan dokumen pendukung seperti ini,
integritas informasi perencanaan yang dicatat dalam database dapat dijamin,
sehingga menjadi sumber informasi andal untuk pengambilan keputusan. Baik
dokumen sumber maupun dokumen pendukung harus berbentuk elektronik untuk
mengefektifkan pengendalian intern atas keandalan informasi dan penyediaan
audit trail.

13
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada

Perubahan Informasi dalam Database Harus Diotorisasi oleh


Pihak yang Berwenang
Di samping melalui dokumen sumber dan dokumen pendukung yang sah,
integritas informasi perencanaan juga dijaga melalui sistem otorisasi atas
perubahan terhadap informasi yang tercatat dalam database. Setiap perubahan
atas informasi perencanaan yang dicatat harus melalui proses perencanaan yang
telah disepakati sebelumnya dan sistem otorisasi dokumen sumber dan dokumen
pendukung yang berlaku. Akuntan manajemen diberi peran sebagai pengelola
informasi perencanaan yang tersimpan dalam database.

Linkage di Antara Informasi Perencanaan


Teknologi informasi menyediakan fasilitas untuk membangun keterkaitan
(linkage) hubungan sebab-akibat antara berbagai informasi perencanaan. Proses
perencanaan pada hakikatnya merupakan proses untuk memaksimumkan
hubungan sebab-akibat dan meminimumkan unsur keberuntungan. Informasi
merupakan komponen pokok untuk membangun hubungan sebab-akibat dalam
proses perencanaan. Perencanaan yang baik (good planning) sekarang dapat
dimungkinkan melalui fasilitas pembangunan linkage yang disediakan oleh
computerized accounting,

Catatan Rinci
Seringkali masih ada orang yang belum menyadari bahwa mereka sekarang sudah
berada di Jaman Jejaring—suatu jaman yang di dalamnya jarak dan waktu dibuat
menjadi tidak berarti oleh komputer dan telekomunikasi. Seringkali orang takut
dengan informasi rinci, padahal computerized accounting memiliki kemampuan
luar biasa dalam mengolah informasi rinci. Informasi yang dipakai sebagai basis
pengambilan keputusan dalam perencanaan dapat ditangkap dan
didokumentasikan serinci yang diperlukan oleh personel. Begitu juga informasi
keluaran yang dihasilkan dari pengambilan keputusan dalam proses perencanaan
dapat ditangkap dan didokumentasikan serinci yang diperlukan oleh personel.

BEDA ANTARA AKUNTANSI PERENCANAAN DAN


AKUNTANSI IMPLEMENTASI RENCANA
Untuk memperjelas konsep akuntansi perencanaan, pada Gambar 2.5 disajikan
perbedaan antara akuntansi perencanaan dengan akuntansi implementasi rencana.

No. UNSUR AKUNTANSI AKUNTANSI


PERBEDAAN PERENCANAAN IMPLEMENTASI
RENCANA
1 Objek Peristiwa (event) Transaksi dan peristiwa
2 Sifat Informasi Informasi kualitatif, Terutama informasi
kuantitatif nonkeuangan, kuantitatif keuangan
kuantitatif keuangan

14
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada

3 Horizon waktu Informasi masa depan Informasi masa lalu


4 Sumber Kesepakatan internal Kesepakatan dengan pihak
Informasi eksternal
Gambar 2.5 Beda Antara Akuntansi Perencanaan dan Akuntansi Implementasi
Rencana
Objek
Akuntansi merupakan sistem informasi yang mencatat, menggolongkan dan
meringkas transaksi dan peristiwa, serta menafsirkan hasil proses tersebut. Objek
yang dicatat, digolongkan, dan diringkas oleh akuntansi adalah transaksi dan
peristiwa. Transaksi adalah suatu perjanjian, komunikasi, atau perpindahan yang
dilaksanakan di antara entitas atau objek terpisah, seringkali melibatkan
pertukaran sesuatu yang bernilai, seperti informasi, barang, jasa, dan uang.
Contoh transaksi adalah penjualan produk, pembelian bahan, pembayaran gaji.
Peristiwa adalah kejadian yang memerlukan dokumentasi. Contoh peristiwa
adalah depresiasi aktiva tetap, adjustment atas nilai sediaan, koreksi atas
kesalahan pencatatan transaksi. Sebagian besar kegiatan akuntansi implementasi
rencana berupa pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi yang timbul
dari pelaksanaan rencana. Kegiatan akuntansi perencanaan berupa pencatatan,
penggolongan, dan peringkasan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam proses
perencanaan, seperti keputusan atas trend yang diidentifikasi akan berpengaruh
terhadap bisnis perusahaan, keputusan atas peluang dan ancaman yang dihadapi
oleh perusahaan serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan
untuk meraih peluang atau untuk meraih peluang dan mengatasi kelemahan.

Sifat Informasi
Akuntansi perencanaan mengolah informasi yang bersifat kualitatif, kuantitatif
nonkeuangan, dan kuantitatif keuangan. Bahkan dalam dua tahap pertama total
business planning (perumusan strategi dan perencanaan strategik) semua
informasi yang diolah oleh akuntansi perencanaan berupa informasi kualitatif.
Pada tahap penyusunan program dan penyusunan anggaran, akuntansi
perencanaan mulai mengolah informasi kuantitatif nonkeuangan dan kuantitatif
keuangan karena di kedua tahap tersebut manajemen mulai merencanakan
pengelolaan sumber daya langka. Oleh karena dalam pengimplementasian
rencana, personel mengonsumsi berbagai sumber daya langka (seperti bahan
baku, jam orang, jasa) untuk memperoleh pendapatan, maka akuntansi
implementasi rencana terutama mengolah informasi kuantitatif keuangan.

Horizon Waktu
Oleh karena perencanaan terdiri dari serangkaian pengambilan keputusan tentang
masa depan, maka informasi yang dipakai sebagai basis pengambilan keputusan
dan apa yang diputuskan selalu berkaitan dengan masa depan. Akuntansi
perencanaan mengolah informasi masa depan—informasi yang diperkirakan atau
direncanakan akan terjadi di masa depan. Di lain pihak, karena dalam
pengimplementasian rencana manajemen mengorbankan berbagai sumber daya
untuk mendapatkan pendapatan (penerimaan sumber daya) maka akuntansi
implementasi rencana mengolah informasi masa lalu—yaitu informasi tentang

15
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada

nilai sumber daya yang telah dikorbankan dan diperoleh dari pelaksanaan apa
yang telah direncanakan sebelumnya.

Sumber Informasi
Telah disebutkan di muka, perencanaan merupakan serangkaian pengambilan
keputusan tentang masa depan perusahaan. Dalam proses pengambilan keputusan
tersebut dibangun kesepakatan-kesepakatan tentang apa yang hendak diwujudkan
di masa depan dan tentang action plans yang disepakati untuk mewujudkannya.
Dengan demikian informasi yang diolah oleh akuntansi perencanaan bersumber
dari berbagai kesepakatan yang dibuat oleh personel perusahaan dalam proses
perencanaan. Oleh karena perencanaan dilaksanakan oleh personel organisasi,
maka kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan dari proses perencanaan
merupakan kesepakatan internal—yaitu kesepakatan yang dibangun oleh kalangan
internal perusahaan.
Di lain pihak, pelaksanaan rencana melibatkan kesepakatan antara perusahaan
dengan pemangku kepentingan di luar perusahaan seperti pemasok, customer,
kreditor, investor, mitra bisnis, karyawan, dan instansi pajak. Dengan demikian
informasi yang diolah oleh akuntansi implementasi rencana bersumber dari
berbagai kesepakatan yang dibuat oleh perusahaan dengan pemangku kepentingan
di luar perusahaan.

MANFAAT AKUNTANSI PERENCANAAN


Akuntansi perencanaan menyediakan peta perjalanan bisnis yang berisi informasi
tentang gambaran masa depan yang hendak diwujudkan, rencana tindakan pilihan
untuk mewujudkan gambaran tersebut, dan konsekuensi keuangan yang
direncanakan akan diperoleh dan dikeluarkan selama jangka waktu perencanaan.
Manfaat akuntansi perencanaan dalam pengelolaan perusahaan adalah:
1. Menyediakan dengan cepat informasi perencanaan yang andal, yang dapat
dimanfaatkan untuk mempertegas kesepakatan-kesepakatan yang telah
diputuskan dalam proses perencanaan. Penegasan kesepakatan di antara
personel dapat dilakukan karena akuntansi perencanaan menyediakan
informasi yang dipakai sebagai basis pengambilan keputusan dan apa yang
diputuskan dalam proses perencanaan. Penegasan kesepakatan yang dapat
dilakukan dengan mudah inilah yang dapat mempertahankan kekohesivan
organisasi—suatu atribut organisasi yang diperlukan untuk memampukan
perusahaan dalam memasuki lingkungan bisnis turbulen dan kompetitif.
2. Meningkatkan kualitas perencanaan dengan tersedianya fasilitas pembangunan
linkage di antara informasi perencanaan dalam computerized accounting.
Perencanaan yang pada hakikatnya merupakan proses untuk memaksimumkan
hubungan sebab-akibat dan meminimumkan unsur keberuntungan dalam
membangun masa depan perusahaan difasilitasi oleh akuntansi perencanaan
berbasis teknologi informasi. Linkage inilah yang meningkatkan kepastian
masa depan yang direncanakan. Lihat Gambar 2.6 yang melukiskan linkage
yang dibangun di antara informasi perencanaan. Linkage hirarkhis adalah
keterkaitan yang dibangun di antara informasi yang menjadi penyebab dengan
informasi yang menjadi akibat. Pada Gambar 2.6 tersebut, linkage yang
bersifat hirarkhis dibangun antara pernyataan misi, visi, dan strategi dengan

16
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada

jawaban atas pertanyaan mendasar (kebutuhan apa yang kami penuhi, siapa
customer kami, dalam bisnis apa kami berusaha, dan apa yang terbaik kami
lakukan dalam bisnis tersebut). Informasi yang menjadi basis untuk menjawab
pertanyaan mendasar tersebut diperoleh dari hasil SWOT analysis. Informasi
peluang dan ancaman yang diidentifikasi dalam SWOT analysis ini diperoleh
dari hasil trend watching (yaitu dari dampak trend perubahan lingkungan
terhadap bisnis perusahaan). Linkage yang bersifat nonhirarkhis dibangun
antara pernyataan misi dan visi (umumnya masing-masing berupa pernyataan
yang terdiri dari satu kalimat) dengan informasi penjelasan pernyataan misi
dan visi. Setiap kata atau frasa dibuatkan penjelasan agar seluruh personel
mendapatkan pemahaman yang sama atas makna yang terkandung dalam
pernyataan misi dan visi.

Hubungan
Nonhirarkhis

Penjelasan Rinci
Pernyataan Misi
Pernyataan Misi
dan Visi
Perusahaan
Perusahaan

Jawaban atas
Pertanyaan
Mendasar

Hubungan
Hirarkhis
(Sebab-Akibat)
Hasil SWOT
Analysis

Hasil
Trendwatching

Gambar 2.6 Linkage Hirarkhis dan Nonhirarkhis di antara Informasi


Perencanaan

17
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada

3. Memampukan personel melaksanakan perencanaan secara berkelanjutan.


Computerized accounting memudahkan pencatatan, pemutakhiran, perubahan,
penggantian, dan penghapusan informasi perencanaan. Informasi perencanaan
yang masih berlaku dan yang sudah tidak berlaku lagi dengan mudah dan
secara jelas diidentifikasi, sehingga menjadikan personel well-informed
tentang informasi yang disepakati untuk dilaksanakan. Kemampuan
perusahaan untuk melakukan perencanaan secara berkelanjutan ini
memungkinkan perusahaan beroperasi dengan sense and respond mode. Mode
operasi ini lah yang menjadikan perusahaan responsif dalam memasuki
lingkungan bisnis yang turbulen dan kompetitif.
4. Memungkinkan perusahaan melakukan multiscenario planning. Karena
informasi perencanaan disimpan dalam bentuk softcopy dan di antara
informasi perencanaan dibangun linkage, maka penyusunan rencana dengan
berbagai skenario (multiscenario planning) dapat dilakukan dengan mudah
dan cepat. Jawaban atas pertanyaan “apa yang terjadi jika……(what if
question)” —pertanyaan yang banyak timbul dalam proses perencanaan, dapat
diperoleh jawabannya dengan mudah dan cepat. Multiscenario planning ini
merupakan solusi untuk menciptakan masa depan perusahaan dengan semakin
tingginya ketidakpastian yang melekat pada masa depan.
5. Memungkinkan pergeseran pengendalian dari pengendalian berbasis aturan
dan jenjang organisasi ke pengendalian berbasis transparansi informasi.
Dalam manajemen tradisional, pengendalian ditujukan ke karyawan dan
dilaksanakan dengan menciptakan aturan dan pengawasan melalui jenjang
organisasi. Pengendalian dengan cara ini efektif diterapkan dalam organisasi
yang di dalamnya pekerja otot dominan. Organisasi dalam Jaman Jejaring ini
didominasi oleh pekerja pengetahuan, yang mengandalkan produktivitas
pikirannya dalam menghasilkan produk dan jasa. Keberhasilan organisasi
tidak lagi diperoleh dari efektifnya pengendalian, namun dari kemampuan
manajer dalam menjadikan produktif ilmu dan pengetahuan yang dikuasi oleh
pekerja pengetahuan. Inovasi menggantikan pengendalian sebagai pemacu
keberhasilan organisasi kontemporer. Produktivitas ilmu dan pengetahuan
yang dikuasai oleh karyawan sangat ditentukan oleh trust-based relationship
yang dibangun di antara karyawan dan antara manajer dengan karyawan.
Keberhasilan pembangunan trust-based relationship ini sangat ditentukan oleh
transparansi informasi perencanaan, yang pada gilirannya transparansi ini
sangat ditentukan oleh kualitas akuntansi perencanaan yang diselenggarakan
oleh perusahaan. Sekarang ini, transparansi merupakan sistem pengendalian
baru (Bjarte Bogsnes, p. 13)iv yang sangat efektif untuk menghasilkan rencana
yang baik dan mengimplementasikan rencana tersebut.

RANGKUMAN
Sistem manajemen strategik dibagi menjadi dua tahap pengelolaan: tahap
perencanaan dan tahap implementasi rencana. Tahap perencanaan memerlukan
empat tahap utama: perumusan strategi, perencanaan strategik, penyusunan
program, dan penyusunan anggaran. Keempat tahap perencanaan tersebut
dilaksanakan secara bersistem melalui integrated total business planning system
yang menggunakan Balanced Scorecard sebagai basisnya. Sistem manajemen
strategik memerlukan akuntansi manajemen strategik yang menyediakan

18
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada

informasi di setiap tahap pengelolaan, baik di tahap perencanaan maupun di tahap


implementasi rencana. Akuntansi manajemen strategik terdiri dari dua tipe
akuntansi: akuntansi perencanaan dan akuntansi implementasi rencana. Akuntansi
perencanaan berperan dalam menyediakan informasi untuk menciptakan masa
depan perusahaan, sedangkan informasi implementasi rencana berperan untuk
mengolah informasi yang dihasilkan dari pelaksanaan rencana.
Akuntansi perencanaan berbeda dengan akuntansi implementasi rencana
dalam hal: objek, sifat informasi, horizon waktu, dan sumber informasi.
Akuntansi perencanaan menghasilkan informasi perencanaan yang terdiri dari
dua tipe: (1) informasi yang disepakati bersama oleh personel sebagai basis untuk
pengambilan keputusan dan (2) informasi keluaran yang disepakati bersama
dalam pengambilan keputusan yang dilakukan dalam proses perencanaan.
Informasi tipe pertama dimanfaatkan untuk memberdayakan personel dalam
pengambilan keputusan tentang masa depan perusahaan. Informasi tipe kedua
dimanfaatkan untuk menginformasikan apa yang telah disepakati untuk
diwujudkan dalam pelaksanaan rencana.
Ada empat alasan mengapa akuntansi diperlukan dalam proses perencanaan:
(1) tersedia teknologi informasi sebagai pemampu (enabler), (2) informasi
kualitatif, kuantitatif nonkeuangan dan kuantitatif keuangan sangat diperlukan
dalam proses perencanaan, (3) perencanaan berkelanjutan memerlukan review
atas informasi perencanaan, dan (4) informasi perencanaan selama ini tidak
dikelola dengan baik.
Akuntansi perencanaan dilaksanakan dengan protokol berikut ini: (1) hanya
ada satu sumber resmi informasi perencanaan, yaitu catatan yang diselenggarakan
melalui akuntansi perencanaan, (2) proses akuntansi harus mencerminkan proses
perencanaan, (3) setiap pencatatan peristiwa harus dilandasi dengan dokumen
sumber dan dilampiri dengan dokumen pendukung yang semuanya diotorisasi
oleh manajer atau pihak yang berwenang. Semua dokumen harus merupakan
dokumen elektronik, (4) setiap perubahan informasi kualititatif, kuantitatif
nonkeuangan, dan kuantitatif keuangan yang tercatat dalam database harus
dilandasi oleh dokumen sumber yang diotorisasi oleh manajer atau pihak yang
berwenang, (5) informasi perencanaan yang dicatat dalam database harus
dibangun linkage-nya, baik secara hirarkhis maupun nonhirarkhis (melalui
tagging), (6) informasi perencanaan harus dicatat serinci yang diperlukan, karena
komputer mempunyai kemampuan luar biasa dalam mengelola informasi rinci.
Manfaat akuntansi perencanaan adalah: (1) menyediakan dengan cepat
informasi perencanaan yang andal, yang dapat dimanfaatkan untuk mempertegas
kesepakatan-kesepakatan yang telah diputuskan dalam proses perencanaan, (2)
meningkatkan kualitas perencanaan dengan tersedianya fasilitas pembangunan
linkage di antara informasi perencanaan dalam computerized accounting, (3)
memampukan personel untuk melaksanakan perencanaan secara berkelanjutan,
(4) memungkinkan perusahaan melakukan multiscenario planning.

DAFTAR PUSTAKA

19
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada

Fred R. David, Strategic Management.: Concepts and Cases. Upper Saddle River:
Prentice Hall, 2003.

Tom Peters. Re-Imagine! London: Dorling Kimberly Limeted, 2003.

Robert S. Kaplan dan David P. Norton. The Execution Premium: Linking Strategy
to Operations for Competitive Advantage. Boston: Harvard Business Press,
2008.

Bjarte Bogsnes. Implementing Beyond Budgeting: Unlocking the Performance


Potential. Hoboken: John Wiley & Sons, Inc. 2009.

Fred R. David, Strategic Management.: Concepts and Cases. Upper Saddle River:
Prentice Hall, 2003.

Tom Peters. Re-Imagine! London: Dorling Kimberly Limeted, 2003.

Robert S. Kaplan dan David P. Norton. The Execution Premium: Linking Stratgy
to Operations for Competitive Advantage. Boston: Harvard Business Press,
2008.

Bjarte Bogsnes. Implementing Beyond Budgeting: Unlocking the Performance


Potential. Hoboken: John Wiley & Sons, Inc. 2009.

20

Anda mungkin juga menyukai