OLEH:
90200117056
JURUSAN MANAJEMEN
2020
KONSUMSI, INVESTASI DAN PERANAN PASAR MODAL
A. Konsumsi
Konsumsi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan ekonomi yang
dilakukan manusia.Manusia selalu membeli semua kebutuhannya baik barang maupun
jasa. Diambil dari buku Pengantar Teori Ekonomi (2000) karya Suherman Rosyidi,
pengertian konsumsi adalah penggunaan barang dan jasa yang secara langsung akan
memenuhi kebutuhan manusia.
Hasil bersih dari suatu kekayaan merupakan faktor penting dalam menentukan
konsumsi.
B. Investasi
“Investment is any vehicle into which funds can be placed with expectation that it will
generate positive income and/or preserve or increase its value.”
Artinya investasi adalah suatu sarana dimana dana dapat ditempatkan dengan harapan
hal tersebut akan menghasilkan pendapatan positif dan/atau menjaga atau meningkatkan
nilainya.
c) Tipe-tipe keuangan
Investasi
Tidak Investas
i
Investor Perusahaan Aktiva-
Langsung Langsun aktiva
Investasi
Keuangan
Investasi
Langsung
Sumber gambar : Jogiyanto (2010)
Sedangkan pada kelompok investasi tidak langsung hanya ada satu jenis
alternatif investasi, yaitu perusahaan investasi (investment companies). Berupa
unit investment trust, closed-end investment companies dan open-end
investment companies.Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat-
surat berharga dari perusahaan investasi. Perusahaan investasi adalah perusahaan
yang menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke public dan
menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan ke dalam bentuk
portofolionya. Ini berarti bahwa perusahaan investasi membentuk portofolio
(diharapkan portofolionya optimal) dan menjualnya eceran kepada public dalam
bentuk saham-sahamnya.
Pasar modal dipakai sebagai terjemahan dari istilah “Capital Market.” yang
berarti suatu tempat atau sistem bagaimana caranya dipenuhinya kebutuhan-kebutuhan
dana untuk capital suatu perusahaan, merupakan pasar tempat orang membeli dan
menjual surat efek yang baru dikeluarkan. Jadi seperti di pasar-pasar lainnya, di pasar
modal juga berkumpul orang- orang untuk melakukan perdagangan, misalnya dengan
melakukan jual-beli. Dalam hal ini yang diperdagangkan adalah efek.
Dengan demikian pasar modal berarti suatu pasar dimana dana-dana jangka
panjang baik utang maupun modal sendiri diperdagangkan. Dana-dana jangka panjang
yang merupakan utang biasanya berbentuk obligasi sedangkan dana jangka panjang
yang merupakan modal sendiri biasanya berbentuk saham. Sementara itu, Undang-
undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 Pasal 1 angka 13 memberi pengertian kepada
Pasar Modal sebagai suatu kegiatan yang berkenaan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Jadi Undang-undang Pasar Modal dalam memberi arti kepada modal tidak
memberi suatu definisi secara menyeluruh melainkan lebih menitikberatkan kepada
kegiatan dan para pelaku dari suatu pasar modal. Sering disebut-sebut juga bahwa pasar
modal merupakan tempat investasi jangka panjang. Hal ini diperbedakan dengan
rivalnya yang lain yang disebut “pasar uang”, yang terakhir ini sering dikatakan sebagai
sumber dana jangka pendek. Selain itu, rivalnya yang lain lagi adalah “pasar komoditi”
yang didalam hal ini merupakan tempat perdagangan komoditas seperti kopra, karet,
kedelai, dan sebagainya.
Inilah tiga serangkai bursa, dimana pasar modal untuk memperdagangkan efek
(jangka panjang), pasar uang untuk memperdagangkan uang jangka pendek, sementara
pasar komoditas merupakan tempat untuk memperdagangkan barang- barang
komoditas.
Peranan pasar modal, pada dasarnya memiliki kesamaan antara negara satu
dengan negara lainnya, salah satu tujuannya adalah bagaimana menciptakan fasilitas
bagi keperluan industri dan keseluruhan entitas dalam memenuhi permintaan dan
penawaran modal dan alasan lainnya adalah menjalankan fungsi ekonomi dan
keuangan.
Peranan pasar modal suatu negara dapat dilihat dari minimal lima aspek sebagai
berikut
Sebagai fasilitas melakukan proses interaksi antara pembeli dan penjual untuk
menentukan harga saham atau surat berharga yang akan diperjual-belikan. Ditinjau
dari segi lain, pasar modal dapat memberikan kemudahan bagi pelaku pasar modal
untuk melakukan transaksi tanpa melalui tatap muka ( pembeli dan penjual dapat
bertemu secara tidak langsung), hal tersebut dapat dilakukan dengan adanya sistem
perdagangan efek melalui fasilitas perdagangan melalui computer.
Pasar modal memberikan kesempatan kepada investor guna memperoleh hasil
yang diharapkan. Keadaan tersebut akan mendorong perusahaan untuk memenuhi
keinginan para investor.
Pasar modal untuk memberikan kesempatan kepada investor untuk menjual
kembali saham yang dimiliki nya atau surat berharga lainnya, sehingga dapat
memberikan kepastian kepada investor dalam menghindari risiko rugi. Jadi, operasi
pasar modal dapat menghindari ketidakpastian di masa yang akan datang.
Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartsipasi
dalam pengembangan perekonomian. Pasar modal dapat dijadikan alternatif bagi
masyarakat mengenai bagaimana cara menginvestasikan uang mereka selain
dengan menabung sehingga masyarakat dapat melakukan investasi melalui pasar
modal dengan membeli sebagian kecil saham perusahaan publik, dan kemudian
dapat ditingkatkan dan dikembangkan.39
Dengan adanya pasar modal maka dapat mengurangi biaya informasi dan transaksi
surat berharga, biaya pencarian informasi tentang perusahaan (emiten) termasuk
didalamnya kelebihan dan kekurangan mengenai surat berharga suatu perusahaan
publik karena semua biaya merupakan tanggung semua pelaku di pasar modal
karena semua informasi yang ada akan dicerminkan dalam harga saham.
Fungsi Tabungan
Pada dasarnya fungsi menabung adalah baik, hanya saja perlu diingat bahwa
metode yang digunakan sangat dipengaruhi oleh kemungkinan rugi sebagai kaitan
penurunan nilai mata uang, inflasi, dan risiko hilang sehinggadiperlukan metode
lain guna investasi, yaitu dengan membeli surat berharga karena dengan aliran dana
tersebut dapat digunakan untuk memperbanyak jasa dan barang di suatu sektor
perekonomian. Dengan membeli surat berharga masyarakat diharapkan bisa
mengantisipasi standar hidup yang lebih baik.
Fungsi Kekayaan
Pasar modal adalah cara untuk menyimpan kekayaan dalam jangka panjang sampai
kekayaan tersebut dapat dipergunakan kembali karena kekayaan tersebut tidak
mengalami depresiasi seperti aktiva lainnya dan surat berharga mempunyai
kekuatan beli (purchasing power) pada masa yang akan datang.
Fungsi Likuiditas
Kekayaan yang disimpan dalam surat berharga biasa dilikuidasi di pasar modal
dengan risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan aktiva lainnya, walaupun uang
memiliki tingkat likuidasi yang paling sempurna, akan tetapi uang mudah terkena
inflasi dari waktu ke waktu.
Fungsi Pinjaman
Pasar modal pada dasarnya juga menjalankan fungsi konsumsi atau investasi karena
pinjaman merupakan utang kepada masyarakat. Pasar modal bagi suatu negara
merupakan sumber pembiayaan pembangunan dari pinjaman yang dihimpun dari
masyarakat jika dibandingkan dengan pinjaman dari Bank Dunia yang memiliki
rate bunga yang lebih tinggi.
Pasar modal sangat memiliki peran dan manfaat dalam struktur perekonomian
karena sebagai wahana pengalokasian dan yang secara efisien memungkinkaninvestor
dapat melakukan investasi pada beberapa perusahaan sekaligus dengan pembelian efek-
efek yang diperdagangkan dipasar modal.
Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasr
modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu:
1. Fungsi Ekonomi
Karena kegiatan pasar modal begitu marak dan complicated, maka sangat
dibutuhkan suatu perangkat hukum yang mengaturnya agar pasar tersebut menjadi
teratur, adil, dan efisien. Sehingga kemudian lahirlah apa yang disebut Hukum Pasar
Modal itu (Capital Market Law, Securities Law). Pada prinsipnya hukum pasar modal
mengatur segala segi yang berkenaan dengan pasar modal. Jadi ruang lingkupnya relatif
luas, antara lain pengaturannya tentang hal-hal sebagai berikut:
Salah satu tujuan dari eksistensi Hukum Pasar Modal adalah agar dapat
mengamankan investasi dari pihak pemodal. Investasi itu sendiri baru dianggap aman
jika memenuhi unsur-unsur sebagai berikut :
1. Likuidnya efek.
2. Unsur keamanan terhadap pokok (principal) yang ditanam.
3. Unsur rentabilitas atau stabilitas dalam melakukan return of investment
Jika kita lihat di dalam menjalankan fungsinya setiap pelaku pasar modal
dituntut untuk memahami dan menguasai sistem hukum yang menjadi landasan
bergeraknya industri pasar modal Indonesia. Dengan mengetahui sumber-sumber
hukum yang menjadi titik tolak dalam penetapan suatu keputusan yang berlaku
diharapkan pembuat keputusan tidak berlaku sewenang-wenang dalam rangka
penegakan hukum.
1. Pasar Perdana (Primary Market), yaitu penawaran saham dari emiten kepada
investor selama waktu yang telah ditetapkan oleh pihak yang menerbitkan
sebelum saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. Harga saham di
pasar ini ditentukan oleh Penjamin Emisi dan perusahaan yang menerbitkan
saham (emiten).
2. Pasar Sekunder (Secondary Market) yaitu perdagangan saham setelah melewati
penawaran di pasar perdana. Jadi Pasar Sekunder merupakan pasar dimana
saham dan sekuritas lainnya diperjual-belikan secara luas setelah melalui masa
penjualan di pasar perdana. Harga saham di Pasar Sekunder ditentukan oleh
pemerintah dan penawaran antara pembeli dan penjual menurut mekanisme
pasar.
3. Pasar Ketiga (Third Market) yaitu tempat perdagangan saham di luar bursa (over
the counter market). Di Indonesia pasar ini disebut bursa pararel, yaitu suatu
sistem perdagangan efek atau surat berharga yang terorganisir di luar bursa efek
resmi, dalam bentuk pasar sekunder yang diatur dan dilaksanakan oleh
Perserikatan dan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE) dengan diawasi dan
dibina oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam
LK).
4. Pasar Keempat (Fourth Market) pada dasarnya merupakan suatu bentuk
perdagangan efek antar pemodal atau investor dengan kata lain berupa
pengalihan saham dari satu pemegang saham ke pemegang saham lainnya tanpa
melalui perantara perdagangan efek atau lembaga lainnya.43
Pasar modal adalah pasar yang memperdagangkan efek dalam bentuk instrumen
keuangan jangka panjang baik dalam bentuk modal (equity) dan utang. Istilah Pasar
Modal dipakai sebagai terjemahan dari capital market, yang berarti suatu tempat atau
sistem bagaimana caranya memenuhi kebutuhan-kebutuhan dana untuk modal suatu
perusahaan.
Instrumen pasar modal dapat dibedakan atas surat berharga yang bersifat utang
(bonds atau obligasi) dan surat berharga yang bersifat pemilikan (saham atau equity).
Obligasi adalah bukti pengakuan berutang dari perusahaan. Sedangkan saham adalah
bukti penyertaan modal dalam saham. Di bursa di seluruh dunia, kedua efek itulah yang
banyak diperdagangkan. Demikian pula halnya dengan bursa efek di Indonesia.
Menurut Mishkin dan Easkin (2000:16) dalam bukunya Financial Markets and
Institution pasar modal merupakan :
“Capital market is the market which longer-term debt (original matuyear or greater) and
equity instrument are traded.”
Dilihat dari pengertian akan pasar modal diatas, dapat disimpulkan bahwa pasar
modal sebagai sarana pendanaan untuk kegiatan berinvestasi bagi perusahaan maupun
institusi lain dengan memberikan fasilitas sarana dan prasarana untuk kegiatan jual beli
aset keuangan jangka panjang atau kegiatan terkait lainnya.
Dari uraian tersebut diatas, dapat dijelakan instrument pasar modal sebagai
berikut:
BAPEPAM
Lembaga ini merupakan lembaga yang di bentuk pemerintah untuk
mengawasi pasaar modal Indonesia. BAPEPAM merupakan singkatan dari badan
pengawas pasar modal, setelah sebelumnya singkatan dari badan pelaksana pasar
modal. Perubahan terjadi pada akhir tahun 1990. perusahaan-perusahaan yang akan
menerbitkan sekuritas, baik saham maupun obligasi, harus mendapat izin dari
BAPEPAM. Fungsi yang harus dilakukan oleh BAPEPAM adalah fungsi
pengawasan.
Bursa Efek
Akuntan Publik
Underwriter
Wali amanat (trustee)
Notaris
Konsultan Hukum
Lembaga Kliring
PASAR MODAL DAN SEKURITAS YANG
DIPERDAGANGKAN
Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX) adalah pihak
yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem juga sarana untuk mempertemukan
penawaran jual dan beli Efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek di
antara mereka. Bursa Efek Indonesia merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa
Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Demi efektivitas operasional
dan transaksi, Pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa Efek Jakarta sebagai
pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif menjadi
BEI. Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 Desember 2007. Bursa Efek
Indonesia (BEI) terus berkembang seiring bertambahnya usia, dan keadaan pun semakin
menunjukkan bahwa efek/ saham semakin banyak peminatnya, dilihat dari
kapitalisasinya yang terus bertambah dari tahun-tahun sebelumnya.
1805.52
IHSG 1162.64 2745.83
Kapitalisasi Pasar
Rp 801T Rp 1249T Rp 1982T
Transaksi Harian
Rp 1.67T Rp 1.84T Rp 4.26T
Emiten Baru
8 12 24
Volume Harian
1.65M 1.78M 4.26M
IPO
Rp 3.54T Rp 3.01T Rp 17.18T
Emisi obligasi
Rp 8.25T Rp 11.45T Rp 31.28T
Pasar Modal (Capital Market) dapat juga diartikan sebagai pasar untuk berbagai
instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang
(obligasi), ekuitas (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya.
Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain
(misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan
demikian, pasar modal memfasilitasi berbagaisarana dan prasarana kegiatan jual beli
dan kegiatan terkait lainnya. Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal
merupakan instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham,
obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option,
futures, dan lain-lain.
Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena
pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan
usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat
pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk
pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar
modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan
seperti saham, obligasi dan reksa dana. Dengan demikian, masyarakat dapat
menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko
masing-masing instrumen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pasar Modal merupakan
tempat bertemunya investor sebagai pemillik dana dan perusahaan/institusi yang
memerlukan dana.
Pasar Modal Indonesia telah ada sejak zaman Hindia Belanda, tepatnya pada
tanggal 14 Desember 1912 di Batavia, namun perkembangannya mengalami masa
pasang – surut akibat berbagai faktor, mulai dari Perang Dunia I dan II hingga
perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada Pemerintah Republik Indonesia
(RI). Selanjutnya, pihak Pemerintah RI melakukan pembentukan ulang Pasar Modal
Indonesia melalui Undang-Undang Darurat No. 13 tahun 1951 yang kemudian
dipertegas oleh Undang-Undang Republik Indonesia No.15 tahun 1952.
Penetapan Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal juga semakin
mengukuhkan peran BEJ dan BES sebagai bagian dari Self Regulatory Organization
(SRO) Pasar Modal Indonesia. Sejak itu, BEJ tumbuh pesat berkat sejumlah pencapaian
di bidang teknologi perdagangan, antara lain dengan komputerisasi perdagangan melalui
sistem Jakarta Automated Trading System (JATS) di tahun 1995, perdagangan tanpa
warkat di tahun 2000 dan Remote Trading System pada tahun 2002. Sementara itu, BES
mengembangkan pasar obligasi dan derivatif.
Tahun 2007 menjadi titik penting dalam sejarah perkembangan Pasar Modal
Indonesia. Dengan persetujuan para pemegang saham kedua bursa, BES digabungkan
ke dalam BEJ yang kemudian menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan tujuan
meningkatkan peran pasar modal dalam perekonomian Indonesia. Pada tahun 2008,
Pasar Modal Indonesia terkena imbas krisis keuangan dunia. IHSG, yang sempat
menyentuh titik tertinggi 2.830,26 pada tanggal 9 Januari 2008, terperosok jatuh hingga
1.111,39 pada tanggal 28 Oktober 2008 sebelum ditutup pada level 1.355,41 pada akhir
tahun 2008. Kemerosotan tersebut dipulihkan kembali dengan pertumbuhan 86,98%
pada tahun 2009 dan 46,13% pada tahun 2010.
D. Penerbitan Sekuritas
Tidak semua perusahaan bisa menerbitkan saham dan obligasi di pasar modal.
Hanya perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang mungkin menerbitkan
sekuritas di pasar modal. Persyaratan-persyaratan yang mungkin harus dipenuhi agar
semua perusahaan bisa menerbitkan saham dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ)
diantaranya adalah :
10. Dewan komisaris dan dewan direksi mempunyai reputassi yang baik
Hutang jangka panjang pajang ( long –term dept) terdiri dari pengorbanan
manfaat ekonomi yang sangat mungkin dimasa depan akibat kewajiban sekarang yang
tidak dibayarkan dalam satu tahun atau satu siklus operasi perusahaan, mana yang lebih
lama. Hutang Obligasi, wesel bayar jangka panjang, hutang hipotik, kewajiban pensiun,
dan kewajiban lease merupakan contoh-contoh kewajiban jangka panjang.
Penerbitan jangka panjang biasanya disertai dengan formalitas yang dapat diper
imbangkan secara layak. Sebagai contoh , anggaran dasar korporasi biasanya
membutuhkan persetujuan dewan Diektu dan pemegang sahan sebelum Obligasi dapat
diterbitkan atau perjanjian hutang jangka panjang dapat dikontrakan.
Penerbitan obligasi
Obligasi adalah jenis utang jangka panjang yang paling sering dilaporkan di
rencana perusahaan. Tujuan utama dari obligasi adalah untuk meminjam dalam jangka
panjang apabila jumlah modal yang diperlukann terlalu besar untuk disediakan oleh satu
pemberi pinjaman.
Wesel bayar jangka panjang memiliki subtansi yang sama seperti obligasi
dimana keduanya mempunyai tanggal jatuh tempo yang tetap dan suku bunga
ditetapkan atau implicit. Akan tetapi wesel tidak dapat langsung dijual seperti obligasi
di pasar sekuritas puplik yang terorganisasi. Perusahan non korporasi dan korporasi
kecil mengeluarakan baik wesel jangka panjang maupun obligasi.
Wesel bayar hipotik adalah wesel promes yang dijamin dengan suatu
dokumenyang disebut hipotik dengan mengadakan hak atas property sebagai jaminan
pinjaman. Penerbit adalah badan hukum atau lembaga pemerintah yang memiliki hak
untuk menerbitkan sekuritas apa pun ke dalam sirkulasi. Penempatan mereka dilakukan
melalui proses emisi. Dengan demikian, masalah dipahami sebagai prosedur yang diatur
oleh hukum, yang terdiri dari serangkaian tindakan berurutan yang memastikan masalah
langsung saham (obligasi) dengan penempatan lebih lanjut.
Tujuan dari proses emisi cukup, sederhana - untuk menarik sumber daya keuangan
yang hilang:
Ketentuan masalah - kepatuhan dengan aturan yang ditetapkan oleh hukum dan kontrol
lembaga pemerintah yang bertanggung jawab untuk mengatur pasar yang relevan.
Masalah apa yang bisa dipecahkan oleh penerbit dengan bantuan emisi.
Prosedur emisi dibagi menjadi beberapa tipe tertentu. Masing-masing mencirikan aspek
emisi yang berbeda.
Pelanggaran terhadap perintah yang dijelaskan di atas penuh dengan penciptaan kondisi
di mana prosedur ini didefinisikan sebagai tidak adil. Kemudian penerbit ditolak
pendaftaran negara.
Pendaftaran efek terkait dengan sejumlah besar operasi, pendaftaran berbagai dokumen.
Literasi hukum dan tidak adanya pengawasan adalah penting di sini. Itulah sebabnya
beralih ke spesialis untuk mendapatkan bantuan yang berkualitas adalah pendekatan
yang paling masuk akal.
Pialang, yaitu organisasi yang melakukan transaksi efek di pihak investor, seperti
membeli, menjual, dan memperdagangkan portofolio investasi.
Dealer, yaitu organisasi yang membeli atau menjual sekuritas dari portofolio meraka
sendiri untuk kemudian ditawarkan kepada investor yang akan membeli.
Broker dealer, yaitu organisasi yang mengombinasikan antara pialang
dan dealer. Broker dealer akan menjadi perantara yang menyediakan layanan sekuritas
seperti pemberian rekomendasi, analisis saham, dan layanan lainnya baik bagi
perusahaan maupun individu.
Ada dua kegiatan utama yang dimiliki oleh perusahaan sekuritas, yaitu perantara
perdagangan efek dan penjamin emisis efek.
Hal utama yang menjadi tanggung jawab perusahaan sekuritas sebagai penjamin emisi
ialah membantu calon emiten dalam pelaksanaan penawaran umum saham (IPO),
dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli efek yang tidak terjual.
Jenis-jenis Sekuritas
Sekuritas adalah “secarik kertas” yang menunjukkan hak pemilik kertas tersebut untuk
memperoleh bagian dari atau kekayaan perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut
dan berbagai kondisi untuk melaksanakan hak tersebut. Atau dengan istilah lain
sekuritas adalah salah satu bentuk investasi berupa sertifikat fisik (warkat) atau
elektronik yang bisa diperjual belikan untuk mendapatkan keuntungan.
Sekuritas jenis ini adalah obligasi, yakni surat utang jangka menengah-panjang yang
diterbitkan oleh perusahaan/pemerintah dengan nilai nominal yang dibayarkan pada
tanggal jatuh tempo tertentu.
Jenis sekuritas ini dipengaruhi oleh suku bunga pasar. Jika suku bunga naik, maka harga
obligasi turun, begitu pula sebaliknya.
Keuntungan sekuritas ini berupa bunga yang dibayarkan pada periode tertentu, mulai
dari 1 tahun hingga di atas 5 tahun.
Jenis sekuritas penghasilan tidak tetap adalah saham yang juga merupakan sekuritas
jangka panjang. Saham atau sekuritas ekuitas diterbitkan oleh perusahaan sebagai
sumber pendanaan dan merupakan tanda penyertaan modal seseorang dalam suatu
perusahaan.
Sekuritas ini membuat pemiliknya memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, aset
perusahaan, serta berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Jenis sekuritas karakter pilihan adalah warrant, yaitu hak yang dimiliki untuk membeli
saham pada waktu tertentu dengan harga tertentu yang telah ditentukan oleh penerbit
warrant.
Sekuritas ini biasa digunakan sebagai tambahan sewaktu obligasi diterbitkan. Seperti
saham, warrant juga dapat diperjualbelikan. Jenis warrant antara lain stock warrant dan
index warrant.
Sebagai investor pemula, biasanya sih kita akan langsung saja menuju perusahaan atau
aplikasi sekuritas, buka rekening, dan langsung deh pilih-pilih saham yang pengin
dibeli, tanpa merasa wajib untuk memahami sistem perdagangan saham yang
sebenarnya. Kalau di website BEI sendiri, mekanisme perdagangan di sana terbagi atas
3 kategori, yaitu sistem perdagangan saham, mekanisme perdagangan sukuk dan
obligasi, dan mekanisme perdagangan derivatif.
1. Pra Pembukaan
Dalam pra pembukaan ini, anggota bursa dapat memasukkan penawaran jual ataupun
beli saham, yang dilakukan dengan metode lelang elektronik pada JATS NEXT-G itu.
2. Proses Transaksi
Artinya, permintaan beli saham dengan harga yang lebih tinggi akan mendapatkan
prioritas terlebih dahulu ketimbang permintaan beli terhadap saham yang sama namun
dengan harga yang lebih rendah. Sedangkan, untuk sistem perdagangan saham jual,
harga yang lebih rendah akan mendapatkan prioritas terlebih dahulu ketimbang yang
memiliki harga tinggi.
Di samping price priority, di sistem perdagangan saham ini juga berlaku time priority–
yaitu prioritas waktu. Artinya, kalau penawaran jual atau permintaan beli saham
diajukan dalam harga yang sama, maka permintaan beli atau jual saham yang terlebih
dulu diajukan akan mendapatkan prioritas.
Proses transaksi saham di atas berlaku di pasar reguler dan pasar tunai. Sistem
perdagangan saham di kedua pasar tersebut menggunakan satuan lot efek atau
kelipatannya, yaitu 100 efek. Sedikit lain di pasar negosiasi. Sistem perdagangan saham
di pasar negosiasi dilakukan melalui sistem negosiasi secara langsung, melalui proses
tawar menawar, antara anggota bursa atau nasabah melalui salah satu anggota bursa,
atau nasabah dengan anggota bursa, yang kemudian hasil kesepakatannya diproses oleh
JATS NEXT-G.
3. Penyelesaian Transaksi
Selanjutnya adalah proses penyelesaian transaksi, di mana proses ini dijamin oleh KPEI
atau Kliring Penjaminan Efek Indonesia, dengan ketentuan sebagai berikut:
Transaksi yang terjadi di Pasar Reguler wajib diselesaikan pada hari bursa ke-2,
atau T+2.
Transaksi yang terjadi di Pasar Tunai wajib diselesaikan pada hari yang sama,
atau T0.
Penyelesaian transaksi ini yang dilakukannya di Pasar Reguler dan Pasar Tunai
akan ditentukan oleh KPEI, dengan cara pemindah bukuan ke rekening efek
anggota bursa di KSEI.
4. Pra Penutupan
Selanjutnya, ada proses pra penutupan dalam sistem perdagangan saham ini. Yaitu
proses ketika anggota bursa memasukkan penawaran jual atau beli menjelang penutupan
hari bursa. Dari penawaran dan permintaan ini, JATS NEXT-G lantas bisa membentuk
harga penutupan dan mempertemukan penawaran jual dan beli berdasarkan sistem price
dan time priority.
5. Pasca Penutupan
Selanjutnya, perdagangan saham hari itu akan ditutup. Dalam proses pasca penutupan
ini, anggota bursa dapat memasukkan penawaran jual atau beli pada harga penutupan.
Dari sini, JATS NEXT-G lantas mempertemukan penawaran dan permintaan yang ada
untuk efek yang sama secara keseluruhan, ataupun sebagian, pada harga penutupan
berdasarkan time priority.
INVESTASI YANG BERISIKO
A. Definisi Investasi
Investasi adalah penanaman aset atau dana yang dilakukan oleh sebuah perusahaan
atau perorangan untuk jangka waktu tertentu demi memperoleh imbal balik yang lebih
besar di masa depan.
B. Proses Investasi
Ada hubungan yang positif antara risiko dan keuntungan investasi, maksudnya
semakin tinggi return yang ditawarkan maka semakin tinggi pula risikonya,
sebaliknya semakin rendah return maka semakin rendah pula risikonya. Jadi tujuan
investasi harus dinyatakan baik dalam keuntungan maupun risiko. Jenis investor
terdiri dari:
Risk Taker, yaitu bersedia menanggung risiko lebih besar. Saham dari
perusahaan yang mempunyai risiko tinggi
Risk Aver, yaitu jenis nvestor menghindari risiko. Obligasi dari perusahaan yg
dinilai aman
2. Analisis Sekuritas
3. Pembentukan portofolio
Tingkat keuntungan yang diperoleh dari kegiatan investasi bersifat tidak pasti.
Dalam keadaan itu pemodal hanya akan mengharapkan untuk memperoleh tingkat
keuntungan tertentu E(R)
E(R) = ∑ P . R
Keterangan :
1995.0 0,1988
2.625 0,0189 1.250
1
-
2.675 - 1.525
1995.0 0,0678
2.450 0,0878 1.425
2
-
2.225 - 1.325
1995.0 0,0727
0,0963
3 2.450 1.700 0,2492
0,0963
1995.0 2.300 1.800 0,0571
4 -
2.275 0,0631 1.825 0,0137
1995.0
5 2.425 - 1.625 -
1996.0
9
1996.1
0
1996.1
1
1996.1
2
1997.0
1
D. Ukuran Penyebaran
Varians
Standar deviasi
Diversifikasi adalah berinvestasi pada berbagai jenis saham, dengan harapan jika
terjadi penurunan pengembalian satu saham akan ditutup oleh kenaikan pengembalian
saham yang lain. Bahwa risiko portofolio dipengaruhi oleh :
= 0,0190
Agar dalam analisis statistik perhitungan return tersebut tidak bias, maka dilakukan
dengan cara berikut :
= 0,0189
Dari data tersebut kita bisa menghitung tingkat keuntungan yang diharapkan dan
standar deviasi tingkat keuntungan dari masing- masing saham tersebut
Tabel 3.4
Komposisi
Portofolio
Astra Int’l Duta Anggada
Table 3.5
Tingkat keuntungan yang diharapkan dari suatu portofolio tidak lain merupakan
rata-rata tertimbang dari tingkat keuntungan yang diharapkan masing-masing saham
yang membentuk portofolio tersebut. Risiko dalam portofolio dibedakan :
Risiko sistematis
Risiko bisnis – business risk, yaitu risiko yang timbul akibat menurunnya
profitabilitas perusahaan emiten
Risiko likuiditas – liquidity risk, yaitu risiko yang berkaitan dengan kemampuan
saham yang bersangkutan untuk dapat segera diperjualbelikan tanpa mengalami
kerugian yang berarti
Risiko tingkat bunga – interest rate risk, yaitu risiko yang timbul akibat
perubahan tingkat bunga yang berlaku di pasar.
Definisi Risiko
Risiko itu ada jika pembuat keputusan (perencana proyek) mampu mengestimasi
kemungkinan-kemungkinan (probabilitas) yang berhubungan dengan berbagai variasi
hasil yang akan diterima salama investasi sehingga dapat disusun distribusi
probabilitasnya. Ketidakpastian ada jika pembuat keputusan tidak memiliki data yang
bisa dikembangkan untuk menyusun suatu distribusi probabilitas sehingga harus
membuat dugaan-dugaan untuk menyusunnya
Menurut Arthur J. Keown, Risiko adalah prospek suatu hasil yang tidak disukai
(operasional sebagai deviasi standar). Risiko merupakan besarnya penyimpangan antara
tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return –ER) dengan tingkat
pengembalian aktual (actual return).
PORTOFOLIO YANG EFISIEN
XA + XB =1 , dimana
X ≥ 0 dan X ≥ 0
A B
XB = 1- XA , dimana
X ≥ 0 dan X ≥ 0
A B
Dari persamaan diatas, investor dapat memperkirakan bahwa untuk portofolio yang
terdiri dari dua sekuritas misalnya sekuritas A dan B maka tingkat keuntungan yang
diharapkan dan deviasi standar (risiko) portofolio adalah sebagai berikut:
E(Rp) = XAE(RA) + (1- XA)E(RB)
Kita ketahui bahwa koefisien korelasi terletak dari nilai -1 (minimal) sampai
dengan nilai 1 (maksimal). Dengan contoh soal dibawah ini marilah kita pahami
bagaimana pengurangan risiko dalam portofolio saham dengan memperhatikan nilai
koefisien korelasi antara anggota portofolio. Apabila diketahui data sbb:
Jenis saham E(R) Standar Deviasi
Saham A 0,25 0,10
Saham B 0,20 0,08
Berdasar data di atas maka:
Adapun nilai tingkat keuntungan yang diharapkan dan deviasi standar untuk berbagai
nilai Xa adalah sebagai berikut:
XA 0 0,4 0,8 1,0
E(RA) 0,20 0,22 0,24 0,25
σp 0,08 0,088 0,96 0,10
Dari data diatas kita mendapatkan hasil bahwa pada saat ρAB=+1 (koefisien
korelasi positif sempurna 1), portofolio yang dilakukan tidak akan memberikan manfaat
bagi investor dalam pengurangan risiko. Dengan demikian, maka tidak ada manfaat
diversifikasi yang dilakukan sehingga akan sama seperti kalau memberli sekuritas
individual yang membentuk portofolio. Gambar hubungan antara tingkat keuntungan
dan deviasi standar pada saat korelasi adalah 1 seperti dibawah ini.
Gambar 4.3 Hubungan antara tingkat keuntungan yang diharapkan dengan deviasi
standar pada saat koefisien korelasi = +1
E (R p)
A
SML
0,25
0,2
B
Dengan demikian, portofolio dengan dua saham tidak akan memberikan manfaat
bagi investor apabila koefisien korelasi antar dua saham tersebut adalah positif
sempurna (+1) sehingga investor tidak perlu melakukan portofolio saham dengan
menentukan alokasi aset dalam saham tersebut.
A
SML
0,25
0,22 H
0,2
B
A
SML
0,25
0,22 H
0,2
B
(3)Xi ≥ 0,
E (R p) Risiko (σ)
Garis B sampai C merupakan permukaan garis yang membentuk efficient
frontier, sedangkan garis B sampai D bukan merupakan efficient frontier karena
kombinasi nilai risiko dengan return pada garis BD bukan yang paling efisien, karena
masih ada yang lebih efisien yaitu yang terletak pada garis BC.
Keadan short sales ditunjukkan pada saat proporsi dana yang dilakukan dapat
kurang dari nol (yaitu -1) dan lebih dari 1 (yaitu +2). Dengan short sales dimungkinkan
melakukan investasikan jumlah dana yang sangat besar jauh lebih besar dari jumlah
dana yang dimiliki oleh investor, ataupun melakukan investasi tanpa memiliki dana
dengan cara melakukan peminjaman saham kepada investor lainnya.
Gambar dibawah ini menggambarkan kondisi portofolio optimal yang dapat
diperoleh investor apabila short sales diperbolehkan.
Gambar 4.7 Permukaan efisien pilihan portofolio (efficient frontier) dengan adanya
short sales
E (R p)
Dalam portofolio lebih dari dua saham dengan short sales diperbolehkan, proporsi
saham yang diinvestasikan dimungkinkan bisa negatif. Maka perumusan
perhitungannya dapat dicari dengan persamaan:
Minimumkan risiko
Dengan batasan :
(1)£ X i = 1
Investasi bebas risiko adalah suatu investasi yang secara pasti memberikan
tingkat keuntungan kepada investor sebesar R f dengan deviasi standar tingkat
keuntungan investasi adalah nol. Investor apabila memiliki kesempatan untuk
menginvestasikan dana bebas risiko, maka kombinasi dari investasi dana bebas risiko
dengan investasi berisiko akan membentuk garis lurus. Gambar dibawah ini
memperlihatkan kombinasi antara portofolio aset bebas risiko dengan aset berisiko.
Gambar 4.8 Portofolio optimal penggabungan aset bebas risiko dengan aset berisiko
E (Rp)
Rf
Kombinasi portofolio aset bebas risiko dengan aset berisiko pada gambar diatas
terlihat pada garis Rf B, Rf C, dan Rf D. kombinasi RF D adalah kombinasi portofolio
yang optimal dibandingkan garis Rf B dan Rf C karena memberikan tingkat return yang
lebih tinggi pada besaran risiko yang sama. Dengan demikian, investor akan memilih
portofolio pada titik D. Apabila investor menginvestasikan pada titik antara Rf dan D,
maka investor mengkombinasikan portofolio yang dilakukan antara aset bebas risiko
dengan aset berisiko. Apabila investor menginvestasikan dananya pada titik-titik
sebelah kanan titik D, maka investor meminjam dana dengan bunga bebas risiko dan
menginvestasikannya pada portofolio di titik D. Dalam investasi portofolio lebih dari
dua saham, keberadaan risk free aset, maka untuk memperoleh kombinasi portofolio
yang optimal yaitu return yang paling tinggi pada tingkat risiko tertentu, maka
dimungkinkan dapat dilakukan dengan memaksimumkan kemiringan (slope) garis yang
menghubungkan aset bebas risiko (Rf) dengan portofolio yang berisiko.
PENYEDERHANAAN ANALISIS PORTOFOLIO : MODEL INDEKS
TUNGGAL
Teori yang pertama kali dikemukakan oleh Harry Markowitz pada tahun 1956
kemudian mengalami perkembangan dan penyederhanaan yang membawa dampak
besar pada implementasi teori tersebut dalam dunia keuangan. Dalam bab ini kita akan
membicarakan penyederhanaan tersebut. Penyederhanaan bukan hanya dalam artian
input yang dipergunakan, tetapi juga bagaimana menaksir input yang diperlukan
untuk analisis.
E(Rp) = ∑ 𝐗 𝐢𝐄(𝐑𝐩)
σp = [ ∑ X12 σi + ∑∑ Xi Xj σij ] ½
Sebaliknya kalau kita ingin menaksir σp kita harus menaksir variance (atau
deviasi standar) dari saham-saham yang membentuk portofolio tersebut dan
koefisien korelasi antar tingkat keuntungan (atau covariance). Kalau portofolio
tersebut terdiri dari 5 saham, maka kita akan menaksir 5 variance dan 10
koefisien korelasi. Jumlah koefisien korelasi yang perlu ditaksir ini akan
meningkat dengan cepat apabila kita memperbesar saham-saham yang ada
dalam portofolio kita. Formula yang dipergunakan untuk menghitung jumlah
koefisien korelasi antar tingkat keuntungan adalah N(N - 1)/2. Dalam hal ini N
adalah jumlah sekuritas yang dipergunakan untuk membentuk portofolio
tersebut. Jadi kalau kita melakukan pengamatan terhadap 20 sekuritas, maka kita
harus menaksir 20(20 - 1)/2 = 190 koefisien korelasi. Suatu jumlah variabel yang
tidak sedikit, lebih-lebih kalau pada umumnya para analis sekuritas melakukan
pengamatan terhadap sekitar 50 sampai dengan 100 sekuritas.
Tentu saja kita bisa menghitung koefisien korelasi, variance dan tingkat
keuntungan yang diharapkan berdasarkan atas data tahun-tahun yang lalu. Tetapi
untuk keperluan analisis dan pengambilan keputusan kita berkepentingan dengan
nilai variabel-variabel tersebut di masa yang akan datang, bukan dengan nilai
historisnya. Untuk itu kita hanya bisa melakukan estimasi terhadap variabel-
variabel tersebut. Seandainya nilai variabel-variabel tersebut relatif stabil, maka
kita bisa melakukan estimasi dengan baik dengan menggunakan data historis.
Ri = ai + βi Rm
dalam hal ini, adalah bagian dari tingkat keuntungan saham i yang tidak
dipengaruhi oleh perubahan pasar. Variabel ini merupakan variabel yang acak.
ai = αi + ei
Ri = αi + βi Rm + ei
Persamaan dasar
Berdasarkan asumsi
Per definisi
= 30,42 + 4,732
= 35,152
Model indeks tunggal akan mampu mengurangi jumlah variabel yang perlu
ditaksir karena untuk portofolio model indeks tunggal mempunyai karakteristik
sebagai berikut. Beta portofolio (β p) merupakan rata-rata tertimbang dari beta
saham-saham yang membentuk portofolio tersebut. Dinyatakan dalam rumus,
βp = xi βi
αp = xi αi
E(Rp) = αp = βp + βp E (Rm)
Apabila nilai N menjadi makin besar (artinya makin banyak saham yang
dipergunakan untuk membentuk portofolio), makin kecillah nilai term kedua dari
persamaan tersebut. Karena term tersebut menunjukkan risiko sisa (residual risk atau
unsystematic risk) maka ini berarti bahwa sumbangan risiko sisa terhadap risiko
portofolio menjadi makin kecil apabila kita memperbesar jumlah saham yang ada
dalam portofolio. Apabila kita mempunyai N yang besar sekali, maka term tersebut
akan menjadi sangat kecil dan mendekati nol. Sedangkan term yang pertama disebut
sebagai systematic risk. Penjumlahan kedua terms tersebut disebut sebagai risiko
total dari portofolio (σp2).
Risiko yang tidak bisa dihilangkan kalau kita membentuk portofolio yang
terdiri dari sekuritas yang makin banyak, merupakan risiko yang berkaitan dengan β p.
Kalau kita rnenganggap risiko residual mendekati nol, maka risiko portofolio
mendekati
Karena nilainya sama σm, tidak peduli saham apapun yang kita analisis,
ukuran kontribusi risiko suatu saham terhadap risiko portofolio yang terdiri dari
banyak saham akan tergantung pada β1 .
4. Menaksir Beta
Penggunaan model indeks tunggal memerlukan penaksiran beta dari saham-
saham yang akan dimasukkan ke dalam portofolio. Para analis bisa saja menggunakan
judgement mereka dalam menentukan beta. Kita juga bisa menggunakan data historis
untuk menghitung beta waktu lalu yang dipergunakan sebagai taksiran beta di masa
yang akan datang. Diketemukan berbagai bukti bahwa beta historis memberikan
informasi yang berguna tentang beta di masa yang akan datang (sebagai misal,
Brealey and Myers, 1991, h. 183). Karena itu sering para analis menggunakan beta
historis sebelum mereka menggunakan judgement / untuk memperkirakan beta di
masa yang akan datang.
Persamaan (5.3) menunjukkan bahwa,
Ri = αi + βi Rm + ei
Persamaan ini tidak lain merupakan persamaan regresi linier sederhana, yang
bisa dipecahkan dengan rumus regresi. Berbagai program statistik untuk
dipergunakan di komputer juga tersedia untuk menghitung persamaan tersebut.
Informasi yang diperlukan adalah series tentang tingkat keuntungan suatu saham
(Ri,) dan tingkat keuntungan indeks pasar (Rm). Hasil perhitungan tersebut kalau di-
plot-kan dalam suatu gambar akan nampak seperti dalam Gambar 5.1.
αi = E (Rit) – βp E (Rmt)
1 0,393 0,620
2 0,612 0,707
3 0,810 0,861
4 0,987 0,914
5 1,138 0,995
6 1,337 1,169
Dalam hal ini βi2, menunjukkan beta untuk sekuritas i pada periode 2, dan β i2,
menunjukkan beta untuk sekuritas i pada periode 1. Jadi apabila kita menghitung beta
suatu sekuritas pada periode pertama sebesar 2, maka pada periode yang akan datang
kita akan rnemperkirakan bahwa beta sekuritas tersebut adalah 0,343 + 0,677 (2) =
1,697 , dan bukan 2. Persamaan tersebut bisa digambarkan sebagai berikut.
Beta periode 2
0,677
0,34
3
Beta periode 1
Gambar 5.2. Hubungan antara beta pada periode 1 dengan beta pada periode 2,
hasil pengamatan Blume
Teknik yang dikemukakan oleh Blume tersebut telah diuji secara empiris, dan
hasilnya ternyata memang lebih baik daripada seandainya kita menggunakan beta yang
tidak disesuaikan (Klemkosky and Martin, 1975). Pengujian dilakukan terhadap
kemampuan meramalkan teknik tersebut untuk tiga periode yang setiap periodenya
terdiri dari lima tahun, saham individual maupun portofolio yang terdiri dari sepuluh
sekuritas.
Ilustrasi 5.1
Penggunaan beta bukan hanya bisa memperkecil jumlah variabel yang harus
ditaksir dan penggunaan data (beta) historis (setelah disesuaikan) lebih bisa diandalkan,
tetapi penggunaan beta juga memungkinkan kita mengidentifikasikan faktor-faktor
fundamental yang mungkin mempengaruhi beta tersebut. Faktor-faktor fundamental ini
yang tidak bisa diidentifikasikan kalau kita menggunakan matrik koefisien korelasi
historis. Belum bisa diidentifikasikan faktor (faktor-faktor) apa yang menyebabkan,
misalnya, koefisien korelasi saham i dengan j ternyata rendah (atau tinggi) pada periode
waktu tertentu.
Beta merupakan ukuran risiko yang berasal dari hubungan antara tingkat
keuntungan suatu saham dengan pasar. Risiko ini berasal dari beberapa faktor
fundamental perusahaan dan faktor karakteristik pasar tentang saham perusahaan
tersebut. Faktor-faktor yang diidentifi kasikan mempengaruhi nilai beta adalah :
1) Dividend Payout (yaitu perbandingan antara dividen per lembar saham dengan
laba per lembar saham).
2) Pertumbuhan aktiva (yaitu perubahan aktiva per tahun).
3) Leverage (yaitu rasio antara hutang dengan total aktiva).
4) Likuiditas (yaitu aktiva lancar dibagi dengan hutang lancar).
5) Asset size (yaitu nilai kekayaan total).
6) Variabilitas keuntungan (yaitu deviasi standar dari earnings price ratio).
7) Beta akunting (yaitu beta yang timbul dari regresi time series laba perusahaan
terhadap rata-rata keuntungan semua (atau sampel) perusahaan.
Variabel (1) diharapkan mempunyai hubungan yang negatif dengan beta. Variabel
(2) dan (3) diharapkan mempunyai hubungan yang positif. Variabel (4) diharapkan
mempunyai hubungan negatif, dan variabel (5) dan (6) mempunyai hubungan positif.
Beta akunting diharapkan mempunyai hubungan yang positif dengan beta pasar.
Utilitas yang diharapkan yang tertinggi tidak selalu sama dengan tingkat
keuntungan yang yang diharapkan yang tinggi. Berdasarkan model ini digunakan
beberapa aksioma tentang perilaku modal dalam pengambilan keputusan investasi.
Aksioma-aksioma tersebut adalah:
a) Para pemodal mampu memilih berbagai alternatif dengan menyusun
peringkat dari alternatif-alternatif tersebut sehingga bisa diambil keputusan
b) Setiap peringkat alternatif-alternatiftersebut bersifat transitif artinya kalau
investasi Alebih disukai dari pada B dan B lebih disukai daripada C maka A
tentu lebih lebih disukai daripada C
c) Para pemodal akan memperhatikan risiko alternatif yang dipertimbangkan
dan tidak memperhatikan sifat alternatif-alternatif tersebut misal, pemodal
tidak akan mempertimbangkan apakah suatu kesempatan investasi lebih
padat modal atauah lebih padat kaya
d) Para pemodal mampu menentukan certainty equivalen dari setiap investasi
yang tidak pasti dengan nilai penghargaan dari investasi tersebut.
Model utilitas yang diharapkan ini menggunakan asumsi terhadap sikap
pemodal terhadap risiko. Sikap-sikap tersebut dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu :
a) Risk averse (tidak menyukai risiko)
Dalam analisis investasi ini disimpulkan bahwa pada pemodal adalah risk averse
di mana berarti bahwa nilaiakan selalu lebih kecil dari nilai pengharapan. Marilah kita
perhatikan contoh berikut ini. Misalkan ada suatu kesempatan investasi yang
mempunyai karateristik sebagai berikut:
Persen value dari hasil yang diperoleh Proba
+ Rp 5.000 bilitas
0,80
- Rp 2.000
0,20
Expeted value hasil yang diperoleh dari investasi tersebut adalah (+ Rp 5.000)
(0,80)
U (+ Rp 5.000) = + 1 U (- Rp 2.000) = 0
Investasi Tidak
Investasi
Hasil Probabilitas Hasil Probabilitas
2 0,50
1 1
0 0,50
Suatu cara yang digunakan untuk menaksir prefensi risiko pemodal adalah
dengan menawarkan suatu kesempatan investasi yang berisiko, dan investasi
tersebut dinilai ekuivalen dengan investasi yang bebas risiko. Cara ini
dikemukakan oleh Sharpe (1990). Misalkan suatu kesempatan investasi yang
bebas resiko memberikan Rr = 0,10. Per definisi of = 0. Sekarang misalkan
kepada seorang pemodal kita tawarkan suatu investasi (kita sebut saja investasi
A) yang mempunyai karakteristik sebagai berikut:
Probabilitas Tingkat Keuntungan
0,50 0,05
0,50 0,15
Apabila pemodal tersebut bersifat risk averse, maka tentunya ia akan lebih menyukai
investasi yang bebas risiko. E(RA) = 0,10 (sama dengan Rr padahal deviasi standar A
tidak sama dengan nol). Bagi pemodal yang risk averse keuntugan yang pasti akan
lebih disukai dari pada keuntungan yang diharapkan kalau nilainya sama. Sekarang
misalkan bahwa permodalan tersebut menyatakan bahwa ia merasa indifference
apabila kesempatan investasi yang berisiko mempunyai karakteristik sebagai berikut:
Probabilitas Tingkat Keuntungan
0,50 0,07
0,50 0,19
b = (0,13-0,10) / 0,0036
= 8,333
Dengan demikian persamaan indifference curve adalah E(R) = 0,10 + 8,333 σ².
Model-model ini berasal dari pemikiran bahwa para pengambil keputusan tidak
mampu atau tidak mau untuk menempuh proses matematis yang diperlukan dalam
proses penyusunan expected utility model, atau tidak mampu memilih investasi yang
indifference. Istilah Safety First menunjukan penekanan kriteria untuk membatasi
risiko pada hasil-hasil yang jelek. Terdapat tiga kriteria yang dipergunakan dalam
Safety First, antara lain:
a. Kriteria Roy
Kriteria safety first yang terakhir adalah yang dipergunakan oleh Telser. Ia
menyarankan bahwa pemodal perlu memaksimalkan tingkat keuntungan
yang diharapkan dengan batasan bahwa probabilitas tingkat keuntungan
tersebut lebih kecil dari pada atau sama dengan limit tertentu. Dengan
simbol sebagai Maksimumkan E(Rp) dengan batasan (1) prob (Rp ≤ R1) ≤
α).
Berikut ini disajikan berbagai situasi pada saat terdapat Rf untuk berbagai kriteria:
1. Kriteria Roy
c. Tidak ada portofolio yang memenuhi syarat, sehingga tidak ada portofoio
ysngoptimal
D. Stochastic Dominance
Fahmi, Irham dan Yovi Lavianti Hadi. 2009. Teori Portofolio dan Analisis
Investasi. Bandung: Alfabeta.
http://maribelajarbersama13.blogspot.com/2017/03/konsumsi-investasi-dan-peranan-
pasar.html
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/05/120000169/konsumsi--pengertian-ciri-
dan-faktornya?page=all
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bursa_Efek_Indonesia’
http://jendelapasarmodal.blogspot.com/2013/03/pengertian-pasar-modal-dan.html?m=1
http://jnursyamsi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/11399/Risiko+dalam+investasi
_1.ppt
http://mirzabusiness.lecture.ub.ac.id/files/2013/02/Pertemuan-13_Manajemen-Risiko-
Investasi.pdf
http://eprints.ums.ac.id/11357/5/Bab.2.3.4.5.pdf
https://andrihelmi.files.wordpress.com/2017/09/sesi_4.pdf
https://www.wartaekonomi.co.id/read220202/apa-itu-perusahaan-sekuritas
https://bankfs.ru/id/loans---news/ponyatie-celi-i-etapy-emissii-cennyh-bumag-
poryadok-emissii-cennyh.html
http://nia-share.blogspot.com/2009/11/penerbitan-sekuritas-kewajiban-jangka.html
https://magisterakutansi.blogspot.com/2013/03/model-indeks-tunggal-untuk-
portofolio.html
https://www.slideshare.net/anisanhnisuull/model-indeks-tunggal-ppt
https://journal.ubm.ac.id/index.php/akuntansi-bisnis/article/download/398/380
https://diskartes.com/2020/03/tahap-sistem-perdagangan-saham/
http://nia-share.blogspot.com/2009/11/pemilihan-portofolio-optimal manajemen.html
https://www.academia.edu/36663975/Teori_Portofolio_Berdasarkan_Model_Index
http://etheses.uin-malang.ac.id/703/5/09510146%20Bab%201.pdf