KHAERUNNISA’
NIM : 90200117121
Teori yang pertama kali dikemukakan oleh Harry Markowitz pada tahun 1956 kemudian mengalami
perkembangan dan penyederhanaan yang membawa dampak besar pada implementasi teori tersebut
dalam dunia keuangan. Dalam bab ini kita akan membicarakan penyederhanaan tersebut. Penyederhanaan
bukan hanya dalam artian input yang dipergunakan, tetapi juga bagaimana menaksir input yang
diperlukan untuk analisis.
1. Masukan Untuk Analisis Portofolio
Sewaktu kita melakukan analisis portofolio, perhatian kita akan terpusat pada dua parameter, yaitu
tingkat keuntungan yang diharapkan dan deviasi standar tingkat keuntungan portofolio yang efisien.
Tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio dinyatakan sebagai
E(Rp) = ∑
Dengan demikian kalau kita ingin melakukan analisis portofolio yang terdiri dari 5 saham (atau
sekuritas) misalnya, maka untuk menaksir E(R) kita perlu menaksir tingkat keuntungan
yang diharapkan dari masing-masing saham yang membentuk portofolio tersebut. Berarti kita
perlu menaksir lima tingkat keuntungan yang diharapkan. Untuk menaksir tingkat keuntungan yang
diharapkan dari suatu portofolio, kita perlu menaksir jumlah tingkat keuntungan yang diharapkan
sebanyak jumlah saham yang membentuk portofolio tersebut.
Sebaliknya kalau kita ingin menaksir σp kita harus menaksir variance (atau deviasi standar) dari
saham-saham yang membentuk portofolio tersebut dan koefisien korelasi antar tingkat keuntungan (atau
covariance). Kalau portofolio tersebut terdiri dari 5 saham, maka kita akan menaksir 5 variance dan
10 koefisien korelasi. Jumlah koefisien korelasi yang perlu ditaksir ini akan meningkat dengan
cepat apabila kita memperbesar saham-saham yang ada dalam portofolio kita. Formula yang
dipergunakan untuk menghitung jumlah koefisien korelasi antar tingkat keuntungan adalah N(N - 1)/2.
Dalam hal ini N adalah jumlah sekuritas yang dipergunakan untuk membentuk portofolio tersebut. Jadi
kalau kita melakukan pengamatan terhadap 20 sekuritas, maka kita harus menaksir 20(20 - 1)/2 = 190
koefisien korelasi. Suatu jumlah variabel yang tidak sedikit, lebih-lebih kalau pada umumnya para analis
sekuritas melakukan pengamatan terhadap sekitar 50 sampai dengan 100 sekuritas.
Tentu saja kita bisa menghitung koefisien korelasi, variance dan tingkat keuntungan yang diharapkan
berdasarkan atas data tahun-tahun yang lalu. Tetapi untuk keperluan analisis dan pengambilan
keputusan kita berkepentingan dengan nilai variabel-variabel tersebut di masa yang akan datang,
bukan dengan nilai historisnya. Untuk itu kita hanya bisa melakukan estimasi terhadap variabel-variabel
tersebut. Seandainya nilai variabel-variabel tersebut relatif stabil, maka kita bisa melakukan estimasi
dengan baik dengan menggunakan data historis.
Untuk keperluan analisis portofolio memang disyaratkan bahwa data yang kita pergunakan harus
mempunyai sifat stationary. Stationarity ini ditunjukkan dari stabilnya nilai mean dan variance. Kalau
suatu series bersifat stationary berarti untuk variabel tingkat keuntungan yang diharapkan dan deviasi
standar, data historis memang sedikit banyak bisa dipergunakan untuk menaksir nilai di masa yang
akan datang, tetapi tidak untuk koefisien korelasi. Tidak ada jaminan bahwa kalau tahun yang lalu
koefisien korelasi antara saham A dan B lebih rendah dibandingkan antara saham B dan C, maka untuk
tahun-tahun yang akan datang pola tersebut akan tetap berlaku. Untuk itulah kemudian dipergunakan
model yang diharapkan bisa membantu memecahkan masalah-masalah tersebut.
ai = αi + ei
Dengan ei mempunyai nilai pengharapan sebesar nol. Persamaan tingkat keuntungan suatu saham
sekarang bisa dinyatakan sebagai,
Ri = αi + βi Rm + ei
Persamaan tersebut merupakan persamaan regresi linier sederhana yang dihitung dengan R sebagai
variabel tergantung dan Rm sebagai variabel independen. Cara penghitungan regresi secara manual
diberikan pada Apendiks Bab ini, meskipun penggunaan paket program statistik akan sangat mempercepat
perhitungan kita. Perhatikan sekali lagi bahwa Rm dan ei, adalah variabel random. Karena itu cov(ei,Rm ) =
0. Kemudian diasumsikan bahwa ei independen terhadap ej, untuk setiap nilai i dan j, formal bisa
dinyatakan bahwa E(ei,ej,) = 0.
Model indeks tunggal bisa kita ringkas sebagai berikut:
Persamaan dasar
Ri = αi + βi Rm + ei untuk setiap saham i = 1,.,N
Berdasarkan pembentukan saham
E (ei) = 0 untuk setiap saham i = 1,.,N
Berdasarkan asumsi
(1) lndeks tidak berkorelasi dengan unique return :
E[ ei (Rm – E (Rm)) ] = 0 untuk setiap saham i = 1,.,N
(2) Sekuritas hanya dipengaruhi oleh pasar :
E (ei ej) = 0 untuk setiap pasangan saham
i = 1,..,N dan j = 1,.,N, tetapi i ≠ j
Per definisi
(1) Variance ei = E(ei)2 = σei2 untuk semua saham i = 1,..,N
(2) Variance Rm = σm2
Untuk sekuritas, penggunaan model indeks tunggal menghasilkan tingkat keuntungan yang diharapkan,
deviasi standar tingkat keuntungan dan covariance antar saham sebagai berikut,
1. Tingkat keuntungan yang diharapkan,
E(Ri) = αi + βi E (Rm)
2. Variance tingkat keuntungan
αi2 = βi σm2 + σei2
3. Covariance tingkat keuntungan sekuritas i dan j
σij = βi βj σm2
Perhatikan bahwa model tersebut menunjukkan bahwa tingkat keuntungan yang diharapkan terdiri dari
dua komponen; bagian yang unik, yaitu αi dan bagian yang berhubungan dengan pasar, yaitu βi E (Rm).
Demikian juga variance tingkat keuntungan terdiri dari dua bagian, yaitu risiko yang unik (σei2) dan risiko
yang berhubungan dengan pasar βi σm2 . Sebaliknya covariance semata-mata tergantung pada risiko pasar.
lni berarti bahwa model indeks tunggal menunjukkan bahwa satu-satunya alasan mengapa saham-saham
"bergerak bersama" adalah bereaksi terhadap gerakan pasar.
Pernyataan tersebut bisa diilustrasikan dengan data yang ada dalam tabel 5.1. Misalkan kita mengamati
tingkat keuntungan suatu saham dan indeks pasar seperti yang ditunjukkan pada kolom (1) dan (2).
Kolom (3) merupakan reproduksi kolom (1). Sementara ini kita terima dulu bahwa β i = 0,975. Kolom (5)
merupakan kolom (2) dikalikan 0,975. Nilai ei diperoleh sebagai berikut. Perhatikan bahwa rata-rata ei =
0. Karena itu jumlah ei, juga = 0. Karena jumlah kolom (5) = 39, maka jumlah kolom(4) harus sama= 13.
Karena αi merupakan konstanta, maka nilai αi, pada setiap bulannya adalah 39/5 = 2,6.
Ri = αi + βi Rm + ei
Persamaan ini tidak lain merupakan persamaan regresi linier sederhana, yang bisa dipecahkan dengan
rumus regresi. Berbagai program statistik untuk dipergunakan di komputer juga tersedia untuk menghitung
persamaan tersebut. Informasi yang diperlukan adalah series tentang tingkat keuntungan suatu saham (Ri,)
dan tingkat keuntungan indeks pasar (Rm). Hasil perhitungan tersebut kalau di-plot-kan dalam suatu
gambar akan nampak seperti dalam Gambar 5.1.
Beta menunjukkan kemiringan (slope) garis regresi tersebut, dan α menunjukkan intercept dengan sumbu
Rit. Semakin besar beta, semakin curam kemiringan garis tersebut, dan sebaliknya. Penyebaran titik-titik
pengamatan di sekitar garis regresi tersebut menunjukkan risiko sisa (σei2)sekuritas yang diamati. Semakin
menyebar titik-titik tersebut, semakin besar risiko sisanya.
Beta periode 2
0,677
0,34
3
Gambar 5.2. Hubungan antara beta pada periode 1 dengan beta pada periode 2, hasil pengamatan
BetaBlume
periode 1
Teknik yang dikemukakan oleh Blume tersebut telah diuji secara empiris, dan hasilnya ternyata memang
lebih baik daripada seandainya kita menggunakan beta yang tidak disesuaikan (Klemkosky and Martin,
1975). Pengujian dilakukan terhadap kemampuan meramalkan teknik tersebut untuk tiga periode yang
setiap periodenya terdiri dari lima tahun, saham individual maupun portofolio yang terdiri dari sepuluh
sekuritas.
Ilustrasi 5.1
Pengujian empiris juga dilakukan di pasar modal Indonesia (Pudjiastuti dan Husnan, 1993). Untuk
periode tahun 1990 – 1992, ditemukan bahwa beta pada t berkorelasi relatif cukup kuat dengan beta t + 1.
Korelasi beta 1990 dengan beta 1991 ditemukan sebesar 0,39, sedangkan antara beta tahun 1991 dengan
1992 adalah 0,52. Sebaliknya beta pendekatan Blume diterapkan untuk Indonesia, ditemukan persamaan,
β92 =0,460 + 0,3791β92
Meskipun kecenderungan mendekati satu tidak terdeteksi, peramalan beta di masa yang akan datang
dengan menggunakan persamaan-persamaan tersebut ternyata sedikit lebih baik daripada dengan
menggunakan nilai beta di waktu yang lalu. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata error yang dikuadratkan
(mean square error), yang lebih rendah untuk estimasi beta dengan persamaan di atas, daripada beta
historis apa adanya.
Dengan demikian, penggunaan beta bukan hanya mengurangi jumlah variabel yang harus ditaksir, beta
yang disesuaikanjuga relatif lebih akurat sebagai penaksir beta di masa yang akan datang dibandingkan
dengan beta historis yang tidak disesuaikan, dan juga dengan koefisien korelasi historis. Yang terakhir ini
nampaknya merupakan forecaster yang terburuk untuk nilai-nilai di masa yang akan datang.
Penggunaan beta bukan hanya bisa memperkecil jumlah variabel yang harus ditaksir dan penggunaan data
(beta) historis (setelah disesuaikan) lebih bisa diandalkan, tetapi penggunaan beta juga memungkinkan kita
mengidentifikasikan faktor-faktor fundamental yang mungkin mempengaruhi beta tersebut. Faktor-faktor
fundamental ini yang tidak bisa diidentifikasikan kalau kita menggunakan matrik koefisien korelasi
historis. Belum bisa diidentifikasikan faktor (faktor-faktor) apa yang menyebabkan, misalnya, koefisien
korelasi saham i dengan j ternyata rendah (atau tinggi) pada periode waktu tertentu.
Beta merupakan ukuran risiko yang berasal dari hubungan antara tingkat keuntungan suatu saham dengan
pasar. Risiko ini berasal dari beberapa faktor fundamental perusahaan dan faktor karakteristik pasar tentang
saham perusahaan tersebut. Faktor-faktor yang diidentifi kasikan mempengaruhi nilai beta adalah :
1. Cyclicality. Faktor ini menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan dipengaruhi oleh
konjungtur perekonomian. Kita tahu bahwa pada saat kondisi perekonomian membaik,
semua petusahaan akan merasakan dampak positifnya. Demikian pula pada saat resesi
semua perusahaan akan terkena dampak negatifnya. Yang membedakan adalah
intensitasnya. Ada perusahaan yang segera membaik (memburuk) pada saat kondisi
perekonomian membaik (memburuk), tetapi ada pula yang hanya sedikit terpengaruh.
Perusahaan yang sangat peka terhadap perubahan kondisi perkonomian merupakan
perusahaan yang mempunyai beta yang tinggi dan sebaliknya.
2. Operating leverage. Operating leverage menunjukkan proporsi biaya perusahaan yang
merupakan biaya. Semakin besar proporsi ini semakin besar operating leveragenya.
Perusahaan yang mempunyai operating leverage yang tinggi akan cenderung mempunyai
beta yang tinggi, dan sebaliknya.
3. Financial leverage. Perusahaan yang menggunakan hutang adalah perusahaan yang
mempunyai financial leverage. Semakin besar proporsi hutang yang dipergunakan, semakin
besar financial leverage-nya. Kalau kita menaksir beta saham, maka kita menaksir beta
equity. Semakin besar proporsi hutang yang dipergunakan oleh perusahaan, pemilik modal
sendiri akan menanggung risiko yang makin besar. Karena itu semakin tinggi financial
leverage, semakin tinggi beta equity.
Beberapa peneliti (Beaver, Kettler, and Scholes, 1970) mencoba merumuskan beberapa variabel akuntansi
untuk memperkirakan beta. Variabel-variabel yang dipergunakan diantaranya adalah:
1) Dividend Payout (yaitu perbandingan antara dividen per lembar saham dengan laba
per lembar saham).
2) Pertumbuhan aktiva (yaitu perubahan aktiva per tahun).
3) Leverage (yaitu rasio antara hutang dengan total aktiva).
4) Likuiditas (yaitu aktiva lancar dibagi dengan hutang lancar).
5) Asset size (yaitu nilai kekayaan total).
6) Variabilitas keuntungan (yaitu deviasi standar dari earnings price ratio).
7) Beta akunting (yaitu beta yang timbul dari regresi time series laba perusahaan
terhadap rata-rata keuntungan semua (atau sampel) perusahaan.
Variabel (1) diharapkan mempunyai hubungan yang negatif dengan beta. Variabel (2) dan (3) diharapkan
mempunyai hubungan yang positif. Variabel (4) diharapkan mempunyai hubungan negatif, dan variabel (5)
dan (6) mempunyai hubungan positif. Beta akunting diharapkan mempunyai hubungan yang positif dengan
beta pasar.
Korelasi masing-masing faktor tersebut dengan beta menunjukkan hasil yang sesuai dengan pengharapan.
Sedangkan untuk menguji apakah variabel-variabel tersebut memang mempengaruhi beta, dilakukan uji
regresi berganda, dimana variabel tergantungnya adalah beta. Banyak peneliti lain yang juga melakukan
penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi beta seperti yang telah diungkapkan oleh Elton and
Gruber (1991).
Kita ketahui bahwa koefisien korelasi terletak dari nilai -1 (minimal) sampai dengan nilai
1 (maksimal). Dengan contoh soal dibawah ini marilah kita pahami bagaimana pengurangan
risiko dalam portofolio saham dengan memperhatikan nilai koefisien korelasi antara anggota
portofolio.
Berdasar data di atas maka:
E(Rp) = 0,25XA + 0,20(1- XA) = 0,20 + 0.05XA
σp = 0,10XA + 0,08(1- X A ) = 0,08 + 0,02XA
Adapun nilai tingkat keuntungan yang diharapkan dan deviasi standar untuk
berbagai nilai Xa adalah sebagai berikut:
XA 0 0,4 0,8 1,0
E(RA) 0,20 0,22 0,24 0,25
σp 0,08 0,088 0,96 0,10
Dari data diatas kita mendapatkan hasil bahwa pada saat ρAB=+1
(koefisien korelasi positif sempurna 1), portofolio yang dilakukan tidak akan
memberikan manfaat bagi investor dalam pengurangan risiko. Dengan
demikian, maka tidak ada manfaat diversifikasi yang dilakukan sehingga akan
sama seperti kalau memberli sekuritas individual yang membentuk portofolio.
Gambar hubungan antara tingkat keuntungan dan deviasi standar pada saat
korelasi adalah 1 seperti dibawah ini.
E (R p)
A
SML
0,25
B
0,2
Gambar 4.4 Hubungan antara tingkat keuntungan yang diharapkan dengan deviasi
standar pada saat koefisien korelasi = -1 (negatif sempurna)
E (R p)
A
SML
0,25
H
0,22
B
0,2
gari AB, dan semakin kecil koefisien korelasi kedua saham tersebut, maka
garis akan semakin mendekati garis AHB.
Gambar 6 dibawah ini menggambarkan hubungan antara tingkat return
yang diharapkan dengan deviasi standar pada saat koefisien korelasi (ƿ)
berada antara -1 dan +1.
Gambar 4.5 Hubungan antara tingkat keuntungan yang diharapkan dengan deviasi
standar pada saat koefisien korelasi = -1 (negatif sempurna)
E (R p)
A
SML
0,25
H
0,22
0,2
B
Minimumkan risio
Dengan
Dengan memberikan nilai yang berbeda-beda pada E (R p), maka dari persamaan tersebut
akan diperoleh suatu rangkaian titik-titik yang membentuk garis yang merupakan garis efisien
dalam portofolio (efficient frontier). Portofolio yang terdapat dalam efficient frontier
merupakan pilihan portofolio yang efisien yang memiliki risiko minimal dengan tingkat
keuntungan tertentu, atau return terbesar pada tingkat risiko tertentu. Gambar dibawah ini
memperlihatkan efficient frontier yang diperoleh dari penggunaan programasi kuadratik.
Gambar 4.6 Permukaan efisien pilihan portofolio (efficient frontier)
E (R p)
Risiko (σ)
Keadan short sales ditunjukkan pada saat proporsi dana yang dilakukan
dapat kurang dari nol (yaitu -1) dan lebih dari 1 (yaitu +2). Dengan short sales
dimungkinkan melakukan investasikan jumlah dana yang sangat besar jauh lebih
besar dari jumlah dana yang dimiliki oleh investor, ataupun melakukan investasi
tanpa memiliki dana dengan cara melakukan peminjaman saham kepada investor
lainnya.
E (R p)
D
Dalam portofolio lebih dari dua saham dengan short sales diperbolehkan,
proporsi saham yang diinvestasikan dimungkinkan bisa negatif. Maka perumusan
perhitungannya dapat dicari dengan persamaan:
Minimumkan risiko
Dengan batasan :
(1)£ Xi = 1
(2)£ XiE(R p) = E(R p)
Rf
B
Expeted value hasil yang diperoleh dari investasi tersebut adalah (+ Rp 5.000) (0,80)
+ (- Rp 2.000) (0,20) = + Rp 3.600. Jika investasi ini ditawarkan kepada pemodal, maka
nilai certainty equivalent (yang merupakan harga yang tersedia mereka bayar) yang
mereka ajukan akan lebih kecil dari nilai pengeluaran hasil yang diperoleh, misalnnya
hanya + Rp 2.000.
Misalkan proyek diatas kita tawarkan pada seorang pemodal. Untuk menyusun fungsi
utilitas kita perlu suatu ukuran atau indeks utilitas. Pembentukan indeks ini bersifat
sebarang, tetapi untuk mudahnya kita berikan nilai + 1 untuk hasil + Rp 5.000 dan 0
untuk hasil – Rp 2.000 dengan demikian maka:
Apabila probabilitas hasil + Rp 5.000 adalah sebesar P dan probabilitas hasil Rp 2.000
adalah sebesar (1-P), maka expecet utility investasi tersebut adalah:
P x U (+ Rp 5.000) + (1-p) x U (- Rp 2.000)
Misalkan sekarang bahwa probabilitas untuk memeroleh hasil + Rp 5.000 adalah + 0,94
dan probabilitas memeroleh hasil - Rp 2.000 adalah 0,06. Dengan karateristik investasi
tersebut nilai CE misalnya Rp 3.000 indeks utilitas untuk keadaan tersebut adalah
U (+ Rp 3.000) = 0,94 (1) + 0,06 (0) = 0,94
Fungsi utilitas dari pemodal yang mempunyai sikap risk averse mempunyai
karateristik sebagai berikut. Apabila U(W) adalah fungsi utilitas dan U”(W) adalah
derivtif kedua dari fungsi tersebut, maka U”(W) < 0 keadaan tersebut bisa dijelaskan
dalam pilihan berikut ini:
Apabila pemodal memilih tidak melakukan investasi maka utilitas yang diharapkan
dari tidak melakukan investasi tentulah lebih besar dari utilitas yang diharapkn dari
melakukan investasi. Hal ini berarti bahwa,
U (1) > (0,50) U (2) + (0,50) U (0)
Ketika kedua sisi persamaan dengan 2 dan sisi kembali ketidaksamaan tersebut akan
menghasilkan,
U (1) – U (0) > U (2) – U (1)
Berikut ini disajikan berbagai situasi pada saat terdapat Rf untuk berbagai kriteria:
1. Kriteria Roy
Apabila terdapat Rf dan distribusi tingkat keuntungan bersifat normal maka kriteria
Roy akan mengakibatkan diinvestasikannya dana pada investasi yang tidak berisiko,
atau melakukan pinjaman sebesar-besarnya.
2. Kriteria Kotaoka
Pada saat terjadi Rf maka penggunaan kriteria Kataoka akan menyebabkan
diivestasikannya seluruh dana pada Rf atau melakukan pinjaman sebesar-besarnya.
3. Kriteria Telser
Dengan adannya Rf kriteria Telser akan memungkinkan terjadinnya tiga keadaan:
a. Portofolio yang optimal terjadi pada perpotongan garis batasan dengan garis lending
dan borrowing
b. Portofolio optimal terjadi pada jumlah peminjaman sebesar-besarnya
c. Tidak ada portofolio yang memenuhi syarat, sehingga tidak ada portofoio ysng
optimal.
D. Stochastic Dominance
Stochastic dominance merupakan salah satu metode untuk memilih portofolio
optimal, dimana model ini tidak memperhatikan distribusi dari return investasi yang
sedang dipertimbangkan, dengan kata lain stochastic dominance tidak mensyaratkan
distribusi dari return investasi harus bersifat normal.
Penggunaan stochastic dominance menggunakan tiga asumsi yang makin kuat tentang
perilaku para pemodal. Asumsi-asumsi tersebut yaitu:
a. First Order Stochastic Dominance menyatakan bahwa para pemodal lebih menyukai
yang banyak dari pada yang sedikit
b. Second Order Stochastic Dominance menyatakan bahwa pemodal bersikap tidak
menyukai risiko
c. Third Order Stochastic Dominance menyatakan bahwa pemodal mempunyai
decreasing absolute risk aversion yang berarti bahwa dengan meningkatkan kekayaan
para pemodal, mereka akan menginvestasikan rupiah yang lebih banyak pada
kesempatan investasi yang berisiko.
Dalam memilih investasi yang tepat, perlu memperhatikan asumsi yang kedua yaitu
Second Order Stochastic Dominance, yang menyatakan bahwa pemodal bersikap risk
averse. Mereka akan merasakan utilitas yang lebih besar pada satu juta rupiah pertama
yang mereka miliki dari pada satu juta rupiah yang kedua, ketiga, keempat, dan
seterusnya. Dengan begitu, pemodal akan menaruh nilai yang lebih besar pada
keuntungan yang kecil dari pada keuntungan yang besar.
1. KONSUMSI
a) Pengertian Konsumsi
Konsumsi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan ekonomi yang dilakukan
manusia.Manusia selalu membeli semua kebutuhannya baik barang maupun jasa.
Diambil dari buku Pengantar Teori Ekonomi (2000) karya Suherman Rosyidi, pengertian
konsumsi adalah penggunaan barang dan jasa yang secara langsung akan memenuhi
kebutuhan manusia.
Konsumsi atau pengeluaran konsumsi pribadi adalah pengeluaran oleh rumah tangga atas
barang dan jasa.Konsumsi merupakan pembelanjaan barang dan jasa oleh rumah tangga.
Barang tersebut meliputi pembelanjaan rumah tangga pada barang yang tahan lama,
misalnya meja, kursi, motor, dan lainnya.
Sedangkan pembelanjaan jasa meliputi barang tak berwujud, seperti layanan kesehatan,
laundry, dan lainnya.
2. Investasi
a) Pengertian Investasi
”Investment is any vehicle into which funds can be placed with expectation that it will
generate positive income and/or preserve or increase its value.”
Artinya investasi adalah suatu sarana dimana dana dapat ditempatkan dengan harapan hal
tersebut akan menghasilkan pendapatan positif dan/atau menjaga atau meningkatkan
nilainya.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan suatu aktivitas,
berupa penundaan konsumsi di masa sekarang dalam jumlah tertentu dan selama periode
waktu tertentu pada suatu asset yang efisien oleh investor, dengan tujuan memperoleh
keuntungan di masa yang akan datang pada tingkat tertentu sesuai dengan yang
diharapkan, tentunya yang lebih baik dari pada mengkonsumsi di masa sekarang.
Bentuk investasi sangat beragam yang dapat dijadikan sarana investasi. Masing-masing
dengan ciri tersendiri dengan kandungan resiko dan return harapan yang berbeda-beda.
Investor tinggal memilih bentuk investasi mana yang menurut mereka dapat memenuhi
keinginan untuk berinvestasi.
Menurut Fahmi dan Hadi (2009:7) dalam bukunya Teori Portofolio dan Analisis Investasi
dalam aktivitasnya investasi pada umumnya dikenal ada dua bentuk, yaitu:
1. Real Investment
Investasi nyata (real investment) secara umum melibatkan asset berwujud, seperti tanah,
mesin-mesin atau pabrik.
2. Financial Investment
Investasi keuangan (financial investment) secara umum melibatkan asset kontrak tertulis,
seperti saham biasa (common stock) dan obligasi (bond).
Perbedaan antara investasi pada real investment dan financial investment adalah tingkat
likuiditas dari kedua investasi tersebut. Investasi pada real investment relatif lebih sulit
untuk dicairkan karena terbentur pada komitmen jangka oanjang antara investor dengan
perusahaan. Sementara investasi pada financial investment lebih mudah dicairkan karena
dapat diperjual belikan tanpa terikat waktu.
c) Proses Investasi
Dalam tahap iinipemodal perlu menentukan apa tujuan investasinya dan berapa banyak
investasi tersebut akan dilakukan. Ada dua hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu tingkat
pengembalian yang diharapkan (expected rate of return), dan ketersediaan jumlah dana
yang akan diinvestasikan.
2. Melakukan Analisis Sekuritas
Salah satu tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendeteksi sekuritas/efek yang salah
harga (mispriced), yakni apakah harganya terlalu tinggi atau terlalu rendah. Untuk itu ada
dua pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan fundamental dan pedekatan teknikal.
Pemilihan sekuritas bukan didasarkan atas faktor mispriced, tetapi didasarkan atas
preferensi resiko para pemodal (pemodal yang bersedia menanggung resiko tinggi
akan menerima saham yang beresiko), pola kebutuhan kas (pemodal yang
menginginkan penghasilan yang tinggi akan memilih saham yang membagikan dividen
dengan stabil), dan sebagainya.
3. Melakukan Pembentukan Portofolio
Portofolio berarti sekumpulan investasi. Pada tahp ini dilakukan identifikasi terhadap
sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan
ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut.
4. Melakukan Revisi Kinerja Portofolio
Dari hasil evaluasi, selanjutnya dilakukan revisi terhadap efek-efek yang membentuk
portofolio tersebut, jika dirasa bahwa kompisisi portofolio yang suah dibentuk tidak
sesuai dengan tujuan investasi. Misalnya rate of return lebih rendah dari yang disyaratkan.
5. Melakukan Evaluasi Kinerja Portofolio
Dalam tahap ini dilakukan evaluasi atas kinerja portofolio yang telah dibentuk, baik
terhadap tingkat keuntungan yang diharapkan maupun terhadap tingkat resiko yang
ditanggung.
3. TIPE-TIPE KEUANGAN
Jenis Investasi
Secara umum aset sektor yang dapat menjadi saran investasi terbagi menjadi dua, yaitu
pada sektor riil dan sektor finansial. Investasi di sektor riil adalah menanamkan modal
atau membeli aset produktif untuk menghasilkan suatu produk tertentu melalui proses
produksi. Jenis investasi dalam aset riil adalah rumah, tanah dan emas. Sedangkan
investasi di sektor finansial yaitu suatu aktivitas jual beli aset keuangan atau surat-surat
berhrga dengan harapan dapat memperoleh keuntungan. Jenis investasi dalam aset
finansial antara lain tabungan, deposito, reksadana, obligasi, saham, emas, properti, dan
lainnya.
Dalam Jogiyanto (2010:7) dalam bukunya Teori Portofolio dan Analisisi Investasi
bahwa pembagian alternatif investasi menjadi dua golongan besar, yaitu:
1. Investasi Langsung
Investasi langsung diartikan sebagai suatu pemilikan surat-surat berharga secara langsung
dalam suatu entitas yang secara resmi telah Go Public dengan harapan akan mendapatkan
keuntungan berupa penghasilan dividen dan capital gains..
2. Investasi Tidak Langsung
Investasi Keuangan
Investasi Langsung
Investor yang melakukan aktivitas investasinya di pasar modal, apakah melalui jasa
perantara (broker atau intermediaries) atau sarana yang lain, memiliki sejumlah jenis aset
atau sekuritas yang dapat dipilih.
Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat
diperjual-belikan di pasar uang (money market), pasar modal (capital market), atau pasar
turunan (derivative market). Investasi langsung juga dapat dilakukan dengan membeli
aktiva keuangan yang tidak dapat diperjual-belikan. Aktiva keuangan yang tidak dapat
diperjual-belikan biasanya diperoleh melalui bank komersial. Aktiva-aktiva ini dapat
berupa tabungan di bank atau setifikat deposito.
Aktiva yang dapat di perjual-belikan di pasar uang (money market)berupa aktiva
yang mempunyai risiko gagal kecil, jatuh temponya pendek dengan tingkat cair yang
tinggi. Contoh aktiva ini dapat berupa Treasury-bill (T-bil) yang banyak digunakan di
penelitian keuangan sebagai proksi return bebas risiko (risk-free rate of return).
Tidak seperti halnya pasar uang yang bersifat jangka pendek, pasar modal
sifatnya adalah untuk investasi jangka panjang. Yang diperjual-belikan di pasar modal
adalah aktiva keuangan berupa surat-surat berharga pendapatan-tetap dan saham-saham.
Macam-macam investasi langsung yang tidak dapat disarikan sebagai berikut ini.
1. Investasi langsung yang dapat diperjual-belikan
- Tabungan
- Deposito
2. Investasi langsung dapat diperjual-belikan
A. Investasi langsung di pasar uang.
- T-bil
- Deposito yang dapat dinegosiasi
B. Investasi langsung di pasar modal
a. Surat-surat berharga pendapatan tetap.
- T-bond.
- Federal agency securities .
- Municipal bond
- Corporate bond
- Convertible bond
b. Saham-saham (equity securities)
- Saham preferen (preferred stock)
- Saham biasa (common stock)
c. Investasi langsung di pasar turunan
a. Opsi
- Waran (warrant)
- Opsi put (put option)
- Opsi call (call option)
b. Futures contract
Sedangkan pada kelompok investasi tidak langsung hanya ada satu jenis alternatif
investasi, yaitu perusahaan investasi (investment companies). Berupa unit investment
trust, closed-end investment companies dan open-end investment companies.Investasi
tidak langsung dilakukan dengan membeli surat-surat berharga dari perusahaan investasi.
Perusahaan investasi adalah perusahaan yang menyediakan jasa keuangan dengan cara
menjual sahamnya ke public dan menggunakan dana yang diperoleh untuk
diinvestasikan ke dalam bentuk portofolionya. Ini berarti bahwa perusahaan investasi
membentuk portofolio (diharapkan portofolionya optimal) dan menjualnya eceran kepada
public dalam bentuk saham-sahamnya.
Investasi tidak langsung lewat perusahaan investasi ini menarik bagi investor
paling tidak karena dua alasan utama, yaitu sebagai berikut ini.
1. Investor dengan modal kecil dapat menikmati keuntungan karena pembentukan
portofolio. Jika investor ini harus membuat portofolio sendiri, maka dia harus membeli
beberapa saham dalam jumlah yang cukup besar nilainya. Investor yang tidak mempunyai
dana cukup untuk membentuk portofolio sendiri dapat membeli saham yang ditawarkan
oleh perusahaan investasi ini.
2. Membentuk potofolio membutuhkan pengetahuan dan pengalaman yang mendalam.
Investor awam yang kurang mempunyai pengetahuan dan pengalaman tidak akan dapat
membentuk portofolio yang optimal, tetapi dapat membeli saham yang ditawarkan oleh
perusahaan investasi yang telah membentuk portofolio optimal.
Peranan pasar modal suatu negara dapat dilihat dari minimal lima aspek sebagai berikut
a. Sebagai fasilitas melakukan proses interaksi antara pembeli dan penjual untuk
menentukan harga saham atau surat berharga yang akan diperjual-belikan. Ditinjau dari
segi lain, pasar modal dapat memberikan kemudahan bagi pelaku pasar modal untuk
melakukan transaksi tanpa melalui tatap muka ( pembeli dan penjual dapat bertemu secara
tidak langsung), hal tersebut dapat dilakukan dengan adanya sistem perdagangan efek
melalui fasilitas perdagangan melalui computer.
b. Pasar modal memberikan kesempatan kepada investor guna memperoleh hasil yang
diharapkan. Keadaan tersebut akan mendorong perusahaan untuk memenuhi keinginan
para investor.
c. Pasar modal untuk memberikan kesempatan kepada investor untuk menjual kembali
saham yang dimiliki nya atau surat berharga lainnya, sehingga dapat memberikan
kepastian kepada investor dalam menghindari risiko rugi. Jadi, operasi pasar modal dapat
menghindari ketidakpastian di masa yang akan datang.
d. Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartsipasi dalam
pengembangan perekonomian. Pasar modal dapat dijadikan alternatif bagi masyarakat
mengenai bagaimana cara menginvestasikan uang mereka selain dengan menabung
sehingga masyarakat dapat melakukan investasi melalui pasar modal dengan membeli
sebagian kecil saham perusahaan publik, dan kemudian dapat ditingkatkan dan
dikembangkan.39
e. Dengan adanya pasar modal maka dapat mengurangi biaya informasi dan transaksi surat
berharga, biaya pencarian informasi tentang perusahaan (emiten) termasuk didalamnya
kelebihan dan kekurangan mengenai surat berharga suatu perusahaan publik karena semua
biaya merupakan tanggung semua pelaku di pasar modal karena semua informasi yang
ada akan dicerminkan dalam harga saham.
Hal diatas memperlihatkan bagaimana aspek mikro dari kepentingan pasar modal.
Sedangkan, peranan pasar modal dalam perekonomian nasional (tinjauan makro ekonomi)
yang lebih luas jangkauannya dalam suatu perekonomian negara adalah sebagai berikut :
a) Fungsi Tabungan
Pada dasarnya fungsi menabung adalah baik, hanya saja perlu diingat bahwa metode yang
digunakan sangat dipengaruhi oleh kemungkinan rugi sebagai kaitan penurunan nilai mata
uang, inflasi, dan risiko hilang sehinggadiperlukan metode lain guna investasi, yaitu
dengan membeli surat berharga karena dengan aliran dana tersebut dapat digunakan untuk
memperbanyak jasa dan barang di suatu sektor perekonomian. Dengan membeli surat
berharga masyarakat diharapkan bisa mengantisipasi standar hidup yang lebih baik.
b) Fungsi Kekayaan
Pasar modal adalah cara untuk menyimpan kekayaan dalam jangka panjang sampai
kekayaan tersebut dapat dipergunakan kembali karena kekayaan tersebut tidak mengalami
depresiasi seperti aktiva lainnya dan surat berharga mempunyai kekuatan beli (purchasing
power) pada masa yang akan datang.
c) Fungsi Likuiditas
Kekayaan yang disimpan dalam surat berharga biasa dilikuidasi di pasar modal dengan
risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan aktiva lainnya, walaupun uang memiliki
tingkat likuidasi yang paling sempurna, akan tetapi uang mudah terkena inflasi dari waktu
ke waktu.
d) Fungsi Pinjaman
Pasar modal pada dasarnya juga menjalankan fungsi konsumsi atau investasi karena
pinjaman merupakan utang kepada masyarakat. Pasar modal bagi suatu negara merupakan
sumber pembiayaan pembangunan dari pinjaman yang dihimpun dari masyarakat jika
dibandingkan dengan pinjaman dari Bank Dunia yang memiliki rate bunga yang lebih
tinggi.
Selain itu, secara umum bagi negara-negara yang sedang berkembang, terintegrasinya
Pasar Modal akan memberikan beberapa manfaat antara lain :41
a. Meningkatkan kapitalisasi pasar dan aktivitas perdagangan.
b. Meningkatkan partisipasi pemodal asing dalam pasar domestik, dan
c. Meningkatkan akses ke pasar internasional.
Pasar modal sangat memiliki peran dan manfaat dalam struktur perekonomian karena
sebagai wahana pengalokasian dan yang secara efisien memungkinkaninvestor dapat
melakukan investasi pada beberapa perusahaan sekaligus dengan pembelian efek-efek
yang diperdagangkan dipasar modal.
Pasar modal sebagai altenatif investasi memberikan keuntungan dengan sejumlah risiko
tertentu. Pasar modal memungkinkan para investor untuk memiliki perusahaan yang sehat
dan berprospek baik sehingga mendorong perusahaan untuk menerapkan manajemen
secara lebih professional, efisien dan berorientasi pada keuntungan sehingga tercipta suatu
kondisi “good corporate governance” sehingga pasar modal dapat menciptakan
peningkatan ekonomi nasional yang berdampak pada terbukanya kesempatan kerja yang
luas serta meningkatkan pendapatan pajak bagi pemerintah.
Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasr modal
menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu:
1. Fungsi Ekonomi
Pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan
yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana.
2. Fungsi Keuangan
Pasar Modal dapat memainkan peranan penting dalam suatu perkembangan ekonomi di
suatu negara. Hal ini disebabkan karena suatu pasar modal dapat berfungsi sebagai:
a) Sarana untuk menghimpun dana-dana masyarakat untuk disalurkan ke dalam kegiatan-
kegiatan yang produktif.
b) Sumber pembiayaan yang mudah, murah, dan cepat bagi dunia usaha dan
pembangunan nasional.
c) Mendorong terciptanya kesempatan berusaha dan sekaligus menciptakan kesempatan
kerja.
d) Mempertinggi efisiensi alokasi sumber produksi.
e) Memperkokoh beroperasinya mekanisme finansial market dalam menata sistem
moneter, karena pasar modal dapat menjadi sarana “open market operation” sewaktu-
waktu.
f) Menekan tingginya tingkat bunga menuju suatu rate yang reasonable.
g) Sebagai alternatif investasi bagi para pemodal
Karena kegiatan pasar modal begitu marak dan complicated, maka sangat dibutuhkan
suatu perangkat hukum yang mengaturnya agar pasar tersebut menjadi teratur, adil, dan
efisien. Sehingga kemudian lahirlah apa yang disebut Hukum Pasar Modal itu (Capital
Market Law, Securities Law).
Pada prinsipnya hukum pasar modal mengatur segala segi yang berkenaan dengan pasar
modal. Jadi ruang lingkupnya relatif luas, antara lain pengaturannya tentang hal-hal
sebagai berikut :34
1. Pengaturan tentang Perusahaan, misalnya:
a. Disclosure requirement;
b. Perlindungan pemegang saham minoritas.
2. Tentang surat berharga Pasar Modal.
3. Pengaturan tentang administrasi pelaksanaan pasar modal, yaitu meliputi :
a. Tentang perusahaan yang menawarkan surat berharga;
b. Tentang Profesi dalam pasar modal;
c. Tentang perdagangan surat berharga.
Sehingga sebenarnya yang merupakan target yuridis dari pengaturan hukum terhadap
pasar modal pada pokoknya adalah sebagai berikut :
1. Keterbukaan Informasi.
2. Profesionalisme dan tanggung jawab Para Pelaku Pasar Modal.
3. Efisiensi.
4. Kewajaran.
5. Perlindungan Investor.
Salah satu tujuan dari eksistensi Hukum Pasar Modal adalah agar dapat mengamankan
investasi dari pihak pemodal. Investasi itu sendiri baru dianggap aman jika memenuhi
unsur-unsur sebagai berikut :
1. Likuidnya efek.
2. Unsur keamanan terhadap pokok (principal) yang ditanam.
3. Unsur rentabilitas atau stabilitas dalam melakukan return of investment
Jika kita lihat di dalam menjalankan fungsinya setiap pelaku pasar modal dituntut untuk
memahami dan menguasai sistem hukum yang menjadi landasan bergeraknya industri
pasar modal Indonesia.
Dengan mengetahui sumber-sumber hukum yang menjadi titik tolak dalam penetapan
suatu keputusan yang berlaku diharapkan pembuat keputusan tidak berlaku sewenang-
wenang dalam rangka penegakan hukum.
Sumber hukum yang menjadi landasan dan ruang lingkup kehidupan dari industri pasar
modal adalah:
a. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
b) Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di
Bidang Pasar Modal (PP ini mencabut keberlakuan Keppres Nomor 53 Tahun 1990
Tentang Pasar Modal).
c) Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 Tentang Tata Cara Pemeriksaan di
Bidang Pasar Modal.
d) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 645/KMK/.010/1995 tentang Pencabutan
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1548/KMK.013/1990 tentang Pasar Modal
sebagaimana telah diubah terakhir dengan keputusan Menteri keuangan Nomor
248/KMK.010/1995.
e) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 646/KMK.010/1995 tentang Pemilikan Saham
atau Unit Penyertaan Reksa Dana oleh Pemodal Asing.
f) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 647/KMK.010/1995 tentang Pemilikan Saham
Efek oleh Pemodal Asing (maksimal 85% dari modal disetor).
g) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 455/KMK.01/1997 tanggal 4 September 1997
tentang Pembelian Saham oleh Pemodal Asing Melalui Pasar Modal.
h) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 179/KMK.010/2003 tanggal 17 Juli 2003
tentang Permodalan Perusahaan Efek.
i) Seperangkat peraturan pelaksana yang dikeluarkan Ketua Bapepam sejak tanggal 17
Januari 1996.
resmi, dalam bentuk pasar sekunder yang diatur dan dilaksanakan oleh Perserikatan dan
Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE) dengan diawasi dan dibina oleh Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK).
d. Pasar Keempat (Fourth Market) pada dasarnya merupakan suatu bentuk
perdagangan efek antar pemodal atau investor dengan kata lain berupa pengalihan saham
dari satu pemegang saham ke pemegang saham lainnya tanpa melalui perantara
perdagangan efek atau lembaga lainnya.43
Menurut Mishkin dan Easkin (2000:16) dalam bukunya Financial Markets and Institution
pasar modal merupakan :
“Capital market is the market which longer-term debt (original matuyear or greater) and
equity instrument are traded.”
Selanjutnya menurut Sartono (2001:21) dalam bukunya Manajemen Keuangan yaitu:
“Pasar modal adalah tempat terjadinya transaksi aset keuangan jangka panjang (long-term
financial aset) yang memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun.”
Dilihat dari pengertian akan pasar modal diatas, dapat disimpulkan bahwa pasar modal
sebagai sarana pendanaan untuk kegiatan berinvestasi bagi perusahaan maupun institusi
lain dengan memberikan fasilitas sarana dan prasarana untuk kegiatan jual beli aset
keuangan jangka panjang atau kegiatan terkait lainnya.
Menurut Dahlan Siamat (2002:385) dalam bukunya Manajemen Lembaga Keuangan,
instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah:
“Semua surat-surat berharga (efek) yang umum diperjualbelikan pasar modal diantaranya
adalah saham biasa, saham preferent, obligasi, obligasi konversi, right issue, dan waran.”
Dari uraian tersebut diatas, dapat dijelakan instrument pasar modal sebagai berikut:
1. Saham Biasa dianatara surat-surat berharga yang diperdagangkan dipasar modal,
saham biasa (Common stock) adalah yang paling dikenal masyarakat. Diantara emiten
yang menerbitkan surat berharga, saham biasa juga merupakan sekuritas yang paling
banyak digunakan untuk menarik dana dari masyarakat. Secara sederhana, saham biasa
adalah bukti tanda kepemilikan atas suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar
kertas yang menerangkana bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang
menerbitkan kertas tersebut. Devidend yang diterima dalam pemilikan saham biasa ini
jumlahnya tidak tetap, dan pemilik saham biasa mempunyai hak memilih (vote) dalam
rapat umum pemegang saham (RUPS).
2. Saham preferen merupakan saham yang akan menerima dividend dalam jumlah
yang tetap. Biasanya pemiliknya tidak mempunyai hak dalam rapat umum pemegang
saham (RUPS).
3. Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi
pinjaman (dalam hal ini pemodal) dengan yang diberi pinjaman (emiten). Jadi surat
obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut
memberikan pinjaman sebagai kreditor kepada perusahaan yang menerbitkan surat
obligasi.
4. Obligasi Konversi (convertible Bonds) adalah obligasi yang dapat dikonversikan
(ditukar) menjadi saham biasa pada waktu tertentu ataau sesudahnya.
5. Right Issue adalah Alat investasi ini merupakan produk turunan dari saham. Right
issue merupakan pemberian hak kepada para pemegang saham untuk membeli saham baru
dari perusahaan dengan harga tertentu dan dalam batas waktu tertentu. Kebijakan Right
issue ini merupakan upaya emiten untuk menambah saham yang beredar, guna menambah
modal perusahaan.
6. Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang sudah
ditentukan. Biasanya waran dijual bersamaan dengan surat berharga lain, misalnya
obligasi atau saham
Berbagai lembaga penunjang pasar modal diperlukan agar informasi yang dipergunakan
oleh para pemodal untuk mengambil keputusan bisa diandalkan, dan transaksi dapt
diselesaikan secara cepat dan murah.
Menurut Suad Husnan (2002:9) dalam bukunya Dasar-dasar Manajemen Keuangan,
lembaga-lembaga yang berkaitan dengan pasar modal tersebut diantaranya BAPEPAM,
Bursa efek, Akuntan publik, Underwriter, Wali amanat, notaris, konsultan hukum dan
lembaga klearing.
Dari uraian tersebut dapat dijelaskan lembaga-lembaga yang berkaitan dengan pasar
modal sebagai berikut:
a. BAPEPAM
Lembaga ini merupakan lembaga yang di bentuk pemerintah untuk mengawasi pasaar
modal Indonesia. BAPEPAM merupakan singkatan dari badan pengawas pasar modal,
setelah sebelumnya singkatan dari badan pelaksana pasar modal. Perubahan terjadi pada
akhir tahun 1990. perusahaan-perusahaan yang akan menerbitkan sekuritas, baik saham
maupun obligasi, harus mendapat izin dari BAPEPAM. Fungsi yang harus dilakukan oleh
BAPEPAM adalah fungsi pengawasan.
b. Bursa Efek
Peran akuntan publik yang pertama adalah memeriksa laporan keuangan dan memberikan
pendapat terhadap laporan keuangan. Dipasar modal dituntut pendapat wajar tanpa syarat
terhadap laporan keuangan dari perusahaan yang menerbitkan atau yang telah mendaftar
dibursa. Pendapat wajar tanpa syarat berarti laporan keuangan telah disusun sesuai dengan
Prisip-Prinsip Akunatansi Indonesia (PAI) tanpa suatu catatan atau kekurangan.
d. Underwriter
Perusahaan yang akan menerbitkan sekuritas dibursa( perusahaan tersebut disebut sebagai
emiten) tentu ingin agar sekuritas yang dijualnya laku semua, sehingga dana yang
diperlukan bisa diperoleh.
e. Wali amanat (trustee)
Jasa wali amanat diperlukan untuk penerbitan obligasi, wali amanat mewakili kepentingan
pembeli obligasi pada dasarnya adalah kreditor dan kredit yang diberikan tidak dijamin
dengan tanggungan apapun.
f. Notaris
Jasa notaris diperlukan untuk membuat berita acara rapat pemegang saham (RUPS) dan
menyusun pernyataan keputusan-keputusan RUPS.
g. Konsultan Hukum
Konsultan hukum diperlukan jasanya agar jangan sampai perusahaan yang menerbitkan
sekuritas dipasar modal ternyata terlibat persengketaan hukum dengan pihak lain. Juga
ke absahan dokumen-dokumen perusahaan perlu diperiksa oleh konsultan hukum
tersebut.
h. Lembaga Kliring
Sekuritas-sekuritas akan disimpan oleh suatu lembaga dan lembaga tersebut bertugas
untuk mengatur arus sekuritas tersebut. Kegiatan lembaga ini mirip dengan kegiatan
Bank Indonesia yang penyelenggarakan cliring uang giral.
5. BURSA EFEK DAN PERKEMBANGAN PASAR MODAL DI INDONESIA
Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX) adalah pihak yang
menyelenggarakan dan menyediakan sistem juga sarana untuk mempertemukan penawaran jual
dan beli Efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek di antara mereka. Bursa
Efek Indonesia merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan
Bursa Efek Surabaya (BES). Demi efektivitas operasional dan transaksi, Pemerintah memutuskan
untuk menggabung Bursa Efek Jakarta sebagai pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai
pasar obligasi dan derivatif menjadi BEI. Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1
Desember 2007. Bursa Efek Indonesia (BEI) terus berkembang seiring bertambahnya usia, dan
keadaan pun semakin menunjukkan bahwa efek/ saham semakin banyak peminatnya, dilihat dari
kapitalisasinya yang terus bertambah dari tahun-tahun sebelumnya. Investasi di pasar modal
diharapkan bisa menjadi alternatif penghimpunan dana selain sistem perbankan. Pasar modal
memungkinkan perusahaan menerbitkan sekuritas yang berupa surat tanda hutang (obligasi)
ataupun surat tanda kepemilikan (saham). Dengan menjual saham kepada publik, perusahaan
dapat memperoleh dana dari pasar modal, adapun tujuan penggunaan dananya yaitu untuk:
ekspansi, memperbaiki struktur permodalan, pengalihan pemegang saham (divestasi) dan lain-
lainnya. Investasi di pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan
investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka. Seandainya tidak ada pasar modal, maka
para pemodal mungkin hanya bisa menginvestasikan dana mereka dalam sistem perbankan
(selain alternatif investasi pada real assets seperti properti dan emas). Di samping itu, investasi
pada sekuritas/saham mempunyai daya tarik lain yaitu pada likuiditasnya. Sehubungan dengan itu
maka pasar modal memungkinkan terjadinya alokasi dana yang efisien. Hanya kesempatan-
kesempatan investasi yang menjanjikan keuntungan yang tertinggi (sesuai dengan risikonya)
yang mungkin memperoleh dana. kurun waktu 2001 hingga 2008 adalah investasi di pasar modal.
Pada tahun 2001, IHSG berada pada level 470.23 dan pada akhir tahun 2007 berada pada 2745.83
atau naik sebesar 483.93 persen, jika di rata-rata pertahunnya sebesar 69.13 persen.
Emiten Baru 8 12 24
Pengertian Pasar Modal menurut Undang-undang No. 8 tahun 1995 adalah kegiatan yang
bersangkutan dengan Penawaran Umum dan Perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang
berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan
Efek.
Pasar Modal (Capital Market) dapat juga diartikan sebagai pasar untuk berbagai
instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi),
ekuitas (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal
merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan
sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi
berbagaisarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. Instrumen keuangan
yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih
dari 1 tahun) seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif
seperti option, futures, dan lain-lain.
Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal
menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana
bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang
diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan
modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi
pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi dan reksa dana. Dengan demikian, masyarakat
dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko
masing-masing instrumen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pasar Modal merupakan tempat
bertemunya investor sebagai pemillik dana dan perusahaan/institusi yang memerlukan dana.
Pasar Modal Indonesia telah ada sejak zaman Hindia Belanda, tepatnya pada tanggal 14
Desember 1912 di Batavia, namun perkembangannya mengalami masa pasang – surut akibat
berbagai faktor, mulai dari Perang Dunia I dan II hingga perpindahan kekuasaan dari pemerintah
kolonial kepada Pemerintah Republik Indonesia (RI). Selanjutnya, pihak Pemerintah RI
melakukan pembentukan ulang Pasar Modal Indonesia melalui Undang-Undang Darurat No. 13
tahun 1951 yang kemudian dipertegas oleh Undang-Undang Republik Indonesia No.15 tahun
1952.
Penetapan Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal juga semakin
mengukuhkan peran BEJ dan BES sebagai bagian dari Self Regulatory Organization (SRO) Pasar
Modal Indonesia. Sejak itu, BEJ tumbuh pesat berkat sejumlah pencapaian di bidang teknologi
perdagangan, antara lain dengan komputerisasi perdagangan melalui sistem Jakarta Automated
Trading System (JATS) di tahun 1995, perdagangan tanpa warkat di tahun 2000 dan Remote
Trading System pada tahun 2002. Sementara itu, BES mengembangkan pasar obligasi dan
derivatif.
Tahun 2007 menjadi titik penting dalam sejarah perkembangan Pasar Modal Indonesia.
Dengan persetujuan para pemegang saham kedua bursa, BES digabungkan ke dalam BEJ yang
kemudian menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan tujuan meningkatkan peran pasar modal
dalam perekonomian Indonesia. Pada tahun 2008, Pasar Modal Indonesia terkena imbas krisis
keuangan dunia. IHSG, yang sempat menyentuh titik tertinggi 2.830,26 pada tanggal 9 Januari
2008, terperosok jatuh hingga 1.111,39 pada tanggal 28 Oktober 2008 sebelum ditutup pada level
1.355,41 pada akhir tahun 2008. Kemerosotan tersebut dipulihkan kembali dengan pertumbuhan
86,98% pada tahun 2009 dan 46,13% pada tahun 2010.
Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:
[Desember 1912]
Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda
[1914 – 1918]
Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
[1925 – 1942]
Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya
Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup
[1942 – 1952]
[1956]
[1956 – 1977]
Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM
(Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal.
Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai
emiten pertama19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara
[1977 – 1987]
Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24.
Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal
[1987]
Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan
bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di
Indonesia
[1988 – 1990]
Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk
asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat
[2 Juni 1988]
Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang
dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer
[Desember 1988]
Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan
perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar
modal
Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta
yaitu PT Bursa Efek Surabaya
Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini
diperingati sebagai HUT BEJ
Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS (Jakarta
Automated Trading Systems)
Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-
Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996
[1995]
[2000]
Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal
Indonesia
[2002]
[2007]
Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama
menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)
Penerbitan jangka panjang biasanya disertai dengan formalitas yang dapat diper imbangkan
secara layak. Sebagai contoh , anggaran dasar korporasi biasanya membutuhkan persetujuan
dewan Diektu dan pemegang sahan sebelum Obligasi dapat diterbitkan atau perjanjian hutang
jangka panjang dapat dikontrakan.
Pada umunya, Hutang jangka panjang memiliki berbagai ketentuan atau pembatasan (covenant or
restrictions) untuk melindungi baik peminjam maupun pemberi pinjaman. Ketentuan dan
persyaratan persetujuan lainya antara peminjam dan pemberi pinjaman dinyatakan dalam
identure obligasi atau perjanjian wesel. Item-item yang sering kali dinyatakan dalam identure
obligasi atau perjanjian meliputi jumlah yang diotorisasi untuk diterbitkan, suku bunga, tanggal
jatuh tempo, profisi penarikan, properti yang diadakan sebagai jaminan, persyaratan dana
pelunasan, modal kerja dan pembatasan deviden serta pembatasan yang berhubungan dengan
asumsi hutang tabahan. Karena ketetapan ini penting untuk memahami secara menyeluruh posisi
keuangan atau catatan yang menyertai.
Penerbitan obligasi
Obligasi adalah jenis utang jangka panjang yang paling sering dilaporkan di rencana
perusahaan. Tujuan utama dari obligasi adalah untuk meminjam dalam jangka panjang apabila
jumlah modal yang diperlukann terlalu besar untuk disediakan oleh satu pemberi pinjaman.
Wesel bayar jangka panjang memiliki subtansi yang sama seperti obligasi dimana keduanya
mempunyai tanggal jatuh tempo yang tetap dan suku bunga ditetapkan atau implicit. Akan tetapi
wesel tidak dapat langsung dijual seperti obligasi di pasar sekuritas puplik yang terorganisasi.
Perusahan non korporasi dan korporasi kecil mengeluarakan baik wesel jangka panjang maupun
obligasi.
Wesel bayar hipotik
Wesel bayar hipotik adalah wesel promes yang dijamin dengan suatu dokumenyang disebut
hipotik dengan mengadakan hak atas property sebagai jaminan pinjaman.
Penerbit adalah badan hukum atau lembaga pemerintah yang memiliki hak untuk
menerbitkan sekuritas apa pun ke dalam sirkulasi. Penempatan mereka dilakukan melalui proses
emisi. Dengan demikian, masalah dipahami sebagai prosedur yang diatur oleh hukum, yang
terdiri dari serangkaian tindakan berurutan yang memastikan masalah langsung saham (obligasi)
dengan penempatan lebih lanjut.
Tujuan dari proses emisi cukup, sederhana - untuk menarik sumber daya keuangan yang
hilang:
1. Melepaskan , penerbit menggunakan jenis kondisi pinjaman. Artinya, obligasi harus
dilunasi pada waktu yang disepakati.
2. Melepaskan - meningkatkan modal dasar.
Ketentuan masalah - kepatuhan dengan aturan yang ditetapkan oleh hukum dan kontrol lembaga
pemerintah yang bertanggung jawab untuk mengatur pasar yang relevan.
Masalah apa yang bisa dipecahkan oleh penerbit dengan bantuan emisi.
Pendaftaran efek terkait dengan sejumlah besar operasi, pendaftaran berbagai dokumen. Literasi
hukum dan tidak adanya pengawasan adalah penting di sini. Itulah sebabnya beralih ke spesialis
untuk mendapatkan bantuan yang berkualitas adalah pendekatan yang paling masuk akal.
Sekuritas adalah “secarik kertas” yang menunjukkan hak pemilik kertas tersebut untuk
memperoleh bagian dari atau kekayaan perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut dan
berbagai kondisi untuk melaksanakan hak tersebut.
Atau dengan istilah lain sekuritas adalah salah satu bentuk investasi berupa sertifikat fisik
(warkat) atau elektronik yang bisa diperjual belikan untuk mendapatkan keuntungan.
Sekuritas diterbitkan oleh perusahaan sebagai bukti bahwa pemilik sekuritas mempunyai
sebagian kepemilikan atas perusahaan, atau memiliki piutang pada perusahaan yang menerbitkan.
Sekutitas ini dapat berupa saham atau obligasi.
Sebagai investor pemula, biasanya sih kita akan langsung saja menuju perusahaan atau
aplikasi sekuritas, buka rekening, dan langsung deh pilih-pilih saham yang pengin dibeli, tanpa
merasa wajib untuk memahami sistem perdagangan saham yang sebenarnya. Kalau di website
BEI sendiri, mekanisme perdagangan di sana terbagi atas 3 kategori, yaitu sistem perdagangan
saham, mekanisme perdagangan sukuk dan obligasi, dan mekanisme perdagangan derivatif.
Sistem Perdagangan Saham di Bursa Efek Indonesia
Mekanisme atau sistem perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia–secara practical bisa
dilihat seperti dalam diagram ini.
1. Pra Pembukaan
2. Proses Transaksi
Selanjutnya JATS NEXT-G akan memproses transaksi, dengan memperhatikan time dan
price priority. Maksudnya bagaimana?
Artinya, permintaan beli saham dengan harga yang lebih tinggi akan mendapatkan prioritas
terlebih dahulu ketimbang permintaan beli terhadap saham yang sama namun dengan harga yang
lebih rendah. Sedangkan, untuk sistem perdagangan saham jual, harga yang lebih rendah akan
mendapatkan prioritas terlebih dahulu ketimbang yang memiliki harga tinggi.
Di samping price priority, di sistem perdagangan saham ini juga berlaku time priority–yaitu
prioritas waktu. Artinya, kalau penawaran jual atau permintaan beli saham diajukan dalam harga
yang sama, maka permintaan beli atau jual saham yang terlebih dulu diajukan akan mendapatkan
prioritas.
Proses transaksi saham di atas berlaku di pasar reguler dan pasar tunai. Sistem perdagangan
saham di kedua pasar tersebut menggunakan satuan lot efek atau kelipatannya, yaitu 100 efek.
Sedikit lain di pasar negosiasi. Sistem perdagangan saham di pasar negosiasi dilakukan melalui
sistem negosiasi secara langsung, melalui proses tawar menawar, antara anggota bursa atau
nasabah melalui salah satu anggota bursa, atau nasabah dengan anggota bursa, yang kemudian
hasil kesepakatannya diproses oleh JATS NEXT-G.
Perdagangan saham yang dilakukan di pasar negosiasi tidak harus dalam satuan lot, tapi bisa
dalam satuan lembar. Jadi, proses ini biasa dilakukan ketika jumlah saham yang diperdagangkan
tidak bulat, 100 lembar.
Harga yang dimasukkan saat kita hendak membeli atau menjual saham ke JATS NEXT-G
harus berada di dalam kisaran tertentu. Kalau ada harga masuk di luar kisaran yang sudah
ditentukan tersebut, maka akan ditolak secara otomatis oleh JATS NEXT-G, atau istilahnya auto-
rejection.
3. Penyelesaian Transaksi
Selanjutnya adalah proses penyelesaian transaksi, di mana proses ini dijamin oleh KPEI
atau Kliring Penjaminan Efek Indonesia, dengan ketentuan sebagai berikut:
Transaksi yang terjadi di Pasar Reguler wajib diselesaikan pada hari bursa ke-2, atau T+2.
Transaksi yang terjadi di Pasar Tunai wajib diselesaikan pada hari yang sama, atau T0.
Penyelesaian transaksi ini yang dilakukannya di Pasar Reguler dan Pasar Tunai akan
ditentukan oleh KPEI, dengan cara pemindah bukuan ke rekening efek anggota bursa di
KSEI.
Sedangkan, transaksi di Pasar Negosiasi, akan diselesaikan per transaksi sesuai kesepakatan
antara anggota bursa yang menjual dan membeli. Pasar Negosiasi. Hal ini selambat-lambatnya
harus dilakukan pada T+2, atau hari bursa kedua setelah terjadi transaksi. Penyelesaian transaksi
di Pasar Negosiasi dilakukan langsung dengan cara memindah bukukan efek antara anggota bursa
yang menjual pada yang membeli. Hal ini tidak dijamin oleh KPEI.
4. Pra Penutupan
Selanjutnya, ada proses pra penutupan dalam sistem perdagangan saham ini. Yaitu proses
ketika anggota bursa memasukkan penawaran jual atau beli menjelang penutupan hari bursa. Dari
penawaran dan permintaan ini, JATS NEXT-G lantas bisa membentuk harga penutupan dan
mempertemukan penawaran jual dan beli berdasarkan sistem price dan time priority.
5. Pasca Penutupan
Selanjutnya, perdagangan saham hari itu akan ditutup. Dalam proses pasca penutupan ini,
anggota bursa dapat memasukkan penawaran jual atau beli pada harga penutupan. Dari sini,
JATS NEXT-G lantas mempertemukan penawaran dan permintaan yang ada untuk efek yang
sama secara keseluruhan, ataupun sebagian, pada harga penutupan berdasarkan time priority.
- Pengertian investasi
Investasi adalah penanaman aset atau dana yang dilakukan oleh sebuah perusahaan atau
perorangan untuk jangka waktu tertentu demi memperoleh imbal balik yang lebih besar di
masa depan.
1. Proses Investasi
Jenis Investor
1. Risk Taker
2. Risk Aver
(Menghindari Risiko)
2. Analisis Sekuritas
Mispriced (harganya salah, mungkin terlalu tinggi, mungkin terlalu rendah) dan analis dapat
mendeteksi sekuritas sekuritas tersebut). Ada berbagai cara untuk melakukan analisis ini, yang
kemudian dikelompokkan menjadi dua, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental
Analisis Teknikal
Analisis ini menggunakan data (perubahan) harga di masa yang lalu sebagai upaya untuk
memperkirakan harga sekuritas di masa yang akan datang
Analisis Fundamental
Analisis ini berupaya mengidentifikasikan prospek perusahaan (lewat analisis terhadap faktor-
faktor yang mempengaruhinya) untuk bisa memperkirakan harga saham di masa yang akan
datang.
Kalaupun ada sekuritas yang mispriced, analis tidak mampu untuk mendeteksinya. Pada dasarnya
mereka yang menganut pendapat ini berpendapat bahwa pasar modal efisien. Dengan demikian
pemilihan sekuritas bukan didasarkan atas faktor mispriced, tetapi didasarkan atas:
3. Pembentukan portofolio
Portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas- sekuritas
mana yang akan di pilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing- masing
sekuritas tersebut. Pemilihan banyak sekuritas (diversifikasi) dimaksudkan untuk mengurangi
risiko yang di tanggug
Tahap ini merupakan pengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya, dengan maksud kalau perlu
melakukan perubahan terhadap portofolio yang telah dimiliki
Dalam tahap ini pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja portofolio, baik dalam
keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung. Dalam hal ini faktor risiko perlu di
masukkan. Karena itu diperlukan standar pengukurannya.
Maka langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memahami bagaimana mengukur
tingkat keuntungan yang di harapkan dan risiko investasi
• Tingkat keuntungan yang diperoleh dari kegiatan investasi bersifat tidak pasti. Dalam
keadaan itu pemodal hanya akan mengharapkan untuk memperoleh tingkat keuntungan
tertentu E(R)
Tingkat keuntungan yang diharapkan bisa diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:
E(R) = ∑ P . R
Keterangan :
3. Ukuran Penyebaran
• Risiko adalah kemungkinan tingkat keuntungan yang diperoleh menyimpang dari tingkat
keuntungan yang diharapkan. Risiko mempunyai dua dimensi, yaitu menyimpang lebih
besar maupun lebih kecil dari yang diharapkan
• Untuk mengetahui ukuran risiko ini digunakanlah ukuran penyebaran distribusi. Statistik
menyediakan ukuran ini sebagai standar deviasi (ⵒ) atau dalam bentuk kuadrat disebut
sebagai variance
• Risiko dinyatakan sebagai seberapa jauh hasil yang diperoleh dapat menyimpang dari
hasil yang diharapkan, maka digunakan ukuran penyebaran
• Standar deviasi
• Pada praktiknya para pemodal pada sekuritas sering melakukan diversifikasi dalam
investasi mereka. Mereka mengkombinasikan berbagai sekuritas dalam investasi mereka.
Dengan kata lain mereka membentuk portofolio.
Diversifikasi adalah berinvestasi pada berbagai jenis saham, dengan harapan jika terjadi
penurunan pengembalian satu saham akan ditutup oleh kenaikan pengembalian saham yang
lain.
• Misalkan kita mengamati dua saham, yaitu Astra International dan Duta Anggada, di BEJ
selama tahun 1995-1996. periode tersebut merupakan periode harga saham pada
umumnya cukup baik. Kita amati harga saham pada akhir bulan, apabila harga saham
Astra pada akhir bulan januari 1995 adalah sebesar Rp.2625, dan pada akhir bulan
februari Rp.2675, maka dalam periode satu bulan tersebut pemodal akan memperoleh
keuntungan sebesar,
= 0,0190
• Agar dalam analisis statistik perhitungan return tersebut tidak bias, maka dilakukan
dengan cara berikut :
= 0,0189
dan Int’l Anggada
bulan
Tabel 3.4
Tingkat keuntungan yang diharapkan dan deviasi standar tingkat keuntungan dari saham Astra
Internasional dan Duta Anggada, bulanan periode 1995-1996
Apabila kita amati kedua saham tersebut, maka kita tidak dapat mengatakan saham mana yang
lebih baik, karena Duta Anggada mempunyai Risiko (ⵒ) yang lebih rendah, tetapi tingkat
keuntungan yang diharapkan E(R) juga lebih rendah.
Komposisi
Portofolio
Astra Int’l Duta Anggada
Table 3.5
Suatu risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena
fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara
keseluruhan
Suatu risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, sebab risiko ini
hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu
Terdapat fluktuasi risiko yang berbeda antara satu saham dengan saham lain
Risiko yang berkaitan dengan kemampuan saham yang bersangkutan untuk dapat
segera diperjualbelikan tanpa mengalami kerugian yang berarti
Risiko tingkat bunga – interest rate risk
Risiko yang timbul akibat perubahan tingkat bunga yang berlaku di pasar.
Definisi Risiko
Risiko itu ada jika pembuat keputusan (perencana proyek) mampu mengestimasi
kemungkinan-kemungkinan (probabilitas) yang berhubungan dengan berbagai variasi hasil yang
akan diterima salama investasi sehingga dapat disusun distribusi probabilitasnya.
Ketidakpastian ada jika pembuat keputusan tidak memiliki data yang bisa dikembangkan untuk
menyusun suatu distribusi probabilitas sehingga harus membuat dugaan-dugaan untuk
menyusunnya
Risiko adalah prospek suatu hasil yang tidak disukai (operasional sebagai deviasi standar)
DAFTAR PUSTAKA
http://jnursyamsi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/11399/Risiko+dalam+investasi_1.ppthtt
p://mirzabusiness.lecture.ub.ac.id/files/2013/02/Pertemuan-13_Manajemen-Risiko-Investasi.pdf
Investment Analysis. Edwin J.Elton, Martin J.Gruber, Stephen J.Brown, and William
Empat.2005https://magisterakutansi.blogspot.com/2013/03/model-indeks-tunggal-untuk-
portofolio.html
https://www.slideshare.net/anisanhnisuull/model-indeks-tunggal-
ppthttps://journal.ubm.ac.id/index.php/akuntansi-bisnis/article/download/398/380
http://jackmeruno.blogspot.com/2013/12/manajemen-portofolio-dan-analisis.html.
http://www.academia.edu/4155992/Portofolio_Dalam_Perspektif_Manajemen_Investasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_investasi
http://nia-share.blogspot.com/2009/11/pemilihan-portofolio-optimal-manajemen.html
https://www.academia.edu/36663975/Teori_Portofolio_Berdasarkan_Model_Index
http://etheses.uin-malang.ac.id/703/5/09510146%20Bab%201.p
http://maribelajarbersama13.blogspot.com/2017/03/konsumsi-investasi-dan-peranan-pasar.html
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/05/120000169/konsumsi--pengertian-ciri-dan-
faktornya?page=all
Rosyidi, Suherman. 2006. Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro
dan Makro. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Sunariyah. 2011. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Fahmi, Irham dan Yovi Lavianti Hadi. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Bandung:
Alfabeta
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bursa_Efek_Indonesia’
http://jendelapasarmodal.blogspot.com/2013/03/pengertian-pasar-modal-dan.html?m=1
https://www.wartaekonomi.co.id/read220202/apa-itu-perusahaan-sekuritas
https://bankfs.ru/id/loans---news/ponyatie-celi-i-etapy-emissii-cennyh-bumag-poryadok-emissii-
cennyh.html
http://nia-share.blogspot.com/2009/11/penerbitan-sekuritas-kewajiban-jangka.html
https://diskartes.com/2020/03/tahap-sistem-perdagangan-saham/