Anda di halaman 1dari 75

MAKALAH

TEORI PORTOFOLIO
DAN ANALISIS
INVESTASI

RIFKA RAHAYU TAKDIR


90200117101
MANAJEMEN KEUANGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2020/2020
Pasar uang adalah tempat diperdagangkannya dana-dana atau surat-surat
berharga yang mempunyai jangka waktu jatuh tempo kurang dari satu tahun
(jangka pendek).
Transaksi dalam pasar uang dilakukan dengan menggunakan sarana
telekomunikasi sehingga pasar uang ini disebut juga dengan pasar abstrak karena
pelaksanaannya tidak dilakukan di tempat tertentu sebagaimana halnya dengan
bursa efek pada pasar modal. Berkaitan dengan itu pasar uang merupakan pasar
yang tidak teroganisasi (Unorganized market).
Pasar Modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan
pasar tradisional yang selama ini kita kenal, di mana ada pedagang, pembeli, dan
juga tawar me-nawar harga. Pasar modal dapat juga diartikan sebagai sebuah
wahana yang memperte-mukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak
yang menyediakan dana sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan efek.
Pasar modal di Indonesia semakin hari tentunya semakin meningkat pelaku
pasar modal dan nilai perdagangannya. Hal ini harus diimbangi oleh pengetahuan
yang baik bagi siapa saja yang ingin “bermain” di pasar modal, minimal
mengetahui apa saja produk yang dihasilkan pasar modal. Instrumen atau produk
yang diperdagangkan di Pasar Modal disebut dengan Efek. Efek adalah surat
berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi,
tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka
atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek.
Dengan demikian pasar modal dikenal sebagai tempat bertemunya penjual dan
pembeli modal / dana. Perbedaan antara pasar modal dengan pasar uang yaitu
dari jangka waktunya. Dalam pasar uang, diperdagangkan surat berharga
berjangka waktu pendek, sedangkan dalam pasar modal, diperdagangkan surat
berharga berjangka waktu panjang.
A. Penyederhanaan Analisis Portofolio Model Indeks Tunggal
1. Masukan Untuk Analisis Portofolio
Sewaktu kita melakukan analisis portofolio, perhatian kita akan
terpusat pada dua parameter, yaitu tingkat keuntungan yang
diharapkan dan deviasi standar tingkat keuntungan portofolio yang
efisien. Tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio
dinyatakan sebagai
E(Rp) = ∑ 𝐗 𝐢𝐄(𝐑𝐩)

Sedangkan deviasi standar portofolio dinyatakan sebagai


σp = [ ∑ X12 σi + ∑∑ Xi Xj σij ] ½
Dengan demikian kalau kita ingin melakukan analisis
portofolio yang terdiri dari 5 saham (atau sekuritas) misalnya,
maka untuk menaksir E(R) kita perlu menaksir tingkat
keuntungan yang diharapkan dari masing-masing saham yang
membentuk portofolio tersebut. Berarti kita perlu menaksir lima
tingkat keuntungan yang diharapkan. Untuk menaksir tingkat
keuntungan yang diharapkan dari suatu portofolio, kita perlu
menaksir jumlah tingkat keuntungan yang diharapkan sebanyak
jumlah saham yang membentuk portofolio tersebut.
Sebaliknya kalau kita ingin menaksir σp kita harus menaksir
variance (atau deviasi standar) dari saham-saham yang membentuk
portofolio tersebut dan koefisien korelasi antar tingkat keuntungan
(atau covariance). Kalau portofolio tersebut terdiri dari 5 saham,
maka kita akan menaksir 5 variance dan 10 koefisien korelasi.
Jumlah koefisien korelasi yang perlu ditaksir ini akan meningkat
dengan cepat apabila kita memperbesar saham-saham yang ada
dalam portofolio kita. Formula yang dipergunakan untuk menghitung
jumlah koefisien korelasi antar tingkat keuntungan adalah N(N -
1)/2. Dalam hal ini N adalah jumlah sekuritas yang dipergunakan
untuk membentuk portofolio tersebut. Jadi kalau kita melakukan
pengamatan terhadap 20 sekuritas, maka kita harus menaksir 20(20
- 1)/2 = 190 koefisien korelasi. Suatu jumlah variabel yang tidak
sedikit, lebih-lebih kalau pada umumnya para analis sekuritas
melakukan pengamatan terhadap sekitar 50 sampai dengan 100
sekuritas.
Tentu saja kita bisa menghitung koefisien korelasi, variance dan
tingkat keuntungan yang diharapkan berdasarkan atas data tahun-
tahun yang lalu. Tetapi untuk keperluan analisis dan pengambilan
keputusan kita berkepentingan dengan nilai variabel-variabel
tersebut di masa yang akan datang, bukan dengan nilai historisnya.
Untuk itu kita hanya bisa melakukan estimasi terhadap variabel-
variabel tersebut. Seandainya nilai variabel-variabel tersebut relatif
stabil, maka kita bisa melakukan estimasi dengan baik dengan
menggunakan data historis.
Untuk keperluan analisis portofolio memang disyaratkan bahwa
data yang kita pergunakan harus mempunyai sifat stationary.
Stationarity ini ditunjukkan dari stabilnya nilai mean dan variance.
Kalau suatu series bersifat stationary berarti untuk variabel tingkat
keuntungan yang diharapkan dan deviasi standar, data historis
memang sedikit banyak bisa dipergunakan untuk menaksir nilai di
masa yang akan datang, tetapi tidak untuk koefisien korelasi. Tidak
ada jaminan bahwa kalau tahun yang lalu koefisien korelasi antara
saham A dan B lebih rendah dibandingkan antara saham B dan C,
maka untuk tahun-tahun yang akan datang pola tersebut akan tetap
berlaku. Untuk itulah kemudian dipergunakan model yang
diharapkan bisa membantu memecahkan masalah-masalah tersebut.
2. Konsep Model Indeks Tunggal
Kalau kita melakukan pengamatan maka akan nampak bahwa
pada saat "pasar" membaik yang ditunjukkan oleh indeks pasar yang
tersedia) harga saham-saham individual juga meningkat. Demikian
pula sebaliknya pada saat pasar memburuk maka harga saham-
saham akan turun harganya. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
keuntungan suatu saham tampaknya berkorelasi dengan perubahan
pasar. Kalau perubahan pasar bisa dinyatakan sebagai tingkat
keuntungan indeks pasar, maka tingkat keuntungan suatu saham bisa
dinyatakan sebagai,
Ri = ai + βi Rm
Dalam hal ini, adalah bagian dari tingkat keuntungan saham i
yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar. Variabel ini
merupakan variabel yang acak.
Rm adalah tingkat keuntungan indeks pasar. Variabel ini merupakan
variabel yang acak.
βi adalah beta, yaitu parameter yang mengukur perubahan yang
diharapkan pada Rj kalau terjadi perubahan pada Rm
Persamaan tersebut hanyalah memecah tingkat keuntungan suatu
saham menjadi dua bagian, yaitu yang independen dari perubahan
pasar dan yang dipengaruhi oleh pasar. Menunjukkan kepekaan
tingkat keuntungan suatu saham terhadap tingkat keuntungan indeks
dasar. βi sebesar 2 berarti bahwa kalau terjadi kenaikan
(penurunan) tingkat keuntungan indeks pasar sebesar 10% maka
akan terjadi kenaikan (penurunan) Rj sebesar 20%. Parameter a,
menunjukkan komponen tingkat keuntungan yang tidak terpengaruh
oleh perubahan indeks pasar. Parameter ini bisa dipecah menjadi dua,
yaitu, αi (alpha) yang menunjukkan nilai pengharapan dari ai, dan ei,
yang menunjukkan elemen acak dari ai. dengan demikian maka
ai = αi + ei
Dengan ei mempunyai nilai pengharapan sebesar nol. Persamaan
tingkat keuntungan suatu saham sekarang bisa dinyatakan sebagai,
Ri = αi + βi Rm + ei
Persamaan tersebut merupakan persamaan regresi linier sederhana
yang dihitung dengan R sebagai variabel tergantung dan R m sebagai
variabel independen. Cara penghitungan regresi secara manual
diberikan pada Apendiks Bab ini, meskipun penggunaan paket
program statistik akan sangat mempercepat perhitungan kita.
Perhatikan sekali lagi bahwa Rm dan ei, adalah variabel random.
Karena itu cov(ei,Rm ) = 0. Kemudian diasumsikan bahwa e i
independen terhadap ej, untuk setiap nilai i dan j, formal bisa
dinyatakan bahwa E(ei,ej,) = 0.
Model indeks tunggal bisa kita ringkas sebagai berikut:
 Persamaan dasar
Ri = αi + βi Rm + ei untuk setiap saham i = 1,.,N
 Berdasarkan pembentukan saham
E (ei) = 0 untuk setiap saham i = 1,.,N
 Berdasarkan asumsi
a. lndeks tidak berkorelasi dengan unique return :
E[ ei (Rm – E (Rm)) ] = 0
untuk setiap saham i = 1,.,N
b. Sekuritas hanya dipengaruhi oleh pasar :
E (ei ej) = 0
untuk setiap pasangan saham i = 1,..,N dan j = 1,.,N, tetapi
i≠j
 Per definisi
a. Variance ei = E(ei)2 = σei2
untuk semua saham i = 1,..,N
b. Variance Rm = σm2
Untuk sekuritas, penggunaan model indeks tunggal menghasilkan
tingkat keuntungan yang diharapkan, deviasi standar tingkat
keuntungan dan covariance antar saham sebagai berikut :
(1) Tingkat keuntungan yang diharapkan,

E(Ri) = αi + βi E (Rm)

(2) Variance tingkat keuntungan


αi2 = βi σm2 + σei2
(3) Covariance tingkat keuntungan sekuritas i dan j
σij = βi βj σm2
Perhatikan bahwa model tersebut menunjukkan bahwa tingkat
keuntungan yang diharapkan terdiri dari dua komponen; bagian yang
unik, yaitu αi dan bagian yang berhubungan dengan pasar, yaitu βi E
(Rm). Demikian juga variance tingkat keuntungan terdiri dari dua
bagian, yaitu risiko yang unik (σei2) dan risiko yang berhubungan
dengan pasar βi σm2 . Sebaliknya covariance semata-mata tergantung
pada risiko pasar. lni berarti bahwa model indeks tunggal
menunjukkan bahwa satu-satunya alasan mengapa saham-saham
"bergerak bersama" adalah bereaksi terhadap gerakan pasar.

Pernyataan tersebut bisa diilustrasikan dengan data yang ada


dalam table. Misalkan kita mengamati tingkat keuntungan suatu
saham dan indeks pasar seperti yang ditunjukkan pada kolom (1) dan
(2). Kolom (3) merupakan reproduksi kolom (1). Sementara ini kita
terima dulu bahwa βi = 0,975. Kolom (5) merupakan kolom (2)
dikalikan 0,975. Nilai ei diperoleh sebagai berikut. Perhatikan bahwa
rata-rata ei = 0. Karena itu jumlah ei, juga = 0. Karena jumlah kolom
(5) = 39, maka jumlah kolom(4) harus sama= 13. Karena α i
merupakan konstanta, maka nilai αi, pada setiap bulannya adalah
39/5 = 2,6.

Dengan menggunakan rumus, kita bisa menghitung bahwa :

σm2 = 32 dan σei2 = 4,732. Dengan demikian maka,

σei2 = βi2 σm2 + σei2

= 30,42 + 4,732

= 35,152
Tabel Dekomposisi Tingkat Keuntungan Untuk Model Indeks Tunggal

Bulan (1) (2) (3) (4) (5) (6)


Tingkat Tingkat Ri αi+ βiRm + ei
Keuntungan Keuntungan
Saham Pasar
1 13 8 13 2,6 7,8 2,6
2 3,9 4 3,9 2,6 3,9 -2,6
3 19,5 16 19,5 2,6 15,6 1,3
4 11,7 12 11,7 2,6 11,7 -2,6
5 3,9 0 3,9 2,6 0 1,3
40 20 52 13 39 0

3. Model Indek Tunggal Untuk Portofolio


Di atas telah disebutkan bahwa salah satu alasan dipergunakannya
model indeks tunggal adalah untuk mengurangi jumlah variabel yang
harus ditaksir. Kalau kita melakukan analisis portofolio maka pada
dasarnya kita harus memperkirakan E(Rp ) dan σp. Kalau kita
mempunyai 10 sekuritas yang membentuk portofolio, maka untui
menaksir E(Rp) kita perlu menaksir sepuluh tingkat keuntungan
sekuritas. Untuk menaksir σp kita perlu menaksir sepuluh variance
tingkat keuntungan dan empat puluh lima covarince.
Model indeks tunggal akan mampu mengurangi jumlah variabel
yang perlu ditaksir karena untuk portofolio model indeks tunggal
mempunyai karakteristik sebagai berikut. Beta portofolio (βp)
merupakan rata-rata tertimbang dari beta saham-saham yang
membentuk portofolio tersebut. Dinyatakan dalam rumus :
βp = xi βi
Demikian juga alpha portofolio αp, adalah
αp = xi αi
Dengan demikian persamaan ini bisa dituliskan menjadi :
E(Rp) = αp = βp + βp E (Rm)
Untuk variance portofolio, αp2, rumusnya bisa dinyatakan sebagai,
αp2 = βp2+ σm2 + ∑ xiσ ei2
Apabila pemodal menginvestasikan dananya dengan proporsi yang
sama pada N saham, maka variance portofolio bisa dinyatakan
sebagai,
σp2 = βp2 σm2 + (1/N) [ ∑ (1/N) (σei2) ]
Apabila nilai N menjadi makin besar (artinya makin banyak saham
yang dipergunakan untuk membentuk portofolio), makin kecillah nilai
term kedua dari persamaan tersebut. Karena term tersebut
menunjukkan risiko sisa (residual risk atau unsystematic risk) maka ini
berarti bahwa sumbangan risiko sisa terhadap risiko portofolio menjadi
makin kecil apabila kita memperbesar jumlah saham yang ada dalam
portofolio. Apabila kita mempunyai N yang besar sekali, maka term
tersebut akan menjadi sangat kecil dan mendekati nol. Sedangkan term
yang pertama disebut sebagai systematic risk. Penjumlahan kedua
terms tersebut disebut sebagai risiko total dari portofolio (σ p2).
Risiko yang tidak bisa dihilangkan kalau kita membentuk
portofolio yang terdiri dari sekuritas yang makin banyak, merupakan
risiko yang berkaitan dengan βp. Kalau kita rnenganggap risiko
residual mendekati nol, maka risiko portofolio mendekati
σp2 = [ β p2 σm2 ]1/2 = β p σm = [ ∑ Xi β i ]
Karena nilainya sama σm, tidak peduli saham apapun yang kita
analisis, ukuran kontribusi risiko suatu saham terhadap risiko
portofolio yang terdiri dari banyak saham akan tergantung pada β1
4. Menaksir Beta
Penggunaan model indeks tunggal memerlukan penaksiran beta
dari saham-saham yang akan dimasukkan ke dalam portofolio. Para
analis bisa saja menggunakan judgement mereka dalam menentukan
beta. Kita juga bisa menggunakan data historis untuk menghitung beta
waktu lalu yang dipergunakan sebagai taksiran beta di masa yang akan
datang. Diketemukan berbagai bukti bahwa beta historis memberikan
informasi yang berguna tentang beta di masa yang akan datang
(sebagai misal, Brealey and Myers, 1991, h. 183). Karena itu sering
para analis menggunakan beta historis sebelum mereka menggunakan
judgement / untuk memperkirakan beta di masa yang akan datang.
Persamaan ini menunjukkan bahwa,
Ri = αi + βi Rm + ei
Persamaan ini tidak lain merupakan persamaan regresi linier
sederhana, yang bisa dipecahkan dengan rumus regresi. Berbagai
program statistik untuk dipergunakan di komputer juga tersedia untuk
menghitung persamaan tersebut. Informasi yang diperlukan adalah
series tentang tingkat keuntungan suatu saham (Ri,) dan tingkat
keuntungan indeks pasar (Rm). Hasil perhitungan tersebut kalau di-
plot-kan dalam suatu gambar akan nampak seperti dalam gambar
berikut.
Beta menunjukkan kemiringan (slope) garis regresi tersebut, dan α
menunjukkan intercept dengan sumbu Rit. Semakin besar beta,
semakin curam kemiringan garis tersebut, dan sebaliknya. Penyebaran
titik-titik pengamatan di sekitar garis regresi tersebut menunjukkan
risiko sisa (σ ei2)sekuritas yang diamati. Semakin menyebar titik-titik
tersebut, semakin besar risiko sisanya.
Beta juga bisa dihitung dengan menggunakan rumus :
βi = (σim / σm2) , dan
untuk alpha, bisa dihitung dengan rumus :
αi = E (Rit) – βp E (Rmt)
Rit

β
α

Rmt
Penggambaran Beta

Nilai βi , dan αi , yang dihitung dengan persamaan regresi


merupakan taksiran dari beta dan alpha yang sebenamya. Taksiran
tersebut tidak luput dari kesalahan (subject to error). Berbagai
properti statistik, seperti nilai-t, nilai F, dan koefisien determinasia
perlu diperhatikan untuk menggunakan nilai-nilai taksiran tersebut.

Beta sekuritas individual cenderung mempunyai koefisien


determinasi (yaitu bentuk kuadrat dari koefisien korelasi) yang lebih
rendah dari beta portofolio. Koefisien determinasi menunjukkan
proporsi perubahan nilai R1 yang bisa dijelaskan oleh Rm. Dengan
demikian semakin besar nilai koefisien determinasi semakin akurat
nllai estimated beta tersebut. Beta portofolio umumnya lebih akurat
dari beta sekuritas individual karena dua hal. Pertama, beta mungkin
berubah dari waktu ke waktu. Ada sekuritas yang betanya berubah
menjadi lebih besar, ada pula yang mengecil. Pembentukan portofolio
memungkinkan perubahan tersebut menjadi saling meniadakan, atau
paling tidak mengecil. Kedua, penaksiran beta selalu mengandung
unsur kesalahan acak (random error). Pembentukan portofolio
memungkinkan kesalahan tersebut diperkecil. Karena itu, semakin
banyak sekuritas yang dipergunakan untuk membentuk portofolio,
semakin besar nilai koefisien determinasinya. Dengan demikian maka
beta portofolio historis akan merupakan predictor beta masa depan
yang lebih baik dibandingkan dengan beta sekuritas individual.
A. Portofolio Yang Efisien
1. Kombinasi 2 Sekuritas Berisiko, Tanpa Short Sales
Short sales berarti menjual saham yang tidak dimiliki. Dengan
short sales orang dapat melakukan investasi lebih besar dari modal
yang mereka miliki dengan melakukan peminjaman saham terlebih
dahulu. Kalau short sales tidak diperkenankan, berarti investor hanya
dapat menginvestasikan dana maksimum sebesar 100 % pada suatu
sekuritas, dan minimum 0 %. Kalalu short sales diijinkan, proporsi
dana yang diinvestasikan pada suatu sekuritas bisa lebih besar dari 100
% dan lebih kecil dari 0 % (dalam artian negatif).
Apabila short sales tidak diperkenankan, pada portofolio dengan
dua sekuritas, dana yang diinvestasikan pada A dan B akan sebesar
100 %., danproporsi dana yang diinvestasikan pada masing-masing
sekuritas tidak akan lebih kecil dari 0. Berbeda dengan apabila short
sales diperbolehkan, maka dana yang diinvestasikan pada A dan B bisa
lebih besar dari 100 %, dan proporsi dana yang diinvestasikan pada
masing-masing sekuritas yang dipilih sebagai short sales akan negatif.
Untuk kondisi short sales tidak diperkenankan, maka:
XA + XB =1

Dimana X ≥ 0 dan X ≥ 0
A B
Persamaan diatas dapat pula dituliskan sebagai berikut:
XB = 1- XA

Dimana X ≥ 0 dan X ≥ 0
A B
Dari persamaan diatas, investor dapat memperkirakan bahwa untuk
portofolio yang terdiri dari dua sekuritas misalnya sekuritas A dan B
maka tingkat keuntungan yang diharapkan dan deviasi standar (risiko)
portofolio adalah sebagai berikut:
E(Rp) = XAE(RA) + (1- XA)E(RB)

σ p = [ ( X2A σ2A + ( 1 – XA )2 σ2B + 2XA ( 1 – XA ) σAB ]1/2


Dalam hal ini:
XA : Proporsi dana yang diinvestasikan pada sahamA
XB : Proporsi dana yang diinvestasikan pada sahamB
E (R A) : Tingkat keuntungan yang diharapkan dari sekuritas A E
(R B) : Tingkat keuntungan yang diharapkan dari sekuritas B E
(R P) : Tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio P
σP : Deviasi standar tingkat keuntungan portofolio tersebut
σA2 : Deviasi standar tingkat keuntungan saham A
σB2 : Deviasi standar tingkat keuntungan saham B
σAB : covariance tingkat keuntungan saham A dan saham B
Kita ketahui bahwa koefisien korelasi terletak dari nilai -1
(minimal) sampai dengan nilai 1 (maksimal). Dengan contoh soal
dibawah ini marilah kita pahami bagaimana pengurangan risiko dalam
portofolio saham dengan memperhatikan nilai koefisien korelasi antara
anggota portofolio.

Apabila diketahui data sbb:


Jenis saham E(R) Standar Deviasi
Saham A 0,25 0,10
Saham B 0,20 0,08

Apabila dua sekuritas tersebut memiliki korelasi positif sempurna,


maka :
E(Rp) = 0,25XA + 0,20(1- XA) = 0,20 + 0.05XA

σp = 0,10XA + 0,08(1- X A ) = 0,08 + 0,02XA

Adapun nilai tingkat keuntungan yang diharapkan dan deviasi standar


untuk berbagai nilai Xa adalah sebagai berikut:

XA 0 0,4 0,8 1,0


E(RA) 0,20 0,22 0,24 0,25
σp 0,08 0,088 0,96 0,10
Dari data diatas kita mendapatkan hasil bahwa pada
saat ρAB=+1 (koefisien korelasi positif sempurna 1),
portofolio yang dilakukan tidak akan memberikan
manfaat bagi investor dalam pengurangan risiko. Dengan
demikian, maka tidak ada manfaat diversifikasi yang
dilakukan sehingga akan sama seperti kalau memberli
sekuritas individual yang membentuk portofolio. Gambar
hubungan antara tingkat keuntungan dan deviasi standar
pada saat korelasi adalah 1 seperti dibawah ini.

E (Rp)

A
0,25 SML

0,2
B

0,08 0,10 Risiko (σ)

Hubungan antara tingkat keuntungan yang diharapkan dengan deviasi


standar pada saat koefisien korelasi = +1

Dengan demikian, portofolio dengan dua saham tidak akan


memberikan manfaat bagi investor apabila koefisien korelasi antar dua
saham tersebut adalah positif sempurna (+1) sehingga investor tidak
perlu melakukan portofolio saham dengan menentukan alokasi aset
dalam saham tersebut.
Saham A danB dengan korelasi negatif sempurna (-1)
Apabila terdapat koefisien korelasi saham A dan saham B adalah
negatif sempurna (-1), maka perhitungan risiko portofolio menjadi:
Kedua persamaan untuk menghitung deviasi standar portofolio diatas
menunjukkan bahwa persamaan yang satu hanyalah merupakan
perkalian antara persamaan satunya dengan angka -1 (negatif satu).
Sehingga masing- masing persamaan hanya valid apabila nilai sisi
kanan positif. Persamaan yang satu akan positif apabila persamaan
satunya negatif, maka kita akan memperoleh solusi tentang risiko dan
keuntungan yang diharapkan dari kombinasi saham A dan B.
Berdasarkan data, maka :
E(Rp ) = 0,20 + 0,05XA

σ p1 = 0,10XA - 0,08(1- XA)

σ p2 = - 0,10XA + 0,08(1- XA)

XA 0 0,4 0,8 1,0


E(RA) 0,20 0,22 0,24 0,25
σp 0,08 0,008 0,062 0,10

Jadi saat ρAB=-1, maka diversifikasi menghilangkan risiko. Kombinasi


portofolio dua saham dengan korelasi negatif sempurna akan
menghilangkan risiko portofolio yang terdiri dari dua sekuritas
tersebut. Gambar dibawah ini menunjukkan hubungan antara tingkat
keuntungan yang diharapkan dengan deviasi standar suatu portofolio
yang terdiri dari dua sekuritas, dan tingkat keuntungannya berkorelasi
negatif sempurna.

E (Rp)

A SML
0, 25
0,22
H
0,2
B

0,08 0,10 Risiko (σ)

Hubungan antara tingkat keuntungan yang diharapkan dengan deviasi


standar pada saat koefisien korelasi = -1 (negatif sempurna)

Korelasi moderat (berada diantara +1 dan -1)

Dalam investasi, kita tidak akan menemukan investasi dengan


korelasi yang sempurna baik positif sempurna maupun negatif
sempurna. Pada umumnya, tingkat keuntungan akan berkorelasi antara
-1 dan +1. Dengan menggabungkan gambar pada saat korelasi
sempurna -1 dan +1, maka kita akan dapat memperkirakan besaran
deviasi standar dari portofolio dua sekuritas. Pada saat koefisien
korelasi (ƿ) = +1, maka kombinasi portofolio terdapat pada gari AB.
Pada saat ƿ = -1, maka kombinasi portofolio tersebut akan terletak
pada gari AHB. Dengan demikian, pada saat koefisien korelasi berada
antara -1 dan +1, maka garis yang menghubungkan titik A dan B akan
berada pada kedua gari tersebut (antara garis AB dan garis AHB).
Karena itu, kelengkungan garis tersebut selalu mengarah kekiri
(concave curve). Semakin besar koefisien korelasi dari kedua saham
tersebut, akan semakin mendekat garis AB, dan semakin kecil
koefisien korelasi kedua saham tersebut, maka garis akan semakin
mendekati garis AHB.
E (Rp)

A SML
0, 25
H
0,22

0,2
B

0,08 0,10 Risiko (σ)

Hubungan antara tingkat keuntungan yang diharapkan dengan deviasi


standar pada saat koefisien korelasi = -1 (negatif sempurna)
2. Kombinasi Lebih Dari 2 Sekuritas Berisiko, Tanpa Short Sales
Investor dalam melakukan membentuk portofolio tentu tidak hanya
sebatas kombinasi dua saham, namun bisa lebih dari dua saham.
Perhitungan nilai return dan risiko portofolio lebih dari dua saham
dapat diselesaikan dengan quadratic programming, dengan
menggunakan persamaan seperti dibawah ini:
Minimumkan risiko

Dengan batasan :
(1) £ Xi = 1

(2) £ X i E(R p ) = E(R p )

(3) Xi ≥ 0, i = 1………..N

Dengan memberikan nilai yang berbeda-beda pada E (R p),


maka dari persamaan tersebut akan diperoleh suatu rangkaian titik-
titik yang membentuk garis yang merupakan garis efisien dalam
portofolio (efficient frontier). Portofolio yang terdapat dalam efficient
frontier merupakan pilihan portofolio yang efisien yang memiliki
risiko minimal dengan tingkat keuntungan tertentu, atau return
terbesar pada tingkat risiko tertentu. Gambar dibawah ini
memperlihatkan efficient frontier yang diperoleh dari penggunaan
programasi kuadratik.

E (R p)

B
D

Risiko (σ)

Permukaan efisien pilihan portofolio (efficient frontier)

Garis B sampai C merupakan permukaan garis yang


membentuk efficient frontier, sedangkan garis B sampai D bukan
merupakan efficient frontier karena kombinasi nilai risiko dengan
return pada garis BD bukan yang paling efisien, karena masih ada
yang lebih efisien yaitu yang terletak pada garis BC.
3. Kombinasi 2 Sekuritas Berisiko, Diperbolehkan Short Sales
Ada beberapa bursa yang memperbolehkan investor melakukan
short sales. Apabila investor diperbolehkan melakukan short sales,
maka dimungkinkan investor dapat memiliki menginvestasikan
proporsi dananya secara negatif pada saham yang dilakukan short
sales. Hal ini dapat terjadi karena investor dapat meminjam saham
kepada orang lain dengan pertimbangan bahwa harga saham pada
suatu ketiga akan turun sehingga akan memperoleh keuntungan dengan
menjual sekarang. Dengan demikian investor melakukan short sales
apabila tingkat keuntungan yang diharapkan dimasa datang adalah
negatif. Investor masih mungkin melakukan short sales untuk saham
yang memberikan tingkat keuntungan positif dengan harapan bahwa
arus kas yang diterima dapat dipergunakan untuk membeli saham yang
diperkirakan akan memberikan return lebih besar daripada saham yang
di short sales.
Berikut ini contoh untuk menggambarkan bagaimana short sales
dilakukan investor dan memengaruhi tingkat return dan risiko dari
portofolio yang dilakukan investor.

XA -1 0 0,4 0,8 1,0 2,0


E(RA) 0,15 0,20 0,22 0,24 0,25 0,30
σp 0,14 0,08 0,008 0,062 0,10 0,196

Keadan short sales ditunjukkan pada saat proporsi dana yang


dilakukan dapat kurang dari nol (yaitu -1) dan lebih dari 1 (yaitu +2).
Dengan short sales dimungkinkan melakukan investasikan jumlah
dana yang sangat besar jauh lebih besar dari jumlah dana yang
dimiliki oleh investor, ataupun melakukan investasi tanpa memiliki
dana dengan cara melakukan peminjaman saham kepada investor
lainnya.

B
D

Permukaan efisien pilihan portofolio (efficient frontier) dengan adanya


short sales
Dalam portofolio lebih dari dua saham dengan short sales
diperbolehkan, proporsi saham yang diinvestasikan dimungkinkan bisa
negatif. Maka perumusan perhitungannya dapat dicari dengan
persamaan:

Dengan batasan :

(1)£ Xi = 1

(2)£ XiE(R p) = E(R p)

Dengan memberikan nilai yang berbeda pada return yang


diharapkan, maka akan dapat diperoleh titik-titik yang akan
membentuk garis yang merupakan efficient frontier untuk portofolio
dengan short sales diperbolehkan. Persamaan ini dapat dibantu
penyelesaiannya dengan menggunakan programasi linear quadratic
programming.
4. Memasukkan Aset Bebas Risiko
Investasi bebas risiko adalah suatu investasi yang secara pasti
memberikan tingkat keuntungan kepada investor sebesar Rf dengan
deviasi standar tingkat keuntungan investasi adalah nol. Investor
apabila memiliki kesempatan untuk menginvestasikan dana bebas
risiko, maka kombinasi dari investasi dana bebas risiko dengan
investasi berisiko akan membentuk garis lurus.

D
C
Rf
B D

Portofolio optimal penggabungan aset bebas risiko dengan asset berisiko


Kombinasi portofolio aset bebas risiko dengan aset berisiko pada
gambar diatas terlihat pada garis Rf B, Rf C, dan Rf D. kombinasi RF D
adalah kombinasi portofolio yang optimal dibandingkan garis Rf B dan
Rf C karena memberikan tingkat return yang lebih tinggi pada besaran
risiko yang sama. Dengan demikian, investor akan memilih portofolio
pada titik D. Apabila investor menginvestasikan pada titik antara Rf dan
D, maka investor mengkombinasikan portofolio yang dilakukan antara
aset bebas risiko dengan aset berisiko. Apabila investor
menginvestasikan dananya pada titik-titik sebelah kanan titik D, maka
investor meminjam dana dengan bunga bebas risiko dan
menginvestasikannya pada portofolio di titik D. Dalam investasi
portofolio lebih dari dua saham, keberadaan risk free aset, maka untuk
memperoleh kombinasi portofolio yang optimal yaitu return yang paling
tinggi pada tingkat risiko tertentu, maka dimungkinkan dapat dilakukan
dengan memaksimumkan kemiringan (slope) garis yang menghubungkan
aset bebas risiko (R f) dengan portofolio yang berisiko.
B. Pemilihan Portofolio Yang Optimal
1. Model Utilitas Yang Diharapkan
Utilitas yang diharapkan yang tertinggi tidak selalu sama dengan
tingkat keuntungan yang yang diharapkan yang tinggi. Berdasarkan
model ini digunakan beberapa aksioma tentang perilaku modal dalam
pengambilan keputusan investasi. Aksioma-aksioma tersebut adalah:
a) Para pemodal mampu memilih berbagai alternatif dengan
menyusun peringkat dari alternatif-alternatif tersebut sehingga bisa
diambil keputusan
b) Setiap peringkat alternatif-alternatiftersebut bersifat transitif
artinya kalau investasi A lebih disukai dari pada B dan B lebih
disukai daripada C maka A tentu lebih lebih disukai daripada C
c) Para pemodal akan memperhatikan risiko alternatif yang
dipertimbangkan dan tidak memperhatikan sifat alternatif-alternatif
tersebut misal, pemodal tidak akan mempertimbangkan apakah
suatu kesempatan investasi lebih padat modal atauah lebih padat
kaya
d) Para pemodal mampu menentukan certainty equivalen dari setiap
investasi yang tidak pasti dengan nilai penghargaan dari investasi
tersebut.
Model utilitas yang diharapkan ini menggunakan asumsi terhadap
sikap pemodal terhadap risiko. Sikap-sikap tersebut dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu :
 Risk averse (tidak menyukai risiko)
 Risk neutral (netral terhadap risiko)
 Risk seeker (menyukai risiko)
Dalam analisis investasi ini disimpulkan bahwa pada pemodal adalah
risk averse di mana berarti bahwa nilaiakan selalu lebih kecil dari nilai
pengharapan.
Marilah kita perhatikan contoh berikut ini. Misalkan ada suatu
kesempatan investasi yang mempunyai karateristik sebagai berikut:
Persen value dari hasil yang diperoleh Probabilitas
+ Rp 5.000 0,80
- Rp 2.000 0,20
Expeted value hasil yang diperoleh dari investasi tersebut adalah (+ Rp
5.000) (0,80) + (- Rp 2.000) (0,20) = + Rp 3.600. Jika investasi ini
ditawarkan kepada pemodal, maka nilai certainty equivalent (yang
merupakan harga yang tersedia mereka bayar) yang mereka ajukan
akan lebih kecil dari nilai pengeluaran hasil yang diperoleh, misalnnya
hanya + Rp 2.000.
Misalkan proyek diatas kita tawarkan pada seorang pemodal. Untuk
menyusun fungsi utilitas kita perlu suatu ukuran atau indeks utilitas.
Pembentukan indeks ini bersifat sebarang, tetapi untuk mudahnya kita
berikan nilai + 1 untuk hasil + Rp 5.000 dan 0 untuk hasil – Rp 2.000
dengan demikian maka:
Persen value dari hasil yang diperoleh Probabilitas
+ Rp 5.000 1,00
- Rp 2.000 0,00
Keadaan tersebut kita bisa tuliskan menjadi,
U (+ Rp 5.000) = + 1 U (- Rp 2.000) = 0
Apabila probabilitas hasil + Rp 5.000 adalah sebesar P dan probabilitas
hasil Rp 2.000 adalah sebesar (1-P), maka expecet utility investasi
tersebut adalah:
P x U (+ Rp 5.000) + (1-p) x U (- Rp 2.000)
Karena U (+ Rp 5.000) = 1 dan U (-2.000) = 0, maka expecetd utility
investasi tersebut menjadi:
p x 1 + (1-p) x 0 = p
Misalkan sekarang bahwa probabilitas untuk memeroleh hasil + Rp
5.000 adalah + 0,94 dan probabilitas memeroleh hasil - Rp 2.000
adalah 0,06. Dengan karateristik investasi tersebut nilai CE misalnya
Rp 3.000 indeks utilitas untuk keadaan tersebut adalah:
U (+ Rp 3.000) = 0,94 (1) + 0,06 (0) = 0,94
Fungsi utilitas dari pemodal yang mempunyai sikap risk averse
mempunyai karateristik sebagai berikut. Apabila U(W) adalah fungsi
utilitas dan U”(W) adalah derivtif kedua dari fungsi tersebut, maka
U”(W) < 0 keadaan tersebut bisa dijelaskan dalam pilihan berikut ini:
Investasi Tidak Investasi
Hasil Probabilitas Hasil Probabilitas
2 0,50
1 1
0 0,50

Apabila pemodal memilih tidak melakukan investasi maka utilitas


yang diharapkan dari tidak melakukan investasi tentulah lebih besar
dari utilitas yang diharapkn dari melakukan investasi. Hal ini berarti
bahwa,
U (1) > (0,50) U (2) + (0,50) U (0)
Ketika kedua sisi persamaan dengan 2 dan sisi kembali ketidaksamaan
tersebut akan menghasilkan,
U (1) – U (0) > U (2) – U (1)
2. Menaksir Preferensi Risiko Pemodal
Suatu cara yang digunakan untuk menaksir prefensi risiko pemodal
adalah dengan menawarkan suatu kesempatan investasi yang berisiko,
dan investasi tersebut dinilai ekuivalen dengan investasi yang bebas
risiko. Cara ini dikemukakan oleh Sharpe (1990).
Misalkan suatu kesempatan investasi yang bebas resiko
memberikan Rr = 0,10. Per definisi of = 0. Sekarang misalkan kepada
seorang pemodal kita tawarkan suatu investasi (kita sebut saja
investasi A) yang mempunyai karakteristik sebagai berikut:
Probabilitas Tingkat Keuntungan
0,50 0,05
0,50 0,15
Apabila pemodal tersebut bersifat risk averse, maka tentunya ia akan
lebih menyukai investasi yang bebas risiko. E(RA) = 0,10 (sama
dengan Rr padahal deviasi standar A tidak sama dengan nol). Bagi
pemodal yang risk averse keuntugan yang pasti akan lebih disukai dari
pada keuntungan yang diharapkan kalau nilainya sama. Sekarang
misalkan bahwa permodalan tersebut menyatakan bahwa ia merasa
indifference apabila kesempatan investasi yang berisiko mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
Probabilitas Tingkat Keuntungan
0,50 0,07
0,50 0,19
Investasi tersebut mempunyai E (RB) = 0,13, sedangkan variance
keuntungannya adalah 0² = {(0,07 - 0,13)² (0,5) + (0,19 - 0,13)² (0,5)}
= 0,0036
Teknik yang dipergunakan oleh Sharpe (1990) adalah dengan
kedua kesempatan investasi dalam suatu diagram dengan sumbu datar
variance dan sumbu E(R). Karena kedua investasi tersebut dinilai sama
oleh pemodal tersebut, maka keduanya tentunya berada dalam satu
indifference curve. Karena sumbu datarnya adalah variance, maka
indifference curve (IC) tersebut ditransformasikan menjadi garis lurus.
Apabila sumbu tegak diberi notasi sebagai Y dan sumber datar sebagai
X, maka persamaan tersebut merupakan persamaan dengan nilai,
a = 0,10
b = (0,13-0,10) / 0,0036
= 8,333
Dengan demikian persamaan indifference curve adalah E(R) = 0,10 +
8,333 σ².
Dengan memasukkan serangkaian nilai E(R), maka dapat diperoleh
berbagai nilai σ² dan σ. Contoh serangkaian nilai tersebut disajikan
berikut ini,
E (R) σ² σ
0,25 0,0180 0,134
0,22 0,0144 0,120
0,20 0,0120 0,109
0,17 0,0084 0,091
0,15 0,0060 0,077
0,13 0,0036 0,060

3. Safety First Models


Model-model ini berasal dari pemikiran bahwa para pengambil
keputusan tidak mampu atau tidak mau untuk menempuh proses
matematis yang diperlukan dalam proses penyusunan expected utility
model, atau tidak mampu memilih investasi yang indifference. Istilah
Safety First menunjukan penekanan kriteria untuk membatasi risiko
pada hasil-hasil yang jelek. Terdapat tiga kriteria yang dipergunakan
dalam Safety First, antara lain:
 Kriteria Roy
Kriteria Roy menyatakan bahwa portofolio yang terbaik adalah
portofolio yang mempunyai probabilitas terkecil untuk
menghasilkan tingkat keuntungan dibawah tingkat keuntungan
tertentu. Apabila Rp adalah tingkat keuntungan minimal yang
diinginkan oleh pemodal (pemodal tidak ingin untuk
memeroleh tingkat keuntungan dibawah R1) maka kriteria Roy
bisa ditulikan sebagai Minimumkan Prob (Rp < R1)
 Kriteria Kataoka
Kriteria safety first yang kedua dikembangkan oleh Kataoka.
Kataoka menyarankan kriteria sebagai maksimum batas bawah
dengan batasan bahwa probabilitas tingkat keuntungan untuk
sama dengan atau lebih kecil dari batas bawah tindakan lebih
besar dari angka tertentu. Sebagai misal, maksimum R1 atau
dibawahnya adalah sama dengan 5%. Apabila α adalah
probabilitas (5%) maka persoalan bisa dirumuskan menjadi
Maksimumkan R1 dengan batasan pro (Rp < R1) ≤ α).
 Kriteria Telser
Kriteria safety first yang terakhir adalah yang dipergunakan
oleh Telser. Ia menyarankan bahwa pemodal perlu
memaksimalkan tingkat keuntungan yang diharapkan dengan
batasan bahwa probabilitas tingkat keuntungan tersebut lebih
kecil dari pada atau sama dengan limit tertentu. Dengan simbol
sebagai Maksimumkan E(Rp) dengan batasan (1) prob (Rp ≤
R1) ≤ α).
Berikut ini disajikan berbagai situasi pada saat terdapat Rf untuk
berbagai kriteria:
 Kriteria Roy
Apabila terdapat Rf dan distribusi tingkat keuntungan bersifat
normal maka kriteria Roy akan mengakibatkan
diinvestasikannya dana pada investasi yang tidak berisiko, atau
melakukan pinjaman sebesar-besarnya.
 Kriteria Kotaoka
Pada saat terjadi Rf maka penggunaan kriteria Kataoka akan
menyebabkan diivestasikannya seluruh dana pada Rf atau
melakukan pinjaman sebesar-besarnya.
 Kriteria Telser
Dengan adannya Rf kriteria Telser akan memungkinkan
terjadinnya tiga keadaan:
a. Portofolio yang optimal terjadi pada perpotongan garis
batasan dengan garis lending dan borrowing
b. Portofolio optimal terjadi pada jumlah peminjaman sebesar-
besarnya
c. Tidak ada portofolio yang memenuhi syarat, sehingga tidak
ada portofoio ysng optimal.

4. Stochastic Dominance
Stochastic dominance merupakan salah satu metode untuk memilih
portofolio optimal, dimana model ini tidak memperhatikan distribusi
dari return investasi yang sedang dipertimbangkan, dengan kata lain
stochastic dominance tidak mensyaratkan distribusi dari return
investasi harus bersifat normal.
Penggunaan stochastic dominance menggunakan tiga asumsi yang
makin kuat tentang perilaku para pemodal. Asumsi-asumsi tersebut
yaitu:
a. First Order Stochastic Dominance menyatakan bahwa para
pemodal lebih menyukai yang banyak dari pada yang
sedikit
b. Second Order Stochastic Dominance menyatakan bahwa
pemodal bersikap tidak menyukai risiko
c. Third Order Stochastic Dominance menyatakan bahwa
pemodal mempunyai decreasing absolute risk aversion yang
berarti bahwa dengan meningkatkan kekayaan para
pemodal, mereka akan menginvestasikan rupiah yang lebih
banyak pada kesempatan investasi yang berisiko.
Dalam memilih investasi yang tepat, perlu memperhatikan asumsi
yang kedua yaitu Second Order Stochastic Dominance, yang
menyatakan bahwa pemodal bersikap risk averse. Mereka akan
merasakan utilitas yang lebih besar pada satu juta rupiah pertama yang
mereka miliki dari pada satu juta rupiah yang kedua, ketiga, keempat,
dan seterusnya. Dengan begitu, pemodal akan menaruh nilai yang
lebih besar pada keuntungan yang kecil dari pada keuntungan yang
besar.
C. Konsumsi Investasi dan Peranan Pasar Modal
1. Konsumsi
a. Pengertian Konsumsi
Konsumsi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
kegiatan ekonomi yang dilakukan manusia.Manusia selalu
membeli semua kebutuhannya baik barang maupun jasa.
Diambil dari buku Pengantar Teori Ekonomi (2000) karya
Suherman Rosyidi, pengertian konsumsi adalah penggunaan barang
dan jasa yang secara langsung akan memenuhi kebutuhan manusia.
Konsumsi atau pengeluaran konsumsi pribadi adalah
pengeluaran oleh rumah tangga atas barang dan jasa.Konsumsi
merupakan pembelanjaan barang dan jasa oleh rumah tangga.
Barang tersebut meliputi pembelanjaan rumah tangga pada barang
yang tahan lama, misalnya meja, kursi, motor, dan lainnya.
Sedangkan pembelanjaan jasa meliputi barang tak berwujud,
seperti layanan kesehatan, laundry, dan lainnya.
Konsumsi dan investasi merupakan dua kegiatan yg
berkaitan. Penundaan konsumsi sekarang(Ko) dapat diartikan
sebagai investasi untuk konsumsi di masa mendatang(K1).
Individu melakukan melakukan konsumsi dengan memakai sumber
daya yg ada untukmendapatkan kepuasan atau utility. Setiap
individu diasumsikan melakukan konsumsi lebihdari konsumsi yg
kurang. Asumsi ini dapat diartikan bahwa utility marginal dari
konsumsiadalah positif, yaitu penambahan konsumsi akan
meningkatkan utility (kepuasan). Asumsi yglain adalah bahwa
utility marginal dari konsumsi sifatnya adalah menurun, yaitu
peningkatanutility untuk konsumsi yg sama akan semakin lebih
kecil dari sebelumnya.
b. Tujuan Konsumsi
Terdapat beberapa tujuan konsumsi yang dilakukan oleh
manusia, di antaranya:
1. Memanfaatkan nilai guna barang
Dalam memanfaatkan nilai guna barang terbagi menjadi dua,
yaitu:
 Barang sekaligus, barang yang nilai gunanya habis sekaligus.
Misalnya makan dan minuman.
 Barang secara bertahap, nilai gunakan akan berkurang secara
bertahap. Misalnya meja, mobil, motor, dan lainnya.
2. Pemenuhan kebutuhan jasmani dan rohani
Kegiatan konsumsi yang dilakukan tentunya untuk memenuhi
kebutuhan jasmani dan rohani. Misalnya makan atau minum,
olahraga, dan lainnya. Untuk kebutuhan rohani seperti ibadah,
hiburan, rekreasi, dan lainnya.
c. Ciri-ciri Konsumsi
Ciri-ciri konsumsi terbagi menjadi beberapa, yaitu:
1. Kegiatan dilakukan secara langsung untuk memenuhi
kebutuhan dan kepuasan hidup manusia.
2. Produk yang dikonsumsi memiliki nilai manfaat bagi manusia.
3. Produk barang dan jasa yang digunakan dapat berkurang atau
habis.
4. Produk yang dikonsumsi merupakan barang ekonomi yang
didapat dengan melakukan pembelian.
d. Faktor Tingkat Konsumsi Masyarakat
Dalam buku Pengantar EKonomi Makro (1998) karya
Suparmoko, terdapat beberapa variabel yang memengaruhi
konsumsi selain dari pendapata, yaitu:
 Selera
Konsumsi masing-masing induvidu berbeda meski
memiliki umur dan pendapatan yang sama. Hal ini karena
adanya perbedaan selera pada tiap indisvidu.
 Faktor sosial dan ekonomi
Faktor ini misalnya umur, pendidikan, dan keadaan
keluarga juga memiliki pengaruh terhadap pengeluaran
konsumsi. Pendapatan akan tinggi pada kelompok umur
muda dan mencapai puncaknya pada umur pertengahan dan
akhirnya turun pada umur tua.
 Kekayaan
Kekayaan secara eksplisit maupun implisit sering
dimasukkan dalam fungsi agregat sebagai faktor yang
menentukan konsumsi. Hasil bersih dari suatu kekayaan
merupakan faktor penting dalam menentukan konsumsi.
 Tingkat pendidikan
Pendidikan sangat memengaruhi pola pikir seseorang dalam
melakukan kegiatan konsumsi. Semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang, maka semakin tinggi konsumsinya.
 Harga barang dan jasa
Harga barang dan jasa dapat memengaruhi tingkat
konsumsi seseorang. Semakin tinggi harga barang dan jasa,
maka tingkat konsumsi semakin rendah. Hal tersebut
berlaku sebaliknya.
 Tingkat bunga
Ahli ekonomi klasik menganggap bahwa konsumsi
merupakan fungsi dari tingkat bunga. Khususnya mereka
percaya bahwa tingkat bunga mendorong tabungan dan
mengurangi konsumsi.
2. Investasi
a. Pengertian Investasi
Teori ekonomi mengartikan atau mendefinisikan investasi,
sebagai pengeluaran untuk membeli barang – barang modal dan
peralatan – peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan
terutama menambah barang – barang dan jasa di masa depan.
Investasi yang lazim disebut dengan istilah penanaman modal atau
pembentukan modal.
Pengertian investasi menurut Sunariyah (2004:4) dalam
bukunya Pengantar Pengetahuan Pasar Modal: “Investasi adalah
penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan
biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan
keuntungan di masa-masa yang akan datang.”
Selanjutnya menurut Jogiyanto (2010:5) dalam bukunya
Teori Portofolio dan Analisis Investasi adalah: ”Investasi adalah
penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva
produktif selama periode waktu tertentu.”
Selanjutnya menurut Gitman dan Joehnk (2005:3) dalam
bukunya Fundamentals of Investsing mendefinisikan investasi
sebagai berikut: ”Investment is any vehicle into which funds can be
placed with expectation that it will generate positive income and/or
preserve or increase its value.” Artinya investasi adalah suatu
sarana dimana dana dapat ditempatkan dengan harapan hal tersebut
akan menghasilkan pendapatan positif dan/atau menjaga atau
meningkatkan nilainya.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa investasi
merupakan suatu aktivitas, berupa penundaan konsumsi di masa
sekarang dalam jumlah tertentu dan selama periode waktu tertentu
pada suatu asset yang efisien oleh investor, dengan tujuan
memperoleh keuntungan di masa yang akan datang pada tingkat
tertentu sesuai dengan yang diharapkan, tentunya yang lebih baik
dari pada mengkonsumsi di masa sekarang.
b. Bentuk-bentuk Investasi
Bentuk investasi sangat beragam yang dapat dijadikan
sarana investasi. Masing-masing dengan ciri tersendiri dengan
kandungan resiko dan return harapan yang berbeda-beda. Investor
tinggal memilih bentuk investasi mana yang menurut mereka dapat
memenuhi keinginan untuk berinvestasi.
Menurut Fahmi dan Hadi (2009:7) dalam bukunya Teori
Portofolio dan Analisis Investasi dalam aktivitasnya investasi pada
umumnya dikenal ada dua bentuk, yaitu:
1. Real Investment
Investasi nyata (real investment) secara umum melibatkan asset
berwujud, seperti tanah, mesin-mesin atau pabrik.
2. Financial Investment
Investasi keuangan (financial investment) secara umum
melibatkan asset kontrak tertulis, seperti saham biasa (common
stock) dan obligasi (bond).
Perbedaan antara investasi pada real investment dan financial
investment adalah tingkat likuiditas dari kedua investasi tersebut.
Investasi pada real investment relatif lebih sulit untuk dicairkan
karena terbentur pada komitmen jangka oanjang antara investor
dengan perusahaan. Sementara investasi pada financial investment
lebih mudah dicairkan karena dapat diperjual belikan tanpa terikat
waktu.
c. Proses Investasi
Proses investasi menunjukkan bagaimana pemodal
seharusnya melakukan investasi dalam suatu sekuritas. Yaitu
sekuritas apa yang akan dipilih, berapa banyak investasi dan kapan
investasi tersebut akan dilakukan Husnan (2005:47) dalam
bukunya Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Untuk
mengambil keputusan tersebut diperlukan langkah-angkah sebagai
berikut:
1. Menentukan Tujuan Investasi
Dalam tahap iinipemodal perlu menentukan apa tujuan
investasinya dan berapa banyak investasi tersebut akan
dilakukan. Ada dua hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu
tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of
return), dan ketersediaan jumlah dana yang akan
diinvestasikan.
2. Melakukan Analisis Sekuritas
Salah satu tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendeteksi
sekuritas/efek yang salah harga (mispriced), yakni
apakah harganya terlalu tinggi atau terlalu rendah. Untuk itu
ada dua pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan
fundamental dan pedekatan teknikal. Pemilihan sekuritas bukan
didasarkan atas faktor mispriced, tetapi didasarkan atas
preferensi resiko para pemodal (pemodal yang bersedia
menanggung resiko tinggi akan menerima saham yang
beresiko), pola kebutuhan kas (pemodal yang menginginkan
penghasilan yang tinggi akan memilih saham yang
membagikan dividen dengan stabil), dan sebagainya.
3. Melakukan Pembentukan Portofolio
Portofolio berarti sekumpulan investasi. Pada tahp ini
dilakukan identifikasi terhadap sekuritas-sekuritas mana yang
akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan
pada masing-masing sekuritas tersebut.
4. Melakukan Revisi Kinerja Portofolio
Dari hasil evaluasi, selanjutnya dilakukan revisi terhadap efek-
efek yang membentuk portofolio tersebut, jika dirasa bahwa
kompisisi portofolio yang suah dibentuk tidak sesuai dengan
tujuan investasi. Misalnya rate of return lebih rendah dari yang
disyaratkan.
5. Melakukan Evaluasi Kinerja Portofolio
Dalam tahap ini dilakukan evaluasi atas kinerja portofolio yang
telah dibentuk, baik terhadap tingkat keuntungan yang
diharapkan maupun terhadap tingkat resiko yang ditanggung.
3. Tipe-tipe Keuangan
Jenis Investasi
Secara umum aset sektor yang dapat menjadi saran investasi
terbagi menjadi dua, yaitu pada sektor riil dan sektor finansial.
Investasi di sektor riil adalah menanamkan modal atau membeli aset
produktif untuk menghasilkan suatu produk tertentu melalui proses
produksi. Jenis investasi dalam aset riil adalah rumah, tanah dan emas.
Sedangkan investasi di sektor finansial yaitu suatu aktivitas jual
beli aset keuangan atau surat-surat berhrga dengan harapan dapat
memperoleh keuntungan. Jenis investasi dalam aset finansial
antara lain tabungan, deposito, reksadana, obligasi, saham, emas,
properti, dan lainnya.
Dalam Jogiyanto (2010:7) dalam bukunya Teori Portofolio dan
Analisisi Investasi bahwa pembagian alternatif investasi menjadi dua
golongan besar, yaitu:
 Investasi Langsung
Investasi langsung diartikan sebagai suatu pemilikan surat-
surat berharga secara langsung dalam suatu entitas yang
secara resmi telah Go Public dengan harapan akan
mendapatkan keuntungan berupa penghasilan dividen dan
capital gains.
 Investasi Tidak Langsung
Investasi tidak langsung terjadi bilamana surat-surat
berharga yang dimiliki diperdagangkan kembali oleh
perusahaan investasi (investment company) yang berfungsi
sebagai perantara. Pemilikan aktiva tidak langsung
dilakukan melalui lembaga-lembaga keuangan tedaftar,
yang bertindak sebagai perantara atau intermediary. Dalam
peranannya sebagai investor tidak langsung, pedagang
perantara (pialang) mendapatkan dividen dan capital gain
seperti halnya dalam investasi langsung, selain itu juga
akan memperoleh penerimaan berupa capital gain atas hasil
perdagangan portofolio yang dilakukan oleh perusahaan
perantara tersebut.

Investasi Tidak
Investasi
Langsung Langsung
Investor Perusahaan Aktiva-aktiva

Investasi Keuangan

Investasi Langsung

Investasi Langsung dan Investasi Tidak Langsung


Sumber gambar : Jogiyanto (2010)
Investor yang melakukan aktivitas investasinya di pasar modal,
apakah melalui jasa perantara (broker atau intermediaries) atau sarana
yang lain, memiliki sejumlah jenis aset atau sekuritas yang dapat
dipilih.
Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva
keuangan yang dapat diperjual-belikan di pasar uang (money market),
pasar modal (capital market), atau pasar turunan (derivative market).
Investasi langsung juga dapat dilakukan dengan membeli aktiva
keuangan yang tidak dapat diperjual-belikan. Aktiva keuangan yang
tidak dapat diperjual-belikan biasanya diperoleh melalui bank
komersial. Aktiva-aktiva ini dapat berupa tabungan di bank atau
setifikat deposito.
Aktiva yang dapat di perjual-belikan di pasar uang (money
market)berupa aktiva yang mempunyai risiko gagal kecil, jatuh
temponya pendek dengan tingkat cair yang tinggi. Contoh aktiva ini
dapat berupa Treasury-bill (T-bil) yang banyak digunakan di
penelitian keuangan sebagai proksi return bebas risiko (risk-free rate
of return).
Tidak seperti halnya pasar uang yang bersifat jangka pendek, pasar
modal sifatnya adalah untuk investasi jangka panjang. Yang diperjual-
belikan di pasar modal adalah aktiva keuangan berupa surat-surat
berharga pendapatan-tetap dan saham-saham.
Macam-macam investasi langsung yang tidak dapat disarikan
sebagai berikut ini.
1. Investasi langsung yang dapat diperjual-belikan
 Tabungan
 Deposito
2. Investasi langsung dapat diperjual-belikan
a. Investasi langsung di pasar uang.
 T-bil
 Deposito yang dapat dinegosiasi
b. Investasi langsung di pasar modal
 Surat-surat berharga pendapatan tetap.
 T-bond.
 Federal agency securities .
 Municipal bond
 Corporate bond
 Convertible bond
c. Saham-saham (equity securities)
 Saham preferen (preferred stock)
 Saham biasa (common stock)

d. Investasi langsung di pasar turunan


 Opsi
 Waran (warrant)
 Opsi put (put option)
 Opsi call (call option)
 Futures contract
Sedangkan pada kelompok investasi tidak langsung hanya ada satu
jenis alternatif investasi, yaitu perusahaan investasi (investment
companies). Berupa unit investment trust, closed-end investment
companies dan open-end investment companies.Investasi tidak
langsung dilakukan dengan membeli surat-surat berharga dari
perusahaan investasi. Perusahaan investasi adalah perusahaan yang
menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke public
dan menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan ke dalam
bentuk portofolionya. Ini berarti bahwa perusahaan investasi
membentuk portofolio (diharapkan portofolionya optimal) dan
menjualnya eceran kepada public dalam bentuk saham-sahamnya.
Investasi tidak langsung lewat perusahaan investasi ini menarik bagi
investor paling tidak karena dua alasan utama, yaitu sebagai berikut
ini.
 Investor dengan modal kecil dapat menikmati
keuntungan karena pembentukan portofolio. Jika
investor ini harus membuat portofolio sendiri, maka dia
harus membeli beberapa saham dalam jumlah yang
cukup besar nilainya. Investor yang tidak mempunyai
dana cukup untuk membentuk portofolio sendiri dapat
membeli saham yang ditawarkan oleh perusahaan
investasi ini.
 Membentuk potofolio membutuhkan pengetahuan dan
pengalaman yang mendalam. Investor awam yang
kurang mempunyai pengetahuan dan pengalaman tidak
akan dapat membentuk portofolio yang optimal, tetapi
dapat membeli saham yang ditawarkan oleh perusahaan
investasi yang telah membentuk portofolio optimal.
e. Peranan Pasar Modal
Peranan pasar modal, pada dasarnya memiliki kesamaan antara
negara satu dengan negara lainnya, salah satu tujuannya adalah
bagaimana menciptakan fasilitas bagi keperluan industri dan
keseluruhan entitas dalam memenuhi permintaan dan penawaran
modal dan alasan lainnya adalah menjalankan fungsi ekonomi dan
keuangan.
Peranan pasar modal suatu negara dapat dilihat dari minimal lima
aspek sebagai berikut :
1. Sebagai fasilitas melakukan proses interaksi antara pembeli
dan penjual untuk menentukan harga saham atau surat
berharga yang akan diperjual-belikan. Ditinjau dari segi
lain, pasar modal dapat memberikan kemudahan bagi
pelaku pasar modal untuk melakukan transaksi tanpa
melalui tatap muka ( pembeli dan penjual dapat bertemu
secara tidak langsung), hal tersebut dapat dilakukan dengan
adanya sistem perdagangan efek melalui fasilitas
perdagangan melalui computer.
2. Pasar modal memberikan kesempatan kepada investor guna
memperoleh hasil yang diharapkan. Keadaan tersebut akan
mendorong perusahaan untuk memenuhi keinginan para
investor.
3. Pasar modal untuk memberikan kesempatan kepada
investor untuk menjual kembali saham yang dimiliki nya
atau surat berharga lainnya, sehingga dapat memberikan
kepastian kepada investor dalam menghindari risiko rugi.
Jadi, operasi pasar modal dapat menghindari ketidakpastian
di masa yang akan datang.
4. Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat
untuk berpartsipasi dalam pengembangan perekonomian.
Pasar modal dapat dijadikan alternatif bagi masyarakat
mengenai bagaimana cara menginvestasikan uang mereka
selain dengan menabung sehingga masyarakat dapat
melakukan investasi melalui pasar modal dengan membeli
sebagian kecil saham perusahaan publik, dan kemudian
dapat ditingkatkan dan dikembangkan.
5. Dengan adanya pasar modal maka dapat mengurangi biaya
informasi dan transaksi surat berharga, biaya pencarian
informasi tentang perusahaan (emiten) termasuk
didalamnya kelebihan dan kekurangan mengenai surat
berharga suatu perusahaan publik karena semua biaya
merupakan tanggung semua pelaku di pasar modal karena
semua informasi yang ada akan dicerminkan dalam harga
saham.
Hal diatas memperlihatkan bagaimana aspek mikro dari
kepentingan pasar modal. Sedangkan, peranan pasar modal dalam
perekonomian nasional (tinjauan makro ekonomi) yang lebih luas
jangkauannya dalam suatu perekonomian negara adalah sebagai
berikut :
a. Fungsi Tabungan
Pada dasarnya fungsi menabung adalah baik, hanya saja perlu
diingat bahwa metode yang digunakan sangat dipengaruhi oleh
kemungkinan rugi sebagai kaitan penurunan nilai mata uang,
inflasi, dan risiko hilang sehinggadiperlukan metode lain guna
investasi, yaitu dengan membeli surat berharga karena dengan
aliran dana tersebut dapat digunakan untuk memperbanyak jasa
dan barang di suatu sektor perekonomian. Dengan membeli surat
berharga masyarakat diharapkan bisa mengantisipasi standar hidup
yang lebih baik.
b. Fungsi Kekayaan
Pasar modal adalah cara untuk menyimpan kekayaan dalam jangka
panjang sampai kekayaan tersebut dapat dipergunakan kembali
karena kekayaan tersebut tidak mengalami depresiasi seperti
aktiva lainnya dan surat berharga mempunyai kekuatan beli
(purchasing power) pada masa yang akan datang.
c. Fungsi Likuiditas
Kekayaan yang disimpan dalam surat berharga biasa dilikuidasi di
pasar modal dengan risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan
aktiva lainnya, walaupun uang memiliki tingkat likuidasi yang
paling sempurna, akan tetapi uang mudah terkena inflasi dari
waktu ke waktu.
d. Fungsi Pinjaman
Pasar modal pada dasarnya juga menjalankan fungsi konsumsi
atau investasi karena pinjaman merupakan utang kepada
masyarakat. Pasar modal bagi suatu negara merupakan sumber
pembiayaan pembangunan dari pinjaman yang dihimpun dari
masyarakat jika dibandingkan dengan pinjaman dari Bank Dunia
yang memiliki rate bunga yang lebih tinggi.

Selain itu, secara umum bagi negara-negara yang sedang berkembang,


terintegrasinya Pasar Modal akan memberikan beberapa manfaat
antara lain :

a. Meningkatkan kapitalisasi pasar dan aktivitas perdagangan.


b. Meningkatkan partisipasi pemodal asing dalam pasar domestik,
dan
c. Meningkatkan akses ke pasar internasional.
Pasar modal sangat memiliki peran dan manfaat dalam struktur
perekonomian karena sebagai wahana pengalokasian dan yang secara
efisien memungkinkaninvestor dapat melakukan investasi pada
beberapa perusahaan sekaligus dengan pembelian efek-efek yang
diperdagangkan dipasar modal.

Pasar modal sebagai altenatif investasi memberikan keuntungan


dengan sejumlah risiko tertentu. Pasar modal memungkinkan para
investor untuk memiliki perusahaan yang sehat dan berprospek baik
sehingga mendorong perusahaan untuk menerapkan manajemen secara
lebih professional, efisien dan berorientasi pada keuntungan sehingga
tercipta suatu kondisi “good corporate governance” sehingga pasar
modal dapat menciptakan peningkatan ekonomi nasional yang
berdampak pada terbukanya kesempatan kerja yang luas serta
meningkatkan pendapatan pajak bagi pemerintah.

Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara


karena pasr modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu:

1. Fungsi Ekonomi
Pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang
mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki
kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana.
2. Fungsi Keuangan
Pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan
memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan
karakteristik investasi yang dipilih. Jadi diharapkan dengan adanya
pasar modal aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena
pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan-
perusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan perusahaan
yang pada akhirnya memberikan kemakmuran bagi masyarakat
yang lebih luas.
Pasar Modal dapat memainkan peranan penting dalam suatu
perkembangan ekonomi di suatu negara. Hal ini disebabkan karena
suatu pasar modal dapat berfungsi sebagai:

a. Sarana untuk menghimpun dana-dana masyarakat untuk


disalurkan ke dalam kegiatan-kegiatan yang produktif.
b. Sumber pembiayaan yang mudah, murah, dan cepat bagi
dunia usaha dan pembangunan nasional.
c. Mendorong terciptanya kesempatan berusaha dan sekaligus
menciptakan kesempatan kerja.
d. Mempertinggi efisiensi alokasi sumber produksi.
e. Memperkokoh beroperasinya mekanisme finansial market
dalam menata sistem moneter, karena pasar modal dapat
menjadi sarana “open market operation” sewaktu-waktu.
f. Menekan tingginya tingkat bunga menuju suatu rate yang
reasonable.
g. Sebagai alternatif investasi bagi para pemodal

Karena kegiatan pasar modal begitu marak dan complicated, maka


sangat dibutuhkan suatu perangkat hukum yang mengaturnya agar
pasar tersebut menjadi teratur, adil, dan efisien. Sehingga kemudian
lahirlah apa yang disebut Hukum Pasar Modal itu (Capital Market
Law, Securities Law).

Pada prinsipnya hukum pasar modal mengatur segala segi yang


berkenaan dengan pasar modal. Jadi ruang lingkupnya relatif luas,
antara lain pengaturannya tentang hal-hal sebagai berikut :

1. Pengaturan tentang Perusahaan, misalnya:


a. Disclosure requirement;
b. Perlindungan pemegang saham minoritas.
2. Tentang surat berharga Pasar Modal.
3. Pengaturan tentang administrasi pelaksanaan pasar modal,
yaitu meliputi :
a. Tentang perusahaan yang menawarkan surat berharga;
b. Tentang Profesi dalam pasar modal;
c. Tentang perdagangan surat berharga.
Sehingga sebenarnya yang merupakan target yuridis dari pengaturan
hukum terhadap pasar modal pada pokoknya adalah sebagai berikut :
1. Keterbukaan Informasi.
2. Profesionalisme dan tanggung jawab Para Pelaku Pasar Modal.
3. Efisiensi.
4. Kewajaran.
5. Perlindungan Investor.
Salah satu tujuan dari eksistensi Hukum Pasar Modal adalah agar
dapat mengamankan investasi dari pihak pemodal. Investasi itu sendiri
baru dianggap aman jika memenuhi unsur-unsur sebagai berikut :
1. Likuidnya efek.
2. Unsur keamanan terhadap pokok (principal) yang ditanam.
3. Unsur rentabilitas atau stabilitas dalam melakukan return of
investment
Jika kita lihat di dalam menjalankan fungsinya setiap pelaku pasar
modal dituntut untuk memahami dan menguasai sistem hukum yang
menjadi landasan bergeraknya industri pasar modal Indonesia.
Dengan mengetahui sumber-sumber hukum yang menjadi titik
tolak dalam penetapan suatu keputusan yang berlaku diharapkan
pembuat keputusan tidak berlaku sewenang-wenang dalam rangka
penegakan hukum.
Sumber hukum yang menjadi landasan dan ruang lingkup
kehidupan dari industri pasar modal adalah:
a. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
b. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang
Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (PP ini
mencabut keberlakuan Keppres Nomor 53 Tahun 1990
Tentang Pasar Modal).
c. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 Tentang Tata
Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal.
d. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 645/KMK/.010/1995
tentang Pencabutan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
1548/KMK.013/1990 tentang Pasar Modal sebagaimana
telah diubah terakhir dengan keputusan Menteri keuangan
Nomor 248/KMK.010/1995
e. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 646/KMK.010/1995
tentang Pemilikan Saham atau Unit Penyertaan Reksa Dana
oleh Pemodal Asing.
f. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 647/KMK.010/1995
tentang Pemilikan Saham Efek oleh Pemodal Asing
(maksimal 85% dari modal disetor).
g. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 455/KMK.01/1997
tanggal 4 September 1997 tentang Pembelian Saham oleh
Pemodal Asing Melalui Pasar Modal.
h. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 179/KMK.010/2003
tanggal 17 Juli 2003 tentang Permodalan Perusahaan Efek.
i. Seperangkat peraturan pelaksana yang dikeluarkan Ketua
Bapepam sejak tanggal 17 Januari 1996.
4. Macam-macam Pasar Modal
Dalam Pasar Modal dikenal 4 macam pasar modal, yaitu:
a. Pasar Perdana (Primary Market), yaitu penawaran saham dari
emiten kepada investor selama waktu yang telah ditetapkan oleh
pihak yang menerbitkan sebelum saham tersebut diperdagangkan
di pasar sekunder. Harga saham di pasar ini ditentukan oleh
Penjamin Emisi dan perusahaan yang menerbitkan saham
(emiten).
b. Pasar Sekunder (Secondary Market) yaitu perdagangan saham
setelah melewati penawaran di pasar perdana. Jadi Pasar Sekunder
merupakan pasar dimana saham dan sekuritas lainnya diperjual-
belikan secara luas setelah melalui masa penjualan di pasar
perdana. Harga saham di Pasar Sekunder ditentukan oleh
pemerintah dan penawaran antara pembeli dan penjual menurut
mekanisme pasar.
c. Pasar Ketiga (Third Market) yaitu tempat perdagangan saham di
luar bursa (over the counter market). Di Indonesia pasar ini
disebut bursa pararel, yaitu suatu sistem perdagangan efek atau
surat berharga yang terorganisir di luar bursa efek resmi, dalam
bentuk pasar sekunder yang diatur dan dilaksanakan oleh
Perserikatan dan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE)
dengan diawasi dan dibina oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (Bapepam LK).
d. Pasar Keempat (Fourth Market) pada dasarnya merupakan suatu
bentuk perdagangan efek antar pemodal atau investor dengan kata
lain berupa pengalihan saham dari satu pemegang saham ke
pemegang saham lainnya tanpa melalui perantara perdagangan
efek atau lembaga lainnya.
5. Instrument Pasar Modal
Pasar modal adalah pasar yang memperdagangkan efek dalam
bentuk instrumen keuangan jangka panjang baik dalam bentuk modal
(equity) dan utang. Istilah Pasar Modal dipakai sebagai terjemahan
dari capital market, yang berarti suatu tempat atau sistem bagaimana
caranya memenuhi kebutuhan-kebutuhan dana untuk modal suatu
perusahaan.
Instrumen pasar modal dapat dibedakan atas surat berharga yang
bersifat utang (bonds atau obligasi) dan surat berharga yang bersifat
pemilikan (saham atau equity). Obligasi adalah bukti pengakuan
berutang dari perusahaan. Sedangkan saham adalah bukti penyertaan
modal dalam saham. Di bursa di seluruh dunia, kedua efek itulah yang
banyak diperdagangkan. Demikian pula halnya dengan bursa efek di
Indonesia.
Dalam prakteknya, saham maupun obligasi dapat diperbanyak
ragamnya. Artinya, saham dan obligasi diderivasikan dalam beberapa
jenis yang penggolongannya dapat ditentukan menurut kriteria yang
melekat pada masig- masing saham dan obligasi itu sendiri.
Menurut Mishkin dan Easkin (2000:16) dalam bukunya Financial
Markets and Institution pasar modal merupakan : “Capital market is
the market which longer-term debt (original matuyear or greater) and
equity instrument are traded.” Selanjutnya menurut Sartono (2001:21)
dalam bukunya Manajemen Keuangan yaitu: “Pasar modal adalah
tempat terjadinya transaksi aset keuangan jangka panjang (long-term
financial aset) yang memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun.”
Dilihat dari pengertian akan pasar modal diatas, dapat disimpulkan
bahwa pasar modal sebagai sarana pendanaan untuk kegiatan
berinvestasi bagi perusahaan maupun institusi lain dengan
memberikan fasilitas sarana dan prasarana untuk kegiatan jual beli
aset keuangan jangka panjang atau kegiatan terkait lainnya.
Menurut Dahlan Siamat (2002:385) dalam bukunya Manajemen
Lembaga Keuangan, instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah:
“Semua surat-surat berharga (efek) yang umum diperjualbelikan pasar
modal diantaranya adalah saham biasa, saham preferent, obligasi,
obligasi konversi, right issue, dan waran.”
Dari uraian tersebut diatas, dapat dijelakan instrument pasar modal
sebagai berikut:
a. Saham Biasa dianatara surat-surat berharga yang diperdagangkan
dipasar modal, saham biasa (Common stock) adalah yang paling
dikenal masyarakat. Diantara emiten yang menerbitkan surat
berharga, saham biasa juga merupakan sekuritas yang paling
banyak digunakan untuk menarik dana dari masyarakat. Secara
sederhana, saham biasa adalah bukti tanda kepemilikan atas suatu
perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang
menerangkana bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik
perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Devidend yang
diterima dalam pemilikan saham biasa ini jumlahnya tidak tetap,
dan pemilik saham biasa mempunyai hak memilih (vote) dalam
rapat umum pemegang saham (RUPS).
b. Saham preferen merupakan saham yang akan menerima dividend
dalam jumlah yang tetap. Biasanya pemiliknya tidak mempunyai
hak dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).
c. Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak
antara pemberi pinjaman (dalam hal ini pemodal) dengan yang
diberi pinjaman (emiten). Jadi surat obligasi adalah selembar
kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut
memberikan pinjaman sebagai kreditor kepada perusahaan yang
menerbitkan surat obligasi.
d. Obligasi Konversi (convertible Bonds) adalah obligasi yang dapat
dikonversikan (ditukar) menjadi saham biasa pada waktu tertentu
ataau sesudahnya.
e. Right Issue adalah Alat investasi ini merupakan produk turunan
dari saham. Right issue merupakan pemberian hak kepada para
pemegang saham untuk membeli saham baru dari perusahaan
dengan harga tertentu dan dalam batas waktu tertentu. Kebijakan
Right issue ini merupakan upaya emiten untuk menambah saham
yang beredar, guna menambah modal perusahaan.
f. Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan
harga yang sudah ditentukan. Biasanya waran dijual bersamaan
dengan surat berharga lain, misalnya obligasi atau saham
6. Kelembagaan Pasar Modal
Berbagai lembaga penunjang pasar modal diperlukan agar
informasi yang dipergunakan oleh para pemodal untuk mengambil
keputusan bisa diandalkan, dan transaksi dapt diselesaikan secara
cepat dan murah.
Menurut Suad Husnan (2002:9) dalam bukunya Dasar-dasar
Manajemen Keuangan, lembaga-lembaga yang berkaitan dengan pasar
modal tersebut diantaranya BAPEPAM, Bursa efek, Akuntan publik,
Underwriter, Wali amanat, notaris, konsultan hukum dan lembaga
klearing.
Dari uraian tersebut dapat dijelaskan lembaga-lembaga yang
berkaitan dengan pasar modal sebagai berikut:
a. BAPEPAM
Lembaga ini merupakan lembaga yang di bentuk pemerintah untuk
mengawasi pasaar modal Indonesia. BAPEPAM merupakan
singkatan dari badan pengawas pasar modal, setelah sebelumnya
singkatan dari badan pelaksana pasar modal. Perubahan terjadi
pada akhir tahun 1990. perusahaan-perusahaan yang akan
menerbitkan sekuritas, baik saham maupun obligasi, harus
mendapat izin dari BAPEPAM. Fungsi yang harus dilakukan oleh
BAPEPAM adalah fungsi pengawasan
b. Bursa Efek
Bursa efek merupakan lembaga yang menyelenggarakan kegiatan
perdagangan sekuritas. Di Indonesia terdapat bursa efek yaitu
Bursa Efek Indonesia (BEI), dibursa itulah bertemu pembeli dan
penjual skuritas.
c. Akuntan Publik
Peran akuntan publik yang pertama adalah memeriksa laporan
keuangan dan memberikan pendapat terhadap laporan keuangan.
Dipasar modal dituntut pendapat wajar tanpa syarat terhadap
laporan keuangan dari perusahaan yang menerbitkan atau yang
telah mendaftar dibursa. Pendapat wajar tanpa syarat berarti
laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Prisip-Prinsip
Akunatansi Indonesia (PAI) tanpa suatu catatan atau kekurangan.
d. Underwriter
Perusahaan yang akan menerbitkan sekuritas dibursa( perusahaan
tersebut disebut sebagai emiten) tentu ingin agar sekuritas yang
dijualnya laku semua, sehingga dana yang diperlukan bisa
diperoleh.
e. Wali amanat (trustee)
Jasa wali amanat diperlukan untuk penerbitan obligasi, wali
amanat mewakili kepentingan pembeli obligasi pada dasarnya
adalah kreditor dan kredit yang diberikan tidak dijamin dengan
tanggungan apapun
f. Notaris
Jasa notaris diperlukan untuk membuat berita acara rapat
pemegang saham (RUPS) dan menyusun pernyataan keputusan-
keputusan RUPS.
g. Konsultan Hukum
Konsultan hukum diperlukan jasanya agar jangan sampai
perusahaan yang menerbitkan sekuritas dipasar modal ternyata
terlibat persengketaan hukum dengan pihak lain. Juga ke absahan
dokumen-dokumen perusahaan perlu diperiksa oleh konsultan
hukum tersebut.
h. Lembaga Kliring
Sekuritas-sekuritas akan disimpan oleh suatu lembaga dan
lembaga tersebut bertugas untuk mengatur arus sekuritas tersebut.
Kegiatan lembaga ini mirip dengan kegiatan Bank Indonesia yang
penyelenggarakan cliring uang giral.
D. Pasar Modal dan Sekuritas Yang Diperdagangkan
1. Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Perkembangan Pasar Modal di
Indonesia
Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX)
adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem juga
sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek pihak-
pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek di antara mereka.
Bursa Efek Indonesia merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa
Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Demi
efektivitas operasional dan transaksi, Pemerintah memutuskan untuk
menggabung Bursa Efek Jakarta sebagai pasar saham dengan Bursa
Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif menjadi BEI. Bursa
hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 Desember 2007. Bursa
Efek Indonesia (BEI) terus berkembang seiring bertambahnya usia,
dan keadaan pun semakin menunjukkan bahwa efek/ saham semakin
banyak peminatnya, dilihat dari kapitalisasinya yang terus bertambah
dari tahun-tahun sebelumnya. Investasi di pasar modal diharapkan bisa
menjadi alternatif penghimpunan dana selain sistem perbankan. Pasar
modal memungkinkan perusahaan menerbitkan sekuritas yang berupa
surat tanda hutang (obligasi) ataupun surat tanda kepemilikan (saham).
Dengan menjual saham kepada publik, perusahaan dapat
memperoleh dana dari pasar modal, adapun tujuan penggunaan
dananya yaitu untuk: ekspansi, memperbaiki struktur permodalan,
pengalihan pemegang saham (divestasi) dan lain-lainnya. Investasi di
pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai
pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka.
Seandainya tidak ada pasar modal, maka para pemodal mungkin
hanya bisa menginvestasikan dana mereka dalam sistem perbankan
(selain alternatif investasi pada real assets seperti properti dan emas).
Di samping itu, investasi pada sekuritas/saham mempunyai daya
tarik lain yaitu pada likuiditasnya. Sehubungan dengan itu maka pasar
modal memungkinkan terjadinya alokasi dana yang efisien. Hanya
kesempatan-kesempatan investasi yang menjanjikan keuntungan yang
tertinggi (sesuai dengan risikonya) yang mungkin memperoleh dana.
kurun waktu 2001 hingga 2008 adalah investasi di pasar modal. Pada
tahun 2001, IHSG berada pada level 470.23 dan pada akhir tahun 2007
berada pada 2745.83 atau naik sebesar 483.93 persen, jika di rata-rata
pertahunnya sebesar 69.13 persen.
Berikut ini tabel kinerja BEI selama 3 tahun terakhir

Indikator 2005 2006 2007

IHSG 1162.64 1805.52 2745.83

Kapitalisasi Rp 801T Rp 1249T Rp 1982T


Pasar

Transaksi Harian Rp 1.67T Rp 1.84T Rp 4.26T

Emiten Baru 8 12 24

Volume Harian 1.65M 1.78M 4.26M

IPO Rp 3.54T Rp 3.01T Rp 17.18T

Right Issue Rp 10.36T Rp 9.76T Rp 29.8T

Emisi obligasi Rp 8.25T Rp 11.45T Rp 31.28T


NAB Reksadana Rp 29.17T Rp 52.28T Rp91.5T

2. Proses Penerbitan Sekuritas


Tidak semua perusahaan bisa menerbitkan saham dan obligasi di
pasar modal. Hanya perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas
(PT) yang mungkin menerbitkan sekuritas di pasar modal. Persyaratan-
persyaratan yang mungkin harus dipenuhi agar semua perusahaan bisa
menerbitkan saham dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ)
diantaranya adalah :
 Mengajukan surat permohonan listing ke BAPEPAM
 Laporan keuangan harus wajar tanpa syarat
 Jumlah saham yang listed minimal 1.000.000 lembar
 Jumlah pemegang saham minimal 200
 Company listing berlaku batasan 49 %
 Perusahaan telah beroperasi minimal 3 tahun
 Menghasilkan laba selama lebih dari 3 tahun
 Total kekayaan minimal Rp. 20 milyar
Modal sendiri minimal Rp. 7,5 milyar.
Telah disetor minimal Rp.2 milyar
 Kapitalisasi saham yang listed minimal Rp. 4 milyar
 Dewan komisaris dan dewan direksi mempunyai reputassi yang
baik

Sedangkan untuk penerbitan obligasi persyaratannya antara


lain :

 Mengajukan surat permohonan listing ke BAPEPAM


 Laporan keuangan harus wajar tanpa syarat
 Nilai nominal obligasi minimal Rp. 25 milyar
 Jangka waktu jatuh tempo minimal 4 tahun
 Telah beroperasi selama 3 tahun
 Menghasilkan laba selama 2 tahun terakhrupiah
 Saldo laba yang ditahan minimal nol rupiah
 Dewan komisaris dan dewan direksi mempunyai reputassi
yang baik

Perusahaan yang menerbitkan sekuritas di pasar modal pada


dasarnya menghindari proses intermediasi keuangan. Dengan kata
lain, pihak yang kelebihan dana menyerahkan langsung dananya ke
pihak yang memerlukan dana. Banyak pihak yang terlibat dalam
penerbitan sekuritas di pasar modal. Banyak pihak yang terkait
tersebut antara lain dimaksudkan agar tidak terjadi penipuan informasi
kepada para pemodal.

Secara skematis prosedur penerbitan sekuritas tersebut bisa


digambarkan sebagai berikut. Perusahan berniat go public
menghubungi BAPEPAM dengan menyertakan peryataan
pendaftaran. Pada waktu yang sama perusahaan melakukan kontrak
pendahuluan dengan Bursa Efek Jakarta (BEJ) denga melampirkan 1
lembar peryataan pendaftaran ke BAPEPAM.

Sebelum perusahaan yang berbentuk PT dapat


menawarkan sahamnya ke pasar modal (ditawarkan ke pasar
perdana), perusahaan harus mendapatkan persetujuan dari
BAPEPAM, Berbagai pernyataan akan ditanyakan oleh BAPEPAM
dan harus dipenuhi oleh perusahaan. BAPEPAM akan melakukan
review terhadap persyaratan disclosure. Apabila disetujui maka
pendaftaran tersebut menjadi efektif dan sekuritas yang ditawarkan
efektif berada di pasar perdana. perusahaan kemudian melakukan
pendaftaran untuk persyaratan listing. Bursa Efek Jakarta (BEJ)
melakukan review terhadap persyaratan listing Apabila disetujui
perusahaan membayar fee ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan pasar
tersebut terdaftar di pasar perdana.
Kewajiban Jangka Panjang

Hutang jangka panjang pajang ( long –term dept) terdiri dari


pengorbanan manfaat ekonomi yang sangat mungkin dimasa depan
akibat kewajiban sekarang yang tidak dibayarkan dalam satu tahun
atau satu siklus operasi perusahaan, mana yang lebih lama. Hutang
Obligasi, wesel bayar jangka panjang, hutang hipotik, kewajiban
pensiun, dan kewajiban lease merupakan contoh-contoh kewajiban
jangka panjang.

Penerbitan jangka panjang biasanya disertai dengan formalitas


yang dapat diper imbangkan secara layak. Sebagai contoh , anggaran
dasar korporasi biasanya membutuhkan persetujuan dewan Diektu dan
pemegang sahan sebelum Obligasi dapat diterbitkan atau perjanjian
hutang jangka panjang dapat dikontrakan

Pada umunya, Hutang jangka panjang memiliki berbagai ketentuan


atau pembatasan (covenant or restrictions) untuk melindungi baik
peminjam maupun pemberi pinjaman. Ketentuan dan
persyaratan persetujuan lainya antara peminjam dan pemberi
pinjaman dinyatakan dalam identure obligasi atau perjanjian wesel.
Item-item yang sering kali dinyatakan dalam identure obligasi atau
perjanjian meliputi jumlah yang diotorisasi untuk diterbitkan, suku
bunga, tanggal jatuh tempo, profisi penarikan, properti yang diadakan
sebagai jaminan, persyaratan dana pelunasan, modal kerja dan
pembatasan deviden serta pembatasan yang berhubungan dengan
asumsi hutang tabahan. Karena ketetapan ini penting untuk
memahami secara menyeluruh posisi keuangan atau catatan yang
menyertai.

Penerbitan obligasi

Obligasi adalah jenis utang jangka panjang yang paling sering


dilaporkan di rencana perusahaan. Tujuan utama dari obligasi adalah
untuk meminjam dalam jangka panjang apabila jumlah modal yang
diperlukann terlalu besar untuk disediakan oleh satu pemberi
pinjaman.

Wesel bayar jangka panjang

Wesel bayar jangka panjang memiliki subtansi yang sama seperti


obligasi dimana keduanya mempunyai tanggal jatuh tempo yang tetap
dan suku bunga ditetapkan atau implicit. Akan tetapi wesel tidak dapat
langsung dijual seperti obligasi di pasar sekuritas puplik yang
terorganisasi. Perusahan non korporasi dan korporasi kecil
mengeluarakan baik wesel jangka panjang maupun obligasi.

Wesel bayar hipotik

Wesel bayar hipotik adalah wesel promes yang dijamin dengan


suatu dokumenyang disebut hipotik dengan mengadakan hak atas
property sebagai jaminan pinjaman.

Penerbit adalah badan hukum atau lembaga pemerintah yang


memiliki hak untuk menerbitkan sekuritas apa pun ke dalam sirkulasi.
Penempatan mereka dilakukan melalui proses emisi. Dengan
demikian, masalah dipahami sebagai prosedur yang diatur oleh
hukum, yang terdiri dari serangkaian tindakan berurutan yang
memastikan masalah langsung saham (obligasi) dengan penempatan
lebih lanjut.

Tujuan dari proses emisi cukup, sederhana - untuk menarik sumber daya
keuangan yang hilang:

 Melepaskan , penerbit menggunakan jenis kondisi pinjaman.


Artinya, obligasi harus dilunasi pada waktu yang disepakati.
 Melepaskan - meningkatkan modal dasar.
Ketentuan masalah - kepatuhan dengan aturan yang ditetapkan oleh
hukum dan kontrol lembaga pemerintah yang bertanggung jawab
untuk mengatur pasar yang relevan. Masalah apa yang bisa
dipecahkan oleh penerbit dengan bantuan emisi.

Daftar ini menyiratkan implementasi dari salah satu tugas berikut:

 Emisi dibutuhkan saat modal dasar sedang dibentuk (jika


AO dibuat) atau untuk memperbesar ukurannya.
 Prosedur memungkinkan mengisi kembali modal dengan
investasi yang dipinjam .
 Untuk menyelesaikan konsolidasi - jumlah efek menurun,
dan nilai nominalnya meningkat. Dalam hal ini, perubahan
dalam modal dasar tidak terjadi.
 Untuk menghancurkan - membalikkan proses konsolidasi.
Perubahan modal dasar juga tidak terjadi.
 Dalam hal tindakan reorganisasi di perusahaan saham
gabungan atau pada saat transformasi organisasi - setelah
transisi ke status AO
Prosedur buka dan tutup - apa bedanya?
Prosedur emisi dibagi menjadi beberapa tipe tertentu. Masing-masing
mencirikan aspek emisi yang berbeda.
Urutan proses emisi - tahapan utama:
 Pertama, Anda perlu memutuskan masalah dan menyetujuinya.
Siapa yang memprakarsai penerbitan surat berharga? Jika kita
berbicara tentang obligasi, keputusan diambil oleh Dewan
Direksi. Jika saham diterbitkan - oleh rapat pemegang saham.
 Selanjutnya, masalah ini melewati registrasi negara.
 Sertifikat untuk sekuritas diterbitkan (jika mereka
menggunakan bentuk dokumenter masalah).
 Kemudian datang giliran penempatan surat berharga dengan
pendaftaran selanjutnya dari laporan tentang masalah yang
dilakukan - pada hasil masalah.
 Piagam perusahaan saham gabungan memperbaiki perubahan
(hanya berlaku untuk saham).

Tahapan tambahan untuk masalah berlangganan dilakukan dalam


bentuk terbuka atau tertutup jika jumlah investor melebihi 500
orang:

 Persiapan prospektus masalah - dokumentasi yang


mencerminkan informasi tentang organisasi penerbit.
 Prospektus sedang didaftarkan . Fungsi-fungsi ini ditugaskan
ke Bank Sentral Federasi Rusia.
 Kemudian muncul giliran pengungkapan informasi . Untuk
tujuan ini, gunakan situs web perusahaan dan media. Tujuan
dari tahap ini adalah untuk membiasakan investor dengan data
pada penerbit untuk membuat keputusan tentang pembelian
sekuritas jenis penerbitan.
 Informasi tentang hasil penempatan juga diungkapkan. .

Pelanggaran terhadap perintah yang dijelaskan di atas penuh


dengan penciptaan kondisi di mana prosedur ini didefinisikan
sebagai tidak adil. Kemudian penerbit ditolak pendaftaran Negara.

Pendaftaran efek terkait dengan sejumlah besar operasi,


pendaftaran berbagai dokumen. Literasi hukum dan tidak adanya
pengawasan adalah penting di sini. Itulah sebabnya beralih ke
spesialis untuk mendapatkan bantuan yang berkualitas adalah
pendekatan yang paling masuk akal.

Istilah dalam perusahaan sekuritas

Ada beberapa istilah yang terdapat dalam perusahaan sekuritas.


 Pialang, yaitu organisasi yang melakukan transaksi efek di
pihak investor, seperti membeli, menjual, dan
memperdagangkan portofolio investasi
 Dealer, yaitu organisasi yang membeli atau menjual
sekuritas dari portofolio meraka sendiri untuk kemudian
ditawarkan kepada investor yang akan membeli.
 Broker dealer, yaitu organisasi yang mengombinasikan
antara pialang dan dealer. Broker dealer akan menjadi
perantara yang menyediakan layanan sekuritas seperti
pemberian rekomendasi, analisis saham, dan layanan
lainnya baik bagi perusahaan maupun individu.
 Broker, pihak perantara dalam perusahaan sekuritas disebut
sebagai broker. Sebagai pihak perantara, broker tidak
menjual atau membeli efek atau saham secara langsung.
Broker hanya memberikan rekomendasi kepada investor
perihal saham yang potensial berikut dengan waktu
transaksi yang tepat.

Berdasarkan jenisnya, ada tiga jenis broker dalam perusahaan


sekuritas, yaitu full service broker (broker dengan jasa
penuh), discount broker (broker jasa sebagian), dan dep
discount broker (brokeryang hanya memelihara rekening
nasabah dan eksekusi jual beli).

Kegiatan usaha perusahaan sekuritas

Ada dua kegiatan utama yang dimiliki oleh perusahaan


sekuritas, yaitu perantara perdagangan efek dan penjamin
emisis efek.

 Perantara perdagangan efek


Dalam menjalankan perannya sebagai perantara
perdagangan efek, perusahaan sekuritas bertanggung
jawab pada dual hal. Pertama, pelaksanaan kegiatan jual
beli efek (surat berharga) untuk kepentingan sendiri atau
pihak lain. Kedua, pelaksanaan jual beli saham dan
obligasi yang dapat dilakukan melalui bursa efek atau di
luar bursa efek.
 Penjamin Emisi Efek
Hal utama yang menjadi tanggung jawab perusahaan
sekuritas sebagai penjamin emisi ialah membantu calon
emiten dalam pelaksanaan penawaran umum saham
(IPO), dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli efek
yang tidak terjual.

Perusahaan Sekuritas Vs Perbankan Investasi


Perusahaan sekuritas seringkali dikaitkan dengan perbankan
investasi. Benarkah keduanya saling berkaitan? Jawabnya
mungkin, iya.

Perusahaan sekuritas tidak sama dengan perbankan investasi.


Bagaimanapun, perbankan investasi bertanggung jawab untuk
membantu investor dalam menerbitkan sekuritas, terutama saham
dan obligasi. Dalam artian, perbankan investasi dapat menerbitkan
saham baru dalam pelaksanaan perannya.

Sementara itu, perusahaan sekuritas hanya membantu investor


dalam proses pedagangan sekuritas di pasar modal. Dengan begitu,
perusahaan sekurotas hanya menjadi perantara bagi investor dan
saham baru yang diperdagangkan di pasar modal.

3. Jenis-jenis Sekuritas
Sekuritas adalah “secarik kertas” yang menunjukkan hak pemilik
kertas tersebut untuk memperoleh bagian dari atau kekayaan
perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi
untuk melaksanakan hak tersebut.
Atau dengan istilah lain sekuritas adalah salah satu bentuk
investasi berupa sertifikat fisik (warkat) atau elektronik yang bisa
diperjual belikan untuk mendapatkan keuntungan.
Sekuritas diterbitkan oleh perusahaan sebagai bukti bahwa pemilik
sekuritas mempunyai sebagian kepemilikan atas perusahaan, atau
memiliki piutang pada perusahaan yang menerbitkan. Sekutitas ini
dapat berupa saham atau obligasi.
Ada 3 jenis sekuritas yang dapat dipilih dari bentuknya.
1. Sekuritas penghasilan tetap
Sekuritas jenis ini adalah obligasi, yakni surat utang jangka
menengah-panjang yang diterbitkan oleh perusahaan/pemerintah
dengan nilai nominal yang dibayarkan pada tanggal jatuh tempo
tertentu.
Jenis sekuritas ini dipengaruhi oleh suku bunga pasar. Jika suku
bunga naik, maka harga obligasi turun, begitu pula sebaliknya.
Keuntungan sekuritas ini berupa bunga yang dibayarkan pada
periode tertentu, mulai dari 1 tahun hingga di atas 5 tahun.
2. Sekuritas penghasilan tidak tetap
Jenis sekuritas penghasilan tidak tetap adalah saham yang juga
merupakan sekuritas jangka panjang. Saham atau sekuritas ekuitas
diterbitkan oleh perusahaan sebagai sumber pendanaan dan
merupakan tanda penyertaan modal seseorang dalam suatu
perusahaan.
Sekuritas ini membuat pemiliknya memiliki klaim atas
pendapatan perusahaan, aset perusahaan, serta berhak hadir dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
3. Sekuritas karakter pilihan
Jenis sekuritas karakter pilihan adalah warrant, yaitu hak yang
dimiliki untuk membeli saham pada waktu tertentu dengan harga
tertentu yang telah ditentukan oleh penerbit warrant.
Sekuritas ini biasa digunakan sebagai tambahan sewaktu
obligasi diterbitkan. Seperti saham, warrant juga dapat
diperjualbelikan. Jenis warrant antara lain stock warrant dan index
warrant.
4. System Perdagangan dan Penyelesaian Transaksi
Sebagai investor pemula, biasanya sih kita akan langsung saja
menuju perusahaan atau aplikasi sekuritas, buka rekening, dan
langsung deh pilih-pilih saham yang pengin dibeli, tanpa merasa wajib
untuk memahami sistem perdagangan saham yang sebenarnya. Kalau
di website BEI sendiri, mekanisme perdagangan di sana terbagi atas 3
kategori, yaitu sistem perdagangan saham, mekanisme perdagangan
sukuk dan obligasi, dan mekanisme perdagangan derivatif.
Sistem Perdagangan Saham di Bursa Efek Indonesia
Mekanisme atau sistem perdagangan saham di Bursa Efek
Indonesia–secara practical bisa dilihat seperti dalam diagram ini.
1. Pra Pembukaan
Perdagangan saham dilaksanakan dengan fasilitas yang disebut
Jakarta Automated Trading System NEXT-G, yang hanya dapat
dilakukan oleh mereka yang sudah menjadi anggota bursa dan
anggota kliring KPEI. Mereka ini akan berpartisipasi dalam sistem
perdagangan saham ini untuk kepentingan sendiri ataupun untuk
kepentingan nasabah.
Dalam pra pembukaan ini, anggota bursa dapat memasukkan
penawaran jual ataupun beli saham, yang dilakukan dengan metode
lelang elektronik pada JATS NEXT-G itu.
2. Proses Transaksi
Selanjutnya JATS NEXT-G akan memproses transaksi, dengan
memperhatikan time dan price priority. Maksudnya bagaimana?
Prioritas Harga (Price Priority)
Artinya, permintaan beli saham dengan harga yang lebih tinggi
akan mendapatkan prioritas terlebih dahulu ketimbang permintaan
beli terhadap saham yang sama namun dengan harga yang lebih
rendah. Sedangkan, untuk sistem perdagangan saham jual, harga
yang lebih rendah akan mendapatkan prioritas terlebih dahulu
ketimbang yang memiliki harga tinggi.
Prioritas Waktu (Time Priority)
Di samping price priority, di sistem perdagangan saham ini juga
berlaku time priority–yaitu prioritas waktu. Artinya, kalau
penawaran jual atau permintaan beli saham diajukan dalam harga
yang sama, maka permintaan beli atau jual saham yang terlebih
dulu diajukan akan mendapatkan prioritas.
Proses transaksi saham di atas berlaku di pasar reguler dan pasar
tunai. Sistem perdagangan saham di kedua pasar tersebut
menggunakan satuan lot efek atau kelipatannya, yaitu 100 efek.
Sedikit lain di pasar negosiasi. Sistem perdagangan saham di
pasar negosiasi dilakukan melalui sistem negosiasi secara langsung,
melalui proses tawar menawar, antara anggota bursa atau nasabah
melalui salah satu anggota bursa, atau nasabah dengan anggota
bursa, yang kemudian hasil kesepakatannya diproses oleh JATS
NEXT-G.
Perdagangan saham yang dilakukan di pasar negosiasi tidak
harus dalam satuan lot, tapi bisa dalam satuan lembar. Jadi, proses
ini biasa dilakukan ketika jumlah saham yang diperdagangkan tidak
bulat, 100 lembar.
Harga yang dimasukkan saat kita hendak membeli atau menjual
saham ke JATS NEXT-G harus berada di dalam kisaran tertentu.
Kalau ada harga masuk di luar kisaran yang sudah ditentukan
tersebut, maka akan ditolak secara otomatis oleh JATS NEXT-G,
atau istilahnya auto-rejection.
3. Penyelesaian Transaksi
Selanjutnya adalah proses penyelesaian transaksi, di mana
proses ini dijamin oleh KPEI atau Kliring Penjaminan Efek
Indonesia, dengan ketentuan sebagai berikut:
 Transaksi yang terjadi di Pasar Reguler wajib diselesaikan
pada hari bursa ke-2, atau T+2.
 Transaksi yang terjadi di Pasar Tunai wajib diselesaikan
pada hari yang sama, atau T0.
 Penyelesaian transaksi ini yang dilakukannya di Pasar
Reguler dan Pasar Tunai akan ditentukan oleh KPEI,
dengan cara pemindah bukuan ke rekening efek anggota
bursa di KSEI.
Sedangkan, transaksi di Pasar Negosiasi, akan diselesaikan per
transaksi sesuai kesepakatan antara anggota bursa yang menjual
dan membeli. Pasar Negosiasi. Hal ini selambat-lambatnya harus
dilakukan pada T+2, atau hari bursa kedua setelah terjadi transaksi.
Penyelesaian transaksi di Pasar Negosiasi dilakukan langsung
dengan cara memindah bukukan efek antara anggota bursa yang
menjual pada yang membeli. Hal ini tidak dijamin oleh KPEI.
4. Pra Penutupan
Selanjutnya, ada proses pra penutupan dalam sistem
perdagangan saham ini. Yaitu proses ketika anggota bursa
memasukkan penawaran jual atau beli menjelang penutupan hari
bursa. Dari penawaran dan permintaan ini, JATS NEXT-G lantas
bisa membentuk harga penutupan dan mempertemukan penawaran
jual dan beli berdasarkan sistem price dan time priority.
5. Pasca Penutupan
Selanjutnya, perdagangan saham hari itu akan ditutup. Dalam
proses pasca penutupan ini, anggota bursa dapat memasukkan
penawaran jual atau beli pada harga penutupan. Dari sini, JATS
NEXT-G lantas mempertemukan penawaran dan permintaan yang
ada untuk efek yang sama secara keseluruhan, ataupun sebagian,
pada harga penutupan berdasarkan time priority.
E. Investasi Yang Berisiko
1. Proses Investasi
a. Menentukan Kebijakan Investasi
Ada hubungan yang positif antara risiko dan keuntungan
investasi, maksudnya semakin tinggi return yang ditawarkan maka
semakin tinggi pula risikonya, sebaliknya semakin rendah return
maka semakin rendah pula risikonya. Jadi tujuan investasi harus
dinyatakan baik dalam keuntungan maupun risiko
Jenis Investor
1. Risk Taker (bersedia menanggung risiko lebih besar)
Saham dari perusahaan yang mempunyai risiko tinggi
2. Risk Aver (Menghindari Risiko)
Obligasi dari perusahaan yg dinilai aman
b. Analisis Sekuritas
Ada 2 Filosofi dalam melakukan analisis sekuritas:
 Ada sekuritas yang mispriced
Mispriced (harganya salah, mungkin terlalu tinggi,
mungkin terlalu rendah) dan analis dapat mendeteksi
sekuritas sekuritas tersebut). Ada berbagai cara untuk
melakukan analisis ini, yang kemudian dikelompokkan
menjadi dua, yaitu analisis teknikal dan analisis
fundamental
Analisis Teknikal
Analisis ini menggunakan data (perubahan) harga di masa
yang lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga
sekuritas di masa yang akan datang
Analisis Fundamental
Analisis ini berupaya mengidentifikasikan prospek
perusahaan (lewat analisis terhadap faktor- faktor yang
mempengaruhinya) untuk bisa memperkirakan harga saham
di masa yang akan datang.
 Harga sekuritas adalah wajar
Kalaupun ada sekuritas yang mispriced, analis tidak
mampu untuk mendeteksinya. Pada dasarnya mereka yang
menganut pendapat ini berpendapat bahwa pasar modal
efisien. Dengan demikian pemilihan sekuritas bukan
didasarkan atas faktor mispriced, tetapi didasarkan atas:
a. preferensi risiko para pemodal
b. pola kebutuhan kas

Keuntungan yang diperoleh oleh pemodal, sesuai dengan


pendapat ini, adalah sesuai dengan risiko yang mereka
tanggung
c. Pembentukan Portofolio
Portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini
menyangkut identifikasi sekuritas- sekuritas mana yang akan di
pilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada
masing- masing sekuritas tersebut. Pemilihan banyak sekuritas
(diversifikasi) dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang di
tanggung
d. Melakukan Revisi Portofolio
Tahap ini merupakan pengulangan terhadap tiga tahap
sebelumnya, dengan maksud kalau perlu melakukan perubahan
terhadap portofolio yang telah dimiliki
e. Evaluasi Kinerja Portofolio
Dalam tahap ini pemodal melakukan penilaian terhadap
kinerja portofolio, baik dalam keuntungan yang diperoleh maupun
risiko yang ditanggung. Dalam hal ini faktor risiko perlu di
masukkan. Karena itu diperlukan standar pengukurannya.
Maka langkah pertama yang perlu dilakukan adalah
memahami bagaimana mengukur tingkat keuntungan yang di
harapkan dan risiko investasi
2. Nilai yang Diharapkan
Tingkat keuntungan yang diperoleh dari kegiatan investasi bersifat
tidak pasti. Dalam keadaan itu pemodal hanya akan mengharapkan
untuk memperoleh tingkat keuntungan tertentu E(R)
Tingkat keuntungan pada berbagai kondisi perekonomian

Kondisi Probabilitas Tingkat Keuntungan


Perekonomian

Makmur 0,20 0,30


Normal 0,60 0,20

Resesi / stagnan 0,20 0,10

Tingkat keuntungan yang diharapkan bisa diperoleh dengan


perhitungan sebagai berikut:

E(R) = 0,20(0,30) + 0,60(0,20) + 0,20(0,10)

= 0,20 (atau 20%)

Rumus E(R) atau Tingkat keuntungan yang diharapkan

E(R) = ∑ P . R

Keterangan :

E(R) = Tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi

P = Probabilitas memperoleh tingkat keuntungan

3. Ukuran Penyebaran
 Risiko adalah kemungkinan tingkat keuntungan yang diperoleh
menyimpang dari tingkat keuntungan yang diharapkan. Risiko
mempunyai dua dimensi, yaitu menyimpang lebih besar maupun
lebih kecil dari yang diharapkan
 Untuk mengetahui ukuran risiko ini digunakanlah ukuran
penyebaran distribusi. Statistik menyediakan ukuran ini sebagai
standar deviasi (ⵒ) atau dalam bentuk kuadrat disebut sebagai
variance
 Risiko dinyatakan sebagai seberapa jauh hasil yang diperoleh dapat
menyimpang dari hasil yang diharapkan, maka digunakan ukuran
penyebaran
 Alat statistika sebagai ukuran penyebaran, yaitu :

a. Varians

b. Standar deviasi

4. Kombinasi Beberapa Investasi


Pada praktiknya para pemodal pada sekuritas sering melakukan
diversifikasi dalam investasi mereka. Mereka mengkombinasikan
berbagai sekuritas dalam investasi mereka. Dengan kata lain mereka
membentuk portofolio.
Diversifikasi adalah berinvestasi pada berbagai jenis saham,
dengan harapan jika terjadi penurunan pengembalian satu saham akan
ditutup oleh kenaikan pengembalian saham yang lain. Bahwa risiko
portofolio dipengaruhi oleh :

 Risiko masing – masing saham

 Proporsi dana yang diinvestasikan pada masing – masing saham

 Kovarians atau koefisien korelasi antar saham dalam portofolio

 Jumlah saham yang membentuk portofolio

Misalkan kita mengamati dua saham, yaitu Astra International dan


Duta Anggada, di BEJ selama tahun 1995-1996. periode tersebut
merupakan periode harga saham pada umumnya cukup baik. Kita
amati harga saham pada akhir bulan, apabila harga saham Astra pada
akhir bulan januari 1995 adalah sebesar Rp.2625, dan pada akhir bulan
februari Rp.2675, maka dalam periode satu bulan tersebut pemodal
akan memperoleh keuntungan sebesar,

Rastra = (2.675-2.625)/ 2.62


= 0,0190

Agar dalam analisis statistik perhitungan return tersebut tidak bias,


maka dilakukan dengan cara berikut :

Ri.t = Ln (Pi.t+1 / Pi.t)

Rastra,95.01 = Ln (2.675/ 2.625)

= 0,018

Dari data tersebut kita bisa menghitung tingkat keuntungan yang


diharapkan dan standar deviasi tingkat keuntungan dari masing-
masing saham tersebut

Nama Saham Rata2 Tingkat keuntungan Deviasi standar tingkat


keuntungan

Duta Anggada 0,0235 0,1188

Astra Internasional 0,0361 0,1523

Tingkat keuntungan yang diharapkan dan deviasi standar tingkat


keuntungan dari saham Astra Internasional dan Duta Anggada,
bulanan periode 1995-1996

Apabila kita amati kedua saham tersebut, maka kita tidak dapat
mengatakan saham mana yang lebih baik, karena Duta Anggada
mempunyai Risiko (ⵒ) yang lebih rendah, tetapi tingkat keuntungan
yang diharapkan E(R) juga lebih rendah.

Berdasarkan tabel sebelumnya apabila pemodal diizinkan untuk


melakukan diversifikasi investasi, misalkan pemodal dapat
membentuk bernagai portofolio sebagai berikut :
Komposisi
Portofolio
Astra Int’l Duta Anggada

Portofolio 1 0,20 0,80

Portofolio 2 0,40 0,60

Portofolio 3 0,60 0,40

Portofolio 4 0,80 0,20

Tahun Ranggada Rport1 Rport2 Rport3 Rport4 Rastra


dan
bulan

1995.01 0,1988 0,1628 0,1268 0,0908 0,0548 0,0189

1995.02 -0,0678 -0,0718 -0,0758 -0,0798 -0,0838 -0,0878

1995.03 -0,0727 -0,0774 -0,0821 -0,0869 -0,0916 -0,0963

1995.04 0,2492 0,2186 0,1880 0,1574 0,1269 0,0963

1995.05 0,0571 0,0330 0,0090 -0,0150 -0,0391 -0,0631

1995.06 0,0137 0,0088 0,0039 -0,0010 -0,0059 -0,0109

1995.07 -0,01160 -0,0800 -0,0441 -0,0081 0,0278 0,0638

1995.08 -0,0968 0,0559 -0,0151 0,0257 0,0665 0,1074

1995.09 -0,0344 0,0354 0,1053 0,1752 0,2451 0,3150


1995.10 -0,1718 0,1529 -0,1340 -0,1150 -0,0961 -0,0772

1995.11 -0,0870 -0,0624 -0,0378 -0,0132 0,0112 0,0358

1995.12 0,0659 0,0499 0,0339 0,0178 0,0018 -0,0141

1996.01 0,0416 -0,0060 -0,0536 -0,1013 -0,1490 -0,1967

1996.02 0,1512 0,1227 0,0942 0,0656 0,0371 0,0086

1996.03 0,0840 0,0723 0,0606 0,0489 0,0255

1996.04 0,0160 -0,0047 -0,0255 -0,0462 -0,877


-0,0210
1996.05 0,0157 -0,0026 0,0394 -0,0762
0,1291
1996.06 0,3070 0,2180 0,0401 -0,1377
-0,0048
1996.07 -0,0591 -0,0320 0,0222 0,0765
0,1579
1996.08 -0,0500 0,0539 0,2619 0,4700
0,0865
1996.09 0,0976 0,0920 0,0809 0,0698
0,1723
1996.10 0,0995 0,1359 0,2087 0,2815
-0,0552
1996.11 -0,0765 -0,0659 -0,0446 -0,0234
0,0678
1996.12 0,0000 0,0339 0,1017 0,1696

5. Karakteristik Umum Portofolio


Tingkat keuntungan yang diharapkan dari suatu portofolio tidak
lain merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat keuntungan yang
diharapkan masing-masing saham yang membentuk portofolio
tersebut.
Risiko itu ada jika pembuat keputusan (perencana proyek) mampu
mengestimasi kemungkinan-kemungkinan (probabilitas) yang
berhubungan dengan berbagai variasi hasil yang akan diterima salama
investasi sehingga dapat disusun distribusi probabilitasnya.
Ketidakpastian ada jika pembuat keputusan tidak memiliki data
yang bisa dikembangkan untuk menyusun suatu distribusi probabilitas
sehingga harus membuat dugaan-dugaan untuk menyusunnya
Menurut Arthur J. Keown, risiko adalah prospek suatu hasil
yang tidak disukai (operasional sebagai deviasi standar). Risiko
merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang
diharapkan (expected return –ER) dengan tingkat pengembalian aktual
(actual return)
 Risiko dalam portofolio dibedakan :
- Risiko sistematis
Suatu risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan
melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini
dipengaruhi oleh faktor makro yang dapat mempengaruhi
pasar secara keseluruhan.
Faktor yang mempengaruhi :
1. Perubahan tingkat bunga
2. Kurs valuta asing
3. Kebijakan pemerintah
- Risiko tidak sistematis
Suatu risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan
diversifikasi, sebab risiko ini hanya ada dalam satu
perusahaan atau industri tertentu. Terdapat fluktuasi risiko
yang berbeda antara satu saham dengan saham lain.
Faktor yang mempengaruhi :
1. Struktur modal
2. Struktur asset
3. Tingkat likuiditas
 Beberapa Jenis Risiko Investasi
- Risiko bisnis – business risk
Risiko yang timbul akibat menurunnya profitabilitas
perusahaan emiten
- Risiko likuiditas – liquidity risk
Risiko yang berkaitan dengan kemampuan saham yang
bersangkutan untuk dapat segera diperjualbelikan tanpa
mengalami kerugian yang berarti
- Risiko tingkat bunga – interest rate risk
Risiko yang timbul akibat perubahan tingkat bunga yang
berlaku di pasar

Di dalam teori portofolio dan analisis investasi, terdapat beberapa hal yang
perlu diperhatikan. Misalnya, konsep model indeks tunggal, kombinasi-kombinasi
sekuritas yang berisiko, model utilitas yang optimal, safety first models,
konsumsi, investasi, peranan pasar modal, sekuritas, system perdagangan dan
transaksi, analisis sekuritas, pembentukan dan analisis portofolio, evaluasi kinerja
porfofolio, risiko yang akan dihadapi, dan lain sebaginya.
DAFTAR PUSTAKA

Modern Portfolio Theory and Investment Analysis. Edwin J.Elton, Martin


J.Gruber, Stephen J.Brown, and William N.Goetzman. Eighth Edition. 2011

Dasar-Dasar Teori Portopolio dan Analisis Sekuritas. Suad Husnan, Edisi


Empat.2005

Rosyidi, Suherman. 2006. Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada Teori


Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Sunariyah. 2011. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: UPP STIM


YKPN.

Fahmi, Irham dan Yovi Lavianti Hadi. 2009. Teori Portofolio dan Analisis
Investasi. Bandung: Alfabeta

https://magisterakutansi.blogspot.com/2013/03/model-indeks-tunggal-untuk-
portofolio.html

https://www.slideshare.net/anisanhnisuull/model-indeks-tunggal-ppt

https://journal.ubm.ac.id/index.php/akuntansi-bisnis/article/download/398/380

http://nia-share.blogspot.com/2009/11/pemilihan-portofolio-optimal-
manajemen.html

https://www.academia.edu/36663975/Teori_Portofolio_Berdasarkan_Model_Inde
x

http://etheses.uin-malang.ac.id/703/5/09510146%20Bab%201.pdf

http://maribelajarbersama13.blogspot.com/2017/03/konsumsi-investasi-dan-
peranan-pasar.html

https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/05/120000169/konsumsi--
pengertian-ciri-dan-faktornya?page=all

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bursa_Efek_Indonesia’
http://jendelapasarmodal.blogspot.com/2013/03/pengertian-pasar-modal-
dan.html?m=1

https://www.wartaekonomi.co.id/read220202/apa-itu-perusahaan-sekuritas

https://bankfs.ru/id/loans---news/ponyatie-celi-i-etapy-emissii-cennyh-bumag-
poryadok-emissii-cennyh.html

http://nia-share.blogspot.com/2009/11/penerbitan-sekuritas-kewajiban-
jangka.html

https://diskartes.com/2020/03/tahap-sistem-perdagangan-saham/

http://jnursyamsi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/11399/Risiko+dalam+inv
estasi_1.ppt

http://mirzabusiness.lecture.ub.ac.id/files/2013/02/Pertemuan-13_Manajemen-
Risiko-Investasi.pdf

http://eprints.ums.ac.id/11357/5/Bab.2.3.4.5.pdf

https://andrihelmi.files.wordpress.com/2017/09/sesi_4.pdf

Anda mungkin juga menyukai