Anda di halaman 1dari 14

Rangkuman Materi Kuliah

S2 Akuntansi – Analisis Investasi dan Teori Portofolio


Model Indeks Tunggal

Disusun Oleh Kelompok 5:


Mohammad Khoiruzi Afiq (22105380633)
Joko Kunto Wibisono (22105380637)
Febriana Nafi’ah Vidyasari (22105380631)

PROGRAM STUDI S2 AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STIESIA)
SURABAYA
2022

1
Model Indeks Tunggal

William Sharpe (1963) mengembangkan model yang disebut dengan model


indeks tunggal (single-index model). Model ini dapat digunakan untuk
menyederhanakan perhitungan. disamping itu, model indeks tunggal dapat juga
digunakan untuk menghitung return ekspektasi dan resiko portofolio.
a) Model Indeks Tunggal dan Komponen Returnnya
Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa sekuritas
berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Secara khusus dapat diamati
bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks
harga saham naik. Kebalikannya juga benar, yaitu jika indeks harga saham
turun, kebanyakan saham mengalami penurunan harga. Dengan dasar ini,
return dari suatu sekuritas dan return dari indeks pasar yang umum dapat
dituliskan sebagai hubungan:
Ri = ai + βi.Rm
Parameter ai menunjukkan komponen tingkat keuntungan yang tidak
terpengaruh oleh perubahan indeks pasar. Parameter ini bisa dipecah menjadi
dua yaitu αi (alpha) yang menunjukkan nilai pengharapan dari ai dan ei yang
menunjukkan elemen acak dari ai. Dengan demikian maka:
ai = αi + ei
Subtitusikan persamaan diatas kedalam rumus sebelumnya, maka
didapatkan persamaan model indeks tunggal sebagi berikut:
Ri = αi + βi . RM + ei
Notasi:
Ri = Return sekuritas ke-i
αi = nilai ekspektasian dari return sekuritas ke-I yang independen
terhadap kinerja pasar
βi = Beta yang merupakan koefisien yang mengukur perubahan Ri
akibat dari perubahan RM
RM = tingkat return dari indeks pasar, juga merupakan suatu
variabel acak

2
ei = kesalahan residu yang merupakan variabel acak dengan nilai
ekspektasiannya sama dengan nol
Model indeks tunggal membagi return dari suatu sekuritas ke dalam
dua komponen, yaitu sebagai berikut ini.
1. Komponen return yang unik diwakili oleh , yang independen terhadap
return pasar.
2. Komponen return yang berhubungan dengan return pasar yang diwakili
oleh , RM.
Model indeks tunggal dapat juga dinyatakan dalam bentuk return
ekspektasi (expected return). Return ekspektasi dari model ini dapat diderivasi
dari model sebagai berikut:
E(Ri) = E (
Atau,
E(Ri) = E ( i) + E( ) + E(ei)
Dengan nilai E ( i) = , E( )= . E(Rm) , dan nilai E(ei) = 0
maka return ekspektasi model indeks tunggal dapat dinyatakan sebagai:
E (Ei) = + . E(Rm
Contoh :
Misalnya return ekspektasi dari indeks pasar E(RM) adalah sebesar
20%, bagian dari return ekspektasi suatu sekuritas yang independen terhadap
pasar ( i) adalah sebesar 4% dan adalah sebesar 0,75. Tentukan nilai return
yang diharapkan dan nilai return realisasi dengan model indeks tunggal.
Model indeks tunggal mengestimasi besarnya return ekspektasi untuk
sekuritas ini sebesar
E(R)=4% +0,75 20% 19%.
Sedangkan, besarnya nilai return realisasi berdasarkan model indeks
tunggal untuk sekuritas ini adalah sebesar:
Ri = 19% + ej.
Dari contoh ini terlihat bahwa nilai return realisasi merupakan nilai
return ekspektasi ditambah dengan kesalahan residu. Jika ternyata nilai return
realisasi nantinya sama dengan nilai return yang diharapkan, berarti investor

3
mengestimasi nilai return ekspektasi tanpa kesalahan. Jika ternyata nilai return
realisasi sebesar misalnya 21%, maka besarnya kesalahan estimasi (e) adalah
sebesar 21% - 19% = 2%.
b) Asumsi-Asumsi
Model indeks tunggal menggunakan asumsi-asumsi yang merupakan
karakteristik model ini sehingga menjadi berbeda dengan model-model yang
lainnya. Asumsi utama dari model indeks tunggal adalah kesalahan residu dari
sekuritas ke-i tidak berkovari dengan kesalahan residu sekuritas ke-j atau ei
tidak berkovari (berkorelasi) dengan ei untuk semua nilai dari i dan j. Asumsi
ini secara matematis dapat dituliskan sebagai: utama dari model indeks
tunggal adalah kesalahan residu dari sekuritas ke-i tidak berkovari dengan
kesalahan residu sekuritas ke-j. Asumsi pertama model indeks tunggal dapat
dirumuskan:
E(ei . ej )= 0
Return indeks pasar (RM) dan kesalahan residu untuk tiap-tiap
sekuritas (ei) merupakan variabel-variabel acak. Oleh karena itu, diasumsikan
bahwa e, tidak berkovari dengan return indeks pasar RM. Asumsi kedua ini
dapat dinyatakan secara matematis sebagai:
E(ei. [RM . E(RM)])= 0
Asumsi-asumsi dari model indeks tunggal mempunyai implikasi
bahwa sekuritas-sekuritas bergerak bersama-sama bukan karena efek di luar
pasar melainkan karena mempunyai hubungan yang umum terhadap indeks
pasar. Asumsi-asumsi ini digunakan untuk menyederhanakan masalah.
Dengan demikian, sebenarnya berapa besar model ini dapat diterima dan
mewakili kenyataan sesungguhnya tergantung dari seberapa besar asumsi-
asumsi ini realistis. Jika asumsi-asumsi ini kurang realistis, berarti bahwa
model ini akan menjadi tidak akurat.
c) Varian Sekuritas Model Indeks Tunggal
Secara umum, varian return dari suatu sekuritas dapat dinyatakan
sebagai berikut:
σi2 = βi2 . σm2 + σei2

4
Risiko (varian return) sekuritas yang dihitung berdasarkan model ini
terdiri dari dua bagian: risiko yang berhubungan dengan pasar (market related
risk) yaitu βi2 .σm2 dan risiko unik masing-masing perusahaan (unique
risk) yaitu σei2 .
Contoh
Return saham PT A dan return indeks pasar selama 7 periode dan rata-
rata aritmatika sebagai berikut:
Return Saham PT A Return Indeks Pasar
Periode ke-t
(RA) (Rm)
1 0,060 0,040
2 0,077 0,041
3 0,095 0,050
4 0,193 0,055
5 0,047 0,0015
6 0,113 0,065
7 0,112 0,055
Rata-rata Aritmatika 0,09957 0,04586
Jika diketahui nilai βa sebesar 1,7. Tentukan total risiko untuk saham
PT A berdasarkan model indeks!
Model indeks tunggal menunjukkan bahwa a, dan B, adalah konstan
dari waktu ke waktu untuk masing-masing sekuritas. Misalnya nilai β(A)
untuk sekuritas PT 'A' ini adalah konstan sebesar 1,7. Besarnya α A yang juga
konstan dapat dihitung sebagai berikut ini.
E(RA) = αA + βA . E (RM)
0,09957 = αA + 1,7 . (0,04586)
αA = 0,0216
Besarnya nilai kesalahan residu untuk tiap-tiap periode return sekuritas
ini dapat dihitung berdasarkan rumus indeks tunggal sebagai berikut:
RA = αA + βA . E (RM) + eA
eA = RA - αA - βA . E (RM)

5
Untuk setiap periode, maka kesalahan residu dapat dihitung sebagai
berikut:

Karena α dan ẞ adalah konstan dari waktu ke waktu, maka secara


konstruktip nilai ekspektasi dari kesalahan residu adalah sama dengan nol
sebagai berikut:
E(eA) = (-0,296 - 0,0143 - 0,0116 + 0,0779 + 0,0001 - 0,0191 -
0,0031/(7-1) = 0

Varian dari kesalahan residu yang menunjukkan besarnya risiko tidak


sistematik yang unik terjadi di dalam perusahaan A adalah sebesar:

Sedang varian dari return pasar yang menunjukkan risiko indeks pasar
adalah sebesar:

6
Resiko sistematik untuk sekuritas perusahaan PT A yang terjadi karena
pengaruh pasar adalah sebesar:

Total Resiko untuk saham PT A berdasarkan model indeks tunggal


adalah sebagai berikut
σA2 = βA2 . σm2 + σeA2
= 0,00075 + 0,00128
= 0,002.
d) Kovarian Return Antara Sekuritas Model Indeks Tunggal
Secara umum, kovarian return antara dua sekuritas i dan j dapat
dirumuskan:

Untuk model indeks tunggal, nilai Ri, Rj, E(Ri) dan E(Rj) dapat
disubstitusikan menggunakan persamaan rumus di atas. Selanjutnya dengan
memperhatikan asumsi-asumsi persamaan, maka diperoleh:
σij= βi. βj. σM2
Contoh:
Dua buah sekuritasi A dan B masing-masing mempunyai βA = 1,7 dan
βB = 1,3. Varian return dari indeks pasar diketahui sebesar 0,00026. Tentukan
kovarian antara sekuritas A dan B!
σAB = βA. ΒB. σM2
σAB = (1,7) (1,3) (0,00026)
σAB = 0,00057
e) Analisis Portofolio Menggunakan Model Indeks Tunggal
Selain hasil dari model indeks tunggal dapat digunakan sebagai input
analisis portofolio, model indeks tunggal dapat juga digunakan secara
langsung untuk analisis portofolio. Analisis portofolio menyangkut
perhitungan return ekspektasian portofolio dan risiko portofolio

7
1) Return Ekspektasian Portofolio
Return ekspektasian dari suatu portofolio selalu merupakan rata-
rata tertimbang dari return ekspektasian portofolio menjadi:

( ∑ (

Dengan mensubstitusikan E(Ri) menggunakan nilai di persamaan,


return ekspektasian portofolio menjadi:

( ∑ ( (

Model indeks tunggal memiliki bebrapa karakteristik sebagai


berikut ini:

Maka dengan mensubtitusikan karakteristik dari model indeks


tunggal, akan didapat rumus:

2) Risiko Portofolio
Varian dari suatu sekuritas yang dihitung berdasarkan model
indeks tunggal telah teruraikan dan dapat dilihat di persamaan. Varian
dari sekuritas ini adalah:
σi2 = βi2 . σM2 + σei2

8
Varian dari portofolio sebesar

Dengan menggunakan karakteristik beta, maka varian dari


portofolio selanjutnya dapat dituliskan sebagai berikut:

Daftar Pustaka
Jogiyanto, Hartono. 2008. Teori Portofolio Dan Analisis Investasi.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

9
REVIEW JURNAL

10
Pembentukan Portofolio Optimal Saham Syariah yang Terdaftar di JII dengan
Judul
Metode Single Index Model
Jurnal Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1895-1904
Volume & Halaman Vol.7 No.3 Hal.1895-1904
Tahun 2021
Penulis Sukma Febrianti, Marjono, Tia Apriani
Mohammad Khoiruzi Afiq (22105380633)
Reviewers Joko Kunto Wibisono (22105380637)
Febriana Nafi’ah Vidyasari (22105380631)
Abstrak Sudah dengan cukup jelas menggambarkan keseluruhan jurnal secara
ringkas.namun, terdapat beberapa catatan yaitu perlu ditambahkan informasi
Abstrak
ringkas terkait dengan penggunaan jenis metode penelitian dan teknik analsis
data yang digunakan dalam abstrak.
Beberapa penelitian dilakukan dengan menerapkan metode portofolio optimal
seperti yang dilakukan oleh (Eko, 2008) dimana dengan menggunakan konsep
model indeks tunggal dan Constant Correlation Model yang diaplikasikan pada
saham-saham berkapitalisasi besar (LQ45), didapat hasil portofolio saham yang
optimal terdiri dari saham TLKM, ASII, INTP dan PNBN. Kemudian penelitian
yang dilakukan oleh Sigit Triharjono (2013) juga menggunakan sampel saham
LQ45 dengan metode Single Index Model didapat hasil portofolio optimal
terdiri dari saham AALI dan ANTM. Sedangkan (Oktaviani & Wijayanto, 2016)
melakukan penelitian untuk mendapatkan portofolio optimal dengan
menggunakan sampel saham-saham LQ45. dan JII. alat analisis menggunakan
Single Index Model untuk melihat portofolio optimal dan Indeks Jensen untuk
menilai kinerja saham. (Wati et al., 2016) juga menggunakan metode Single
Index Model dalam menentukan komposisi portofolio optimal pada saham yang
termasuk 50 Leading Companies in Market Capitalization, didapatkan hasil ada
5 saham yang termasuk dalam portofolio optimal dari 31 suham yang diamati
Latar Belakang
sebagai sampel, yaitu saham AALI UNVR. HMSP, EMTK dan ICBP.

Penelitian ini menggunakan metode single index model untuk menentukan


protofolio optimal pada saham-saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index
(JII) karena model ini merupakan penyederhaan dari model Markowitz yang
lebih dulu muncul. Perkembangan saham syariah memang cukup signifikan
seiring bertumbuhnya secara signifikan jumlah investor di Indonesia termasuk
juga di dunia yang menunjukkan perkembangan semenjak krisis negara-negara
besar seperti Eropa dan Amerika yang sangat berdampak pada perekonomian di
dunia membuat para investor mulai melirik saham-saham yang berbasis Syariah
karena dianggap mempunyai kestabilan yang baik ketika perekonomian sedang
mengalami krisis, hal ini dungkapkan oleh (Albaity & Ahmad, 2008),
dikarenakan pasar modal syariah mempunyai kemampuan yang lebih baik untuk
menyesuaikan diri dari gangguan krisis eksternal.

11
Berdasarkan alasan diatas peneliti tertarik untuk melakukan pengambilan
sampel saham-saham yang terdaftar di JII selama periode 2017-2019 dengan
tujuan untuk mendapatkan pemilihan protofolio saham yang optimal dengan
proporsi dana yang ditanamkan di saham yang terbentuk dalam portofolio
tersebut. Hal ini untuk memberikan tingkat keuntungan maksimal yang
diinginkan investor dengan tingkat risiko tertentu.
Catatan:
a. Tidak ada gaps. Temuan penelitian terdahulu yang terkait tidak
digunakan untuk menjustifikasi kebaruan dari penelitian ini.
b. Tidak ada penjelasan tentang pentingnya (kontribusi. apa & kepada
siapa, yang dihasil dari penelitian ini)
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun portofolio optimal saham syariah yang
terdaftar di JII agar dapat menghasilkan return yang lebih tinggi dengan
menggunakan metode model indeks tunggal.

Catatan:
Tujuan Penelitian a. Bukan menyusun tetapi menggunakan SIM untuk Menyusun
portfolio optimal. (lihat paragraf 9 dari pendahuluan). Dengan
kata lain penelitian ini mengimplementasikan SIM untuk
membuat portfolio optimal.
b. Tujuan penelitian: memberikan gambaran bagaimana
implementasi/penggunaan SIM dalam menyusun portfolio.

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu menggunakan


data harga saham dari saham-saham yang dijadikan sampel penelitian, data
indeks harga saham gabungan (IHSG) serta data suku bunga Bank Indonesia (BI
Rate).

Penarikan sampel diambil dengan non probability sampling dengan teknik


purposive sampling. Adapun kriteria sampel adalah perusahaan yang selama
tahun pengamatan pada 2017 sampai dengan 2019 tidak pernah delisting dari
JIL serta konsisten dalam menghasilkan laba. Berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan tersebut didapat 17 perusahaan yang listing di JII yang dijadikan
Metode Penelitian sebagai sampel.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah return aktiva bebas risiko
(RBR), Expected Return saham individual-E(Ri), Beta, Variance, ERB, Ci. dan
proporsi dana masing-masing portofolio.
Catatan:
Ini bukan variable penelitian, tetapi variable yang digunakan SIM dalam
membuat portfolio.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi


dan menggunakan sumber data sekunder yaitu mengumpulkan data penelitian

12
yang dibutuhkan dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id untuk
mendapatkan data harga Saham individual melalui website
www.yahoofinance.com, serta data dari Sertifikat Bank Indonesia untuk
memperoleh BI Rate.

Teknik analisis data yang digunakan adalah Single indeks model untuk
menemukan proporsi yang optimal dari portofolio.

Catatan Teknik Analisa Data:


a. Single Index Model bukan prosedur Analisa data tetapi prosedur untuk
menyusun portfolio.
b. Jika Single Index Model adalah prosedur Analisa Data Penelitian untuk
penelitian dalam bidang ekonomi bisnis seperti ini seharusnya peneliti
memberikan referensi.

Catatan keseluruhan Metode Penelitian:

Tidak dijelaskan lebih dalam rumus perhitungan tidak dicantumkan dalam


metode penelitian namun dijelaskan pada latar belakang, seharusnya untuk
rumus perhitungan dimasukkan ke dalam metode penelitian pada teknik analisis
data dan juga tidak dijelaskan alasan pengambilan sampel dilakukan pada
periode 2017-2019 serta jumlah populasi tidak dijelaskan secara eksplisit dalam
penelitian

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa apabila portofolio disusun secara


optimal akan memberikan return yang lebih tinggi dibandingkan return pasar.
Secara keseluruhan hasil dari pemilihan saham untuk porotofolio optimal yang
terdiri dari saham ICBP, INCO, SMGR, PTBA dan ANTM dengan proporsi
dan terbesar pada saham ICBP (59,93%) dan INCO (16,16%). Hasil ini berbeda
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Oktaviani & Wijayanto,
2016) yang menempatkan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sebagai saham
dengan proporsi dana terbesar (lebih dari 50%) sedangkan dalam penelitian ini
UNVR tidak masuk dalam portofolio optimal. Hal ini dikarenakan data yang
Hasil Penelitian diambil berbeda tahun dan diatas tahun 2016 setelah dilakukan stocksplit harga
saham UNVR cenderung terkoreksi. Untuk saham ICBP sama-sama masuk
dalam pilihan portofolio optimal karena harga saham ICBP cenderung
menunjukkan kestabilan disbanding dengan harga saham perusahaan lain.
Untuk return protofolio yang dihasilkan menunjukkan kesamaan bahwa
portofolio yang disusun secara optimal akan memberikan return yang lebih
tinggi dibandingkan return pasar.

Catatan:
Tidak dijelaskan kontribusi penelitian baik secara praktis maupun teori.
Kesimpulan Dari jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa dari 17 perusahaan yang lolos

13
seleksi dalam pemilihan sampel dan diolah datanya (periode 2017-2019) dengan
menggunakan perhitungan portofolio single index model didapat hasil 5
perusahaan terbaik dari indeks JII yang masuk dalam portofolio optimal yaitu
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Vale Indonesia Tbk (INCO). PT
Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Aneka
Tambang, Tbk (ANTM). Dengan kombinasi 5 saham tersebut menghasil return
protofolio sebesar 1.04% per bulan atau 12.48% per tahun, return ini lebih besar
dari return index JII. Tetapi nilai ini masih di bawah return portofolio dari data
yang diambil sebelum tahun 2017, karena periode penelitian ini (2017-2019)
merupakan periode bearish | bagi pasar modal Indonesia, walaupun begitu tetap
bisa menghasilkan return yang lebih tinggi dari return pasarnya. Dengan
menyusun portofolio optimal terbukti akan memberikan keuntungan yang lebih
tinggi bagi investor.

14

Anda mungkin juga menyukai