Oleh :
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI ASN,
KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DALAM NKRI
Judul : Penetapan target pemeriksaan sarana Apotek di Kota
Bima yang berdasarkan analisa resiko pemeriksaan
tahun sebelumnya yang terdokumentasi
Nama : Muhammad Alvian Rahmansyah
NIP : 19941012 201903 1 001
Unit Kerja : Loka Pengawas Obat dan Makanan (Loka POM) di
Kabupaten Bima
Telah disetujui di depan Penguji Pada Hari Senin Tanggal 28 Mei 2019
Mentor Pembimbing
Penguji
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
karunianya, laporan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS pada Badan Pengawas Obat
dan Makanan dapat terselesaikan dengan baik. Laporan ini disusun dalam rangka
aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA). Nilai dasar tersebut akan diterapkan dalam
6 (enam) kegiatan yang dilaksanakan di Loka Pengawas Obat dan Makanan (Loka POM)
di Kabupaten Bima.
Penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan banyak
masukan dan bimbingan sehingga laporan aktualisasi ini dapat terselesaikan. Untuk itu
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Yogi Abaso Mataram, S.Si., Apt. selaku Mentor dan Kepala di Loka POM
di Kabupaten Bima.
2. Ibu Binda Kharismarina W., S.H. selaku coach atau pembimbing selama proses
pembuatan aktualisasi.
3. Seluruh Bapak/Ibu panitia yang telah mendukung dan mendampingi Penulis ketika
melaksanakan Latsar di PPMKP Ciawi.
4. Keluarga besar Penulis yang telah memberikan dukungan baik motivasi dan doa
selama pelaksanaan Latsar.
5. Rekan-rekan Latsar CPNS Golongan III BPOM Tahun 2019 Angkatan III.
6. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan Latsar tersebut yang
tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Untuk mewujudkan PNS sebagai bagian dari Aparatur Sipil Negara (ASN) yang
profesional, maka sesuai amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000
tentang Pendidikan dan Pelatihan (diklat) Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) ditetapkan
bahwa diklat untuk pembentukan Calon pegawai negeri Sipil (CPNS) adalah Pelatihan
Dasar. Pada tahun ini, Pelatihan Dasar menerapkan metode baru sehingga diharapkan
peserta mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS pada unit kerja masing-
masing.
iii
Laporan aktualisasi ini merupakan pedoman untuk mengimplementasikan nilai-
nilai dasar profesi PNS yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi, sehingga dalam menjalankan tugas di setiap unit
kerja peserta sudah mempunyai gambaran apa yang akan dilakukan untuk
mengimplementasikan nilai-nilai dasar profesi PNS tersebut.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan aktualisasi
ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun
agar kedepannya dapat menjadi lebih baik.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
2.4 Laporan aktualisasi..................................................................................................... 26
2.4.1 Identifikasi Isu...................................................................................................... 26
2.4.2 Prioritas Pemecahan Isu...................................................................................... 30
2.4.3 Alternatif Pemecahan Isu .................................................................................... 32
2.4.4 Rancangan kegiatan............................................................................................. 33
2.4.5 Jadwal kegiatan .................................................................................................... 43
BAB III. CAPAIAN HASIL AKTUALISASI ..................................................................... 44
3.1 Kendala dan Antisipasi ............................................................................................... 44
3.2 Capaian Hasil Aktualisasi .......................................................................................... 44
3.3 Analisis Dampak ......................................................................................................... 53
BAB IV. PENUTUP .............................................................................................................. 59
4.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 59
4.2 Komitmen Diri............................................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 61
LAMPIRAN ........................................................................................................................... 62
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
instansi tempat bekerja yakni di Loka POM di Kabupaten Bima. Aktualisasi nilai
dasar merupakan suatu proses untuk membuat kelima nilai dasar (ANEKA)
menjadi aktual atau nyata terjadi serta sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
(tupoksi) di Loka POM di Kabupaten Bima. Aktualisasi tersebut disesuaikan
dengan nilai dasar ANEKA, tugas pokok dan fungsi, serta visi misi dalam
organisasi Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Dalam laporan aktualisasi ini terdapat isu yang sedang dihadapi oleh
Loka POM di Kabupaten Bima. Yakni isu “Belum optimalnya penilaian
sarana pemeriksaan Apotek di Kota Bima berdasarkan analisa resiko untuk
penetapan sarana pemeriksaan Apotek di Kota Bima tahun 2019” sehingga
belum ditentukannya prioritas pemeriksaan sarana Apotek di Kota Bima
berdasarkan analisa resiko untuk tahun 2019. Isu ini menghambat salah satu
tugas Loka POM di Kabupaten Bima untuk melakukan pengawasan
sarana/fasilitas pelayanan kefarmasian khususnya sarana Apotek di Kota
Bima. Sehingga perlu ditemukan alternatif pemecahan isu tersebut dengan
menggunakan metode Tapisan Isu Mc.Namara. Gagasan yang ditemukan
akan di implementasikan dengan nilai-nilai dasar ASN yang merupakan salah
satu dari pendidikan karakter untuk membentuk karakter ASN yang
Profesional.
1.2 Tujuan
2
Ruang lingkup disini terkait dengn adanya keterbatasan ruang, waktu,
dan anggaran biaya dalam pelaksanaan tahap aktualisasi pada Pelatihan Dasar
CPNS Golongan III ini, dan juga sebagai pembatas pembahasan dalam laporan
ini agar tidak meluas jauh dari pokok bahasan sehingga tercapai maksud dan
tujuan dari penulisan laporan ini. Ruang lingkup yang ditinjau dalam
penulisan laporan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN ini adalah sebagai
berikut:
1. Aktualisasi nilai-nilai dasar profesi Aparatur Sipil Negara ini dilakukan
di tempat tugas peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III, yaitu Badan
Pengawas Obat dan Makanan, pada Loka POM di Kabupaten Bima.
Aktualisasi nilai-nilai dasar profesi Aparatur Sipil Negara ini
dilaksanakan pada tanggal 18 April - 25 Mei 2019.
2. Nilai-nilai yang diaktualisasikan selama di tempat kerja meliputi:
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi.
3
BAB II. LAPORAN AKTUALISASI
2.1 Deskripsi Organisasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM)
2.1.1 Visi dan Misi Badan POM
A. Visi:
“Obat dan makanan aman meningkatkan kesehatan dan daya saing
bangsa”
B. Misi:
1. Meningkatkan sistem pengawasan obat dan makanan berbasis
resiko untuk melindungi masyarakat.
2. Mewujudkan kemandirian pelaku usaha dalam memberikan
jaminan keamanan obat dan makanan serta memperkuat
kemitraan dengan pemangku kepentingan.
3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan Badan POM.
4
b) Pelaksanaan kebijakan nasional di bidang pengawasan Obat
dan Makanan;
c) Penyusunan dan penetapan norma, standar, prosedur, dan
kriteria di bidang Pengawasan Sebelum Beredar dan
Pengawasan Selama Beredar;
d) Pelaksanaan Pengawasan Sebelum Beredar dan Pengawasan
Selama Beredar;
e) Koordinasi pelaksanaan pengawasan Obat dan Makanan
dengan instansi pemerintah pusat dan daerah;
f) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
pengawasan Obat dan Makanan;
g) Pelaksanaan penindakan terhadap pelanggaran ketentuan
peraturan perundang- undangan di bidang pengawasan
Obat dan Makanan;
h) Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian
dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di
lingkungan BPOM;
i) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi
tanggung jawab BPOM;
j) Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BPOM;
dan
k) Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada
seluruh unsur organisasi di lingkungan BPOM.
2. Pengawasan Sebelum Beredar sebagaimana dimaksud pada poin
1 c) adalah pengawasan Obat dan Makanan sebelum beredar
sebagai tindakan pencegahan untuk menjamin Obat dan
Makanan yang beredar memenuhi standar dan persyaratan
keamanan, khasiat/manfaat, dan mutu produk yang ditetapkan.
3. Pengawasan Selama Beredar sebagaimana dimaksud pada poin
1 c) adalah pengawasan Obat dan Makanan selama beredar
untuk memastikan Obat dan Makanan yang beredar memenuhi
5
standar dan persyaratan keamanan, khasiat/ manfaat, dan mutu
produk yang ditetapkan serta tindakan penegakan hukum.
6
Konsistensi dan keteguhan yang tidak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan
3. Kredibilitas
Dapat dipercaya, dan diakui oleh masyarakat luas, nasional dan
internasional
4. Kerjasama Tim
Mengutamakan keterbukaan, saling percaya, dan komunikasi yang
baik
5. Inovatif
Mampu melakukan pembaruan dan inovasi-inovasi sesuai dengan
perkembangan ilm pengetahuan dan kemajuan teknologi kini.
6. Responsif/Cepat Tanggap
Anstisipatif dan responsive dalam menangani masalah.
7
Gambar 1. Struktur Organisasi Badan POM
2.2 Deskripsi Organisasi Loka POM di Kabupaten Bima
Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan No. 12 Tahun 2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan
Badan Pengawas Obat dan Makanan berisi tentang pembentukan Unit
Pelayanan Teknis (UPT) di lingkungan pengawasan Badan POM. Loka POM
di Kabupaten Bima termasuk salah satu UPT yang terbentuk dari Per BPOM
No. 12 Tahun 2018 tersebut.
Loka POM di Kabupaten Bima ini sebelumnya merupakan Pos
Pengawasan Obat dan Makanan (Pos POM) di Kabupaten Bima. Dimana
tujuan pembentukan Pos POM di Kabupaten Bima yaitu untuk
mengoptimalkan pengawasan di cathment area di pulau Sumbawa khususnya
Kabuaten Bima, Kota Bima, dan Kabupaten Dompu. Sedangkan fungsi secara
umum antara lain pengawasan sarana distribusi, melaksankan sampling, dan
uji cepat menggunakan Rapid test dan KIE dengan tokoh masyarakat.
8
besar/balai pengawas obat dan makanan sebagai koordinator loka pengawas
obat dan makanan.
Pada bagian yang diberikan garis merah di atas adalah posisi saya di
Loka POM di Kabupaten Bima. Saya termasuk dalam kelompok jabatan
fungsional. Di dalam jabatan tersebut tugas saya di Bidang penindakan.
Menurut PerBPOM 12 Tahun 2018 Pasal 15 tugas saya di Bidang
9
penindakan adalah melaksanakan kebijakan operasional di bidang
penindakan terhadap pelanggaran ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang pengawasan Obat dan Makanan.
2.3 Nilai- nilai Dasar Profesi ASN serta Kedudukan Peran ASN dalam
NKRI
Ada 5 (lima) nilai-nilai dasar profesi ASN yang dibutuhkan dalam
menjalankan tugas jabatan secara profesional sebagai pelayan masyarakat
meliputi : 1) Akuntabilitas; Nasionalisme; 3) Etika Publik; 4) Komitmen
Mutu; dan 5) Anti Korupsi atau dapat disingkat sebagai ANEKA. Penjelasan
dari kelima nilai tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.
2.3.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan sebuah kewajiban individu, kelompok,
atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya. Amanah seorang Pegawai Negeri Sipil adalah menjamin
terwujudnya nilai-nilai publik antara lain:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi
konflik kepentingan antara kepentingan publik dengan sektor,
kelompok dan pribadi.
10
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis.
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
d. Menunjukkan sikap dan prilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintah.
Akuntabilitas terdiri dari beberapa aspek. Menurut LAN RI
(2015:8), aspek-aspek tersebut terdiri dari:
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi
e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja
Berdasarkan aspek-aspek tersebut seorang PNS harus memiliki
tanggung jawab dalam menjalankan setiap tugasnya. Bovens (dalam
LAN RI, 2015:10) menyatakan bahwa akuntabilitas publik memiliki
tiga fungsi utama yaitu:
a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi);
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional);
c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Akuntabilitas publik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
akuntabilitas vertikal (vertical accountability) dan akuntabilitas
horizontal (horizontal accountability). Akuntabilitas vertikal adalah
pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih
tinggi. Akuntabilitas vertikal membutuhkan pejabat pemerintah untuk
melaporkan “ke bawah” kepada publik. Sedangkan akuntabilitas
horizontal adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.
Akuntabilitas ini membutuhkan pejabat pemerintah untuk melaporkan
“ke samping” kepada para pejabat lainnya dan lembaga negara.
Selain itu, menurut LAN RI (2015: 11), akuntabilitas terdiri dari
5 tingkatan sebagai berikut.
11
1. Akuntabilitas personal
2. Akuntabilitas individu
3. Akuntabilitas kelompok
4. Akuntabilitas organisasi
5. Akuntabilitas stakeholder
Akuntabilitas memiliki empat dimensi agar memenuhi
terwujudnya sektor publik yang akuntabel, diantaranya sebagai berikut.
a. Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability for probity and
legality);
b. Akuntabilitas proses (process accountability);
c. Akuntabilitas program (program accountability);
d. Akuntabilitas kebijakan (policy accountability).
Dalam pengambilan keputusan yang akuntabel, seorang PNS
mengambil langkah-langkah sebagai berikut.
a. Memastikan tindakan dan keputusan yang berimbang dan tidak bias.
b. Bertindak adil dan mematuhi prinsip-prinsip due process.
c. Akuntabel dan transparan.
d. Melakukan pekerjaan secara penuh, efektif, dan efisien.
e. Berperilaku sesuai dengan standar sektor etika publik sesuai dengan
organisasinya.
f. Mendeklarasikan secara terbuka bila terjadi adanya potensi konflik
kepentingan.
Nilai-nilai sebagai upaya menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel
antara lain:
a. Kepemimpinan (memberikan contoh pada orang lain, adanya
komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan);
b. Transparansi (mendorong komunikasi dan kerjasama,
meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan);
c. Integritas (kewajiban untuk mematuhi undang – undang, kontrak,
kebajikan, dan peraturan yang berlaku);
d. Tanggung jawab/Responsibilitas (terbagi atas responsibilitas
perseorangan dan responsibilitas institusi);
12
e. Keadilan (ketidakadilan dapat menghancurkan kepercayaan dan
kredibilitas organisasi);
f. Kepercayaan (lingkungan akuntabilitas akan lahir dari hal – hal
yang dapat dipercaya);
g. Keseimbangan (keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas);
h. Kejelasan (mengetahui kewenangan dan tanggungjawab); dan
i. Konsistensi (konsistensi menjamin kestabilan).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
akuntabilitas merupakan kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai oleh PNS.
2.3.2 Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa
lain sebagaimana mestinya (chauvinism). Sedangkan dalam arti luas,
nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain
(LAN RI, 2015:1). Secara politis nasionalisme berarti pandangan atau
paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya
yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN, salah satu fungsi
ASN adalah menjalankan kebijakan publik. Kebijakan publik
diharapkan dapat dilakukan dengan integritas tinggi dalam melayani
publik sehingga dalam menjadi pelayan publik yang professional. ASN
adalah aparat pelaksana yang melaksanakan segala peraturan
perundang-undangan yang menjadi landasan kebijakan publik untuk
mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan.
Indikator-indikator yang terdapat dalam nilai nasionalisme yang
harus dimiliki Aparatur Sipil Negara antara lain sebagai berikut:
a. Berwawasan kebangsaan yang kuat
b. Memahami pluralitas
13
c. Berorientasi kepublikan yang kuat
d. Mementingkan kepentingan nasional di atas segalanya
14
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN.
Selanjutnya, perlu diketahui tentang nilai-nilai dasar etika
publik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang ASN sebagai
berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara Pancasila;
b. Setia dan mempertahankan Undang-undang dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945;
c. Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik;
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
15
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
Selanjutnya nilai-nilai dasar etika publik berdasarkan Undang-
undang ASN diringkas menjadi 5, yakni:
1. Tanggung jawab
2. Tidak diskriminatif/netralitas
3. Profesional
4. Jujur, cepat, akurat, santun, tanggap
5. Transparan
Dimensi etika publik terdiri dari: 1) dimensi tujuan pelayanan
publik yang bertujuan untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan
relevan; 2) dimensi modalitas yang terdiri dari akuntabilitas, transparansi,
dan netralitas; serta 3) dimensi tindakan integritas publik (LAN,
2015:11). Ketiga dimensi tersebut dapat menjadi dasar untuk menjadi
pelayan publik yang beretika. Etika publik menjadi sebuah refleksi
kritis yang mengarahkan nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan, dan
kesetaraan yang dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian
terhadap kesejahteraan masyarakat.
Pelayanan publik yang profesional membutuhkan tidak hanya
kompetensi teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika. Oleh
karena itu perlu dipahami etika dan kode etik pejabat publik. Tanpa
memiliki kompetensi etika, pejabat cenderung menjadi tidak peka, tidak
peduli dan bahkan seringkali diskriminatif, terutama pada masyarakat
kalangan bawah yang tidak beruntung. Etika publik merupakan refleksi
kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas,
keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud
keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat.
Dengan diterapkannya kode etik ASN, perilaku pejabat publik harus
berubah dari penguasa menjadi pelayan, dari wewenang menjadi
16
peranan, dan menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah yang
harus dipertanggung jawabkan bukan hanya di dunia namun juga di
akhirat.
Terdapat 6 prinsip etika publik, yaitu:
1) Keindahan (beauty), yakni prinsip yang berkaitan/dapat
menghasikan rasa senang
2) Persamaan (equality), yakni prinsip yang berkaitan dengan
kesamaan harkat dan derajat/tidak diskriminatif
3) Kebaikan (goodness), yakni prinsip yang berkaitan dengan cita
rasa/perasaan
4) Keadilan (justice), yakni prinsip yang berkaitan dengan rasa adil
(didasarkan kebutuhan)
5) Kebebasan (liberty), yakni prinsip yang berkaitan dengan
keleluasaan namun tidak mengganggu orang lain
6) Kebenaran (truth), yakni prinsip yang didasarkan pada kebenaran
baik secara ilmiah maupun mutlak
Agar etika publik dapat dihayati, diperlukan kode etik diantara
aparatur sipil negara. Dengan rumusan kode etik yang baik dan diikuti
sebagai pedoman bertindak dan berperilaku, sehingga para aparatur
negara akan melihat kedudukan mereka sebagai alat bukan sebagai
tujuan.
Mengacu pada TAP MPR NO.VI/MPR/2001 ada pokok-pokok
etika kehidupan berbangsa yaitu:
a. Etika sosial dan budaya
b. Etika politik dan pemerintahan
c. Etika ekonomi dan bisnis
d. Etika penegakan hukum yang berkeadilan
e. Etika keilmuan
f. Etika lingkungan.
17
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Aspek utama yang menjadi target stakeholder adalah
layanan yang komitmen pada mutu melalui penyelenggaraan tugas
secara efektif, efisien, inovatif dan berorientasi mutu.
a. Efektif
Efektivitas menunjukan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja
sedangkan efektivitas organisasi berarti sejauh mana organisasi
dapat mencapai tujuan yang ditetapkan, atau berhasil mencapai
apapun yang coba dikerjakannya. Efektivitas organisasi berarti
memberikan barang atau jasa yang dihargai oleh pelanggan.
b. Efisien
Efisien adalah jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai
tujuan atau tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumberdaya dan
bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga tidak terjadi pemborosan
sumber daya sedangkan efisiensi organisasi adalah jumlah sumber daya
yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Efisiensi organisasi
ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang, dan manusia yang
dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah keluaran tertentu. Efisensi
dapat dihitung sebagai jumlah sumber daya yang digunakan untuk
menghasilkan barang dan jasa.
c. Inovasi
Inovasi adalah cara utama dimana suatu organisasi beradaptasi
terhadap perubahan di pasar, teknologi dan persaingan.
d. Mutu
Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yag diberikan
kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, dan
bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar
yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja.
18
Nilai-nilai dasar orientasi mutu dalam memberikan layanan prima
sekurang-kurangnya akan mencakup hal-hal berikut.
a. Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan customer/clients.
b. Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan
memelihara agar customer/clients tetap setia.
c. Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi tanpa cacat,
tanpa kesalahan, dan tidak ada pemborosan.
d. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan
dengan pergeseran tuntutan kebutuhan customer/clients mauun
perkembangan teknologi.
e. Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan.
f. Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai
cara, antara lain pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif,
kolaborasi dan benchmark.
19
3. Korupsi Investif yaitu penawaran barang/jasa yang keuntungannya
diharapkan dimasa datang;
4. Korupsi Nepotistik yaitu ditandai dengan perlakuan khusus kepada
kerabatnya dalam suatu kedudukan;
5. Korupsi Autogenik yaitu korupsi yang di lakukan individu dengan
memanfaatkan kelebihan pemahaman dan pengetahuannya sendiri;
6. Korupsi Suportif yaitu tindakan korupsi untuk melindungi tindak
korupsi lainnya;
7. Korupsi Defensif yaitu korupsi yang terpaksa dilakukan untuk
mempertahankan diri dari pemerasan.
Menurut UU No. 31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7
kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri dari: (1) kerugian
keuangan negara; (2) suap-menyuap; pemerasan; (4) perbuatan curang;
(5) penggelapan dalam jabatan; (6) benturan kepentingan dalam
pengadaan; dan (7) gratifikasi.
Menanamkan sikap sadar anti korupsi merupakan salah satu
cara untuk menjauhkan diri kita dari korupsi. Nilai-Nilai dasar anti
korupsi adalah sebagai berikut.
a. Jujur
b. Peduli
c. Mandiri
d. Disiplin
e. Tanggungjawab
f. Kerja keras
g. Sederhana
h. Berani
i. Adil
Korupsi juga disebut sebagai kejahatan yang luar biasa, karena
dampaknya menyebabkan kerusakan dalam ruang lingkup pribadi,
keluarga, masyarakat, dan kehidupan yang luas. Menurut LAN RI
(2014:8) yang dikutip dari berbagai sumber, dampak perilaku dan
tindak pidana korupsi adalah sebagai berikut.
20
a. Negara korup harus membayar biaya hutang yang lebih besar
b. Harga infrastruktur lebih tinggi
c. Tingkat korupsi yang tinggi meningkatkan ketimpangan pendapatan
dan kemiskinan
d. Korupsi menurunkan investasi dan karenanya menurunkan
pertumbuhan ekonomi
e. Persepsi korupsi memiliki dampak yang kuat dan negatif terhadap
arus investasi asing
f. Negara-negara yang dianggap memiliki tingkap korupsi yang relatif
rendah selalu menarik investasi lebih banyak dari pada negara rentan
korupsi
Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan
spiritual, dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia
di muka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu
kehidupannya harus dipertanggungjawabkan sehingga dapat menjadi
benteng kuat untuk anti korupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik akan
menghasilkan niat yang baik dan mendorong untuk memiliki visi dan misi
yang baik, hingga selalu memiliki semangat untuk melakukan proses atau
usaha untuk mendapatkan hasil terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan
secara publik.
21
a. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah yang sah;
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah
yang berwenang;
d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;
f. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baikdi dalam maupun
di luar kedinasan;
g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan
rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
h. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Hak PNS yang diatur dalam UU ASN yaitu:
a. Gaji, tunjangan, dan fasilitas
b. Cuti
c. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua
d. Perlindungan
e. Pengembangan kompetensi
Hak PPPK yang diatur dalam UU ASN yaitu:
a. Gaji dan tunjangan
b. Cuti
c. Perlindungan
d. Pengembangan kompetensi
3. Kode Etik dan Prilaku ASN
Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga
martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku
berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:
22
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab,
dan berintegritas tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
e. Melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
Pejabat yang Berwenang sejauh tidak bertentangandengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
f. Menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara
bertanggungjawab, efektif, dan efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan;
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas,
status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk
orang lain;
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN; dan
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan
mengenai disiplin Pegawai ASN.
Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ini
menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi
pemerintah. Fungsi kode etik dan kode perilaku ini sangat penting
dalam birokrasi dalam menyelenggarakan pemerintahan. Fungsi
tersebut, antara lain:
23
a. Sebagai pedoman, panduan birokrasi publik/aparatur sipil
negara dalam menjalankan tugas dan kewanangan agar
tindakannya dinilai baik.
b. Sebagai standar penilaian sifat, perilaku, dan tindakan
birokrasi publik/aparatur sipil negara dalam menjalankan
tugas dan kewenangannya.
24
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
2. Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik
Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah:
a. Partisipatif
Pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan
Pemerintah harus menyediakan akses bagi warga negara untuk
mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik
yang diselenggarakan tersebut.
c. Responsif
Pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan
kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya terkait dengan
bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan akan
tetapi juga terkait dengan mekanisme penyelenggaraan
layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan
pelayanan. Sebagai klien masyarakat, birokrasi wajib
mendengarkan aspirasi dan keinginan masyarakat yang
menduduki posisi sebagai agen.
d. Tidak diskriminatif
Pemerintah tidak boleh membedakan antara satu warga negara
dengan warga negara yang lain atas dasar perbedaan
identitas warga negara.
e. Mudah dan Murah
Mudah artinya berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut
masuk akal dan mudah untuk dipenuhi, Murah artinya
25
masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut terjangkau
oleh seluruh warga negara.
f. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan
tujuan-tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan
tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana,
tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah.
g. Aksesibel
Pelayanan pemerintah harus dapat dijangkau oleh warga
negara yang membutuhkan dalam arti fisik (dekat, terjangkau
dengan kendaraan publik, mudah dilihat, gampang ditemukan,
dan lain-lain.) dan dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang
terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh
masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.
h. Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggung-jawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan
sebagai alat melindungi kelompok rentan dan mampu
menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok lemah ketika
berhadapan dengan kelompok yang kuat.
Terdapat 7 (tujuh) sikap pelayanan prima yakni:
a. Passionate (bersemangat)
b. Progressive (memakai cara terbaik)
c. Proactive (antisipatif, tidak menunggu)
d. Prompt (segera dan cepat)
e. Patience (sabar)
f. Proportional (tidak mengada-ada)
g. Punctual (tepat waktu)
26
2.4.1 Identifikasi Isu
27
Bima sehingga kesadaran masyarakat terkait pelaporan penyalahgunaan obat
juga rendah.
Sebagai langkah identifikasi isu diatas, kemudian dilakukan analisa
isu dengan menggunakan alat penetapan yang didasarkan pada kriteria APKL
(Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan). Aktual berarti isu yang
dibahas sedang benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan.
Problematik artinya sebuah isu memiliki permasalahan yang kompleks
sehingga harus segera dicarikan solusi permasalahannya. Kekhalayakan
artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Kelayakan artinya isu
yang diangkat masuk akal dan realistis untuk dipecahkan masalahnya.
Berikut Tabel 2.1 Analisa isu berdasarkan kriteria APKL:
Kriteria Penilaian
No Isu Ket.
A P K L
Belum adanya pengawasan transaksi obat
ilegal secara online yang menyebabkan
1 adanya penjualan obat ilegal di wilayah √ √ √ √ Yes
cakupan Loka POM di Kabupaten Bima
28
Keterangan:
A : Aktual
P : Problematik
K : Kekhalayakan
L : Layak
Berdasarkan alat bantu penetapan isu diatas dapat disimpulkan bahwa
semua isu memenuhi semua kriteria, aktual, problematik, kekhalayakan dan
kelayakan.
29
Isu nomor 3 “Belum optimalnya kegiatan pemeriksaan sarana Apotek
di Kota Bima” memenuhi semua kriteria APKL. Isu ini aktual karena isu ini
sedang terjadi di Loka POM Bima dan menyangkut keberlangsungan kegiatan
pengawasan. Isu ini memenuhi kriteria problematik karena dengan adanya
hal ini membutuhkan tindak lanjut yang cepat agar proses pemeriksaan sarana
berlangsung lebih optimal. Isu ini memenuhi kriteria kekhalayakan karena
isu ini menyangkut banyak pihak terutama sarana apotek di Kota Bima. Isu
ini memenuhi kriteria kelayakan karena dengan adanya penetapan
pemeriksaan sarana yang terdokumentasi berdasarkan analisa resiko dapat
mempermudah mendapatkan prioritas kegiatan pengawasan yang akan
dilakukan.
Isu nomor 4 “Kurangnya kesadaran masyarakat akan pelaporan
penyalahgunaan obat di sekitarnya” memenuhi semua kriteria APKL. Isu ini
aktual karena isu ini sedang terjadi sampai sekarang di Loka POM Bima. Isu
ini memenuhi kriteria problematik karena membutuhkan tindak lanjut untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pelaporan terkait
penyalahgunaan obat di sekitarnya. Isu ini memenuhi kriteria kekhalayakan
karena isu ini menyangkut banyak pihak terutama masyarakat di wilayah
cakupan Loka POM Bima. Isu ini memenuhi kriteria kelayakan karena isu
ini menjadi menjadi penyebab maraknya penyalahgunaan obat.
30
Dari ketiga isu di atas, langkah selanjutnya adalah menetapkan
prioritas isu yang dilakukan dengan menggunakan metode USG (Urgency,
Seriousness, dan Growth).
Urgency artinya seberapa mendesaknya suatu isu harus segera dibahas,
dianalisis dan ditindaklanjuti.
Seriousness artinya seberapa serius suatu isu harus segera dibahas dikaitkan
dengan akibat yang akan ditimbulkan.
Growth adalah seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani dengan segera.
Adapun analisis isu berdasarkan kriteria USG dapat dilihat pada Tabel 2.2
sebagai berikut:
31
akan pelaporan penyalahgunaan
obat di sekitarnya
Keterangan :
U : Urgency Skor 3 : Sangat USG
S : Seriousness Skor 2 : USG
G : Growth Skor 1 : Tidak USG
32
Berdasarkan analisis faktor penyebab isu tersebut, diusulkan beberapa
gagasan untuk menyelesaikan isu di atas. Usulan gagasan tersebut diantaranya
sebagai berikut :
1. Dilakukan pemetaan SDM di Loka POM di Kabupaten Bima.
2. Penetapan target pemeriksaan sarana Apotek di Kota Bima yang
berdasarkan analisa resiko pemeriksaan tahun sebelumnya yang
terdokumentasi.
Dari agasan di atas perlu dipilih salah satu sebagai prioritas gagasan.
Penentuan prioritas digunakan dengan metode Tapisan Mc.Namara. Dari
analisis didapatkan hasil analisis disajikan pada Tabel 2.3. berikut ini
Penilaian Total
No Alternatif Gagasan Prioritas
K B L M Skor
33
cukup sederhana dan dapat memudahkan pemeriksaan sarana Apotek di Kota
Bima dalam penentuan prioritas pemeriksaan sarana berdasarkan analisa resiko
pemeriksaan tahun sebelumnya.
Sementara, alternatif pertama kurang layak dijadikan pemecahan isu
karena dari faktor biaya dan kemudahan. Alasannya adalah melakukan
pemetaan SDM di Loka POM di Kabupaten Bima harus memiliki kompetensi
dan keahlian, selain itu juga bukan ranah CPNS untuk melakukan pemetaan
SDM.
34
1. Koordinasi dan diskusi penyampaian ide gagasan “Penetapan target
pemeriksaan sarana Apotek di Kota Bima berdasarkan analisa resiko
pemeriksaan tahun sebelumnya yang terdokumentasi” dengan
Mentor
a. Tahapan Kegiatan
Menentukan jadwal diskusi dengan Mentor
Mendiskusikan kegiatan “Penetapan target pemeriksaan sarana
Apotek di Kota Bima berdasarkan analisa resiko pemeriksaan
tahun sebelumnya yang terdokumentasi” yang akan dilakukan
Membuat notulensi dari hasil diskusi
b. Output/Hasil
Hasil/output dari kegiatan ini adalah kesepakatan rangkaian
kegiatan yang tercatat dalam notulensi.
c. Pemaknaan Nilai ANEKA
Akuntabilitas (Transparan)
Penulis akan menyampaikan informasi terkait isu yang diangkat
dengan terbuka saat melakukan diskusi dengan mentor
Nasionalisme (Musyawarah)
Penulis melakukan diskusi dan musyawarah sehingga tercapai
kesepakatan kegiatan yang akan dilakukan dengan mentor.
Etika Publik (Menghargai Komunikasi, konsultasi dan
kerjasama)
Penulis akan merespon dan menerima saran dengan baik dari
mentor.
Komitmen Mutu (Efisien)
Penulis akan menggunakan waktu yang seoptimal mungkin di
dalam melakukan diskusi penentuan gagasan isu dengan mentor.
Anti Korupsi (Jujur)
Penulis akan menyampaikan ide gagasan sesuai dengan kondisi
atau keadaan yang sebenarnya. Penulis akan membuat notulensi
rapat koordinasi sesuai dengan hasil rapat koordinasi pada hari
tersebut.
35
d. Kontribusi TerhadapVisi/Misi Organisasi
Koordinasi dengan Mentor terkait mengenai penyampaian ide
gagasan pemecahan masalah dilakukan dengan transparan
menyampaikan informasi dengan terbuka dan menjujung tinggi
etika publik yang santun berkontribusi untuk mewujudkan visi dan
misi BPOM sebagai untuk meningkatkan sistem pengawasan
Obat dan Makanan berbasis resiko untuk melindungi
masyarakat.
e. Penguatan Nilai Organisasi
Koordinasi dengan Mentor terkait penyampaian ide gagasan
pemecahan masalah yang ditentukan di cetuskan untuk
mempermudah proses pengawasan Loka POM di Kabupaten Bima
dan dilakukan dengan transparan dan menjujung tinggi etika publik
yang santun dan saling menghormati berkontribusi mewujudkan
nilai profesional, kerja sama tim, inovatif dan responsif.
36
Penulis akan melakukan pengelompokan data sesuai dengan
kelompoknya masing masing dan melakukannya sesuai SOP
Mikro yang menjadi acuan dalam bekerja.
Nasionalisme (Kerja keras)
Penulis akan mengumpulkan data hasil pengawasan dengan
sungguh-sungguh, tidak menunda-nunda pekerjaan, dan fokus
dalam pengumpulan data pengawasan pemeriksaan sarana.
Etika Publik (Mengutamakan pencapaian hasil dan
mendorong kinerja pegawai)
Penulis akan melakukan pegumpulan data untuk memudahkan
dan meningkatkan kegiatan perencanaan pemeriksaan sarana di
periode mendatang.
Komitmen Mutu (Efektif)
Penulis akan mengumpulkan data dengan melakukan
pengelompokkan data untuk mempermudah proses selanjutnya
Anti Korupsi (Tanggung Jawab)
Penulis akan mengumpulkan data dengan disiplin sesuai dengan
target yang sudah direncanakan karena sebagai bentuk tanggung
jawab moral atas gaji yang sudah diterima.
37
3. Melakukan pembobotan resiko terhadap hasil pemeriksaan
sebelumnya (3 tahun terakhir) berdasarkan SOP Mikro
a. Tahapan Kegiatan
Menyiapkan kriteria dalam SOP mikro yang dijadikan acuan
Melakukan diskusi dengan rekan kerja yang lebih senior dan
mentor terkait penilaian pembobotan
Melakukan pembobotan resiko dengan cara menilai hasil
pemeriksaan sebelumnya yang disesuaikan dengan kriteria
dalam SOP mikro
b. Output/Hasil
38
Penulis akan melakukan pembobotan data dengan adil sesuai
porsinya, tidak menambahkan atau mengurangi kriteria
pembobotan dari semua data pemeriksaan sarana.
a. Tahapan Kegiatan
Menyiapkan hasil pembobotan resiko terhadap hasil
pemeriksaan sebelumnya yang disesuaikan dengan SOP mikro
Melakukan skoring hasil pembobotan resiko
Melakukan diskusi dengan rekan kerja yang lebih senior dan
mentor.
b. Output/Hasil
Hasil/output dari kegiatan ini adalah data skoring hasil pembobotan
resiko yang digunakan sebagai acuan dalam penetapan target
pemeriksaan di tahun 2019.
c. Pemaknaan Nilai ANEKA
Akuntabilitas (Integritas dan keadilan)
39
Penulis tidak akan mengubah informasi dari hasil skoring
pembobotan resiko untuk kepentingan pribadi dan melakukan
skoring dengan adil yang mengacu pada SOP Mikro.
Nasionalisme (Musyawarah dan Saling Menghormati)
Penulis akan melakukan musyawarah dalam penentuan skoring
hasil pembobotan dan bersikap menghargai dan menghormati
setiap masukan baik dari rekan kerja maupun Mentor.
Etika Publik (Transparan dan Santun)
Penulis akan melakukan mentoring terkait hasil skoring yang
telah dilakukan kepada Mentor, selain itu penulis juga
menggunakan bahasa dan sikap yang baik, santun dan sopan
ketika melakukan mentoring dengan Mentor.
Komitmen Mutu (Efisien)
Penulis akan waktu seoptimal mungkin agar skoring
pembobotan resiko dapat selesai tepat dengan jadwal yang telah
dirancang.
Anti Korupsi (Disiplin dan Kerja keras)
Penulis akan menyelesaikan skoring pembobotan resiko dengan
bersungguh-sungguh untuk mecapai target yang telah ditentukan
dan dalam jangka waktu yang direncanakan.
d. Kontribusi Terhadap Visi/Misi Organisasi
Pelaksanaan skoring pembobotan resiko dengan menerapkan nilai
integritas, adil saling menghormati, santun, efisien dilakukan dengan
penuh kesungguhan sehingga selesai dengan kualitas baik di waktu
yang tepat dapat berkontribusi untuk mewujudkan visi dan misi
BPOM untuk meningkatkan sistem pengawasan Obat dan
Makanan berbasis resiko untuk melindungi masyarakat.
e. Penguatan Nilai Organisasi
Pelaksanaan skoring pembobotan resiko dengan menerapkan nilai
integritas, keadilan, melakukan skoring dengan musyawarah dan
menghormati rekan, santun dan sopan dalam berkomunikasi, efisien
dilakukan dengan penuh kesungguhan dan kedisiplinan sehingga
40
selesai dengan kualitas baik di waktu yang tepat untuk mewujudkan
nilai professional, integritas, dan kerjasama tim.
a. Tahapan Kegiatan
Menyusun laporan hasil skoring
Menyerahkan hasil laporan kepada mentor
Meminta persetujuan mentor
b. Output/Hasil
Hasil/output dari kegiatan ini adalah laporan hasil skoring
pembobotan resiko yang telah disetujui.
c. Pemaknaan Nilai ANEKA
Akuntabilitas (Transparan)
Penulis akan melakukan pelaporan hasil skoring kepada Mentor
agar mentor tau hasil skoring yang telah dilakukan dan untuk di
koreksi kevalidan data skoring
Etika Publik (Mengutamakan pencapaian hasil dan
mendorong kinerja pegawai)
Penulis akan membuat laporan hasil skoring untuk acuan
pemeriksaan dan memudahkan dalam proses pemeriksaan
diperiode mendatang
41
mewujudkan visi dan misi BPOM untuk meningkatkan sistem
pengawasan Obat dan Makanan berbasis resiko untuk
melindungi masyarakat.
g. Penguatan Nilai Organisasi
Melaporkan hasil skoring pembobotan resiko kepada mentor dengan
memanfaatkan nilai transparan, mengutamakan pencapaian hasil dan
mendorong kinerja pegawai dan jujur dapat berkontribusi untuk
mewujudkan nilai profesional dan integritas.
42
Anti Korupsi (Jujur)
No Kegiatan Bulan
43
April Mei
4 5 1 2 3 4
44
BAB III
45
a. Tahapan Kegiatan
Menentukan jadwal diskusi dengan Mentor
Mendiskusikan kegiatan “Penetapan target pemeriksaan sarana
Apotek di Kota Bima berdasarkan analisa resiko pemeriksaan
tahun sebelumnya yang terdokumentasi” yang akan dilakukan
Membuat notulensi dari hasil diskusi
b. Output/Hasil
Hasil/output dari kegiatan ini adalah kesepakatan rangkaian
kegiatan yang tercatat dalam notulensi.
c. Pemaknaan Nilai ANEKA
Akuntabilitas (Transparan)
Penulis menyampaikan informasi terkait isu yang diangkat
dengan terbuka saat melakukan diskusi dengan mentor
Nasionalisme (Musyawarah)
Penulis melakukan diskusi dan musyawarah sehingga tercapai
kesepakatan kegiatan yang akan dilakukan dengan mentor.
Etika Publik (Menghargai Komunikasi, konsultasi dan
kerjasama)
Penulis merespon dan menerima saran dengan baik dari mentor.
Komitmen Mutu (Efisien)
Penulis menggunakan waktu yang seoptimal mungkin di dalam
melakukan diskusi penentuan gagasan isu dengan mentor.
Anti Korupsi (Jujur)
Penulis menyampaikan ide gagasan sesuai dengan kondisi atau
keadaan yang sebenarnya. Penulis akan membuat notulensi rapat
koordinasi sesuai dengan hasil rapat koordinasi pada hari
tersebut.
d. Kontribusi TerhadapVisi/Misi Organisasi
Koordinasi dengan Mentor terkait mengenai penyampaian ide
gagasan pemecahan masalah dilakukan dengan transparan
menyampaikan informasi dengan terbuka dan menjujung tinggi
etika publik yang santun berkontribusi untuk mewujudkan visi dan
46
misi BPOM sebagai untuk meningkatkan sistem pengawasan
Obat dan Makanan berbasis resiko untuk melindungi
masyarakat.
e. Penguatan Nilai Organisasi
Koordinasi dengan Mentor terkait penyampaian ide gagasan
pemecahan masalah yang ditentukan di cetuskan untuk
mempermudah proses pengawasan Loka POM di Kabupaten Bima
dan dilakukan dengan transparan dan menjujung tinggi etika publik
yang santun dan saling menghormati berkontribusi mewujudkan
nilai profesional, kerja sama tim, inovatif dan responsif.
47
Penulis mengumpulkan data hasil pengawasan dengan sungguh-
sungguh, tidak menunda-nunda pekerjaan, dan fokus dalam
pengumpulan data pengawasan pemeriksaan sarana.
Etika Publik (Mengutamakan pencapaian hasil dan
mendorong kinerja pegawai)
Penulis melakukan pegumpulan data untuk memudahkan dan
meningkatkan kegiatan perencanaan pemeriksaan sarana di
periode mendatang.
48
Menyiapkan kriteria dalam SOP mikro yang dijadikan acuan
Melakukan diskusi dengan rekan kerja yang lebih senior dan
mentor terkait penilaian pembobotan
Melakukan pembobotan resiko dengan cara menilai hasil
pemeriksaan sebelumnya yang disesuaikan dengan kriteria
dalam SOP mikro
b. Output/Hasil
49
d. Kontribusi TerhadapVisi/Misi Organisasi
Pembobotan data yang sudah dilakukan pengelompokan dilakukan
dengan adil mulai dari awal data yang di lakukan pembobotan
sampai data terakhir dan dimusyawarahkan dengan rekan kerja baik
yang senior maupun Mentor agar data pembobotan valid untuk
mewujudkan visi dan misi BPOM untuk meningkatkan sistem
pengawasan Obat dan Makanan berbasis resiko untuk
melindungi masyarakat.
a. Tahapan Kegiatan
Menyiapkan hasil pembobotan resiko terhadap hasil
pemeriksaan sebelumnya yang disesuaikan dengan SOP mikro
Melakukan skoring hasil pembobotan resiko
Melakukan diskusi dengan rekan kerja yang lebih senior dan
mentor.
b. Output/Hasil
Hasil/output dari kegiatan ini adalah data skoring hasil
pembobotan resiko yang digunakan sebagai acuan dalam
penetapan target pemeriksaan di tahun 2019.
c. Pemaknaan Nilai ANEKA
Akuntabilitas (Integritas dan keadilan)
Penulis tidak mengubah informasi dari hasil skoring
pembobotan resiko untuk kepentingan pribadi dan melakukan
skoring dengan adil yang mengacu pada SOP Mikro.
Nasionalisme (Musyawarah dan Saling Menghormati)
50
Penulis melakukan musyawarah dalam penentuan skoring
hasil pembobotan dan bersikap menghargai dan menghormati
setiap masukan baik dari rekan kerja maupun Mentor.
Etika Publik (Transparan dan Santun)
Penulis melakukan mentoring terkait hasil skoring yang telah
dilakukan kepada Mentor, selain itu penulis juga
menggunakan bahasa dan sikap yang baik, santun dan sopan
ketika melakukan mentoring dengan Mentor.
Komitmen Mutu (Efisien)
Penulis waktu seoptimal mungkin agar skoring pembobotan
resiko dapat selesai tepat dengan jadwal yang telah
dirancang.
Anti Korupsi (Disiplin dan Kerja keras)
Penulis menyelesaikan skoring pembobotan resiko dengan
bersungguh-sungguh untuk mecapai target yang telah
ditentukan dan dalam jangka waktu yang direncanakan.
d. Kontribusi Terhadap Visi/Misi Organisasi
Pelaksanaan skoring pembobotan resiko dengan menerapkan nilai
integritas, adil saling menghormati, santun, efisien dilakukan
dengan penuh kesungguhan sehingga selesai dengan kualitas baik
di waktu yang tepat dapat berkontribusi untuk mewujudkan visi
dan misi BPOM untuk meningkatkan sistem pengawasan Obat
dan Makanan berbasis resiko untuk melindungi masyarakat.
e. Penguatan Nilai Organisasi
Pelaksanaan skoring pembobotan resiko dengan menerapkan nilai
integritas, keadilan, melakukan skoring dengan musyawarah dan
menghormati rekan, santun dan sopan dalam berkomunikasi,
efisien dilakukan dengan penuh kesungguhan dan kedisiplinan
sehingga selesai dengan kualitas baik di waktu yang tepat untuk
mewujudkan nilai professional, integritas, dan kerjasama tim.
51
a. Tahapan Kegiatan
Menyusun laporan hasil skoring
Menyerahkan hasil laporan kepada mentor
Meminta persetujuan mentor
b. Output/Hasil
Hasil/output dari kegiatan ini adalah laporan hasil skoring
pembobotan resiko yang telah disetujui.
c. Pemaknaan Nilai ANEKA
Akuntabilitas (Transparan)
Penulis melakukan pelaporan hasil skoring kepada Mentor
agar mentor tau hasil skoring yang telah dilakukan dan untuk
di koreksi kevalidan data skoring
Etika Publik (Mengutamakan pencapaian hasil dan
mendorong kinerja pegawai)
Penulis membuat laporan hasil skoring untuk acuan
pemeriksaan dan memudahkan dalam proses pemeriksaan
diperiode mendatang
Anti Korupsi (Jujur)
Penulis mengajukan data hasil skoring yang valid sesuai data
yang ada kepada mentor dengan jujur tanpa mengubah
komponen data apapun.
d. Kontribusi Terhadap Visi/Misi Organisasi
Melakukan pelaporan hasil skoring pembobotan resiko kepada
mentor dengan memanfaatkan nilai tranparansi, mengutamakan
pencapaian dan mendorong kinerja pegawai dan jujur dapat
berkontribusi untuk mewujudkan visi dan misi BPOM untuk
meningkatkan sistem pengawasan Obat dan Makanan
berbasis resiko untuk melindungi masyarakat.
e. Penguatan Nilai Organisasi
Melaporkan hasil skoring pembobotan resiko kepada mentor
dengan memanfaatkan nilai transparan, mengutamakan
pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai dan jujur dapat
52
berkontribusi untuk mewujudkan nilai profesional dan
integritas.
53
d. Kontribusi Terhadap Visi/Misi Organisasi
Melakukan penetapan urutan pemeriksaan dengan memanfaatkan
nilai integritas, kerja keras, tidak berpihak, dan jujur dapat
berkontribusi untuk mewujudkan visi dan misi BPOM untuk
meningkatkan sistem pengawasan Obat dan Makanan
berbasis resiko untuk melindungi masyarakat.
e. Penguatan Nilai Organisasi
Melaporkan hasil skoring pembobotan resiko kepada mentor
dengan integritas, kerja keras, tidak berpihak, dan jujur dapat
berkontribusi untuk mewujudkan nilai profesional, integritas
dan kredibel.
54
analisa resiko kesepakatan akan mencapai
pemeriksaan kegiatan yang target
tahun akan dilakukan pemeriksaan yang
ditentukan
sebelumnya
Etika PublikMerespon dan Menyebabkan
yang menerima saran kesenjangan antar
(Menghargai
terdokumentasi” Komunikasi, dengan baik dari rekan kerja dan
dengan Mentor konsultasi dan mentor sehingga menyebabkan
kerjasama) dapat konflik internal
mempermudah antar rekan kerja
dalam
mengerjakan
kegiatan
Komitmen Komunikasi yang Target
Mutu (Efisien) efisien dengan pemeriksaan
melakukan nyang ditentukan
pertemuan yang tidak akan
terstruktur dan tercapai sehingga
terarah akan menurunkan
menghasilkan nilai RB
output/progress
yang lebih baik
Anti Korupsi Jujur dalam Menghilangkan
(Jujur) menyampaikan kepercayaan dari
tujuan kegiatan, atasan maupun
sehingga ada rekan kerja
masukan dari
senior untuk
melakukan
perbaikan
2. Mengumpulkan Akuntabilitas Pengelompokan Target
data target (Konsistensi) data disesuaikan pemeriksaan tidak
pemeriksaan sarana dengan akan tercapai
kelompoknya sehingga
Apotek di Kota
masing masing menurunkan
Bima selama 3 sehingga data kinerja dan
tahun terakhir yang diperoleh menurunkan
(2016, 2017, dan valid kepercayaan
2018) atasan
Nasionalisme Pengumpulan data Target
(Kerja keras) hasil pengawasan pemeriksaaan
dilakukan dengan tidak akan
sungguh-sungguh, tercapai dan
tidak menunda- menurunkan
nunda pekerjaan, kepercayaan
dan fokus dalam atasan
pengumpulan data
pengawasan
55
pemeriksaan
sarana sehingga
target tercapai.
Etika Publik Pegumpulan data Kinerja pegawai
(Mengutamakan dilakukan untuk tidak akan
pencapaian memudahkan dan berkembang dan
hasil dan meningkatkan dapat
mendorong kegiatan mempengaruhi
kinerja perencanaan RB
pegawai) pemeriksaan
sarana di periode
mendatang
Komitmen pengelompokan Target
Mutu (Efektif) data hasil pemeriksaan yang
pengawasan sudah ditentukan
dilakukan untuk tidak akan
mempermudah tercapai, sehingga
penentuan target mempengaruhi
pemeriksaan nilai RB
Anti Korupsi Mengumpulkan Akan menurunkan
(Tanggung data dengan kinerja pegawai
Jawab) disiplin sesuai sehingga
dengan target yang menurunkan
sudah kepercayaan dari
direncanakan atasan dan rekan
karena sebagai kerja
bentuk tanggung
jawab moral atas
gaji yang sudah
diterima
3. Melakukan Akuntabilitas Pembobotan Menurunkan
pembobotan resiko (Integritas dan dilakukan sesuai kepercayaan
terhadap hasil Keadilan) dengan SOP atasan dan juga
Mikro, dan antar rekan kerja
pemeriksaan
pembobotannya sehingga terjadi
sebelumnya (3 konstan atau adil kesenjangan
tahun terakhir) dari data pertama internal
berdasarkan SOP yang dilakukan
Mikro dan referensi pembobotan
terkait sampai data
terakhir
Nasionalisme Diskusi dan Menurunkan
(Musyawarah) musyawarah kepercayaan
dilakukan terhadap atasan dan juga
pembobotan yang antar rekan kerja
sudah dilakukan sehingga terjadi
untuk mencapai kesenjangan
hasil yang lebih internal
56
valid
Etika Publik Memakai bahasa Lingkungan kerja
(Santun) yang baik dan menjadi tidak
sopan ketika nyaman dan
berkomunikasi, terjadi
bekerjasama dan kesenjangan antar
berdiskusi dengan rekan kerja
rekan kerja senior
Komitmen Pembobotan yang Tidak akan efektif
Mutu (Efektif) dilakukan proses penentuan
mengacu pada pemeriksaan
SOP Mikro untuk sarana sehingga
mempermudah target
proses selanjutnya pemeriksaan tidak
dalam penentuan terpenuhi
prioritas skoring
Anti Korupsi Pembobotan data Menurunkan
(Adil) dilakukan dengan kepercayaan
adil sesuai atasan dan
porsinya, tidak berpengaruh pada
menambahkan kinerja pegawai
atau mengurangi
kriteria
pembobotan
sehingga data
yang diperoleh
valid
4. Melakukan Akuntabilitas Informasi dari Menurunkan
skoring terhadap (Integritas dan hasil skoring kepercayaan
hasil pembobotan keadilan) pembobotan resiko atasan dan rekan
resiko tidak dirubah kerja, dan juga
untuk kepentingan menurunkan
pribadi dan kinerja pegawai
melakukan skoring
dengan adil yang
mengacu pada
referensi terkait
Nasionalisme dilakukan Menyebabkan
(Musyawarah musyawarah terjadinya
dan Saling dalam penentuan kesenjangan
Menghormati) skoring hasil internal dalam
pembobotan dan lingkungan kerja
bersikap
menghargai dan
menghormati
setiap masukan
baik dari rekan
kerja maupun
57
Mentor
Etika Publik Mentoring terkait Menurunkan
(Transparan hasil skoring kepercayaan
dan Santun) kepada Mentor, atasan dan rekan
selain itu penulis kerja sehingga
juga menggunakan terjadi
bahasa dan sikap kesenjangan
yang baik, santun internal
dan sopan ketika
melakukan
mentoring dengan
Mentor
Komitmen waktu digunakan Menurunkan
Mutu (Efisien) seoptimal kinerja pegawai
mungkin agar dan kepercayaan
skoring atasan
pembobotan resiko
dapat selesai tepat
waktu
Anti Korupsi Skoring Menurunkan
(Disiplin dan pembobotan resiko kepercayaan
Kerja keras) dilakukan dengan atasan dan
sungguh-sungguh menurunkan
untuk mecapai kinerja pegawai
target yang telah
ditentukan dan
sesuai target
5. Pengajuan hasil Akuntabilitas Pelaporan hasil Menurunkan
skoring terhadap (Transparan) skoring kepada kepercayaan
mentor mentor agar hasil atasan dan rekan
kerja
skoring yang telah
dilakukan di
koreksi kevalidan
data skoring
58
yang ada kepada kerja
mentor dengan
jujur tanpa
mengubah
komponen data
apapun.
59
BAB IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam proses penyusunan laporan aktualisasi telah ditetapkan isu
“Belum optimalnya penilaian sarana pemeriksaan Apotek di Kota Bima
berdasarkan analisa resiko untuk penetapan sarana pemeriksaan Apotek di
Kota Bima tahun 2019”. Dari isu tersebut didapatkan alternatif pemecahan
isu “Penetapan target pemeriksaan sarana Apotek di Kota Bima yang
berdasarkan analisa resiko pemeriksaan tahun sebelumnya yang
terdokumentasi”.
Dalam menyelesaikan isu tersebut penulis menerapkan nilai-nilai
dasar akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitemen mutu dan anti
korupsi (ANEKA) sehingga kegiatan yang dihasilkan menjadi lebih baik
seperti, komunikasi antar rekan kerja baik sehingga dapat menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif, sifat saling menghormati antar rekan kerja
maupun dengan atasan sehingga lingkungan kerja menjadi lebih nyaman,
serta penyampaian informasi yang jujur sehingga data yang dihasilkan
benar-benar valid dan bisa dipertanggungjawabkan.
Beberapa nilai-nilai dasar yang banyak digunakan dalam penyelesaian
laporan aktualisasi ini yaitu nilai akuntabilitas, etika publik, dan anti
korupsi.
60
PNS di dalam NKRI sebagaimana mestinya dalam menjalankan tugas dan
fungsinya sebagai ASN yaitu pelaksana kebijakan publik, pelayan publik
serta pemersatu bangsa.
61
DAFTAR PUSTAKA
PerBPOM No. 12 Tahun 2018 tentang Organisasi dan tata KerjaUnit Pelaksana
Teknis di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan
62
LAMPIRAN
LAPORAN AKTUALISASI
Nama : Muhammad Alvian Rahmansyah
Unit Kerja : Loka POM di Kabupaten Bima, pada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
Identifikasi Isu : 1. Belum adanya pengawasan transaksi obat ilegal secara online yang menyebabkan adanya penjualan
obat ilegal di wilayah cakupan Loka POM di Kabupaten Bima.
2. Kurang maksimalnya pengawasan dikarenakan jumlah SDM yang masih kurang.
3. Belum optimalnya kegiatan pemeriksaan sarana Apotek di Kota Bima.
4. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pelaporan penyalahgunaan obat di sekitarnya.
Isu yang diangkat : Belum optimalnya kegiatan pemeriksaan sarana Apotek di Kota Bima.
Gagasan Pemecahan Isu : Penetapan target pemeriksaan sarana Apotek di Kota Bima yang berdasarkan analisa resiko pemeriksaan
tahun sebelumnya yang terdokumentasi.
62
N Output / Hasil Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai-Nilai
Kegiatan TahapanKegiatan Bukti Nilai-Nilai Dasar
o Kegiatan Visi Misi Organisasi Organisasi
1 Koordinasi dan 1 Menentukan jadwal Akuntabilitas Koordinasi dengan
diskusi dengan (Transparan)
diskusi penyampaian Kepala Loka POM Kepala Loka POM
ide gagasan Bima (mentor) Bima terkait mengenai
Nasionalisme
penetapan target (Musyawarah) penyampaian ide
pemeriksaan sarana gagasan pemecahan
Apotek di Kota Bima 2 Mendiskusikan Etika Publik masalah dilakukan
kegiatan aktualisasi (Menghargai
berdasarkan analisa yang akan Komunikasi, dengan trasnparan
dilakukan terkait konsultasi dan menyampaikan
resiko pemeriksaan
isu yang diangkat
Dokumentasi, Notulen
kerjasama)
sebelumnya dengan informasi dengan
Kesepakatan rangkaian Komitmen Mutu terbuka dan menjunjung
Kepala Loka POM
kegiatan yang tercatat (Efisien)
Bima dalam notulensi tinggi etika publik yang
diskusi Anti Korupsi
(Jujur) santun berkontribusi
3 Mendiskusikan untuk mewujudkan visi
kegiatan penetapan
target pemeriksaan dan misi BPOM untuk
yang akan
dilakukan
meningkatkan sistem
pengawasan Obat dan
4 Membuat notulensi Makanan berbasis
dari hasil diskusi
resiko untuk
melindungi
masyarakat serta
63
N Output / Hasil Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai-Nilai
Kegiatan TahapanKegiatan Bukti Nilai-Nilai Dasar
o Kegiatan Visi Misi Organisasi Organisasi
meningkatkan
kapasitas
kelembagaan BPOM
di lingkungan internal
dengan kelompoknya
data sesuai tahun pencapaian hasil publik yang santun
dan lokasi dan mendorong berkontribusi untuk
pengawasan Data sudah kinerja pegawai) mewujudkan visi dan
dikelompokkan sesuai misi BPOM untuk
dengan kelompoknya Komitmen Mutu meningkatkan sistem
(Efektif) pengawasan Obat dan
Makanan berbasis
Anti Korupsi resiko untuk
(Tanggunng
melindungi
Jawab)
3 Melakukan
masyarakat
konsultasi dengan
rekan kerja yang
lebih senior
64
N Output / Hasil Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai-Nilai
Kegiatan TahapanKegiatan Bukti Nilai-Nilai Dasar
o Kegiatan Visi Misi Organisasi Organisasi
4 Menyimpan data
sesuai dengan
pengelompokkanny
a
3 Melakukan 1 Menyiapkan Akuntabilitas Pembobotan resiko
pembobotan resiko kriteria (Integritas dan terhadap hasil
terhadap hasil pembobotan resiko keadilan) pemeriksaan
pemeriksaan terhadap hasil sebelumnya (3 tahun
sebelumnya (3 tahun pemeriksaan Nasionalisme terakhir) berdasarkan
terakhir) berdasarkan sebelumnya (Musyawarah)
SOP Mikro dilakukan
SOP Mikro berdasarkan SOP
Mikro Etikapublik : dengan menerapkan
(Santun). nilai integritas, penuh
65
N Output / Hasil Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai-Nilai
Kegiatan TahapanKegiatan Bukti Nilai-Nilai Dasar
o Kegiatan Visi Misi Organisasi Organisasi
kriteria dalam SOP
Mikro
4 Evaluasipelaksanaa
nsosialisasi SOP
baruLab.UjiFisik
66
N Output / Hasil Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai-Nilai
Kegiatan TahapanKegiatan Bukti Nilai-Nilai Dasar
o Kegiatan Visi Misi Organisasi Organisasi
dan pelaporan
dengan memanfaatkan
2019 scoring Data prioritas target (Kerja Keras)
pemeriksaan sarana nilai integritas, kerja
2 Mendokumentasika untuk tahun 2019 Etika Publik
(Tidak berpihak) keras, tidak berpihak,
n prioritas target
pemeriksaan sarana dan jujur dapat
untuk tahun 2019
67
N Output / Hasil Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai-Nilai
Kegiatan TahapanKegiatan Bukti Nilai-Nilai Dasar
o Kegiatan Visi Misi Organisasi Organisasi
Anti Korupsi berkontribusi untuk
(Jujur).
mewujudkan visi dan
misi BPOM untuk
meningkatkan sistem
pengawasan Obat dan
Makanan berbasis
resiko untuk
melindungi
masyarakat.
68
A. JADWAL KONSULTASI
69
Pemeriksaan
Sebelumnya (3
Tahun Terakhir)
Berdasarkan
SOP Mikro
Melengkapi
Kriteria Temuan Tatap
Diskusi Hasil
5. 10 Mei 2019 dan Penjelasan Muka/Perte
Skoring
Penentuan muan
Rangking
Bimbingan Tatap
Revisi Nilai-nilai
3. 13 April 2019 laporan Muka/Perte
ANEKA
aktualisasi muan
70
Penjelasan
Bimbingan Tatap
Pelaksanaan
4. 15 April 2019 laporan Muka/Perte
Aktualisasi di
aktualisasi muan
Tempat Kerja
Bimbingan
Catatan untuk bukti
5. 9 Mei 2019 Laporan WA
aktualisasi
aktualisasi
Penjelasan
Bimbingan
mengenai isi dari
6. 23 Mei 2019 Laporan WA
ppt yang akan
aktualisasi
dipresentasikan
Bimbingan
Pengumpulan
Laporan
7. 24 Mei 2019 Laporan WA
Pelaksanaan
Aktualisasi
aktualisasi
71
B. DOKUMENTASI KEGIATAN
1. Diskusi dengan mentor
72
73
3. Tampilan data Laporan Tindak Lanjut dari pemeriksaan sarana Apotek di Kota Bima
Identitas Sarana
74
Dari data Tindak Lanjut tersebut dilakukan rekap kedalam tabel yang ada di excel.
Data yang di masukkan adalah Identitas Sarana (nama sarana, tahun pemeriksaan)
dan temuan dimasukkan kedalam kategori temuan yang sudah di rekap dan menjadi
parameter pembobotan.
4. Hasil pengumpulan data sarana Apotek di Kota Bima dan pembobotan di tahun
2016-2018
Dilakukan rekap temuan yang terjadi pada pemeriksaan dari referensi terkait.
Kemudian dilakukan penentuan bobot nilai masing masing temuan untuk nantinya
75
dijadikan parameter pembobotan. Data identitas sarana dan temuan di masukkan ke
dalam masing masing sarana. Temuan dilakukan penilaian dan dibobot sesuai
dengan parameter pembobotan. Sehingga ditemukan hasil pembobotan berupa
skoring.
5. Hasil skoring dari pembobotan dan penetapan rangking pemeriksaan sarana Apotek
di Kota Bima di tahun 2016-2018
76
28 Mataho 2
29 Madika Farma 2
30 Naufal 2
31 Sari Farma 2
32 Sehati Farma 2
33 Sita Farma 2
34 Sumber Jaya 2
35 Tolomundu Farma 2
36 Widya Farma 2
12
10
8
6
4
2
0
Nama Sarana
77
Daftar temuan yang sering ditemukan di pemeriksaan sarana Apotek di Kota Bima
9 2
7% 12%
8
8% 3
10%
7
8%
4
6 10%
9% 5
9%
No Temuan Jumlah
78
(manual/elektronik)
Data hasil temuan yang dilakukan perhitungan untuk ditentukan temuan yang paling
sering ditemukan di sarana Apotek. Kemudian dilakukan perangkingan untuk
mengetahui temuan yang paling sering ditemukan di sarana Apotek di Kota Bima
untuk dijadikan pelaporan nantinya
79