Puji syukur kepada Allah SWT, atas berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya dan Shalawat
dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang mengantarkan manusia dari zaman
kegelapan ke zaman yang terang benderang ini.sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan
rancangan aktualisasi dengan judul “Pemanfaatan Media Sosial Facebook didalam
mendukung Program Dinas Ketahanan Pangan Pangan Provinsi Sulawesi Barat”. Dalam
penyusunan rancangan aktualisasi ini tak terlepas dari adanya kendala, dan penulis menyadari
sepenuhnya bahwa begitu banyak pihak yang telah turut membantu dalam tahap menuju
aktualisasi dan habituasi ini. Sehingga melalui kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati
penulis menyampaikan terima kasih yang tiada terhingga kepada :
1. Bapak dr. H. Achmad Azis,M.Kes. selaku pembimbing yang bersedia meluangkan
waktunya untuk memberikan masukan, dukungan, dan motivasi kepada penulis dalam
penyusunan laporan rancangan aktualisasi ini.
2. Bapak Muhammad Ali, S.P., selaku mentor dalam kegiatan aktualisasi ini yang bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan dukungan, bimbingan dan motivasi kepada
penulis dalam setiap kegiatan aktualisasi dan demi kelancaran penyusunan laporan
3. Istri saya Satri Nurani kedua anak saya Nayara Hasna Abitri dan Naufal Husain
Ramadhan tercinta yang selalu memberikan semangat, dukungan dan do’anya.
4. Teman-teman gelombang II angkatan IV terkhusus kelompok 1 yang selalu mensupport
dan memberi masukan kepada penulis.
5. Seluruh Widyaiswara dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi
Sulawesi Barat yang telah berbagi pengetahuan dan informasi dengan peserta.
Dalam penyusunan laporan rancangan aktulisasi ini, penulis menyadari bahwa masih ada
kekurangan dan kesalahan. Untuk itu segala masukan, kritik, dan saran yang membangun sangat
diharapkan oleh penulis. Penulis berharap rancangan aktualisasi ini dapat dilaksanakan dengan
maksimal sehinnga dapat menginternalisasikan nilai-nilai dasar ASN guna menjadi ASN yang
professional dan berintegritas tinggi.
Mamuju, Juni 2021
SAMPUL
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ ii
B.1. Tujuan.................................................................................................4
B.2. Manfaat..............................................................................................4
C. Ruang Lingkup.........................................................................................5
D. Dasar Hukum............................................................................................5
A. Deskripsi Organisasi.........................................................................................11
A.2 Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi
Sulawesi Barat Berdasarkan Permendari Nomor 90 Tahun 2019…………...12
ii
D. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI.................................................... 17
A. Deskripsi Isu............................................................................................19
B. Identifikasi Isu.........................................................................................20
C. Penetapan Isu...........................................................................................26
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi
Sulawesi Barat Berdasarkan Permendari Nomor 90 Tahun 2019………………………....13
v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melihat situasi ini, maka diperlukan media yang dapat menjadi sumber
informasi terkait pengetahuan masyarakat akan konsep ketahanan pangan dimana
selama ini mindset yang tertanam di pada masyarakat adalah beras adalah satu-
satunya sumber pangan, padahal hal itu tentu kurang tepat, karena ada banyak
sumber pangan alternatif selain beras seperti jagung, sagu, ubi jalar, dll.
Salah satu kerangka regulasi yang telah ada terkait dengan pembangunan
ketahanan pangan adalah Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.
Untuk implementasi ketahanan pangan tersebut, diperlukan regulasi dalam bentuk
peraturan pemerintah (PP) atau peraturan turunan lainnya sebagai penjabaran UU
No.18/2012. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan
dan Gizi merupakan penjabaran yang lebih merinci pengaturan baik aspek
ketersediaan pangan, keterjangkauan pangan, dan pemanfaatan pangan sesuai
1
amanat UU No.18/2012. Dengan demikian, upaya pemantapan Ketahanan Pangan
yang berlandaskan Kedaulatan Pangan dan Kemandirian Pangan dapat
diwujudkan. Perwujudan ketahanan pangan tersebut ditandai dengan tiga hal
pokok yang harus diperhatikan, yaitu: (i) ketersediaan pangan yang berbasis pada
pemanfaatan sumber daya lokal secara optimal; (ii) keterjangkauan pangan dari
aspek fisik dan ekonomi oleh seluruh masyarakat, dan (iii) pemanfaatan pangan
atau konsumsi pangan dan gizi untuk hidup sehat, aktif, dan produktif.
Melihat persoalan ini, penulis sebagai seorang ASN dengan Jabatan
Analisis Ketahan Pangan perlu bertindak untuk mewujudkan suatu inovasi dalam
hal penggunan media sosial untuk memudahkan masyarakat dalam mendapatkan
informasi yang terkait ketahanan pangan dimana informasi yang disosialisasikan
dapat tersampaikan dengan baik, serta ringan dalam hal atribusi kuota internet.
Salah satu media pembelajaran yang bisa diterapkan pada pembelajaran daring di
masa pandemi ini adalah media Facebook.
Facebook secara lengkap adalah sebuah situs jejaring sosial yang
memungkinkan pengguna dapat saling berinteraksi dengan pengguna lainnya di
seluruh dunia. Facebook Telah 17 tahun lamanya berkembang di antara berbagai
jaringan media sosial (disingkat medsos) lainnya. Saat ini hampir semua orang di
Indonesia memiliki akun Facebook. Hal ini diperkuat akibat dampak dari
globalisasi dan kemajuan teknologi. Saat ini jutaan orang online setiap
harinya,dan mereka tidak onlinehanya dengan menggunakan komputer. Saat ini
orang sudah dapat mengakses Facebook melalu ponsel mereka,sehingga mereka
bisa online di Facebook kapan saja dan dimana saja. pengguna Facebook di
Indonesia kini mencapai lebih dari 140 juta orang (51 % dari jumlah
penduduk Indonesia yang berjumlah 271 Juta Orang) dan pengguna
facebook juga turut bergabung dalam grup Facebook dengan jumlah 9,5 juta
grup.
Usaha inovatif yang coba penulis lakukan ini sejalan dengan Undang-
undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) pasal 10, fungsi
dari ASN yaitu 1) Pelaksana kebijakan publik 2) Pelayan publik 3) Perekat dan
pemersatu bangsa. Pegawai ASN harus memiliki kualifikasi kompetensi, dan
kinerja yang dibutuhkan sesuai dengan jabatannya masing-masing. PNS sebagai
pelayan masyarakat harus memiliki nilai-nilai seperti Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi sebagai acuan
2
dalam melaksanakan tugas jabatannya. Kelima nilai-nilai dasar ini untuk
selanjutnya diakronimkan menjadi ANEKA. PNS diharapkan dapat turut serta
mengembangkan lingkungan kerja yang positif untuk membantu pembentukan
etika dan aturan perilaku organisasi.
3
B. Tujuan Dan Manfaat
1. Tujuan
4
C. Ruang lingkup
Ruang lingkup Aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS adalah pada Badan Ketahanan
Pangan Provinsi Sulawesi Barat.
D. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan
Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 198, tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4019);
3. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 15 Tahun 2015 tanggal 23
Maret 2015 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Formasi Umum (ANEKA).
5
E. Internalisasi Nilai-Nilai Dasar ASN
BELA NEGARA
Cinta Tanah Air a. Mencintai, menjaga dan melestarikan lingkungan hidup
b. Mencintai produk lokal
c. Bangga terhadap Ibu Pertiwi
d. Patrotis dalam berbangsa dan bernegara
e. Menjaga dan membela NKRI dengan segenap jiwa raga
Sadar Berbangsa dan a. Menghargai dan menghormati perbedaan.
Bernegara b. Mematuhi segala aturan yang telah dibuat oleh satuan
kerja
c. Disiplin dan berintegritas tinggi
d. Mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan
pribadi
e. Mematuhi dan melaksanakan segala aturan dalam hal
bernegara
Setia kepada a. Memahami nilai Pancasila
Pancasila b. Mengamalkan nilai Pancasila
c. Menanamkan nilai Pancasila dalam diri
d. Menjadikan Pancasila sebagai pedoman utama dalam
bersosial
e. Menjaga keutuhan Pancasila
Rela Berkorban a. Berperan dalam hal pengedukasian protokol kesehatan
untuk Bangsa dan di era pandemi guna memutus mata rantai wabah covid
Negara 19
yang masih melanda negara.
b. Siap berkontribusi dalam memerangi paham radikalis anti
pancasila.
c. Memeberikan segala kontribusi, baik tenaga maupun
pikiran untuk kemajuan bangsa dan negara
d. Siap membela negara dari serangan musuh
6
e. Siap membantu warga yang mengalami kesulitan
Memiliki a. Senantiasa menjaga kesehatan guna memiliki fisik dan
Kemampuan awal mental yang prima untuk membela negara
Bela Negara b. Memahami berbagai bentuk ancaman negara
c. Berintegritas tinggi dalam hal nasionalis dan patriotis
d. Memperkaya wawasan tentang Bela Negara untuk
diamalkan ke teman yang belum cukup memahami
konsep Bela Negara
e. Menmiliki kecerdasan IQ, EQ, SQ, dan AQ yang
mumpuni.
Semangat a. Percaya dengan orisinalitas kemampuan diri
Mewujudkan b. Tidak bergantung pada kemampuan orang lain
Negara yang c. Menjaga keutuhan kedaulatan bangsa dan negara
Berdaulat d. Mengutamakan pedoman hukum negara sebagai acuan
dalam menyelesaikan masalah
e. Mendukung segala aturan perundang-undangan negara
NILAI DASAR ANEKA
AKUNTABILITAS 1. Kepemimpinan
2. Transparansi
3. Integrasi
4. Tanggung jawab
5. Keadilan
7
B. Pemersatu Bansa
1. Dilandasi Nilai-nilai Semangat Sumpah Pemuda
dan Bhinneka Tunggal Ika
2. Menjaga Kondisi Damai
ETIKA PUBLIK 1. Memegang teguh nilai idiologi Pancasila
2. Setia dan mempertahankan UUD 45
3. Menjalankan tugas profesional dan netral
4. Membuat keputusan berdasarkan keahlian
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminasi
6. Memelihara dan menjunjung tinggi etika luhur
7. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja
kepada publik
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan
kebijakan dalam program pemerintah
9. Memberikan pelayanan kepada publik secara
jujur,tanggap, cepat, tepat,akurat,berdaya
guna,berhasil dan santun
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong
kinerja pegawai
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
14. Meningkatkan efektifitas system karir
KOMITMEN 1. Mempunyai program kerja jangka panjang
MUTU 2. Membangun minset pegawai
3. Budaya kerja yang berorientasi mutu
4. Meningkatkan mutu secara berkelanjutan
5. Membangun komitmen jangka panjang
6. Membangun kerja sama yang dilandasi kepercayaan
dan kejujuran
7. Fokus kegiatan pada kepuasan pelanggan
8. Beradaptasi pada tuntutan perubahan
9. Menampilkan kinerja tanpa cacat dan tanpa pemborosan
8
10. Pengawasan yang efektif untuk mengawal
jalannya program kerja
11. Efektif,efisien
12. Inovatif,kreatifitas
13. Empati
14. Motivasi
15. Desentralisasi
16. Integritas, responsive, reputasi, profesional
17. Keseimbangan hak
10
BAB II
A. DESKRIPSI ORGANISASI
11
A.2 Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan Dinas Ketahanan Pangan
Provinsi Sulawesi Barat Berdasarkan Permendari Nomor 90 Tahun 2019.
Visi : Sulawesi Barat Maju dan Malaqbiq
Misi 4 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi yang Inovatif dan Berdaya Saing Tinggi
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Mewujudkan 1. Menjamin 1. Pengelolaan 1. Penyediaan Infrastruktur
ketahanan Kemandirian Sumber Daya dan seluruh pendukung
pangan Pangan Daerah Ekonomi Untuk kemandirian pangan
masyarakat 2. Stabilnya Harga Kedaulatan Dan pada berbagai sektor
sampai tingkat Komoditas Kemandirian sesuai kewenangan
perseorangan Strategis Pangan daerah provinsi
secara 3. Tersedianya 2. Peningkatan 2. Penyediaan dan
berkelanjutan Cadangan Pangan Diversifikasi Dan penyaluran pangan
Pemerintah Ketahanan Pangan pokok atau pangan
Provinsi Masyarakat lainnya sesuai dengan
4. Tersedianya Data 3. Penanganan kebutuhan daerah
Harga Pangan Kerawanan Pangan provinsi dalam rangka
Lokal yang 4. Pengawasan stabilitasi pasokan dan
ditetapkan oleh Keamanan Pangan harga pangan
Pemerintah 3. Pengelolaan dan
Provinsi keseimbangan cadangan
5. Meningkatnya pangan Provinsi
Kualitas Konsumsi 4. penganekaragaman
Pangan Provinsi konsumsi pangan
6. Berkurangnya berbasis sumber daya
Daerah Rawan local
Pangan 5. Koordinasi sinkronisasi
7. Terjaminnya Pelaksanaan Advokasi,
Keamanan dan Edukasi, dan Sosialisasi
Mutu Pangan Konsumsi Pangan
Segar Asal Beragam, Bergizi,
Tumbuhan
12
seimbang dan aman
(B2SA)
6. analisis peta ketahanan
dan kerentanan pangan
Provinsi dan Kabupaten
7. Penanganan kerawanan
pangan kewenangan
provinsi
8. Melaksanakan
pengawasan keamanan
pangan segar distribusi
lintas daerah
kabupaten/kota
Tabel 2. Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi
Sulawesi Barat Berdasarkan Permendari Nomor 90 Tahun 2019
13
B. Uraian Tugas Jabatan dan Profil Perserta
1. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Habibi Husain, S.P
Formasi Jabatan Ahli Pertama Analis Ketahanan PAngan
2.
3. NIP 19860526 202012 1 005
4. Tempat, Tanggal lahir Pankajenne Sidrap , 26 Mei 1986
Alamat Rumah
5. BTN Manakarra Blok G No12, Kelurahan Binaga,
Kecamatan Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat
6. Nomor HP 081354619444
7. Instansi Dinas Ketahan Pangan Provinsi Sulawesi Barat
Alamat Instansi
8. Kompleks Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Barat
jalan A. Malik Pattane Endeng
9. Alamat e-mail Habibihusain53@gmail.com
10. Angkatan Latsar Gelombang II Angkatan IV Kelompok I
Tabel 3. Identitas Peserta Latsar
14
2. Riwayat Pendidikan
Nama Sekolah Tahun Lulus Program Studi
SD Negeri 5 Pare Pare 1998 --
SMP Negeri 5 Makassar 2001 --
SMA Negeri 11 Makassar 2004 IPA
Universitas Hasanuddin Makassar 2009 Agronomi /
Tanaman
Pangan
16
sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan/berhasil
mencapai sesuatu yang dikerjakan. Efisiensi adalah ketepatan realisasi
penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga
diketahui ada atau tidaknya pemborosan sumberdaya. Inovasi barang dan jasa
adalah cara utama dimana suatu organisasi beradaptasi terhadap perubahan-
perubahan pasar, teknologi dan persaingan. Yang dapat diinovasi adalah
metode, proses, produk, struktur organisasi dan pola pikir/mindset. Contoh
nilai-nilai dasar komitmen mutu adalah efektif, efisien, tangible (bukti
langsung), reability (kehandalan), responsiviness (daya tangkap), assurance
(jaminan) dan emphaty (empati)
5. Anti Korupsi
Anti korupsi adalah salah satu sikap melawan atau menentang penyelewengan
atau penyalahgunaan uang negara atau perusahaan untuk keuntungan pribadi
atau orang lain. KPK bersama dengan pakar telah melakukan identifikasi nilai-
nilai dasar anti korupsi, ada 9 nilai dasar yang telah disepakati yaitu jujur,
peduli, mandiri, disiplin, tanggungjawab, kerja keras, sederhana, berani dan
adil.
D. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
Whole of Goverment
Whole Of Goverment (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dan keseluruh
sektor dalam ruang lingkup koordinasi lebih luas guna pencapaian tujuan-tujuan
pembangunan, kebijakan, mengenai program dan pelayanan publik, (LAN,2021).
Manajemen ASN
ASN terdiri atas PNS dan PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) yang
bekerja pada instansi pemerintah. PNS adalah warga negara indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat penina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai
secara nasional. Sedangkan, PPPK adalah warganegara indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan
Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas
pemerintahan. Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk meghasilkan Pegawai
17
ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas adari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, (Kemenkeu.go.id, 2014).
Pelayanan Publik
Berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, pengertian
pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik, (pnkediri.go.id, 2009)
18
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Isu
2 Tidak adanya Bank data antar Intansi yang terkait dalam WOG
pengeloaan Pangan di Sulawesi Barat
3 Sarana dan Prasarana yang masih kurang lengkap dalam Manejemen ASN
menunjang kerja
19
B. Identifikasi Isu
Setelah memilih beberapa isu yang terjadi diinstansi unit kerja Dinas
Ketahanan Pangan, maka dilakukan kembali identifikasi isu untuk mengetahui isu
atau masalah apa yang memberikan dampak yang besar jika tidak segera
ditindaklanjuti. Dan isu isu tersebut juga diidentifikasi untuk mengetahui kondisi
sekarang menyakut isu tersebut dan kondisi yang diharapkan terhapat penyelesaian
isu. Adapun tabel berikut menjelaskan terkait identifikasi beberapa isu yang di
angkat :
2 Tidak adanya Bank data antar pemenuhan target data Data-data terkait
Intansi yang terkait dalam untuk dijadikan bahan pengeloaan Pangan
pengeloaan Pangan di Sulawesi analis ketahanan dapat terintegrasi
Barat pangan menjadi secara aktual dan
terhambat faktual
20
Kabupaten Dan Provinsi didalam analis ketahanan dalam pemenuha data
memenuhi target laporan dari Pusat pangan menjadi sebagai bahan analis
yang berbasis online yang terhambat ketahanan pangan
dikarenakan kendala jaringan
21
FAKTOR
NO. ISU KETERANGAN
A K P L
1 Tidak adanya media publikasi √ √ √ √ Memenuhi Syarat
kepada masyarakat untuk
mensosialisasikan program-program
kerja di Dinas Ketahanan Pangan
2 Tidak adanya Bank data antar √ √ √ √ Memenuhi Syarat
Instansi yang terkait dalam
pengeloaan Pangan di di Sulawesi
Barat
3 Sarana dan Prasarana yang masih √ √ √ Tidak Memenuhi Syarat
kurang lengkap dalam menunjang
kerja
4 Kurang optimalnya koordinasi dan √ √ √ Tidak Memenuhi Syarat
komunkasi antara Intansi Kabupaten
Dan Provinsi didalam memenuhi
target laporan dari Pusat yang
berbasis online yang dikarenakan
kendala jaringan
5 Belum Optipmalnya Pelayanan √ √ √ √ Memenuhi Syarat
Pasar Murah yang dilakukan Oleh
Dinas Ketahanan Pangan
Tabel 8. Metode AKPL
22
Kekhalayakan
Problematik
1 = Masalah sederhana
4 = Masalah kompleks
5 = Masalah sangat kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusinya
Kelayakan
1 = Masuk akal
2 = Realistis
3 = Cukup masuk akal dan realistis
4 = Masuk akal dan realistis
5 = Masuk akal, realistis, dan relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya
Setelah penetapan masalah dengan menggunakan teknik AKPL, kemudian
menarik 3 masalah yang dipertimbangkan kembali untuk dijadikan masalah
prioritas atau masalah utama. Ketiga masalah tersebut kembali diidentifikasi
dengan menggunakan teknik U (Urgency), S (Seriousness), dan G (Growth).
Adapun penjelasan dari masing-masing kriteria adalah sebagai berikut:
1. Urgency, artinya seberapa mendesak suatu masalah harus dibahas,
dianalisis dan ditindaklanjuti.
2. Seriousness, artinya seberapa serius suatu masalah harus dibahas,
dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan
23
3. Growth, artinya seberapa besar kemungkinan memburuknya masalah
tersebut jika tidak segera ditangani.
Kriteria
Total
No Masalah Penilaian Peringkat
Nilai
U S G
1 Tidak adanya media publikasi kepada
5 5 5 15 I
masyarakat untuk mensosialisasikan
program-program kerja di Dinas Ketahanan
Pangan
2 Tidak adanya Bank data antar Intansi yang 5 5 4 14 II
terkait dalam pengeloaan Pangan di di
Sulawesi Barat
3 Belum Optipmalnya Pelayanan Pasar Murah 4 4 4 12 III
yang dilakukan Oleh Dinas Ketahanan
Pangan
Tabel 9. Analisis isu dengan teknik USG
Urgency:
1 : Tidak penting
2 : Kurang penting
3 : Cukup penting
4 : Penting
5 : Sangat penting
Seriousness:
24
4 : Akibat yang ditimbulkan serius
Growth:
1 : Tidak berkembang
2 : Kurang berkembang
3 : Cukup berkembang
4 : Berkembang
5 : Sangat berkembang
Selanjutnya dari beberapa strategi di atas dipilih strategi dengan penggunakan teori
Tapisan Mc Namara, dimana pemilihan alternatif strategi ditentukan dengan efektifitas,
kemudahan dan biaya yang dibutuhkan. Dengan Tapisan Mc Namara dimaksud maka
rekomendasi penyelesaian masalah dapat digambarkan sebagaimana matrik berikut:
25
Keterangan :
Berdasarkan skala likert 1-5
5 = sangat efektif, sangat mudah, biaya sangat murah
4 = lebih efektf,lebih mudah, biaya lebih murah
3 = efektif, mudah, biaya murah
2 = kurang efektif, kurang mudah, biaya lebih mahal
1 = tidak efektif, sulit, biaya mahal
Atas dasar tabel diatas maka strategi penyelesaian masalah yang direkomendasikan
adalah Melakukan sosialisasi terkait Ketahanan Pangan ke Masyarakat melalui media social
dengan mengunakan Aplikasi Facebook yang akan memberikan manfaat mewujudkan
ketahanan pangan di Sulawesi Barat
C. Penetapan Isu
Berdasarkan hasil analisis isu dengan menggunakan teknik AKPL, USG, dan Tabel.
Tapisan Mc Namara maka diperoleh peringkat kelayakan dari isu-isu yang telah ditemukan.
Isu yang menduduki peringkat pertama atau core isu yang perlu dipecahkan solusinya adalah
“Tidak adanya media publikasi kepada masyarakat untuk mensosialisasikan program-
program kerja di Dinas Ketahanan”, dengan analisis dampak jika isu itu tidak segera
dipecahkan akan menyebabkan: (1) Informasi terkait konsep ketahanan pangan tidak diketahui
oleh masyarakat dengan baik, (2) Program kerja yang dilakukan Dinas Ketahanan Pangan tidak
tersosialisasikan dengan baik kepada masyarakat (3) Informasi terkait harga pangan tidak
diketahui oleh masyarakat, (4) Informasi terkait Komsumsi Pangan yang sehat dan bergizi
dapat tidak diketahui oleh masyarakat (5) Informasi terkait Program diserivikasi pangan tidak
tersosialisasikan dengan baik. .
Sebagai seorang ASN yang menjadi pelayan publik, wajib hukumnya untuk turut
berperan dalam menyelesaikan berbagai kendala dalam pelayanan publik. Melalui analisis
dengan instrumen USG, ditemukan bahwa core issue (isu utama) yang terpilih adalah yang
mendapat poin tertinggi dalam tabel analisis, yaitu Tidak adanya media publikasi kepada
26
masyarakat untuk mensosialisasikan program-program kerja di Dinas Ketahanan”,
dengan analisis dampak jika isu itu tidak segera dipecahkan akan menyebabkan: (1) Informasi
terkait konsep ketahanan pangan tidak diketahui oleh masyarakat dengan baik, (2) Program
kerja yang dilakukan Dinas Ketahanan Pangan tidak tersosialisasikan dengan baik kepada
masyarakat (3) Informasi terkait harga pangan tidak diketahui oleh masyarakat, (4) Informasi
terkait Komsumsi Pangan yang sehat dan bergizi dapat tidak diketahui oleh masyarakat (5)
Informasi terkait Program diserivikasi pangan tidak tersosialisasikan dengan baik.
Secara umum, isu belum optimalnya sosialisasi kegiatan-kegiatan Dinas Ketahanan
Pangan dikarenakan dengan adanya Wabah Covid 19 yang mengharuskan adanya perubahan
dalam hal memobilisasi masyarakat dalam edukasi konsep ketahanan pangan, adanya wabah
covid 19 mengakibatkan adanya adaptasi kebiasaan baru yang biasa kita kenal dengan istilah
New Normal dimana saat ini ruang-ruang pertemuan saat ini lebih banyak beralih keruang-
ruang digital, hal ini tentu saja harus segera disikapi dengan cepat oleh Dinas ketahanan
Pangan. Maka, melihat kondisi ini, pengajar perlu berinovasi dan berkreasi guna menjawab
persoalann tersebut di masa pandemi ini.
Dalam analisis untuk menentukan kualitas isu dengan instrumen analisis USG,
ditemukan bahwa core issue terpilih memiliki urgency, seriousness dan growth yang cukup
tinggi untuk diangkat menjadi isu utama. Dari sisi urgency, isu ini sangat penting untuk dibahas
karena isu ini akan berpengaruh pada Ketahanan Pangan yang ada pada masyarakat. Sedangkan
dari sisi seriousness dan growth, apabila isu ini tidak segera dicarikan pemecahan masalahnya,
maka dikhawatirkan dapat berpengaruh pada hal lain, seperti 1) Informasi terkait konsep
ketahanan pangan tidak diketahui oleh masyarakat dengan baik, (2) Program kerja yang
dilakukan Dinas Ketahanan Pangan tidak tersosialisasikan dengan baik kepada masyarakat (3)
Informasi terkait harga pangan tidak diketahui oleh masyarakat, (4) Informasi terkait
Komsumsi Pangan yang sehat dan bergizi dapat tidak diketahui oleh masyarakat (5) Informasi
terkait Program diserivikasi pangan tidak tersosialisasikan dengan baik.
Mempertimbangkan hasil uraian di atas, maka perlu adanya suatu media pembelajaran
yang simpel dan praktis untuk memudahkan penyampaian informasi dengan baik, serta ringan
dalam hal atribusi kuota internet. Salah satu media pembelajaran yang bisa diterapkan di masa
pandemi ini adalah Facebook.
Berdasarkan uraian di atas, penulis mempunyai gagasan pemecahan isu dengan judul
“Pemanfaatan Media Sosial Facebook didalam mendukung Program Dinas Ketahanan Pangan
Pangan Provinsi Sulawesi Barat”. Untuk mewujudkan gagasan ini, maka dibutuhkan beberapa
27
rangkaian kegiatan dalam pelaksanaan aktualisasi nilai-nilai dasar di tempat kerja sebagai
berikut :
1. Melakukan konsultasi dengan mentor dan Coach terkait isu dan rancangan
aktualisasi.
2. Menyiapkan materi Sosialisi yang terkait dengan Ketahanan Pangan dengan
menggunakan media sosial facebook.
3. Melaksanakan kegiatan sosialisasi / upload mareri ketahanan pangan dengan
menggunakan media sosial Facebook.
4. Melakukan Evaluasi pengamatan terhadap Materi Ketahanan Pangan yang
diupload melalui fungsi like dan komentar pada menu Halaman Facebook.
5. Menyusun laporan aktualisasi.
28
5. Belum Optipmalnya Pelayanan Pasar Murah yang dilakukan
Oleh Dinas Ketahanan Pangan
Isu yang diangkat : Tidak adanya media publikasi kepada masyarakat untuk
mensosialisasikan program-program kerja di Dinas Ketahanan
Pangan.
Rancangan : 1. Melakukan konsultasi dengan mentor dan Coach terkait isu dan
Kegiatan rancangan aktualisasi
29
E.1 Rencana Pelaksanaan Aktualisasi
Tabel 9.Matrik Rancangan
Aktualisasi
KONSTRIBUSI
KETERKAITAN
NO KEGIATAN TAHAPAN OUTPUT/ TERHADAP PENGUATAN
SUBSTANSI MATA
KEGIATAN HASIL VISI DAN MISI NILAI- NILAI
PELATIHAN
ORGANISASI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan Terlaksananya Whole of Government Kontribusi kegiatan ini Dalam kegiatan ini
konsultasi dengan bimbingan dan (Koordinasi, Kolaborasi, dan Sinergitas) adalah sebagai meperkuat nilai
mentor dan konsultasi dengan perwujudan Tujuan Dinas organisasi berupa
Widyaiswara mentor dan Coach Ketahanan Pangan : INTEGRITAS yakni
(Coach) terkait isu Mewujudkan ketahanan keselarasan antara
dan rancangan pangan masyarakat pikiran, perkataan
aktualisasi. sampai tingkat dan perbuatan.
1. Menunjukkan isu- 1. Komitmen Mutu: perseorangan secara
isu yang akan 1. Tersampaikannya (Rasionalis, Keterbukaan) terdapat pada saat berkelanjutan
diangkat pada isu-isu yang akan menyampaikan informasi kepada mentor
rancangan diangkat tentang isu permasalahan yang akan
aktualisasi diangkat dan rancangan kegiatan yang akan
dilaksnakan di sekolah.
32
KONSTRIBUSI
KETERKAITAN
NO KEGIATAN TAHAP OUTPUT/ TERHADAP VISI PENGUATAN NILAI-
SUBSTANSI MATA
AN HASIL DAN MISI NILAI ORGANISASI
PELATIHAN
KEGIAT ORGANISASI
AN
1 2 3 4 5 6 7
5. Meminta 5. Terverifikasinya 5. Etika Publik:
persetujuan Coach lembar persetujuan (Menghargai komunikasi, konsultasi, dan
(WI) mengenai tentang gagasan isu kerjasama) terdapat pada saat
gagasan yang berkomunikasi meminta persetujuan
dipaparkan. kepada Coach dengan bahasa yang
santun
2 Menyiapkan Tersusunnya Pelayanan Publik Kontribusi kegiatan ini Dalam kegiatan ini
materi Sosialisi Materi (Persyaratan, kejelasan, dan tanggung jawab) adalah sebagai meperkuat nilai
yang terkait Komunikasi perwujudan arah organisasi berupa
dengan Ketahanan kebijakan Dinas PROFESIONAL
Pangan dengan Ketahanan Pangan yakni Mampu
menggunakan 1. Menyusun 1. Tersusunnya nomor 5: Koordinasi melaksanakan kinerja
media sosial rancangan rmateri Komunikasi 1. Akuntabilitas: sinkronisasi Pelaksanaan sesuai dengan tupoksi.
Facebook materi sesuai visi misi, (Tanggung jawab) terdapat pada saat Advokasi, Edukasi, dan
Komunikasi strategi dan arah menyusun rancangan materi komunikasi Sosialisasi Konsumsi
pada media kebijakan Dinas ada media sosial sesuai tupoksi Pangan Beragam,
sosial Ketahanan PAngan Bergizi, seimbang dan
aman (B2SA)
33
KONSTRIBUSI
KETERKAITAN
NO KEGIATAN TAHAPAN OUTPUT/ TERHADAP PENGUATAN
SUBSTANSI MATA
KEGIATAN HASIL VISI DAN MISI NILAI- NILAI
PELATIHAN
ORGANISASI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
dengan menggunakan Mewujudkan ketahanan yakni Mampu
media sosial pangan masyarakat melaksanakan kinerja
Facebook 1. Mengunduh 1. Terinstalnya 1. Akuntabilitas: sampai tingkat sesuai dengan araha
aplikasi Facebook aplikasi Facebook (Tanggung jawab) terdapat pada saat perseorangan secara kebijakan organisasi
melalui Playstore menyusun instrumen materi komunikasi berkelanjutan
35
F. Pelaksanaan Aktualisasi
Pelaksanaan Aktualisasi yang akan dilaksanakan di Dinas Ketahanan Pangan Sulbar dari tanggal 21 Juni - 28 Juli 2021
Minggu Habituasi ke
No Kegiatan Juni Juli
12 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Melakukan konsultasi dengan mentor atau Kepala Sekolah dan
Widyaiswara (Coach) terkait isu dan rancangan
aktualisasi.
2 Menyiapkan materi Sosialisi yang terkait dengan Ketahanan
Pangan dengan menggunakan media sosial facebook
3 Melaksanakan kegiatan sosialisasi / upload mareri ketahanan
pangan dengan menggunakan media sosial Facebook
4 Melakukan Evaluasi pengamatan terhadap Materi
Ketahanan Pangan yang diupload melalui fungsi like dan
komentar pada menu Halaman Facebook
36
DAFTAR PUSTAKA