Anda di halaman 1dari 53

OPTIMALISASI PENCATATAN KASUS DENGAN

MENGGUNAKAN GOOGLE FORM DI SMP NEGERI 5


BONTANG

Oleh :

LISTYA ALVARINA, S.Pd

NDH : 18

PELATIHAN DASAR CALON PNS GOLONGAN III ANGKATAN VI

PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN DAN

KAJIAN DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

SAMARINDA

2019
ii
iii
Daftar Isi

Lembar Persetujuan ………………………………………………………………………..… ii

Lembar Pengesahan ……………………………….………..……………………………….. iii

Daftar Isi ………………………………………………………………………..…………… iv

Daftar Tabel ………………………………………………………………………...………. vii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………….………… 1

1.1. Latar Belakang …………………………………………………………………….… 1


1.2. Tujuan Aktualisasi ………………………………………………………………...… 2
1.3. Manfaat Aktualisasi …………………………………………………………………. 2
1.4. Ruang Lingkup …………………………………………………………………….... 3

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI …………………………………………….... 4

2.1. Profil SMP Negeri 5 Bontang ………………………………………………………... 4

2.2. Visi dan Misi SMP Negeri 5 Bontang …………………………………………..…… 4

BAB III LANDASAN TEORI ……………………………………………………………… 10

3.1. Konsep Dasar Nilai ANEKA ……………………………………………………….. 10

3.1.1. Akuntabilitas ………………………………………………………..………….. 10

3.1.2. Nasionalisme …………………………………………………………………… 11

3.1.3. Etika Publik ………………………………………………………….…………. 12

3.1.4. Komitmen Mutu …………………………………………………….………….. 14

3.1.5. Anti Korupsi ……………………………………………………………...…….. 14

3.2. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI ………………………………...………… 16

3.2.1. Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) …………………………………..….. 16

3.2.2. Whole of Government (WoG) ………………………………………………….. 17

3.2.3. Pelayanan Publik …………………………………………………..…………… 18

BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI ……………………………………….…………. 19

iv
4.1. Identifikasi Isu ……………………………………………………………………… 19

4.2. Pemilihan Isu ……………………………………………………….……………… 19

4.3. Rancangan Aktualisasi …………………………...………………………………… 20

4.4. Jadwal Kegiatan Aktualisasi …………………………………………………..……. 21

BAB V PELAKSANAAN AKTUALISASI

5.1. Mengumpulkan Data Dukung Seperti Catatan-catatan Administrasi yang Ada ……. 28

5.2. Merancang Google Form dan Menentukan Item-item Data yang Perlu Diinput …… 28

5.3. Melakukan Sosialisasi Penggunaan dan Pengisian Google Form ……….………….. 30

5.4. Menerapkan Pencatatan Tersebut dalam Kegiatan BK ……………………….…….. 35

5.5. Membuat rekapan kegiatan setiap bulan ……………………………………...…….. 37

BAB VI PENUTUP ………………………………………………...……………………….. 39

6.1. Kesimpulan ……………………………………………..………………………….. 39

6.2. Saran ……………………………………………………………………..…………. 39

6.3. Role Model ………………………………………………………………...……….. 40

LAMPIRAN

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Logo SMP Negeri 5 Bontang ........................................................................... 4

Gambar 2.2. Foto Bagian Depan SMP Negeri 5 Bontang .................................................... 4

Gambar 2.3. Struktur Organisasi SMP Negeri 5 Bontang .................................................... 8

Gambar 5.1. Guru berkoordinasi dengan kepala sekolah dan koordinator BK .................. 29

Gambar 5.2. Pengumpulan data mengenai administrasi BK yang tersedia di sekolah ....... 30

Gambar 5.3. Memilah item data yang akan diinput dalam google form ............................ 31

Gambar 5.4. Mengumpulkan informasi terkait cara pembuatan dan penggunaan google form
dari guru TIK di sekolah ..................................................................................................... 32

Gambar 5.5. Inovasi pencatatan manual menjadi digital .................................................... 32

Gambar 5.6. Bagian dari item google form ........................................................................ 34

Gambar 5.7. Kegiatan Sosialisasi ....................................................................................... 35

Gambar 5.8. Share link google yang siap isi ...................................................................... 36

Gambar 5.9. Pengisian google form oleh semua guru BK ................................................. 37

Gambar 5.10. Proses perekapan data yang telah dientri ..................................................... 38

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Metode USG untuk Skala Prioritas ............................................................................. 20

Tabel 2. Rancangan Aktualisasi ................................................................................................ 22

Tabel 3. Jadwal Rancangan Aktualisasi .................................................................................... 21

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia, negara yang terkenal akan kekayaannya dalam hal sumber daya alam yang
melimpah, jumlah penduduk yang tinggi, sejarah yang sangat kaya akan perjuangan dan
hal lainnya. Namun kekayaan itu tidak diimbangi dengan pengelolaan yang benar sehingga
Indonesia masih menjadi negara yang cukup tertinggal dibandingkan negara lainnya di era
revolusi industri 4.0. Untuk itu, Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam lingkup pendidikan
secara umum dan perguruan tinggi secara khususnya harus bersikap profesional,
berintegritas, dan bersih dari kepentingan perorangan, kelompok maupun partai, serta
menjunjung tinggi nilai dasar Pancasila.
Menurut Undang- Undang No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
penyelenggaraan Diklat mengikuti pola baru di mana masa kegiatan berlangsung secara
on-off-on kampus. Kegiatan on kampus berlangsung di P3KDOD LAN Samarinda dengan
pemaparan materi dan pola untuk menginternalisasi nilai dasar ASN yakni Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA). Kegiatan off
kampus melakukan aktualisasi yang berkaitan dengan nilai-nilai dasar ANEKA pada setiap
kegiatan yang sudah direncanakan pada masing-masing instansi.
Pola ini diselenggarakan seefektif mungkin untuk membina peserta agar lebih
memahami dan mengaktualisasi nilai-nilai dasar ANEKA. Maka setiap CPNS yang
mengikuti pelatihan dasar (latsar) wajib menghabituasikan nilai-nilai yang sudah diberikan
pada saat latsar. Habituasi yang dilakukan di masing-masing intansi bertujuan untuk
membiasakan ASN melakukan proses aktualisasi diri terhadap berbagai materi yang
diterima saat proses latsar.
SMP Negeri 5 Bontang sebagai salah satu sekolah di Kota Bontang, Provinsi
Kalimantan Timur memiliki visi “Menghasilkan Peserta Didik yang Cerdas, Tangguh,
Religius, Berkarakter Nyata, dan Peduli Lingkungan ( CETAR BERNYALI)” memerlukan
pendidik atau ASN yang berkualitas dan berkompeten untuk mempersiapkan peserta didik
agar mampu bersaing baik di tingkat nasional maupun internasional. Guna merealisasikan
visi ini, maka diperlukan pendidik atau ASN yang bekualitas dan berkompetensi dengan

1
penguasaan teknologi dan komunikasi yang baik untuk mempersiapkan peserta didik agar
mampu bersaing baik di tingkat nasional maupun internasional.
Selama ini berdasarkan pengamatan yang ada di SMP Negeri 5 Bontang ada beberapa
hal yang perlu ditingkatkan oleh ASN sehingga tujuan yang diharapkan organisasi tercapai.
Beberapa isu yang berkembang di lingkungan kerja berikut ini perlu ditingkatkan dan
dioptimalisasi. Isu yang diangkat penulis yaitu Belum optimalnya pencatatan konseling di
SMP Negeri 5 Bontang.

1.2 Tujuan Aktualisasi

Adapun tujuan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN yang menulis laksanakan di SMP

Negeri 5 Bontang adalah :

1. Mengaktualisasikan nilai akuntabilitas sehingga memiliki tanggung jawab dan

integritas terhadap apa yang dikerjakan

2. Mengaktualisasikan nilai nasionalisme dalam kegiatan pendidik sehingga bekerja atas

dasar semangat nilai-nilai pancasila

3. Mengaktualisasikan nilai etika publik dalam kegiatan pendidik sehingga menciptakan

lingkungan sekolah yang harmonis dan kondusif

4. Mengaktualisasikan nilai komitmen mutu dalam kegiatan pendidik sehingga sehingga

mewujudkan pelayanan publik yang prima

5. Mengaktualisasikan nilai anti korupsi dalam

6. Mampu bersikap solutif dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan

dilingkungan kerja berdasarkan Manajemen ASN, pelayanan publik dan Whole Of

Government.

1.3 Manfaat Aktualisasi

Manfaat dari kegiatan aktualisasi ini yaitu :

1. Bagi Guru BK

2
Guru BK diharapkan mampu tertib melaksanakan administrasi serta mampu

merespon masalah anak dengan cepat dan responsif.

2. Bagi Instansi

Diharapkan dapat membantu mewujudkan visi dan misi sekolah serta membantu

meningkatkan mutu pelayanan pendidikan di SMP Negeri 5 Bontang

3. Bagi Peserta Didik

Diharapkan dapat membantu menyelasaikan permasalah siswa secara cepat

dan responsive sehingga mencegah kemungkinan permasalahan menjadi lebih

berkembang dan menyebabkan prestasi maupun minat belajar menurun.

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari kegiatan aktualisasi ini yaitu pelaksanaan dilakukan mulai dari

tanggal 11 Oktober 2019 sampai dengan 18 November 2019 di lingkungan tempat kerja

yaitu SMP Negeri 5 Kota Bontang, dengan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar

akuntabilitas, nasionalisme, etika, publik, komitmen mutu dan anti korupsi serta

mengimplementasikan peran sebagai calon ASN dalam pelaksanaan tugas dan fungsi di

tempat kerja.

3
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI

2.1 Profil SMP Negeri 5 Bontang


Dasar Hukum Pembentukan Sekolah

Gambar 2.1
Logo SMP Negeri 5 Bontang

Gambar 3.2

Gambar 2.2 Foto Bagian Depan SMP Negeri 5 Bontang


(Sumber: Dokumentasi SMP Negeri 5 Bontang oleh Penulis, 2019)

Nama Sekolah : SMP Negeri 5 Bontang


NPSN : 30401807
Status : Negeri
Bentuk Pendidikan : SMP
Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
SK Pendirian Sekolah : No. 271 Tahun 2003
Tanggal SK : 2003-07-18
Pendirian

4
Akreditasi : 024/BAP-SM/HK/XI/2017
Alamat : Jl. Pupuk Raya, Kelurahan Belimbing
Bontang Barat, Kota Bontang
e-mail : smpnegeri5bontang@yahoo.com
Website : http://www.smpn5btg.sch.id

2.2 Visi dan Misi SMP Negeri 5 Bontang

a. Visi SMP Negeri 5 Bontang


”Menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan menyenangkan serta
menyediakan sarana dan prasarana untuk menjadikan warga sekolah yang cerdas,
tangguh, religius, berkarakter nyata dan Peduli Lingkungan ( CETAR
BERNYALI)”
b. Misi SMP Negeri 5 Bontang
1) Mengembangkan seluruh komponen sekolah secara optimal baik dalam bidang
akademis maupun non akademis dengan berwawasan lingkungan sehingga
mampu bersaing secara global.
2) Meningkatkan mutu pendidikan yang mengintegrasikan sistem nilai agama dan
budaya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3) Menciptakan sistem informasi manajemen berbasis komputer, ujian berbasis
komputer, dan pelaksanaan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan
komunikasi.
4) Menanamkan kedisiplinan melalui budaya bersih, budaya tertib, dan budaya
kerja.
5) Menumbuhkan budaya gemar membaca dengan program literasi yang didukung
perpustakaan yang lengkap dan berkualitas.
6) Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif, aman, nyaman, tentram,
damai, tertib, disiplin, sehat, kekeluargaan, dan penuh tanggung jawab.
7) Menjalin hubungan yang harmonis antar warga sekolah dan antara sekolah
dengan wali murid, masyarakat, instansi, dan lembaga terkait dalam rangka
pencapaian sekolah yang optimal.
8) Mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya manusia dan sarana prasarana
yang ada di sekolah dan mensinergikan seluruh potensi tersebut guna
mewujudkan visi sekolah secara optimal.

5
9) Mengedepankan pendidikan karakter dengan meningkatkan budi pekerti serta
meningkatkan jiwa nasionalisme yang kuat dan bermartabat.
10) Melaksanakan program pengembangan sekolah ramah sosial dan ramah
lingkungan.
11) Membudayakan perilaku peduli terhadap lingkungan dan sesama berlandaskan
semangat kebersamaan dan sikap saling menghargai.

c. Tujuan
1) Menghasilkan lulusan yang lebih beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa
2) Menghasilkan lulusan yang mencintai almamaternya dan peduli kepada
lingkungannya
3) Menghasilkan lulusan yang berdaya saing tinggi, baik dalam melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun dunia kerja
4) Menghasilkan lulusan yang terampil berbahasa Inggris dan menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi informasi dengan baik
5) Menghasilkan lulusan yang memiliki karakter yang nyata dan memiliki sikap
dan budi pekerti yang baik.

d. Nilai Organisasi SMP Negeri 5 Bontang


Nilai-nilai yang menjadi acuan dalam pelaksanaan tugas di SMP Negeri 5
Bontang adalah mengikuti nilai-nilai dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
yaitu:
1. Integritas
Integritas adalah keselarasan antara pikiran, perkataan, dan perbuatan.
2. Kreatif dan Inovatif
Memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan hal baru yang
berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan,
metode, atau alat).
3. Inisiatif
Kemampuan seseorang untuk bertindak melebihi yang dibutuhkan atau yang
dituntut dari pekerjaan.
4. Pembelajar

6
Selalu berusaha untuk mengembangkan kompetensi dan profesionalisme.
5. Terlibat Aktif
Senantiasa berpartisipasi dalam setiap kegiatan.
6. Tanpa Pamrih
Bekerja dengan tulus ikhlas dan penuh dedikasi.

7
1.3 Struktur SMP Negeri 5 Bontang

WAKA KESISWAAN
Rizky Alfian R., S.Pd

Gambar 2.3 Struktur Organisasi SMP Negeri 5 Bontang

1.4 Job Description


1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah berfungsi dan bertugas sebagai edukator, manajer,
administrator, supervisor, leader, inovator dan motivator (EMASLIM).
2. Komite Sekolah
Membina dan menghimpun potensi warga sekolah dalam rangka
mendukung penyelenggaraan sekolah yang berkualitas.
3. Kepala Urusan Tata Usaha
Menyusun program tata usaha sekolah, mengurus administrasi ketenagaan
dan siswa, membina dan pengembangan karier pegawai tata usaha sekolah,
menyusun administrasi perlengkapan sekolah, menyusun dan penyajian
data/statistik sekolah, mengkoordinasikan dan melaksanakan K6, membuat
laporan kegiatan tata usaha.
4. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
Menyusun program pengajaran, pembagian tugas guru dan jadwal
pelajaran, jadwal ulangan/evaluasi, kriteria kenaikan/ketidaknaikan/kelulusan,
mengarahkan pembuatan satpel, membina lomba akademis, dan MGMP.

8
5. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
Menyusun program pembinaan OSIS, melaksanakan pembimbingan dan
pengarahan kegiatan OSIS, melaksanakan koordinasi K6, pemilihan siswa
teladan/penerima beasiswa, mutasi siswa, program ekstra kurikuler, membuat
laporan kegiatan kesiswaan secara berkala.
6. Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana
Menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana, mengkoordinasikan
pendayagunaan sarana dan prasarana, pengelola pembiayaan alat-alat pengajaran,
dan menyusun laporan pelaksanaan urusan sarana dan prasarana secara berkala.
7. Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas
Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orang tua/wali
siswa, membina hubungan antar sekolah, komite sekolah, lembaga dan instansi
terkait, dan membuat laporan pelaksanaan hubungan masyarakat secara berkala.

2.3 Tugas Jabatan Peserta LATSAR

Tugas guru dijelaskan dalam Permendiknas Nomor 35 Tahun 2010 tentang


petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya yang dituangkan ke
dalam sasaran kerja pegawai (SKP), di antaranya :
a. Merencanakan dan melaksanakan pembelajaran
b. Mengevaluasi dan menilai hasil pembelajaran
c. Menganalisis hasil pembelajaran
d. Melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian.

9
BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Konsep Aktualisasi

Pendidikan dan pelatihan (Diklat) prajabatan pola baru, menuntut setiap peserta Diklat

Prajabatan untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu Akuntabilitas,

Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang diakronimkan menjadi

ANEKA. Melalui proses pembelajaran aktualisasi ini, seluruh atau beberapa nilai dasar akan

melandasi pelaksanaan setiap kegiatan peserta Diklat Prajabatan, setiap peserta harus

menemukan dan mengungkapkan makna dibalik penerapan nilai-nilai dasar tersebut pada

pelaksanaan setiap kegiatan yang telah dirancang oleh peserta Diklat Prajabatan di tempat

tugas.

Terdapat lima rangakain kegiatan pembelajaran aktualisasi yang harus dilaksanakan oleh

setiap peserta Diklat Prajabatan, yaitu : 1) merancang aktualisasi nilai dasar profesi PNS, 2)

mempresentasikan rancangan aktualisasi, 3) mengaktualisasikan niali dasar di tempat tugas

atau tempat magang, 4) melaporkan pelaksanaan aktualisasi nilai dasar, 5) mempresentasikan

laporan aktualisasi nilai dasar, 5) mempersentasikan laporan aktualisasi, dan 6) menyusun

rencana aksi penyempurnaan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS.

1. Nilai Dasar ANEKA

A. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai (LAN, 2015).

Akuntabilitas sering disamakan dengan Responsibiltas namun pada pakteknya berbeda.

Responsibilitas sendiri adalah kewajiban untuk bertanggung jawab.

10
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk

memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah menjamin

terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain :

1. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan,

antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi;

2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan PNS

dalam politik praktis;

3. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan

pemerintahan dan pelayanan publik;

4. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai

penyelenggara pemerintahan.

Untuk menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel maka diperlukan adanya nilai-nilai

dasar yaitu :

1. Kepemimpinan

2. Transparansi

3. Integritas

4. Tanggung Jawab (Integritas)

5. Keadilan

6. Kepercayaan

7. Keseimbangan

8. Kejelasan

9. Konsistensi

B. Nasionalisme

Makna Nasionalisme secara politis merupakan manifestasi kesadaran nasional yang

mengandung cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik yang merebut kemerdekaan atau

11
mengenyahkan penjajahan maupun sebagai pendorong untuk membangun dirinya maupun

lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya. Dalam arti sempit nasionalisme adalah suatu

sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain

sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai beraikan bangsa yang satu dengan

bangsa yang lain. Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa

cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.

Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan

agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan

keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan;

menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai

bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui

persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa;

menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.

C. Etika Publik

Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik atau buruk, benar atau salah yang harus

dilakukan atau bagaimana melakukan kewajiban yang baik atau benar. Dalam kaitannya

denganpelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan

baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik

dalam rangka menjalankan tanggung jawabpelayanan publik (LAN, 2015:6). Kode etik adalah

aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya

hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis (LAN, 2015:9).

Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus

dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh

oleh sekelompok profesional tertentu.

12
Berdasarkan undang-undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN yakni

sebagai berikut:

1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;

2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;

3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;

4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku;

5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang

sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika

pemerintahan;

6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;

7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif,

dan efisien;

a. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;

b. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang

memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;

c. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan dan

jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri

atau untuk orang lain;

d. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN;

e. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin

pegawai ASN.

Definisi dan lingkup etika public merupakan refleksi tentang standar/norma yang

menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan

kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.

13
Dimensi etika publik terdiri dari dimensi tujuan pelayanan publik yang bertujuan untuk

mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan relevan, dimensi modalitas yang terdiri dari

akuntabilitas, transparansi, dan netralitas, serta dimensi tindakan integritas publik (LAN,

2015:11). Ketiga dimensi tersebut dapat menjadi dasar untuk dapat menjadi pelayan publik

yang beretika.

D. Komitmen Mutu

Komitnen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik yang berorientasi kepada

kualitas hasil. Target utama kinerja aparatur yang berbasis komitmen mutu adalah mewujudkan

kepuasan masyarakat yang menerima layanan (customer satisfaction). Apalagi dikaitkan

dengan tiga fungsi utama pegawai ASN sesuai Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 pasal

10, yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu

bangsa, maka dalam implementasi fungsi tersebut pegawai ASN harus menunjukkan perilaku

yang komitmen terhadap mutu, bukan sekedar menggugurkan kewajiban formal atau

menjalankan rutinitas pelayanan.

Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara lain :

1. Efektif, yaitu berhasil guna dapat mencapai hasil sesuai dengan target;

2. Efisien, yaitu berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa

menimbulkan pemborosan;

3. Inovasi, yaitu penemuan sesuatu yang baru atau mengandung kebaruan;

4. Berorientasi mutu, yaitu ukuran baik buruk yang di persepsi individuterhadap produk

atau jasa.

E. Anti Korupsi

Anti korupsi adalah sikap dan perilaku untuk tidak mendukung adanya upaya untuk

merugikan keuangan dan perkonomian negara, singkatnya adalah tindakan menentang

terhadap adanya korupsi. Berdasarkan Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 jo Undang-

14
undang No 20 Tahun 2001, terdapat 7 (tujuh) kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri dari:

kerugian keuangan negara, suap-menyuap, pemerasa, perbuatan curang, penggelapan dalam

jabatan, benturan kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi.

Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah sebagai berikut :

a. mandiri yang dapat membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang sehingga menjadi

tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Pribadi yang mandiri tidak akan

menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi mencapai

keuntungan sesaat;

b. kerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka tercapainya target dari suatu

pekerjaan. Jika target dapat tercapai, peluang untuk korupsi secara materiil maupun non

materiil (waktu) menjadi lebih kecil;

c. berani untuk mengatakan atau melaporkan pada atasan atau pihak yang berwenang jika

mengetahui ada pegawai yang melakukan kesalahan;

d. disiplin berkegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan undang-undung yang mengatur;

e. peduli yang berarti ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan orang lain;

f. jujur yaitu berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran (dharma);

g. tanggung jawab yaitu berani dalam menanggung resiko atas apa yang kita kerjakan dalam

bentuk apapun;

h. sederhana yang dapat diartikan menerima dengan tulus dan iklas terhadap apa yang telah

ada dan diberikan oleh Tuhan kepada kita;

i. adil yaitu memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan maupun perbuatan

saat memutuskan peristiwa yang terjadi.

15
3.2 Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI

A. Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN)

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang

profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik

korupsi, kolusi dan nepotisme. Dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur

Sipil Negara, berdasarkan jenisnya pegawai ASN terdiri atas Pengawai Negeri Sipil (PNS) dan

Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN bertugas sebagai

berikut: Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Memberikan pelayanan public yang

professional dan berkualitas, dan Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat

meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap PNS

diberikan Hak PNS yang diatur dalam UU ASN yaitu sebagai berikut : Gaji,tunjangan dan

fasilitas, cuti, jaminan pensiun dan jaminan hari tua, perlindungan dan pengembangan

kompetensi. Sedangkan kewajiban dari pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah

sebagai berikut :

1) Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;

2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;

3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;

4) Melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

16
5) Melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang

sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika

pemerintahan;

6) Menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara;

7) Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab, efektif,

dan efisien;

8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;

9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang

memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;

10) Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan

jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau

untuk orang lain;

11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN; dan

12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai disiplin Pegawai

ASN.

3.2 Whole of Government (WoG)

Whole of Government (WoG) dapat dipahami sebagai suatu model pendekatan

integratif fungsional satu atap yang digunakan untuk mengatasi wicked problems yang sulit

dipecahkan dan diatasi karena berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain:

tidak jelas sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku.

Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan menyatukan seluruh sektor

yang terkait dengan pelayanan publik. Jenis pelayanan publik yang dikenal dapat didekati oleh

pendekatan WoG di antaranya adalah Pelayanan yang bersifat administratif, Pelayanan jasa

dan Pelayanan barang.

17
Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan menyatukan seluruh sektor yang

terkait dengan pelayanan publik berdasarkan nilai-nilai dasar yaitu Koordinasi, Integrasi,

Sinkronisasi; dan Simplifikasi.

3.3 Pelayanan Publik

Pelayan publik merupakan satu di antara tiga fungsi Aapartur Sipil Negara (ASN). Oleh

sebab itu, pelayanan publik menjadi tolok ukur yang paling nyata oleh masyarakat karena ia

berhubungan langsung dengan mereka.

Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan

kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara

dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh

penyelengara pelayanan publik. Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara

adalah segala bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di pusat

dan daerah dan dilingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau jasa baik dalam

pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah :

partisipatif, transparan, responsif, tidak diskriminatif, mudah dan murah efektif dan efisien,

aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.

18
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI

4.1 Identifikasi Isu

Dalam mengidentifikasikan isu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti
kemampuan sumber daya manusia, biaya, tenaga, teknologi dan lain-lain. Oleh karena itu,
dilakukan penilaian prioritas masalah yang paling mendesak. Untuk menentukan prioritas
masalah dapat menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth). Analisis USG
merupakan alat yang digunakan untuk untuk menyusun urutan prioritas yang penting,
serius, dan berkembang untuk diselesaikan. Isu yang memilii total skor tertinggi
merupakan isu prioritas. Untuk lebih jelasnya, pengertian urgency, seriousness, dan growth
diuraikan sebagai berikut :

a. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang
tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang
menyebabkan isu tadi.
b. Seriousness
Apabila masalah tidak ditangani maka timbul masalah lain yang lebih
serius.eberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul
dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat
yang menimbulkan masalah-masalah lain jika penyebab utama isu tidak dipecahkan.
c. Growth

Kemungkinan isu untuk berkembang dikaitkan dengan masalah penyebab yang

akan semakin memburuk jika isu dibiarkan.

4.2 Pemilihan Isu

Dalam menentukan isu prioritas yang akan diangkat penulis menggunakan metode USG

yaitu melihat dari sudut pandang Urgency (U) yaitu seberapa mendesak suatu isu dibahas,

dianalisis, dan ditindaklanjuti, Seriousness (S) yaitu seberapa sesrius suatu isi harus dibahas

dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan, dan Growth (G) yaitu seberapa besar kemungkinan

memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani sebagaimana mestinya.


19
Berikut ini adalah penilaian isu yang berkembang dengan metode USG untuk skala

penilaian dari 1 sampai 5 dimana 5 = sangat besar, 4 = besar, 3 = sedang, 2 = kecil, dan 1 =

sangat kecil

Tabel 1. Metode USG untuk Skala Prioritas

No Identifikasi Isu U S G Total


1 Belum optimalnya pencatatan kasus di SMP 4 4 5 13
Negeri 5 Bontang
2 Kurang disiplin siswa di SMP Negeri 5 3 4 5 10
Bontang
3 Kurangnya pengetahuan anak mengenai 3 3 3 9
kecerdasan majemuk dan cara belajar sesuai
dengan gaya belajar

Dari penilaian isu pada tabel di atas didapatkan isu yang sangat membutuhkan
pemecahan masalah adalah isu nomor 1 yaitu belum optimalnya pencatatan konseling
di SMP Negeri 5 Bontang.

Gagasan pemecahan isu yang akan penulis lakukan adalah Melakukan Pembuatan
Buku Catatan Administrasi Konseling dengan Menggunakan Google Form di SMP
Negeri 5 Bontang, yang dirincikan ke dalam 5 kegiatan yaitu :

1. Mengumpulkan data dukung seperti catatan-catatan administrasi yang ada.


2. Merancang item data yang akan diinput
3. Melakukan sosialisasi penggunaan google form dalam pencatatan konseling
4. Menerapkan pencatatan tersebut dalam kegiatan konseling
5. Membuat rekapan kegiatan setiap bulan

4.3 Rancangan Aktualisasi

Nama Peserta : Listya Alvarina

NIP : 199304052019032027

NDH : 18

20
Unit Kerja : SMP Negeri 5 Bontang

Identifikasi Isu : Form Catatan Kasus Konseling

Gagasan : Pembuatan Buku Catatan Kasus dengan Menggunakan Google Form


di SMP Negeri 5 Bontang

21
Tabel 2.Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja : SMP Negeri 5 Bontang


Identifikasi Isu : Form Catatan Kasus Konseling
Isu yang Diangkat : Belum Optimalnya Pencatatan Administrasi Konseling di SMP Negeri 5 Bontang
Gagasan Pemecahan : Pembuatan Buku Catatan Kasus dengan Menggunakan Google Form di SMP Negeri 5 Bontang
Isu
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Keterkaitan dengan Nilai ANEKA Keterkaitan terhadap Visi
dan Misi Sekolah
1. Mengumpulkan 1. Penyampaian ide Dokumentasi ✓ Akuntabilitas : Terbentuknya warga
kepada mentor yang • Mendokumentasikan data dukung sekolah yang sadar akan
data dukung buku catatan
juga sebagai pimpinan dari administrasi sebelumnya jati dirinya dan mampu
seperti catatan- dan koordinator BK administrasi ✓ Nasionalisme bekerja secara cerdas
terkait pembuatan Melakukan koordinasi dan dengan menjadikan iptek
catatan manual
google form sebagai kebudayaannya
komunikasi sekaligus membangun
administrasi 2. Mengumpulkan data sebelumnya sehingga mampu
mengenai administrasi keakraban antar sesama sesuai meningkatkan prestasi di
yang ada.
BK yang ada di bidang akademik maupun
dengan “Sila ke-3’
sekolah non-akademik dari
✓ Etika Publik tingkat kabupaten/kota,
Memperoleh data yang ada dengan tingkat provinsi, dan
tingkat nasional
izin dari koordinator BK.
✓ Komitmen Mutu
• Melakukan pengambilan data
dengan cermat
✓ Anti Korupsi

22
Mengembalikan data tersebut ke
tempat penyimpanan awal tanpa
ada yang rusak atau hilang
2. Merancang 1. Menyampaikan hasil Rancangan awal ✓ Akuntabilitas :
rancangan kepada • Menyampaikan rancangan dasar
google form dan google form
koordinator BK kepada koordinator BK sebagai
menentukan 2. Mengumpulkan salah satu bagian dari
informasi terkait cara akuntabilitas yakni perencanaan
item-item data
pembuatan dan awal yang matang,
yang perlu penggunaan google ✓ Nasionalisme
form dari guru TIK di Menggunakan Bahasa Indonesia
diinput
sekolah serta membuat
dalam berkomunikasi sebagai
google form
bentuk pengamalan “sila ke 3”
✓ Etika Publik
Menerima dengan baik masukan
dan koreksi yang membangun.
✓ Komitmen Mutu
• Membuat inovasi pencatatan dari
manual ke digital
✓ Anti Korupsi
Melakukan pengisian data dengan
jujur
3. Melakukan 1. Menyampaikan • Dokumentasi ✓ Akuntabilitas
rencana pelaksanaan Sosialisasi Menyampaikan sosialisasi dengan
sosialisasi
diskusi kepada rekan
sebenar-benarnya.
penggunaan dan kerja
✓ Nasionalisme
23
pengisian google 2. Memaparkan hasil Memberi kesempatan dan
rancangan dan cara
form menerima masukan dan saran
pengisian form
3. Melakukan review, kepada rekan kerja agar terjadi
masukan dan
kesepakatan bersama, perwujudan
perbaikan
“sila ke-4”
✓ Etika Publik
• Menyampaikan sosialisasi
dengan Bahasa yang sopan dan
santun
• Berterimakasih kepada rekan
sejawat yang menyempatkan
waktu untuk hadir
✓ Komitmen Mutu
Dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan mutu guru BK ke
depannya.
✓ Anti Korupsi
Tidak meminta dana apapun dari
sekolah
4. Menerapkan ✓ Menyiapkan dan Form yang siap ✓ Akuntabilitas
share link form Menginput kegiatan sesuai dengan
pencatatan digunakan
yang siap isi
kenyataan di lapangan.
tersebut dalam ✓ Melaksanakan
kegiatan ✓ Nasionalisme
kegiatan BK
pengisian form Mencatat dengan adil tanpa
secara online
membedakan status siswa

24
✓ Etika Publik
Menginput pencatatan dengan
menggunakan Bahasa Indonesia
sebagai penerapan sila ke-3
✓ Komitmen Mutu
Menyiapkan form pencatatan yang
tetap menjunjung kode etik profesi
BK dalam menjaga kerahasiaan
klien
✓ Anti Korupsi
Tidak memanipulasi pengisian
data
5. Membuat ✓ Mengolah hasil Laporan yang ✓ Akuntabilitas
data yang telah di Menyampaikan laporan secara
rekapan kegiatan telah direkap
entri.
transparan.
setiap bulan
✓ Nasionalisme
Membuat laporan menggunakan
Bahasa Indonesia, penerapan butir
pancasila sila “sila ke-3”
✓ Etika Publik
Menyampaikan laporan dengan
bahasa yang sopan
✓ Komitmen Mutu

25
Membuat laporan sesuai
pencapaian target dan dilakukan
dengan tujuan untuk meningkatkan
mutu guru BK ke depannya.
✓ Anti Korupsi
Menggunakan fasilitas sekolah
berupa printer dan kertas
secukupnya sesuai kebutuhan
laporan.

26
4.4 Jadwal Kegiatan Aktualisasi

Bulan
N KEGIATAN Oktober November
O. 11 14 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 4 5 6 7 8 1 1 1 1 1 18
5 6 7 8 1 2 3 4 5 8 9 0 1 1 2 3 4 5
1 Mengumpulkan data
dukung seperti catatan-
catatan administrasi yang
ada
2 Merancang google form
dan menentukan item-item
data yang perlu diinput
3 Melakukan sosialisasi
penggunaan dan pengisian
google form
4 Menerapkan pencatatan
tersebut dalam kegiatan
BK
5 Membuat rekapan
kegiatan setiap bulan

27
BAB V

PELAKSANAAN AKTUALISASI

Nilai-nilai dasar ASN yang diperoleh ketika menjalani masa habituasi telah

diimplementasikan dalam kegiatan off campus atau aktualisasi dilaksanakan terhitung mulai

tanggal 11 Oktober sampai 18 November 2019. Mengangkat judul Optimalisasi Pencatatan

Konseling Menggunakan Google Form di SMP Negeri 5 Bontang yang terdiri dari 5 kegiatan,

bukti, dan hasil/ output dari kegiatan-kegiatan aktualisasi tersebut diuraikan sebagai berikut.

A. Mengumpulkan data dukung seperti catatan-catatan administrasi yang ada

Kegiatan ini dilakukan di SMP Negeri 5 Bontang pada minggu pertama. Pengumpulan

data ini bertujuan untuk meminta izin, menyamakan persepsi, dan sebagai dasar pembuatan

oogle form.

Tahapan kegiatan pertama yaitu penyampaian ide kepada mentor dan koordinator BK

yang juga sebagai pimpinan terkait pembuatan google form pada tanggal 14 – 15 Oktober

2019 di ruang kepala sekolah dan ruang BK. Koordinasi dan komunikasi dilakukan dengan

terbuka dan menggunakan bahasa yang santun untuk membangun keakraban antar sesama

sesuai dengan “Sila ke-3’, hal ini merupakan penerapan dari nilai Nasionalisme. Hasil/

Output yang dihasilkan dari tahapan awal ini yaitu rancangan awal google form serta item-

item yang perlu di ganti maupun di tambahkan.

28
Gambar 5.1 Guru berkoordinasi dengan kepala sekolah dan koordinator BK

Analisis dampak nilai ANEKA : jika tidak melakukan koordinasi dan komunikasi

sebelum kegiatan maka akan berpotensi menyebabkan timbulnya kesalahpahaman dan

mengganggu jalannya kegiatan aktualisasi.

Tahapan kedua yaitu mengumpulkan data mengenai administrasi BK yang tersedia di

sekolah. Tahapan ini bertujuan agar memilah item data yang akan dimasukkan ke dalam

gogle form sehingga item-item utama yang ada di Buku Kasus tetap sesuai dengan aturan.

Untuk mendapatkan data tersebut, sebelumnya penulis meminta izin kepada koordinator

BK sebagai penerapan Etika Publik. Untuk menjaga Komitmen Mutu, pengambilan data

dilakukan dengan cermat, kemudian data-data tersebut di dokumentasikan sebagai

perwujudan Akuntabilitas.

Setelah semua data didapatkan buku-buku tersebut dikembalikan ke tempat semula

tanpa kurang ataupun rusak, hal ini dilakukan sebagai pencerminan nilai Anti Korupsi

dalam menjalankan tugas.

29
Gambar 5.2 Pengumpulan data mengenai administrasi BK yang tersedia di sekolah

Analisis dampak nilai ANEKA : Jika tidak dilaksanakan, maka akan gagal menerapkan

nilai-nilai ANEKA, karena empat dari lima nilai ANEKA diterapkan di tahapan ini.

Hasil/ Output dari kedua kegiatan di atas adalah dokumentasi buku catatan administrasi

manual sebelumnya yang merupakan dasar pembuatan google form.

B. Merancang item data yang akan diinput

Kegiatan ini dibagi menjadi tiga tahapan dan dilaksanakan tanggal 17-25 Oktober 2019.

Tahap pertama yaitu menyampaikan hasil rancangan kepada koordinator BK, penyampaian

ini dilakukan untuk mematangkan rencana awal yang merupakan bagian dari nilai

Akuntabilitas. Kegiatan ini merupakan dasar dalam pembuatan google form, karena Item-

item data yang akan diinput merupakan informasi data yg diperlukan BK di sekolah serta

disesuaikan dengan fasilitas google form yang tersedia. Ada beberapa item data yang

dikurangi dan ditambahkan dalam proses ini. Item yang dikurangi yaitu kolom tanda tangan

karena tidak tersedia fitur tersebut dalam google form. Pencerminan nilai Etika Publik

terlihat ketika diskusi dengan koordinator BK, dalam ide awal kolom tanda tangan akan

diganti menjadi NISN, tetapi setelah berdiskusi dengan koordinator BK diterima masukan

dan koreksi untuk mengganti menjadi NIS, karena lebih mudah diingat dan hampir semua

siswa di SMP Negeri 5 Bontang hafal NIS masing-masing. Sedangkan item yang di

30
tambahkan yaitu ‘bukti pelanggaran’ dan ‘dokumentasi tindak lanjut’ yang bisa diisi

dengan mengupload foto, video, rekaman suara, dan file/ dokumen. Dengan

ditambahkannya item ini diharapkan pengisian dilakukan dengan jujur sesuai keadaan di

lapangan dan dapat dipertanggung jawabkan dalam bentuk dokumentasi sehingga

memperkuat nilai Anti Korupsi.

Gambar 5.3 Memilah item data yang akan diinput dalam google form

Analisis dampak nilai ANEKA : tanpa penyampaian rancangan dan diskusi dengan

koordinator, item-item data yang diinput bisa jadi kurang sesuai dengan kebutuhan BK di

sekolah.

Hasil/ Output dari kegiatan ini yaitu item-item data yang akan dimasukkan dalam

google form.

Tahap kedua yaitu mengumpulkan informasi terkait cara pembuatan dan penggunaan

google form dari guru TIK di sekolah serts membuat google form, hal ini dirasa perlu untuk

meminimalisir masalah pada form yang akan di share. Komunikasi dilakukan dengan

menggunakan Bahasa Indonesia yang merupakan pengamalan sila ke-3 dalam Pancasila

sebagai wujud nilai Nasionalisme.

31
Gambar 5.4 mengumpulkan informasi terkait cara pembuatan dan penggunaan google

form dari guru TIK di sekolah

Analisis dampak nilai ANEKA : jika informasi kurang, proses pengerjaan akan

memakan waktu yang lebih lama dan penerima form akan menghadapi kendala saat proses

pengisian.

Setelah tahap pertama dan kedua dilewati, maka google form siap dibuat. Hasil form

yang dibuat di tahap ketiga ini merupakan perwujudan Komitmen Mutu yang dilakukan

dengan membuat inovasi dimana awalnya pencatatan dilakukan secara manual di buku

besar, menjadi online dan bisa dilakukan melalui handphone masing-masing. Diharapkan

dengan adanya pencatatan melalui google form ini akan mempermudah dan mempercepat

pekerjaan guru BK di SMP Negeri 5 Bontang.

Gambar 5.5 inovasi dimana pencatatan manual menjadi digital

32
Analisis dampak nilai ANEKA : Jika tidak dilakukan inovasi maka akan monoton,

proses pencatatan saat ada kasus akan terhambat jika buku kasus BK sedang dipakai rekan

sejawat.

Hasil/ output dari kegiatan ini berupa google form yang siap di share dan diisi.

C. Melakukan sosialisasi penggunaan dan pengisian google form

Dalam perencanaan kegiatan ini dilakukan pada tanggal 28-30 Oktober 2019, tahap

pertama kegiatan ini yaitu menyampaikan rencana pelaksanaan diskusi kepada rekan kerja,

dilakukan secara lisan karena ditujukan hanya kepada tiga orang guru BK yang ada di

sekolah. Sosialisasi ini dilakukan tanpa meminta dana apapun dari sekolah sebagai bentuk

Anti Korupsi yang diterapkan.

Analisis dampak nilai ANEKA : Jika tidak diterapkan maka sosialisasi tidak akan dapat

berjalan.

Hasil/ output dari kegiatan ini yaitu kesepakatan pelaksanaan kegiatan antar guru BK.

Tahap kedua yaitu memaparkan hasil rancangan serta cara pengisian form.

Penyampaian sosialisasi dilaksanakan dengan Bahasa yang sopan dan santun serta tidak

lupa berterimakasih kepada rekan sejawat yang telah menyempatkan waktu untuk hadir

disela kesibukan mereka sebagai bentuk penerapan Etika Publik. Sosialisasi yang

disampaikan dengan sebenar-benarnya sesuai dengan keadaan di lapangan dalam

sosialisasi ini merupakan perwujudan dari nilai Akuntabilitas. Nilai Komitmen Mutu

tercermin pada tujuan pembuatan google form. Peserta sosialisasi diberikan pemahaman

bahwa pada dasarnya tujuan pembuatan form adalah agar mempermudah, mempercepat,

menghasilkan pencatatan yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga dapat

meningkatkan mutu guru BK ke depannya. Dibuatnya form yang bisa diisi secara online

yang dapat diisi melalui handphone masing-masing akan membuat guru BK lebih mudah

33
mencari riwayat kasus siswa dan akan lebih mudah menentukan jenis bimbingan maupun

konseling yang sesuai dengan kebutuhan siswa baik individu, kelompok, maupun sekolah

karena terdapat persentase kasus yang berguna untuk melihat tingkatan kasus yang terjadi

SMP Negeri 5 Bontang. Proses pencatatan pun akan semakin cepat karena bisa langsung

mengisi saat kasus terjadi dan dapat ditambahkan bukti berupa foto, video, rekaman suara,

serta dokumen agar pencatatan yang dihasilkan benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.

Gambar 5.6 bagian dari item google form

Analisis dampak nilai ANEKA : jika Etika Publik tidak diterapkan maka tidak terjalin

hubungan baik dengan para guru BK lainnya. Sedangkan jika nilai Akuntabilitas dan

Komitmen Mutu tidak dijalankan di tahap ini maka google form ini akan sia-sia.

Hasil/ Output dari kegiatan ini yaitu dokumentasi kegiatan sosialisasi.

Melakukan review, masukan, dan perbaikan dilaksanakan di tahap ketiga ini, dalam

tahap ini tercermin nilai Nasionalisme yang diwujudkan dengan diberikannya kesempatan

kepada guru BK untuk memberikan masukan dan saran agar tercapai kesepakatan bersama

perihal pelaksanaan sosialisasi sebagai bentuk penerapan sila ke-4. Penulis mendapat

beberapa saran masukan diantaranya yaitu agar output dari laporan ini dapat ditampilkan

dan di buat per jenjang kelas, saran ini pun dilaksanakan penulis pada kegiatan ke lima.

Rekan sejawat juga memberi masukan agar google form ini dapat diterapkan pada

administrasi BK yang lainnya, tetapi karena keterbatasan waktu aktualisasi, untuk

sementara penulis belum dapat memenuhi masukan tersebut.

34
Gambar 5.7 Kegiatan Sosialisasi

Analisis dampak nilai ANEKA : Jika tidak diterapkan maka akan timbul

kesalahpahaman dan hasil yang diterapkan bukan merupakan keputusan bersama.

Hasil/ Output dari kegiatan ini akan terlihat pada kegiatan ke lima.

D. Menerapkan pencatatan tersebut dalam kegiatan konseling

Tahap pertama dalam kegiatan ini yaitu menyiapkan dan share link form yang siap isi.
Komitmen Mutu diterapkan dengan cara menyiapkan form pencatatan yang tetap
menjunjung kode etik profesi BK dalam menjaga kerahasiaan klien.

35
Gambar 5.8 share link google yang siap isi

Analisis dampak nilai ANEKA : Jika tidak diterapkan akan mengganggu privasi klien
(siswa) sehingga menimbulkan ketidaknyamanan dan hilangnya kepercayaan siswa
kepada guru BK.
Hasil/ Output dari kegiatan ini berupa link yang di share kepada guru Bk.
Pelaksanakan kegiatan pengisian form secara online dilakukan pada tahap kedua,
Perwujudan Nasionalisme adalah ketika pencatatan dilakukan secara adil tanpa
membedakan status siswa, semua siswa harus diperlakukan sama tanpa melihat latar
belakang maupun status sosialnya. Untuk mewujudkan nilai Akuntabilitas penginputan
form harus sesuai dengan keadaan di lapangan, hal ini juga untuk menghindari
pemanipulasian data, serta diinput menggunakan Bahasa yang sopan dan santun sebagai
perwujudan Etika Publik.. sedangkan untuk nilai Anti Korupsi diwujudkan dengan tidak
meminta dana apapun dari sekolah,

36
Gambar 5.9 Pengisian google form oleh semua guru BK

Analisis dampak nilai ANEKA : Jika tidak diterapkan akan tercipta ketidakadilan serta
ketidaksesuaian data.
Hasil/ Output dari kegiatan ini berupa form yang sudah diisi.

E. Membuat rekapan kegiatan setiap bulan

Hasil data yang telah dientri, diolah pada tahap ini. Pengolahan ini dilakukan dengan

cara mendownload hasil entri kemudian diubah ke excel agar lebih mudah untuk proses

pelaporan dan pengarsipannya. Dalam pelaporannya menggunakan Bahasa Indonesia yang

sopan, hal ini mencerminkan nilai Nasionalisme dan Etika Publik. Sebagai wujud

Akuntabilitas laporan dibuat secara transparan kepada sesama guru BK di SMP Negeri 5

Bontang dan untuk menjaga Komitmen Mutu maka laporan dibuat sesuai dengan

pencapaian dan dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan mutu guru BK ke depannya.

37
Laporan dibuat dengan menggunakan fasilitas sekolah berupa printer dan kertas yang

digunakan sesuai kebutuhan sebagai perwujudan nilai Anti Korupsi.

Gambar 5.10 Proses perekapan data yang telah dientri

Analisis dampak nilai ANEKA : Jika nilai-nilai aneka di atas tidak diterapkan, maka

akan mengakibatkan buruknya hasil laporan.

Hasil/ Output dalam kegiatan ini berupa laporan yang telah direkap dalam bentuk print

out dan screenshoot.

38
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Laporan pelaksanaan kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN ini dilaksanakan

mulai tanggal 11 Oktober 2019 sampai 18 November 2019. Isu yang diangkat dalam

laporan ini berdasarkan permasalahan di lingkungan kerja yaitu “Kurang optimalnya

pencatatan kasus di SMP Negeri 5 Bontang. Sebagai upaya untuk menyelesaikan isu

dan permasalahan tersebut, peserta LATSAR mengimplementasikan melalui kegiatan

proses aktualisasi yaitu “Optimalisasi Pencatatan Kasus dengan Menggunakan Google

Form di SMP Negeri 5 Bontang”. Kegiatan tersebut antara lain : mengumpulkan data

dukung seperti catatan-catatan administrasi yang ada, Merancang google form dan

menentukan item-item data yang perlu diinput, melakukan sosialisasi penggunaan dan

pengisian google form, Menerapkan pencatatan tersebut dalam kegiatan BK, dan

membuat rekapan kegiatan setiap bulan.

Melalui pengaktualisasian nilai-nilai dasar akuntabilitas, nasionalisme, etika

public, komitmen mutu, dan anti korupsi (ANEKA) akan mampu meningkatkan kinerja

peserta Latsar dalam menjalankan tugas dan fungsi di lingkungan kerja masing-

masing.

B. Saran

Setelah melaksanakan kegiatan aktualisasi yang terintegrasi dalam lima nilai-nilai dasar

ASN yaitu nilai dasar ANEKA di SMP Negeri 5 Bontang Barat, peserta Latsar

merekomendasikan sebagai berikut:

39
1. Bagi Peserta

Peserta Latsar mengharapkan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN akuntabilitas,

nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi (ANEKA) dapat

terlaksana secara berkelanjutan pada aktifitas kerja sehari-hari dan menularkan pada

rekan kerjanya.

2. Guru

Sebagai ASN dalam melaksanakan tugas hendaknya secara total dan loyalitas yang

tinggi. Tugas-tugasnya juga dilaksanakan dengan memegang prinsip nilai-nilai

ANEKA sehingga visi misi organisasi dapat tercapai dengan baik.

3. Sekolah

Pihak sekolah diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap guru dalam

melaksanakan setiap kegiatan yang bersifat meningkatkan mutu peserta didik,

pendidik, serta kualitas pelayanan pendidikan.

4. Orang tua peserta didik

Orang tua peserta didik diharapkan dapat ikut berpartisipasi dalam mengawasi serta

membimbing anaknya ketika berada di luar lingkup sekolah.

5. Komite Sekolah dan Masyarakat

Komite sekolah dan masyarakat hendaknya dapat bekerjasama dengan baik secara

sinergis dalam mewujudkan pencapaian visi dan misi sekolah.

C. Role Model

Peranan adalah suatu perilaku yang diharapkan oleh orang lain dari seseorang

yang menduduki status tertentu. Peranan atau role ada beberapa, salah satunya yaitu

model peranan (role model), adalah seseoran yang memiliki tingkah laku yang pantas

untuk dicontoh, ditiru, dan diikuti. Dalam kegiatan aktualisasi ini, yang menjadi role

40
model adalah Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Bontang Ibu Drs. Hj. Sukarsih, M. Pd.

Alasan beliau dijadikan role model pada pelaksanaan aktualisasi ini yaitu karena beliau

adalah sosok pemimpin yang sangat terbuka dalam menerima segala bentuk inovasi

yang dapat membawa sekolah ke arah lebih baik. Beliau sangat terbuka dalam

menerima kami, para CPNS baru di SMP Negeri 5 Bontang. Kami pun didorong serta

didukung untuk terus mengembangkan diri dan ide-ide yang dimiliki untuk bersama-

sama membawa SMP Negeri 5 Bontang agar terus maju.

41
DAFTAR PUSTAKA

LAN RI, 2015, “AKUNTABILITAS” Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan


Golongan III, Jakarta
LAN RI, 2015, “NASIONALISME” Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan III, Jakarta
LAN RI, 2015, “ETIKA PUBLIK” Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan III, Jakarta
LAN RI, 2015, “KOMITMEN MUTU” Modul Pendidikan dan Pelatihan dan
Pelatihan Golongan III, Jakarta
LAN RI, 2015, “ANTI KORUPSI” Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan I/II dan III, Jakarta
LAN RI, 2017, “MANAJEMEN ASN” Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Jakarta
LAN RI, 2017, “WHOLE OF GOVERNMENT” Modul Pelatihan Dasar Calon PNS,
Jakarta
LAN RI, 2017, “PELAYANAN PUBLIK” Modul Pelatihan Dasar Calon PNS,
Jakarta

42
LAMPIRAN

43
44
45
46

Anda mungkin juga menyukai