Anda di halaman 1dari 16

PENGENALAN MIKROSKOP

OLEH :

NAMA : RIDO MAULANA SIREGAR


NPM : 202114031
PRODI : AGRIBSNIS

DOSEN PENGAMPU :JUMARIA NASUTION,S.pd,M Si


MATA KULIAH : BIOLOGI

UNIVERSITAS GRAHA NUSANTARA


FAKULTAS PERTANIAN
PADANGSIDIMPUAN
2022
KATA PENGANTAR

puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang maha esa berkat rahmat dan hidayahnya
penulis dapat menyelesaikan laporan Biologi Umum ; PengenalanMikroskop ini. keluarga,
dan sahabatnya. Selanjutnya, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak
terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran pembuatan laporan ini, baik berupa
dorongan moril maupun materil.

Terima kasih kepada ibu jumariah nasution selaku dosen praktikum matakuliah Biologi yang
telah membimbing kami. Semoga laporan ini dapat berguna baik untuk diri kami, teman
teman, dan semua yang membaca laporan ini. Saya selaku penulis memohon maaf atas
kekurangan dalam laporan ini. Saya berharap laporan ini dapat bermanfaat dan dapat
memenuhi tugas yang diberikan.“Tiada Gading Yang Tak Retak”, bahwa laporan
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun tetap saya
nantikan dari kesempurnaan laporan ini. Terima kasih

DAFTAR ISI
Cover
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Tujuan Praktikum............................................................................................................4
1.3 Manfaat Praktikum...........................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................5
BAB III......................................................................................................................................6
METODE PRAKTIKUM........................................................................................................6
3.1 Waktu dan Tempat...........................................................................................................6
3.2 Alat dan Bahan.................................................................................................................6
3.3 Cara Kerja.........................................................................................................................6
BAB IV......................................................................................................................................7
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................................7
4.1 Hasil Pengamatan.............................................................................................................7
4.2 Pembahasan......................................................................................................................7
BAB V........................................................................................................................................9
PENUTUP.................................................................................................................................9
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................9
PRAKTIKUM II....................................................................................................................10
PENGAMATAN STOMATA PADA TUMBUHAN...........................................................10
PRAKTIKUM III...................................................................................................................13
KLASIFIKASI MAHKLUK HIDUP...................................................................................13
PERAKTIKUM KE IV..........................................................................................................15
PEMANFAATAN AIR CUCIAN BERAS...........................................................................15
SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF PERTUMBUHAN JAMUR......................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Mata manusia memiliki kemampuan untuk melihat yang sangat terbatas. Oleh karna
itu banyak masalah mengenai benda atau organisme yang akan diamati hanya dapat di periksa
dengan menggunakan alat bantu. Salah satu alat bantu yang sering digunakan
dalam pengamatan, adalah mikroskop. Mikroskop berfungsi untuk meningkatkan kemampuan
pancaindra seseorang sehingga memungkinkan dapat mengamati objek yang sangat halus
sekalipun.Mikroskop merupakan alat bantu utama yang diperlukan dalam melakukan
pengamatandan penelitian karena dapat dipergunakan untuk mempelajari struktur dan bentuk-
bentuk bendayang sangat kecil.Salah satu penemu sejarah mikrobiologi dengan mikroskop
adalah Antonie VanLeeuwenhock (1632-1723) . Tahun 1675 Antonie membuat mikroskop
dengan kualitas lensayang cukup baik, dengan menumpuk lebih banyak lensa sehingga ia bisa
mengamatimikroorganisme yang terdapat pada air hujan yang menggenang dan air jambangan
bunga, jugadari air laut dan bahan pengorekan gigi.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan Praktikum ini yaitu untuk mengenal bagian-bagian mikroskop biologi serta
cara penggunaannya.

1.3 Manfaat Praktikum

Manfaat dari praktikum ini adalah :


1.Mahasiswa dapat mengetahui cara penggunaan mikroskop biologi yang tepat dan aman.
2.Dapat mengetahui bagian-bagian mikroskop lebih rinci dan detail.

 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu keterampilan proses sains adalah keterampilan mengobservasi


(pengamatan).Observasi merupakan salah satu keterampilan proses sains yang memakai
berbagai indera penglihatan, pembau, pendengaran, pengecap, dan peraba untuk menemukan
fakta-fakta yangrelevan dan memadai. Tetapi, observasi tidak harus selalu menggunakan alat
indera karena alatindera memiliki keterbatasan terutama bila mengamati objek yang sangat
kecil, mata kitamembutuhkan alat bantu observasi. Alat bantu observasi yang dimaksud
adalah mikroskop(Rustaman, 2005).

Penggunaan alat bantu pengamatan seperti mikroskop menjadi sangat penting dalamkegiatan
praktikum Biologi. Pengamatan langsung terhadap objek asli, misalnya sel, bakteri,atau jamur
uniseluler, merupakan solusi untuk mengkonkretkan pemahaman terhadap objektersebut serta
memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna. Sel sebagai unit strukturaldan
fungsional terkecil dari makhluk hidup memiliki ukuran yang sangat kecil. Untukmengetahui
bentuk, struktur, dan bagian-bagian lain yang terdapat dalam sel, maka mikroskopmerupakan
satu-satunya gerbang pembuka misteri tentang sel (Trisnayanti, 2010).

Penggunaan merupakan suatu proses atau cara menggunakan sesuatu. Mikroskop adalahalat


yang digunakan untuk melihat, atau mengenali benda-benda renik yang terlihat kecilmenjadi
lebih besar dari aslinya. Jadi penggunaan mikroskop merupakan suatu
tingkat pencapaian seorang mahasiswa dalam menggunakan mikroskop misalnya untuk
mengamati seltumbuhan (Depdiknas, 2005)
 
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Laboratorium Fakultas Pertanian

3.2 Alat dan Bahan

Tabel 1. Alat

No Nama alat jumlah Fungsi


.
1 Mikroskop 3 Unntuk melihat objek kecil yang tak daapat dilihat
dengan kasat mata

Tabel 2. Bahan

No Nama bahan Jumlah Fungsi


1 Kertas 2 Sebagai objek yang diamati struktur dan bayangannya

3.3 Cara Kerja

Cara kerja pada praktikum ini adalah :

1. Letakkan potongan kertas berhuruf “A” pada kaca obyek dan tutup dengan
kaca Penutup
2. Amati dengan perbesaran lemah (4x10)
3. Amati apakah bayangan benda sama atau terbalik.
4. Sambil memandang ke dalam lensa okuler, geser preparat dari kiri ke kanan dan
dariatas ke bawah.
5. Ubahlah lensa obyektif ke perbesaran yang lebih kuat.
6. Diamati diameter jarak lensa objektif ke prepara
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.2 Pembahasan

Mikroskop merupakan alat utama dalam melakukan pengamatan dan penelitiandalam bidang
biologi karena dapat digunakan untuk mempelajari struktur dari benda-bendakecil. Bagian-
bagian pada mikroskop juga memiliki fungsi :
1. Lensa okuler
berfungsi untuk memperbesar penampakan objek. 
2. Kedua yaitu tabung
 berfungsi untukmenyampaikan cahaya/penghubung lensa okuler ke lensa objektif.
3. Mikrometersekrup
berfungsi untuk memfokuskan bayangan secara lambat.
4. MakrometerSekrup
berfungsi untuk memfokuskan bayangan secara cepat.
5. revolver, berfungsi untuk tempat letaknya lensa objektif.
6. lensa objektif, berfungsi untuk memperbesar objek.
7. Lengan
berfungsi sebagai pegangan pada mikroskop.
8. Preparat
berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan objek yang akan diamati.
9. meja Preparat
berfungsi sebagai tempat meletakkan preparat.
10. penjepit, berfungsi untuk menjepit objek yang diamati.
11. kondensor. Kondensor terbagi 2 yaitu Susunan Lensa dan Diafragma yang berfungsi
untuk mengaturcahaya tepi. Kedua belas yaitu cahaya/Lampu
berfungsi sebagai sumber penerangan.
12.  kaki mikroskop berfungsi untuk menjaga kedudukan mikroskop.
13. sumbu inklanasi, berfungsi untuk menaik-turunkan kondensor.
14. Skala
berfungsi untuk mengatur fokus bayangan pada mata dan mempermudah saat peminda
hanmikroskop.
15. mikrometer vertikal, berfungsi untuk menggeser objek secaravertikal.
16. mikrometer horizontal,
berfungsi untuk menggeser objeksecara horizontal. Berikut beberapa gambar dari
jenis-jenis mikroskop :

Hasil pengamatan dari praktikum ini yaitu pada saat kita mengamati objek padamikroskop,
Mata kita memiliki skala mata tertentu. Disaat pengamatan, kami menetapkan bahwa skala
mata kami dalam pengamatan ini adalah 48,3 untuk mata kanan dan kiri.
Dengan perbesaran lemah (4x10), huruf A yang ada pada preparat tidak terlalu diperbesar/
terzoom
.Berbeda dengan perbesaran 10x10, huruf A tampak lebih besar daripada huruf A
pada perbesaran 4x10. Huruf A yang diamati ini letaknya di tengah lingkaran lensa okulermik
roskop dan kaki kanan huruf A lebih pendek dari yang kiri. Saat Mikrometer
Horizontaldigeser ke kiri, bayangan yang dihasilkan berpindah ke sebelah kanan. Begitu juga
saat digeserke kanan, atas, dan bawah. Ini semua dikarenakan mikroskop memiliki sifat yaitu
maya,terbalik, dan diperbesar. Diameter jarak lensa objektif ke preparat pada pengamatan ini
adalah1,8 cm.

Gbr. Mikroskop
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa :

1. Mikroskop adalah alat bantu observasi dalam pengamatan benda-benda


kecil(mikro)yang tidak bisa dilihat oleh mata tanpa alat bantu.
2. Mikroskop terbagi menjadi dua jenis yaitu mikroskop optik (Mikroskop biologi
&stereo) dan mikroskop elektron.
3. Mikroskop memiliki beberapa bagian, yaitu Lensa Okuler, Tabung,
Makrometer,Mikrometer, Revolver, Lensa Objektif, Preparat, Meja, Penjepit,
Diafragma, Cermin,dan kaki.
4. Secara garis besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara
yangmempunyai sifat semu, terbalik, dan diperbesar terhadap posisi benda mula-mula.
5. Seseorang yang menggunakan mikroskop cahaya meletakkan huruf A di
bawahmikroskop, maka yang ia lihat adalah huruf A yang terbalik dan diperbesar

 
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.


 
Rustaman. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. UM Press. Malang.Trisnayanti. 2010.

Pembelajaran Materi Tingkat Organisasi Kehidupan melalui KegiatanPraktikum. Direktoria


FMIPA. Sumedang.
PRAKTIKUM II

PENGAMATAN STOMATA PADA TUMBUHAN

 Stomata berasal dari bahasa yunani stoma yang berarti lubang atau poros. Stomata
derivat epidermisStruktur khusus pada stomata yaitu memiliki celah stomata yang diapit oleh
2 sel penutup, dan satu sel penutup dikelilingi sel tetangga. Sel tetangga berperan dalam
perubahan osmotik. Berdasarkan hasil pengamatan didapat dengan menggunakan mikroskop
perbesaran 10x100x didapat bahwa, Rhoe discolor tipe stomata Amarylidaceae, Zea mays
(jagung) tipe stomata Graminae, Porsea americana (Alpukat) tipe stomata Anomositik,
Pteridophita tipe stomata Mnium, Mangifera indica (mangga) tipe Stomata Anomositik,
Orthosipon sp (kumis kucing) tipe stomata Diasitik, Gardenia augusta (melati) tipe stomata
Parasitik, Capsicum anuum (cabai) tipe stomata Anisositik, dan Aloe vera tipe stomata
Kriptofore. Kata Kunci: Stomata, Tipe stomata.

Stomata adalah lubang pada permukaan adaksial/abaksial daun yang dikelilingi oleh dua sel
penutup (Esau, 1980). Menurut Willmer (1983), stomata terdiri dari sel penutup dan sel
tetangga. Frekuensi stomata tiap-tiap tumbuhan beragam. Stomata merupakan salah satu
derivat epidermis, sehingga perubahan intensitas cahaya yang berpengaruh terhadap
epidermis juga akan berpengaruh terhadap stomata.

Stomata merupakan organ fotosintesis yang berfungsi secara fisiologis terutama untuk
transpirasi dan respirasi selama proses fotosintesis (Palit 2008). Stomata juga sangat penting
peranannya dalam mekanisme adaptasi tanaman terhadap cekaman lingkungan. Stomata
berperan penting sebagai alat untuk adaptasi tanaman terhadap cekaman kekeringan. Pada
kondisi cekaman kekeringan stomata akan menutup sebagai upaya untuk menahan laju
transpirasi (Lestari 2006). Senyawa yang banyak berperan dalam membuka dan menutupnya
stomata adalah asam absisat (ABA). ABA merupakan senyawa yang berperan sebagai sinyal
adanya cekaman kekeringan sehingga stomata segera menutup (Pugnaire dan Pardos, 1999).

Sementara itu, distribusi stomata juga sangat berhubungan dengan kecepatan dan intensitas
transpirasi daun (Haryanti 2010). Beberapa tanaman beradaptasiterhadap cekaman kekeringan
dengan cara mengurangi ukuran stomata dan jumlah stomata (Price dan Courtois,1991).
Mekanisme membuka dan menutup stomata pada tanaman yang toleran terhadap cekaman
kekeringan sangat efektif sehingga jaringan tanaman dapat menghindari kehilangan air
melalui penguapan (Price dan Courtois,1991; Pugnaire dan Pardos,1999).
Menurut Fahn (1991) stomata yang dimiliki tumbuhan berbeda-beda, baik bentuk dan
posisinya. Stomata biasanya ditemukan pada bagian tumbuhan yang berhubungan dengan
udara terutama di daun, batang dan rizoma. Stomata umumnya terdapat pada bagian bawah
daun, tetapi ada beberapa jenis tumbuhan, stomata dapat dijumpai pada permukaan atas dan
bawah daun. Menurut Lakitan (1993) bentuk atau tipe stomata dibedakan atas empat yaitu
anomositik, anisositik, parasitik dan diasitik.

Jumlah dan ukuran stomata dipengaruhi oleh genotip dan lingkungan. Sel-sel penutup yang
mengelilingi stomata mengendalikan pembukaan dan penutupan stomata. Penutupan stomata
penting untuk mencegah kehilangan air pada waktu persediaan air terbatas sekaligus
membatasi pengambilan CO2 untuk fotosintesis. Stomata membuka pada waktu siang hari
dan menutup pada malam hari. Proses membuka dan menutup stomata dipengaruhi oleh 10
tekanan turgor pada sel penutup. Bertambah dan berkurangnya ukuran bukaan sel penjaga
adalah akibat dari perubahan tekanan turgor pada sel penjaga (Fahn, 1991).
Semakin tinggi intensitas cahaya, frekuensi stomata di kedua permukaan daun juga semakin
meningkat, meskipun peningkatan frekuensi tersebut tidak signifikan (Willmer 1983). Pada
tanaman Quercus kellogi, peningkatan intensitas cahaya diikuti dengan peningkatan indeks
stomata secara signifikan. Namun tidak demikian dengan indeks stomata daun Q. petraea.
Indeks stomata daun Q. petraea yang ternaungi lebih rendah jika dibandingkan dengan daun
yang tidak ternaungi (Kouwenberg, 2006). Demikian juga pada daun Gingko biloba (Chen et
al., 2001), dan daun Vigna sinensis (Willmer, 1983).

Menurut Miskin et al. (1972) tanaman”barley” yang mempunyai kerapatan stomata yang
tinggi akan memiliki laju transpirasi yang lebih tinggi daripada tanaman dengan kerapatan
stomata yang rendah. Ukuran panjang stomata dapat digunakan sebagai pembeda tingkat
ploidi salah satunya pada tanaman pisang (Damayanti, 2007; Hamill et al., 1992; Griffiths et
al., 1996), pada Brassica oleracea (Horak, 1972), tanaman buah kiwi (Przywara et al., 1988),
pisang autotetraploid (Hamill et al., 1992), Acacia mearnsii (Beck et al., 2002), dan tanaman
chamomile (Lozykowska, 2003) semakin panjang ukuran stomata semakin tinggi tingkat
ploidinya karena panjang dan lebar stomata dapat digunakan sebagai indikator perubahan
poliploidi.
Lampiran
PRAKTIKUM III

KLASIFIKASI MAHLUK HIDUP

1. BUNGA PUCUK MERAH

Syzygium oleina
Tumbuhan
Pucuk merah atau daun pucuk merah adalah spesies tumbuhan yang dikenal
sebagai tanaman hias yang berasal dari genus Syzygium. Warna tunas daun yang
baru muncul memiliki warna merah menyala sehingga tumbuhan ini memiliki
sebutan Pucuk Merah. Warna daun akan berubah perlahan menjadi hijau seiring
berjalannya waktu. 
Nama ilmiah : Syzygium paniculatum
Klasifikasi lebih tinggi : Jambu-jambuan
Spesies : Syzygium myrtifolium; Walp.
Tingkatan takson : Spesies
Sinonim takson : Eugenia oleina
Famili : Myrtaceae
Divisi : Tracheophyta

2. Jambu biji
Tumbuhan
Jambu biji atau sering juga disebut jambu batu, jambu siki dan jambu klutuk
adalah tanaman tropis yang berasal dari Brasil, disebarkan ke Indonesia melalui
Thailand. Jambu batu memiliki buah yang berwarna hijau dengan daging buah
berwarna putih atau merah dan berasa asam-manis. 
Nama ilmiah : Psidium guajava
Klasifikasi lebih tinggi : Psidium
Tingkatan takson : Spesies

3. Enau (Aren)
Tumbuhan
Enau atau aren adalah palma yang terpenting setelah kelapa karena merupakan
tanaman serba guna. Tumbuhan ini dikenal dengan berbagai nama seperti nau,
hanau, peluluk, biluluk, kabung, juk atau ijuk; kawung, taren; akol, akel, akere,
inru, indu; moka, moke, tuwa, tuwak, dan lain-lain.
Nama ilmiah : Arenga pinnata
Kerajaan : Plantae
Klasifikasi lebih tinggi : Arenga
Tingkatan takson : Spesies
Famili : Arecaceae
Spesies : A. pinnata
Ordo : Arecales
PERAKTIKUM KE IV

PEMANFAATAN AIR CUCIAN BERAS

SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF PERTUMBUHAN JAMUR

Media agar dapat digunakan sebagai media pertumbuhan jamur. Salah satu syarat
media pertumbuhan adalah memiliki nutrisi yang cukup. Sebagai salah satu alternatif, air
cucian beras mengandung karbohidrat yang dapat dijadikan sumber nutrisi bagi pertumbuhan
jamur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui air cucian beras dapat digunakan untuk
menumbuhkan jamur dan konsentrasi minimum dari air cucian beras yang masih dapat
menumbuhkan jamur Trichophyton mentagrophytes. Telah dilakukan penelitian terhadap
pemanfaatan air cucian beras sebagai media alternatif untuk pertumbuhan jamur Trichophyton
mentagrophytes. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen, media dibuat dengan
variasi konsentrasi 6%, 8%, 10%, 12%, dan 14%. Jamur uji yang digunakan adalah jamur
Trichophyton mentagrophytes, yang ditanam menggunakan metode single dot. Media
diinkubasi pada suhu 25oC. Pengamatan dilakukan baik secara mikroskopis maupun
makroskopis, selama 7 hari. Hasil penelitian secara mikroskopis menunjukkan adanya
pembentukan mikrokonidia dan hifa spiral, secara makroskopis menunjukan adanya
pertumbuhan yang baik pada media air cucian beras yang memiliki konsentrasi 14% dengan
diameter 0,82cm pada hari ke-7. Hasil uji statistik One Way Anova menyatakan adanya
perbedaan pengaruh pada setiap konsentrasi yang berbeda. Kesimpulan dari hasil penelitian
ini adalah media air cucian beras dapat menumbuhkan jamur Trichophyton mentagrophytes,
sehingga air cucian beras dapat dijadikan media alternatif pertumbuhan jamur Trichophyton
mentagrophytes, dengan konsentrasi minimum 14% selama 7 hari.

Anda mungkin juga menyukai