Anda di halaman 1dari 16

DAMPAK AKTIFITAS PERTAMBANGAN EMAS ILEGAL TERHADAP EKOLOGI

SOSIAL MASYARAKAT
(STUDI KASUS PERTAMBANGAN EMAS ILEGAL CIEMAS, SUKABUMI, JAWA
BARAT)

OLEH :

MUHAMMAD RIKHO ANTASURI ARRIZQY

18/426992/HK/21649

UNIVERSITAS GADJAH MADA

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

2021
A. Latar belakang
Sebagai penghasil dari sumber daya alam yang melimpah, Indonesia
dikenal sebagai bangsa yang memiliki banyak cadangan. Banyak sumber daya,
baik yang hidup maupun yang tidak hidup, tersembunyi jauh di bawah
permukaan bumi Indonesia. Sumber Mineral adalah sumber daya non hayati
yang dapat ditambang. sumber daya mineral beberapa di antaranya mengandung
timah dan logam lain seperti emas dan perak.1
Indonesia adalah negara kepulauan yang dihubungkan oleh laut dan
berkembang di atas gunung berapi, menghasilkan hampir semua kekayaan
mineral di pulau itu. Sumber daya mineral adalah sumber daya alam yang tidak
dapat diperbarui yang berada di bawah yurisdiksi negara. Akibatnya,
administrasinya harus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi bangsa untuk
memastikan bahwa warganya memiliki kehidupan yang lebih baik. Namun,
sumber daya alam Indonesia belum dimanfaatkan secara maksimal untuk
kepentingan negara dan rakyatnya. Hal ini disebabkan sebagian besar sumber
daya alam dikelola oleh pemilik modal, seperti investor asing atau pihak swasta,
bukan oleh pemerintah. Mayoritas sumber daya mineral digunakan untuk
keuntungan pribadi daripada keuntungan seluruh populasi atau masyarakat pada
umumnya. 2
Eksplorasi, penelitian, dan pemanfaatan kekayaan alam nusantara berupa
barang tambang, minyak, dan gas bumi, serta bahan galian lain yang terdapat di
darat dan dasar laut nusantara untuk membantu pembangunan dengan menjaga
keseimbangan dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dengan menggunakan
teknologi maju. Untuk meningkatkan perekonomian dan meningkatkan
pendapatan negara, pembangunan pertambangan harus memberikan nilai dan
manfaat bagi kesejahteraan rakyat dan mendukung pertumbuhan industri
lainnya.3

1
Dewi Tresya, Ima Mayasari, and Abdul Aziz Suhendra, “Penataan Perizinan Dalam Gerakan Nasional
Penyelamatan Sumber Daya Alam Di Indonesia,” Integritas: Jurnal Antikorupsi 5, no. 2–2 (2019): 3–4.
2
Salim HS, Hukum Pertambangan Mineral Dan Batu Bara (Jakarta: Sinargrafika, 2012), hlm 59.
3
Andreas Tedy Mulyono, “RELAKSASI PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DALAM DISKURSUS HUKUM
LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA,” Law Review 19, no. 1 (2019): 10–12.
Manusia dan lingkungan merupakan bagian dari suatu ekosistem, artinya
pengelolaan sumber daya alam yang baik sangatlah penting, namun pihak swasta
dan pihak asing seringkali tidak memperhatikan tata kelola pengelolaan
pertambangan yang efektif, yang banyak dilakukan. Untuk memperkaya diri
mereka sendiri, banyak penambang yang mengeksploitasi alam secara
berlebihan, menyebabkan kerusakan ekosistem dan habitat serta mengganggu
keseimbangan fungsi alam yang rapuh dan mempengaruhi kesehatan dan
kesejahteraan manusia. Bahaya sebenarnya pertambangan adalah pencemaran
atmosfer, air, dan tanah. Ini sangat merepotkan, karena semua usaha manusia
harus dibangun di atas tiga aspek tersebut. Setiap usaha manusia akan menderita
jika kualitas ketiga komponen itu memburuk4.
Sumber daya mineral tersebar hampir di seluruh wilayah di Indonesia
termasuk juga di provinsi Jawa Barat. Di provinsi tersebut ditemukan sebuah
kasus pertambangan emas ilegal atau tanpa izin, tepatnya di Di kecamatan
Ciemas Kabupaten Sukabumi. Aktivitas tersebut berakibat kepada protes dari
masyarakat yang terkena imbasnya bahkan sampai menimbulkan korban jiwa.
GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani) mengeluhkan penurunan hasil ladang
sawah dan perkebunan hingga 50% akibat dari penambangan emas ilegal ini.
Terdapat empat titik lokasi yang menjadi aktivitas pertambangan ilegal tersebut
yaitu desa Ciwaru, desa Mekarsakti, desa Mekarjaya, dan desa Mandrajaya.5
Dalam UU No. 11 Tahun 1967 Pasal 11 (1) menyatakan “Pertambangan
Rakyat bertujuan memberikan kesempatan kepada rakyat setempat dalam
mengusahakan bahan galian untuk turut serta membangun Negara dibidang
pertambangan dengan bimbingan pemerintah”. Pasal tersebut memberikan
keluasan bagi rakyat setempat dalam melakukan pertambangan dengan asumsi
turut serta dalam pembangunan dibidang pertambangan. Akan tetapi perlu
diperhatikan juga terkait perizinan seperti yang tertera dalam UU No. 11 Tahun
1967 Pasal 15 ayat (1) dan manurut Pasal 48 PP No. 23 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Pelanggaran

4
Susilo Martoyo., Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: BPFE, 2012), hlm. 31.
5
Observasi di Tambang Emas Ilegal Ciemas, Sukabumi 2021
perizinan dan kerugian yang dirasa rakyat yang terkena dampak bukan menjadi
satu-satunya faktor dari kasus pertambangan ilegal ini. Akan tetapi terkait juga
pada permasalahan Tambang Rakyat yang kaitannya dengan Rencana Tata
Ruang Wilayah, yang tercantum UU No, 26 Tahun 2007 serta UU No 41 Tahun
1999 dan PP 15 Tahun 2010.6
Belum ada tanggapan dari pemerintah atas insiden penambangan yang
tergolong melanggar hukum. Pemberian informasi dan bimbingan kepada
beberapa orang paling penting yang mencari nafkah dari pertambangan
merupakan bagian dari prioritas jangka pendek pemerintah. Kalibunder,
Waluran, Simpenan dan Ciemas. adalah contohnya. Selain itu, penyuluhan yang
diberikan lebih menitikberatkan pada larangan dan penjelasan pengertian
pelanggaran hukum pertambangan sebagai sesuatu yang dianggap ilegal. Maka
dari itu, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai dampak
aktivitas pertambangan emas ilegal terhadap ekologi sosial masyarakat di daerah
Ciemas, Sukabumi, Jawa Barat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pola aktivitas penambangan emas Ilegal di Kecamatan Ciemas
Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat?
2. Bagaimana dampak ekologi sosial dari aktivitas penambangan emas Ilegal
di Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat?

C. Keaslian Penelitian
Judul dan Jenis dan Sampel Variabel/
Perbedaan
No Tahun Desain dan Tujuan Hasil
Penelitian
Penelitian Penelitian Populasi Penelitian
1 Bakti Bina Normatif- Pertambang Penyebab Penambangan Penelitian ini
Darmayanti Empiris an Emas terjadinya emas di membahas mengenai
(2021) Desa Seloto pertambang Kecamatan status hukum dan
Pertambanga dan Desa an emas Taliwang Tindakan yang
n Emas Lamunga tanpa izin melanggar seharusnya dilakukan
Ilegal Di Sumbawa serta Pasal 158 terhadap
Kecamatan Barat bagaimana Undang- Pertambangan Emas
Taliwang Provinsi penegakan Undang Ilegal Di Kecamatan

6
Nina Herlina, “Permasalahan Lingkungan Hidup Dan Penegakan Hukum Lingkungan Di Indonesia,”
Jurnal Ilmiah Galuh Justisi 3, no. 2 (2017): 16–18.
Kabupaten Nusa hukumnya Nomor 3 Taliwang Kabupaten
Sumbawa Tenggara Tahun 2020. Sumbawa Barat
Barat Dalam Barat Memang, menurut Undang
Perspektif operasi Undang Nomor 3
Undang penambangan Tahun 2020 Tentang
Undang emas yang Pertambangan
Nomor 3 dilakukan Mineral Dan
Tahun 2020 tanpa izin Batubara. Penelitian
Tentang merusak ini merupakan
Pertambanga lingkungan, penelitian Normatif-
n Mineral membahayaka Empiris dengan Hasil
Dan n kesehatan penelitian berupa
Batubara masyarakat, identifikasi yuridis
dan bahwa Penambangan
merugikan emas di Kecamatan
kas negara. Taliwang melanggar
Pemerintah Pasal 158 Undang-
diharapkan Undang Nomor 3
dapat segera Tahun 2020.
mengatasi
masalah
tersebut
dengan
menginformas
ikan kepada
masyarakat
tentang akibat
dari
penambangan
emas ilegal
dan berupaya
meningkatkan
kesadaran
hukum di
masyarakat.
2 Ujuh Juhana Analisis- Penambang Dampak Praktik Penelitian ini
dan Haidan Deskriptif an pasir penambang penambangan membahas mengenai
Angga beton di an pasir pasir beton di dampak dari
Kusumah Kecamatan beton Kecamatan pertambangan illegal
(2016) Cimangkok illegal Cimangkok, pasir beton area
Penerapan , terhadap Kabupaten Cimangkok
Prinsip Kabupaten terhadap Sukabumi Kabupaten Sukabumi
Politic Sukabumi tata Kelola telah terhadap tata Kelola
Criminal oleh melanggar oleh pengusaha.
Dalam pengusaha ketentuan Dengan metode
Penanggulan peraturan penelitian yang
gan perundang- digunakan yakni
Pertambanga undangan di Analisis-Deskriptif,
n Ilegal Area bidang dan hasil temuan
Cimangkok lingkungan menunjukan bahwa
Kabupaten hidup, Praktik
Sukabumi sehingga penambangan pasir
penambangan beton di Kecamatan
harus Cimangkok,
dilakukan Kabupaten Sukabumi
dengan telah melanggar
penegakan ketentuan peraturan
hukum yang perundang-undangan
adil. di bidang lingkungan
hidup, sehingga
penambangan harus
dilakukan dengan
penegakan hukum
yang adil.
3 Hilda Dewita Kualitatif- Metode Mendeskrip Pola aktivitas Penelitian ini
(2017) Deskriptif pengumpul sikan pola PETI membahas mengenai
Dampak an data aktivitas dilakukan Mendeskripsikan
Ekologi adalah penambang hampir setiap pola aktivitas
Sosial melalui an emas hari kecuali penambangan emas
Aktivitas wawancara tanpa izin pada sat cuaca tanpa izin (PETI) di
Penambanga dan (PETI) di buruk. Hasil Nagari Padang Tarok
n Emas observasi. Nagari tambang yang Kecamatan Kamang
Tanpa Izin Wawancara Padang diperoleh di Baru Kabupaten
(Peti) Di dilakukan Tarok jual kepada Sijunjung dan
Nagari dengan Kecamatan Toke dimana dampak ekologi
Padang informan Kamang hasil social. Metode yang
Tarok sebanyak Baru pembagian digunakan adalah
Kecamatan 12 orang, Kabupaten dari penjualan Kualitatif-Deskriptif,
Kamang informan Sijunjung emas adalah dengan hasil temuan
Baru dalam dan dibagi dua berupaPola aktivitas
Kabupaten penelitan dampak yaitu pemilk PETI dilakukan
Sijunjung ini diambil ekologi mesin dan hampir setiap hari
dengan social. angota. kecuali pada sat
mengunaka Aktivitas Sementara cuaca buruk. Hasil
n teknik penambang dampak dari tambang yang
Purposive an emas aktivitas PETI diperoleh di jual
sampling tanpa izin terhadap kepada Toke dimana
(PETI) di ekologi sosial hasil pembagian dari
Nagari yaitu penjualan emas
Padang masyarakat adalah dibagi dua
Tarok kehilangan yaitu pemilk mesin
Kecamatan sumber air dan angota.
Kamang bersih dari Sementara dampak
Baru sungai, dari aktivitas PETI
Kabupaten masyarakat terhadap ekologi
Sijunjung kehilangan sosial yaitu
fungsi sungai masyarakat
untuk MCK, kehilangan sumber
ibu-ibu air bersih dari sungai,
kehilangan masyarakat
rutinitas kehilangan fungsi
untuk sungai untuk MCK,
berkumpul di ibu-ibu kehilangan
sungai dan rutinitas untuk
anak-anak berkumpul di sungai
kehilangan dan anak-anak
tempat kehilangan tempat
bermain. bermain.
4 Nurul Action Desa Dampak Aktivitas Penelitian ini
Listiyani research Kintap pertambang pertambangan membahas mengenai
(2017) Lama an terhadap batubara yang Dampak
Dampak perusahaan ekosistem terjadi pertambangan
Pertambanga pertambang lingkungan menimbulkan terhadap ekosistem
n Terhadap an CV.ML hidup di kerusakan lingkungan hidup di
Lingkungan dan Kalimantan lingkungan Kalimantan Selatan.
Hidup Di CV.CMN Selatan dan tingginya Metode penelitian
Kalimantan tepatnya di tingkat yang digunakan
Selatan Dan Kintap pencemaran, berupa Action
Implikasinya Kampung, juga telah research. Dengan
Bagi Hak- Kintap Ilir, merampas temuan penelitian
Hak Warga dan Kintap hak ekonomi, yakni Aktivitas
Negara Kecil sosial dan pertambangan
Kecamatan budaya warga batubara yang terjadi
Kintap negara, menimbulkan
Kabupaten terutama kerusakan
Tanah Laut masyarakat lingkungan dan
sekitar tingginya tingkat
tambang. pencemaran, juga
telah merampas hak
ekonomi, sosial dan
budaya warga
negara, terutama
masyarakat sekitar
tambang.

D. Tinjauan Pustaka
Dalam tinjauan pustaka, dimuat penelitian lainnya yang relevan. Fungsi
tinjauan pustaka adalah untuk memetakan tema yang identik dengan penelitian
yang sedang dikerjakan, juga untuk menunjukkan bahwa fokus penelitian yang
sedang diangkat belum pernah diangkat oleh peneliti sebelumnya. Setelah
melakukan tinjauan pustaka, ada beberapa penelitian yang relevan dengan
penelitian yang diangkat diantaranya, sebagai berikut:
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Bakti Bina Darmayanti tahun
2021 dengan judul “Pertambangan Emas Ilegal Di Kecamatan Taliwang
Kabupaten Sumbawa Barat Dalam Perspektif Undang Undang Nomor 3 Tahun
2020 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara”. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengungkap Penyebab terjadinya aktivitas pertambangan emas
tanpa izin serta bagaimana penegakan hukumnya. Metode yang digunakan oleh
peneliti dalam riset kali ini adalah normative-empiris. Hasil penelitian
menunjukan temuan bahwa. Penambangan emas di Kecamatan Taliwang
melanggar Pasal 158 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020. Memang, operasi
penambangan emas yang dilakukan tanpa izin merusak lingkungan,
membahayakan kesehatan masyarakat, dan merugikan kas negara. Pemerintah
diharapkan dapat segera mengatasi masalah tersebut dengan menginformasikan
kepada masyarakat tentang akibat dari penambangan emas ilegal dan berupaya
meningkatkan kesadaran hukum di masyarakat.7
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Ujuh Juhana dan Haidan Angga
Kusumah tahun 2016, dengan judul “Penerapan Prinsip Politic Criminal Dalam
Penanggulangan Pertambangan Ilegal Area Cimangkok Kabupaten Sukabumi”.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui Dampak penambangan pasir beton
illegal terhadap tata Kelola oleh pengusaha. Dengan metode penelitian yang
digunakan berupa Analisis-Deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa,
Praktik penambangan pasir beton di Kecamatan Cimangkok, Kabupaten
Sukabumi telah melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
lingkungan hidup, sehingga penambangan harus dilakukan dengan penegakan
hukum yang adil.8
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Hilda Dewita tahun 2017 dengan
judul “Dampak Ekologi Sosial Aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (Peti)
Di Nagari Padang Tarok Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung.”
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mendeskripsikan pola

7
Darmayanti BAKTI BINA DARMAYANTI, “PERTAMBANGAN EMAS ILEGAL DI KECAMATAN TALIWANG
KABUPATEN SUMBAWA BARAT DALAM PERSPEKTIF UNDANG UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2020
TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA” (Universitas Muhammadiyah Malang, 2021).
8
Ujuh Juhana and Haidan Angga Kusumah, “Penerapan Prinsip Politic Criminal Dalam Penanggulangan
Pertambangan Ilegal Area Cimangkok Kabupaten Sukabumi,” in Seminar Nasional Tanggung Jawab
Pelaku Bisnis Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup A4  - Zulviah, Sani, 2016, 296–309,
http://eprints.ummi.ac.id/71/.
aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) di Nagari Padang Tarok
Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung dan dampak ekologi social.
Aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) di Nagari Padang Tarok
Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung. Dengan metode yang
digunakan berupa Kualitatif-Deskriptif. Hasil temuan menunjukan fakta, bahwa
pola aktivitas PETI dilakukan hampir setiap hari kecuali pada sat cuaca buruk.
Hasil tambang yang diperoleh di jual kepada Toke dimana hasil pembagian dari
penjualan emas adalah dibagi dua yaitu pemilk mesin dan angota. Sementara
dampak dari aktivitas PETI terhadap ekologi sosial yaitu masyarakat kehilangan
sumber air bersih dari sungai, masyarakat kehilangan fungsi sungai untuk MCK,
ibu-ibu kehilangan rutinitas untuk berkumpul di sungai dan anak-anak
kehilangan tempat bermain.9
Dan yang terakhir penelitian yang dilakukan oleh Nurul Listiyani tahun
2017, dengan judul “Dampak Pertambangan Terhadap Lingkungan Hidup Di
Kalimantan Selatan Dan Implikasinya Bagi Hak-Hak Warga Negara.” Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengungkap dampak pertambangan terhadap
ekosistem lingkungan hidup di Kalimantan Selatan. Dengan menggunakan
metode Action research sebagai metodologi penelitiannya. Hasil penelitian yang
telah dilakukan memperlihatkan fakta bahwa, Aktivitas pertambangan batubara
yang terjadi menimbulkan kerusakan lingkungan dan tingginya tingkat
pencemaran, juga telah merampas hak ekonomi, sosial dan budaya warga
negara, terutama masyarakat sekitar tambang.10

E. Metodologi penelitian

1. Pendekatan penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu sebuah
pendekatan dalam penelitian untuk mengungkapkan dan memahami realitas
yang terdapat di lapangan sesuai dengan kondisi lapangan tersebut apa adanya.

9
Dewita Hilda, “Dampak Ekologi Sosial Aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) Di Nagari Padang
Tarok Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung” (STKIP PGRI Sumatera Barat, 2017).
10
Nurul Listiyani, “Dampak Pertambangan Terhadap Lingkungan Hidup Di Kalimantan Selatan Dan
Implikasinya Bagi Hak-Hak Warga Negara,” Al-Adl: Jurnal Hukum 9, no. 1 (2017): 67–86.
Penelitian kualitatif dapat menunjukkan masalah secara jelas dan rinci,
memungkinkan penulis untuk mengumpulkan data setepat-mungkin sekaligus
mengumpulkan informasi sebanyak mungkin. 11
Tujuannya, agar penulis
mengetahui dan memahami dampak aktivitas pertambangan emas ilegal
terhadap ekologi sosial masyarakat Ciemas, Sukabumi, Jawa Barat

2. Jenis data
Adapun jenis data dari sumber yang digunakan oleh peneliti adalah
sebagai berikut:

a. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh dari lokasi atau tempat penelitian dan di dapatkan
dengan cara wawancara atau observasi langsung di tempat penelitian 12 Yaitu
dengan masyarakat Ciemas, kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat melalui
wawancara mendalam dengan informan. Data tersebut dikumpulkan dari
pendapat dan kondisi yang dialami masyarakat sehubungan dengan penambang
emas ilegal. Peneliti mengamati interaksi antara pekerja pertambangan dan
masyarakat sekitar lokasi tambang emas. Selain itu, peneliti juga mengamati
bagaimana status ekonomi pekerja pertambangan yang mempengaruhi proses
perkembangan sosial di masyarakat.

b. Data Sekunder
Yaitu data-data pendukung yang diperoleh dari berbagai sumber tertulis
seperti literatur, artikel, tulisan ilmiah diluar data primer 13. Dapat juga berupa
Dokumen yang berhubungandengan surat-surat yang berkaitan dengan keadaan
geografis dan demografis di Ciemas, Sukabumi, Jawa Barat sebagai
tempatpenelitian, serta foto-foto yang mendukung penelitian. Data
literaturberbentuk buku-buku yang relevan, dokumen-dokumen dan laporan
penelitian yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

11
Afrizal, Pengantar Metode Penelitian Kualititatif: Dari Pengertian Sampai Penulisan Laporan.
(Laboratorium Sosiologi FISIP Unand, 2008).
12
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 137.
13
Ibid, hlm. 137.
3. Teknik pengumpulan data
Penelitian kualitatif, sumber data utamanya adalah kata-kata dan tindakan
serta data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Untuk mendapatkan data
yang dibutuhkan untuk penelitian ini, peneliti menggunakan strategi
pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan mencatat dan
mengamati14. Dalam penelitian ini menggunakan observasi non partisipatif.
Observasi non partisipatif merupakan sejumlah objek yang akan diungkap tanpa
mengganggu aktivitas masyarakat tersebut15. Dalam penelitian ini peneliti
melakukan observasi ke lokasi penelitian yaitu di Ciemas. Peneliti melakukan
pengamatan langsung mengenai aktivitas pertambangan yang dilakukan di
masyarakat selain itu peneliti juga melakukan pengamatan dampak ekologi yang
disebabkan karena aktivitas pertambangan tersebut serta kepada kondisi sosial
ekonomi masyarakatnya. Segala bentuk hasil observasi tersebut baik berupa foto
maupun catatan peneliti tuangkan dalam penelitian untuk menjawab rumusan
masalah

b. Wawancara
Wawancara menurut Esterberg, merupakan pertemuan dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat di kontruksikan
makna dalam suatu topik tertentu.16 Teknik pengumpulan data yang dipakai
dalam penelitian ini adalah wawancara semistruktur (semistructure interview)
sudah termasuk dalam kategori in-depth interview (wawancara mendalam) yang
pelaksanaanya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.17

Tujuan wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih


terbuka dengan teknik informan diminta pendapatnya serta proses wawancara

14
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial (Jakarta: Salemba, 2012),
hlm. 131.
15
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, hlm. 64.
16
Ibid.
17
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT. Gravindo Persada, 2011), hlm 100.
dilakukan secara berulang hingga rumusan masalah dapat terjawab. Dalam
melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat
apa yang dikemukakan oleh informan, dengan melalui suatu pedoman atau
catatan yang berisi oleh pemikiran yang berupa pertanyaan, yang akan
ditanyakan kepada responden penelitian, dimana penulis akan langsung
mewawancarai responden yang bisa ditemui pada saat wawancara dilakukan.

Proses wawancara dilakukan pada saat pekerja pertambangan istirahat


bertujuan agar aktivitas pekerja tidak terganggu dengan penelitian yang peneliti
lakukan serta supaya informan dapat menjawab pertanyaan yang peneliti berikan
secara lebih mendalam. Peneliti melakukan wawancara dengan informan tidak
dengan bersamaan artinya wawancara dilakukan secara bergantian dengan
informan yang berbeda-beda sampai data hasil wawancara dirasa sudah cukup
dalam menjawab rumusan masalah.

Dalam persiapannya peneliti menyusun pedoman wawancara hal tersebut


bertujuan untuk membantu peneliti dalam melakukan wawancara. kemudian
hasil wawancara dicatat kedalam format yang telah peneliti siapkan serta untuk
mendapatkan hasil yang maksimal peneliti menggunakan alat perekam suara
untuk dapat menangkap seluruh proses wawancara

c. Studi dokumen
Studi dokumen adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung
ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen dapat dibedakan menjadi dua
yaitudokumen primer yaitu ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu
peristiwa,contohnya otobiografi, dan dokumen skunder yaitu peristiwa yang
dilaporkan olehorang yang mengalaminya dan ditulis oleh orang lain, contohnya
biografi, jurnal dan lain sebagainya18

Pada penelitian ini studi dokumen diperoleh dari dokumen sekunder yang
berhubungan dengan pertambangan yang dilakukan oleh masyarakat Ciemas
Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Dokumen dapat berupa surat-surat

18
Ibid, hlm. 125.
yang berkaitan dengan demografis Ciemas Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa
Barat, serta foto-foto yang mendukung penelitian. Dokumen sekunder lainnya
adalah berbagai literatur yang relevan, data, dokumen-dokumen dan laporan
penelitian serta literature digital yang relevan dengan permasalahan penelitian
yang didapatkan dari internet

4. Analisis data
Analisis data merupakan pemeriksaan data secara metodologi. Komponen
data yang harus dikumpulkan ditentukan dengan pengujian sistematis. Dalam
melakukan suatu penelitian, penting untuk dilakukan analisis data. Prosedur
dimulai dengan semua data yang dapat diakses, yang mencakup data primer dan
sekunder19. Penelitian ini menggunakan Analisis deskriptif untuk menganalisis
data yang dikumpulkan dalam bentuk kata-kata dan pertanyaan. Dianalisis
dengan teknik analisis sebagaimana dalam tipe penelitian deskriptif. Prosedur
analisis data penelitian deskriptif bersifat kepada menuturkan dan menafsirkan
data. Dalam proses analisis data dapat diuraikan melalui tahapan sebagai
berikut:

1. Proses pengumpulan data di lapangan dilakukan dengan membuat catatan


lapangan sesuai dengan permasalahan penelitian.

2. Reduksi data, merupakan proses pemilihan, pemusatan, penyederhanaan


serta pengabstrakan dan tranformasi data yang didapatkan di lapangan.
Seiring dengan berjalannya penelitian, reduksi data dilakukan secara
berkala. Reduksi data dalam penelitian ini memperhatikan dampak
ekologi sosial yang ditimbulkan dari aktivitas pertambangan ilegal
masyarakat di Cimemas Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat.

3. Penyajian data, merupakan sekumpulan informasi yang tersusun dengan


tujuan untuk memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan
dan pengambilan tindakan. Dalam hal ini, penyajian data dilakukan
dengan matrik, bagan, dan jaringan yang dirumuskan untuk mengaitkan

19
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, hlm. 337.
informasi yang telah didapatkan agar diperoleh kebenaran terhadap
kesimpulan.

4. Penarikan kesimpulan, merupakan hasil dari suatu kegiatan yang telah


dilakukan di lapangan. Proses penarikan kesimpulan dilakukan selama
peneliti berada di lapangan atau selama penelitian berjalan, hal tersebut
bertujuan supaya dalam data yang diperoleh tidak salah maka dari perlu
dilakukan kecermatan
F. Daftar Pustaka

Afrizal. Pengantar Metode Penelitian Kualititatif: Dari Pengertian Sampai Penulisan


Laporan. Laboratorium Sosiologi FISIP Unand, 2008.
BAKTI BINA DARMAYANTI, Darmayanti. “PERTAMBANGAN EMAS ILEGAL
DI KECAMATAN TALIWANG KABUPATEN SUMBAWA BARAT DALAM
PERSPEKTIF UNDANG UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2020 TENTANG
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA.” Universitas
Muhammadiyah Malang, 2021.
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Gravindo Persada, 2011.
Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta:
Salemba, 2012.
Herlina, Nina. “Permasalahan Lingkungan Hidup Dan Penegakan Hukum Lingkungan
Di Indonesia.” Jurnal Ilmiah Galuh Justisi 3, no. 2 (2017): 162–176.
Hilda, Dewita. “Dampak Ekologi Sosial Aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin
(PETI) Di Nagari Padang Tarok Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung.”
STKIP PGRI Sumatera Barat, 2017.
HS, Salim. Hukum Pertambangan Mineral Dan Batu Bara. Jakarta: Sinargrafika, 2012.
Juhana, Ujuh, and Haidan Angga Kusumah. “Penerapan Prinsip Politic Criminal Dalam
Penanggulangan Pertambangan Ilegal Area Cimangkok Kabupaten Sukabumi.” In
Seminar Nasional Tanggung Jawab Pelaku Bisnis Dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup A4 - Zulviah, Sani, 296–309, 2016.
http://eprints.ummi.ac.id/71/.
Listiyani, Nurul. “Dampak Pertambangan Terhadap Lingkungan Hidup Di Kalimantan
Selatan Dan Implikasinya Bagi Hak-Hak Warga Negara.” Al-Adl: Jurnal Hukum 9,
no. 1 (2017): 67–86.
Martoyo., Susilo. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE, 2012.
Mulyono, Andreas Tedy. “RELAKSASI PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM
DALAM DISKURSUS HUKUM LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA.”
Law Review 19, no. 1 (2019): 25–53.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2012.
Tresya, Dewi, Ima Mayasari, and Abdul Aziz Suhendra. “Penataan Perizinan Dalam
Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Di Indonesia.” Integritas:
Jurnal Antikorupsi 5, no. 2–2 (2019): 15–31.

Anda mungkin juga menyukai