SKRIPSI
Oleh :
RIZKY
NIM : 140200252
FAKULTAS HUKUM
2019
1
Universitas Sumatera Utara
2
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
*) Rizky
**) Rosnidar Sembiring
***) Syamsul Rizal
PT. PD. Paya Pinang merupakan salah satu perusahaan perkebunan di
Indonesia. Perusahaan tersebut memiliki ladang perkebunan di daerah Tebing
Tinggi. namun, ada sekelompok orang yang berusaha menggugat PT. PD Paya
Pinang tersebut dengan menyatakan bahwa tanah yang dijadikan ladang
perkebunan tersebut merupakan bermasalah dan milik mereka (sekelompok orang
yang menggugat). Putusan No. 294/Pdt.G/2017/PN.Medan adalah putusan yang
bersifat final. Permasalahan di dalam skripsi ini adalah mencakup tentang
bagimana pengaturan perbuatan melawan hukum di Indonesia, bagaimana
tindakan penyalahgunaan hak yang mengakibatkan perbuatan melawan hukum
dan penerapan hukum tentang penyalahgunaan hak berdasarkan putusan No.
294/Pdt.G/2017/PN.Mdn Di dalam putusan tersebut dimenangkan atau merasa
diuntungkan pihak PT. PD. Paya Pinang. Para tergugat (sekelompok orang)
dihukum untuk membayar biaya perkara secara tanggung renteng sebesar Rp
6.539.000-,. Maka adapun judul skripsi saya Tinjauan Yuridis Perbuatan Melawan
Hukum Yang Berasal Dari Tindakan Penyalahgunaan Hak (MISBRUIK VAN
RECHT) (Studi Putusan No. 294/Pdt.G/2017/PN.Mdn)
Jenis penelitian yang digunakan adalah normatif yaitu berdasarkan
peraturan perundang-undangan dengan mengemukakan kasus yang berhubungan
dengan permasalahan. Peneliti melakukan analisis kasus putusan, sedangkan data
sekunder adalah data yang diperoleh peneliti yang sebelumnya telah diolah orang
lain. Untuk memperoleh data sekunder peneliti melakukan studi kepustakaan
(Library Research)
Perbuatan melawan hukum diatur dalam Buku III Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata Pasal 1365-1380 KUH Perdata, termasuk ke dalam perikatan
yang timbul dari undang-undang. Menurut Pasal 1365 KUH Perdata, yang
dimaksud dengan perbuatan melawan hukum adalah, “Perbuatan yang melawan
hukum yang dilakukan oleh seseorang yang karena salahnya telah menimbulkan
kerugian bagi orang lain. Dalam Putusan No. 294/Pdt.G/2017/PN.Mdn,
menghukum tergugat konvensi dan para penggugat rekonvensi untuk membayar
biaya perkara yang jumlahnya Rp 6.539.000,- (Enam juta lima ratus tidak puluh
sembilan ribu empat ratus rupiah)
Kata Kunci : Perbuatan Melawan Hukum, Putusan No.294/ Pdt.G/ 2017 /PN.
Medan
* Mahasiswa Fakultas Hukum USU / Penulis
** Dosen Pembimbing I / Staff Pengajar FH USU
*** Dosen Pembimbing II / Staff Pengajar FH USU
i
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
yang telah melimpahkan kasih dan sayang-Nya kepada kita, sehingga penulis bias
menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu, yang kami beri Judul “Tinjauan
Tujuan dari penyusunan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk bisa
Utara.
Di dalam pengerjaan skripsi ini telah melibatkan banyak pihak yang sangat
membantu dalam banyak hal. Oleh sebab itu, disini penulis sampaikan rasa terima
1. Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H., M.Hum Selaku Dekan Fakultas Hukum
2. Prof. Dr. OK. Saidin, S.H., M.Hum Selaku Pembantu Dekan I Fakultas
4. Dr. Jelly Leviza, S.H., M.Hum Selaku Pembantu Dekan III Fakultas Hukum
menyelesaikan skripsi.
ii
Universitas Sumatera Utara
6. Syamsul Rizal, S.H.,M.Hum, Selaku Sekretaris Departemen Keperdataan
Penulis.
8. Keluarga Besar Saya : Ayah, Umi dan Adik (Zidan) saya yang telah
9. Himpunan Mahasiswa Islam yang telah membentuk saya sehingga saya bisa
keadilan.
10. Seluruh pengurus HMI periodesasi saya, senior-senior saya dan keluarga
11. Rekan-rekan BTM Aladdinsyah SH, yang juga mendukung saya dalam proses
ini.
12. Adinda Gusnia Hanako Teman Spesial yang selalu mendukung saya sehingga
13. Rekan seperjuangan M. Rachwi Ritonga yang dalam pembuatan skripsi ini
14. Adik-Adik stambuk 2017, 2016, 2015 serta kawan-kawan stambuk 2014
lainnya yang tidak bisa sebutkan satu-persatu namanya yang telah memberi
15. Grup H dan Grup D yang telah sama berjuang di fakultas hukum USU tercinta
ini.
iii
Universitas Sumatera Utara
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata
bermanfaat bagi semua pihak terkhusus bagi penulis dan pembaca pada
umumnya.
Hormat Penulis,
Rizky
NIM 140200252
iv
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI...................................................................................................... v
BAB I : PENDAHULUAN
INDONESIA
............................................................................................... 14
............................................................................................... 27
v
Universitas Sumatera Utara
BAB III : TINDAKAN PENYALAHGUNAAN HAK YANG
Indonesia .............................................................................. 40
Hak ....................................................................................... 50
Perdata .................................................................................. 53
294/Pdt.G/2017/PN.Medan
294/Pdt.G/2017/PN.Mdn ....................................................... 59
294/Pdt.G/2017/PN.Medan .................................................. 79
BAB V : PENUTUP
B. Saran .................................................................................... 98
LAMPIRAN PUTUSAN
vi
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
orang tersebut menggugat PT. PD. Paya Pinang ke Pengadilan Negeri Tebing
Tinggi dan hasilnya putusan tersebut tidak berpihak kepada sekelompok orang
terima dengan putusan Pengadilan Negeri Tebing Tinggi, maka mereka kembali
Dengan dalih tersebut PT. PD. Paya Pinang yang mengurus perpanjangan
pengeluaran sertifikat.
PT. PD. Paya Pinang merasa dirugikan dengan hal tersebut. Maka PT. PD.
1
Universitas Sumatera Utara
Putusan No. 294/Pdt.G/2017/PN.Medan adalah putusan yang bersifat
final. Di dalam putusan tersebut dimenangkan atau merasa diuntungkan pihak PT.
PD. Paya Pinang. Para tergugat (sekelompok orang) dihukum untuk membayar
Perbuatan Melawan Hukum diatur dalam Pasal 1365 s/d Pasal 1380 KUH
Perdata. Pasal 1365 menyatakan, bahwa setiap perbuatan yang melawan hukum
yang membawa kerugian kepada orang lain menyebabkan orang karena salahnya
melawan hukum yang dilakukan oleh seseorang, yang karena kesalahannya itu
“Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada orang lain,
kerugian tersebut.”1
menimbulkan kerugian pada orang lain, maka nampaklah dengan jelas sifat aktif
dari istilah melawan tersebut. Sebaliknya kalau seseorang dengan sengaja tidak
1
R. Subekti dan R. Tjitrisudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pradnya
Paramita, Jakarta, 1992, hlm 346.
2
Universitas Sumatera Utara
melakukan sesuatu atau diam saja padahal mengetahui bahwa sesungguhnya harus
melakukan sesuatu perbuatan untuk tidak merugikan orang lain atau dengan lain
perkataan bersikap pasif saja, bahkan enggan melakukan kerugian pada orang
lain, maka telah “melawan” tanpa harus menggerakkan badannya. Inilah sifat
“Setiap orang bertanggung jawab tidak hanya untuk kerugian yang ditimbulkan
hukum tidak saja mencakup suatu perbuatan, tetapi juga mencakup tidak berbuat.
kerugian bagi orang lain tanpa sebelumnya ada sesuatu hubungan hukum,
2
MA. Moegni Djojodirjo, Perbuatan Melawan Hukum, Pradnya Paramita, Jakarta, 1982,
hlm. 13.
3
R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Op Cit.
3
Universitas Sumatera Utara
dengan tidak memenuhi kewajibannya tersebut dapat dimintakan suatu
ganti rugi.
3. Suatu kesalahan perdata (civil wrong) terhadap mana suatu ganti kerugian
dengan hukum melanggar hak orang lain yang diciptakan oleh hukum, dan
karenanya suatu ganti rugi dapat dituntut oleh pihak yang dirugikan.
orang lain yang diciptakan oleh hukum yang tidak terbit dan hubungan
kontraktual.
unsur sebagai berikut: Ada suatu perbuatan, perbuatan itu melawan hukum, ada
kesalahan pelaku, ada kerugian bagi korban, ada hubungan kausal antara
apabila ada seorang yang melakukan perbuatan melawan hukum (PMH) maka
diwajibkan untuk memberikan ganti kerugian. Sisi yang lain, orang yang
4
Universitas Sumatera Utara
Marium Darus Badrulzaman, mengatakan: “Pasal 1365 KUHPerdata
kepada seorang lain mewajibkan orang karena salahnya menerbitkan kerugian ini
KUHPerdata ini sangat penting artinya karena melalui pasal ini hukum yang tidak
pembayaran ganti rugi hanya diberikan atas kerugian yang sudah diduga dan
diharapkan sudah dapat diduga oleh tergugat dan hal tersebut merupakan akibat
Menurut ketentuan dalam pasal 1246 KUHPerdata ada tiga macam ganti
rugi yang dapat diajukan oleh penggugat terhadap pengugat, yaitu biaya, rugi dan
bunga. Biaya adalah segala ongkos yang dalam kenyataan memang sudah
misalnya karena membeli disket dari tergugat dan disket tersebut terkontaminasi
virus sehingga seluruh sistem dan perangkat komputer milik tergugat menjadi
4
http://lbhamin.org/perbuatan-melawan-hukum/ , diakses pada 10 Desember 2018, pukul
20.00 WIB
5
Universitas Sumatera Utara
Perbuatan melawan hukum memiliki ruang lingkup yang lebih luas
adalah tidak demikian. Undang-undang hanya menetukan satu pasal umum, yang
onrechmatige daad dan dalam bahasa Inggris disebut tort. Kata tort itu sendiri
sebenarnya hanya berarti salah (wrong). Akan tetapi, khususnya dalam bidang
hukum, kata tort itu sendiri berkembang sedemikian rupa sehingga berarti
kesalahan perdata yang bukan berasal dari wanprestasi dalam suatu perjanjian
5
Rachmat Setiawan, Tinjauan Elementer Perbuatan Melawan Hukum, Alumni, Bandung,
1982, hlm. 15
6
Universitas Sumatera Utara
7
Kontinental lainnya. Kata ” tort ” berasal dari kata latin ” torquere ” atau ” tortus
” dalam bahasa Perancis, seperti kata ” wrong ” berasal dari kata Perancis ” wrung
” yang berarti kesalahan atau kerugian (injury). Sehingga pada prinsipnya, tujuan
melawan hukum ini adalah untuk dapat mencapai seperti apa yang dikatakan
dalam pribahasa bahasa Latin, yaitu juris praecepta sunt luxec, honestevivere,
alterum non laedere, suum cuique tribuere (semboyan hukum adalah hidup secara
jujur, tidak merugikan orang lain, dan memberikan orang lain haknya).
Para pihak yang melakukan perbuatan hukum itu disebut sebagai subjek
hukum yaitu bisa manusia sebagai subjek hukum dan juga badan hukum sebagai
subjek hukum.6
adalah suatu perbuatan yang didasarkan atas wewenang yang sah dari seseorang
yang sesuai dengan hukum yang berlaku, tetapi perbuatan tersebut dilakukan
secara menyimpang atau dengan maksud yang lain dari tujuan hak tersebut
hukum apabila memenuhi unsur-unsur dalam Pasal 1365 KUHPerdata, seperti ada
6
www.progresifjaya.com/NewsPage.php?, diakses pada tanggal 10 Desember 2018
pukul 18.30 WIB.
diatur dalam pasal 1365 KUH Perdata.7 Sebagaimana penulisan skripsi saya ini
294/Pdt.G/2017/PN.Mdn
B. Permasalahan
melawan hukum ?
7
https://butew.com/2018/05/06/pengertian-perbuatan-melawan-hukum-dan-
penyalahgunaan-hak-menurut-perdata/, diakses pada 10 Desember 2018, pukul 20.30 WIB
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulis membuat penulisan skripsi tentang ini adalah sebagai berikut ;
D. Manfaat Penulisaan
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
2. Metode Pendekatan
Metode pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis
3. Sumber Data
a) Data primer
Data primer, adalah data yang diperoleh dari tangan pertama, dari sumber
asalnya yang belum diolah dan diuraikan orang lain. Untuk memperoleh data
Indonesia.
b) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti yang sebelumnya telah
diolah orang lain. Untuk memperoleh data sekunder peneliti melakukan studi
pustaka merupakan bahan hukum dasar yang dalam (ilmu) penelitian digolongkan
golongan.8
2) Bahan hukum sekunder atau sering dinamakan Secondary data yang antara
melawan hukum.
3) Bahan hukum tertier yaitu bahan yang memberi petunjuk dan penjelasan
terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti kamus
F. Keaslian Penulisan
8
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Singkat, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2001, hal.14
9
Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Ilmu Hukum, CV. Mandar Maju, Bandung,
2008, hal. 98
maka diketahui bahwa belum pernah dilakukan penulisan yang serupa mengenai
294/Pdt.G/2017/PN.Mdn)
G. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
sistematika penulisan.
Melawan Hukum
Perbuatan melawan hukum diatur dalam Buku III Kitab Undang- Undang
yang timbul dari undang-undang. Menurut Pasal 1365 KUH Perdata, yang
melawan hukum yang dilakukan oleh seseorang yang karena salahnya telah
karena perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh orang lain terhadap
10
Munir, Fuady, Perbuatan Melawan Hukum (Bandung : PT. Citra Aditya Bhakti, 2002), Hal.
29
11
M.A. Moegni Djodjodirjo, op.cit, hlm 18.
14
Akan tetapi khususnya dalam bidang hukum kata tort itu berkembang
Kata “tort” berasal dari kata latin “torquere” atau “tortus” dalam
bahasa Prancis, seperti kata “wrong” brasal dari kata Prancis “wrung”
(onwetmatig).”14
12
Gunawan Widjaja dan Kartini Muljadi, Seri Hukum Perikatan-Perikatan Yang Lahir Dari
Undang-Undang, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2017, hlm 81.
13
Munir Fuady, Op Cit
14
Ibid
undang-undang.15
"Orang yang berbuat pelanggaran terhadap hak orang lain atau telah berbuat
dilanggar tersebut adalah hak-hak yang diakui oleh hukum, termasuk tetapi
15
Ibid, hlm 9
16
L.J. Van Alperdorn, Pengantar Ilmu Hukum, Cetakan ke 29, Pradnya Paramita, Jakarta,
2008, hlm. 34.
17
Ibid, hlm 185.
recht).18
Setelah adanya Arrest dari Hoge Raad 1919 Nomor 110 tanggal
Hal berbuat atau tidak berbuat itu adalah melanggar hak orang
dalam lalu lintas masyarakat terhadap diri atau benda orang lain.
pernyataan di atas, bahwa perbuatan itu tidak saja melanggar hak orang
lain dan bertentangan dengan kewajiban hukum dari pelakunya atau yang
kepantasan terhadap diri atau benda orang lain, yang seharusnya ada
di masyarakat.20
18
Munir Fuady, Op Cit
19
L.J. Van Alperdorn, Op Cit hlm. 34.
20
Ibid, hlm 186.
tanggungjawab atas suatu kerugian yang terbit dari interaksi sosial dan
untuk menyediakan ganti rugi terhadap korban dengan suatu gugatan yang
tepat.
21
Munir Fuady, Op Cit hlm 30
22
Rachmadi Usman, Aspek-Aspek Hukum Perbuatan Melawan Hukum, PT.Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2007, hlm 14-18.
23
Munir Fuady, Op.Cit, hlm 7.
bukan suatu kontrak, seperti juga kimia bukan suatu fisika atau
matematika.
disini dimaksudkan baik berbuat sesuatu (dalam arti aktif) maupun tidak
24
Wirjono Prodjodikoro, Perbuatan Melawan Hukum, Mandar Maju, Bandung, 2000
25
M.A. Moegni Djojodirdjo, Perbuatan Melawan Hukum, Pradnya Paramitha, Jakarta,
2010, hlm 10.
Sejak tahun 1919, unsur melawan hukum ini diartikan dalam arti yang seluas-
2) Yang melanggar hak orang lain yang dijamin oleh hukum atau
perbuatan melawan hukum maka perlu diketahui bagaimana cakupan dari unsur
kelalaian (negligence, culpa) dan Tidak ada alasan pembenar atau alasan
pemaaf (recht-vaardigingsgrond).
26
Ibid, hlm 11
yang terjadi juga merupakan syarat dari suatu perbuatan melawan hukum.
Hubungan kausal ini dapat terlihat dari kalimat perbuatan yang karena
apakah kerugian itu merupakan akibat perbuatan, sejauh manakah hal ini
pergaulan masyarakat yang baik ini atau yang disebut dengan istilah
jika seseorang melakukan tindakan yang merugikan orang lain, tidak secara
melanggar pasal-pasal dari hukum tertulis, mungkin masih dapat dijerat dengan
27
Munir Fuady, op.cit, hlm 8.
28
Ibid, hlm 8-9.
yaitu perbuatan, untuk jelasnya telah diuraikan di dalam sub bab di atas,
baik dalam arti sempit maupun dalam arti luas. Pengertian perbuatan
melawan hukum dalam arti sempit, hanya meliputi hak orang lain,
29
R. Wirjono Prodjodikoro, Op.Cit, hlm 72
kepatutan yang berlaku dalam lalu lintas masyarakat terhadap diri dan
yang termasuk kerugian itu, tidak ada ditentukan lebih lanjut dalam
30
Ibid
31
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perikatan, Alumni, Bandung, 2002, hlm 142.
32
Marheinis Abdulhay, Hukum Perdata, Pembinaan UPN, Jakarta, 2006, hlm 83.
sebagainya.
hingga udara tidak segar pada orang itu atau polusi, pencemaran
terlepas dari pada dapat atau tidaknya hal-hal itu dikira-dira. Dapat dikira-kira
itu harus diukur secara objektif, artinya manusia normal dapat mengira-
lakukan.33
33
Abdulkadir Muhammad, Op.Cit, hlm 147
dalam unsur ini merupakan suatu perbuatan yang dapat dikira-kira atau
karena sifat dari hukum adalah mengatur, yang berarti ada larangan dan ada
suruhan.
perintah yang harus dilakukan, maka orang tersebut dapat dikatakan telah
merupakan akibat dari perbuatan. Hal yang menjadi masalah di sini, apakah
kerugian itu merupakan akibat perbuatan, sejauh manakah hal ini dapat
dibuktikan kebenarannya.34
(sebab akibat), maka sudah pasti dapat dikatakan bahwa setiap kerugian
34
Ibid, hlm 148.
kebanyakan sistem hukum. Ilmu tentang sebab akibat ini disebut dengan
Causaliteitsleer.
praktek peradilan, hubungan sebab akibat bergerak sangat cepat kearah yang
sangat luas, hampir- hampir tanpa suatu pedoman karena rumitnya teori
yuridis dan aplikasi dari masalah hubungan sebab akibat ini menjadi menarik
untuk ditelaah secara akademik, sehingga doktrin ini disebut sebagai The
35
Sutan Remy Sjahdeini, Perbuatan Melawan Hukum terhadap hak, Pustaka Utama
Grafiti Pers, Jakarta, 1999, hlm 24.
36
Ibid, hlm 111.
dalam hubungan sebab akibat ini adalah seberapa jauh kita masih
menganggap hubungan sebab akibat sebagai hal yang masih dapat diterima
oleh hukum.
merupakan masalah “fakta” atau apa yang secar faktual telah terjadi. Setiap
tanpa penyebabnya.
ini sering disebut dengan hukum mengenai “but for” atau “sine qua non”.
Von Buri adalah salah satu ahli hukum Eropa Kontinental yang sangat
37
Ibid, hlm 111-113.
hukum dan hukum yang lebih adil, maka diciptakanlah konsep “sebab kira-
yang mengikuti sekuensi yang tidak terputus tanpa suatu penyebab lain
yang asli.38
tindakannya itu. Karena adalah layak dan adil jika seseorang diberikan
38
Ibid, hlm 113-117.
maupun mengenai hak-hak kebendaan dan hukum akan melindungi dengan sanksi
tegas baik bagi pihak yang melanggar hak tersebut, yaitu engan tanggungjawab
membayar ganti rugi kepada pihak yang dilanggar haknya. Dengan demikian
pertanggungjwaban.
“ Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada orang lain,
kerugian tersebut.”
jawaban yang diakibatkan oleh adanya perbuatan melawan hukum baik karena
39
Ibid, hlm 118.
40
R. Subekti dan R. Tjitrisudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pradnya
Paramita, Jakarta, 1992,.
ommitendo). Sedangkan pasal 1366 KUH Perdata lebih mengarah pada tuntutan
(onrechtmatigenalaten).
Selain itu orang yang melakukan perbuatan melawan hukum harus dapat
dipertanggungjawaban atas perbuatannya, karena orang yang tidak tahu apa yang
Dalam pengertian bahwa jika orang yang dirugikan juga bersalah atas timbulnya
keseluruhannya
yaitu:41
Hal ini diatur dalam Pasal 1365 KUHPerdata. Dengan adanya interprestasi
yang luas sejak tahun 1919 (Arest Lindenbaun vs Cohen) dari Pasal 1365
KUHPerdata ini, maka banyak hal-hal yang dulunya tidak dapat dituntut atau
41
Ibid, R. Subekti dan R. Tjitrisudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
bertanggung jawab atas perbuatan melawan hukum yang dilakukannya saja, tetapi
juga untuk perbuatan yang dilakukan oleh orang lain yang menjadi tanggungan
pelakunya endiri juga dapat dialihkan pada pihak lain atu kepada negara,
dua hal:
1. Perihal pengawasan
berada di bawah tanggung jawab dan pengawasan orang lain. Adapun orang-
orang yang bertanggung jawab untuk perbuatan yang dilakukan oleh orang lain
Orang tua atau wali, bertanggung jawab atas pengawasan terhadap anak-anaknya
terhadap curandus
Guru, bertanggung jawab atas pengawasan murid sekolah yang berada dalam
lingkungan pengajarannya.
menjaga agar jangan sampai seorang yang diwasi itu melakukan perbuatan
dalam msyarakat, yang mungkin akan disebabkan oleh tingkat laku orang yang
diawasinya.
Sering terjadi suatu pertinbangan tentang dirasakannya adil dan patut untuk
melawan hukum itu ekonominya tidak begitu kuat. Hal ini berdasarkan
karena kekayaan harta bendanya tidak cukup untuk menutupi kerugian yang
disebabkan olehnya dan yang diderita oleh orang lain. Sehingga dalam hal ini
diatur pada Pasal 1365 KUH Perdata sampai dengan 1367 KUHPerdata sebagai
berikut:
“Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada seorang lain,
kerugian”.
karena perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang diesbabkan karena kelalaian
gambaran mengenai batasan ruang lingkup akibat dari suatu perbuatan melawan
akibat yang timbul dari suatu perbuatan melawan hukum akan diwujudkan dalam
limitatif menganut asas hukum bahwa penggantian kerugian dalam hal terjadinya
suatu perbuatan melawan hukum bersifat wajib. Bahkan, dalam berbagai kasus
dimaksudkan.42
bersifat actual (actual loss) dan kerugian yang akan datang. Dikatakan kerugian
yang bersifat actual adalah kerugian yang mudah dilihat secara nyata atau fisik,
baik yang bersifat materiil dan immateriil. Kerugian ini didasarkan pada hal-hal
kongkrit yang timbul sebagai akibat adanya perbuatan melawan hukum dari
kerugian yang dapat diperkirakan akan timbul dimasa mendatang akibat adanya
perbuatan melawan hukum dari pihak pelaku. Kerugian ini seperti pengajuan
tuntutan pemulihan nama baik melalui pengumuman di media cetak dan atau
42
Wirjono Prodjodikoro, Perbuatan Melawan Hukum, Sumur Bandung, Jakarta, 1984.
43
MA. Moegni Djojodirjo, Perbuatan Melawan Hukum, Pradnya Paramita, Jakarta, 1982,
pada keadaan semula yang berimbang, maka terhadap pelaku dikenakan suatu
hukuman dari yang ringan sampai yang berat yang dituntut oleh korban.
terdiri dari 3 hal yaitu biaya, rugi, dan bunga. Pada setiap kasus tidak selamanya
ketiga unsure tersebut selalu ada, tetapi ada kalanya hanya terdiri dari 2 unsur
saja.
Rechrvordering (Hukum Acara Perdata berlaku pada waktu dulu bagi Raad van
Justitie) yang juga memakai istilah Kosten schaden en interesen untuk menyebut
2. ganti rugi atas kerugian dalam bentuk natura atau pengembalian pada
keadaan semula
Ketentuan mengenai ganti rugi dalam KUHPerdata diatur dalam Pasal 1243
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan ganti rugi adalah
sanksi yang dapat dibebankan kepada debitor yang tidak memenuhi prestasi dalam
suatu prestasi dalam suatu perikatan untuk memberikan penggantian biaya, rugi
dan bunga.
kategori yaitu:44
1. biaya, artinya setiap cost yang harus dikeluarkan secara nyata oleh pihak yang
dirugikan, dalam hal ini adalah sebagai akibat dari adanya tindakan wanprestasi.
3. Bunga, adalah keuntungan yang seharusnys diperoleh tetapi tidak jadi diperoleh
Kreditor.
Terkait dengan hal ini, pasal-pasal ganti rugi karena wanprestasi tidak dapat
perbuatan melawan hukum. Hal ini disebabkan karena ada penilaian terhadap
44
Setiawan, Empat Kriteria Perbuatan Melawan Hukum dan Perkembangan dalam
Yurisprudensi, Varia Peradilan No. 16 Tahun II
menolak membayar seluruh jumlah ganti rugi yang telah ditetapkan oleh hakim
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Pelaku bergutang bunga sejak
Di samping itu ada ketentuan ganti rugi karena wanprestasi yang tidak dapat
diberlakukan terhadap ganti rugi karena perbuatan melawan hukum, yakni Pasal
Jadi dalam hal ganti rugi karena perbuatan melawan hukum, Penggugat
besarnya kerugian. Kerugian ini ditentukan oleh hakim dengan mengacu pada
45
Jurnal Pembaharuan Hukum Vol.III No. 2 Mei – Agustus 2016 Mengenai “Perbuatan
Melawan Hukum” Hal. 15, diakses pada tanggal 12 Desember 2018, Pukul 15.00 WIB
yang dapat dituntut berdasarkan Pasal 1365 KUHPerdata oleh penderita, sebagai
2. ganti kerugian dalam bentuk natura atau dikembalikan dalam keadan semula
46
Ibid, hal. 16
tingkah laku berupa norma/kaidah baik tertulis maupun tidak tertulis yang dapat
mengatur dan menciptakan tata tertib dalam masyarakat yang di taati oleh setiap
petunjuk-petunjuk tingkah laku, tentang apa yang boleh dilakukan dan apa yang
tidak boleh dilakukan. Karena itu hukum harus mempunyai sanksi dan
yang satu dengan yang lain dan antara orang dengan masyarakat,atau antara
masyarakat yang satu dengan yang lain. Jadi, hubungan hukum terdiri atas ikatan-
ikatan antara individu dengan individu dan antara individu dengan masyarakat dan
seterusnya. Ikatan itu tercermin pada hak dan kewajiban. Kaidah atau norma yang
ragam sesuai dengan sifat dan tujuan hukum. kadang-kadang hanya dirumuskan
47
Amir Syamsuddin, , Jurnal Keadilan, Vol. 1. No. 3, September 2001, Penerbit Pusat
Kajian Hukum dan Keadilan.
40
kewajiban yang bersifat memaksa atau dalam keadaan konkret yang tidak bisa
pribadai.
Barang siapa berani atau tidak mengindahkan hubungan hukum itu maka
dipaksa untuk menghormatinya atau dihukum oleh hukum itu. Hubungan hukum
antara individu yang satu dengan individu lainnya dalam hal melakukan jual beli :
hubungan antara A dengan B hubungan itu diatur oleh hukum Pasal 1457 KUH
wajib membayar harga mobil itu, tetapi berhak pula meminta mobil tersebut dari
maka oleh hakim dapat dijatuhi sanksi hukum. Hubungan antara A dan B yang
Hubungan hukum tercermin pada hak dan kewajiban yang diberikan oleh
hukum. Dengan kata lain setiap hubungan hukum mempunyai dua segi yaitu
hak dan kewajiban yang timbul kalau hukum diterapkan terhadap peristiwa
48
Ibid, hal, 10
49
Ibid, hal. 5.
hukum subjektif. Yang dimaksud dengan hukum objektif adalah kaidah atau
peraturan (de regel,de norm) yang mengatur hubungan sosial. Misalnya KUH
antara individu yang satu dan individu yang lain dan seterusnya. Hukum subjektif
adalah hukum yang timbul dari hukum objektif dan berlaku terhadap seseorang
dapat dipisahkan. Ada hubungan yang erat di antara keduanya. Hukum objektif
dihubungkan dengan seseorang yang tertentu dan dengan demikian menjadi hak
dan kewajiban. Dengan kata lain, hukum subjektif timbul jika hukum objektif
beraksi karena hukum objektif yang beraksi itu melakukan dua pekerjaan. Pada
satu pihak memberikan hak dan pada pihak lain meletakkan kewajiban. Kedua
unsur tersebut, yakni pada satu pihak yang diberikan oleh hukum objektif, pada
pihak lain kewajiban yang mengikutinya, kita temui pada tiap-tiap hubungan
hukum. Jika berdasarkan hubungan hukum yang terdapat antara pembeli dan
penjual, pembeli wajib membayar harga pembelian pada penjual maka ditemukan
Apeldoom :54-55).
Dalam hubungan hukum dua pihak antara pembeli dengan penjual seperti
50
Wirjono Prodjodikoro, Perbuatan Melawan Hukum, Mandar Maju, Bandung, 2000,
hlm 2.
Hal-hal yang demikian itu dapat disebut sebagai hubungan hukum yang bersegi
dua.
hukum antara seseorang yang meminjamkan uang pada orang lain sampai saat
uang itu ditagih dari orang yang meminjam. Hanya atas orang yang meminjam
terdapat kewajiban, yaitu kewajiban untuk membayar kembali, atau dengan kata
lain hanya satu pihak yang berkewajiban untuk melakukan suatu jasa yang berupa
Setiap peraturan hukum yang diciptakan oleh manusia melalui suatu badan
atau lembaga dengan suatu mekanisme kerja tertentu pada dasarnya diberi suatu
tujuan tertentu pula. Demikian juga setiap hak yang oleh hukum diberikan kepada
seseorang atau badan hukum, juga mempunyai suatu tujuan tertentu. Dapat
kesejahteraan masyarakat. Dengan kata lain setiap hak diberi suatu tujuan sosial.
Hal itu berarti bahwa hak tidak dapat melindungi suatu kepentingan yang
tujuan hukum, yaitu menyimpang dari menjamin kepastian hukum. Maka dari itu
yang bersangkutan harus menjalankan haknya sesuai dengan tujuan hukum itu
51
Lihat Pasal 1234 KUH Perdata
pemakaian hak dengan tiada suatu kepentingan yang patut, dinyatakan sebagai
penyalahgunaan hak.
diberi nama abus de droit. Perbuatan abus de droit itu terdapat juga pada lapangan
kekuasaan itu maka perbuatan tersebut menjadi abus de droit. Abus de droit
hanya terdapat dalam lapangan hukum perdata, tetapi terdapat juga dalam
bereaksi dapat menimbulkan atau memberikan hak pada suatu pihak dan
meletakkan kewajiban pada pihak lain. Disamping itu, hukum objektif bereaksi
berhungan dengan hak-hak tersebut. Hak-hak yang timbul oleh reaksi dari hukum
objektif tersebut dapat bermacam-macam. Hak itu dibagi dalam dua bagian besar,
52
Paper Majalah Jurnal Privat Law Vol. V No. 1 Januari - Juni 2017, hal. 57. Diakses
pada tanggal 12 Desember 2018, Pukul 18.00 WIB
diberikan oleh hukum kepada subjek hukum untuk berbuat sesuatu atau untuk
terhadap subjek hukum lain dan setiap subjek hukum yang lain berkewajiban
menghormati hak tersebut. Misalnya subjek hukum yang mempunyai hak milik
terhadap suatu benda mempunyai kekuasaan mutlak dan dapat bertindak sendiri
terhadap benda tersebut. Subjek hukum lain harus mengakui serta menghormati
hak milik itu. Dengan demikian hak absolut, merupakan hak yang dapat
dipertahankan pada setiap subjek hukum (manusia, badan hukum). Hak absolut
dapat dibagi dalam tiga golongan yaitu Hak Asasi Manusia, Hak Publik Absolut,
Hak Asasi Manusia pada hakikatnya merupakan bagian dari hak publik
yang tercantum dalam Pasal 7 sampai Pasal 34. Juga dalam Undang-undang Dasar
1945 menentukan beberapa hak manusia, tetapi terbatas pada warga negara
sebagaimana yang diatur dalam Pasal 27 sampai Pasal 31. Hak Asasi Manusia
merupakan hak yang diberikan oleh hukum kepada manusia dengan ketentuan
53
Ibid, hal. 58
Hak publik absolut, misalnya hak bangsa kita atas kemerdekaan dan
Sebagian dari hak privat terdiri atas yang berikut ini, yaitu hak pribadi
manusia, hak keluarga mutlak, dan sebagian dari hak atas kekayaan.
pribadi manusia adalah hak atas dirinya sendiri yang diberikan oleh hukum
kepada manusia. Hak pribadi manusia tidak dapat diasingkan atau diserahkan
kepada suatu hukum lain. Misalnya hak pribadi untuk menuntut ganti rugi atas
adalah suatu hak yang timbul oleh karena adanya hubungan antara anggota
keluarga yang satu dengan yang lain,contohnya antara lain sebagai berikut:
Hak marital, yaitu hak seorang suami untuk menguasai istrinya dan harta
benda istrinya.
54
Ibid, hal. 59
Manusia pada kodratnya memiliki hak dan kewajiban atas suatu hal dalam
menjalani kehidupan sosialnya dengan manusia lain. Sesuai dengan UUD 1945
BAB XA tentang Hak Asasi Manusia Pasal 28 setiap orang berhak untuk hidup
orang lain juga memiliki hak yang sama maka dari itu kita harus saling
menghormati hak tersebut. Seseorang tidak boleh menggunakan hak nya secara
Suatu adagium kuno berbunyi meminem laedit qul suo iure utitur , yang
suatu hak atau kewenangan per definisi harus merupakan suatu tindakan menurut
hukum, sehingga tidak dapat secara sekaligus juga menghasilkan suatu tindakan
yang melanggar hukum. Oleh karena itu kerap kali dikatakan bahwa istilah
Akan tetapi, sudah sejak dahulu kala diterima bahwa tidaklah semua
ahli hukum Romawi kuno yaitu male enim non tro iure uti non debimus, yang
kalau di terjemahkan secara bebas artinya “memang kita tidak boleh menggunkan
hak kita untuk hal yang tidak baik”. Hal itu menunjukan bahwa ketika kita
55
Marwan Mas. Pengantar Ilmu Hukum. Ghalia Indonesia.Bogor. 2015.
56
Nawacita. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 dan
perubahannya. Penabur Ilmu.2014.
menggunkan hak kita hanya semata-mata untuk merugikan orang lain itu
penyalahgunaan hak (misbruik van recht) adalah suatu pemakaian hak diluar
wewenangnya.57
Jadi dapat admin simpulkan bahwa suatu penyalahgunaan hak atau yang
suatu perbuatan yang yang didasarkan atas wewenang yang sah dari seseorang
sesuai ketentuan hukum yang berlak, tetapi perbuatan tersebut di lakukan secara
menyimpang atau mengakibatkan rasa tidak nyaman atau bahkan kerugian bagi
orang lain.
Penyalahgunaan hak akan terjadi apabila ada pihak yang merasa dirugikan
oleh pihak lain atas penyelenggaraan hak nya, menurut A.Plito: “Untuk
bahwa penyalahgunaan hak itu dengan maksud untuk merugikan orang lain.
Sekalipun perbuatan itu masuk akal dan dilakukan dengan maksud untuk tidak
merugikan orang lain, tetapi jika manfaat yang diperoleh orang yang berbuat itu
57
R. Subekti, S.H., Tjitrosoedibio. KAMUS HUKUM. PT PRADNYA
PARAMITA.Jakarta.2005.
tidak seimbang dengan kerugian yang diderita oleh orang yang terkena
perkara tindak pidana korupsi yang dikenal dengan ”Sertifikat Ekspor” yang telah
mengambil alih pengertian penyalahgunaan hak yang pada Pasal 52 ayat (2)
huruf b undang-undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara,
yaitu telah menggunakan wewenangnya untuk tujuan lain dari maksud yang di
administrasi negara selalu disertai dengan “tujuan dan maksud” atas diberikannya
58
Peter Mhammad Marzuki. Pengantar Ilmu Hukum. KENCANA. Jakarta. 2014.
tersebut tidak sesuai dengan “tujuan dan maksud” dari pemberian kewenangan,
legalitas
Asas legalitas merupakan salah satu prinsip utama yang dijadikan dasar dalam
Adapun yang dimaksud dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik dan
b. Asas keseimbangan
c. Asas kesamaan
59
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Rajawali Pers, Jakarta, 2008.
h. Asas keadilan
l. Asas kebijaksanaan
keputusan, walaupun keputusan itu salah dan kesalahan tersebut dibuat oleh badan
B. Asas Keseimbangan
kelalaian seseorang.
Asas ini menghendaki agar badan / pejabat tata usaha negara harus
faktanya sama.
60
Jurnal Kadriah, S.H.,M.Hum., Universitas Syiah Kuala (Aceh) “Asas Perbuatan
Melawan Hukum” Hal. 3, diakses pada tanggal 13 Desember 2018, Pukul 17.00 WIB
Asas ini menghendaki agar badan / pejabat tata usaha negara harus
bertindak cermat atau hati-hati agar tidak menimbulkan kerugian bagi masyarakat.
mencari kebenaran.
Asas ini menyatakan bahwa suatu tindakan yang tidak adil / tidak layak
adalah terlarang dan apabila badan / pejabat tata usaha negara bertindak
L. Asas kebijaksanaan
Dalam tugas mengabdi pada kepentingan umum, badan / pejabat itu tidak
perlu menunggu instruksi tetapi langsung dapat bertindak dengan berpijak pada
61
Ibid, hal. 4
melanggar hukum dan membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang
kerugian tersebut.”
Dari bunyi Pasal tersebut, maka dapat ditarik unsur-unsur PMH sebagai berikut:
2. ada kesalahan;
4. ada kerugian.
tertulis saja, yaitu undang-undang. Jadi seseorang atau badan hukum hanya bisa
digugat kalau dia melanggar hukum tertulis (undang-undang) saja. Tapi sejak
62
https://butew.com/2018/05/06/pengertian-perbuatan-melawan-hukum-dan-
penyalahgunaan-hak-menurut-perdata/ , diakses pada tanggal 12 Desember 2018, pukul 16.00
WIB
tahun 1919, ada putusan Mahkamah Agung Belanda dalam kasus Arrest Cohen-
melawan hukum tidak hanya terbatas pada undang-undang (hukum tertulis saja)
melanggar undang-undang.
2. Melanggar hak subjektif orang lain, artinya jika perbuatan yang dilakukan
telah melanggar hak-hak orang lain yang dijamin oleh hukum (termasuk tapi
tidak terbatas pada hak yang bersifat pribadi, kebebasan, hak kebendaan,
1337 KUHPerdata)
Kriteria ini bersumber pada hukum tak tertulis (bersifat relatif). Yaitu
63
Lihat Putusan Mahkamah Agung Belanda dalam kasus Arrest Cohen-Lindenbaum
(H.R. 31 Januari 1919)
Kesalahan ini ada 2 (dua), bisa karena kesengajaan atau karena kealpaan.
Kesengajaan maksudnya ada kesadaran yang oleh orang normal pasti tahu
konsekuensi dari perbuatannya itu akan merugikan orang lain. Kealpaan berarti
ada perbuatan mengabaikan sesuatu yang mestinya dilakukan, atau tidak berhati-
III. Unsur adanya hubungan sebab akibat antara kerugian dan perbuatan
(Hubungan Kausalitas)
atau dengan kata lain, kerugian tidak akan terjadi jika pelaku tidak melakukan
64
Munir Fuady, Perbuatan Melawan Hukum: Pendekatan Kontemporer, (Bandung : PT.
Citra Aditya Bakti, 2002) hal.73.
semagat hidup yang pada prakteknya akan dinilai dalam bentuk uang.
2. Ganti rugi untuk perbuatan yang dilakukan oleh orang lain (Pasal 1367
5. Ganti rugi untuk keluarga yang ditinggalkan oleh orang yang dibunuh.
65
Ibid, hal. 137
66
Lihat Pasal 1365 KUHPerdata
67
Lihat Pasal 1367 KUHPerdata
68
Lihat Pasal 1368 KUHPerdata
69
Lihat Pasal 1369 KUHPerdata
No.294/Pdt.G/2017/PN.Mdn
konvensi/Tergugat rekonvensi 70
L a w a n
70
Lihat Putusan 294/Pdt.G/2017/PN Mdn, hal. 1
59
VI/Penggugat rekonvensi;
71
Lihat Putusan 294/Pdt.G/2017/PN Mdn, hal. 2
rekonvensi;
rekonvensi;
Jalan Setia Budi Gang Buntu nomor 136-C Kelurahan Tanjung Rejo,
XIV/Penggugat rekonvensi;
15. ASMITA, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, beralamat di Jalan Sei Musi
rekonvensi;
Pengadilan Negeri Medan tanggal 5 Juni 2017 dalam register perkara nomor
berikut :
72
Lihat Putusan 294/Pdt.G/2017/PN Mdn, hal. 3
Perkebunan.
Bahwa Penggugat adalah Pemegang Hak Guna Usaha (HGU) atas Lahan
Perkebunan seluas 475 Ha, yang terletak di Desa Paya Mabar, Kecamatan
oleh Kepala Kantor Agraria Deli Serdang pada tanggal 5 November 1984
Guna Usaha (HGU) atas Lahan Perkebunan seluas 211,3 Ha, yang terletak di
Usaha Nomor 1/ Desa Sei Buluh yang diterbitkan atas nama PT.PD.Paya
Pinang (Penggugat) oleh Kepala Kantor Agraria Deli Serdang, yang berlaku
Guna Usaha, begitu juga terhadap sertifikat HGU Penggugat No. 1/Sei Buluh,
Guna Usaha.
No.1/Paya Mabar dan Hak Guna Usaha Penggugat No. 1/Sei Buluh
1988.
telah dinyatakan “Tidak Dapat Diterima” oleh Pengadilan Tinggi Tata Usaha
HGU Penggugat No. 1/Paya Mabar dan Sertifikat HGU Penggugat No 1/Sei
Usaha Negara”.
Bahwa gugatan yang diajukan oleh Tergugat I s/d Tergugat XVIII tersebut,
Gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara Medan pada tahun 2009 dan
Gugatan ke Pengadilan Negeri Tebing Tinggi pada Tahun 2011 tersebut, oleh
November 1984 dan Sertifikat HGU Penggugat No 1/Sei Buluh tanggal 7 Mei
sengketa di Pengadilan.
Bahwa setelah Tergugat I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, XII, XIII,
karena masih terkait objek sengketa di Pengadilan, maka pada Tahun 2013
gugatan pada tahun 2011 sebelumnya yang diajukan oleh Tergugat- Tergugat,
Agung R.I.
berlebihan (ultra vires) telah melanggar asas kepatutan dalam hukum, yang
Perikatan yang lahir karena undang undang” Cetakan Kedua, Peneribit PT.
Citra Aditya Bakti, Tahun 2001, Halaman 218, Paragraf 1 menyatakan bahwa:
“Kalau hak itu digunakan secara berlebihan (Abnormal atau tidak sebagaimana
konvensi/Tergugat rekonvensi 73
L a w a n
II/Penggugat rekonvensi;
73
Lihat Putusan 294/Pdt.G/2017/PN Mdn, hal. 1
VI/Penggugat rekonvensi;
rekonvensi;
74
Lihat Putusan 294/Pdt.G/2017/PN Mdn, hal. 2
rekonvensi;
Jalan Setia Budi Gang Buntu nomor 136-C Kelurahan Tanjung Rejo,
XIV/Penggugat rekonvensi;
15. ASMITA, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, beralamat di Jalan Sei Musi
rekonvensi;
Kerugian Materil :
Rp. 35.000.000,-
75
Lihat Putusan 294/Pdt.G/2017/PN Mdn, hal. 3
25.000.000,-
Rp. 35.000.000,-
Paya Mabar dan HGU Penggugat No. 1 Sei- Buluh, sebagai jaminan fasilitas
kredit pada Bank Mandiri Cabang Medan Balai Kota, sebesar Rp.
sebesarRp. 50.000.000.000,-
delapan puluh tujuh juta empat ratus delapan puluh sembilan ribu seratus
Kerugian Immateriel :
mendapatkan fasilitas kredit dari Bank Mandiri Cabang Medan Balai Kota dan
gugatan aquo didaftarkan Penggugat dalam kurun waktu 4 (empat) Tahun, maka
milyar dua belas juta enamratus tigapuluh delapan ribu empat ratus rupiah)
Putusan dalam perkara a quo, maka patut dan wajar menurut hukum
sebesar Rp. 10.000.000.- (sepuluh juta rupiah) setiap harinya atas kelalaian
am (Conservatoir Beslag) atas harta kekayaan milik Tergugat I, II, III, IV, V, VI,
VII, VIII, IX, X, XI, XII, XIII, XIV, XV, XVI, dan XVII, baik yang bergerak
ikutannya yang terletak di Dusun VII Pulo Rejo Nomor.05 Kelurahan Sei-
ikutannya yang terletak di Jalan Rawa Selatan III, Kelurahan Kampung Rawa
ikutannya yang terletak di Jalan Setia Budi Gang Buntu Nomor 136 C
- Dan harta-harta tidak bergerak maupun bergerak milik Tergugat I, II, III,
IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, XII, XIII, XIV, XV, XVI, dan XVII yang
A. DALAM KONVENSI
1. Dalam Eksepsi :
sebahagian;
dan selebihnya;
B. DALAM REKONVENSI :
untuk seluruhnya;
6.539.400,- (enam juta lima ratus tiga puluh sembilan ribu empat ratus
rupiah)
Rabu tanggal 7 Maret 2018 oleh kami Muh. Ali Tarigan, S.H. sebagai Hakim
Ketua, Ferry Sormin, S.H., M.H. dan H. Irwan Efendy S.H.,M.H masing masing
dalam persidangan yang terbuka untuk umum pada hari Rabu tanggal 14 Maret
2018, oleh Hakim Ketua dengan didampingi Hakim-hakim Anggota tersebut dan
dibantu oleh Ade Permana Putra, S.H. Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri
Panitera Pengganti
Perincian Biaya :
4. Sumpah Rp 20.000
5. Materai Rp 6.000
6. Redaksi Rp 5.000
A. DALAM KONVENSI ;
1. Dalam Eksepsi :
Republik Indoensia ;
Penggugat tersebut sebagai jaminan modal usaha Penggugat, dan disamping itu
dalam konteks para pihak dalam perkara ini, seharusnya Penggugat dalam
Indonesia sebagai para pihak dalam perkara ini, karena Perpanjangan HGU
Indoensia, maka untuk membuat terang perkara ini benar atau tidaknya Gugatan-
perkara ini ;
untuk menyatakan gugatan yang diajukan perkara ini kurang pihak (plurium litis
consorcium) ;
Hakim Pengadilan Negeri Medan yang memeriksa dan mengadili perkara ini
untuk memberikan putusan dalam Eksepsi dengan amar Putusan yang berbunyi
Hakim Pengadilan Negeri Medan yang memeriksa dan mengadili perkara ini
untuk memberikan putusan dalam Eksepsi dengan amar Putusan yang berbunyi
atau kewenangan absolut dari pada Pengadilan Negeri Medan untuk memeriksa
dan mengadili perkara aquo maka terhadap eksepsi tersebut harus diputus dan
berikut;
yang berhak menentukan siapa-siapa yang dijadikan sebagai pihak Tergugat yang
yang berhak menentukan siapa-siapa yang dijadikan sebagai pihak Tergugat yang
yang belum berkekuatan hukum tetap, tentunya harus terlebih dahulu diperiksa
materi pokok perkara, untuk mengetahui apakah sebelumnya telah pernah ada
gugatan atas kasus yang sama yang belum memperoleh kekuatan hukum tetap,
rekonvensi tersebut;
sangkalannya;
P-47 dan 2 ( dua ) orang saksi masing-masing Langsir Ginting, SH dan Sabar
tersebut diatas;
mengajukan bukti surat bertanda T.1 s/d 17-1sampai T1 s/d 17-17 serta 2 ( dua )
orang saksi masing-masing Redi Sumantri dan Swarno K.S yang memberikan
rekonvensi pada angka 1 ( satu ) dapat dikabulkan atau tidak, tentunya Majelis
perpanjangannya atas Sertipikat Hak Guna Usaha nomor 1 Paya Mabar dan
Sertipikat Hak Guna Usaha nomor 1 Sei Buluh kepada Badan Pertanahan
gugatan berulang-ulang atas objek Sertipikat Hak Guna Usaha nomor 1 Paya
Menimbang, bahwa sesuai bukti P-12 berupa putusan Pengadilan Tinggi Tata
2010, telah membatalkan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan nomor
sesuai putusan nomor 170K/TUN/2010 tanggal 26 Juli 2010 ( bukti P-11 ) dengan
puluh ) hari;
Menimbang, bahwa sesuai bukti P-15 berupa putusan Pengadilan Negeri Tebing
yang telah diputus pada tanggal 30 April 2012 dengan amar putusan :
tersebut telah dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Medan sesuai putusan nomor
Tebing Tinggi yang telah diputus pada tanggal 08 April 2014 dengan amar
putusan :
tersebut telah dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Medan sesuai putusan nomor
konvensi IV, Tergugat konvensi VI, Tergugat konvensi VII, Tergugat konvensi
rekonvensi, dkk di Pengadilan Negeri Tebing Tinggi Deli yang telah diputus pada
Verklaard );
2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara yang sampai saat ini
ditaksir sejumlah Rp. 2.566.000,00 ( dua juta lima ratus enam puluh enam
ribu rupiah );
Tebing Tinggi Deli yang telah diputus pada tanggal 29 Desember 2016 dengan
amar putusan :
Rp.4.586.000 ( empat juta lima ratus delapan puluh enam ribu rupiah );
objek yang sama telah ada yang berkekuatan hukum tetap, namun demikian
selaku ahli waris Achmad Dahlan Nasution masih juga mengajukan gugatan atas
B. DALAM REKONVENSI
pertimbangan rekonvensi;
tujuan agar objek tanah terperkara berupa HGU adalah hak mereka selaku ahli
Tergugat konvensi I s/d XVII pada petitum angka 1 ( satu ) dapat dikabulkan
konvensi bahwa selama pemeriksaan perkara aquo tidak pernah dilakukan sita
dengan bukti T. 1 s/d 17-15 berupa Akte Penerimaan dan Pemberhentian Pesero
dan Perubahan Anggaran Dasar nomor 61 tanggal 23 April 1970 ternyata dalam
bukti tersebut dimana Achmad Dahlan Nasution telah berhenti dan menarik diri
sebagai pesero dari perseroan Firma Dahris Coy sejak tanggal penerbitan akte
Dahris sesuai bukti P - 43 sehingga sejak akte tersebut dibuat secara hukum
Achmad Dahlan Nasution sudah tidak ada lagi hubungannya dengan PT Dahris
dan tidak ada lagi haknya atas perkebunan Paya Mabar dan perkebunan Sei
Menimbang bahwa juga dalam bukti T. 1 s/d 17-15 identik dengan bukti
oleh Bona Justin Tambun selaku Direktur PT. Dahris juga telah menyerahkan
Kebun Paya Mabar dan Sei Buluh kepada Drs. Nizir Rasul selaku
Kepala Direktorat Agraria Provinsi Sumatera Utara yang bertindak untuk dan
atas nama Gubernur Sumatera Utara pada waktu itu sesuai dengan bukti P – 46
tertanggal 22 Agustus 1979, sehingga dari sini sebenarnya PT Dahris sudah tidak
ada lagi lahan usahanya akibat sudah diserahkan kepada Pemerintah Cq Gubernur
Sumatera Utara dengan demikian hak pesero dari pada PT Dahris sudah tidak
ada lagi terlebih juga hak dari pada Ahmad Dahlan Nasution yang sudah berhenti
dengan bukti P-42 masih ada disebutkan hak dari pada Ahmad Dahlan Nasution
yang tidak ikut diserahkan pada waktu itu yakni pada tanggal 24 April 1970
sesuai dengan bukti T. 1 s/d 17-15 identik dengan bukti P- 42 yakni berupa asset
yang disebutkan dalam lampiran bukti tersebut di atas, ternyata para Penggugat
rekonvensi / Tergugat konvensi I s/d XVII tidak dapat lagi memperinci serta
membuktikan dengan surat dan juga dengan saksi tentang asset-aset apa saja yang
masih ada dan bagaimana kondisinya pada saat ini, sesuai dengan daftar lampiran
bukti tersebut di atas oleh karena sejak tanggal 24 April 1970 sampai sekarang
dengan perubahan nama Firma Dahris Coy menjadi nama PT Dahris sesuai bukti
dengan bukti P- 42 sudah tidak ada lagi dicantumkan tentang apa saja asetnya,
Tergugat konvensi I s/d XVII tidak dapat memperinci dan juga tidak dapat
membuktikan apakah asset-aset tersebut masih ada saat ini dan kondisinya juga
sudah bagaimana,demikian juga kalau itu yang dipersoalkan dan dijadikan dasar
gugatan rekonvensi dalam perkara aquo maka seharusnya yang digugat untuk
sehingga dengan demikian petitum angka 3 ( tiga ) tersebut tidak beralasan dan
ditolak;
berikut :
MENGADILI :
A. DALAM KONVENSI
1. Dalam Eksepsi :
sebahagian;
dan selebihnya;
B. DALAM REKONVENSI :
untuk seluruhnya;
6.539.400,- (enam juta lima ratus tiga puluh sembilan ribu empat ratus
rupiah)
PENUTUP
A. Kesimpulan
yang timbul dari undang-undang. Menurut Pasal 1365 KUH Perdata, yang
melawan hukum yang dilakukan oleh seseorang yang karena salahnya telah
Perbuatan melawan hukum adalah perbuatan yang tidak patut dan adanya
sebab akibat yang merugikan salah satu pihak. Tindakan penyalahgunaan hak
duduk perkara PT. PD. Paya Pinang menggugat sekelompok orang yang
6.539.400 (enam juta lima ratus tiga puluh sembilan ribu empat ratus rupiah.
97
B. Saran
sudah jelas diatur di dalam UU. Bahkan dapat melanggar asas-asas yang telah
perpanjangan HGU (Hak Guna Usaha) dari BPN. Hal tersebut dikarenakan
beranggapan bahwa ladang perkebunan PT. PD. Paya Pinang merupakan milik
A. BUKU
Johan Nasution, Bahder Metode Penelitian Ilmu Hukum, (Bandung : CV. Mandar
Maju, 2008)
Paramita, 1982)
2000)
99
Alumni, 1982)
1998, hal. 195, sebagaimana dikutip dari Soerjono Soekanto dan Sri
Van Alperdorn, L.J, Pengantar Ilmu Hukum, Cetakan ke 29, (Jakarta : Pradnya
Paramita, 2008)
1869)
B. WEBSITE
www.progresifjaya.com/NewsPage.php?
http://lbhamin.org/perbuatan-melawan-hukum/
https://butew.com/2018/05/06/pengertian-perbuatan-melawan-hukum-dan
penyalahgunaan-hak-menurut-perdata/,
100
Melawan Hukum”
Paper Majalah Jurnal Privat Law Vol. V No. 1 Januari - Juni 2017
D. PUTUSAN
101