Anda di halaman 1dari 46

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN LINGKUNGAN DENGAN

KUALITAS HIDUP LANSIA DI PANTI GRIYA


LANSIA JANNATI

PROPOSAL PENELITIAN

SITTI NADIA SULEMAN


NIM: C01419113

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2023
PENGESAHAN PEMBIMBING
Judul Penelitian : Hubungan Aktivitas Fisik dan Lingkungan dengan
Kualitas Hidup Lansia Di Panti Griya Lansia Jannati
Nama : Sitti Nadia Suleman
Nim : C014119113
Program studi : Ilmu Keperawatan

Disetujui Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Abd. Kadim Masaong Ns. Hamna Vonny Lasanuddin, M.Kep
NIDN: 0014116106 NIDN: 8916040022

Mengetahui

Dr.Zuriati Muhamad, S.KM, M.Kes Ns. Harismayanti, S.Kep., M.Kep


NBM: 1150475 NIDM: 1150469

KATA PENGANTAR
Agar peneliti dapat menyelesaikan proposal penelitian berjudul “Hubungan
Aktivitas Fisik Dan Lingkungan Dengan Kualitas Hidup Lansia Di Panti Asuhan

ii
Griya Lansia Jannati Provinsi Gorontalo” patutlah kita panjatkan puji syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan Rahmat,
rahmat, dan belas kasihan-Nya.
Penulis memahami bahwa proposisi eksplorasi yang terekam dalam bentuk
hard copy ini masih banyak kelemahan baik dalam strategi penulisan maupun
dalam pembahasan materi. Hal ini dikarenakan peneliti memiliki kemampuan
yang terbatas. sehingga peneliti mengantisipasi menerima umpan balik dan
saran dari berbagai sumber.
Dalam penyelesaian proposal penelitian ini peneliti banyak mendapatkan
bimbingan, bantuan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada:
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Gorontalo Prof. Dr. Abdul. Kadim
Masaong, M.Pd dan selaku dosen pembimbing yang telah membantu
peneliti menyelesaikan proposal penelitian ini dengan memberikan saran
dan masukan.
2. Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Gorontalo dalam Bidang
Akademik Prof. Dr. Hj. Moon Otoluwa, M.Hum
3. Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah Gorontalo dalam Bidang
Administrasi Umum, Keuangan, Perencanaan dan Sumber Daya Dr.
Salahudin Pakaya, S.Ag., MH.
4. Wakil Rektor III Universitas Muhammadiyah Gorontalo dalam Bidang
Kemahasiswaan, Al-Islam Kemuhammadiyahan & Kerja Sama Dr. Apris
Ara Tilome, S.Ag., M.Si
5. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo Dr.
Zuriati Muhamad, SKM, M.Kes.
6. Ketua Jurusan Keperawatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo Ns.
Andi Akifa Sudirman, M.Kep.
7. Wakil Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
Ns.Andi Akifa Sudirman, S.Kep, M.Kep.
8. Ketua Jurusan Fakultas Keperawatan dan Ketua Jurusan Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Gorontalo Ns. Harismayanti, S.Kep.,M.Kep.

iii
9. Pembimbing 2 Ns. Hamna Vonny Lasanuddin juga yang telah banyak
membantu dan memberikan bimbingan, masukan dalam menyelesaikan
sehingga proposal ini dapat terselesaikan dengan baik.
10. Staf Dosen Program Studi S1 Keperawatan yang selama ini banyak
membimbing dan memotivasi saya selama studi.
11. Kepada Kedua Orang Tua yang selalu mendoakan dan mendorong serta
memotivasi dan membimbing dengan kasih sayang dan pengorbanan
hingga saya dapat menyelesaikan studi.
12. Seluruh teman-teman Keperawatan yang telah saling memotivasi dan
membantu terselesainya proposal penelitian ini.
Namun demikian, peneliti menyadari bahwa proposal penelitian ini masih
banyak mengandung kesalahan. Akibatnya, para peneliti benar-benar
menghargai informasi yang akan digunakan dalam evaluasi. Last but not least,
saya berharap para peneliti dan siswa lain akan menemukan ini berguna.

Gorontalo, Juni 2023

Peneliti

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

iv
PENGESAHAN PEMBIMBING..............................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.................................................................................4
1.3 Rumusan Masalah...................................................................................4
1.4 Tujuan Penelitian.....................................................................................4
1.5 Manfaat penelitian....................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................6
2.1 Konsep Aktivitas Fisik Lansia..................................................................6
2.2 Konsep Lingkungan.................................................................................9
2.3 Konsep Kualitas Hidup Lansia...............................................................11
2.4 Penelitian Relevan.................................................................................14
2.5 Kerangka Teori......................................................................................17
2.6 Kerangka Konsep..................................................................................17
2.7 Hipotesis Penelitian...............................................................................18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..................................................................19
3.1 Desain penelitian...................................................................................19
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian................................................................19
3.3 Variabel Penelitian.................................................................................19
3.4 Definisi Operasional...............................................................................19
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian............................................................21
3.6 Instrumen Penelitian..............................................................................21
3.7 Teknik Pengumpulan Data.....................................................................23
3.8 Teknik Pengolahan Data........................................................................23
3.9 Tehnik Analisa Data...............................................................................24
3.10 Hipotesis Statistik...................................................................................24
3.11 Etika Penelitian......................................................................................25
3.12 Tahapan Penelitian................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................27

DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 1. Penelitian yang Relevan.........................................................................14


Tabel 2. Definisi Operasional Penelitian..............................................................19

v
DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 1. Kerangka Teori...................................................................................17


Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian..............................................................17

vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

Lampiran 1. Permohonan Menjadi Responden.........................................................29


Lampiran 2. Persetujuan Menjadi Responden..........................................................30

vii
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian...............................................................................31

viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lansia yang telah memasuki usia 60 tahun tidak dapat menjauh dari proses
normal kehidupan terakhir karena berjalan secara konsisten dari waktu ke waktu.
(Rahayu & Usman, 2022). Kelompok usia ini terus berkembang, di Indonesia
penduduk lanjut usia diperkirakan pada tahun 2045 akan mencapai hampir
seperlima dari total penduduk Indonesia dengan tingkat usia tertinggi berada
pada kelompok usia jangka panjang sebesar 63,65%. Sebaliknya, Daerah
Istimewa Yogyakarta memiliki penduduk lanjut usia tertinggi sebesar 15,52
persen, sedangkan Jawa Barat terendah sebesar 10,18 persen (Badan Pusat
Statistik, 2021).
Dari Januari hingga Mei 2023, Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
mendata jumlah lansia di Provinsi Gorontalo sebanyak 93.251 orang. Para lansia
tersebut tersebar di enam wilayah yaitu Kota Gorontalo sebanyak 16.935 lansia,
Kabupaten Gorontalo sebanyak 29.192 lansia, Kabupaten Boalemo sebanyak
12.500 lansia, Kabupaten Pohuwato sebanyak 11.147 lansia, Kabupaten Bone
Bolango sebanyak 14.028 lansia, dan Kabupaten Gorontalo Utara As. Menurut
analis jumlah lansia akan terus meningkat hingga Desember 2023, hal ini
dikarenakan pada tahun 2022 jumlah lansia di Kabupaten Gorontalo akan
mencapai 100.939 lansia.
Menurut Wisnusakit & Sriati (2002), bertambahnya jumlah lansia tidak
berarti semuanya dalam keadaan sehat. Hal ini disebabkan lansia akan
mengalami berbagai gangguan fungsi pada organ tubuh sehingga lebih rentan
terhadap penyakit fisik. Sistem muskuloskeletal merupakan salah satu masalah
fisik yang sering dialami lansia (Sunaryo et al., 2015). Akibat penurunan fisik,
masalah pada sistem muskuloskeletal membuat lansia tidak dapat berpartisipasi
dalam aktivitas fisik karena mereka percaya bahwa mereka tidak lagi dapat
melakukan apa pun selain aktivitas sehari-hari.
Al-Qur’an Surat Al-Hajj Ayat 5, yaitu:
‫ٰٓي َاُّيَه ا الَّن اُس ِاْن ُكْنُت ْم ِفْي َر ْيٍب ِّم َن اْلَب ْع ِث َفِاَّن ا َخ َلْق ٰن ُك ْم ِّمْن ُت َر اٍب ُث َّم ِمْن ُّن ْط َفٍة ُث َّم ِمْن َع َلَقٍة ُث َّم ِمْن ُّمْض َغٍة ُّم َخ َّلَقٍة‬
‫ٰٓل‬
‫َّو َغْي ِر ُم َخ َّلَقٍة ِّلُنَب ِّي َن َلُكْۗم َو ُنِقُّر ِفى اَاْلْر َح اِم َم ا َنَش ۤا ُء ِا ى َاَج ٍل ُّمَس ًّم ى ُث َّم ُنْخ ِر ُج ُك ْم ِط ْف اًل ُث َّم ِلَت ْب ُلُغْٓو ا َاُشَّد ُك ْۚم َو ِم ْنُك ْم‬

1
‫َّمْن ُّي َت َو ّٰف ى َو ِم ْنُك ْم َّمْن ُّيَر ُّد ِآٰلى َاْر َذ ِل اْلُعُم ِر ِلَك ْي اَل َي ْع َلَم ِم ْۢن َب ْع ِد ِع ْلٍم َش ْئًـۗا َو َت َر ى اَاْلْر َض َه اِمَد ًة َفِاَذ ٓا َاْن َز ْلَن ا َع َلْي َه ا‬
‫ْۢن‬ ‫ْل ۤا‬
‫ا َم َء اْه َت َّز ْت َو َر َب ْت َو َا َب َتْت ِمْن ُك ِّل َز ْو ٍۢج َب ِه ْي ٍج‬
Artinya:” Wahai penduduk! Jika Anda tidak percaya pada kebangkitan, kami
menciptakan Anda dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari
segumpal darah, dan akhirnya dari segumpal daging yang sempurna dan tidak
sempurna sehingga kami dapat menjelaskan; Selain itu, kami menempatkan
mereka di dalam rahim sesuai dengan keinginan kami untuk jangka waktu yang
telah ditentukan, kemudian kami mengeluarkan Anda sebagai bayi dan secara
bertahap membawa Anda ke kedewasaan. Beberapa dari Anda mati, dan yang
lain dikembalikan ke usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak lagi mengetahui
sesuatu yang sudah dia ketahui. Menurut surat Al-Hajj ayat 5, yang dimaksud
dengan “lansia” mengacu pada fase akhir kehidupan, saat terjadi penurunan
fisik.
Hal ini didukung dengan temuan survei pendahuluan yang dilakukan
peneliti terhadap lima lansia di Panti Griya Lansia Jannati Kota Gorontalo. Tiga
lansia hanya melakukan aktivitas fisik sedentary yaitu perilaku santai seperti
duduk di kursi setelah melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan dan mandi.
Lansia juga melakukan perilaku sedentary, seperti berbaring dan menonton
televisi. Satu lansia berolahraga dengan cara membersihkan wisma atau tempat
tinggalnya, dan satu lansia berolahraga dengan jalan-jalan di panti asuhan pada
pagi hari, tetapi tidak setiap hari. dapat dilihat dari hasil survei bahwa kelima
lansia tersebut melakukan berbagai aktivitas fisik. Padahal, aktivitas fisik secara
teratur sangat baik bagi lansia karena tidak hanya dapat meningkatkan
kesehatan fisik lansia tetapi juga kualitas hidupnya.
Kualitas hidup lansia juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Iklim tempat
tinggal lansia dapat memberikan sumber bantuan ramah yang baik sehingga
lansia tetap dapat merasa bahagia, mencapai kepuasan hidup (Fest, 2018). Ada
dua jenis lingkungan: fisik dan sosial. Para peneliti mengatakan bahwa
lingkungan fisik panti asuhan itu baik karena memberikan tempat tinggal yang
nyaman bagi lansia. Namun berdasarkan hasil survey awal ditemukan bahwa
sebagian lansia merasa sendiri di panti asuhan karena tidak tinggal bersama
keluarga dan tidak semua lansia berkomunikasi dengan baik dengan orang lain
di lingkungannya.

2
Kualitas hidup pasien dapat ditingkatkan dengan empat cara, antara lain
melalui aktivitas fisik dan lingkungan. Yang pertama adalah bagian dari
kesejahteraan nyata yang mencakup latihan kehidupan sehari-hari (Ekasari et
al., 2018). Pengaruh positif, berpikir, belajar, ingatan dan konsentrasi, harga diri,
citra diri dan penampilan, pengaruh negatif, dan spiritualitas adalah aspek kedua
dari kesehatan psikologis yang mempengaruhi kualitas hidup (Anissa, 2022).
Koneksi sosial adalah bagian ketiga dari kepuasan pribadi yang terdiri dari
koneksi individu, bantuan sosial dan gerakan seksual (Ekasari et al., 2018).
Bagian terakhir dari kepuasan pribadi adalah iklim termasuk keamanan dan
asuransi aktual, iklim hidup, aset moneter, layanan medis sosial, peluang untuk
memperoleh data dan kemampuan baru, kerja sama dan pintu terbuka untuk
hiburan / latihan energi ekstra, cuaca aktual dan transportasi.
Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan peneliti terhadap
lima orang lanjut usia ditinjau dari kesehatan fisiknya, diketahui bahwa kelima
orang lanjut usia tersebut sangat sering mengalami nyeri fisik. Hal ini dapat
mencegah kelima lansia tersebut melakukan aktivitas yang sesuai untuk mereka
dan dapat membuat mereka merasa tidak puas dengan kualitas tidurnya.
Berdasarkan aspek kesehatan psikologis, observasi awal kelima lansia tersebut
menemukan bahwa mereka sedikit menikmati hidup karena hanya tinggal di panti
asuhan tanpa sanak saudara terdekat. Mereka juga merasa hidup kurang berarti,
kurang bisa berkonsentrasi memikirkan sesuatu, dan sering merasa putus asa
dengan kehidupan mereka di rumah.
Dari observasi awal yang dilakukan peneliti pada 5 lansia didapatkan
kelima lansia merasa tidak puas dengan hubungan personal ataupun sosial
dengan orang sekitar dan terkadang merasa tidak puas dengan dukungan yang
lansia peroleh dari orang-orang di panti atau merasa biasa-biasa saja.Menurut
hasil observasi awal peneliti pada 5 lansia pada aspek ini diperoleh mereka tidak
sama sekali memiliki cukup uang untuk memenuhi kebutuhan sendiri, merasa
sedikit memiliki kesempatan untuk bersenang-senang atau rekreasi. Berdasarkan
kelima aspek dari kualitas hidup lansia tersebut menunjukkan bahwa kualitas
hidup lansia dirasakan kurang baik
Dari uraian di atas didapatkan bahwa lansia masih kurang melakukan
aktivitas fisik dan lingkungan sosial masih ada lansia yang merasa kesepian,
serta kualitas hidup lansia dalam berbagai aspek dirasakan kurang, sehingga

3
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan aktivitas fisik
dan lingkungan hidup dengan kualitas hidup lansia di Panti Griya Lansia Jannati
Provinsi gorontalo.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka identifikasi masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Lansia di Panti Griya Lansia Jannati memiliki aktivitas fisik yang berbeda-
beda.
2. Terdapat lansia di Panti Griya Lansia Jannati yang merasa kesepian tinggal
di lingkungan panti karena jauh dari keluarga dan tidak semua lansia memiliki
komunikasi yang lancar dengan orang-orang sekitar panti.
3. Kualitas hidup lansia di Panti Griya Lansia Jannati dirasakan kurang baik oleh
lansia berdasarkan lima aspek kualitas hidup.
1.3 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah yaitu:
1. Apakah terdapat hubungan aktivitas fisik dengan kualitas hidup lansia di
Panti Griya Lansia Jannati Provinsi Gorontalo.
2. Apakah terdapat hubungan lingkungan dengan kualitas hidup lansia di
Panti Griya Lansia Jannati Provinsi Gorontalo.
3. Apakah terdapat hubungan aktivitas fisik dan lingkungan dengan kualitas
hidup lansia di Panti Griya Lansia Jannati Provinsi Gorontalo.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dan
lingkungan dengan kualitas hidup lansia di Panti Griya Lansia Jannati Provinsi
Gorontalo.
2. Tujuan khusus
1. Untuk mengidentifikasi aktivitas fisik dengan kualitas hidup lansia di Panti
Griya Lansia Jannati Provinsi Gorontalo.
2. Untuk mengidentifikasi lingkungan dengan kualitas hidup lansia di Panti
Griya Lansia Jannati Provinsi Gorontalo.
3. Untuk menganalisis aktivitas fisik dan lingkungan dengan kualitas hidup
lansia di Panti Griya Lansia Jannati Provinsi Gorontalo.

4
1.5 Manfaat penelitian
1.5.1.Manfaat Teoritis
Pemeriksaan ini dapat digunakan sebagai data logis dalam bidang
keperawatan dalam peningkatan ilmu kesejahteraan, khususnya pentingnya
tindakan fisik dan ekologi dalam bekerja pada kepuasan pribadi orang tua.
1.5.2.Manfaat Praktis
1. Bagi Panti
Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada pimpinan panti dan
stafnya mengenai manfaat aktivitas fisik dan lingkungan dalam upaya
peningkatan kualitas hidup pada lansia.
2. Bagi Lansia
Penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi lansia tentang aktivitas
fisik yang dapat dilakukan oleh lansia agar meningkatkan kesehatan lansia baik
dari aspek fisik, psikologis dan sosial.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Eksplorasi ini dapat menjadi referensi dan informasi penting untuk
pemeriksaan tambahan dalam mengenali pekerjaan aktif dan iklim dalam
mempengaruhi kepuasan pribadi lansia.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

5
2.1 Konsep Aktivitas Fisik Lansia
2.1.1 Pengertian
Setiap gerakan tubuh yang menggunakan energi untuk menggerakkan otot
rangka dianggap aktivitas fisik. Bergantung pada gaya hidup dan faktor lainnya,
setiap orang melakukan aktivitas fisik sendiri atau bersama orang lain. Tempat
kerja, waktu tidur, dan aktivitas santai adalah contoh aktivitas fisik. Jika suatu
aktivitas fisik memiliki tujuan tertentu dan dilakukan dengan aturan tertentu
secara sistematis, seperti aturan waktu, target denyut nadi, dan jumlah
pengulangan gerakan yang disebut dengan olahraga, maka dianggap sebagai
aktivitas fisik. Aktivitas fisik adalah pekerjaan fisik yang melibatkan sistem alat
gerak tubuh dan ditujukan untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari
(Ekasari et al., 2018).
Gerakan tubuh yang disebabkan oleh otot rangka yang menggunakan
energi, seperti berjalan atau berlari, olahraga, menari, atau aktivitas santai
lainnya merupakan contoh aktivitas fisik. Meningkatkan nilai VO2max, atau
kemampuan menggunakan oksigen, menurunkan detak jantung dan tekanan
darah, meningkatkan ketahanan fisik, meningkatkan aktivitas enzim aerobik pada
otot rangka, meningkatkan kekuatan otot, dan meningkatkan metabolisme tubuh
adalah semua pengaruh aktivitas fisik secara teratur yang dapat berpengaruh
terhadap kebugaran (Kuswari & Gifari, 2020).
Menurut World Health Organization (WHO) dalam Harti & Cempaka (2021)
Gerakan tubuh yang disebabkan oleh otot rangka yang menggunakan energi,
seperti berjalan atau berlari, olahraga, menari, atau aktivitas santai lainnya
merupakan contoh aktivitas fisik. Meningkatkan nilai VO2max, atau kemampuan
menggunakan oksigen, menurunkan detak jantung dan tekanan darah,
meningkatkan ketahanan fisik, meningkatkan aktivitas enzim aerobik pada otot
rangka, meningkatkan kekuatan otot, dan meningkatkan metabolisme tubuh
adalah semua pengaruh aktivitas fisik secara teratur yang dapat berpengaruh
terhadap kebugaran.

2.3.1 Manfaat Aktivitas Fisik


Peningkatan kebugaran otot dan kardiorespirasi, peningkatan kesehatan
(kesehatan tulang, penurunan risiko hipertensi, penyakit jantung koroner, stroke,

6
dan berbagai jenis kanker, serta depresi), penurunan risiko jatuh dan patah
tulang, serta bantuan dalam menjaga berat badan yang sehat adalah semua
keuntungan dari aktivitas fisik secara teratur. Saputra dan lainnya, 2022).
Menurut Kamaruddin dkk. (2022) dari P2PTM Kemenkes RI, aktivitas fisik dapat
membantu masyarakat menurunkan berat badan, menstabilkan saraf dan
peredaran darah, mencegah diabetes dan kolesterol tinggi, menjaga kekebalan
tubuh, menjaga kelenturan tubuh, memperbaiki postur tubuh, mengatasi stres,
dan mengurangi kecemasan.
Manfaat aktivitas fisik pada lansia sebagai berikut (Ekasari, Riasmini, &
Hartini, 2018):
1. Manfaat Fisik
Aktivitas fisik dapat membuat otot jantung menjadi lebih kuat dan membuat
bilik jantung menjadi lebih besar, yang membuat jantung bekerja lebih keras.
Fleksibilitas pembuluh darah akan meningkat sehingga aliran darah akan lebih
lancar dan terhindar dari hipertensi dan penyakit jantung koroner. Anda tidak
akan cepat lelah karena bahan limbah akan lebih cepat dibuang berkat aliran
pembuluh darah yang lancar. Selama aktivitas fisik, tarikan otot akan
meningkatkan kekuatan dan kepadatan tulang sehingga mencegah
pengeroposan tulang. Pergerakan sendi tidak akan terpengaruh karena sendi
akan menjadi lebih fleksibel. Berat badan terjaga dan kesehatan akan meningkat
sehingga efisiensi akan meningkat.
2. Manfaat Kejiwaan
Lansia akan lebih mampu menghadapi stres dan gangguan dalam
kehidupan sehari-hari akibat aktivitas fisik. lebih bisa berkonsentrasi, lebih bisa
tidur, dan lebih puas. Seseorang juga merasa bahagia, tenang, dan percaya diri
ketika kadar garamnya turun dan kadar epinefrin dan endorfinnya meningkat.
3. Memperlancar Proses Pencernaan
Usus adalah fokus aktivitas fisik, dan manipulasi vertikal dan melingkar
pada perut bagian tengah dimaksudkan untuk mendorong gerak peristaltik usus
dan meningkatkan aliran darah ke usus. Rangsangan akan bekerja lebih baik jika
Anda mendorong dan menarik perut bagian tengah dan bawah. Kelenjar
pencernaan akan mampu menghasilkan enzim dalam jumlah dan kualitas yang
cukup dengan aliran darah yang cukup. Selain mengobati kesulitan buang air

7
besar lansia dengan makanan berserat dan banyak alkohol, aktivitas fisik harus
didorong.
4. Mengatur Pengeluaran Energi
Agar lansia mencapai berat badan yang sesuai, perlu diperhatikan
keseimbangan antara input dan output. Obesitas pada lansia akan menyebabkan
obesitas dan kondisi degeneratif seperti hipertensi dan diabetes melitus.
Kegemukan akan mengganggu sendi-sendi penopang tubuh, terutama lutut dan
kaki bagian bawah. Disarankan agar manula yang kelebihan berat badan
melakukan aktivitas fisik dengan mengendarai sepeda statis atau berolahraga di
air untuk mengurangi ketegangan pada sendi lutut mereka. Jumlah waktu
minimal yang digunakan untuk berolahraga adalah 30 menit, dan jenis
olahraganya adalah aerobik dengan intensitas rendah. Untuk merangsang nafsu
makan lansia dianjurkan melakukan aktivitas fisik ringan dalam waktu 20 sampai
30 menit.
5. Meningkatkan Kebugaran Otak
Berkurangnya memori dan fiksasi pada masa lalu dapat dicegah dengan
latihan otak, serta mencegah stroke. dasarnya banyak gerakan wajah dan jari.
Sinkronisasi dua tangan untuk mengaktifkan otak kanan dan kiri serta
perkembangan menyilang memberikan banyak keuntungan.
2.3.2 Jenis-Jenis Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik dapat dibedakan jenisnya dalam kategori istirahat, sangat
ringan, ringan, sedang dan berat yang dapat dijelaskan sebagai berikut
(Kemenkes tahun 2014 dalam Marniati et al (2021):
1. Tidur, berbaring, dan bersandar adalah semua bentuk istirahat.
2. Sangat ringan terdiri dari duduk dan berdiri, melukis, mengendarai
kendaraan, pekerja fasilitas penelitian, menulis, membersihkan, menekan,
memasak, bermain kartu dan memainkan alat musik.
3. Pekerjaan di garasi, pekerjaan listrik, pertukangan, pekerjaan yang
berhubungan dengan restoran, pekerjaan rumah tangga, menjaga anak, golf,
memancing, dan tenis meja adalah contoh-contoh kegiatan ringan.
4. Sedang yang terdiri dari berjalan dengan kecepatan 3,5-4 mph,
mencabut rumput liar, menangis dengan ribut, bersepeda, bermain ski, tenis, dan
bergerak.

8
5. Kegiatan menahan beban seperti hiking, menebang pohon, menggali,
bola basket, panjat tebing, dan sepak bola
Pengukuran aktivitas fisik dalam menit dilakukan dalam satuan MET
(Metabolic Energy Turnover) yang merupakan satuan pengeluaran energi.
Menurut Kemenkes RI (2018), satuan yang digunakan untuk mengukur volume
aktivitas fisik individu adalah menit MET. Menurut Kemenkes RI (2013), dibagi
menjadi tiga kelompok: 1) Pekerjaan Aktif Ringan. Perilaku sedentary atau
aktivitas fisik ringan adalah perilaku santai seperti duduk, berbaring, dan lain-lain,
baik di tempat kerja (bekerja di depan komputer, membaca, dll) maupun dalam
kehidupan sehari-hari. di rumah (bermain game, menonton televisi, dll) lainnya),
tidak termasuk waktu tidur, di perjalanan atau transportasi (bus, kereta api,
sepeda motor). 2) Lakukan Aktivitas Sedang Jika Anda melakukan olahraga
ringan (seperti menyapu, mengepel, dll.) selama sekitar 5 hari atau lebih dengan
jangka waktu total 150 menit dalam satu minggu. 3) Pekerjaan aktual yang
berbobot. Latihan yang terus-menerus melakukan tugas proaktif selama sekitar
10 menit hingga detak jantung meningkat dan pernapasan lebih cepat dari yang
diharapkan (mis. mengumpulkan air, berjalan kaki, berlari, menebang pohon,
menggali, dan sebagainya.) setidaknya tiga hari per minggu dan kurang dari
1500 MET menit dari total waktu aktivitas. Momen MET tindakan adalah alokasi
waktu (menit) untuk melakukan gerakan dalam beberapa minggu digandakan
dengan berat 8 kalori.
2.2 Konsep Lingkungan
2.2.1.Pengertian
Lingkungan fisik, biologis, dan sosial individu semuanya merupakan
lingkungan. Proses dimana orang-orang di suatu lingkungan menyerap
pengetahuan dipengaruhi oleh lingkungan. Misalnya, jika suatu daerah memiliki
mentalitas menjaga kebersihan iklim, hampir pasti daerah sekitarnya memiliki
sikap menjaga kebersihan iklim (Purba et al., 2023),
Iklim sebenarnya di mana seseorang tinggal dapat meningkatkan
kemungkinan infeksi tertentu. Lansia lebih cenderung menerima lingkungan yang
salah dan mengalami ancaman. Perilaku agresif, peningkatan volume suara,
kecemasan, dan permusuhan adalah respons perilaku khas lansia saat merasa
terancam. Lansia dipaksa untuk selalu tinggal di rumah, yang akan menimbulkan
persepsi negatif; langkah dan gerak mereka dibatasi, termasuk kunjungan

9
kerabat; psikologi lansia dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang tidak biasa
(Susanti et al., 2021).
Iklim tempat tinggal lansia dapat memberikan sumber bantuan sosial yang
baik sehingga lansia tetap dapat merasa bahagia, mencapai kepuasan hidup.
Keluarga, khususnya, dan lingkungan memperhatikan kebutuhan para lansia.
Populasi yang menua akan mengalami pergeseran sosial dan integrasi
lingkungan yang kurang. Ini akan memengaruhi kegembiraan seseorang dan
pada akhirnya pada kesejahteraan dan kemakmuran orang tua (Fest, 2018).
2.2.2.Dimensi Lingkungan
Adapun komponen-komponen dimensi lingkungan sebagai berikut (Hanim,
2022):
1. Keterikatan pada emosi. Mengizinkan orang untuk mendapatkan
hubungan yang dalam untuk membuat perasaan bahwa dunia baik-baik saja bagi
orang yang mendapatkannya. Orang yang mendapat pertolongan yang ramah
seperti ini memiliki rasa tenteram yang kokoh, terlindungi dan tenteram yang
ditunjukkan dengan pembawaan yang tenang dan ceria.
2. Campuran sosial. memungkinkan individu untuk mengalami kebutuhan
yang memungkinkan konvergensi dari berbagai minat, perhatian, dan pengejaran
rekreasi.
3. Ada pengakuan. Yang lebih tua mendapatkan apresiasi atau kapasitas
dan penguasaan dan mendapatkan hibah dari orang lain atau lembaga.
4. Konsistensi padat. Ketika seseorang membutuhkan bantuan, mereka
menerima dukungan sosial dalam bentuk jaminan bahwa orang lain tersedia
untuk membantu mereka.
5. Bimbingan. Sumber bantuan sosial yang menyinggung kepada siapa
atau dari mana individu mendapatkan bantuan tersebut.
6. Peluang potensial untuk mendukung. faktor yang signifikan dalam
pengembangan hubungan interpersonal dan rasa dibutuhkan oleh orang lain.
memberi orang kesan bahwa orang lain mengandalkan mereka untuk
kesejahteraan mereka.

2.3 Konsep Kualitas Hidup Lansia


2.3.1 Pengertian

10
Tujuan kualitas hidup (quality of life) adalah untuk melakukan penilaian
terhadap kesehatan seseorang. Secara klinis, penggunaan instrumen yang
berkaitan dengan kondisi kesehatan yang mengukur kepuasan seseorang dan
manfaat fisiologis telah menjadikan kualitas hidup sebagai topik pembicaraan
(Nursalam, 2017).
Persepsi individu tentang tujuan, harapan, standar, dan perhatian khusus
tentang kehidupan yang dialami dengan dipengaruhi oleh nilai-nilai dan budaya
di lingkungan individu adalah subjek analisis kualitas hidup.
2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup adalah (Aprilia, 2014):
1. Jenis Kelamin. Karena orang bekerja dalam pekerjaan yang berbeda dan
memiliki kendali yang berbeda dan kebutuhan akan sumber daya yang
berbeda, kebutuhan dan prioritas mereka juga akan berbeda. Hal ini
menunjukkan bahwa pria dan wanita memiliki kualitas pengalaman hidup
yang berbeda. Tingkat kesejahteraan yang tinggi bagi perempuan lebih
berkorelasi dengan hubungan yang positif, sedangkan tingkat
kesejahteraan yang tinggi bagi laki-laki lebih berkorelasi dengan tingkat
pendidikan yang lebih tinggi dan kesempatan kerja yang lebih baik,
meskipun laki-laki dan perempuan memiliki tingkat kesejahteraan yang
sama.
2. Umur. Ada perbedaan terkait usia dalam hal-hal dalam hidup yang paling
dihargai orang. Menurut penelitian Ryff dan Singer (1998), orang dewasa
paruh baya melaporkan tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.
3. Pendidikan. Standar hidup mereka juga akan meningkat karena lebih banyak
orang mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Studi ini melacak
kepuasan pribadi yang superior untuk pasien dengan pendidikan lanjutan di
ruang fisik dan berguna, terutama dalam pekerjaan aktual, energi /
kelelahan, kerja sosial, dan pembatasan pekerjaan utilitarian yang terkait
dengan masalah rumah tangga. Menurut temuan penelitian, signifikansi
tinggi dari perbandingan antara pasien dengan pendidikan tinggi dan pasien
dengan pendidikan rendah menyebabkan peningkatan keterbatasan
fungsional yang terkait dengan masalah emosional dari waktu ke waktu.

11
4. Pekerjaan. Hasil penelitian tentang kualitas hidup juga menunjukkan bahwa
orang yang bekerja memiliki kualitas hidup yang lebih baik daripada orang
yang tidak bekerja, yang tidak jauh berbeda.
5. Status pernikahan. Orang yang menikah memiliki kualitas hidup yang lebih
baik daripada mereka yang masih lajang, bercerai, menjanda, atau menjanda
karena kematian pasangannya.
6. Finansial. Salah satu faktor yang berpengaruh signifikan terhadap kualitas
hidup individu yang tidak bekerja adalah aspek keuangan.
2.3.3 Domain Kualitas Hidup
Penilaian kualitas hidup WHOQOL (The World Health Organization Quality
Of Life)-100 dikembangkan oleh WHOQOL Group bersama lima belas pusat
kajian internasional, secara bersamaan, dalam upaya mengembangkan penilaian
kualitas hidup yang akan berlaku secara lintas budaya (Nursalam, 2017).
1. Pengukuran QoL
WHOQOL-BREF menghasilkan profil kepuasan pribadi yang layak untuk
menyimpulkan empat skor ruang. Persepsi individu tentang kualitas hidup di
masing-masing dari empat domain ditunjukkan oleh skor mereka. Skor positif
pada skala domain menunjukkan kualitas hidup yang lebih tinggi (yaitu, skor
yang lebih tinggi).
Rentang skor 0 hingga 100 digunakan untuk mengevaluasi setiap skala
dan faktor tunggal. Nilai skala yang lebih tinggi menunjukkan laju reaksi yang
lebih tinggi. Oleh karena itu, skor yang tinggi untuk status kesehatan umum atau
kualitas hidup, serta skor yang tinggi untuk skala fungsional, menunjukkan
kualitas hidup yang tinggi; Namun, skor tinggi pada skala gejala menunjukkan
banyak gejala atau masalah.
2. Domain QOL menurut WHOQOL-BREF
Kualitas hidup diukur dengan empat domain, menurut Organisasi
Kesehatan Dunia. Aspek-aspek berikut digunakan untuk menggambarkan setiap
domain: a) Aktivitas kehidupan sehari-hari, ketergantungan pada obat-obatan
dan bantuan medis, energi dan kelelahan, mobilitas, nyeri dan ketidaknyamanan,
tidur dan istirahat, dan kapasitas kerja adalah bagian dari domain kesehatan fisik.
b) Area mental menggabungkan bentuk dan penampilan tubuh, sentimen suram,
sentimen baik, kepercayaan diri, keduniawian yang ketat atau keyakinan dan
pemikiran individu, pembelajaran, ingatan, dan fokus. c) Hubungan pribadi,

12
dukungan sosial, dan aktivitas seksual semuanya termasuk dalam kategori
hubungan sosial. d) Sumber keuangan, kebebasan, keamanan, dan
kenyamanan fisik, serta kesehatan dan perawatan sosial, membentuk domain
lingkungan. aksesibilitas dan kualitas, lingkungan rumah, kesempatan untuk
mempelajari keterampilan baru dan memperoleh informasi baru, partisipasi,
kesempatan untuk rekreasi, dan lingkungan fisik (seperti lalu lintas atau iklim,
polusi, atau kebisingan),

13
2.4 Penelitian Relevan
Tabel 1. Penelitian yang Relevan
No Nama Judul Metode Penelitian Hasil Perbedaan Persamaan
Peneliti Penelitian
1 Windri et Pengaruh Jenis penelitian Nilai aktivitas fisik Perbedaan yang Persamaan kedua
al (2019) aktivitas fisik rancangan pres senam dapat didapatkan peneliti penelitian ini variabel
dengan experiment design meningkat dari 495 yaitu jenis dependen yaitu kualitas
kualitas one group pre test- menjadi 563 pada penelitian, sampel hidup dan kuesioner
hidup lansia post test. Sampel domain kesehatan fisik, penelitian dan kualitas hidup yaitu
hipertensi di sebanyak 8 lansia namun tidak ada analisa data yang WHOQOL-BREF
Panti Werdha yang mengalami peningkatan pada digunakan
Maria hipertensi. Aktivitas kesehatan mental,
Sudarsih fisik yang dilakukan hubungan sosial,
Ambarawa adalah senam dengan maupun lingkungan.
frekuensi 4 kali dalam Jadi itu terlihat benar-
seminggu. Instrument benar bekerja san
yang digunakan sangat berpengaruh
kuesioner kualitas terhadap kepuasan
hidup WHOQOL- pribadi lansia di Panti
BREF sebanyak 26 Wreda Ambarawa
pertanyaan yang
diukur 2 kali sehari
sebelum dan sesu-
dah. Analisa data
univariat dengan
menghitung masing-
masing nilai domain
kualitas hidup sebe-
lum dan sesudah.

14
2 Abdurras Tingkat Jenis penelitian ini Hasil uji ANOVA Perbedaan kedua Persamaan kedua
yid aktivitas fisik adalah kuantitatif dan didapatkan tingkat penelitian terletak penelitia diantaranya
(2019) menentukan memiliki desain cross aktivitas fisik pada sampel jenis penelitian yaitu
kualitas sectional. Ini berhubungan dengan penelitian, cross sectional,
hidup lansia menggunakan sampel tingkat kualitas hidup instrument aktivitas variabel penelitian dan
diabetes acak dari 333 orang lansia diabetes melitus fisik dan uji statistik instrument kualitas
mellitus tipe dengan diabetes yang tipe 2 (p value 0,0001 < untuk analisis hidup yaitu WHOQOL-
2 berusia di atas 45 0,05) bivariat BREF
tahun. Instrumen yang
digunakan adalah
kuesioner aktivitas
fisik (IPAQ) dan
WHOQOL-BREF,
serta uji ANOVA
digunakan untuk
menganalisis data.
3 Izatulisla Hubungan Jenis penelitian Temuan Kedua penelitian Kedua penelitian
mi & aktivitas fisik kuantitatif deskriptif mengungkapkan memiliki perbedaan memiliki persamaan
Kumaat dan kualitas metode survey, bahwa, rata-rata, 72% pada sampel diantaranya variabel
(2022) hidup siswa sampel sebanyak 97 anak (72) melakukan penelitian, instru- penelitian
Sekolah siswa dengan teknik aktivitas fisik sedang men penelitian dan
Dasar Negeri purposive sampling, hingga berat. Dengan analisis data bi-
Kedungdoro proses pengumpulan skor rata-rata 4,93 variat
IV Surabaya data menggunakan (1,92), kategori item
link google formulir, aktivitas fisik anak
instrument mengg- memiliki skor tertinggi.
unakan physical Dengan skor rata-rata
activity questionnaire- 2,30 (1,38), kategori
children (PAQ-C) aktivitas fisik saat
untuk aktivitas fisik makan siang memiliki
dan kualitas hidup skor terendah.

15
menggunakan health- Kuesioner PAQ-C
related quality of life memiliki total skor rata-
(HRQL), serta analisis rata 3,22 (1,29). Skor
data menggunakan uji rata-rata untuk
spearman dukungan sosial pada
HRQoL adalah 14,78
(3,19), menjadikannya
nilai tertinggi. Nilai
terendah dalam tabel
tersebut adalah pada
skala bantuan
pemerintah sebenarnya
dengan nilai rata-rata
9,52 (±2,19). Pada
kuesioner kualitas
hidup anak, skor rata-
rata adalah 11,87
(2,99). Angka 0,259
menunjukkan
hubungan yang cukup
searah antara aktivitas
fisik dengan kualitas
hidup, dan probabilitas
nilai p adalah 0,011.

16
2.5 Kerangka Teori

Aktivitas Fisik Dimensi Lingkungan


1. Aktivitas di tempat kerja
2. Bepergian ke dan dari tempat 1. Kelekatan emosional
aktivitas 2. Integrasi sosial
3. Aktivitas berolahraga 3. Adanya pengakuan
4. Aktivitas menetap/sedentari 4. Ketergantungan yang dapat
diandalkan
5. Bimbingan
6. Kesempatan untuk mengasuh

Meningkatkan kualitas hidup


lansia

Domain kesehatan Domain Domain hubungan Domain


fisik psikologis sosial lingkungan

Gambar 1. Kerangka Teori


Sumber: Kemenkes (2013), Nursalam (2017), Hanim (2022)

2.6 Kerangka Konsep


Kerangka konsep penelitian ini sebagai berikut:

Aktivitas fisik
Kualitas hidup

Lingkungan

Keterangan:

: Variabel independen

: Variabel dependen

: Hubungan

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

17
2.7 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini terdiri atas:
1. Hipotesis nol (H0) menyatakan bahwa kualitas hidup lansia di Panti Asuhan
Griya Lansia Jannati Kota Gorontalo tidak dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan
aktivitas fisik.
2. Hipotesis alternatif (Ha) menyatakan bahwa kualitas hidup lansia penghuni
Griya Lansia Jannati Kota Gorontalo berkorelasi dengan faktor lingkungan dan
aktivitas fisik.

18
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang menggunakan
pendekatan penelitian cross sectional dan desain penelitian observasional.
selama penilaian. Dalam ulasan cross-sectional, spesialis tidak kembali ke
estimasi yang diambil.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


3.2.1.Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Panti Griya Lansia Jannati Kota
Gorontalo.
3.2.2.Waktu Penelitian
Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Juli 2023.

3.3 Variabel Penelitian


Variabel penelitian ini terdiri atas dua yaitu variabel independen adalah
aktivitas fisik dan lingkungan, serta variabel dependen adalah kualitas hidup.

3.4 Definisi Operasional


Tabel 2. Definisi Operasional Penelitian
Variable Definisi Parameter Cara ukur Hasil Ukur Skala
Variabel Aktivitas fisik Terdiri atas 4 Menggunaka 1. Berat: Ordinal
bebas: adalah gerakan domain yaitu: n kuesioner Jika (P2 +
Aktivitas tubuh yang 1. Aktivitas di GPAQ P11) ≥3
fisik meghasilkan tempat kerja dengan hari dan
energi dalam yaitu kegiatan satuan MET menit
menjalankan fisik minimal minute MET
aktivitas berat 10 menit dan absolut
dan sedang selama 3 hari dari
pada kegiatan dalam satu pekerjaan
sehari-hari minggu aktual
dalam jumlah sampai setiap
hari per minggu meningkatkan minggu
dan jumlah denyut nadi adalah
menit per hari dan nafas ≥1500,
lebih cepat atau
dari biasanya 2. Jika: ( P2
2. Perjalanan + P5 + P8
dari dan ke + P11 +
tempat P14) ≥7
aktivitas yaitu hari dan

19
perjalanan ke semua
tempat menit
aktivitas pergerak
minimal 10 an MET
menit seperti setiap
berjalan kaki minggu
atau berse- adalah
peda ke ≥3000
tempat 2. Sedang:
aktivitas Jika: ( P2 +
3. Aktivitas P11)
olahraga yaitu berturut-turut
kegiatan kurang dari
berolahraga tiga hari dan
minimal 10 kurang dari
menit yang enam puluh
mengakibatka menit, atau
n peningkatan jika: P5 + P8
nafas dan + P14) 5 hari
denyut nadi dan 150
seperti lari menit, atau
dan bermain jika: (P5 x
sepak bola P6) + (P8 x
4. Aktivitas P9) + ( P14 x
menetap yaitu P15)) P2 +
perilaku P5, P8, P11,
sedentari dan P14)
atau santai selama lima
seperti hari, dengan
berbaring dan total 600
duduk hingga 3.000
MET menit
aktivitas fisik
per minggu.
3. Ringan:
Jika nilai
MET kurang
dari 600 atau
tidak
memenuhi
persyaratan
untuk
aktivitas fisik
tingkat
sedang atau
tinggi,
Lingkungan Kondisi tempat Dimensi Menggunaka 1. Kurang
tinggal lansia lingkungan sosial n kuesioner jika skor
dapat terdiri atas 6 lingkungan 1-40
menyediakan dimensi: sosial 2. Cukup
1. Kerekatan jika skor
sumber
emosional 41-81
dukungan 3. Baik jika
sosial yang 2. Integrasi
skor 82-
positif agar sosial
150
3. Penghargaa

20
lansia tetap n dan
bisa merasa pengakuan
bahagia, 4. Hubungan
mencapai yang dapat
kepuasan diandalkan
hidup 5. Saran atau
informasi
6. Kemungkina
n membantu

Variabel Persepsi atau Terdiri atas 4 Menggunaka 1. Kurang Nomina


terikat: penilaian domain: n kuesioner jika skor l
Kualitas 1. Kesehatan WHOQOL- 0-50
hidup lansia fisik BREF 2. Baik jika
terhadap 2. Psikologis skor 51-
kehidupan, 3. Hubungan 100
lingkungan, sosial
4. linkungan
dan
kesehatannya

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian


3.5.1 Populasi
Populasi adalah subjek yang memenuhi model yang ditetapkan oleh analis.
Penelitian ini mengikutsertakan seluruh tiga puluh orang lansia Panti Griya
Lansia Jannati sebagai populasinya.

3.5.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini yaitu 30 lansia di Panti Griya Lansia Jannati
dengan menggunakan teknik pengambilan sampel secara accidental sampling,
dimana peneliti mengambil responden penelitian yang secara kebetulan ditemui
peneliti yang memenuhi kriteria berikut:
1. Kriteria Inklusi
a. Dapat berkomunikasi dengan baik
b. Bersedia menjadi responden dalam penelitian
2. Kriteria Eksklusi
a. Lansia dengan penyakit penyerta lainnya yang menyebabkan kurangnya
aktivitas fisik seperti penyakit kardiovaskuler (CHF atau Cardio Heart Failure),
penyakit pernafasan (asma), penyakit metabolik (ulkus diabetikum)

21
3.6 Instrumen Penelitian
Pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan
instrumen sebagai berikut:
3.6.1.Instrumen Aktivitas Fisik
Instrumen GPAQ bersumber dari penelitian Sumarta (2020), kuesioner ini
terdiri atas 4 domain dibagi ke dalam enam sub domain antara lain untuk
aktivitas berat dengan kode P1-P3, aktivitas sedang dengan kode P4-P6,
perjalanan dari dan ke tempat aktivitas dengan kode P7-P9, olahraga berat
dengan kode P10-P12, olahraga sedang dengan kode P13-15 dan aktivitas
menetap dengan kode P16. Berikut adalah kriteria total aktivitas disesuaikan
dengan kriteria aktivitas fisik menurut Kemenkes (2013).
1. Berat:
Jika (P2 + P11) ≥3 hari dan menit MET absolut dari pekerjaan aktual setiap
minggu adalah ≥1500, atau
Jika: ( P2 + P5 + P8 + P11 + P14) ≥7 hari dan semua menit pergerakan MET
setiap minggu adalah ≥3000
2. Sedang:
Jika: ( P2 + P11) berturut-turut kurang dari tiga hari dan kurang dari enam
puluh menit, atau jika: P5 + P8 + P14) 5 hari dan 150 menit, atau jika: (P5 x
P6) + (P8 x P9) + ( P14 x P15)) P2 + P5, P8, P11, dan P14) selama lima hari,
dengan total 600 hingga 3.000 MET menit aktivitas fisik per minggu.
3. Ringan:
Jika nilai MET kurang dari 600 atau tidak memenuhi persyaratan untuk
aktivitas fisik tingkat sedang atau tinggi.
Adapun untuk mengetahui total aktivitas fisik per minggu dapat
menggunakan rumus sebagai berikut (WHO, 2021):

Total aktivitas fisik per minggu= [(P2xP3x8) + (P5xP6x4) + (P8xP9x4) +


(P11xP12x8) + (P14xP15x4)]

3.6.2.Instrumen Lingkungan
Instrument penelitian ini menggunakan kuesioner yang bersumber dari
penelitian (Pratiwi, 2015). Kuesioner ini terdiri atas 30 pernyataan yang meliputi
dimensi kerekatan emosional 6 pernyataan, dimensi integrasi sosial 6
pernyataan, dimensi penghargaan dan pengakuan 6 pernyataan, dimensi

22
hubungan yang dapat diandalkan 4 pernyataan, dimensi saran atau informasi 4
pernyataan dan dimensi kemungkinan membantu 4 pernyataan. Pilihan jawaban
dalam kuesioner ini menggunakan Likert Scale yaitu responden diminta
pendapatnya mengenai setuju atau tidak setuju terhadap sesuatu hal yang
dinyatakan dalam berbagai tingkat persetujuan.
3.6.3.Instrumen Kualitas Hidup
WHOQOL-BREF (World Health Organization Quality of Life-BREF)
adalah instrumen kualitas hidup yang digunakan dalam penelitian ini. Itu adalah
lembar kuesioner dengan 26 pertanyaan dan lima opsi jawaban pada skala
Likert. Responden ditanya apakah mereka setuju atau tidak setuju dengan
sesuatu. dinyatakan dengan tingkat persetujuan yang berbeda. WHOQOL-BREF
terdiri atas 4 domain sebagai berikut
1. Domain kesehatan fisik: pertanyaan nomor 3, 4, 10, 15, 16, 17, dan 18
2. Domain psikologis: pertanyaan nomor 5, 6, 7, 11, 19, dan 26
3. Domain hubungan sosial: pertanyaan nomor 20, 21, dan 22
4. Domain lingkungan: pertanyaan nomor 8, 9, 12, 13, 14, 23, 24, dan 25

3.7 Teknik Pengumpulan Data


Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti menggunakan
empat cara yaitu:
1. Kuesioner. Peneliti mengumpulkan data dengan membagikan kuesioner
aktivitas fisik dan lingkungan, serta kualitas hidup kepada lansia di Griya
Lansia Jannati Provinsi Gorontalo yang mampu membaca dan menulis.
Lansia yang tidak dapat membaca dan menulis, maka kuesioner akan dibantu
oleh peneliti untuk diisi dengan membacakan kuesioner penelitian.
2. Dokumentasi. Peneliti mencatat data-data mulai dari identitas responden atau
data pribadi dan jawaban-jawaban responden pada lembar kuesioner yang
telah disiapkan. Selain itu, peneliti perlu mengecek riwayat penyakit, aktivitas
dan kegiatan rutin lansia di panti.

3.8 Teknik Pengolahan Data


Tahap-tahap pengolahan data dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Pengubahan informasi, khususnya analis menyesuaikan tanggapan
yang diberikan oleh responden, dengan anggapan ada informasi yang salah atau
terpotong-potong, segera diselesaikan.

23
2. Pengkodean data—khususnya pengkodean berbagai variabel yang
akan diteliti—dengan maksud untuk mempermudah analisis data dan
mempercepat entri data.
3. Bagian informasi, yaitu memasukkan data dalam lembar variabel
menggunakan program PC yaitu Microsoft Succeed, dimana spesialis akan
memasukkan hasil pengumpulan data menggunakan survei ke dalam tabel pakar
dan memasukkan data dari tabel pakar ke dalam SPSS untuk pemeriksaan
univariat dan bivariat. Di bagian informasi ini, spesialis juga akan menguji
keabsahan survei pemeriksaan.
4. Dalam hal ini, missing value dan data yang tidak sesuai atau di luar
rentang penelitian tidak dimasukkan dalam analisis. Pembersihan data adalah
proses pembersihan data untuk mencegah terjadinya kesalahan.

3.9 Tehnik Analisa Data


Setelah data yang telah terkumpul melalui kuesioner diolah dalam master
tabel, kemudian dilakukan analisa data secara univariat:
1 Analisa Univariat
Penelitian dengan hanya satu variabel menggunakan jenis analisis ini.
Dengan menggunakan statistik deskriptif, analisis ini dilakukan pada penelitian
deskriptif. Dasar perhitungan selanjutnya adalah hasil perhitungan statistik
tersebut (Siyoto & Sodik, 2015). Setiap variabel, variabel bebas (lingkungan dan
aktivitas fisik) dan variabel terikat (kualitas hidup), dijelaskan atau dideskripsikan
oleh peneliti dalam bentuk persentase distribusi frekuensi dalam tabel atau
diagram.
2 Analisa Bivariat
Penelitian dengan hanya satu variabel menggunakan jenis analisis ini.
Dengan menggunakan statistik deskriptif, analisis ini dilakukan pada penelitian
deskriptif. Dasar perhitungan selanjutnya adalah hasil perhitungan statistik
tersebut (Siyoto & Sodik, 2015). Setiap variabel, variabel bebas (lingkungan dan
aktivitas fisik) dan variabel terikat (kualitas hidup), dijelaskan atau dideskripsikan
oleh peneliti dalam bentuk persentase distribusi frekuensi dalam tabel atau
diagram.

24
3.10 Hipotesis Statistik
Adapun keputusan uji statistik berdasarkan pendekatan probabilistik adalah
keputusan uji statistik yang membandingkan antara nilai p atau p-value dan nilai
alpha (α) atau nilai kemaknaan. Nilai alpha merupakan batas toleransi maksimal
kesalahan dalam menyatakan hipotesis ditolak.
1. Apabila nilai p-value < nilai α 0,05 maka Ha diterima, artinya ada hubungan
aktivitas fisik dan lingkungan dengan kualitas hidup pada lansia di Griya
Lansia Jannati Kota Gorontalo.
2. Apabila nilai p-value > nilai α 0,05 maka Ha ditolak, artinya tidak ada ada
hubungan aktivitas fisik dan lingkungan dengan kualitas hidup pada lansia
di Griya Lansia Jannati Kota Gorontalo.

3.11 Etika Penelitian


Menurut Sumantri (2013) bahwa dengan memberikan perlindungan kepada
responden yang menjadi subjek dalam penelitian ini, maka penelitian ini
dilakukan dengan memperhatikan etika penelitian. Berikut ini adalah empat
prinsip utama etika penelitian: 1) Loyalitas terhadap martabat manusia Hak
subjek untuk membuka akses informasi terkait penelitian, kebebasan untuk
memilih, dan partisipasi non-koersif dalam kegiatan penelitian semua
diperhitungkan oleh peneliti. Penyusunan informed consent atau form
persetujuan subjek dengan menggunakan paraf merupakan salah satu tindakan
yang berkaitan dengan prinsip penghargaan terhadap martabat. 2) Privacy and
Confidentiality Subjek Penelitian (Respect for Confidentiality). Informasi pribadi,
serta informasi pribadi lainnya, akan dibagikan sebagai hasil penelitian.
Sementara itu, peneliti harus mempertimbangkan hak-hak dasar individu karena
tidak semua orang menginginkan informasinya dibagikan kepada orang lain.
Kuesioner tidak boleh berisi informasi apa pun tentang identitas subjek, seperti
nama atau alamat mereka. Nama atau inisial responden dapat digunakan
sebagai pengganti oleh peneliti. 3) Ekuitas dan inklusivitas (Menghormati
kesetaraan dan inklusi). Perasaan psikologis dan religius subjek penelitian harus
diperhatikan, serta faktor ketelitian, ketelitian, kejujuran, profesionalisme, dan
kemanusiaan. 4) Mencari Tahu Keuntungan dan Kerugian (Menemukan
keseimbangan antara Keuntungan dan Kerugian) Untuk mendapatkan hasil yang
bermanfaat bagi subjek penelitian dan yang dapat dihasilkan pada tingkat

25
populasi, peneliti melakukan penelitian sesuai dengan penelitian Prosedur.
Dampak negatif pada subjek diminimalkan oleh peneliti.

3.12 Tahapan Penelitian


Studi Pendahuluan dan pengambilan data awal di Girya Lansia Jannati

Permohonan Penelitian dari Jurusan Keperawatan dan Kesbangpol

Permohonan izin dan persetujuan pelaksanaan penelitian dari pihak panti

Pengambilan sampel penelitian berdasarkan kriteria inklusi

Penjelasan tentang penelitian dan persetujuan menjadi responden

Bersedia Tidak bersedia

Pelaksanaan penelitian di Panti Griya lansia Jannati dengan melakukan


pengumpulan data

Proses pengolahan data dan analisis univariat dan bivariat (chi-square)

Penyusuan laporan penelitian

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian

26
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrasyid (2019). Kualitas hidup lansia dengan diabetes tipe 2 dipengaruhi
oleh tingkat aktivitas fisiknya. 4(1), 17–22, Jurnal Ilmu Keperawatan dan
Kesehatan Indonesia.
https://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/IJNHS/article/view/2883

Alhamda, S. (2018). Kursus membaca Metlit dan Wawasan. Terbitkan dalam-


dalam.

M. Anissa, 2022 Kualitas Hidup: Berkonsentrasi pada Pasien Penyakit Aspirasi


Obstruktif Konstan. CV Adanu Abimata

Biro Pusat Statistik. 2021). Badan Statistik Penduduk Lansia Tahun 2021 Badan
Pusat Statistik

Ekasari, M.F., Riasmini, N.M., dan Hartini, T. (2018). Meningkatkan Kualitas


Hidup Lansia Media dari Wineka

P. Festi (2018) Pendewasaan dan Masalah Sempurna. Diterbitkan oleh UM


Surabaya.

2022, L.M. Hanim Meneliti Nilai Dukungan Sosial. CV Adanu Abimata

Harti, L.B., dan Cempaka, A.R. (2021). Merencanakan makanan individu. Tekan
UB.

Izatulislami, D.S., dan Kumaat, N.A. (2022). Hubungan Kualitas Hidup Siswa
dengan Aktivitas Fisik di SDN Kedungdoro IV Surabaya 10(4): 93–102,
Jurnal Kesehatan Olahraga.

I. Kamaruddin, M. I. Hasanuddin, Nasruddin, Hasan, Maulana, A. Maulana, V.


Ansar, F. Rozi, I. Nilawati, and A. Haris Olahraga dan pendidikan jasmani.
PT Worldwide Chief Innovation.

F. N. Kurniasari, L. B. Harti, A. D. Ariestiningsih, S. O. Wardhani, dan S. Nugroho


Mata Kuliah Rezeki dan Penyakit. Tekan UB.

M. Kuswari dan N. Gifari adalah penulisnya. Periodisasi Aktivitas Fisik dan


Nutrisi. Tekan Rajawali.

A. Marniati, S. Notoatmodjo, S. Kasiman, dan R. K. Rochadi Cara hidup penentu:


Pasien penyakit jantung koroner. Tekan Rajawali.

Allahu akbar. 2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Medika Salem

Y. Pratiwi (2015) Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kualitas Hidup Lansia di

27
Family Benefit Center Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan Skripsi.

Adiansyah, I. R. Sihura, I. E. Purba, J. Sinaga, dan Penggambaran Informasi,


Perspektif dan Perilaku Orang Tua Terkait Pelaksanaan Imunisasi Virus
Corona. UMSUPress.

Usman, R. D., and D. Y. S. Rahayu Model Lurus Dompet Appraisal Keperawatan


Gerontik di Waterfront Old. Pendirian Sekolah Peneliti Muslim.

Nesi, P. K. Syafitri, A. W. Saputra, D. F. Fuadi, C. F. Hayuningrum, dan Nesi


Monografi Pengabdian Kepada Masyarakat: Manfaat dan Bahaya Aktivitas
Fisik di Era Digital Bagi Kesehatan Masyarakat Andrew Wijaya dari PT
Scinfintech

S. Siyoto, A. Sodik, dan lain-lain Teknik Penelitian Mendasar Literasi Media


Penerbitan

Sumantri, A. (2013). Teknik Eksplorasi Kesejahteraan. keemasan.

Sunaryo, R. Wijayanti, M. M. Kuhu, T. Sumedi, E. D. Widayanti, U. A. Sukrillah,


S. Riyadi, dan A. Kuswati adalah penulisnya. Asuhan Keperawatan
Gerontik ANDI.

Rachmalia, Susanti, S.S., dan Mayasari, P. Pers Pencegahan dan Manajemen


Keperawatan Covid-19 Universitas Syiah Kuala.

University, Windri, T.M., Kinasih, A., Pratiwi, T., Sanubari, E., and Wacana, K.S.
Pengaruh Real Work Terhadap Kepuasan Personal Lansia Hipertensi di
Panti Jompo Maria Sudarsih Ambarawa. 3(11), 1444–1451, Jurnal Mitra
Pendidikan.

K. Wisnusakit, A. Sriati, dan Peduli Rohani CV Pustaka Azka

28
Lampiran 1.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth
Bapak/Ibu
Di-
Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini terdaftar di Program Studi Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Gorontalo.
Nama : Sitti Nadia Suleman
Nim : C01419113
Akan dilakukan penelitian dengan judul “Hubungan Aktivitas Fisik dan
Lingkungan dengan Kualitas Hidup Lansia di Panti Jompo Griya Jannati Kota
Gorontalo” dengan tujuan untuk menentukan hubungan tersebut. Saya meminta
persetujuan Anda untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian untuk alasan ini.
Kerahasiaan data akan terjamin.
Silahkan menandatangani formulir persetujuan yang saya berikan sebagai
bukti kesediaan Anda untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Kami menghargai
partisipasi dan kebijakan Anda.
Peneliti

(Sitti Nadia Suleman)

29
Lampiran 2.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN


Saya bersedia berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang
berjudul “Hubungan Aktivitas Fisik Dan Lingkungan Dengan Kualitas Hidup Pada
Lansia Di Panti Asuhan Griya Lansia Jannati Kota Gorontalo” setelah mendapat
penjelasan dari peneliti.
Oleh spesialis, saya diminta untuk menjawab dan menyelesaikan daftar
pertanyaan sehubungan dengan masalah yang terkait dengan penelitian ini.
Karena saya sadar bahwa tidak ada kemungkinan hal ini akan terjadi, tanggapan
saya akurat.
Saya mengetahui bahwa rekaman data penelitian ini akan dirahasiakan,
bahwa semua file yang berisi identitas saya hanya akan digunakan untuk
pemrosesan data, dan semua identitas akan dimusnahkan saat penelitian
selesai.
Itulah yang saya lakukan, dengan demikian saya menyatakan kemampuan
saya untuk mengambil bagian dalam eksplorasi ini tanpa sedikit pun tekanan dari
siapa pun atau pihak mana pun dengan sengaja.

Gorontalo, 2023

Tertanda Responden

30
Lampiran 3.

KUESIONER

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN LINGKUNGAN DENGAN KUALITAS


HIDUP PADA LANSIA DI PANTI GRIYA LANSIA JANNATI KOTA
GORONTALO

A. Data Demografi
1. Inisial :
2. Jenis Kelamin :
3. Usia :
4. Pendidikan :
5. Pekerjaan :
B. Kuesioner Aktivitas Fisik Menggunakan GPAQ
Isilah dengan tanda X pada jawaban yang sesuai dengan keadaan lansia dan
untuk pertanyaan durasi lansia melakukan aktivitas diisi pada “….”
1. Apakah Anda melakukan aktivitas berat setiap hari?
a. Ya, seperti:
1). Membawa karung berat
2). Berkebun
3). Bersepeda
4). Sepak bola
5). Berlari
6). Pekerjaan konstruksi
b. Tidak (Lanjut ke pertanyaan nomor 4)
2. Berapa hari dalam seminggu anda melakukan aktivitas berat ?
………. hari
3. Berapa lama dalam sehari biasanya anda melakukan aktivitas berat ?
………. jam ………. menit
4. Sertakan beberapa olahraga sedang dalam rutinitas harian Anda (yang
meningkatkan detak jantung dan laju pernapasan Anda)?
a. Ya, seperti:
1). Mengangkat beban ringan
2). Berjalan sedang (minimal 10 menit secara kontinyu
b. Tidak (Lanjut ke pertanyaa nomor 7)

31
5. Berapa hari dalam seminggu anda melakukan aktivitas sedang ?
………. hari
6. Berapa lama dalam sehari biasanya anda melakukan aktivitas sedang ?
………. jam ………. menit
7. Apakah Anda berjalan kaki atau bersepeda secara konsisten pergi ke
suatu tempat tidak kurang dari 10 menit?
a. Ya
b. Tidak (Lanjut ke pertanyaan nomor 10)
8. Seberapa sering Anda bersepeda atau berjalan kaki untuk mencapai
suatu tempat?
………. hari
9. Berapa lama Anda bersepeda atau berjalan kaki setiap hari untuk
mencapai suatu tempat??
………. jam ………. menit
10. Apakah anda melakukan aktivitas yang mengakibatkan peningkatan nafas
dan denyut nadi secara besar (minimal dalam 10 menit secara kontinyu) ?
a. Ya, seperti:
1). Lari
2). Sepak bola
3). Lain-lain selama minimal 10 menit , yaitu: ……..
b. Tidak
11. Berapa hari dalam seminggu anda melakukan olahraga berat ?
………. hari
12. Berapa lama dalam sehari biasanya anda melakukan olahraga berat ?
………. jam ………. menit
13. Apakah Anda terlibat dalam aktivitas apa pun yang menyebabkan Anda
mengalami peningkatan yang signifikan pada detak jantung dan laju
pernapasan Anda setidaknya selama sepuluh menit setiap kali?
a. Ya, seperti:
1). Berjalan cepat
2). Bersepeda
3). Voli
4). Berenang
b. Tidak (Lanjut ke pertanyaan nomor 16)

32
14. Berapa hari dalam seminggu anda melakukan aktivitas pada pertanyaan
nomor 13 ? ………. hari
15. Berapa lama dalam sehari biasanya anda melakukan aktivitas pada
pertanyaan nomor 13? ………. jam ………. menit
16. Berapa lama anda duduk atau berbaring dalam sehari (kecuali tidur) ?
………. jam ………. Menit
C. Kuesioner Lingkungan
Berilah tanda checklist () pada salah satu pilihan jawaban yang telah
disediakan peneliti.
No Pernyataan Sangat Setuju Cukup Tidak Sangat
Setuju (sering) setuju setuju tidak
(kadang) (hampir setuju
tidak (tidak
pernah) pernah)
Dimensi Kerekatan Emosional
1 Aku tidak penting
bagi siapa pun.
2 Saya lebih suka
berada jauh dari
orang-orang.
3 Saya merasa
kesepian
Dimensi Integrasi Sosial
1 Saya sering
mengikuti kegiatan
panti asuhan.
2 Saya sering
bergaul dengan
teman-teman
3 Karena tidak ada
yang mengganggu
saya, saya lebih
suka berada di
rumah.
Dimensi Penghargaan dan Pengakuan
1 Aku tidak berguna
bagi orang-orang
Dipanti.
2 Saya merasa
diperhatikan oleh
orang-orang di
sekitar saya
Dimensi Hubungan yang Dapat Diandalkan
1 Banyak orang
membantu saya

33
ketika saya sakit.
2 Tetangga saya
adalah orang yang
baik karena dia
sering membuat
perbedaan
Dimensi Saran dan Informasi
1 Saya selalu
menyelesaikan
masalah sendiri,
tanpa bantuan
orang lain.
2 Sosialisasi
kesehatan sering
dilakukan di
lingkungan
perumahan.
Dimensi Kemungkinan Membantu
1 Saya sering
menerima
permintaan untuk
membantu orang-
orang di panti
asuhan.
2 Orang-orang di
sekitar saya tidak
tahu saya ada di
sana.

D. Kuesioner Kualitas Hidup dengan Menggunakan WHOQOL-BREF


Pertanyaan berikut ini menyangkut perasaan bapak/ibu terhadap kualitas
hidup, kesehatan dan hal- hal lain dalam hidup anda. Pilihlah jawaban yang
menurut bapak/ibu paling sesuai dengan memberikan tanda checklist () di
setiap pertanyaan.

Sangat Biasa-biasa Sangat


No Pertanyaan Buruk Baik
buruk saja baik
1. Seperti apa
kualitas hidup 1 2 3 4 5
Anda saat ini?

Sangat tdk Tidak Biasa-biasa Memua Sangat


memuaskan memuask saja skan memuaska
an n

34
2. Menurut Anda,
seberapa 1 2 3 4 5
puaskah Anda
dengan
kesejahteraan

Pertanyaan berikut menanyakan seberapa sering Anda mengalaminya:

No Pertanyaan Tdk
Sedikit Sangat Berleb
sama Sedang
sering ihan
sekali
3. Seberapa jauh rasa
sakit fisik yang 5 4 3 2 1
dirasakan dapat
mencegah bapak/ibu
dalam beraktivitas
sehari-hari?
4. Seberapa sering Anda
benar-benar ingin 5 4 3 2 1
perawatan klinis atau
obat bekerja?

5. Seberapa besar Anda


menyukai hidup Anda? 1 2 3 4 5

6. Menurut Anda,
seberapa banyak 1 2 3 4
tujuan hidup Anda? 5

7. Berapa banyak Anda bisa


fokus? 1 2 3 4 5

8. Secara umum, seberapa


amankah Anda
melakukan hal-hal yang 1 2 3 4 5
Anda lakukan setiap hari?
9. Secara umum, seberapa
amankah Anda melakukan
1 2 3 4 5
hal-hal yang Anda lakukan
setiap hari?

35
Pertanyaan berikut menanyakan tentang tingkat pengalaman Anda:

Tdk sama Sepenuhnya


Sedikit Sedang Seringkali
sekali dialami

10. Apakah Anda memiliki


kapasitas yang cukup
untuk melakukan 1 2 3 4 5
latihan sehari-hari?
11. Apakah mungkin
bagi Anda untuk
menerima
penampilan 1 2 3 4 5
tubuhnya?
12. Apakah Anda memiliki
cukup uang untuk
pengeluaran sehari-hari? 1 2 3 4 5

13. Seberapa mudah Anda


dapat mengakses data
dalam kehidupan sehari- 1 2 3 4 5
hari?

14. Seberapa sering


Anda memiliki
kesempatan luar 1 2 3 4 5
biasa untuk
bersenang-senang
atau menindaklanjuti
sesuatu
menyenangkan?

36
Sangat Biasa-biasa Sangat
Buruk Baik
buruk saja baik

15. Seberapa baik Anda bergaul


dengan orang-orang yang
1 2 3 4 5
tinggal di sebelah Anda?

Sangat tdk Tidak Biasa- Sangat


memuaska Memuask biasa Memua memuaska
n an saja skan n

16. Seberapa puaskah 1 2 3 4 5


bapak/ibu dg tidurnya?
17. Seberapa puaskah
Anda dengan
kemampuan Anda untuk 1 2 3 4 5
terlibat dalam aktivitas
sehari-hari?
18. Seberapa puaskah
Anda dengan kapasitas
kerja Anda? 1 2 3 4 5

19. Seberapa puaskah


bapak/ibu terhadap diri
bapak/ibu? 1 2 3 4 5

20. Seberapa puaskah


bapak/ibu dengan
hubungan orang-orang 1 2 3 4 5
sekitar?
21. Seberapa puaskah
bapak/ibu dengan
kehidupan seksual 1 2 3 4 5
bapak/ibu?
22. Seberapa puaskah
Anda dengan bantuan
yang Anda terima dari 1 2 3 4 5
teman dan tetangga?

37
23. Seberapa puas
perasaan Anda dengan
situasi kehidupan Anda 1 2 3 4 5
saat ini?
24. Seberapa puaskah
bapak/ibu dgn akses
1 2 3 4 5
layanan kesehatan?

25. Seberapa puaskah


bapak/ibu dengan
transportasi yg 1 2 3 4 5
digunakan saat ini?

Pertanyaan-pertanyaan berikut menanyakan tentang seberapa sering Anda


mengalami atau merasakan:

Cukup Sangat
Tdk pernah Jarang Selalu
sering sering

26. Seberapa sering Anda


mengalami emosi negatif
5 4 3 2 1
seperti kesepian, putus asa,
cemas, dan depresi?

Skor berdasarkan domain Total Score

27. Domain 1 (6-Q3) + (6-Q4) + Q10 + Q15 + Q16 + Q17 + Q18


=
+ + + + + +
28. Domain 2 Q5 + Q6 + Q7 + Q11 + Q19 + (6-Q26)
=
+ + + + +
29. Domain 3 Q20 + Q21 + Q22
=
+ +
30. Domain 4 Q8 + Q9 + Q12 + Q13 + Q14 + Q23 + Q24 + Q25
=
+ + + + + + +
Total seluruh domain

[Tabel berikut ini harus dilengkapi setelah wawancara selesai]

38

Anda mungkin juga menyukai