PROPOSAL
Oleh :
MAIDAWATI
NIM : 1903013
31
32
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Studi Kebidanan Program Sarjana. Dalam penulisan Proposal ini penulis banyak
mendapat bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan
1. Ibu dr. Puthi Dwi Untari, MKM selaku ketua Yayasan Pendidikan
Sumatera Barat
2. Ibu DR. Hj. Nurtati, SE., MM selaku Rektor Universitas Sumatera Barat
yang telah memberikan izin dan fasilitas dalam penyusunan Proposal ini
3. Ibu Ns. Sri Burhani Putri, M.Kep selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Proposal ini.
i
pembuatan Proposal ini.
Salido.
Semoga bantuan yang telah diberikan akan mendapat balasan dari Tuhan
Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa Proposal ini masih jauh dari sempurna
karena itu penulis bersedia menerima kritikan dan saran dari semua pihak dem
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Halaman
Tabel 3.1 : Defenisi Operasional .................................................................... 35
iv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar Halaman
Gambar 2.1 : Kerangka Teori .......................................................................... 33
Gambar 3.1 : Kerangka Konsep ....................................................................... 34
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Izin Pengambilan Data Awal
Lampiran 2 : Surat Informed Consent
Lampiran 3 : Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 4 : Kuesioner
Lampiran 5 : Lembar Konsultasi
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hal-hal yang dilakukan untuk itu. Akan tetapi, fenomena kesakralan dengan
upacaranya itu memang terlihat hanya berlaku pada khitan anak laki-laki.
Secara global paling tidak 100 juta lebih ana-anak perempuan mengalami
risiko sunat perempuan pada setiap tahun nya atau hampir 6000 anak setiap
di dasari oleh adanya tradisi atau budaya masyarakat yang diwariskan secara
turun temurun (Heryani, 2017). Praktik sunat pada bayi perempuan atau yang
biasa disebut dengan Female Genital Mutilation (FGM) atau lebih dikenal
1
2
hasil yang mencengangkan. Sebanyak 51,2% anak perempuan usia 0-11 tahun
antaranya mengalami sirkumsisi pada usia 1-5 bulan, 13,9% pada usia 1-4
tahun, serta 3,3% pada usia 5-11 tahun (Kemenkes RI, 2019). Survei yang
medis melakukan lebih dari separuh atau 53,2% dari sunat perempuan yang
dilaporkan. Dari persentase tersebut 50,9% dilakukan oleh bidan, 46,8% oleh
dukun bayi atau penyunat tradisional dan 2,3% oleh petugas medis lainnya
(Anonim, 2018).
tahun 2006 dengan Surat Edaran Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Depkes
bagi petugas kesehatan. Karena menurut surat edaran tersebut, praktik ini
mengenai perihal Permenkes nomer 1636 tahun 2010 tentang sirkumsisi pada
perempuan memang tidak di kenal dalam dunia medis. Maka dari itu sunat
Selain itu memotong atau merusak labia mayora, labia minora, hymen atau
selaput dara dan vagina. Pada tahun 2010 Kementerian Kesehatan Indonesia
sempat melegalkan izin praktik sirkumsisi. Akan tetapi pada tahun 2014
karena memang tidak memiliki manfaat sama sekali dan bisa menimbulkan
dari peraturan tersebut seharusnya sudah tidak ada lagi yang melakukan
praktik ini. Tetapi pada kenyataannya perilaku orang tua melakukan praktik
RI, 2019).
buang air kecil, serta infeksi saluran kemih. Sedangkan dalam jangka panjang
melahirkan serta gangguan masalah kesuburan rahim dan juga kelahiran bayi
perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh manusia yang dapat diamati
ekonomi, usia, jenis kelamin, paritas), faktor pendukung (tersedia atau tidak
pendukung (sikap dan perilaku dari pada petugas kesehatan). Perilaku orang
tua berkaitan dengan tindakan yang dilakukan oleh orang tua itu sendiri
oleh Milasari dari 106 responden didapatkan bahwa perilaku orang tua dalam
intervensi didapatkan hasil bahwa orang tua masih memiliki perilaku yang
Salah satu faktor yang mempengaruhi sikap adalah budaya, karena tanpa
yang terjadi (Wulansari, 2017). Budaya adalah suatu adat istiadat dan cara
tidak bias menolak. Budaya yang melekat tersebut berkaitan erat dengan
agama islam, bahwa belum silam jika tidak melakukan sunat (Debora, 2022).
perempuan memilkii tujuan agar anak tidak liar ataupun menstabilkan hasrat
seksualitas agar tidak berlebihan dan dapat terkendali dapat terkontrol dengan
baik sesuai dengan norma dan adat istiadat masyarakat Indonesia (Abdullah,
sirkumsisi pada anak perempuan, salah satu daerah yang masih memiliki
tradisi atau budaya sunat pada anak perempuan adalah Provinsi Sumatera
Puskesmas Ranah Salido, daerah ini memiliki fasilitas kesehatan dan tenaga
medis yang memadai, dan tingkat pendidikan masyarakat masih relatif rendah
itu masyarakat juga mengatakan bahwa sunat pada anak perempuan karena
alsana seperti adat yang sudah ada sejak turun temurun dan sangat sulit untuk
Puskesmas Ranah Salido ini masih terus dilakukan oleh masyarakat, banyak
hal yang dipertimbangkan seperti atas nama budaya dan agama. Hal ini
6
sudah banyak kalangan yang mengkaji bahwa tidak adana dampak positif dari
praktik khitan perempuan dari sisi medis, namun masyarakat tetap melakukan
tradisi tersebut.
Menurut data dari BPM “M”, selama ini pada tahun 2021 didapatkan bayi
perempuan berumur 0-12 bulan sebanyak 39 orang bayi dan semua bayi (100
bayi (51,5%) dilakukan sirkumsisi oleh orang tuanya, pada tahun 2022 ini
beberapa orang tua sudah mulai paham dan mengerti bahwa sirkumsisi tidak
dilakukan pada bayi perempuan. Dari data BPM “M” bayi yang dilakukan
sirkumsisi yaitu pada usia 0-3 bulan dan langsung ditindik. Berdasarkan hasil
orang ibu yang memiliki bayi 0-1 tahun melakukan sirkumsisi pada bayi
sudah menjadi suatu keharusan, budaya turun temurun, kebiasaan, dan ada
2023.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Responden
reproduksinya.
2. Bagi Peneliti
3. Bagi Puskesmas
pro dan kontra di masyarakat bahwan sirkumsisi tidak dilakukan pada bayi
perempuan.
Sosial Budaya Dengan Perilaku Orang Tua Melakukan Sirkumsisi Pada Bayi
2023. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif analitik dengan desain Cross
Sectional Study. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni Tahun 2023
perempuan usia 0-12 bulan yang berjumlah 75 orang. Dengan jumlah sampel
A. Sosial Budaya
1. Pengertian
yang berarti daya dari budi sehingga dibedakan antara budaya yang
berarti daya dari budi berupa cipta, karsa, dan rasa dan kebudayaan yang
(Ranjabar, 2018).
pernah dihasilkan oleh mahluk manusia yang menguasai planet ini sejak
jaman ia muncul di muka bumi kira-kira empat juta tahun yang lalu,
10
11
2. Unsur-Unsur Kebudayaan
dasar, yaitu:
a. Kepercayaan
tersebut.
bergerak dari suatu titik awal menuju ke suatu titik tujuan (akhir).
Waktu bergerak kedepan karena itu ada kemajuan.Di sini orang tidak
b. Nilai
bangsa yang satu ke bangsa yang lain, maka berbeda pula pandangan
hidup bangsa yang satu dari bangsa yang lan. Perbedaan pandangan
sendiri, bukan kepada orang tua, kakek dan nenek, saudara dan
apayang harus dimakan dan apa yang harus dipakai, kapan dan
kehilangan kekuatan.
d. Teknologi
fisik, sosial, dan psikologis yang khas. Sebagai hasil penerapan ilmu,
e. Simbol
sama kalau dipakai untuk tujuan yang sama pun bisa berbeda sekali
f. Bahasa
bahasa.
g. Kesenian
Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, seni relief,
seni ukir, seni lukis, dan seni rias.Seni musik terdiri atas seni vokal
dan instrumental, sedangkan seni sastra terdiri atas prosa dan puisi.
Selain itu, terdapat seni gerak dan seni tari, yakni seni yang dapat
h. Religi
bangsa di luar Eropa adalah sisa dari bentuk-bentuk religi kuno yang
Louis Guttman. Skala ini mempunyai ciri penting, yaitu merupakan skala
kumulatif dan mengukur satu dimensi saja dari satu variabel yang multi
Skala Guttman yang disebut juga metode scalogram atau analisa skala
dimensi dari sikap atau sifat yang diteliti, yang sering disebut isi universal
untuk jawaban yang bersifat jelas, tegas dan konsisten. Misalnya: yakin-
Dengan kategori :
B. Pengetahuan
1. Defenisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari setelah tahu, dan ini terjadi orang
(Notoatmodjo, 2010).
2. Pembagian Pengetahuan
a. Tahu (know)
telah diterima yang bisa dikatakan suatu kata kerja untuk mengukur
dipelajari.
b. Memahami (comprehenssion)
c. Aplikasi (application)
d. Analisis (analysis)
e. Sintesis (synthesis)
f. Evaluasi (evaluation)
menjadi dua kelompok jika yang diteliti masyarakat umum, yaitu sebagai
berikut :
(Budiman, 2013).
C. Sunat Perempuan
perempuan. Dalam Islam khitan atau sunat berasal dari bahasa arab “Al-
khitan” yang merupakan isim masdar dari kata kerja “Khatana” yang
2017).
preputium clitoridis di atas uretra di farji atau kemaluan. Kata lain yang
20
sering digunakan adalah sunat dan istilah lain yang kurang dikenal yaitu
khifad yang berasal dari kata khafd, istilah ini khusus untuk khitan
atau perlukaan organ genital perempuan baik karena didasari oleh alasan
yaitu :
dengan atau tanpa eksisi sebagian atau seluruh klitoris. Dikenal juga
Tipe I dan III adalah tipe yang paling sering dilakukan di berbagai
negara., prosedur yang paling sering dilakukan adalah tipe II dan tindakan
yang sering dilakukan oleh tenaga medis adalah tipe IV (Juli, 2016).
perempuan di antaranya:
pisau, sembilu, bambu, kaca dan kuku, hingga alat modern seperti gunting
sunat perempuan pada usia anak 0-18 tahun, tergantung budaya setempat.
timbul sejak dahulu dari berbagai nilai, khususnya nilai agama dan nilai
a. Psikoseksual
b. Sosio logi
23
c. Hygiene
d. Mitos
e. Agama
oleh alat yang digunakan tidak steril, dan syok karena rasa nyeri saat
Ditinjau dari segi medis dan kesehatan, sunat perempuan tidak ada
pada laki- laki yaitu berguna untuk menjaga kebersihan dari alat kelamin
masyarakat setempat.
a. Psikoseksual
dan hubungan seks manusia (Rosidi dkk, 2008). Klitoris adalah organ
yang sangat sensitif seperti ujung zakar. Organ ini juga bisa ereksi,
akan gemar bersetubuh de ngan siapa saja, tidak bersih dan tidak
b. Sosiologi
kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagai mana sisten tersebut
Seorang gadis yang tidak disunat akan menjadi bahan gunjingan oleh
memiliki tingkah laku buruk, dan akan mengejar laki- laki. Bila
jaman Nabi Ibrahim hingga saat ini masih melakukan tradisi sunat
c. Hygiene
(Hindi, 2018).
d. Mitos
tidak disunat kan menjadi nakal dan genit. Mitos lain yang
2014).
28
2019).
e. Agama
tujuan bersih dari najis atau disebut dengan thahur yang artinya
pada repempuan adalah bagian dari ajaran Islam, sama seperti laki-
oleh Ahmad Bin Hanbal: “Khitan itu dianjurkan untuk laki- laki
yaitu dari Abu Daud meriwayatkan: “Potong sedikit kulit atas dan
jangan potong terlalu dalam agar wajahnya lebih bercahaya dan lebih
Dalam analisis dalil tidak ada hadits yang shahih sebagai dasar
Mengikuti ajaran Islam dalam perkara keci maupun besar adalah satu-
adanya Islam dan sebagai bagian dari proses mengislamkan, jika tidak
yang shahih, alasan medis yang kuat dan tidak sesuai dengan
D. Perilaku
1. Pengertian
sebagainya.
tugasnya.
pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang
orang lain.
causes). Perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor,
yakni:
poliklinik desa (Polindes), pos obat desa, dokter atau bidan praktik
tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas
acuan dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, dan para petugas,
pemeriksaan kehamilan.
3. Pembentukan Perilaku
akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari dengan
d. Trial : Orang (subjek) mulai mencoba perilaku baru sesuai dengan apa
E. Kerangka Teori
Faktor predisposisi:
- Pengetahuan
- Sikap
- Kepercayaan
- Nilai
- Sosial budaya
- Pendidikan
Perilaku orang
Pengetahuan orang tua
Faktor pemungkin: tua terhadap
tentang sirkumsisi pada
- Fasilitas sirkumsisi
bayi perempuan
kesehatan pada bayi
- Ketersediaan perempuan
Faktor yang
mempengaru sumber daya Dampak sirkumsisi pada
hi sirkumsisi kesehatan bayi perempuan
- Komitmen
orangtua bayi
- Keterampilan
yang terkait
dengan kesehatan
Faktor penguat:
- Dukungan
Keluarga
- Bidan
- Dukungan Kader
- Dukungan suami
- Petugas kesehatan
A. Kerangka Konsep
dalam rangka melihat Hubungan Sosial Budaya Dengan Perilaku Orang Tua
Puskesmas Ranah Salido Tahun 2023. Berikut kerangka konsep penelitian ini:
Sosial Budaya
Gambar 3.1
Kerangka Konsep
34
35
B. Defenisi Operasional
Tabel 3.1
Defenisi Operasional
Hasil Skala
Variabel Defenisi Operasinal Alat Ukur Cara Ukur
Ukur Ukur
Pengetahuan Segala sesuatu yang Kuesioner Wawancara Tinggi, bila Ordinal
diketahui orang tua nilai ≥ 50%
tentang sirkumsi pada
bayi perempuan
Rendah,
bila nilai <
50%
Sosial Kumpulan perilaku Kuesioner Wawancara Berpengaru Ordinal
Budaya masyarakat yang h, jika ≥
dilakukan secara terus mean
menerus oleh suatu
masyarakat dan Tidak
konsisten, faktor ini Berpengaru
muncul dari interaksi h, jika nilai
sosial di < mean
lingkungan sekitar.
Perilaku Kebiasaan orang tua Kuesioner Wawancara 0=Melakuk Ordinal
sikumsisi yang melakukan an
sikumsisi pada bayi sirkumsisi
perempuan.
1= Tidak
melakukan
sirkumsisi
C. Hipotesis Penelitian
Ha: Ada Hubungan Pengetahuan Dan Sosial Budaya Dengan Perilaku Orang
H0: Tidak Ada Hubungan Pengetahuan Dan Sosial Budaya Dengan Perilaku
fenomena yang terjadi dan mencoba menggali bagaimana fenomena itu bisa
1. Tempat Penelitian
Ranah Salido.
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari objek yang akan diteliti atau yang akan
seluruh Ibu yang mempunyai bayi pempuan usia 0-1 tahun yang berjumlah
75 orang.
36
37
2. Sampel
Kriteria Inklusi:
Kriteria Eklusi:
1. Sumber Data
a. Data primer
b. Data sekunder
2. Pengkodean (Coding)
selanjutnya.
Memasukkan data yang telah diberi kode kedalam tabel dan diolah
secara komputerisasi.
4. Processing
Data yang telah ditabulasi diolah secara manual atau computer agar
dapat dianalisis.
5. Pemeriksaan (Cleaning)
Data yang telah dientry dicek kembali untuk memastikan bahwa data
dianalisis.
39
F. Analisis Data
1. Analisis Univariat
menggunakan komputerisasi.
2. Analisis Bivariat
dibandingkan dengan nilai α, dimana nilai P value >α 0,05 berarti secara
statistik tidak ada hubungan bermakna dan apabila nilai P value ≤ α 0,05
Bidan Praktik Mandiri “M”. (2022). Profil Kesehatan Ibu dan Anak. Kabupaten
Pasaman Barat
Ilyas., Dewi, S.R., Asih, S.W., Walid, S. (2018). Sunat Pada Bayi Perempuan
oleh Tenaga Tradisional. Prosiding Seminar Nasional Peran dan
Tanggung Jawab Tenaga Kesehatan dalam Mendukung Program
Kesehatan Nasional. ISBN 978-602-6988-58-4
Puskesmas Ranah Salido. (2022). Profil Kesehatan Ibu dan Anak. Kabupaten
Pasaman Barat
Kepada Yth.
Ibu Calon Responden Penelitian
Di
Tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswa Sarjana Kebidanan
Universitas Sumatera Barat :
Nama : Maidawati
NIM : 1903013
Menyatakan bahwa, saya akan mengadakan penelitian dengan judul
“Hubungan Pengetahuan Dan Sosial Budaya Dengan Perilaku Orang Tua
Melakukan Sirkumsisi Pada Bayi Perempuan di BPM “M” Wilayah Kerja
Puskesmas Ranah Salido Tahun 2023”. Untuk itu saya meminta kesediaan Ibu
sebagai responden dalam penelitian ini. Penelitian ini tidak akan merugikan Ibu
sebagai responden dan kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga
dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
Apabila Ibu menyetujui untuk menjadi responden, maka dengan ini saya
mohon untuk kesediaan Ibu untuk menandatangani lembar persetujuan dan
menjawab pertanyaan pada surat ini. Atas perhatian dan kesediaan Ibu sebagai
responden, saya mengucapkan terimakasih.
Peneliti
Lampiran 3
FORMAT PERSETUJUAN
(Informed Consent)
Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negatif terhadap
saya dan keluarga. Saya tahu penelitian ini akan menjadi masukan bagi
( )
Lampiran 4
KUESIONER
A. Data Responden
Nama Anak :
Usia :
B. Penggetahuan
Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang ibu anggap paling benar?