Anda di halaman 1dari 36

KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat dan karunia– Nya, saya dapat menyelesaikan proposal skripsi ini yang
berjudul “Hubungan pengetahuan suami terhadap pijat perineum pada ibu hamil
trimester 3”. Tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya hingga
akhir zaman. Penulisan proposal skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi
syarat dalam penyusunan skripsi. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Susi Endrini, S.Si., M.Sc., PhD. selaku Rektor Universitas Abdurrab.
2. Azlaini Yus Nasution, M. Farm, Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi dan
Ilmu Kesehatan Universitas Abdurrab
3. Hotmauli, SST, M. Keb. selaku Kaprodi Kebidanan Program Sarjana
Fakultas Farmasi dan IlmiK Universitas Abdurrab
4. Ade Febriani, SST, M.Kes selaku Dosen Pembimbing skripsi pertama
sekaligus penguji pertama yang telah meluangkan waktu, memberikan
masukan dan bimbingan sehingga proposal skripsi ini dapat diselesaikan.
5. Birlian Dini MA Iballa, STr. Keb, M.Keb selaku Dosen Pembimbing kedua
sekaligus penguji kedua yang telah meluangkan waktu, memberikan
masukan dan bimbingan sehingga proposal skripsi ini dapat diselesaikan.
6. ………………………… selaku ketua penguji yang telah memberikan
masukan dan kritikan untuk perbaikan dalam penyusunan proposal skripsi
ini.
7. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberi kasih sayang, dorongan
moral, maupun, material dan semangat serta doa yang tiada henti kepada
peneliti dalam mencapai cita-cita.
8. Teman kos, rekan-rekan seperjuangan dan sealmamaterku beserta sahabat
seperjuangan Program Studi S1 Kebidanan Universitas Abdurrab
Pekanbaru, terimakasih atas bantuan dan dorongan kepada peneliti baik
selama mengikuti pendidikan maupun dalam menyelesaikan Karya

i
Proposal Skripsi. Semoga segala kebaikan mendapatkan balasan dari Allah
SWT.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga proposal skripsi ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Pekanbaru, 09 Desember 2023

(Windia Ningsihi)

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................................................................iii

DAFTAR TABLE ................................................................................................ v

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... vii

BAB I .................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 4

BAB II ................................................................................................................. 5

TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 5

2.1 Landasan Teori ........................................................................................... 5

2.1.1 Pengetahuan .................................................................................... 5

2.1.2 Kehamilan ....................................................................................... 9

2.1.3 Perineum ....................................................................................... 12

2.1.4 Pijat Perineum ............................................................................... 13

2.2 KERANGKA TEORI ............................................................................... 19

2.3 KERANGKA KONSEP ........................................................................... 19

2.4 HIPOTESIS PENELITIAN ...................................................................... 20

BAB III.............................................................................................................. 21

METODE PENELITIAN ................................................................................... 21

iii
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian............................................................ 21

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 21

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ....................................... 21

3.4 Alat dan Bahan Penelitian .................................................................... 23

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................ 23

3.6 Sumber Data Penelitian ........................................................................ 23

3.7 Pengolahan Data .................................................................................. 23

3.8 Analisis Data ....................................................................................... 24

3.9 Etika Penelitian .................................................................................... 25

3.10 Alur Penelitian ..................................................................................... 26

3.11 Jadwal Penelitian ................................................................................. 27

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 28

iv
DAFTAR TABLE

Table 3. 1 Definisi Operasional ......................................................................... 22


Table 3. 2 Alur Penelitian .................................................................................. 26
Table 3. 3 Jadwal Penelitian .............................................................................. 27

v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pijat Perineum ............................................................................... 18
Gambar 2.2 kerangka teori hubungan pengetahuan suami terhadap pijat perineum
pada ibu hamil trimester 3 .................................................................................. 19
Gambar 2.3 kerangka konsep hubungan pengetahuan suami terhadap pijat perineum
pada ibu hamil trimester 3 .................................................................................. 20

vi
DAFTAR LAMPIRAN

vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pijat perineum merupakan teknik memijat pada bagian perineum saat hamil
atau beberapa waktu sebelum persalinan dapat meningkatkan perubahan
hormonal sehingga dapat melembutkan jaringan ikat, jaringan perineum
menjadi lebih elastis dan lebih mudah teregang. Elastisitas perineum yang
meningkat dapat mencegah terjadinya robekan perineum atau tindakan
episiotomy (Nurun Ayati Khasanah, Fitria Edni Wari, 2020).
Pijat perineum (perineal massage) merupakan salah satu cara untuk
mencegah kejadian ruptur perineum atau episiotomi saat persalinan, dengan
teknik yang mudah dan tidak membutuhkan kekuatan maksimum otot ibu
sehingga ibu tidak mudah Lelah (Suliswati et al., 2023).
Perineum adalah salah satu jalur yang dilalui pada saat proses persalinan
dapat robek ketika melahirkan atau secara sengaja digunting guna melebarkan
jalan keluarnya bayi (episiotomi). Pada beberapa kasus ruptur ini menjadi lebih
berat, vagina mengalami laserasi dan perineum sering robek terutama pada
primigravida, ruptur dapat terjadi secara spontan selama persalinan pervaginam
(Savitri et al., 2015). Sedangkan luka perineum itu sendiri akan mempunyai
dampak tersendiri bagi ibu yaitu gangguan ketidaknyamanan (Nurhamida Fithri
& Simamora, 2022).
Laserasi perineum merupakan penyebab perdarahan kedua setelah atonia
uteri, hal ini sering terjadi pada primigravida karena pada primigravida
perineum masih utuh, belum terlewati oleh kepala janin sehingga akan mudah
terjadi robekan perineum. Jaringan perineum pada primigravida lebih padat dan
lebih resisten dari pada multipara. Luka laserasi biasanya ringan tetapi dapat
juga terjadi luka yang luas yang dapat menimbulkan perdarahan sehingga
membahayakan jiwa ibu (Mutmainah et al., 2019).
Dampak dari robekan perineum antara lain meningkatkan pendarahan,
menambah dalamnya laserasi perineum, menambah resiko kerusakan spincher
ani, menambah rasa sakit pada hari-hari pertama masa post partum, dan

1
meningkatkan resiko infeksi. Robekan jalan lahir juga diakibatkan oleh robekan
spontan perineum, trauma forsep atau vakum ekstraksi, versi ekstraksi dan
episiotomi (Mustikawati et al., 2020).
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah robekan pada
perineum saat bersalin adalah dengan atau pijat perineum. Pijat perineum adalah
salah satu cara yang paling kuno dan paling pasti untuk meningkatkan
kesehatan, aliran darah, elastisitas, dan relaksasi otot-otot dasar panggul. Jika
sampai terjadi ruptur perineum, pemijatan perineum dapat mempercepat proses
penyembuhan perineum (Yunifitri et al., 2022).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) terjadi 2,7 juta kasus
ruptur perineum pada ibu bersalin. Angka ini diperkirakan mencapai 6,3 juta
pada tahun 2050. Seiring dengan semakin tingginya bidan yang tidak
mengetahui asuhan kebidanan dengan baik. Di Amerika 26 juta ibu bersalin
yang mengalami ruptur perineum, 40% diantaranya mengalami ruptur
perineum. Di Asia ruptur perineum juga masalah yang cukup banyak dalam
masyarakat, 50% dari kejadian ruptur perineum di dunia terjadi di Asia.
Prevalensi ibu bersalin yang mengalami ruptur perineum di Indonesia dengan
kejadian infeksi luka jahitan sebanyak 5% dan perdarahan sebanyak 7% dan
kematian pada ibu postpartum sebanyak 8% (Sari et al., 2023).
Di Indonesia laserasi perineum dialami oleh 75% ibu melahirkan
pervaginam,ditemukan bahwa dari total 1951 kelahiran spontan pervaginam,
57% ibu mendapat jahitan perineum 28% karena episiotomy dan 29% karena
robekan spontan (Siti Amalia & Ninsah Mandala Putri Sembiring, 2023).
Tingkat kejadian ibu bersalin di Indonesia yang mengalami laserasi pada
perineum menurut umur 25-30 tahun sekitar 25% sedangkan pada ibu bersalin
usia 31-39 tahun sebanyak 64%. Perdarahan pada ibu pascasalin masih
disebabkan oleh laserasi jalan lahir (Jamir & Tajuddin, 2021).
Di Provinsi Riau, jumlah kematian ibu meningkat pada tahun 2020
mencapai 129 orang kematian ibu di Propinsi Riau, yang menunjukkan
peningkatan 39,53% dari jumlah kematian. Jumlah kematian ibu pada tahun
2021 mencapai 180 orang, meningkat dari 129 orang pada tahun 2020 dan 125

2
orang pada tahun 2019. Jumlah kematian dalam fase nifas tertinggi adalah 52%,
fase hamil adalah 31%, dan fase bersalin adalah 17%. Jumlah kematian ini terus
meningkat selama empat tahun terakhir. Jumlah kasus kematian ibu berdasarkan
fase kehamilan, persalinan, dan nifas tertinggi adalah pada saat nifas, yang
mencapai 95 kasus, atau 52,77% dari total (Dinkes Prov, 2021). Data dari
Dinkes Kesehatan Provinsi Riau, sekitar 35,63% penyebab perdarahan post
partum adalah perlukaan jalan lahir, baik dengan tindakan episiotomi maupun
robekan spontan (Susilawati & Ilda, 2019).
Berdasarkan pada penelitian terdahulu dengan penelitian yang berjudul
“ Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pijat perineum di wilayah kerja
puskesmas pekauman banjarmasin “ dapat di simpulkan bahwa responden di
wilayah kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin memiliki pengetahuan yang
paling sedikit, yaitu kategori kurang sebanyak 18 Ibu hamil (60%), dan tingkat
pengetahuan terendah, yaitu kategori pengetahuan baik, terdiri dari 1 Ibu hamil
(3,33%). Fakta bahwa responden memiliki pemahaman yang luas tentang
berbagai media, yang dapat diakses secara efektif melalui internet, makalah,
iklan, dan sumber lainnya, menunjukkan pengetahuan yang baik dari
responden. Selain itu, teman, tetangga, dan orang-orang di lingkungannya
memberikan informasi. Peneliti menemukan bahwa sebanyak 18 orang (60%)
dari ibu tidak tahu tentang pijat perineum (Dahlia, 2016).
Berdasarkan pada penelitian terdahulu dengan penelitian yang berjudul
“ Gambaran pengetahuan pelaksanaan pijat perineum pada ibu hamil trimester
iii di pmb katarina p simanjuntak “ dapat disimpulkan mayoritas
berpengetahuan kurang 23 responden (76,7%). Dalam ini perlunya peningkatan
pengetahuan ibu tentang pijat perineum pada ibu hamil trimester III
dikarenakan pengetahuan mempengaruhi pengetahuan pelaksanaan pijat
perineum pada ibu hamil tm 3. Sehingga terhindar terjadinya laserasi perineum
yang dapat mengakibatkan perdarahan (Amalia Yunia Rahmawati, 2020).
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Hubungan Pengetahuan Suami Terhadap Pijat Perineum
pada Ibu Hamil Trimester 3 di Kota Pekanbaru”.

3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas,maka dapat dirumuskan masalah
penelitian ini adalah : “Bagaimana Hubungan Pengetahuan Suami Terhadap
Pijat Perineum Pada Ibu Hamil Trimester 3 di Kota Pekanbaru? “.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahaun suami terhadap pijat
perineum pada ibu hamil trimester 3 di kota pekanbaru.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi hubungan pengetahuan suami terhadap pijat
perineum pada ibu hamil trimester 3 di kota pekanbaru.
2. Menganalisa hubungan pengetahuan suami terhadap pijat perineum
pada ibu hamil trimester 3 di kota pekanbaru.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Diharapkan penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan
pengalaman serta menjadi bahan untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan
yang telah didapat selama perkuliahan.
1.4.2 Bagi Responden
Diharapkan menambah pengetahuan suami dan ibu hamil mengenai
pijat perineum pada perubahan perilaku serta meningkatkan derajat
kesehatan.
1.4.3 Bagi Tempat Penelitian
Diharapkan dapat memberikan informasi kepada instansi terkait
dalam menetapkan kebijakan kesehatan khususnya melakukan pijat
perineum pada ibu hamil.
1.4.3 Bagi Institusi
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah informasi dan
referensi bacaan bagi semua pihak yang membutuhkan sebagai bahan
koreksi bagi penelitian selanjutnya.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang
sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia,
apa alam, dan sebagainya. Pengetahuan hanya bisa menjawab
pertanyaan apa sesuatu itu (Nuraeni et al., 2017).
Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia berasal dari upaya manusia
untuk menemukan kebenaran atau masalah. Pada dasarnya, kegiatan
atau upaya manusia untuk menemukan kebenaran atau masalah adalah
bagian dari sifat manusia. manusia itu sendiri atau, lebih tepatnya,
keinginan manusia akan memotivasi manusia untuk mendapatkan
segala sesuatu yang mereka inginkan. Untuk Percobaan manusia untuk
membedakan manusia satu sama lain untuk mewujudkan keinginan itu.
Dalam definisi yang lebih luas, pengetahuan adalah yang dapat dimiliki
oleh makhluk hidup (Darsini et al., 2019).
2. Tingkat Pengetahuan
Ilmu kognitif memiliki enam tingkatan, mulai dari yang sederhana
hingga yang kompleks, yaitu:
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu,
tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang rendah. Kata kerja
untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,
menyatakan, tersebut.

5
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
faham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari kriteria–kriteria yang telah ada.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan
hukum – hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam
konteks atau situasi yag lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam
satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari pengguna kata kerja,
seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian – bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi –
formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat
merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan
sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan – rumusan yang telah
ada.

6
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian– penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang
ditentukan sendiri, atau menggunakan (Nuraeni et al., 2017).
3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain :
a. Usia
Usia adalah individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai
saat berulang tahun semakin cukup umur tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang atau lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa
akan dipercaya dari orang yang belum cukup umurnya. Hal ini
sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwa.
b. Jenis Kelamin
Jenis kelamin terutama berkaitan dengan perilaku model bahwa
individu melakukan modeling sesuai dengan jenis seksnya. Dalam
proses konseling faktor modeling ini sangat penting dalam upaya
pembentukan tingkah laku baru.
c. Tingkat Pendidikan
Pendidikan seseorang mempengaruhi cara pandangnya terhadap diri
dan lingkungannya. Karena itu akan berbeda sikap klien yang
berpendidikan tinggi dibandingkan yang berpendidikan rendah
dalam menyikapi proses dan berinteraksi selama konseling
berlangsung.
d. Status Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi berpengaruh terhadap tingkah lakunya.
Individu yang berasal dari keluarga yang status ekonominya baik
dimungkinkan lebih memiliki sikap positif memandang diri dan

7
masa depannya dibandingkan dengan mereka yang berasal dari
keluarga dengan status sosial ekonomi rendah.
e. Sosial Budaya
Sosial budaya termasuk didalamnya pandangan keagamaan,
kelompok etnis dapat mempengaruhi proses konseling, khususnya
dalam Sosial Budaya Sosial budaya termasuk didalamnya
pandangan keagamaan, kelompok etnis dapat mempengaruhi proses
konseling, khususnya dalam
f. Informasi
Informasi akan memberikan pengaruh terhadap pengetahuan
seseorang. Meskipun seseorang mempunyai pendidikan yang
rendah tetapi ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai
media seperti televisi, radio atau surat kabar serta informasi yang
didapatkan secara langsung dari sumbernya maka hal itu akan dapat
meningkatkan pengetahuan seseorang (Nuraeni et al., 2017).
4. Cara Pengukuran Pengetahuan
Menurut (Notoadmodjo,2007) ,pengukuran pengetahuan dapat
dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tenatng
isi materi yang akan di ukur dari subyek penelitian atau responden.
Kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat
kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan. Tingkat pengetahuan
dibagi menjadi tiga adalah sebagai berikut ini :
a. Tingkat pengetahuan baik
Tingkat pengetahuan baik adalah tingkat pengetahuan dimana
seseorang mampu mengetahui, memahami, mengaplikasi,
menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasikan. Tingkat
pengetahuan dapat dikatakan baik jika seseorang mempunyai 76-
100% pengetahuan.
b. Tingkat pengetahuan cukup
Tingkat pengetahuan cukup adalah tingkat pengetahuan dimana
sesorang mengetahui, memahami, tetapi kurang mengaplikasi,

8
menganalisis, mengintesis, dan mengevaluasi. Tingkat
pengetahuan dapat dikatakan sedang jika seseorang mempunyai
56-75% pengetahuan.
c. Tingkat pengetahuan kurang
Tingkat pengetahuan kurang adalah tingkat pengetahuan dimana
sesorang kurang mampu mengetahui, memahami, mengaplikasi,
menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi. Tingkat
pengetahuan dapat dikatakan kurang jika seseorang mempunyai
<56% pengetahuan (Yusuf Sukman, 2017).
2.1.2 Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Masa kehamilan adalah periode dari konsepsi hingga kelahiran
janin. Lama kehamilan normal adalah 280 hari, atau 40 minggu, atau 9
bulan 7 hari, dari hari pertama menstruasi terakhir (HPMT) (Arum,
2019).
Menurut Faderasi Obstetri Ginekologi International, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari
saat fertilisasi sampai dengan lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu. Kehamilan terbagi dalam 3
trimester, dimana trimester 1 berlangsung dalam 12 minggu, trimester
kedua 15 minggu (minggu ke- 13 sampai ke-27) dan trimester ketiga
berlangsung 13 minggu (minggu ke-28 sampai minggu ke-40) (Arum,
2019).
2. Tanda Gejala Kehamilan
Tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi 3 :
a. Tanda-tanda presumtif (dugaan) hamil
1) Ameneora (tidak dapat haid)
2) Mual dan muntah (nausea dan emesis)
3) Mengidam
4) Tidak tahan suatu bau

9
5) Pingsan
6) Tidak ada selera makan
7) Lelah / letih
8) Payudara tegang
9) Sering buang air kecil
10) Konstipasi sering
11) Pigmenrasi kulit.
b. Tanda-tanda tidak pasti/kemungkinan kehamilan
1) Perut membesar
2) Uterus membesar
3) Tanda Chadwick, vulva dan vagina kebiruaan
4) Kontraksi-kontraksi kecil uterus
5) Test kehamilan.
c. Tanda Positif (Tanda pasti hamil)
1) Gerakan janin
2) Denyut jantung janin
3) Terlihat adanya gambaran janin melalui USG,(Arum, 2019).
3. Usia Kehamilan
Kehamilan berlangsung selama 9 bulan menurut kalender
internasional atau 10 bulan menurut kalender internasional, atau sekitar
40 minggu. Periode kehamilan ini dibagi menjadi tiga periode bulanan,
atau periode kehamilan penuh. trimester. Minggu pertama dari trimester
pertama disebut sebagai trimester pertama. Minggu ketiga belas dari
trimester kedua adalah minggu keempat belas hingga ke tanggal dua
puluh enam, sementara trimester ketiga, atau minggu ketiga puluh
tujuh, mengakhiri kehamilan cukup 38 hingga 40 minggu.
a. Usia kehamilan trimester I (0-3 bulan/ 1-13 minggu)
Selama trimester pertama kehamilan, sel telur yang telah dibuahi
mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam tiga fase: fase
ovum, fase embrio, dan fase janin. Fase ovum terjadi antara sepuluh
hingga dua belas hari setelah pembuahan dan ditunjukkan dengan

10
proses pembelahan sel yang disebut zigot. Fase embrio terjadi
setelah pembuahan sampai implamasi dinding uterus. Fase embrio
terjadi setelah pembentukan organ utama, seperti jantung, paru-paru,
Selama trimester kedua kehamilan, pemeriksaan rutin yang
dilakukan oleh dokter atau bidan bertujuan untuk mengetahui
kondisi kesehatan ibu yang sedang hamil sehingga memungkinkan
untuk melanjutkan kehamilan atau tidak.
b. Usia kehamilan trimester II (4-6 bulan / 14-26 minggu)
Trimester kedua kehamilan adalah periode pertumbuhan yang cepat.
Saat ini, bunyi jantung janin sudah terdengar, gerakan janin jelas,
dan panjangnya sekitar 30 cm. dan saat itu beratnya kurang lebih
600 gram, dokter dan bidan biasanya memeriksa berat dan tekanan
darah, tes urin, detak jantung ibu dan janin, dan kaki dan tangan
untuk mengidentifikasi adanya odema dan gejala yang umum.
Pemeriksaan ini memiliki tujuan untuk mengetahui kemungkinan
penyakit yang mengganggu perkembangan dan pertumbuhan janin
pada di akhir kehamilan.
c. Usia kehamilan trimester III (7-9 bulan/ 27-40 minggu)
Trimester ketiga kehamilan adalah saat organ-organ janin tumbuh
dan menyempurnakan bentuknya untuk siap dilahirkan. Pada
trimester ini, berat janin mencapai 2,5 kg dan semua sistem tubuh
yang mengatur kehidupan sudah berjalan. sempurna. Karena
perubahan ini, pemeriksaan rutin biasanya dilakukan dua kali
seminggu. Ini dirancang untuk memantau lebih dekat perkembangan
dan pertumbuhan janin, kondisi fisik dan mental calon ibu, dan
kemungkinan yang akan terjadi pada calon ibu dan janin selama sisa
kehamilan dan setelah persalinan (Arum, 2019).

11
2.1.3 Perineum
1. Pengertian Perineum
Perineum adalah daerah yang terletak antara vulva dan anus, panjangnya
rata-rata 4 cm. Perineum merupakan daerah tepi bawah vulva dengan tepi
depan anus. Perineum meregang pada saat persalinan kadang perlu dipotong
(episiotomi) untuk memperbesar jalam lahir dan mencegah robekan. Ruptur
perinum adalah robeknya perineum pada saat janin lahir. Berbeda dengan
episiotomi, robekan ini sifatnya traumatik karena perineum tidak kuat
menahan regangan pada saat janin lewat (Fitri, 2014).
Robekan perineum terjadi secara spontan maupun sengaja digunting
untuk melebarkan jalan lahir saat persalinan (Dahlia, 2016). Berbagai
macam metode alternatif untuk mengurangi robekan perineum pada saat
proses persalinan seperti metode akupuntur, lamaze, Dick Read dan water
birth. Selain itu, saat ini juga telah dilakukan metode alternatif saat hamil
adalah melakukan senam hamil, senam kegel, yoga prenatal dan perineum
massage (Dahlia, 2016).
2. Faktor-Faktor Terjadinya Robekan Perineum
Robekan perineum dapat terjadi karena beberapa faktor, diantaranya
adalah faktor ibu, faktor janin, dan faktor penolong persalinan.
a. Faktor Ibu
Faktor ibu yang terdiri dari usia ibu, jarak kelahiran, paritas, partus
presipitatus dengan kepala janin besar, posisi dan cara meneran yang
tidak tepat.
b. Faktor Penolong
Faktor penolong persalinan yaitu teknik pimpinan persalinan yang
tidak tepat.
c. Faktor Janin
Faktor janin yang terdiri dari berat badan bayi baru lahir, distosia
bahu dan presentasi defleksi (MPOC et al., 2020).

12
3. Komplikasi Robekan Perineum
Resiko komplikasi yang mungkin terjadi jika robekan perineum tidak
segera diatasai, yaitu :
a. Perdarahan
Perdarahan yang berasal dari jalan lahir selalu harus dievaluasi
sehingga dapat diatasi. Perdarahan yang berasal dari perineum,
vagina, serviks, dan robekan uterus (ruptur uteri). Perdarahan dapat
dalam bentuk hematoma, dan robekan jalan lahir dengan pendarahan
bersifat arterial atau pecahnya pembuluh darah vena.
b. Fistula
Fistula dapat terjadi tanpa diketahui penyebabnya karenaperlukaan
pada vagina menembus kandung kencing atau rektum. Jika kandung
kencing luka, maka air kencing akan segera keluar melalui vagina.
Fistula dapat menekan kandung kencing atau rektum yang lama
antara kepala janin dan panggul, sehingga terjadi iskemia.
c. Hematoma
Hematoma dapat terjadi akibat truma partus pada persalinan karena
adanya penekanan kepala janin serta 23 tindakan persalinan yang
ditandai dengan nyeri pada perineum dan vulva.
d. Infeksi
Infeksi pada masa nifas adalah peradangan di sekitar alat genital
pada kala nifas. Perlukaan pada persalinan merupakan tempat
masuknya kuman ke dalam tubuh sehingga menimbulkan infeksi
(MUNIKASAR, 2018).

2.1.4 Pijat Perineum


1. Pengertian Pijat Perineum
Pijat perineum (perineal massage) merupakan salah satu cara untuk
mencegah kejadian ruptur perineum atau episiotomi saat persalinan, dengan
teknik yang mudah dan tidak membutuhkan kekuatan maksimum otot ibu
sehingga ibu tidak mudah Lelah (Suliswati et al., 2023).

13
Pijat perineum adalah salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan,
aliran darah, elastisitas, dan relaksasi otot-otot dasar panggul. Teknik ini,
jika dilatih pada tahap akhir kehamilan (mulai minggu ke-34) sebelum
persalinan, juga akan membantu mengenali dan membiasakan diri dengan
jaringan yang akan dibuat rileks dan bagian yang akan dilalui oleh bayi
(Mutmainah et al., 2019).
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah robekan pada
perineum saat bersalin adalah dengan atau pijat perineum. Pijat perineum
adalah salah satu cara yang paling kuno dan paling pasti untuk
meningkatkan kesehatan, aliran darah, elastisitas, dan relaksasi otot-otot
dasar panggul. Jika sampai terjadi ruptur perineum, pemijatan perineum
dapat mempercepat proses penyembuhan perineum (Mutmainah et al.,
2019)
2. Manfaat Pijat Perineum
Pijat perineum pada kehamilan dapat meningkatkan elastis perineum
dan menurunkan trauma perineum. Sehingga dengan melakukan pijat
perineum efektif dapat mengurangi robekan perineum selama proses
persalinan (Dewi et al., 2015).
Jaringan ikat pada perineum menyatukan jaringan yang lain yang
berbeda melalui akumulasi protein dan zat yang mirip gel yang
disekresikan dari fibrolast kedalam ruangan yang mengelilingi sel. Zat
protein yang disekresikan mencakup kolagen, suatu serabut putih yang
tebal dan berfungsi sebagai penunjang structural, elastis, protein yang
dapat direngangkan yang memungkinkan jaringan melentur sewaktu
direngangkan yang memungkin organ mengakomadasi peningkatan
volume. Zat serupa gel, sebagian besar terdiri atas asam hialoronat,
terdapat berselang seling diseluruh ruangan interstinum untuk
mempertahankan air dan berfungsi sebagai penunjang dan pelindung
(Dewi et al., 2015).
Manfaat dari pijat perineum yaitu mencegah terjadinya ruptur perineum
maupun episiotomi. Pijat perineum juga dapat meningkatkan aliran darah,

14
melunakkan jaringan di sekitar perineum ibu dan membuat elastis semua
otot yang berkaitan dengan proses persalinan termasuk kulit vagina. Saat
semua otot-otot itu menjadi elastis, ibu tidak perlu mengejan terlalu keras
cukup pelan-pelan saja bahkan bila prosesnya lancar ruptur pada perineum
tidak terjadi dan vagina tidak perlu dijahit (Mustikawati et al., 2020).
Manfaat atau keuntungan dari pijat perineum diantaranya adalah :
a. Kemungkinan melahirkan bayi dengan perineum utuh.
b. Dapat dilakukan sebagai ritual hubungan seksual.
c. Teknik ini digunakan untuk membantu merenggangkan dan
mempersiapkan kulit perineum pada saat proses persalinan.
d. Teknik ini bukan hanya membantu mempersiapkan jaringan
perineum, tapi juga membantu anda untuk mempelajari sensasi saat
proses persalinan. Dengan demikian akan membantu untuk lebih
rileks dalam menghadapi proses persalinan nanti.
e. Menstimulasi aliran darah ke perineum yang akan membantu
mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan.
f. Membantu ibu lebih santai saat dilakukan pemeriksaan vagina
(Vagina Toucher).
g. Membantu menyiapkan mental ibu terhadap tekanan dan regangan
perineum di kala kepala bayi akan keluar.
h. Menghindari kejadian episiotomi atau robeknya perineum di kala
melahirkan dengan meningkatkan elastisitas perineum
(MUNIKASAR, 2018).
3. Waktu Pemijatan Perineum
Pijat perineum sebaiknya dimulai sejak 6 minggu sebelum tanggal
persalinan atau saat umur kehamilan lebih dari 34 minggu. Lakukan 5-6 kali
seminggu, kemudian semakin intens menjadi setiap hari pada 2 minggu
terakhir menjelang hari H dengan durasi sebagai berikut:
a. Minggu pertama 5 menit.
b. Sisa seminggu menjelang persalinan 5-10 menit.

15
c. Berhenti pada saat ketuban pecah atau persalinan di mulai
(MUNIKASAR, 2018).
4. Cara Melakukan Pemijatan Perineum
a. Peralatan yang dibutuhkan
Sebelum melakukan pijat perineum ada beberapa hal yang harus
dipersiapkan, adapun yang harus dipersiapkan tersebut adalah:
1) Minyak pijat yang hangat, misalnya essential oil khusus untuk
persalinan. Pilihlah yang tanpa aroma.
2) Beberapa bantal agar posisi ibu lebih nyaman.
b. Posisi ibu untuk pijat perineum
Jika ibu melakukan pemijatan sendiri, posisinya adalah berdiri
dengan satu kaki diangkat dan ditaruh di tepi bak mandi atau kursi.
Gunakan ibu jari untuk memijat. Jika dipijat pasangan, posisi ibu
sebaiknya setengah berbaring. Sangga punggung, leher, kepala dan
kedua kaki dengan bantal. Regangkan kaki, kemudian taruh bantal
di bawah setiap kaki. Gunakan jari tengah dan telunjuk atau kedua
jari telunjuk pasangan untuk memijat.
1) Petunjuk umum
Adapun petunjuk umum sebelum dilakukannya pijat
perineum diantaranya adalah :
a) Pertama kali gunakan cermin untuk mengidentifikasi daerah
perineum.
b) Jika ibu merasa tegang, silahkan mandi dengan air hangat
atau kompres hangat pada perineum selama 5-10 menit.
c) Jika ibu memiliki luka bekas episiotomi pada persalinan
sebelumnya, maka fokuskan untuk memijat pada daerah
tersebut. Jaringan parut bekas luka episiotomi menjadi tidak
begitu elastis sehingga memerlukan perhatian yang eksrta.
d) Posisi persalinan sangat mempengaruhi terjadinya robekan
pada jalan lahir.

16
e) Jika ibu melakukan pijat sendiri, paling mudah
menggunakan jari-jari telunjuk.
2) Teknik pelaksanaan
Adapun teknik pelaksanaan pijat perineum adalah cukup
mudah, sebelum mulai memijat perineum, sebaiknya potong
pendek kuku jari-jari tangan anda, lalu cuci kedua tangan dengan
sabun sehingga bersih. Identifikasi daerah perineum (bisa dibantu
dengan cermin). Siapkan posisi senyaman mungkin. Posisi
setengah berbaring, sangga punggung, leher dan kedua kaki
dibantal. Regangkan kaki, kemudian taruh bantal dibawah setiap
kaki. Gunakan jari tengah dan telunjuk atau kedua jari telunjuk
pasangan untuk memijat. Setelah itu, barulah memulai memijat,
dengan urutan sebagai berikut :
a) Oleskan minyak pada daerah perineum.
b) Tarik nafas dan rileks. Lalu, dengan hati-hati dan tetap yakin
mulailah memijat daerah tersebut.
c) Masukkan ibu jari kedalam perineum sekitar 3-4 cm
(maksimal 7cm) dengan posisi di tekuk, sementara jari
lainnya berada di luar perineum.
d) Dengan mempertahankan tekanan yang mantap, tekan pada
daerah perineum kearah bawah (rektum) dan kesamping
secara terus menerus. Pijatan tidak boleh terlalu keras dapat
mengakibatkan pembengkakan pada jaringan perineum.
Pada awalnya terasa kencangnya otot-otot di daerah ini,
seiring berjalannya waktu dan semakin sering latihan
jaringan ini akan melemas.

17
Gambar 2. 1 Pijat Perineum
e) Rasakan sampai timbul rasa hangat.
f) Terus tekan dengan jari. Lalu, pijat perlahan dan dengan
lembut kearah bagian bawah vagina.
g) Hindari daerah saluran kemih karena akan menyebabkan
iritasi.
h) Dengan mempertahankan tekanan yang mantap, gerakan ibu
jari atau telunjuk kedalam vagina membentuk U kearah
bawah, selama 1-2 menit (20-30 kali).
i) Lakukan pemijatan kearah luar perineum seperti proses jalan
akan lahir.
j) Setelah dilakukan pemijatan di perineum bagian dalam,
lanjutkan pada bagian luar.
Setelah pemijitan selesai, lakukan kompres hangat pada jaringan
perineum selama kurang lebih 10 menit. Lakukan secara perlahan dan
hati-hati. Kompres hangat ini akan meningkatkan sirkulasi darah
sehingga otot-otot di daerah perineum kendor (tidak berkontraksi atau
tegang) (MUNIKASAR, 2018).

18
2.2 KERANGKA TEORI
Kerangka teori merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang
penting (Ahyar et al., 2020).

Pengetahuan suami
pijat perineum

Faktor yang mempengaruhi Factor – Faktor terjadinya


pengetahuan : robekkan perineum :
1. Pendidikan 1. Factor ibu
2. Pekerjaan 2. Factor penolong
3. Umur 3. Factor janin
4. Paritas
5. Pengetahuan

Keterangan :

: Diteliti : Diteliti

: Tidak diteliti : Tidak diteliti

Gambar 2. 2 kerangka teori hubungan pengetahuan suami terhadap pijat


perineum pada ibu hamil trimester 3
2.3 KERANGKA KONSEP
Kerangka konsep adalah sebuah kerangka yang didalamnya menjelaskan
konsep yang terdapat pada asumsi teoritis, yang kemudian digunakan untuk
mengistilahkan unsur yang terdapat dalam objek yang akan diteliti serta
menunjukkan adanya hubungan antara konsep tersebut (Ahyar et al., 2020).

19
Variabel Independen Variabel Dependen
(Variabel Bebas) (Variabel Terikat)

Pengetahuan suami Pijat perineum

Gambar 2. 3 kerangka konsep hubungan pengetahuan suami terhadap pijat


perineum pada ibu hamil trimester 3

2.4 HIPOTESIS PENELITIAN


Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan (Ahyar et al., 2020).
Ha : Adanya hubungan pengetahuan suami terhadap pijat perineum pada
ibu hamil trimester 3 di kota pekanbaru.

Ho : Tidak ada hubungan pengetahuan suami terhadap pijat perineum


pada ibu hamil trimester 3 di kota pekanbaru.

20
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode Survei
Analitik. metode penelitian survei analitik adalah survei ataupun penelitian
yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena Kesehatan itu
terjadi. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan antara satu variabel
dengan variabel yang lain. Rancangan penelitian ini menggunakan
pendekatan cross-sectional peneliti melakukan observasi atau pengukuran
variabel pada satu saat tertentu yang artinya bahwa tiap subjek hanyalah
diobservasi satu kali saja dan pengukuran variabel subjek dilakukan pada
saat pemeriksaan (Ahyar et al., 2020). Penelitian ini menilai hubungan
pengetahuan suami terhadap pijat perineum pada ibu hamil trimester 3 di
kota pekanbaru.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini akan di laksanakan di Kota Pekanbaru.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan setelah peneliti lulus ujian proposal
dan mendapatkan izin melaksanakan penelitian dari dosen
pembimbing.
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.2.3 Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang bervariasi atau berubah
nilainya. Karena suatu variabel mewakili kualitas yang dapat
menunjukkan perbedaan nilai, berupa besar atau kekuatannya.
Secara umum variabel adalah segala sesuatu yang mungkin
diasumsikan dengan nilai numerik atau kategori yang berbeda
(Ahyar et al., 2020).

21
3.2.4 Definisi Operasional
Definisi operasional sangat diperlukan karena konsep, objek atau
kondisi penelitian dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda-
beda untuk setiap peneliti (Ahyar et al., 2020).

Table 3. 1
Definisi Operasional
Variable Definisi Alat Ukur Cara Skala Hasil
Operasiona Ukur Ukur
Variable Segala Kuensioner Skor : Ordinal Kategori :
Independen: sesuatu 1: ya Baik: 76 –100%
Pengetahuan yang 0: tidak Cukup: 56 –75 %
suami diketahui Kurang: < 56%
suami yang
memiliki
ibu hamil
trimester
III tentang
pijat
perineum
Variable suami Kuensioner Skor : Ordinal Kategori :
Dependen: yang 1 : Ya Baik: 76 –100%
Pijat perineum memiliki 0 : Tidak Cukup: 56 –75 %
pada ibu hamil ibu hamil Kurang: < 56%
trimester 3 trimester
III dalam
melakukan
pijat
perineum

22
3.4 Alat dan Bahan Penelitian
3.4.1 Alat dan bahan penelitian
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner.
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
3.5.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah seluruh subjek (manusia, binatang percobaan, data
laboratorium, dan lain-lain) yang akan diteliti dan memenuhi
karakteristik yang ditentukan . Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh suami yang memiliki ibu hamil trimester 3 mulai dari bulan
Januari s/d April 2024.
3.5.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Ahyar
et al., 2020). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
digunakan Total Sampling yaitu cara pengambilan sampel dengan
mengambilan anggota populasi semua menjadi sampel. Minimal sampel
pada penelitian ini adalah sebanyak 30 responden.
3.6 Sumber Data Penelitian

3.6.1 Data Primer


Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner
kepada suami yang memiliki ibu hamil trimester 3 di wilayah kerja
Puskesmas di Kota Pekanbaru.
3.6.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber – sumber
peneliti dalam penelitian ini sumber data primer yang diambil dari data
Dinas Kesehatan Pekanbaru dan data laporan Puskesmas Kota
Pekanbaru.
3.7 Pengolahan Data
Sebelum dianalisis data diolah terlebih dahulu, kegiatan mengelola
data,meliputi:
3.7.1 Editing
Mempersiapkan data yang sudah diperoleh sebelum dilakukan

23
pengolahan data lebih lanjut. Dimana peneliti harus mengecek
kembali kelengkapan data.
3.7.2 Scoring
Scoring adalah pemberian skor atau nilai pada masing-masing
jawaban responden.
3.7.3 Coding
Coding adalah memberi kode pada data, dilakukan dengan tujuan
merubah data kualitatif menjadi data kuantitatif (kuantifikasi data) atau
membedakan aneka karakter untuk identitas responden diganti kode
dengan memberikan nomor urut pada lembar kuesioner untuk menjaga
kerahasiaan responden.
3.7.4 Tabulating
Tabulating adalah data dikumpulkan dan dikelompokkan dalam
bentuk tabel. Termasuk dalam kegiatan ini adalah memberikan skor
terhadap item-item yang perlu diberi skor dan memberi kode terhadap
item-item yang diberi skor.
3.8 Analisis Data

Analisa data merupakan media untuk menarik kesimpulan dari seperangkat


data hasil pengumpulan, meliputi analisis Univariat dan analisis Bivariat :
3.8.1 Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui hubungan
pengetahuan suami terhadap pijat perineum pada ibu hamil trimester 3
di kota pekanbaru.
3.8.2 Analisis Bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan
pengetahuan suami terhadap pijat perineum pada ibu hamil trimester 3
di kota pekanbaru. Dalam penelitian ini untuk melihat pengetahuan
suami (variable independen) Dengan pijat perineum (variabel
dependen).

24
3.9 Etika Penelitian
Masalah etika dalam penelitian merupakan masalah yang sangat penting
dalam penelitian mengingat penelitian akan berhubungan langsung dengan
manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan karena manusia
mempunyai hak asasi dalam kegiatan penelitian.
Dalam melakukan penelitian, peneliti perlu mendapatkan rekomendasi dari
institusinya atas pihak lain dengan mengajukan permohonan ijin kepada
istitusi atau lembaga tempat penelitian. Setelah mendapat persetujuan barulah
mengajukan penelitian dengan menekankan masalah etika yang meliputi:
3.9.1 Lembar persetujuan responden (Informed Consent)
Lembar persetujuan responden menjadi responden akan diberikan
subyek diteliti menjelaskan terjadi selama dan sesudah pengumpulan
data. Jika calon responden bersedia untuk diteliti, maka mereka harus
menandatangani lembar persetujuan tersebut jika calon responden
menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak boleh memakai dan
menghormati hak-hak klien.
3.9.2 Tanpa nama (Anonymity)
Persetujuan untuk menjaga kerahasiaan responden. Peneliti tidak
akan mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data
namun hanya kode dengan memberi nomor urut pada setiap bendel
kuesioner.
3.9.3 Kerahasiaan (Confidentiality)
Informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti. Kerahasian yang telah terkumpul dari
responden dijaga kerahasiaan oleh peneliti. Pengkajian atau pelapor hasil
riset yang terkait dengan masalah penelitian.

25
3.10 Alur Penelitian
Table 3. 2
Alur Penelitian

ALUR PENELITIAN
Permohonan izin penelitian

Penentuan pupolasi dan


sampel

Pengumpulan data

Pengolahan data

Analisa data

Hasil

26
3.11 Jadwal Penelitian
Table 3. 3
Jadwal Penelitian

Bulan ke -
No. Kegiatan November Desember Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan
proposal
2. Penyerahan
proposal
3. Survey
pendahulua
n
4. Pengajuan
surat izin
peneliti
5. Pengumpula
n data
6. Pengelolaan
data
7. Penyusunan
skripsi
8. Pengumpula
n skripsi
9. Siding
skripsi

27
DAFTAR PUSTAKA
Ahyar, H., Maret, U. S., Andriani, H., Sukmana, D. J., Mada, U. G., Hardani, S.Pd.,
M. S., Nur Hikmatul Auliya, G. C. B., Helmina Andriani, M. S., Fardani, R.
A., Ustiawaty, J., Utami, E. F., Sukmana, D. J., & Istiqomah, R. R. (2020).
Buku Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif (Issue March).
Amalia Yunia Rahmawati. (2020). Gambaran Pengetahuan Pelaksanaan Pijat
Perineum Pada Ibu Hamil Trimester Iii Di Pmb Katarina P Simanjuntak.
2(July), 1–23.
Arum, S. (2019). Generasi Berkualitas. In Jurnal Ilmiah Kesehatan.
Dahlia. (2016). Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pijat perineum di wilayah
kerja puskesmas pekauman banjarmasin. Jurnal ilmu kebidanan (Journal of
Midwifery Sciences). http://repository.unism.ac.id/559/1/NASKAH.pdf
Darsini, Fahrurrozi, & Cahyono, E. A. (2019). Pengetahuan ; Artikel Review.
Jurnal Keperawatan, 12(1), 97.
Dewi, R., Elliana, D., Teknis, P., Skripsi, P., Studi, P., & Iv, D. (2015). Pengaruh
Pemijatan Perineum Padaprimigravida Terhadap Kejadian Ruptur Perineum
Saat Persalinan Literature. Jurnal Kebidanan, 7(2), 135.
Dinkes Prov, R. (2021). Profil Kesehatan Provinsi Riau 2021. Dinkes Profinsi Riau,
12–26.
Fitri, L. K. (2014). Kejadian Ruptur Perineum Pada Ibu Bersalin Normal Di Bps
Susilawati Sungailiat Kabupaten Bangka Tahun 2013.
Jamir, A. F., & Tajuddin, T. (2021). Pengaruh Pijat Perineum Terhadap Kejadian
Ruptur Perineum Pada Persalinan di Rumah Sakit Nene Mallomo Kabupaten
Sidenreng Rappang. Bunda Edu-Midwifery Journal (BEMJ), 4(2), 13–20.
MPOC, lia dwi jayanti, & Brier, J. (2020). Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya
Rupture Perineum Pada Persalinan Normal Di Rsud Dr. R. Soedjati
Soemodiharjo Kabupaten Grobogan Tahun 2020. Malaysian Palm Oil Council
(MPOC), 21(1), 1–9. http://journal.um-
surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/2203%0Ahttp://mpoc.org.my/ma
laysian-palm-oil-industry/
MUNIKASAR. (2018). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Dengan
Pijat Perineum Di Wilayah Kerja Puskesmas Temindung Samarinda.
https://doi.org/10.1016/j.neuron.2018.08.006
Mustikawati, A. K., Ulfa, R. F., Kebidanan, A., & Mulya, H. (2020). Pengaruh
Penyuluhan Tekhnik Pijat Perineum Terhadap Praktik Pijat Perineum Pada Ibu
Hamil Trimester III Di Kelas Hamil. Jurnal Bidan Pintar, 1(2), 96–105.
http://ojs.unik-kediri.ac.id/index.php/jubitar/article/view/1289/1269
Mutmainah, H., Yuliasari, D., & Mariza, A. (2019). Pencegahan Rupture Perineum
Pada Ibu Bersalin Dengan Pijat Perineum. Jurnal Kebidanan, 5(2), 137–143.

28
Nuraeni, R., Mulyati, S., Putri, T. E., Rangkuti, Z. R., Pratomo, D., Ak, M., Ab, S.,
Soly, N., Wijaya, N., Operasi, S., Ukuran, D. A. N., Terhadap, P., Sihaloho,
S., Pratomo, D., Nurhandono, F., Amrie, F., Fauzia, E., Sukarmanto, E.,
Partha, I. G. A., … Abyan, M. A. (2017). Hubungan Pengetahuan Dengan
Minat Ibu Hamil Trimester Iii Dalam Melakukan Pregnancy Massage.
Diponegoro Journal of Accounting, 2(1), 2–6. Http://i-l
Nurhamida Fithri, & Simamora, L. (2022). Pengaruh Pijat Perineum dalam
Mengurangi Ruptur Perineum saat Persalinan. Journal of Health (JoH), 9(1),
9–16. https://doi.org/10.30590/joh.v9n1.279
Nurun Ayati Khasanah, Fitria Edni Wari, F. A. dan W. S. (2020). Pengetahuan,
Motivasi Ibu Hamil Trimester Iii Terhadap Pijat Perineum Pada Ibu Hamil.
2507(February), 1–9.
Sari, I., Suprida, Yulizar, & Titin Dewi Sartika Silaban. (2023). Analisis Faktor
Penyebab Terjadinya Ruptur Perineum Pada Ibu Bersalin. Jurnal Kesehatan
Dan Pembangunan, 13(25), 218–226.
https://doi.org/10.52047/jkp.v13i25.152
Savitri, W., Ermawati, E., & Yusefni, E. (2015). Pengaruh Pemijatan Perineum
pada Primigravida terhadap Kejadian Ruptur Perineum saat Persalinan di
Bidan Praktek Mandiri di Kota Bengkulu Tahun 2014. Jurnal Kesehatan
Andalas, 4(1), 83–88. https://doi.org/10.25077/jka.v4i1.204
Siti Amalia, & Ninsah Mandala Putri Sembiring. (2023). Pengaruh Pemijatan
Perineum Pada Ibu Hamil Trimester Iii Terhadap Kejadian Ruptur Perineum
Saat Persalinan Di Bpm Suhesti Kota Medan Kecamatan Medan Deli Tahun
2022. Jurnal Medika Husada, 2(2), 32–38.
https://doi.org/10.59744/jumeha.v2i2.33
Suliswati, S., Sari, Y. N. E., & Suhartin, S. (2023). Pengaruh Pijat Perineum
terhadap Kejadian Robekan Perineum pada Saat Proses Persalinan. In Jurnal
Penelitian Perawat Profesional (Vol. 5, Issue 3).
https://doi.org/10.37287/jppp.v5i3.1789
Susilawati, E., & Ilda, W. R. (2019). Efektifitas Kompres Hangat Dan Kompres
Dingin Terhadap Intensitas Nyeri Luka Perineum Pada Ibu Post Partum Di
Bpm Siti Julaeha Pekanbaru. Journal Of Midwifery Science, 3(1), 7–14.
Yunifitri, A., Aulia, D. L. N., & Roza, N. (2022). Pijat Perineum Untuk Mencegah
Laserasi Jalan Lahir. Jurnal Zona Kebidanan, 12(3), 87–95.
Yusuf Sukman, J. (2017). Hubungan Pengetahuan Orang Tua Tentang Stimulasi
Anak Dengan Perkembangan Motorikhalus Anak Usia 3-5 Tahun Di Paud Al-
Falah Desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madium, 4, 9–15.

29

Anda mungkin juga menyukai