Anda di halaman 1dari 15

KONSEP PENGANTAR KEPEMIMPINAN DALAM

KEBIDANAN
Dosen pengampu: Ade Febriani SST,M,Keb

Disusun Oleh:
Icha Nur Adinda : 2015201013
Meia Zulianty : 2015201017
Nida Riani: 2015201020
Pitri Atun : 2015201023
Sartika Dewi : 2015201027
Siti Maimanah: 2015201031
Windia Ningsih :2015201036
Erva Julianis: 2015201039
Okta Indrayani : 2015201043

FAKULTAS FARMASI & ILMU KESEHATAN


PRODI SI KEBIDANAN & PROFESI
UNIVERSITAS ABDURRAB
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Konsep Pengantar
Kepemimpinan Dalam Kebidanan” tepat pada waktunya .
Terimkaasih kami ucapkan kepada Ibu Ade Febriani
SST.M,keb yang telah membimbing dalam mata kuliah ini, dan kami
berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
Menyusun makalah ini.
Kami sadar sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
kata Bahasa . oleh karena itu, kami meminta kritik dan saran dalam
kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru,05 Maret
2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................
PEMBAHASAN........................................................................................................................
A.DEFINISI KEPEMIMPINAN............................................................................................
B. TEORI KEPEMIMPINAN................................................................................................
C.PEMIMPIN YANG MELAYANI BAWAHAN................................................................
D. TUGAS-TUGAS KEPEMIMPINAN................................................................................
E.MENINGKATKAN PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPADA
BAWAHAN NYA..................................................................................................................
F. TIPE – TIPE KEPEMIMPINAN.......................................................................................
G. PENERAPAN ILMU KEPIMPINAN BAGI BIDAN....................................................
KESIMPULAN........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
PEMBAHASAN
A.DEFINISI KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan yang kuat dalam kebidanan sangat penting
jika melihat tantangan yang dihadapi profesi. Namun, seperti Jo
Coggins menjelaskan, ada sejumlah hambatan yang harus diatasi
dalam rangka untuk memperbaiki ini dan mendukung komitmen
untuk wanita berpusat perawatan. Bidan telah memfasilitasi suatu
budaya kerja yang mendukung dan proaktif dimana setiap individu
didorong untuk secara teratur menilai dan memperbaharui
pengetahuan mereka untuk kepentingan praktik mereka sendiri dan
untuk melindungi keselamatan perempuabn dan bayi dan dalam
perawatan mereka.
Selain itu, bidan juga melaksanakan kegiatan kepemimpinan
dalam praktek sehari hari mereka, meskipun mereka mungkin tidak
menyadari hal itu menyadari hal itu, ini termasuk memprioritaskan
perawatan, advokasi pilihan perempuan dan menunjukkan intra dan
anter profesi bekerja untuk memastikan perbaikan
berkesinambungan dalam perawatan standard. Dalam beberapa
tahun terakhir, profesi bidan telah melihat pengenalan dan bidan
spesialis dalam ,misalnya, HIVdan diabetes . mereka juga
menunjukkan keterlibatan dalam masalah-masalah seperti resiko
tinggi, manajemen, dan penelitian.
kepemimpinan (leadership) sangat dibutuhkan oleh bidan
dalam menjalankan tugasnya. Dengan sifat kepemimpinan yang dia
miliki dapat membantu dalam mengorganisir suatu daerah wilayah
kerjanya. Sehingga program-program yang direncanakan dapat
terlaksana dengan baik. Bidan juga harus dapat berperan sebagai
abvokator untuk dapat mempengaruhi masyarakat agar terjadinya
perubahan dalam kebijakan public secara bertahap, maju, dan
semakin baik terutama dalam bidang Kesehatan.
Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi
aktivitas seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan
tertentu yang telah ditetapkan dalam suatu situasi tertentu (Paul
Hersay, Ken Blenchard ) .
Dapat dipahami dari Batasan diatas bahwa kepemimpinan akan
muncul apabila ada seseorang yang sifat-sifat dan perilakunya
mempunyai kemampuan untuk mendorong orang lain untuk berfikir,
bersikap, dan ataupun berbuat sesuatu sesuai dengan apa yag
diinginkan.
Bidan dituntut harus mampu menerapkan aspek
kepemimpinan dalam organisasi dan manajemen pelayanan
kebidanan (KIA/KB) , Kesehatan reproduksi dan Kesehatan
masyarakat dikomunitas dalam praktek kebidanan,(Permenkes 149
pasal 8 )
Bidan sebagai seorang pemimpin harus :
a. Berperan serta dalam perencanaan pengembangan dan evaluasi
kebijakan kesehatan.
b. Melaksanakan tanggung jawab kepemimpinan dalam praktek
kebidanan di masyarakat.
c. Mengumpulkan, menganalisi dan menggunakan data serta
mengimplementasikan upaya perbaikan atau perubahan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kebidanan di masyarakat.
d. Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah secara proaktif ,
dengan perspektif luas dan kritis
e. Menginisiasi dan berpartisipasi dalam proses perubahan dan
perbaharuian praktek kebidanan .

B. TEORI KEPEMIMPINAN.
Ada beberapa yang pernah ditemukan antara lain:
 Teori orang besar atau Teori bakat
Teori orang besar ( The gret men Theory) atau teori bakat ( Trait
Theory) ini adalah Teori klasik dari kepemimpinan. Disini
disebutkan bahwa seorang pemimpin dilahirkan, artinya bakat-
bakat tertentu yang diperlukan seseorang untuk menjadi
pemimpin diperolehnya sejak lahir.
 Teori situasi
Bertolak belakang dengan teori bakat inilah teori situasi
(Situasional Theory) . teori ini muncul sebagai hasil pengamatan,
dimana seseorang sekalipun bukan keturunan pemimpin, ternyata
dapat pula menjadi pemimpin yang baik. Hasil pengamatan
tersebut menyimpulkan bahwa orang yang biasa jadi pemimpin
tersebut adalah karena adanya situasi yang menguntungkan
dirinya, sehingga ia memiliki kesempatan untuk muncul sebagai
pemimpin .

 Teori Ekologi
Sekalipun Teori situasi kini banyak dianut, dan karena itu,
masalahnya kepemimpinan banyak dianut, dan karena itu
masalah kepemimpinan banyak menjadi bahan studi, namun
dalam sehari-hari sering ditemukan adanya seseorang yang telah
berhasil dibentuk menjadi pemimpin, ternyata tidak memiliki
kepemimpinan yang baik. Hasil pengamatan yang seperti ini
melahirkan teori ekologi, yang menyebutkan bahwa seseorang
memang dapat dibentuk untuk menjadi pemimpin, tetapi untuk
menjadi pemimpin yang baik memang ada bakat – bakat tertentu
yang terdapat pada diri seseorang yang diperoleh oleh alam.
C.PEMIMPIN YANG MELAYANI BAWAHAN.
Seseorang servant leader adalah seseorang yang memiliki
kuat untuk melayani dan memimpin, yang terpenting adalah mampu
menggabungkan keduanya untuk saling memperkuat secara positif
(Trompenaars dan Voerman).Pemimpin yang melayani bawahannya
adalah pemimpin yang mau mendengar setiap kebutuhan,impian,dan
harapan dari mereka yang dipimpin.Pemimpin yang melayani adalah
pemimpin yang dapat menggendalikan ego dan kepentingannya
pribadi,serta lebih mengutamakan bawahannya.

Dari beberapa pengertian di atas maka terdapat sepuluh


karakteristik servant leadership (Spears, 2002:27-29) yaitu sebagai
berikut:

1. Mendengarkan (listening)
Servant leader mendengarkan dengan penuh perhatian kepada orang
lain, mengidentifikasi dan membantu memperjelas keinginan
kelompok, juga mendengarkan suara hati dirinya sendiri;

2. Empati (empathy)
Pemimpin yang melayani adalah mereka yang berusaha memahami
rekan kerja dan mampu berempati dengan orang lain;

3. Penyembuhan (healing)
Servant leader mampu menciptakan penyembuhan emosional dan
hubungan dirinya, atau hubungan dengan orang lain, karena
hubungan merupakan kekuatan untuk transformasi dan integrasi;

4. Kesadaran (awareness)
Kesadaran untuk memahami isu-isu yang melibatkan etika,
kekuasaan, dan nilai-nilai. Melihat situasi dari posisi yang seimbang
yang lebih terintegrasi;

5. Persuasi (persuasion)
Pemimpin yang melayani berusaha meyakinkan orang lain daripada
memaksa kepatuhan. Ini adalah satu hal yang paling membedakan
antara model otoriter tradisional dengan servant leadership;

6. Konseptualisasi (conceptualization)
Kemampuan melihat masalah dari perspektif konseptualisasi berarti
berfikir secara jangka panjang atau visioner dalam basis yang lebih
luas;

7. Kejelian (foresight)
Jeli atau teliti dalam memahami pelajaran dari masa lalu, realitas
saat ini, dan kemungkinan konsekuensi dari keputusan untuk masa
depan;

8. Keterbukaan (stewardship)
Menekankan keterbukaan dan persuasi untuk membangun
kepercayaan dari orang lain;

9. Komitmen untuk Pertumbuhan (commitment to the growth of


people)
Tanggung jawab untuk melakukan usaha dalam meningkatkan
pertumbuhan profesional karyawan dan organisasi;

10. Membangun Komunitas (building community)


Mengidentifikasi cara untuk membangun komunitas.

Dengan demikian, karakteristik utama yang membedakan


antara kepemimpinan pelayan dengan model kepemimpinan lainnya
adalah keinginan untuk melayani hadir sebelum adanya keinginan
untuk memimpin. Selanjutnya mereka yang memiliki kualitas
kepemimpinan akan menjadi pemimpin. Sedangkan prioritas
kepemimpinan pelayan yang pertama dan utama adalah pada
pengembangan bawahan yang menghasilkan nilai tambah bagi
pelanggan, lalu terciptanya kepuasan pelanggan yang diikuti dengan
keberhasilan yang berkesinambungan.

D. TUGAS-TUGAS KEPEMIMPINAN.
Pelayanan kebidanan merupakan salah satu kegiatan dalam pembangunan
Kesehatan untuk meningkatkan kesadarn, kemauan, kemampuan, hidup
sehat dan mengambil bagian dalam pelayanan Kesehatan masyarakat, turut
membantu menghasilkan generasi bangsa yang cerdas. Pelayanan yang
demikian karena pelayanan kebidanan ditunjukkan kepada perempuab sejak
masa sebelum konsepsi , masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir
dan balita. Tentu saja pelayanan kebidanan yang berkualitas akan memberi
hasil yang berkualitas yaitu kepuasan pelanggan maupun profider dan
pelayanan yang bermutu. Untuk pelayanan yang berkualitas twrsebut
diperlukan seorang pemimpin yang dapat meningkatan terus mutu
pelayanan kebidanan yang diberikan oleh organisasinya dan pelayanan yang
diberikan harus berorientasi pada mutu.
Tugas pokok kepemimpinan :
 Menyatupadukan orang yang berbeda motivasinya dengan
motivasi yang sama .
 Mengusahakan satu kelompok dinamis secara sadar .
 Menciptakan lingkungankerja baik dan penuh integritas
 Memberi inspirasi dan mendorong anggotanya untuk bekerja
seefektif mungkin
 Meumbuhkan kesadaran lingkungan yang senantiasa mengalami
perubahan (dinamis).
 Sebagai pengambil keputusan
 Sebagai pemikul tanggung jawab
 Mengerahkan sumber daya untuk mencapai tujuan sebagai
pemikir konseptual
 Bekerja dengan atau melalui orang lain
 Sebagai mediator, politikus, dan diplomatic
 Peranan pemimpin terhadap kelompok

E.MENINGKATKAN PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPADA


BAWAHAN NYA
Kinerja merupakan suatu sikap dan perilaku pegawai dalam
organisasi terhadap peraturan-peraturan dan standar-standar yang telah
ditetapkan oleh organisasi yang telah diwujudkan baik dalam bentuk tingkah
laku maupun perbuatan. Secara umum kinerja diartikan sebagai hubungan
antara hasil nyata maupun fisik , misalnya ukuran efisiensi produksi yaitu
suatu perbandingan antara hasil keluar dan masuk. Kinerja adalah kondisi
dari sebuah kelompok di mana ada tujuan yang jelas dan tetap yang diraskan
menjadi penting dan terpadu dengan tujuan individu (Panggabean, 2004).
Menurut Nitisemito (2003), kinerja adalah melakukan pekerjaan secara
lebih giat, sehingga dengan demikian pekerjaan akan diharapkan lebih cepat
dan lebih baik. Seseorang akan selalu mendambakan penghargaan terhadap
hasil pekerjaannya dan mengharapkan imbalan yang adil. Penilaian kinerja
perlu dilakukan subyektif mungkin karena akan memotivasi karyawan
dalam melakukan kegiatannya. Berbagai macam jenis karyawan tentunya
membutuhkan kriteria yang jelas, karena masing-masing jenis pekerjaan
tentunya mempunyai standar yang berbeda-beda tentang pencapaian
hasilnya. Makin rumit jenis pekerjaan, maka standard operating procedure
yang ditetapkan akan menjadi syarat mutlak yang harus dipatuhi.
Mangkunegara (2006) menyatakan kinerja organisasi dapat didefenisikan
sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh
seseorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai tanggungjawab yang
diberikan kepadanya. Evaluasi kinerja adalah penilaian yang dilakukan
secarasistematis untuk mengetahui hasil pekerjaan karyawan dan kinerja
organisasi. Dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi perlu peran aktif
dari pimpinan untuk memberikan dorongan atau motivasi dengan cara
memberikan pemenuhan kebutuhan baik fisik maupun psikologis pada
batas-batas
kelayakan. Dengan demikian, kepuasan kerja pegawai juga akan dapat
tercapai. Di sisi lain nilai usaha pegawai akan semakin ditingkatkan, karena
didorong oleh munculnya harapan-harapan baru. Sementara itu untuk
mengimbangi usahanya dalam bekerja pegawai akan meningkatkan
kemampuan
F. TIPE – TIPE KEPEMIMPINAN
a) Tipe Kharismatik
Seorang pemimpin yang mempunyai tipe kharismatik, akan
memiliki :
a. Kekuatan energi
b. Daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk
mempengaruhi orang lain
c. Sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar yang bisa
dipercaya.
d. Memiliki inspirasi
e. Berani
f. Keyakinan teguh pada diri sendiri.

Kelebihan
§ Dapat mengkomunikasikan visi dan misi secara jelas
§ Dapat membangkitkan semangat bawahan untuk bekerja lebih giat
§ sifatnya berkharisma sehingga bisa dipercaya
§ Menyadari kelebihannya dengan baik
Kekurangan
§ Para pemimpin kharismatik mudah mengambil keputusan yang
beresiko
§ Pemimpin kharismatik cenderung memiliki khayalan bahwa apa
yang dilakukan pasti benar karena pengikutnya sudah terlanjur
percaya
§ Ketergantungan yang tinggi sehingga regenerasi untuk pemimpin
yang berkompeten sulit

b) Tipe Paternalistik
Tipe paternalistik merupakan tipe kepemimpinan yang
kebapakan, menganggap bawahan seperti anaknya.
a. Menganggap bawahan belum dewasa
b. Sikap melindungi ( overly protektive )
c. Jarang memberikan kepercayaan pada bawahan untuk
mengambil keputusan sendiri
d. Bawahan tidak diberi kesempatan untuk berinisiatif
e. Bawahan tidak diberi kesempatan untuk kembangkan
imajinasi/kreativitas
f. Sikapnya seakan maha tahu dan maha benar dari pada
bawahannya.

c) Tipe maternalistik
Maternalistik dimana seorang pemimpin sifatnya merupakan gaya
seorang ibu. Gaya ibu akan menyerupai gaya bapak, berarti
menyerupai paternalistik dan lebih melindungi seperti seorang ibu
terhadap anaknya

Kelebihan
§ Pemimpin pasti memiliki sifat yang tegas dalam mengambil
keputusan
§ Bawahan akan merasa aman karena mendapat perlindungan

Kekurangan
§ Bawahan tidak memiliki inisiatif dalam bertindak karena tidak
diberi kesempatan
§ Keputusan yang diambil tidak berdasarkan musyawarah bersama
§ Daya imajinasi dan kreativitas para pengikut cukup rendah karena
tidak ada kesempatan

d) Tipe Militeristik
Seorang pemimpin dengan tipe militeristik akan mempunyai gaya
luarnya menyerupai gaya militer.
a. Sistem perintah terhadap bawahan
b. Kepatuhan bawahan mutlak
c. Senang formalitas
d. Disiplin keras dan kaku
e. Tidak menghendaki saran, usul, dan lain-lain.
Kelebihan
§ Tegas dan tidak memiliki keraguan dalam bertindak dan
mengambil keputusan
§ Bawahan akan memiliki disiplin yang tinggi
§ Bawahan akan merasa aman dan terlindungi
Kekurangan
§ Suasana cenderung kaku karena lingkungan yang formal
§ Pemimpin sukar dalam menerima kritikan dan saran dari bawahan
§ Bawahan akan merasa tertekan dan tidak nyaman karena banyak
aturan

e) Tipe Otokratis
Otokratis, autos yang berarti sendiri, krotos yang berarti kekuasaan
dan kekuatan.
a. Kekuasaan dan paksaan mutlak
b. Peran pemain tunggal pada a one man show
c. Berambisi untuk merajai situasi
d. Kebijakan dan perintah tanpa konsultasi bawahan
e. Bawahan tidak diberi informasi secara detail
f. Pujian dan kritik merupakan inisiatif sendiri
( absolut )
Kelebihan
§ Keputusan akan dapat diambil dengan cepat
§ Pemimpin yang bersifat otoriter pasti bersifat tegas, sehingga
apabila terjadi kesalahan dari bawahan maka pemimpin tak segan
untuk menegur
§ Mudah dilakukan pengawasan
Kekurangan
§ Suasana kaku, mencekam dan menakutkan karena sifat keras dari
pemimpin
§ Menimbulkan permusuhan, keluhan dan rawan terjadi
perpindahan karena tidak nyaman
§ Bawahan akan merasa tertekan
§ Kreativitas dari bawahan sangatlah minim karena tidak diberikan
kesempatan mengajukan pendapat.

f) Tipe Laisser Faire


sang pemimpin praktis tidak memimpin, membiarkan kelompoknya
dan setiap orang berbuat semau sendiri.
a. Pemimpin tidak berpartisipasi dalam kelompok
b. Pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan oleh bawahan sendiri
c. Merupakan pemimpin simbol, dan tidak memiliki
keterampilan teknis.
d. Tidak mempunyai wibawa dan tidak per

G. PENERAPAN ILMU KEPIMPINAN BAGI BIDAN.


Telah banyak teori maupun konsep yang dibahas oleh para pakar atau ahli
mengenai pemimpin atau kepemimpinan. Bahkan banyak teori-teori tentang
kepemimpinan modern yang ditawarkan untuk diterapkan agar berhasil dan
sukses dalam memimpin, terutama dalam menciptakan praktek bidan yang
sukses. Namun masih saja keberhasilannya dalam memimpin belum baik.
Terbukti banyak bidan di Indonesia yang belum bias menjadi bidan yang
sukses, ini dikarenakan bidan itu sendiri mungkin karena konsep
kepemimpinan yang diterapkan tidak cocok atau ada konsep yang lebih
baik, berikut ini adalah beberapa hal yang harus diterapkan agar menjadi
bidan yang sukses:
Memiliki karakter yang kuat
Biasanya pemimpin yang sukses memiliki karakter yang kuat. Selalu berani
mengambil tantangan, dan yakin bahwa resiko yang diambilnya akan
memberikan keuntungan bagi orang lain.
Sigap dan selalu focus
Bidan yang sukses akan cepat bertindak dalam segala hal, baik dalam
kondisi mendesak maupun kondisi normal seorang pemimpin harus bisa
mengambil keputusan dengan tepat dan cepat.
Rendah hati
Tumbuhkan sikap rendah hati agar orang lain bias menyenangi sikap kita,
jika kita menjadi pemimpin, dan mempunyai bawahan maka sempatkan
waktu kita untuk selalu mengontrol pekerjaan bawahan kita.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Bidan dituntut harus mampu menerapkan aspek kepemimpinan dalam
organisasi & manajemen pelayanan kebidanan (KIA/KB), kesehatan
reproduksi dan kesehatan masyarakat di komunitas dalam praktik kebidanan
(Permenkes 149 pasal 8). Bidan sebagai seorang pemimpin harus ;
a) Berperan serta dalam perencanaan pengembangan dan evaluasi kebijakan
kesehatan.
b) Melaksanakan tanggung jawab kepemimpinan dalam praktik kebidanan
di masyarakat.
c) Mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan data serta
mengimplementasikan upaya perbaikan atau perubahan untuk meningkatkan
mutu pelayanan kebidanan di masyarakat.
d) Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah secara proaktif, dengan
perspektif luas dan kritis.
e) Menginisiasi dan berpartisipasi dalam proses perubahan dan
pembaharuan praktik kebidanan.
Pelayanan kebidanan merupakan salah satu kegiatan dalam pembangunan
kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan, hidup
sehat dan mengambil bagian dalam pelayanan kesehatan masyarakat, turut
membantu menghasilkan generasi bangsa yang cerdas. Pelayanan yang
demikian karena pelayanan kebidanan ditujukan kepada perempuan sejak
masa sebelum konsepsi, masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir
dan balita. Tentu saja pelayanan kebidanan yang berkualitas akan member
hasil yang berkualitas, yaitu kepuasan pelanggan maupun provider dan
pelayanan yang bermutu. Untuk pelayanan yang berkualitas tersebut
diperlukan seorang pemimpin yang dapat meningkatkan terus mutu
pelayanan kebidanan yang diberikan oleh organisasinya dan pelayanan yang
diberikan harus berorientasi pada mutu.
Dalam pelayana kebidanan banyak harapan yang difokuskan oleh orang
yang berbeda dan bekerja sama dalam pelayanan kebidanan dan kepada
bidan itu sendiri. Para pelanggan internal dan eksternal menginginkan bidan
dapat member pelayanan yang berkualitas. Selain keterampilan dan
pengetahuan diperlukan kematangan pribadi bidan dalam member
pelayanan karena bidan juga menjadi tokoh masyarakat dan panutan bagi
kaum wanita. Bidan harus menjalankan tugas dengan tanggung jawab moral
karena pelayanan yang diberikan menyangkut kehidupan ibu dan anak,
pencapaian kesejahteraan ibu, anak, dan keluarga, serta menurunkan angka
kematian ibu dan anak. Untuk itu bidan perlu memperhatikan poin – poin
berikut ini untuk mengembangkan kematangan dirinya :
1.Teliti
2.Bertanggu jawab
3.Jujur
4.Disiplin tinggi
5.Hubungan manusia yang efektif
6.Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
7.Memahami standar profesi kebidanan
8.Mengerti asas dan tujuan penyelenggaraan praktek kebidanan
9.Bekerja berdasarkan ketentuan dan landasan hukum pelayanan kebidanan
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmojo,soekijo. 1990. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Glenz, Karen. 1990. Health Behavior and Health Education, Theory
Research and Practice. San Francisco,oxford: Joosey-Bas Publiser.
C. Maxwell, John, 2001, Mengembangkan Kepemimpinan di Sekeliling
Anda, Jakarta : Mitra Media.
Laurie Beth Jones, 1997, Yesus Chief Executive Officer, Penerbit Mitra
Utama.
Lembaga Ketehanan Nasional.2001. Kepemimpinan Nasional. Jakarta.
Liliweri, Alo. 2001. Gatra-Gatra Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
http://blog.umy.ac.id/jurnalkampus/2010/12/07/kisah-pemimpin-yang-adil/
(diakses tanggal : 20 April 2011)
Sulistiyani, Ambar Teguh. 2008. Kepemimpinan Profesional : Pendekatan
Leadership Games. Yogyakarta …

Anda mungkin juga menyukai