Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PRAKTIKUM 1

MUTU PELAYANAN KEBIDANAN


Analisis Kasus Tentang Kepemimpinan

Dosen Pengampu: Kharisah Diniyah, S.ST., M.M.Keb

Disusun Oleh:

Desti Alifa Zahrotunnisa 2110101316


Puteri Salma Permatasari 2110101317
Wafiq Diannisa 2110101318

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA DAN PENDIDIKAN


PROFESIFAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVESITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2022
KASUS 1 (KEPEMIMPINAN)

RSU SEHAT merupakan salah satu rumah sakit umum yang berada di daerah X.

dengan visi menjadi rumah sakit umum yang diminati oleh masyarakat, RSU SEHAT selalu

berusaha untuk berbenah diri agar dapat bertahan ditengah persaingan pertumbuhan rumah

sakit di daerah tersebut. Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa usaha yang telah

dilakukan oleh pihak RSU SEHAT sudah tercapai secara optimal, dan perlu diimbangi dengan

peningkatan kualitas layanan yang memuaskan. Munculnya banyak keluhan masyarakat

mengenai pelayanan yang diberikan pihak RSU SEHAT.

Berdasarkan wawancara awal, diperoleh informasi mengenai ketidak puasan pasien

terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh RSU SEHAT khususnya pada bagian

keperawatan di ruang nifas, kamar bersalin, dan poli klinik kebidanan. Yang mana perawat/

bidan yang tidak ramah bahkan cenderung galak. Berdasarkan wawancara pegawai didapatkan

hasil ketidak puasan pegawai karena renumerasi yang rendah dibanding RS lain. Selain itu

bidan merasa beban kerja yang terlalu tinggi, Bidan sering kali jaga sendirian, karena partner

jaga izin. Bahkan ada kejadian pasien yang akan melahirkan di lakukan pacuan, ketika janin

sudah lahir ternyata meninggal, namun tidak terdeteksi sebelumnya.

Perawat/bidan adalah tumpuan semua kegiatan yang ada dan salah satu sumber

keberhasilan atau kegagalan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Dalam menyelenggarakan

tugas keperawatan kebidanan secara bersama para perawat dan bidan dituntut untuk saling

bekerjasama dan saling mendukung. Kinerja tim perawat dan bidan yang efektif akan berbuah

pada pencapaian kualitas pelayanan yang maksimal..


A. Masalah yang dihadapi oleh RSU SEHAT

Masalah yang dihadapi oleh RSU SEHAT yaitu rendahnya kualitas pelayanan yang

diberikan pada pasien oleh RSU SEHAT khususnya pada bagian keperawatan di ruang

nifas, kamar bersalin, dan poli klinik kebidanan. Kurangnya kolaborasi antar tim nakes

menyebabkan kualitas pelayanan menjadi kurang maksimal.

Rumah Sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan umum dan

merupakan bagian terdepan dalam memberikan pelayanan kepada individu atau

masyarakat. Sistem kesehatan di Rumah Sakit meliputi pelayanan medik rehabilitas medik

dan pelayanan keperawatan.

Gaya kepemimpinan dapat mempengaruhi kepuasan kerja, baik perawat, bidan

maupun karyawan lain, karena melalui sebuah gaya kepemimpinan seorang pemimpin atau

kepala ruangan dapat memperlakukan bawahan untuk bekerja dengan hati lebih

termotivasi sehingga tenaga kesehatan merasa lebih puas dalam bekerja. Ada beberapa tipe

gaya kepemimpinan yaitu, gaya kepemimpinan otoriter, direktif, suportif dan partisipatif

(Marques etal., 2021).

Baik buruknya kinerja seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya

adalah faktor organisasi, gaya kepemimpinan dan karakteristik pemimpin. Gaya

kepemimpinan dimana pemimpin menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompok

dengan mendengarkan saran dari bawahannya dan karakteristik pemimpin yang mampu

bekerjasama dengan bawahannya, percaya diri terhadap pengetahuan yang dimilikinya

juga mempunyai ide baru dalam peningkatan pelayanan kesehatan dapat meningkatkan

kinerja tenaga kesehatan (Rumaisha et al., 2019).

Dalam sistem kepemimpinan setiap individu mempunyai gaya kepemimpinan yang

berbeda satu sama lain. Hal tersebut yang dapat mempengaruhi permasalahan terhadap

kasus yang telah disediakan. Telah disebutkan bahwa gaya kepemimpinan tersebut

dipengaruhi oleh sifat dan perilaku yang dimiliki oleh pemimpin. Karena sifat dan perilaku

antara seorang dengan orang lainnya tidak persis sama, maka gaya kepemimpinan

(leadership style) yang diperlihatkanpun juga tidak sama


Berbagai gaya kepemimpinan tersebut jika disederhanakan dapat dibedakan atas

empat macam, yaitu:

1. Gaya Kepemimpinan Diktator

Pada gaya kepemimpinan diktator (dictatorial leadership style) ini upaya

mencapai tujuan dilakukan dengan menimbulkan ketakutanserta ancaman hukuman.

Tidak ada hubungan dengan bawahan, karena mereka dianggap hanya sebagai

pelaksana dan pekerja saja.

2. Gaya Kepemimpinan Autokratis

Pada gaya kepemimpinan ini (autocratic leadership style) segala keputusan

berada di tangan pemimpin. Pendapat atau kritik dari bawahan tidak pernah dibenarkan.

Pada dasarnya sifat yang dimiliki sama dengan gaya kepemimpinan dictator tetapi

dalam bobot yang agak kurang

3. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Pada gaya kepemimpinan demokratis (democratic leadership style) ditemukan

peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan secara musyawarah.

Hubungan dengan bawahan dibangun dengan baik. Segi positif dari gaya

kepemimpinan ini mendatangkan keuntungan antara lain: keputusan serta tindakan

yang lebih obyektif. tumbuhnya rasa ikut memiliki, serta terbinanya moral yang tinggi.

Sedangkan kelemahannya : keputusan serta tindakan kadang- kadang lamban, rasa

tanggung jawab kurang, serta keputusan yang dibuat terkadang bukan suatu keputusan

yang terbaik.

4. Gaya kepemimpinan santai

Pada gaya kepemimpinan santai (laissez-faire leadership style) ini peranan

pimpinan hamper tidak terlihat karena segala keputusan diserahkan kepada bawahan,

jadi setiap anggota organisasi dapat melakukan kegiatan masing- masing sesuai dengan

kehendak masing-masing pula.


B. Cara untuk menyelesaikan masalah dalam kasus RSU SEHAT

Cara untuk menyelesaikan masalah tersebut sebagai pemimpin kita bisa melakukan

rekonsiliasi terhadap para pekerja terutama dalam bidang perawat/bidan, dalam

rekonsiliasi tersebut menggunakan Teori Abraham Maslow tentang kebutuhan, Ketika

kebutuhan sekuler mereka dapat terpenuhi makan akan datang pengakuan diri bahwa

mereka akan bekerja sesuai dengan prosedur yang sehingga semua lini bisa bekerja secara

optimal dan tidak ada lagi ketimpangan. Mengenai ketahan mental para perawat yang

kadang mengeluh harus ada porsi kebutuhan mental mereka seperti jam istirahat yang

memadai, dan upah yang sesuai. Dan ya tentunya harus ada system yang sangat nyaman

dan sesuai dengan kebijakan yang sangat amat logis sesuai dengan arahan Plato dalam

filsafatnya bahwa logis akan menjadi acuan manusia dapat menjadi stabil. Disebutkan juga

dalam Behavioral Theory sebagai pemimpin kita juga harus bisa banyak melegitimasi hal-

hal positif dan masukan dari berbagai sector dan aspek sehingga akan berkesan demokratis

dan tidak memandang satu pihak, dan dari situ kenyamanan pekerja juga kostumer akan

terjaga.

Selain itu dalam pelayanan kebidanan dalam kasus tersebut, Bidan dituntut harus

mampu menerapkan aspek kepemimpinan dalam organisasi & manajemen pelayanan

kebidanan (KIA/KB), kesehatan reproduksi dan kesehatan masyarakat di komunitas

dalam praktik kebidanan (Permenkes 149 pasal 8). Bidan sebagai seorang pemimpin

harus ;

1. Berperan serta dalam perencanaan pengembangan dan evaluasi kebijakan kesehatan.

2. Melaksanakan tanggung jawab kepemimpinan dalam praktik kebidanan di

masyarakat.

3. Mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan data serta mengimplementasikan

upaya perbaikan atau perubahan untuk meningkatkan mutu pelayanan kebidanan di

masyarakat.

4. Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah secara proaktif, dengan perspektif


luas dan kritis dan berpartisipasi dalam proses perubahan dan pembaharuan praktik

kebidanan.

C. System Apa saja yang harus dibenahi oleh RSU SEHAT

Sistem pada RSU SEHAT ada beberapa yang harus diperbaiki, untuk mejadikan

RSU SEHAT menjadi tempat pemeriksaan dan pengobatan yang sesuai standard dan mutu

pelayanan yang baik bagi masyarakat.

Sistem Remunerasi, sistem balas jasa yang di berikan oleh suatu organisasi kepada

pegawai sebagai penghargaan atas kontribusi yang diberikan pegawai kepada organisasi

tersebut. Jadi remunerasi adalah kompensasi yang berbentuk finansial yang dihitung secara

proposional sesuai dengan berat ringannya tugas dan besar kecilnya resiko,

denganmempertimbangkan kesetaraan patokan didalam menentukan job grading. Job

grading tersebut untuk menentukan nilai jabatan (job values), dan kelas jabatan (job

classes). Pemberian remunerasi juga perlu memperhatikan kepatutan, untuk menghindari

kesenjangan yang terlalu besar dibuat harmonisasi dalam menetapkannilai pekerjaan.

Selain itu, perhitungan remunerasi juga memperhatikan kondisi lingkungan tempat

rumah sakit itu beroperasi (contohnya memperhatikan upah minimumregional). Pemberian

remunerasi harus adil, wajar dengan memperhatikan empat prinsip berikut :

a) External Equity: pekerjaan dinilai/ dihargai dengan

mempertimbangkanpekerjaan yang sejenis di perusahaan lain.

b) Internal Equity: pekerjaan dinilai adil atau wajar dibandingkan denganpekerjaan lain

yang serupa di dalam perusahaan.

c) Individual Equity: keadilan atau kewajaran dinilai berdasarkan kinerja individuuntuk

pekerjaan sejenis.

d) Procedural Equity: alokasi pembayaran ditetapkan berdasarkan proses danprosedur

yang digunakan.

Apabila dari ke empat equity tersebut ada salah satu atau lebih yang tidak

terpenuhi akan berakibat pada rasa tidak puas pada pegawai. Untuk external

equity,apabila pendapatan pegawai untuk pekerjaan yang sama atau serupa di luar
rumah sakit pada umumnya lebih tinggi, maka kemungkinan pegawai yang tidak puas

apabila ada kesempatan untuk keluar, pegawai tersebut akan keluar, kecuali ada faktor-

faktor lain yang mempengaruhi sikap dan perilaku pegawai, seperti contohnya budaya

kerja yang nyaman,terpenuhinya kebutuhan pegawai selainpendapatan yang berbentuk

finansial seperti jam kerja yang lebih fleksible, merasa dipercaya dan dihormati, dan

dapat mewujudkan aktualisasi diri dengan baik.

Keterampilan berkomunikasi dan beradaptasi juga dapat mempengaruhi

tingkat kepercayaan pasien dan keinginan pasien untuk menggunakan jasa yang

diberikanoleh bidan. Sistem yang harus dibenahi yaitu sumber daya manusia (SDM)

terutama bidan. Hal itu dapat terlihat pada kasus paragraf ke dua yaitu “bidan merasa

beban kerja yangterlalu tinggi, Bidan sering kali jaga sendirian, karena partner jaga

izin. Bahkan adakejadian pasien yang akan melahirkan di lakukan pacuan, ketika janin

sudah lahirternyata meninggal, namun tidak terdeteksi sebelumnya”, bidan

merupakan salah satu tenaga Kesehatan yang berperan penting dalam pelayanan

kesehatan khususnya ibu dan anak termasuk dalam persalinan. Dalam kasus ini

sebaiknya bidan melakukan kolaborasi dengan perawat atau dokter obgyn yang satu

shif dalam melakukan tindakan pacuan sehingga bisa mengurangi resiko kematian

pada janin,sehingga dapat meningkatkan keberhasilan visi misi yang terdapat di RSU

Sehat tersebut setiap kliennya sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Bidan juga harus

percaya segala yang dilakukan dipertanggungjawabkan kepada Sang pencipta. Oleh

karena itu, bidan harus memperhatikan kaidah/norma yang berlaku di masyarakat,

menjunjungtinggi moral dan etika, taat dan sadar hukum, menghargai pelanggan dan

teman sejawat, bekerja sesuai dengan standar profesi.


DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 81/Menkes.SK/2004 tentang


Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan di Tingkat Propinsi Kab/Kota
Serta Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
https://pdfslide.tips/documents/bab-i-kepemimpinan-kebidanan.html
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/31310/MONOGRAF%20SISTEM%
20REMUNERASI%20RUMAH%20SAKIT.pdf?sequence=1#:~:text=Menurut%20p
eraturan%20itu%20remunerasi%20adalah,komponen%2Dkomponen%20penghar
gaan%2 0dan%20perlindungan
https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=XBZAEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PT2&dq=k
epemimpinan+mutu+pelayanan+kebidanan&ots=DLdNPD_z5A&sig=dmlfPp-
VFBwPvAFuWSTqkBgGm4M
Rumaisha, H. R., Surhatiningsih, S., & Kuswanto, K. (2019). Hubngan Gaya Kepemimpinan dan
Karakteristik Pemimpin dengan Kinerja Perawat di Puskesmas Takeran Kecamatan
Takeran [Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun]. http://repository.stikes-
bhm.ac.id/671/1/1.pdf
Marques, P. M. S., Berkanis, A., & Thresna, F. (2021). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala
Ruangan terhadap Kepuasan Kerja Perawat di Hospital Referal Raeao Oe-Cusse Timor-
Leste [Universitas Citra Bangsa]. http://repository.ucb.ac.id/755/1/Skripsi-Patricio
M.S.Marques-161111037.pdf

Anda mungkin juga menyukai