Anda di halaman 1dari 4

NAMA : NUR AZIZAH

NIM : 20612123
KELAS : MANAJEMEN SORE 1
TANGGAL : 08 SEPTEMBER 2022
MATA KULIAH : PERILAKU KEORGANISASIAN

Pertanyaan Diskusi:
1. Identifikasilah VARIABEL perilaku keorganisasian pada kasus di atas. Tuliskan
definisi variabelnya dulu baru jelaskan mengapa terjadi.
2. Dari masalah variabel di atas apa dampaknya?
ctt.: Tiap Mahasiswa minimal menguraikan 2 (dua) variabel): untuk bisa menjawab diskusi
ini, mahasiswa harus membaca dan mengerti dulu teori-teori variabel pada ilmu perilaku
keorganisasian

Jawab:
1. Variabel Independen (Individu)

 Nilai dan Sikap – Motivasi – Pembuatan Keputusan Individual. Nilai menyatakan


keyakinan yang mengandung unsur pertimbangan individu mengenai apa yang
benar/baik dan hal yang diinginkan oleh individu tersebut. Sedangkan sikap yaitu
segala tindakan yang berdasarkan pada pendirian dan keyakinan yang dimiliki.
Motivasi yaitu dorongan yang timbul pada diri seseorang untuk melakukan suatu
tindakan dengan tujuan tertentu. Pembuatan Keputusan Individual yaitu tindakan atas
penilaian seseorang untuk memutuskan alternatif yang akan dilakukan. Nilai-nilai dan
sikap-sikap berupa keyakinan yang menurut individu adalah baik dan merupakan
keinginannya dapat memunculkan motivasi sebagaimana kasus yang berkaitan dengan
pelayanan Rumah Sakit dimana Dokter spesialis dan juga Dokter ahli kebidanan
meyakini bahwa praktik pada klinik masing-masing dari mereka akan lebih
menguntungkan secara pribadi sehingga mereka termotivasi untuk melakukan
tanggungjawab tambahan yang terkesan lebih mengutamakan praktik pelayanan
pasien pada klinik pribadinya. Hal tersebut sudah menjadi keputusan individual yakni
mereka menginginkan praktik pribadi pada klinik masing-masing juga berjalan dan
dioptimalkan selain dari pekerjaan yang mereka lakukan di Rumah Sakit.
 Kepribadian dan Emosi – Persepsi – Pembuatan Keputusan Individual. Kepribadian
adalah keseluruhan sikap, ekspresi hingga perilaku seseorang. Sedangkan emosi
adalah respon perasaan secara intens yang ditunjukkan oleh seseorang atas suatu
peristiwa. Persepsi yaitu pemikiran personal untuk memilih dan mengevaluasi suatu
hal yang berpengaruh pada tindakan pengambilan keputusan. Persepsi juga
merupakan cara seseorang mengubah energi yang berasal dari lingkungan sekitar
menjadi suatu pengalaman yang bermakna. Pembuatan Keputusan Individual yaitu
tindakan atas penilaian seseorang untuk memutuskan alternatif yang akan dilakukan.
Kepribadian dan emosi yang saling terkait sebagai sikap dan respon atas suatu
peristiwa dapat membentuk persepsi bagi seseorang sebagaimana kasus yang
berkaitan dengan pelayanan Rumah Sakit dimana Dokter Spesialis dan juga Dokter
ahli kebidanan memiliki pemikiran personal mengenai banyaknya dokter yang
menjalankan praktik di klinik pribadinya selain dari bekerja pada Rumah Sakit dan
hal tersebut bukan merupakan suatu larangan sehingga mereka merasa mempunyai
tanggungjawab lain di luar pekerjaan mereka di Rumah Sakit. Jika mereka terikat
kebijakan atau aturan kerja pada Rumah Sakit, lain halnya pada klinik pribadi dimana
mereka justru bebas untuk menerapkan aturan sendiri di tempat praktik tersebut
sehingga kemungkinan mereka akan lebih leluasa melaksanakan pekerjaannya dalam
ruang lingkup praktik pribadi. Setiap individu akan membuat keputusan saat ia
dihadapkan dengan berbagai pilihan. Langkah seseorang dalam membuat keputusan
dan kualitas dari alternatif yang dipilih dapat dipengaruhi oleh persepsi dari individu
tersebut.

Dampak dari variabel di atas: Berdampak pada performa kinerja pelayanan yang
melibatkan dua sisi yakni pada praktik swasta di klinik pribadi dan khususnya Rumah
Sakit. Pada dasarnya, setiap Dokter maupun tenaga kesehatan lainnya harus bisa
memberikan pelayanan prima bagi pasien atau masyarakat yang membutuhkan sesuai
dengan komitmen kerja mereka terhadap organisasi. Namun, adanya hal tertentu seperti
motivasi ataupun persepsi yang dibentuk secara individual mengakibatkan kelalaian di
satu sisi yaitu pelayanan Rumah Sakit menjadi kurang efektif karena Dokter spesialis
hingga Dokter ahli kebidanan fokus kepada praktik swasta di masing-masing klinik
sehingga tingkat kehadiran dan pelayanan medis mereka di RS berkurang, sementara
jumlah tenaga spesialis juga tidak cukup. Akibatnya masyarakat terpaksa menanggung
biaya kesehatan yang membengkak.
2. Variabel Independen (Kelompok)
 Komunikasi, yaitu penyampaian informasi dari pemberi pesan (komunikator) kepada
penerima pesan (komunikan). Dalam ruang lingkup organisasi, komunikasi tentunya
sangat penting dilakukan baik untuk berbicara kepada sesama karyawan, menjelaskan
situasi kerja, mengembangkan hubungan, dan sebagainya. Dalam kasus yang terjadi
di RS, sepertinya komunikasi yang dilakukan tidak terbuka atau kurang efektif
sehingga banyak terjadi ketimpangan yang menghambat kinerja masing-masing
pekerja atau kelompok kerja. Komunikasi sangat penting untuk mengatasi situasi
yang tidak jelas. Para pihak terkait harus bisa lebih interaktif dan bekerja sama dalam
memperbaiki kinerja pelayanan di RS untuk mencegah konflik atau masalah yang
berkelanjutan.
 Kekuatan dan Politik, yaitu tindakan atau kemampuan untuk meraih suatu tujuan yang
dikehendaki oleh pemegang kekuasaan. Adanya monitor atau kontrol dari variabel
kekuatan dan politik ini memberikan kesan wewenang atau kekuasaan yang kuat
sehingga berdampak pada sistem kinerja RS. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan
suasana kerja dimana dokter masih terlalu dominan, terlihat cukup mengganggu
fungsi dan kinerja tenaga kesehatan lainnya, hal ini didukung pula oleh kebijakan RS
yang tidak terlalu memberi tempat bagi upaya promotif dan preventif. Kesan tersebut
terasa kental tatkala kita mengamati tenaga kesehatan non Dokter yang sebenarnya
dapat didayagunakan tetapi belum juga terpakai maksimal sebab terbentur kendala
political will pemimpin daerah tersebut. Akibatnya dokter dapat terjebak untuk
menjadi bergerak di luar hal yang semestinya. Hal ini memberi kesan bahwa adanya
wewenang dan kendali yang tinggi atas kekuasaan dapat mengikat serta
menggerakkan para tenaga kesehatan dan menuntut mereka untuk bertindak sesuai
keinginan penguasa walaupun hal tersebut dirasa tidak tepat untuk dilakukan.
 Struktur Kelompok. Struktur kelompok yaitu pola interaksi yang stabil antara anggota
kelompok yang berhubungan dengan bentuk pengelompokkan, bentuk hubungan, dan
sebagainya. Permasalahan yang berkaitan dengan kasus berdasarkan pernyataan
tenaga kesehatan lainnya seperti paramedis dan suster senior terkesan kurang begitu
bersahabat dengan manajemen RS yang belum mengelola RS secara terbuka dengan
menerapkan konsep organisasi pelayanan kesehatan modern sehingga dari kelompok-
kelompok organisasi seperti paramedis dan suster senior seperti tidak sinkron dengan
manajemen RS. Dalam suatu organisasi, membentuk sebuah kelompok kepentingan
antar sesama rekan kerja sudah menjadi hal yang wajar sehingga terkadang kelompok
kerja yang ada cenderung bertindak sesuai dengan pemahaman kelompok.
3. Variabel selanjutnya seperti kepuasan kerja yang berarti sikap umum seseorang
terhadap pekerjaannya. Apabila tingkat kepuasan kerja seorang karyawan tinggi,
maka ia akan menunjukkan sikap positif terhadap pekerjaannya begitupun
sebaliknya jika tingkat kepuasan kerja rendah maka karyawan akan cenderung
bersikap negatif terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja dapat dipengaruhi oleh
perasaan atau keadaan mental seseorang, kondisi kerja, rekan kerja, dan sebagainya.
Dalam situasi kerja Rumah Sakit, kepuasan kerja yang didapat oleh para pekerja
cenderung rendah karena banyaknya hal yang tidak mendukung terbentuknya rasa
puas dari karyawan misalnya seperti pengalihan pelayanan RS ke klinik pribadi,
sarana dan prasarana berupa laboratorium yang tidak memadai, kurangnya tenaga
spesialis, tenaga keamanan dan laundry hingga alat-alat pemeriksaan penunjang
yang terbatas mengakibatkan kinerja pelayanan menjadi tidak maksimal. Dalam hal
ini, pihak yang berkepentingan seperti dinas kesehatan, para tenaga kesehatan, dan
pemerintah setempat seharusnya lebih memperhatikan kebutuhan prioritas bagi
keberlangsungan kinerja RS menjadi lebih baik lagi agar prosedur pelayanan
berjalan sebagaimana mestinya dan tidak ada pihak yang dirugikan. Hal ini juga
dimaksudkan untuk mencapai kepuasan kerja sehingga kinerja yang dihasilkan
menjadi optimal. Tidak hanya itu saja, produktivitas yaitu kemampuan seseorang
atau kelompok, sistem ataupun organisasi untuk menghasilkan sesuatu dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien yang berkaitan dengan
peristiwa yang terjadi di RS tidak akan terwujud jika masih banyak kekurangan dan
masalah yang tidak terselesaikan dengan baik. Kinerja pelayanan RS tidak akan bisa
mencapai produktivitas jika para pihak terkait tidak mencari solusi untuk mengatasi
berbagai masalah yang menghambat pengembangan kerja RS. Selanjutnya ialah
mengenai adanya kelalaian yang terjadi karena Dokter spesialis hingga Dokter ahli
kebidanan lebih mengutamakan praktik pribadi sehingga berdampak pada tingkat
absensi di RS.

Anda mungkin juga menyukai