Anda di halaman 1dari 5

INTRUKSI PENUGASAN 1

1. TREN DAN ISUE MENGENAI KOMUNIKASI

Keperawatan Perawat - Dokter. Hubungan perawat – dokter adalah satu


bentuk hubungan interaksi yang telah cukup lama di kenal ketika
memberikan bantuan pada pasien.

Berbagaipenelitianmenunjukanbahwabanyakaspekpositif yang dapat timbul


jika hubungan kolaborasi perawat-dokterberjalan dengan baik adalah
sebagaiberikut:

(1) meningkatkankesadarantentangmasalahkesehatan, masalah, atausolusi


(2) mempengaruhisikapuntukmembuatdukunganuntuktindakan individual
ataukolektif (3)
menunjukkanataumenggambarkanketerampilan (4)
meningkatkanpermintaanuntuklayanankesehatan (5)
memberikaninformasiataumemperkuatpengetahuan, sikap dan etika.
Selaindariaspekpositifdarihubungankolaborasipelayanankeperawatanperawa
t-dokter, ada juga hal yang menghambathubungankolaborasitersebut.
Adapun aspek yang menghambatnyaadalahperbedaan status dan
kekuasaantetapmenjadisumberutamaketidaksesuaian yang
membatasipendirianprofesionaldalamaplikasikolaborasi. Inti
sesungguhnyadarikonflikperawat dan dokterterletak pada
perbedaansikapprofesionalmerekaterhadappasien dan
caraberkomunikasidiantarakeduanya.

2. MANFAAT KOMUNIKASI

 Memahami Kondisi Pasien

Dari awal titik perawatan triase di IGD hingga masuk ke ruangan, perawat biasanya
berperan aktif dalam pelayanan keperawatan. Komunikasi mulai terbangun dengan
cepat, mengenal dan memahami kondisi pasien termasuk anggota keluarganya juga.
Jadi, ketika perawat dan pasien sudah terbuka sejak awal, maka saat proses
pengobatan medis maupun asuhan keperawatan pun makin lebih efektif dan akurat.
 Mengetahui Keadaan Emosional Pasien

Tak jarang, ketika pasien sudah dianjurkan untuk rawat inap di sebuah fasilitas
kesehatan, maka sosok perawatlah yang banyak menghabiskan waktu bersama
mereka. Artinya, jumlah komunikasinya tak terhitung lagi hingga mampu mengetahui
kestabilan emosional pasien.
Bahkan yang tahu persis kapan pasien mengalami fase penolakan pada penyakitnya
(denial) atau sudah mampu menerima kondisinya (accept) itu juga perawat. Dan hal
tersebut sungguh luar biasa dalam membantu tenaga kesehatan lain untuk
merencanakan pelayanan berikutnya.

 Memahami Determinan Sosial Kesehatan

Saat perawat melakukan komunikasi efektif bersama pasien, maka secara tidak
langsung akan ikut memahami determinan sosialnya mulai dari kondisi fisik, kondisi
lingkungannya, kondisi keluarganya sehingga dapat mempengaruhi kesehatan secara
luas.
Oleh sebab itu, sebagai perawat profesional, sebaiknya tidak membahas lebih
mendalam terhadap status sosial dari pasien karena cukup sensitif, jauh lebih baik
memberikan pemahaman bahwa pasien saat ini butuh perhatian khusus untuk
meningkatkan derajat kesehatanya.

 Mampu Melacak Perubahan Perawatan

Adanya komunikasi efektif, perawat sangat mungkin menargetkan strategi klinis


sesuai keluhan yang disampaikan pasien. Disamping itu, sekaligus ikut melacak
kemajuan pasien secara real-time.
Kemudian hasil tersebut dapat diteruskan ke tim lainya agar memperoleh pelayanan
yang optimal dan tidak lagi adanya miskomunikasi sesama tenaga kesehatan..

 Dapat Mengidentifikasi Kebutuhan Khusus

Kok bisa? jelas bisa, karena perawat biasanya semakin mengetahui kebutuhan pasien
setelah saling percaya satu sama lain. Bahkan kebutuhan khusus pasien bisa saja
diluar proses keperawatan.
Sebagai contoh, mungkin saja ada permintaan untuk meminta diet khusus karena
kurang suka yang berkuah atau memiliki keyakinan agama yang kuat sehingga butuh
waktu tertentu agar tidak diganggu sehingga tindakan keperawatan otomatis tidak
dilakukan pada jam tersebut dan diganti pada jam berikutnya.

 Advokasi Bagi Pasien

Berdasarkan kode etik keperawatan, advokasi pasien disini meliputi hubungan


terapeutik dimana perawat berperan sebagai pemberi informasi secara umum,
pendampingan pasien serta pengambilan sebuah keputusan
Terkadang, pasien bisa saja mengambil keputusan sendiri namun tidak menutup
kemungkinan, perawat atau tenaga kesehatan lain terlibat dalam mengambil
keputusan di tengah-tengah keluarga pasien.
Pada intinya, perawat akan selalu menjembatani segala informasi yang dibutuhkan
pasien seperti melakukan tindakan keperawatan sesuai tupoksinya, menjelaskan
diagnosis, menjelaskan tentang obat atau suntikan yang akan diberikan pasien dan
masih banyak lagi.
Memang, untuk mencapai ketrampilan komunikasi efektif secara handal, butuh
pengalaman lebih banyak, interpersonal yang cukup serta adanya dukungan dari
lingkungan sekitar khususnya sesama tenaga kesehatan.

3. Proses terjadinya Komunikasi dalam bentuk bagan dan Jelaskan

bagan tersebut(sumber dari mana)


1. Sender

Sender adalah si penyampai pesan atau komunitator. Disini, sender adalah sebagai


orang yang berinisiatif dalam menyampaikan informasi atau gagasan.

2. Encoding

Encoding adalah proses transmisi atau transfer informasi dari seseorang kepada orang
lain. Umumnya encoding menggunakan simbol sebagai media.

3. Message

Message adalah pesan yang diwujudkan dalam simbol yang bermakna. Penyampaian
dari pesan inilah yang menjadi alasan utamanya terjadi komunikasi

4. Media

Media disebut juga saluran komunikator yang digunakan sebagai alat untuk
menyampaikan informasi agar diterima oleh komunikan.

5. Decoding

Decoding adalah proses dimana komunikan akan menerjemahkan pesan melalui


lambang yang disampaikan oleh komunitator kepadanya.

6. Receiver

Receiver adalah orang atau komunikan yang menerima pesan.

7. Response

Response adalah tanggapan atau reaksi komunikan yang ditujukan terhadap informasi
yang diberikan oleh komunikator setelah pesan tersebut diterima.
8. Feedback

Feedback atau umpan balik adalah wujud dari reaksi komunikan terhadap pesan yang
disampaikan. Reaksi ini ditunjukkan dengan cara memberikan kritik, saran dan lain
sebagainya.

9. Noise

Noise merupakan gangguan tidak terencana yang sering terjadi dalam proses
Komunikasi. Noise ini bisa membuat misunderstanding akibat perbedaan pemahaman
antara komunikator dengan komunikan tentang informasi yang disampaikan.

Anda mungkin juga menyukai