Anda di halaman 1dari 9

Komunikasi dalam keperawatan

Trend issue dalam komunikasi kesehatan

Disusun oleh :
1. Adella ayu ananta (SK121001)
2. Ella desi safitri (SK121011)
3. Faqih sidqon (SK121014)
4. Ira afap ayu s.p (SK121019)
5. Mohamad Nur Alfin (SK121019)
6. Sulis dyah utami (SK121041)

Program studi S1 keperawatan


Sekolah tinggi ilmu kesehatan kendal
Tahun 2021
BAB I
PEMBAHASAN

A. LATAR BELAKANG
Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan
keilmuannya sebagai wujud kepeduliannya dalam
meningkatkan kesejahteraan umat manusia baik dalam
tingkatan preklinik maupun klinik.
Untuk dapat mengembangkan keilmuannya maka keperawatan
dituntut untuk peka terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi di lingkungannya setiap saat (Potter dan Perry, 2005)
Kepuasan pada pasien dalam menerima pelayanan kesehatan
mencakup beberapa dimensi. Salah satunya adalah dimensi
kelancaran komunikasi antaran petugas kesehatan (termasuk
dokter) dengan pasien.
Hal ini berarti pelayanan kesehatan bukan hanya berorientasi
pada pengobatan secara medis saja, melainkan juga
berorientasi pada komunikasi karena pelayanan melalui
komunikasi sangat penting dan berguna bagi pasien, serta
sangat membantu pasien dalam proses penyembuhan.
Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan
perilaku dan memungkinkan individu untuk berhubungan
dengan orang lain dan dunia sekitarnya. Sedangkan komunikasi
terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan perawat
untuk membantu klien beradaptasi terhadap stress, mengatasi
gangguan patologis dan belajar bagaimana berhubungan
dengan orang lain.

B. PENGERTIAN TREND DAN ISSUE


 ISSUE menurut muharamiatul, 2012 adalah suatu
peristiwa/ kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau
tidak terjadi pada mendatang menyakut berbagai hal.
 TREND adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai
pendekatan analisa, trend juga dapat didifinisikan salah
satu gambaran ataupun informasi yang terjadi pada saat
ini yang biasanya sedang popular di kalangan
masyarakat.

C. BEBERAPA PENYEBAB DARI TREND DAN ISSUE


1) Lemahnya pemahaman mengenai penggunaan diri
secara terapeutik saat melakukan interaksi dengan klien
2) Kurangnya kesadaran diri para perawat dalam
menjalankan komunikasi 2 arah secara terapeutik.
3) Lemahnya penerapan system evaluasi tindakan (kinerja)
individual yang berdampak terhadap lemahnya
pengembangan kemampuan diri sendiri.

Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan


perilaku dan memungkinkan individu untuk berhubungan
dengan orang lain dan dunia sekitarnya.
Sedangkan komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau
keterampilan perawat untuk membantu klien beradaptasi
terhadap stress, mengatasi gangguan patologis dan belajar
bagaimana berhubungan dengan orang lain.

Pelayanan rumah sakit berfungsi untuk memberikan


pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu yang
dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan
kesehatan yang bermutu dan terjangkau dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

D. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ISSUE DAN TREND


1) Faktor Agama dan Istiadat
Agama serta latar belakang adat-istiadat merupakan faktor utama
dalam membuat keputusan etis. Setiap perawat disarankan untuk
memahami nilai-nilai yang diyakini maupun kaidah agama yang
dianutnya.
2) Faktor Sosial
Perkembangan sosial dan budaya juga berpengaruh terhadap sistem
kesehatan nasional. Pelayanan kesehatan yang tadinya berorientasi
pada program medis lambat laun menjadi pelayanan komprehensif
dengan pendekatan tim kesehatan.
3) Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Kemajuan di bidang kesehatan telah mampu meningkatkan kualitas
hidup serta memperpanjang usia manusia dengan ditemukannya
berbagai mesin mekanik kesehatan, cara prosedur baru dan bahan-
bahan/obat-obatan baru. Misalnya pasien dengan gangguan ginjal
dapat diperpanjang usianya berkat adanya mesin hemodialisa. Ibu-ibu
yang mengalami kesulitan hamil dapat diganti dengan berbagai
inseminasi.
4) Faktor Legislasi dan Keputusan Yuridis
Setiap perubahan sosial atau legislasi menyebabkan timbulnya
tindakan yang merupakan reaksi perubahan tersebut. Legislasi
merupakan jaminan tindakan menurut hukum sehingga orang yang
bertindak tidak sesuai hukum dapat menimbulkan konflik.Saat ini
aspek legislasi dan bentuk keputusan juridis bagi permasalahan etika
kesehatan sedang menjadi topik yang banyak dibicarakan.
5) Faktor dana/keuangan
Untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat, pemerintah telah
banyak berupaya dengan mengadakan berbagai program yang
dibiayai pemerintah.
6) Faktor pekerjaan.
Perawat perlu mempertimbangkan posisi pekerjaannya dalam
pembuatan suatu keputusan. Tidak semua keputusan pribadi perawat
dapat dilaksanakan, namun harus diselesaikan dengan
keputusan/aturan tempat ia bekerja.
7) Faktor Kode etik keperawatan
Kelly (1987), dikutip oleh Robert Priharjo, menyatakan bahwa kode
etik merupakan salah satu ciri/persyaratan profesi yang memberikan
arti penting dalam penentuan, pertahanan dan peningkatan standar
profesi. Kode etik menunjukkan bahwa tanggung jawab kepercayaan
dari masyarakat telah diterima oleh profesi.
8) Faktor Hak-hak pasien.
Hak-hak pasien pada dasarnya merupakan bagian dari konsep hak-hak
manusia. Hak merupakan suatu tuntutan rasional yang berasal dari
interpretasi konsekuensi dan kepraktisan suatu situasi.
E. KONSEP ISSUE DAN TREND DALAM KEPERAWATAN
 Mengahargai keyakinan klien menurut budayanya
Perawat harus bisa menghargai keyakinan klien tetapi tetap
melaksanakan tindakan untuk perawatan klien dengan mengganti
dengan alternative lain. Misalnya klien yang tidak mengkonsumsi
obat-obatan kimia, berpikir kritis dengan mengganti dengan obat
herbal yang telah terbukti pengobatannya. misalnya di budaya

Jawa, Brotowali sebagai obat untuk menghilangkan rasa nyeri.

 Menghentikan kebiasaan buruk


Apabila klien mempunyai kebiasaan merokok pada saat setelah
makan, maka perawat harus dapat melarang kebiasaan tersebut.
Karena dapat membahayakan klien dan terapi penyembuhan
dapat mengalami kegagalan.
 Mengganti kebiasaan pengobatan yang buruk
Bagi masyarakat Jawa dukun adalah yang pandai atau ahli dalam
mengobati penyakit melalui “Japa Mantera“, yakni doa yang
diberikan oleh dukun kepada pasien. Misalnya dukun pijat/tulang
(sangkal putung) khusus menangani orang yang sakit terkilir ,
patah tulang , jatuh atau salah urat.

F. NILAI NILAI DALAM ISSUE DAN TREND


1) Nilai intelektual
 Nilai intelektual dalam praktik keperawatan terdiri dari :
2) Body of Knowledge
 Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)
 Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan
kreatif.
3) Nilai komitmen moral
 Pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep altruistic dan
memperhatikan kode etik keperawatan. Menurut Beauchamp &
Walters (1989) pelayanan professional terhadap masyarakat
memerlukan integritas, komitmen moral dan tanggung jawab etik.
4) Otonomi, kendali dan tanggung gugat
 Otonomi merupakan kebebasan dan kewenangan untuk
melakukan tindakan secara mandiri. Hak otonomi merujuk kepada
pengendalian kehidupan diri sendiri yang berarti bahwa perawat
memiliki kendali terhadap fungsi mereka. Otonomi melibatkan
kemandirian, kesedian mengambil resiko dan tanggung jawab
serta tanggung gugat terhadap tindakannya sendiribegitupula
sebagai pengatur dan penentu diri sendiri. Kendali mempunyai
implikasi pengaturan atau pengarahan terhadap sesuatu atau
seseorang.
G. PENTINGNYA KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN
 Hubungan dengan orang lain akan terjalin bila setiap individu
melakukan komunikasi diantara sesamanya. Kepuasan dan
kenyamanan serta rasa aman yang dicapai oleh individu dalam
berhubungan sosial dengan orang lain merupakan hasil dari suatu
komunikasi. Komunikasi dalam hal ini menjadi unsur terpenting
dalam mewujudkan integritas diri setiap manusia sebagai bagian
dari sistem social
 Tatanan klinik seperti rumah sakit yang dinyatakan sebagai salah
satu sistem dari kelompok sosial mempunyai kepentingan yang
tinggi pada unsur komunikasi.
 Komunikasi di lingkungan rumah sakit diyakini sebagai modal
utama untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang akan
ditawarkan kepada konsumennya.
 Konsumen dalam hal ini juga menyangkut dua sisi yaitu konsumen
internal dan konsumen eksternal.
 Komunikasi di lingkungan rumah sakit diyakini sebagai modal
utama untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang akan
ditawarkan kepada konsumennya.
 Konsumen internal melibatkan unsur hubungan antar individu
yang bekerja di rumah sakit, baik hubungan secara horisontal
ataupun hubungan secara vertical
 konsumen eksternal lebih mengarah pada sisi menerima jasa
pelayanan, yaitu klien baik secara individual, kelompok, keluarga
maupun masyarakat yang ada di rumah sakit.
 Seringkali hubungan buruk yang terjadi pada suatu rumah sakit,
diprediksi penyebabnya adalah buruknya sistem komunikasi antar
individu yang terlibat dalam sistem tersebut.
H. ISSUE DAN TREND KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN
 Hubungan perawat dengan dokter adalah satu bentuk hubungan
interaksi yang telah cukup lama dikenal ketika memberikan
bantuan kepada pasien.
 Perspektif yang berbeda dalam memendang pasien, dalam
prakteknya menyebabkan munculnya hambatan-hambatan teknik
dalam melakukan proses kolaborasi.
 Hambatan kolaborasi dokter dengan perawat sering dijumpai
pada tingkat profesional dan institusional.
 Perbedaan status dan kekuasaan tetap menjadi sumber utama
ketidaksesuaian yang membatasi pendirian profesional dalam
aplikasi kolaborasi.
 Komunikasi dibutuhkan untuk mewujudkan kolaborasi yang
efektif, hal tersebut perlu ditunjang oleh saran komunikasi
yang dapat menyatukan data kesehatan pasien secara
komfrenhensif sehingga menjadi sumber informasi bagi semua
anggota team dalam pengambilan keputusan.
 Oleh karena itu perlu dikembangkan catatan status kesehatan
pasien yang memunkinkan komunikasi dokter dan perawat
terjadi secara efektif. Pendidikan perawat perlu terus
ditingkatkan untuk meminimalkan kesenjangan professional
dengan dokter melalui pendidikan berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai