Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Lena Fitriyani Martal
Kelas 11 B
2. Organisasi tidak bersifat statis, tetapi bersifat dinamis sesuai dengan perubahan
lingkungan. Jelaskan alasannya yang menyebabkan organisasi harus melakukan
perubahan, serta organisasi yang bagaimanakah yang sesuai dengan perubahan lingkungan
?
Jawaban:
Perubahan-perubahan di lingkungan organisasi adalah untuk meningkatkan
kemampuan organisasi. Peningkatan ini digunakan untuk melakukan perubahan dan
perbaikan menjadi organisasi semakin efektif dalam mencapai tujuannya. Perubahan
dilingkungan organisasi bertujuan:
a. Mengubah dan mengembangkan pandangan terhadap perspektif organisasi dengan
memperluas wawasan anggota organisasi.
b. Kemampuan mengadaptasi perubahan, perkembangan dan kemajuan ilmu dan
teknologi, sehingga dapat membantu organisasi meningkatkan efisiensi, efektifitas,
produktifitas dan kualitas kerja dan hasilnya.
c. Peningkatan pengetahuan, keterampilan/keahlian dalam bekerja. Tujuan perubahan
dilingkungan organisasi harus diarahkan pada menghasilkan anggota organisasi sebagai
sumber daya manusia yang menguasi ilmu/pengetahuan dan keterampilan/keahlian
mendayagunakan teknologi terbaru yang diperlakukan dalam melaksanakan tugas
pokok organisasi.
d. Pengembangan orientasi pada peningkatan produktifitas dan pemberian pelayanan yang
berkualitas.
e. Perubahan-perubahan kemampuan mengadaptasi perubahan-perubahan nilai sosial dan
nilai-nilai kerja.
3. Jelaskan serta analisis kondisi RS/klinik/tempat Bpk ibu bekerja sebagai suatu organisasi
publik dalam perspektif teori organisasi ?
Jawaban:
Saya bekerja di Klinik Pratama C**** di daerah Jakarta Barat. Merupakan klinik pratama
24 jam, dan terdiri dari 4 ruang konsultasi, atau 4 dokter yang memberikan pelayanan
dalam 24 jam. Selain ruangan konsultasi klinik ini memiliki ruangan seperti ruangan
pendaftaran, ruang tunggu, ruang obat, ruang tindakan, ruang pojok ASI dan kamar mandi
sebanyak 5. Dokter dokter dan tenaga medis yang bekerja sudah teregistrasi atau
mempunyai SIP (Surat Izin Praktik). Klinik merupakan organisasi publik yang beronterasi
dibidang kesehatan, salah satunya adalah klinik, klinik menurut kemenkes dibagi 2, yaitu
klinik pratama dan klinik khusus. Klinik pratama merupakan klinik yang
menyelenggarakan pelayanan medik dasar baik umum maupun khusus. Dibangunan klinik
terdapat beberapa ruangan yaitu ruangan pendaftaran, ruang konsultasi, ruang administrasi,
ruang obat dan bahan habis pakai, ruang tindakan, ruang pojok ASI, dan kamar mandi.
Menurut kemenkes klinik pratama dapat memberikan pelayanan paling tidak klinik
memiliki 2 dokter.
Sebagai organisasi publik pelayanan klinik sudah diatur melalui undang-undanng,
dimana suatu klinik mampu memberikan pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Klinik ini sudah sesuai dengan teori organisasi
publik dimana organisasi publik bertujuan melayani kebutuhan masyarakat, dalam hal ini
dalam sektor jasa berupa kesehatan. Tidak hanya itu juga, pada saat pemeriksaan dokter
tidak hanya menanyakan tentang keluhan, namun memberikan penjelasan mengenai
penyakit, serta mengedukasi setiap pasien berobat. Selain itu dalam pemberian jasa atau
pelayanan kesehatan klinik ini terdapat operator yang bertujuan untuk mendengarkan
ketidakpuasan dari pelayanan kesehatan, sehingga dapat menjadi evaluasi untuk klinik
menjadi lebih baik dalam memberikan pelayanan kesehatan dan dapat berkembang.
6. Didalam suatu organisasi menurut Weber terdapat tiga jenis otoritas yang berpengaruh
terhadap pola kepemimpinan maupun dalam pengambilan keputusan, jelaskan dan analisis
menurut pendapat Bpk/Ibu mengenai jenis otoritas tersebut ?
Jawaban:
a. Otoritas Tradisional
Otoritas tradisional ini berlandaskan pada suatu kepercayaan terhadap tradisi-
tradisi zaman dahulu serta legitimasi status mereka yang mengunakan otoritas yang
dimilikinya. Otoritas tradisional merupakan suatu organisasi yang dimiliki seorang
pemimpin karena adanya hubungan keluarga dengan pemimpin terdahulu dari para
pengikutnya, sehingga pengikut sudah memiliki rasa patuh terhadap pemimpinnya
secara otomatis akan mengikuti terhadap otoritas yang dibuat oleh pimpinan mereka.
Salah satu alasan orang taat pada otoritas ini karena orang tersebut menganggap bahwa
hal itu sudah ada dan aturan-aturan yang dibuat oleh pihak yang memiliki otoritas
merupakan peraturan yang telah ada sejak lama dan dihormati sepanjang waktu secara
turun temurun.
Tipe Otoritas ini mempunyai konsekuensi, Setiap usaha untuk melakukan
perubahan pada adat kebiasaan maupun struktur yang telah ada, akan selalu berhadapan
dengan aturan tradisi sudah ada. Sehingga pemimpin maupun aparatur yang
menjalankan roda pemerintahannya akan menjalankan peran-perannya atas dasar adat
kebiasaan yang telah berlangsung selama generasi bergenerasi. Hal ini menyebabkan
rendah motivasinya untuk mengembangkan kualitas-kualitas terbaik dalam dirinya
karena adat kebiasaan pada akhirnya yang menentukan. Apa gunanya mengembangkan
kecerdasan dan kreativitas jika pada akhirnya yang dihargai ialah senioritas dan
kepatuhan pada tradisi? Apa gunanya berinovasi jika pada akhirnya yang dihargai ialah
apa yang selaras dengan adat tradisi? Insentif bagi munculnya inovasi-inovasi dalam
menjalankan kewenangannya lemah.
Tipe Tradisional akan berfungsi dengan baik dalam situasi-situasi dimana cara-
cara tradisional bisa menjawab problem-problem yang muncul. Dengan kata lain, ini
berarti bahwa problem-problem yang muncul haruslah juga merupakan problem-
problem yang memiliki karakteristik yang sama atau serupa dengan problem-problem
yang dulu pernah berhasil dengan cara-cara tradisional. Semakin berkembangnya dunia,
semakin banyaknya inovasi-inovasi yang muncul ditengah kehidupan kita maka akan
muncul masalah-masalah baru. Bila kita menggunakan otoritas tradisional saat ini
dalam menghadapi perkembangan dunia perilaku ini malah akan menghancurkan daya
cipta masyarakat. Lemah motivasi dan miskin inovasi menjadi potret umum dari
birokrasi maupun masyarakat yang masih mendasarkan diri pada tipe otoritas kedua ini.
b. Otoritas karismatik
Otoritas ini didasarkan pada mutu luar biasa yang dimiliki oleh seorang pemimpin.
Otoritas ini muncul karena adanya sikap luar biasa yang muncul dari dalam diri seorang
pemimpin yang memiliki sifat kepemimpinan atau sering disebut “karisma”, karisma
itu sendiri merupakan daya tarik pribadi yang ada pada seseorang sebagai pemimpin,
sehingga para pengikutnya dengan sukarela mengikuti aturan-aturan yang dibuat oleh
pemimpin. Sehingga, pemimpin sangat mudah untuk mengendalikan dan memimpin
pengikutnya, karena dengan sifatnya akan disegani dan dipatuhi atau bahkan dapat
menjadi panutan bagi anggotanya.
Konsekuensi dari tipe otoritas yang demikian ialah bahwa mereka yang dipimpin
akan mudah sekali kehilangan arah tujuan hidupnya manakala sang pemimpin tak lagi
berada di antara mereka. Kematian sang pemimpin identik dengan matinya kompas
pemandu tujuan hidup mereka. Masyarakat akan kehilangan pegangan hidup sehingga
biasanya kemudian terjadi disintegrasi atau perpecahan dalam masyarakat tersebut
karena tidak ada sosok yang bisa menyatukan kemauan dan gerak langkah masyarakat
tersebut. Di sisi lain, ketergantungan terhadap sosok sang pemimpin juga menjadikan
kemampuan-kemampuan menentukan arah tujuan hidupnya tak berkembang dalam diri
yang dipimpin. Mereka yang dipimpin tak terlatih untuk mengembangkan kemampuan
memilih tujuan hidupnya sendiri maupun cara bagaimana mencapai tujuan tersebut.
Maka, tipe otoritas yang demikian berfungsi ideal pada situasi-situasi dimana kehidupan
yang melingkupi sebuah masyarakat masih begitu sederhana dan problem-problem yang
muncul bisa diselesaikan dengan cara-cara yang sederhana. Dengan kesederhanaan
situasi dan problem itu, maka sosok pemimpin akan bisa menjalankan fungsinya sebagai
yang maha tahu. Sang pemimpin-lah yang bertugas memberikan jawaban atas banyak
persoalan yang dialami oleh mereka yang dipimpin.
Tipe ini akan menjadi problematik manakala kehidupan telah menjadi
sedemikian kompleks, ruang kehidupan semakin saling terkait secara luas dan dinamika
kehidupan semakin cepat. Jika semua problem lantas harus menunggu jawaban dari
sang pemimpin, maka akan ada banyak energi dan waktu yang terbuang percuma hanya
untuk menunggu. Organisasi pemerintahan yang ada pun lantas menjadi lamban dan tak
responsif terhadap tantangan-tantangan yang terus muncul. Secara keseluruhan,
bangunan sosial politik yang didasarkan pada tipe otoritas semacam ini akan menjadi
rapuh justru karena ketergantungannya kepada satu figur karismatik.
c. Otoritas Legal-Rasional
Dalam sistem otoritas ini adalah karena dia memiliki suatu posisi sosial yang
menurut peraturan yang sah dia memiliki posisi otoritas. Pempimpin yang akan
melaksanakan tugasnya sudah diatur dalah sebuah peraturan yang sah dan telah diakui
oleh suatu organisasi birokrasi. Bawahan pada sistem ini disebut dengan rakyat akan
tunduk terhadap otoritas pemimpin karena posisi sosial mereka diatur dan dipaksa oleh
aturan-aturan dalam bidang tertentu untuk tunduk terhadap kebijakan otoritas yang
dibuat oleh pemimpin dalam sistem otoritas Legal-Rasional.