Anda di halaman 1dari 5

RESUME

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III


Luka Akut Dan Luka Kronik

OLEH :
Andi Irawan 16.3.0.1.0054

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKes PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2019
BAB I
PEMBAHASAN

A. PERBEDAAN LUKA AKUT DAN LUKA KRONIK


1. Luka Akut
Luka akut adalah luka trauma yang biasanya segera mendapat
penanganan dan biasanya dapat sembuh dengan baik bila tidak terjadi
komplikasi. Kriteria luka akut adalah luka baru, mendadak dan
penyembuhannya sesuai dengan waktu yang diperkirakan. Contohnya adalah
luka sayat, luka bakar, luka tusuk (Briant, 2007).
Luka akut merupakan cedera jaringan yang dapat pulih kembali seperti
keadaan normal dengan bekas luka yang minimal dalam rentang waktu 8-12
minggu. Penyebab utama dari luka akut adalah cedera mekanikal karena
faktor eksternal, dimana terjadi kontak antara kulit dengan permukaan yang
keras atau tajam, luka tembak, dan luka pasca operasi. Penyebab lain luka
akut adalah luka bakar dan cedera kimiawi, seperti terpapar sinar radiasi,
tersengat listrik, terkena cairan kimia yang besifat korosif, serta terkena
sumber panas.
2. Luka Kronik
Luka akut adalah luka yang berlangsung lama atau sering timbul kembali
(rekuren) atau terjadi gangguan pada proses penyembuhan yang biasanya
disebabkan oleh masalah multi faktor dari penderita. Pada luka kronik luka
gagal sembuh pada waktu yang diperkirakan, tidak berespon baik terhadap
terapi dan punya tendensi untuk timbul kembali. Contohnya adalah ulkus
tungkai, ulkus vena, ulkus arteri (iskemi), penyakit vaskular perifer ulkus
dekubitus, neuropati perifer ulkus dekubitus (Briant, 2007).
luka kronik merupakan luka dengan proses pemulihan yang lambat,
dengan waktu penyembuhan lebih dari 12 minggu dan terkadang dapat
menyebabkan kecacatan. Ketika terjadi luka yang bersifat kronik, neutrofil
dilepaskan dan secara signifikan meningkatkan ezim kolagenase yang
bertnggung jawab terhadap destruksi dari matriks penghubung jaringan.3
Salah satu penyebab terjadinya luka kronik adalah kegagalan pemulihan
karena kondisi fisiologis (seperti diabetes melitus (DM) dan kanker), infeksi
terus-menerus, dan rendahnya tindakan pengobatan yang diberikan.

B. PENATALAKSANAAN PERAWATAN LUKA


1. Prioritas dalam penatalaksanaan luka local
Prioritas dalam penatalaksanaan luka lokal pada dasarnya adalah sama
dengan luka apapun juga yaitu : mengatasi perdarahan, mengeluarkan benda
asing yang dapat bertindak sebagai fokus infeksi dan menyediakan
temperatur, kelembapan dan PH yangoptimal untuk sel-sel yang berperan
dalam proses penyembuhan. Yang bertujuan untuk melindungi individu dari
kerusakan fisiologis lebih lanjut.
Penutupan luka dengan Membalut (balutan yang ideal)
a. Mengkaji luka secara akurat dan mengidentifikasi masalah- masalah
yang dapat mempercepat penyembuhan luka
b. Teknik pembalutan luka yang benar
c. Pemilihan produk-produk perawatan luka yang sesuai
d. Mengganti balutan sesai waktu yang ditentukan untuk menjadi balutan
efektif membuat gambaran penyembuhan dan mengevaluasiv efektivitas
program pengobatan.

C. TERAPI KOMPLEMENTER
Lidah buaya merupakan tanaman yang termasuk dalam famili Liliaceae
yang tumbuh dengan mudah di daerah panas dan gersang. Jaringan lendir yang
ada di bagian tengah daun pada tanaman ini atau yang disebut juga gel lidah
buaya digunakan untuk berbagai kosmetik dan aplikasi medis. Mesir
menggunakan tanaman lidah buaya untuk pengobatan luka, luka bakar, dan
infeksi untuk pertama kalinya. Setelahnya, Yunani, Spanyol, dan Afrika bangsa
menggunakan lidah buaya dengan berbagai teknik untuk beberapa tujuan.
Menurut pengobatan klasik di Iran, ekstrak lidah buaya yang digunakan untuk
tujuan pengobatan.
Tanaman lidah buaya terdiri dari turunan hidroksil antrasena termasuk
aloin A dan B2 dengan jumlah 25-40% dari senyawa chromone dan turunannya
seperti resin aloe A, B2, dan C. Lendir lidah buaya juga terdiri dari beberapa
glikoprotein, yang mencegah inflasi rasa sakit dan mempercepat perbaikan.
Demikian juga, lidah buaya terdiri polisakarida, yang merangsang penyembuhan
luka dan pertumbuhan kulit. Lendir dari tanaman ini dapat digunakan untuk
pengobatan internal dan eksternal luka. Lendir lidah buaya mencakup beberapa
senyawa seperti vitamin E dan vitamin C dan beberapa asam amino, yang dapat
memainkan peran penting dalam percepatan penyembuhan luka sedemikian rupa
bahwa percobaan telah menunjukkan bahwa vitamin C dapat berperan dalam
peningkatan produksi kolagen dan pencegahan dari sintesis untaian DNA, serta
vitamin E sebagai antioksidan yang kuat dalam penyembuhan luka. Lendir lidah
buaya memiliki sistem enzimatik antioksidan seperti glutathione peroxidase dan
superoksida dismutase, yang mempercepat penyembuhan luka dengan netralisasi
efek dari radikal bebas yang dihasilkan di situs luka dan dengan properti anti-
inflamasi.
Lendir lidah buaya tidak hanya meningkatkan jumlah kolagen di situs
luka, tetapi juga meningkatkan koneksi transversal antar ikatan sehingga sebagai
hasilnya mempercepat perbaikan luka. Alasan ilmiah untuk penggunaan terapi
tradisional dalam penyembuhan luka menunjukkan efek yang menguntungkan.
Namun, upaya multidisiplin diperlukan untuk membuktikan keamanan,
menyelidiki efek samping, dan mengembangkan uji standar terkontrol. Tren saat
ini yaitu mengarah ke pengembangan pengobatan perawatan luka yang inovatif,
yaitu menggabungkan penggunaan bahan tradisional dan produk modern, seperti
nanofibers yang mengandung nanopartikel perak, lidah buaya yang dimuat ke
hidrogel alginat, dan hidrogel yang mengandung madu.
DAFTAR PUSTAKA

Monica Riendra. 2016. Lidah Buaya (Aloe Vera) Untuk Penyembuhan Luka.
MAJORITY Volume 5 Nomor 4
Purnama Handi. 2010. Review Sistematik: Proses Penyembuhan Dan Perawatan
Luka. Suplemen Volume 15 Nomor 2.

Anda mungkin juga menyukai