Dosen Pengajar
Dr. HISNIN
DISUSUN OLEH
Kelompok 4
1. Harnacalis 162212012
2. Asmarita 162212033
3. Putri NurfitaFera 162212023
4. Juniyati 162212015
5. Maisyarah 162212017
6. Winda Angesia 162212040
7. Sarimawati 162212033
8. Siti Zaharah 162212034
9. Sofia Kartika 162212034
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah tentang “Terafi Oksigen
Hiperbarik (Tohb) dan Ruang Udara Bertekanan Tinggi (Rubt)”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata “Matra Laut”. Kami menyadari bahwa
penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah yang akan kami buat
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masyarakat dengan berbagai unsur pelayanan medis yang ditawarkan (Sari, 2012), salah
satu diantaranya adalah terapi hiperbarik. Sejak penemuan hiperbarik pada abad ke 16,
Medical Society (UHMS) penyakit yang dapat disembuhkan antara lain penyakit emboli
gas, keracunan karbon monoksida, keracunan sianida, gas gangren, infeksi jaringan lunak,
ulkus diabetik, ujung amputasi yang tidak sembuh, tuli mendadak, autis, luka bakar dan
penyakit dekompresi (Gill dan Bell, 2004). Penggunaan terapi yang meluas pemakaiannya
dapat digunakan juga sebagai terapi kebugaran tubuh dan untuk kecantikan (RS Paru
Jember, 2015).
Terapi oksigen hiperbarik adalah suatu bentuk terapi dimana keadaan pasien harus
berada dalam suatu ruangan bertekanan tinggi dan bernafas dengan oksigen murni 100%
pada suasana tekanan ruangan yang lebih besar dari tekanan atmosfer normal (Baromedical,
2016). Pada saat terapi berlangsung lingkungan hiperbarik diperoleh bila menyelam
(lingkungan bertekanan tinggi pada keadaan yang basah) atau berada di dalam ruang
bertekanan tinggi (lingkungan bertekanan tinggi pada keadaan yang kering). Pada
3
penelitian ini yang dimaksud lingkungan hiperbarik adalah lingkungan dalam ruang udara
Pada umumnya manusia bernafas dengan komposisi unsur udara yang mengandung
78% nitrogen, 20% oksigen, 0,93% argon, 0,03% karbondioksida dan sisanya terdiri dari
neon, helium, metan dan hidrogen (Iskandar, 2010). Apabila komposisi unsur udara dalam
tubuh manusia tidak seimbang dan sesuai standar, maka akan mengakibatkan keracunan
oksigen. Selain alasan tersebut keracunan oksigen dapat juga terjadi tergantung pada
besarnya tekanan parsial dan lamanya waktu terapi. Oleh karena itu, diperlukan pengkajian
untuk mengetahui kesesuaian nilai tekanan parsial oksigen dan karbondioksida berdasarkan
jumlah pasien dan kedalaman yang berbeda pada ruang terapi oksigen hiperbarik RS Paru
Namun apabila tubuh kelebihan menerima pemberian oksigen secara terus menerus tanpa
interval atau batas waktu tertentu akan menyebabkan terbentuknya senyawa radikal bebas
yang akan merusak jaringan dan akan mengakibatkan nekrosis pada jaringan (Dwipayana
dan Prijambodo, 2010). Oleh sebab itu kajian tekanan parsial berdasarkan kadar oksigen
dan karbondioksida dijadikan sebagai salah satu cara untuk mengetahui standar nilai dari
tekanan parsial gas Instalasi hiperbarik yang disarankan pada pasien agar tubuh tidak
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan, dapat diambil rumusan masalah pada
4
1. Definisi dan Sejarah Terapi Oksigen Hiperbarik
2. Fungsi HBOT
8. Pengamanan RUBT
C. Tujuan Penulisan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan bagi pembaca dan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Hiperbarik asal kata hyper nerarti tinggi, bar yang memiliki arti tekanan. Jadi arti
dari terapi hiperbarik ialah terapi yang memakai tekanan tinggi. Pada dasarnya terapi
diakibatkan dari turunnya tekanan dilingkungan dengan cara tiba-tiba hingga menyebabkan
gelembung nitrogen didalam cairan didalam sel ataupun diluar sel, serta bisa menyebabkan
rusaknya disetiap organ tubuh, mulai derajad ringan hingga berat tergantung dengan ukuran
Terapi oksigen hiperbarik fungsi yang selalu mengembang bagi terapi yang
memiliki banyak jenis untuk pengobatan, adapun di antaranya misalnya, stroke, cerebral
edem, multiplle sclerosi, terkena racun dari karbon monoksida serta sianida, gas gangren,
Hiperbarik oksigen merupakan terapi dimana pasien wajib ada didalam ruang
tekanan tinggi, serta bernapas menggunakan 100% oksigen di 24 keadaan bertekanan ruang
yang besarnya lebih dari satu Atmosfer Absolute (selvi okta yusidha, 2016).
Belum ada pengertian secara jelas mengenai tekanan juga waktu yang di
pergunakan saat terapi hiperbarik. Biasanya tekanan minimum yang dipergunakan ialah
sebanyak 2,4 atm lamanya 90 menitan. Adanya banyak sesi terapi bergantung dengan
keadaan penderita mengenai kerentangan 1 sesi sebagai racun yang ringan yaitu karbon
6
monoksida sampai 60 sesi ataupun melebihi bagi lesi diabetikum kaki (selvi okta yusidha,
2016).
Terapi hiperbarik di lakukan pada waktu 10hari untuk sesesi. Penentu dari
frekuwensi terapi yang di lakukan penderita cocok dengan pemeriksan pada penderita
sesudah terapi. Bila hasil dari pemeriksaan telah cocok dengan pasien untuk
dengan tekanan sebesar 2,4 atm lamanya 90 menitan. Setiap 30 menitan melakukannya,
penderita di berikan durasi untuk beristirahat dengan waktu 5 menitan. Di lakukan agar
terhindar dari racun oksigen pada penderita (selvi okta yusidha, 2016).
Oksigen yang di berikan sebesar 100% memakai masker medis, sedangkan gas di
sekitar tubuh adalah oksigen normal terkompresi dengan tekanan sama. Didalam RUBT
keadaan pasien dapat duduk ataupun tiduran (selvi okta yusidha, 2016).
RUBT adalah tabung pembuatannya dari baja di buat untuk tujuan dapat di isikan
oksigen tekanan dimulai dari satu ATA atau Atmosfer Absolute hingga beberapa Atmosfer
Absolute, bergantung pada macammacam serta kegunaannya (selvi okta yusidha, 2016).
B. Fungsi HBOT
terkadang menjadi saling bertumpuk. Udara bisa di anggap dengan unsur alam terpenting
bagi kelangsungan hidup, serta untuk pengobatan yang di gunakan sebagai pengubah
patologi dari penyakit. HBOT memakai oksigen untuk pengobatan serta mempunyai
peraturan dosis yang benar, index terapi, serta dampak yang harus di pahami untuk bisa di
7
C. Indikasi Terapi Oksigen Hiperbarik
penyakit dekompresi, emboli, terkena racun karbon monoksida, anemi akut, cedera, abses
intrakranial, fascitis nekrotikans, luka bakar termal, gas ganggren, serta hilangnya indera
pendengar akut. Keadaan itu harus memperoleh pengobatan terapi hiperbarik. Pada
umumnya pusat dari hiperbarik perawatan penderita pada keadaan nonalergi misalnya
sembuhnya luka yang memburuk, cidera radiasi tertunda, osteomieliitis kronik serta flap.
Pentingnya untuk tenaga kesehatan yang memberi perawatan untuk lebih mengindikasi
terkena racun gas dari karbon monoksida dan sianida, ganggren gas serta inhalasi asap
Myostiis, cidera, sindrom kompartement, serta iskemi perifer akut yang lain. Penyakit
intrakarnial, 26 osteomielitis revraktor, infeksi pada jaringan lunak nekrotikan, flap serta
pencangkokan kulit, cidera radiasi (nekrosis tulang serta jaringan lunak), luka bakar termal
okta yusidha, 2016). Kontraindikasi relatif dengan kondisi yang lemas, hipertensi, demam
dengan ruang yang ditutup), asma, retensi Co2 serta emfisema, infeksi aerob misalnya
8
TBC, infeksi virus, lepra, riwayat neuritis optik, riwayat epilepsi, riwayat operasi telinga
serta torak, ibu hamil, pasien melakukan kemo misalnya terapi bleomycin dan adriamycin.
Penderita di minta agar berhenti merokok selama dua mingguan sebelum melakukan
b) Penderita di berikan baju terbuat dari 100% katun serta tidak menggunakan
bahan terbuat dari plastik, tidak memakai kosmetik, serta peralatan elektronik.
c) Penderita tidak diperbolehkan memakai zat yang terbuat dari minyak ataupun
alkohol (yakni kosmetik, cat kuku, hair spray, deodoran, salep, cologne, lotion,
d) Klien wajib melepas aksesoris seperti cincin, kalung, arloji, sisir, dll, sebelum
masuk ruang agar dapat tercegahnya goresan akrilik silinder di ruangan hiperbarik.
e) Lensa pada kontak wajib di lepas sebelum memasuki ruang karna bentuknya
f) klien tidak di perbolehkan bawa koran, buku, ataupun majalah agar terhindar dari
9
g) Sebelum klien mendapat terapi hiperbarik, penderita di evaluasi lebih dulu dari
dokter yang dapat terkuasi ruang hiperbarik. Evaluasinya meliputi penyakit yang
dialami penderita, ada tidaknya kontra indikasi dengan terapi hiperbarik di keadaan
penderita.
h) Sesi pengobatan terapi bergantung pada keadaan penyakit penderita. Klien biasanya
ada pada tekanan sekitar 2,4 atm lamanya 90 menitan dua jaman lalu di selingi
penderita keluar dari ruang terapi supaya komplikasi pada terapi bisa terhindarkan.
i) Terapi memperlukan kerjasama multi disiplin hingga 1 klien bisa tertangani dengan
j) Klien di evaluasi tiap akhir dari sesi supaya mengetahui pengembangan hasil dari
terapi serta meneliti ada atau tidaknya komplikasi yang lain pada klien.
k) Mencegah terjadinya barotrauma GI, mengajari klien bernapas dengan normal atau
tidak diperbolehkan menelan udara serta menghindar dari makanan porsi banyak
atau makanan yang menghasilkan gas ataupun meminum sebelum terapi. Prosedur
2. Sebelum terapi hiperbarik oksigen Dokter jaga hiperbarik oksigen serta perawat atau
tender melakukan:
a) Anamnesa : Identitas, riwayat dari penyakit saat ini, riwayat penyakit yang dulu,
nitrogen, terkena racun gas CO2, H2S, HCN, infeksi misalnya ganggren, lepra,
10
tidak mudah membaik, luka bakar, operasi reimplantasi dan pencangkokan
cedera olah raga. Gangguan pada pembuluh darah tepi, misalnya syok dan lain-
demensia, abses otak, cidera medula sipinalis dan neuropatik perifer. Keadaaan
3) X- foto thorax PA
- EKG
- Lab darah
equalisasi.
3x30 menitan bagi tabel terapi Kindwall ataupun tabel terapi penyelaman.
11
- Dampaknya seperti, intoksikasi oksigen, barotrauma, memodulasi
mual muntah, twitching, serta epilepsi. Apabila menglami hal tersebut maka
oksigen.
oksigen serta komplikasi ataupun dampak yang di temui pada terapi hiperbarik
oksigen.
12
4. Saat proses dekompresi tender memberi bantuan untuk menyesuaikan pasien dengan
meminum air.
a) Bila penderita merasakan nyeri ringan hingga sedang, harap untuk menghentikan
dekompresi sampai nyeri mereda. Apabila nyeri ringan hingga sedang tidak segera
mereda, penderita wajib di keluarkan dari ruangan serta di periksa dokter THT.
b) Wajib di ingatkan jika falsava maneuver untuk dipergunakan saat dekompresi saja
serta pasien harus bernapas normal saat terapi atau tidak menahan nafas.
5. Sesudah Terapi HBO Dokter serta perawat jaga terapi melakukan anamnesa sesudah
terapi, mengevaluasi penyakit, mengevaluasi ada atau tidak dampaknya. Jika keadaan
Ruang udara bertekanan tinggi atau disingkat dengan RUBT merupakan suatu
tabung yang terbuat dari plat baja atau alumunium alloy dan dibuat sedemikian rupa
sehingga mampu diisi udara mulai dari tekanan 1 ATA sampai beberapa ATA, tergantung
dari jenis dan penggunaannya. Saat ini RUBT merupakan alat pendukung untuk kegiatan
yang berhubungan dengan tekanan lebih dari 1 ATA (Mahdi et al., 2009).
Ukuran, bentuk dan kapasitas tekanan RUBT sangat bervariasi tergantung dari jenis
13
RUBT ini dapat digunakan untuk pengobatan bersama beberapa pasien, dimana pasien
bernafas melalui masker yang menutup mulut dan hidung. Tekanan yang digunakan
perawatan intensif.
bahkan di tempat parkir RS. Tipe ini sangat ideal untuk mendukung operasi militer
RUBT jenis ini digunakan untuk proses simulasi sesuai dengan kedalaman
Setiap jenis tipe ruang udara bertekanan tinggi memiliki klasifikasinya masing-
14
masing agar dapat digunakan untuk indikasi penyakit tertentu. Berikut jenis tipe RUBT
a b
H. Pengamanan RUBT
RUBT harus digunakan secara hati-hati karena menggunakan bahan utama berupa
oksigen yang mudah terbakar, sehingga perlu ada pengamanan yang dilakukan sebelum
15
1. Valve-valve dalam keadaan tertutup
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi oksigen hiperbarik adalah terapi medis di bidang kedokteran, yang memiliki
dasar keilmuan kedokteran (Evident Base Medicine) dan telah terbukti secara klinis
dengan cara menghirup oksigen murni didalam suatu ruangan bertekanan tinggi. Dasar
terapi hiperbarik sedikit banyak mengandung prinsip fisika. Teori Toricelli ini yang
mendasari terapi HBOT, dimana digunakan untuk menentukan tekanan udara 1 atm
adalah 760 mmHg. Kandungan komposisi unsur-unsur udara yang terkandung di alam.
Terapi HBOT menggunakan unsur media nafas Oksigen (O2) murni atau 100
persen. Terapi HBOT ini juga berdasarkan teori fisika dasar dari hukum-hukum Dalton,
Boyle, Charles dan Henry. Terapi hiperbarik sangat membantu masyarakat dalam
B. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Airlangga.
http://intand14kiiroi.blogspot.com/2012/07/hiperbarik.html
http://health.kompas.com/read/2013/03/12/19195876/Sehat.dan.Bugar.Berkat.Terapi.
Oksigen. Hiperbarik
http://hiperbarikterapi.wordpress.com/2009/01/26/tentang-hiperbarik/
18
19