Anda di halaman 1dari 19

[1]

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Berdasarkan visi pembangunan kesehatan yakni INDONESIA SEHAT 2010 dimana diharapkan
masyarakat, bangsa dan negara yang di tandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku
hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil
dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setingi-tingginya diseluruh wilayah Republik
Indonesia.

Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan dan pusat rujukan mengemban misi untuk
mencapai tujuan pembangunan tersebut. Misi rumah sakit dikatakan berhasil dengan baik seandainya
rumah sakit dapat memberikan pelayanan yang bermutu.

Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan merupakan suatu sistem yang amat
kompleks. Sifatnya yang padat karya, padat modal dan padat teknologi memerlukan suatu manajemen
yang profesional. Fungsi rumah sakit sebagai institusi dalam pelayanan, pengabdian, penelitian dan
pendidikan, menjadikan rumah sakit bukan hanya sekedar tempat orang berobat saja, tetapi memiliki
fungsi yang amat luas dalam peningkatan mutu kesehatan secara menyeluruh.

Saat ini, rumah sakit harus mampu menghadapi persaingan di dalam usaha pelayanan
kesehatan, karena sudah mulai terjadi perubahan perilaku dan pemahaman masyarakat tentang arti
dari mutu pelayanan kesehatan. Pucuk pimpinan rumah sakit selayaknya mempunyai kemampuan
untuk mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi, baik internal maupun eksternal. Anggapan bahwa
pasien yang datang ke rumah sakit adalah mereka yang harus selalu menerima apa yang diputuskan
oleh pemberi layanan kesehatan, harus dihilangkan. Pemikiran yang harus mulai ditanamkan saat ini
adalah rumah sakit yang membutuhkan pasien atau pelanggan atau dikenal dengan istilah CUSTOMER
SERVICE ORIENTED.
[2]

I.2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui analisis struktur organisasi di Rumah Sakit Pelni

2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya kesesuaian antara struktur organisasi di Rumah Sakit Pelni dengan pedoman
organisasi RS yang ditetapkan pemerintah
b. Diketahuinya alternatif, saran, dan masukan yang dapat diberikan dalam upaya menyusun
kembali struktur organisasi RS sesuai dengan ketetapan pemerintah
[3]

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. PENGERTIAN

a. Pengertian organisasi

Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan
dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

b. Pengertian Pengorganisasian.

Pengorganisasian merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian


didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-
tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah
struktur organisasi.

c. Pengertian Struktur Organisasi

Struktur suatu Organisasi menggambarkan bagaimana organisasi itu mengatur

dirinya sendiri, bagaimana mengatur hubungan antar orang dan antar kelompok.

Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam


organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan
bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan
(koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-
spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.

Struktur suatu Organisasi ada kaitannya dengan tujuan, sebab struktur organisasi itu
adalah cara organisasi itu mengatur dirinya untuk bisa mencapai tujuan yang ingin
dicapainya.

Struktur Organisasi adalah unik untuk setiap organisasi.


[4]

d. Pengertian Bagan Organisasi

Struktur organisasi pada umumnya kemudian digambarkan dalam suatu bagan yang
disebut bagan organisasi. Bagan organisasi adalah suatu gambar struktur organisasi yang
formal, dimana dalam gambar tersebut ada garis-garis (instruksi dan koordinasi) yang
menunjukkan kewenangan dan hubungan komunikasi formal, yang tersusun secara hierarkis.

II.2. UNSUR-UNSUR DALAM STRUKTUR ORGANISASI

Dalam rangka analisis, struktur organisasi perlu dibagi dalam unsur-unsurnya, yaitu:

1. Spesialisasi kegiatan-kegiatan.

Spesialisasi kegiatan ini berkaitan dengan spesialisasi, baik tugas individu maupun tugas
kelompok dalam organisasi (pembagian kerja) dan mengelompokkan tugas-tugas tersebut
ke dalam unit kerja (departementasi).

2. Standarisasi kegiatan-kegiatan.

Standarisasi kegiatan-kegiatan ini berkaitan dengan standarisasi tata kerja, prosedur


kerja dan sistem kerja yang digunakan dalam organisasi. Banyak sistem dan prosedur kerja,
termasuk didalamnya struktur organisasi dan bagan organisasi, yang dikembangkan melalui
peraturan-peraturan tentang kegiatan-kegiatan dan hubungan-hubungan kerja yang ada
dalam organisasi.

3. Koordinasi kegiatan-kegiatan.

Koordinasi kegiatan ini berkaitan dengan pengintegrasian dan penyelarasan fungsi-fungsi


dan unit-unit dalam organisasi yang berkaitan dan saling ketergantungan.

4. Sentralisasi dan desentralisasi.

Sentralisasi dan desentralisasi ini berkaitan dengan letak pengambilan keputusan. Dalam
struktur organisasi yang disentralisasikan, pengambilan keputusan dilakukan oleh para
pimpinan puncak saja. Dalam desentralisasi, kekuasaan pengambilan keputusan
[5]

didelegasikan kepada individu-individu pada tingkat-tingkat manajemen menengah dan


menengah bawah.

III.3. VARIABEL STRUKTUR ORGANISASI

1. UKURAN (SIZE) :
- makin besar akan semakin komplek semakin impersonal, semakin lugas , semakin sulit
diarahkan, semakin sulit dipadukan.
- ukuran menciptakan dilemma.
- tak ada yang tahu ukuran yang optimum.

2. RENTANG KENDALI :
- Jumlah orang yang langsung di bawah pengawasan dan tanggung-jawab seorang
pejabat/pemimpin.
- Jumlah yang optimum adalah antara 6 - 10.
- Kalau terlalu banyak tidak akan bisa diawasi dan disupervisi secara optimal.
3. JUMLAH TINGKATAN HIRARKHI :
- Kalau terlalu banyak bisa timbul kesulitan komunikasi vertikal.
- Sebaiknya tak terlalu banyak.
- Perhatikan efektivitas komunikasi.
4. STRUKTUR KEWENANGAN :
- Orang-orang yang punya kewenangan membuat keputusan bagi organisasi.
- Siapa saja yang termasuk dalam struktur ?
- Bila hanya satu orang bisa timbil kesulitan.
- Pendelegasian wewenang.
5. STRUKTUR KOMUNIKASI :
- Variabel yang terpenting.
- Dari puncak hirarkhi sampai ke paling bawah.
- Juga perlu diperhatikan komunikasi horisontal.
6. STRUKTUR TUGAS :
- Sama dengan struktur peranan.
- Cara organisasi membagi-bagi tugas/pekerjaan kepada anggota-anggotanya.
- Apakah semua pekerjaan terbagi habis ?
- Apakah semua anggota mendapat peranan ?
- Apakah hanya orang tertentu saja yang berperan ?
7. STRUKTUR STATUS DAN PRESTIS :
- Apa yang diperoleh dari organisasi dengan pengorbanan yang diberikan ?
- Apakah prestis (gengsi) seseorang akan naik dengan menjadi anggota organisasi ?
- Apakah prestis terbagi secara merata ?
- Apakah organisasi memiliki jenjang status yang terbuka bagi semua anggota ?
8. JARAK PSIKOLOGIS :
[6]

- Antara orang yang di puncak (pengambil keputusan) dan orang- orang di bawah (yang
melakukan pekerjaan).
- Komunikasi emosi antara orang-orang dalam hirarkhi.
- Menunjukkan kemudahan komunikasi vertikal effektif/tidak.

BAB III

PROFIL RUMAH SAKIT PELNI

III.1. LATAR BELAKANG

Rumah sakit Pelni Petamburan yang telah berubah menjadi PT. Rumah Sakit PELNI sebagai
anak perusahaan PT PELNI, sedang melakukan peningkatan dan pengembangan pelayanan yang
merupakan elemen utama untuk mencapai VISI Rumah Sakit PELNI saat ini yaitu Menjadi Perusahaan
Terkemuka dibidang Kesehatan dan sebagai Rujukan Pelayanan Kesehatan secara Nasional, agar dapat
tetap bersaing dalam era pertumbuhan pasar yang agresif seperti saat ini. Semua organisasi termasuk
rumahsakit harus mampu menerapkan perilaku positif terhadap perubahan. Rumah Sakit PELNI harus
[7]

mampu menempuh langkah-langkah strategik yang telah ditentukan dan juga harus mampu
mengerahkan dan memusatkan kapabilitas serta komitmen seluruh personil rumah sakit yang telah
dilakukan dalam membangun masa depan. Visi organisasi termasuk rumah sakit sering tidak terwujud
karena ada kecenderungan rumah sakit hanya berfokus pada perspektif jangka pendek yang
diperkirakan akan terjadi, tetapi juga harus fokus untuk menciptakan masa depan perusahaan melalui
perubahan-perubahan yang dilaksanakan.

Tahapan dalam manajemen strategis dalam menciptakan masa depan rumah sakit adalah melalui 4
(empat ) tahapan, yaitu : (1) Perencanaan jangka panjang, meliputi perumusan strategi, perencanaan
strategi, penyusunsn program, agar seluruh personil rumahsakit termotivasi untuk berpikir strategik. (2)
Perencanaan jangka pendek, menjabarkan rencana jangka panjang ke dalam rencana jangka pendek
( Rencana kerja anggaran perusahaan / RKAP). (3) Implementasi dan (4) Pemantauan / monitoring,
untuk me-review kemajuan yang dicapai dalam implementasi anggaran dan program. Sistem
manajemen stratejik dalam manajemen kontemporer, selain mencakup pada perspektif keuangan, juga
mencakup perspektif pada pelanggan, proses bisnis/intern, serta pembelajaran dan pertumbuhan, dan
selalu bersifat koheren, terukur dan seimbang.

III.2. LOKASI DAN GAMBARAN RUMAH SAKIT PELNI SECARA UMUM


[8]

Alamat:
Jl KS.Tubun 92-94
Jakarta 11410
Telp.62 021 5306901
Fax. 62 021 5483145
E-mail: info@rspelni.co.id
Pemegang Saham: PT Pelayaran Nasional Indonesia
Tipe Rumah Sakit : Utama (kelas B non pendidikan)
Kapasitas : 331 tempat tidur
Luas Tanah : 51.200 m2
Luas Bangunan : 26.331 m2
Luas Perparkiran : 5.700 m2
Luas Taman : 19.169 m2
Jumlah Karyawan : 1.086
Tenaga Medis : 31
Paramedik Perawat : 490
Paramedik Non Perawat : 114
Non medis : 451
Fasilitas Umum:
Masjid Al Fathonah
Bank Mandiri Cabang RS PELNI
ATM Mandiri; ATM BNI
Kantin
Wartel & Telpon umum
Koperasi Pegawai
[9]

III.3. LOGO, VISI, MISI, FALSAFAH SERTA KOMITMEN DASAR RS PELNI

Logo

Filosofi Logo :

Menjadi yang terbaik:

Dituangkan dalam bentuk simbol figuratif,

gambaran dari lingkaran oval warna merah dan biru


gambaran dari ekspresi aura/cahaya hijau yang melingkari palang putih

Dalam Pelayanan

Dituangkan dalam bentuk ekspresi jenis huruf "Serpentine Bold Obliqu" dan tuangan
warna biru, menjadikan gambaran barometer ke depan untuk menata ke manajemen
profesionalisme bagi perkembangan rumah sakit dalam pelayanan yang baik dan dinamis.

dan Rujukan Nasional

Dituangkan dalam bentuk lingkaran oval dan biru, gambaran kekuatan yang saling
berkaitan dalam dunia kesehatan di kawasan Republik Indonesia, cerminan bisa dilihat dari
fasilitas yang dimiliki nantinya dari alat sederhana hingga ke modern yang mampu mengikuti
perkembangan kedokteran dan teknologi
[10]

Fasilitas dan Kode Etik

Gambarang fasilitas juga dituangkan dalam bentuk lingkaran oval merah dan biru,
dimana kekuatan dan kemampuan Rumah Sakit PELNI yang dimiliki nantinya harus mampu
menjawab keberadaan perangkat dan sistem yang dimiliki.

Gambaran Kode Etik ekspresi aura/cahaya hijau yang melingkari palang putih yang
memberi arti dan cerminan Rumah Sakit PELNI sebagai instansi kesehatan yang mampu
menjawab tantangan ke masa depan.

Visi dan Misi

Dituangkan dalam lingkaran oval, karakter dan penyajian fleksibel dan elastis
cerminan dari bentuk apa yang dicapai ke depan oleh Rumah Sakit PELNI dengan memiliki
jam terbang yang cukup jauh dan siap memberikan pelayanan 24 jam

Visi

Menjadi perusahaan yang terkemuka di bidang kesehatan dan sebagai rujukan pelayanan kesehatan
secara nasional.

Misi

Mengelola dan menyelenggarakan pelayanan di bidang kesehatan yang paripurna secara tepat,
cepat, aman dan nyaman.

Menciptakan loyalitas pelanggan dengan SDM yang professional dan berbudaya kerja prima.

Memberikan kontribusi pendapatan bagi perusahaan induk dan pemerintah/negara.

Falsafah
[11]

Tiga Prima :

1. Prima dalam pelayanan


2. Prima dalam sikap

3. Prima dalam kreativitas

Lima Komitmen Dasar

1. Komitmen untuk mewujudkan masa depan perusahaan yang lebih baik

2. Komitmen untuk menciptakan peluang pelayanan baru

3. Komitmen untuk memuaskan pelanggan

4. Komitmen untuk menuntaskan tugas dan melampaui sasaran

5. Komitmen untuk bekerjasama dan saling menghargai

III.4. STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT PELNI

Pengurus Perseroan Terbatas Rumah Sakit PELNI adalah Direksi yang terdieri dari seorang
Direktur Utama dan dua orang Direktur. Divisi Pelayanan dan Divisi usaha Penunjang Penunjang berada
dibawah Direktorat Usaha. Divisi Keuangan,dan Divisi SDM dan Umum, berada dibawah Direktorat
Administrasi dan Keuangan. Satuan Pengawas Intern berada di leher Direktur Utama. Komite Medik
sebagai wadah dari staf medik fungsional berada di Badan Direksi. Bagian Hukum dan Humas berada di
badan Direksi. Masing-masing Kepala Divisi di Direktorat Usaha membawahi Kepala-kepala Instalasi,
Kepala Divisi dibawah Direktorat administrasi dan keuangan membawahi kepala-kepala Bagian. Kepala
Instalasi membawahi Kepala-kepala Urusan, dan Kepala Bagian membawahi Koordinator-koordinator.
Kegiatan kerja Shift untuk pelayanan 24 jam Rumah sakit, dimasing-masing unit kerja yang ada kerja
shift koordinasi pekerjaan dilakukan oleh supervisi, dan secara keseluruhan kegiatan Rumah sakit diluar
jam kerja kantor di koordinasi oleh Duty Manager yang bertanggung jawab kepada Direktur Usaha dan
Direktur Administrasi Keuangan.
[12]

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI RS PELNI

III.5. SUSUNAN PIMPINAN RUMAH SAKIT PELNI

Komisaris Utama: Agus Sumitro, SE, MM (Direktur SDM & Umum PT. PELNI Pusat )
Komisaris: Dra. Jussabella Sahea, MM (Direktur Usaha PT. PELNI Pusat)

Komisaris: Muhammad Fachrudin, SE, Ak, MM


[13]

Direktur Utama : dr Sri Rachmani, Mkes

Direktur Usaha : dr Rien Yuniantari, SpRad, MM

Direktur Administrasi dan Keuangan : Eko Juni Purwandari, SE, AK, MM

Kepala satuan Pengawas Intern : Siti Achyani, SKM

Ketua Komite Medik : dr Ketut Lila Murti, SpA

Kepala Divisi Pelayanan : dr Sulastri, MARS

Kepala Divisi Usaha Penunjang : Yusmawarti, SST

Kepala Divisi Keuangan : Waluyo Djati, SE,MM

Kepala Divisi SDM dan Umum : dr Indra Karuna

Kepala Bagian Hukum dan Humas : Pramono Suci, SH, MH

III.6. KEGIATAN PELAYANAN

Pelayanan kesehatan yang diberikan Rumah Sakit PELNI meliputi Instalasi Gawat Darurat, Rawat
Jalan, Rawat Inap, Rawat Intensif (ICU/ICCU), serta pelayanan penunjang lainnya.

1. INSTALASI GAWAT DARURAT

Pelayanan Gawat Darurat adalah pelayanan 24 jam yang tersedia di Rumah Sakit PELNI,
berlokasi disebelah kanan depan Gedung utama Rumah sakit dan dibelakang gedung Poliklinik.

Instalasi Gawat Darurat RS PELNI dilayani oleh para dokter, perawat dan berbagai kualifikasi
kegawatdaruratan serta para dokter spesialis dan sub spesialis
Fasilitas pelayanan Gawat Darurat Meliputi:

Emergensi 24 jam
Disaster dan Bencana
[14]

Observasi

Bedah Minor

Kasus Non emergensi diluar Poliklinik

lain-lain

2. PELAYANAN RAWAT JALAN

Pelayanan Rawat Jalan Rumah Sakit PELNI berlokasi di gedung 6 Lantai/Poliklinik didepan
sayap kanan gedung utama dilakukan waktu pagi dan sore hari. Dengan pola pelayanan yang
ditata dengan baik dan dilaksanakan oleh tenaga spesialis dan sub spesialis yang
berpengalaman. Pelayanannya terdiri dari :

1. Poliklinik Umum
2. Poliklinik Gigi

3. Spesialis dan Sub Spesialis

4. Instalasi Gawat Darurat

5. Poliklinik Psikologi

Untuk Bidang spesialis meliputi :

o Spesialis Bedah dan Sub Spesialis.

o Spesialis Saraf

o Spesialis Jantung

o Spesialis Mata

o Spesialis Penyakit Dalam dan Sub Spesialis

o Spesialis Anak
[15]

o Spesialis Paru dan Saluran Pernapasan

o Spesialis Gigi

o Spesialis Obstetri dan Gynekologi

o Spesialis Kulit

o Spesialis Jiwa

o Spesialis Ginjal dan Hipertensi

o Spesialis THT

o Spesialis Rehab Medik

3. PELAYANAN RAWAT INAP

Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit PELNI memiliki 331 tempat tidur dengan kelas yang
bervariasi dan ditata secara baik sesuai kebutuhan perawatan, mulai kelas VIP sampai kelas III.

4. PELAYANAN RAWAT INTENSIF


Pelayanan perawatan intensif Rumah Sakit PELNI disediakan dan diberikan kepada pasien
yang dalam keadaan sakit berat, dikoordinir oleh dokter anastesi khusus intensif care. Pelayanan
perawatan intensif ini merupakan Intensif Care Unit tersier karena mampu memberikan
pelayanan tertinggi dan tunjangan hidup dalam jangka panjang.
5. PELAYANAN PENUNJANG

Instalasi Laboratorium

Instalasi laboratorium Rumah Sakit PELNI saat ini berstatus Penuh Tingkat Lengkap.
Berada di gedung Poliklinik lantai 3, dilengkapi dengan fasilitas ruang tunggu yang nyaman dan
pelayanan yang professional.
[16]

Instalasi Radiologi

Instalasi Radiologi memberikan pelayanan 24 jam pemeriksaan foto rontgen dengan


fasilitas antara lain: radiologi konvensional tanpa kontras, CT scanning tanpa kontras, CT Angio,
USG (Ultra Sono Grafi), USG color doppler.

Instalasi Rehabilitasi Medik

Instalasi rehabilitasi medik melayani fisioterapi, terapi wacana, rehabilitasi penyakit saraf
pasca stroke, rehabilitasi kelainan pada sendi dan tulang, rehabilitasi medik.

Instalasi Farmasi

Instalasi Farmasi memberikan pelayanan 24 jam bagi pasien dalam dan luar Rumah Sakit.
Gerai Farmasi tersebar dibeberapa tempat, sehingga memudahkan bagi pasien memperoleh
akan kebutuhan obat.

Instalasi Gizi

Instalasi gizi melayani terapi gizi pasien rawat inap dan rawat jalan. Instalasi gizi juga
melayani keluarga pasien dan masyarakat umum yang memesan makanan diet

Pelayanan Diagnostik Lain

Pelayanan diagnostik lain meliputi: EEG (Electro Encephalography), Elektro Kardiografi,


Treadmill Test, Audiometri, Timpanometri, Spirometri, CTG (Cardio Tocography), Endoscopy,
Densitometri.

CSSD

Unit Sterilisasi Sentral, melayani kebutuhan alat instrument/bahan steril yang digunakan
untuk berbagai tindakan medis, penunjang medis, asuhan keperawatan dan lain-lain. Pelayanan
[17]

Unit Sterilisasi Sentral Rumah Sakit PELNI meliputi kepentingan internal RS PELNI, berupa
memenuhi alat instrument steril/bahan steril di RS PELNI

Laundry dan Kamar Jahit

Fasilitas laundry dan kamar jahit melayani pencucian linen kotor Rumah Sakit, melayani
pencucian Uniform (pakaian kerja) kamar bedah, distribusi linen baru, melayani penjahitan linen,
perbaikan linen rusak rumah sakit, penyeleksian linen tidak layak pakai

BAB IV
PEMBAHASAN

VI.1. ANALISIS STRUKTUR ORGANISASI RS PELNI

Dengan membandingkan Struktur Organisasi Rumah Sakit Pelni dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia tahun 2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit, maka :

1. Rumah Sakit Pelni adalah Rumah Sakit Kelas B non Pendidikan, secara struktur RS Pelni sudah
sesuai dengan Struktur Rumah Sakit Kelas B yang dipimpin oleh seorang direktur utama yang
membawahi dua orang Direktur, hal ini tidak melebihi ketentuan yaitu paling banyak tiga
Direktur.
2. Untuk Direktorat Usaha hanya membawahi dua Divisi yaitu Divisi Pelayanan dan divisi usaha
Penunjang, sedangkan Direktorat Administrasi dan Keuangan juga membawahi dua Divisi yaitu
Divisi Keuangan dan Divisi SDM & Umum. Hal ini juga sesuai dengan Pedoman Organisasi
Rumah Sakit untuk Kelas B non Pendidikan karena masing-masing direktorat membawahi tidak
lebih dari tiga bagian.
3. Kepala instalasi di RS Pelni berada di bawah Kepala Divisi, sedangkan menurut Permenkes
Kepala Instalasi berada langsung di bawah direktorat karena instalasi itu sendiri adalah unit
pelayanan non structural yang menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan
[18]

pelayanan, pendidikan dan penelitian rumah sakit, dan seharusnya instalasi dipimpin oleh
seorang kepala yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan rumah sakit bukan oleh kepala
divisi.
4. Komite Medik di RS Pelni berada langsung di bawah pimpinan Direktur Utama dan langsung

bertanggung jawab kepada Direktur Utama


5. Sudah adanya satuan pengawas intern yang memang sudah sesuai dengan standar Permenkes
6. Sudah adanya komite medic dan komite keperawatan karena Komite merupakan wadah non
struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi yang dibentuk untuk memberikan
pertimbangan strategis kepada pimpinan RS dalam rangka peningkatan dan pengembangan
pelayanan RS. Pembentukan komite ini ditetapkan oleh pimpinan RS sesuai kebutuhan RS dan
sekurang-kurangnya terdiri dari Komite Medik serta Komite Etik dan Hukum. Komite berada di
bawah dan bertanggungjawab kepada pimpinan RS. Komite dipimpin oleh seorang ketua yang
diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan RS.
7. Di RS Pelni tidak ada komite etik dan hukum yang bertanggung jawab kepada pimpinan rumah
sakit tetapi ada bagian hukum dan humas yang juga bertanggung jawab langsung kepada
pimpinan rumah sakit.
8. Tidak adanya KJF (kelompok jabatan fungsional) karena seharusnya dalam struktur organisasi
RS juga terdapat Kelompok Jabatan Fungsional (KJF). Kelompok Jabatan Fungsional (KJF) terdiri
dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi atas berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai
dengan bidang keahliannya dan mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan
fungsional masing-masing. Masing-masing tenaga fungsional berada di lingkungan unit kerja RS
sesuai dengan kompetensinya. Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan
dan beban kerja.

VI.2. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

Sehubungan dengan adanya beberapa hal yang ada di RS Pelni yang kurang sesuai dengan
standar Struktur Organisasi yang telah ditetapkan oleh Permenkes no. 1045 tahun 2006 maka perlu ada
beberapa upaya perbaikan dalam hal restrukturisasi organisasi RS Pelni utuk menjadikan RS Pelni kea
rah yang lebih baik lagi, yaitu :
[19]

1. Perubahan pertanggungjawaban kepala instalasi kepada Pimpinan rumah sakit dan juga
pengangkatan dan pemberhentiaannya langsung oleh pimpinan rumah sakit.
2. Perlu dibuat Kelompok Jabatan Fungsional (KJF) yang terdiri dari sejumlah tenaga fungsional
yang terbagi atas berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya
dan mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing.
Agar masing-masing tenaga fungsional yang berada di lingkungan unit kerja RS melakukan
tugas sesuai dengan kompetensinya. Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan
kebutuhan dan beban kerja.

DAFTAR PUSTAKA

- http://www.geocities.com/bukukmhdi/bpo11.html
- eng.unri.ac.id/StrukturOrganisasi.ppt
- Profil Rumah Sakit Pelni Tahun 2008
- Permenkes No. 1045/MENKES/PER/XI/2006 Tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di
Lingkungan Departemen Kesehatan
- Harimat, Perumahsakitan di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai