1. Bapak Drs. Irwan Hamid selaku kepala IPSRS (Instalasi Peralatan Sarana
Rumah Sakit).
2. Kakanda Imran Hamid Amd.Tem sebagai pembimbing yang senantiasa
memberikan petunjuk dan arahan dalam melakukan Praktek Rumah Sakit di
RSUD Labuang Baji.
3. Kakanda Suwarmiati Amd. Tem yang memberi bimbingan dan arahan kepada
saya selama berlangsung Praktek Kerja Lapangan.
4. Seluruh Staf di Akademi Teknik Elektromedik (ATEM) Muhammadiyah
Makassar yang memberi bimbingan dan arahan kepada saya selama
berlangsung Praktek Kerja Lapangan
5. Serta teman – teman yang juga ikut melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di
RSUD Labuang Baji.
i
Saya sangat menyadari bahwa laporan hasil praktikum ini jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritikan dan saran yang sifatnya membangun
sangat saya harapkan dan mudah – mudahan dengan terselesaikannya laporan
hasil praktikum ini bisa menambah ilmu dan wawasan yang kita miliki.
Akhir kata, semoga penyusunan laporan hasil praktikum ini akan
bermanfaat bagi saya khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya. Tak ada kata
yang saya dapat sampaikan kepada semua pihak dan tak ada harapan yang dapat
saya berikan, kecuali mengharapkan balasan yang setimpal atas kebaikan dan
dorongan kepada Allah SWT, Amin.
DAFTAR ISI
ii
LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
I.1. Latar belakang...............................................................................................1
I.2. Tujuan dan manfaat.......................................................................................1
I.3. Metode Pelaksanaan......................................................................................2
1.4. Sistematika Penulisan...................................................................................2
BAB II RUMAH SAKIT.........................................................................................3
II.1. Sejarah Rumah Sakit....................................................................................3
II.2. Visi, Misi, Dan Falsafah...............................................................................5
1. Visi...............................................................................................................5
2. Misi..............................................................................................................5
3. Falsafah........................................................................................................5
II.3. Struktur organisasi RSUD Labuang Baji....................................................6
II.3.1. Struktur organisasi IPSRS.....................................................................7
II.4. Standar Pelayanan Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit..................8
BAB III PEMBAHASAN ALAT..........................................................................13
III. 1. SPESIFIKASI ALAT...............................Error! Bookmark not defined.
III. 2. TEORI DASAR.......................................................................................16
III. 3. FUNGSI ALAT........................................................................................17
III. 4. BLOK DIAGRAM DAN CARA KERJA ALAT....................................17
III.5. PRINSIP KERJA DARI LAMPU UV......................................................17
III.6. CARA PENGOPRASIAN........................................................................18
III.7.ALAT KALIBRSASI STELISATOR UV.................................................18
BAB IV PENUTUP...............................................................................................37
IV.1. KESIMPULAN.........................................................................................37
IV.2. SARAN.....................................................................................................38
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Memberikan pengalaman yang adukatif.
3. Memberikan informasi yang lebih banyak sebagai bahan masukan
bagi penulis untuk mendalami masalah teknik lebih jauh.
BAB I : PENDAHULUAN
Menguraikan secara singkat tentang latar belakang, penulisan
masalah, metode pelaksanaan, serta sistematika penulisan.
2
BAB II
RUMAH SAKIT
3
pada tanggal12 mei 1999, terekreditasi 5 ( lima ) bidang pelayanan Rumah
Sakit pada tahun 2000. Dengan SK Gubernur No 821.22.107 tanggal 23 Juli
2001.
Pada tanggal 13 September 2002 mulai Perda Prov. Sulsel No. 6
Tahun 2002 Rumah Sakit Labuang Baji berubah status nama dari Rumah
Sakit Umum Labuang Baji Propensi Sulawesi Selatan dan Pimpinan
Seorang Kepala Badan Pengelolah RSUD Labuang Baji. Kepala badan serta
pejabat yang mengisi struktur oeganisasi badan pengelolah tersebut di
angkat melalui SK Gubernur Sulsel No. 821.22.158 yang ditetapkan di
Malassar pada tanggal 14 November 2002 dan dilantik tanggal 22 Desember
2002.
Sejak berdiri pada tanggal 12 Juni 1938, Rumah Sakit umum
Labuang Baji telah mengalami beberapa pergantian Direktur yaitu :
Dr. Ong Yang Hang.
Prof. Dr. Warouw.
Dr. G.J. khoestra.
Dr. Hiberlin.
Dr. A. W. F Wiegers.
Dr. P. Root
Dr. R. A. Tini Iswari sampai tahun 1967.
Dr. Ny. Th. Sumanti Tulong.(1967-1978).
Dr. B. tjahtjati.(1978-1981).
Dr. A. Wahid Baelang.(1981_1991).
Dr. H. Mustafa Djidji, SKM.(1991- 30 Desember 1995).
Dr. H. Jasmin Abu Muttimu. (31 Desember 1995- 17 Januari 1997).
Dr. Hj. Nurfiah A. Patiroi, MHA. (17 Januari 1997-13 Juni 1998
Dr. H. Muh. Basir Palu, SpA, MHA. (13 Juni 1998-13 Agustus 2001).
Dr. H. Sofyan Muhammad, Msi. (13 Agustus 2001-30 September 2006).
Dr. H. Muh. Thalib Suyuti, M.kes. (1 Oktober 2001 ).
4
Sebagai Kepala Badan Pengelolah RSUD Lbuang Baji tanggal 1
Oktober 2006
Dr.H.Bambang Arya,M.Kes (21 Juli 2008 Sampai 2011) Sebagai Kepala
Badan Pengelolah RSUD Labuang sampai 2011).
5
II.3. Struktur organisasi RSUD Labuang Baji.
6
II.3.1. Struktur organisasi IPSRS
Ka. IPSRS
HADIJAH, Amd. KL
7
II.4. Standar Pelayanan Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit.
1. Tujuan
Memberikan kepuasan atau mencapai kondisi pelayanan pemeliharaan
yang optimal dengan kualitas baik.
Tercapainya kegiatan IPSRS dalam pemeliharaan sarana, prasarana
dan peralatan Rumah Sakit yang mempunyai daya saing di pasaran
2. Kebijakan dan Prosedur
Uraian tugas Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit BP.
RSUD Labuang Baji adalah :
1. Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana RS
Membantu tugas Kepala Badan Pengelola RSUD Labuang
Baji dalam hal pengelolaan pemeliharaan sarana Rumah Sakit
Menyelenggarakan, mengkoordnir dan mengawasi
operasionalisasi pemeliharaan, perbaikan sarana, prasarana dan
peralatan Rumah Sakit.
Memberikan bimbingan, konsultasi dan melaksanakan
penelitian dan pengembangan SDM bidang pemeliharaan
sarana.
8
Dibantu oleh urusan administrasi gedung dan teknik
Tugasnya
Melakukan/ membuat rincian perbaikan pekerjaan Sub
Instalasi
Melakukan/ membuat SPK, SPM, Nota Penyerahan/
Penerimaan Barang.
Melakukan/ menerima laporan/ keluhan mengenai suatu
alat medik dan penunjang medik yang mengalami ganguan.
Melakukan/ membuat/ menyiapkan suku cadang dan
pengelola Gudang
9
Melaksanakan perbaikan/ pemeliharaan dinding/ rauangan
yang rusak
Melaksanakan perbaikan/ pemeliharaan tempat tidur,
lemari, kursi, meja dan peralatan pasien.
Melaksanakan perbaikan/ pemeliharaan fasilitas ruangan
(rel horden, dll)
Melaksanakan perbaikan/ pemeliharaan taman dan
peralatan parker
10
Melaksanakan pemeliharaan/ perbaikan alat RADIOLOGI
seperti Rontgen Stationer, Mobile X – Ray, Dhental X - Ray,
dan lain-lain yang bersifat radiasi.
Melaksanakan pemeliharaan/ perbaikan alat MEDIK
lainnya seperti Tensi Meter, Stetoscope, timbangan, dan lain-
lain yang tidak membutuhkan sumber daya ataupun tidak
bersifat radiasi.
11
Melaksanakan perbaikan, penggantian suku cadang
peralatan dan instalasi listrik
12
BAB III
PEMBAHASAN ALAT
13
Terdaftar pada direktorat jendral bina kefarmasian dan alat
kesehatan
Teknologi pada alat sesuai dengan kebutuhan pelayanan
Harus disiapakan RKS yang terdiri dari
Ketentuan administrasi
Ketentuan teknis
Dalam menyusun perencanaan alat harus memperhatikan
Beban kerja
Sarana dan prasarana yang tersedia di Rs.
SDM yang akan menggunakan alat
Anggaran pengadaan bahan operasional dan pemeliharaan
Pengadaan peralatan harus memperhatikan singkronisasi antra lain:
Pengadaan alat
Penyiapan sarana dan prasarana
Penyiapan pra instalasi
Penyediaan SDM
Dalam menyusun rencana pengadaan alat pihak Rs dapat memperoleh
informasi dari:
Rs lain yang telah terlebih dahulu menggunakan alat yang
serupa
Supplayer yang menjadi agen tunggal merek tertentu di
Indonesia
Melalui internet
Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik atau Direktorat
Jendral Bina kefarmasian dan alat kesehatan
Muatan pada kontak harus sesuai dengan muatan pada RKS
Ketentuan mengenai supplayer/pemasok pengadaan alat sebaiknya agen
tunggal untuk satu merek.hal ini untuk kemudahan di kemudian hari
dalam hal:
Pengadaan bahan pemeliharaan / suku cadang/aksesoris
Layanan teknis,bila ada kerusakan alat.
14
III.3. Penyimpanan
Penyimpanan yaitu langkah-langkah yang harus dilaksanakan
terhadap suatu alat beserta aksesoris setelah selesai melakukan pelayanan
kesehatan agar alat selalu siap di pergunakan.alat dan aksesorisnya disimpan
dalam keadaan bersih.
Penguna alat/operator diwajibkan untuk mencatat beban kerja alat
setiap hari pemakaian.
III.4. Distribusi
Sarana distribusi alat kesehatan yang baik harus memiliki struktur
organisasi, yang terdiri dari sekurang-kurangnya Direktur, Penanggung-
jawab Teknis, Petugas Gudang, dan teknisi.
Harus ada kebijakan yang diterbitkan oleh pimpinan organisasi dari
sarana distribusi alat kesehatan antara lain:
Pernyataan untuk standar kegiatan organisasi
Praktek organisasi yang professional
Tujuan organisasi, produk yang didistribusikan sesuai dengan
persyaratan selama proses distribusi sampai ke
pelanggan/konsumen.
Tersedia buku panduan yang berisi
Profil organisasi
Struktur organisasi
Tugas pokok masing-masing personel
Rencana mutu
Tersedia Prosedur Tetap ( protap) tiap tahap kegiatan yang diperlukan
organisasi untuk menjamin perencanaan, pengoperasian dan
pengendalian proses distribusi secara efektif.
Prosedur tertulis yang berupa instruksi kerja untuk masing-masing
kegiatan
Catatan kerja
15
Dokumen lain yang spesifik untuk masing-masing alat kesehatan
Dokumen dikomunikasikan kepada, dimengerti oleh, tersedia bagi dan
diterapkan oleh semua personel yang terkait
16
biasa digunakan untuk pensterilisasi dan pengeringan 1180 C - 1340 C.
Sterilisasi dengan autoclave merupakan sterilisasi yang paling baik, jika
dibandingkan dengan cara-cara sterilisasi yang lainnya. Dibuat dari bahan
dengan konstruksi yang cukup kuat sehingga dapat menahan tekanan
tinggi dan aman bagi pemakaian. Digunakan untuk mensterilkan alat – alat
operasi seperti gunting, pisau bedah, pinset dan juga bisa mensterilkan
pakaian – pakaian petugas BEDAH dan petugas ruangan ICU.
17
tersebut yang dihasilkan oleh heater akan memanaskan air hingga
berubah menjadi uap, dimana uap tersebut akan melewati pembatas
(saringan) kemudian ke chamber, karena kondisi chamber tertutup rapat
dimana proses pemanasan terus berlangsung sehingga tekanan uap
didalam chamber semakin tinggi. Proses inilah dimana tekanan uap
didalam chamber sangat tinggi ini di manfaatkan untuk mensterilisasi
bahan / alat yang akan dipakai, kemudian buka control valve untuk
membuang uap air. Kemudian buka pengunci autoclave setelah itu proses
sterilisasi selesai
18
Dilakukan uji keefektifan sterilisasi setiap minggu dengan memasukkan
wadah endospore yang tahan panas pada waktu pengoperasian autoclave.
Diperiksa pengatur tekanan, thermometer dan katup pengaman berfungsi
dengan baik setiap minggu.
III.6.2.Teori Dasar
Sterilisasi adalah proses yang dilakukan untuk mencapai keadaan
steril. Secara umum sterilisasi dapat dilakukan dengan beberapa metode
yaitu sterilisasi panas kering, basah, penyaringan, kimiawi dan sebagainya.
Pada praktikum ini sterilisasi alat-alat laboratorium yang saya gunakan
yaitu : sterilisator basah.
Sterilisasi basah adalah metode sterilisasi dengan uap air
bertekanan. Alat yang digunakan ketika sterilisasi dengan metode ini
menggunakan Alat sterilisator basah, merupakan salah satu dari sekian
19
banyak alat kedokteran. Alat ini di gunakan sebagai alat pengsteril macam-
macam alat pendukung medis lainnya. Alat ini menggunakan elemen
basah, yang terjadi pada proses ini akan memanaskan seluruh bagian
chamber tanpa terkecuali, sesuai dengan settingan suhu yang telah di
tentukan sebelumnya pada saat proses akan dilangsungkan. Pada saat suhu
settingan tercapai maka air yang merendam elemen pun akan terjadi
penguapan karena panas yang dihasilkan oleh elemen dan pada saat ini lah
proses sterilisasi terjadi. Adapun beberapa hal yang selalu harus di
perhatikan dalam penggunaan alat ini yaitu :
1. Chamber harus selalu terisi dengan air.
2. Pastikan selalu elemen terendam air pada saat akan dilakukan
pengoperasian
3. Pastikan filter air harus selalu dibersihkan pada setiap melakukan
pengoperasian
4. Air harus selalu diganti
III.6.4.Blok Diagram
20
indikator bahwa timer sudah bekerja. Setelah itu, arus akan mengalir ke
thermostat yang berfungsi untuk memutuskan atau menyambungkan arus
yang menuju ke elemen. Jika suhu elemen sudah mencapai suhu 1210c
maka thermostat akan bekerja memutuskan arus ke elemen. Begitu juga
sebaliknya jika elemen belum mencapai suhu 1210c maka thermostat akan
menyambungkan arus ke elemen dan lampu indikator warna merah akan
menyala yang menandakan elemen bekerja. Elemen sendiri ini berfungsi
untuk pemanas. Ketika waktu yang telah di setting sebelumnya pada timer
sudah habis maka semua rangkaian pada stelisator seperti lampu indikator
baik yang berwarna merah maupun yang bewarna hijau dan elemen akan
mati atau berhenti bekerja secara otomatis.
21
2. Selalu dibersihkan agar tidak terjadi korosi Harian
3. Pengecekan pada cara kerja alat Mingguan
4. Pengecekan bagian dalam alat / komponen Bulanan
22
III.7.3. Fungsi Alat
‘’ sebagai alat bantu (support) untuk pasien yang mengalami gangguan
pernafasan ‘’
Ventilator adalah peralatan elektrik dan memerlukan sumber
listrik. Beberapa ventilator, menyediakan back up baterei, namun baterei
tidak di disain untuk pemakaian jangka lama. Ventilator adalah suatu
metode penunjang/bantuan hidup (life-support), sebab jika ventilator
berhenti bekerja maka pasien akan meninggal. Oleh sebab itu harus
tersedia manual resusitasi seperti ambu bag di samping tempat tidur
pasien yang memakai ventilator, karena jika ventilator stop dapat
langsung dilakukan manual ventilasi.
Ketika ventilator dihidupkan, ventilator akan melakukan self-test
untuk memastikan apakah ventilator bekerja dengan baik. Tubing
ventilator harus diganti setiap 24 jam dan biarkan ventilator melakukan
self-test lagi. Filter bakteri dan water trap harus di periksa terhadap
sumbatan, dan harus tetap kering. Namun perlu diingat bahwa
penanbahan filter dapat meningkatkan dead space.
Mode Ventilator
1. Ventilation control
Semua proses respirasi di lakukan oleh ventilator
2. Ventilation support
Pasien mempunyai aktifitas bernapas
Setiap proses pernapasan membutuhkan trigger Ventilator
mensupport yang ada
3. Ventilation spontaneuse (CPAP)
Pasien sudah mampu bernapas sendiri
4. Ventilation manual
Pasien memungkinkan bernapas dengan sendiri
Proses respirasi dilakukan secara manual
23
III.7.4. Blok Diagram Ventilator
O2
Below/ Inspira Inspira
Mixer Humid
Motor si si Port ifier
Air Servo Valve
Pressu rl
re
Pasien
24
III.7.5. Prinsip Kerja
Langkah pertama O2 dan Air Pressure masuk ke mixer, agar
oksigen tercampur, kemudian setting tidal volume berapa banyak yang
akan diberikan ke pasien, kemudian respirasi rate ditentukan kecepatan
below/motor setelah itu udara yang di proses dan masuk ke below dan
dihantarkan ke inspirasi valve untuk ditampung sementara sehingga agar
sesuai dengan settingan, setelah itu apabila telah diperintahkan udara
akan masuk ke inspirasi port bahwa udara akan dihantarkan. Kemudian
udara akan dihangatkan oleh humidifier dan diteruskan ke pasien
sehingga Pasien merasa nyaman untuk menghirup udara atau O2, setelah
itu udara atau CO2 di keluarkan dari Pasien dan menuju ke Water Trap
untuk pemisahan udara dengan kadar air agar supaya tidak masuk ke
Expirasi Port dan Expirasi Valve agar tidak terjadi kelembapan di
Expirasi, setelah itu dibuang ke tubing Exaust.
25
Pada permulaan di berikan 50% selanjutnya lihat analisa gas
darah pada pasien dengan pasca ‘’cardiac arrest’’ FiO2 harus
diberikan 100.
Tentukan PEEP (Positive End Ekspiratory Pressure)
setting pengaturan alarm
III.7.6. Pemeliharaan
1) Pemeliharaan harian
a. Bersihkan badan pesawat dari kotoran yang ada.
b. Periksa kondisi O2 dan Air pressure,jangan sampai kosong
atau habis.
c. Uji cobakan ventilator sebelum digunakan ke pasien
2) Pemeliharaan mingguan
a. Ganti selang dari ventilator
b. Buang cairan dari water trap
26
3) Pemeliharaan bulanan
a. Bersihkan ekspirasi port
b. Bersihkan Expirasi valve
4) Pemeliharaan tahunan
Kalibarsi ventilator teersebut layak atau tidaknya dipakai
III.7.7. Perbaikan
Didalam alat ventilator biasanya juga terdapat kerusakan karena
tidak adanya pemeliharaan atau pemantauan. Disini teknisi elektromedik
sangat berperan penting membuktikan keahlianya dalam memperbaiki
alat ventilator. Kerusakan yang sering didapat dalam alat ventilator
sebagai berikut:
1. O2 tidak keluar
Tindakan : periksa selang O2 apakah terhubung ke
ventilator atau tidak
2. Ada penyumbatan di expirasi valve
Tindakan : bersihkan expirasi valve dengan
menggunakan
27
2. Merek : Vivid 3
3. Type :-
4. Serial Number : Fk 000330
III.8.2. Teori Dasar
USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang
memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang
memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz - 2000 kHz) yang kemudian
hasilnya ditampilkan dalam layar monitor. Pada awalnya penemuan alat
USG diawali dengan penemuan gelombang ultrasonik kemudian
bertahun-tahun setelah itu, tepatnya sekitar tahun 1920-an, prinsip kerja
gelombang ultrasonik mulai diterapkan dalam bidang kedokteran.
Penggunaan ultrasonik dalam bidang kedokteran ini pertama kali
diaplikasikan untuk kepentingan terapi bukan untuk mendiagnosis suatu
penyakit. Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah teknik
diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk
mencitrakan organ internal dan otot, ukuran mereka, struktur, dan luka
patologi, membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ. Sonografi
obstetrik biasa digunakan ketika masa kehamilan
III.8.3.Fungsi Alat
USG berfungsi untuk melihat keadaan janin dalam Rahim.
Control
Probe Common
CPU
TV /
Monitor
Keyboard 28
Main CPU
29
III.8.5.Cara Pengoperasian Alat
Pada mesin USG ini terdiri dari dua buah stavol yaitu stavol satu
untuk menyalakan mesin USG dan stavol dua untuk menyalakan printer.
Pertama-tama steker dihubungkan kejala-jala PLN kemudian kedua stavol
di ON-kan setelah itu diatur tombol sesuai kebutuhan dan fungsinya
masing-masing dan sensor diletakkan pada posisi perut pasien yang akan
diperiksa.
III.8.6. Pemeliharaan
No Kegiatan Pemeliharaan Periode
1. Cek dan bersihkan seluruh bagian alat 1 bulan
2. Cek fungsi remote control 1 bulan
3. Lakukan pengukuran tahanan kabel 1 tahun
4. Lakukan pengukuran arus bocor 1 tahun
5. Lakukan uji kinerja alat 1 Tahun
30
III.9.3. Fungsi Alat
Alat untuk terapi pada bayi yang mengalami penyakit kuning
(hyperbilirubin/icterus) dengan cara memberi penyinaran cahaya dengan
panjang gelombang tertentu yang langsung diberikan kepada bayi.
CONTRO
PLN PS LUNIT TIMER BUZZER
HOUR LAMPU
TIME PHOTOTHERAPHY
PS : memberikan catu daya pada control unit dan
timer
Control Unit : Pengatur bekerjanya alat secara keseluruhan
sehingga alat dapat bekerja sebagaimana mestinya.
Timer : Pengaturan waktu penyinaran atau lamanya
terapi sinar apabila setting waktu terapinya sinar telah tercapai lampu
akan mati secara otomatis.
Lampu Phototerapy : Lampu untuk menyinari yang digunakan adalah
lampu TL 7 buah masing-masing 20 watt.
Hour meter : Penghitung lamanya jam penggunaan lampu
phototerapy.
Buzzer : Memberikan tanda bunyi setiap 6 jam sekali,
untuk memberikan peringatan agar merubah posisi bayi.
31
Atur setting timer (waktu penyinaran) yang diperlukan (kelipatan 6, 12
jam)
Tekan tombol start lampu menyala bersamaan itu timer bekerja dan
hour meter juga bekerja
Buzzer akan berbunyi menandakan waktu telah terpenuhi (biasanya
setiap 6 jam sekali dan mengubah posisi bayi)
Apabila setting waktu tercapai maka lampu TL akan mati secara
otomatis, tekan tombol OFF dan lepas steker
32
III.10.2. Teori Dasar Alat
Menghasilkan gelombang dengan frekuensi tinggi dan pemanasan
untuk terapi. Terdapat 2 macam yaitu SWD dengan frekuensi
±27,11Mhz dan MWD 2450MHz.
Elektroda dilihat dari sifat :
Kapasitif : Disc (piringan), pad (bantalan) dan khusus
(vagina,dubur dan ketiak).
Induktif : Kabel, diplode, monode, minode, pengarah.
33
pasien, frekuensi tinggi diubah menjadi gelombang elektromagnetik.
Dari rangkaian pasien ini ada feed back ke rangkaian servomant.
Rangkaian servomant ini berfungsi untuk mengontrol besarnya frekuensi
ke pasien agar frekuensi tidak berubah-ubah. Kemudian di feed back lagi
ke rangkaian pembangkit frekuensi tinggi. Frekuensi dapat diubah-ubah,
misalnya pasien bergerak-gerak sehingga nilai kapasitansinya juga
berubah. Jadi diperlukan rangkaian servomant.
34
Tentukan electrode yang akan di gunakan dan pasang pada alat.
Atur intensitas energi sesuai yang di perlukan
Tempatkan electrode pada obyek
Atur waktu penyinaran
Lakukan penyinaran. Perhatikan kondisi pasien
Setelah terapi selesai, kembalikan tombol intensitas energi ke posisi
minimum / nol.
Matikan alat dengan menekan atau memutar tombol ON / OFF ke
posisi OFF
Lepaskan hubungan alat dengan catu daya
Lepaskan kebel pembumian
Lepaskan electrode dan bersihkan
III.10.7. Pemeliharaan
Setelah selesai menggunakan pesawat putarlah parameter pada posisi
minimum.
Lepaskan kabel sumber daya dari pesawat dan simpanlah pada
tempatnya.
Aturlah poisisi tangakai elektrode.
Lepaskan Elektrode yang jarang dipakai.
Bersihkan pesawat dari debu dan bekas – bekas telapak tanagan yang
mengandung keringat.
Perbaikilah pesawat dari kerusakan – kerusakan ringan.
35
III.10.8. Perbaikan Dan Kalibrasi Alat
Perbaikan
Keluhan alat :
Kabel elektroda tidak mengasilkan gelombang
Analisa kerusakan :
Kabel elektroda putus
Pada tabung frekuensi,capasitornya tidak dapat mengisi
Langkah – langkah kerja :
Dilakukan pengecekkan pada kabel elektroda ternyata masih dalam
keadaan baik
Dilakukan pengecekkan dan pengukuran pada komponen -
komponennya, ternyata pada capasitornya tidak berfungsi, maka harus
diganti dengan yang baru
36
BAB IV
PENUTUP
IV. 1. KESIMPULAN
IV.2. SARAN
37