Anda di halaman 1dari 41

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum Wr.Wbr.


Syukur Alhamdulillah kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, berkat
Rahmat dan Karunia – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja
Lapangan Umum pada RSUD Labuamg Baji pada tanggal 18 AGUSTUS S/D 13
SEPTEMBER 2014.
Dengan adanya programpraktikum yang berlokasi di RSUD Labuang Baji
sehingga saya dapat mengetahui, mengenal alat, bagaimana mengoperasikan,
merawat serta mengetahui trouble shooting suatu alat. Namun hal tersebut
tidak lepas dari bantuan pembimbing dan semua pihak yang telah membantu.
Oleh karena itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Irwan Hamid selaku kepala IPSRS (Instalasi Peralatan Sarana
Rumah Sakit).
2. Kakanda Imran Hamid Amd.Tem sebagai pembimbing yang senantiasa
memberikan petunjuk dan arahan dalam melakukan Praktek Rumah Sakit di
RSUD Labuang Baji.
3. Kakanda Suwarmiati Amd. Tem yang memberi bimbingan dan arahan kepada
saya selama berlangsung Praktek Kerja Lapangan.
4. Seluruh Staf di Akademi Teknik Elektromedik (ATEM) Muhammadiyah
Makassar yang memberi bimbingan dan arahan kepada saya selama
berlangsung Praktek Kerja Lapangan
5. Serta teman – teman yang juga ikut melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di
RSUD Labuang Baji.

i
Saya sangat menyadari bahwa laporan hasil praktikum ini jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritikan dan saran yang sifatnya membangun
sangat saya harapkan dan mudah – mudahan dengan terselesaikannya laporan
hasil praktikum ini bisa menambah ilmu dan wawasan yang kita miliki.
Akhir kata, semoga penyusunan laporan hasil praktikum ini akan
bermanfaat bagi saya khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya. Tak ada kata
yang saya dapat sampaikan kepada semua pihak dan tak ada harapan yang dapat
saya berikan, kecuali mengharapkan balasan yang setimpal atas kebaikan dan
dorongan kepada Allah SWT, Amin.

Makassar. 13 September 2014


Penulis

MUH. RIDWAN ARDI

DAFTAR ISI

ii
LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
I.1. Latar belakang...............................................................................................1
I.2. Tujuan dan manfaat.......................................................................................1
I.3. Metode Pelaksanaan......................................................................................2
1.4. Sistematika Penulisan...................................................................................2
BAB II RUMAH SAKIT.........................................................................................3
II.1. Sejarah Rumah Sakit....................................................................................3
II.2. Visi, Misi, Dan Falsafah...............................................................................5
1. Visi...............................................................................................................5
2. Misi..............................................................................................................5
3. Falsafah........................................................................................................5
II.3. Struktur organisasi RSUD Labuang Baji....................................................6
II.3.1. Struktur organisasi IPSRS.....................................................................7
II.4. Standar Pelayanan Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit..................8
BAB III PEMBAHASAN ALAT..........................................................................13
III. 1. SPESIFIKASI ALAT...............................Error! Bookmark not defined.
III. 2. TEORI DASAR.......................................................................................16
III. 3. FUNGSI ALAT........................................................................................17
III. 4. BLOK DIAGRAM DAN CARA KERJA ALAT....................................17
III.5. PRINSIP KERJA DARI LAMPU UV......................................................17
III.6. CARA PENGOPRASIAN........................................................................18
III.7.ALAT KALIBRSASI STELISATOR UV.................................................18
BAB IV PENUTUP...............................................................................................37
IV.1. KESIMPULAN.........................................................................................37
IV.2. SARAN.....................................................................................................38

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar belakang

Dunia medis sekarang ini mengalami banyak kemajuan di segala


aspeknya di antaranya di bidang pelayanan, perawatan dan lainnya,
khususnya di bagian prasarana alat-alat kesehatan yang mengalami
kemajuan yang sangat menonjol yang harusnya di barengi oleh tenaga
ahli/teknisi yang kompeten yang mampu mengatasi permasalahan yang ada
di lapangan maka dari itu AKADEMI TEKNIK ELEKTROMEDIK
MUHAMMADIYAH MAKASSAR dengan memberikan kesempatan bagi
mahasiswa untuk melakukan PRAKTEK RUMAH SAKIT I sebagai sarana
pembelajaran langsung di lapangan sebagai pelatihan untuk menjadi tenaga
ahli elektromedik yang kompeten dan memiliki pengetahuan yang cukup
dalam mempersiapkan diri di dunia kerja nantinya.
Setelah melakukan praktek rumah sakit mahasiswa di haruskan
memberikan laporan tertulis tentang kegiatan dan apa saja yang telah di
peroleh semasa mahasiswa tersebut melakukuan praktikum sebagai bukti
bahwa mahasiswa tersebut benar-benar mengikuti prosedur praktek rumah
sakit yang telah di peroleh dari kampus.
Dimana alat akan di bahas lebih khusus lagi dalam laporan ini
adalah Sterilizator UV Mensterilkan ruangan dari bakteri, virus, jamur dan
sebagainya dengan memanfaatkan sinar Ultraviolet sebagai medianya..

I.2. Tujuan dan manfaat

Praktek Rumah Sakit yang telah penulis laksanakan mempunyai


tujuan dan manfaaat :
1. Sebagai ajang latihan dalam mempraktekkan dan mengintegerasikan
ilmu yang di peroleh selama mengikuti tugas belajar.

1
2. Memberikan pengalaman yang adukatif.
3. Memberikan informasi yang lebih banyak sebagai bahan masukan
bagi penulis untuk mendalami masalah teknik lebih jauh.

I.3. Metode Pelaksanaan


Metode pelaksanaan yang diterapkan dalam Praktek Rumah Sakit
di RSUD Labuang Baji Makassar, setiap setiap kelompok secara bergiliran
dan terjadwal mendapat teori dan praktek selama kurang lebih 4 minggu.

1.4. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN
Menguraikan secara singkat tentang latar belakang, penulisan
masalah, metode pelaksanaan, serta sistematika penulisan.

BAB II : RUMAH SAKIT


Menjelaskan secara singkat tentang sejarah berdirinya RSUD
Labuang Baji, visi, misi, falsafah, strukrur organisasi, serta
penjelasan tujuan, stuktur, kebijaksanaan dan prosedur
Insatalasi Perawatan Sarana Rumah Sakit (IPSRS).

BAB III : PEMBAHASAN ALAT


Pembahasan suatu alat kesehatan mulai dari data teknis
meliputi Nama alat dan merk/ type fungsi blok diagaram teori,
cara pengoprasian, dan gambar alat kesehatan tersebut.

2
BAB II
RUMAH SAKIT

II.1. Sejarah Rumah Sakit


Rumah Sakit Umum Labuang Baji didirikan pada tahun 1938 oleh
Zending Gereja Geroformat Surabaya, Malang dan Semarang sebagai
Rumah Sakit Zending. Rumah sakit ini di resmikan pada tanggal 12 juli
1938 dengan kapasitas tempat tidur yang tersdia pada saat itu adalah 15
buah.
Pada masa Perang Dunia II, Rumah Sakit ini digunakan oleh
Pemerintah Kotapraja Makassar untuk menampung para penderita korban
perang tahun 1946 – 1948. Rumah Sakit Umum Labuang Baji mendapat
bantuan dari pemerintah Indonesia Timur, dengan merehabilitasi gedung –
gedung yang hancur akibat perang, dan digunakan untuk menampung
korban akibat perang tersebut.
Pada tahun 1949 – 1951, Zending mendirikan bangunan
permanent, sehingga kapasitas tempat tidur menjadi 120 buah. Pada
tahun1952 – 1955, oleh Pemerintah Daerah Kotapraja Makassar diberikan
tambahan beberapa bangunan ruang sehingga kapasitas tempat tidur
menjadi 190 buah. Sejak tahun 1955 Rumah Sakit Labuang Baji dibiayai
oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Sualawesi Selatan.
Pada tahun 1960 oleh Zending Rumah Sakit Umum Labuang Baji
diserahkan dan menjadi milik PemerintahDaerah Tingkat I Sulawesi Selatan
dengan klasifikasi Rumah Sakit Kelas C. Terhitung mulai tanggal 16 januari
1996 melalui Peraturan Daerah Propinsi Dati I Sulawesi Selatan Nomor; 2
tahun 19996 kelas Rumah Sakit ditingkatkan dari Rumah Sakit kelas C
menjadi kelas B non pendidikan. Peraturan daerah tersebut oleh mentri
Dalam Negeri bulan agustus 1996.
Untuk struktur kelas B non pendidikan tersebut Direktur sebagai
Pemimpin Rumah Sakit dilantik dan dilakukan pada tanggal 13 juni 1998,
sedangkan Pesonalia yang mengisi struktur tersebut dilantik dan dikukuhkan

3
pada tanggal12 mei 1999, terekreditasi 5 ( lima ) bidang pelayanan Rumah
Sakit pada tahun 2000. Dengan SK Gubernur No 821.22.107 tanggal 23 Juli
2001.
Pada tanggal 13 September 2002 mulai Perda Prov. Sulsel No. 6
Tahun 2002 Rumah Sakit Labuang Baji berubah status nama dari Rumah
Sakit Umum Labuang Baji Propensi Sulawesi Selatan dan Pimpinan
Seorang Kepala Badan Pengelolah RSUD Labuang Baji. Kepala badan serta
pejabat yang mengisi struktur oeganisasi badan pengelolah tersebut di
angkat melalui SK Gubernur Sulsel No. 821.22.158 yang ditetapkan di
Malassar pada tanggal 14 November 2002 dan dilantik tanggal 22 Desember
2002.
Sejak berdiri pada tanggal 12 Juni 1938, Rumah Sakit umum
Labuang Baji telah mengalami beberapa pergantian Direktur yaitu :
 Dr. Ong Yang Hang.
 Prof. Dr. Warouw.
 Dr. G.J. khoestra.
 Dr. Hiberlin.
 Dr. A. W. F Wiegers.
 Dr. P. Root
 Dr. R. A. Tini Iswari sampai tahun 1967.
 Dr. Ny. Th. Sumanti Tulong.(1967-1978).
 Dr. B. tjahtjati.(1978-1981).
 Dr. A. Wahid Baelang.(1981_1991).
 Dr. H. Mustafa Djidji, SKM.(1991- 30 Desember 1995).
 Dr. H. Jasmin Abu Muttimu. (31 Desember 1995- 17 Januari 1997).
 Dr. Hj. Nurfiah A. Patiroi, MHA. (17 Januari 1997-13 Juni 1998
 Dr. H. Muh. Basir Palu, SpA, MHA. (13 Juni 1998-13 Agustus 2001).
 Dr. H. Sofyan Muhammad, Msi. (13 Agustus 2001-30 September 2006).
 Dr. H. Muh. Thalib Suyuti, M.kes. (1 Oktober 2001 ).

4
 Sebagai Kepala Badan Pengelolah RSUD Lbuang Baji tanggal 1
Oktober 2006
 Dr.H.Bambang Arya,M.Kes (21 Juli 2008 Sampai 2011) Sebagai Kepala
Badan Pengelolah RSUD Labuang sampai 2011).

II.2. Visi, Misi, Dan Falsafah


1. Visi
Menjadi Rumah Sakit mandiri dan terdepan dengan pelayanan
professional dan bermutu.
2. Misi
Misi Rumah Sakit;
a. Memberikan pelayanan prima
b. Meningkatkan profesionalisme dan pengamanan nilai – nilai
organisasi.
c. Menciptakan suasana nyaman dan aman.
d. Manata unit pelayanan RS menjadi lebih mandiri, kradibel, efektif,
efisien.
e. Meningkatkan kesejahterahan karyawan.
3. Falsafah
Bahwa kesejahteraan jasmani maupun rohani merupakan hal setiap
orang, oleh karena itu Rumah Sakit berusaha untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang terbaik terhadap masyarakat, baik bersifat
penyembuhan, pemulihan, pencegahan, maupun peningkatan serta
ditunjang oleh kualitas sumber daya manusia yang memedai”.

5
II.3. Struktur organisasi RSUD Labuang Baji.

6
II.3.1. Struktur organisasi IPSRS

Ka. IPSRS

Drs. IRWAN HAMID

SUB INSTALASI ADMINISTRASI

HADIJAH, Amd. KL

SUB INSTALASI SUB INSTALASI


SUB INSTALASI SUB INSTALASI
SUB INSTALASI BANGUNAN PERALATAN MEDIK LISTRIK
PERALATAN NON MEDIK WORKSHOP / BENGKEL
SUWANDI IMRAN HAMID, Amd. Tem CORNELIS KIPPUW
SUARDI BIDO, Amd. Tem MUH. HUSEIN ARNAS SUPRIADI
ABD MALIK APLATUM, BE

7
II.4. Standar Pelayanan Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit.
1. Tujuan
 Memberikan kepuasan atau mencapai kondisi pelayanan pemeliharaan
yang optimal dengan kualitas baik.
 Tercapainya kegiatan IPSRS dalam pemeliharaan sarana, prasarana
dan peralatan Rumah Sakit yang mempunyai daya saing di pasaran
2. Kebijakan dan Prosedur
Uraian tugas Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit BP.
RSUD Labuang Baji adalah :
1. Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana RS
 Membantu tugas Kepala Badan Pengelola RSUD Labuang
Baji dalam hal pengelolaan pemeliharaan sarana Rumah Sakit
 Menyelenggarakan, mengkoordnir dan mengawasi
operasionalisasi pemeliharaan, perbaikan sarana, prasarana dan
peralatan Rumah Sakit.
 Memberikan bimbingan, konsultasi dan melaksanakan
penelitian dan pengembangan SDM bidang pemeliharaan
sarana.

2. Sub Instalasi Administrasi


 Membantu tugas Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana
Rumah Sakit dibidang Administrasi Pengelolaan Pemeliharaan
Sarana Rumah Sakit
 Menata, mengatur penyelenggaraan dan operasional sub
instalasi yang berada dilingkungan unit kerja Instalasi
Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit.
 Menyelenggarakan administrasi perencanaan, pelaksanaan
inventarisasi penunjang kegiatan dan pelaporan pemeliharaan
sarana Rumah Sakit.
 Menyusun laporan hasil kegiatan Instalasi Pemeliharaan
Sarana Rumah Sakit.

8
Dibantu oleh urusan administrasi gedung dan teknik
 Tugasnya
 Melakukan/ membuat rincian perbaikan pekerjaan Sub
Instalasi
 Melakukan/ membuat SPK, SPM, Nota Penyerahan/
Penerimaan Barang.
 Melakukan/ menerima laporan/ keluhan mengenai suatu
alat medik dan penunjang medik yang mengalami ganguan.
 Melakukan/ membuat/ menyiapkan suku cadang dan
pengelola Gudang

3. Sub Instalasi Bangunan


 Merencanakan waktu, kebutuhan pemeliharaan, perbaikan
dan penggantian pemeliharaan bangunan.
 Melaksanakan pemeliharaan rutin bangunan atap, plafon,
dinding dan lantai.
 Melaksanakan pemeliharaan rutin pintu dan jendela.
 Melaksanakan pemeliharaan rutin tempat tidur, lemari,
kursi, meja dan peralatan pasien.

Dibantu oleh beberapa staf ( Pendidikan STM SIPIL )


 Tugasnya
 Melaksanakan perbaikan/ pengecetan ruangan (Dinding)
 Melaksanakan perbaikan/ pengecetan tempat tidur, lemari
pasien.
 Melaksanakan perbaikan/ pemeliharaan atap dan plafon.
 Melaksanakan perbaikan/ pemeliharaan kunci/ engsel pada
jendela dan pintu
 Melaksanakan perbaikan/ pemeliharaan lantai/ tegel

9
 Melaksanakan perbaikan/ pemeliharaan dinding/ rauangan
yang rusak
 Melaksanakan perbaikan/ pemeliharaan tempat tidur,
lemari, kursi, meja dan peralatan pasien.
 Melaksanakan perbaikan/ pemeliharaan fasilitas ruangan
(rel horden, dll)
 Melaksanakan perbaikan/ pemeliharaan taman dan
peralatan parker

4. Sub Instalasi Peralatan Medik


 Merencanakan waktu, kebutuhan pemeliharaan, perbaikan
dan penggantian pemeliharaan peralatan medik.
 Melaksanakan pemeliharaan rutin peralatan medik.
 Melaksanakan perbaikan, penggantian suku cadang
peralatan medik.

Dibantu oleh beberapa staf ( Elektromedik )


 Tugasnya
 Melaksanakan pemeliharaan/ perbaikan alat ELEKTRIK
MEDIK seperti Suction Pump, Sterillisator basah/ kering,
Lampu Operasi, dan lain-lain yang sifatnya Elektrik
 Melaksanakan pemeliharaan/ perbaikan alat
ELEKTRONIK MEDIK seperti ECG Recorder, Patient
Monitor, ESU (Couter), dan lain-lain yang sifatnya Elektonrik
 Melaksanakan pemeliharaan/ perbaikan alat
LABORATORIUM seperti Centrifuge, Water Bath, Incubator
Bakteri, dan lain-lain yang digunakan untuk keperluan
laboratorium.

10
 Melaksanakan pemeliharaan/ perbaikan alat RADIOLOGI
seperti Rontgen Stationer, Mobile X – Ray, Dhental X - Ray,
dan lain-lain yang bersifat radiasi.
 Melaksanakan pemeliharaan/ perbaikan alat MEDIK
lainnya seperti Tensi Meter, Stetoscope, timbangan, dan lain-
lain yang tidak membutuhkan sumber daya ataupun tidak
bersifat radiasi.

5. Sub Instalasi Peralatan Non Medik


 Merencanakan waktu, kebutuhan pemeliharaan, perbaikan
dan penggantian pemeliharaan peralatan non medik.
 Melaksanakan pemeliharaan rutin peralatan non medik.
 Melaksanakan perbaikan, penggantian suku cadang
peralatan non medik.

Dibantu oleh beberapa staf (STM Elektro)


 Tugasnya
 Melaksanakan pemeliharaan/ perbaikan alat rumah tanga
yang ada di Rumah Sakit seperti Mesin Air, Mesin Cuci,
Sterika, televisi, dispenser, telephone dan lain-lain.
 Melaksanakan pemeliharaan/ perbaikan peralatan
pendingin seperti AC atau Kipas angin.
 Melaksanakan pemeliharaan/ perbaikan Lift Rumah Sakit.
 Melaksanakan pemeliharaan/ perbaikan incenerator dll.

6. Sub Instalasi Listrik


 Merencanakan waktu, kebutuhan pemeliharaan, perbaikan
dan penggantian pemeliharaan peralatan dan instalasi listrik.
 Melaksanakan pemeliharaan rutin peralatan dan instalasi
listrik.

11
 Melaksanakan perbaikan, penggantian suku cadang
peralatan dan instalasi listrik

Dibantu oleh beberapa staf (STM Listrik)


 Tugasnya
 Melaksanakan pemeliharaan/ perbaikan penggantian
lampu-lampu penerangan.baik yang ada dalam ruangan, diluar
ruangan maupun pada taman.
 Melaksanakan pemeliharaan/ perbaikan saklar lampu, stop
kontak dan fitting lampu.
 Melaksanakan pemeliharaan/ perbaikan instalasi listrik.
 Melaksanakan pamasangan baru instalasi listrik.
 Melaksanakan pemeliharaan/ perbaikan Genset.

12
BAB III
PEMBAHASAN ALAT

III.1. Perencanaan Alat


Proses perencanaan
 Instalasi/user menyusun perencanan pengadaan dan pemeliharaan
 Persentasi/Desk-analisis kebutuhan +data dukung
 Penetapan urutan prioritas
 Usulan kebutuhan angaran pengadaan
 Perencanaan pengadaan- sumber danah (RM,APBNP,PNBP,dan lain-
lain)

III.2. Pengadaan Dan Metodenya


 Pengadaan peralatan di laksanakan sesuai keppres no.8 tahun
2006,tentang pengadaan peralatan dan jasa pada instansi pemerintah.
 Pengadaan peralatan harus di awali dengan perencanaan yang baik
sehingga peralatan yang di adakah memenuhi program fungsi, sesuai
dengan kebutuhan pelayanan.
 Perencanaan melibatkan pengguna alat atau user untuk penyusunan
professional spek
 Peralatan yang akan diadakan harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
 Memenuhi standar keselamatan
 Telah memenuhi uji produk dan uji teknis dibuktikan dengan
sertifikat

13
 Terdaftar pada direktorat jendral bina kefarmasian dan alat
kesehatan
 Teknologi pada alat sesuai dengan kebutuhan pelayanan
 Harus disiapakan RKS yang terdiri dari
 Ketentuan administrasi
 Ketentuan teknis
 Dalam menyusun perencanaan alat harus memperhatikan
 Beban kerja
 Sarana dan prasarana yang tersedia di Rs.
 SDM yang akan menggunakan alat
 Anggaran pengadaan bahan operasional dan pemeliharaan
 Pengadaan peralatan harus memperhatikan singkronisasi antra lain:
 Pengadaan alat
 Penyiapan sarana dan prasarana
 Penyiapan pra instalasi
 Penyediaan SDM
 Dalam menyusun rencana pengadaan alat pihak Rs dapat memperoleh
informasi dari:
 Rs lain yang telah terlebih dahulu menggunakan alat yang
serupa
 Supplayer yang menjadi agen tunggal merek tertentu di
Indonesia
 Melalui internet
 Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik atau Direktorat
Jendral Bina kefarmasian dan alat kesehatan
 Muatan pada kontak harus sesuai dengan muatan pada RKS
 Ketentuan mengenai supplayer/pemasok pengadaan alat sebaiknya agen
tunggal untuk satu merek.hal ini untuk kemudahan di kemudian hari
dalam hal:
 Pengadaan bahan pemeliharaan / suku cadang/aksesoris
 Layanan teknis,bila ada kerusakan alat.

14
III.3. Penyimpanan
Penyimpanan yaitu langkah-langkah yang harus dilaksanakan
terhadap suatu alat beserta aksesoris setelah selesai melakukan pelayanan
kesehatan agar alat selalu siap di pergunakan.alat dan aksesorisnya disimpan
dalam keadaan bersih.
Penguna alat/operator diwajibkan untuk mencatat beban kerja alat
setiap hari pemakaian.

III.4. Distribusi
Sarana distribusi alat kesehatan yang baik harus memiliki struktur
organisasi, yang terdiri dari sekurang-kurangnya Direktur, Penanggung-
jawab Teknis, Petugas Gudang, dan teknisi.
 Harus ada kebijakan yang diterbitkan oleh pimpinan organisasi dari
sarana distribusi alat kesehatan antara lain:
 Pernyataan untuk standar kegiatan organisasi
 Praktek organisasi yang professional
 Tujuan organisasi, produk yang didistribusikan sesuai dengan
persyaratan selama proses distribusi sampai ke
pelanggan/konsumen.
 Tersedia buku panduan yang berisi
 Profil organisasi
 Struktur organisasi
 Tugas pokok masing-masing personel
 Rencana mutu
 Tersedia Prosedur Tetap ( protap) tiap tahap kegiatan yang diperlukan
organisasi untuk menjamin perencanaan, pengoperasian dan
pengendalian proses distribusi secara efektif.
 Prosedur tertulis yang berupa instruksi kerja untuk masing-masing
kegiatan
 Catatan kerja

15
 Dokumen lain yang spesifik untuk masing-masing alat kesehatan
Dokumen dikomunikasikan kepada, dimengerti oleh, tersedia bagi dan
diterapkan oleh semua personel yang terkait

III.5.1. Spesifikasi Alat

Nama alat : Autoclave


Merk :
Type/Model :
No. Seri; - :

III.5.2. Teori Dasar


Autoclave adalah alat yang digunakan untuk sterilisasi dengan
menggunakan uap air jenuh yang bertekanan tinggi. Temperatur yang

16
biasa digunakan untuk pensterilisasi dan pengeringan 1180 C - 1340 C.
Sterilisasi dengan autoclave merupakan sterilisasi yang paling baik, jika
dibandingkan dengan cara-cara sterilisasi yang lainnya. Dibuat dari bahan
dengan konstruksi yang cukup kuat  sehingga dapat menahan tekanan
tinggi dan aman bagi pemakaian. Digunakan untuk mensterilkan alat – alat
operasi seperti gunting, pisau bedah, pinset dan juga bisa mensterilkan
pakaian – pakaian petugas BEDAH dan petugas ruangan ICU.

III.5.3. Fungsi Alat


Autoclave adalah suatu alat yang berfungsi untuk mensterilkan
bahan dengan media uap air dan bertekanan

III.5.4. Blok Diagram

Lampu indikator pengering

III.5.5. Prinsip Kerja


Pesawat akan mendapat tegangan langsung dari power supplay
yang terlebih dahulu melewati saklar ON/OF. Setelah itu saklar pada
posisi ON maka heater akan mendapat tegangan langsung dari power
supplay, heater akan merubah energi listrik menjadi energi kalor. Kalor

17
tersebut yang dihasilkan oleh heater akan memanaskan air hingga
berubah menjadi uap, dimana uap tersebut akan melewati pembatas
(saringan) kemudian ke chamber, karena kondisi chamber tertutup rapat
dimana proses pemanasan terus berlangsung sehingga tekanan uap
didalam chamber semakin tinggi. Proses inilah dimana tekanan uap
didalam chamber sangat tinggi ini di manfaatkan untuk mensterilisasi
bahan / alat yang akan dipakai, kemudian buka control valve untuk
membuang uap air. Kemudian buka pengunci autoclave setelah itu proses
sterilisasi selesai

III.5.6. CARA PENGOPERASIAN


 Pastikan tabung air autoclave terisi air sesuai batas yang telah ditentukan
( pada tabung kaca sampai garis merah ).
 Pastikan autoclave tersambung dengan aliran listrik.
 Masukkan bahan yang akan disterilkan.
 Tutup autoclave dengan rapat.
 Atur timer sterilisasi dan timer drying.
 Tekan power ON autoclave.
o Bila menyala lampu merah WATER : perlu ditambah air
o Bila menyala lampu hijau HEATING : autoclave sudah berfungsi
secara otomatis sesuai waktu yang ditentukan pada timer steril dan
timer dry.
 Bila sterilisasi sudah selesai maka menyala lampu merah END.
 Sebelum autoclave dibuka, keluarkan uap terlebih dahulu dengan cara
memutar kran pengeluaran uap terdapat bagian atas autoclave.
o Timer sterill = masa sterilisasi minimal 20 menit
o Timer dry = masa pengeringan minimal 20 menit

III.5.7. Cara Pemeliharaan


 Dikeringkan air pada dasar autoclave setelah dipanaskan..

18
 Dilakukan uji keefektifan sterilisasi setiap minggu dengan memasukkan
wadah endospore yang tahan panas pada waktu pengoperasian autoclave.
 Diperiksa pengatur tekanan, thermometer dan katup pengaman berfungsi
dengan baik setiap minggu.

III.6.1. Spesifikasi Alat

1. Nama Alat : Sterilisator Basah


2. Merek : SMIC
3. Type : HXD – 420B
4. Serial Number : -

III.6.2.Teori Dasar
Sterilisasi adalah proses yang dilakukan untuk mencapai keadaan
steril. Secara umum sterilisasi dapat dilakukan dengan beberapa metode
yaitu sterilisasi panas kering, basah, penyaringan, kimiawi dan sebagainya.
Pada praktikum ini sterilisasi alat-alat laboratorium yang saya gunakan
yaitu : sterilisator basah.
Sterilisasi basah adalah metode sterilisasi dengan uap air
bertekanan. Alat yang digunakan ketika sterilisasi dengan metode ini
menggunakan Alat sterilisator basah, merupakan salah satu dari sekian

19
banyak alat kedokteran. Alat ini di gunakan sebagai alat pengsteril macam-
macam alat pendukung medis lainnya. Alat ini menggunakan elemen
basah, yang terjadi pada proses ini akan memanaskan seluruh bagian
chamber tanpa terkecuali, sesuai dengan settingan suhu yang telah di
tentukan sebelumnya pada saat proses akan dilangsungkan. Pada saat suhu
settingan tercapai maka air yang merendam elemen pun akan terjadi
penguapan karena panas yang dihasilkan oleh elemen dan pada saat ini lah
proses sterilisasi terjadi. Adapun beberapa hal yang selalu harus di
perhatikan dalam penggunaan alat ini yaitu :
1. Chamber harus selalu terisi dengan air.
2. Pastikan selalu elemen terendam air pada saat akan dilakukan
pengoperasian
3. Pastikan filter air harus selalu dibersihkan pada setiap melakukan
pengoperasian
4. Air harus selalu diganti

III.6.3. Fungsi Alat


Alat sterilisator basah merupakan salah satu dari sekian banyak alat
kedokteran.Alat ini di gunakan sebagai alat pengsteril macam-macam alat
– alat instrument medis seperti gunting, pinset dll pada suhu 1210C.

III.6.4.Blok Diagram

Lampu Hijau Lampu


Merah

Saklar Timer Thermostat Elemen


ON/OFF

Mula – mula arus mengalir dari sumber tegangan menuju saklar


ON/OFF. Ketika saklar di ON kan maka arus akan menuju timer dan
lampu indikator warna hijau akan menyala yang berfungsi sebagai

20
indikator bahwa timer sudah bekerja. Setelah itu, arus akan mengalir ke
thermostat yang berfungsi untuk memutuskan atau menyambungkan arus
yang menuju ke elemen. Jika suhu elemen sudah mencapai suhu 1210c
maka thermostat akan bekerja memutuskan arus ke elemen. Begitu juga
sebaliknya jika elemen belum mencapai suhu 1210c maka thermostat akan
menyambungkan arus ke elemen dan lampu indikator warna merah akan
menyala yang menandakan elemen bekerja. Elemen sendiri ini berfungsi
untuk pemanas. Ketika waktu yang telah di setting sebelumnya pada timer
sudah habis maka semua rangkaian pada stelisator seperti lampu indikator
baik yang berwarna merah maupun yang bewarna hijau dan elemen akan
mati atau berhenti bekerja secara otomatis.

III.6.5. Prinsip Kerja


Sterilisator basah disini bekerja dengan menggunakan elemen yang
terendam didalam air kemudian di isi sampai melewati elemen tersebut.
Dengan menggunakan supply PLN maka elemen pada alat ini akan
bekerja sebagaimana waktu yang telah ditentukan, kemudian setelah
settingan waktunya tercapai maka thermostat akan memutuskan suhu
atau tegangan pada alat tersebut, dan pada saat itulah proses sterilisasi .
dan pada keadaan proses sterilisasi selesai.

III.6.6. Cara Pengoperasian Alat


 Pasang kabel AC pada jala-jala PLN.
 Tekan tombol on / off.
 Setelah alat dalam keadaan on, maka atur Timer ( settingan waktu).
 Kemudian setelah settingan waktu selesai diatur maka alat akan
mulai berfungsi atau beroperasi.

III.6.7. Pemeliharaan
No Kegiatan Pemeliharaan Periode
1. Wadah tidak boleh kering Harian

21
2. Selalu dibersihkan agar tidak terjadi korosi Harian
3. Pengecekan pada cara kerja alat Mingguan
4. Pengecekan bagian dalam alat / komponen Bulanan

III.7.1. Spesifikasi Alat

1. Nama Alat : Ventilator


2. Mrek : Acoma
3. Type : mobile - 1000
4. Serial Number : 00326

III.7.2. Teori Dasar


Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang
mengalami hipoksemia dan hiperkapnia. Memberikan asuhan
keperawatan pada klien dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain
pada unit perawatan kritis, medikal bedah umum, bahkan di rumah.
Perawat, dokter dan ahli terapi pernafasan harus mengerti kabutuhan
pernafasan spesifik klien. Rumusan penting untuk hasil klien yang positif
termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan
yang dibutuhkan klien, komunikasi terbuka antara tim kesehatan, rencana
penyapihan dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi
mekanik.

22
III.7.3. Fungsi Alat
‘’ sebagai alat bantu (support) untuk pasien yang mengalami gangguan
pernafasan ‘’
Ventilator adalah peralatan elektrik dan memerlukan sumber
listrik. Beberapa ventilator, menyediakan back up baterei, namun baterei
tidak di disain untuk pemakaian jangka lama. Ventilator adalah suatu
metode penunjang/bantuan hidup (life-support), sebab jika ventilator
berhenti bekerja maka pasien akan meninggal. Oleh sebab itu harus
tersedia manual resusitasi seperti ambu bag di samping tempat tidur
pasien yang memakai ventilator, karena jika ventilator stop dapat
langsung dilakukan manual ventilasi.
Ketika ventilator dihidupkan, ventilator akan melakukan self-test
untuk memastikan apakah ventilator bekerja dengan baik. Tubing
ventilator harus diganti setiap 24 jam dan biarkan ventilator melakukan
self-test lagi. Filter bakteri dan water trap harus di periksa terhadap
sumbatan, dan harus tetap kering. Namun perlu diingat bahwa
penanbahan filter dapat meningkatkan dead space.
Mode Ventilator
1. Ventilation control
Semua proses respirasi di lakukan oleh ventilator
2. Ventilation support
Pasien mempunyai aktifitas bernapas
Setiap proses pernapasan membutuhkan trigger Ventilator
mensupport yang ada
3. Ventilation spontaneuse (CPAP)
Pasien sudah mampu bernapas sendiri
4. Ventilation manual
Pasien memungkinkan bernapas dengan sendiri
Proses respirasi dilakukan secara manual

23
III.7.4. Blok Diagram Ventilator

O2
Below/ Inspira Inspira
Mixer Humid
Motor si si Port ifier
Air Servo Valve
Pressu rl
re
Pasien

Expira Expira Water


Expirasi Valve si si Port Trap
Exaust Valve

Keterangan Blok Diangram :


 O2 : oksigen
 Air pressure : tekanan udara
 Mixer : media pencapuran
 Below / motor : sebagai pemompa oksigen
 Inspirasi valve : proses settingan udara yang akan diberikan ke
pasien
 Inspirasi port : media jalurnya oksigen
 Humidefier : penghangat oksigen
 Water trap : botol penampung butiran air
 Ekspirasi port : media jalur keluarnya oksigen
 Ekspirasi valve : proses perhitungan banyaknya oksigen yang
dikeluarkan oleh pasien
 Exaust : tubing pembuangan oksigen dari pasien

24
III.7.5. Prinsip Kerja
Langkah pertama O2 dan Air Pressure masuk ke mixer, agar
oksigen tercampur, kemudian setting tidal volume berapa banyak yang
akan diberikan ke pasien, kemudian respirasi rate ditentukan kecepatan
below/motor setelah itu udara yang di proses dan masuk ke below dan
dihantarkan ke inspirasi valve untuk ditampung sementara sehingga agar
sesuai dengan settingan, setelah itu apabila telah diperintahkan udara
akan masuk ke inspirasi port bahwa udara akan dihantarkan. Kemudian
udara akan dihangatkan oleh humidifier dan diteruskan ke pasien
sehingga Pasien merasa nyaman untuk menghirup udara atau O2, setelah
itu udara atau CO2 di keluarkan dari Pasien dan menuju ke Water Trap
untuk pemisahan udara dengan kadar air agar supaya tidak masuk ke
Expirasi Port dan Expirasi Valve agar tidak terjadi kelembapan di
Expirasi, setelah itu dibuang ke tubing Exaust.

III.7.6. Cara Pengoperasian Alat


1. Hubungkan ventilator dengan sumber listrik
2. Hubungkan ventilator dengan sumber O2 dan udara tekan
3. Isi humidifier dengan air steril (lihat batas air)
4. Perhatikan ‘’breathing circuit’’ apakah ada kebocoran
5. Perhatikan konektor yang menghubungkan pasien dengan
‘’breathing circuit’’
6. Sebelum dihubungkan ke pasien harus disetting terlebih dahulu
yaitu:
 M.V = Tidal Volume (T.V) X Respiratory rate (R.R)
 Normal T.V = 10-15 cc / kg BB
 Normal R.R = 10-12 X/mt (pada orang dewasa)
 Tentukan FiO (Fresentase Oksigen)

25
 Pada permulaan di berikan 50% selanjutnya lihat analisa gas
darah pada pasien dengan pasca ‘’cardiac arrest’’ FiO2 harus
diberikan 100.
 Tentukan PEEP (Positive End Ekspiratory Pressure)
 setting pengaturan alarm

Prosedur Pemberian Ventilator


Sebelum memasang ventilator pada pasien. Lakukan test paru pada
ventilator untuk memastikan pengesetan sesuai pedoman standar.
Sedangkan pengesetan awal adalah sebagai berikut:
 Fraksi oksigen inspirasi (FiO2) 100%
 Volume Tidal :  4-5 ml/kg BB
 Frekwensi pernafasan : 10-15 kali/menit
 Aliran inspirasi : 40-60 liter/detik
 PEEP (Possitive End Expiratory Pressure) atau tekanan
positif akhir ekspirasi: 0-5 Cm, ini diberikan pada pasien
yang mengalami oedema paru dan untuk mencegah
atelektasis. Pengesetan untuk pasien ditentukan oleh tujuan
terapi dan perubahan pengesetan ditentukan oleh respon
pasien yang ditujunkan oleh hasil analisa gas darah (Blood
Gas)

III.7.6. Pemeliharaan
1) Pemeliharaan harian
a. Bersihkan badan pesawat dari kotoran yang ada.
b. Periksa kondisi O2 dan Air pressure,jangan sampai kosong
atau habis.
c. Uji cobakan ventilator sebelum digunakan ke pasien
2) Pemeliharaan mingguan
a. Ganti selang dari ventilator
b. Buang cairan dari water trap

26
3) Pemeliharaan bulanan
a. Bersihkan ekspirasi port
b. Bersihkan Expirasi valve
4) Pemeliharaan tahunan
Kalibarsi ventilator teersebut layak atau tidaknya dipakai

III.7.7. Perbaikan
Didalam alat ventilator biasanya juga terdapat kerusakan karena
tidak adanya pemeliharaan atau pemantauan. Disini teknisi elektromedik
sangat berperan penting membuktikan keahlianya dalam memperbaiki
alat ventilator. Kerusakan yang sering didapat dalam alat ventilator
sebagai berikut:
1. O2 tidak keluar
Tindakan : periksa selang O2 apakah terhubung ke
ventilator atau tidak
2. Ada penyumbatan di expirasi valve
Tindakan : bersihkan expirasi valve dengan
menggunakan

III.8.1. Spesifikasi Alat

1. Nama Alat : Ultrasonography (Usg)

27
2. Merek : Vivid 3
3. Type :-
4. Serial Number : Fk 000330
III.8.2. Teori Dasar
USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang
memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang
memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz - 2000 kHz) yang kemudian
hasilnya ditampilkan dalam layar monitor. Pada awalnya penemuan alat
USG diawali dengan penemuan gelombang ultrasonik kemudian
bertahun-tahun setelah itu, tepatnya sekitar tahun 1920-an, prinsip kerja
gelombang ultrasonik mulai diterapkan dalam bidang kedokteran.
Penggunaan ultrasonik dalam bidang kedokteran ini pertama kali
diaplikasikan untuk kepentingan terapi bukan untuk mendiagnosis suatu
penyakit. Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah teknik
diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk
mencitrakan organ internal dan otot, ukuran mereka, struktur, dan luka
patologi, membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ. Sonografi
obstetrik biasa digunakan ketika masa kehamilan

III.8.3.Fungsi Alat
USG berfungsi untuk melihat keadaan janin dalam Rahim.

III.8.4. Blok Diagram

Analog Signal Buffer Image


T/R Circuit Prosesing ADC Memory Memory

Control
Probe Common
CPU
TV /
Monitor
Keyboard 28
Main CPU

III.8.5. Prinsip Kerja


Beberapa sub blok rangkaian yaitu terdiri dari main CPU, common
RAM, control CPU, image memory dan buffer memory biasanya disebut
blok DSC ( Digital Scan Converter ). CPU dalam DSC membaca perintah
yang diberikan dari kontrol panel/keyboard dan mengirimnya ke
transmitter/Receiver circuit. Rangkaian transmitter akan memberikan
sinyal listrik dengan frekuensi tertentu kepada transmitter dan oleh
transduser sinyal listrik tersebut dirubah menjadi gelombang akuistik
( ultrasound ).
Gelombang pantul dari jaringan tubuh ( echo ) ditangkap oleh
tranduser receiver dan kemudian dirubah menjadi sinyal listrik. Blok
rangkaian analog signal prosesing terdiri dari pre-amp, filter, amplifier,
sampling dan hold akan memproses sinyal analog sebelum masuk ke
ADC. Sinyal analog oleh ADC dirubah menjadi kode-kode digital dan
rangkaian buffer memory untuk menjaga agar tidak terjadi pelemahan
pada sinyal digital. Rangkaian image memory akan menyimpan data-data
digital dan kemudian dibaca kembali / di tampilkan pada layar monitor.

Bagian-Bagian USG dan Fungsinya


 CPU ( Control Program Unit ) inilah yang membaca perintah dari
panel/keyboard dan mengirimnya kebagian perobe/tranduser
( Transmiter/Receiver ).
 Keyboard untuk memasukan data-data pasien dan memilih mode
penggunaan.
 Probe/tranduser inilah yang menghasilkan suara ultra (ultrasound).
 Monitor untuk menampilkan gambar atau hasil pengukuran.
 Recorder untuk menyimpan data.

29
III.8.5.Cara Pengoperasian Alat
Pada mesin USG ini terdiri dari dua buah stavol yaitu stavol satu
untuk menyalakan mesin USG dan stavol dua untuk menyalakan printer.
Pertama-tama steker dihubungkan kejala-jala PLN kemudian kedua stavol
di ON-kan setelah itu diatur tombol sesuai kebutuhan dan fungsinya
masing-masing dan sensor diletakkan pada posisi perut pasien yang akan
diperiksa.

III.8.6. Pemeliharaan
No Kegiatan Pemeliharaan Periode
1. Cek dan bersihkan seluruh bagian alat 1 bulan
2. Cek fungsi remote control 1 bulan
3. Lakukan pengukuran tahanan kabel 1 tahun
4. Lakukan pengukuran arus bocor 1 tahun
5. Lakukan uji kinerja alat 1 Tahun

III.9.1. Spesifikasi Alat

1. Nama Alat : Phototheraphy


2. Mrek :
3. Type :
4. Serial Number :

III.9.2. Teori Dasar


Photo therapy merupakan alat yang digunakan untuk therapy pada
bayi yang terkena penyakit kuning (bilirubin)dengan menggunakan sinar
biru(blue light). Bayi yang disinari, posisinya harus diubah setiap 6 jam
sekali dengan kondisi mata dan alat kelamin ditutup.Sinar biru yang
digunakan mempunyai panjang gelombang 400~500 nm dengan
intensitas 450 lux..

30
III.9.3. Fungsi Alat
Alat untuk terapi pada bayi yang mengalami penyakit kuning
(hyperbilirubin/icterus) dengan cara memberi penyinaran cahaya dengan
panjang gelombang tertentu yang langsung diberikan kepada bayi.

III.9.4. Blok Diagram Phototheraphy

CONTRO
PLN PS LUNIT TIMER BUZZER

HOUR LAMPU
TIME PHOTOTHERAPHY
 PS : memberikan catu daya pada control unit dan
timer
 Control Unit : Pengatur bekerjanya alat secara keseluruhan
sehingga alat dapat bekerja sebagaimana mestinya.
 Timer : Pengaturan waktu penyinaran atau lamanya
terapi sinar apabila setting waktu terapinya sinar telah tercapai lampu
akan mati secara otomatis.
 Lampu Phototerapy : Lampu untuk menyinari yang digunakan adalah
lampu TL 7 buah masing-masing 20 watt.
 Hour meter : Penghitung lamanya jam penggunaan lampu
phototerapy.
 Buzzer : Memberikan tanda bunyi setiap 6 jam sekali,
untuk memberikan peringatan agar merubah posisi bayi.

III.9.5. Cara Pengoperasian Alat


 Hubungkan steker dengan jala-jala PLN
 Tekan tombol ON lampu indicator menyala

31
 Atur setting timer (waktu penyinaran) yang diperlukan (kelipatan 6, 12
jam)
 Tekan tombol start lampu menyala bersamaan itu timer bekerja dan
hour meter juga bekerja
 Buzzer akan berbunyi menandakan waktu telah terpenuhi (biasanya
setiap 6 jam sekali dan mengubah posisi bayi)
 Apabila setting waktu tercapai maka lampu TL akan mati secara
otomatis, tekan tombol OFF dan lepas steker

III.10.1. Spesifikasi Alat

Nama alat : SWD


Merk : Fysiomed
Model : Microwave – 2450P
Serial Number :-

32
III.10.2. Teori Dasar Alat
Menghasilkan gelombang dengan frekuensi tinggi dan pemanasan
untuk terapi. Terdapat 2 macam yaitu SWD dengan frekuensi
±27,11Mhz dan MWD 2450MHz.
Elektroda dilihat dari sifat :
 Kapasitif : Disc (piringan), pad (bantalan) dan khusus
(vagina,dubur dan ketiak).
 Induktif : Kabel, diplode, monode, minode, pengarah.

III.10.3. Fungsi Alat


Digunakan sebagai alat therapy untuk mengurangi rasa nyeri.
Dengan memanfaatkan gelombang elektromagnetik yang menggunakan
frekuensi tinggi, yang apabila dipancarkan ke organ tubuh maka akan
menghasilkan panas.

III.10.4. Blok Diagram dan Prinsip Kerja Alat

Tegangan dari jala-jala PLN diberikan ke power supply kemudian


dari power supply diberikan ke semua rangkaian. Setelah rangkaian
pembangkit tegangan tinggi mendapat supply tegangan maka rangkaian
bekerja dan tegangan dari jala-jala PLN dapat diubah menjaditegangan
tinggi oleh trafo tegangan tinggi. Dari pembangkit tegangan tinggi lalu
diisolasikan oleh rangkaian pembangkit frekuensi tinggi. Pada rangkaian

33
pasien, frekuensi tinggi diubah menjadi gelombang elektromagnetik.
Dari rangkaian pasien ini ada feed back ke rangkaian servomant.
Rangkaian servomant ini berfungsi untuk mengontrol besarnya frekuensi
ke pasien agar frekuensi tidak berubah-ubah. Kemudian di feed back lagi
ke rangkaian pembangkit frekuensi tinggi. Frekuensi dapat diubah-ubah,
misalnya pasien bergerak-gerak sehingga nilai kapasitansinya juga
berubah. Jadi diperlukan rangkaian servomant.

III.10.5. Prinsip Kerja Alat


Power supply adalah pemabangkit arus searah, dimana arus bolak
balik (AC) diubah menjadi arus searah (DC), dan di distribbusikan
kebagian alat. Rangkaian oskilator membangkitkan frekuensi tinggi. Oleh
oscillator, frekuensi 50 MHz diubah menjadi 13,5 MHz. rangkaian
ampfliter, menaikkan frekuensi dari 13,5 MHz menjadi 27 MHz dengan
panjang gelombang 11 meter.

III.10.6. Cara Pengoperasian Alat


 Tempatkan alat pada ruang tindakan.
 Lepaskan penutup debu
 Siapkan aksesoris (electrode)
 Hubungkan alat dengan terminal pembumian
 Hubungkan alat dengan catu daya
 Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON.
 Lakukkan pemanasan secukupnya
 Atur tombol sesuai kebutuhan pelayanan
 Lakukan test fungsi tombol emergenci stop
 Jelaskan fungsi dan cara penggunaan tombol emergenci stop pada
pasien.
 Perhatikan protap pelayanan
 Beritahukan kepada pasien, mengenai tindakan yang akan dilakukan

34
 Tentukan electrode yang akan di gunakan dan pasang pada alat.
 Atur intensitas energi sesuai yang di perlukan
 Tempatkan electrode pada obyek
 Atur waktu penyinaran
 Lakukan penyinaran. Perhatikan kondisi pasien
 Setelah terapi selesai, kembalikan tombol intensitas energi ke posisi
minimum / nol.
 Matikan alat dengan menekan atau memutar tombol ON / OFF ke
posisi OFF
 Lepaskan hubungan alat dengan catu daya
 Lepaskan kebel pembumian
 Lepaskan electrode dan bersihkan

III.10.7. Pemeliharaan
 Setelah selesai menggunakan pesawat putarlah parameter pada posisi
minimum.
 Lepaskan kabel sumber daya dari pesawat dan simpanlah pada
tempatnya.
 Aturlah poisisi tangakai elektrode.
 Lepaskan Elektrode yang jarang dipakai.
 Bersihkan pesawat dari debu dan bekas – bekas telapak tanagan yang
mengandung keringat.
 Perbaikilah pesawat dari kerusakan – kerusakan ringan.

35
III.10.8. Perbaikan Dan Kalibrasi Alat
Perbaikan
 Keluhan alat :
Kabel elektroda tidak mengasilkan gelombang
 Analisa kerusakan :
Kabel elektroda putus
Pada tabung frekuensi,capasitornya tidak dapat mengisi
 Langkah – langkah kerja :
Dilakukan pengecekkan pada kabel elektroda ternyata masih dalam
keadaan baik
Dilakukan pengecekkan dan pengukuran pada komponen -
komponennya, ternyata pada capasitornya tidak berfungsi, maka harus
diganti dengan yang baru

36
BAB IV
PENUTUP

IV. 1. KESIMPULAN

Dengan berakhirnya Praktek Rumah Sakit yang berlangsung pada


tanggal 27 Januari – 22 Februari 2014 di RSUD Labuang Baji Makassar
dengan ini penyusun dapat menarik kesimpulan :
1. Selama mengikuti atau melaksanakan Praktek Rumah Sakit yang
merupakan wadah yang tepat danefektif untuk membina dan
menyiapkan bekal kepada mahasiswa untuk mendiri dan membuka
wawasan pemikiran.
2. Mahasiswa di tuntut agar mampu memahami Prinsip kerja, fungsi dan
cara pengoprasian alat kesehatan.
3. Dalam melaksanakan pekerjaan, seorang teknisi elektromedik
membutuhkan faktor kesabaran, ketelitian, kecematan, dan kerja
keras.

IV.2. SARAN

1. Untuk calon mahasiswa praktek Rumah Sakit yang akan datang


jadikan praktek sebagai tempat untuk mengasah kemampuan dan
ketrampilan, bukannya belajar dari awal (tempat bekal ilmu
pengetahuan apapun).
2. Perlu peningkatan kemampuan mahasiswa yang melakasanakan
praktek Rumah Sakit merupakan konsep dasar dalam memahami
peralatan kesehatan yang ada, untuk mempermudah menganalisa
apabila mengalami kerusakan.

37

Anda mungkin juga menyukai