Disusun :
Kelompok 4
Febriani (811418147)
Putri Nabila M. Harun (811418183)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan
rahmat-Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan makalah kami yang berjudul
"Alternatif dan penggunaan pendekatan Directive dan non Directive" ini dengan baik
tepat pada waktunya.Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang
sedalam-dalamnya kepada Yth :
Ibu Dr. Lintje Boekoesoe, M.Kes dan Rekan-rekan satu kelompok yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari
segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya ibu dosen guna
menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang
akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................
C. Tujuan.............................................................................................................
D. Manfaat............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................
A. KESIMPULAN........................................................................................................
B. SARAN.....................................................................................................................
A. Latar Belakang
Pada suatu pendekatan yang direktif, petugaslah yang menetapkan apa yang
baik atau buruk bagi masyarakat, cara cara apa yang perlu dilakukan untuk
memperbaikinya dan selanjutnya menyediakan sarana yang diperlukan untuk
perbaikan tersebut. Dengan pendekatan seperti ini memang prakarsa dan pengambilan
keputusan berada ditangan petugas. Dalam prakteknya petugas memang mungkin
menanyakan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat atau cara apa yang perlu
dilakukan untuk mengatasi suatu masalah, tetapi jawaban yang muncul dari
masyarakat selalu diukur dari segi baik dan buruk menurut petugas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pendekatan direktif?
2. Apa pengertian dari pendekatan non-direktif?
3. Bagaimana tiga situasi belajar dalam program kesehatan masyarakat?
C. Tujuan Masalah
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan pada penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari pendekatan direktif
2. Untuk mengetahui pengertian dari pendekatan non-direktif
3. Untuk mengetahui tiga situasi belajar dalam program kesehatan masyarakat?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dirrective Approach(Pendekatan Direktif)
Pendekatan ini di cetuskan oleh Edmon G. Williamson. Asumsi dasar pada
pendekatan direktif adalah peran konselor lebih dominan dari pada peran klien.
Konselor lebih mendominasi selama sesi konseling sehingga sebagian besar tanggung
jawab dan pengambilan keputusan berada ditangan konselor. Pendekatan direktif
memandang manusia sebagai individu yang memiliki potensi untuk berkembang
penuh tetapi sering kali tidak tercapai sehingga membutuhkan bantuan orang lain.
Tujuan pendekatan direktif ini adalah berusaha memecahkan masalah klien dengan
menggunakan kemampuan intelektual mereka secara sadar dan menolong klien
mengubah tingkah lakunya yang emosional dan impulsive dengan tingkah laku yang
rasional serta mendapatkan insight dalam memecahkan masalah klien.
Langkah-langkah dalam Directive Counseling :
KekuranganDirective Counseling :
B. Non-Directive Approach ( Pendekatan Non-Direktif )
Pendekatan ini di sebut juga dengan Client Centered Therapy oleh Carls Rogers,
dimana merupakan terapi yang dilakukan agar tercapai gambaran yang serasi antara
Ideal Self danReality Self. Pada pendekatan ini tidak ada satupun yang saling
mendominasi, karena yang dapat memecahkan masalah adalah klien itu sendiri.
Pendekatan ini menuntut adanya hubungan terau petik dan membutuhkan waktu yang
lama dalam konseling. Dalam pendekatan nondirektif, klien diminta lebih aktif dan
lebih bertanggung jawab terhadap masalahnya dan konselor hanya mendorong dan
menciptakan situasi agar klien bias berkembang sendiri.
Kelemahan Non Directive Approach :
Kelebihan Non Directive Approach :
Klien mampu merefleksikan dirinya baik perasaan maupun pikirannya dalam bentuk
verbal, sehingga konselor mampu menangkap emosi yang dimunculkan klien dan
merefleksikan kembali keklien dengan bahasa dan tindakan yang sesuai.
Adalah situasi yang membolehkan untuk memilih tanpa ada paksaan dan
bertujuan untuk memberikan informasi, menyadarkan, menasihati orang dan
mendorong masyarakat untuk melakukan penilaian sendiri terhadap kegunaan dari
program yang disarankan. Dengan catatan perlu adanya peningkatan pengetahuan dan
keterampilan petugas kesehatan. Contoh adalah alat kontrasepsi berikut dengan
pilihannya.
Diantara ketiga situasi tersebut yang optimal adalah situasi yang ditetapkan
sendiri karena masyarakat sendiri yang mencari informasi sehingga masyarakat
dengan sendirinya mampu meningkatkan kemampuan untuk sehat secara mandiri.
Akan tetapi pada saat ini hal yang paling dominan dalam keseharian kita adalah
situasi yang diwajibkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan direktif memandang manusia sebagai individu yang memiliki
potensi untuk berkembang penuh tetapi seringkali tidak tercapai sehingga
membutuhkan bantuan orang lain. Pada pendekatan non- direktif ini tidak ada
satupun yang saling mendominasi, karena yang dapat memecahkan masalah adalah
klien itu sendiri. Pendekatan ini menuntut adanya hubungan teraupetik dan
membutuhkan waktu yang lama dalam konseling. Dengan menggunakan pendekatan
ini petugas berusaha untuk merangsang tumbuhnya suatu proses yaitu langkah-
langkah dalam Directive Counseling : Analysis, Synthesis, Diagnosis, Prognosis,
Counseling (Treatment), Follow Up. Tujuannya adalah agar masyarakat
memeperoleh pengalaman belajar untuk pengembangan diri dengan melalui
pemikiran dan tindakan oleh masyarakat sendiri.
B. Saran
Dengan pendekatan ini memang banyak hasil yang telah diperoleh, tetapi
terutama untuk hal hal yang bersifat tujuan jangka pendek, atau yang bersifat
pencapaian secara fisik. Pendekatan seperti ini menjadi kurang efektif untuk
mencapai hal hal yang sifatnya jangka panjang atau untuk memperoleh perubahan
perubahan mendasar yang berkaitan dengan perilaku.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyudi. 2012, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajar
(Learning Organization), Bandung: CV. Alfabeta