DISUSUN OLEH
811418035
2019
KATA PENGANTAR
Makalah ini dibuat dibuat untuk memenuhi tugas Dasar Epidemiologi yang
di ampuh oleh ibu Lia Amalia, S.KM., M.Kes. Makalah ini menjelaskan tentang
Syalawat dan salam tertuju buat Rasullah SAW, yang telah sukses
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mohon kritik dan saran yang
membangun dari pembaca guna perbaikan tugas mendatang. Untuk itu, penulis
Akhir kalam, kiranya makalah ini bisa bermanfaat bagi pemakalh sendiri
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………....…………………....................….i
DAFTAR ISI……………………………………………….............……………..ii
ISI
C. Pengertian Bronkitis............................................................................................6
D. Vektor Bronkitis................................................................................................10
E. Penyebab Bronkitis............................................................................................10
G. Diagnosa Bronkitis............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................23
Epidemiologi Penyakit Bronkitis
pada 2 tahun pertama kehidupan, rata-rata terjadi terutama pada usia 3-6 bulan
Global
terbanyak terjadi pada musim dingin yakni pada bulan Desember sampai Maret.
Sebesar 90% kasus bronkiolitis terjadi pada usia kurang dari 2 tahun.
1
ISI
Bronkitis akut ini terjadi pada sekitar 5 % orang dewasa, dan tingkat
dengan musim panas dan musim semi. Di Amerika, bronkitis akut merupakan
penyakit paling sering peringkat ke sembilan pada pasien rawat jalan. Virus
bronkitis akut masih belum jelas, karena biopsi bronkus tidak menunjukkan invasi
sebanyak 13-32 % dari kasus batuk yang bertahan 6 hari atau lebih, dan hanya 1
akut akan terdiagnosis bronkitis kronik atau asma setelah follow up 3 tahun.
Dalam studi lain, asma bronkial ringan terdiagnosis pada 65 % pasien dengan
COPD terdiagnosis pada 4 % pria dan 2 % wanita pada usia diatas 45 tahun, dan 6
% pria dan 4 % wanita meninggal akibat COPD. Di Negara ini pula, COPD
2
Menurut the Global Burden of Disease Study, COPD adalah penyebab
kematian tersering keenam di dunia pada tahun 1990 dan akan naik ke peringkat
ketiga pada tahun 2020 (Hanzel, 2004). Dan di Amerika, 20 % penduduk dewasa
(Hunter dan King, 2003). Penyakit saluran pernapasan bawah sering dikaitkan
dengan penyakit pada saluran pernapasan atas, seperti antara asma bronkial
dengan rinitis alergika (Lundbland, 2002) dan common cold yang bergerak dari
Hubungan asma dengan rinitis, antara lain oleh ARIA (Allergic Rhinitis and
its Impact on Asthma) sudah dibuktikan bahwa rinitis alergi merupakan faktor
risiko terjadinya asma dan kebanyakan pasien asma juga memiliki rinitis (Cruz et
al, 2007; Togias, 2003), oleh The Copenhagen Allergy Study telah dibuktikan 100
persen dari subjek dengan asma alergi terhadap serbuk sari juga memiliki rinitis
alergi terhadap serbuk sari, begitu juga dengan asma alergi terhadap binatang dan
Dan studi di Perancis yang membuktikan hubungan kuat antara asma dengan
rinitis pada anak (Chiron et al, 2010). Selain rokok dan polusi, bronkitis juga
sering dikaitkan dengan radang pada Saluran pernapasan atas. Penyakit pada
Yunus, 2001; Kim dan Rubin, 2007). Selain Sinusitis, bronkitis juga diduga
3
yaitu melalui postnasal drip. Namun masih Banyak kontroversi mengenai hal ini,
antara lain karena masih tidak jelasnya Bronkitis itu sendiri, kurangnya penelitian
tindih antara bronkitis dengan asma Berhubungan dengan postnasal drip ini.
manifestasi utama dari penyakit ini adalah batuk, Yang bukan merupakan gejala
spesifik (Naning et al, 2008), sehingga sering kali Diagnosis bronkitis ditegakkan
apabila tidak ditemukan gejala dan tanda yang Mengarah ke penyakit lain.
pasti. Namun, bronkitis merupakan salah satu bagian dari penyakit paru obstruktif
kronik yang terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema/gabungan dari keduanya.
Kronik (PPOK) dengan pravelensi 5,6%. Angka tersebut bisa terus naik seiring
banyaknya
jumlah perokok karena 90% pasien PPOK adalah perokok/mantan perokok. (Kem
rawat jalan, penyakit saluran pernafasan menempati urutan pertama pada tahun
1999, menjadi kedua pada tahun 2007 dan menjadi pertama pada tahun 2008.
4
penyakit infeksi saluran pernafasan bawah merupakan salah satu infeksi yang
Jawa Tengah sering terjadi adalah bronchitis, cakupan penemuan dan penangan
bronchitis di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 0,06% (DinasKesehatanPr
ovinsiJawaTengah, 2012).
Berdasarkan kasus bronkhitis yang didapat di RSUD Goeten Tarunadibrata a
ngka kejadian penyakit bronkhitis selalu meningkat dari tahun ketahun namun den
bronkitis akut maupun bronkitis kronik. Data mengenai bronkitis akut dapat kita
peroleh dari rumah sakit yang menyediakan bagian penyakit respiratory ataupun
kronik jarang dilakukan, data angka kesakitan dapat diperoleh dari rumah sakit-
kronik yang dirawat inap ada sebanyak 89 kasus dengan proporsi 1,43% yang
terbagi atas laki-laki 76 orang dan perempuan 13 orang dan usia paling banyak
adalah usia 45 tahun sebanyak 64 orang. Sedangkan untuk rawat jalan tahun 2002
kasus bronkitis kronik ada 97 kasus dengan proporsi 0,12% dan pada tahun 2003
5
tahun 2004 terdapat 232 kasus dengan proporsi 0,28% dan terlihat ada peningkata
n kasus setiap tahunnya. Berdasarkan survei pendahuluan yang penulis lakukan di
RSU Dr. Ferdinan L.Tobing Sibolga, bahwa terdapat pasien yang rawat jalan pada
kelompok umur ≥ 15 tahun yang menderita bronkitis terdapat 135 orang pada
tahun 2010, pada tahun 2011 terdapat 149 orang dan pada tahun 2012 terdapat
153 orang. Dari uraian pada latar belakang di atas maka perlu dilakukan tentang
yang terinfeksi bronkhitis sekitar 1,6 juta orang. Bronkitis adalah suatu
Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna.
jantung atau penyakit paru-paru) dan usia lanjut, bronkhitis bisa menjadi masalah
C. Pengertian Bronkitis
Bronkitis adalah suatu penyakit yang ditandai oleh adanya inflamasi bronkus
(Ngastiyah, 2003). Bronkitis adalah suatu infeksi akut saluran besar paru (yaitu
trachea dan bronchus) karena infeksi virus atau bakteri (Catzel dan Robert, 1998).
6
Bronkitis adalah inflamasi pada saliuran nafasyang luas (trakea dan bronkhi)
2003).
bronkhus, dapat bersifat akut dan kronik. Gejala-gejala yng biasanya termasuk
demam, batuk dan ekspektori. Bronkhitis akut adalah serangan bronkhitis dengan
kronis. Bronkhitis kronis adalah suatu bentuk penyakit obstruksi paru kronik, pada
keadaan ini terjadi iritasi bronkhial dengan sekresi yang bertambah dan batuk
produktif selama sedikitnya tiga bulan atau bahkan dua tahun brturut-
saluran nafas bawah jangka panjang, umumna dipicu oleh pajanan berulang ke
parainfluenza, RSV, rhinovirus, dan harpes simplex virus) dan 10% oleh bakteri,
(FKUI, 2007). Bronkhitis adalah infeksi pada bronkus yang berasal dari hidung
7
dan tenggorokan dimana bronkus merupakan suatu pipa sempit yang berawal pada
sinus ke paru. Gejala bronkhitis di awali dengan batuk pilek, akan tetapi infeksi
ini telah menyebar ke bronkus, sehingga menjadikan batuk akan bertambah parah
bermotor, asap hasil pembakaran pada saat masak yang menggunakan bahan
bakar kayu. Di Indonesia masigh banyak keluarga yang setiap hari menghirup
polutan ini, kondisi ini menyebabkan angka kejadian penyakit bronkhitis sangat
bermanifestasi sebagai batuk, dan biasanya akan membaik tanpa terapi dalam 2
minggu. Bronkitis umumnya disebabkan oleh virus seperti Rhinovirus, RSV, virus
bronkitis karena bakteri biasanya dikaitkan dengan Mycoplasma pneumonia, Bor
8
Bronkitis kronis adalah suatu keadaan dimana terjadinya batuk produktif yang
1. Bronkitis akut
gejala yang mendadak dan berlangsung lebih singkat. Pada bronkitis jenis ini,
bakteri, dan kondisinya diperparah oleh pemaparan terhadap iritan, seperti asap
2. Bronkitis kronis
Ditandai dengan gejala yang berlangsung lama (3 bulan dalam setahun selama
D. Vektor Bronkitis
9
Yang membawa penyakit bronkitis biasanya didahului oleh suatu infeksi
saluran nafas bagian atas oleh virus dan infeksi bakteri sekunder oleh S.
2003).
E. Penyebab Bronkhitis
Respiratory Syncitial Virus (RSV), virus influenza, virus par influenza, dan
parasit. Bronkhitis akut merupakan proses radang akut pada mukosa bronkus
beserta cabang-cabangnya yang disertai dengan gejala batuk pada bronkitis akut
harus dipastikan tidak berasal dari penyakit saluran pernafasan lainnya (Gonzales
R, Sande M, 2008).
c. Jamur
10
d. Noninfeksi: polusi udara, rokok, dan lain-lain. Penyebab bronkitis akut yang
paling sering adalah infeksi virus yakni sebanyak 90% sedangkan infeksi
a. Asma
e. Sindrom aspirasi
g. Benda aing
j. Defisiensi iunologis
k. Kekurangan anfa-1-antitripsin
l. Fibrosis kistik
m. Psikis
Tidak seperti bronkitis akut, bronkitis kronis terus berlanjut dan merupakan
penyakit yang serus. Merokok adalah penyebab yang paling besar, tetapi poluso
udara dan debu atau gas beracun pada lingkungan atau tempat kerja jugadapat
11
F. Gejala Klinis Bronkhitis
Sesak nafas atau dispnea adalah perasaan sulit bernafas dan merupakan gejala
yang sering di jumpai pada penderita bronkhitis. Tanda objektif yang dapat di
amati dari sesak nafas adalah nafas yang cepat, terengah-engah, bernafas
b. Nafas berbunyi
mengalirnya udara yang melalui saluran nafas sempit akibat kontriksi atau
Batuk adalah gejala paling umum pada penderita bronkhitis, seingkali pada
d. Nyeri dada
Nyeri dada sering sekali terjadi pada penderita bronkitis karena ada inflamasi
pada bronkus. Pada penderita bronkitis rasa nyeri didada dirasakan dengan
12
Pada balita dan anak-anak penderita bronkhitis kadang terjadi adanya nafas
cuping hidung, tetapi tidak semua penderita bronkhitis mengalami hal tersebut.
G. Diagnosa Bronkhitis
Pada tahap awal penyakit, sangat sulit untuk membedakan gejala dan
bronkitis dari flu biasa. Saat pemeriksaan fisik, dokter akan menggunakan
memiliki pneumonia atau kondisi lain yang menjelaskan batuk. Hal ini
yang biasanya sering terjadi. Virus yang sering menyebabkan bronkitis umumnya
adalah virus biasa. Virus ini terdapat pada lendir yang berada pada hidung atau
Bronkitis juga bisa terjadi karena bahan yang mengiritasi seperti kabut asap,
asap rokok, produk rumah tangga, butiran debu, tekstil (serat kain), amonia, asam
Virus yang sering menyebabkan bronkitis umumnya adalah virus biasa. Virus
ini terdapat pada lendir yang berada pada hidung atau mulut seseorang ketika
bersin atau batuk. Lendir bervirus ini bahkan dapat menyebar pada orang lain
yang berada di sekitar hingga kisaran jarak satu meter. Tak hanya itu, bronkitis
juga bisa terjadi karena bahan yang mengiritasi seperti asap rokok. Rokok
Tiap isapan rokok berpotensi akan merusak bulu-bulu kecil didalam paru-paru
yang disebut rambut silia. Rambut silia ini berfungsi untuk menghalau dan
menyapu keluar debu, iritasi, dan lendir yang berkelebihan. Setelah beberapa
lama, kandungan rokok bisa menyebabkan kerusakan permanen pada silia dan
14
Saat ini sedang terjadi, kotoran jadi tidak bia dikeluarkan dan dibuang dengan
a. Host (Pejamu)
1. Umur
2010)
2. Merokok
dari 20 atau lebih rokok per hari). (Menezes, A.M, et al., 2010)
15
3. Infeksi
4. Polusi
bila ditambah merokok resiko akan lebih tinggi. Zat-zat kimia dapat juga
2008)
5. Keturunan
16
b. Agent (Bibit penyakit)
c. Environment (Lingkungan)
1. Orang
2. Tempat
pembakaran dan asap roko. Hal ini dapat memberikan dampak terhadap
terjadinya bronkitis.
17
3. Waktu
Bronkitis lebih sering terjadi pada musim dingin pada daerah yang
beriklim tropis atapun musim hujan pada daerah yang memiliki dua musim
penyakit ini.
Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang sehat tetapi memiliki risiko
18
kurangi merokok dan jauhi seseorang ketika sedang bersin karena virsnya
minum air putih yang banyak agar tubuh yang terhidrasi akan membantu
menipiskan lendir pada saluran bronkial dan menghirup uap hangat untuk
kecacatan yang akan timbul.Yang dilakukan pada penyakit ini sesak jika
menghirup rokok.
masyarakat agar mereka dapat hidup dan bekerja secara wajar, atau agar
tidak menjadi beban orang lain. Yang dilakukan pada penyakit bronkitis ini
19
berikan dia pencerahan dimana dia harus mengurangi merokok agar tidak
1. Lingkungan
budaya. Asap rokok, polusi udara, debu dan gas beracun di lingkungan
atau tempat kerja juga bisa memperparah kondisi ini (Noor, 2009).
2. Perilaku
maka silia menjadi rusak parah. Kerusakan pada bronkus dan silia yang
kronis.
3. Pelayan Kesehatan
4. Keturunan
20
Tidak ada faktor keturunan. Karena penyakit hanya disebabkan oleh
21
DAFTAR PUSTAKA
Alsagaff H., Mukty A., 2009. Dasar-dasar ilmu penyakit paru. Surabaya :
Asmoro, Y., Suranto, dan D. Sutoyo. 2008. Pemanfatan Limbah Tahu Untuk
Chiron, Raphael., Isabelle Vachier, Ghamartaj Khanbabaee, NicolasMolinari, Mur
iel Varrin, Philippe Godard, Pascal Chanez. 2010. Impact of Rhinitis on Ast
47 no. 6 : 604-608.
J. Kemp, K. Ohta, D. Price, J.Bousquet, on behalf of ARIA Initiative Scienti
fic Committee. 2007. Common characteristics of upper and lower airways
22
airways in rhinitis and asthma: ARIA update, in collaboration with
Depkes RI, 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.
Fahey, Tom 2005. Bronchitis and Sinusitis. In: Peter G. Gibson (ed). Evidence-
Hanzel, Trevor T. 2004. Introduction : definitions, burden, and causation. In : An
Hunter dan King, 2001, C0PD : Management of Acute Exacerbations and Chronic
Ikawati, Z. 2011. Penyakit Sistem pernafasan dan Tatalaksana Terapinya.
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitban
Jorgensen. 2002. The link between allergic rhinitis and allergic asthma: A
23
Lundbland, L. 2002. Allerrgic Rhinitis and Alerrgic Astmha : A Uniform Airway
Aesculapius.
Naning, Roni., Hadianto Ismangoen, Amalia Setyati. 2008. Bronkitis Akut. In:
(eds). Buku Ajar Respirologi Anak Edisi Pertama. Jakarta: Ikatan Dokter
Nurjihad, Andi., Faisal Yunus. 2001. Hubungan Penyakit Saluran Napas Atas
Rahajoe N., 2012. Buku Ajar Respirologi Anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
pp.583-593
Sherwood, LZ., 2014. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 8. Jakarta:
EGC, 595-677.
Medikal Bedah Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2), Alih bahasa oleh
24
Sudoyo, Aru W, dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam. Edisi 4, Jilid 1.
Wenzel RP dan Flower AA. 2006. Acute Bronchitis. The New England Journal
Widagdo. 2012. Masalah dan Tatalaksana Penyakit Infeksi Pada Anak. Jakarta:
CV Sagung Seto.
Wong, Dl., 2003, Wong dan Whaley Clinical Manual of Pediatric Nursing,
25