Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Promosi Kesehatan

Tentang

Etika dalam Promosi Kesehatan

Di susun oleh:

Nama : Tarmelia Afifa

Nim : 204210432

Kelas : Tingkat II.A

Dosen Pembimbing:

Fitrina Bachtar SST, M. Keb

Prodi : DIII KEBIDANAN BUKITTINGGI

POLTEKKES KEMENKES PADANG

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini membahas tentang “ETIKA
PROMOSI KESEHATAN”.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Promosi
Kesehatan yang telah membimbing penulis dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu penulisi mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak demi perbaikan pembuatan makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Akhir
kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan kelancaran dan
kemudahan bagi kita semua.

Bukittinggi, 15 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

PENDAHULUAN...............................................................................................................

A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan .....................................................................................................................

PEMBAHASAN..................................................................................................................

A. Menetapkan pemantauan dan evaluasai...................................................................


B. Hubungan dengan klien...........................................................................................
C. Kepedulian dengan determinan sosial dan hubungan terhadap kesehatan..............
D. Praktik promosi kesehatan ......................................................................................
E. Pertimbangan-pertimbangan etika...........................................................................

PENUTUP...........................................................................................................................

A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Etika promosi kesehatan diperlukan sebagai dasar dalam menentukan langkah-
langkah mencapai tujuan yang berorientasi pada masyarakat, mengetahui masing-masing
peran baik sebagai petugas kesehatan atau masyarakat agar program promosi kesehatan
yang akan dijalankan dapat terorganisasi dengan baik dan strategis.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan
kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang
memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan
persalinan. Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangsa, yang
berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan, pendidikan,
kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman hidup.Tujuan pembangunan kesehatan
adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung
jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada di tangan seluruh rakyat
masyarakat Indonesia, pemerintag dan swasta bersama – sama. Salah satu usaha
pemerintah dalam menyadarkan masyarakat tentang hidup sehat dan pelaksanaanya
bagaimana cara hidup sehat adalah dengan cara melakukan pendidikan kesehatan yang
tidak hanya didapat dibangku sekolah tapi juga bisa dilakukan dengan cara penyuluhan
oleh tim medis. Yang biasa disebut dengan promosi kesehatan ataupun penyuluhan
kesehatan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menetapkan pemantauan dan evaluasi ?
2. Bagaimana hubungan dengan klien ?
3. Apa yg dimaksud keperdulian terhadap determinan social dan hubungan dengan
kesehatan?
4. Bagaimana praktik promosi kesehatan ?
5. Apa saja pertimbangan-pertimbangan etika ?
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui cara menetapkan pemantauan dan evaluasi
2. Agar mehasiswa mengetahui hubungan dengan klien
3. Agar mahasiswa mengetahui tentang kepedulian terhadap determinan social dan
hubungan dengan kesehatan
4. Agar mahasiswa mengetahui praktik promosi kesehatan
5. Agar mahasiswa mengetahui pertimbangan-pertimbangan etika
BAB II

PEMBAHASAN

A. Menetapkan Pemantaun dan Evaluasi


Dalam promosi kesehatan evaluasi diselenggarakan dalam praktik dan ditujukan
untuk merefleksikan atau membentuk praktik promosi kesehatan secara eksplisit.
Tones dan Tilford (1994, hlm. 49) menyatakan bahwa:
“Evaluasi berfokus pada pengkajian suatu aktivitas terhadap nilai dan tujuan
dalam beberapa cara yang hasilnya dapat berkontribusi dalam pembuatan keputusan
dan/ suatu kebijakan di masa datang.”
Pemantauan dan evaluasi yang dilakukan mencakup hal-hal berikut:
1. Memperkenalkan kepada masyarakat gagasan dan teknik perilaku program
promosi kesehatan melelui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). PHBS
merupakan pendekatan terencana untuk mencegah penyakit menular melalui
perubahan perilaku masyarakat secara luas. Program ini dimulai dari apa yang
diketahui,diinginkan dan dilakukan masyarakat. Perencanaan suatu program
promosi hygiene untuk masyarakat dilakukan berdasarkan jawaban atau
pertanyaan di atasa atau bekerja sama dengan pihak yang terlibat, untuk
diperlukan pesan-pesan sederhana,positif,dan menarik yang dirancang untuk
dikomunikasikan lewat sarana local seperti poster, leaflet.
2. Mengidentifikasikan perubahan perilaku masyarakat. Identifikasi perilaku
beresiko dilakukan pada tahap ini melalui pengamatan terstruktur. Dengan
demikian, cara pendekatan baru terhadap perbaikan hygiene dapat ditemukan.
3. Memotivasi perubahan perilaku masyarakat. Langkah-langkah memotivasi orang
untuk menerapkan perilaku hygiene, termasuk memilih beberapa perubahan
perilaku yang diharapkan.
4. Mencari tahu apa yang dirasakan oleh kelompok sasaran mengenai perilaku
tersebut melalui diskusi terfokus,wawancara dan uji coba perilaku
5. Membuat pesan yang tepat sehingga sasaran mau melakukan perubahan perilaku.
6. Menciptakan sebuah pesan sederhana, positif, menarik berdasarkan apa yang
disukai kelompok sasaran.
B. Hubungan dengan Klien
Tenaga kesehatan masyarakat berhubungan erat dengan klien/masyarakat. Hal ini
ditunjukkan dengan pentingnya peran tenaga kesehatan masyarakat dalam merubah
perilaku masyarakat menuju hidup bersih dan sehat.
Program promosi perilaku hidup bersih dan sehat yang biasa dikenal
PHBS/Promosi Higiene merupakan pendekatan terencana untuk mencegah penyakit
menular yang lain melaui pengadopsian perubahan perilaku oleh masyarakat luas.
Program ini dimulai dengan apa yang diketahui, diinginkan dan dilakukan masyarakat
setempat dan mengembangkan program berdasarkan informasi tersebut (Curtis V
dkk, 1997; UNICEF, WHO. Bersih, Sehat dan Sejahtera).

Membina hubungan dengan klien dilakukan dengan cara:


1. lebih baik mendalami dan memahami masalah klien terlebih dahulu.
2. Promosi atau peningkatan harga diri dan otonomi dianatar klompok klien harus
merupakan prinsip mendasar dari semua promosi kesehatan.
3. Semua praktek promosi kesehatan harus mendorong sikap saling menghargai,
tanpa memandang usia, kemampuan, kecacatan, suku, agama, gander, dan
melawan diskriminasi jika ada.
4. Promotor kesehatan akan mendukung prinsip pemberian kesempatan yang sam
adan mengambil langakah psitif untuk mengurangi ketidak merataan dalam
kesehatan dan pelayanan kesehatan.

C. Keperdulian terhadap Determinan Social dan Hubungan dengan Kesehatan


keperdulian terhadap determinan social meliputi:
1. Semua program promosi kesehatan harus peka terhadap kerangka social,
ekonomi, ras dan budaya dari kelompok klien yang menjadi sasaran.
2. Semua kegiatan promosi kesehatan harus memahami terhadap kerangka bahwa
determinan social, ekonomi, dan lingkungan terhadap kesehatan sering berada
diluar konnrtol indifidu dan harus berupaya mempertimbangkan determinan ini.
3. Promosi kesahatan akan efe4ktif jika kegiatan promosi kesehatan menggunakan
metode yang mendorong keterlibatan dan partisipasi masyarakat umum. Upaya
lain adalah memberdayakan masyarakat untuk mengambil lebih banyak control
dan tanggung jawab atas kesehatannya sehingga dapat memengaruhi sistim dan
organisasi yang berdampak bagi kesehatan.

Dalam bidang perilaku kesehatan ada 3 teori yang sering menjadi acuan dalam
penelitian – penelitian kesehatan yaitu :
1. Teori Lawrence Green
Ada 2 determinan masalah kesehatan tersebut yaitu Behavioral factor (faktor
perilaku) dan Non Behavioral factor (faktor non perilaku). Dan faktor tersebut
ditentukan oleh 3 faktor utama yaitu :
a. Faktor predisposisi, yaitu faktor yang mempermudah atau mempredisposisi
terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan,
kepercayaan, nilai – nilai, tradisi dan sebagainya.
b. Faktor pemungkin, yaitu faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi
perilaku atau tindakan.
c. Faktor penguat, yaitu faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya
perilaku.
2. Teori Snehandu B.Karr
Mengidentifikasi adanya 5 determinan perilaku, yaitu :
a. Adanya niat (intention) seseorang untuk bertindak sehubungan dengan objek
atau stimulus diluar dirinya.
b. Adany dukungan dari masyarakat sekitar (social support)
c. Terjangkaunya informasi, yaitu tersedianya informasi – informasi terkait
dengan tindakan yang akan di ambil oleh seseorang
d. Adanya otonomi atau kebebasan pribadi untuk mengambil keputusan
e. Adanya kondisi dan situasi yang memuingkinkan
3. Teori WHO
Ada 4 determinan yaitu :
a. Pemikiran dan perasaan yaitu merupakan modal awal untuk bertindak atau
berperilaku
b. Adanya acuan atau referensi dari seseorang atau pribadi yang dipercayai
c. Sumber daya yang tersedia merupakan pendukung untuk terjadinya perilaku
seseorang atau masyarakat
d. Sosio budaya merupakan faktor eksternal untuk terbentuknya perilaku
seseorang.

D. Praktik Promosi Kesehatan


Upaya promosi kesehatan merupakan tanggung jawab kita bersama, bahkan
bukan sektor kesehatan semata, melainkan juga lintas sektor, masyarakat dan dunia
usaha. Promosi kesehatan perlu didukung oleh semua pihak yang berkepentingan.
Rancangan program promosi kesehatan oleh bidan adalah memfokuskan
bagaimana program kemitraan pelayanan persalinan terpadu dapat membantu
peningkatan upaya keselamatan ibu dengan menjalin kemitraan dengan lintas sektoral
yang terkait. Kemitraan mengandung arti saling bertukar pengetahuan, sumberdaya
dan komitmen untuk mencapai tujuan bersama. Untuk itu diperlukan sikap saling
menghargai dan keterbukaan tentang semua hal kemitraan dengan wanita. Pendekatan
partisipasif ini melibatkan kaum ibu mampu mengenali dan menentukan prioritas
masalah kesehatan ibu, menyusun rencana pemecahan masalah bersama pemerintah
setempat dan melaksanakannya. Beberapa kegiatannya adalah pelatihan dukun bayi,
pendidikan dan pelatihan kaum wanita dan pria tentang persalinan yang aman
dirumah serta tentang keluarga berencana, mengembangkan persiapan rujukan ke
rumah sakit dan mengembangkan materi informasi tentang kesehatan reproduksi.
Kemitraan dengan masyarakat dan dukun bayi. Pelatihan petugas dalamn upaya
keselamatan ibu tidaklah lengkap tanpa penyuluhan dan motivasi terhadap keluarga,
masyarakat dan dukun bayi.
Kemitraan dengan bidan. Perlu dilakukan dengan asosiasi kebidanan (IBI) dalam
mendukung pelayanan kesehatan reproduksi. Melalui asosiasi ini diharapkan para
bidan mengikuti program pelatihan kesehatan reproduksi yang mencakup penanganan
kegawatan obstetri, pencegahan infeksi dan keluarga berencana. Perhatian utama
organisasi ini adalah memaksimalkan kebijakan dan dukungan teknis yang lestari
dalam menjaga kualitas pelayanan kesehatan ibu
Implikasi program keselamatan ibu mencakup hal berikut:
a. Menjamin kehadiran tenaga kesehatan pada setiap persalinan
b. Memperluas akses terhadap pelayanan kebidanan ditingkat masyarakat
c. Meningkatkan akses terhadap pelayanan obstetri esensial, termasuk pelayanan
gawat darurat
d. Menyediakan pelayanan terpadu kesehatan reproduksi termasuk keluarga
berencana dan pelayanan pasca aborsi
Menjamin kesinambungan pelayanan yang berhubungan dengan sarana rujukan dan
didukung oleh bahan habis pakai, alat, obat dan transportasi yang memadai.

E. Pertimbangan-pertimbangan Etika
Pertimbangan-pertimbangan etis yang perlu kita lakukan dan pikirkan yakni :
1. Promotor kesehatan tidak akan secara sengaja menunda pelayanan atau informasi,
dilihat dari status pengetahuan sekarang yang dapat memberikan manfaat kepada
klien, mereka berusaha mengikuti perkembangan promosi kesehatan
2. Promotor kesehatan akan menghargai kerahasiaan informasi yang dapat mereka
akses kecuali atas permintaan hokum dan demi kepentingan klien
3. Promotor kesehatan harus tidak melakukan kegiatan promosi kesehatan yang
tidak kompoten bisa kerjakan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Etika merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia
dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaian baik
atau buruk (Jones,1994).
Upaya promosi kesehatan merupakan tanggung jawab bersama. Olehkarena itu,
promosi kesehatan perlu didukung oleh semua pihak yang berkepentingan. Rancangan
program promosi kesehatan yang dilaksanakan oleh bidan melalui program kemitraan
pelayanan persalinan terpadu. Program ini diharapkan dapat membantu peningkatan
upaya keselamatan ibu engan menjalin kemitraan lintas sektoral yang terkait. Bentuk
kemitraan terdiri atas kemitraan dengan masyarakat, dukun bayi, organisasi IBI, dan
dengan penentu kebijakan ( pemerintah atau tokoh masyarakat) dalam mendukung
pelayanan kesehatan reproduksi.
Kemitraan mengandung arti saling bertukar pengetahuan, sumber daya, dan
komitmen untuk mencapai tujuan bersama. Beberapa kegiatannya meliputi pelatihan
dukun bayi, pendidikan/pelatihan kaum wanita dan pria tentang persalina dirumah,
keluarga berencana, mengembangkan persiapan rujukan kerumah sakit, serta
mengembangkan materi informasi tentang kesehatan reproduksi.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat memabantu pembaca memahami mengenai etika dalam
promosi kesehatan. Walaupun, masih banyak kesalahan dalam pembuatan makalah. Dan
pemakalah sangat mengharapkan kritikan atau saran yang membangun untuk tidak terjadi
lagi kesalahan dalam makalah ini sekian terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

http://iyomanurung.blogspot.com/2016/03/etika-promosi-kesehatan.html

http://midwife15adress.blogspot.com/2017/05/etika-promosi-kesehatan.html

http://sani-sanpig.blogspot.com/2013/05/etika-promosi-kesehatan.html

http://juniantiahmad20.blogspot.com/2016/11/13-makalah-tentang-promosi-kesehatan.html

http://etikapromkes.blogspot.com/2016/06/etika-promosi-kesehatan-12.html

Anda mungkin juga menyukai